Tabloid Ganto Edisi 219 - Hidup Selepas Mati

Page 1

ISSN: 1412-890X

Edisi No.219/Tahun XXXII/Juni-Agustus 2021

Teropong

Selangkah Menuju PTN-BH

Menunggu Peraturan Pemerintah terkait PTN-BH, Universitas Negeri Padang siap menyandang status tersebut di tahun... Hal 17

Feature

Setoreh Kisah Pedagang Kaki Lima Lewati Getirnya Pandemi

Lewati situasi yang tak mudah, seulas kisah pedagang kaki lima lewati pandemi berjuang mendapatkan... Hal 14

Telusur

Pesona Gantela Arsy, Ikon Menarik Kota Jambi

Bertandang menikmati waktu senja di Ganta Arasy pada sore hari akan menjadi pilihan wisata....Hal 15

www.ganto.co

SKK Ganto

SKK Ganto UNP

skkgantounp

redaksiganto@gmail.com

@gantonews


Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

2 FAJAR

KKN Kembali

Kuliah Kerja Nyata (KKN) kembali diterapkan oleh Universitas Negeri Padang (UNP) sejak terhenti selama 25 tahun lalu. Pada kebijakannya, KKN dimulai kembali pada pertengahan 2020 saat pandemi Covid-19 menyerang. KKN dalam gilirannya, mesti dilaksanakan oleh mahasiswa meski pada periode tersebut KKN dilakukan di daerah masing-masing. Penyuluhan sosialisasi Covid-19, hingga menjadi duta perubahan perilaku diharapkan UNP dapat dijalankan baik oleh mahasiswa di tengah masyarakat. Berjalannya KKN selama tiga periode ini, tentu tak luput dari kekurangan. Dalam pelaksanaan KKN di daerah masing-masing, ada yang mampu menjalankan program kerja yang diminta UNP, namun tidak semua juga dijalankan dengan baik. Regulasi KKN terus diperbaharui, di antaranya memunculkan enam macam KKN, yaitu KKN Kebangsaan, KKN Bersama Wilayah Barat, KKN Tuah Sakato (Gabungan PTN atau PTS Sumatera Barat), KKN Tematik, KKN Merdeka Belajar dan KKN Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Daring. Dalam pelaksanaannya, KKN di UNP dianggap efektif dilakukan di tengah pandemi. Dan tentunya, kegiatan tersebut sedikit banyaknya juga membantu masyarakat setempat. Namun, persoalan seperti administrasi, kesulitan menyusun program kerja bagi mahasiswa yang berkegiatan seorang diri akibat ketentuan KKN domisili, dan penerapan protokol kesehatan yang tidak tertib, masih saja menjadi catatan yang patut diperhatikan kembali. Koordinasi antara Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN dengan mahasiswa juga dirasa sulit dari pelaksanaan KKN di tengah pandemi ini. Hal ini hanya memungkinkan DPL untuk memeriksa kegiatan dari logbook yang diminta semata, tanpa koordinasi yang baik ketika mahasiswa berada di lapangan. Menjalankan KKN di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga menunjukkan tanda berakhirnya, tentu menjadi resiko tersendiri bagi mahasiswa KKN. Kesadaran diri dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi hal yang patutnya dicatat penting oleh mahasiswa yang melaksanakannya. Tentu menjadi pertanyaan kembali, apakah benar pelaksanaan KKN benar-benar diperlukan oleh masyarakat di tengah pandemi, yang pada akhirnya menerjunkan mahasiswa secara lansung di lapangan. Pertanyaan ini kemudian kami laporkan di edisi 219 yang mengangkat tema tentang kegiatan KKN selama pandemi. Tentunya, pelaksanaan KKN tidak sesempurna yang diharapkan, namun perbaikan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan ini dapat dibenahi lebih baik dan mampu mendatangkan kebaikan bagi pihak-pihak yang ada di dalamnya. Akhir kata, tak lebih dan tak kurang, semoga Ganto dapat hadir kembali dengan edisi-edisi menarik lainnya untuk menyuguhkan yang terbaik bagi pembaca. Selamat membaca! Pemimpin Redaksi Cetak

GANTOLE

+KKN era pandemi. -Apakah protokol kesehatan diperhatikan? +Jalankan KKN di daerah domisili sendirian. -Mampukah? +PTN-BH di depan mata? -Asik!

SARIPATI

Kilas Balik KKN

Oleh Titi Sriwahyuni Pembina SKK Ganto 2021

Akronim KKN sebetulnya tidaklah asing di telinga dan ingatan masyarakat Indonesia. Beda generasi sepertinya akan memiliki interpretasi berbeda. Generasi yang lahir setelah tahun 1990 sepertinya memiliki makna negatif terhadap akronim KKN. Mereka mengenal KKN yang merupakan kependekan dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Kata-kata yang sangat populer menjelang pergantian pucuk pimpinan Republik Indonesia dari almarhum Soeharto ke almarhum BJ. Habibie. Seiring perjalan waktu, KKN tetap saja terkenal dan terus menjadi gurita yang menzalimi, memiskinkan serta merampas jutaan hak berjuta-juta anak bangsa Indonesia. Entah kapan istilah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) itu akan hilang dengan sendirinya. Ternyata akronim KKN sebetulnya sudah jauh hari terkenal dan melekat di kalangan mahasiswa dan masyarakat terutama yang berdomisili di kampung-kampung. Persisnya setengah abad yang lalu, pada 1971. Saat itu Prof. Koesnadi

POKOK PADANG

Hardjosoemantri yang menjabat Direktur Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengusulkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa sebagai kegiatan intrakurikuler yang bersifat pilihan. Mengutip keterangan Rektor UNP Prof. Ganefri, Ph.D dan Ketua Pelaksana KKN Dr. Elfi Tasrif, MT., UNP baru “pacah talua” mengadakan KKN pada Juni 2020. Saat itu, secara resmi UNP melepas 7.488 orang mahasiswa untuk melaksanakan KKN. Pelepasan secara daring tersebut dilakukan langsung Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Dr. Abdul Halim Iskandar, M. Pd. “Pacah talua-nya” UNP melaksanakan KKN pada Juni 2020 tersebut, tidak terlepas dari nama UNP baru resmi disandang semenjak 7 Agustus 1999. Sedangkan sebelumnya masih menggunakan nama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Padang yang disandang semenjak 7 Agustus 1965. Sewaktu masih menggunakan nama IKIP Padang tentu saja mahasiswanya juga mengikuti program KKN. Sewaktu bernama IKIP Padang, umumnya mahasiswa melaksanakan KKN di daerah yang bukan merupakan kampung halaman atau domisili mereka. Banyak ro-

mantika dan kenangan yang tercipta. Tak jarang mahasiswa KKN bertemu jodohnya pada saat KKN itu. Berbeda jauh dengan KKN yang dilaksanakan ketika bernama UNP. Seiring merebaknya Covid-19, UNP melaksanakan KKN berbasis domisili masing-masing. Selebihnya, ternyata banyak juga persamaan antara KKN pada zaman IKIP Padang dengan UNP. Di antaranya, tujuan utamanya untuk memberikan aksi dan kreasi nyata di lokasi masing-masing. Mahasiswa KKN diharapkan mampu untuk mengenalkan pembaharuan. Untuk tiga kali KKN terakhir, mahasiswa UNP diharapkan mampu menjadi salah satu motor di masyarakat dalam mengantisipasi pandemi Covid-19. Tak hanya itu, mahasiswa KKN juga diharapkan mampu memberikan sosialisasi terkait penggunaan teknologi dalam pembelajaran, serta ilmu-ilmu praktis lainnya yang berguna untuk masyarakat. Untuk diri mahasiswa banyak hal yang diharapkan, di antaranya menciptakan kerja sama tim karena terdiri dari berbagai program studi serta menjalani hidup bermasyarakat yang lebih intens. Tak kalah penting, selain berpe- ran sebagai anggota masyarakat, mahasiswa mesti menjadi representasi perpanjangan tangan kampus dengan masyarakat.

Penyakit Cemburu

Cemburu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung. Bisa juga diartikan sirik, iri, kurang percaya, curiga karena iri hati. Hal yang memicu rasa cemburu biasanya karena merasa orang lain mendapat perlakuan yang berbeda dari dirinya. Merasa sudah berusaha sungguh-sungguh tapi tidak mendapatkan apresiasi yang setara dengan orang lain. Rasa cemburu umumnya timbul dalam suatu kelompok sosial seperti dalam organisasi. Karena dalam lingkup organisasi kita akan bertemu dengan orang-orang yang bermacam bentuk kepribadian. Cemburu itu hadir ketika salah seorang merasa orang lainnya mendapat keistimewaan dalam suatu hal yang tidak dimilikinya. Kemungkinan terburuknya orang ini akan mencoba melakukan hal yang sama untuk memperoleh keistimewaan tersebut. Di sinilah kita perlu berpikir rasional untuk membedakan mana perlakuan “istimewa” dan mana perlakuan “membeda-bedakan”. Karena pada dasarnya tidak semua orang memiliki kondisi yang sama. Sangat memungkinkan rasa cemburu itu hadir di antara kru Ganto. Namun ingatlah jika kita tidak berpandai-pandai dalam menempatkan diri untuk tetap

Berunding: Kru SKK Ganto saat melakukan rapat kelulusan anggota magang ke tahap Reporter Junior di teras Perpustakaan Fakultas Ekonomi, Sabtu (14/8). f/Sandi.

berpikiran jernih dan terbuka besar kemungkinan kitalah yang akan ditelan rasa cemburu itu. Semangat berjuang kru Ganto! Tak lupa untuk pembaca setia yang barangkali juga tengah dilanda rasa cemburu. Tetap semangat dan selalu berpikiran terbuka. Pada edisi kali ini, Ganto menghadirkan tulisan Laporan dengan tema Realita Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang membahas teknis pelaksanaan KKN Covid-19 UNP, problema yang dihadapi, dan evaluasinya. Selain itu, juga hadir isu seputaran kampus mengenai program-program terbaru yang dihadirkan UNP dalam upaya internasionalisasi kampus, program yang berhubungan dengan merdeka

belajar, dan isu-isu penting lainnya. Kegiatan pemagangan anggota magang juga sudah menyelesaikan tahap outdoor dan sekarang memasuki tahap Reporter Junior. Pada tahap ini anggota magang diberikan tugas untuk menyelesaikan satu edisi tabloid dalam rentang waktu kurang lebih dua bulan. Karya mereka dapat dibaca secara daring melalui website ganto.co. Tidak hanya itu, pembaca setia Ganto juga dapat menikmati produk Podcast melalui saluran Podcast Ganto di aplikasi Spotify. Selamat membaca sahabat Ganto. Kritik dan saran sangat terbuka untuk kemajuan Ganto yang lebih baik. Viva persma! Pemimpin Umum

Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Drs. Hendra Syarifuddin, M. Si., Ph. D., Penanggung Jawab: Titi Sri Wahyuni, S.Pd., M. Eng., Romi Mardela, S.Pd., M.Pd., dan Drs. Andria Catri Tamsin, M.Pd., Dewan Ahli: Lutfi Darwin, Mega Oktavianda, Irza Ade Suarni, Ozza Syafrigo Aulia, Rhodatul Annisa, Anisa Erda Walanda, Aminah Wulansari Lubis, Riska Meliani, Aisyah Hamid, Ahmad Fadillah B, Imelda Kristinafanny Sirait, Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Indah Sukmawati, S.Pd, M. Pd. Kons., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Puisi: Muhammad Adek, M.Hum., Kritik Cerpen: Nesa Riska Pangesti, S.S., M.A., Kritik English Corner: Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Artikel Filsafat: Alim Harun Pamungkas, M. Pd., Pemimpin Umum: Mitha Melanie Putri, Sekretaris Umum: Widia Nurfitri, Bendahara Umum: Lidya Octaliani, Pemimpin Redaksi Cetak: Rahma Livia, Pemimpin Redaksi Televisi dan Daring: Habil Ramanda, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Siska Novrida Yanti, Pemimpin Usaha: M. Afdal Afrianto, Redaktur Pelaksana: Nisrina Zakia Khalel, Redaktur Berita: Rezky Amelia Putri dan Rizka Mutiah Nur, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Nurul Safitri, Redaktur Tulisan: Tiara Tri Dewi, Redaktur Artistik dan Layouter: Vedri Rahmadhana, Fotografer: Rino Warisman Putra dan Kurnia Sandi, Redaktur Daring: Rezky Ultabaini, Monalisa Hayati, dan Indah Pareza, Editor dan Vidiografer: Ardi Candra dan Muhammad Taufik, Desainer Grafis: Liza Marlinda, Ilustrator: Fitria Panca Ramadhani, Staf Riset: Tharifa Annisa Onny dan Sisri Hayati, Staf Pustaka dan Kearsipan: Lili Rahmadani, Staf Usaha: Azizah Septianti dan Masriani Oktari, Staf Percetakan dan Sirkulasi: Yuni Komala Dewi, Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Gedung Student Center Lt 2 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131. Laman web: http://ganto.co, email: redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00


Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

3

SURAT PEMBACA

Informasi Potongan UKT yang Tidak Jelas Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa Strata-I pada semester 9 ke atas diberikan potongan 50% untuk semester Juli-Desember 2021. Tapi tagihan di portal masih tertera 100%. Untuk mengurus ke bagian rektorat, mahasiswa tidak diperbolehkan masuk gedung rektorat dengan alasan PPKM, melainkan diminta untuk menghubungi kontak yang ditempel di kaca pintu masuk rektorat. Sayangnya kontak yang dihubungi juga tidak merespon. Jadinya saat itu saya belum tahu kejelasan UKT. Harapannya untuk pelayanan ke mahasiswa dipermudah dan cepat tanggap apalagi untuk pelayanan daring. Mitha Melanie Putri Mahasiswa Teknik Pertambangan TM 2017

Mata Kuliah Praktek Masih Ambigu

Adanya pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak mata kuliah di jurusan saya yang mestinya praktek di lapangan menjadi ditunda. Namun dari pihak jurusan belum memberikan informasi resmi terkait tanggal pelaksanaan pengganti dari penundaan berbagai mata kuliah yang memerlukan praktek ini. Sehingga terdapat beberapa mata kuliah praktek belum dilaksanakan dan berdampak pada kurang berpengetahuannya mahasiswa. Semoga pihak jurusan memberikan perhatian dan solusi dari adanya kendala tersebut.

Ilustrator: Vedri Rahmadhana

FILOSOFIA

Wabah, Negara, dan Hak Warganya

Masriani Oktari Mahasiswa Psikologi TM 2018

Perlunya Pembaharuan E-learning Menurut saya, kampus perlu melakukan pembaruan pada E-learning. Hal ini lantaran E-learning yang masih ditemui suka bermasalah ketika masa ujian dan pengambilan absen. Nadya Aztifa Mahasiswa Fisika TM 2018

Klarifkasi Klarifkasi dan dan Permohonan Maaf Permohon Maaf

Permohonan maaf yang sebesar-besarnya Permohonan maaf yang sebesar-besarnya kami kami sampaikan kepada para pembaca setia Gansampaikan kepada para pembaca setia Ganto dan pito dan pihak yang dimuat beritanya dengan judul hak yang dimuat beritanya dengan judul “Keluhkan “Keluhkan Jam Karet Dosen” pada rubrik surat pemJam Karet Dosen” pada rubrik surat pembaca edisi baca edisi 218 lalu. Kami menegaskan jika berita 218 lalu. Kami menegaskan jika berita yang dimuat yang dimuat tersebut adalah berita yang tidak sesuai tersebut adalah berita yang tidak sesuai dengan fakdengan fakta yang sebenarnya. Kami menyadari keta yang sebenarnya. Kami menyadari keteledoran teledoran dalam menfasirkan informasi yang kami dalam menfasirkan informasi yang kami dapatkan dapatkan sehingga merusak nama baik dari narasumsehingga merusak nama baik dari narasumber yang ber yang dimuat identitasnya dan jurusan yang terdimuat identitasnya dan jurusan yang tertera di sana. tera di sana. Kesalahan dalam proses wawancara juga Kesalahan dalam proses wawancara juga menjadi menjadi catatan serius bagi repor- ter kami yang telah catatan serius bagi reporter kami yang telah bertinbertindak abai. Dengan itu kami segenap jajaran tim dak abai. Dengan itu kami segenap jajaran tim redakredaksi memohon maaf yang sebesar-besarnya kepasi memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pida pihak yang dirugikan. Semoga dapat menjadi evahak yang dirugikan. Semoga dapat menjadi evaluasi luasi kedepannya kedepannya.

Kenyamanan di Pendopo PKM

Saya merasakan suasana di Pendopo PKM terlalu gersang dan panas, ditambah lagi adanya bak sampah besar di sana. Selain itu, penghijauan juga diperlukan agar kawasan sekitar lebih sejuk dan bak sampah di sana dipindahkan saja. Rino Warisman Mahasiswa Ilmu Keolahragaan TM 2018

Oleh Alim Harun Pamungkas Pengajar Filsafat Pendidikan Dosen Pendidikan Luar Sekolah Surel: alimharun@fip.unp.ac.id

Tak ada yang menyanggah bahwa wabah Covid-19 ini akhirnya menjadi faktor utama yang mengubah secara signifikan seluruh bentuk struktur yang telah ada sebelumnya. Politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan saat ini menyesuaikan diri dengan perubahan yang ditimbulkan sebagai dampak dari pandemi. Lumpuhnya ragam sektor kehidupan, menjadi alasan yang cukup bagi para pengambil kebijakan untuk mengambil tindakan yang berguna bagi warga negaranya. Utamanya adalah sektor swasta. Lemahnya pertumbuhan sektor ekonomi swasta selama masa pandemi merupakan dampak yang umum teramati akibat larangan berinteraksi sosial secara bebas. Alasan ini pula yang menjadi dasar agar negara mengambil tindakan penyelamatan untuk membantu menyehatkan kembali sektor ekonomi swasta. Upaya nasionalisasi terhadap aset swasta yang melemah akibat pandemi barangkali perlu direalisasi. Bukan saja karena amanah Undang-undang Dasar bahwa seluruh potensi

yang berhubungan dengan kebutuhan warga negara harus dikelola sepenuhnya dan bermanfaat bagi warga negara, namun lebih dari itu yaitu sebagai representasi dari tanggung jawab negara kepada rakyatnya. Kapitalisasi aset yang dimiliki untuk kemakmuran rakyat semacam ini tentu berpendekatan sosialisme. Bukan sosialisme yang dijalankan dengan otoritarian seperti yang dikenal awam dari pengalaman Uni Soviet atau China pada beberapa dekade lampau. Namun, tentu kapitalisasi yang dijalankan dengan pendekatan demokrasi. Tujuannya adalah agar setiap warga negara memperoleh manfaat langsung dari pengelolaan aset negara berhajat publik tersebut. Sudah saatnya negara memikirkan tentang hak pendapatan warga negara yang diperoleh secara cuma-cuma sebagai konsekuensi negara terhadap rakyatnya. Konsep bantuan dalam bentuk uang tunai atau layanan lain adalah ditujukan setidaknya untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki jaminan terhadap penghidupan yang layak (good living) dari negara. Penghidupan dari negara bukan derma kepada warga negara tertentu yang miskin saja, namun kepada siapa saja, atas nama warga negara. Tak peduli kaya atau miskin, bekerja atau menganggur. Jika demikian, tentu mekanisme (cara dan tahapan) menjadi sesuatu yang penting untuk selanjutnya dipikirkan. Pikiran pada paragraf sebelumnya tentang kapitalisasi hajat publik oleh negara dapat dirumuskan secara demokratik melalui perpaduan dengan kemajuan teknologi informasi yang telah berkembang saat ini. Salah satu pilar penting dari demokrasi adalah konsep tentang ke-

terwakilan. Maksudnya, dalam logika demokrasi setiap individu memiliki hak untuk mengatur dirinya sendiri, sehingga atas hak tersebut seorang individu berhak untuk mendelegasikan hak untuk mengatur dirinya kepada orang lain. Teknologi saat ini telah menjadi representasi baru dari banyak sisi kegiatan individu warga negara yang secara tak sadar telah menjadi materi yang mewakili hak individu tersebut dalam mengelola dirinya. Interaksi individu dengan teknologi pada akhirnya menghasilkan data. Data bahkan dapat mengenali secara detail tentang individu warga negara melebihi pengetahuan yang dimiliki oleh warga negara tersebut tentang dirinya. Tak saja referensi pribadi, bahkan preferensi setiap warga negara telah tersistemasi oleh data. Data yang dihasilkan dari interaksi digital bahkan telah dapat mengetahui aspek-aspek paling mendetail dari aktivitas kehidupan yang dilakukan oleh individu, seperti detak jantung atau berapa kalori yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan demikian, asumsinya adalah kemajuan teknologi berupa data merupakan wajah baru yang mewakili setiap individu warga negara. Upaya kapitalisasi aset oleh negara juga berwujud pada kapitalisasi data yang dihasilkan dari interaksi individu warga negara dengan perangkat digitalnya. Artinya, setiap data individu merupakan kebenaran yang tersedia bagi negara untuk mengambil suatu kebijakan dan memutuskan suatu tindakan yang penting bagi warganya. Sebab setiap individu telah mewakilkan pengetahuan tentang dirinya kepada mekanisme digital yang lebih berhak untuk mewakili dirinya ketimbang dirinya sendiri.


4

LAPORAN

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

Mengabdi di Tengah Pandemi

Kerja sama: Mahasiswa KKN UNP di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam RW 12 membantu penyelenggaraan vaksin gratis kepada warga bersama Kepala RW 12, Kamis (29/7). f/ Sandi

Menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Kesulitan menyesuaikan program kerja hingga longgarnya penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat, menjadi catatan dalam pelaksanaan KKN selama pandemi ini. Oleh Nisrina Zakia Khalel dan Rahma Livia “Kebijakan KKN pada masa pandemi ini merupakan sesuatu yang dilematis,” ucap seorang Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Muhammad Adek, M.Hum, Jumat (15/7). Ia menilai bahwa pada satu sisi, KKN harus dilaksanakan secara nyata (tatap muka) dan tidak dapat dilakukan secara virtual. Sedangkan di sisi lain, pelaksanaan program kerja (proker) di masyarakat berpotensi besar memicu penularan dan perluasan virus Covid-19. Kembali Diadakan Melihat kilas balik pelaksanaan KKN di Universitas Negeri Padang (UNP), kegiatan tersebut kembali diterapkan pada pertengahan tahun 2020 setelah sempat terhenti pada tahun 1995/1996. Dalam sejarahnya UNP menjadi salah satu perguruan tinggi yang mempelopori pelaksanaan KKN di Indonesia. Ketua Pelaksana KKN, Dr. Elfi Tasrif, M.T menyebutkan, di antara perguruan tinggi yang menjadi pionir berdirinya kegiatan KKN ini adalah Universitas Gajah Mada, Universitas Andalas, dan UNP sendiri. Kembalinya KKN yang sempat terhenti selama 25 tahun itu disebabkan munculnya bermacam regulasi baru. “Ketika KKN menjadi mata kuliah pilihan, mahasiswa menjadi bebas mengambil ataupun tidak. Ditambah setelah itu KKN juga berubah menjadi mata kuliah nol SKS sehingga mahasiswa UNP tidak ada lagi menjalankan KKN,” jelas Ketua Pelaksana KKN itu saat ditemui Ganto di ruangannya, Kamis (15/7). Mulanya, persiapan yang dilakukan UNP untuk kembali mengadakan KKN telah dimulai semenjak tahun 2016 dan direncanakan pelaksanaanya pada tahun 2019. Hal ini pun dibuktikan dengan keluarnya Peraturan Rektor UNP akhir tahun 2018 lalu dengan surat Nomor 6060 Tahun 2018 tentang Penye-

lenggaraan Kuliah Kerja Nyata. Namun sayang, niat baik UNP untuk melaksanakan KKN sebagai salah satu aspek pengabdian pada tri dharma perguruan tinggi, menjadi tertunda di tahun 2019 lantaran banyaknya persiapan yang diperlukan, ujar Elfi Tasrif. Berturut di awal tahun 2020 pun, KKN kembali diundur karena munculnya wabah pandemi Covid-19. Hingga pada akhirnya, setelah membuat penyesuaian dalam panduan dan kebijakan pelaksanaan KKN, UNP melaksanakan KKN periode pertama pada bulan Juni 2020 dengan bentuk KKN Daring. Tantangan KKN di masa pandemi Menyoal KKN Daring, himbauan untuk tidak berkerumun digaungkan pihak kampus untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Namun dalam pelaksanaannya, sulit mengatur mahasiswa agar tidak berkerumun selama kegiatan KKN dilaksanakan. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dra. Jupriani, M.Sn sendiri menyayangkan hal ini, karena banyak ia temukan kelalaian mahasiswa dalam menerapkan protokol kesehatan. Hal demikian terjadi ketika mahasiswa KKN yang berjumlah banyak tersebut, berada pada satu tempat sehingga lupa mengenakan masker dan menjaga jarak. Peran mahasiswa sebagai duta perubahan perilaku pun tidak tercerminkan. Seharusnya, saran Jupriani, tidak hanya diperlukan koordinasi antara DPL dengan mahasiswa saja, namun juga antara DPL dengan aparat desa tempat berkegiatan. “Kedepannya, harus ada kerja sama dan koordinasi, jadi saling mengingatkan,” pesannya dalam sambungan telepon, Jumat (23/7). Menjalankan KKN di tengah pandemi menjadi tantangan tersendiri dalam melaksanakan proker. Hal ini disampaikan oleh Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris

