HaluanKepri 06Jan11

Page 5

OPINI DAN LAYANAN UMUM

T ajuk

Cakap Bijak "POLITISI itu semuanya sama. Mereka berjanji membangun jembatan meskipun sebenarnya tidak ada sungai di sana"

(Nikita Khrushchev (18941971), Politikus) "TAKUT gagal adalah penghalang paling besar dalam meraih kesuksesan"

(Sven Goran Eriksson, Pelatih Sepakbola)

PEMILIHAN Walikota/Wakil Walikota (Pilwako) Batam dan Pemilihan Bupati/Wakil Bupati (Pilbup) Karimun telah diselenggarakan, Rabu (5/1). Secara umum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di kedua daerah berlangsung secara aman dan tertib. Mengenai demokratis atau tidak adalah kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada di kedua daerah itu yang memutuskan. Berdasarkan hasil perhitungan sementara pada Pilwako Batam pasangan Calon Walikota-Calon Wakil Walikota Batam Drs Ahmad DahlanRudi SE berhasil mengungguli empat pasangan calon lainnya berdasarkan hasil penghitungan cepat (quick count) yang dilakukan para kandidat dan juga berdasarkan hasil suara yang dihimpun dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-Kota Batam. Dahlan-Rudi menang tipis dengan raihan suara berkisar antara 30-35 persen. Jika tidak ada penurunan hasil penghitungan yang mencolok Dahlan berpeluang memenangi Pilwako Batam satu putaran. DPC Partai Demokrat Kota Batam menggelar real

count (penghitungan berdasarkan tabulasi per TPS yang disadur dari formulir C1) Pilkada Batam. Dari real qount itu sampai pukul 22.00 WIB, pasangan Calon Walikota (Cawako) dan Calon Wakil Walikota (Cawawako) Batam Drs Ahmad Dahlan-Rudi SE berhasil meraih 105.898 suara (35,63 persen), disusul pasangan Ir. Ria Saptarika-Zainal Abidin SE dengan perolehan 78.893 suara (26,54 persen). Selanjutnya, pasangan nomor urut lima, dr. Amir Hakim Siregar SpOG-Dr Syamsul Bahrum meraih 59.937 suara (20,39 persen) dikuntit pasangan Nada Faza Soraya-Nuryanto 36.117 (12,15 persen)dan pasangan nomor urut empat Aripin Nasir-Irwansyah dengan perolehan suara 18.168 (6,18 persen). Kemudian Pasangan nomor 3 sebanyak 7370 suara atau 11,99 persen dan pasangan nomor 4 sebanyak 2715 suara atau 4,14 persen dan pasangan no 5 sebesar 16167 suara atau 26,14 persen. Sementara hasil quick count Tim Ria Saptarika-Zainal Abidin menyatakan pasangan Dahlan-Rudi memperoleh suara 16.534 suara (28,17 %), pasangan Ria-Zainal 17.330 (29,53

%), pasangan Nada-Nuryanto8.056 suara (13,73 %), pasangan AripinIrwansyah 3.425 (5,84%) dan pasangan Hakim-Bahrum memperoleh 13.349 suara (22,74 %). Berdasarkan perhitungan ini Ria-Zainal menang tipis atas Dahlan Rudi. Sedangkan berdasarkan perhitungan suara sementara pada semua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Se-Kota Batam; Dahlan-Rudi 84.248 suara (31,3%), pasangan Ria-Zainal 68.850 suara (25,6%), pasangan NadaNuryanto 38.460 suara (14,3%), pasangan Aripin-Irwansyah 17.740 suara (6,6%) dan pasangan Hakim-Bahrum memperoleh 59.397 suara (22,1%). Sedangkan pada Pilbup Karimun duet pasangan incumbent Nurdin Basirun-Aunur Rafiq berdasarkan hasil penghitungan suara sementara, berhasil memenangkan Pilbup Karimun dengan kemenangan telak atas pasangan SyamsuardiSuryaminsyah. Raihan suara Nurdin-Rafiq mencapai 92,2 persen, sedangkan Syamsuardi-Suryaminsyah 7,8 persen. Jumlah TPS di Kabupaten Karimun sebanyak 462 TPS. Berdasarkan

(Beban atau Modal bagi Perguruan Tinggi Islam) orientasi doktrin normative-cenderung merespon masalah actual di masyarakat dengan menggunakan pendekatan halal haram-tanpa melihat akar masalah yang dihadapi masyarakat itu sendiri. Contoh sedehana, misalnya para

