TABLOID EDISI 221: MENILIK STATUS BARU

Page 1

ISSN: 1412-890X

Edisi No.221/Tahun XXXII/November-Desember 2021

Teropong

Menjawab Ambiguitas Konversi 20 SKS

Mengikuti berbagai kegiatan Kampus Merdeka konversi SKS menjadi pertanyaan yang belum... Hal 13

Feature

Berburu Aneka Kuliner di Pasar Kuliner Padang Panjang

Sajikan berbagai kuliner menjadikan Pasar Kuliner Padang Panjang hadir untuk memenuhi... Hal 14

Telusur

Menapaki Jejak Sejarah PDRI di Koto Tinggi

Menyambaingi monumen Bela Negara menjadi alternatif wisata sejarah untuk menelusuri....Hal 15

www.ganto.co

SKK Ganto

SKK Ganto UNP

skkgantounp

redaksiganto@gmail.com

@gantonews


November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

2 FAJAR

Sebuah Status Baru

SARIPATI

“Izet” PTN-BH

Selamat membaca! Perubahan status sebuah perguruan tinggi adalah salah satu hal yang menjadi perhatian penting bagi civitas akademika. Hal tersebut berlaku pula di Universitas Negeri Padng (UNP) yang sebelumnya berstatus Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (PTN-BLU) hingga kemudian telah resmi berstatus Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH). Perubahan status perguruan tinggi menjadi lebih independen bukan pekarah mudah. Proses perencanaan hingga akhirnya resmi memperoleh status PTN-BH melalui proses yang begitu panjang. Berbagai respon dan tanggapan turut mewarnai perjalanan UNP dalam memperoleh status baru tersebut. Pada tabloid edisi kali ini Ganto berusaha menilik kembali mengenai status baru yang disandang oleh UNP. Berbagai perspektif dan aspirasi civitas akademika UNP kami rangkum menjadi isu utama pada edisi kali ini. Pada laporan pertama kami membahas mengenai pandangan civitas akademika UNP mengenai perubahan status UNP tersebut. Pandangan yang menunjukkan peluang serta ancaman ini kami harapkan dapat menjawab pertanyaan pembaca mengenai kesiapan UNP dalam menjalankan tugas pendidikan. Selanjutnya pada laporan kedua kami menyorot lebih dalam lagi mengenai rencana UNP setelah resmi menjadi PTN-BH. Pada laporan dua ini dikupas lebih dalam mengenai kesiapan UNP dalam hal keuangan, aset UNP yang dapat menjadi pemasukan bagi kampus dan bentuk kerjasama yang akan dilakukan UNP. Tak hanya itu pada edisi kali ini kami juga meyuguhkan wawancara khusus dengan Wakil Rektor (WR) 2 UNP yang membahas mengenai keuangan UNP serta rencana adanya holding company. Status baru berarti tantangan baru. Perubahan status ini juga akan memunculkan berbagai kebijakan baru. Oleh karena itu perubahan status ini mestinya menjadi hal yang senantiasa dikawal oleh civitas akademika UNP demi masyarakat UNP yang lebih sejahtera. Pemimpin Redaksi Cetak Bayangan

GANTOLE

+UNP resmi jadi PTN-BH. -Apakah sudah layak? +Mahasiswa khawatirkan kenaikan UKT. -Gimana nih? +UNP Buka Prodi Ilmu Hukum -Keren!

Oleh Romi Mardela Pembina SKK Ganto UNP

Izet merupakan sosok yang sempat viral di Kota Padang karena pada saat itu melakukan pemalakan kepada sopir truk yang dengan sengaja merekam aksinya. Setelah kejadian itu, nama Izet buncah di jagad maya, terutama karena aksen serta perangainya dalam memalak sopir. Tetapi yang membuat kisah Izet menjadi fenomenal ialah aksi tobatnya ketika sudah mendekam di balik jeruji besi. Lantas apa hubungan Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH) dengan kisah Izet tersebut? Sebenarnya tidak ada korelasi secara langsung. Penulis sempat membaca ulasan dari Prof. Rhenald Kasali, ekonom dari Universitas Indonesia yang dengan tegas menyebutkan bahwa kampus tidak boleh menjadi “pemalak” bagi anggotanya yang akan memimpin masa depan, melainkan harus menjadi tempat untuk ajang kontribusi, ajang perjuangan para pemimpin. Menurut Rhenald, Inilah yang menjadi logika dasar universitas kelas dunia.

Konteks yang dibahas oleh Prof. Renald adalah terkait pengelolaan dana abadi oleh kampus yang berstatus PTN-BH. Ia menganalogikan upaya pemanfaatan dana abadi kampus seperti mengelola hutan. Jangan menebang pohon dengan keserakahan, karena akan menghabisi sumber daya dengan cepat dan butuh puluhan tahun untuk membesarkan satu pohon. Akan tetapi, ambillah berbagai manfaat dari hutan tersebut tanpa merusak tatanan yang ada. Tradisi Jepang, salah satu contoh dalam upaya memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki hutan. Mereka menyebutnya daisugi. Teknik yang sudah mereka lakukan sejak ratusan tahun lalu ini merupakan teknik menanam pohon di atas pohon. Mereka akan membiarkan cabang-cabang dari pohon yang telah berusia ratusan tahun tersebut untuk tumbuh besar, kemudian jika sudah cukup besar mereka akan memotong kayu tersebut untuk dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan lainnya. Dengan teknik yang diterapkan secara turun-temurun ini, mereka bisa tetap menjaga pohon tersebut secara berkelanjutan untuk terus tumbuh subur dan bertahan hingga ke anak cucu. Begitupula hendaknya dalam pengelolaan dana abadi pada

kampus PTN-BH. Seharusnya, ada manfaatnya yang bisa dinikmati bersama, terutama bagi sivitas akademika pada perguruan tinggi tersebut. Pada masa pandemi di tahun kemarin, berdampak pada seluruh sektor kehidupan, termasuk pula pendidikan. Pada saat itu, pengelolaan dana abadi mendapat sorotan, di kampus berkelas dunia yang memiliki catatan jumlah dana abadi paling besar: Harvard (37 Miliar USD atau sekitar 523 triliun rupiah), menurut Fadhil Ramadhan (Economica. id., 2020) yang tengah melakukan pengetatan anggaran berdampak terhadap pemutusan hubungan kerja yang berdampak pada ketidakjelasan nasib pegawai. Padahal menurut para pemrotes harusnya Harvard bisa memanfaatkan dana abadi dalam mengatasi hal itu. Pengelolaan keuangan PTNBH akan selalu menjadi sorotan. Pertanyaan yang kemudian muncul, apakah 16 kampus negeri yang telah disetujui berubah status sebagai PTN-BH dapat terhindar dari perangai “Izet” yang dahulu dan mampu bertransformasi menjadi kampus yang menyelamatkan pendidikan anak bangsa? Status PTN-BH menuntut pimpinan untuk memiliki rasa kemanusiaan tinggi serta berdaya pikir kreatif.

POKOK PADANG

Regenerasi Organisasi

Salam Pers Mahahasiswa! De-

sember ini menjadi catatan penting

bagi semua insan aktivis mahasiswa di Indonesia. Sukacita menjadi hal yang luar biasa, karena mereka hampir menyudahi tanggungjawab di organisasinya tercinta. Hampir semua lembaga dan unit kerja mahasiswa tingkat universitas maupun fakultas mengadakan refleksi akhir tahun atas kinerja pada tahun itu. Hal ini juga terjadi di Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto pada periode 2021. Di penghujung tahun ini juga kami pengurus SKK Ganto 2021 melakukan transisi estafet regenerasi. Hal ini agar organisasi ini selalu berjalan lurus dalam pengkaderan pengurus. Juga agar tidak terjadi kemunduran yang berdampak tidak sehatnya organisasi Ganto ke depannya. Pada tahun ini, pengurus kami berjumlah 28 orang, sedangkan yang akan menyandang status pengurus baru berjumlah 34. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat banyak sepanjang Ganto hadir bagi pembaca. Harapannya kehadiran kru yang banyak ini mampu membawa arah baru bagi Ganto. Harapan ini juga disampaikan oleh keluarga besar Ogan (Orang Ganto) untuk pengurus Ganto 2022. Selain itu kami mengucapkan maaf kepada pembaca setia Ganto atas keterlambatan kami dalam menyelesaikan tabloid pada edisi kali ini. Hal ini karena proses pengarapan tabloid ini sepenuhnya dikerjakan oleh calon-

Kebersamaan: foto bersama kru bayangan SKK Ganto usai melaksanakan rapat struktur kru bayangan, Minggu (17/10) f/habil.

pengurus baru kami. Permasalah atau kendala tentu muncul dalam pengarapan tabloid ini. Sejatinya calon pengurus baru ini masi beradaptasi menjadi seorang jurnalis, serta langsung dihadapkan dengan tanggungjawab yang sangat besar. Setiap permasalahan tentu ada jalan keluarnya. Alhadulilah, teman-teman mampu menuntaskan tanggungjawabnya. Hal ini sekaligus menjadi kabar baik, karena edisi kami telah hadir dan menjawab kehausan informasi para pembaca setia. Pada edisi kali ini, Ganto mengakat laporan mengenai status UNP yang sudah resmi menjadi PTN-BH. Dalam laporan ini, Ganto juga menjelaskan secara detail mengenai PTN-BH. Mulai dari keuntungan dan kesempatan besar setelah UNP menjadi PTN-BH, keraguan sivitas akademika UNP terkait

status UNP yang baru seumur jagung menjadi PTN-BH langsung dijawab oleh Prof. Ganefri, Ph.D., selaku rektor. Selain itu, Ganto juga menjelaskan dampak langsung mengenai PTN-BH UNP. Berkaitan juga dengan isu utama Ganto juga menyajikan wawancara khusus dengan petinggi UNP mengenai UNP menjadi PTN-BH dari sisi keuangan, unit usaha, perubahan yang akan terjadi, arah kebijakan dan kerja sama, serta pembukaan dan penutupan prodi. Selain itu, kami juga membahas isu-isu lain tentang UNP yang tak kalah menariknya untuk dibaca. Selamat membaca sahabat Ganto, kritik dan saran sangat terbuka untuk kemajuan Redaksi kami. Viva Persma! Pemimpin Umum Bayangan

Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Drs. Hendra Syarifuddin, M. Si., Ph. D., Penanggung Jawab: Titi Sri Wahyuni, S.Pd., M. Eng., Romi Mardela, S.Pd., M.Pd., dan Drs. Andria Catri Tamsin, M.Pd., Dewan Ahli: Lutfi Darwin, Mega Oktavianda, Irza Ade Suarni, Ozza Syafrigo Aulia, Rhodatul Annisa, Anisa Erda Walanda, Aminah Wulansari Lubis, Riska Meliani, Aisyah Hamid, Ahmad Fadillah B, Imelda Kristinafanny Sirait, Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Indah Sukmawati, S.Pd, M. Pd. Kons., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Puisi: Muhammad Adek, M.Hum., Kritik Cerpen: Nesa Riska Pangesti, S.S., M.A., Kritik English Corner: Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Artikel Filsafat: Alim Harun Pamungkas, M. Pd., Pemimpin Umum: Mitha Melanie Putri, Sekretaris Umum: Widia Nurfitri, Bendahara Umum: Lidya Octaliani, Pemimpin Redaksi Cetak: Rahma Livia, Pemimpin Redaksi Televisi dan Daring: Habil Ramanda, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Siska Novrida Yanti, Pemimpin Usaha: M. Afdal Afrianto, Redaktur Pelaksana: Nisrina Zakia Khalel, Redaktur Berita: Rezky Amelia Putri dan Rizka Mutiah Nur, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Nurul Safitri, Redaktur Tulisan: Tiara Tri Dewi, Redaktur Artistik dan Layouter: Vedri Rahmadhana, Fotografer: Rino Warisman Putra dan Kurnia Sandi, Redaktur Daring: Rezky Ultabaini, Monalisa Hayati, dan Indah Pareza, Editor dan Vidiografer: Ardi Candra dan Muhammad Taufik, Desainer Grafis: Liza Marlinda, Ilustrator: Fitria Panca Ramadhani, Staf Riset: Tharifa Annisa Onny dan Sisri Hayati, Staf Pustaka dan Kearsipan: Lili Rahmadani, Staf Usaha: Azizah Septianti dan Masriani Oktari, Staf Percetakan dan Sirkulasi: Yuni Komala Dewi, Reporter Junior: Agung Maulana Irsyad*, Masriani Anggi Safitri*, Apni Yuan Syafni*, Ari Julian Pratama*, Aulia Khairani*, Ayu Permata Sari, Chika Aulya Qhisty, *, Diva Dzulkhairina*, Hujjatul Fajri*, Janiba Arifah*, Muhammad Razi*, Mery Nurfa Dilla*, Mutya Zulfayenis*, Nengsih Sri Rahayu*, Nola Nelfia*, Nurul Fitri*, Rachmah Viona Citra R*, Ramadhano Twento Dilanov*, Rayhan Bintang M.T*, Rezi Novita*, Rispa Handayani*, Rizka Salsabila Bakhtra*, Roki*, Safina Zahira*, Sherly Yurizal*, Shinta Mailina*, Syafaria Esa Antika*, Tia Oktaviani*, Vela Pujiastuti*, Viona Disi*, Zahra Dafiah* Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Gedung Student Center Lt 2 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131. Laman web: http://ganto.co, email: redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00


November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

3

SURAT PEMBACA

Perkuliahan Tatap Muka Tak Merata Saya mengeluhkan kenapa mahasiswa TM 2019 belum melaksanakan perkuliahan tatap muka. Perkuliahan tatap muka sangat penting, karena beberapa dosen sangat sibuk sehingga tidak maksimal untuk mengajar secara online. Padahal mahasiswa TM 2019 hanya pada semester 6 yang akan belajar penuh, sedangkan semeter 7 tinggal beberapa mata kuliah saja. Jadi sangat disayangkan rasanya kalau tidak merasakan kuliah tatap muka. Ifany Putri Erlin Mahasiswa Perpustakaan dan Ilmu Informasi TM 2019

Minimnya Alat Praktik Labolatorium Fisika Sebagai mahasiswa Fisika saya merasa kecewa dengan kurangnya alat-alat yang ada di labolatorium Fisika. Saya berharap kedepanya agar alat-alat yang diperlukan untuk praktik tersebut dapat dilengkapi, sehingga kami mahasiswa Fisika tidak perlu bergantian dan menunggu terlalu lama saat melakukan pratikum. Karena kekurangan alat ini tidak semua mahasiswa kebagian alat saat praktik dan itu sangat menganggu pratikum. Yulia Ardila Mahasiswa Fisika (NK)

FILOSOFIA

Saya, Belajar tentang Sekularisme

TM 2020

Civitas Akademika Abai Prokes Meski masih dalam situasi pandemi saat ini semakin banyak civitas akademika UNP yang tidak peduli dengan protokol kesehatan. Padahal sudah muncul virus Omicorn. Bentuk abai prokes tersebut di antaranya tidak menggunakan masker bahkan di tempat keramaian atau fasilitas umum. Selain itu juga banyak pihak yang tidak lagi melakukan sosial distancing Rizka Salsabila Bakhtra Mahasiswa Bimbingan dan Konseling TM 2019

Toilet FBS Rusak Bersamaan Saya cukup merasa terganggu dengan keadaan toilet di FBS. Saya sering mendapati toilet tersebut rusak, buruknya lagi toiletnya rusak di waktu yang bersamaan. Hal tersebut membuat Saya harus pergi ke gedung lain untuk mendapatkan toilet yang baik. Sebaiknya hal-hal tersebut perlu dijadikan perhatian juga karena menyangkut kenyamanan bersama. Yuni Komala Dewi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018

Tempat Penitipan Tas Tidak Layak Saya pernah mengunjungi perpustakaan FPP untuk menemani teman mencari referensi. Saat ingin memasuki perpustakaan saya cukup terkejut dengan tempat penitipan tas yang tidak layak. Tidak ada loker atau lemari kubikel yang disediakan. Selain itu ruangan yang disediakan untuk menyimpn tas sangatlah sempit. Nurul Safitri Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018

Oleh Alim Harun Pamungkas Pengajar Filsafat Pendidikan Dosen Pendidikan Luar Sekolah

Istilah yang seringkali digunakan, tapi umumnya ditolak walau bahkan tak sempat dikenali secara utuh. Istilah ini dipahami juga sebagai pemisahan antara agama dan negara. Ialah sekuler. Pahamnya disebut sekularisme. Saya akan membagi argumen saya tentang sekularisme ini. Memulainya dari wilayah terpisah antara ilmu dan iman. Jika tidak terlalu disukai dengan penggunaan kata “iman” maka saya akan memilih variasi pengganti istilahnya dengan pengetahuan dan keyakinan. Kata “pengetahuan” untuk mewakili kata “ilmu” dan kata “keyakinan” untuk mewakili kata “iman”. Pertanyaan yang mendasari argumen ini adalah apakah ilmu dapat membuktikan tentang adanya Tuhan? Kalau Ya, maka bagaimana metode pembuktian yang digunakan? Pertanyaan ini akan mengusik wilayah yang menjadi obyek perdebatan tentang sekulerisasi. Sebuah peristiwa bencana alam yang menimpa manusia, seperti banjir besar yang menelan korban jiwa akan menimbulkan pertanyaan, apa penye-

babnya? Lalu siapa yang bertanggungjawab di balik kejadian tersebut? Berikut adalah berita yang dikutip sebagai contoh tentang kajian sekulerisasi ini. Jakarta - Gempa di Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah disebut-sebut berkaitan erat dengan rencana pengesahan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) oleh DPR. Kok bisa? Anggota DPR dari FPDIP yang juga dikenal sebaga paranormal, Permadi, menyatakan gempa tersebut terjadi karena Nyi Roro Kidul alias Ratu Kidul marah karena semakin anarkisnya para pendukung RUU tersebut. Menurutnya, Ratu Kidul merasa terancam karena tidak boleh lagi menggunakan kemben. Pernyataan Permadi ini bukanlah sebuah kelakar belaka. Permadi mengaku serius dengan pernyataannya ini.”Ratu Kidul juga ngamuk, karena yang pro RUU APP semakin ganas, dan Ratu Kidul ngggak boleh pake kemben lagi,” ujar Permadi dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (2/6/2006). Dia menjelaskan, jika Ratu Kidul marah, maka dia cukup mengayunkan selendangnya saja dan porak porandalah daerah-daerah yang terkena sapuan selendangnya itu.... (Artikel detiknews, “Gempa Yogya Karena RUU APP, Nyi Roro Kidul Merasa Terancam” selengkapnya https://news. detik.com/berita/d-607668/gempa-yogya-karena-ruu-app-nyi-roro-kidul-merasa-terancam). Untuk menjawab hal tersebut, terdapat dua pandangan dari kutub yang berbeda. Seorang ilmuwan akan menjawab sebab dari peristiwa tersebut menggunakan pendekatan ilmu yang metodologis. Sementara seorang agamawan akan menjawabnya dengan pendekatan keyakinan yang berbasis kitab suci. Pandangan tokoh dalam

kutipan berita tadi ialah bentuk campur aduk pemikiran tentang peristiwa bencana alam dari sudut pandang poltikus yang membawa unsur keyakinan untuk menerjemahkan kejadian dengan metode ilmiah yang sistematis. Jika pandangan ini dipaksakan, maka akan muncul subyektifitas. Hal itu terjadi karena pendapat tersebut tidaklah dapat dibuktikan dengan metode ilmu. Sekularisasi membantu kita untuk menemukan sisi obyektif dari suatu peristiwa. Sekularisasi akan memudahkan kita menjawab pertanyaan tersebut dikarenakan sekularisasi itu adalah upaya untuk menjelaskan gejala yang terjadi di dunia dengan penyebab yang ada di dunia. Kita tidak mencampuradukkan antara keputusan Tuhan yang hanya dapat didekati melalui iman dengan hasil kajian yang metodologis. Bahwa Suatu bencana alam itu muncul sebagai suatu wujud kekuasaan Tuhan, itu bukanlah wilayah ilmu, karena sejatinya tidak akan ada seorangpun ilmuwan yang dapat membuktikannya. Ilmu hanya menggunakan alam semesta sebagai obyek dan materi dasar yang dibatasi dengan komponen panca indera manusia. Bahkan, kita tidak perlu mempercayai ketika ada seorang ilmuwan yang mendeklarasi sebuah metode ilmiah untuk membuktikan adanya Tuhan. Karena Tuhan adalah wilayah keimanan yang tidak dapat dirasionalisasi dengan pendekatan ilmu. Maka Ketika Galileo ditegur oleh pihak Gereja Katholik dan bahkan kena sangsi karena kegigihannya mempertahankan teori bahwa bumi berputar mengelilingi matahari dan bukan matahari yang

berputar mengelilingi bumi, Galileo mengutip kalimat seorang Uskup yang mengatakan bahwa “The holly book is teach us how to go to heaven, not how heaven goes”.


LAPORAN

4

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

PTN-BH, Peluang atau Ancaman?

Sambutan: Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) saat memberikan kata sambutan dalam acra Dies Natalis UNP ke-67 dengan tema “PTN-BH” di gedung Auditorium UNP, Senin (25/10). F/Nola*

Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 2021 tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) Universitas Negeri Padang (UNP) yang ditetapkan dan diberlakukan pada 25 November 2021 lalu oleh Presiden Joko Widodo, UNP resmi berubah status menjadi PTN-BH. Penetapan PP tersebut sekaligus mencabut Permendikbud No. 26 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri Padang dan Permen Ristekdikti No. 67 Tahun 2016 tentang Status UNP. Hal ini sekaligus memunculkan perspektif mengenai peluang dan ancaman yang akan dihadapi UNP ke depannya. Oleh Agung Maulana Irsyad dan Nurul Safitri Keuntungan dan kesempatan besar setelah menjadi PTN-BH PTN-BH merupakan perguruan tinggi negeri yang berstatus badan hukum publik yang bersifat otonom. Berbagai keuntungan dapat diperoleh oleh PTN yang sudah berstatus badan hukum. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi pasal 65, dijelaskan bahwa PTN-BH memiliki beberapa hal, yaitu: 1) kekayaan awal berupa kekayaan negara yang dipisahkan kecuali tanah, 2) tata kelola dan pengambilan keputusan secara mandiri, 3) unit yang melaksanakan fungsi akuntabilitas dan transparansi, 4) hak mengelola dana secara mandiri, transparan, dan akuntabel, 5) wewenang mengangkat dan memberhentikan sendiri dosen dan tenaga pendidikan, 6) wewenang mendirikan badan usaha dan megembangkan dana abadi, dan 7) wewenang untuk membuka, menyelenggarakan, dan menutup program studi. Rektor UNP, Ganefri saat dihubungi Ganto via telepon, Selasa (18/12).menjelaskan ada banyak keotonomian yang diperoleh UNP setelah menjadi PTN-BH. Di antaranya seperti otonomi dalam pengelolaan akademik, pengelolaan sumber daya, dan dalam mengelola keuangan yang bersumber dari pendapatan masyarakat. Ganefri juga menjelaskan menjadi PTN-BH merupakan langkah yang baik untuk mewujudkan visi dan misi UNP menjadi kampus yang bermartabat dan bereputasi internasional. K e k h a w a t i r a n Setelah Menjadi PTN-BH Menjelang berubahnya status UNP dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU) menjadi PTN-BH beberapa waktu yang lalu, menuai berbagai tanggapan, terutama dari mahasiswa. Beberapa ma-

hasiswa mengaku mendapatkan informasi bahwa dengan perubahan status menjadi PTN-BH ini memungkinkan adanya kenaikan UKT mahasiswa. Kekhawatiran ini diungkapkan oleh salah satu mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, TM 2019, berinisial SR yang tidak ingin disebutkan namanya. Ia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kemampuan keuangan UNP dalam menjalankan perannya sebagai instansi pendidikan yang berujung naiknya UKT mahasiswa. “Dari informasi yang saya terima, kampus ternama di Pulau Jawa yang sudah lebih dulu menjadi PTN-BH seperti Universitas Indonesia (UI) yang memiliki pendapatan besar dan memiliki peminat yang banyak saja mengambil kebijakan menaikkan UKT mahasiswa untuk memenuhi keuangan kampusnya, apalagi UNP yang masih ketinggalan jauh dari kampus tersebut,” jelas SR saat dihubungi Ganto melalui WhatsApp, Jum’at (5/11). Kami mencoba mencari tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan oleh SR tentang kenaikan UKT di UI. Dari artikel yang kami temukan pada situs suaramahasiswa.com yang diunggah pada 25 Mei 2021 dengan judul “UKT UI Tahun 2021 (Sudah) Naik Lagi”, diperoleh informasi kampus yang sudah menjadi PTN-BH sejak tahun 2000 tersebut memang kembali menaikkan UKT dari beberapa fakultasnya pada 2021 lalu. Artikel lain yang dengan judul “Beban Berat Defisit dan Subsidi Silang: Wajarkah Peningkatan Biaya Pendidikan di UI?”, yang dirilis oleh situs Economica.id pada 29 Juli 2021 lalu juga menyatakan hal serupa. Di dalamnya dipaparkan bahwa kondisi keuangan dari UI yang defisit tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2017 menjadi salah satu alasan di balik kenaikan biaya

pendidikan beberapa program studi S1 nonreguler untuk mahasiswa tahun ajaran 2021/2022. Presiden Mahasiswa UNP, Imam Wahyudi Afrizon, saat dihubungi Ganto via telepon turut mengungkapkan beberapa kekhawatirannya mengenai perubahan status UNP menjadi PTN-BH ini. Imam menyebutkan, di dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi, dijelaskan bahwa PTN-BH berhak membuka jalur masuk mandiri sebesar 50%, lebih banyak dari pada PTN-BLU yang hanya boleh membuka jalur mandiri sebesar 30%. Ketika kuota jalur mandiri lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan kuota jalur subsidi seperti SNMPTN dan SBMPTN yang dapat keringanan dari pemerintah, artinya kesempatan untuk mendapatkan bidikmisi itu berkurang. “Kampus-kampus yang sudah menjadi PTN-BH akan memaksimalkan ini. Artinya ke depan hanya orang-orang orang-orang menengah ke atas saja yang berkesempatan untuk berkuliah di UNP. Sedangkan teman-teman kita yang menengah ke bawah itu tidak memiliki kesempatan besar untuk berkuliah di UNP,” jelas Imam kepada Ganto, Rabu (1/12). Selanjutnya disebutkan Imam, bahwa ada kecenderungan dari kampus-kampus yang sudah menjadi PTN-BH untuk menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa. Ia memberi contoh kasus yang terjadi pada Universitas Sebelas Maret (UNS) tahun 2016 setelah menjadi PTN BH. “UNP sejauh ini menjadi kampus yang UKT-nya cukup rendah. Takutnya ada ketidaksiapan pendanaan di UNP sehingga harus menaikkan UKT mahasiswa”. Lebih lanjut, Imam sempat menyebutkan bahwa Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga

