

Office Spaces of Tomorrow
Digest 1: Innovative Solutions for Diverse Sectors in the Digital Era H.14
Digest 2: Shaping the Future of Workspaces in Borneo H.22
Shirvano Insight Interview: DOMS Atelier H.36



Digest Project 1
Adapting Modern Office Design: Innovative Solutions for Diverse Sectors in the Digital Era
Digest Project 2
Shaping the Future of Workspaces in Borneo
Research Findings Crafting Adaptive Work Environments: Rethinking Design for Flexibility and Productivity
Discourse Findings Discovering How Office Design Drives Productivity
INTERVIEW
OPINIONS
The Shirvano Insight Interview: DOMS Atelier Reflecting Culture and Purpose Through Inspired Office Design
Viewpoints from Public 1
Melihat Coffee Shop sebagai Gambaran Ruang Kerja di Masa Depan
Viewpoints from Public 2 Masa Depan Ruang Kerja: Desain yang Fleksibel dan Berkelanjutan
editorial team
Advisor Retas Aqabah Amjad
Editor-In-Chief Fadhila Nur Latifah Sani
Senior Editor Dyah Meutia
Managing Editor Prisca Bicawasti Budi Sutanty
Associate Editor Fadilla Giffariny Amuna Wita Khaerunnisa Annisa Fitriana Putri Rieswansyah Hafiza Alifia Putri Sonia Nuramalia Turohmah
Graphic Designer Cecillia Diani Lelyta Marsonia Naufal Asyraf Mahdi
CONTRIBUTOR
Writer Aurelia Dewi Isnayati Fauziah I Made Wahyudi Gelgel Ayutasya Zahrine Kusuma Email contact@shirvano.co.id


Letter From Editorial Team
"The best way to predict the future is to design it," sebuah kutipan inspiratif dari Buckminster Fuller—seorang perencana dan filsuf visioner Amerika—menjadi landasan refleksi kami untuk edisi kali ini. Di tengah dunia yang terus berubah dengan cepat, ruang kerja menjadi salah satu tipologi yang dinamis dan terus berevolusi untuk menjawab kebutuhan zaman. Melalui tema utama Office Spaces of Tomorrow, kami mengajak Shirvamates untuk menyelami transformasi ruang kerja dari masa ke masa, sambil mengeksplorasi desain inovatif dan berkelanjutan yang menjadi kunci masa depan.
Kami memulai dengan membahas perubahan signifikan dalam konsep ruang kerja. Tidak lagi hanya soal estetika, ruang kerja modern kini dirancang untuk mendukung kesejahteraan pengguna, mendorong kolaborasi, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan fungsional yang terus berkembang. Bagaimana ruang kerja menjadi pusat produktivitas dan inovasi adalah pertanyaan utama yang kami coba jawab.

Edisi ini menghadirkan eksplorasi karya inovatif Shirvano Consulting, termasuk desain Nusantara Command Center, Co-Working Hub, National Cyber and Crypto Agency Office, interior Balai Taman Nasional Komodo, Science Innovation Hub Center, dan Borneo Government Office. Setiap karya menunjukkan pendekatan unik yang tidak hanya fokus pada estetika, tetapi juga mengutamakan efisiensi dan produktivitas. Kajian eksklusif bertajuk Rethinking Workspace of The Future: Pursuing Efficiency, Flexibility, and Post-COVID-19 Adaptation yang merupakan hasil dari research project pada program Intern Shirvano akan membahas bagaimana ruang kerja masa depan dapat menjadi platform kolaborasi yang fleksibel sekaligus mampu beradaptasi dengan pola kerja baru yang lahir akibat pandemi. Sebagai pelengkap, kami menyajikan kutipan dari diskusi Rembug Bareng #18 bertema Connecting Space and Productivity in the Office yang mengundang Ranu Scarvia, selaku Ketua HDII Jakarta dan Riko Pamungkas, selaku Interior Designer Shirvano Consulting. Edisi ini juga dilengkapi dengan wawancara bersama Doms Atelier sebuah perencana interior yang berbagi wawasan berharga tentang mengenai proses desain ruang kantor.
Kami berharap edisi ini tidak hanya memberikan wawasan, tetapi juga menginspirasi Shirvamates untuk memikirkan ulang ruang kerja sebagai elemen kunci dalam mendesain masa depan yang lebih baik. Karena setiap langkah kecil dapat menuju perubahan besar.

Terima kasih kami ucapkan kepada pembaca setia Shirvano Insight dan kontributor yang telah berpartisipasi dalam penerbitan edisi kali ini. Jangan ragu untuk memberikan saran dan feedback bagi kemajuan Shirvano insight dengan menghubungi tim editorial kami.



Why Office Design Matters: It’s More Than Just Furniture
Writer: Prisca Bicawasti B. Sutanty
Desain kantor bukan hanya soal estetika atau penempatan furnitur yang rapi—lebih dari itu, ini adalah strategi yang mencerminkan budaya, identitas, prinsip, dan nilai yang selaras dengan visi perusahaan. Dengan desain yang tepat, kolaborasi menjadi lebih lancar, semangat kerja meningkat, dan komitmen untuk terus berinovasi semakin kuat1. Sehingga penting untuk organisasi memahami, perencanaan desain ruang bekerja merupakan salah satu bagian penting dalam strategi bisnis.
Perancangan bangunan kantor modern dimulai pada abad ke-18, ditandai dengan dibangunnya The Old Admiralty Office di London sebagai kantor pemerintahan pada masa Revolusi Industri2,3,4,5. Kantor modern awalnya memiliki struktur hierarkis dengan ruang privat bagi eksekutif, menciptakan suasana formal dan kurang personal5,6. Pada abad ke-19, penemuan lampu pijar memperpanjang jam kerja dan meningkatkan kebutuhan akan ruang kerja yang lebih efisien. Abad ke-20 kemudian melahirkan konsep kantor terbuka, yang lebih egaliter dan dinamis meskipun menghadapi tantangan seperti kebisingan dan kurangnya privasi7. Memasuki abad ke-21, desain kantor bertransformasi menjadi lebih fleksibel, memungkinkan pekerja untuk berpindah lokasi atau bahkan bekerja dari rumah, mencerminkan adaptasi terhadap teknologi modern dan gaya kerja yang dinamis2,7. Lalu bagaimana bentuk ruang bekerja di masa depan memasuki pertengahan abad ke 21 ini?

Abad 20 Awal
Abad
18


Abad 20 Akhir
Abad 21

Perubahan konsep kantor dari masa ke masa Sumber: Exis Global, 2022; K2Space, 2017
1 P. Bacevice, L. Burow, and M. Triebner, "7 Factors of Great Office Design," Harvard Business Review, May 2016. [Online]. Available: https:// hbr.org/2016/05/7-factors-of-great-office-design.
2 "History of the Office," Exis Global, [Online]. Available: https://www.exisglobal.com/history-of-the-office/
3 "Old Admiralty Office," Survey of London: Volume 16, St Martin-in-the-Fields I: Charing Cross, British History Online, [Online]. Available: https:// www.british-history.ac.uk/survey-london/vol16/pt1/pp45-70.
4 "Old Admiralty Office," Survey of London: Volume 16, St Martin-in-the-Fields I: Charing Cross, British History Online, [Online]. Available: https:// www.british-history.ac.uk/survey-london/vol16/pt1/plate-64.
Gambar: JIC HQ Kogaa
Sumber: Archdaily
Gambar:
Desain kantor masa depan harus mampu menjawab tantangan pola kerja hybrid dengan menciptakan ruang yang fleksibel, mendukung kolaborasi, serta menjaga privasi dan keamanan data. Keberlanjutan menjadi prioritas melalui desain ramah lingkungan yang hemat energi, sementara kesejahteraan fisik dan psikologis karyawan juga menjadi satu hal yang penting untuk dipertimbangkan. Selain itu, desain perlu menjadi perwujudan atas identitas, nilai, dan budaya kerja perusahaan; serta mampu beradaptasi dengan fluktuasi jumlah karyawan sembari tetap menciptakan ruang kerja yang efisien, nyaman, dan relevan.
Berikut adalah beberapa tips desain kantor masa depan untuk mendukung produktivitas karyawan6,7,8,9.
Designing for Focus

Meminimalkan distraksi dan memberikan kontrol pribadi atas ruang kerja. Seperti pemisahan area tenang dan ruang diskusi, penggunaan material akustik, penempatan furnitur yang dapat disesuaikan, serta desain ruang kerja personal yang terbuka untuk mendorong kerapihan.




Menciptakan ruang kerja yang mengurai dampak lingkungan namun tetap dapat meningkatkan kesejahteraan pengguna. Seperti melalui efisiensi energi dengan cross ventilation, pengelolaan air, serta kombinasi ruang dalam dan ruang luar (taman). 1 2 3 4 5
Designing for Creat ivity
Mendukung inovasi, pemecahan masalah, dan penciptaan ide baru. Seperti permainan penggunaan plafon dan bentuk ruang untuk mewujudkan fasilitas rekreasi yang mendorong kreativitas.

Designing for Collaborat ion
Memfasilitasi ruang sosial dan tempat duduk yang mendukung kerja sama serta meningkatkan nilai sosial dan networking. Seperti fasilitas ruang diskusi, fasilitas interaksi informal, dan teknologi pendukung kegiatan diskusi/meeting.
Designing
for Mot ivat ion

Meningkatkan kenyamanan, kesehatan, dan koneksi sosial karyawan. Peningkatan kesejahteraan fisik bisa dengan penggunaan furnitur ergonomis, penataan ruang yang mendorong aktivitas fisik, dan pencahayaan alami. Lalu untuk penguatan kesejahteraan psikologis bisa dengan memperbanyak tanaman, elemen visual seperti pola/gambar/warna, dan suara yang menenangkan. Sementara dukungan pemenuhan kebutuhan sosial bisa berupa ruang sosial untuk interaksi dan aktivitas di luar pekerjaanserta membangun budaya dan komunitas.
Designing for Sustainability
Seiring dengan perubahan pola kerja yang semakin dinamis, desain kantor memainkan peran krusial dalam menciptakan lingkungan kerja yang efisien, nyaman, dan adaptif terhadap kebutuhan karyawan serta tujuan organisasi. Dari ruang kerja yang kaku hingga hybrid yang fleksibel, pada akhirnya, kantor yang dirancang dengan baik tidak hanya menjadi tempat bekerja, tetapi juga ruang yang memberdayakan individu untuk berkembang, berinovasi, dan memberikan kontribusi maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
5 "History of Office Design," K2 Space, [Online]. Available: https://k2space.co.uk/knowledge/history-of-office-design.
6 CABE and British Council for Offices, The Impact of Office Design on Business Performance, The Commission for Architecture & Built Environment and the British Council for Offices, May 2005.
7 J. Pan and R. Bardhan, “Archetype of Future Workers and Their Preferences for Workspace Design,” 2024.
8 S. Foster, “How office design can impact productivity,” M Moser Associates, 2024. https://www.mmoser.com/ideas/how-office-design-can-impactproductivity/
9 R. Hynes, F. Pradèr, and S. Lewis, “The future of office design,” Jll.com.tw, Dec. 05, 2024. https://www.jll.com.tw/en/trends-and-insights/research/ designing-workplaces-to-drive-success.
Future-Ready Offices: Integrating Accessibility, Green Spaces, and Modern Needs
Writers: Hafiza Alifia Putri, Annisa Fitriana Putri Rieswansyah, dan Sonia Nuramalia Turohmah
Bekerja menjadi salah satu aktivitas paling umum di dunia. Tak hanya sebagai rutinitas, bekerja menjadi salah bagian penting yang berdampak pada personal juga pada lingkungan sekitar kita lebih jauh mempengaruhi proses bisnis di suatu perusahaan. Selayaknya rumah yang nyaman, kantor sebagai tempat bekerja memiliki peranan penting dalam menunjang kinerja karyawannya.