TM 2018, Meisha Rahmania bahwa tidak semua proker dapat dijalankan secara optimal. “Misalnya proker optimalisasi pendidikan untuk pembelajaran ke sekolah, karena pandemi pembelajaran dilaksanakan daring, jadi tidak bisa langsung bertemu dengan siswa,” ungkapnya, Selasa (29/6). Hal tersebut juga ditanggapi oleh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah TM 2018, Novi Eliza Putri. Novi merasa bahwa tujuan KKN tercapai hanya sebatas memenuhi mata kuliah. Sulitnya melaksanakan KKN di tengah pandemi ia rasakan karena terbatasnya interaksi yang dapat dilakukan dengan masyarakat. “Kalau dilihat dari tujuan KKN itu sendiri, yaitu pengabdian, masih jauh dari kata tercapai,” terangnya, Rabu (14/7). Tidak jauh berbeda, kesulitan mahasiswa dalam melaksanakan proker KKN di tengah pandemi juga diungkap oleh Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar TM 2018, Mareta Wulan Sari, Jumat (2/7). Menurutnya pelaksanaan KKN masih mengalami hambatan dalam mendekatkan diri dengan masyarakat karena terhalang pandemi Covid-19. “Kami harus menjaga jarak dengan masyarakat. Akibatnya kami terkendala dan meniadakan kegiatan yang dapat menciptakan kerumunan masyarakat,” jelasnya. Meskipun demikian, menurut salah seorang mahasiswa KKN Periode Juni-Juli 2021, Fitri Indah Sari saat diwawancarai Ganto, Senin (28/6), mengatakan tujuan KKN bisa tercapai walaupun di tengah pandemi, dengan catatan agar tetap mematuhi prokol kesehatan yang telah diberikan. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Mahasiswa Manajemen TM 2019 yang melaksanakan KKN, Adito Aulia Adrian. Ia menuturkan meskipun di masa pandemi tujuan dari KKN dapat terca-

pai apabila proker yang dirancang dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan. “Tujuan KKN mengedukasi masyarakat terkait Covid-19 akan tercapai dengan penerapan protokol kesehatan oleh mahasiswa itu,” ujarnya Ketua Jurusan Ilmu Agama Islam, Dr. Wirdati, M.Ag mengharapkan kedepannya mahasiswa mampu menjalankan peran sebagai duta perubahan perilaku bagi masyrakat dan menjadi te- ladan dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19. “Keberadaan mahasiswa di lapangan diharapkan dapat merasakan permasalahan yang ada terkait Covid-19 dan dapat mencarikan solusinya,” jelasnya ketika ditemui di ruangnya, Jumat (30/6). Perlunya evaluasi Berjalannya KKN selama tiga periode ini dinilai perlu adanya evaluasi mulai dari administrasi dan regulasi pelaksanaannya. Hal ini disampaikan oleh salah seorang mahasiswa KKN, Ridho Sandra Putra. Ridho menyarankan, terkait administrasi surat-menyurat yang diperlukan ketika terjun ke masyarakat dan pemerintah setempat, bisa tersistem lebih baik agar tidak terjadi kesalahpahaman di lapangan, ujarnya melalui pesan WhatsApp, Selasa (29/6). Harapan lain, datang dari Mahasiswa Manajemen TM 2017, M. Ridwan yang melaksanakan KKN pada periode pertama. Ridwan berharap proker dari kampus tidak hanya berfokus pada sosialisasi Covid-19 semata, karena masih banyak proker lain yang dibutuhkan masyarakat saat ini. “Jika hanya soal Covid seperti itu di kampung-kampung sudah terdapat satgas Covid dan alat penunjang protokol kesehatan,” paparnya, Sabtu (19/6). Selain itu, salah seorang DPL KKN Dra. Jupriani, M.Sn mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan KKN. Pertama, diperlu-

kan sinergi antara pihak UNP, mahasiswa dan aparat desa agar program dari UNP bisa sinkron dengan visi-misi dan kebutuhan daerah tersebut. Kedua, akan lebih baik jika setiap DPL diletakkan pada daerah yang sama sehingga lebih optimal dalam memberikan pengarahan. Ketiga, sosialisasi dengan mahasiswa dilakukan dalam skala yang lebih kecil seperti tiap fakultas atau bahkan jurusan, agar lebih efektif dalam memantau kehadiran mahasiswa, jelasnya, Jumat (23/7). Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Muhammad Adek, M.Hum berpendapat bahwa diperlukan angket atau wawancara kepada masyarakat yang dituju terkait kebutuhannya. Hal ini karena, seringnya apa yang dirumuskan di universitas tidak sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Dengan adanya evaluasi berkala ini, pihak UNP dapat lebih menyesuaikan program kerja menjadi sesuatu yang bernilai guna di tengah masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian UNP Yohandri, Ph.D saat diwawancarai Ganto di ruangannya mengatakan, pelaksanaan KKN di masa pandemi justru dinilai efektif sesuai dengan konteks pandemi. Dikatakan demikian, terangnya, karena Badan Nasional Penanggulangan Bencana Covid-19 memberikan pengakuan pada UNP sebagai universitas dengan jumlah mahasiswa yang paling banyak membantu pemerintah dalam mengedukasi Covid-19 di masyarakat. “Kekurangannya tentu ada karena ini baru periode ketiga dan situasi sekarang tidak memungkinkan banyak aktivitas secara langsung di tengah masyarakat,” jelasnya, Jumat (30/7). Reporter: Afdal, Asri, Candra, Habil, Indah, Mitha, Mona, Nurul, Rahma, Rizka, dan Tharifa.


LAPORAN

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

5

KKN Seorang Diri di Domisili

Masuk: Terlihat seorang mahasiswa hendak membuka pintu kantor KKN Universitas Negeri Padang di Gedung B Fakultas Ilmu Sosial, Senin (16/8). f/Sandi.

Menghadapi regulasi KKN berdasarkan domisili, sejumlah mahasiswa yang melaksanakan KKN di daerah masing-masing menjadi terkendala lantaran harus menjalankan KKN seorang diri. Hal ini dirasa tidak mudah karena harus melaksanakan program kerja seorang diri dan mengeluarkan dana yang tak sedikit. Oleh Nisrina Zakia Khalel dan Rahma Livia Memasuki periode ketiga Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Juni-Juli 2021, sejumlah regulasi dan pembaharuan peraturan dilakukan Universitas Negeri Padang (UNP). Sebut saja, aturan pelaksanaan KKN berdasarkan domisili. Dua periode sebelumnya, meskipun sistem pelaksanaan KKN berdasarkan domisili, namun tidak ditemukan aturan khusus dalam penentuan lokasi KKN. Akibatnya terjadi penumpukan mahasiswa pada suatu wilayah, bahkan dengan jurusan yang sama dalam jumlah yang banyak. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Pelaksana KKN UNP, Dr. Elfi Tasrif, M.T dalam agenda sosialisasi KKN pada 30 April lalu melalui Zoom Meeting dan kanal YouTube Streaming UNP. Kesulitan KKN Seorang Diri di Domisili Berkaca dari pelaksanaan KKN dua periode sebelumnya, pada periode ketiga di bulan Juni-Juli 2021 UNP menerapkan aturan baru bahwa domisili yang dimuat pada laman pendaftaran harus berdasarkan alamat pada Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dengan maksud agar tidak menumpuknya mahasiswa KKN. Oleh karena itu, pihak KKN UNP meminta kembali mahasiswa melakukan verifikasi tempat pelaksanaan KKN yang sesuai dengan domisili di KTP. Hal ini dipertegas dengan adanya ancaman bahwa KKN akan digagalkan bagi mahasiswa yang tidak melaksanakan KKN berdasarkan domisili sesuai KTP. Akibat dari kebijakan tersebut, sejumlah mahasiswa melaksanakan KKN seorang diri di daerahnya lantaran hanya ia mahasiswa KKN yang berada pada domisili tersebut. Kegiatan KKN yang mesti dijalankan seorang

diri menimbulkan beberapa kesulitan bagi mahasiswa yang melaksanakannya. Seperti yang diceritakan Mahasiswa Jurusan Matematika TM 2018, Ainay Lizana bahwa ia merasakan banyak kesulitan ketika KKN seorang diri. Mulai dari pembiayaan yang tidak sedikit hingga sulitnya menjalankan program kerja (proker) KKN seorang diri. “Beda dengan yang berkelompok, mungkin lebih leluasa untuk membuat berbagai program, biaya pun tidak terlalu berat,” ungkapnya, Jumat (2/7). Cerita lainnya datang dari Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2018, Eva Triska yang juga melaksanakan KKN seorang diri di daerah tempat tinggalnya, yakni di Provinsi Riau tepatnya di Desa Teluk Jira, Kabupaten Indragiri Hilir. Selama kegiatan KKN yang dijalankan sendiri ini, ia menyampaikan bahwa cukup banyak kegiatan yang ia lakukan di antaranya, membantu mencatat data di kantor desa, kemudian melakukan sosialisasi terkait Covid-19 di pasar, warungwarung, dan rumah ke rumah. Selain itu, Eva juga mengikuti kegiatan posyandu, serta mengajar bimbel siswa Sekolah Dasar karena masih belum melaksanakan sekolah tatap muka. Namun, kesulitan dalam menjalan KKN seorang diri juga tidak lepas dirasakan oleh Eva. Menurutnya, dalam menjalankan program kerja (proker) dinilai kurang maksimal dan tidak dapat memberikan kesempatan bertukar pikiran. Eva menambahkan proker yang dijalankan pun tidak banyak, karena hanya terbatas dalam membantu kegiatan yang ada di masyarakat. Merasakan sulitnya KKN seorang diri juga dirasakan sama oleh Mahasiswa Jurusan Manajemen TM 2019, Suhira. Ia ber-

harap agar KKN UNP ke depannya yang perlu dibatasi hanya jumlah orangnya saja, meskipun tidak berdasarkan domisili di KTP. “Harapannya KKN dapat dilakukan berkelompok tapi dibatasi tiga atau lima orang saja, jadi tidak akan begitu berat untuk mahasiswa melakukan KKN ini,” terangnya, Kamis (8/7). Harapan yang sama juga disampaikan oleh Mahasiswa Pendidikan Keagamaan Islam TM 2018, Yusmira Hayati, bahwa meskipun dalam masa pandemi Covid-19, KKN dapat dilaksanakan secara kelompok. “Minimal dua atau tiga orang agar proker yang harus dilaksanakan mudah tercapai,” ungkapnya kepada Ganto, Jumat (9/7). Upaya untuk bisa mendapatkan kelompok dalam kegiatan KKN ini juga sudah pernah dilakukan oleh Eva Triska, Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2018. Ia sudah mencoba menghubungi pihak KKN untuk meminta izin agar diperbolehkan bergabung dengan teman yang berbeda kelurahan saja, namun dari pihak KKN menanggapi bahwa itu kembali lagi kepada peraturan semula. “Pihak kampus mengatakan KKN itu dilaksanakan harus sesuai dengan domisili masing-masing, yang artinya tidak perlu kita bergabung dengan wilayah lain, dan tidak masalah juga jika memang melaksanakan KKN itu sendiri. Tapi jika masih ingin bergabung dengan wilayah lain tentunya nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, itu sudah di luar tanggung jawab dari pihak KKN,” jelasnya, Kamis (8/7). Masih terkait perizinan KKN, Ganto mendapati jawaban lain yang mengatakan bahwa mahasiswa KKN dibolehkan bergabung dengan desa terdekat dengan catatan alasan dan bukti yang

jelas. Hal ini disampaikan oleh Anggun Anggraini bahwa ia pernah mencoba menghubungi pihak KKN untuk melakukan izin KKN. “Sudah, dan pihak kampus memperbolehkan asalkan disertai bukti KKN dan laporan yang jelas,” ungkapnya, Selasa (6/7). Mendapati perbedaan tersebut, Ganto mencoba menghubungi Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) UNP, Yohandri, Ph.D. Ia menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan KKN di domisili tidak harus dari kampung sendiri, melainkan tempat di mana ia tinggal. Aturan ini, lanjutnya dilatarbelakangi oleh banyaknya mahasiswa yang melaksanakan KKN di Padang. “Akan diizinkan mahasiswa KKN di Padang bagi yang tidak tinggal di Padang jika memiliki alasan yang kuat, seperti sedang penelitian,” ujarnya saat ditemui Ganto di ruangannya, Jumat (30/7). Ketua Pelaksana KKN, Dr. Elfi Tasrif, M.T juga mengatakan akan menerima mahasiswa luar domisili Padang, dengan catatan alasan khusus. “Jadi intinya mengenai hal ini, kami menghindari kepadatan KKN di kota Padang dan juga berlaku untuk semua daerah,” jelasnya, Kamis (15/7). Elfi Tasrif juga menanggapi terkait proker bagi mahasiswa yang mengikuti KKN seorang diri dapat dilakukan dengan lebih fleksibel. Dari keempat program tersebut di antaranya duta perubahan perilaku, optimalisasi pelayanan pendidikan, pemetaan wilayah dan kegiatan sosial. Ia menegaskan bahwa program wajib yaitu sebagai duta perubahan perilaku yang berhubungan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Covid-19. “Dan yang tiganya lagi dikembalikan kepada mahasiswa, yang mana menurutnya fleksibel dan

layak, sehingga jam KKN bisa terpenuhi,” ujarnya saat ditemui di ruangannya, Kamis (15/7). Salah seorang Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN, Devi Rusli, S.Psi., M.Psi juga menyampaikan bahwa dalam kondisi sekarang, pelaksanaan KKN di domisili juga menyulitkan DPL dalam memantau mahasiswa karena terbatas mobilitas. “Bukan UNP nya yang lemah, namun KKN daringnya yang sulit, situasinya yang serba sulit, sehingga DPL hanya tahu mahasiswa melaksanakan program melalui foto dan laporan logbook,” terangnya, Rabu (21/7). Jadwal KKN Bentrok Selain dari persoalan KKN seorang diri dan berdasarkan domisili, pelaksanaan KKN pada periode ketiga ini juga dikeluhkan oleh mahasiswa yang melaksanakan Praktek Lapangan Kependidikan (PLK). Keluhan tersebut diakibatkan jadwal yang bentrok di sembilan hari terakhir KKN. Hal ini disampaikan oleh Mahasiswa Jurusan Sejarah TM 2018, Ade Prima Utama. “Karena jadwal KKN yang diundur, sehingga besok ini KKN dengan PLK akan bentrok. Belum lagi mengurus surat dan tanggal 21 sudah pergi PLK,” ungkapnya, Kamis (1/7). Sementara itu, Yohandri selaku Ketua LP2M dalam wawancara di ruangannya pun mengungkapkan bahwa adanya ketidaksinkronan kurikulum tiap program studi dengan jadwal pelaksanaan KKN. Yohandri menyampaikan ke depannya hal ini akan lebih diperhatikan sehingga jelas pelaksanaan PLK pada semester yang ditentukan tidak bentrok dengan pelaksanaan KKN. Reporter: Afdal, Rahma, Sandi, Sisri, Taufik, Tiara, dan Widia.


LAPORAN

6

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

KKN Era Pandemi Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Padang sejak terhenti 25 tahun lalu. Sejak dilaksanakan secara perdana di pertengahan tahun 2020, kini pelaksanaan kegiatan sudah melewati tiga periode KKN. Untuk mengukur efektifitas pelaksanaan KKN di kalangan mahasiswa, Ganto melakukan riset yang hasilnya dapat dilihat sebagai berikut. Apakah Anda mengetahui dan paham empat program utama KKN dan enam ragam bentuk pelaksanaan KKN ?

Menurut Anda, apakah sosialiasi pelaksanaan KKN sudah dilaksanakan dengan baik ?

Dalam Pelaksanaan KKN, apakah Anda mengalami masalah atas kendala yang terjadi di lapangan ?

Menurut Anda, efektifkah pelaksanaan KKN UNP dimasa pandemi ?

Untuk menanggapi masalah yang muncul di lapangan, apakah pihak KKN memberikan solusi atas hal tersebut ? Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Vedri Rahmadhana

WAWANCARA KHUSUS

KKN di Tengah Pandemi, Butuhkan Peran Nyata Mahasiswa

Dr. Elfi Tasrif, M.T. Ketua Pelaksana KKN

Kuliah Kerja Nyata yang selanjutnya disingkat KKN merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis pada Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan dilaksanakan oleh mahasiswa. KKN di Universitas Negeri Padang (UNP) kembali diterapkan pada tahun 2020 setelah lebih dari 25 tahun terhenti. Berbagai perubahan dan penyesuaian aturan terkait KKN terus dilakukan UNP dalam pelaksanaan KKN di masa pandemi. Berikut tanggapan Ketua Pelaksana KKN, Dr. Elfi Tasrif, M.T pada Kamis (15/07) saat di-

wawancarai reporter Ganto, MAfdal Afrianto di kantor KKN UNP. Menurut anda apakah konsep pengabdian masyarakat terjalankan dengan dilaksanakannya KKN daring di tengah pandemi ini? Mengenai konsep pengabdian sejatinya sudah berjalan, hal ini dibuktikan dengan pujian dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa mahasiswa UNP banyak membantu dalam sosialisasi protokol kesehatan. Mengapa peserta KKN Juni-Juli diharuskan verifikasi data KKN berdasarkan domisili di KTP? Verifikasi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dalam KKN karena banyaknya mahasiswa KKN di kota Padang. Kami juga menerima mahasiswa luar domisili Padang untuk KKN di sana, dengan catatan alasan khusus. Jadi intinya mengenai hal ini, kami menghindari kepadatan KKN di kota Padang dan juga berlaku untuk semua daerah. Sebagian mahasiswa mengaku mendapat persetu-

juan untuk tidak melakukan KKN di domisili berdasarkan KTP dan sebagian lainnya tidak, mengapa demikian? Untuk syarat mahasiswa yang bisa KKN di Padang sendiri adalah penduduk asli Padang. Jadi tidak bisa KKN di Padang karena keinginan. Selain itu, mahasiswa yang termasuk dalam kategori bisa KKN di Padang sendiri adalah mahasiswa yang sedang mengikuti penelitian bersama dosen, yang mengharuskan dia tetap di sini. Lebih lanjut, juga kepada mahasiswa yang sedang dalam perawatan kesehatan di Padang dengan dibuktikan dokumen-dokumen pendukung. Bagi mahasiswa yang melaksanakan KKN seorang diri apakah harus melaksanakan keempat program KKN? Dari keempat program ini, program kerja KKN yang diwajibkan yaitu terkait BNPB sebagai duta perubahan perilaku, yang tiganya (optimalisasi pelayanan pendidikan, pemetaan wilayah, dan kegiatan sosial) lagi dikembalikan kepada mahasiswa, yang mana menurutnya fleksibel dan

layak, sehingga juga jam KKN nya terpenuhi. Dalam buku panduan KKN terdapat enam macam KKN. Bagaimana sosialisasi dan pelaksanaan KKN tersebut? Mengenai sosialisasi tema KKN yang kita terapkan di UNP sudah berjalan, seperti contoh KKN reguler yang diversikan dalam daring dan luring. Selain itu UNP memiliki KKN terpadu yang ruang lingkupnya perguruan tinggi di Sumbar. KKN terpadu sudah berjalan sebanyak delapan kali. Sedangkan untuk KKN bersama meliputi perguruan tinggi wilayah barat, yang mana ada 53 PTN. Dan untuk KKN kebangsaan adalah seluruh perguruan tinggi negeri Indonesia. UNP akan selalu mengambil peran aktif kepada semuanya. Untuk sosialisasi mengenai hal di atas sendiri, sebenarnya terjadi kendala. Karena website KKN kita belum terlalu sempurna, untuk sekarang dalam proses penyempurnaan. Jadi dalam sosialisasi ini masih konvensional. Apa penyebab mahasiswa

yang masih belum memiliki DPL (KKN sudah hampir berjalan 15 hari)? Untuk mahasiswa yang belum mendapatkan DPL, serta KKN sudah berjalan setengahnya, hal ini sejatinya terjadi atas kesalahan mahasiswanya. Kalau mahasiswa mengikuti prosedur, maka mengenai hal ini tidak akan terjadi. Kami sebenarnya bisa membantu mengenai hal ini, tetapi dalam catatan prosedur. Penyebab banyaknya mahasiswa yang tidak mendapatkan DPL karena dia tidak ada update nama dan domisili. Karena kami sejatinya juga tidak bisa meletakan sembarangan DPL. Dari dua periode KKN apa hal yang akan dievaluasi pada pelaksanaan KKN berikutnya? Karena KKN kita sangat beririsan dan sejalan dengan konsep kampus merdeka. Karena bagaimanapun kita mau peran yang sangat nyata dari mahasiswa ini di masyarakat. Saya meyakini mahasiswa UNP yang turun KKN memiliki ribuan ide yang bisa dipakai di tengah masyarakat ini sendiri.


LAPORAN

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

7

ARTIKEL LAPORAN

Kendala Kuliah Kerja Nyata UNP Periode Ketiga Berdasarkan Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2021, menjelaskan bahwa KKN sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis pada Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan dilaksanakan oleh mahasiswa. KKN merupakan kegiatan intrakurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa pada semua program studi, dengan kesatuan antar disiplin ilmu pengetahuan. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara terkoordinasi oleh suatu institusi atau lembaga dan didampingi oleh dosen pembimbing. Pada Senin (7/4), Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Padang (UNP) Dr. Anton Komaini, S. Si, M. Pd keluarkan surat dengan nomor 465/UN35.13/ KM/2021 perihal pemberitahuan pendaftaran mahasiswa KKN periode Juli-Desember 2021. Berdasarkan surat edaran tersebut diketahui bahwa UNP kembali melaksanakan KKN untuk periode ketiga pada Juni-Juli 2021. Namun dalam pelaksanaan KKN ditemukan beberapa masalah, hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Pelaksana KKN UNP, Dr. Elfi Tas-

rif, M.T dalam agenda khusus han perilaku terhadap era new pada 30 April lalu melalui Zoom normal, optimalisasi pelayanan Meeting dan YouTube stream- pendidikan dalam bentuk proing UNP. Permasalahan terse- gram layanan pembelajaran but di antaranya penumpukan digital, Pemetaan wilayah atau mahasiswa dalam satu daerah, potensi wilayah masing-masing penumpukan mahasiswa seju- nagari dan kegiatan sosial, serrusan, hingga alamat KKN tidak ta pemberdayaan masyarakat. sesuai dengan tempat tinggal. Selain itu, salah Oleh karena itu, pihak KKN UNP meminta kembali mahasiswa untuk melakukan verifikasi tempat pelaksanaan KKN yang sesuai dengan domisili di Kartu Tanda Penduduk (KTP). Hal ini dipertegas dengan adanya ancaman bahwa Ilustrator: KKN akan digagalkan Vedri Rahmadhana bagi mahasiswa yang seorang tidak melaksanakan KKN ber- mahasiswa yang mengambil mata dasarkan domisili sesuai KTP. kuliah KKN Hafizza Azzahra Berbagai keluhan terkait KKN dari jurusan PLB TM 2018 juga di domisili banyak dilontarkan mengalami kendala dalam memahasiswa di dalam grup Tele- nyusun dan melaksanakan program KKN UNP periode Juni-Ju- gram kerja, karena ia hanya KKN li. Akibat dari kebijakan tersebut, sendiri di kampung halamannya. sejumlah mahasiswa terpaksa “Untuk kendala KKN sendimelaksanakan KKN seorang diri ri di kampung halaman itu tidak di daerahnya. Hal ini menjadi ada, cuma lebih ke masalah proker sulit dikarenakan terdapat em- yang bisa dijalankan sendirian,” pat program utama yang akan ujarnya ketika di wawancarai Gandilaksanakan selama masa KKN. to via WhatsApp, Sabtu (28/8). Di antaranya yaitu, duta perubaAra juga menjelaskan kegia-

tan-kegiatan yang dilakukan selama KKN di domisilinya, mulai dari membantu menyusun data di kantor kepala desa, pemetaan ekonomi, dan sosialisasi Covid-19. “Lebih banyak ke kegiatan yang kayak hari Senin-Jumat itu lebih ke bantu-bantu menyusun data di kantor desa. Sabtu dan minggu baru ada kegiatan seperti pemetaan potensi ekonomi yang ada di sana, selain itu minggu kegiatan edukasi ke masyarakat terkait Covid-19, dan pembagian masker,” katanya. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa biasanya KKN bekerja sama dengan teman-teman KKN lain dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan untuk KKN daring ini ia lebih banyak dibantu oleh perangkat desa, karena ia KKN sendirian. “Kendalanya sendiri jadi bingung mau mengerjakan apa, kalau beramai-ramai itu bisa go-tong royong. Ada juga kegiatan penyemprotan desinfektan masjid dan musala itu pun dibantu orang puskesmas. Semuanya banyak dibantu oleh perangkat-perangkat yang ada di desa, tidak ada kerja sama dengan pemuda-pemuda. Paling dibantu remaja masjid,” ujarnya.

