selembar Suara Mahasiswa
Edisi I. Agustus 2016
Buletin Terbitan Pers Suara Mahasiswa Unisba
Editorial
Harus Tahu!
Sejak terbentuk, BEMU yang dinahkodai M. Fadhli Muttaqien memang terkesan adem ayem. Tidak terlalu ada gebrakan yang membuat keriuhan atau pengaruh hebat dengan hadirnya sang lembaga eksekutif. Sampai akhirnya pasca STP, tepatnya bulan Agustus, BEMU terguncang hebat. Sejumlah mahasiswa menginginkan Fadhli turun dari jabatannya. Konon, mahasiswa yang berdemo kecewa berat, karena janji tak kunjung dipenuhi. Hingga akhirnya Fadhli benar-benar turun. Bukan, bukan karena ulah pendemo. Tapi karena ia lulus. Menuntaskan sidang skripsinya membuat ia gugur menjadi Presma.
Bulan Agustus sungguh menjadi elegi yang menyesakkan bagi BEMU, di tampar sana sini hingga akhirnya sang pimpinan tidak lagi menjabat. Dan elegi ini, nampaknya tak perlu disesali ataupun ditangisi. Karena yang paling hakiki adalah evaluasi.
Juga terkait masalah uang. Suara Mahasiswa Selembar kali ini ingin memberikan informasi mengenai uang yang dibayarkan mahasiswa. Salah satunya adalah sumbangan wajib. Sudah menjadi tugas kami untuk mencari tahu dan memberi tahu, hingga akhirnya mahasiswa menjadi tahu dan selalu mengawasi. Mengawasi dana mahasiswa dire�leksikan oleh mahasiswa di UPI sana dengan berdemo. Usut punya usut pembayaran uang pangkal dari ujian mandiri yang terlampau mahal membikin mabanya tak sanggup membayar. Hingga sampailah seribuan mahasiswa turun ke jalan membela keadilan. Dan akhirnya, selamat menikmati SMS edisi pertama. Agar menjadi tahu dan serba tahu. Insan Fazrul R. Pimpinan Redaksi
New Message
Elegi BEMU di Bulan Kemerdekaan
Terhitung pada Agustus ini dan September akan menjadi bulan terakhir bagi Badan Eksekutif Mahasiswa Unisba (BEMU) untuk menuntaskan masa baktinya. Baik buruk kinerja BEMU menjadi hal subjektif bila dinilai. Namun, di Agustus ini sungguh pelik, BEMU dipontang-panting bagai diterjang ombak dahsyat di tengah samudera.
Jumat (5/8), kampus Tamansari Unisba ini diramaikan oleh hingar bingar Fakultas Ilmu Komunikasi yang merayakan miladnya yang ke-33 tahun. Sorenya di hari yang sama, ada sekelompok mahasiswa yang berdemonstrasi di parkiran mobil dekat Akuarium. Tak main-main, mereka berunjuk rasa ingin M. Fadhli Muttaqien sebagai Presiden Mahasiswa untuk turun dari jabatannya. Usut punya usut, para pelaku aksi ini menamakan diri sebagai Aliansi Mahasiswa Unisba, yang kecewa berat terhadap janji palsu sang Presma. Muhammad Ilham sang front man demonstran menjelaskan duduk persoalannya. Ia mengatakan, aksi penurunan Presma ini berawal dari rasa kecewa kepada Fadhli yang tak kunjung menindaklanjuti janji di Sidang Tengah Periode (STP). “Saat STP BEMU, Fadhli menjanjikan audiensi dengan rektor akan terlaksana. Setelah STP pun kami sempat mengadakan pertemuan kembali dan ia menjanjikan audiensi dilakukan pada 11-16 Juli,� ungkap M. Ilham, sang eks Ketua BEMF Teknik ini. Pasca demo, mediasi lantas dilakukan antara Aliansi Mahasiswa, BEMU, DAMU dan mahasiswa Unisba lainnya pada hari itu juga. Namun, pada Jumat sore itu, sang aliansi harus mendapat hasil nihil karena Fadhli memilih hari esok, Sabtu (6/8) untuk menjawab keinginan Aliansi Mahasiswa. Esoknya, seperti yang dijanjikan, tepat 10.30 WIB diadakan kembali mediasi lanjutan yang akan mendengarkan keputusan sang presiden mahasiswa. Tapi, jawaban pasti tak kunjung didapat. Fadhli menyerahkan jawaban