Berikut merupakan kantor di beberapa negara dengan nilai keberlanjutan lingkungan, inovasi, dan efektivitas kerja yang menarik untuk dikenali lebih jauh.
01 Spotify London
Interior kantor Spotify London berusaha memberikan dua kesan, yakni bekerja layaknya di kantor dan bekerja layaknya di rumah. Spotify bersama perancang interior TP Bennett berkolaborasi untuk menggabungkan dua pengalaman bekerja tersebut melalui ruang-ruang baru seperti, brainstorming area

(Dezeen.com, 2021)
Dengan masih menyediakan meja konvensional layaknya ruang bekerja pada umumnya, kantor Spotify London menawarkan inovasi teknologi baru melalui penambahan kondisi akustik, pencahayaan ruang, dan kenyamanan ruang untuk menduplikasi suasana tenang di rumah2, dengan material kedap suara dan adanya sudut area privat dengan furnitur seperti sofa dan kasur pun semakin menguatkan kesan serasa di rumah.


02 The EDGE Amsterdam

Office Space The Edge Amsterdam Sumber: ArchDaily
The EDGE Amsterdam memiliki tujuan untuk menciptakan kantor cerdas dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. PLP Architecture selaku perancang menginkorporasi sebuah sistem teknologi untuk menyesuaikan perubahan salah satunya pola kerja di masa depan, termasuk yang sudah kita rasakan saat ini yaitu pola work from anywhere and anytime3.
2025)
2 Dazeen, “Spotify Office Work From Anywhere,” dazeen.com. https://www.dezeen.com/2021/03/18/spotify-offices-work-from-anywhere-policy/ (accessed Jan. 16, 2025).
Gambar: Ruang Santai
Sumber: Dazeen.com, 2021
Gambar:
Gambar: Ruang Diskusi
Sumber:


03 CapitaSpring Singapura

Kantor yang merupakan sebuah menara dengan 51 lantai berada di pusat CBD Singapura. CapitaSpring mudah dikenali dari lekukan dinamis pada fasad bangunan yang menampilkan beberapa pohon menjuntai dari ketinggian. Tidak hanya itu, lantai dasar dan area lobi dibuat terhubung dengan jalur pejalan kaki sehingga akses masuk gedung menjadi inklusif.
Sementara itu, load-bearing structure dan bukaan di sisi fasad yang menghadap selatan memberikan thermal mass dan naungan. Atrium sebagai core bangunan pun membantu ventilasi kantor dan menjadi transisi untuk mengatur suhu pada musim silih yang berganti. Hasilnya, The Edge Amsterdam berhasil memproduksi energi lebih banyak dibanding energi yang digunakan.
Tidak hanya itu, The Edge juga memiliki sistem rainwater harvesting yang digunakan sebagai supply air untuk toilet dan menyiram tanaman. Tak heran bila The Edge mendapat rating tertinggi dari sertifikasi BREEAM dengan nilai 98,36% karena penggunaan energinya yang efisien.

Untuk ‘membayar’ area hijau yang digunakan sebagai lahan bangunan, CapitaSpring memindahkan area hijau ke lantai 17-21 yang menjadi taman empat lantai, terbuka untuk umum, dan berfungsi sebagai pengganti ruang terbuka hijau (RTH). Hal ini mengantarkan CapitaSpring menyandang penghargaan International High-Rise Award 20244. Taman 4 lantai yang dibuat layaknya hutan hujan dan kerap disebut sebagai ‘Green Oasis’ yang memberikan pandangan ke penjuru Singapura.
3 PLP Architecture, “The Edge / PLP Architecture,” archdaily.com. https://www.archdaily.com/785967/the-edge-plp-architecture (accessed Jan. 16, 2025).
4 F. M. Christina, “CapitaSpring Tower, Designed by BIG and CRA, Wins the International High-Rise Award 2024/25,” archdaily.com, 2024. https:// www.archdaily.com/1023516/capitaspring-tower-designed-by-big-and-cra-wins-the-international-high-rise-award-2024-25? ad_source=search&ad_medium=projects_tab&ad_source=search&ad_medium=search_result_all (accessed Jan. 16, 2025).
Gambar: Visual Penghematan Energi
Sumber: ArchDaily, 2016
Gambar: Visual Penghematan Energi
Sumber: ArchDaily, 2016
Gambar: Visual Penghematan Energi
Sumber: ArchDaily, 2016

04 Apple Park California
Desain melingkar di tengah lanskap California berhasil memantik rasa penasaran. The Ring Building, kantor yang menonjolkan identitas California melalui bangunan berbentuk cincin yang terbuka dan terhubung dengan alam di sekitarnya. Bentuk melingkar bak cincin hadir sebagai metamorfosa kelengkapan dan kesempurnaan menyeluruh5.


Gedung ini mengelilingi ruang hijau multifungsi dengan ketinggian bangunan yang rendah sehingga menyatu dengan pepohonan di sekitar. Kesan tersebut dilengkapi fasad kaca penghubung gedung dengan area luar dengan pemandangan hijau yang menyegarkan mata.

Dengan keunikannya, Apple Park berhasil menerapkan prinsip sustainability dengan menggabungkan lanskap bagunan dan alam dengan baik, kabarnya sang CEO Steve Jobs memilih secara pribadi 9.000 pohon yang ditanam di Apple Park6. Sekarang, ruang hijau di Apple Park

Unilever Headquarters Indonesia menjadi angin segar dalam desain kantor di Indonesia. Kantor dengan aktivitas global namun tetap sesuai dengan identitas Indonesia. Berfokus pada ruang kerja kolaboratif, ruang kerja yang ada masih memberi penggunanya privasi.
Gambar: Exterior
Sumber: Arquitectura Viva
Gambar: Denah
Sumber: Arquitectura Viva
Gambar:


Denah lantai berbentuk bunga yang didesain layaknya plat-plat yang bergeser sehingga menciptakan atrium yang dinamis. Cekungan-cekungan pada denah menciptakan plaza yang menjadi area komunitas untuk bekerja bersama7.
Unilever Headquarters Indonesia merupakan gambaran kehidupan masyarakat Indonesia yang guyub serta hidup di tengah ekosistem alam8. Terdapat tangga yang menjadi icon kantor pada tengah atrium, tangga tersebut mempresentatifkan nilai guyub dimana karyawan dapat berkumpul dan menyelenggarakan acara selayaknya berada di jantung kota. Menariknya lagi, susunan ruang kantor mengambil inspirasi dari tata ruang desa-desa Indonesia yang memiliki bagian alun-alun, sirkulasi utama, dan jalan penghubung yang memastikan keseluruhan ruang dapat saling terhubung.

Gambar: Denah
Sumber: Aedas dalam Construction Plus Asia, 2017
Untuk mendukung kolaborasi dan interaksi informal, ruang-ruang kerja dibuat terbuka dengan ruang yang bersifat lebih privat diletakkan di inti bangunan. Penggunaan kaca pada fasad di maksudkan untuk memaksimalkan jumlah cahaya matahari yang masuk sebagai gerakan ramah lingkungan. Penutup aluminium pada fasad pun memberikan variasi yang membantu mengatur kedalaman cahaya dan bayangan yang berbeda sembari membantu mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan. Sebagai pelengkap, pada bagian atap, dibangun green roof gardens dengan teras-teras sebagai ruang luar bagi karyawan untuk berinteraksi.
7 Aedas, “Unilever Headquarters,” aedas.com, 2017. https://www.aedas.com/en/what-we-do/interiors/corporate/unilever-headquarters (accessed Jan. 16, 2025).
8 Construction Plus Asia, “Unilever Headquarters,” constructionplusasia.com, 2017. https://www.constructionplusasia.com/id/unileverheadquarters/ (accessed Jan. 16, 2025)
Gambar: Atrium
Sumber: ArchDaily, 2017
Adapting Modern Office Design: Innovative Solutions for Diverse Sectors in the Digital Era
Writer: Annisa Fitriana Putri Rieswansyah
Kebutuhan akan ruang hidup akan terus berkembang, tak terkecuali kantor sebagai ruang bekerja. Kebutuhan ini berkembang mengikuti skema bekerja perusahaan di berbagai belahan dunia dan lini industri yang mengadaptasi metode kerja hibrida berbasis teknologi digital. Ruang kerja tidak hanya menjadi lebih modern tetapi perlu terintegrasi mengakomodasi aktivitas digital yang semakin mendominasi. Umumnya, produktivitas dan efisiensi karyawan dapat hadir dengan dukungan faktor fleksibilitas, kolaborasi, serta teknologi. Desain Command Center, Co-working Space, hingga Science Innovative Hub memberikan cerminan mengenai kebutuhan ruang yang berbeda, namun tetap berorientasi pada, perwujudan ruang produktif, responsif, serta adaptif bagi para penggunanya. Desain kantor-kantor karya Shirvano di bawah ini merupakan hasil dari mengakomodasi kebutuhan akan proses kolaborasi, integrasi teknologi, dan upaya optimalisasi kinerja karyawan. Simak penjelasan menariknya sebagai berikut.
01 Sebuah Rancangan Pusat Kendali di Ibu Kota Nusantara
Ibu Kota Nusantara menerapkan konsep smart city dalam pengelolaan kotanya yang berbasis teknologi dengan tetap menyertakan konsep forest city yang mengusung nilai keberlanjutan bagi lingkungan. Pusat kendali atau sering kali dikenal dengan command center adalah otak yang memantau dan mengkoordinasikan seluruh layanan kota-seperti transportasi, keamanan, kesehatan, keadaan darurat, serta mendukung proses pembuatan keputusan hingga menyediakan perintah bagi pengelolanya. Sebagai tulang punggung operasional suatu kota, command center memastikan layanan yang ada berjalan dengan efisien melalui integrasi berbagai data yang diperoleh secara akurat pada satu sistem terpadu. Oleh karenanya, command center perlu dirancang agar dapat mengakomodir seluruh kebutuhan pusat kendali salah satunya melalui prinsip arsitektur yang inovatif dan berkelanjutan.























functional, dan futuristic menjadi strategi desain utama yang diterapkan dalam desain interior command center IKN. Strategi ini dihasilkan dengan pengembangan desain yang minimalis dan modern melalui prinsip ruang yang bersih serta efisien guna mendukung aktivitas kerja yang ada.
Material command center IKN dipilih dengan cermat agar dapat memberikan kesan modern dan fungsional. Kesan bersih dan minimalis didapat melalui dinding yang memadukan material gypsum dan High Pressure Laminate (HPL). Plafon dengan LED stripe menambah kesan futuristik dan memberikan pencahayaan yang memadai di dalam ruangan. Warna silver, hitam, abu-abu muda, dan kuning salem digunakan untuk memberikan aksen modern dan selaras dengan identitas visual IKN yang sudah terbentuk. Pemilihan material tidak hanya didasarkan pada faktor keindahan, tetapi juga mempertimbangkan ketahanan material serta kemudahan pemeliharaan ruang, menciptakan lingkungan yang optimal dan berkelanjutan bagi ruang kerja.
Clean,
Project Member: Riko Pamungkas
Gambar: Desain Interior Command Center IKN
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Desain Futuristik Minimalis Pada Ruang Kendali
Gambar: Material Interior Command Center IKN
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Lantai karpet


Layout ruang pusat kendali dirancang untuk mendukung alur kerja yang efisien bagi karyawannya. Penempatan area kontrol, area meeting, dan ruang presiden diatur agar mudah diakses dan memberikan visibilitas maksimal. Pencahayaan yang optimal dan penataan furnitur yang sederhana memastikan kenyamanan dan fokus para karyawan. Ruang terbuka memungkinkan komunikasi langsung antar tim. Desain ini memprioritaskan efisiensi kerja dengan memastikan aliran informasi dan koordinasi yang lancar.