APA KATA MEREKA

Oleh Rezky Ultabaini Redaktur Daring SKK Ganto 2021 Guna meminimalisir masalah-masalah yang dihadapi oleh mahasiswa UNP dalam pelaksanaan KKN, ada beberapa hal yang dapat dilakukan mahasiswa mulai dari bertanya kepada senior yang telah melaksanakan KKN sagar mendapat ilmu lebih banyak, mengikuti dan mendengarkan sosialisasi yang diadakan pihak UNP terkait pelaksanaan KKN dengan sungguh-sungguh agar tidak salah dalam pendaftaran dan pelaksanaan KKN nantinya, bekerja sama dengan pemuda dan pemerintah di daerah tempat KKN sehingga mempermudah dalam melaksanakan KKN sendiri, menentukan proker jangka pendek dan panjang secara matang sehingga tidak terkendala saat pelaksanaan KKN nantinya, serta melaksanakan KKN dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh sehingga mendapatkan hasil yang optimal saat KKN.

Belum Sepenuhnya Efektif

Dr. Aisiah, M.Pd. Dosen Pendidikan Sejarah

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah pandemi tidak hanya berfokus pada pencegahan Covid-19 saja, namun juga terhadap aspek pelayanan digital pemetaan potensi nagari, dan pemberdayaan masyarakat. Dalam penerapnnya, KKN tetap terjun ke lapangan, membantu masyarakat dalam berbagai hal, baik penanganan konflik, memberdayakan ekonomi, membantu pembelajaran secara daring dan melakukan pemetaan wilayah tempat tinggal mahasiswa KKN. Pelaksanaan KKN di tengah pandemi sudah tepat, karena melihat Covid-19 yang melonjak tajam, kita membutuhkan uluran tangan, salah satunya melalui program KKN. Hal tersebut karena KKN dapat membantu penanganan Covid-19 secara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan. Tujuan pelaksanaan KKN di tengah pandemi ada yang sudah terlaksana, namun juga ada yang belum, seperti penanganan Covid-19 yang belum dapat dikatakan mencapai tujuan jika ditilik dari kasus Covid-19 yang masih meningkat. Sedangkan di bidang lain tujuan KKN sudah terlaksana, terbukti dari kegiatan membantu pembelajaran secara daring. Lebih lanjut, menurut saya konsep pengabdian masyarakat dalam program KKN di tengah pandemi, sepenuhnya belum terlaksana. Keefektifan KKN dalam sosialisasi Covid-19 di tengah masyarakat belum efektif karena lonjakan kasus yang masih tinggi.

Pelaksanaan Pengabdian yang Tepat

Khairil Ravid Ketua UPKK UNP

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah pandemi menurut saya memiliki tujuan yang bagus, sebab dengan adanya KKN di desa masing-masing, mahasiswa dapat saling mengenal satu sama lain, dan bisa bersosialisasi dengan orang di sekitar tempat tinggalnya. Lebih lanjut, terkait KKN yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Padang (UNP) di tengah masyarakat, menurut saya konsep KKN daring di tengah pandemi ini sudah benar. Namun terdapat beberapa kendala administrasi dari UNP sendiri, seperti surat yang lambat atau belum masuk. Lain hal dalam teknis pelaksanaan di lapangan. Berdasarkan pemantauan dan sepengetahuan saya, mahasiswa telah menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Serta, menurut saya untuk konsep KKN sebagai sebuah pengabdian pada masyarakat, dari kata pengabdian sendiri, jika mahasiswa sudah terjun dalam pelaksanaan KKN berarti mereka sudah mengabdi kepada masyarakat, mulai dari membagikan masker, hand sanitizer, dan membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tengah masyarakat. Lantas jika ditanya apakah konsep pengabdian sudah terlaksana dengan baik di tengah pandemi ini, maka jawaban dari saya adalah konsep pengabdian sudah terlaksana dengan baik.

Pandemi Tak Jadi Halangan

Irfan Nopanda Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2018

Meski dilaksanakan di tengah pandemi, konsep pengabdian pada masyarakat tidak pernah lepas dari pelaksanaan KKN UNP periode Juni-Juli 2021. Tujuan utama dari pelaksanaan KKN di tengah pandemi adalah untuk membunuh mata rantai penyebaran Covid-19, dan sudah sangat sesuai jika dilaksanakan sesuai domisili masing-masing. Karena jika tidak, mungkin saja peserta KKN luar domisili membawa virus Covid-19 bersamanya dan penyebaran akan semakin terjadi. Begitu pula jika berpedoman pada penerapan protokol kesehatan, pelaksanaan KKN memang sudah sangat tepat jika dilakukan berdasarkan domisili. Sebab, daripada membuat penyebaran Covid-19 semakin marak, alangkah lebih baik untuk tidak bepergian kemana-mana terlebih dahulu. Lebih lanjut, program kerja terjalankan dengan sangat baik meski dilaksanakan di masa pandemi, mulai dari mengajar mengaji, hingga melakukan sosialisasi-sosialisasi ke sekolah-sekolah dengan tetap mengikuti program kesehatan dari pemerintah. Selain itu, dengan dilaksanakannya KKN sesuai domisili, peserta KKN jadi lebih mengenal dan berkontribusi langsung pada domisilinya masing-masing.


KONSULTASI

8 KONSULTASI AGAMA

Mendiskreditkan Umat yang Berbeda Keyakinan

Diasuh Oleh Dr. H. Ahmad Kosasih, M.A

Dewasa ini, banyak pendakwah yang bermunculan. Di masyarakat Indonesia yang majemuk seringkali dakwah yang dilakukan dengan mendiskreditkan orang-orang yang berbeda keyakinan lewat istilah kafir. Sebenarnya apakah ada dakwah yang mestinya kita pilah? Lalu apakah dakwah seperti itu tepat di tengah kondisi masyarakat kita yang seperti itu Pak? Mahasiswa UNP Istilah dakwah berasal dari bahasa Arab da’wah yang berarti seruan atau ajakan. Tujuan dakwah itu adalah mengajak atau merangkul orang ke jalan Allah agar terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Dilihat dari kondisi masyarakat yang didakwahi terdapat dua bentuk dakwah yang harus dilakukan secara simultan seperti terangkum dalam ungkapan “Amar ma’ruf Nahyu mungkar” yaitu, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Berdakwah dapat dilakukan lewat lisan, tulisan, dan percontohan atau ketauladanan, tergantung siapa yang menjadi sasaran dakwah itu sendiri. Allah berfirman: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (Q.S. An-Nahal/16:125). Mengajak itu tentu ada seninya sebagaimana berbicara atau berpidato juga ada seninya agar orang yang diajak itu tertarik. Maka berdakwah itu pada intinya adalah mengajak bukan mengejek, menyentuh bukan menyinggung, merangkul dan bukan memukul. Dakwah dengan kata-kata (da’wah billisan) memerlukan seni yakni seni berbicara agar orang didakwahi itu tersentuh hatinya. Seorang da’i (juru dakwah) tidak saja harus membekali dirinya dengan ilmu tapi juga metode dan seni berbicara termasuk berbicara di depan umum. Bagaimana pesan bisa sampai atau didengar oleh audien (mad’u) jika seorang da’i belum bisa menyentuh hati dan pikirannya. Sebagaimana firman Allah “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. Ayat ini secara tidak langsung mengajarkan suatu metode dakwah billisan dengan menggunakan perkataan yang lemah lembut sekalipun kepada orang yang keras. Sedangkan kepada orang yang belum beriman saja kita disuruh menggunakan perkataan yang lemah lembut apalagi kepada saudara seiman. Di antara sifat-sifat Rasulullah itu adalah keras (syidda`) terhadap orang kafir dan lemah lembut (ruhama`) kepada sesama orang beriman. Yang dimaksud dengan syidda’ di sini bukanlah berbuat kekerasan melainkan sikap tegas dengan prinsip dalam menghadapi orang kafir dan kekafiran. Ketika orang-orang kafir Quraisy menawarkan kompromi untuk saling kerja sama dalam hal ibadah. Pada saat itulah datang petunjuk Allah yang kata kuncinya “Lakum diinukum wa liyadiin” artinya, untukmu agamamu dan untukku agamaku”. Maksudnya, dalam soal akidah dan ibadah tidak ada istilah kompromi dan toleransi. Namun bukan berarti dalam pergaulan sehari-harinya Rasulullah bersikap kasar terhadap orang-orang kafir. Dalam berperang saja ada etikanya apalagi bukan dalam konteks peperangan dengan orang-orang kafir tentu lebih beretika lagi. Bahkan kita tidak boleh menyakiti perasaan mereka dengan ejekan, cacian, atau celaan terhadap cara ibadah mereka sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-An’am ayat 108: “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”. Terkait dengan pertanyaan, apakah ada dakwah yang mestinya kita pilah? Jawabannya, sebagai pendengar kita harus punya saringan dalam mendengar penyampaian dakwah oleh para muballig. Karena muballig itu bermacam-macam tipe dan karakternya sesuai dengan latar belakang dan tingkat pengetahuannya. Situasi dan kondisi dapat pula mempengaruhi seorang da’i dalam berdakwah karena mencegah kemungkaran jauh lebih sulit daripada mengajak kepada berbuat baik. Di sinilah akan ditemukan bermacam cara penyampaian dakwah. Ada yang berat kepada amar makruf dan ada yang kecenderungannya lebih kepada nahyi mungkar. Untuk bentuk yang kedua inilah tidak jarang ditemukan ada muballig yang terkesan keras bahkan vulgar. Karena itu, sebagai pendengar kita mesti punya daya saring yang cerdas. Terkait dengan pertanyaan apakah dakwah seperti itu tepat di tengah kondisi masyarakat yang majemuk? Seharusnya seorang yang berdakwah memahami cara berkomunikasi yang baik, mengerti tentang situasi audiens agar dakwah itu efektif.

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

KONSULTASI KESEHATAN

Kesemutan dan Psikosomatis

Diasuh Oleh dr. Pudia M. Indika, M.Kes.

Kenapa saat saya menangis, tangan dan kaki saya menjadi tegang hingga terasa kesemutan, bahkan juga susah digerakkan. Begitu pula saat saya cemas? Mohon penjelasannya Pak, Terima Kasih. Sisri hayati Mahasiwa Prodi Pendidikan Matematika TM 2019 Rasa kaku dan terasa kesemutan bahkan seperti terikat hingga sulit digerakkan dapat disebabkan oleh beberapa kondisi tertentu, di antaranya adalah rasa nyeri yang teramat sangat hebat, rasa cemas yang menyeluruh, adanya gangguan elektrolit di dalam tubuh, terjadi kram otot tubuh, karena kekurangan zat gizi tertentu, dan

sebagainya. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif. Keluhan yang dialami dipastikan terlebih dahulu tidak terdapat rasa nyeri pada mulanya dari bagian tubuh. Rasa nyeri dapat timbul di daerah dada yang bersumber pada jantung atau perut yang memiliki riwayat penyakit lambung (gastritis atau ulkus peptikum). Pengendalian rasa nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan penghilang rasa sakit (analgetik) Keluhan yang diungkapkan, berkemungkinan bersumber pada rasa cemas yang mengakibatkan gangguan pada fisik dan mental. Hal ini dikenal dengan gangguan psikosomatis yang dapat menyebakan gangguan kecemasan, gangguan panik hingga depresi. Tidak ada penyebab tunggal untuk gangguan psikosomatis. Dilihat beberapa faktor yang menyebabkan gangguan psikomatis yaitu faktor sosial dan ekonomi, faktor perkawinan dan keluarga, faktor kesehatan, serta faktor psikologis.

Self Self resilience adalah kemampuan resilience adalah kemamyang seseorang untuk untuk dapat puan dimiliki yang dimiliki seseorang beradaptasi pada situasi yang yang sulit dapat beradaptasi pada situasi

dan tertekan serta mampu mengusulit dan tertekan serta mampu mengubah hal yang menjadi negatif menjadi bah hal yang negatif positif. positif.

Aspek-aspek Self Resilience menurut Mufidah (2017) menjabarkan kemampuan yang membentuk resiliensi, pertama pengaturan emosi, yaitu adanya kemampuan untuk mengelola emosi agar tetap tenang saat menghadapi kondisi yang menekan. Kedua, pengendalian gerak, adalah adanya kemampuan individu dalam mengendalikan keinginan, dorongan, kesukaan, dan tekanan yang ada pada dirinya. Ketiga, optimisme, yakni adanya kepercayaan pada individu bahwa sesuatu akan berubah menjadi lebih baik. Keempat, kemampuan menganalisis masalah, adalah adanya kemampuan individu mengidentifikasi secara akurat atas permasalahan yang sedang dia hadapi. Kelima, empati yaitu adanya kemampuan bagaimana individu dapat memahami dan membaca tanda atau gejala dari kondisi psikologis, perasaan, dan emosi orang lain. Keenam, efikasi diri adalah merepresentasikan sebuah kepercayaan atau keyakinan dalam diri bahwa kita mampu untuk menyelesaikan masalah dan menggunakan kemampuan diri untuk sukses.

KONSULTASI PSIKOLOGI

Kecemasan dalam Berkomunikasi

Diasuh Oleh Indah Sukmawati, S.Pd, M.Pd, Kons. Dosen Bimbingan dan Konseling

Saya selalu takut dan cemas yang berlebihan saat berkomunikasi dengan orang baru ataupun berbicara di depan orang dengan jumlah yang banyak. Apa yang menyebabkan hal tersebut dan bagaimana cara saya mengatasinya? Terima kasih. Fatika Wulandari Mahasiswa Jurusan Biologi TM 2018 Terima kasih Saudara Fatika Wulandari. Terkait permasalahan yang anda alami mungkin juga banyak dialami oleh orang lain, dan saya sangat memahami bagaimana kegelisahan anda menghadapi hal tersebut. Sebelum menjawab pertanyaan dari anda, saya perlu membahas terlebih dahulu beberapa hal. Kecemasan

yang anda rasakan mungkin saja ada kaitannya dengan pengalaman traumatik yang dialami sebelumnya, sehingga menyebabkan rasa takut untuk berbicara dengan orang baru atau berbicara di hadapan banyak orang. Selanjutnya sudah berapa lama hal ini terjadi juga tidak jelas, apakah sudah dari usia anak-anak, remaja, atau baru akhir-akhir ini. Ditambah pada masa sekarang kemampuan berbicara di depan umum merupakan hal yang sering menjadi bahan pertimbangan untuk diterima bekerja. Sejatinya, setiap orang memiliki kesempatan untuk memiliki kemampuan berbicara di depan umum dengan baik, karena kemampuan ini bukanlah sebuah bawaan genetik. Apabila masalah anda disebabkan karena trauma maka solusinya terlebih dahulu menangani trauma tersebut, sehingga hambatan secara psikologis menjadi hilang dan anda dapat memulai pembicaraan dengan baik. Secara umum ada beberapa hal yang dapat saya sampaikan kepada anda, yaitu pertama usahakan pikiran rileks sebelum berbicara, atur nafas, dan cobalah memulai bicara secara perlahan dengan mempertahankan kontak mata. Kedua, persiapkan terlebih dahulu dengan mencatat ide atau pesan yang akan disampaikan jika diperlukan sehingga anda sudah siap sewaktu diberi kesempatan berbicara. Ketiga, pada kondisi

awal mungkin saja apa yang anda sampaikan tidak fokus atau tidak sesuai tujuan yang diinginkan, hal ini merupakan hal yang biasa. Jangan mudah putus asa ketika ada teman atau orang lain yang diajak bicara tidak menunjukkan sikap mendukung, jadikan ini sebagai pendorong untuk menyusun kalimat menjadi lebih baik lagi. Keempat, mulailah berlatih dengan beberapa orang yang dikenal, lalu cobakan berbicara dengan orang yang baru dikenal dan mengevaluasi pada bagian mana anda masih kesulitan berkomunikasi. Apabila sudah terjadi perubahan baru lanjutkan berbicara dalam kelompok kecil sampai kepada kelompok besar. Kelima, jika diperlukan ikutilah pelatihan-pelatihan dalam mengembangkan kemampuan komunikasi, seperti pelatihan public speaking, pelatihan dasar organisasi, latihan kepemimpinan, maupun pelatihan lainnya. Demikianlah yang dapat saya jelaskan, mudah-mudahan dapat membantu anda dalam mengatasi permasalahannya. Jika ada hal yang kurang memuaskan atau jika permasalahan anda tidak dapat diselesaikan lewat tulisan ini, saya menyarankan untuk bertemu langsung atau melewati komunikasi daring dengan konselor di Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling (UPTBK) UNP, konselor di UPTBK akan dengan senang hati melayani permasalahan anda lebih baik. Terima kasih.


Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

9

ENGLISH CORNER

KRITIK ENGLISH CORNER

Hoax, Bullying, and Primitive Attitudes of Indonesian Society Oleh Azizah Seprianti Mahasiswa Teknik Pertambangan TM 2019

Fake news or hoaxes are information that is actually not true, but is made as if it is true. This is not the same as rumors, pseudoscience, or April Fools. Hoax and society seem to have coexisted. Data from the Ministry of Communication and Information states that there are around 800,000 sites in Indonesia that have been indicated as spreading false information,” he said. He said that the internet had been misused by certain individuals for personal and group gain by spreading negative content that caused unrest and mutual suspicion in the community. In addition to hoaxes, the Indonesian people are also not spared from bullying, as if it is already ingrained in society. Bullying is rife among Indonesian teenagers. Bullying is unpleasant behavior either verbally, physically, or socially in the real world and in cyberspace. Bullying also makes a person feel uncomfortable, hurt and depressed whether it is done by individuals or groups. Head of the National Population and Family Planning Agency (BKKBN) Surya Chandra Surapaty said in 2016, the population of teenagers aged 10-24 years was 66.3 million out of a total population of 258.7 million, so that one in four residents is a teenager. The large number of millennial generations is a potential that requires management in a planned,

structured and systematic way so that it can be useful as a development capital in the future. But what is happening now is that there are many cases of bullying among teenagers which of course has a bad impact on the psychology of the victims of bullying. Verbal bullying has an impact on the mental condition of the victim, even bullying can cause serious injury if it is done

Ilustrator: Siska Novrida Yanti

physically and violently. Mental disabilities due to bullying make many Indonesian teenagers experience limitations. The limitations in question such as closing oneself to the environment because of the trauma that can be obtained, being quiet can even experience limitations in communicating. Data from the 2018 Program for International Students Assessment (PISA) research shows that 41.1% of students claim to have experienced bullying in Indonesia. The number of students who are bullied is far above the average for

OECD member countries which is only 22.7%. 12 Dec 2019. The percentage is quite large in Indonesia itself. Therefore, our joint task is to stop bullying from now on. Parents should pay more attention to attitude education, it turns out that their children, give children from an early age lessons on norms and manners so that children are not accustomed to despicable bullying. Hoax and bullying is what makes Indonesian society primitive. Primitives here are not like in ancient times, yes, they ate with leaves, house utensils made of stone, clothes made of animal skins. It’s not like that primitive is meant, but primitive here is the undeveloped mindset, and lack of attitude. Why is that? I say that because in today’s youth, especially students who reflect on the progress of the times, should show positive changes. However, in reality, many use technological advancements for useless things, such as spreading hoaxes and bullying for sheer fun. Without thinking about what will happen next, if this continues when will Indonesia progress if the millennial generation still has a primitive attitude. Primitive for saying bad things on social media, Primitive for criticizing without the right concept and language, Primitive for bullying other people who shouldn’t be bullied, Primitive for undeveloped mindset, Primitive for lack of attitude in social life.

Diasuh Oleh Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd.

Setelah membaca tulisan yang dikarang oleh Azizah Seprianti dari Jurusan Teknik Pertambahan dengan judul “Hoax, Bullying, and Primitive Attitudes of Indonesian Society” ada rasa bangga di hati kami bahwasanya minat menulis dalam bahasa Inggris di media Ganto sudah kian meluas. Yang selama ini kebanyakan dari mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris sekarang sudah menyebar ke jurusan lain di UNP. Kami menilai bahwa karya ananda Azizah ini cukup bagus baik dari segi bahasa maupun segi isi. Judul yang dipilih boleh dibilang bagus sesuai dengan keadaan yang berkembang dalam masyarakat Indonesia sekarang. Tulisan ini juga didukung dengan sejumlah data yang bisa meyakinkan pembaca. Hal ini penting karena sebagai tulisan yang berjenis “view” ini harus ada sumber yang ditampilkan. Karangan ini kelihatannya tidak murni artikel ilmiah dan lebih mirip dengan feature. Dalam hal English corner, kami akan melihat dua hal. Pertama sisi bahasa Inggris yang digunakan. Bahasa Ing-

gris yang digunakan oleh pengarang menurut hemat kami secara umum sudah cukup bagus baik dari segi tata bahasa maupun diksinya. Apalagi, kita tahu bahwa Azizah dari jurusan Teknik Tambang sehingga dalam kuliah tidak belajar bahasa Inggris. Memang ada beberapa kesalahan tata bahasa seperti konkordansi, pluralitas, dan keutuhan kalimat. Hal ini telah ditandai dengan tanda tebal. Selain itu, dari segi kepaduan dan kepadatan tulisan atau yang disebut dengan kohesi dan koherensi, pengarang harus belajar lagi tentang “flow of thought” atau alur pikir dalam suatu karangan. Ini penting karena dengan alur pikir yang baik pembaca akan mudah menangkap pesan yang disuguhkan. Pelajari lagi tentang pola paragraf dan pola esei. Ada sejumlah pola pengembangan ide dalam mengarang yang disebut dengan “paragraph patterns”. Sebuah ide yang baik jika tidak dikembangkan dengan benar, ia akan kehilangan daya tarik dan kekuatan pesan yang dikandungnya. Untuk masalah ide atau gagasan, tulisan Azizah masih ada sejumlah kalimat yang sulit dipahami. Hal ini sudah kami beri tanda miring. Bangunan kalimat yang terlalu panjang dan tidak mengikuti aturan konstruksi kalimat majemuk yang benar sangat sulit untuk dipahami oleh pembaca. Ingatlah bahwa sebuah kalimat harus memiliki “core part of a sentence” atau bagi inti kalimat.

SOSOK

Pentingnya Berorganisasi dan Membagi Waktu Dr. Abna Hidayati, M.Pd. Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pedidikan

Sebagai seorang aktivis, kita dituntut untuk bisa membagi waktu dengan baik dan efisien. Menentukan skala prioritas tanpa meninggalkan yang lainnya, dan tentunya juga harus seimbang antara satu dengan yang lainnya. Begitulah gambaran diri yang disampaikan oleh Dr. Abna Hidayati, M. Pd. atau kerap disapa Ayang, saat ditemui di Gedung Fakultas Ilmu Pendidikan, Rabu (23/6). Selama aktif kuliah dan berorganisasi, mengharuskannya belajar untuk memiliki jadwal agar dapat mengatur waktunya dengan baik dan sesuai porsi. Begitulah yang dijalankan oleh Ayang yang juga merupakan Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Negeri Padang (UNP) saat mengenang kehidupannya menjadi mahasiswa. Ayang tak hanya berperan sebagai ketua jurusan, namun di kampus dia juga berperan penting dalam penerbitan majalah UNP sekaligus sebagai dosen pembimbing dan dosen mata kuliah. Di luar kampus pun Ayang

juga berperan sebagai sosok ibu dan istri. Hal itu membuat Ayang harus bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Jika kembali mengingat kehidupan semasa perkuliahan, Ayang merupakan mahasiswa Strata Satu (S1) Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNP. Selain itu dia juga aktif berorganisasi di Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto pada masanya. Ayang sendiri selama ini juga dikenal merupakan sosok yang sangat cinta belajar dan mempelajari banyak hal. Ketika ditanya alasan memilih organisasi SKK Ganto ketika menjalani perkuliahan S1, Ayang mengatakan bawa dirinya memang ingin masuk SKK Ganto dari awal. Hal itu bermula di saat SKK Ganto selalu mengirimkan koran terbi-

tan terbaru ke kampus-kampus yang berada di Sumatera Barat, salah satunya dikirim ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Kebetulan di saat itu ibunya bekerja di bagian kemahasiswaan. Ketika orang tua Ayang membawa koran tersebut pulang untuk dipinjam, di saat itulah Ayang selalu membacanya dan mulai tertarik dengan organisasi tersebut. Wal a u

pada tahun pertama mendaftar sempat gagal di tengah perjalanan permagangan akibat kecelakaan, hal tersebut tidak menyurutkan semangat Ayang untuk kembali mendaftar di tahun kedua. Hingga akhirnya perjuangan Ayang terbalaskan ketika ia diangkat menjadi reporter lalu dilanjutkan menjadi Redaktur Pelaksana SKK Ganto di tahun selanjutnya. Keaktifan Ayang di dunia jurnalistik atau pers mahasiswa membawa Ayang bekerja di salah satu kantor berita nasional Indonesia, yakninya di Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Dia bekerja sebagai reporter sekaligus sambilan melanjutkan studinya yaitu Strata Dua (S2) di Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UNP. Setelah menyelesaikan S2 pada awal 2008, Ayang mengikuti tes menjadi dosen dan diterima di Prodi tersebut. Di awal menjadi dosen pun, Ayang juga aktif menjadi Pembina Himpunan Mahasiswa Jurusan maupun organisasi lainnya. Hingga akhirnya Ayang ditunjuk

menjadi sekretaris jurusan, lalu pada 2019 dilantik menjadi Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNP periode 2019-2023. Tidak hanya menjadi sosok aktivis yang bisa membagi waktu dengan baik, Ayang juga sudah menerbitkan tiga buku yang berjudul “Kurikulum Pendidikan Karakter” pada tahun 2016, “Kurikulum dan Profesionalitas Guru” pada tahun 2018, dan buku “.” pada tahun 2019. Selama pandemi Covid-19 ini pun, Ayang mengaku tidak ada kendala yang dihadapi dan semua masih aman terkendali. Di sela obrolan dengannya, ia berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk mengikuti organisasi sebagai wadah pengembangan diri. Karena dengan berorganisasilah kita bisa menambah jaringan dan ilmu. “Jika sudah memasuki dunia kerja, tidak cukup dengan pintar saja, namun juga harus memiliki soft skills.” Tutupnya, saat mengakhihiri wawancara dengan Ganto. Lidya.


