Majalah Stomata Edisi 2

Page 55

MATARANTAI

B

ukan hanya makanan dan obat, lebah juga berguna bagi kehidupan petani. Sukses hasil tani tak bisa dilepaskan dari peranan penting lebah.

pada penyerbukan untuk bisa ber­ buah. Dan sekarang banyak lebah telah mati dan seluruh koloni kadang-kadang ambruk. Kini, budidaya lebah mulai digiatkan. Bahkan, di negara-negara indus­ tri beternak lebah bukan cuma uintuk mendapatkan madu. Se­ bagaimana yang telah dilakukan manusia sejak lama.

Lebah secara alaimiah sangat mem­ butuhkan nektar yang terdapat dalam bunga tanaman sebagai ­pangan lebah sendiri. Dan saat ­lebah memakan nektar, saat itu terjadi apa dinamakan penyerbukan atau polinasi. Jika itu tidak terjadi, tanaman tak akan menghasilkan apa pun. Sebab itu, diperlukan lebah dalam proses penyerbukan atau polinasi, terutama pada ­tanaman yang tak mampu melakukan penyerbukan secara sendiri seperti padi, j­ agung, termasuk tanaman-tanaman hortikultura. Intinya, peranan lebah dalam penyerbukan lebih besar dibanding burung pipit, kupu-kupu, kelelawar atau serangga lainnya. Hortikultura berasal dari dari ­bahasa latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya) dan dapat diartikan sebagai budidaya ­tanaman kebun. Lebah berperan besar dalam budidaya hortikultura untuk proses polinasi. Saat proses polinasi ini, terjadi simbiosis mutualisme antara lebah dan bunga tanaman. Lebah men­dapatkan nektar dan polen dari bunga sedangkan tumbuhan men­ dapat bantuan proses penyerbukan silang antara putik dan serbuk sari. Penyerbukan atau polinasi adalah jatuhnya serbuk sari pada per­ mukaan putik. Pada sebagian besar bunga, peristiwa ini berarti jatuh pada bagian kepala putik. Pe­nyerbukan merupakan bagian penting dari proses reproduksi tumbuhan berbiji. Suksesnya penyerbukan akan diikuti tumbuhnya buluh serbuk yang memasuki saluran putik menuju bakal biji. Di bakal biji ter­ jadi ­pe­ristiwa penting berikutnya, pembuahan.

Kesuksesan lebah dalam pe­ nyerbukan dibuktikan para pe­ neliti. ­Me­reka menyatakan, terjadi kenaikan produksi jika sejumlah ­koloni lebah diletakkan di sekitar lokasi tanaman. ­Semisal dalam produksi apel akan ­me­ningkat sebesar 30-60 persen, jeruk 300400 persen dan anggur ­60-100 persen. Tanpa lebah dalam proses ­polinasi, bisa diprediksi proses produksi buah-buahan dan sayuran berkurang 80 persen. Penurunan jumlah lebah juga berdampak pada hasil pangan. Ini ­bukan hal baru. Jika tidak ada ­lebah maka tidak ada penyer­ bukan. ­Sebagian makanan, buahbuahan dan sayuran bergantung

Budidaya lebah juga menghasilkan racun lebah yang keluar dari sengat lebah pekerja tanpa akibat matinya lebah, dengan cara memasang jebakan dipintu masuk sarang lebah yaitu dipasang arus listrik yang cukup untuk membuat terkejut lebah, dari terkejutnya lebah itu secara tak disadari racun lebah keluar dari sengatnya dan hasilnya di­tampung untuk ramuan obatobatan, s­ ebagaimana dilakukan para ­peternak modern. Para peternak lebah berharap banyak terhadap lebah sebagai polinator. Jika diper­bandingkan, sekitar 95 persen dari 3 juta koloni lebah yang dipelihara di Amerika Serikat adalah me­manfaatkan lebah sebagai p ­ olinator dan sisanya sebagai penghasil madu. Studi Morse dan Calderone (2000) menduga bahwa nilai ekonomi polinasi di AS pada tahun 2000 adalah sebesar 14,6 milyar dolar AS. Secara global kontribusi polinasi lebah sebesar 54 milyar dolar AS (Kenmore dan Krell, 1998). Dede Supriyatna

Penurunan jumlah lebah juga berdampak pada hasil pangan. Ini bukan hal baru. Jika tidak ada ­lebah maka tidak ada penyerbukan

STOMATA

Edisi 02/Tahun I /November 2012

55


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.