Merancang Ruang Kerja
Bersama di Area Industri
Komersial untuk Kebutuhan
Masa Depan
Project Member: Riko Pamungkas dan Ibrahim Wicaksono
Dunia kerja profesional yang kian mengalami perubahan memerlukan satu tempat fungsional untuk mendukung bisnis yang dijalankan. Sebutlah ruang kerja yang kolaboratif dengan solusi atas penghematan tempat dan biaya operasional. Coworking space menawarkan banyak keuntungan atas masalah mengenai tempat dan biaya. Kebutuhan perusahaan akan tempat bekerja bersama termasuk untuk fungsi sewa menjadikan co-working ini tempat menarik bagi aktivitas bekerja. Umumnya, coworking space dilengkapi dengan teknologi penunjang aktivitas digital sehingga akan memudahkan karyawan dalam bekerja. Kolaborasi yang lebih solid berpeluang besar terjadi pada ruang kerja co-working space, hal ini dimungkinkan sebab orang dengan latar belakang berbeda di berbagai sektor dapat menjalin interaksi dan bertukar gagasan hingga membuat kesepakatan dalam jejaring profesional. Suasana kerja yang kreatif dan dinamis menjadi pengalaman utama yang akan dirasakan para karyawannya.
Sebuah Rancangan Ruang Kerja Kolaborasi untuk Industri
Adaptasi konsep industrial minimalist dan collaboration oriented menjadi kunci utama dalam desain co -working di kawasan industri ini. Implementasi konsep industrial minimalist menekankan pada kesederhanaan dan fungsionalitas, serta penggunaan material seperti beton, logam, dan kaca. Konsep ini banyak menampilkan garis lurus dan bentuk geometris sederhana, menciptakan estetika modern yang efisien.
Gambar: Layout Command Center IKN Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Gambar: Area Meeting Command Center IKN
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Gambar: Area Kontrol Command Center IKN
Sumber: Shirvano Consulting, 2024

Masing-masing ruang seperti lounge, resepsionis, ruang tunggu, ruang meeting, ruang kerja, musholla, pantry, dan entertainment room. dirancang dengan memperhatikan kebutuhan aktivitas yang berbeda, dari diskusi santai hingga pertemuan formal, memastikan setiap penggunanya memiliki ruang yang tepat sesuai dengan aktivitas sedang berlangsung.
Gambar: Desain Collaboration Oriented Ruang Kerja Terbuka
Sumber: Shirvano Consulting, 2024

Ruang dirancang untuk mendukung aktivitas kolaborasi melalui layout terbuka dan fleksibel, di mana interaksi antar individu dapat berlangsung dengan mudah. Penataan ruang menggunakan batasan-batasan yang soft antara zona ruang kerja terbuka, ruang privat, dan area kolaboratif sehingga mendorong komunikasi yang aktif.
Gambar: Desain Industrial Minimalis Co-Working
Sumber: Shirvano Consulting, 2024





Pemerintahan yang Kolaboratif
Melalui Rancangan Kantor Fungsional
Project Member: Fitha Aulia
Kantor pemerintah, dengan peran kerja yang kompleks seperti kolaborasi lintas departemen, memegang peran penting dalam mewujudkan birokrasi yang efektif. Rancangan interior kantor ini harus berfungsi sebagai katalisator dan fasilitator untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan menyediakan kemudahan akses ke sumber daya informasi dan fasilitas fisik kantor. Berikut adalah pengalaman desain interior kantor Badan Sandi dan Siber Negara Ragunan, yang mengadaptasi konsep modern, industrial, clean, dan open space.
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Gambar: Lounge
Gambar: Koridor dan Working Space Gambar: Meeting Room
Gambar: Entertainment Area & Pantry
Gambar: Musholla

Secara keseluruhan, pembagian zona didasarkan pada area public, semi public, serta private. Pembagian zona berdasarkan ketiga area tersebut menjadi pendukung bagi terciptanya desain ruang yang produktif dan nyaman.
Menciptakan Sinergi: Birokrasi dan Interaksi Sosial Melalui Desain
Prinsip modernisme pada rancangan interior kantor BSSN disadur untuk menciptakan ruang yang lebih efisien dari segi penataan ruang, sirkulasi, serta material. Dengan memperhatikan kebutuhan operasional yang dinamis, desain interior kantor ini memfasilitasi aksesibilitas maupun fleksibilitas, memungkinkan ruang untuk diadaptasi sesuai kebutuhan. Strategi ini mencitrakan prinsip modernisme dalam mendukung kerja tim, optimalisasi operasional, dan kenyamanan karyawan secara keseluruhan

Konsep industrial menjadi tren yang banyak diadaptasi, dalam desain kali ini. Konsep industrial dituangkan pada penggunaan aluminium ekspos, beton, serta sedikit material kayu.
Prinsip clean diaplikasikan dengan meminimalkan penggunaan material, perabot, dan aksesoris tambahan lainnya, namun tetap dengan hasil akhir yang nyaman serta estetik. Material interior yang dipilih mempertimbangkan kebersihan dan kemudahan perawatan agar sejalan dengan prinsip clean.



Open space menjadi prinsip desain penyempurna pada kantor pemerintahan ini. Sesuai dengan permintaan, ruang kantor dibuat terbuka dengan mengurangi dinding pembatas antar ruang. Hal ini ditujukan untuk memberikan kesan luas serta memengaruhi interaksi maupun hubungan sosial di antara karyawan. Dengan kata lain, ruang ruang terbuka tanpa sekat ini dapat menumbuhkan lingkungan kerja yang harmonis melalui kolaborasi internal karyawannya.
Gambar: Desain Industrial Minimalis Co-Working
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Gambar: Area Kerja
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Gambar: Ruang Kerja Staf
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Gambar: Ruang Kerja Staf
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Gambar: Ruang Kerja Staf
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Sebuah Rancangan Interior Kantor Memori Kolektif Bangsa
Project Member:
Riko Pamungkas, Novi Saputro, dan Andrian Luqman
Kantor Balai Taman Nasional memiliki peran yang sangat penting bagi pusat manajemen konservasi serta pengetahuan, baik untuk karyawan maupun masyarakat umum. Selain berfungsi sebagai ruang kerja untuk pengelolaan juga pengawasan kawasan konservasi, kantor ini juga dilengkapi dengan fasilitas galeri dan museum. Hal ini tidak hanya memberikan wawasan kepada karyawan pengelola taman nasional, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas dengan menunjukkan Taman Nasional Komodo dalam fungsi warisan budaya dan peradaban melalui bingkai galeri dan museum sebagai memori kolektif bangsa.
Kebutuhan ruang yang mendukung kegiatan lapangan menjadi faktor penting dalam desain interior kantor ini, mengingat lokasinya yang berada di tengah taman nasional. Ruang yang dirancang harus mampu memenuhi kebutuhan administratif serta kegiatan operasional. Oleh sebab itu, diperlukan adanya zona komunal yang dapat memperkuat kolaborasi antar tim, serta area penunjang seperti ruang pelayanan tiket yang mempermudah interaksi pengunjung. Penataan ruang yang efisien dan fungsional menjadi krusial agar semua aktivitas dapat berjalan dengan lancar, sekaligus mendukung misi konservasi dengan memberi ruang yang memadai untuk edukasi dan pengembangan pengetahuan tentang lingkungan. Desain yang mengintegrasikan fungsi kantor, galeri, dan museum akan menjadi elemen vital dalam mendukung keberhasilan pengelolaan taman nasional secara keseluruhan.
Merancang untuk Keberlanjutan Konser vasi Lingkungan
Desain interior kantor Balai Taman Nasional Nasional Komodo bertajuk Welcoming Komodo Island: Enhancing Culture, Nature, and Visitor Experience. Konsep ini tidak hanya memperkuat identitas Balai Taman Nasional sebagai wadah konservasi tetapi juga memberikan kesan yang menyeluruh atas harmoni kebudayaan, alam, serta pengalaman yang diperoleh pengunjung. Melalui implementasi konsep tersebut, tempat yang juga berfungsi sebagai area kantor ini tidak hanya difungsikan sebagai ruang administratif belaka, namun juga dapat sejalan dengan visi, misi, serta tujuan dari Balai Taman Nasional Komodo sebagai upaya pelestarian, penyebaran pengetahuan, serta mengembangkan potensi keindahan alamnya.
Pengalaman kebudayaan dihadirkan pada penggunaan material dengan motif tradisional khas Nusa Tenggara Timur. Pada beberapa sisi, kain tenun berpola tradisional setempat digunakan pada pembatas antrian di area visitor center. Aksen dengan pola tradisional juga terdapat pada bagian dinding sehingga memperkuat harmonisasi antara visualisasi dan narasi histori dari beragam cerita masyarakat setempat.



Pengalaman akan lingkungan dan alam dapat dirasakan melalui interior yang terbuka dan ramah lingkungan sejalan dengan filosofi taman nasional sebagai wadah konservasi alam. Warna-warna natural seperti warna coklat, putih, biru, dipilih dalam desain interior sebab dapat mewakili kesan alami yang harmonis.
Gambar: Komodo Visitor Center
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Gambar: Penggunaan Aksen Tradisional
Sumber: Shirvano Consulting, 2024


Pengalaman pengunjung yang mengesankan disalurkan melalui penempatan galeri serta museum pada kantor Balai Taman Nasional Komodo ini. Museum dan galeri dibuat sebagai spot edukasi dengan pengalaman yang interaktif. Suguhan informasi seputar flora maupun fauna khas pulau komodo dapat menambah kesenangan pengunjung. Fasilitas tunggu yang menunjang kenyamanan juga disediakan pada ruang ini.

Tempat ini menjadi bagian penting dari upaya perlindungan dan edukasi yang berkaitan dengan Taman Nasional Komodo. Sehingga dalam fungsinya akan mampu mengakomodir kebutuhan ruang kerja, pelayanan, edukasi, konservasi, pariwisata dan rekreasi.


Rancangan Transformasi Ruang Menuju Inovasi
Project Member: Riko Pamungkas, Ariq Bentar W.
Techno Lab Studio Center dirancang sebagai kantor dengan prinsip inovasi juga kolaborasi. Hal ini berarti rancangan ruang-ruang yang ada haruslah dapat mendukung kebutuhan dan aktivitas penggunanya baik untuk penelitian, pengembangan, maupun operasional tempat kerja. Desain strategis yang diterapkan pada ruang meeting, coffee and entertainment corner, working space (staff), metaverse room, podcast room, ruang tamu, dan musholla merupakan hasil relayout bangunan lama menjadi tampilan yang lebih modern dan fungsional. Konsep yang disadur dalam proses rancangan bangunan Techno Lab Studio Center ialah Playful Adaptive Reuse. Konsep ini mampu memberikan gambaran serta penjelasan atas penggunaan bangunan sebelum difungsikan bagi kegunaan baru. Nilai maupun fungsi baru dari bangunan ini diwakilkan melalui konsep playful untuk dapat memenuhi kebutuhan sebagai collaborative office.