OPINI

10

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

Melekatnya Perilaku Koruptif di Indonesia Indonesia dan korupsi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, seperti halnya pohon beringin dan benalu. Sangat berat untuk dikatakan, namun perilaku koruptif sudah menjadi budaya dari bangsa ini, tetapi itulah kenyataan yang harus kita terima. Perilaku koruptif adalah budaya buruk yang akan tetap lestari tanpa perlu adanya usaha khusus, malah sebaliknya perlunya usaha khusus agar budaya ini hilang dari bangsa Indonesia. Perilaku koruptif sudah ada sejak zaman kerajaan di nusantara. Selanjutnya korupsi juga menjadi salah satu penyebab hancurnya VOC yang merupakan perusahaan terkaya jika dibandingkan perusahaan raksasa dunia saat itu. VOC memiliki kekayaan apabila dikonversikan ke dollar Amerika sekitar USD 7 triliun, apabila dibandingkan dengan data terakhir jumlah aset kekayaan dua perusahaan raksasa dunia yaitu Apple sekitar USD 1 triliun, Amazon dengan USD 1,6 triliun, masih belum dapat mengimbangi dari jumlah kekayaan yang dimiliki oleh VOC. Namun pada akhirnya VOC bangkrut dan memiliki hutang yang besar hingga akhirnya gulung tikar. Dalam peristiwa sejarah kita dapat mengamati pola-pola yang ada. Pola-pola inilah yang dapat kita pelajari untuk bisa memahami peristiwa yang terjadi saat ini dan memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan. Dengan memahami pola korupsi yang sudah ada sejak zaman dahulu, kini waktunya bagi kita sejenak merenung dan berpikir untuk me-

nemukan tindakan apa yang tepat agar kita mampu memecahkan titik masalahnya sehingga dapat menarik Indonesia dari lingkaran hitam korupsi yang telah lama mencekik bangsa ini. Saat ini Indonesia masih berada dalam cekikan lubang hitam korupsi. Hal tersebut membuat tantangan Indonesia untuk bisa sejahtera dalam ekonomi makin di ujung tanduk. Untuk memenuhi kebutuhannya, Indonesia kini harus melakukan pinjaman terhadap pihak luar. Data dari Kementerian Keuangan mencatat posisi utang Indonesia pada akhir Februari 2021 mencapai Rp 6.361 Triliun, naik 2,05 persen dari periode Januari 2021. Pinjaman akan terus naik apabila uang negara tidak dikelola dengan baik dan diselewengkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok yang merugikan bangsa. Sebuah lembaga untuk menangani praktik korupsi yang merugikan negara dibuat dan seiring berjalannya waktu lembaga ini berhasil menangkap para koruptor. Lalu ada sebagian kelompok manusia yang merasa posisinya terancam selama lembaga ini tetap berjalan bebas, maka muncul upaya untuk melemahkan gerak-gerik lembaga tersebut agar geraknya terbatas dan koruptor dapat beraksi kembali dengan bebas. Ini merupakan contoh mengenai sistem yang baik dan ideal. Namun, apabila manusia yang menjalankannya

tidak baik maka semua akan siasia. Bahkan, para aktivis yang dengan suara lantang berada di barisan paling depan meneriaki betapa kotornya para koruptor, meneriakan perihal kebangsaan, dan menyuarakan keresahan rakyat hingga akhirnya mendapat kep e r -

Ilustrator: Vedri Rahmadhana

cayaan dari rakyat itu sendiri, namun kemudian pada periode selanjutnya menduduki kursi panas yang dahulu ia soraki. Pada akhirnya, mereka bernasib sama dengan koruptor yang akhirnya dibui. Hal tersebut sangat miris dan pola ini bisa saja terjadi berkali-kali. Pernah mendengar nama Sultan Syarif Kasim II? Sultan ke-12

Kesultanan Siak Indrapura yang tidak lama setelah proklamasi beliau menyatakan Kesultanan Siak Indrapura bagian dari wilayah Indonesia dan menyumbangkan kekayaan 13 juta gulden untuk pemerintahan Republik Indonesia. Di sisi lain, ada Sultan Hamengku Buwono IX yang menyumbangkan hartanya senilai 6,5 juta gulden untuk kas negara yang tengah dilanda kekosongan pada saat itu. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa sejarah tersebut. Salah satunya adalah bagaimana bentuk kepedulian yang diberikan kepada bangsa ini. Mungkin sekarang hal-hal tersebut sangat sukar untuk kita temui, tetapi ketika kita tidak mampu untuk memberi maka kita bisa untuk menjaga dan mengelola apa yang sudah kita punya dengan baik. John F. Kennedy pernah berkata “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!” Ini sebuah tamparan keras terhadap bangsa kita di tengah lilitan budaya buruk korupsi. Apapun bentuk korupsi merupakan pertanda dari memudarnya nasionalisme, setiap bentuk tindakan korupsi tentu bertentangan dengan nasionalisme. Praktek korupsi merupakan perbuatan yang mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok dan saat praktek korupsi berjalan sudah tidak ada lagi semangat berkorban untuk bangsa dan negara.

Oleh Kevin Fallo Mahasiswa Pendidikan Sejarah TM 2017

Hal yang perlu dikhawatirkan sekarang ialah seseorang yang ingin menjadi pejabat negara tidak lagi termotivasi untuk mengabdi terhadap negara, melainkan untuk memperkaya diri sendiri atau kelompoknya. Dalam masa pemerintahannya hal yang diutamakan tentu bagaimana cara untuk memperkaya diri sendiri sehingga kesejahteraan rakyat akan terabaikan. Perlahan pola pikir ini sudah menjadi realitas yang ada dalam kehidupan kita, tentu hal ini menandakan betapa daruratnya nasionalisme bangsa kita saat ini. Bukan alasan bagi kita untuk menyerah sekarang, salah satu cara untuk memutus mata rantai tersebut ialah dengan memperbaiki kualitas dan menjaga integritas diri untuk menolak segala tindakan korupsi dalam diri kita dan lingkungan sekitar kita. Memulai semua dengan hal-hal kecil dan yang terdekat dengan kita, mengajarkan dan membimbing generasi selanjutnya untuk jauh dari perilaku koruptif, serta menanamkan spirit nasionalisme pada dirinya.

Ekonomi Merosot Kriminalitas Melonjak Kriminalitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal-hal yang bersifat kriminal yang di dalamnya terdapat perbuatan yang melanggar hukum pidana dan kejahan. Menurut kompas.com, angka kriminalitas yang terjadi pada tahun 2020 naik 38,45% dalam sepekan. Sedangkan data dari Kepolisian RI menunjukkan tingkat kriminalitas di Indonesia meningkat pada pekan ke-24 tahun 2020 dibandingkan pekan sebelumnya. Rinciannya, terdapat 4.244 kasus kriminalitas yang terjadi pada pekan ke-23. Kemudian, jumlahnya meningkat menjadi sebanyak 5. 876 kasus pada pekan ke-24. Pada tahun 2021 angka kriminalitas juga semakin meningkat. Hal ini dilihat dari medcom. id yang menyebutkan, tiga bulan pertama di tahun 2021 mulai Januari-29 Maret 2021, tercatat sebanyak 22 laporan polisi yang ditangani Kapanewon Bantul. Begitu juga dengan kasus-kasus yang terjadi di daerah lain di Indonesia. Contoh kriminalitas di Indonesia adalah prostitusi online, judi online, penyeludupan

narkoba, pemerkosaan, begal motor dan mobil, korupsi, menghabiskan nyawa seseorang, pengeboman, dan tindak kekerasan seksual. Dikutip dari tempo.co, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Awi Setyono mengatakan ada lima kasus kriminalitas yang paling banyak ditemukan, yaitu pencurian dengan pemberatan sebanyak 538 kasus, narkotika sebanyak 580 kasus, pencurian kendaraan bermotor sebanyak 166 kasus, kasus penggelapan sebanyak 365 kasus, dan kasus kekerasan seksual atau pemerkosaan sebanyak 70 kasus. Pencurian merupakan salah satu angka kriminalitas tertinggi. Kita sebagai pendengar, pembaca, atau penikmat berita tidak bisa langsung memberikan ucapan atau pikiran negatif terhadap pelaku. Alasan yang menyebabkan pelaku melakukan hal tersebut karena terkena PHK, untuk memenuhi kebetuhan keluarga, dan alasan lainnya. Ketika mendengar alasan untuk memenuhi kebutuhan keluarga memberikan tanda tanya pada kehidupan kelu-

arga yang nantinya berujung pada keadaan ekonomi di Indonesia. Data mengenai pertumbuhan ekonomi bisa dilihat di media sosial dan secara langsung serta wawancara dengan masyarakat sekitar terkait ekonomi yang mereka rasakan. Pandemi Covid-19 yang melanda sangat mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pekerja yang terkena PHK dan penjual yang merasakan menurunnya pendapatan. Contohnya saja, para pedagang yang berjualan di sekolah tidak bisa berjualan lagi akibat pembelajaran online. Ekonomi yang mulai merosot dan tuntutan kebutuhan keluarga yang memaksa untuk dipenuhi, sementara jalan pemasukan tengah payah dicari. Hal tersebut membuat seseorang melakukan sesuatu yang tidak diduga, seperti pencurian, pembegalan, dan lainnya, dengan harapan desakan kebutuhan dapat terpenuhi. Namun sayang, di balik penderitaan masyarakat, masih ada orang-orang yang kehidupannya berada di taraf se-

jahtera tapi menjelma menjadi tikus negara saat penderitaan rakyat belum reda. Pemerosotan ekonomi ini perlu diperbaiki agar tindak kriminalitas bisa dikurangi. Kesejahteraan masyarakat mulai ditumbuhkan kembali agar sedikit demi sedikit pemikiran terkait kriminalitas merupakan jalan keluar dari suatu masalah bisa hilang di kalangan masyarakat. Pemerintah bisa melakukan pembinaan terhadap masyarakat berupa pelatihan atau hal lain yang dapat membantu masyarakat dalam menjalani perekonomian yang tidak stabil. Gebrakan UMKM seta ajakan melek digital yang dilakukan oleh pemerintah ini menurut saya merupakan salah satu jalan terbaik untuk memulihkan perekonomian kembali. Diharapkan gebrakan-gebrakan yang dilakukan oleh pemerintah bisa menyebar merata di seluruh kawasan Indonesia sehingga tidak kalangan tertentu saja yang menikmati gebrakan tersebut. Pemuda-pemudi Indonesia jangan hanya diam dengan keadaan negeri kita saat ini.

Oleh Rezky Amelia Putri Mahasiswa Pendidikan Fisika TM 2018

Indonesia butuh generasi yang mampu mensejahterakan rakyatnya. Rajin belajar, tuntutlah ilmu setingginya, dan mengabdi pada negara. Mengabdi tidak harus menjadi Apartur Sipil Negara, Tentara, dan Polisi. Namun lakukan yang terbaik untuk masayarakat sekitar, yang dapat meningkatkan produktifitas masyarakat. Jika ini dilakukan oleh seluruh pemuda-pemudi Indonesia maka Indonesia dalam waktu dekat bisa pulih dan menjadi lebih maju dari tahun-tahun sebelumnya.


OPINI

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

11

Hukum Rabun UU ITE Kebebasan berekspresi merupakan bagian fundamental dalam kehidupan demokrasi yang telah dijamin dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 E ayat 2 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya”. Hal tersebut tak terkecuali di dalamnya memberi kritik atas sikap dan perwujudan nilai demokrasi itu sendiri. Oleh karenanya, kritik bukan barang benar dan salah saat dilontarkan oleh seseorang, ia bagian dari buah pikiran yang direfleksikan atas sudut pandang individu yang beragam dan tak pernah satu. Terlebih kita negara Indonesia yang menganut paham demokrasi dalam kehidupan bernegara, sudah menjadi keniscayaan jika kritik merupakan bagian penting yang dijamin kebebasannya di ruang mana pun di negara ini. Kebebasan berekspresi dewasa ini dibarengi dengan laju perkembangan informasi dan teknologi yang semakin pesat, kehadiran sosial media sebagai salah satu wadah mengekspresikan diri menjadi hal yang mudah untuk dilakukan oleh hampir 170 juta jiwa pengguna aktif sosial media di Indonesia. Tak ayal, kehidupan maya di era digital ini sama halnya diatur dalam bertransaksi di dunia nyata. Undang-undang yang memayungi para penggunanya dalam bersosial media yang nyaman dan aman kemudian diatur dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Sejak kemunculannya, justru sejumlah pasal di dalam un-

dang-undang ini menjadi momok bagi netizen untuk berpendapat di ranah sosial media. Sejumlah kasus hukum yang dilandasi pelanggaran undang-undang ITE dalam berpendapat menyeret sekelompok orang. Ironisnya, mereka dijerat pelanggaran undang-undang ITE lantaran memberi kritik terhadap pemerintah yang mestinya tidak perlu kejut kritik. Mohammad Hisbun Payu, aktivis mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta salah satunya. Ia ditangkap dan seketika ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan ujaran kebencian terhadap presiden Jokowi pada Maret 2020 lalu. Ia dikenai pasal 45 A ayat 2 dan pasal 28 ayat 2 atas kritikannya terhadap presiden yang dinilai lebih mementingkan investasi ketimbang kondisi rakyat Indonesia di akun sosial medianya. Kesalahan proses hukum pun menimbulkan protes atas kasus i n i . Hisbun langsung ditangkap di kediamannya tanpa diberikan surat pemanggilan dan kesaksian untuk membela diri. Jika dinilai, di mana tolok ukur kebencian dalam pernyataan tersebut yang kemudian pantas menjadikan seseorang tersangka kriminal? Pasal-pasal di dalam undang-undang ITE, beresiko mengkriminalisasi seseorang dalam memberikan tanggapan dan kritikan di sosial media. Mereka yang dijadikan tersangka, dijerat pasal-pasal karet yang seringkali menjadi multitafsir dan tidak memiliki indikator hukum

yang jelas. Kapan sesuatu dianggap salah dan benar dalam berpendapat di sosial media tidak pernah memiliki ketentuan baku yang jelas untuk layak menjerat seseorang ke meja hijau. Salah satu pasal yang beresiko tinggi dan menyeret orang-orang dalam mengeluarkan pendapat di sosial media adalah pasal 27 ayat 3 mengenai penghinaan dan pencemaran n a m a baik. Pasal ini jugalah yang sering menarik sejumlah orang ke meja hijau atas

Ilustrator: Vedri Rahmadhana

kritikan terhadap pemerintah. Agaknya, sentimental pemerintah dan aparat kita yang masih kanak-kanak tidak mampu membedakan antara kritik dan kebencian, serta mana kritik dan pencemaran nama baik. Hal-hal yang dianggap menyentil kepincangan mereka, kian hari makin lancang dalam menggerus kebebasan berpendapat. Undang-undang ini buram dan penuh bias dalam pasal-pa-

sal karetnya yang sering menjadi sasaran kriminalisasi untuk sejumlah orang. Seringkali yang dijadikan tersangka dalam kasus ini adalah orang-orang biasa yang tidak memiliki kuasa penuh. Proses hukumnya mengandung kecacatan yang sering menyasar orang-orang yang hanya mengambil suara untuk memberi kritik. Tentu hal tersebut bukanlah hal yang salah. Dan semestinya kritikan tak pernah terasa manis dibandingkan pujian yang barangkali ingin didengar oleh pemerintah. Sangat disayangkan, kasus pelanggaran undang-undang ITE ini dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya. Tak terbatas dari pemerintah, masyarakat yang mengadukan hal serupa pun juga banyak. Ini diungkapkan oleh Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) yang melaporkan adanya 285 kasus pelanggaran dengan dalih undang-undang ITE pada tahun 2008 hingga 2019. Sementara itu, pada tahun 2020 sejak pandemi Covid-19 angka tersebut bertambah drastis sebanyak 110 tersangka. Revisi undang-undang ini pun sudah pernah dilakukan pada tahun 2016, namun hal tersebut tidak menjawab kegelisahan korban-korban kriminalisasi dari pasal-pasal karet tersebut untuk mengganti atau menghilangkan pasal-pasal yang mengandung bias dan resiko menjadi korban hukum. Tahun ini juga Jokowi menyatakan bahwa pemerintah ti-

Oleh Rahma Livia Mahasiswa Psikologi TM 2017

dak anti kritik dan mengajak rakyat untuk memberikan kritikan terhadap pemerintah, bahwa kritikan tersebut sangat diperlukan bagi perbaikan. Ketidaksinkronan yang dipertontonkan ini sedikit menggelitik kesangsian atas sejumlah kasus pelanggaran undang-undang ITE lantaran mengkritik rezimnya. Jelas dengan sejumlah kasus pelanggaran undang-undang ITE yang menjerat pengkritik pemerintah, menunjukkan ketidaksanggupan pemerintah dalam menindak serius ketidakberesan pasal-pasal yang sering di- salahgunakan untuk mengkriminalisasikan orang-orang atas kesempatan balas dendam. Revisi undang-undang yang direncanakan pun dinilai masyarakat hanya akan semakin meruncingkan taring pemerintah untuk mengoyak para pengkritiknya ke meja hukum. Dan agaknya, rencana revisi ini tidak benar-benar serius dilakukan ketika pemerintah dengan santainya mengatakan bahwa ‘pemerintah tidak anti kritik’ di saat pemenjaraan para pengkritik pemerintah dengan cacat prosedur hukum sering dilakukan kepada mereka.

KOLOM

Menjadi Bagian Kampus Terbaik Dunia Oleh Dr. Rahadian Zainul, S.Pd., M.Si. Dosen Jurusan Kimia

Selamat datang mahasiswa baru, saya bangga kalian memilih kampus ini sebagai pilihan, bukan keterpaksaan, bukan pula pilihan terakhir, apalagi pilihan sebentar jelang ulang

lagi untuk ikut tes SBMPTN tahun depan. Karena, agar bisa masuk UI, ITB, Unpad, ITS, UGM dan seabrek kampus yang kata orang orang sebagai kampus terbaik di Indonesia. Maaf, untuk alasan terakhir, anda jangan percaya, karna sekali anda yakin mereka lebih baik, maka anda akan tetap menjadi mahasiswa biasa. Siapa bilang UI, ITB, UGM, Unpad lebih hebat dari kita? Kapan? Dalam konteks apa? Indikatornya apa? Kemampuan Mahasiswakah? Input? Semuanya bisa dibandingkan, tapi ingat uji dan buktikan dulu baru percaya? Kalian, adalah generasi baru UNP, sama seperti mereka. Hidup dengan waktu yang diberi jatah sama. 24 jam sehari semalam. Sama lahir di zaman teknologi, dengan percepatan informasi yang nyaris tanpa pembeda walau dalam skala nano detik. Sama bebas mengakses informasi,

dan sama memiliki kemampuan berpikir serta sumber daya yang nyaris tak beda. Tahukah anda, bedanya hanya sikap dan pikiran yang keliru telah merasuki kita, bahwa kita tak sehebat dan sekuat mereka. Ini sama sekali tak benar, bahwa sikap yang membodohi diri, membatasi potensi dan mengkebiri prestasi. Di sini, saat anda melangkah kaki di gerbang ini. Ingatlah baikbaik. Universitas Negeri Padang adalah universitas terbaik dunia, di sini dan mulai saat ini. Tak perlu gengsi atau sungkan bahkan harusnya kalian bangga menjadi bagian perubahan besar di kampus ini, “World Class University”. Katakan kepada siapa saja, saya adalah mahasiswa Universitas Negeri Padang, dan saya memilih dan meyakini, keputusan yang paling berharga dan penting dalam hidup ini, untuk membuktikan dan menunjukkan kepada dunia akan prestasi dan inovasi yang akan dilahirkan. Kita, saya sebagai dosen, anda se-

bagai mahasiswa baru, bertekad untuk berbuat dengan integritas yang tinggi, berkarya tanpa henti, mengerahkan segala potensi serta selalu membawa perubahan dan pikiran positif bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia, baik di taraf nasional hingga pentas internasional. Tak ada batas, tak ada pemisah, apalagi pagar bahwa anda hanya di sini. Ingat selalu, Do Locally, Think Globally. Buang gengsi. Buktikan diri bahwa Anda adalah mahasiswa terbaik dunia. Catatlah dalam relung jiwa, sebait kata filosof, anda adalah apa yang anda yakini dan pikirkan. Anda akan menjadi diri anda sejatinya, sesuai dengan apa yang anda bayangkan atau impikan, serta anda terima secara sadar. Sekali memilih keputusan untuk “menjadi” maka segenap jiwa dan raga akan mengupayakan agar gagasan dan pikiran itu menjadi kenyataan. Pesannya, berhatihatilah dengan persepsi dan anggapan yang dilontarkan orang,

termasuk soal kampus kita. Mahasiwa baru, sebentar lagi kita bertemu. Jalan-jalan berliku akan kalian tempuh, seribu satu problema akan menyeruak di kehidupan anda sebagai mahasiswa. Satu hal yang pasti, masa depan anda saat ini adalah keyakinan yang ada dalam diri, imajinasi, pikiran yang akan meluas dan memenuhi energi jiwa dan raga kalian. Saya sudah melewati dan mengalami masa masa lalu, saat saya tahu persepsi di waktu itu membunuh gengsi dan harga diri. Saat itu, IKIP namanya, sejarah balik nama yang tak bisa lari seperti ganti warna, tapi dalam jiwa yang sama. Namun, tembok-tembok itu terdobrak jua, kalau anda yakin bisa, seperti berjalan di atas bara yang membara. Ingatlah, Tuhan tak akan pernah membatasi potensi kita. Tuhan tak akan siasia jalan hidup kita, selagi kita selalu berpikir positif dan penuh keyakinan. You Can If You Think You Can. Anda adalah mahasiswa terbaik dunia, disini UNP. Bravo.


12

FOTO

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

Potret Kaum Marjinal di Kota Padang Pada edisi 219 kali ini, Ganto mengabadikan segelintir potret fakir miskin dan anak-anak terlantar yang mencari nafkah di Kota Padang pada Rabu (25/8) dan Jumat (29/8). Kemiskinan memaksa sebagian dari mereka mencari nafkah di jalanan, namun di sisi lain mereka dianggap melakukan pelanggaran ketertiban. Di antara dari mereka adalah tuna wisma, kaum disabilitas, serta anak-anak terlantar. Selain itu, Ganto juga memotret pemulung yang juga melintasi jalanan di kota Padang. Berdasarkan Pasal 34 ayat 1 Undang-undang Dasar 1945 dijelaskan bahwa “Mengamanatkan kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar”. Berikut potret dari kaum terlantar yang berada di jalanan yang telah diabadikan Ganto.

Menyumbang: Seorang wanita memberi uang saat melintasi pengemis di trotoar jalan sekitar UNP, Jumat (20/8). f/Rino.

Mendorong: Seorang anak disabilitas tanpa busana nampak mendorong kursi roda yang menopangnya untuk berjalan di Jalan Pantai Purus Padang, Rabu (25/8). f/Rino.

Membersihkan: Seorang pemulung tengah membersihkan sampah plastik untuk dijual kembali. Ia mengambil sampah dari pendemo di depan Gedung DPRD Sumatera Barat, Rabu (25/8). f/Rino.

Menanti: Seorang pengemis wanita yang telah berusia lanjut tengah menunggu pejalan kaki untuk memberikan sumbangan padanya di Pasar Raya Padang, Rabu (25/8). f/Rino.

Atraksi: Dua bocah yang biasa dipanggil manusia silver tengah melakukan atraksinya di simpang jalan Pasar Raya Padang, Jumat (29/8). f/Rino.

Rehat: Tiga orang bocah sedang beristirahat selepas memungut sampah di depan Basko Hotel Padang, Jumat (29/9). f/Rino.


