laporan utama
Urgensi Jembatan Penghubung Gg. Sawo-Gg. Kober Kenyamanan berjalan kaki menuju kampus merupakan hal yang sulit diperoleh khususnya bagi mahasiswa yang indekos di wilayah gang Kober dan gang Sawo Jalan Margonda Depok. Minimnya fasilitas jembatan penyeberangan di sepanjang jalan raya Margonda kian menambah rentetan keluhan penggunanya. Akses yang ditawarkan jalan raya Margonda bagi para pejalan kaki, terutama mahasiswa UI, sebagai akses menuju kampus tidak selalu memudahkan penggunanya. Bagi para pejalan kaki yang lalulalang melewatinya ada bayang-bayang ancaman akan terjadinya kecelakaan, hal tersebut terjadi di tengah minimnya fasilitas umum seperti jembatan penyeberangan yang menghubungkan gang Kober dan gang Sawo. Seorang tukang parkir yang bekerja di sekitar gang Kober menuturkan, “Di sini rawan kecelakaan, terutama kalau hujan. Motor-motor banyak yang terpeleset sehingga orang-orang yang menyeberang sering jadi korban.” Berdasarkan data Dinas Perhubungan, pada tahun 2010 tercatat sebanyak 426 kejadian kecelakaan lalu lintas terjadi di Kota Depok termasuk di antaranya di jalan raya Margonda. Di jalan Margonda, jembatan penyeberangan yang dekat dengan wilayah kampus hanya terdapat di depan Depok Town Square. Mengenai kabar bahwa pembangunan jembatan penyeberangan yang dilakukan Pemda sangat berpihak kepada pebisnis yang berinvestasi di Margonda, Herniwaty membantah bahwa jembatan penyeberangan tersebut dibangun oleh Pemda, “Jembatan Detos— Margo itu bukan kita yang buat, itu hasil MoU diantara mereka dan memang bentuk CSR mereka untuk membangun jembatan itu, tapi memang kita yang minta.” Jembatan yang sangat mendesak untuk dibangun adalah jembatan yang menghubungkan gang Kober dengan gang Sawo. Fasilitas ini dibutuhkan untuk menunjang aktivitas penyeberangan yang sangat tinggi di daerah indekos mahasiswa Universitas Indonesia ini. Saat ditemui Suara Mahasiswa, Fadhil, mahasiswa Teknik Lingkungan 2009, yang indekos disekitar gang Kober menuturkan untuk melewati jalan raya Margonda dibutuhkan waktu yang cukup lama
4
mengingat banyaknya kendaraan yang lalu-lalang dengan kecepatan tinggi. “Kendaraan yang lewat jarang memperhatikan penyeberang jalan,” keluh Fadhil. Fadhil juga mengeluhkan keberadaan zebra cross di jalan Margonda, “Zebra cross itu ada tapi karena letaknya di belokan jadi susah liat kendaraan yang mau lewat, jadi kayak gak kepake gitu,” jelasnya. Ia menambahkan, “Jembatan penyeberangan perlu banget karena gak semua orang berani menyeberang di Margonda yang seramai ini, kedepannya jalan ini
“Penduduk dapat mengusulkan ke pemda setempat untuk melakukan pembangunan jembatan penyeberangan, bisa dengan mengumpulkan data mengenai bahaya yang ada serta data-data mengenai kecelakaan yang menimpa para penyeberang jalan.” Heru Purnomo Dosen Teknik Sipil UI makin ramai dan pasti banyak yang butuh.” Heru Purnomo, dosen Teknik Sipil UI, menjelaskan bahwa memang sangat diperlukan jembatan penyeberangan di daerah yang tingkat aksebilitasnya sangat tinggi seperti di daerah Kober. Jika dilihat dari fungsinya jembatan penyeberangan sangat berguna bagi pejalan kaki yaitu untuk memfasilitasi dan memindahkan pejalan kaki dari satu tempat ke tempat yang lain. Tingkat aksebilitas, tingkat kecepatan, dan banyaknya kendaraan yang berlalu-lalang di jalan raya Margonda menjadi alasan kuat untuk dibangunnya sebuah jembatan penyeberangan. Ia juga menambahkan bahwa untuk pembangunan jembatan penyeberangan tidak akan memakan