Mahasiswa (BEM KM) UNP telah melakukan kajian mengenai perubahan status UNP menjadi PTN-BH. Hasilnya, BEM KM UNP menilai UNP masih belum siap untuk menjadi PTN-BH. Hal ini dilihat dari pendanaan, transpalasi, zona integritas, regulasi, dan keterlibatan mahasiswa. Hal ini dikatakan Imam masih menjadi PR bagi UNP dan akan terus dikawal dalam prosesnya. Kekhawatiran lain turut disampaikan oleh salah satu dosen Fakultas Ilmu Sosial, Drs. Khairani, M.Pd., saat diwawancarai Ganto melalui telepon, Rabu (10/11). Ia menyebutkan bahwa dari beberapa sumber yang dibacanya mengenai PTNBH, Khairani khawatir akan ada mahasiswa yang merasa dirugikan dan memberontak. Ia juga khawatir UNP tidak mampu bertahan dengan status PTNBH. Namun, Khairani tidak menjelaskan lebih lanjut faktor yang merugikan mahasiswa dan faktor yang memungkinkan UNP tidak mampu bertahan dengan status PTN-BH tersebut. Berbeda dengan Khairani, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Prof. Dr. Ermanto, S. Pd , M.Hum, mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari PTN-BH. “Kita melihat PTN-BH lainnya tidak ada yang kembali lagi menjadi BLU, bahkan PTN tersebut mendapat sumbangan bantuan dari pemerintah yang lebih besar lagi dibandingkan saat masih menjadi BLU,” jelas Dekan FBS tersebut kepada Ganto saat dihubungi melalui telepon, Selasa (9/11). Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi, Abror, SE. ME. Ph.D., mengatakan bahwa secara garis besar PTN-BH memberikan keleluasaan kepada kampus. Jika perguruan tinggi siap melakukan program yang baik, tentunya itu akan menjadi sesuatu yang positif. “Ada banyak keuntun-

gan yang didapat saat menjadi PTN-BH seperti pengelolaan aset yang dapat menjadi income generating dengan menyewakannya ke pihak lain, namun tentunya terdapat kelemahan di antaranya kita tidak lagi mendapat subsidi dari pemerintah seperti saat masih menjadi PTN-BLU. Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Desyandri menegaskan bahwa mahasiswa sebenarnya tidak perlu khawatir akan kenaikan UKT. “Kalau universitas itu tidak mempunyai hal lain yang bisa diandalkan, ya bisa jadi tiap tahun naik UKT. Tapi rektor sudah menyampaikan tidak akan menaikkan UKT untuk kepentingan PTN-BH, jadi tidak perlu khawatir,” jelasnya kepada Ganto, Rabu (1/12). Menjawab kekhawatiran berbagai pihak termasuk mahasiswa, Rektor UNP, Ganefri menjelaskan bahwa tidak perlu adanya kekhawatiran mengenai hal terebut. Hal ini karena UNP sudah dikatakan layak menjadi PTN-BH oleh pemerintah. Ada tiga faktor yang dapat dijadikan sebagai alasan UNP layak menjadi PTN-BH oleh pemerintah. Menurutnya, kelayakan UNP dilihat dari kesiapan sumber daya, sisi manajemen, dan terakhir sisi keuangan. Lebih lanjut Rektor UNP menjelaskan bahwa mahasiswa tidak perlu khawatir akan naiknya UKT mahasiswa. “Saat ini kan kita diberi kewenangan untuk membangun badan usaha, badan usaha ini yang menggali pendapatan lembaga sehingga nanti UNP tidak akan ketergantungan lagi dengan UKT. Bahkan jika kita sukses menjadi PTN-BH, UKT itu bukan naik tetapi turun. Kalau saat ini berjalan tentunya stagnan dulu, masih menjaga stabilitas,” Jelasnya saat dihubungi Ganto melalui telepon pada Selasa (18/12). Reporter: Vela*, Esa*, Nengsih*, Shinta*, Chika*, Rizka*


LAPORAN

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

5

Seribu Rencana Setelah PTN-BH

Auditorium: Terlihat beberapa orang mahasiswa di depan gedung Auditorium Universitas Negeri Padang, Senin (16/8). f/Fina.

Usai menjadi PTN-BH UNP perlu menyiapkan gagasan-gagasan terbaru. Perancangan unit-unit usaha komersial, dan pemaksimalan aset yang dapat menjadi sumber pemasukan serta penggencaran kerja sama merupakan bentuk keseriusan UNP untuk bertahan dengn status barunya. Tak hanya itu keberadaan dana abadi juga menjadi hal yang patut dipertanyakan bagi kampus yang berstatus PTN-BH Oleh Agung Maulana Irsyad dan Nurul Safitri Resmi menjadi PTN-BH sejak 25 November lalu, UNP harus bersiap menjadi universitas yang lebih mandiri dalam hal keuangan. Perguruan tinggi yang sudah menjadi PTN-BH memiliki keotonomian penuh dalam mengelola dana secara mandiri, transparan, dan akuntabel, serta menentukan tarif biaya pendidikan bagi mahasiswa. Penentuan tarif biaya pendidikan berpedoman pada teknis penerapan tarif yang ditetapkan Kemendikbud Indonesia. Penentuan tarif biaya pendidikan mahasiswa tersebut disesuaikan dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi mahasiswa, orang tua mahasiswa dan pihak lain yang membiayai mahasiswa yang bersangkutan. Selain itu UNP juga dapat mendirikan badan usaha dan mengembangkan dana abadi. Pengelolaan badan usaha dan pengembangan dana abadi menghasilkan keuntungan yang nantinya digunakan sebagai biaya penunjang pelaksanaan pendidikan. Kemampuan Keuangan UNP Menjadi PTN-BH menjadi pertanda ke depannya UNP harus mampu untuk mengelola keuangan dan aset secara mandiri. Pengelolaan aset ini dapat berbentuk unit usaha komersial di bawah perguruan tinggi terkait. Menurut informasi dari Wakil Rektor 2, Ir. Syahril, M.Sc, Ph.D., saat ditemui Ganto Jum’at (12/11) saat ini UNP belum memiliki unit usaha komersial. Hal ini dikarenakan UNP baru saja menjadi PTN-BH, sedangkan di PTN-BLU kemarin UNP belum diperbolehkan untuk memiliki unit usaha komersial. Melirik kampus yang lebih dulu menjadi PTN-BH seperti ITB. Berdasarkan data yang diperoleh dari bpudl.itb.ac.id diperoleh informasi bahwa saat ini ITB telah memiliki unit usaha komer-

sial meliputi 11 perusahaan, satu unit usaha pendukung, dan satu unit usaha kerja sama. Adapun pendapatan dari 11 unit perusahaan milik ITB tersebut jika dilihat pada tahun 2020 mencapai 347,42 Miliar. Dari pendapatan tersebut sebagian labanya sejumlah 13,2 miliar diberikan kepada ITB dalam bentuk dividen. Menjadi PTN-BH merupakan tantangan yang besar bagi UNP. UNP harus mulai merancang dan membangun unit-unit usaha komersial. Saat ini UNP memang memiliki beberapa aset yang sudah menghasilkan seperti hospitality, kolam renang, dan auditorium namun, kata Syahril aset tersebut belum dapat dikategorikan sebagai unit usaha komersial. “Yang dikomersialkan itu misalnya kita ada kontrak kerja. Kalau sekarang kan kita namanya baru belajar. Jadi kalau kolam renang sudah dikomersilkan itu artinya sudah ada target keuangan yang kita pastikan. Kalau saat ini masih kita kelola sendiri, kalau ada jam kuliah ya jam kuliah dulu kita dahulukan. Sedangkan kalau komersial itu harus ada pihak ketiga sebagai pengelola,” jelas Syahril. Perubahan yang Akan Terjadi Setelah menjadi PTN-BH Ada struktur tambahan yang harus ada di sebuah PTN-BH. Jika sebelumnya struktur organisasi di UNP terdiri atas rektor, senat, dan dewan pertimbangan, setelah menjadi PTN-BH terdapat satu organ lagi, yaitu Majelis Wali Amanat (MWA). MWA merupakan organ resmi PTN-BH yang menjalankan fungsi penetapan, pemberian pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum, dan melaksanakan pengawasan di bidang non-akademik. MWA terdiri dari 17 orang, meliputi menteri, rektor, ketua senat akademik universitas, 7 dosen, 1 alumni, 1

tenaga kependidikan, 4 wakil dari masyarakat, dan 1 wakil dari mahasiswa. Anggota MWA memiliki masa jabatan 5 tahun, kecuali mahasiswa yang hanya memiliki masa jabatan 1 tahun. Bayu Rachman anggota MWA dari kalangan mahasiswa menjelaskan saat ini MWA UNP sudah terbentuk. “Kita sudah mendapatkan SK (Surat Kerja) dari kementrian dan juga sudah ditandatangani oleh Bapak Nadim,” jelas Bayu saat dihubungi Ganto via WhatsApp, Minggu (9/1). Lebih lanjut Bayu menjelaskan bahwa saat ini UNP sedang dalam masa transisi dari sebelumnya sebagai PTN-BLU menjadi PTN-BH sehingga masih banyak yang harus dipersiapkan sebagai kampus berbadan hukum. Dekan Fakultas Teknik (FT), Fahmi Rizal turut menjelaskan perubahan struktur yang akan terjadi setelah UNP menjadi PTN-BH. Perubahan ini jelasnya sedang menjadi pembahasan di tingkat universitas. “Struktur UNP akan berubah, salah satunya adalah adanya direktorat seperti direktorat penjaminan mutu, direktorat pascasarjana, dan direktorat sekolah vokasi yang setara dengan dekan,” jelas Fahmi kepada Ganto pada, Selasa (4/11). Prodi Ilmu Hukum dan rencana buka tutup prodi. Sebagai sebuah universitas, sudah selayaknya UNP memiliki berbagai cabang keilmuan. Seperti baru-baru ini dilakukan, UNP rencananya akan membuka Prodi Ilmu Hukum. Rektor UNP menyebutkan bahwa rencana tersebut saat ini masih dalam proses. Mengenai apakah ada prodi yang akan ditutup, Rektor UNP mengatakan belum ada rencana penutupan prodi di UNP. “Sejauh ini belum ada karena pasarnya masih bagus dan dibutuhkan masyarakat,” ujarnya saat dihubungi Ganto melalui telepon,

Selasa (18/12). Dekan FT UNP, Fahmi Rizal mengatakan bahwa FT akan melahirkan fakultas baru, dengan nama Fakultas Vokasi atau Sekolah Vokasi. Fakultas ini akan menghimpun beberapa prodi diploma di UNP. “Jika tidak ada halangan, Fakultas Vokasi ini akan didirikan di UNP Tarok City, Kabupaten Padang Pariaman,” jelasnya kepada Ganto, Selasa (4/11). Lanjut ke Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Wakil Dekan 3, Desyandri, mengatakan bahwa saat ini FIP belum ada rencana untuk membuka prodi baru ataupun menutup prodi melainkan sedang melakukan penguatan terhadap jurusan yang ada. “Kemarin Pak Dekan (FIP) sudah melakukan pertemuan penguatan beberapa jurusan yang serapan pekerjaannya sedikit dan sudah dilakukan pembinaan. Jadi kita tidak mengurangi tapi ada kemungkinan untuk menambah prodi baru, namun tidak sekarang,” jelasnya kepada Ganto, Rabu (1/12). Menanggapi kebijakan UNP mengenai pembukaan prodi baru ini, Presiden Mahasiswa UNP, Imam Wahyudi Afrizon mengatakan bahwa sudah selayaknya UNP memiliki banyak cabang ilmu pengetahuan karena merupakan universitas yang sifatnya universal. Namun, Imam juga mengatakan bahwa ada baiknya UNP tidak melupakan bahwa sebelumnya berbentuk Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) yang berfokus terhadap pendidikan. “Kita tidak masalah dengan adanya pembukaan prodi bahkan fakultas baru yang tidak relevan dengan dunia kependidikan karena UNP awalnya adalah IKIP. Namun, kita berharap UNP tetap fokus untuk melahirkan guru-guru yang relevan keilmuannya den-

gan kondisi hari ini dan menjadi pusat penelitian pendidikan-pendidikan atau keguruan-keguruan yang ada di Indonesia,” ujar Imam saat dihubungi Ganto melalaui telepon, Rabu (1/12). Arah kebijakan dan kerja sama Salah satu kelebihan dari menjadi PTN-BH adalah kampus dapat dengan mudah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya seperti yang dijelaskan oleh Wakil Dekan 3 FIP, Desyandri, bahwa kita harus siap menyediakan berbagai macam bentuk produk unggulan yang harus ada di UNP agar memiliki nilai jual. Ia menyebutkan di FIP sendiri saat ini sedang memaksimalkan kerja sama yang ada, terutama di bidang pendidikan. “Ada banyak kerja sama yang dilakukan, beberapa ada yang perlu dimaksimalkan, seperti kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda). Core kita kan pendidikan, misalnya kerja sama dengan Pemda Dinas Pendidikan untuk melatih guru-guru, penelitian atau pengabdian,” jelasnya. Rektor UNP, Ganefri menjelaskan bahwa salah satu tujuan dari perubahan UNP menjadi PTN-BH adalah untuk mempercepat inovasi dalam rangka peningkatan kualitas lulusan. Setelah menjadi PTN-BH, arah kebijakan yang akan diambil oleh UNP adalah menuju internasionalisasi. Oleh karena itu UNP akan banyak menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. “Urusan ini wewenangnya ada di Wakil Rektor 4 Bidang Kerja Sama dan Sistem Informasi. Jadi kita ada badan pengelolaan usaha, itu yang memiliki fungsi, membangun kerjasama. Barulah usaha-usaha ini nanti akan dikelola oleh profesional,” jelasnya. Reporter: Rispa*, Sandi, Esa*


LAPORAN

6

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

UNP dan PTN-BH Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 2021 tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) Universitas Negeri Padang (UNP) yang ditetapkan dan diberlakukan pada 25 November 2021 lalu oleh Presiden Joko Widodo. Pengesahan ini sekaligus memunculkan pertanyaan apakah UNP benar-benar sudah layak memperoleh status sebagai PTN-BH. Tidak hanya itu kepahaman civitas akademika UNP mengenai PTN-BH ini juga perlu dipertanyakan. Hal ini berkaitan dengan tugas utama perguruan tinggi yang berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pelaksanaan kegiatan pendidikan.

Apakah anda mengetahui bahwa saat ini UNP telah berubah status dari PTN-BLU menjadi PTN-BH ?

Menurut Anda, pentingkah dibukanya prodi ilmu hukum di UNP?

Apakah Anda telah memahami apa itu PTN-BH ?

Menurut Anda, apakah setelah menjadi PTN-BH, UNP bisa merealisasikan Tri Dharma perguruan tinggi?

Menurut Anda, apakah UNP sudah layak menjadi PTN-BH ?

Menurut Anda, apakah setelah berubah status menjadi PTN-BH, UNP akan menaikkan biaya pendidikan?

Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Hujjatul Fajri

WAWANCARA KHUSUS

Perihal Keuangan dan Holding Company

WR 2 UNP Prof. Ir. Syahril, M.Sc, Ph.D.

Menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH) secara status menunjukkan Universitas Negeri Padang (UNP) naik ke kelas yang lebih tinggi lagi. Hal tersebut mengharuskan UNP untuk lebih pandai mencari berbagai macam pemasukan guna mendukung kegiatan pelaksanaan pendidikan. Berikut ini merupakan penjelasan dari Wakil Rektor 2 Bidang Umum dan Keuangan UNP, Prof. Ir. Syahril, M.Sc, Ph.D., mengenai apa yang akan terjadi ke depannya setelah UNP menjadi PTN-BH dari sisi keuangan saat diwawancari Ganto Jum’at

(12/11). Apa kelebihan yang didapat UNP setelah menjadi PTN-BH? Jika diibaratkan PTN-BLU itu ibarat anak, sedangkan PTNBH seperti orang dewasa, sudah dilepas, berdikari, dan mandiri. Ada peningkatan yang terjadi. Kalau dari segi tata kelola keuangan disebut fleksibilitas. Fleksibilitas inilah yang diraih oleh UNP karena peran yang sebelumnya diemban oleh menteri sudah pindah ke rektor. Jadi di PTN-BH itu Penanggungjawab Anggarannya (PA) itu rektor, sehingga lebih dekat. Berbeda dengan PTN-BLU yang penanggungjawab anggaranya mentri , sehingga segala sesuatunya menjadi jauh. Artinya, setelah menjadi PTN-BH pengelolaan keuangan di UNP itu dilakukan secara otonom. Setelah menjadi PTN-BH, apakah ada dana yang distop oleh pemeirntah? Bukan distop, kalau dana tetap seperti biasa. Ada gaji pegawai, gaji PMD kontrak, ini kita masukkan ke dana Bantuan Operasional PTN-BH. Anggarannya tetap ada, jadi tidak ada masalah. Dana yang diberikan pemerintah saat menja-

di PTN-BLU lalu dengan sekarang menjadi PTN-BH itu sama, tidak berkurang bahkan berlebih. Dana untuk PTN-BH itu besar, sedangkan kampus yang sudah PTN-BH itu masih sedikit, oleh karena itu PTN-BH ini menggiurkan, rugi kita kalau tidak meraih PTN-BH. Saat ini UNP memiliki Unit Usaha Komersil apa saja? Belum punya, karena saat di PTN-BLU kemarin belum dibolehkan. Unit usaha komersial ini hanya dibolehkan untuk PTNBH. Untuk aset yang ada seperti kolam renang dan Hospitality UNP itu belum termasuk sebagai unit usaha komersial. Unit usaha komersial itu misalnya kita memiliki kontrak kerja. Saat ini kita masih belajar. Jika kolam renang misalnya kita komersilkan, itu ada kontrak dengan pihak ketiga dan ada target keuangan yang kita pastikan. Saat ini masih kita kelola sendiri, karena itu labor tempat mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan praktik. Jika ada perkuliahan maka kita dahulukan perkuliahan yang berlangsung. Jika nanti sudah diserahkan dengan pihak ketiga, itu sudah tidak bisa semena-mena lagi.

Apakah ada rencana membuat unit usaha komersial dalam waktu dekat? Kita akan bangun Holding Company. Semua PTN-BH punya ini. Holding company ini merupakan kerjasama universitas degan alumni. Jadi alumni yang akan membangun kerajaan ini, membangun model bisnis ini. UNP yang membuka usahanya, tetapi nanti bukan UNP yang mengelola. Alhamdulillah alumni UNP mau berpartisipasi. Yang menjadi pertanyaan holding company itu apa? Holding company itu adalah mitra UNP dalam berbisnis. Keuntunganya dari sana mereka akan membayar fee, ini sama dengan LAPI milik Institur Teknologi Bandung. Kenapa usaha ini bukan UNP yang mengelola? Karena UNP tugasnya adalah mengajar, dosen itu harus mengajar. Tapi kita boleh untuk mengemukakan ide-ide sumber income generating lainnya, nanti holding tersebut yang mengeksekusi. Apakah UNP memiliki dana abadi? Dana abadi tidak ada, karena dana abadi itu turunan dari LPDP. Dana abadi di dapat dari dana yang dihumpun dari sumber

lain yang tidak digunakan. Kalau UNP yang ada itu SILPA (Selisih penggunaan anggaran). SILPA itu merupakan selisih anggaran yang akan digunakan di tahun berikutnya. Saat ini SILPA yang dimiliki UNP itu kita depositokan, keuntungannya bisa untuk membayar dosen-dosen kita yang sedang studi lanjut. Apakah ada kemungkinan UKT mahasiswa naik? Saya pastikan, selama saya jadi WR 2 sampai 2024 nanti UKT tidak akan naik. Jika setelah itu naik saya tidak tahu. Tapi kita bisa memberikan masukan ke rektor atau WR 2 setelah saya nanti. Kalau kenaikan UKT rasanya tidak, tapi kalau penyesuaian-penyesuaian UKT ya silahkan. UKT sendiri itu masih dikontrol oleh kementrian karena itu wewenang mentri. Walaupun kita sudah PTN-BH, tarif UKT disahkan oleh kementrian. Peraturan menteri tetap berjalan dan seluruh PT tetap melaksanakan. Kita juga tidak akan bersandar ke UKT mahasiswa. Kita akan mencari dari sumber-sumber lain. Selain itu keuangan dari pemerintah juga tidak berkurang, justru bertambah.


LAPORAN

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

7

ARTIKEL LAPORAN

UNP Menjadi PTN BH: Kebaikan Untuk Siapa? Perubahan status kelembagaan perguruan tinggi bukanlah hal yang baru di Indonesia. Pada tahun 2000 terdapat empat perguruan tinggi negeri (PTN) yang ditetapkan sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yakni Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, dan Institut Teknologi Bandung. PTN BHMN ini memiliki otonomi penuh dalam mengelola anggaran rumah tangga dan keuangannya sendiri. Pada tahun 2009 PTN BHMN diganti nama dengan Badan Hukum Pendidikan Pemerintah, akan tetapi tidak bertahan lama, dengan dikeluarkannya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11-21-126-136/PUU-VII/2009 tanggal 31 Mei 20120 membuat pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 yang mengembalikan status perguruan tinggi BHMN menjadi Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh pemerintah. Namun, pasca Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi diterbitkan. Di mana, seluruh perguruan tinggi eks BHMN, termasuk yang telah berubah menjadi Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan Pemerintah, ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Sampai hari ini, total ada 16 perguruan tinggi yang mendapat-

APA KATA MEREKA

kan status kelembagaan PTN-BH. jawaban dari tantangan cepatnUNP sendiri menjadi perguruan ya perkembangan zaman. Pergutinggi ke-15 yang mendapatkan ruan tinggi diharapkan mampu status tersebut setelah ditan- menjadi tonggak utama dalam datanganinya Peraturan Pemer- peningkatan kualitas kesejahterintah No.114 Tahun 2021 tentang aan hidup masyarakat melalui Perguruan Tinggi Badan Hukum pendidikan. Selain itu, PTN yang Universitas Negeri Padang oleh menyandang status PTN-BH juga Presiden Republik Indonesia Ir. diharapkan mampu menciptakan Joko Widopengelodo pada 25 laan yang November modern 2021 lalu. dengan Adanya fleksibilitas perubahan akademik status tersedan non but, me-akadenimbulkan mik yang pro-kontra diberikan dan kekhadapat menwatiran di dorong kalangan PTN terseIlustrator: sivitas akamdemibut bersaing di Hujjatul Fajri ka. Perubahan status kancah internasioanl. tersebut akan memicu terjadinPerubahan status kelemya perubahan-perubahan lain bagaan UNP dari yang sebeldalam kegiatan akademik dan umnya merupakan PTN Badan non-akademi di UNP. Maka dari Layanan Umum (BLU) menjadi itu, alangkah lebih baik jika pihak PTN-BH memiliki dampak posikampus memberikan sosialisasi tif dan negatif. Dampak positif dan pemahaman kepada seluruh yang pertama dari segi reputasi, warga akademik mengenai apa UNP kini sejajar dengan kamsaja yang akan berubah seiring pus-kampus besar dan ternama dengan perubahan status kelem- lainnya. Selelah menjadi PTNbagaan itu. Sehingga sivitas aka- BH, UNP saat ini telah masuk demika UNP baik dosen maupun dalam jajaran perguruan tinggi mahasiswa tidak kebingungan, terbaik di Indonesia, meskipun was-was dan khawatir mengenai sebelumya telah terakreditasi “A” dampak yang timbul nantinya. oleh Badan Akreditasi NasionPTN-BH sendiri merupakan al Perguruan Tinggi (BAN PT).