TEROPONG

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

13

Peringkat Bagus Tahun Ini Universitas Negeri Padang (UNP) berada pada posisi ke-5 perguruan tinggi terbaik di Indonesia dalam University Rankings 2021 versi SCImago Institutions Rankings (SIR). SCImago Institutions Rankings merupakan data pemeringkatan dunia yang menilai relevansi publik terhadap riset atau penelitian di suatu institusi. Indikator yang diacu untuk menentukan kualitas suatu perguruan tinggi atau universitas terdiri dari tiga aspek utama penilaian. Mengutip informasi di laman SCImago Institutions Ran- kings, ketiga aspek tersebut adalah riset, inovasi, dan dampak sosial yang diambil dari informasi yang disediakan di laman masing-masing perguruan tinggi. Menurut Informasi yang diberikan oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Yohandri, M.Si, Ph.D., UNP unggul dalam aspek riset yang presentasinya sebanyak 50%. Di mana bobot pada aspek riset lebih besar dibandingkan dengan aspek lainnya, yaitu inovasi sebanyak 30% dan dampak sosial sebanyak 20%. Ia juga mengatakan dalam bidang riset ini hal yang dinilai adalah output, scientific leadership, own jurnal, not own jurnal, excellence with leadership, excellence, normalized impact, high quality publications, international collaboration, open access, dan scientific

talent pool. “Tetapi yang paling besar bobotnya adalah normalized impact, dari 50% terdapat 13% di normalized impact,” paparnya, Kamis (24/6). Selanjutnya, Yohandri mengatakan pada tahun 2020 terdapat sekitar 494 artikel UNP yang terindeks oleh jurnal internasional Scopus. Menurutnya pada tahun 2020 terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2019 dikarenakan pandemi yang mengganggu kegiatan riset. Di mana pada tahun 2019 terdapat 646 artikel yang terindeks secara internasional. “Pada tahun 2020 sedikit terganggu karena adanya pembatasan dana riset. Kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan, seperti kegiatan penelitian di sekolah susah dilaksanakan ketika pandemi dikarenakan sekolahnya libur,” jelasnya. Zadrian Ardi S.Pd., M.Pd yang merupakan dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling menanggapi perolehan prestasi tersebut. Menurutnya capaian

Wawancara: Reporter Ganto (kiri) saat mewawancarai Kepala LP2M, Yohandri, M.Si, Ph.D (kanan) di ruangannya, Gedung Rektorat UNP, Kamis (24/6). f/Rahma.

tersebut tidak terlepas dari kerja keras seluruh elemen di UNP, mulai dari pimpinan, dosen, tenaga pendidik, hingga mahasiswa. Hal yang menjadi acuan dalam pemeringkatan ini adalah kinerja penelitian, hasil inovasi, dan dampak sosial dalam empat tahun terakhir, terangnya, Kamis (3/6). Ardi melanjutkan, dari segi kuantitas terjadi peningkatan yang sangat signifikan dengan terbuktinya terdapat 1600 lebih publikasi. Menurutnya, jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, ada antusias luar biasa dari sivitas akademika untuk meningkatkan diri demi kemajuan lembaga dalam hal penelitian serta publikasi ilmiah.

Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Muhammad Ismail Nasution, SS,MA saat diwawancarai Ganto pada Kamis (3/6) menyampaikan, jika berpayung pada Perguruan Tinggi yang lebih ternama khususnya di Indonesia, jumlah publikasi di UNP dinilai masih rendah secara kualitas, tetapi jika dilihat dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), UNP tidak kalah dengan LPTK lainnya. Ia berharap kedepannya UNP lebih maju lagi. Tidak hanya di bidang publikasi ilmiah, tetapi seluruh komponen yang ikut dalam proses pengembangan UNP ke depan. Sejalan dengan hal tersebut, Mahasiswa Jurusan Manajemen

TM 2019, Megi Hedian berharap kualitas dan kuantitas penelitian di UNP harus sama-sama seimbang. Menurutnya jika mahasiswa melakukan publikasi penelitian hanya di semester akhir rasanya perlu ditingkatkan atau disemarakkan tidak hanya ketika masa akhir saja. Selain itu, tidak hanya di beberapa fakultas saja, namun dosen dan mahasiswa di seluruh fakultas harus dapat bekerja dan ikut berperan dalam dunia penelitian ini. “Harapannya kualitas dan kuantitas dari penelitian ini sama-sama saling difokuskan dan diperhatikan, tidak hanya dari segi kuantitas namun juga kualitas di dalamnya.” Tutupnya, Kamis (24/6). Tiara.

Progres Pembukaan Prodi Kedokteran Olahraga UNP Dilansir dari sumbar.Inews.id bahwa UNP membuka Prodi Kedokteran dengan kekhususan kedokteran olahraga (sport medicine). Sementara itu Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D menyebutkan progres pembukaan Prodi Kedokteran UNP dengan kekhususan olahraga telah melalui persiapan sejak tahun 2018. Pendirian prodi ini sudah mendapatkan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Andalas (Unand) untuk keperluan pembinaan dan pengembangan dunia pendidikan kesehatan bersama. Selain itu, Dosen Prodi Kepelatihan Olahraga, Irfan Oktavianus menjelaskan bahwa informasi adanya Prodi Kedokteran

Olahraga sudah ia dengar dari berbagai berita dan kabar di sosial media. Ia mendukung adanya prodi tersebut dan berharap adanya luaran yang berkualitas. “Adanya Prodi Kedokteran olahraga UNP dapat menghasilkan luaran yang berkualitas,” ucapnya, Kamis (8/7). Dr. dr. Linda Rosalina M.Biomed selaku Ketua Tim Task Force Prodi Kedokteran Olahraga UNP menyebutkan bahwa proses pembukaan prodi kedokteran olahraga dimulai dari pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dengan mengundang tim Fakultas Kedokteran UI dan Unand, serta mengundang seluruh direktur rumah sakit dinas kesehatan se-Sumatera Barat. “Pendirian Prodi Kedokteran Olahraga UNP juga sudah mendapat surat

rekomendasi dari Gubernur Sumatera Barat,” jelasnya saat di wawancarai Ganto, Kamis (17/6). Adanya Prodi Kedokteran Olahraga ini sangat dibutuhkan di bidang keolahragaan UNP. Hal ini diungkapkan dosen Kepelatihan Keolahragaan, Naluri Denai bahwa olahraga sudah menjadi kebutuhan masyarakat secara umum, sehingga prodi kedokteran kekhasan olahraga ini diperlukan di bidang keolahragaan terutama penanganan atlet yang berprestasi. “Menjadi kebutuhan masyarakat secara umum dan atlet berprestasi secara khusus, oleh karena itu membutuhkan penanganan dokter,” Jumat (18/6), ucapnya. Perihal pendirian Prodi Kedokteran Olahraga UNP, nantinya akan ditempatkan di kampus

Bukittinggi UNP. Pembukaan prodi ini juga didukung oleh gubernur Sumatera Barat dan walikota Bukittinggi. Sementara itu Rumah Sakit Umum Ahmad Mochtar Bukittinggi juga dijadikan sebagai rumah sakit pendidikan kedokteran UNP. Linda melanjutkan, proses pembukaan prodi ini juga sempat menemui kendala usulan ke Kementerian Dikti. Penyusunan naskah yang mulanya sudah rampung sejak 2019 kemudian diusulkan ke Kementerian Ristek Dikti, namun di pertengahan terjadi kendala lantaran pemilihan presiden yang berdampak pada perubahan nama Kementerian Ristek Dikti menjadi Kementerian Dikti. “Kami berusaha memperbaiki usulan kembali tentang prodi kedokteran olahraga, na-

mun setelah perbaikan dilakukan terjadi perubahan kementerian kembali,” ujarnya. Saat ini status pendirian Fakultas Kedokteran baru masih moratorium sehingga saat ini tim hanya menunggu arahan kementerian, namun UNP sudah menyiapkan dosen dengan berlatar belakang Strata 2 (S2), S3, dokter umum, dan spesialis, lanjut Linda. Hadirnya Prodi Kedokteran Olahraga ini menjadi harapan bagi Mahasiswa Prodi Pendidikan Olahraga TM 2018, Ade Kurniawan, untuk pengembangan kualitas universitas kedepannya. “Adanya prodi ini sangat bagus karena tentunya akan semakin baik untuk pengembangan UNP kedepannya,” ucapnya, Selasa (6/7). Yuni

KILAS

Melintas: Seorang mahasiswa melintasi lantai yang rusak di Gedung Pascasarjana Universitas Negeri Padang Lantai 2, Senin (16/8). f/Sandi.

Tumpukan: Terlihat setumpuk sampah yang berserakan di sekitar Tenda Biru Gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang, Senin (16/8). f/Sandi.


FEATURE

14

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

Setoreh Kisah Pedagang Kaki Lima Lewati Getirnya Pandemi

Pandemi bukan hal mudah yang dilewati oleh lelaki berusia 63 tahun itu. Berdiam menunggu pembeli dengan gerobak jualannya di kawasan Jam Gadang yang sepi pengunjung, ia terus berdoa agar pandemi lekas usai dan keadaan kembali seperti sedia kala. Oleh Rezky Amelia Putri Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika TM 2018 Telah lebih satu tahun berselang sejak virus Covid-19 menyerang, keadaan memaksa kita hidup berdampingan dengannya. Rupa kebijakan dalam menanggulangi penyebaran virus Covid-19 mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), PSBB transmisi, hingga pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM) telah berjalan sepanjang pengendalian virus ini. Akibat adanya pandemi dengan sejumlah kebijakan pemerintah yang mengatur kegiatan masyarakat untuk tidak berkerumun, memberikan dampak lain dari menurunnya taraf ekonomi masyarakat terkhusus pedagang. Di sisi lain Kota Bukittinggi, Kamis (22/7) saat Ganto menyusuri Pasar Banto hingga kawasan Jam Gadang yang biasanya ramai kunjungan wisatawan, terlihat sepi dan tidak tampak banyak kegiatan di sana. Sejumlah toko saat melewati Pasar Lereng pun terpaksa tutup. Saat bertanya pada beberapa pedagang setempat, mereka mengatakan sejum-

lah toko terpaksa tutup lantaran tak banyak orang yang berbelanja akibat pemberlakuan PPKM. Sebagian lainnya memilih tutup dan menunggu PPKM selesai hingga dapat berjualan kembali. Sementara di kawasan Jam Gadang yang juga tampak sepi, seorang laki-laki paruh baya yang telah berusia lanjut datang dan didekati oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Lelaki tua yang memakai masker dan topi itu melihat ke arah Satpol PP yang mendatanginya lalu ditinggal pergi oleh orang yang berpakaian abu-abu kecoklatan itu. Ganto mengarahkan langkah untuk mendekati laki-laki tua itu. Saat ditanya ada apa gerangan antara ia dengan Satpol PP yang mendatanginya tadi, ia menjawab “Satpol PP itu meminta untuk pindah tempat jualan agar tidak ada kerumunan,” ungkapnya. Namun, ia tetap masih di sana menunggu ada yang membeli jualannya. Lelaki yang berinisial A tersebut menjual mainan anak-anak,

Sepi: Terlihat seorang pedagang dengan gerobak jualannya sedang duduk menanti pembeli di tengah sepinya kawasan Jam Gadang akibat pemberlakuan PPKM, Kamis (22/7). f/Mput.

air putih, dan tisu dengan kisaran harga Rp5.000 sampai Rp10.000. Sembari membeli air minumnya Ganto berbincang-bincang dengannya. Ia sendiri mengungkapkan jika ia bukanlah masyarakat setempat, melainkan berasal dari Kabupaten Agam dan tinggal di perbatasan antara Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Dahulunya beliau bekerja membuat mainan anak-anak seperti balon air yang dibuat secara manual, namun sekarang sudah berganti ke permainan anak-anak buatan pabrik sekalian menjual tisu dan air putih. Beliau berjualan menggunakan gerobak dan dititipkan di suatu tempat, sehingga perjalanannya dari rumah untuk berdagang hanya membawa barang-ba-

rang jualan saja. Sejak dimulainya kebijakan PPKM ini, beliau berangkat lebih pagi ke Kota Bukittinggi untuk berjualan agar tidak terkena penyekatan. Ia adalah pria berusia 63 tahun dan merupakan seorang duda. Istrinya telah beberapa tahun lalu meninggal dan memiliki dua orang anak. Anak paling tuanya telah berkeluarga sementara anak bungsunya bekerja sebagai karyawan di supermarket yang ada di Kota Bukittinggi. Selama PPKM ini kawasan di Jam Gadang sangat sepi pengunjung sehingga jarang yang membeli jualannya bahkan tidak ada sama sekali, sehingga uang simpanannya terpaksa digunakan untuk kebutuhan hidupnya. Selama pandemi ini ia mengungkapkan tidak adanya bantuan pemerin-

tah yang datang padanya sebagai pedagang yang terdampak. “Tidak mendapatkan bantuan bukan berarti kita harus meminta-minta agar diberi bantuan,” ujarnya. Di sela-sela perbincangan tak terasa air mata ini menitik. Beliau berujar “Tak ada yang sia-sia di sisi Allah.” Selagi niat baik, pencaharian yang halal, maka teruslah berjuang, teguhnya. “Walaupun hari ini tidak ada yang laku, mungkin besok ada yang laku atau besoknya lagi, yang penting berpikir positif terhadap yang maha kuasa dan terus berusaha.” Bagaimanapun, ia terus berharap keadaan dapat kembali normal seperti sedia kala. Mengingat selama pandemi hidup dirasa semakin susah, jualannya pun jarang laku dibandingkan sebelum pandemi.

Mengenal Bela Diri Ilmu Tenaga dalam Prana Sakti Padang Perguruan Beladiri Ilmu Tenaga Dalam Prana Sakti Indonesia merupakan perguruan dengan syarat utama masuknya yaitu beragama Islam dan mengerjakan salat lima waktu serta terbuka untuk umum dan anak muda. Oleh Rino Warisman Putra Mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan TM 2018 Perguruan Bela diri Ilmu Tenaga Dalam Prana Sakti Indonesia merupakan nama yang cukup asing dan jarang dibicarakan di kancah bela diri Indonesia. Perguruan bela diri yang sudah berdiri sejak 1975 ini didirikan oleh Drs. Asfanuddin Panjaitan yang merupakan seorang Sarjana Publisistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada 1972. Tergabung dalam angkatan 66, dia pernah menjabat sebagai Komandan Laskar Aries Margono dalam misinya menumpas kekejaman Partai Komunis Indonesia yang kala itu berhasil membunuh dan menculik tujuh jenderal yang kita kenal sebagai pahlawan revolusi. Oleh karena semangat itulah Asfan, panggilan akrabnya, memperdalam ilmu tenaga dalam bersama kawan-kawan angkatan 66 lainnya. Asfan mendirikan sebuah perguruan bela diri ilmu tenaga dalam yang diberi nama Perguruan Bela Diri Ilmu Tenaga Dalam Prana Sakti yang resmi memulai

latihan perdananya pada 5 maret 1975. Perjuangan Asfan dan kawankawan mengembangkan seni bela diri ini mendapat tantangan di awal pendiriannya salah satunya dari masyarakat sekitar karena dianggap musyrik dan bertentangan dengan ajaran agama Islam. Karena masalah yang cukup pelik ini, Asfan yang bukan merupakan seorang santri memilih untuk berkonsultasi dengan tiga ulama kondang di zamannya yaitu Buya Hamka, K. H Ali Maksum, dan K. H AR Fachruddin. Dengan mempertimbangkan masukan dan usulan dari tiga ulama kondang tersebut, Asfan kemudian mengubah dan memperbaharui jurus-jurus yang dianggap mengarah ke syirik dan menyekutukan Allah kejurus yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Bahkan ikrar yang diucapkan merupakan ikrar yang tak main-main dengan membawa ruh tauhid di dalamnya yaitu dengan mengucapkan kalimah tauhid “LailahaIllallah

Berlatih: Terlihat dua orang anggota Prana Sakti Padang sedang berlatih ilmu tenaga dalam di Pantai Parupuk Tabing, Minggu (25/7). f/Rino.

Muhammaddar Rasulullah”. Setelah melalui perjuangan yang cukup keras dan mendapatkan banyak batu terjal dalam penyebarluasannya, perguruan ini akhirnya benar-benar diterima oleh masyarakat luas seluruh Indonesia bahkan sampai keluar negeri seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di Indonesia sendiri perguruan ini telah membuka cabang hampir di semua pulau yang ada di Indonesia seperti Jakarta, Lampung, Palembang, Medan, Bandung, Pekanbaru, Padang, Ujung Pandang, Parepare, Kolaka, dan wilayah lainnya di Indonesia. Saat ini tercatat ada 50 ribu Anggota Prana Sakti yang tersebar di Indonesia. Menelusuri keberadaan salah satu Seni Bela Diri Ilmu Tenaga Dalam Prana Sakti yang berada di Kota Padang, Ganto bertandang ke Pantai Perupuk Tabing, Rabu (2/6). Kegiatan Seni Beladiri Pra-

na Sakti di Padang rutin diadakan dua kali dalam seminggu yaitu setiap pagi Sabtu dan Minggu. Kegiatan seni bela diri ini bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan diri dari pengaruh buruk atau energi negatif. “Bela diri ini bertujuan untuk mengolah jiwa dan olah rasa dan menyehatkan badan juga,” ujar Hen Simalin Marajo selaku Sekretaris Perguruan Bela Diri Ilmu Tenaga Dalam Prana Sakti. Lebih lanjut ia juga menjelaskan syarat utama dari masuk perguruan ini yaitu beragama Islam dan salat lima waktu. “Syarat utamanya adalah Islam karena ikrar kita adalah ikrar tauhid.” Kemudian Hen juga menjelaskan apa itu Prana Sakti yang merupakan salah satu seni bela diri yang berfokus pada olah pernafasan dan melatih energi tubuh. “Prana Sakti itu bukanlah seperti namanya sakti, namun jika memang kita

bersungguh-sungguh mendalami ilmu tenaga dalam ini maka akan mendapatkan hal yang lebih dari seni bela diri ini,” ucapnya Banyak dosen Universitas Negeri Padang (UNP) yang masuk dalam seni bela diri ini, bahkan Prana Sakti di Padang diperkenalkan oleh salah seorang mantan Dosen Fakultas Teknik UNP yaitu Almarhum Sahrul Lubis yang sekaligus pernah menjabat menjadi ketua umum. Sampai sekarang seni bela diri ini banyak diisi dan diikuti oleh dosen UNP. Seni Bela Diri Ilmu Tenaga Dalam Prana Sakti Indonesia cabang Padang ini memiliki sekretariat di Jalan Raden Saleh. Prana Sakti ini sangat terbuka untuk umum dan anak-anak muda yang ingin mendalami ilmu tenaga dalam. “Kami sangat terbuka untuk semua umur terutama generasi muda yang ingin mendalami seni bela diri ini.” Ujar Hen.


Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

15

TELUSUR

Pesona Gentala Arasy, Ikon Menarik Kota Jambi

Bertandang menikmati waktu senja di Ganta Arasy pada sore hari akan menjadi pilihan wisata murah meriah untuk merehatkan diri sembari menelusuri wisata sejarah Islam. Oleh Indah Pareza Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris TM 2018 Gentala Arasy merupakan salah satu ikon Kota Jambi yang menjadi tujuan wisata baru bagi masyarakat Jambi dan wisatawan luar daerah. Jembatan Gentala Arasy ini terletak di seberang Kota Jambi. Ketika Ganto berkunjung ke tempat ini, terlihat cukup banyak pengunjung yang bersantai dan berswafoto menikmati senja di sepanjang jembatan, Jumat (30/4). Pembangunan Gentala Arasy memakan waktu tiga tahun lamanya yaitu dari tahun 2012 hingga 2014 dengan menelan dana sekitar Rp88 miliar rupiah. Ikon Kota Jambi ini diresmikan oleh Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden Republik Indonesia pada 28 Maret 2015. Jembatan Gentala Arasy memiliki panjang 530 meter dan lebar 4,5 meter dengan dua tiang pancang yang berdiri kokoh setinggi 60 meter. Dua pancang ini memiliki makna keseimbangan yang ada dalam kehidupan ma-

syarakat yaitu adanya laki-laki dan perempuan. Jembatannya sendiri berbentuk huruf “S” yang melambangkan inisial rasa syukur kepada Tuhan. Sedangkan menara Gentala Arasy yang dibangun di ujung jembatan memiliki tinggi 80 meter. Di bagian bawah Menara Gentala Arasy terdapat sebuah museum yang merupakan museum budaya dengan corak arsitektur Islam. Di dalam museum ini, kita bisa melihat puluhan benda bersejarah dari abad ke-19 seperti piring-piring keramik buatan China bermotif ayat Al-Qur’an, mimbar yang usianya lebih dari 100 tahun, dan beberapa koleksi uang logam zaman kerajaan Majapahit, Mataram, Jenggala, Samudra Pasai hingga Kesultanan Banten. Selain itu, juga terdapat ratusan benda titipan masyarakat, titipan museum negeri, dan titipan museum perjuangan. Mushaf lengkap 30 juz berukuran 125x180 senti meter yang ditulis

Jembatan: Pemandangan jembatan Genta Arasy yang menjadi ikon Kota Jambi di tengah pengunjung yang menikmati pemandangan sore hari, Jumat (30/4). f/Indah.

dengan tulisan tangan dipajang tak jauh dari pintu masuk, sehingga pengunjung dapat langsung melihatnya di awal perjalanan menjelajahi museum. Koleksi paling tua di museum ini adalah sabuk dan jubah yang dipakai Sri Sultan Mangkubumi dari Dusun Tanah Periuk, Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo yang berusia 400 tahun. Sedangkan koleksi yang paling menyita perhatian di sini adalah mushaf al-qur’an yang berukuran tidak seperti pada umunya. Gentala Arasy dapat dijadikan sebagai tujuan rekreasi keluarga karena akses yang mudah dijangkau. Untuk memasuki Museum Gentala Arasy pengunjung tidak perlu merogoh kocek yang da-

lam, cukup Rp2000 untuk anakanak, Rp3000 untuk dewasa, dan Rp5000 untuk wisatawan asing. Salah seorang warga Kota Jambi, Alfian (35) mengatakan bahwa dia sangat tertarik mengunjungi Menara Gentala Arasy disebabkan menara ini yang mudah dijangkau dari Kota Jambi. “Kami bisa membawa anak-anak mengunjungi museum untuk melihat sejarah Islam di Sekoja (seberang Kota Jambi) sekaligus menikmati panorama Sungai Batanghari dari atas jembatan,” katanya. Selain melihat koleksi benda-benda sejarah yang ada di museum Gentala Arasy, pengunjung juga bisa membaca sejarah masuknya Islam di Jambi pada panel yang dipasang di dinding

museum. Museum ini juga memiliki ruang bawah tanah. Di sana dibangun sebuah ruangan sebagai tempat pemutaran film dokumenter seputar sejarah Islam. Dari sekian banyak sudut, ada satu tempat yang menjadi favorit banyak pengunjung yaitu sebuah lift yang akan membawa pengunjung menuju balkon menara. Di atas ketinggian 25 meter, pengunjung bisa menyaksikan bentangan Sungai Batanghari dan Kota Jambi dari ketinggian. Jika ingin bertandang menikmati wisata ini, disarankan untuk mengunjungi Gentala Arasy pada sore hari. Sinar matahari yang berwarna jingga ketika menuju waktu malam, membuat keindahan Sungai Batanghari kian terpancar.

RAGAM

Pengalaman Ikuti KBKM 2020 Oleh Audy Islami Jurusan Biologi TM 2018

Seseorang memiliki cara yang berbeda-beda untuk mengeksplor diri, baik dari segi komunikasi dan beradaptasi di lingkungan. Adapun semuanya saya rasakan pada saat mengikuti kompetisi Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) 2020. Meskipun saya berasal dari Jurusan Biologi dan bukan dari bidang ilmu budaya, saya memiliki kesukaan dan hasrat ingin belajar tentang hal baru. Dalam mengikuti kegiatan ini saya tergabung dalam Tim Kaba Babarito. Di dalam tim, pelajaran yang saya dapatkan, kita harus bisa memahami satu sama lain, bisa mengerti keadaan, dan jika ada permasalahan kita carikan solusi bersama-sama, menjauhi sifat egois dan amarah. Kekompakan menjadi hal yang terpenting dalam segala kegiatan yang dijalani. Di dalam tim, kami mempunyai visi dan misi yang sama untuk memajukan khususnya kebudayaan Sumatera Barat, salah satunya yaitu tradisi lisan yang mana kita ketahui penutur rata-rata orang tua. Tidak dipungkiri cepat atau lambat akan mengalami penurunan dan bisa

terjadi kepunahan. Pada saat ini generasi muda juga tidak tertarik mempelajari dan melestarikan kebudayaan khususnya tradisi lisan, dikarenakan banyak pengaruh gadget, pergaulan dan hal lainnya. Oleh karena itu saya bersama tim Kaba Babarito dengan penuh semangat melalui event Kemah Budaya Kaum Muda 2020, berinisiatif membuat produk aplikasi tentang tradisi lisan Sumatera Barat, semacam aplikasi yang berisikan Podcast yang kekini-kinian. Adapun cerita tradisi lisan dalam bentuk E-book serta pengetahuan lainnya tentang tradisi lisan dikemas dengan menarik sehingga bisa dinikmati khususnya generasi muda. Tentunya di regional Sumatera Barat (Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan) sebanyak 32 tim di regional ini berada pada kategori aplikasi yang berbeda-beda.Aplikasi yang diikuti mulai dari tahap awal persiapan ide sampai tahap presentasi akhir. Alhamdulilah tim kami diberi kesempatan menjadi Juara I Tingkat Regional, dan menjadi delegasi untuk mewakili regional

Potret: Sosok Audy Islami saat mengikuti kegiatan lansung Kemah Budaya Kaum Muda di Hotel Aston Kartika Grogol, Jakarta Barat, Senin (15/11). f/Istimewa.

