k UI
g e r b ata m a 73 / / 1 0 - 2 0 1 4
KAMPUS masuk untuk mobil berukuran kecil dari Rp. 2.000 menjadi Rp. 4.000. Berdasarkan surat peraturan rektor Universitas Indonesia nomor 1886/SK/R/UI/2014 tentang Jenis dan Tarif IMK di Lingkungan Universitas Indonesia, tarif baru IMK ini direncanakan mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 2014. Namun, saat dikonfirmasi kepada pihak PLK UI, sampai hari Selasa, 7 Oktober 2014, kebijakan ini belum dapat diterapkan karena adanya kendala teknis, seperti belum siapnya karcis untuk tarif yang baru. “Setelah persiapan teknis siap, kebijakan ini segera diberlakukan”, kata Ismail Sumawijaya, Asisten Kepala PLK UI.. Kebijakan ini dirumuskan oleh Subdit PLK UI dengan kesepakatan bersama BEM UI, Research Center for Climate Change (RCCC) UI, dan Tim Penataan Lingkungan Kampus (TPLK) UI. Tujuan tarif baru ini diakui untuk meminimalkan penggunaan kendaraan pribadi di lingkungan kampus UI. “Tarif baru ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di lingkungan kampus dan mengalihkan Sivitas UI untuk menggunakan fasilitas kendaran umum yang disediakan serta usaha mengarahkan mereka untuk membeli stiker,” ujar Syafiwaldi Chaniago, Staff Analisis Urusan Ketertiban dan Keamanan Subdit PLK UI. Sementara itu, “Tujuan jangka panjangnya adalah mewujudkan visi dan misi UI menjadi Green Campus,” tambah Syafiwaldi. Masalah kenaikan IMK ini tidak hanya sekedar menjadikan UI sebagai Green Campus, namun juga bertujuan untuk mengatasi masalahmasalah yang dialami sebelumnya. Misalnya, mengurangi warga bukan UI yang memarkirkan kendaraannya di tempat parkir umum UI, mempertegas peraturan bahwa mahasiswa baru (semester 1 dan 2—red) tidak diperkenankan untuk membawa kendaraan roda empat, dan menutupi kekurangan dana untuk perbaikan fasilitas kampus seperti perbaikan jalan, rambu-rambu, parkir umum, halte Bis Kuning, lampu, dan garis jalan. Menurut Ismail Sumawijaya, pemasukan tarif IMK sebelumnya, yang pengelolaannya dilakukan oleh bagian Direktur Keuangan UI,
belum mampu mencukupi target dana untuk perbaikan fasilitas jalan kampus. “Dana yang terkumpul dari tarif IMK sebelumnya sekitar Rp. 170.000.000 per bulan belum dapat memenuhi perbaikan fasilitas jalan sepenuhnya,” terangnya. Syafiwaldi menambahkan bahwa perbaikan sarana lalu lintas kampus cukup mahal. “Untuk aspal 1 meter persegi saja menghabiskan dana sekitar 1 juta rupiah, belum lagi mark atau garis putih, 1 meternya menghabiskan dana 37 ribu rupiah. Biaya tersebut belum mencakup biaya untuk membayar pekerja”, kata Syafiwaldi. “Bila tarif ini dinaikkan, diharapkan fasilitas jalan semakin baik, dengan kenaikan tarif IMK diharapkan ada dana untuk perbaikan fasilitas lain seperti paving block di parkir umum dan penambahan polisi tidur.” kata Ismail.
15
Mulya—red)? Peraturan parkir yang hanya dibolehkan untuk mobil 3 in 1 atau mobil yang berisi tiga penumpang atau lebih,” keluh Bhakitah. Pihak PLK UI memang mengakui banyak keluhan dari mahasiswa baru tentang kebijakan tarifk IMK baru ini. “Banyak mahasiswa baru yang mengeluh tidak bisa mendapatkan stiker, sehingga harus membayar uang masuk setiap hari,” kata Syafiwaldi. Sedangkan saat ditanya Suara Mahasiswa UI mengenai apakah penerapan tarif baru IMK juga diterapkan ke mahasiswa, karyawan, dan dosen Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) yang menggunakan jalan UI, Syafiwaldi menjawab “Iya. Namun, mahasiswa dan dosen serta karyawan dari PNJ kami perbolehkan
.........................................
Menuai Tanggapan Meskipun tarif IMK ini belum benar-benar berlaku, namun, kabar dari kebijakan ini sudah mendapat respons dari beberapa mahasiswa. Salah satunya adalah Rizka Dwi, mahasiswa Ilmu Administreasi Negara UI. Rizka berpendapat bahwa kenaikan tarif IMK harus seimbang dengan hasil yang diterima. “Kalau tarif masuknya dinaikin, harus ada yang mereka kasih, contohnya parkiran dilebarin atau jalan Kutek dibuka lagi untuk bisa parkir” kata Rizka. Kebijakan ini juga mendapat respons dari mahasiswa baru, Ezra Sitorus dan Bhakitah Maulidina, mahasiswa Ilmu Politik UI tahun 2014. Mereka berpendapat kalau kenaikan tarif ini mahal dan tidak mempertimbangkan mahasiswa baru yang membutuhkan mobil untuk ke kampus. Ezra, misalkan, memilih menggunakan mobil agar lebih cepat sampai ke UI. Sedangkan menurut Bhakitah, harga 4 ribu rupiah memang lebih ringan daripada parkir di mall, namun kenaikan tarif harus memberikan keuntungan kepada penggunanya, termasuk mahasiswa. Ia juga menilai bahwa ada solusi yang lebih tepat daripada menaikkan tarif IMK. “Kalau mau ngurangin mobil kenapa nggak diterapin aja peraturan seperti Prasmul (Perguruan tinggi Prasetya
“Tarif baru ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di lingkungan kampus dan mengalihkan Sivitas UI untuk menggunakan fasilitas kendaran umum yang disediakan serta usaha mengarahkan mereka untuk membeli stiker,”
......................................... untuk membeli stiker bebas masuk dengan ketentuan harga berdasarkan IMK normal.”***