Tampilan lulusannya pun berbeda. Yang berorientasi kajian Islam doktrin, cenderung menempatkan Islam sebagai sebuah ideology yang harus dipaksakan tanpa melihat realitas social yang mengitarinya. Mereka tampil deng-

Umar Natuna Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI) Natuna

STUDI Keislaman (Islamic studies) adalah suatu disiplin ilmu/kajian yang menempatkan Islam bukan saja dalam konteks normatif teologis, melainkan juga menempatkan Islam sebagai bagian dari fenomena histories dan actual. Itu artinya, Islam tidak hanya dipahami atau ditelaah dari dimensi normatif teologisnya-tetapi juga dimensi histories dan aktualnya. Untuk itu, pendekatan studi yang digunakan juga demikian beragam sesuai dengan karaktristik islam itu sendiri. wanita yang terjebak dalam kegiatan Pekerja sek komersial ( PSK) misalnya cenderung hanya dilihat dalam perspektif halal haram, tidak dilihat dari kajian sosiologi dan ekonomi. Islam, akhir bukan hadir memecahkan masalah tapi cenderung menjustifikasi masalah. Belakangan memang muncul berbagai gagasan dan kajian tentang pendekatan studi Islam.Tawaran yang disampaikan Amin Abdulllah, Qodry Azizi, Abudin Nata, Atho’ Mudzhar dan lainnya adalah contoh dari perkembangan baru yang dimaksud. Dimana mereka menawarkan bahwa kajian Islam haruslah diintegrasikan secara komprehensif tidak parsial. Bahwa, dimensi normative dan histories islam haruslah didekati secara parallel dan dialegtis, bukan saling bersebarangan satu sama lainnya. Namun tawaran ini belum sepenuhnya dapat diterima. Karena ada kekhawatiran akan melahirkan lulusan yang ngambang bahkan sekuler. Karena tradisi kajian islam dengan menggunakan pendekatan histories kritis dengan meminjam pisau analisis keilmuan social Barat seperi sejarah, sosiologi, psikologi dan lainnya- cenderung melahirkan pemahman Islam yang liberal, cair dan kurang kukuh dalam perspektif aqidahnya. Asumsi tersebut semakin terbukti dengan perubahan institusi IAIN menjadi Univesitas Islam Negeri ( UIN), dimana kajian keislaman yang tumbuh dan berkembang masih menganut pola dikotomis. Ada fakultas Agama dan umum-dimana paradigma keilmuannya pun belum dapat dintegrasikan. Sehingga, pola dan tradisi keilmuan yang berkembang di UIN tetap terbelah. Satu sisi, kajian keislaman yang doktrin normative tetap kukuh diiusung oleh fakultas agamana, sementara kajian Islam sekuler, dalam artian terpisah dari ruh keislaman terus berjalan yang disemai melalui berbagai fakultas umum.