Dampak positif yang kedua, dengan otonom penuh, UNP dapat mengelola rumah tangganya sendiri sesuai dengan tujuan atau visi dan misi kampus yang menjunjung motto “Alam Takambang Jadi Guru,” itu. Dengan begitu UNP akan dapat berkembang dan berinovasi lebih cepat. Misalnya saja dalam hal membuka program studi baru. Begitupun dalam urusan keuangan, UNP dapat mengelola keuangannya secara mandiri. Ditambah UNP mendapatkan keleluasaan untuk bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar milik swasta yang nantinya dapat menunjang kegiatan akademik dan non-akademik UNP. Tak hanya itu UNP memiliki kewenangan untuk mendayagunakan aset kampus yang ketentuannya diatur dalam status UNP. Seperti kata Wakil Rektor 2 UNP, Ir. Syahril, M.Sc, Ph.D., dalam sesi wawancara dengan Ganto pada (12/11/2021) lalu. PTNBLU dengan PTN-BH itu seperti anak remaja dengan orang dewasa. Di mana ketika masih berstatus remaja, orang tualah yang lebih dominan dalam menentukan keputusan dalam hidupnya. Berbeda ketika sudah dewasa, orang tua akan memberikan keleluasaan kepada anaknya untuk lebih mandiri dalam menetukan arah dan tujuan hidup seperti apa yang ingin ia capai.

Oleh Rizka Mutiah Nur Redaktur Berita SKK Ganto 2021

“Jadi PTN-BH itu seperti tadi, anak dewasa, disuruh orang tuanya menikah, tetap dikasih belanja, dikontrakkan rumah, kasih uang sewanya, kasih uang saku ditambah lagi yang kita sebut income generating lain,” ujarnya. “Coba bayangkan anak remaja tadi, sekarang dewasa . Setelah dewasa diberikan pekerjaan yang layak, tetap mendapat belanja, siapa yang tidak mau? maka orang-orang berlomba-lomba untuk mendapatkan itu (PTNBH),” lanjutnya menjelaskan. Begitulah kira-kira perumpamaannya. Ketika perguruan tinggi masih berstatus PTN BLU, maka pemerintah melalui kementerianlah yang lebih dominan menentukan kebijakan dan tata kelola kampus. Sementara, ketika sudah berstatus PTN BH, maka rektor dengan pertimbangan Majelis Wali Amanatlah mentukan arah dan kebijakan kampus.

Kesempatan Mengembangkan Diri

Dr. Ardoni, M.Si. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

PTN-BH dibaratkan sebagai pengakuan pemerintah terhadap UNP bahwasanya UNP sudah dewasa. Dengan adanya status PTN-BH ini UNP dapat mengatur dana keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran sesuai dengan kebutuhan kita secara mandiri. Hal ini sangat bagus karena kita tidak diatur– atur. Hal yang perlu dijadikan perhatian adalah dalam pengelolaan keuangan kita harus trasnparan terhadap apa yang kita kelola. Kampus tidak bisa hanya mengandalkan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Jika mengandalkan UKT mahasiswa saja maka yang kuliah di UNP adalah orang-orang kaya bukan orang-orang pintar. Karena itulah kita bisa membuat badan usaha lain. Kita mempunyai wewenang membuat badan usaha. Setelah UNP berubah menjadi PTN-BH tidak ada kesulitan yang saya rasakan, bahkan terdapat berbagai kemudahan yang didapatkan, yaitu akan lebih mudah mengembangkan diri. Dengan menjadi PTN-BH harapannya fasilitas UNP bisa meningkat dan dapat berubah menjadi lebih baik. Semoga PTN-BH ini menjadi kesempatan dan peluang untuk UNP lebih maju lagi. Selain itu saya berharap semoga semua pihak khususnya dosen dapat berkontribusi dan berinovasi untuk kemajuan UNP tanpa kurangnya anggaran. Kontribusi dan inovasi ini sendiri tentunya disesuaikan dengan bidang ilmunya masing-masing.

Perlu Adanya Transparansi

Ari Dwi Ananda Ketua UPKK UNP

Setelah beralih menjadi PTN-BH pastinya akan ada dampak positif dan negatif yang akan dialami oleh UNP. Meskipun saat ini belum terlalu terlihat dikarenakan masih dalam proses adaptasi. Pada gambaran awal ini menurut saya UNP dapat menjadi lebih baik lagi karena telah memiliki wewenang untuk mengelola keuangan sendiri sehingga dapat meningkatkan sarana dan prasarana di UNP menjadi lebih baik lagi. Kelengkapan sarana dan pra sarana itu nantinya akan memnbantu mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan. Selain UNP juga dapat menggencarkan kerjasama tanpa adanya intervensi dari pihak lain serta melibatkan ormawa di dalamnya demi kepentingan dan kemajuan UNP kedepannya. Karena hal tersebut saya berharap agar UNP bisa lebih transparan lagi. Saya dan kawan-kawan aktivis tidak ingin adanya penyelewengan-penyelewengan yang terjadi dalam pengelolaan keuagan UNP yang juga berdampak pada seluruh civitas akademika UNP. Ormawa pastinya akan memberikan dukungan untuk memajukan UNP yang telah menjadi PTN-BH selama masih mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan leh ormawa demi kesejahteraan mahasiswa UNP.

Masih Perihal UKT

Ilham Ramadhan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

Universitas Negeri Padang (UNP) telah resmi berubah status menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) pada November 2021 lalu. Hal itu merupakan sebuah perubahan yang bagus karena UNP dapat mengelola secara mandiri khususnya dalam segi keuangan. Namun, pandangan saya sebagai mahasiswa, munculnya kekhawatiran adanya kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa. Hal itu berdasarkan informasi yang beredar bahwa PTN-BH tidak mendapatkan lagi subsidi penuh dari pemerintah, melainkan harus mandiri dalam hal pengelola keuangan di kampus. Dengan demikian, munculnya rasa kekhawatiran dari mahasiswa terutama saya sendiri adanya kenaikan UKT tersebut, yang mana subsidi terbesar berasal dari UKT mahasiswa. Setelah UNP resmi menjadi PTN-BH, harapannya agar pihak kampus dapat mempertimbangkan kebijakan-kebijakan yang diambil terutama jika memang akan terjadi kenaikan UKT seperti yang dikhawatirkan oleh mahasiswa. Serta UNP dapat mengambil kebijakan yang sebisa mungkin tidak merugikan pihak kampus maupun mahasiswa sendiri.


KONSULTASI

8 KONSULTASI AGAMA

Mengkaji Pelaku Pelecehan Seksual

Diasuh Oleh Dr. H. Ahmad Kosasih, M.A

Akhir-akhir ini marak terjadi kasus pelecehan seksual. Salah satu kasusnya dilakukan oleh guru mengaji yang notabene memiliki pengetahuan agama yang lebih. Lantas bagaimana Islam memandang permasalahan tersebut Pak? Sisri Hayati Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika TM 2019

Ananda, perlu dicatat bahwa pelecehan seksual apakah pelakuknya seorang guru mengaji atau bukan, dosanya sama saja. Hanya saja kalau hal itu dilakukan oleh seorang guru mengaji tentu beban mentalnya bagi yang bersangkutan lebih berat lagi karena ia adalah seorang yang seharusnya menjadi panutan (qudwah) bagi umat dan efeknya dapat mencemari nama Islam itu sendiri. Menaggapi persoalan tersebut, kita akan melihatnya dari dua hal. Pertama, apakah itu pelecehan seksual? Menurut RUU PKS oleh KOMNAS Perempuan, “Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, menyerang dan/atau tindakan lainnya, terhadap tubuh yang terkait dengan nafsu perkelaminan, hasrat seksual seseorang, dan/atau fungsi reproduksi, secara paksa, bertentangan dengan kehendak seseorang”. Bila kita amati definisi ini, maka yang dinamakan kekerasan seksual terkait dengan hal-hal berikut: (1) adanya nafsu perkelaminan (2) dilakukan secara paksa (3) bertentangan dengan kehendak seseorang. Tentu sepanjang hasrat seksual itu tidak dilakukan secara paksa alias suka sama suka atau tidak bertentangan dengan kehendak kedua belah pihal (si pelaku dan objek) tentu tidak ada sanksi hukumnya. Kasus-kasus pelecehan seksual dapat terjadi di mana-mana. Sebab, kejahatan tidak hanya terjadi karena ada niat tapi juga godaan yang mendukungnya. Godaan itu berupa kondisi atau tampilan dari objek. Misalnya, seorang perempuan yang berpakaian tidak sopan di lokasi-lokasi yang rawan terjadinya kejahatan seksual. Kedua, kita ingin mengemukan tinjauan agama Islam tentang pelecehan seksual ini. Dalam ajaran agama Islam dikenal istilah zina, yaitu hubungan perkelaminan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan di luar pernikahan. Namun dalam pelarangannya Allah mengatakan Laa taqrabuzzina artinya “Jangan engkau hampiri zina”. Jangankan melakukan, menghampirinya saja sudah dilarang. Jika perbuatan zina itu dilakukan atas suka sama suka tidak membatalkan hukum serta sanksi hukumnya. Secara hukum positif Islam penerapan hukumannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati yakni dengan menunjukkan sejumlah saksi atau berdasarkan pengakuan dari pihak yang bersangkutan. Dalam suatu riwayat Rasulullah bersabda: ”Ada dua (jenis manusia) dari ahli neraka yang aku belum melihatnya sekarang yaitu; kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga itu telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian”. Hal ini tentu tidak sesuai dengan iklan yang sering kita dengar akhir-akhir ini di radio: “Hentikan kekerasan seksual, stop menyalahkan korban!”. Bukankah kejahatan itu juga terjadinya karena dua faktor yakni faktor pendorong dan faktor penarik? Jika faktor pendorong itu datangnya dari pihak pelaku yang tidak mampu mengendalikan hasrat seksualnya ditambah dengan lemahnya iman, maka faktor penarik boleh jadi dari pihak si korban itu sendiri yang tidak pandai menjaga martabat dirinya sebagai perempuan. Karena itu, sangatlah patut didukung inisiatif Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa yang meminta agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah yang menaungi pondok pesantren di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) untuk mengawasi pesantren agar kasus serupa tidak terulang. “Permohonan Cak Imin itu dapat juga dimaknai sebagai sebuah kewaspadaan terhadap pihak-pihak yang ingin membuat semacam stigma terhadap institusi keagamaan yang terhormat dan mulia itu. Jangan sampai dinodai oleh pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin mengacau atau memecah belah umat yang pada akhirnya berpotensi merusak kerukunan bangsa ini dengan bernaung dibalik kedok agama. Wallahu a’lam bisshawab !

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

KONSULTASI KESEHATAN

Gangguan Pernapasan

Diasuh Oleh dr. Pudia M. Indika, M.Kes.

Saat saya menangis, di malam hari saya sering merasa susah bernapas dan seperti ada sesuatu yang mengganjal di dalam dada saya. Hal tersebut hanya terjadi pada malam hari. Mohon penjelasannya Pak, apakah hal tersebut merupakan gejala dari penyakit tertentu. Terima kasih, Pak. Dyah Ayu Sakinah Ngadiman Mahasisa Jurusan Bimbingan dan Konseling TM 19 Susah bernapas merupakan manifestasi dari adanya gangguan yang disebabkan dari saluran pernapasan atau organ pernapasan dan organ lainnya. Dan ada kekhususan gejala timbul hanya pada malam hari yang memungkinkan terjadi pada waktu organ beristirahat. Kondisi seperti ini disebut dengan dispnea. Dispnea meupakan stilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif mengenai ketidaknyamanan bernapas yang terdiri dari berbagai sensasi yang berbe-

da intensitasnya. Pembagian Dispnea adalah dispnea akut yang berlangsung kurang dari sebulan dan dispnea kronik yang berlangsung lebih dari 1 bulan. Hal yang dikeluhkan dapat merupakan gejala dari berbagai kondisi yang dapat mempengaruhi sistem jantung dan paru–paru, namun memungkinkan juga hanya gangguan ringan. Sesak napas malam hari dapat terjadi jika tubuh tidak mampu memompa oksigen secara memadai ke dalam darah. Paru-paru mungkin tidak dapat memproses asupan oksigen atau jantung tidak dapat memompa darah secara efektif. Sistem organ lainnya yang berhubungan dengan kondisi ini antara lain : system pernapasan, system persarafan dan otot, sistem jantung dan pembuluh darah, sistem darah, sistem ginjal/metabolic, system endokrin, keracunan, psikologis dan kegemukan. Menurut Pedoman Sesak Napas PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) penatalaksanaan sesak napas sesuai dengan gangguan fungsi yang terjadi antara lain dapat dilakukan sebagai berikut : Pertama Menurunkan kebutuhan pernapasan. Menurunkan kebutuhan pernapasan dapat dilakukan dengan menurunkan beban metabolisme dan menurunkan rangsangan pusat pernapasan. Latihan fisik dan olahraga dapat menurunkan beban metabolisme. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan pemberian oksigen saat beraktivitas fisik. Sesak napas juga dapat dikurangi dengan menurunkan rangsangan pusat pernapasan. Beberapa

cara yang dapat dilakukan yaitu terapi oksigen, pemberian obat-obatan, pengaturan alat bantu napas dan terapi inhalasi. Kedua, menurunkan hambatan pernapasan. Terapi yang dapat digunakan untuk menurunkan hambatan pernapasan antara lain dengan pembedahan dan terapi farmakologi seperti pemberian steroid dan bronkodilator. Ketiga, meningkatkan fungsi otot pernapasan. Otot pernapasan membutuhkan nutrisi untuk melaksanakan fungsinya. Kekurangan asupan energi dapat mengakibatkan kelamahan otot pernapasan dan perburukan sesak napas. Latihan otot pernapasan dapat membantu untuk mengurangi keluhan sesak napas. Keempat, mengubah persepsi. Persepsi terhadap sesak napas dapat dilakukan dengan memodifikasi respon terhadap sesak napas seperti rasa cemas atau stress. Relaksasi dan latihan fisik merupakan cara ampuh yang dapat dilakukan untuk mengurangi sesak napas. Selain hal ini dapat juga dengan memperhatikan kebiasaan makan sehari – hari. Makan dengan teratur. Daripada mengkonsumsi makanan berat dalam satu waktu, coba untuk membaginya dalam porsi kecil. Selain hal tersebut hindari makan berat mendekati waktu tidur karena memicu asam lambung yang bisa membuat sesak nafas. Semoga Bermanfaat, Salam sehat.

KONSULTASI PSIKOLOGI

Mengatasi Stres Belajar di Rumah emosional, tindakan atau perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat individual dan subjektif. Artinya kondisi stres yang terjadi dapat berbeda-beda pun cara penanggulangannya. Khusus pertanyaan Intan dapat diperoleh informasi bahwa stres yang dialami terkait dengan situasi yang kurang kondusif yang terjadi di rumah. Saya tidak tahu persis apa yang terjadi di rumah Saudara yang dapat menyebabkan stres, mungkin ini berkaitan dengan keadaan hubungan dalam keluarga atau Diasuh Oleh Indah Sukmawati, S.Pd, Kons. berkenaan dengan tuntutan-tuntutDosen Bimbingan dan Konseling an belajar yang dibebankan dengan model pembelajaran secara daring yang lebih melelahkan. Sebagai mahasiswa semester 5, Stres dapat diminalisir dengan saya hanya merasakan perkuliahan manajemen stres. Berikut beberapa tatap muka kurang dari 2 semester. tips yang dapat saudara kembangkan Terkadang saya merasa stres belajar pada diri untuk mengatasi stres: (1) di rumah karena kondisi yang tidak Kenali penyebabnya, sumber stres kondusif. Saya ingin bertanya buk, dan akar permasalahannya. Coba bagaimanakah cara untuk mengatasi Saudara analisis apakah penyebabstres akibat belajar di rumah dengan nya dari aspek fisik, psikis, atau sosituasi yang kurang kondusif? sial. (2) Kembangkan pemikiran Intan Rahmadona yang positif, boleh jadi pada awalMahasiswa Jurusan Bahasa nya Saudara tidak dapat menerima dan Sastra Indonesia proses pembelajaran saat ini karena TM 2018 berpikiran negatif dan menjadi hambatan untuk mencapai hasil, tapi denTerima kasih atas pertanyaan gan memunculkan pemikiran dengan yang dikirimkan ke Ganto berke- kondisi sekarang saya harus merubah naan dengan cara untuk mengatasi cara belajar selama ini, harus menstres akibat belajar di rumah dengan cari sendiri berbagai sumber yang situasi yang kurang kondusif. Istilah tersedia di internet, dan mengatur stres dapat diartikan sebagai suatu waktu untuk belajar. Untuk itu perlu keadaan yang tidak mengenakkan yakinkan diri jika kondisi sekarang atau tidak nyaman dialami oleh ses- dapat mengeluarkan potensi diri atau eorang yang mengganggu pikiran, akan mendapat pembelajaran baru

yang bermanfaat untuk pengembangan diri untuk masa depan nantinya. (3) Ciptakan suasana belajar yang mendukung, belajar di rumah dengan suasana yang monoton lama-kelamaan akan terasa membosankan dan membuat Saudara merasa jenuh dan malas. Coba ciptakan suasana belajar yang nyaman sesuai dengan keinginan, awali saja dengan merubah posisi belajar. Saudara juga bisa mendekor ulang kamar untuk menciptakan suasana baru yang lebih nyaman, baik untuk beristirahat maupun belajar. Selanjutnya Saudara dapat mengupayakan: Pertama, Kenali diri sendiri, kenali kekuatan dan kelemahan diri, dengan mengetahui keadaan diri dapat lebih memudahkan untuk mengetahui cara meringankan stres. Kedua, kelola emosi dalam diri apabila menghadapi berbagai tekanan yang muncul dan usahakan rileks dalam menghadapi kondisi yang tidak sesuai dengan harapan. Ketiga, peduli dengan diri sendiri. Memenuhi kebutuhan diri sendiri merupakan salah satu cara untuk mengatur stres yang dihadapi. Saudara dapat memulainya dengan mencoba pola hidup sehat, bersosialisasi dengan teman dan saudara dan menjalani hobi dengan baik. Keempat, bersikap proaktif dalam mencegah gangguan stres dengan menjaga keseimbangan aspek mental emosional, fisik, sosial, dan spiritual. Saya yakin Saudara dapat melakukannya dengan baik., Selamat mencoba dan semoga sukses. Terima kasih.


November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

9

ENGLISH CORNER

KRITIK ENGLISH CORNER

Is It True That Higher Education Will Not Guarantee Succes? Oleh Janiba Arifah Mahasiswa Jurusan Psikologi TM 2019

Parents are an important aspect of the family. They will remind their children that they must go to school properly as high as possible in order to become successful people, and can raise the status of the family. Parents are willing to work and spend their money so their children can get the school they want to be successful. Always pray for their children to get a decent job in accordance with the knowledge and experience that has been obtained. Parents will imagine that their children are successful. Usually parents’ prayers never disappoint in any way. Therefore, we must be devoted to our parents, ask Allah to give them health and a long life so that they can enjoy the results of our hard work, make their parents happy, and don’t forget to give alms to the less fortunate. After success, never forget the people who are always beside us when we are in trouble, because of their encouragement we can rise up in pursuit of success. It is appealed to Indonesian children, keep trying to pursue what you want, pursue education as high as possible to get the best campus so that later you will get satisfactory results. At present the problem of how much school fees are is not important, a burden in everyday life, as long as we get the best school for the future. Expect as high as pos-

sible so that we can be more active in learning to get that desire which is always accompanied by prayer, remain patient in facing obstacles because success will not come instantly and requires a process with various obstacles to be faced. As an example in my daily life, there are many parents sending their children to school or famous colleges. Whose parents only

Ilustrator: Hujjatul Fajri

work as farmers, drivers, and a small number of civil servants with low incomes. There are a few of my friends, only a few of whom are looking for part-time jobs to supplement their living expenses and most of them only rely on their parents’ submissions. So, the question arises “Is it possible for someone to go to univeersity to be successful immediately?” In general, people will answer yes, because a higher education will guarantee success. Therefore, many people are competing to take education in the best and well-known

schools with the hope of a good future. The higher the education we take, the greater the chance of getting a decent job with a great salary and a good life and the company will call for good grades (cumlaude). When we get good grades in reputable education, we will feel proud and our struggles have not been in vain. Moreover, with the existence of sophisticated technology, we can look for job vacancies according to the education and value obtained. In addition, we will also get scholarships if our grades are good during lectures. We as the nation’s successors remain active in seeking knowledge as high as possible in order to get clear thinking in the face of many problems. Not only that, to get good grades we also have to get as much experience as possible both in organizations and outside the organization, being campus activists so that when we enter the world of work we don’t feel nervous in dealing with many people. We also have to be able to manage the time when to do assignments, when to organize or other activities. because if it is not like that, our work will be ineffective and will be neglected if we can schedule the activities to be carried out.

Diasuh Oleh Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd.

Setelah membaca karangan Janiba Arifah seorang mahasiswa Jurusan Psikologi UNP dengan judul “Is It True That Higher Education Will Not Guarantee Succes?” ada rasa bangga dalam diri saya terhadap semangat menulis dalam bahasa Inggris di kalangan mahasiswa UNP yang berasal dari jurusan non bahasa Inggris. Ini adalah suatu kemajuan yang patut disambut gembira agar ke depannya makin banyak mahasiswa jurusan lain di luar Jurusan Bahasa Inggris turut menulis pada rubrik English Corner di SKK Ganto UNP. Berkenaan dengan tulisan dari Janiba Arifah saya memberikan komentar dalam dua bentuk, pertama bahasa dan kedua ide tulisan. Perlu diingat oleh setiap penulis dalam bahasa Inggris bahwa bahasa merupakan faktor penting agar karangan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Dalam hal ini ada sejumlah unsur yang perlu menjadi fokus perhatian kita yakni tata bahasa, kosa kata atau diksi dan tanda baca. Ketika membuat kalimat demi kalimat, seorang penulis harus memperhatikan aturan tata bahasa, kosa kata dan tanda baca. Sebuah kalimat yang benar minimal memiliki dua unsur penting yakni subjek dan prediket. Justru itu, kalimat yang benar tidak ditentukan panjang pendeknya kalimat itu melainkan terletak pada kelengkapan unsurnya. Untuk lebih jelasnya mari

kita lihat contoh sederhana ini: “the river flows”. Ini sudah sebuah kalimat yang benar walaupun hanya terdiri dari dua kata saja “river” dan “flows”. Di sini unsurnya sudah lengkap yakni satu subjek dan satu prediket. Subjeknya “the river” dan prediketnya “flows”. Arti kalimat tersebut adalah “sungai itu mengalir”. Sekarang mari kita lihat contoh berikut: “The river in Padang with deep and dirty water locating near my house which is often floody heading to the sea.” Ini belum lagi kalimat yang benar karena unsurnya tidak lengkap walaupun sudah termat panjang. Yang tidak ada dalam kalimat itu adalah “prediket”. Jadi artinya terasa menggantung karena kalimat tersebut sarat dengan keterangan saja. Artinya kira-kira begini: “Sungai di Padang dengan arti yang dalam dan kotor yang terletak dekat rumah saya yang sering banjir yang menuju ke laut.” Pada tulisan Janiba Arifah terdapat beberapa kesalahan tata bahasa yang ditandai dengan cetak miring. Kemudia ada juga kesalahan dalam pemilihan kosa kata yang pada komentar ini ditandai dengan garis bawah. Kalimat yang diberi tanda tebal adalah yang sulit dipahami karena penggunaan tanda baca yang tidak pas. Di samping tata bahasa, kosa kata dan tanda baca, ide atau gagasan tulisan ini juga kurang didukung dengan data yang memadai. Tambahan lagi, pemaparan gagasan antar kalimat dan antar paragraf tidak saling menguatkan sehingga faktor kepadatan dan kepaduan (kohesi dan koherensi) dalam tulisan ini belum terlihat. Meskipun ada sedikit kekurangan dalam karangan ini, kita patut mengacungkan jempol kepada penulisnya karena telah mampu tampil dalam SKK Ganto. Semoga ke depan Janiba Arifah akan muncul dengan karangan baru lagi.

