mersela_v-01_2017_fa_231117

Page 1

Volume 1 / Tahun XII / 2017

MEDAN MERDEKA SELATAN

M A J A L A H S E K R E TA R I AT W A K I L P R E S I D E N

Sukses

Asian Games 2018 Lebih Bergengsi Liputan Utama

MENUJU SUKSES ASIAN GAMES 2018

Tokoh Kita

DR. Ir. M. Basoeki Hadimoeljono, M.Sc

“PANGLIMA” PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


DARI REDAKSI DEWAN REDAKSI Pelindung MOHAMAD OEMAR Kepala Sekretariat Wakil Presiden Penasehat BAMBANG WIDIANTO Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan GUNTUR IMAN NEFIANTO Deputi Bidang Administrasi Penanggung Jawab Redaksi RUSMIN NURYADIN Asisten Deputi Komunikasi dan Informasi Publik

Hampir

dipastikan Indonesia bakal menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018. Pesta olahraga bergengsi empat tahunan ini akan berlangsung 18 Agustus - 2 September 2018, diikuti sekitar 45 negara se-Asia, dengan menggunakan lokasi utama di Jakarta dan Palembang. Event ini akan menjadi catatan sejarah penting bagi bangsa Indonesia, mengingat selain merupakan kesempatan langka bagi setiap negara di Asia, juga bagi Indonesia sendiri baru menjelang yang kedua kalinya sejak diselenggarakan di Jakarta tahun 1962. Karena itulah dalam penerbitan Edisi 1 Tahun 2017 Majalah Mersela kali ini mengangkat tema “Sukses Asian Games 2018�. Diangkatnya tema ini salah satunya adalah sebagai upaya untuk ikut menggelorakan gaungnya Asian Games 2018 agar berjalan dengan sukses. Sejak mendapat mandat dari Presiden sebagai Ketua Pengarah Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 melalui Kepres No.15 Tahun 2017, Wapres selalu intensif menggerakkan jajaran instansi/pejabat terkait dalam menangani persiapan serta kesiapan infrastruktur dan prestasi atlet, yang dapat disimak pada rubrik Kiprah Wapres. Untuk mengetahui sejauh mana persiapan dan kesiapan rencana besar ini, Tim Redaksi berhasil meminta pandangan dari para pemangku kepentingan yang terkait, di antaranya adalah Ketua INASGOC Erick Thohir, Menpora Imam Nahrawi, Menteri PU & Pera Basoeki Hadimoeljono, Wamenkeu Mardiasmo, Kepala BPKP Ardan Adipradana, dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin, yang dapat disimak pada rubrik Liputan Utama. Sebagai negara besar di kawasan Asia Tenggara yang diperhitungkan dunia, Indonesia juga aktif dalam menjalin hubungan persahabatan dengan berbagai negara oleh karena itu ketika hadir pada KTT IPTEK OKI Tahun 2017 di Kazakhstan pada 10-11 September, Wapres menyampaikan pidato yang antara lain menggugah negara-negara Islam untuk segera sadar mengenai pentingnya memajukan teknologi. Begitu juga perannya di tingkat dunia, dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York Amerika Serikat, Wapres yang hadir memimpin delegasi Indonesia dalam pidatonya menyuarakan beberapa pandangan, di antaranya adalah mendorong pengentasan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan antarumat manusia di muka bumi. Sisi lain yang tidak kalah penting diungkapkan Wapres adalah perjuangannya agar Indonesia dapat menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB serta menekankan perlunya penghentian kekerasan terhadap suku Rohingya yang dapat disimak pada rubrik Liputan Khusus.

Redaktur Eksekutif ROMANSEN SUPRIYANTO Redaktur Foto TRI HANDAYANI DAVID MASRI Editor/Reporter PERY IRAWAN SITI KHODIJAH INDRA NOVIAR Fotografer YOHANES LINIANDUS NOVIA ANGGI JERI WONGIYANTO Sekretariat MAHDIYONO Disain Layout HENI SOENARDJO Distributor ARIEF HENDRATNO

Alamat Redaksi: Sekretariat Wakil Presiden Jl. Kebon Sirih No. 14, Jakarta Pusat 10110 T. [021] 384 2780 ext. 1132 F. [021] 381 1774 Redaksi menerima sumbangan artikel, masukan dan saran. Silakan kirim ke: Sekretariat Redaksi MERSELA, Asdep Komunikasi dan Informasi Publik, Sekretariat Wakil Presiden