Gambar: Penggunaan Warna Natural
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Gambar: Museum, Galeri, dan Area Tunggu
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Gambar: Techno Lab Studio Center
Sumber: Shirvano Consulting, 2024

Gambar: Material dan Color
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Warna-warna terang serasi yang dipilih pada interior maupun eksterior bangunan dapat memberikan kesan yang segar dan menyenangkan sesuai dengan konsep di atas. Biru sebagai warna intelektual mewakili semangat kepercayaan, logika, komunikasi serta efisiensi. Oranye yang hadir dari perpaduan warna merah dan kuning merepresentasikan rasa nyaman secara fisik maupun emosional. Kuning sebagai terjemahan dari kreativitas, keramahan, optimisme, juga percaya diri. Menambah kesempurnaan pada identitas bangunan, warna hijau dipilih untuk dapat menempatkan tempat sebagai harmonisasi antara alam yang memberikan keseimbangan juga pemulihan sesuai dengan lambangnya.
Material seperti keramik andesit, frosted glass, wood, fabric texture, dan concrete diaplikasikan pada bangunan. Keramik andesit memberikan kesan natural namun kental dengan elegansi pada bangunan, material ini juga tahan terhadap segala cuaca ekstrim dengan kemudahan dalam pemeliharaannya. Privasi diberikan melalui material frosted glass yang dapat menyamarkan pandangan dari arah luar dengan benefit pencahayaan yang melimpah. Kayu dapat menghadirkan kesan yang alami serta hangat pada ruangan. Penambahan dimensi juga kedalaman pada rancangan interior diwujudkan dengan material fabric texture. Bangunan yang kuat, tahan lama, juga dapat meraup kesan modern didukung dengan penggunaan material beton yang solid.
Bermain, Bekerja dan Berinovasi
Keseimbangan yang jelas dan serasi menjadi aspek penting melalui perwujudan zona kolaborasi dan private. Zona-zona ini menurut peruntukannya mampu menunjang aktivitas digital yang dilakukan. Zona kolaborasi sebagai area interaksi di antara seluruh elemen Techno Lab Studio Center. Pada bagian lain, zona private menjamin ketenangan dan fokus tinggi untuk bekerja. Menyinggung kembali mengenai kemampuan menunjang aktivitas dalam konteks digital, ruang-ruang meeting, coffee & entertain corner, working space (staff), metaverse, podcast, Ruang Tamu, dan fasilitas Musholla menjadi krusial kehadirannya.



Ruang meeting dengan luas 20 m2 sebagai ruang multifungsi dapat digunakan untuk ruang diskusi internal maupun acara seperti seminar atau workshop tak terkecuali disulap menjadi ruang kerja private. Area Zoom merupakan ruangan dengan luas 11 m2 dengan kapasitas 7 orang untuk melakukan agenda yang bersifat personal dan privat.
Ruang podcast digunakan untuk kegiatan rekaman baik secara audio maupun audio visual. Ruangan ini memiliki luas 13 m2 dengan kapasitas 4 kursi untuk podcast dan 1 sofa untuk bersantai.
Ruang metaverse seluas 8,6 m2 dengan kapasitas maksimal 2 orang difungsikan sebagai area penunjang bagi kegiatan yang berhubungan dengan teknologi virtual reality
Ruang kerja dengan kegiatan aktif maupun pasif yang dipergunakan untuk memfasilitasi aktivitas bekerja stafnya berdasarkan kondisi tertentu. Memiliki lebar ruang sebesar 38,8 m2 dilengkapi oleh 1 meja panjang yang dapat menampung 8 orang serta meja individu yang dapat dimanfaatkan oleh 9 orang.
Palette
Gambar: Zoom Area, Ruang Podcast, Ruang Metaverse
Sumber: Shirvano Consulting, 2024



Beralih pada sisi luar bangunan, Techno Lab Studio Center dilengkapi dengan area komunal multifungsi atau mini stage yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk bersantai, seminar, maupun talkshow yang dilaksanakan di luar ruangan. Memiliki luas ruangan sebesar 14,6 m2 yang dilengkapi oleh 2 meja berkapasitas masing-masing 2 orang.
Berdekatan dengan mini stage, tempat ini dilengkapi dengan dining area. Area ini ditempatkan pada bagian outdoor yang menjadikannya sebagai point of interest membuatnya menjadi area yang nyaman untuk bercengkrama maupun membangun diskusi. Area ini memiliki luas 56,2 m2 dengan 9 meja dengan kapasitas masing-masing 4 orang.
Berlanjut pada bar area, bagian ini menjadi suguhan menyegarkan di tengah penatnya bekerja. Masih terletak pada bagian outdoor, area ini memiliki luas sebesar 44,1 m2 termasuk dengan sediaan fasilitas meja, kursi, dan coffee bar.
Ruang kerja dan area kolaborasi yang nyaman dilengkapi dengan suasana yang hijau dan asri menambah kesan natural dan menjadi penguat aplikasi konsep playful adaptive reuse pada bangunan ini. Ruangan-ruangan yang merupakan hasil penataan ulang dari fungsi sebelumnya memberikan pemanfaatan kembali yang tinggi dengan fungsi barunya. Menjadi kolaboratif melalui inovasi dapat hadir dari tempat yang nyaman dan rancangan yang tepat.
Lesson Learned
Pengalaman perancangan ruang kerja maupun kantor menunjukkan bahwa desain yang baik mampu memberikan fungsi yang optimal, mendukung kolaborasi, serta menggalakkan adaptasi nilai keberlanjutan. Dimulai dari Command Center IKN, perancangan ruang pengawasan ini memberikan wawasan tentang pentingnya alur kerja yang efisien dengan tata letak strategis dan material ramah lingkungan sebagai implementasi konsep smart city dan forest city yang diusung oleh Ibu Kota Nusantara. Nilai keberlanjutan ini juga tercermin pada ruang kerja fleksibel di coworking area industri, di mana desain industrial minimalist berfokus pada kolaborasi juga kenyamanan mampu memenuhi kebutuhan kerja masa kini tanpa mengesampingkan privasi penggunanya.
Lebih lanjut, pada kantor BSSN, kombinasi desain modern, clean, dan open space menciptakan suasana yang mendukung produktivitas melalui kemudahan akses ke sumber daya perusahaan serta dilengkapi dengan pencahayaan yang optimal. Transisi ke kantor Balai TN Komodo menunjukkan bagaimana desain dapat menyelaraskan fungsi administratif, edukasi, dan konservasi alam dengan sentuhan tradisional yang memperkuat identitas lokal. Terakhir, konsep playful adaptive reuse pada bangunan lama untuk area inovasi menegaskan pentingnya mengakomodasi aktivitas digital modern tanpa mengorbankan nilai historis. Secara keseluruhan, proyek-proyek ini memperlihatkan bagaimana desain ruang yang efektif dapat menjadi katalisator inovasi, efisiensi kerja, kolaborasi dan adaptasi teknologi pada seluruh kegiatan.
Gambar: Museum, Galeri, Area Tunggu, Mini Stage
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Shaping the Future of Workspaces in Borneo
Writers: Hafiza Alifia Putri, Annisa Fitriana Putri Rieswansyah, dan Sonia Nuramalia Turohmah
Project Member: Ibrahim Wicaksono, Dedy Hermawan, Windianeke Jelitamara, Riko Pamungkas, Marianus Vianney Hiang, Adi Agung, Ariq Bentar Wiekojatiwana, dan Muhammad Isa Sulaiman

Kantor pemerintah menjadi suatu bangunan yang memiliki tampilan khas dan memiliki peraturan khusus dari segi fungsi dan standar. Salah satu peraturan tersebut adalah Peraturan Presiden No, 73 Tahun 2011 yang mengatur ketentuan Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Dengan adanya peraturan tersebut, muncul keseragaman pada desain dan bentuk bangunan kantor pemerintahan yang tentu bertujuan untuk memberikan kesan keteraturan. Akan tetapi, tidak jarang peraturan ini bersifat mengikat tanpa mempertimbangkan konteks dimana bangunan tersebut berada. Selain itu, peraturan lebih banyak mengutamakan fungsionalitas dan minimalitas tanpa mempertimbangkan keberlanjutan. Isu tersebut yang menjadi dasar desain, merancang bangunan pemerintahan yang berkelanjutan untuk jangka waktu yang lama.
Saat ini, kantor pemerintah seringkali memiliki kebutuhan ruang yang terus meningkat bersamaan dengan efisiensi ruangan yang tidak tepat guna. Pada proyek kantor pemerintah Kalimantan terdiri dari dua gedung terpisah yang berfungsi sebagai office space dan gedung penelitian untuk menampung keseluruhan aktivitas karyawan.
Oleh karena itu, dengan kebutuhan dan tantangan serta kewajiban memenuhi standar ketentuan dari pemerintah, Shirvano bertujuan untuk mendefinisikan ulang sebuah bangunan kantor pemerintah menjadi sebuah future office yang tidak hanya fungsional, tetapi juga tetap memiliki fungsi dan estetika yang formal dan tradisional. Kantor akan menghadirkan lingkungan yang modern, terbuka, dan fleksibel, serta menetapkan standar baru bagi bangunan perkantoran.
Redefining Modern Office through Sustainable, Transparent, and Attractive Design

Konsep arsitektur berkelanjutan menjadi prioritas utama yang dituangkan dalam desain yang kontekstual dan timeless sehingga mampu beradaptasi dengan kondisi di daerah Kalimantan baik masa kini maupun di masa depan. Dalam mewujudkan konsep tersebut, desain kantor akan mengedepankan penghematan energi melalui optimalisasi elemen alam, seperti natural lighting dan ventilasi, climate adaptation, dan healing environment.
Gambar: Fasad
Sumber: Shirvano Consulting, 2023


Gambar: Bird View Borneo Office Sumber: Shirvano Consulting, 2023
Desain-desain yang dihasilkan merupakan research-based design yang membawa angin segar untuk sebuah kantor pemerintahan. Melalui penghitungan dan modelling, massa kantor baru dibangun menjadi dua bangunan terpisah yang memiliki orientasi utara-selatan. Massa utamanya memiliki bentuk layaknya huruf ‘U’ dengan bukaan utama menghadap barat daya untuk memaksimalkan jumlah ruangan yang menerima sinar matahari tak langsung sehingga menurunkan frekuensi penggunaan lampu yang membutuhkan listrik.



Gambar: Orientasi Bangunan dan Sinar yang Melimpah Sumber: Shirvano Consulting, 2023
Selain itu, denah terbuka juga mampu mengurangi penggunaan penghawaan buatan. Denah tersebut didukung dengan penggunaan fasad yang transparan menggunakan glass block. Fasad terbentuk menjadi selubung areaarea yang lebih privat seperti ruang kantor dengan tetap memberikan cahaya matahari yang masuk.