Sumatera Barat ke nasional. Tentu saja ini menjadi motivasi saya dan tim lebih giat dalam mencapai progres yang lebih baik lagi. Pengalaman yang berharga dalam hidup saya saat menjadi finalis di KBKM 2020 yang dilaksanakan di Jakarta. Banyak pengetahuan dan relasi yang saya dapatkan selama kegiatan ini, mulai dari rangkaian awal jadi peserta regional sampai menjadi peserta nasional. Menariknya saya banyak mengenal orang yang berbeda-beda dari berbagai daerah di Indonesia. Acara KBKM ini merupakan program unggulan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud). Pada Undang-undang No.5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan, khususnya melibatkan kaum muda dalam perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan untuk pemajuan kebudayaan. KBKM ini diadakan di tengah wabah pandemi, oleh karena itu metode pelaksanaan sebagian dilaksanakan secara daring dan luring yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap regional dan tahap nasional pada tanggal 9-15 November 2020. Dari banyak tahap kompetisi di mana peserta melalui proses yang panjang, yaitu seleksi administrasi dan seleksi substansi menjadi suatu pencapaian yang

luar biasa bagi saya. Dalam kegiatan ini saya dan tim melakukan tahap awal dari pelatihan, monitoring, pembinaan, sampai penyempurnaan karya. Tidak hanya sekedar mengikuti event saja, selain belajar ilmu baru tentang kebudayaan dan kebudayaan daerah lain, saya pun turut memiliki teman-teman dari berbagai daerah yang membuat pikiran dan wawasan saya jadi terbuka. Apapun jalan yang kita lalui harus tetap konsisten, terus berani mencoba, agar kita dapat mengevaluasi diri menjadi lebih baik. Jika kita tidak mencoba kita tidak tahu artinya berjuang, dan jika kita katakan menyerah semuanya akan selesai.


TEROPONG

16

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

Kehadiran Pojok Statistik sebagai Pusat Data di UNP Universitas Negeri Padang (UNP) terpilih menjadi lokasi pojok statistik oleh Badan Pusat Statistik (BPS). UNP menjadi universitas ke tiga di Indonesia yang saat ini memiliki lokasi pojok statistik. Pojok statistik merupakan program dari BPS Republik Indonesia dalam rangka mensosialisasikan statistik di masyarakat dan khususnya di perguruan tinggi. Sebelumnya, pojok statistik ini sudah terdapat di dua universitas lainnya di Indonesia, yaitu Universitas Hasanuddin dan Universitas Sumatera Utara. Lalu disusul UNP menjadi universitas ke tiga di Indonesia yang memiliki lokasi pojok statistik. Ketua Program Studi (Prodi) Jurusan Statistika, Dony Permana, S.Si,M.Si mengatakan, alasan terbesar UNP dipilih sebagai pojok statistik dikarenakan UNP merupakan satu-satunya universitas di Sumatera Barat yang memiliki jurusan statistik. Selain itu, hubungan kerja sama yang baik antara pihak BPS dengan UNP menjadi alasan terpilihnya lokasi pojok statistik di UNP, ungkap Dony saat diwawancarai Ganto, Kamis (10/6). Persiapan berdirinya lokasi pojok statistik ini dilakukan sebelum bulan ramadhan dan baru berdiri pada 21 Mei 2021. Pendirian lokasi pojok statistik ini dibiayai oleh BPS pusat.

Lebih lanjut, Pojok Statistik ini direncanakan resmi pada 1416 Juni 2021. Peresmian dilakukan oleh Sekretaris Utama BPS pusat bersama Rektor UNP. Namun dikarenakan beberapa kendala dari pihak BPS maka peresmian pojok statistik ini ditunda sampai akhir Juni. Layanan yang akan diadakan oleh Pojok Statistik seperti penyediaan data, data akademis, konsultasi data, teknik pengolahan data, dan pelayanan terkait data lainnya. Pihak BPS akan bekerja langsung untuk menjalankan layanan pojok statistik UNP setiap hari Senin dan Kamis. Sementara itu, staf pojok statistik dari pihak UNP masih akan dibicarakan lebih lanjut. “Untuk staf dari pihak UNP, direncanakan dosen atau mahasiswa dapat membantu menjalankan layanan pojok statistik ini”, ujar Dony saat ditemui langsung di Jurusan Statistika. Sementara itu, Dony mengatakan tidak ada perbedaan yang signifikan terkait penyediaan data di BPS dengan penyediaan data di pojok statistik sendiri. Hanya saja, di pojok statistik data apapun dapat diperoleh secara gratis,

Duduk: Terlihat seorang mahasiswa duduk di pojok statistik yang berlokasi di Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Padang Lantai 2, Rabu (9/6). f/ Sandi.

yang jika diakses di website BPS perlu berbayar. Mahasiswa Jurusan Statistika UNP TM 2018, Rifani Riski Amelia, mengatakan bahwa pendirian pojok statistik ini di UNP sudah bagus karena sivitas akademika di UNP tidak perlu lagi jauh-jauh ke BPS untuk mengakses data. “Walaupun data di BPS bisa didapatkan secara online melalui website BPS, namun pendirian pojok statistik ini tetap membantu sivitas akademika UNP dalam memperoleh data penelitian secara cepat,” ujarnya, Rabu (9/6). Sementara itu, mahasiswa Jurusan Fisika UNP TM 2018, Nadya Aztifa, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui bahwa telah

Pengenalan Program Pertukaran Merdeka

Pada bulan April lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Program Pertukaran Merdeka secara virtual di Zoom Meeting dan live streaming YouTube. Dalam penjelasannya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan bahwa Program Pertukaran Merdeka ini merupakan salah satu wujud dari implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Universitas Negeri Padang (UNP) sendiri telah mengikuti program ini, seperti yang diungkap Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjamin Mutu (LP3M) Prof. Dr. Jamaris, M.Pd ketika dihubungi Sabtu (7/8). Berbeda dengan program pertukaran lainnya, Program Pertukaran Merdeka ini tak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa, akan tetapi juga diperuntukkan bagi dosen. Lama durasi belajarnya berlangsung selama lima bulan, mulai dari Agustus-Desember 2021. Selain itu, dalam program ini tidak hanya berfokus kepada mata kuliah, akan tetapi pengenalan budaya lokal nusantara juga menjadi sasarannya. “Selain ke mata kuliah, mereka diperkenalkan budaya lokal perguruan tinggi yang mereka datangi,” Ujar Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi, Tri Kurniawati, S.Pd., M.Pd., Kamis (12/8). Jurusan Pendidikan Ekonomi sendiri merupakan salah satu jurusan yang dosennya diterima menjadi Dosen Modul Nusantara, salah satu

kelompok atau bidang dari Program Pertukaran Merdeka. Lanjut Kurnia, ia mengatakan bahwa program ini terbuka untuk siapa saja (dosen). Tidak ada pembatasan kapasitas bagi dosen yang ingin mendaftar. Saat ini UNP telah meluluskan enam orang dosennya untuk Dosen Pengampu Modul Nusantara. “Yang menyeleksi nanti kan kementerian, dosen yang berminat kita kirim semua. Ada yang lulus ada yang tidak,” terangnya. Salah seorang mahasiswa yang mengikuti program pertukaran merdeka, Sufi Rizalda, mengatakan bahwa untuk mendaftar di program pertukaran merdeka, persyaratan yang harus dipenuhi cukup mudah. Pendaftaran dilakukan di website kampusmerdeka. kemdikbud.go.id dengan membuat akun terlebih dahulu. “Kemudian, kita bisa memilih program pertukaran mahasiswa merdeka sebagai program yang akan kita ikuti. Setelah memilih program, kita diinstruksikan mengisi formulir dan melengkapi persyaratan untuk mendaftar program tersebut,” jelas Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah TM 2019 ini, Rabu (11/8). Di lain sisi, untuk Jurusan Pendidikan Ekonomi, Tri Kurniawati mengatakan bahwa pihak jurusan telah menggencarkan sosialisasi kepada mahasiswa dan dosen untuk mau mengikuti program ini. Untuk sosialisasi sendiri, pertama diinformasikan melalui WhatsApp, kemudian baru melalui Zoom Meeting.

Begitu juga dengan Ketua LP3M, ia mengatakan bahwa pihak kampus telah mensosialisasikan Program Pertukaran Merdeka dengan bekerja sama dengan Wakil Rektor (WR) I. “Kita kerja sama juga dengan tim dari WR I. Terus disosialisasikan melalui kurikulum, sehingga mahasiswa mendaftar bisa melalui link,” jelasnya. Mengenai manfaat dari program pertukaran merdeka, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) TM 2018, Winda Safitri mengatakan bahwa program ini dirasa sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Selain menambah wawasan, mahasiswa juga lebih mengenal budaya perguruan tinggi yang dituju, tuturnya, Selasa (10/8). Sama halnya dengan winda, Prof. Dr. Solfema, M.Pd., Dosen Jurusan PLS juga mengatakan bahwa program pertukaran ini bisa memperluas wawasan mahasiswa dan dapat bertukar pengalaman dengan mahasiswa luar. “Manfaatnya bagus, dengan ada pertukaran mahasiswa lebih terbuka wawasannya,” ujarnya, Kamis (12/8). Terakhir, Jamaris selaku Ketua LP3M menegaskan bahwa program pertukaran merdeka ini bagus manfaatnya untuk diikuti mahasiswa dan dosen. Hal tersebut dapat membantu mahasiswa dan dosen dalam melihat perbedaan mahasiswa dan dosen luar tempat ia melakukan Program Pertukaran Merdeka ini. “Jangan seperti katak dalam tempurung, kita merasa hebat sendiri,” pungkasnya. Rizka.

tersedianya layanan pojok statistik di UNP yang berlokasi di lantai 2 perpustakaan pusat UNP tersebut. Menurutnya, perlu diadakannya sosialisasi pengenalan pojok statistik kepada sivitas akademika UNP sebelum dibuka secara resmi. Nadya mengungkapkan bahwa ia merasa senang dengan adanya lokasi pojok statistik di UNP. “Saya berharap dengan adanya layanan pojok statistik bisa membantu mahasiswa maupun dosen dalam penelitian yang dilakukan,” paparnya, Rabu (9/6). Lebih lanjut, layanan pojok statistik ini dapat digunakan oleh sivitas akademika dan juga masyarakat Kota Padang. Oleh kare-

na itu, nantinya akan dibuat spanduk yang menunjukkan bahwa terdapat lokasi pojok statistik di UNP. Dony sebagai Ketua Prodi Jurusan Statistika berharap, semoga layanan pojok statistik dapat berjalan dengan baik dan berkembang kedepannya. Rencana-rencana pelayanan lainnya seperti adanya pelatihan statistik untuk mahasiswa statistik dan mahasiswa UNP dapat terlaksana nantinya. “Saya berharap layanan pojok statistik ini dapat berjalan dengan baik kedepannya dan rencana-rencana yang telah disusun dapat direalisasikan dengan baik.” tutupnya saat mengakhiri wawancara. Fitria.

Program Visiting Researcher, Fasilitasi Dosen Penelitian ke Luar Negeri Sebagai bentuk implementasi Program Kampus Merdeka dan Indikator Kinerja Utama, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan lnternasional Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Program Visiting researcher pada semester Juli-Desember mendatang. Pendaftaran program ini sudah dibuka sejak 3 Mei 2021 lalu. Untuk pelaksanaan programnya, akan dilakukan selama tiga bulan. Kepala UPT Layanan Internasional, Rusnardi Rahmat Putra, S.T., M.T., Ph.D Eng mengatakan, program ini bisa diikuti oleh dosen UNP yang ingin melakukan penelitian ke luar negeri dan sebaliknya dosen luar negeri yang ingin melakukan penelitian ke UNP. Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang sedang atau sudah dijalankan, tapi masih perlu perbaikan lebih lanjut. “Karena program ini singkat, jadi kita hanya melakukan finishing dari penelitian bersama sebelumnya,” tuturnya kepada Ganto, Senin (31/5). Rusnardi melanjutkan, kuota yang akan diterima dalam program ini ada tiga orang. Namun, dalam tahapan seleksi tetap memperhatikan kelengkapan persyaratan yang diminta. Salah satunya harus memiliki hubungan kerja sama dengan mitra luar negeri sebagai syarat pendaftaran. “Kalau yang mendaftar dua, belum tentu keduanya bisa lulus, kelengkapan persyaratan juga penting,” tambahnya. Salah seorang Dosen Jurusan Teknik Sipil yang mendaftar program ini, Annisa Prita Melinda, S.T., M.T menyampaikan bahwa, universitas yang ia tuju untuk menjalankan program ini adalah salah satu universitas di Jepang, yaitu Osaka University, Jurusan Teknik Arsitektur, jelasnya

melalui pesan WhatsApp, Senin (31/5). Annisa mengatakan bahwa ia sudah mengunggah dokumen untuk pendaftaran, di antaranya yaitu, daftar riwayat hidup, Letter of Acceptance atau persetujuan penelitian, roadmap penelitian, dan draft publikasi. Program sejenis ini pun baru pertama kalinya ia ikuti. “Untuk Program Visiting Researcher semacam ini, yang melibatkan mitra kampus luar negeri, baru kali pertama Ibu ikuti,” ungkapnya. Selanjutnya, Annisa menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan program ini, nantinya akan menyesuaikan dengan mitra universitas. “Hal ini akan menyesuaikan dengan atmosfer di mitra kampus yang dituju. Apakah mereka mengizinkan langsung penelitian setelah sampai di sana, atau sebelumnya harus studi singkat ataupun penyamaan persepsi sebelum melaksanakan penelitian,” lanjutnya. Sesuai dengan namanya, program ini harus dilaksanakan oleh dosen terkait dengan melakukan kunjungan ke universitas mitra, kata Rusnardi. Meskipun ia mengakui bahwa masa pandemi menjadi tantangan besar untuk menjalankan program ini. “Beberapa negara melakukan pembatasan untuk warga asing keluar masuk, seperti Jepang hanya membolehkan apabila ada keperluan penting,” jelasnya. Sejalan dengan yang disampaikan Rusnardi, Yohandri, Ph.D selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) mengatakan bahwa, selama pandemi belum ada dosen yang melakukan penelitian ke luar negeri. “Namun bisa disiasati dengan mengirimkan data yang diperlukan ke mitra terkait untuk bisa diolah oleh dosen.” Tuturnya, Senin (31/5). Mitha.


TEROPONG

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

17

Selangkah Menuju PTN-BH “PTN-BH memberikan dampak pada kualitas lulusan. Tidak ada hubungan dengan UKT. Malah lebih leluasa dengan UNP bisa buka perusahaan, unit usaha, karena kita diberi kebebasan mencari dan menggali income generating dari luar.” Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) merupakan perguruan tinggi dengan status sebagai badan hukum publik yang otonom. Di Indonesia, perguruan tinggi dengan status PTN-BH baru sebanyak 12 perguruan tinggi, diantaranya Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Sumatera Utara, Universitas Sebelas Maret, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Pendidikan Indonesia. Universitas Negeri Padang (UNP) sendiri saat ini sudah mendapatkan persetujuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek (Kemdikbud Ristek) untuk berubah dari Badan Layanan Umum (BLU) menjadi PTN-BH. Perubahan menjadi PTN-BH ini melibatkan tiga menteri, yakni Menteri Keuangan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta Menteri Sekretaris Negara. Setelah mendapat persetujuan dari menteri, selanjutnya akan dilakukan penandatanganan oleh Presiden Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah (PP) tentang PTN-BH UNP. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Keolahragaan (FIK), Dr. Umar, MS., AIFO menjelaskan bahwa banyak kelebihan yang akan didapat oleh UNP jika sudah menjadi PTN-BH. Diantaranya seperti memudahkan dalam pembukaan ataupun penutupan prodi serta otonom yang lebih luas dibanding BLU. Namun, UNP juga harus kuat dari segi finansial, karena jika tidak maka akan ada kemungkinan kolaps. “Jika dilihat saat sekarang ini, UNP cukup kuat untuk menjadi PTN-BH,” ujarnya, Kamis (9/7). Ia juga menambahkan bahwa UNP harus memaksimalkan fasilitas yang ada. Seperti Labor Fitnes yang belum cukup peralatannya. Maka harus dimaksimalkan dan dilengkapi. Begitu juga dengan fasilitas lain seperti Auditorium, kolam renang, dan yang lainnya. Dosen Jurusan Teknik Mesin Bulkia Rahim, S.Pd.,M.Pd.T mengatakan bahwa persiapan UNP beranjak dari BLU menuju PTNBH sudah sangat maksimal. Salah satu contohnya adalah tenaga pendidik. UNP sangat menyokong dan mendorong semaksimal mungkin dosennya untuk melanjutkan jenjang pendidikan akademik yang lebih tinggi. “Rektor UNP mengatakan bahwa dosen UNP di tahun 2026 ditargetkan semua Doktor,” terangnya, Sabtu (24/7).

Wawancara: Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Ganefri, Ph.D saat diwawancarai di ruangannya, Gedung Auditorium lantai 4, Selasa (29/6). f/Afdal.

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi TM 2017, Sucia Azwenda mengatakan tidak tidak tahu mengenai UNP yang akan menjadi PTN-BH. Menurutnya, PTN-BH kurang tepat diterapkan untuk UNP apalagi mengenai biaya pendidikan. “Ditakutkan UKT (Uang Kuliah Tunggal) mahal,” ujarnya, Sabtu (3/7). Senada dengan Sucia, salah seorang Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika TM 2017 yang tidak ingin disebutkan namanya juga mencemaskan UKT yang naik jika UNP nantinya menjadi PTN-BH. “Kabarnya UKT bisa jadi tambah mahal,” ucapnya saat ditanyai Ganto, Jumat (2/7). Membahas tentang UKT,

Presiden Mahasiswa UNP, Imam Wahyudi Afrizon mengatakan bahwa kemungkinan UKT naik atau turun tergantung dari bagaimana UNP kedepannya. Contohnya, ketika UNP menjadi PTN-BH maka, universitas memiliki wewenang dalam penentuan kuota mahasiswa jalur masuk mandiri. Bahkan bisa mencapai maksimal 50%. UKT mahasiswa jalur mandiri lebih tinggi dibanding jalur masuk lainnya. Sehingga jika kuota mahasiswa mandiri 50%, berarti mahasiswa yang membayar UKT lebih banyak. “kita sama tahu kalau UKT mahasiswa mandiri tidak bisa turun,” pungkasnya (10/7). Sementara itu Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D saat ditemui

di ruangannya menerangkan, tidak perlu adanya kekhawatiran mengenai UKT. Adanya status PTN-BH justru memberikan otonomi dalam mengelola akademik, keuangan, dan sumber daya. “PTN-BH memberikan dampak pada kualitas lulusan. Tidak ada hubungan dengan UKT. Malah lebih leluasa dengan UNP bisa buka perusahaan, unit usaha, karena kita diberi kebebasan mencari dan menggali income generating dari luar,” jelasnya, Selasa (29/6). Lebih lanjut, proses UNP menuju PTN-BH hanya tinggal penandatangan PP PTN-BH. Ditargetkan, ungkap Ganefri, pada 1 Januari 2022 UNP telah resmi berstatuskan PTN-BH. Siska.

Implementasi Program MBKM Masih Perlu Berbenah Sejak pertama kali peluncuran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada awal tahun 2020 lalu, banyak pihak yang meragukan keberhasilan Program MBKM ini. Program yang jadi perbincangan itu dimulai dari soal pembukaan Program Studi (Prodi) baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, dan kemudahan perubahan status Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Badan Layanan Umum (BLU) menjadi PTN Berbadan Hukum (PTN-BH). Terakhir, yang paling gencar dipersoalkan mengenai hak belajar tiga semester di luar prodi mahasiswa. Sementara itu, di Universitas Negeri Padang (UNP) program MBKM telah diperkenalkan secara langsung pada 5 Maret 2020 sekaligus penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan dunia Industri. Dilansir dari Antaranews.com, hingga Desember 2020, UNP telah mengahasilkan 7.800 mahasiswa dalam pelaksanaan delapan program MBKM tersebut. Staf Ahli Wakil Rektor 1 UNP, Yulianto Santoso, M.Pd mengatakan implementasi program MBKM di UNP sudah terlaksana namun masih diperlukan banyak lagi usaha peningkatan dalam hal pengelolaannya. Dampak dari kebijakan MBKM, lanjut Yulianto, yakni merubah hal fundamental dari aspek pengelolaan akademis seperti struktur kurikulum, metode pembelajaran dan sistem pengakuan kredit yang ditun-

tut lebih fleksibel. “Tentu hal inilah yang menjadi pekerjaan prioritas UNP yang harus segera diselesaikan dalam rangka optimalisasi kebijakan MBKM,” ungkapnya kepada Ganto melalui Whatsapp, Sabtu (10/7). Lebih lanjut, Dosen Administrasi Pendidikan ini mengatakan bahwa dalam penerapan program MBKM ini terdapat kendala berupa, distribusi kurikulum untuk paket merdeka belajar tiga semester bagi mahasiswa yang harus disediakan oleh prodi, prodi harus menyediakan pola distribusi mata kuliah yang efektif, prodi juga harus berupaya secara maksimal untuk menjalin mitra dengan Perseroan Terbatas (PT) maupun non-PT (Institusi Pemerintah maupun Industri) demi menunjang aktivitas MBKM. “Proses ini tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk membuat kesepakatan implementasi dengan mitra mulai dari rencana kegiatan, pelaksanaan dan instrumen penilaian mahasiswa,” ujarnya. Menurut Yulianto, koordinasi dengan berbagai stakeholders menjadi kunci agar program ini dapat berjalan baik. “Koordinasi antara prodi dengan mitra tentunya juga harus ditingkatkan,” tegasnya.

Selanjutnya, memberikan kewenangan pengakuan kredit minimal 20 SKS kepada mitra tentu tidaklah mudah. Dengan demikian prodi dituntut berkolaborasi dengan mitra untuk menyusun pola implementasi dan operasional yang sistemik, efektif dan terukur dalam rangka menginternalisasikan kompetensi yang diharapkan prodi dan mitra atau industri. Sementara itu, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Dr. Aisiah, M.Pd mengatakan bahwa ide serupa MBKM sudah pernah ada pada menteri pendidikan tahun 1996 yaitu masa Wardiman Djojonegoro. Pada saat itu, kata Aisiah, Wardiman mengeluarkan Kebijakan link and match, artinya adanya keterkaitan dan kecocokan antara lulusan perguruan tinggi dan lulusan sekolah dengan dunia usaha atau dunia industri atau dalam artian lain magang dengan sistem SPG. Namun dalam implementasinya, kebijakan ini tidak berjalan mulus, dunia industri atau usaha merasa terganggu dengan kehadiran mahasiswa karena unit produksi akan terganggu, karyawan dan proses kerja administrasi juga ikut terganggu, ungkapnya saat diwawancarai, Sabtu (10/7). Lebih lanjut, menurut Kepa-

la Pusat Kajian Sosial Budaya dan Ekonomi ini menilai, di UNP sendiri ke sembilan program MBKM tersebut akan dibulatkan menjadi satu peraturan meskipun beberapa prodi sudah mulai melaksanakan dalam bentuk pertukaran mahasiswa dan prodi juga bersaing mendapatkan hibah dari Kemendikbud dengan membuat proposal mengembangkan MBKM. Selanjutnya, dosen yang kerap disapa buk Ai ini mengutarakan ide untuk membuat pusat studi MBKM yang gunanya untuk meneliti simpang siur informasi tentang implementasi MBKM ini. Hal ini dikarenakan setiap kampus mempunyai panduannya sendiri-sendiri. “Mudahan ide untuk membuat pusat studi MBKM ini terealisasi untuk membuktikan Kebijakan Merdeka belajar ini efektif atau tidaknya nanti,” harap Aisiah. Sementara itu, mahasiswa Jurusan PGSD 2018, Dona Fitria Irma yang mengikuti program kampus mengajar angkatan satu saat ditanya pengalamannya mengikuti program MBKM ini mengatakan, kendala yang dihadapinya antara lain sekolah yang berakreditasi C memiliki sarana prasarana yang minim. Hal ini mengakibatkan kesulitan

dalam mengambangkan pembelajaran, terangnya, Sabtu (10/7). Sementara itu mahasiswa PGSD TM 2018, Risky Putra Pratama yang juga mengikuti program MBKM ini menilai, penerapan kebijakan terlalu tergesa-gesa karena masih banyak sivitas kampus yang belum paham dengan kebijakan MBKM ini. “Setelah beberapa kali berdiskusi dengan dosen dan petinggi universitas banyak yang menjawab tidak mengetahui dan tidak paham mengenai kegiatan ini, padahal kegiatan ini sudah menjanjikan konversi SKS yang sangat berhubungan erat dengan universitas,” ungkapnya, Sabtu (3/7). Rizky berharap pihak kampus segera memiliki kebijakan yang tetap terhadap program MBKM ini agar dapat terlaksana dengan baik. Di sisi lain, Jurusan Pendidikan Sejarah dalam penerapan salah satu program MBKM yaitu program pertukaran mahasiswa, dinilai memiliki tingkat keberhasilan implementasi yang cukup berjalan baik. Hal ini disampaikan langsung Ketua Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNP, Dr. Rusdi, M.Hum di Ruangannya, Rabu (7/7). “Tidak ada kendala yang berarti lah, cukup berjalan dengan baik dan lancar,” katanya. Habil.