SOSOK

Prestasi Tidak Selalu Tentang Apa yang Kita Raih, Juga Apa yang Bisa Kita Berikan Dr. Yona Primadesi, M.Hum. Dosen Perpustakaan dan Ilmu Informasi Fakultas Bahasa dan Seni

Setiap orang mempunyai jalan cerita yang berbeda. Ada yang dari lahir sudah hidup senang, tetapi banyak juga yang terpaksa hidup sederhana bahkan susah untuk menempuh jenjang pendidikan yang diinginkan. Bercerita soal perjalanan hidup dan lika-liku pendidikan, kita bisa berkaca dari salah satu tenaga pendididik Universitas Negeri Padang (UNP), Dr. Yona Primadesi, M.Hum., yang diwawancarai Ganto melalui Whatsapp, Kamis (25/11). Wanita yang akrab dipanggil Yona ini merupakan dosen tetap pertama Prodi Perpustakaan dan

Ilmu Informasi (PII), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), UNP. Berkarir menjadi tenaga pendidik kurang lebih 16 tahun di UNP ia banyak dihadapkan dengan pilihan dan perjalanan yang tidak selalu mulus. Terlahir dari keluarga yang sederhana dengan didikan orang tua yang tegas dan disiplin, Yona dituntut untuk menjadi anak yang bisa membanggakan keluarga. Yona merupakan siswa berprestasi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 PLUS Tapanuli Tengah, Sibolga. Setelah t a m a t SMA, Yona ingin melan-

jutkan pendidikan di Fakultas Psikologi Univeritas Indonesia (UI). Namun, orang tua Yona memintanya untuk melanjutkan pendidikan di Jurusan Ilmu Perpustakaan, Universitas Padjajaran (Unpad). Dengan berat hati, Yona terpaksa mengikuti keinginan orang tuanya. November 2004, UNP membuka penerimaan dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS). Orang tua Yona memintanya agar mendaftar dan mengikuti seleksi penerimaan dosen di UNP saja, padahal saat itu, ia telah mendaftar untuk mengikuti seleksi penerimaan dosen di Unpad. Sekali lagi demi orangtuanya, Yona mengalah. Awal Januari 2005, Yona secara resmi terdaftar sebagai dosen tetap di prodi PII UNP dengan status PNS. Dilema Kembali dihadapinya. Pimpinan jurusan masa itu meminta agar Yona menangguhkan sementara program pascasarjana yang sudah ia jalani selama 1 semester di Unpad. Yona pun kembali mengalah dan menunggu. Setelah 7

tahun, tepatnya Agustus 2011, Yona baru mengantongi ijin untuk melanjutkan Pendidikan di UI. Setelah melanjukan pendidikan S2 di Fakultas Budaya, UI, ia melanjutkan pendidikan program doktor Ilmu Komunikasi di Unpad. Rekam jejak pendidikannya itu tidak lepas dari doa, dukungan orang tua, serta keluarga tercinta. Ia mengakui jika doa dari orang tua adalah yang terbaik, dan setiap orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka. Meski menurut Yona, terkadang apa yang kita inginkan tidak selalu sejalan dengan harapan orang tua, dan tidak selalu bisa kita raih. Ketika ditanya mengenai cita-cita atau prestasi yang ingin dicapai, Yona menjelaskan jika pertanyaan itu dilontarkan sepuluh tahun lalu,tentu banyak hal yang akan ia katakan. Namun, saat ini Yona lebih fokus pada apa yang bisa ia berikan untuk orang-orang di sekitarnya. Ia mencoba belajar untuk tidak

egois dan lebih banyak bergerak di bidang-bidang sosial. Empat tahun terakhir adalah salah satu masa terbaik dalam hidupnya. Ia bertemu dengan orang-orang yang ingin bergerak dan berdampak tanpa mementingkan efek ekonomi yang bisa didapat. Hal itu juga yang kemudian mendorong Yona bersama putrinya, Abinaya Ghina Jamela, mendirikan komunitas Sahabat Gorga. Sebuah komunitas nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan, anak dan perempuan. Komunitas tersebut telah berkegiatan di beberapa daerah seperti, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Lombok, hingga Palu. Selain Sahabat Gorga, Yona juga menginisiasi berdirinya komunitas Rumah Kreatif Naya, yang berlokasi di kota Padang dan dikelola oleh orang tua Yona. “Jangan pernah melakukan sesuatu setengah-setengah. Fokus dan konsisten, agar hasilnya kelak bisa maksimal” pesannya menutup percakapan dengan Ganto siang itu. Nola*


OPINI

10

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

Kekerasan Seksual dalam Kungkungan Stigma Masyarakat Organisasi kesehatan dunia menegaskan bahwa pelecehan seksual merupakan salah satu bentuk kekerasan yang menjadi masalah global. Pelecehan seksual merupakan perilaku-perilaku pendekatan yang terkait dengan seks yang diinginkan, termasuk perilaku dan permintaan secara verbal maupun fisik yang merujuk pada seks. Secara umum wanita lebih sering menjadi korban pelecehan seksual. Berdasarkan kebanyakan kasus yang terungkap juga mununjukkan kaum laki-laki sebagai pelaku pelecehan seksual. Mirisnya ruang publik justru sering menjadi tempat terjadinya kekerasan seksual tersebut. Hadirnya pandemi mengharuskan masyarakat untuk tidak banyak keluar rumah, namun tidak membuat para pelaku diam. Bahkan saat ini pelecehan seksual terutama lewat media internet meningkat secara signifikan. Kasus pelecehan tersebut menduduki poisi nomor dua setelah KDRT. Merujuk data LBH APIK rata-rata perbulan ada 30 kasus yang diterima. Pada 7 Juni 2021 LBH APIK menerima laporan di atas 90 kasus. Salah satu kasus yang cukup mengegerkan masyarakat Indonesia baru-baru ini adalah pelecehan seksual yang dilakukan leh seorang guru Agama di Depok. Dikutip dari Kompas.com dikatakan bahwa seorang pria berusia 52 tahun yang berprofesi sebagai guru agama itu mencabuli 10 santri perempuannya. Pelaku diduga telah melakukan aksinya tersebut sepanjang Oktober-Desember 2021.

Pelecehan seksual ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap korban baik secara psikologis dan sosial korban serta pihak lain yang terlibat. Masyarakat pada umumnya menuntut korban dapat menyuarakan atau melaporkan kejadian pelecehan seksual. N a m u n sayangnya isu pelecehan seksual di Indonesia tampak belum menjadi prioritas untuk diperbincangkan, bisa dilihat bagaimana negara kita melihat

masalah pelecehan tersebut. Tidak jarang yang disalahkan justru si korban. Bahkan tak jarang cara berpakaian korban menjadi sasaran empuk untuk justru menjatukan korban dan terkesan memaklumi tindakan pelaku. Banyaknya kasus sexual harassment di ruang publik yang tidak dilaporkan ini dilatarbelakangi karena pelecehan seksual yang terjadi di ruang publik masih dianggap sebagai hal yang lumrah di masyarakat. Pelecehan seksual menjadi lebih sulit untuk diungkap dan ditangani karena sering dikaitkan dengan konsep moralitas masyarakat. Perempuan dianggap sebagai simbol kesucian dan kehormatan untuk dirinya dan

orangtua, karenanya ia kemudian dipandang menjadi aib ketika mengalami pelecehan seksual. Stigma masyarakat seperti itu membuat korban semakin merasa bahwa diam adalah jalan paling benar karena korban merasa apabila mereka speak up justru akan

Ilustrator: Hujjatul Fajri

dihakimi. Padahal ketika korban mendapatkan kekerasan seksual bisa jadi mereka mengalami kondisi di mana hanya bisa diam dan tidak dapat melawan hal itu dikarenakan reaksi defensif yang muncul secara biologis. Pola pikir masyarakat yang menyalahkan korban ini berbahaya jika tetap dipertahankan. Sayangnya di Indonesia pola pikir ini sudah tumbuh dan berkembang di masyarakat. Korban yang seharusnya dilindungi, diberikan dampingan untuk memulihkan kembali mental psikisnya setelah mengalami kekerasan seksual malah menjadi pelaku di mata masyarakat entah dari pakaian yang disalahkan dan hal lainnya.

Beberapa kasus kekerasan seksual di Indonesia bahkan diselesaikan dengan cara kekeluargaan yaitu dengan menikahkan korban dengan si pelaku demi menutupi aib keluarga. Padahal hal tersebut bisa menjadi sebuah senjata pembunuh bagi korban. Bagaimana tidak, korban dipaksa hidup dengan predator yang menghancurkan dirinya dan hidupnya. Tindakan ini dapat menyebabkan trauma bagi korban dan bisa menyebabkan korban untuk lebih memilih bunuh diri daripada menyerahkan sisa hidupnya kepada pelaku. Maka dari itu kita sebagai masyarakat harus memiliki toleransi yang tinggi, karena mereka yang menjadi korban pelecehan seksual sama seperti masyarakat yang lainnya yang memiliki haknya untuk dihormati dan dihargai, bukannya malah dihakimi dan di pojokkan karena hal itu dapat berdampak buruk bagi psikis dan mental korban. Masyarakat yang memiliki toleransi tinggi pasti memiliki rasa ingin membantu atau menolong bukan malah menjauhi atau menghina, karena korban sangat perlu rangkulan dari orang sekitar guna memulihkan mental dan psikisnya. Sebagai masyarakat yang baik kita harus bisa untuk tidak menghakimi secara sepihak dan tidak berasumsi negatif kepada korban pelecehan seksual. Sehingga ketika korban berani untuk berbicara kasus pelecehan seksual akan lebih mudah ditangani dan tidak akan meningkat setiap tahunnya. Untuk penanganannya juga perlu

Oleh Ari Julian Pratama Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2019

payung hukum yang kuat dengan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual juga dibutuhkan msyarakat terlebih banyaknya masyarakat yang merasa gerak akan maraknya kasus kekerasan seksual yang semakin lama justru semakin bertambah karena ini juga untuk kemaslahatan semuanya bukan hanya perempuan saja tapi laki-laki juga. Kekerasan seksual pada anak dapat menimbulkan dampak yang sangat berat baik anak maupun bagi keluarga. Sudah sepantasnya jika pelaku diberikan sanksi semaksimal mungkin, bahkan hukuman mati bagi pelaku sekalipun tidak akan sebanding dengan dampak yang dialami oleh anak. Beberapa sanksi bagi pelaku kekerasan seksual pada anak antara lain Sanksi Pidana yang diatur dalam KUHP; Pidana penjara 5-15 tahun dan denda 5 milyar (UU Perlindungan Anak); pengumuman identitas, kebiri kimia dan pemasangan alat pendeteksi elektronik (UU Perlindungan Anak dan PP Kebiri Kimia). Sanksi ini diharapkan dapat memberi efek yang membuat jera bagi pelaku.

Eksternalitas Masyarakat dan Peran Generasi Z Berangkat dari teori fakta sosial, Emile Durkheim mengatakan “Jangan sampai fakta sosial sikap, perilaku, dan tindakan individu lebih dominan dipengaruhi faktor eksternalitas”. Salah satu eksternalitas yang paling kentara mempengaruhi fakta sosial hari ini ialah era disrupsi. Di mana masyarakat dihadapkan pada guncangan besar perkembangan teknologi digitalisasi. Hal ini menyebabkan adanya perubahan aktivitas kehidupan masyarakat global secara fundamental ke arah kemudahan digitalisasi yang menjadi era baru dan juga ciri khas klaster generasi Z. Generasi Z merupakan klaster generasi yang lahir dalam rentang waktu tahun 19952010 dan menjadi generasi digital. Dalam rentang periode kelahiran tersebut kedepannya teknologi digitalisasi akan semakin berkembang sehingga memberikan kemudahan dalam aktivitas generasi Z dan generasi di bawahnya. Namun di tengah kemudahan yang diterima generasi Z, justru banyak stereotip

muncul dan kemudian melekat pada generasi ini. Mulai dari susah diatur, serba instan, egois, malas, dan kurang bisa bersosialisasi dengan klaster generasi sebelumnya. Kemudian masalah ini semakin besar semenjak hadirnya eksternalitas kedua yakni pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis multi-dimensional, sebagian besar dari generasi Z atau masyarakat secara umum masih kurang menyadari bahwasannya pandemi Covid-19 juga mengancam terjadinya kerusakan lingkungan hidup akibat limbah medis. Salah satunya limbah masker yang terus meningkat karena World Health Organization (WHO) telah menginstruksikan pemakaian masker sebagai salah satu upaya pencegahan penularan Covid-19. Instruksi dalam menjaga kesehatan selama pandemi Covid-19 telah berimplikasi secara langsung terhadap peningkatan pemakaian masker dan limbah masker di seluruh dunia. Mengutip dari pewartaan Kompas. com, penggunaan masker sekali

pakai di seluruh negara di dunia mencapai 129 miliar masker setiap bulan. Jika dikalkulasikan selama pandemi Covid-19 berlangsung sebagaimana di Indonesia sudah 16 bulan, jumlah limbah masker di dunia mencapai 2,064 Triliun. Kemudian jika dihitung luas seluruhnya dengan luas masker standar 0,0153 m2, limbah masker sekali pakai mencapai angka 31.579.200.000 m2 atau 31.579.200 km2. Artinya limbah masker mampu menutupi permukaan dua negara terluas di dunia, yakni Rusia dan Kanada yang memiliki luas 27.051.340 km2. Limpahan limbah masker yang terus meningkat akan menyebabkan dampak buruk berkelanjutan bagi lingkungan hidup yakni pencemaran air dan tanah yang juga tidak menutup kemungkinan masuk ke dalam rantai makanan. Ancaman berkelanjutan dari limbah masker tersebut menuntut setiap individu untuk meminimalisir limbah masker, bentuk upayanya dengan mengurangi bahan, menggunakan kembali,

dan daur ulang. Namun, yang menjadi penghalang upaya tersebut ialah rendahnya kesadaran masyarakat. Maka dari itu perlu dilakukan penyadaran terhadap ancaman masalah berkelanjutan dari limbah masker sebelum masuk tahap edukasi terhadap upaya megurangi atau meminimalisir limbah masker. Jika dilihat dari faktor pendukung baik internal maupun eksternal, agen sosialisasi yang potensial saat ini ialah Generasi Z. Sebagaimana upaya pertama mengurangi sumber limbah masker salah satunya dengan menggunakan kembali (reuse) “bahwa masker masih layak serta aman pakai, upaya ini akan efektif apabila dilakukan secara bersama atau bersifat kolektif”. Oleh sebab itu, dalam menciptakan gerakan yang bersifat kolektif tadi sangat ditentukan oleh keberhasilan upaya mengkapitalisasi isu bahaya masker terhadap lingkungan. Upaya selanjutnya yaitu mendaur ulang (recycle) limbah masker, salah satu contohnya sebagaimana dirujuk dari iNews.id

Oleh M. Hafiz Al Habsy Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara TM 2020

Dosen dan Mahasiswa program studi Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia Yogyakarta telah berhasil mendaur ulang limbah masker menjadi bahan bakar minyak (BBM).Selain menjadi bahan bakar alternatif, pengolahan daur ulang akan mencegah bahaya berkelanjutan limbah masker terhadap lingkungan hidup. Oleh sebab itu, di situasi serba keterbatasan saat ini, generasi Z sudah seharusnya turun tangan untuk mengintegrasikan upaya mengurangi dan mendaur ulang limbah masker.


OPINI

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

11

Nasionalisme Lintas Generasi Abad ke-20 di mana kajian-kajian tentang nasionalisme mulai menyeruak ke ruang publik, tentang definisi yang jelas mengenai nasionalisme. Kajian yang tidak pernah basi untuk dibahas adalah tentang memori masa lalu. Bagaimana rasa cinta tanah air yang dimilliki para pejuang kemerdekaan tidak lagi dimiliki oleh generasi masa kini. Kita tidak lagi berbicara tentang sebuah definisi, melainkan makna dari sebuah kata. Nasionalisme, sebuah panggilan pada jiwa-jiwa yang merdeka tentang rasa cinta yang teramat dalam pada bangsanya. Berbicara mengenai generasi muda sebagai generasi pembaharu merupakan sebuah beban moral yang titipkan pada pundak generasi muda untuk memenuhi tanggung jawab yang belum terselesaikan oleh generasi sebelumnya. Mereka bukan saja lahir, tumbuh, berkembang lalu mati tanpa karya. Generasi muda harus mampu memberikan sumbangan partisipasi yaitu berupa sumbangan pikiran (ide atau gagasan), materi dan tenaga dalam setiap proses pembangunan di Indonesia. Artinya maju mundurnya pembangunan suatu negara bergantung pada generasi mudanya. Sebelum melangkah lebih

jauh, mari kita mengenal terlebih dahulu tentang perbedaan karakteristik dari generasi ke generasi serta tantangan yang mereka hadapi. Pertama, baby boomers (1946 - 1960), lahir di masa pasca kemerdekaan masih rentan seusai perang dan upaya menata kehidupan bernegara. Generasi yang memegang teguh adat-istiadat sehingga cenderung kolot, namun sangat matang dalam pengambilan keputusan. Namun, tidak

Ilustrator: Hujjatul Fajri

suka menerima kritik. Kedua, Generasi X (Tahun Kelahiran 1961-1980), generasi yang sudah mulai memiliki pemikiran yang lebih maju (jauh ke depan), kehidupan mereka cenderung seimbang serta ketekunan dalam bekerja dan sudah mulai mengenal komputer. Ketiga, generasi Y, (tahun kelahiran 1981-1994), akrab disebut sebagai generasi milenial. Kemajuan teknologi su-

dah sangat jauh berkembang pada generasi ini. Kelebihannya adalah mereka memiliki ideide yang kreatif, visioner sejalan dengan kemajuan IPTEK. Lahir di era globalisasi generasi ini cenderung konsumtif. Keempat, generasi Z (Tahun Kelahiran 1995-2010), generasi Z sudah sangat mengenal teknologi. Sedari kecil mereka gemar bermain gadget dibandingkan permainan tradisional anak era sebelumnya. Sangat menyukai sesuatu yang instan, kebebasan dan keinginan mendapatkan pengakuan. Kelima, generasi alpha (2011-sekarang), terlahir dari keluarga generasi Y membuat pola pikir mereka juga terbuka dengan perkembangan teknologi. Bisa dihitung usia paling tua adalah 10 tahun, namun sudah bisa menghasilkan rupiah dan menjadi sumber penghasilan bagi orang tuanya. Platform media sosial adalah tempat bagi generasi ini berkarya. Sayangnya, kemajuan teknologi ini tidak menjadikan rasa cinta tanah air mereka bertambah sumbur. Justru menjadi gersang, karya-karya yang mereka pertontonkan cenderung tidak mendidik, dimana generasi muda ini dirusak dengan menampilkan goyangan dengan imbalan rupiah

dan popularitas. Karakteristik generasi Z yang banyak kita temui di era sekarang, keinginan untuk mendapatkan pujian dan popularitas. Bahasa yang sering mereka gunakan pun dalam bergaul dengan lingkungan, baik itu keluarga, teman, guru dan sebagainya adalah bahasa yang bisa menaikan “kelas” mereka sebagai generasi yang maju. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar sulit untuk kita temui di luar forum formal, apalagi bahasa daerah. Apakah mereka malu? Lebih tepatnya tidak, kita lihat siapa yang menjadi panutan mereka. Idola seseorang akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut bersikap dalam kehidupannya. Bisa diartikan meniru-niru kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian kita, akan menghilangkan kemurnian kebudayaan sendiri dan kehilangan pegangan. Akibat dari kemajuan teknologi tadi yang mengikis rasa nasionalisme berganti rasa cinta pada produk luar adalah sebuah masalah besar bagi bangsa ini. Kebanggan dengan sesuatu yang berbau luar negeri telah tertanam dalam jiwa mereka menggeser rasa nasionalisme tadi. Sudah berapa banyak kekayaan kita yang di hak patenkan oleh negara lain, sudah berapa banyak karya generasi muda yang tidak mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Apakah nasionalisme generasi muda sudah kadarlua-

Oleh Jumiati Ningsih Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara TM 2020

sa?Perlu kita samakan persepsi bahwa cara menumbuhkan rasa cinta tanah air dari generasi ke generasi tidak bisa dengan satu cara yang sama. Stigma negatif yang tertuju pada generasi milenial yang banyak menghabiskan waktunya di depan layar gawai secara tidak langsung kita telah mempersempit ruang untuk menunjukkan rasa nasionalisme tersebut. Paham nasionalisme yang terkukung ruang fisik, romantisme memori masa lalu yang amat kuat menjadikan paham ini kadarlusa. Selera generasi muda berbeda dengan generasi tua, karena perbedaan ruang dan waktu yang mereka lalui. Sebelum tulisan ini saya akhiri, saya ingin menyampaikan pesan untuk generasi muda atau generasi milenial penerus bangsa. Bangunlah hubungan emosional yang baik dengan generasi tua agar bijak dalam mengambil keputusan. Pergunakan kemajuan teknologi untuk membangun peradaban yang lebih maju dalam bingkai kebudayaan yang terus lestari.

KOLOM

Menerapkan Self Awareness Mulai Sekarang Oleh Nasya Utami Mahasiswa Jurusan Fisika TM 2020

Berbicara mengenai saling menghargai, kurang lengkap rasanya jika tidak melibatkan self awareness. Self awareness atau kesadaran diri merupakan sikap yang berupaya memperhatikan baik pikiran, perilaku, perasaan dan dampaknya terhadap orang lain. Lebih jelasnya, self awareness menurut

Daniel Goleman adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, dorongan, nilai, dan dampaknya pada orang lain. Sikap ini mampu menghubungkan seseorang dengan perasaan, pikiran, dan tindakan pribadinya sehingga membantu seseorang mendapatkan persepsi yang lebih jelas tentang apa yang ingin ia capai dalam hidup. Self awareness juga menjadi dasar dari tumbuhnya perilaku kecerdasan emosi sesorang. Kesadaran diri mengacu kepada kemampuan untuk membaca emosi sendiri dan mengenali dampaknya. Hal ini penting untuk memandu keputusan termasuk keputusan dalam karier sehingga individu mampu memiliki penilaian diri yang akurat dengan mengetahui kekuatan dan keterbatasan dirinya sendiri.

Memiliki self awareness yang tinggi memungkinkan seseorang untuk mengetahui atau memahami kekuatan dan kelemahan, nilai-nilai, dan motivasinya. Seseorang dengan kesadaran diri self awareness yang tinggi dapat secara akurat mengukur suasana hati, perasaan mereka sendiri, dan memahami bagaimana perasaan mereka mempengaruhi orang lain, terbuka terhadap umpan balik dari orang lain tentang bagaimana cara untuk terus berkembang, dan mampu membuat keputusan yang tepat meskipun ada ketidakpastian dan tekanan. Self awareness dibagi menjadi dua jenis. Pertama, kesadaran diri objektif yang digambarkan sebagai proses di mana diri mengarahkan perhatiannya ke dalam. Kedua, kesadaran diri subyektif yaitu ketika perhatian diarahkan menjauh dari diri . Sejalan dengan itu, Duval dan Wicklund menutur-

kan bahwa kesadaran diri yang obyektif adalah keadaan di mana individu berfokus pada dirinya sebagai objek perhatian. Goleman menyebutkan terdapat tiga kemampuan dalam kesadaran diri (self awareness) adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan dalam mengenali emosi serta pengaruh dari emosi tersebut. Kedua, kemampuan pengakuan diri yang akurat meliputi pengetahuan akan sumber daya batiniah, kemampuan dan keterbatasan diri. Ketiga, kemampuan mempercayai diri sendiri atau kesadaran yang kuat terkait harga diri serta kemampuan dirinya. Ada beberapa cara membangun self awareness. Pertama, bermeditasi. Hal ini dapat memfokuskan pikiran terhadap kondisi yang sedang terjadi. Saat inilah tubuh akan lebih menyadari diri sendiri dan apa yang telah terjadi dalam hidup. Kedua,

memusatkan perhatian pada pikiran, perasaan, sifat maupun perilaku diri sendiri. Ketiga, bersikap terbuka pada orang lain dan menjadi pendengan yang baik yang dapat membantu diri belajar untuk mendengarkan secara objektif apa yang ingin disampaikan diri sendiri dan membuat diri lebih sadar dan memahami pemikiran maupun perasaan pribadi. Keempat, lakukanlah evaluasi terhadap diri sendiri secara objektif. Jangan abaikan apa pun kekurangan dalam diri Anda, dan cobalah menggali lebih dalam untuk memperbaikinya. Ketika Anda menemukan ada sesuatu yang tidak sinkron dalam diri, maka hilangkan ketidakcocokan tersebut dan masukkan nilai yang lebih baik. Keempat, dengarkanlah dengan bijak dan minta kritik yang membangun dari orang lain terhadap diri sendiri.