Gambar: Ruang Kantor Sumber: Shirvano Consulting, 2023
Innovation Inclusive Element
Sebagai pelengkap, kantor yang berkelanjutan untuk masa depan tentunya membutuhkan inovasi yang berbeda dengan kantor pemerintah pada umumnya. Hal ini menjadi tantangan lain mengingat perlu mempertimbangkan pesan dan ekspresi yang tetap bisa bertahan hingga masa depan. Oleh karena itu, kantor dirancang dengan inovasi yang berada pada penekanan -


akan transparansi dan kejujuran fungsi kantor. Kantor dinas Kalimantan bisa memberikan citra terbuka tanpa menghilangkan kesan formal dari kegiatannya, tidak mengintimidasi masyarakat yang mungkin datang untuk mendapatkan pelayanan publik, mampu menjangkau kebutuhan lebih banyak masyarakat, dan meningkatkan kenyamanan.
Inovasi tersebut terlihat dari entrance dan plaza kantor yang kini seolah menjadi sebuah ruang publik umum. Akses utama terbuka dan langsung berhadapan dengan jalan raya dan pedestrian; memudahkan akses bagi pejalan kaki sedangkan akses untuk kendaraan diletakkan di selatan.
Dengan ini, tepat setelah memasuki area masuk, masyarakat dapat dengan mudah menuju area innercourt kantor melalui tangga utama. Untuk menjamin aksesibilitas, terdapat juga tangga ramp di sisi selatan yang menghubungkan akses pedestrian dengan inner court yang menjadi highlight inovasi yang membedakan kantor ini dengan kantor pemerintahan pada umumnya.
Terletak bersebelahan dengan taman outdoor, area yang mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang menunggu giliran pelayanan, mengambil waktu istirahat siang, atau sekedar menghabiskan waktu rekreasi. Tepat di atas inner court, dipasang glass block sebagai atap sehingga matahari tetap bisa masuk dari atas ke inner court di bawahnya. Ruang hijau tidak hanya menjadi sebuah ‘tempelan’ tapi berhubungan kuat dengan pusat-pusat kegiatannya sehingga tercipta healing environment untuk kesejahteraan pengguna gedung.



Gambar: Ruang Meeting dan Area Informasi
Sumber: Shirvano Consulting, 2023
Gambar: Akses Utama
Sumber: Shirvano Consulting, 2023
Gambar: Area Inner Court
Sumber: Shirvano Consulting, 2023


Elemen inovasi lainnya adalah fasad modern minimalis yang melambangkan kemajuan teknologi pada kantor dinas Kalimantan. Grill putih menjadi selubung bangunan sehingga memberikan statement kuat akan keberadaan kantor. Desainnya juga menambah kesan atraktif yang non formal. Selain itu, kombinasi dengan material glass block meningkatkan kesan modernitas karena pemilihan material yang bukan berasal dari alam. Secara fungsi, penggunaan selubung masih memberikan ruang untuk pertukaran udara yang mencukupi sehingga ruang dalam masih terasa nyaman.
Dengan demikian, hanya dengan melihat kantor dinas Kalimantan dari kejauhan, pengunjung bisa merasakan kesan futuristik yang kuat. Melalui desain yang lebih penuh pertimbangan dan perhitungan, mampu dihasilkan sebuah kantor pemerintah yang berbeda dan meningkatkan keseluruhan kondisi pengunjung serta pekerjanya.
Lesson Learned
Desain kantor pemerintah membutuhkan keseimbangan antara memenuhi standar fungsi yang berlaku serta menciptakan keberlanjutan. Proyek ini menunjukkan bahwa dengan mendefinisikan ulang desain tradisional, sebuah kantor pemerintah dapat menjadi bangunan yang modern juga fleksibel, tanpa menghilangkan elemen formalitas sebagai tempat pemerintahan. Inovasi seperti fasad modern minimalis dan penggunaan material kontemporer menciptakan kesan futuristik yang kuat sekaligus meningkatkan kenyamanan dan efisiensi. Melalui desain yang ada, kantor pemerintah di daerah Kalimantan dapat menjadi ruang kerja dinamis, meningkatkan pengalaman pengunjung serta penggunanya tanpa mengesampingkan kenyamanan.
Gambar: Taman
Sumber: Shirvano Consulting, 2023
Gambar: Fasad
Sumber: (Dokumentasi Shirvano, 2023)

Gambar: Toi Toi Creative Studio
Sumber: Archdaily, 2022
Crafting Adaptive Work Environments: Rethinking Design for Flexibility and Productivity
Researcher: Maya Guritno Sari, Annisa Tjahya Fitrianty, dan Chandra Mukti Pratama Writer: Fadilla Giffariny Amuna
Pandemi Covid-19 sekali lagi telah berdampak banyak pada kehidupan manusia bahkan hingga di luar lingkup kesehatan. Salah satunya, menarik untuk dilihat bagaimana Covid-19 telah mempengaruhi work-setting yang semula terpaku pada ruang kantor secara luring, kini nyatanya dapat dilakukan secara work from anywhere yang mempromosikan fleksibilitas dan bahkan mendukung produktivitas yang lebih tinggi. Melalui tulisan ini, tim internship Shirvano dalam program Research Project, berupaya meneliti bagaimana kecenderungan bekerja di kantor telah berevolusi dan mengubah budaya kerja remote work menjadi budaya kerja permanen setelah adanya pandemi Covid-19.
Covid-19 and Workspace Design: A Context

Berdasarkan kajian sebelumnya, ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara preferensi sistem kerja di Indonesia sebelum dan selama Covid-19 hingga mempengaruhi sistem kerja yang diinginkan di masa yang akan datang.

Gambar: Diagram Preferensi Sistem Kerja di Indonesia
Sumber: Survei Jobstreet, BCG, dan The Network; Diolah Litbang Kompas/RTA
Data olahan Kompas1 menunjukkan penurunan hingga 22% dalam jumlah pekerja yang bekerja di kantor (WFO) selama periode pandemi Covid-19. Hal ini kemudian mempengaruhi minat terhadap sistem kerja hybrid dimana menggabungkan antara sistem bekerja di kantor dan bekerja dimana saja yang meningkat sebanyak 13% di periode pandemi Covid-19. Pada akhirnya, skema kerja hybrid melonjak hingga di angka 68%, diikuti dengan 23% untuk bekerja fully remote, dan hanya 9% bagi skema bekerja di kantor.
Oleh karenanya, untuk dapat mengakomodasi kebutuhan kantor yang hybrid, ada beberapa prinsip desain arsitektur yang dapat diterapkan. Prinsipprinsip tersebut meliputi flexibility & adaptability, sustainability, human centric design, community & culture, serta functionality. Beberapa contoh penerapan prinsip desain ini dapat dilihat pada interior kantor Contentful Workplace di Jerman karya Toi Toi Toi Creative Studio yang mengedepankan pendalaman terhadap interaksi antar manusia yang dapat terjadi di kantor. Selain itu, interior pada kantor Fervor Creative di US karya Debartolo Architects menggambarkan desain yang memprioritaskan budaya kerja open off.



Preference in Numbers
Untuk dapat menggali lebih jauh mengenai pendekatan desain yang diminati oleh pekerja kantoran saat ini, dilakukan survei sederhana terhadap 50 orang narasumber lokal yang dipilih secara acak. Hasil survei menunjukkan bahwa 72% responden menyatakan bahwa fleksibilitas ruang kerja berpengaruh terhadap produktivitas dalam bekerja. Selain itu, 54% responden menginginkan adanya area kolaborasi yang mendukung interaksi antar tim. Data ini mengindikasikan bahwa desain ruang kerja harus mampu mengakomodasi berbagai aktivitas, mulai dari kerja individu hingga kolaborasi kelompok. Lebih lanjut, 80% responden menekankan pentingnya pencahayaan alami dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan. Dengan angkaangka ini, jelas bahwa rekomendasi desain harus berfokus pada penciptaan ruang yang adaptif, mengutamakan kenyamanan pengguna, serta memfasilitasi interaksi sosial. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan hasil survei ini dalam merancang ruang kerja yang tidak hanya fungsional tetapi juga menyenangkan. Dengan memahami preferensi yang ada, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan karyawan.
Function Meets Form: Crafting Workspaces for People and Purpose

Desain ruang kerja yang adaptif harus mengedepankan keseimbangan antara fungsi dan bentuk, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penting untuk menyelaraskan fungsi ruang dengan kebutuhan fisik dan psikologis pengguna. Misalnya, area kerja yang dirancang untuk kolaborasi harus memiliki tata letak yang mendukung interaksi, sementara ruang pribadi harus memberikan kenyamanan dan fokus. Pola kebutuhan dan aktivitas yang teridentifikasi dari survei menunjukkan bahwa karyawan menginginkan ruang yang dapat bertransformasi sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
Prinsip zonasi lantai juga menjadi kunci dalam menciptakan ruang yang efisien, di mana setiap zona memiliki fungsi yang jelas dan dapat diakses dengan mudah. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat merancang ruang kerja yang tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga dapat beradaptasi dengan perubahan di masa depan.
Pola kebutuhan dan prinsip zonasi, menurut Marlina2 dapat ditentukan dengan mengidentifikasi pola aktivitas yang dapat terjadi pada bangunan yang direncanakan. Marlina menganalisis pola aktivitas -
Gambar: Toi Toi Creative Studio
Sumber: Archdaily, 2022


Gambar: Fervor Creative by Debartolo Architects
Sumber: Archdaily, 2018
dengan membagi kategori pelaku yang akan beraktivitas di dalamnya yang kemudian memudahkan untuk merumuskan kebutuhan aktivitas dari masing-masing kategori pelaku.
Dengan perencanaan desain yang baik, ruang akan lebih fungsional sesuai dengan kebutuhan aktivitas para pelaku di dalamnya. Desain yang dapat mendukung interaksi, memberikan rasa nyaman dan fokus, meningkatkan produktivitas kerja, sehingga dapat turut menghasilkan capaian kerja yang lebih baik.


Detailed Design Concept
Untuk dapat menggali lebih jauh mengenai pendekatan desain yang diminati oleh pekerja kantoran saat ini, dilakukan survei sederhana terhadap 50 orang narasumber lokal yang dipilih secara acak. Hasil survei menunjukkan bahwa 72% responden menyatakan bahwa fleksibilitas ruang kerja berpengaruh terhadap produktivitas dalam bekerja. Selain itu, 54% responden menginginkan adanya area kolaborasi yang mendukung interaksi antar tim. Data ini mengindikasikan bahwa desain ruang kerja harus mampu mengakomodasi berbagai aktivitas, mulai dari kerja individu hingga kolaborasi kelompok. Lebih lanjut, 80% responden menekankan pentingnya pencahayaan alami dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan. Dengan angka-angka ini, jelas bahwa rekomendasi desain harus berfokus pada penciptaan ruang yang adaptif, mengutamakan kenyamanan pengguna, serta memfasilitasi interaksi sosial. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan hasil survei ini dalam merancang ruang kerja yang tidak hanya fungsional tetapi juga menyenangkan. Dengan memahami preferensi yang ada, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan karyawan.


Gambar: Diagram Analisis Pola Aktivitas
Sumber: Marlina, 2008
Konsep desain juga harus mempertimbangkan semua aspek, mulai dari tata letak hingga detail kecil, untuk memastikan bahwa setiap elemen berkontribusi pada pengalaman pengguna yang positif. Dengan pendekatan yang holistik, ruang kerja dapat menjadi tempat yang inspiratif dan produktif bagi semua karyawan.
Hasil kajian yang sudah dilakukan kemudian menjadi dasar perancangan sebuah bangunan yang berada di Kawasan Kayutangan,
Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Kawasan terpilih memiliki nilai historis cukup tinggi dengan peruntukan utamanya yakni sebagai area komersial dan pelayanan publik hingga di tahun 1980-an berubah menjadi kompleks pertokoan modern hingga saat ini.