INTER

18

Aliansi Mahasiswa Solok Mengabdi di Daerah 3T

Kegiatan Pengabdian yang diadakan Aliansi Mahasiswa Solok (AMS) di daerah Terluar, Tertinggal, Terdepan (3T), Jorong Kapujan, Nagari Rangkiang Luluih, Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok, dibuka secara langsung oleh Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Solok, Ivoni Munir S. Farm Apt., di Masjid Jorong Kapujan, Sabtu (10/7). Kegiatan pengabdian tersebut berlangsung selama lima hari berturut-turut. Mulai dari Sabtu sampai dengan Rabu (14/7). Pengabdian dilakukan di beberapa bidang. Di antaranya, bidang kesehatan, sosial, kewirausahaan, dan bidang pendidikan sebagai fokus utamanya. Bidang pendidikan dibagi menjadi dua program utama. Pertama, program mengajar yang ditujukan untuk anak-anak sekolah dasar. Kedua membangun perpustakaan. “Diharapkan perpustakaan ini bisa menjadi pusat perpustakaan desa,” harap Ketua Umum AMS, Anggra Islami Dasya. Selain itu, AMS juga membuat bak tempat pembuangan dan pembakaran sampah, memberikan konsultasi kesehatan gratis untuk masyarakat, analisis potensi daerah, dan mempublikasikan kerajinan potensial dari Jorong Kapujan. Mitha

Talk Show Seputar Perempuan: Tinggalkan Insecurity,Temukan Versi Terbaik Diri

Departemen Pemberdayaan Perempuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mengadakan Talk Show Seputar Perempuan dengan tema “Tinggalkan Insecurity, Temukan Versi Terbaik Diri”. Dalam acara ini menghadirkan Sherly Annavita yang merupakan Dosen sekaligus Entrepreneur, sebagai pemateri Talk show via Zoom Meeting, Sabtu (26/6). Dalam pemaparannya, Sherly Annavita menjelaskan bahwa insecure adalah istilah untuk menggambarkan perasaan tidak aman yang membuat seseorang merasa gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya diri. Insecure bisa lihat dari dua sudut pandang, ada yang baik dan ada yang buruk. “Saat kita membandingkan diri kita dengan orang lain tanpa tolak ukur yang benar, itu bisa membuat kita menjadi insecure. Ketika kita sibuk dengan tolak ukur orang lain, akhirnya kita akan tidak percaya diri dengan diri kita sendiri,” jelasnya. “Jadilah manusia versi terbaikmu, setiap manusia lahir dengan tujuan menjadi baik, standar manusia lahir ke dunia ini adalah menjadi baik. Selesaikan tugasmu dengan sebaik mungkin, sesulit apa pun itu selesaikan dengan standar yang baik,” ujarnya. Azizah

Jurusan PLB UNP Adakan Pembukaan ICSAR 2021

Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan pembukaan International Conference on Special Education in South-East Asia Region (ICSAR) 2021 yang kesebelas dengan tema “Revitalization and Reposition Global Community Support on Special Education” secara virtual melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube UNP Video Streaming, Kamis (1/7). Ketua Pelaksana Dr. Marlina, S.Pd., M.Si mengatakan bahwa pendidikan inklusif telah menjadi perbincangan masyarakat global dan keterlibatan masyarakat dalam menyukseskan pendidikan inklusif sangat diperlukan. Ia juga menambahkan pendidikan inklusif telah mengalami banyak perubahan dan kemajuan dalam sistem pendidikan di Asia Tenggara khususnya dan pada dunia umumnya. Hingga saat ini, pendidikan inklusi telah tumbuh dan memantapkan dirinya dalam memberikan kesempatan dan ruang yang seluas-luasnya bagi siswa berkebutuhan khusus untuk berdiri sejajar dengan siswa lainnya. Indah

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

UNP Gelar Wisuda Luring Upacara wisuda Universitas Negeri Padang (UNP) Periode 123 tahun 2021 diselenggarakan secara luring dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19, Sabtu (26/6). Rektor UNP Prof. Ganefri, Ph.D mengatakan bahwa semua yang hadir di ruangan auditorium sudah melalui proses Rapid test dan Antigen di Poliklinik UNP, serta dinyatakan bebas Covid-19 dalam waktu dua hari. Wali Kota Padang, Hendri Septa, B.Bus., (Acc), M.IB yang turut menghadiri upacara wisuda menyampaikan, bagi pemerintahan Kota Pa-

Wisuda: UNP Melaksanakan wisuda luring periode 123 tahun 2021 di Gedung Auditorium UNP, Sabtu (26/6). f/ Rino.

dang, kehadiran alumni UNP merupakan sebuah harapan baru bagi dunia pendidikan di Kota Padang. Ia berharap, para lulusan yang diwisuda dapat memberikan kontribusi dalam memajukan pendidikan di Kota padang. “Kami berharap wisudawan atau wisudawati yang ilmunya ma-

sih segar, tenaganya masih kuat, dan motivasinya masih sedang tinggi-tingginya, bisa berkontribusi untuk memajukan pendidikan di Kota Padang,” sampainya. Pada periode 123 ini, UNP mewisuda sebanyak 1381 orang mahasiswa yang terdiri dari program Doktor, Magister, Sarjana dan Diploma. Sandi

Wakesma FIS UNP Wadah Kesenia Mahasiswa (Wakesma) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan Unit Kegiatan (UK) mahasiswa tingkat Fakultas yang dibentuk pada tahun 2013. Salah seorang pengurus Wakesma FIS, Shauqi Isyana Tristantio Mahasiswa Geografi TM 2016 mengatakan bahwa UK ini berfungsi sebagai wadah pengembangan bagi mahasiswa di FIS UNP. “Wakesma FIS UNP awalnya dibentuk pada tahun 2013 sebagai upaya menyalurkan bakat seni mahasiswa FIS UNP,” ungkapnya, Minggu (13/6). Shauqi kemudian menyampaikan bahwa

setelah resmi dibentuk pada tahun 2013, Wakesma FIS sempat vakum kemudian aktif kembali pada tahun

2016. Saat ditanyakan alasan vakumnya, Shauqi menjawab bahwa dia tidak mengetahui penyebab jelasnya. Mulai dari awal dibentuk sampai sekarang, Wakesma memiliki lima angkatan ang-

gota yang berasal dari seluruh jurusan di FIS UNP. Penerimaan anggota Wakesma FIS sendiri tidak jauh berbeda dengan UK lainnya, yaitu masa pendaftaran, diklat, hingga resmi menjadi anggota aktif. Saat ini, Wakesma FIS masih aktif melaksanakan kegiatan. Ada pun berbagai kegiatan yang dibentuk seperti latihan musik, tari, dan puisi. Hasil latihan dari berbagai bidang tersebut kemudian ditampilkan dalam kegiatan bulanan. Seiring waktu, kegiatan ini juga berkembang seperti menerima undangan tampil dan menyelenggarakan kegiatan dari berbagai instansi. Nurul.

Sosiologi UNP Gelar Webinar Nasional Bertajuk Learning Loss

Bekerja sama dengan Universitas YARSI Jakarta, Perkumpulan Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI) wilayah Sumatera Barat, dan Revolt Institute, Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Padang (UNP) sukses menggelar Webinar Nasional bertajuk “Learning Loss: Masalah Hari Ini atau Mimpi Buruk Masa Lalu?”.

Webinar Nasional yang dibuka secara langsung oleh Dirjen Guru dan Tenaga kependidikan Kemendikbud, Dr. Irwan Syahril, Ph.D serta Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D. ini digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting dan Live streaming,Rabu (28/7). Dalam sambutannya, Ganefri mengatakan bahwa learning loss merupakan hal yang tidak dapat

dipungkiri apalagi kondisi pandemi saat sekarang ini. Meskipun ada pembelajaran jarak jauh, lanjut Ganefri, tetapi yang benar-benar melaksanakan pembelajaran jarak jauh tersebut hanya sedikit. “Mereka (tenaga pedidik) hanya melasanakan penugasan jarak jauh bukan pembelajaran jarak jauh,” ungkapnya. Habil

Empat Poin Ganjaran Mempelajari dan Membaca Al-Qur’an Mengangkat tema “Saat Mata Bertemu Mata, Akan Dijumpai Cinta Manusia. Saat Mata Bertemu Al-Qur’an, Akan Dijumpai Cinta Allah.” Forum Mahasiswa Madani (Formi) Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Forum Islam Ekonomi Milenial (FISKAL) via Zoom Meeting, Minggu (27/6). Dipandu Ustaz H. Zulkarim Lc. MA., Dosen Tafsir dan Ilmu Qur’an yang juga merupakan Wakil

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Al-Qur’an (STAIPIQ) Sumatera Barat, dalam FISKAL dikaji ganjaran mempelajari dan membaca Al-Qur’an. Dalam materinya, Ustadz Zulkarim mengatakan bahwa, dalam hadis riwayat muslim dijelaskan terdapat empat poin yang didapat dalam mempelajari atau membaca AlQur’an. Pertama, Allah akan memberikan ketenangan

kepada mereka. Kedua, jika mata bertemu dengan Al-Qur’an, akan mendapat cinta dan kasih sayang dari Allah. Ketiga, para malaikat akan menghampirinya, seraya mendoakan orang tersebut. Keempat, namanya akan disebut-sebut oleh Allah SWT. “Jika kita tidak terkenal di bumi, dengan membaca Al-Qur’an kita akan terkenal oleh Allah SWT,” pungkasnya. Sisri

Ibadah Maksimal Tanpa Halitosis Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Subuh Mubarokah dengan mengusung tema “Ibadah Maksimal Tanpa Halitosis” melalui platform Zoom Meeting, Jumat (16/7). Dr. drg. Nila Kusuma. M. Biomed selaku pemateri menyampaikan mengenai ilmu kedokteran gigi tentang halitosis supaya kegiatan ibadah tidak terganggu sehingga ibadah dapat dijalankan dengan maksimal. Nila mengatakan ibadah terbagi menjadi empat. Pertama, qolbiyyah yang menggunakan aktivitas hati seperti iman kepada Allah. Kedua, qowliyyah yang menggunakan aktivitas lisan. Ketiga, amaliyyah yang dilakukan dengan aktivitas tubuh. Keempat, maaliyyah yaitu ibadah yang menggunakan harta, seperti sedekah. Lebih lanjut, Nila menjelaskan mengenai halitosis. Halitosis berasal dari bahasa latin halitus yang berarti nafas dan osis yaitu perubahan patologis. Makna dari halitosis adalah bau yang tidak sedap dari pernapasan dan rongga mulut. Aroma yang tidak sedap dari mulut kita dapat mengganggu konsentrasi seseorang di sekitar kita saat beribadah. “Individu dengan halitosis biasanya tidak menyadari kondisi ini. Pada umumnya halitosis sering teridentifikasi oleh pasangan, anggota keluarga, dan sahabat. Hal tersebut dapat mengganggu hubungan silaturahmi,” jelasnya. Tiara

UI GreenMetric 2021, Ganefri Tampil Sebagai Pemateri Dalam rangka kegiatan Lokakarya Nasional UI GreenMetric 2021 bertemakan “Universities UI, GreenMetric and SDGs in the Time of Pandemic” Prof. Ganefri, Ph.D tampil menjadi salah satu pemateri yang dilaksanakan oleh Universitas Sebelas Maret Solo, Kamis (29/7). Dalam kesempatan tersebut, Ganefri menyampaikan materi berjudul “Pengolahan Limbah Berbasis Program Studi di Universitas Negeri Padang” melalui platform Zoom Meeting dan Live Youtube. Dalam pemaparan materinya, Ganefri menyampaikan pokok bahasannya yaitu lima gerakan Green Living warga kampus, kondisi limbah (Sampah) di kampus induk UNP, gerakan dinamis UNP dalam UI GreenMetric, prodi dan pengolahan limbah di UNP, dan teknis pengolahan limbah padat di UNP selama Covid-19. Selanjutnya, Ganefri mengatakan bahwa UNP sendiri mulai aktif pada kegiatan UI GreenMetric pada tahun 2017. “Ketika itu kita mendapat peringkat 80, terus naik ke peringkat 68 (2018), 50 (2019), 42 (2020) dan sekarang tahun 2021 mudahan ada peningkatan yang signifikan, “ujar Ganefri. “UI GreenMetric ini memotivasi untuk menata lingkungan kampus kita yang asri dan sehat sehingga suasana belajar nyaman dan sebagai sumber untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,” jelasnya. Habil

Tunjung Budi: Tugas dan Tanggung Jawab Menwa Kursus Dinas Staf Nasional hari kedua yang diadakan Resimen Mahasiswa (Menwa) Batalyon 102 Maha Bhakti Universitas Negeri Padang (UNP) melalui platform Zoom Meeting, Minggu (11/7) menghadirkan Tunjung Budi, S.Pd., M.A. Staf Komandan Nasional Menwa Indonesia sebagai pembicara. Dalam pemaparan materinya, Tunjung menjelaskan tugas dan tanggung jawab Menwa yang terbagi menjadi dua. Tugas dan tanggung jawab kemenwaan dan sebagai organisasi. Tugas dan tanggung jawab kemenwaan yang pertama merencanakan, mempersiapkan dan menyusun seluruh potensi mahasiswa untuk memantapkan ketahanan nasional, serta kegiatan bela negara. Kedua, membantu terwujudnya fungsi perlindungan masyarakat. Ketiga, turut aktif dalam Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP). Sedangkan tanggung jawab Menwa dalam mengelola organisasi, di antaranya menjalankan organisasi sesuai visi dan misi komandan atau pimpinan, penyusunan program kerja bulanan maupun tahunan, pengkaderan dan pembinaan anggota secara berkala sesuai aturan. Mitha


SEPUTAR MAHASISWA

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

Adaptasi Perkuliahan Daring Hai Pembaca Setia Ganto! Pelaksanaan pembelajaran daring adalah salah satu model pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi, karena dalam prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan para peserta didik, para pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Berjalan lebih satu tahun, perkuliahan daring pun sudah dirasakan oleh mahasiswa sejak dimulainya pandemi. Untuk melihat kembali penerimaan dan adaptasi model pembelajaran daring bagi mahasiswa, Ganto melakukan riset yang dapat disimak sebagai berikut.

Apakah perkuliahan daring Anda berjalan dengan lancar ?

Apakah Anda setuju jika semester depan kembali belajar secara daring ?

Apakah Anda merasa jenuh dengan pembelajaran daring ini ?

Riset ini dilakukan kepada responden mahasiswa yang tersebar dari berbagai fakultas di Universitas Negeri Padang.

Apakah Anda produktif pada saat pandemi ini ?

Apakah Anda sudah betah dengan pembelajaran daring ini ?

Hasil yang didapatkan menunjukkan 77 persen mahasiswa tidak betah dengan pembelajaran daring ini. Sisri Hayati Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Vedri Rahmadhana

19


SASTRA BUDAYA

20

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

Puisi

Apakah Kau Adil Takdirku? Kesekian kalinya Nasib buruk mengutuk takdirku Bak dunia berjalan tanpa pedoman Alangkah riangnya ujung masalah Tapi mengapa? Engkau datang bergilir begitu saja Haruskah aku melepaskan kesempatan hidup? Segala terasa tak seimbang Antara sedih dan riang Lagi dan lagi, Hadirlah takdir dalam hidup yang tak adil Sesering itukah kau bertamu? Entah sudut bumi mana lagi aku datangi Kau mengejarku, aku takut Jika nanti kau rampas bahagiaku Engkau tak adil wahai takdirku Oleh Nur Anggun Cahyani SMA N 1 Ranah Pesisir

Pasrah Ku panjangkan sabar Teruntuk hati yang terlampau keras ini Aku benar-benar lelah Pasrah Kusampaikan resah dan amarah Tanpa berkata apa-apa Terkadang manusia menjadi sangat lucu Merepotkan dan penuh kerumitan Oleh Mifthahul Jannah Mahasiswi PGSD TM 2019

Kepada Do’a Lalu kepada do’a Kudekap rintik-rintik duka Lalu kepada do’a Datang dan pergi kupercayakan Lalu, hanya teruntuk do’a Larik-larik keluh kualamatkan Oleh Tiara Putri Siswa SMK Negeri 4 Padang

KRITIK PUISI

Karena Dukamu adalah Duka Kita Semua

Diasuh Oleh Muhammad Adek, M.Hum.

Tidak dipungkiri, pandemi Covid-19 sudah banyak merenggut nyawa. Hampir setiap hari baik melalui pemberitaan media sosial atau pengumuman pelantang masjid, selalu ada saja kabar kematian bak kicau burung bersahut-sahutan. Tak mudah menghadapi sebuah kehilangan atau tragedi. Lantaran kejiwaan manusia merupakan samudera dalam yang penuh badai rahasia. Tak mengherankan, ilmu kejiwaan modern baru ditemukan 1879 ketika Wilhelm Wundt membuka praktik dan klinik kejiwaan di Jerman. Setelah itu, para sarjana dan ilmuwan berlomba-lomba untuk menyelidiki rimba gelap kejiwaan manusia. Kubler-Ross dalam buku-

nya On Death and Dying (1969) mendalilkan terdapat lima fase yang akan dilalui oleh psikis seseorang dalam menghadapi proses kesedihan. Fase itu antara lain Penolakan (Denial), Kemarahan (Anger), Tawar-Menawar (Bargaining), Depresi (Depression), dan Penerimaan (Acceptance). Ulasan kali ini akan mendiskusikan ketiga puisi Ganto dalam kerangka berpikir yang dicetuskan oleh Kubler-Ross. Namun, berdasarkan hasil analisis awal, terdapat sebuah fase yang tidak tersedia dalam model KublerRoss. Yaitu fase Kepasrahan (Submission). Puisi pertama berjudul Apakah Kau Adil Takdirku? Menunjukkan gejala depresi. Situasi pertama yaitu kejemuan. Narator Aku membuka penceritaan dengan pemahaman bahwa nasib buruk terus menghampiri dirinya “kesekian kalinya”. Hingga si Aku menyimpulkan dunia yang ditinggalinya tidak berjalan semestinya “bak dunia berjalan tanpa pedoman”. Memperlihatkan kejemuan kejiwaan seseorang dalam menghadapi situasi buruk hingga memandang apapun menjadi buruk. Situasi kedua adalah Keputusasaan. Sampailah Aku pada kesimpulan “haruskah aku melepas kesempatan hidup?”. Ia tidak

melihat lagi sisi keadilan dan keseimbangan dalam hidupnya “segala terasa tak seimbang”. Maka dari itu, si Aku beranggapan hidupnya sudah tidak cukup berharga lagi untuk dipertahankan. Situasi terakhir adalah ketakutan tak beralasan. Mungkin keadaan yang melanda Aku tak selalu buruk namun ia selalu beranggapan kondisi yang hadir adalah malapetaka. Hingga, ketakutan seperti “mengejarku” dan narator “Aku takut” hal itu akan “merampas bahagiaku” selalu berlaku tak adil padanya. Fase selanjutnya pada puisi kedua yaitu Kepasrahan. Fase yang menjembatani hasil akhir dari proses kesedihan yang dialami oleh kejiwaan seseorang. Dengan ini, seseorang diketahui akan mencapai fase penerimaan atau terhenti pada fase depresi saja. Tersebab, depresi yang berlarut-larut dapat menyebabkan konsekuensi yang fatal bagi kehidupan seseorang. Aspek kepasrahan mendominasi puisi yang berjudul Pasrah. Tokoh Aku membuka penceritaan dengan menyatakan dirinya mencoba untuk berdamai “Ku panjangkan sabar”. Ini dipilih sebagai opsi sebab perasaan yang menyelimuti hatinya sudah “terlampau keras” hingga tak dapat melihat sedikitpun nilai kebaikan.

Ia juga mengaku “benar-benar lelah” untuk selalu lari dari ketakutan yang menghantuinya. Pilihan “pasrah” diambil sebagai tindakan yang menentukan apakah dirinya dapat bertahan atau tidak dalam tekanan kejiwaan ini. Selain itu, si Aku harus berdamai dengan dirinya juga bahwa dengan diam “tanpa berkata apaapa” ia akan mencapai sebuah pemahaman yang utuh mengenai apa yang terjadi pada hidupnya. Seperti yang dikatakan filsuf Slavoj Zizek, awalnya sebuah nasib buruk dipahami sebagai tragedi; lama kelamaan reaksi manusia yang tak berlebihan akan jatuh sebagai lelucon belaka. Fase terakhir adalah Penerimaan. Konsep ini mengandung arti bahwa kejiwaan seseorang telah berhasil melewati dominasi goncangan dan luka kesedihan yang menerpanya. Si Aku sudah dapat mengambil keputusan yang lebih arif dalam menafsirkan kehidupannya. Pada fase ini juga, kejiwaan seseorang berada pada tingkat paling stabil dan tenang. Dalam puisi berjudul Kepada Do’a, tokoh Aku mengisyaratkan telah berhasil menanggulangi dampak dari kesedihannya “kudekap rintik-rintik duka”. Psikisnya dapat menerima kenyataan yang menimpanya dan mulai membangun kepercayaan

“datang dan pergi kupercayakan”. Selain itu, si Aku juga telah tercerahkan bahwa tiada guna menyimpan kesedihan berlarut-larut hingga mendapati tujuan yang tepat “larik-larik keluh kualamatkan. Doa merupakan media komunikasi seorang manusia lemah kepada sang penguasa yang maha perkasa. Si Aku mengakui dukanya merupakan pelajaran bahwa hidup adalah semata kuasa ilahi. Dengan mengetahui nilai sebenarnya dari kehidupan tersebut, maka manusia akan memahami bagaimana cara menanggapi kehidupan itu sendiri. Puisi sering dianggap sebagai karya sastra yang paling tulus. Setiap baris yang tertuang merupakan kristalisasi dari berbagai aspek dalam diri pengarang, termasuk aspek kejiwaan. Dari ulasan puisi di atas, kita mengetahui dalam proses kesedihan, manusia harus melewati beragam situasi sulit di hadapnnya. Banyak yang berhasil melampauinya, namun tak sedikit juga yang menyerah pada peliknya keadaan yang ada. Dalam konteks pandemi Covid-19 saat ini, tak ada salahnya kita merenungi kesedihan sewajar-wajar- nya. Seyogyanya, ketika momen itu datang di hadapan kita, kita mampu memilih siasat yang benar untuk melakoninya. Semoga.


Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

Cerpen

SASTRA BUDAYA

21

Tarusan Minta Darah Oleh Kharisma Eka Putra Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2017

Siang itu, sebelum matahari benar-benar berada di atas kepala, semua warga desa Tarusan Kamang yang tinggal di tepi Danau Tarusan masih bergotong-royong mempersiapkan lomba tahunan. Lomba tersebut, adalah pacu rakik atau balapan sampan yang akan diadakan keesokan harinya. Di tepi jalan terlihat kumpulan bapak-bapak yang membawa parang, mesin rumput, cangkul, dan berbagai macam alat yang dibutuhkan untuk membersihkan jalan. Tak semua mereka bekerja, ada yang rebahan menunggu bunyi toa musala yang akan memanggil semua warga untuk makan bersama, dan ada yang melamun memikirkan keamanan lomba esok hari. “Menurut saya, pacu rakik kali ini akan jauh lebih ramai dari sebelumnya” Ujar Nacin. “Kenapa?” Tanya Morek kepada Nacin. “Sudah saya promosikan di Instagram, pengikut saya di Instagram kan lumayan banyak” Jawab Nacin bangga. “Instagram? Apa itu? Satuan berat? Berarti jauh lebih berat dari kilogram? Tapi bagaimana caranya promosi pada satuan berat? Kamu gila” Demikianlah rentetan pertanyaan Morek yang kebingungan. “ Aduh Da Morek, Instagram saja tidak tahu. Kita boleh tua, tapi perkembangan zaman harus tetap diikuti. Instagram itu salah satu aplikasi HP” Jelas Nyiak Ijau yang merupakan datuak sekaligus kepala desa yang bisa dibilang masih muda dibandingkan lawan bicaranya. “Terus pengikut apa? Kamu

sudah jadi pendeta ya Cin. Atau jangan-jangan kamu sudah jadi nabi palsu, apa jangan-jangan kamu membuat agama baru?” Sambung kebingungan Morek. “Hus, Uda jangan asal bicara. pengikut adalah orang yang selalu memantau kiriman kita pada aplikasi itu” Jelas Nyiak Ijua lagi. “Kepada bapak-bapak, para pemuda, dan semua yang ikut gotong-royong, ibuk-ibuk sudah selesai memasak, mari kita makan bersama”. Suara dari toa mushala yang tiba-tiba terdengar, membuat bapak-bapak tadi berhenti berdebat dan langsung berjalan ke arah mushala. S e t e l a h makan dan salat Zuhur, semua warga pulang kecuali beberapa ibuk-ibuk yang masih membersihkan mushala dan beberapa wajan kotor sehabis makan. “Panas matahari agak lain ya?” Kata Inan memulai percakapan. “Lain bagaimana?” Balas Lebok. “Iya panasnya agak beda, jangan-jangan Tarusan sedang minta darah” Jawabnya. “Jangan asal bicara, kalau benar terjadi bagaimana? Hancur acara kita. Lagi pula, Nyiak Maka kan sudah melempar kepala kerbau ke dalam Tarusan, dan katanya acara besok akan baik-baik saja” Ujar Lebok. “Memang Nyiak Maka sudah bicara seperti itu dan semua orang juga tau Nyiak Maka selalu memberi kepala kerbau sebelum tarusan minta darah, tapi itu kan

cuma firasat saya”. “Sudah, sudah kamu jangan asal bicara Inan, kita percaya saja pada Tuhan. Semoga acara besok kita semua dalam perlindungan. Tidak hanya besok, kita harus berdoa agar setiap harinya kita mendapat perlindungan Allah” Kata Mak Aji menengahi perdebatan Inan dan Lebok. Keesokan harinya, sebelum acara dimulai orang- orang sudah sangat ramai di tepi Danau Tarusan. Tepat jam 16.00 perlombaan pertama dimulai, terdegar sorak-sorai manggema dari tepi

Ilustrator: Vedri Rahmadhana

danau, beberapa teriakan agak susah diartikan dari kejauhan berpadu menjadi sebuah nada yang tak begitu indah tapi sangat bergairah. Acara berlangsung seru dan sangat bersemangat. Pada perlombaan pacu rakik yang keempat dilaksanakan, tiba-tiba semuanya menjadi tegang, beberapa yang tak bisa melihat dengan jelas bertanya-tanya, apa yang terjadi. Kali ini firasat Inan benar, salah seorang peserta lomba tiba-tiba jatuh, dan tak lama langsung terbenam. “Cepat selamatkan! Dia ham-

pir tenggelam. Panitia mana? Kalau dia mati, tanggung jawab siapa?” Teriak salah seorang penonton lomba pacu rakik atau balapan sampan. “ Dia sudah tenggelam. Ayooo cari!!!” Suara yang paling lantang dari berbagai gerutu yang kurang jelas bunyinya, setelah teriakan pertama. Panitia dan warga desa tarusan hanya terdiam, mereka nyaris tanpa persiapan. Kata-kata Nyiak Maka terlalu mereka agungkan. Semua terlalu percaya pada kata Nyiak Maka, Tarusan baik-baik saja. Saat semua warga kalut terhadap peristiwa tersebut hanya spontanitas Bujang dan Ibuih yang berusaha menyelamatkan peserta lomba tadi. Kedua anak Morek itu memang terkenal dengan keahliannya berenang di tarusan, bahkan beberapa warga desa sering bergurau bahwa keduanya lahir di atas sampan saat Morek dan istrinya menangkap ikan. Bujang dan Ibuih sudah menyelam di sekitar tempat peserta lomba tadi tenggelam, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa mereka menemukannya. Suara azan Magrib terdengar tepat setelah Bujang dan Ibuih kembali ke permukaan. Tanpa pikir panjang keduanya langsung berenang ke tepi danau. Panitia dan warga desa memutuskan akan melakukan rapat setelah Isya nanti. Dalam rapat, Inan langsung

menyemplung “Benarkan firasatku?”. “Jangan memperkeruh suasana, kita semua teledor, kita tak punya persiapan” Saut Lebok langsung. “Aku tidak memperkeruh suana, aku hanya mengatakan bahwa musibah itu bisa datang kapan saja,” sanggah Inan. “Ini kehendak Allah kita tak bisa berbuat apa-apa” Jelas Nyiak Maka mancoba menenangkan suasana. “Inyiak benar, tapi kata Lebok juga benar. Meskipun Inyiak sudah memberikan kepala kerbau ke Tarusan, bahkan walaupun seratus kepala kerbau sekali pun kita juga tetap harus mempersiapkan tim penyelamat” Kata Nyiak Ijau. “Inyiak meragukan saya? Jadi semua ini salah saya?” Tanya Nyiak Maka dengan nada meninggi. “Saya tidak meragukan Inyiak, tapi ini pelajaran untuk kita semua, termasuk saya” “Kita boleh saling menyalahkan, kita semua salah. Kita semua terpaku pada kemeriahan acara tanpa memikirkan keamanan” Sambut Morek setelah penjelasan Nyiak Ijau. “Malam sudah mulai larut, emosi kita juga sudah semestinya surut, daripada berbicara ke mana-mana, lebih baik kita minta bantuan polisi. Sekarang kita istirahat dan besok kita sisiri danau tarusan ini. Tentu kita juga tak boleh lepas tanggung jawab. Apapun hasilnya kita juga harus tetap menghubungi keluarga korban”. Jelas Mak Aji. Semua terdiam, warga sepakat untuk melanjutkan pencariannya esok hari.

KRITIK CERPEN

Jemawa Berujung Sengsara

Diasuh Oleh Nesa Riska Pangesti, S.S., M.A. Manusia memiliki banyak sifat dalam dirinya. Sifat yang dimiliki oleh manusia di antaranya adalah, sabar, pemaaf, pemarah, emosional, rasional, dan lainnya. Ada pula manusia yang bersifat jemawa. Sifat inilah yang bisa dilihat dari tokoh Nyiak Maka dalam cerpen yang ditulis oleh Kharisma Eka Putra. Cerpen ini menggambarkan sifat-sifat jemawa yang dimiliki warga desa Tarusan. Warga desa

terlalu percaya dengan Nyiak Maka yang telah mengkurbankan kepala kerbau ke Danau Tarusan sebagai persembahan untuk danau tersebut. Hal ini biasa dilakukan oleh sebagian masyarakat di Indonesia untuk meminta keselamatan ketika mengadakan hajatan dan dalam membangun rumah atau jembatan. Meskipun zaman telah modern, hal-hal demikian masih menjadi kebiasaan dan begitu dipercaya oleh sebagian kelompok masyarakat, terutama masyarakat desa. Secara agama fenomena budaya tersebut bisa dianggap sebagai bentuk ketidakpercayaan manusia kepada Tuhan sebagai tempat meminta perlindungan. Dalam cerpen berjudul Tarusan Minta Darah ini, masyarakat malah memilih melemparkan kepala kerbau agar diberi kelancaran dan keselamatan selama perlombaan . “Jangan asal bicara, kalau benar terjadi bagaimana? Han-

cur acara kita. Lagi pula, Nyiak Maka kan sudah melempar kepala kerbau ke dalam Tarusan, dan katanya acara besok akan baikbaik saja” Ujar Lebok. “Memang Nyiak Maka sudah bicara seperti itu dan semua orang juga tau Nyiak Maka selalu memberi kepala kerbau sebelum Tarusan minta darah, tapi itu kan cuma firasat saya”. Penggalan percakapan yang dilontarkan oleh tokoh Lebok tersebut menunjukkan bahwa warga desa begitu percaya dengan apa yang dilakukan oleh Nyiak Maka. Seorang sesepuh desa yang selalu mempersembahkan kepala kerbau sebelum Danau Tarusan meminta darah, dalam hal ini bisa dikatakan tumbal nyawa. Pernyataan tokoh Lebok ini menunjukkan sifat jemawa. Mereka menganggap dengan telah dilemparkannya kepala kerbau ke danau akan membuat keadaan menjadi baik-baik saja. Dalam agama Islam, sebelum

memasrahkan segalanya harus ada usaha yang dilakukan manusia untuk menanggulangi sesuatu yang tidak diinginkan. Dalam perlombaan rakik, tentu saja peserta lomba akan berhadapan dengan alam. Alam merupakan sesuatu yang tidak bisa diprediksi secara pasti. Untuk itu, diperlukan persiapan pengaman untuk mengantisipasi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Keselamatan peserta seharusnya menjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan. Ada kemungkinan rakik peserta bocor, arus danau yang tiba-tiba menjadi deras, atau bahkan kecelakaan antar peserta lomba. Hal-hal tersebut merupakan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Benar saja, sebuah kecelakaan yang tidak diinginkan pun terjadi ketika perlombaan berlangsung. Seperti pada kutipan berikut. “Inyiak benar, tapi kata Lebok juga benar. Meskipun Iny-

iak sudah memberikan kepala kerbau ke Tarusan, bahkan walaupun seratus kepala kerbau sekalipun kita juga tetap harus mempersiapkan tim penyelamat” Kata Nyiak Ijau. “Inyiak meragukan saya? Jadi semua ini salah saya?” Tanya Nyiak Maka dengan nada meninggi. Dalam rapat yang diadakan warga desa, tokoh Nyiak Ijau yang juga sesepuh desa Tarusan menyadari bahwa mereka melupakan satu hal yang penting, yakni tim penyelamat. Namun, sifat Jemawa dalam diri Nyiak Maka membuncah, ia menganggap warga desa meragukan dirinya dan menyalahkan dirinya. Sifat jemawa inilah yang pada akhirnya menimbulkan sengsara bagi warga selaku penyelenggara lomba, terutama bagi keluarga korban. Seandainya sifat jemawa itu bisa mereka redam, mungkin kejemawaan ini tidak akan berujung sengsara.


RESENSI

22

Eksistensi Misinformasi dalam Infodemi Judul Penulis Penerbit Tebal Cetakan

Sebuah Cara Pendewasaan Diri: Rapijali

: Periksa Fakta Melawan Infodemi : Afwan Purwanto, Andari Karina Anom, Aribowo Sasmit, Ika Ningtyas, Inggried Dwi Wedhaswary, Lilik Dwi Mardjianto : Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia : 58 Halaman : Pertama 2021

Sederhananya, buku ini berisi tentang panduan cek fakta misinformasi Covid-19 bagi jurnalis. Memuat beberapa kejadian seputar masa pandemi saat ini yang acap kali terjadi misinformasi. Tersebarnya misinformasi terjadi dalam bentuk yang beragam mulai dari informasi tentang asal usul virus Covid-19, gejala, dan jumlah korban. Buku ini memuat informasi tentang semua kebenaran tersebut. Bagaimana fenomena menjamurnya berita hoaks yang berkembang di masyarakat. Belum lagi berita hoaks tersebut beredar di jejaring media sosial secara bebas. Bahkan, terhitung sampai bulan oktober 2020 tercatat bahwa konten hoaks di media sosial yang jumlahnya melampaui hoaks selama masa pemilihan presiden 2019. Buku ini sangat cocok dibaca terutama bagi para jurnalis agar tidak terlibat berita hoaks yang akan sangat menganggu banyak pihak. Tidak hanya bagi jurnalisnya saja, tapi pembaca tentu juga terkena imbasnya. Bahkan disebutkan dalam buku ini, beberapa media besar pada awal tersebarnya Covid-19 juga ikut menyebarkan misinformasi tersebut. Tentu hal seperti ini

juga sangat mempengaruhi pola pikir pembaca. Hal ini jugalah yang menjadikan pembaca terkadang tidak mempercayai kebenaran berita yang beredar. Lucunya, infodemi kadang disebarkan langsung oleh pejabat publik yang mengabaikan sains dan pengetahuan sehingga membuat para ahli kesehatan geram. Buku ini sangat menarik dibaca untuk jurnalis yang ingin mengembangkan pengetahuannya. Walaupun bacaannya agak berat dan dipenuhi dengan data-data. Buku ini memberikan sudut pandang dengan kacamata lain. Bagaimana masyarakat yang mulai hilang kepercayaan terhadap jurnalis dan bagaimana jurnalis harus bersikap di tengah pandemi. Tidak hanya menceritakan soal masalah saja, buku ini juga memberikan panduan kepada jurnalis yang ingin melakukan reportase seputar pandemi. Selain itu buku ini juga menjelaskan tentang bagaimana cara pemeriksaan fakta yang benar, serta tips memberitakan Covid-19 di tengah terpaan pandemi. Resensiator: Siska Novrida Yanti Mahasiswa Teknik Elektronika TM 2017

Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

Judul Penulis Penerbit Tebal Cetakan

: Rapijali 1:Mencari : Dee Lestai : Bentang : 352 Halaman : Ketiga, Maret 2021

Novel Rapijali merupakan buah karya dari penerima anugerah Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Awards tahun 2018 untuk kategori Book of The Year, Dee Lestari. Tak lagi menghadirkan makhluk angkasa luar, dimensi lain, unsur mistis maupun sains tingkat tinggi yang sebelumnya mendominai karyanya, kali ini Dee Lestari menggiring pembacanya pada tema yang terkesan ringan, yakni mengenai kehidupan seorang gadis yang menggemari kegiatan bermusik. Namun, dengan tema tersebut Dee Lestari berhasil membuat pembaca terheran-heran sekaligus geram dengan jalan cerita serta konflik yang sangat kompleks di tengah ringannya tema yang diangkat dalam novel ini. Cerita bermula dari percakapan gantung antara Yuda Alexander dan Guntur Putra Sasmita yang membawa pembaca berkelana ke sebuah desa kecil di Pangandaran, Batu Karas. Ping namanya. Besar di lingkungan pemusik berhasil membuatnya ikut jatuh cinta pada salah satu cabang ilmu seni itu. Namun siapa sangka, percakapan gantung Yuda Alexander dan Guntur Putra Sasmita pada awal cerita berhasil merombak hampir sebagian besar hidup Ping. Ia kehilangan Yuda, kakek yang telah mengasuhnya sejak kecil. Seiring dengan kepergian Yuda, Ping diminta untuk pindah ke

Jakarta dengan alasan yang sama sekali tak dipahaminya. Dari sanalah cerita ini bermula, Ping keluar dari zona nyamannya, meninggalkan kampung halamannya, sekolah; serta sahabat sedari bayinya, Oding. Hampa. Agaknya perasaan itu yang pertama kali digambarkan Dee Lestari ketika Ping baru saja memasuki kota Jakarta. Ping seketika kehilangan segalanya dalam sekejap mata. Hidupnya berubah. Namun begitulah hidup, perubahan hadir untuk mendewasakan diri seseorang. Ce- rita ditutup dengan sekelumit pernyataan dan pertanyaan yang mampu membuat pembaca terpelongo. Tak ada yang mampu memahami hidup, meski begitu hidup harus terus berjalan. Ping dan kisahnya berkali-kali berhasil memberi sentilan bagi pembaca mengenai hal ringan yang penting untuk disadari. Bahwa keluar dari zona ternyaman, tak seburuk yang orang-orang pikirkan, dan pergi dari kampung halaman tak serta merta membuat seseorang meninggalkan hatinya di sana. Segalanya hanya tentang proses, bagaimana seseorang dapat merombak pola pikirnya dan terus berproses untuk menjadi diri yang lebih dewasa lagi. Resensiator: Tharifa Anisa Onny Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2018

ULASAN FILM

Kecamuk Kepentingan dalam Dunia Oploid Judul Film Genre Rilis Durasi Sutradara Bahasa Pemain

: Crisis : Drama Thriller : 26 Februari 2021 : 118 menit : Nicholas Jarecki : Inggris (Sub Indonesia) : Gary Oldman, Armie Hammer, Evangeline Lilly, Greg Kinnear, Michelle Rodriguez, Kid Cudi, Indira Varma, Lily-Rose Deep, Mia Kirshner, Michael Aronof.

Crisis merupakan film yang mengusung genre drama thriller. Disutradarai oleh Nicholas Jarecki film ini menyajikan tiga cerita pada dunia Oploid yang bertabrakan. Sajian cerita antara seorang pengedar narkoba yang mengatur operasi penyeludupan Fentanyl multi-kartel, seorang arsitek yang pulih dari kecanduan Oxycontin melacak kebenaran di balik keterlibatan putranya dengan narkotika, dan seorang profesor yang bertempur secara tak terduga mengungkap tentang penelitian majikannya di sebuah perusahaan obat dengan pengaruh pemerintah yang besar. Film bermula dengan perkembangan sebuah obat penghilang rasa sakit bernama Klaraflon. Seorang profesor kimia bernama Dr. Tyron ditugasan untuk mengawasi perkembangan Klaraflon. Masalah timbul ketika ia sebagai pengawas Klaraflon menyadari adanya efek samping berbahaya yang dapat membahayakan nyawa pengonsumsinya. Dia berusaha menyempurnakan formula Klaraflon dan meminta perusahaan faramasi (Norhlight) menunda peluncuran. Akan tetapi, Nortlight memiliki pemahaman lain

akan Klaraflon yang mereka ciptakan sehingga menolak dan tetap berencana meluncurkan Klaraflon sesai jadwal yang ditetapkan. Dr. Tyron terus didesak dan diminta untuk menandatangani surat persetujuan terhadap Klaraflon yang memiliki komposisi Oxcycodon yang tinggi dan mematikan. Dia terus dibungkam dengan berbagai cara termasuk penjatuhan reputasi dan hilangnya pekerjaan. Meski begitu Dr. Tyron yang memikirkan keselamatan masyarakat menolak untuk menandatangi surat persetujuan atas peredaran Klaraflon meski akhirnya dia kehilangan reputasi dan pekerjaan. Di lain pihak, seorang wanita bernama Clair, mendapati anaknya meninggal karena overdosis. Setelah dilakukan otopsi terhadap mayat anaknya bernama David, diketahui dalam tubuhnya mengandung Oxcycodon yang tinggi. Juga terdapat memar besar di kepala bagian kanan David. Film ini disuguhkan dalam tiga konflik. Pertama, yaitu adanya obat berbahaya yang akan disebarkan di pasaran yaitu Klaraflon. Kedua, konflik kematian misterius anak mantan pecandu

obat penghilang rasa sakit. Ketiga, konflik agen Drug Enforcement Administration (DEA) yang sedang mengawasi mafia Armenia. Di akhir film ini tidak diperjelas apakah ada keterkaitan dan hubungan ketiga konflik yang ada dalam film. Film ini termasuk film yang cukup sulit untuk dipahami. Pergantian konflik satu dengan yang lainnya dan adanya perpindahan adegan yang sangat berbeda membuat penonton cukup kesulitan dalam memahaminya. Meskipun begitu film ini memiliki daya tarik karena penampilkan tiga konflik berbeda mampu membawa penonton terhanyut dalam kisahnya. Penonton cukup dibuat berfikir keras akan konflik yang disuguhkan. Penampilan karakter utama dalam film ini juga tidak terlalu terlihat sehingga membuat film ini cukup sulit untuk dipahami. Akan tetapi perjuangan dan usaha keras pada tokoh yang digambarkan dalam film ini untuk menghambat penyebaran obat terlarang cukup baik, sehingga kisahnya cukup merealita jika ditonton. Resensiator: Kurnia Sandi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018


Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

23

CATATAN BUDAYA

Narsisme Oleh Widia Nurfitri Sekretaris Umum SKK Ganto 2021 Narsisme merupakan istilah yang seringkali digunakan untuk melabeli seseorang yang mencintai dirinya melebihi apapun. Mencintai diri sendiri tidak salah, bahkan menjadi suatu keharusan. Namun, ada garis tipis antara mencintai diri sendiri dengan narsisme. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, narsisme adalah kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri yang ditandai dengan adanya sikap arogan, percaya diri, dan egois. Pelaku narsisme tidak terlalu memikirkan orang lain, terobsesi dengan diri sendiri dan merasa paling penting. Mereka selalu membutuhkan perhatian dan hampir tidak pernah memiliki empati terhadap orang lain. Secara istilah, narsisme adalah cinta diri sendiri yang sangat ekstrem, paham yang menganggap diri sendiri sangat superior dan sangat penting atau dikenal juga dengan sebutan extreme self-impotency. Cakupan narsisme lebih luas, tidak hanya dipandang dari segi gaya hidup dan finansial, tetapi juga membuat pelakunya terpenjara dalam fenomena kekuasaan, prestasi, fisik, dan penampilan. Individu yang mempunyai kecenderungan lebih tertarik dengan hal yang hanya menyangkut dengan kesenangan pribadi. Hal ini juga memberikan pengaruh cukup besar dalam pergaulan sehari-hari yang tak ayal mengikis kepedulian individu terhadap perasaan orang lain. Hal inilah yang mendominasi anak muda zaman sekarang atau “milenial” (orang yang lahir

setelah tahun 1980). Didorong kesempatan tak terbatas untuk promosi diri dan refleksi diri di media sosial, ditambah arus budaya yang membuat pelaku narsisme hanyut dalam pemikiran pentingnya penghargaan diri. Cara pandang ini berpotensi besar melahirkan kepribadian anak muda yang berubah dari generasi sebelumnya, menjadi lebih narsis dan egois Para psikolog tidak satu suara soal ini. Sebagian mengatakan bukti bahwa anak muda telah menjadi “Generasi Aku” begitu kuat, tapi sebagian lain berpendapat itu tidak benar. Sementara itu, muncul bukti-bukti baru yang agaknya menunjukkan tren positif dalam perkembangan kepribadian kita seiring waktu, sebagaimana inteligensi yang meningkat dari generasi ke generasi. Pendukung paling vokal terhadap anggapan bahwa anak zaman sekarang lebih narsis dan mementingkan diri sendiri daripada generasi sebelumnya adalah psikolog Jean Twenge di Universitas Negeri San Diego, California. Pada awal tahun 2020 lalu, dunia dikejutkan dengan wa-

bah Covid-19 yang menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. World Health Organization (WHO) semenjak Januari 2020 telah menyatakan dunia masuk ke dalam darurat global terkait virus ini. Ini merupak a n fenomena luar biasa

Ilustrator: Vedri Rahmadhana

yang terjadi di bumi pada abad ke-21, yang skalanya mungkin dapat disamakan dengan Perang Dunia II, karena event-event skala besar hampir seluruhnya ditunda bahkan dibatalkan. Walaupun Indonesia sudah dalam keadaan darurat masih saja akan dilaksanakan tabliqh akbar, di mana akan berkumpul ribuan orang di satu tempat, yang

dapat menjadi mediator terbaik bagi penyebaran Virus Corona dalam skala yang jauh lebih besar. Tak hanya itu masih banyak juga masyarakat Indonesia yang menganggap enteng virus ini, dengan tidak mengindahkan himbauan-himbauan pemerintah. Seseorang yang memiliki sikap narsistik cenderung mengabaikan protokol kesehatan dan suka menimbun kebutuhan selama pandemi Covid-19. Selain itu orang narsisme juga enggan untuk mencuci tangan dan tetap tenang di rumah saat pandemi menghadang. Lucunya pelaku narsisme ini justru dengan bangga memperlihatkan potret dirinya yang mengabaikan protokol kesehatan di media sosial. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa setiap orang cenderung memiliki perilaku narsis, hanya kadarnya yang berbeda. Namun narsis akan berkembang menjadi perilaku narsis akut yang akan berimplikasi pada gangguan kepribadian. Jika hal ini dibiarkan cenderung akan membahayakan terhadap dirinya dan orang lain. Ada dua gangguan perilaku narsistik yang diduga disebabkan oleh faktor bawaan yakninya faktor psikososial, sep-

erti pola hubungan keluarga yang patogenik, dan faktor sosiokultural. Bentuknya seperti munculnya sistem nilai dan pola perilaku tertentu yang jauh berbeda dari yang lazim berlaku di masyarakat akibat kondisi kemiskinan. Dilansir dari Insider, peneliti mengumpulkan data survei pada 15 Maret hingga 29 Maret. Hasilnya, mereka menemukan dua tipe narsistik dalam menanggapi pedoman selama pandemi. Jenis narsistik pertama adalah narsis kolektif atau orang yang merasa bisa sangat percaya diri karena pandangan orang di sekiranya. Mereka yang memiliki kepribadian ini cenderung akan menimbun persediaan makanan atau harian selama pandemi. Namun, jenis narsistik kolektif cenderung masih mungkin melakukan protokol kesehatan seperti mencuci tangan. Jenis kedua adalah narsis agen di mana mereka tidak memerlukan orang lain untuk merasa percaya diri dan merasa penting. Orang dengan kepribadian ini lebih mungkin untuk menimbun kebutuhan sehari-hari selama pandemi dan cenderung mengabaikan protokol kesehatan. Selama pandemi kita tidak hanya harus menjaga diri sendiri namun juga harus menjaga orang lain dari bahaya virus ini entah itu terpapar dari kita atau bukan. Tersebab hal itu sebagai sesama manusia kita hendaknya harus meminimalisir sikap narsisme kita yang hanya mau mementingkan kepentingan pribadi di atas kepentingan golongan.

OGAN

Ilustrator: Vedri Rahmadhana


Juni-Agustus 2021 Edisi No.219/Tahun XXXII

IKLAN

23


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.