5

Menang Bermartabat, Kalah Terhormat

Dilema Studi Islam, Antara Tarikan Keagamaan dan Keilmuan ISLAM secara generic memiliki dua dimensi nilai, pertama, dimensi Islam statis yakni aqidah dan ibadah mahdah. Kedua, dimensi Islam dinamis-yang mencakup muamalah. Pada dimensi Islam statis, pendekatan studi yang dipakai lebih dominant pendekatan doktrin normative-yang cendrung tektual, formalis dan menghendaki umatnya loyal, taat dan apologis akan kebenaran hakiki islam itu sendiri. Sedangkan Islam dinamis, menggunakan berbagai disiplin keilmuan social seperti pendekatan sejarah, filsafat, budaya, sosiologi, antroplogi dan psikologi- yang kebenarannya bersifat relatif, kebalikan dari pendekatan doktrin normatif dimana kebenaran yang dihasilkannya bersifat mutlak atau absolute. Dalam tradisi kajian keIslaman di Perguruan Tinggi islam (baca: Sekolah Tinggi Agama Islam ) yang berkembang dan dominan dipakai adalah pendekatan doktrin normative. Hal itu dikaitkan dengan tugas dan misi STAI sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam yang mengemban tugas memperkuat aqidah dan agama umat. Bahwa masyarakat menghendaki agar lulusan STAI adalah orang-orang yang taat, loyaldan dan kukuh membela doktrin islam sebagai way of life. Harapan tersebut tidak bisa dielakan, karena kehadiran Perguruan Tinggi Islam sejak awal memang didesain untuk menerus risalah dakwah Islam. Karena itu tidak mengherankan jika dalam tradisi kajian keislaman yang berkembang dalam realitas akademik di STAI lebih dominant pendekatan kajian doktrin normative- ya, kajian seputar masalah aqidah, ibadah, Al-Qur’an, hadis dan sejarah Islam-yang kesemua diharapkan dapat menopang kelangsungan hidup agama Islam ditengah-tengah masyarakat. Lulusan STAI, diharapkan mampu memainkan peran sebagai agamawan-bukan sebagai ilmuan. Implikasinya, bukan saja berpengaruh terhadap corak, warna dan model kajian keIslaman itu sendiri, melainkan juga berpengaruh pada pola dan orientasi keilmuan lulusan STA itu sendiri. Dalam kajian keislaman, terlihat lebh dominant pendekatan doktrin normative-yang cenderung tektual, normative, abtrak dan mengawang-awang. Islam menjadi melangit dan tidak membumi. Pada hal misi Islam adalah bagaimana mewujudkan rahmatan lili alamin di muka bumi. Sedangkan pola dan prilaku lulusan STAI bahkan cenderung mengalami kesenjangan antara tuntutan doktrin normatik Islam dengan realitas di lapangan. Realitas persoalan yang dihadapi umat tidak bisa lagi didekati dengan pendekatan halal haram, atau hitam putih, melainkan harus juga menggunakan pendekatan interdisipliner. Tapi lulusan STAI karena pengaruh orientasi studi keislaman yang masig ber-

Kamis, 6 Januari 2011

an bendera penyelemat dan pemihakan yang tegas terhadap berbagai fenomena social yang bertentangan dengan syariat Islam. Sementara mereka yang lulusan di luar fakultas agama, hanya menempatkan agama sebagai urusan pribadi-yang seolah-olah tidak ada kaitannya dengan etik, moral dan akhlak masyarakat. Tarik menarik antara kajian keislaman dan keilmuan dalam pentas Perguruan tinggi Islam, terutama pada Sekolah tinggi Agama Islam ( STAI) yang sebagian besar berada di pedesaanakan terus berlarut-larut. Selain tuntutan misi kelahiran Perguruan tinggi Islam itu sendiri sebagai penjaga moral umat, juga karena realitas keagamaan umat pedesaan memang menghendakinya demikian. Masyarakat tetap mengharapkan lulusan STAI bukan sebagai ilmuan melainkan cukup sebagai agamawanyakni pandai ngaji, bias khutbah, ceramah, mengajar dan sedikit sekali mereka berharap lulusan STAI menjadi ilmuan, peneliti dan konsultan social. Karena itu bisa diprediksi bahwa upaya agar kajian Islam di Perguruan tinggi Islam tidak hanya berkutat pada pendekatan doktrin normative, melainkan bagaimana mengintegrasikannya dengan pendekatan histories atau interdisipliner masih akan lama bisa dilaksanakan. Kalau pun bias diterapkan, hasilnya belum bias diharapkan. Sebab realitas perangkat dosen dan sentra-sentra keriatif yang ada di STAI masih jauh dari harapan, selain factor misi dan pengharapan masyarakat itu sendiri. Dilema antara tarikan keagamaan dan keilmuan dalam kajian / studi islam di Perguruan Tinggi Islam ( baca: STAI) akan terus menjadi pergumulan yang menark untuk ditelaah lebih jauh dan kritis. Sebab, melepaskan misi awal berdirinya Perguruan tingi islam dengan realitas social dan pengharapan masyarakat disatu