Bringing Design Into Reality: Shaping Dynamic, Adaptive Work Environments 3 Design Strategies
Untuk mewujudkan desain ruang kerja yang dinamis dan adaptif pada studi kasus Kawasan Kayutangan, terdapat lima konsep yang diterapkan diantaranya sebagai berikut:




Adaptive re-use digunakan sebagai konsep utama yang dilakukan sebagai upaya konservasi bangunan guna melindungi dan menjaga bangunan bersejarah di Kawasan Kayutangan untuk beralih fungsi menjadi pertokoan di era modern. Gaya eksterior akan cenderung formal dan modern-minimalis yang juga mengusung tema green building sebagai implementasi dari keberlanjutan. Sedangkan gaya interior akan menerapkan warna netral guna meningkatkan kenyamanan dalam bekerja.
Penerapan konsep akustika pada plafon guna mengaokomodasi kebutuhan ruang rapat tertutup yang kedap suara. Penambahan panel akustik pada material dinding maupun interior seperti kayu dan hardboard dan gypsumboard yang berfungsi sebagai penyerap suara.
Adapun jenis lampu yang akan digunakan diantaranya lampu LED strip dan downlight yang penggunaannya menyesuaikan standar kebutuhan setiap ruangan. Lampu utamanya menggunakan warna warm white dan soft white guna membentuk suasana nyaman pada ruang.
Di samping itu, material lantai menggunakan vinyl dan keramik. Vinyl motif zigzag pada lantai 2 ruang kantor sehingga menimbulkan kesan menarik bagi para pengguna ruangan. Keramik menggunakan dua ukuran berbeda yakni 60x60 cm dengan motif marmer di kedua lantai menandakan jalur sirkulasi, sedangkan keramik ukuran 20x20 cm digunakan pada ruang toilet umum dan kantor guna menimbulkan kesan bersih dan rapih pada dimensi ukuran toilet yang cenderung kecil.
Gambar: Context Analysis Kawasan Kayutangan
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Konsep lainnya yang diunggulkan dalam desain ini diantaranya yakni Konsep flexible & well-being furniture. Furnitur yang fleksibel guna menunjang efisiensi seluruh kegiatan bekerja dalam kantor serta well-being sebagai upaya keberlanjutan serta meningkatkan kesejahteraan pekerja.


Gambar: Konsep Flexible & Well-being Furniture Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Berdasarkan hasil riset di atas, dihasilkan strategi desain utama yakni Neowork: Adaptive-CoWorkHub.






Gambar: Hasil Render Desain Sumber: Shirvano Cunsulting, 2024
Adaptive Spatial Organization guna menciptakan modularitas bagi furnitur maupun movable walls yang mendukung fleksibilitas, multi-functional spaces yang dapat digunakan untuk berbagai fungsi, serta penyediaan hybrid zones yang memfasilitasi pekerjaan baik tatap muka maupun jarak jauh. Collaborative & Community Design melalui penyediaan area kolaboratif yang mengakomodasi interaksi antar-tim dan mendukung kolaborasi cross-functional teams, diterapkan juga open-plan design guna menunjang budaya kerja yang dinamis dan kolaboratif, serta mempertimbangkan konteks lokal sehingga dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi yang positif bagi lingkungan sekitar. Health & Well-Being Focus memastikan implementasi konsep keberlanjutan melalui penggunaan kembali bangunan yang sudah ada dan mengurangi kebutuhan konstruksi baru, penggunaan elemen biofilik sebagai upaya pengintegrasian unsur alam yang dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan mengurangi stres, serta penyediaan fasilitas pendukung wellness amenities lainnya seperti ruang bersantai.

Gambar: Hasil Render Desain
Sumber: Shirvano Consulting, 2024
Discovering How Office Design Drives Productivity
Writer: Wita Khaerunnisa
Desain interior kini telah berkembang lebih dari sekadar pertimbangan estetika, misalnya pada desain ruang kerja. Ruang kerja atau kantor memiliki fungsi penting untuk menjadi wadah aktivitas kreasi, inovasi, dan kolaborasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam webinar Rembug Bareng #18: Connecting Design and Productivity in the Office menghadirkan Ranu Scarvia selaku Ketua HDII Jakarta dan Riko Pamungkas selaku Interior Designer Shirvano Consulting, membahas pengaruh dan tren perkembangan desain ruang kantor dengan produktivitas pekerja untuk membangun lingkungan kerja yang nyaman dan produktif.


Workers Workflow

Workplace
Gambar: Konsep 3W (Workers, Workflow, Workplace)
Sumber: Ilustrasi oleh penulis, 2024

Memahami Kebutuhan Desain Ruang Kantor
Kantor adalah ruang yang difungsikan untuk kegiatan penyelenggaraan tata usaha sehingga dalam mendesain ruang tersebut harus mempertimbangkan tiga elemen utama, yaitu pekerja (workers), alur kerja (workflow), dan tempat kerja (workplace). Ibu Ranu menegaskan bahwa setiap jenis kantor memiliki karakteristik pengguna yang berbeda.
“Tidak semua kantor bisa digeneralisasi. Kantor pemerintah, swasta, atau e-commerce memiliki kebutuhan yang berbeda, baik dalam aktivitas maupun perilaku pengguna,”
“Mengelompokkan kegiatan -
jelasnya. Menurut Mas Riko, layout harus dirancang untuk mendukung kelancaran aktivitas pekerjaan.
berdasarkan jenisnya dapat memastikan workflow berjalan lancar,”
ujarnya. Kini, desain tata letak ruang mulai diperhatikan untuk mendukung produktivitas, berbeda dengan masa lalu ketika banyak ruang kantor dengan tata letak workstation atau meja yang tersusun secara rigid memberikan kesan individualisme. Saat ini, banyak kantor yang menghadirkan collaborative working atau ruang fleksibel dan mendukung interaksi antar pekerja. Dengan memahami kebutuhan karyawan, mengatur alur kerja yang efisien, dan mendesain ruang kerja yang nyaman, kantor dapat menjadi pusat produktivitas sekaligus tempat inovasi. Sebagaimana disampaikan Ibu Ranu,
Pendapat ini diperkuat oleh Mas Riko yang menyatakan,
“Desain ruang kantor yang spesifik dan relevan tidak hanya mendukung produktivitas, tetapi juga mencerminkan identitas perusahaan.” “Desain kantor adalah strategi untuk memastikan keberlanjutan bisnis melalui kenyamanan dan efisiensi.”
Elemen Desain Kantor dan Rahasia Kenyamanan Bekerja
Ruang fisik sebagai tempat bekerja tidak hanya harus nyaman secara estetika, tetapi juga penataan ruang kantor yang optimal akan mendukung efisiensi. Ibu Ranu menyoroti pentingnya modul furnitur yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. jelasnya.
“Produk atau furnitur harus disesuaikan dengan prinsip ergonomi. Meja, kursi, dan fasilitas lainnya harus mendukung kenyamanan dan produktivitas,”

Kebisingan

Temperature

Pencahayaan

Ergonomi
Gambar: Aspek yang Mempengaruhi Desain dan Kenyamanan Sumber: Materi Presentasi Riko Pamungkas, 2023

Mas Riko juga menggarisbawahi bahwa terdapat empat aspek yang memengaruhi desain dan kenyamanan ruang kantor yaitu:
Kebisingan
Kebisingan dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Maka dari itu, dibutuhkan pengaturan akustik dari setiap ruang agar karyawan dapat tetap fokus dalam bekerja.

Pencahayaan


Temperatur yang tidak tepat akan mengganggu dari aspek fisiologi maupun psikologi para pekerja. Oleh sebab itu, pengaturan suhu yang nyaman sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
Pencahayaan akan memengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek dengan jelas, cepat, dan tanpa kesalahan. Ruang yang memiliki intensitas cahaya yang sesuai dengan fungsinya maka akan mempermudah kita dalam berkonsentrasi.
Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi kompleks antara pekerja dan lingkungan kerjanya. Hal ini meliputi pengaturan peralatan kerja, tinggi meja, jarak antar furnitur, serta tata letak yang mendukung kemudahan interaksi dan kenyamanan antarpekerja. Dalam diskusi ini, Ibu Ranu mengaitkan beberapa aspek perkembangan konsep desain yang mendukung produktivitas di kantor. Menurut Ibu Ranu, freedom (kebebasan) dan fluidity (keluwesan) menjadi kunci utama dalam menciptakan suasana kerja yang produktif dan nyaman, terutama dalam era hybrid workspace. Desain kantor modern dirancang untuk memberikan kebebasan kepada karyawan, memungkinkan mereka bekerja lebih fleksibel dan memaksimalkan kreativitas sambil merasa nyaman dan "homey". Konsep ini sering kali dipadukan dengan resimercial design, yang menghadirkan gaya dan kenyamanan ruang kerja seperti di rumah sesuai kebutuhan spesifik setiap perusahaan. Namun, desain kantor harus tetap berpegang pada prinsip “do right by people and planet”, yaitu menciptakan ruang yang tidak hanya nyaman tetapi juga ramah lingkungan melalui penggunaan material yang dapat didaur ulang dan efisien secara energi. Selain itu, penting untuk get ahead of the curve with the latest technology, di mana teknologi canggih seperti ruang digital atau branding berbasis teknologi dapat mengoptimalkan produktivitas. Akhirnya, elemen workplace branding dan interior sustainability turut memainkan peran penting, membangun identitas perusahaan melalui desain yang inovatif sekaligus mendukung keberlanjutan.
Adaptasi dan Tren
Desain
yang Mendukung
Produktivitas

Sebelum pandemi, desain kantor cenderung kaku dan hierarkis. Tata letak biasanya berbasis modul workstation yang kaku dengan ruang-ruang formal seperti ruang rapat besar dan ruang individu.
Seperti pada poin sebelumnya, pertimbangan desain kantor tidak terlepas dari cara bekerja pengguna yang juga mengalami perubahan sehingga desain harus mampu beradaptasi dan tetap relevan. Mas Riko Pamungkas menjelaskan bahwa kita telah melalui empat fase utama dalam desain ruang kerja:
Desain mulai mempertimbangkan aspek kesehatan secara lebih holistik.

Agar desain kantor relevan dengan kebutuhan zaman diperlukan pendekatan inovatif, seperti mengadopsi hybrid workspace yang menggabungkan kerja jarak jauh dan tatap muka. Ibu Ranu menekankan bahwa
"teknologi harus menjadi prioritas pertama dalam mendesain kantor hybrid, karena fungsinya mendukung koneksi dan efisiensi".
Di era hybrid workspace, teknologi memungkinkan pekerja untuk tetap terhubung baik secara langsung maupun virtual, seperti melalui ruang Zoom atau Metaverse yang semakin populer. Selain itu, elemen seperti ruang kolaboratif berbasis layar interaktif dan konektivitas jaringan andal memastikan bahwa kantor mampu memenuhi kebutuhan dinamis pekerja masa kini. Selain itu, keberlanjutan menjadi salah satu isu utama dalam desain kantor modern, mengingat dampaknya terhadap lingkungan dan kesejahteraan pekerja.
Pandemi memaksa adopsi jarak sosial. Partisi antar meja, area pencucian tangan, dan ruang pemeriksaan suhu menjadi norma baru. Kantor menjadi lebih adaptif terhadap kebutuhan kesehatan.
Saat ini, ruang kerja menekankan fleksibilitas dan hybrid workspace Tata letak memungkinkan pekerja memilih ruang sesuai kebutuhan, dari ruang kolaborasi hingga sudut privat untuk pekerjaan mendalam.