12

FOTO

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

Alternatif Alternatif Destinasi Destinasi Wisata Wisata Sejarah Sejarah di di Sumbar Sumbar Pada Edisi kali ini, Ganto mengabadikan Benteng Fort De Kock yang berada di dekat pusat kota Bukittinggi. Benteng Fort De Kock merupakan peninggalan Belanda dan merupakan salah satu tempat bersejarah yang ada di Bukittinggi. Benteng ini dibangun oleh Belanda untuk menjadi tempat pertahanan dari perlawanan yang dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol dalam Perang Paderi. Benteng ini dibangun sekitar tahun 1925, dan saat ini menjadi tempat wisata di Bukittinggi. Akses masuk ke Benteng Fort De Kock ini dapat melalui Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan kemudian menyebrangi jembatan Limpapeh. Untuk saat ini masuk ke lokasi Benteng ini kita hanya perlu membayar menggunakan kartu Brizzi dengan nominal Rp 25.000 untuk pengunjung dewasa dan Rp 20.000 untuk pengunjung anak-anak serta Rp 40.000 untuk tourist. Akses lain untuk ke Benteng Fort De Kock juga bisa langsung masuk melewati gerbang masuk Benteng Fort De Kock di jalan Yos Sudarso, Benteng Pasar Atas.

Landskap: Tampak Landskap nama di bagian depan Benteng Fort De Kock, Jumat (5/11). f/Fina*

Membersihkan: penjaga kebersihan tampak sedang membersihkan halaman Benteng Fort De Kock, Jumat (5/11). f/ Fina*.

Bermain: terlihat dua orang anak sedang menggunakan fasilitas bermain di samping Benteng Fort De Kock, Jumat (5/11). f/Fina*.

Pengunjung: Pengunjung yang baru saja masuk dan berjalan menuju Benteng Fort De Kock, Jum’at (5/11). f/Fina*.

Melintas: Dua orang pengunjung melewati jembatan limpapeh dari Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) ke Benteng Fort De Kock, Jumat (5/11). f/Fina*.

Sepi: terlihat kondisi Benteng Fort De Kock yang sepi pengunjung, Jumat (5/11). f/ Fina*


TEROPONG

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

13

Kuliah Malam, Alternatif dalam Perkuliah Blanded Learning Pelaksanaan perkuliahan di massa pandemi melahirkan berbagai alternatif pelaksanaan pembelajaran. Salah satunya adalah kuliah malam yang merupakan bentuk penerapan jam kuliah yang fleksibel di UNP. Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., mengeluarkan Surat Edaran (SE) nomor 3128/ UN35/EP/2021 yang menjelaskan tentang perkuliahan semester Juli-Desember 2021.Pada SE tersebut sana tertulis bahwa angkatan yang bisa mengadakan perkuliahan secara luar jaringan (luring) yaitu angkatan 2020, sedangkan, untuk angkatan 2018, 2019, dan 2021 mengadakan perkuliahan blanded learning. Perkuliahan dimulai pada pukul 07:00-18:30 WIB sesuai dengan Prosedur Operasional Standar (SOP) di UNP yang sudah berlaku sebelum pandemi. Dikarenakan pandemi terjadi pergeseran jam perkuliahan menjadi lebih fleksibel. Salah seorang mahasiswi di Fakultas Bahasa Seni (FBS) angkatan 2019 yang tidak mau namanya disebutkan. Ia menjelaskan pada semester ini salah seorang dosennya sangat sering mengadakan perkuliahan malam.

“Pada semester ini cukup sering kami mengadakan perkuliahan malam hari, walau kita tidak belajar praktik. Ini ada sisi positif dan negatif menurut saya. Tapi saya tetap mengikuti kuliah malam tersebut karena kita tetap belajar walau tidak sesuai jadwal,”ujarnya saat ditemui Ganto, Senin (13/12). Selain itu, salah seorang mahasiswi Jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) angkatan 2019, Sartika Salsabila menyebut selama semester ini belum pernah mengikuti perkuliahan pada malam hari. Meskipun demikian ia mengaku sering melihat temannya mengadakan kuliah malam. “Semester ini saya belum pernah mengikuti kuliah malam, tetapi saya juga sering melihat teman saya mengikuti perkuliahan malam hari. Mengenai hal ini, saya tidak masalah karena dosen tersebut tetap menunaikan tanggungjawabnya,”katanya, Minggu (19/12).

Wawancara: Wakil Dekan 1 FBS, Dr. Havid Ardi, S.Pd., M.Hum., usai diwawancarai di ruangannya, Gedung Lama FBS lantai 2, Jumat (17/12). f/Afdal.

Salah seorang dosen Jurusan Sosiologi yang tidak mau juga namanya disebutkan menjelaskan penyebab dosen lebih memilih mengadakan perkuliahan pada malam hari karena dosen tersebut memiliki pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan. “Ini lebih bagus diadakan kuliah malam karena dosen juga ada kegiatan yang tidak bisa ia tinggalkan. Itu mulai dengan adanya kegiatan pengabdian, mengurus webinar atau beberapa hal yang tujuanya untuk kemajuan kampus,” katanya saat dihubungi Ganto via telpon, Jumat (17/12). Lebih lanjut, ia meminta ke depanya mahasiswa yang

keberatan dengan kuliah malam agar bisa mengemukakan pendapatnya. Hal ini dikarenakan dosen juga akan mempertimbangkan semua masukkan dan kendala yang disampaikan mahasiswa. Sementara itu, Wakil Dekan (WD) 1 FBS, Dr. Havid Ardi, S.Pd., M.Hum. mengatakan bahwa menurutnya perkuliahan malam hanya diadakan pada jurusan tertentu dan keadaan tertentu saja. “Khusus di FBS ada beberapa jurusan yang mengharuskan adanya kuliah malam. Ini untuk praktik dan yang lainnya. Terkait kuliah online via Zoom saya tidak tahu. Mungkin sudah disepakati antara maha-

siswa dan dosen,”jelasnya saat ditemui Ganto, Jumat (17/12). Terakhir, Wakil Rektor 1 UNP, Dr. Refnaldi, S.Pd., M.Litt. menyampaikan bahwa secara resmi UNP tidak mengatur adanya perkuliahan malam kecuali sudah disepakati antara dosen dan mahasiswa. Akan tetapi, bagi dosen yang sering mengadakan perkuliahan di malam hari perlu ditindaklanjuti. “Nanti dilaporkan saja, kan ada mekanismenya. Laporan ke ketua jurusan atau prodi, tidak langsung ke WR 1 untuk ditangani. Itu pun kalau konsisten ya perkuliahan malamnya,” ujarnya saat ditemui Ganto, Rabu (29/12). Afdal.

Pejuang Muda: Program Sosial Kampus Merdeka Pejuang Muda merupakan program hasil kerjasama Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Kementrian Sosial (Kemensos) yang bertujuan untuk menerjunkan mahasiswa langsung ke lapangan dalam mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya dalam memberi dampak sosial yang konkrit. Program Pejuang Muda ini diikuti oleh 5.140 mahasiswa yang lolos seleksi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan akan ditempati di berbagaidaerahseperti di Kota Blitar, Bengkulu, dan lainnya. Adapun beberapa ruang lingkup mahasiswa dalam Pe-

juang Muda diantaranya mahasiswa turun langsung ke daerah yang membutuhkan bantuan, mahasiswa akan berkolaborasi (magang) di Kementerian Sosial, mahasiswa akan merancang dan mengeksekusi program sosial yang relevan untuk daerah tersebut serta mahasiswa juga akan merancang digital campaign untuk mendukung program sosial yang dijalankan. Bayu Setiawan, Mahasiswa Jurusan Psikologi yang juga peserta Pejuang Muda mengatakan berbagai prosedur program pejuang muda yang dimulai dari pengenalan program melalui media sosial, tahap seleksi, administrasi berkas, wawancara, dan

pembekalan. “Kita perlu mempersiapkan beberapa persyaratan seperti surat aktif berorganisasi, menulis esai. Selain itu kita juga perlu mengikuti wawancara, dan proses pembekalan,” papar Bayu. Selanjutnya, Roby Martino Mahasiswa Jurusan Psikologi yang merupakan salah satu mahasiswa UNP yang lolos mengikuti program pejuang muda mengatakan bahwa ia ditempatkan di Kota Blitar bersama rekan-rekan lainnya dan diberi fasilitas berupa uang saku dan uang transportasi. “Saya ditempatkan di Kota Blitar bersama dengan dua puluh mahasiswa dari seluruh Indonesia,” ucapnya. Selain itu Dwi Muslimah,

Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah TM 2018 yang juga mengikuti program pejuang muda ini mengatakan bahwa mahasiswa yang mengikuti program ini juga didampingi oleh dosen pembimbing. “Untuk pembimbingnya sendiri di sebut dengan tutor,” jelasnya saat diwawancarai Ganto melalui pesan Whatsapp Kamis, (4/11) Dosen Pendidikan Luar Sekolah, Alim Harun Pamungkas, M.Pd mengatakan bahwa Program Pejuang Muda dapat menjadi sarana belajar di luar kampus. Alim menjelaskan sesuai dengan dinaungi oleh Kemndikbud Ristek bahwa semua mahasiswa mempunyai kesempatan belajar baik

di dalam maupun di luar kampus. “Belajar di dalam kampus seperti kegiatan kurikuler atau ekstrakurikuler sudahterlaksana, namun untuk pelaksanaan kegiatan belajar di luar kampus dapat dilaksanakan salahsatunya dengan melalui kemitraan antara lembaga pendidikan tinggi dengan sektor dunia industry dan dunia usaha,” ungkapnya Rabu, (8/12). Lebih lanjut Alim menjelaskan bahwa program ini layak dihargai 20 SKS karena peran mahasiswa yang aktif dalam mencanangkan berbagai program. Dimulai dari ampai dengan pelaksanaan bantuan hingga mengevaluasi bantuan ke masyarakat. Janiba*

KILAS

Berjalan: Beberapa mahasiswa berjalan melewati koridor Gedung Fakultas Teknik yang atapnya tidak memiliki platfom, Selasa (16/11). f/Janiba*.

Melewati: Kendaraan yang sedang melewati polisi tidur dengan paku sangat menonjol yang berada di persimpangan Fakultas Ilmu Pendidikan, Selasa (16/11). f/ Janiba*.


FEATURE

14

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

Nasib Situs Candi Padang Roco yang Terabaikan

Merupakan situs sejarah yang bernapaskan kepercayaan Budha Candi Padang Roco hadir sebagai bukti keberadaan pusat pemerintahan Kerajaan Melayu di Dhamasraya Oleh Apni Yuan Syafni Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah 2019

Siang itu, (2/11) Ganto menyisiri hamparan pepohonan sepanjang jalan, pepohonan yang ditemui kebanyakan adalah batang getah karet, sawit dan pohon-pohon lainnya. Perjalanan ini mengarah ke destinasi wisata sejarah yang terletak di Jorong Sungai Lanasek, Kenagarian Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabuupaten Dharmasraya yaitu Candi Padang Roco. Secara geografis, situs ini terletak pada sebuah dataran pada ketinggian sekitar 160 mdpl dan terletak pada posisi 1 LS dan 109 44 BT. Lokasi candi berada di sebuah pulau yang dipisahkan oleh Sungai Dareh. Hal yang membuat akses ke lokasi candi sulit dan kurang memadai karena hanya mengandalkan rakit untuk memobilisasi masyarakat. Wilayah Dharmasraya pada dahulunya pernah menjadi pusat pemerintahan dan ibukota Kerajaan Malayu mulai tahun 1286 sampai dengan tahun 1347 M telah diakui oleh para sarjana

sejarah dan arkeologi. Daerah Sungai Langsek sendiri merupakan lokasi ditemukannya lapik arca Amoghapasa yang dikirim oleh Raja Kertanegara ke Tanah Malaya. Keberadaan Candi Padang Roco merupakan salah satu bukti bahwa pada dahulunya wilayah pernah dijadikan sebagai pusat pemerintahan. Julisman selaku Wali Nagari Sitiung, mengungkapkan bahwa Candi Padang Roco ini merupakan peninggalan dinasti kerajaan yang asli dan benar-benar adanya. “Situs Candi Padangroco memiliki tinggalan berupa empat buah candi, yaitu Candi Padang Roco I, II, III, IV. Candi Padang Roco I merupakan candi induk dengan ukuran 21 m X 21 m dengan ketinggian struktur bata sekitar 90 cm dan pada bagian tengah sekitar 3 m,” jelasnya. Bangunan induk ini mempunyai pintu masuk berupa tangga pada keempat sisinya. Pintu masuk tersebut memiliki lima anak tangga. Bagian bangunan

Candi: Poteret bangunan Candi Padang Roco yang terletak di Jorong Sungai Langsek, Kenagarian Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Selasa (2/11). F/Apni*

yang masih asli adalah bagian kaki candi yang terdiri dari 26 lapis bata di sisi timur laut dan 22 lapis bata di sisi barat laut. Selanjutnya, Candi Padang Roco II berbentuk bujur sangkar yang berukuran 4,4 m x 4,4 m. Pintu masuk dan tangga yang menjadi orientasi arah hadap candi terletak pada sisi barat, sehingga menjadikan bangunan tersebut berorientasi ke barat daya-timur laut. Sedangkan untuk Candi III masih sama dengan candi sebelumnya yang berbentuk bujur sangkar namun terdiri atas tiga undakan. Undakan pertama terletak pada bagian paling atas dengan ukuran 2 m x 2 m dengan tinggi bangunan yang masih tersisa terletak di bagian selatan dan terdiri dari 7 lapis bata. Sedangkan Candi IV berupa reruntuhan di sudut belakang Candi II. Dalam acara Ekspedisi Pamalayu diketahui bahwa

sejak terbitnya penanggalan Masehi, hanya ada dua raja Nusantara yang menggunakan gelar Maharadja Diradja, yaitu Kertanegara dan Raja Melayu Adityawarman. Pada masa Ekspedisi Pamalayu, sebagaimana yang tertera dalam prasasti Padang Roco, Raja Malayu yang berkuasa adalah Srimat Tribuanaraja Mauliwarmadewa, dengan gelar Maharaja. Kedua gelar itu berkaitan dengan kehendak besar Kertanegara yang ingin mempersatukan kerajaan-kerajaan di Nusantara dan memposisikan dirinya sebagai sang penyatu. Komplek candi Padang Roco, didirikan pada masa raja pertama Kerajaan Siguntur antara tahun 1250 hingga 1280 di masa pemerintahan Sri Tri Buana Mauliwaradewa. Kerajaan Siguntur menyambut tanda persahabatan itu dengan mengirimkan Dara Jingga dan dara Petak.

Dari catatan sejarah, Dara Petak kemudian dipersunting oleh Raden Wijaya, raja pertama Majapahit setelah Singosari. Saat Ganto sampai di komplek candi Padang Roco ketika matahari sudah hampir sepenggalan. Sinarnya yang terik tembus dari atap yang sengaja dibuat oleh pemerintah setempat untuk melindungi situs itu. Berbeda dengan komplek candi umumnya di Jawa yang terbuat dari batu, Candi Padang Roco terbuat dari bata merah. Ukuran batanya cenderung lebih besar. Hal ini karena di Batanghari tidak menyediakan batu-batu besar yang dapat disusun menjadi candi. Kondisi ini juga sama dengan candi-candi lainnya yang berada dekat sungai di Sumatera. Ganto mengitari candi itu dengan miris karena candi utamanya kini tampak seperti undakan bata merah yang merana.

Berburu Aneka Kuliner di Pasar Kuliner Padang Panjang Menyajikan berbagai hidangnan yang mengunggah selera Pasar Kuliner Padang Panjang ramai dikunjungi tidak hanya oleh masayarakat sekitar Padang Panjang namun juga wisatawan lokal yang melewati wilayah Padang Panjang. Oleh Safina Zahira Mahasiswa Administrasi Pendidikan TM 2019

Pada Rabu Malam (10/11) saat itu cuaca dingin dan bergerimis, namun tidak menyuruti niat Ganto untuk menikmati berbagai sajian yang ada di Pasar Kuliner Padang Panjang untuk berwisata kuliner. Berbagai sajian hangat menjadi sasaran utama pengunjung di cuaca yang kurang bersahabat kala itu. Pasar Kuliner Padang Panjang yang terletak di Jl. Abu Hanifah, Guguk Malintang, Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang ini mulai beroperasi pukul 16.30 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Saat mengunjungi tempat tersebut Ganto disambut oleh pedagang-pedagang yang berjualan di tenda putih nan tertata rapi. Tenda tersebut disediakan oleh pemerintah kota Padang Panjang sejak bulan April lalu sebagai bantuan untuk pedagang di pasar kuliner tersebut. Tak ayal tenda-tenda putih ini kemudian menjadi ciri khas

tempat wisata kuliner ini. Hari ini pengunjung tidak seramai biasanya. Hal ini juga mungkin karena keadaan cuaca yang cukup dingin dan disertai gerimis tadi. Terlihat seorang pengunjung dengan kendaraan beroda dua berhenti di depan salah satu gerai untuk membeli kue balok. Ia mengatakan bahwa baru pertama kali datang ke Pasar Kuliner Padang Panjang. Ia dan kakaknya sengaja datang ke pasar kuliner ini dari Bukittinggi. “Sehabis maghrib tadi tiba-tiba kakak saya mengajak ke sini.” Ujar laki-laki yang sedang menunggu pesanan di atas motornya (10/11). Menurutnya banyak sekali makanan yang mengggugah selera di sini, bahkan ia sudah 3 kali bolak-balik menyusuri jalan Mr. Assa’at ini. Sangat banyak pilihan kuliner yang menarik perhatiannya. Menu yang tersedia pada Pasar Kuliner Padang Panjang mulai dari makanan

Berjejer: Terlihat stand makanan yang identik dengan warna putih yang memenuhi Pasar Kuliner Padang Panjang , Minggu (10/11). f/Safina*.

berat hingga makan ringan, seperti Nasi Ampera, Pecel Ayam, Martabak, Sate, hingga aneka gorengan. Untuk minuman ada berbagai minuman tradiosional seperti Teh Telur dan Bandrek. Selain itu juga terdapat aneka jus dan minuman kekinian lainnya. Makanan dan minuman ini disajikan di berbagai stand yang berdiri dari gerbang masuk pasar kuliner padang panjang hingga sepanjang jalan Mr. Assa’at. Soal harga pengunjung tidak perlu khawatir. Makanan dan minuman yang dijual di pasar kuliner ini tidak terlalu mahal bahkan bisa dikatakan ramah di kantong. Karena itulah, kuliner yang disajikan di Pasar Kuliner PadangPanjang dapat dinikmati oleh seluruh kalangan baik anak-anak, remaja, hingga dewasa. Banyak pengunjung yang datang dari berbagai daerah, baik yang singgah karena mele-

wati kota Padang Panjang sembari menuju kota tujuan, maupun orang-orang yang sengaja datang untuk berwisata kuliner di Pasar Kuliner Padang Panjang. Hal ini dikarenakan akses menuju pasar kuliner Padang panjang sangat mudah dan tepat berada di jantung kota. Namun kemudahan akses tersebut tidak disertai dengan prasarana yang memadai. Kesulitan yang dialami pengunjung yaitu tempat parkir, karena lahan untuk parkir kendaraan beroda empat terbatas ketika pengunjung sedang ramai, sehingga pengunjung yang tidak mendapatkan tempat parkir yang sedikit jauh dari pasar kuliner padang panjang ini.. Pengunjung yang menggunakan kendaraan beroda dua memarkirkan kendaraannya di depan stand-stand yang ingin di kunjungi. Tentunya hal ini dapat menghambat gerak pen-

gunjung saat berwisata kuliner. “Karena ini kali pertama saya datang ke sini, saya tidak tahu di mana lokasi untuk parkir motor, karena sepertinya memang tidak disediakan parkiran khusus untuk motor. Motor-motor pengunjung hanya parkir di setiap stand yang mereka kunjungi.” Ujar Ikhsan salah satu pengunjung (10/11). Meskipun Pasar Kuliner Padang Panjang sempat tutup karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 pada bulan Juli lalu, namun saat ini pengunjung tidak perlu khawatir. Untungnya tempat wisata kuliner ini sudah beroperasi dengan normal seperti sedia kala dan tidak ada lagi penyekatan. Walaupun begitu, pengunjung hars tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat, seperti menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.


November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

15

TELUSUR

Menapaki Jejak Sejarah PDRI di Koto Tinggi Sebuah desa kecil di Provinsi Sumatera Barat ini dapat menjadi salah satu alternatif wisata sejarah untuk wisatawan yang ingin menelusuri sejarah perjuangan PDRI dan penyelamat dalam perjuangan bangsa Indonesia saat Angresi Militer Belanda II. Oleh Sherly Yurizal Jurusan Perpustakaan Ilmu Informasi TM 2019

Monumen Nasional Bela Negara atau yang dikenal sebagai Monumen Nasional PDRI merupakan monumen yang didirikan untuk memeringati sejarah perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) saat Agresi Militer Belanda II. PDRI dibentuk ketika Ibu Kota Yogyakarta kala itu jatuh ke tangan Belanda. Monumen ini dibangun pada area seluas 40 hektar yang berlokasi di Jorong Sungai Siriah, Nagari Kota Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Pendirian monumen di lokasi ini atas pertimbangan rekam sejarah di mana kawasan ini pernah menjadi basis PDRI. Hari itu saat Ganto mengunjungi monumen tersebut cuaca tidak begitu cerah. Awan hitam menyambut kedatangan

kami di tempat penuh sejarah itu. Dari luar monumen bersejarah ini tampak megah dengan infrastruktur khas yaitu bagian atas yang menyerupai gonjong yaitu menyerupai atap rumah adat Sumatera Barat. Selain itu di sisi bangunan tersebut juga terdapat ilustrasi tokoh bangsa yaitu Soekarno, Muhammad Hatta, dan Syarifudin Perwiranegara. Salah satu tokoh masyarakat Koto Tinggi, Metrial (43) mengatakan bahwa dulu kakek serta kerabatnya terlibat dalam berbagai kegiatan PDRI “Bahu-membahu bersama pemimpin-peminpin bangsa kala itu untuk mempertahankan kedaulatan RI,” demikian ujar Wali Nagari Met, begitu beliau biasa disapa, menuturkan awal mula terbentuknya pemerintahan darurat di Koto

Berpose: Seorang pengunjung tampak sedang berpose di depan Gedung Monumen Nasional Bela Negara Koto Tinggi, Senin (22/11) . f/Sherly*.

Tinggi (22/11). Lebih lajut Met menjelaskan tentang sejarah terbentuknya PDRI. PDRI terbentuk pada 22 Desember 1948 di Halaban, Limapuluh Kota akibat agresi Belanda yang menawan Soekarno dan Hatta. Kemudian saat mendapat kabar penyerangan di Yogya, Syafruddin bersama rombongan lantas meninggalkan Bukittinggi, setelah sebelumnya menghanguskan seluruh sarana prasarana yang ada, kecuali sebuah radio stesen (stasiun) yang nantinya akan menjadi cikal bakal RRI Bukittinggi. Dari Bukittinggi Styafruddin kemudian bergerak ke Halaban. Daerah ini dipilih karena menjadi posko

Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) di masa itu, sehingga mereka berpendapat bahwa keamanan cukup terjamin. Di sanalah Syafruddin menunggu kedatangan tokoh lainnya yaitu Gubernur Militer Sumatera Barat, Rasjid. “PDRI embrionya dari Bukittinggi, lahir di Halaban dan besarnya bergeliya termasuk di Koto Tinggi. Setelah PDRI terbentuk, atas saran Tan Malaka, pemerintah dijalankan di Koto Tinggi karena mempertimbangkan beberapa faktor seperti strategis, memilki banteng yang kuat serta dekat dengan Riau dan Sumatra Utara. Oleh sebab itu, sebagian pemimpin, pengungsi dan tak ketinggalan radio berpin-

dah menuju Koto Tinggi” Jelas Met kepada Ganto (22/11). Tak banyak masyarakat yang tahu bahwa nagari ini adalah Ibu Kota Republik Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada tahun 1948. Struktur geografis yang strategis diyakini mempengaruhi keputusan pemimpin kala itu dalam mengambil kebijakan tentang ibu kota negara. Salah satu alasannya adalah tak ada nya bekas bangunan kantor PDRI yang bisa dijumpai karena pergerakan tokoh-tokoh bangsa saat itu selalu bergerak sebagai strategi perjuangan. Di mana berada, di situlah mereka menetap.