sisi akan saling isi mengisi. Karena itu, jika tidak ada proses transformasi dan integrasi keilmuan yang serius dari para pemikir dan tokoh Islam maka persoalan ini akan terus mejadi pergumulan yang tak terselesaikan dalam tradi studi Islam di Perguruan tinggi Islam. Baik kajian/studi yan berorientasi doktrin atau keagamaan dan pendekatan keilmuan memang sama-sama memiliki peran masing-masing. Dalam kontek bagaimana menempat islam sebagai system aqidah dan ibadah yang harus dijaga keaslian dan keutuhannya-pendekatan keagamaan tetap diperlukan. Namun untuk menempatkan islam sebagai basis etis-penyelesaian bebagai krisis kemanusian modern akibat kemajuan teknologi- maka kajian/studi Islam yang berorentasi keilmuan atau pendekatan histories dengan memakai pisau analis ilmu-ilmu social akan menjadi keharusan yang tak bisa ditawartawar. Sebab tanpa menempatkan islam sebagai basis etik dan logika pembangunan, maka islam akan kehilangan makna normative dan fungsional sebagaimana diamanatkan Allah SWT. Untuk itu tidak ada pilihan lain bagi Perguruan tinggi Islam seperti STAI, yakni bagaimana mengintegrasikan kajian/studi Islam antara pendekatan doktrin normative dan histories kritis atau interdisipliner. Upaya ini hendaknya menjadi komitmen utama bagi semua Pimpinan STAI. Karena dengan jalan itulah, Islam akan dapat dimaknai secara fungsional. Wilayah islam doktrin dan wilayah islam sebagai produk sejarah, sebenarnya dua sisi yang tak bias dipisahkan. Keduanya merupakan modal social, bukan beban social. Persoalannya, bagaimana meletakkan kedua wilayah kajian tersebut secara proporsional. Ikhtiar yang perlu dibangun adalah bagaimana kita memahami Islam bukan sekedar sebagai bagian aqidah dan ibadah mahdah semata, melainkan bagiamana kita memahami Islam secara utuh dan komprehensif. Upaya ini dapat dirintis dengan mengambil inisiatif yang dilakukan DR. Mukti Ali, Nazarudin Razak dan Ali Syariati. Bahwa dalam memahami Islam secara utuh dan komprehensif diperlukan berbagai metode dan pendekatan baik model kompratif, tipologi dan maupun lainhya. Selain itu, tidak ada salahnya kita mengikuti pola dan pendekatan kajian. Studi Islam yang dilakukan kaum orientalis selama ini sebagai sebuah perbandingan. Inilah panggilan keagamaan dan sekaligus keilmuan yang harus kita abadikan kedepan dalam tradisi keilmuan di STAI yang ada. Penulis berkeyakinan, suasana dilematis yang ada selama ini akan segara mencair dan kemudian terintegrasi; yang akhirnya melahirkan lulusan yang agamawan dan sekaligus ilmuan. Amin.***

penghitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karimun, pasangan nomor dua yakni Nurdin Basirun (NR) memperoleh 77.234 suara (92,2 persen). Sedangkan pasangan rivalnya Syamsuardi-Syuryaminsyah (SS) meraih 6.563 suara (7,8 persen). Angka-angka itu adalah hasil penghitungan sementara yang bisa saja berubah. Namun melihat selisih perolehan suara yang begitu mencolok di Pilbub Karimun besar kemungkinan hasil finalnya tetap akan memenangkan pasangan NurdinRafiq. Sedangkan untuk Pilwako Batam dengan keunggulan sementara buat Dahlan-Rudi perolehan suara biasa saja berubah. Namun angka itu tampaknya tak akan mengubah peringkat. Pilbup Karimun dan Pilwako Batam besar kemungkinan sama-sama satu putaran. Sepanjang para calon yang meraih suara terbanyak tidak melakukan kecurangan-kecurangan, besar kemungkinan kandidat yang lainnya akan mengakui kemenangan itu dengan lapang hati. Dengan begitu maka yang menang bermartabat yang kalah pun terhormat. **