Pendekatan seperti biophilic design yang memanfaatkan elemen alami seperti tanaman hidup dan pencahayaan alami, menciptakan suasana sehat dan nyaman. Ibu Ranu menegaskan,
“desain berkelanjutan tidak hanya soal material, tetapi juga bagaimana menciptakan ruang yang hemat energi dan ramah lingkungan”.
Mas Riko juga membahas tentang bagaimana desain merespon isu-isu kesehatan terutama setelah pandemi sehingga tren desain juga mengarah pada menciptakan ruang yang lebih sehat seperti di kantor Paris Friends yang berkonsep open space dan mengaplikasikan prinsip green building dengan memakai material-material alami seperti kayu, membuat bukaan-bukaan di sekelilingnya, dan memaksimalkan pencahayaan alami.
Dalam sesi diskusi ini, beberapa peserta juga menanyakan pertanyaan-pertanyaan menarik sebagai berikut:
Gambar: WFH & Ruang Kerja
Sumber: Materi Presentasi Ranu Scarvia, 2023
Gambar: Tren Biophilic Design
Sumber: Materi Presentasi Ranu Scarvia, 2023
Restu Aji:
Penanya
Bagaimana jika identitas desain suatu kantor ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan atau keinginan karyawannya? Apakah tetap mengedepankan identitas desain sebagai salah satu unsur branding kantor, atau tetap memperhatikan kepentingan karyawan?

Riko Pamungkas
Interior Desainer Shirvano Consulting
Identitas desain kantor memang penting sebagai unsur branding, tetapi juga harus fleksibel agar dapat beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Dulu, desain kantor cenderung kaku dan monoton dengan hierarki yang kuat. Sekarang, kantor harus lebih fleksibel dan memberikan kebebasan kepada karyawan untuk memilih tempat kerja yang sesuai kebutuhan mereka. Jika identitas desain kantor tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan, perlu dilakukan pembaruan. Kantor modern harus mampu menyediakan wadah yang mendukung aktivitas para karyawan dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan tuntutan era Industri 4.0. Workflow yang tidak berjalan optimal seharusnya didiskusikan untuk menemukan solusi terbaik, karena kantor yang baik adalah kantor yang mampu memenuhi kebutuhan pengguna ruangannya.`
Muzdalifah Iryani Sasole:
Penanya
Apakah ada cara efektif untuk merancang ruang kerja hybrid dengan pendekatan biophilic design? Apakah biophilic design masih tetap berpengaruh terhadap produktivitas, terutama dengan meningkatnya penggunaan teknologi pasca-pandemi?
Ranu Scarvia
Ketua HDII DKI Jakarta
Biophilic design sangat relevan dan bisa diaplikasikan di mana saja, termasuk ruang kerja hybrid. Biophilic tidak hanya sekadar menghadirkan elemen alam seperti tanaman atau air, tetapi tentang bagaimana menghadirkan aura lingkungan luar ke dalam ruangan. Selain itu, Biophilic design harus diterapkan secara strategis, tidak semua area perlu menggunakan konsep biophilic secara penuh, karena itu justru bisa membuat bosan. Cukup beberapa spot tertentu yang dirancang untuk memberikan efek pemulihan. Teknologi juga berperan penting, baik dalam memelihara Biophilic design maupun memastikan desain tetap relevan untuk jangka panjang.
Sumber : Ilustrasi Kantor | Freepik
Reflecting Culture and Purpose Through Inspired Office Design
DOMS Atelier berdiri sejak tahun 2020 di Jakarta, oleh
Melissa Stefanny dan Ronaldo W iguna. T ipologi kantor menjadi salah satu fokus desain konsultan interior ini yang menghadirkan inovasi melalui berbagai proyek inspiratif, seperti Teleperformance Indonesia di Yogyakarta, Shipping Company di Surabaya, dan IBS Group di Keberadaan DOMS Atelier menjadi representasi dari kreativitas dan dedikasi dalam menghadirkan ruang interior yang berkarakter dan fungsional.
Writer: Prisca Bicawasti B. Sutanty

Stefanny Co-Founder DOMS Atelier

Q: Bagaimana tren desain kantor saat ini?
A:
"Tren desain kantor dari tahun ke tahun sebenarnya tidak mengalami perubahan signifikan seperti desain rumah yang lebih cepat bertransisi, misalnya gaya modern, Japandi, atau Skandinavia,"
jelas Ibu Melissa. Menurutnya, tren desain kantor banyak dipengaruhi oleh kebutuhan perusahaan, seperti identitas merek, gaya hidup, dan budaya perusahaan. Meskipun aspek estetika visual yang menjadi hal pertama yang dapat memberikan impresi, DOMS Atelier menekankan bahwa area kantor harus memiliki nilai fungsional yang tinggi dengan pengimplementasian standar yang tepat.
Q: Seberapa jauh teknologi memiliki pengaruh terhadap desain kantor?
A:
Teknologi yang terus berkembang membuat DOMS Atelier selalu beradaptasi dan mengintegrasikan elemen teknologi ke dalam desain kantor.
“Seperti penggunaan Zoom booth, yang bisa berupa ruangan khusus atau boks portabel,”
jelasnya. Tidak hanya sebatas memahami fungsi, seorang desainer harus mengerti proses instalasi dan sistem teknologi tersebut. Selain itu, kemajuan teknologi juga berkaitan erat dengan aspek kesehatan, terutama pada gedung perkantoran bertingkat menengah hingga tinggi yang sering terpapar radiasi

teknologi double-radiation untuk sisi luar dan dalam,”
tambahnya. Dalam praktiknya, DOMS Atelier juga mengaplikasikan teknologi seperti humidifier, dehumidifier, hingga penggunaan AC disesuaikan dengan kebutuhan, dipadukan dengan tata letak yang dirancang secara strategis.
Q: Bagaimana mengetahui budaya (culture) sebuah perusahaan?
A:
Untuk memahami budaya sebuah perusahaan, langkah pertama yang bisa dilakukan sebelum pertemuan pertama adalah mempelajari profil perusahaan melalui website resmi. Biasanya, perusahaan besar mencantumkan visi, misi, dan budaya kerja secara lugas.
“Kami juga memperhatikan struktur organisasi perusahaan. Misalnya, jika terdapat banyak direksi, maka biasanya diperlukan lebih banyak ruang individu. Sebaliknya, jika hanya ada satu direktur dan selebihnya tim anggota, maka desain kantor dapat diarahkan pada sistem ruang terbuka (open space system),”
jelas Ibu Melissa. Selain itu, DOMS Atelier juga mempertimbangkan lokasi kantor, apakah bersifat tunggal atau memiliki cabang, karena adanya kebutuhan khusus lain seperti ruang bagi tamu dari -
Melissa
luar kota atau luar negeri yang biasa disebut sebagai hot area.
Sebaliknya, jika perusahaan belum mengetahui atau mendefinisikan budayanya, salah satu strategi yang dilakukan adalah menampilkan dan mendiskusikan contoh portofolio proyek sebelumnya. Dalam tahap ini, baik desainer maupun klien disarankan untuk saling bertukar informasi dan melakukan riset untuk memahami kebutuhan lebih mendalam. Budaya kerja perusahaan sangat penting karena melibatkan banyak pengguna, mulai dari puluhan hingga ratusan karyawan. Jika desain kantor tidak selaras dengan budaya yang sudah ada, maka dibutuhkan proses adaptasi yang dapat memengaruhi produktivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Q: Apakah proyek yang paling berkesan untuk DOMS Atelier?
A: Setiap proyek memiliki tantangan dan cerita uniknya masing-masing. Namun, menurut Ibu Melissa, salah satu proyek yang paling berkesan adalah desain untuk National Shipping Company di Surabaya pada tahun 2022. Proyek ini dimulai dari klien yang menemukan DOMS Atelier melalui mesin pencarian, dilanjutkan dengan proses perkenalan & diskusi yang mayoritas dilakukan secara daring. Sampai pada tahap pembangunan dan dokumentasi akhir proyek, seluruhnya dilakukan dengan koordinasi yang sangat baik.


Bangunan ini dirancang di atas lahan kosong yang kemudian berkembang menjadi gedung 7 lantai dengan fungsi yang kompleks. Lantai pertama difungsikan untuk area publik, meliputi ruang resepsionis, pantry, dan ruang multifungsi yang kerap digunakan untuk kegiatan olahraga bersama, seperti zumba dan yoga. Lantai dua hingga tiga diperuntukkan sebagai ruang kerja. Lantai empat dirancang sebagai area pelatihan, sejalan dengan budaya perusahaan yang sering mengadakan pembinaan untuk karyawan. Lantai lima dan enam difungsikan sebagai tempat tinggal sementara untuk karyawan atau tamu dari luar kota maupun luar negeri yang menyerupai penthouse. Sedangkan lantai tujuh dimanfaatkan sebagai area retail, termasuk restoran. ungkapnya. Ibu
“Proyek ini sangat berkesan karena kami membangun semuanya dari nol, dan komunikasi dengan klien berlangsung sangat lancar, membuat proyek ini terasa utuh dan berhasil,”
Melissa menambahkan bahwa bahkan setelah proyek selesai, hubungan baik dengan klien tetap terjaga. tutupnya.
“Komunikasi adalah kunci utama. Dalam setiap proyek, penting untuk menganggapnya sebagai kerja bersama—sama-sama aktif bertanya, sama-sama melaporkan,”
Q: Apakah ada pesan untuk perancang desain kantor?
A: “Menurut saya, yang paling penting adalah mengedukasi klien,” pesan Ibu Melissa. Hal ini didasarkan pada fungsi utama kantor, di mana para karyawan menghabiskan banyak waktu dan berinteraksi dengan berbagai orang, sehingga kenyamanan dan keamanan menjadi faktor yang sangat penting. Selain mencerminkan budaya perusahaan, desain kantor juga harus memenuhi standar tertentu untuk memastikan keberlangsungan aktivitas kantor dapat berjalan dengan lancar. Ibu Melissa mengakhiri diskusi ini dengan sebuah pesan:

Melihat Coffee Shop sebagai Gambaran Ruang Kerja di Masa Depan
Writers: Aurelia Dewi & Isnayati Fauziah (Freelancer & Sessional Assistant Urban Designer)
Pandemi COVID-19 telah mendorong transformasi besar-besaran dalam dunia kerja. Munculnya opsi work from home ( WFH) dan model hibrida telah membuka peluang bagi pekerja untuk memiliki lebih banyak kendali atas waktu dan tempat mereka bekerja. Namun, fenomena bekerja dari rumah selama pandemi menimbulkan fenomena baru yang bisa disebut dengan workspace loneliness, seseorang bisa dengan mudah merasa kesepian dan terputus dari dunia luar tanpa pertemuan rutin dengan datang ke tempat kerja. Pada tahun 2022, 72% pekerja di seluruh dunia diperkirakan mengalami kesepian di tempat kerja setiap bulannya1. Tanpa ragu, ada manfaat dari tempat kerja fisik, pekerja yang mengalami isolasi selama pandemi belajar untuk menghargai kerja tim dan berinteraksi dengan rekan kerja, bahkan saat bekerja secara jarak jauh. Selain itu, ruang kerja fisik juga memiliki manfaat yang tidak mungkin bisa ditiru dalam ruang kerja virtual seperti nilai produktivitas. Dengan ruang kerja yang ditentukan terpisah dari lingkungan rumah, memungkinkan pekerja untuk memasuki mode kerja yang jauh dari distraksi yang timbul dari rumah dan lebih berkonsentrasi pada tugas-tugas mereka. Salah satu alternatif ruang kerja fisik yang dipilih oleh para pekerja maupun pelajar sebagai ruang kerja adalah coffee shop atau kafe.
Coffee shop atau kafe menjadi salah satu alternatif yang cukup populer dijadikan ruang kerja sejak diberlakukannya pilihan sistem kerja WFH dan hibrida pada masa COVID-19 dan semakin populer hingga saat ini. Bahkan, banyak dari para pekerja lebih menyukai sistem bekerja hibrida atau remote yang kemudian memilih untuk bekerja dari coffee shop daripada bekerja secara rutin di kantor. Kebutuhan pekerja yang telah berubah, mereka mencari ruang kerja yang tidak hanya nyaman, tetapi juga inspiratif dan produktif. Coffee shop, dengan segala kelebihannya, telah berhasil memenuhi kebutuhan tersebut. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ada beberapa faktor yang mendasari fenomena ini, yang kemudian dapat dilihat sebagai cikal bakal ruang kerja di masa depan.