RAGAM

Pengalaman Menjadi Putri

Pariwisata Indoneia 2021 Oleh Tisya Laura Dewi Putri Jurusan Sendratasik TM 2018

Karena kemampuan public speaking, bakat menyanyi dan menari, serta profesi yang mendukung di bidang entertainer saya disarankan oleh beberapa pihak untuk mengikuti pemilihan Putri Pariwisata Indonesia 2021. Audisi dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2021 dan dinyatakan lulus pada tanggal 9 Agustus 2021. Ini merupakan kali kedua saya terjun di dunia pageant, setelah menyabet gelar Duta GenRe Talenta Putri 2018 lalu. Melewati masa karantina selama kurang lebih satu bulan, saya disibukkan akan kegiatan social media campaign. Saya membuat video dan foto tentang pariwisata meliputi Kawasan Mandeh, Payakumbuh, Solok, Bukittinggi, Malibo Anai, dan lain-lain untuk mempromosikan pariwisata di Sumatera Barat. Saya juga selalu aktif mengikuti proses karantina serta mengumpulkan social media campaign tepat waktu. Setiap selesai pembekalan saya terus belajar dan mendalami lagi isu-isu pariwisata atau is-

tilah-istilah dalam pariwisata. Masa-masa itu menyibukkan bagi saya karena harus membagi waktu dengan kuliah. Saya mengorbankan tenaga dan waktu istirahat. Biasanya jika diberi tugas kuliah, mungkin bisa dikerjakan sambal bersantai. Akibat pemilihan ini, saya harus langsung mengerjakan tugas agar tidak bentrok. Jika pembekalan bentrok dengan hari kuliah, saya harus minta tidak mengikuti kuliah, sebab kegiatan yang dilakukan juga kegiatan yang baik. Sampai pada malam grand final yang dilaksanakan secara virtual, malam itu rumah sangat ramai dikunjungi oleh temanteman untuk memberi semangat. Sempat menjadi pikiran dan diselimuti rasa takut akan mengecewakan mereka yang hadir. Namun, ternyata tanpa disangka-sangka, saya terpilih menjadi pemenang dari Putri Pariwisata Indonesia 2021 dan special award Putri Pariwisata Indonesia Multitalented 2021. Gelar juara pertama untuk Sumatera Barat setelah tiga belas tahun lamanya.

Potret: Potret Tisya Laura Dewi Putri saat mengikuti Event Putri Pariwisata 2021 Senin (15/11). f/Istimewa.

Awalnya saya merasa takut dan sedikit kepikiran dengan kontrak kerja selama setahun di kantor El John di Jakarta sebagai tugas atau peran dari pemenang peserta. Sempat ingin mengundurkan diri karena belum siap meninggalkan Sumatera Barat dan belum siap untuk meninggalkan kuliah. Namun, kesempatan ini tidak akan datang dua kali. Selain itu saya juga mendapat dukungan penuh dari keluarga, kampus tercinta Universitas Negeri Padang (UNP), keluarga besar HWK Sumatera Barat, dan Sumbar Talenta Indonesia. Hingga akhirnya, saya dengan semangat berangkat ke Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2021. Sebagai Putri Pariwisata Indonesia 2021, Laura berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial agar selalu menjaga kebersihan di tempat wisata. Ingat selalu untuk membuang sampah pada tempatnya. Jaga lingkungan pariwisata seperti tempat tinggal kita sendiri. Taati protokol kesehatan selama berwisata untuk kesehatan bersama. Promosikan pariwisata di Sumatera Barat maupun Indonesia dengan baik melalui sosial media. Kepada seluruh pelaku pariwisata, Laura ingin berpesan untuk terus menjaga dan meningkatkan keramah-tamah-

an. Ada unsur utama yang lebih penting lagi dalam pariwisata yaitu hospitality (melayani). Sebagai pelaku pariwisata harus menjunjung tinggi keramah-tamahan dan melayani wisatawan dengan sebaik mungkin. Untuk teman-teman yang sedang dalam kompetisi apapun, jangan berfikir untuk menang. Pikirkan bagaimana memberi yang terbaik karena juara atau tidaknya merupakan anugerah dari Tuhan dan keberuntungan. Pikirkan hasil seburuk-buruknya, sehingga ketika kita mampu menangakan akan muncul rasa sangat bersyukur dan ketika belum menang tidak ada rasa kecewa yang berlebihan.


16

TEROPONG

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

Menjawab Ambiguitas Konversi 20 SKS Gencar merealisasikan berbagai kegiatan Kampus Merdeka permsasalahan konversi Satuan Kredit Semester (SKS) menjadi salah satu hal yang banyak dipertanyakan oleh mahasiswa yang mengikuti program Kampus Merdeka tersebut. Universitas Negeri Padang (UNP) terus menjangkau mahasiswanya mengikuti berbagai program kampus merdeka salah satunya, program Kampus Mengajar (KM). Adapun salah satu keuntungan yang didapatkan mahasiswa dalam kegiatan ini adalah konversi 20 Satuan Kredit Semester (SKS). Akan tetapi, tidak semua mahasiswa yang mengikuti program tersebut mendapatkan konversi 20 SKS. Salah seorang mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Tahun Masuk (TM) 2018 yang mengikuti program KM 1, Nunung Emalya Putri mengatakan bahwa selama mengikuti program KM 1 tidak mendapatkan konversi 20 SKS. “Sewaktu kampus mengajar angkatan 1 belum ada keputusan jelas dari jurusan sehingga tidak ada diberikan konversi 20 SKS,” ujarnya saat dihubungi Ganto melalui pesan WhatsApp, Kamis (2/12). Berbeda dengan Nunung, Rizky Putra Pratama, mahasiswa Prodi PGSD TM 2018 yang merupakan mahasiswa KM 1 saat diwawancarai Gant Sabtu (13/11) mengatakan bahwa ia mendapatkan konversi sebanyak 12 SKS untuk mata kuliah KKN dan PLK. Sejalan dengan itu, mahasiswa yang mengikuti program

KM 2 masih belum ada kejelasan karena program tersebut masih berlangsung. Mahasiwa Jurusan Manajemen TM 2019, Muhammad Aziz mengatakan bahwa untuk sementara ini jurusan menyetujui untuk melakukan konversi SKS ke mata kuliah. “Saya sudah koordinasi dengan jurusan dan jurusan menyetujui untuk mengkonversikan ke mata kuliah kecuali skripsi,” paparnya, Rabu (10/11). Sama halnya dengan Aziz, Nadia Eka Putri dari Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2019 menyebutkan bahwa mahasiswa yang mengikuti program KM 2 dapat mengkonversikan ke mata kuliah, KKN, dan Praktek Lapangan Kependidikan (PLK). “Saya sudah bertanya kepada Kaprodi terkait konversi 20 SKS ini. Beliau mengatakan bahwa dapat dikonversikan ke PLK yang juga memiliki total 20 SKS,” ujarnya, Rabu (10/11). Berdasarkan masalah pengonversian SKS ini, yang memiliki wewenang adalah Ketua Jurusan atau Kaprodi yang bersangkutan. Kaprodi Sastra Indonesia, Dr. Yenni Hayati, M.Hum. mengatakan bahwa untuk Jurusan Sastra Indonesia dapat dikonversi ke praktek pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dan PKL.

Menjelaskan: Terlihat seorang mahasiswa KM 2 tengah melakukan kegiatan mengajar di SD N 18 Labuhan Tarok, Selasa (12/11). f/ Rispa*.

“Kampus mengajar ini dapat dikonversi ke mata kuliah praktik pembelajaran BIPA dan juga PKL karena membantu guru dalam kampus mengajar ini merupakan bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia,” jelasnya saat ditemuiGanto di ruangannya, Rabu (24/11). Sejalan dengan itu, Kaprodi Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Dr. Ismaniar, M.Pd. menyebutkan bahwa untuk jurusan PLS berbeda dengan Jurusan Kependidikan lain yang memang dipersiapkan untuk mengajar di sekolah formal, tetapi masih tetap ada pengonversian SKS. “Pengkonversian dapat dilakukan pada PLD dan microteaching. Selain itu, ada mata kuliah media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan juga dapat dikonversi pada KKN, KKL, dan PLS dengan persyaratan tambahan,” paparnya, Kamis (9/12).

Menindaklanjuti permasalahan tersebut, pihak Ganto menghubungi Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi (FE), Dr. Marwan, S.pd., M.Si. melalui telepon yang mengatakan bahwa program KM ini dapat dikonversi ke mata kuliah yang belum diambil sebelumnya. “Untuk Jurusan Kependidikan dapat dikonversi ke PLK, sedangkan untuk jurusan Non Kependidikan dapat dikonversi ke mata kuliah yang tersedia dimana sifatnya merupakan kegiatan di luar kampus seperti KKN. Tentunya maksud dari konversi ini bertujuan agar mahasiswa tidak dirugikan,” tuturnya, Jumat (12/11). Wakil Rektor 1 UNP, Dr. Refnaldi, S.Pd., M.Litt. menyampaikan bahwa untuk konversi 20 SKS harus diskusi dengan program studi karena menyangkut kurikulum dan bagaimana

penyesuaiannya dengan kurikulum. “Konversi ini terkait diskusi dengan program studi masing-masing,” katanya saat ditemui Ganto, Rabu (29/12). Refnaldi mengingatkan agar mahasiswa yang ingin mengikuti KM agar konsultasi terlebih dahulu kepada ketua jurusan. Hal ini dikarenakan terdapat kasus mahasiswa yang ikut KM dan perkuliahan 20 SKS. Akan tetapi, tidak konsultasi terlebih dahulu kepada Kepala Prodi, sehingga susah saat melakukan konversi. “Rata-rata mahasiswa itu tetap kuliah dan ikut kampus mengajar juga, teruntuk yang semester 5. Nah, kalau seperti itu kan susah kita konversi karena tidak mungkin dalam satu semester itu ambil mata kuliah 40 SKS. Paling banyak disistem kita 24 SKS,” ujarnya. Mery*

IELTS On Computer Test Point Pertama di Sumatera Ada di UNP Dilansir dari Humas UNP bahwa UPT Bahasa UNP telah melaksanakan First Launching IELTS on Computer (ujian IELTS dengan menggunakan komputer) hasil kerja sama dengan British Council Indonesia Foundation yang telah dilakukan sejak lama yaitu dari akhir tahun 2018 yakni dalam pelaksanaan IELTS on Paper. Selama pandemi Covid-19 memasuki Indonesia, pelaksanaan IELTS on Paper terpaksa dihentikan oleh UPT Bahasa dan British Council Indonesia Foundation di sepanjang tahun 2020. Setelah berbagai macam persiapan yang dilakukan dan segala rintangan, Kepala UPT Bahasa dan tim kembali percaya diri untuk menjadi IELTS Test Point dan Registration Center. Melalui diskusi dan pengisian sejumlah dokumen, British Council Indonesia Foundation mengabulkan proposal UPT Bahasa menjadi Test Point untuk IELTS On Computer yang pertama kalinya yang ada di kota Padang dan hanya satu-satunya di Pulau Sumatera. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa UNP, Sitti Fatimah, S.S, M.Ed., Ph.D.mengatakan bahwa ker-

ja sama ini dilakukan untuk membantu dosen UNP agar tidak jauh untuk mengambil tes IELTS. Sebelumnya di UNP sudah melaksanakan IELTS on paper, tetapi berhenti karena pandemi, Kemudian tahun 2021 ini mulai lagi menggunakan komputer. Tes IELTS on computer ini sudah dilaksanakan sejak 25 September 2021. Tes ini dilakukan 2 kali dalam sebulan dan sudah terlaksana sebanyak 6 kali dengan melayani 21 peserta. Kerja sama ini sangat menguntungkan UNP karena income generating. Hal ini dikarenakan UPT Bahasa adalah unit yang dituntut untuk mengahsilkan income bagi UNP. Setiap peserta yang mengikuti IELTS on computermembayar uang pendaftaran sebaganyak Rp. 3.000.000. Apabila pihak yang bersangkutan mendaftar langsung ke UNP, maka ada tambahan komisi lagi. Selama kurang lebih dua bulan tes IELTS on computerini cukup menghasilkan income untuk UNP karena tes IELTS on computer yang ada di UNP merupakan pertama di Sumatera. “Saya berharap dosen yang ada di Sumatera seperti Jam-

bi dan Riau bisa langsung ke UNP. Dari 21 peserta yang ikut tidak hanya dari UNP, tetapi banyak dari luar seperti OJK dan tamatan SMA yang ingin keluar negeri,” ujarnya saat dihubungi Ganto, Kamis (2/12). Siti mengatakan bahwa syarat untuk mengikuti tes IELTS on computeradalah kartu tanda pengenal, bisa Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Paspor. Kemudian ada bukti vaksin 2 kali atau Rapid Test. Tes ini dilakukan dilakukan Setiap hari sabtu dan dilakukan dua kali sebulan, bisa dilihat di web UPT Bahasa. Setiap pendaftar harus mendaftrakan diri seminggu sebelum ujian. Untuk hasil tes IELTS ini hasilnya cukup cepat. Dalam waktu tiga hari itu nilai kita sudah bisa dilihat dan paling lama tujuh hari sudah dapat sertifikat. Tes ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan beasiswa keluar negeri seperti Eropa, Malaysia, Singapura, dan sebagainya.Adapun targetnya adalah mahasiswa yang ingin lanjut S2 atau S3. Lebih lanjut, Sitti menjelaskan bahwa sampai saat ini tidak ada kendala dalam pelaksanaan IELTS on computerkare-

na sudah dipersiapkan dari bulan Februari oleh pihak British Counsil dan UPT Bahasa. Ia mengatakan bahwa pihak UPT Bahasa UNP hanya sebagai penyelenggara, sedangkan yang membat soal, menyortir, dan Tim IT dari British Counsil. “Kita hanya menyediakan labor dan terdapat 10 komputer yang bisa dipakai. Ada dua komputer untuk bake up dan satu komputer untuk operator. Untuk yang menghidupkan soal itu namanya supervisor. Kemudian ada juga petugas untuk memeriksa bagian registrasi dan kelengkapan syarat peserta. Untuk keamanan soal sendiri itu sudah terjamin dan hanya ada satu orang yang mengetahui kunci soal tersebut. Hal ini supaya keamanan soal itu dapat terjaga. Sedangkan, British Counsil ini sendiri sudah mengelola sedemikian rupa dan kita UPT Bahasa sebagai penyelenggara atau perpanjaangan tangan dari mereka,” jelasnya. Salah seorang dosen Jurusan Sastra Inggris, Delvi Wahyuni, SS. MA., memberikan respon yang baik akan adanya IELTS ini di UNP. Saat diwawancarai Ganto (12/12)

ia mengatakan bahwa pihak penyelenggara ujian IELTS ini harus memperhatikan kecepatan jarigan internet. “Kalau online jaringan komputer dan internetnya harus sangat reliable. Kalau tidak maka akan terjadi gangguan saat ujian berlangsung,” Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2019, Mulia Resty memberikan tanggapan yang baik dengan adanya Tes IELTS. “Hal ini karena tingginya kebutuhan IELTS bagi civitas akademika dan masyarakat umum UNP,” ujarnya saat dihubungi Ganto, Sabtu (27/11). Senada dengan itu, mahasiswa Prodi Perpustakaan dan Ilmu Informasi TM 2019, Shally Salsabila memberikan tanggapan yang baik tentang kerja sama ini. “Ini juga menguntungkan pihak UNP karena ingin menambah relasi dan mendapatkan jaringan kerjasama yang lebih luas. Selain itu, membantu civitas akademika UNP untuk tidak jauh dalam mengikuti tes IELTS,” ucapnya saat dihubungi Ganto, Sabtu (27/11). Ari*


TEROPONG

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

17

Progress Pembentukan Ormawa Selingkup Fakultas Psikologi dan Kesehatan Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Psikologi dan Kesehatan(FPK) sebagai ormawa pertama yang ada di FPK telah resmi dilantik. Selanjutnya, FPK akan merencanakan pembentukan ormawa lainnya yang membantu pencapaian poin IKU. Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK)Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Negeri (UNP) angkatan pertama dilantik secara resmi di Lantai 2 Gedung Psikologi, Selasa (16/11). Fahrul Rahman Hartono selaku Ketua Umum Terpilih BPM FPK saat dihubungi Ganto mengatakan program kerja untuk BPM FPK saat ini masih dalam proses. Hal tersebut dikarenakan BPM FPK merupakan Ormawa angkatan pertama yang ada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan. Wakil Dekan (WD) III FPK, Dr. Mardianto,S.Ag. M.Si mengatakan setelah diadakan pelantikan BPM FPK maka langkah selanjutnya adalah pembentukan kepanitiaan semacam Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk pemilihan BEM FPK KM UNP beserta perangkat-perangkatnya. Ia juga menyampaikan pembentukan BEM FPK akan diserahkan kepada BPM FPK. Selain itu, BPM FPK sudah mulai bisa bekerja dan BEM FPK akan ada pada akhir Desember. “Setelah UNP berubah menjadi PTN-BH maka tahun akademiknya berubah. Jadi, kita akan mulai kegiatan pada Januari 2022,” jelasnya saat diwawancari Ganto secara langsung, Selasa (16/11).

Selanjutnya, FPK juga akan menyusun program-program yang berkaitan dengan Indek Kinerja Utama (IKU), khususnya yang berkaitan berkaitan dengan kemahasiswaan, seperti pelatihan-pelatihan kepemimpinan, pelatihan penulisan karya ilmiah, dan semua organisasi kemahasiswaan yang membantu pencapaian poin IKU. Di samping juga akan berkaitan dengan pembinaan mental dan spiritual mahasiswa. Ia juga menyampaikan rencana pembentukan ormawa di fakultas baru ini sendiri, salah satunya adalah Himakip. “Nanti juga akan ada Himakip khusus untuk mahasiswa Bidikmisi,” tambah WD III. Zulian Fikry, S.Psi., M.A selaku dosen Jurusan Psikologi sekaligus pembina HMJ Psikologi menjelaskan di tingkat fakultas bersama dengan WD III akan memfasilitasi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan dengan membentuk UKM yang ada di tingkat fakultas. Salah satunya yang saat ini sedang digarap yaitu dalam bidang spritiual adalah pembinaan qori dan qoriah. Selanjutnyayaitu bidang protokoler yang dikelola oleh FPK yang nanti bisa bekerja sama dengan UKKPK atau dengan rekan-rekan dari FPP. “Nanti juga akan memunculkan forum-forum kajian yang si-

Pelantikan: Pengucapan Sumpah Jabatan oleh Pengurus BPM FPK KM UNP pada acara pelanatikan pengurus di Lantai 2 Gedung Psikologi, Selasa (16/11). f/Tiara.

fatnya keilmuan. Keilmuan yang spesifik pada bidang-bidang psikologi karena psikologi ini tidak hanya umum, tetapi ada bidang kajian seperti sosial, klinis, pendidikan, perkembangan, organisasi, dan industri,” jelasnya, Kamis (18/11). Selanjutnya, Zulian Fikry, S.PSi., M.A menjelaskan bahwasanya FPK juga membuka transparansi kepada mahasiswa. Artinya, apabila mahasiswa memiliki aspirasi atau ingin membuat suatu kegiatan yang berdampak positif, baik bagi mahasiswa itu sendiri maupun untuk meningkatkan IKU, maka mahasiswa boleh mengajukan proposal ke fakultas. Setelah itu, proposalnya akan dinilai dan dipertim-

bangkan mengenai baik-buruk dan positif-negatif dari kegiatan tersebut.Jika disetujui maka FPK akan inisiasi atau akan mengadakan UKM tersebut. “Tapi ini adalah program jangka panjang yang akan kita buka nanti di tahun 2022 sepertinya. Untuk sekarang kita fokus kepada ormawa-ormawa inti saja, yaitu BPM dan BEM,” tutupnya. Nurul Fuada selaku mahasiswa Jurusan Psikologi TM 2019 mengatakan pembentukan Ormawa di FPK ini sangat bagus karena dapat memaksimalkan potensi-potensi yang ada pada mahasiswa psikologi serta keperawatan untuk membangun Ormawa tersebut bagi kepentingan fakultas sendiri. Menurutn-

ya, banyak rekan-rekannya yang memiliki potensi serta bakat dalam mengembangkan dan membangun Ormawa tersebut. “Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya mahasiswa psikologi yang memiliki jabatan penting di beberapa ormawa, baik itu di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) maupun di tingkat universitas,” jelasnya, Kamis (09/12). Nurul juga berharap dengan adanya pembentukan Ormawa di FPK ini dan juga bergabung nanti dengan Jurusan Keperawatan dapat menyalurkan potensi dan bakat mahasiswa di FPK untuk membangun dan mengembangkan Ormawa di FPK ini dengan sebaik-baiknya. Tiara.

Menanti Bentuk Nyata Keterbukaan Informasi Publik di UNP Raih penghargaan sebagai Perguraun Tinggi Informatif 2021 UNP dituntut untuk lebih merealisasikan bentuk Keterbukaan Informasinya bagi civitas Akademika UNP. Berbagai terobosan dan inovasi diharapkan untuk membuktikan kelayakan UNP terhadap penghargaan tersebut. Universitas Negeri Padang (UNP) kembalimeraih posisi ke-2 sebagai Perguruan Tinggi Informatif 2021 dalam hasil Monev Keterbukaan Informasi Publik oleh Komisi Indonesia (KI) Republik Indonesia untuk Kategori Perguruan Tinggi Negeri. Sebelumnya, UNP juga pernah meraih prestasi yang sama pada tahun 2019. Prestasi ini menjadikan UNP sebagai kampus di luar Jawa dengan prediket tertinggi untuk Kategori Informatif dan berada di bawah Universitas Airlangga yang meraih posisi tertinggi Kategori Informatif secara nasional. Perolehan status tersebut berkaitan dengan penerapan dan pelaksanaan keterbukaan informasi publik sesuai amanah Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). Penilaian didapatkan dari hasil monitoring dan evaluasi (monev) yang dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat sepanjang tahun 2021.

Menurut informasi dari Wakil Rektor (WR) IV Prof. Dr. Yasri M.S menyampaikan terdapat tiga tahapan evaluasi dalam penilaian keterbukaan informasi. Tahapan pertama dimulai dari kuisioner berisikan tata cara UNP dalam mengelola keterbukaan informasi. Tahapan kedua yaitu pengiriman bukti-bukti keterbukaan informasi di UNP dalam bentuk video beserta inovasi-inovasi apa yang digalakkan. Tahapan akhir yaitu wawancara mengenai keterbukaan informasi. “Jadi ada tiga tahapan yang dilakukan dalam evaluasi keterbukaan publik ini,” ucapnya, Selasa (5/01). Selanjutnya, Yasri menjelaskan untuk meningkatkan prestasi ini perlu dilaksanakan inovasi-inovasi dalam menggalakkan keterbukaan informasi publik. Inovasi tersebut diimplementasikan dengan peningkatan Nagari Informatif serta KKN Tematik tentang Nagari Informasi yaitu cara mendorong meningkatkan kein-

formatifan suatu nagari dalam program KKN dan pengabdian masyarakat. Selain itu, UNP akan yaitu membangun Pusat Informasi dan e-library, termasuk Laboratorium Informasi, sebagai tempat pelatihan-pelatihan mengenai manajemen informasi. Titik pembangunannya berlokasi di belakang gedung rektorat lama dan ditargetkan selesai pada tahun ini sedangkan untuk sarana dan prasarananya ditargetkan siap pada tahun berikutnya. Dosen Fakultas Ekonomi, Erly Mulyani S.E, M.Si, Ak, CA menanggapi perolehan prestasi tersebut. Menurutnya keterbukaan informasi publik di UNP sudah cukup baik, hal ini bisa dilihat dari website unp.ac.id yang menampilkan semua informasi yang dibutuhkan dosen atau mahasiswa secara terbuka tanpa ada yang ditutupi. “website unp.ac.id itu sudah memudahkan kita dalam mencari informasi apapun, misalnya ada pengumuman dari

rektor, informasinya pasti sampai ke mahasiswa, ini menunjukkan keterbukaan infromasi publik di UNP sudah cukup baik,” ungkapnya, Rabu (17/11). Lebih lanjut, Erly menjelaskan untuk lebih meningkatkan keterbukaan informasi publik di UNP, website masing-masing fakultas perlu ditingkatkan lagi pengelolaannya agar semakin aktif dalam mebagikan informasi dari masing-masing fakultas. Senada dengan itu, Triave Nuzila Zahri M.Pd., Kons. selaku Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan menuturkan bahwa keterbukaan informasi publik di UNP perlu lebih disebarluaskan lagi sehingga tujuan yang hendak dicapai bisa terwujud. “Lebih memasyarakatkan keterbukaan informasi publik ini agar tujuan yang ingin dicapai terwujud dan dikenal luas oleh umum,” ucapnya, Kamis (11/11). Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika TM 2018, Aulya Sani mengatakan inovasi yang sudah dirancang rektor

terkait keterbukaan Informasi publik di UNP yang nantinya akan berguna untuk mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah sebaiknya dimaksimalkan dan direalisasikan secara nyata. “Segala inovasi penting terkait keterbukaan informasi publik di UNP sebaiknya direalisasikan secara nyata, bukan hanya sekedar inovasi saja, namun ada upaya dan tindakan nyata,” ujarnya, Kamis (11/11). Sejalan dengan itu, Nadia Eka Putri Indriani, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2019, mengatakan sudah seharusnya kampus sebagai wadah akademisi itu memberikan transparansi terkait informasi apapun yang berkaitan dengan bidang akademik maupun non akademik di kampus. “Sudah sepatutnya kampus transparan dalam memberikan informasi, agar tidak terjadi kesalahpahaman penyampaian informasi dari pihak kampus kepada mahasiswanya,” Jelasnya, Kamis (11/11). Ayu*


INTER

18 Aksi Kemanusiaan, UPKK Galang Dana Bencana Erupsi Semeru Bertajuk “UPKK Peduli”, Unit Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPKK) Universitas Negeri Padang menggelar aksi penggalangan dana bagi korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Malang, Jawa Timur. Penggalangan dana dilakukan di lingkungan UNP dan Air Tawar Barat seperti jalan Cendrawasih, Gajah dan Belibis serta pasar tradisional di Kota Padang. Saat dijumpai, Debi Ade Pyo selaku Staf Ahli Pengabdian Masyarakat UPKK menjelaskan, kegiatan penggalangan donasi tersebut merupakan inisiatif untuk memberi kepedulian kepada korban bencana erupsi Gunung Semeru.Selanjutnya, Ade mengutarakan penggalangan dana direncanakan selama satu minggu kedepan dan dana yang terkumpul akan disalurkan melalui lembaga KSA Foundation. “Penyaluran dananya kami bekerjasama dengan KSA Foundation yang merupakan organisasi yang bergerak dalam penyaluran dana sosial,” ucapnya, Senin (13/12). Ade berharap dengan adanya aksi sosial tersebut dapat membangkitkan semangat bagi Unit Kegiatan (UK) yang ada di UNP untuk menggelar aksi serupa bagi korban bencana erupsi Gunung Semeru.Dengan adanya bantuan, lanjut Ade, semoga beban korban bencana dapat teringankan.“Semoga mereka diberikan kesabaran dan ketabahan dan dengan ini semoga meringankan beban dari saudara-saudara kita,” harapnya. Habil.