Tolong Tenaga Dokter Diperbanyak HALO Pemkab Natuna tolong perbanyak tenaga dokter disetiap Puskesmas yang ada di Kabupaten Natuna, agar pelayanan kesehatan terhadap masyarakat kesehatan bisa terlayani dengan baik, terutama Puskesmas yang ada di pulau-pulau. Sejauh ini di Puskesmas sangat kurang baik tenaga medis maupun tenaga dokter. Padahal masyarakat sangat membutuhkan tenagatenaga medis ini, terutama untuk dokter ahli. Bila penyediaan dokter di setiap puskesmas telah terpenuhi, maka kesehatan kepada masyarakat akan terjamin. Dan masyarakat juga tak perlu lagi datang ke rumah sakit. Sekian dan terima kasih. Hormat Saya Nurhayati silamba2010@yahoo.com Warga Ranai Kabupaten Natuna JAWAB TERIMA KASIH bu Nurhayati atas suratnya di sampaikan kepada Pemkab Natuna melalui Layanan Umum Haluan Kepri. Baik kami dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Natuna di tahun 2011 ini akan menyediakan dua tenaga dokter di setiap puskemas nanti. Hal ini agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat diberikan secara maksimal. Untuk kedua tenaga dokter tersebut akan ditempatkan di puskesmas yang tersebar di 12 kecamatan. Tidak hanya itu, Dinas Kesehatan juga menempatkan tenaga dokter di satu Pustu (pusat pelayanan terpadu) yang ada di wilayah pelosok seperti Desa Batubi Kecamatan Bunguran Barat, mengingat desa tersebut terpisah dari wilayah kota kecamatan. Dua dokter di satu puskesmas itu nanti akan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Di samping itu, dalam waktu dekat ini Pemprov Kepri juga akan mengirimkan tenaga dokter sebanyak 20 orang. Para dokter tersebut akan ditugaskan di wilayah kecamatan dan desa yang ada di daerah ini. Sejauh ini untuk pelayanan kesehatan yang masih harus ditingkatkan adalah di wilayah Kecamatan Kepulauan. Pasalnya, warga di daerah ini tergolong yang kurang peduli terhadap pentingnya hidup sehat. Selain memberikan tenaga medis yang cukup, kita juga melakukan sosialisasi kepada warga terhadap pentingnya hidup sehat ini. Mengenai pasokan obat ke wilayah Kecamatan Kepulauan selama musim utara, kami rasa tidak ada halangan maupun kendala. Sampai saat ini pasokan obat di wilayah Kepulauan masih aman, ini karena adanya koordinasi yang baik antara petugas medis di wilayah Kepulauan dengan Dinas Kesehatan. Sekian penjelasan dari kami semoga bermanfaat. Hormat Kami Ahmad Mukhtar Kepala Dinkes Kabupaten Natuna

Pemilu Berkualitas √ Nurdin-Rafiq Menang Telak - Selamat menang dan selamat mengabdi √ Dahlan-Rudi Menang Tipis - Biar tipis, asal satu putaran... √ Anggota KPPS Meninggal di TPS - Jadi pahlawan Pilwako... REDAKSI menerima kiriman artikel opini, surat pembaca, essai, dan informasi dengan syarat tidak menghina, memfitnah atau menghujat seseorang atau kelompok serta tidak berbau SARA. Setiap surat dilengkapi identitas diri dan dikirimkan ke Redaksi Harian Umum HALUAN KEPRI, Bengkong Garama, Telp. (0778) 427000 (hunting), Faks. (0778) 427784, E-mail: redaksi@haluankepri.com Redaksi berhak mengolah ulang isi tanpa mengurangi maksud surat.

PESTA demokrasi pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batam sudah digelar 5 Januari kemarin. Sebagai bagian dari masyarakat Batam, tentu saya berharap, pemilu kali ini menghasilkan pemimpin yang benar-benar diinginkan rakyat. Tentu saja, pihak yang keluar sebagai pemenang, hendaknya benar-benar muncul dari proses pemilu yang berkualitas. Pemilu yang berkualitas, menurut saya tidak hanya ditentukan oleh hasil akhir. Proses atau tahapan-tahapan sebelum penetapan suara, tentunya juga wajib dicermati. Dan untuk mencapai pemilu yang berkualitas, tahapan-tahapan tersebut harus mendapat pengawalan ketat dari seluruh elemen masyarakat. Tak lain dan tak bukan, ini untuk mengantisipasi ter-

TERBIT SEJAK 9 APRIL 2001

Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Pemimpin Perusahaan Wakil Pemimpin Perusahaan Redaktur Pelaksana I Redaktur Pelaksana II Koordinator Mingguan Kepala Litbang

: H. Basrizal Koto : Zul Effendi : Sofialdi : Aldi Samjaya : Nando K Tamba : Yon Erizon : Jhoni Firdaus : Fery Heriyanto

jadinya kecurangan-kecurangan dalam pemilu. Berdasar pantauan dan informasi yang didapat kawan-kawan wartawan di lapangan, pemilihan walikota di Batam (tentu saja) tak luput dari berbagai kecurangan tersebut. Dimulai dari aksiaksi black campaign hingga money politic pun masih mewarnai setiap detik perjalanan pemilihan walikota di kota industri ini. Memang, di setiap pagelaran pemilu, kita memiliki lembaga yang bernama pengawas pemilu. Tapi, saya sangat tidak berharap jika kita, masyarakat Batam ini menyerahkan sepenuhnya tugas pengawasan kepada lembaga pengawas ini. Tingginya angka warga yang tidak