Lingkungan yang Fleksibel dan Penataan Visual

Bekerja di lingkungan yang fleksibel seperti coffee shop lebih meningkatkan produktivitas daripada bekerja di lingkungan yang terstruktur seperti kantor2. Lingkungan visual juga salah satu faktor yang dapat membuat bekerja dari rumah dan kantor terasa melelahkan, duduk di kursi yang sama dan menatap dinding yang sama tanpa istirahat. Penataan visual mampu membantu dalam menyelesaikan masalah yang memiliki solusi optimal. Rangsangan visual inilah yang dapat banyak ditemukan di coffee shop.
Gambar: Ilustrasi Work From Cafe
Sumber: Freepik, 2025

Background Noise

Coffee shop memiliki level ambient sounds rata-rata 70 decibels, yang mana pada level tersebut dapat merangsang produktivitas paling baik3. Background noise juga dapat meningkatkan kemampuan untuk berpikir lebih abstrak yang dapat menghasilkan ideide baru4.

Ada formalitas yang tersirat ketika berkumpul di kantor maupun dalam platform pertemuan digital, sebaliknya, ada suasana informal ketika bertemu di coffee shop yang mampu menghilangkan kesan kaku dalam kantor yang mendorong orang untuk berkumpul dan bekerja bersama. Kehadiran orangorang di sekitar yang juga sedang bekerja, secara tidak sadar menjadi motivasi untuk lebih produktif tanpa adanya tekanan.


Dengan memilih bekerja secara hibrida atau remote dari coffee shop, pekerja memiliki kebebasan untuk menentukan waktu kerja mereka tanpa mengesampingkan target pekerjaan yang harus dipenuhi. Kebebasan pemilihan waktu kerja atau flextime dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas bekerja karena pekerja dapat menentukan waktu dan memilih bekerja di kondisi terbaik mereka, secara fisik dan mental.

Pergeseran menuju sistem kerja jarak jauh telah mengubah cara kita memandang ruang kerja fisik. Kini, kantor bukan sekadar tempat untuk menyelesaikan tugas, melainkan sebuah destinasi yang dipilih secara sadar. Konsep activity-based working (ABW) hadir sebagai solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan ini5. Dengan menciptakan beragam area kerja yang fleksibel, ABW memungkinkan pekerja untuk memilih lingkungan yang paling sesuai dengan tugas dan preferensi mereka, layaknya mencari sudut nyaman di sebuah coffee shop. Fitur-fitur seperti cahaya alami, pemandangan indah, dan suasana nyaman kini menjadi keharusan untuk menarik pekerja kembali ke kantor. Fleksibilitas ini tidak hanya terbatas pada penataan ruang, tetapi juga mencakup sistem kerja seperti flextime yang memberikan otonomi lebih bagi pekerja dalam mengatur waktu kerja mereka. Hasilnya, kantor menjadi pusat komunitas yang mendorong kolaborasi, inovasi, dan kesejahteraan, sekaligus menjadi oase di tengah rutinitas kerja jarak jauh yang monoton.


Masa Depan Ruang Kerja: Desain yang Fleksibel dan Berkelanjutan.
Pandemi global terjadi dan memicu perubahan pada cara, gaya hidup dan tempat orang bekerja. Kantor yang sebelumnya tradisional kini beralih ke mode fleksibel, seperti WFH, WFA, dan hybrid. Perubahan ini membutuhkan pendekatan baru dalam desain kantor yang mengutamakan adaptabilitas, kesejahteraan, dan kolaborasi. Ruang kerja sebagai jantung dari perusahaan harus mendukung gaya dan jadwal kerja yang beragam. Desain modular sebagai salah satu konsep yang adaptif dan fleksibel dapat diterapkan untuk ruang kerja kekinian yang memungkinkan kantor untuk bertransformasi sesuai dengan kebutuhan.
Desain modular mencakup elemen seperti furnitur yang dapat diubah menjadi ruang rapat kecil dan dinding partisi yang mudah dipindahkan untuk menciptakan ruang baru atau dapat digunakan sebagai pemisah antara ruang kerja individu dan ruang kolaboratif serta kelengkapan desain khusus seperti zona tenang menjadi tempat untuk karyawan fokus atau beristirahat sejenak, dengan dilengkapi kursi ergonomis dan meja yang bisa diatur ketinggiannya dapat mendukung postur tubuh yang sehat dan mengurangi resiko cedera fisik akibat duduk yang terlalu lama, unsur lain seperti peredam suara dapat memberikan privasi akustik dan menunjang pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, sehingga tidak mengganggu privasi dan kebutuhan sekaligus mendukung kerja tim.


Gambar: Penerapan Desain Modular
Sumber: Ilustrasi oleh penulis, 2025



Gambar: Elemen Desain Modular
Sumber: Ilustrasi oleh penulis, 2025

Selain berfokus pada elemen interior, furnitur , pembagian zona, sama pentingnya halnya dengan kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Elemen alam secara tidak langsung memberikan dampak positif, seperti pencahayaan alami, tanaman dalam ruangan, dan sistem ventilasi yang baik dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Sementara itu, elemen desain memiliki pengaruh untuk mendorong interaksi informal, seperti lounge terbuka, zona brainstorming, dan dapur bersama menjadi jembatan antara anggota tim bersendagurau meningkatkan rasa kebersamaan. Serta, konsep berkelanjutan menjadi pendukung ruang kerja masa depan, seperti penggunaan bahan daur ulang yang optimal, efisiensi energi, dan adaptabilitas jangka panjang.
Writers: I Made Wahyudi Gelgel (Architectural Designer) and Ayutasya Zahrine Kusuma (Student)
Beberapa kantor sudah menerapkan konsep kekinian yang fleksibel, memasukan elemen alam dan memiliki ruang terbuka yang dirancang untuk mendorong interaksi dan inovasi, contohnya kantor pusat Airbnb dan kampusnya di San Fransisco yang menyediakan ruang kerja privasi dan kolaborasi, dengan mengusung slogan ' Belong Anywhere ,'1 kantor mereka dirancang dengan suasana yang santai dan fleksibel, seolah-olah bekerja di mana saja, seperti sedang berlibur. Desain ini merefleksikan ' culture of hospitality ' yang menjadi inti dari identitas mereka2. Ini menjadikan kantor bukanlah sekedar tempat untuk bekerja, melainkan menjadi tempat untuk melahirkan ide cemerlang dan konektivitas.

Gambar: Kantor Pusat Airbnb San Francisco Sumber: (https://officesnapshots.com , 2025)

Gambar: Kampus Airbnb San Francisco
Sumber: ( https://www wrnsstudio.com , 2025)

Gambar: Kampus Airbnb San Francisco
Sumber: ( https://www.wrnsstudio.com , 2025)
Secara perencanaan, atrium yang menghubungkan semua ruangan sebagai area fleksibel yang dirancang untuk berbagai fungsi. Keberadaan layar besar dan panggung dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas. Panel yang mengelilingi atrium, membentuk elemen layar yang dilengkapi fitur privasi visual dan akustik, sehingga menciptakan transisi yang mulus dari ruang terbuka menuju area kerja.
Konsep modular yang diusung terlihat dari panel dan material kayu yang simpel namun mudah diintegrasikan untuk berbagai fungsi seperti dinding partisi yang dapat dibuka atau ditutup . Ruang hijau buatan dapat difungsikan sebagai tempat duduk untuk bekerja maupun relaksasi, Sehingga, adaptasi ruang tercipta dalam memenuhi kebutuhan kolaborasi, kerja individu, hingga diskusi informal. Desain modular memungkinkan ruang untuk digunakan secara efisien, mendorong produktivitas dan terciptanya ruang kerja yang dinamis.
Pandemi telah mengubah secara permanen hubungan kita dengan ruang kerja. Dengan mengadopsi fleksibilitas, kesejahteraan, teknologi, kolaborasi, dan keberlanjutan, arsitek dan desainer dituntut untuk mampu menciptakan ruang kerja yang tidak hanya mengikuti tren masa kini tetapi juga mengantisipasi kebutuhan masa mendatang. Lingkungan memiliki dampak besar terhadap cara pandang sebuah pekerjaan; Perubahan dari ruang kantor tradisional yang dipenuhi bilik menjadi fasilitas yang didesain ulang secara cerdas telah memberikan dampak yang signifikan terhadap karyawan3 . Ruang kerja masa depan bukan sekedar tempat bekerja, melainkan ruang yang menginspirasi, menghubungkan, dan terus berkembang.
The best workspaces inspire creativity, nurture collaboration, and adapt to the ever-changing needs of the people who use them.
Anonim
1 DesignStudio, “Airbnb: Developing ‘Belong Anywhere’ branding strategy,” www.design.studio , 2023. https://www.design.studio/work/air-bnb (accessed Jan. 19, 2025).
2 “Airbnb San Francisco Campus,” WRNS Studio . https://www.wrnsstudio.com/project/airbnb-san-francisco-campus/ (accessed Jan. 19, 2025).
3 “The Impact of Office Interiors on Mental Health,” Sharp.co.uk , Nov. 30, 2023. https://www.sharp.co.uk/news-and-events/blog/the-impact-ofoffice-interiors-on-mental-health (accessed Dec. 27, 2024).

Shirvano Consulting (PT Karangluhur Lima Pilar) is a multidisciplinary placemaking group working in architecture, urban planning, development, and research on cities.

In the past six years, Shirvano has worked with the government authorities, private sectors, individuals, communities, and non-profit organizations in more than 30 regions in Indonesia for urban planning, masterplanning, architectural and interior designs to research, and consultancy projects.
Our Vision
Our vision is To be a Leading and Impactful Planning, Design, and Architecture Practice in Indonesia by 2027 and Southeast Asia by 2032.
Our Mission
To raise the bar & put Indonesian architectureplanning-design industry on the global map by designing better places & delivering the best for our clients and to build an outstanding group comprised of great talent.
Gambar: Sayembara Master Plan Kampus Nagrak Universitas Trisakti
Sumber: Shirvano Consulting (2023)

Volume 4 Nomor 1
Periode Februari - April 2025