Ganefri: Perguruan Tinggi Sebagai Agen Keterbukaan Informasi Publik

Dalam wisuda ke 125 periode Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Ganefri, Ph.D., dalam pidatonya mengatakan, keterbukaan informasi publik salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka, Selasa (14/12). Pada tahun 2019, Kominfo RI menganugerahi UNP sebagai perguruan tinggi paling informatif. Selanjutnya, tahun 2021 UNP kembali mendapat raihan perguruan tinggi paling informatif dengan posisi ke-dua setelah Universitas Airlangga “Tentu ini menjadi suatu hal yang sangat membanggakan bagi Universitas Negeri Padang,” ungkapnya. Menurut Ganefri, berdasarkan landasan hukum dan prestasi yang di raih, UNP selalu berkomitmen sebagi perguruan tinggi yang menjadi agen terdepan dalam mensosialisasikan dan membangun semangat keterbukaan informasi publik pada badan publik lainnya, khususnya di Provinsi Sumatera Barat. “Dari aspek kewajiban badan publik, perguruan tinggi harus memenuhi berbagai indikator meliputi, standar operasional prosedur, layanan informasi, meja layanan informasi, laporan layanan informasi, anggaran pembiayaan, pengembangan sistem informasi, menetapkan standar biaya, menunjuk PPID, pemutakhiran dokumen informasi publik (DIP),” jelasnya. Habil

Peringati Hari Guru Nasional, BEM SB Suarakan Hak Guru Jurusan Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumatera Barat (SB) melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Gubenur Sumatera Barat (Sumbar) Kamis (25/11).Aksi kali ini dilakukan untuk menyuarakan ketidakpuasan mahasiswa terhadap pemerintah Sumbar dalam memprioritaskan guru honorer di Sumbar. Kodinator Pusat Aliansi BEM SB Apriyan Candra menyebut aksi ini dilakukan untuk memperingati momentum hari Guru Nasional. Selanjutnya, ia mengatakan BEM SB membawa 5 tuntutan yang harus dipenuhi Pemerintah Sumbar. “Aksi kali ini kami inginkan untuk kesejaterahan guru di Sumbar sendiri, dan kami meminta guru honorer diangkat menjadi PNS,” ujarnya saat ditemui Ganto, Kamis (25/11). Lebih lanjut, Ia menyebut pemerintah Sumbar juga gagal dalam perekrutan P3K di Sumbar. Kegagalan tersebut menurutnya terjadi pada kuota penerimaan P3K. “Penerimaan P3K mengalami cacat prosedur. Cacat prosedur mulai kuota 500 orang, tapi yang diterima 90 orang. Tentu ini membuat kegelisahaan pada guru honorer di Sumbar sendiri,” jelasnya. Afdal.

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

SKK Ganto Adakan Mubes Eksternal 2021 Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) secara daring melalui platform Zoom Meeting dan secara luring di Gedung MKU A lantai 1, Sabtu (25/12). Ketua pelaksana, Rino Warisman Putra mengatakan bahwa orang yang terpilih disini adalah orang-orang yang tersaring dari open recruitment sebanyak 134 orang hingga mubes ini hanya tersisa 23 orang. “Saya berharap untuk tahun berikutnya bisa menjadi lebih solid dan lebih baik lagi dari tahun sebelumnya,” tuturnya. Mitha Melanie Putri, selaku Pemimpin Umum SKK Ganto tahun 2021 berharap agar anggota magang dapat bekerjasama dengan kru Ganto yang lanjut di kepungurusan 2022. “Semoga kepengurusan selanjutnya bisa

Sambutan: Romi Mardela, S.Pd., M.Pd., saat menyampaikan kata sambutannya secara luring dalam Musyawarah Besar Surat Kabar Kampus Ganto, Sabtu (25/12). f/Habil.

membawa Ganto menjadi lebih baik dan dapat melaksanakan program kerja yang ada pada kepengurusan nantinya,” paparnya. Pembina SKK Ganto, Romi Mardela, S.Pd., M.Pd. saat membuka acara mubes SKK Ganto UNP mengatakan bahwa Ganto merupakan fasilitator atau rumah dimana kita akan menjadi diri kita sendiri. “Ke depannya kita harus mengetahui kita mau

jadi seperti apa karena ada proses yang panjang untuk menjdi kru Ganto saat ini,” ujarnya. Selanjutnya, Ia berharap semoga dengan proses panjang yang dilalui akan memberikan kualitas yang lebih baik lagi. “Mudah-mudahan untuk satu tahun kedepan, Ganto bisa menjadi lebih baik lagi dan dapat mengembangkan potensinya masing-masing,” ujarnya. Mery*

Wadah Penyiaran Keislaman dan Dakwah Kampus

Forum Mahasiswa Islam (Formi) madani merupakan lembaga dakwah kampus tingkat fakultas yang berfokus pada bidang dakwah kampus dan penyiaran keislaman. Tujuannya untuk mencari kader-kader baru, memperluas jaringan dakwah, dan memberi manfaat kepada seluruh masyarakat di Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Padang (UNP). Formi Madani dibentuk sejak tahun 2005 dan resmi menjadi Unit Kegiatan (UK) tingkat FE pada tahun 2017. Hal ini dikarenakan sebelumnya berada di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM FE) sebagai Badan Semi Otonom (BSO).

Ketua Umum Formi Madani FE, M. Topit Hidayat mengatakan bahwa saat ini sedang melaksanakan sejumlah rang-

kaian Open Recruitment (OR) angkatan VIII. “Dalam perekrutan anggota baru, Formi madani FE menetapkan tahapan-tahapan atau alur yang harus dilalui anggota baru sebelum menjadi anggota resmi. Alur penerimaannya, yaitu

Open Recruitment, temu ramah angkatan muda, diklat 1, diklat 2, TDMO, baru setelah itu resmi jadi anggota,” jelasnya kepada reporter Ganto, Selasa (30/10). Kebijakan yang ditetapkan Formi Madani diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi pada pasal 17. Adapun isinya yaitu musyawarah sebagai forum pengambilan keputusan dan kebijakan pada program kerja kepengurusan dalam rangka membuat, menjalankan, dan mengevaluasi program kerja kepengurusan. Disebut sebagai Musyawarah atau Rapat Dewan Pengurus Harian (DPH). Aji*

Awlia Ramadhani, Best Speaker 1 BEM Debat Competition

Awlia Ramadhani salah seorang mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang (UNP) tahun masuk 2018 yang berasal dari Tim Markah Ilmiah meraih penghargaan sebagai Best Speaker 1 dalam Bem Debate Competition (BDC) yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Padang (UNP), Minggu (28/11). Lomba yang diadakan secara luring di Aula Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) UNP ini diikuti oleh 14 tim debat yang berasal dari UNP, Universitas Andalas (UNAND), Universitas Mataram (UNRAM), Universitas Adzkia, Universitas Putra Indonesia (UPI Padang), Universitas Negeri Medan (UNIMED), Universitas Trisakti, Politeknik Negeri Samarinda, Universitas Bengkulu, dan Universitas Jambi (UNJA). Awlia mengatakan bahwa lomba yang diselenggarakan oleh BEM UNP ini terdiri dari enam babak, yaitu babak peny-

isihan satu, babak penyisihan dua, babak perempat final, babak semi final, perebutan juara tiga, dan babak final. Sejalan dengan itu, Awlia menjelaskan bahwa babak penyisihan satu dan babak penyisihan dua dilaksanakan dalam satu hari yaitu pada hari sabtu, sehingga pada hari itu akan didapatkan 8 tim yang maju ke babak perempat final. “Pada hari minggu baru dilakukan perlombaan perempat final, semi final, perebutan juara tiga, dan grand finalnya,” ujarnya. Ayu*

Festival Bahasa Dan Seni (UNP) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Festival Bahasa dan Seni dengan tema “ARTeri” yang diselenggarakan di Pendopo FBS UNP mulai dari tanggal 2 sampai 4 Desember 2021. Ada beberapa bintang tamu yang hadir pada acara ini, diantaranya Presiden Mahasiswa yaitu Imam Wahyudi Afrizon dan Wakil Dekan III FBS yaitu Indra Yuda, S.Pd., M.Pd., Ph.D., terdapat beberapa acara dalam festival ini

diantaranya diskusi, pameran, hiburan panggung, dan permainan tradisional. Razi selaku Ketua Panitia Festival Bahasa dan Seni mengungkapkan beberapa kendala yang terjadi saat persiapan. “Kendala yang terjadi saat persiapan festival ini diantaranya dana, dan kesibukan di setiap panitia yang berbeda-beda,” ujarnya. Razi juga mengatakan kegiatan ini dirancang untuk menampilkan hiburan, memberikan edukasi melalui panggu-

ng apresiasi. “Kegiatan ini memang dirancang untuk menampilkan hiburan, memberikan edukasi kepada seluruh mahasiswa UNP dan masyarakat sekitar, dengan panggung apresiasi, musik, puisi, dan performing art,” ungkapnya. Wahyu salah satu penonton mengatakan acara ini sangat menghibur karena menyuguhkan berbagai macam hiburan. Selain itu, kita juga dapat menyaksikan berbagai macam karya seni yang sangat menarik. Razi*

Mahasiswa UNP Ciptakan WebGis Desaku

Mahasiswa Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Padang (UNP) lulus dalam Top 120 program bergengsi kompetensi InnoVilage 2021. Melalui program tersebut, mahasiswa geografi menciptakan WebGis Desaku untuk percepatan pembangunan desa melalui terobosan digital, dilaksanakan di nagari Gunung Rajo, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Kamis (25/11). Rendi Prayoga selaku Ketua tim 8 InnoVilage menyatakan bahwa WebGIS Desaku hadir sebagai peta desa digital yang memiliki tingkat keakuratan data tinggi untuk memberikan gambaran kondisi aktual desa yang sesungguhnya dibuat dengan teknik pemetaan mengunakan teknologidronedengan melibatkan perangkat desa dan masyarakat dalam pemetaan partisipatif, berisi penyajian peta desa digital berbasis web yang menyajikan basis data desa yang akurat. “Peta desa digital yang memiliki tingkat keakuratan data tinggi untuk memberikan gambaran kondisi aktual desa yang sesungguhnya,” ujarnya. Selain itu, Ia berharap WebGis Desaku mampu memanfaatkan ruang desa yang berwawasan lingkungan. “WebGis Desaku diharapkan mampu memanfaatkan ruang desa yang berwawasan lingkungan, terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya di wilayah pedesaan, dan tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas di wilayah pedesaan,” harapnya. Mona

Jalin Kerjasama : Pusat KKN UNP dan Duta Perubahan Universitas Negeri Padang (UNP) dan Duta Perubahan Prilaku Satgas Covid-19 mengadakan webinar dengan tema “Basamo Mangko Manjadi” via Platform Zoom Meeting, Sabtu (13/11). Yohandri, M.Si, Ph.D yang memberikan kata sambutan serta membuka webinar menyampaikan dengan adanya duta perubahan prilaku akan menjadi ujung tombak perubahan prilaku menyesuaikan kondisi pandemi Covid-19. Dalam webinar yang dimoderatori oleh Dr. Nofrion, M.Pd dihadiri lebih dari 800 partisipan menghadirkan dua pemateri dari mahasiswa, yaitu Muhammad Irvan, Duta Perubahan Prilaku Satgas Covid 2021 dan Muhammad Iqbal Fuadi dari MPM KM UNP serta Dr. Rino, S.Pd M.Pd MM, Tim Kuliah Kerja Nyata UNP. Muhammad Irvan, sebagai pemateri pertama menjelaskan duta perubahan prilaku beda dan lebih dengan duta lainnya, di mana mereka adalah agen perubahan pendukung program pemerintahan disiplin 3M dan vaksinasi. Dr. Rino, M.Pd M.M. sebagai pemateri menyampaikan bahwa UNP adalah penyumbang duta perubahan prilaku terbesar di Indonesia. “Menjadi penyumbang duta perubahan prilaku terbesar di Indonesia adalah salah satu kebanggaan dan prestasi UNP,” tambahnya. Lebih lanjut Rino mengajak peserta webinar menjadi duta perubahan prilaku. “Ayok kita menjadi duta. Duta apa? Duta perubahan prilaku, karena covid 19 saat sekarang ini masih menjadi virus yang berbahaya dan masyarakat menganggap virus ini biasa saja,” lanjutnya. Rispa*

Grand Re-opening Gedung PKM FT UNP Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Padang (UNP) melakukan grand re-opening pada Selasa, (7/12) Gedung PKM FT UNP ini pertama kali ditutup semenjak awal pandemi. Hal ini mengakibatkan tidak adanya kegiatan mahasiswa sehingga tidak terlaksananya pemilu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FT selama dua periode. Harris Fedriansyah selaku ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FT mengatakan bahwa selama satu bulan terakhir pihak pimpinan organisasai mahasiswa (ormawa) dan ketua himpunan melakukan regulasi dengan pimpinan fakultas. “Berdasarkan surat edaran rektor tentang pandemi, kami membuat kesepakatan bersama yang ditandatangani oleh seluruh pimpinan ormawa yang ada di Fakultas Teknik,” ujarnya melalui via telepon, Rabu (8/12). Ia menambahkan bahwa pada tahun kemaren pemilu BEM FT tidak terlaksana sehingga adanya kekosongan jabatan dari pihak BEM pada saat sekarang ini. “Akan tetapi, di bulan ini akan mengadakan pemilu untuk pemilihan ketua BEM berikutnya,” tuturnya. Mery*


November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

SEPUTAR MAHASISWA

Mahasiswa dan Kepercayaan Diri Hai Pembaca Setia Ganto! Sebagai kaum intelektual sudah selayaknya mahasiswa dituntut untuk dapat menyampaikan ide dan gagasannya baik dalam kegiatan perkuliahan maupun di ruang publik. Kemampuan dalam menyampaikan pendapat tersebut juga dipengaruhi oleh rasa percaya diri dari individu. Berdasarkan hal tersebut Ganto mengadakan riset mengenai mahasiswa dan rasa percaya diri untuk melihat tingkat kepercayaan diri mahasiswa UNP yang berdampak pada kemampuannya dalam menyampaikan pendapat dan juga memperoleh prestasi.

Apakah rasa percaya diri Anda turun ketika gagal dalam melakukan sesuatu?

Apakah Anda bertanggung jawab terhadap tugas Anda sebagai mahasiswa?

Apakah yang Anda rasakan ketika menyampaikan pendapat di depan umum?

Apakah Anda mampu bertindak mandiri dengan membuat pilihan atau membuat keputusan sendiri?

Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Hujjatul Fajri

Apakah Anda selalu mengutarakan pendapat atau bertanya disaat kelas berlangsung?

19


SASTRA BUDAYA

20

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

Puisi

Hujan Pun Berhenti

Kelana

Dan pada hari itu semua luka telah dibasuh, segala Darah di badannya telah luntur Kerut di keningnya terganti Kini ada keriput sebab gigil Bukan lagi sebab derita dan beban berat yang selama ini ia tanggung Hari ini gadis itu selesai membasuh luka

Mega mendung menutupi baskara

Kabut mencium genit matrik langit Pesona bianglala tampak turun dari kaki bukit Sumarah Tafakur menatapi liang cakrawala Imitasi bayangan yang lunglai memutari otak kepala Dewana Saban hari bayangnya berkelana

Oleh Alfakas Saputra Siswa SMA Negeri 1 Harau

Oleh Yetriani Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia TM 2019

Tak Bernama Aku masih belia Terlahir membawa benda tumpul penghisap darah kotor Setiap guratnya menyampaikan pesan Alkisah isakan malu-malu bibir pucat pasi Tangisan pilu membiru Pernah sebuah kisah lama direinkarnasi Ah,tak jauh beda Bukam melulu senjata mereka Tapi diam-diam bergerak Semua diam, benda tumpul tak bertuan Kisah tuan selesai Oleh Nurul Safitri Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018

KRITIK PUISI

Memasak Puisi dengan Telur Dadar

Diasuh Oleh Muhammad Adek, M.Hum.

Layaknya manusia, untuk memahami sebuah puisi juga diperlukan pendekatan khusus. Kritikus A. Teeuw menyilakan peneliti sastra untuk mendekati puisi dari sudut manapun, sisi manapun. Sejatinya, dimulai dari titik pijak manapun, puisi akan tetap dapat dinikmati baik sebagai sensasi (excitement) sekaligus dipahami juga sebagai sebuah pertukangan (craftmanship). Pada pembicaraan kali ini, tiga puisi Ganto terpilih akan didiskusikan berdasarkan aspek ketidaklangsungannya (indirectness). Ketidaklangsungan ini merupakan salah satu karakteristik penting dalam sebuah karya sastra,

terutama genre puisi. Bahkan tak jarang, kebernilaian sebuah puisi diukur berdasarkan seberapa ketidaklangsungannya melalui aneka teknik puitika dan gaya bahasa. Seringkali ditemukan beberapa pensyair terjebak dengan mitos ini dan kebingungan dalam merumuskan derajat ketidaklangsungan untuk puisi yang digubahnya. Alhasil, puisi tersebut menjadi sekumpulan metafora canggung dan sumbang. Jenis ketidaklangsungan ekspresi dalam puisi yang pertama dapat diciptakan melalui pergeseran makna (displacing of meaning). Pergeseran makna ini disebabkan oleh penggunaan gaya bahasa yang mana pensyair bersengaja mengganti objek pembicaraan sebenarnya dengan objek lain seperti dalam hal metafora, metonimi, atau sinekdoki. Teknik ini sangatlah lazim digunakan oleh pensyair yang masih pemula ataupun yang sudah berpengalaman. Dalam puisi pertama berjudul “Hujan pun Berhenti”, penggunaan teknik ketidaklangsungan melalui pergeseran makna terasa begitu mencolok. Pemilihan kata (diksi) dilaksanakan secara hati-hati dan amat sensitif. Hal ini dis-

esuaikan dengan tema puisi itu sendiri yakni kematian. Konsep perjuangan berat dari tokoh utama diwakilkan melalui frasa “semua luka” dan “segala darah” agar menimbulkan imaji yang lebih konkret. Konsep “kematian” sendiri digantikan dengan frasa “selesai membasuh luka” demi memperoleh kesan puitik dan elegan. Semua konsistensi ini diupayakan penulis demi komitmennya mencapai keterpaduan makna dan sensasi dari puisi itu sendiri. Adapun jenis ketidaklangsungan kedua disebut dengan penyimpangan makna (distorsing of meaning). Makna dalam ekspresi ini satu lapis lebih tebal dibanding ekspresi yang pertama. Dalam kasus ini, penyair tidak hanya mengganti objek yang dibicarakannya, namun juga menghadirkan objek pengganti yang seringkali tidak terduga, tidak sejajar bahkan tidak berhubungan sama sekali. Pada puisi kedua yang berjudul “Tak Bernama” dapat ditemukan beberapa contoh pengaplikasian teknik penyimpangan makna khususnya dalam fraseologi. Pada baris kedua, dapat ditemukan adanya sebuah frasa yang cukup

ganjil yakni “benda tumpul penghisap darah kotor”. Lazimnya, media penghisap darah berbentuk runcing (tidak tumpul), seperti gigi vampir atau jarum. Selain itu, darah yang dihisap, biasanya darah segar, bukan darah kotor. Ketidakmungkinan dalam penafsiran ini membuat pembaca sampai pada keadaan tidak masuk akal (nonsense) atau ketidakgramatikalan. Contoh ketidakgramatikalan yang terdapat pada puisi kedua lainnya antara lain dalam frasa “kisah lama direinkarnasi”, “bukan melulu senjata mereka”, “diam-diam bergerak”, “benda tumpul tak bertuan” yang sama-sama menghasilkan interpretasi yang buram (opaque). Jenis ketidaklangsungan yang terakhir adalah penciptaan makna (creating of meaning). Penciptaan makna di sini merujuk kepada pemberian arti oleh bagian-bagian di luar fraseologi (kata-kata). Teknik ini sering diejawantahkan melalui pengorganisasian dan visualisasi ruang teks. Dalam puisi, hal ini biasa ditemukan dalam enjambemen, tipografi, dan homolog. Pada puisi terakhir yang berjudul “Kelana” dapat di-

jumpai bagaimana tipografi (tata letak huruf) membantu pembaca untuk memahami dan merasakan puisi dengan lebih baik. Baris pertama hingga ketiga diisi dengan muatan dan susunan kata-kata yang padat dan rapat. Ketiga barisnya juga disusun sejajar sehingga dapat dimaknai sebagai satu kesatuan yang mendukung satu dengan lain. Lain halnya dengan baris empat dan tujuh hanya diisi oleh satu kata. Artinya, pensyair ingin pembaca berfokus dan mengintenskan rasa pada kata tersebut. Bisa jadi, kedua kata tersebut merupakan elemen paling krusial dalam pemaknaan keseluruhan puisi tersebut. Ketidaklangsungan dalam puisi sebenarnya cukup berisiko. Pembaca awam bisa saja ‘tersesat’ dalam kekompleksan labirin makna seperti yang dihadirkan oleh puisi “Tak Bernama” dan “Kelana”. Jika ketidaklangsungan tersebut dibentuk terlalu umum, sebuah puisi bisa juga dianggap terlalu klise dan tak menantang seperti puisi “Hujan pun Berhenti”. Tak usah ambil pusing, karena dadar yang enak pasti berasal dari cangkang telur yang dipecahkan.


November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

Cerpen

SASTRA BUDAYA

21

Kegelapan yang Meringkuk Oleh Tharifa Annisa Onny Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia TM 2018

Kehadirannya hanya sebatas nama. Keberadaannya hanya sekedar diikat oleh takdir yang digariskan padanya. Ialah Bapakku. Sumando ayam adang, begitu mereka menyebutnya. Tak pernah sekalipun berperilaku layaknya seorang sumando bagi masyarakat dan orang tua bagi anaknya. Membuat olok-olokan warga selalu mengalir kepadanya. Tak sekali dua kali ia pergi meninggalkan rumah hanya sekedar untuk pergi ke kota, entah untuk apa dan bertemu siapa, tak ada yang tahu. Termasuk Amak. Kendati demikian, Bapak selalu menenangkan Amak dan berkata bahwa ihwal yang tersiar itu tidaklah benar adanya, dan tak pernah sekalipun ia membagi cintanya bersama wanita lain. ‘Cinta’, atas alasan inilah Amak tetap menyulam kesetiaannya pada Bapak. Tak perlu menaruh pengharapan atas suatu hal yang kelabu seakan menjadi sesuatu yang harusnya Amak sadari. Bapak pasti punya alasan dibalik setiap kepergiannya, Nak. Begitu Amak selalu menenangkan dirinya dan Aisyah. “Aisyah, bantu Amak membeli kopi di warung!” Amak tetap melayani Bapak semestinya istri kepada suami meski Bapak tak pernah melakukan hal sebaliknya. Sesak. Nafas Aisyah kembali sesak ketika membayangkan pertengkaran yang terjadi beberapa waktu silam, ketika Bapak menegur Amak atas lauk yang Amak buat. Kurang pedas katanya. Aisyah tersedak dan langsung tertawa. Lucu saja mendengar hal terse-

KRITIK CERPEN

Diasuh Oleh Nesa Riska Pangesti, S.S., M.A.