menggunakan hak pilihnya di sebagian besar tempat pemungutan suara serta masih banyaknya ditemui kecurangan, membuat saya berfikir. Apakah pemilihan walikota di Batam kemarin menjadi tidak berkualitas? Ah, pastilah tidak mudah menjawabnya. Hanya saja, jika pemilu kemarin berlangsung tidak jujur, akan sangat berbahaya bagi kita, masyarakat di daerah ini. Terlebih jika pelaku kecurangan tersebut adalah pihak yang menang. Pasalnya, jika di suatu saat selepas pemilu, kecurangan si pemenang tersebut dapat dibuktikan, bisa saja ia diturunkan di tengah jalan. Duh, semoga saja apa yang saya sangka ini tidak benar. Tapi, apapun cerita, siapapun yang

Dewan Redaksi : Zul Effendi, Sofialdi, H. Kasri, Fery Heriyanto, Nando K. Tamba, Yon Erizon, Jhoni Firdaus Sekretaris Redaksi: Nurhaida, Koordinator Liputan: M Syahdan, Redaktur : Amri, Sofyan, R Ghafur, Arment,M.Syahdan, Andi, Afrizal, Didik Yulianto, Yuri B Trisna Redaktur Foto: Tundra Laksamana, Agus Bagjana, Cecep (fotografer), Redaktur Khusus Mingguan : Apsek Apriadi, Lili Lestari, Reporter : Eddy S, Nicolaus Ngao, Ramli, Indra Kusuma, Ali Mahmud, Tito S, Nana Marlina, Dede Hadi Mulyadi, Zaki Setiawan, Manager Produksi: Dhani Rahmat, Pracetak/Layout: Irpan Husein Lubis (Koordinator), Mardius, Andri Idra, Elvient, Dieky, Hendri, Novrizal ,Grafis: Dimas Firman, Perwakilan Batuaji: Nov Iwandra, Perwakilan Tanjungpinang: Wendri Yepis (Kepala Perwakilan), Basyoruddin (Kepala Biro Redaksi), Asfanel, Reza Pahlevi, Jhoni Prisma (Sirkulasi), Perwakilan Bintan: Azwardi (Kepala), Yendi Perwakilan Karimun: Hengki Haipon (Kepala), Kamed, Reni, Perwakilan Natuna: Syafaruddin (Plt.Kepala), Perwakilan Lingga : Indra Helmi (Kepala Perwakilan), Perwakilan Anambas: Mahyuddin (Plt. Kepala), Jakarta: Syafruddin AL (Kepala Perwakilan), Djamalis Djamin, Syafril Amir. Perwakilan Iklan Jakarta: Soeparto Har, Maya Indah Building Jl. Kramat Raya No 3 G Jak-Pus Telp. (021) 3903112, 3904751, Fax (021) 3929630, Alamat Redaksi: Jl Yos Sudarso, No 9, Batuampar-Batam, Telp (0778) 427000 (hunting) Fax (0778) 427784. Website: www. haluankepri.com, E-mail: redaksi@haluankepri.com

menang nantinya, kita sebagai masyarakat Batam wajib mengucapkan selamat. Dan ke depannya, kita patut pula memberi dukungan, bekerja saling bahu-membahu guna mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama yakni mewujudkan Batam sebagai Bandar Dunia Madani. Semoga.

Yuri

Wartawan Haluan Kepri

Accounting: Safa, Kasir: Ririen, Kabag Iklan: Alfurqan Adm: Zubaidah, Kabag Sirkulasi: Dermawan, Adm Sirkulasi: Richi, Staff Collector: Paruhum Nst. Tarif Iklan : Full Colour : Rp. 25.000 / mm kolom, Produk BW Rp. 10.000 / mm kolom, Spot Colour Rp. 20.000 / mm kolom, Display Rp. 10.000 / mm kolom, Sosial BW Rp. 8.000 / mm kolom, Sosial Full Colour Rp. 15.000 / mm kolom, Iklan Mini (Max. 1 kolom x 50mm) :Rp. 100.000/1 kali muat, Iklan Baris :Rp. 10.000/baris. Percetakan: Mardius C (Kepala), Evilius, Mulya Perbawa, Asnil Lubis, Isman, Repro: Zulfahmi,M.Rafi, Fadli, Packing: ,Joko, Dicetak Oleh PT Cerya Riau Mandiri Printing.

Wartawan HALUAN KEPRI dilarang meminta dan menerima apapun dari nara sumber dan dalam bertugas selalu dibekali dengan identitas dari perusahaan


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.