Kehidupan rumah tangga bagaikan kapal yang berlayar di tengah samudra lepas. Suami menjadi nahkoda sedang istri dan anak bagaikan awak kapal . Keduanya bekerja sama agar kapal yang mereka tumpangi bisa terus berlayar hingga ke tujuan. Saipul dan Hasna dalam cerpen yang ditulis oleh Onny berusaha melanjutkan perjalanan kapal mereka meskipun ter-

but dari seseorang yang sama sekali tidak punya peran apa pun dalam segala hal di rumah ini, ujar Aisyah dalam tawanya. “Apa yang lucu, Aisyah?” tanya Amak lembut. “Tidak, Amak.” jawab Aisyah yang lalu menghentikan tawa kecilnya. Bapak menatap tajam Aisyah seperti mengerti alasan ia tertawa. “Tak elok rasanya anak gadis tertawa sembari melahap makanan, Aisyah.” tegur Bapak dalam hening. Tenang namun menyelekit, begitulah suasana ketika setiap kali Bapak berbicara. “Benar, apalagi ketika Bapakmu sedang berbicara. Tidak sopan itu namanya, Nak.” lanjut Amak setelah menelan makanan yang baru saja di lahapnya.“Punya anak gadis, tapi kok tidak tahu sopan santun,” tegas Bapak yang diiringi gelengan kepala pelan. Aisyah tertawa kecil, agaknya perkataan Bapak barusan berhasil membangkitkan amarah dalam hatinya, “Maaf Bapak, namun alangkah eloknya seseorang berkaca terlebih dahulu sebelum menilai orang lain, bukan?” . “Aisyah,” tegur Amak cepat. “Apa yang barusan engkau katakan padaku, Aisyah?” Suara Bapak meninggi. Kali ini ia benar-benar marah. Bapak langsung menghentikan makannya, dan menatap Aisyah dengan alis yang hampir menyatu. Tiada lagi kehangatan malam itu, dan yang tersisa hanyalah amarah. Amarah yang memaksa keluar dari dua jiwa yang tak pernah mencoba untuk saling berterus terang.

Dalam lamunannya, Aisyah terdiam menatap kepergian Bapak yang dilepas Amak dengan pelukan hangat dan sedikit tangisan. Pun pagi ini, meski Bapak kembali pergi dengan alasan yang tak pernah diketahui Amak maupun Aisyah. “Lekas kembali.” tutup Amak sambil menyambut uluran tangan Bapak.

Ilustrator: Hujjatul Fajri

Dengan tatapan yang tak berbeda hangatnya. “Baik-baik di rumah. Saya titipkan Aisyah padamu, Hasnah.” ujar Bapak yang ditanggapi Amak dengan anggukan kuat. Bapak mulai melangkah meninggalkan rumah. Perlahan tapi pasti, punggungnya bergerak menjauhi tempat ia biasa berteduh itu. Agaknya cinta yang besar yang dimiliki Amak pada Bapak membuat ia buta akan seluruh rasa sakit yang ia dapatkan dari Bapak. Kabar burung mengenai Bapak yang telah mempersunting wanita di kota, dan mempunyai anak bukanlah suatu hal yang baru. Karna seluruh tetangga memang selalu mempergunjingkan Bapak. Dahulunya Hasna dan Saip-

ul dinikahkan akibat dari perbuatan tak terpujinya di hutan.” “Pantaslah Saipul bertindak seperti itu, ia dan Hasna menikah saja atas desakan warga.” “Saya dengar dari teman yang bekerja di kota, Saipul telah menikah dan mempunyai anak disana.” Dan masih banyak lagi omongan warga yang keluar bersamaan dengan kepergian Bapak. Kepergian memang bukanlah sebuah hal yang baru. Namun siapa sangka kepergian Bapak yang terakhir benar-benar meninggalkan sebuah tanda tanya. Delapan pekan berlalu dan Bapak juga belum kembali. Ocehan masyarakat semakin keras dan kuat menyatakan bahwa memang Bapak telah berkeluarga di kota. Hingga akhirnya, wanita itu datang. Ia membawa anak-anaknya dan sebongkah surat bersampulkan map merah. Aisyah murka dibuatnya. “Dimana kau sembunyikan orang tuaku?”, sosornya ketika wanita itu baru saja memasuki halaman rumahnya. Wanita itu hanya tersenyum lirih. Hanya kebingungan yang Aisyah miliki saat ini. Bagaimana bisa wanita itu datang tanpa dosa dan tiada rasa bersalah?, lirih, wanita itu merapikan pakaiannya serta barang-barang yang ia bawa, kemudian berujar, “Apa Amak ada di rumah?” yang dibalas Aisyah dengan tatapan datar. Namun seperti tiada angin maupun hujan, wanita itu langsung saja berjalan melewati Aisyah, bertindak seolah-olah

Mulut Lebih Tajam Daripada Pisau

paan ombak kerap menghadang. Omongan tetangga mengenai Saipul bukan menjadi persoalan bagi Hasna. Hasna tidak menghiraukannya. Baginya, Saipul tetaplah nahkoda, pemimpim rumah tangga yang harus ia hormati dan turuti perintahnya. “Saya dengar dari teman yang bekerja di kota, Saipul telah menikah dan mempunyai anak di sana.” Dari kutipan tersebut diketahui tetangga sekitar mengira bahwa Saipul menikah lagi dan memiliki anak di kota. Ihwal ini memengaruhi pikiran anak mereka, Aisyah. Aisyah menjadi kehilangan rasa simpatik dan hormatnya kepada sang ayah, Saipul. Bahkan, Aisyah sempat menentang perkataan ayahnya ketika mereka sedang makan malam bersama. Sebagai seorang anak, Aisyah seyogyanya menghormati ayahnya. Namun, omongan di kalangan tetangga memengaruhi

sikap Aisyah kepada Saipul. Sebagai seorang istri, Hasna memiliki cinta yang besar dan tulus kepada suaminya. Baginya, Saipul tetaplah seorang suami yang harus ia hormati. Hasna merupakan sosok perempuan yang patuh dan setia pada suaminya karena ia mempercayai perkataan Saipul yang selalu meyakinkan bahwa kabar yang beredar di kalangan tetangga tidaklah benar. Hal ini justru dianggap oleh Aisyah bentuk cinta yang membutakan dari amaknya kepada ayahnya. Menurut Aisyah hal tersebut merupakan sesuatu yang sia-sia. Namun, Hasna selalu meyakinkan Aisyah bahwa ayahnya punya alasan mengapa selalu pergi ke kota. Hal ini bisa dilihat pada kutipan berikut. ‘Cinta’, atas alasan inilah Amak tetap menyulam kesetiaannya pada Bapak. Tak perlu menaruh pengharapan atas suatu hal yang kelabu seakan

menjadi sesuatu yang harusnya Amak sadari. “Bapak pasti punya alasan dibalik setiap kepergiannya, Nak.” Begitu Amak selalu menenangkan dirinya dan Aisyah. Bagi Aisyah, ayahnya bukanlah sosok suami atau ayah yang pantas untuk dipatuhi oleh keluarganya karena ia menilai Saipul tak memiliki andil terhadap keluarga. Terlebih kabar bahwa ayahnya telah menikah dan memiliki anak di kota membuat Aisyah semakin tidak menghormati ayahnya. Namun, lidah memang tak bertulang tetapi bisa tajam melebihi tajamnya pisau. Perkataan tetangga mereka nyatanya tidaklah benar. Kepergian terakhir Saipul ke kota membawa kabar yang begitu membuat Aisyah diam seribu bahasa. Aisyah menyadari bahwa prasangkanya selama ini salah dan kabar yang beredar di kalangan tetangga ternyata tidak benar.

Aisyah bukanlah orang yang patut dihiraukan. Mengetahui kedatangan wanita tersebut, Amak buru-buru menemuinya dan menanyai keberadaan Bapak, sampai akhirnya wanita yang Amak panggil ‘Nita’ tersebut berujar, “Maaf, suamimu sudah tak dapat tertolong lagi,” yang kemudian membuat tangis Amak pecah. Hening. Hanya suara tangisan Amak yang terdegar. Sedang Aisyah hanya dapat terdiam kaku memandangi kedua wanita itu. Tidak mengerti sebenarnya apa yang sedang terjadi, beserta kebingungan lain yang datang silih berganti, mengenai pekerjaan Bapak di kota yang baru saja diungkap oleh Bu Nita yang baru diketahui adalah rekan kerja Bapak, tabungan dan asuransi pendidikan yang telah Bapak siapkan untuk Amak dan Aisyah, serta tentang penyakit yang ternyata telah Bapak derita selama tiga tahun terakhir. Dalam tangisnya, sekejap Amak berujar kepada Aisyah, “Sekarang kau paham alasan Amak tak pernah menghiraukan seluruh perkataan warga tentang Bapakmu, Nak?” Aisyah hanya terdiam dalam lamunannya. Mengingat seluruh pikiran dan perkataan buruknya tentang pria yang ternyata selama ini selalu berjuang dan mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan pada keluarganya. Tak satu pun air mata berhasil keluar dari mata indahnya, dan Aisyah hanya dapat terus terdiam, sambil berbisik di tengah heningnya malam, “Maaf.”

Penulis betul-betul bisa menggiring pikiran pembaca untuk sepemikiran dengan Aisyah. Di awal, pembaca akan terpengaruh untuk berpikir bahwa Saipul adalah sosok Ayah dan Suami yang tidak bertanggung jawab kepada keluarganya, ditambah isu dari tetangga menguatkan unsur persuasif dalam cerpen ini. Namun, pada akhirnya pembaca akan disadarkan bahwa mulut bisa lebih tajam daripada pisau. Apa yang dikatakan oleh mulut belum tentu semuanya benar. Sosok Saipul ternyata seorang nahkoda yang bertanggung jawab. Ia berjuang sekuat tenaganya untuk memastikan awak kapalnya sejahtera. Tabungan dan asuransi merupakan amunisi terakhir yang bisa ia tinggalkan untuk awak kapalnya untuk bisa melanjutkan perjalanan kapal mereka dengan harapan kapal tersebut tetap berlayar tanpa nahkoda.


RESENSI

22

Yang Tak Selalu Bisa Diutarakan Judul Penulis Penerit Tebal Cetakan

November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

Catatan Kisah Sang Jurnalis

: Kitab Kawin : Laksmi Pamuntjak : Gramedia Pustaka Utama : 222 Halaman : Pertama, 2021

Kitab Kawin adalah kumpulan cerpen yang ditulis oleh Laksmi Pamuntjak. Di dalam buku tersebut Lakmis menceritakan 11 kisah tentang kehidupan perempuan dengan keadaan, usia, dan juga profesi yang berbeda. Berbagai perasaan, pemikiran, dan emosi yang mengendap dapat dirasakan melalui setiap tokoh yang digambarkan Laksmi di dalam buku ini. Cerpen pertama berjudul “Rosa dan empat lelaki”. Seperti judulnya Laksmi mengisahkan tentang kehidupan seorang wanita yang bernama Rosa dan kisah cintanya bersama empat orang lelaki. Kehidupan percintaan yang ia pilih dengan penuh kesadaran. Sebuah pilihan yang barangkali menghadirkan tanda tanya bagi sebagian orang. Dan ya, melalui Rosa Laksmi berhasil menunjukkan bahwa kehidupan pernikahan ternyata begitu komplek. Cinta dan kesetian tidak melulu menjadi alasan sebuah hubungan pernikahan ingin dipertahankan. Sesekali pernikahan hanya perihal seks dan seseorang yang menemanimu tidur saat malam. Setidaknya itulah yang dijalani Rosa. Cerita dalam kumpulan cerpen ini ada-

Judul Penulis Penerit Tebal Cetakan

lah sebuah kado yang mewakili kaum perempuan. Tentang bagaimana wanita terkadang hanya dianggap sebagai pemenuh hasrat seksual. Juga tentang fakta bahwa tak semua wanita bisa memilih sendiri bagaimana caranya menjalani kehidupan pernikahan. Tak semua tokoh dalam cerita ini seberuntung Rosa. Jika cerita pertama berlatar kehidupan kota. Pada cerita kedua Lakmi mulai menceritan konflik wanita yang hidup di lingkungan pedesaan. Dalam cerita ini Laksmi menyajikan sebuah awal yang dapat langsung menyuri perhatian pembaca. Begini tulisnya “Tapi Maya tak melihat dunia melalui roda warna ataupun tabel kimia. Ia juga tak menyadari bahwa biru serupa ular yang menyebar pelan-pelan, seperti seorang ayah yang memperkosa anaknya berkali-kali, bertahun-tahun, dan membutakan semua orang yang hidup di bawah atap yang sama”. Sungguh sebuah perumpamaan yang dalam sekaligus pilu. Kutipan yang menggambarkan betapa merasa tak berdayanya tokoh Maya. Gadis yang sejak belia yang menyimpan beban dan rasa sakit ulah ayahnya sendiri.

: Jurnalis dalam Sandera GAM : Pusat Data dan Analisis Tempo : TEMPO Publishing : 72 Halaman : Pertama, 2021

Menjadi seorang jurnalis bukanlah kerja mudah, selalu saja ada situasi yang tak terduga yang akan dihadapi seorang jurnalis sejati. Sebagaimana dialami oleh Fery Santoro, kamerawan salah satu stasiun TV yang disandera oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Panglima operasi GAM wilayah Peureulak, Ishak Daud, memberitahukan di mana titik pertemuan. Fery sampai diambang kebebasan. Namun segala sesuatunya tak semudah itu, pertemuan yang berujung negosiasi itu berlangsung mencekam. Sebuah perundingan di perbatasan antara hidup dan mati. Tak hanya itu pembebasan Fery kemudian juga dianggap sebagai bentuk barter. Media dianggap memiliki keberpihakan kepada GAM sebagai bentuk kesepakatan dalam pembebasan Fery. Buku ini mengisahkan sebuah pengalaman dalam sebuah catatan sejarah yang besar di Indonesia. Seolah hadir sebagai gambaran bagi seorang jurnalis, terutama jurnalis yang akan melakukan liputan lapangan. Lebih spsifik lagi buku ini menyuguhkan cerita tentang bagaimana memposisikan diri sebagai jurnalis di wilayah

Resensiator: Nurul Safitri Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018

konflik. Juga tentang bagimana mempertahankan diri dengan situasi yang tak menentu. Seperti kisah Fery yang disandera dan dijanjikan pembebasan namun harus menahan sabar 2 hari untuk memeroleh hasil dari sebuah negosiasi setelah hampir satu tahun menjadi sandera. Tak kalah pentingnya buku ini juga sarat akan dinilai independensi. Sebuah nilai yang harus dimiliki seorang jurnalis dan harus dijunjung tinggi. Hal itu jugalah yang harus tetap dijaga oleh seoramng jurnalis sejati apalagi jika berada di wilayah konflik. Bukan berpihak kehadiran seorang jurnalis haruslah menjembatani pihak yang berselisih. Penggunaan bahasa yang mengalir menjadi satu kelebihan dari buku terbitan Tempo Publishing ini. Hal ini membuat pembaca merasa lebih menikmati momen membaca buku tersebut tanpa dipusingkan oleh penggunaan bahasa yang rumit. Tak banyak kekurangan yang Saya temukan dalam buku jurnalistik ini. Jika ada yang menjadi catatan barangkali terkait foto dalam buku ini mungkin akan lebih baik jika lebih banyak lagi. Resensiator: Diva Dzulkhairina Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2019

Harga Insomnia Kaula Muda Judul Film : Deep Genre : Thriller Misteri Rilis : 16 Juli 2021 Durasi : 101 menit Sutradara : Sid Wisit Sasanatieng Bahasa Inggris : Thailand (Sub Indonesia) Pemain : Panisara Rikulsurakan, Kay Lertsitti chai, Fern Supanaree Sutichitwong, Krit Jeerapattananuwong

Deep merupakan film asal Thailand yang tayang pada bulan Juli 2021 silam. Film dini berkisah tentang sebuah eksperimen dari seorang peneliti asal Jerman yang berencana untuk merilis obat terbarunya yang diberi nama Deep. Sebelum obat itu diedarkan secara luas, ia ingin menguji coba penelitiannya tersebut kepada beberapa sukarelawan. Obat ini memiliki sejumlah level, makin tinggi dosis yang dipilih, maka makin tinggi juga uang yang ditawarkan oleh perusahaan farmasi tersebut. Film garapan sutradara muda Sid Wisit Sasanatieng ini memilih pemeraran muda untuk menjadi tokohnya. Panisara Rikulsurakan sebagai Jane. Seorang mahasiswa kedokteran yang mempunyai motivasi tinggi dan menjadi tulang punggung keluarga. Selanjutnya Kay Lertsittichai sebagai Win. Seorang atlet basket yang memiliki paras tampan, namun memiliki kebiasaan buruk yaitu mabuk dan pesta malam. Ada Fern Supanaree Sutichitwong sebagai Cin Seorang gadis yang percaya diri dan memiliki cita-cita menjadi penyiar dan YouTuber. Namun keinginannya tidak di dukung oleh orang tuanya sehingga dia dipaksa untuk sekolah kedokteran. Selain tiga bintang tadi, ada

Krit Jeerapattananuwong sebagai Peach Seorang anak orang kaya yang lebih menyukai bermain game dan media sosial dibanding dunia nyata. Keempat remaja ini dipertemukan oleh sebuah proyek penelitian oleh ilmuan asal Jerman yang berasumsi untuk membuat obat penahan kantuk yang di beri nama Deep. Film ini menceritakan tentang kisah yang sangat dekat dengan manusia terutama anak muda, yaitu insomia. Disaat orang-orang sulit untuk tidur dan memilih untuk bergadang. June, Win, Cin, dan Peach adalah sekelompok orang yang sering bergadang dan tidak merasa kesulitan untuk menahan kantuk. Pada suatu ketika keempat orang ini menjadi objek penelitian Deep. Mereka mulai akrab dan bersahabat seiring berjalannya waktu. Pada level pertama mereka berempat berhasil melewatinya dengan mudah. Merasa hebat dan termakan oleh rasa haus akan uang mereka pun memutuskan untuk lanjut ke level dua. Akan tetapi level ini ternyata jauh lebih sulit dibanding sebelumnya. Mereka harus menahan kantuk selama berhari-hari. Jika tertidur satu menit saja maka mereka bisa mati. Dengan kesulitan

yang besar akhirnya mereka berhasil melewati level tersebut dan memutuskan untuk berhenti. Namun sayang, disaat ingin berhenti melakukan tugas itu, mereka berempat mengalami masalah besar karena harus terlibat dengan proyek Deep untuk ketiga kalinya. Mereka berempat harus mempertaruhkan nyawa demi mengalahkan orang jahat di balik proyek itu Film ini cukup menarik untuk ditonton karena memiliki pesan yang baik untuk orang-orang yang suka bergadang. Film ini memperlihatkan apa yang akan terjadi jika seseorang begadang secara berlebihan dan terus-menerus. Mereka yang tidak cukup tidur akan mengalami hal yang buruk, seperti merasa dihantui oleh mimpi buruk, mudah marah dan berhalusinasi. Film ini mengungkapkan betapa pentingnya tidur bagi manusia sebagai bentuk dari kgiattan beristirahat. Bergadang bukanlah hal yang patut dilakukan. Selain tema cerita yang dekat dengan kehidupan manusia, dan beberapa plot twist yang mengejutkan. Film ini juga memberikan nasihat moral, dan nilai-nilai yang merefleksikan rasa persahabatan yang tinggi. Resensiator: Azizah Seprianty Mahasiswa Jurusan Teknik Tambang TM 2019


November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

23

CATATAN BUDAYA

Insecure Oleh Syafaria Esa Antika Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2019

Insecure

ialah

suatu

orang mengunggah hal-hal-

Hal tersebut membuat media

prestasi yang gemilang, karir

teknologi

positif dan baik dari hidup

sosial seakan terlihat palsu.

yang bagus, atau hal-hal posi-

seseo-

pada zaman sekarang, memba-

mereka, sehingga merasa orang

Media sosial seperti Instra-

tif lainnya, membuat remaja

rang akan merasa ada suatu

wa kita beradaptasi dengan ke-

lain memiliki kehidupan yang

gram TikTok, YouTube, dan

membandingkan dirinya yang

hal yang kosong dan beru-

biasaan. Kita dihadapkan pada

sempurna. Remaja sering kali

lainnya memiliki fitur untuk

masih dalam zona yang itu-itu

saha untuk mengisinya den-

fakta sosial yang menyuguhkan

membandingkan

dapat mengunggah video den-

saja. Ia merasa tertinggal san-

gan berbagai cara. Insecure

semua aktivitas ma-

gan tambahan menu

gat jauh dan mulai merasa tidak

adalah hal yang normal ter-

nusia di media so-

suka dan komentar

berguna. Bahkan, remaja mulia

jadi, akan tetapi, perasaan

sial. Sefgala sesuatu

yang dapat diakses

merasa tidak memiliki masa

insecure yang berlarut-larut

yang selalu tereks-

oleh siapa pun dan

depan karena melihat pencapa-

akan memengaruhi setiap ke-

pos di media sosial.

dimana

Na-

ian orang lain yang sudah jauh.

hidupan. Mulai dari keseha-

Seiring berjalannya

mun, terkadang hal

Padahal setiap orang mempu-

tan fisik seseorang, emosional,

waktu, penggunaan

ini dijadikan ajang

nyai jalan masing-masing un-

hingga aktivitas sehari-hari.

media sosial di In-

untuk

memband-

tuk mencapai apa yang dituju.

donesia

meningkat

ingkan diri sendiri,

Oleh sebab itu, permas-

dak aman menjadi hal yang ser-

pesat. Dilansir dari

sebab media sosial

alahan mengenai insecure ini

ing terjadi di kalangan remaja.

tempo-institute.or

hanya berisi ajang

dikembalikan lagi ke pribadi

Perasaan tersebut timbul ulah

pada tahun 2018 se-

untuk

menunjuk-

setiap orang terhadap pandan-

kurangnya rasa percaya diri,

banyak lima puluh

kan kesenangan dan ke-

gan mengenai media sosial.

malu, atau khawatir dengan

juta jiwa menggunakan media

apa yang dimiliki. Padahal pada

sosial secara aktif. Kemudian

saat ini, remaja mempunyai

pada tahun 2020, pengguna

mereka

potensi besar untuk mengembangkan

perasaan merasa tidak aman. Dengan

kata

lain,

Perasaan insecure atau ti-

diri masing-masing individu. Perkembangan

kehidupan

Ilustrator: Hujjatul Fajri

terebut.

Remaja saat ini harus pandai

Fitur komentar juga membuat

untuk menyaring informasi dan

kehidupan

siapa pun bebaskan member-

menanggapi hal-hal yang ada di

media sosial meningkat men-

orang lain. Hal yang paling ser-

ikan pendapat. Tidak sedikit,

media sosial. Tak hanya itu kita

yang

jadi 160 juta pengguna media

ing dibandingkan remaja saat

komentar tersebut mengand-

juga harus mencari dan men-

dimiliki, namun kemampuan

sosial. Artinya, hampir seten-

ini terkait fisik. Padahal tidak

ung

hujatan

emukan diri sendiri agar tahu

tersebut acap kali terhalang

gah dari penduduk Indonesia

semua hal di dunia ini terlahir

dengan kata-kata buruk yang

bagaimana diri kita sebenarn-

rasa khawatir yang berlebihan,

mengetahui bagaimana peng-

sempurna. Padahal kita semua

menyakiti hati. Maka, hal-hal

ya. Tujuannya agar Kkita bisa

bahkan sampai di ambang batas

gunaan media sosial. Akan

tahu bahwa tidak mungkin

seperti itu secara langsung

menumbuhkan dan mengem-

meragukan masa depan. Con-

tetapi, penggunaan media so-

juga orang lain membagikan

maupun tidak langsung dapat

bangkan potensi yang ada. Oleh

toh kecil yang sering dijumpai

sial ini ternyata mepengaruhi

kesedihan, kekecewaan, mas-

menimbulkan rasa insecure.

karena itu, sudah seharusnya

dalam kehidupan sehari-hari

kesehatan mental seseorang.

alah, bahkan penderitannya ke

Kerap kali saat remaja me-

kita sebagai manusia untuk se-

yaitu perihal perbedaan warna

Rasa insecure akibat media

media sosial. Semua orang ten-

lihat postingan teman sebayan-

lalu bersyukur atas segala yang

kulit, bentuk badan, penampi-

sosial ini berawal saat remaja

tu saja hanya ingin membagian

ya atau orang lain yang men-

kita miliki dan dianugerahkann

lan, bahkan kemampuan dalam

mulai melihat berbagai macam

hal-hal positif dalam hidupnya.

gunggah pencapainnya seperti

sang pencipta pada diri kita.

kemampuan

dengan

sempurnaan

pun.

cemooh

orang

atau

OGAN

Ilustrator: Hujjatul Fajri


November-Desember 2021 Edisi No.221/Tahun XXXII

IKLAN

24


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.