Betulkah penyelenggaraan Asian Games 2018 mendapatkan dukungan dari masyarakat? Untuk mengetahui hal ini, ada baiknya jika pembaca menyimak Rubrik Pendapat Mereka. Suksesnya pembangunan infrastruktur tidak terlepas dari peran dan pemikiran sosok Menteri PU & PR Basoeki Hadimoeljono. Berbagai infrastruktur telah berhasil ia bangun sehingga tidak salah jika ia dinobatkan sebagai Bapak Infrastruktur. Untuk mengetahui sepak terjang tokoh satu ini, marilah kita simak dalam rubrik Tokoh Kita. Kegiatan Wapres dan Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla sejak Juli s.d. Agustus 2017 juga dikemas dalam informasi yang menarik berupa Rubrik Galeri Foto. Begitu juga sajian pernak-pernik Asian Games, HUT ke-50 Perkawinan (Emas) Bapak Jusuf Kalla dengan Ibu Mufidah, serta Kantin Istana Wapres Redaksi hadirkan dalam tulisan ringan rubrik Serbaneka. Mengakhiri sajian edisi ini adalah rubrik Opini, yang menyoroti tentang Bagaimana Menjalankan Sistem Keolahragaan Nasional yang Baik dan Benar, dengan cara Menakar Target Capaian Indonesia pada Asian Games 2018 yang ditulis oleh Sutikno, Kasubbid Pemuda dan Olahraga Setwapres. Selamat membaca. (SY/RP)

Keterangan Foto: Wapres Jusuf Kalla didampingi oleh Menteri PMK Puan Maharani, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono, dan Ketua INASGOC Erick Thohir meninjau venue Asian Games di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Fotografer: JERI WONGIYANTO


DAFTAR ISI

04

26

08

48 38

04 KIPRAH WAPRES

35

PENDAPAT MEREKA

Wapres Dorong Sukses Asian Games 2018

Bagaimana menyukseskan Asian Games 2018

08 LIPUTAN UTAMA

38

TOKOH KITA

Menuju Sukses Asian Games 2018

26

LIPUTAN KHUSUS

Lawatan Wapres Jusuf Kalla ke Kazakhstan & New York, Amerika Serikat

DR. Ir. M. Basoeki Hadimoeljono, M.Sc Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

“Panglima” Pembangunan Infrastruktur

42 GALERI FOTO

48 SERBANEKA

• Perayaan untuk Setengah Abad yang Indah • Logo dan Maskot Asian Games 2018 • Menikmati Suasana Kantin Setwapres

54 OPINI

Menakar Target Capaian Indonesia pada Asian Games 2018

57 FORUM DISKUSI

Dukungan Sport Science Center (SSC) untuk Kontingen Indonesia pada Asian Games XVIII 2018 MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

03


KIPRAH WAPRES

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Wapres Dorong

Sukses Asian Games 2018 Luar biasa, itulah kata yang tepat diungkapkan untuk mengapresiasi kegigihan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dalam upaya menyukseskan penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 di Jakarta dan Palembang Tahun 2018. Kegigihan Wapres tersebut selaras dengan harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengamanatkan agar Asian Games 2018 dapat terlaksana tepat waktu sehingga perlu selalu dipantau secara periodik setiap bulan. “Saya kira, kalau ini tidak kita siapkan dengan detail dengan rinci dan kita kontrol setiap satu bulan, saya takut waktu yang mepet ini akan kejar-kejaran dalam menyelesaikan,� kata Presiden Jokowi ketika memimpin rapat terbatas tentang Asian Games di Kantor Presiden pada Kamis, 2 Maret 2017. Bagai gayung bersambut, harapan Presiden tersebut direspon cepat oleh Wapres Jusuf Kalla (JK). Gebrakangebrakan untuk melakukan percepatan persiapannya dengan menggelar rapat-rapat dan peninjauan perkembangan secara intensif ia lakukan setelah mendapat mandat dari Presiden melalui Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2017 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 di mana ia duduk sebagai Ketua Pengarah Panitia Penyelenggara Asian Games 2018.

04

Dalam catatan Redaksi, setidaknya sejak awal tahun hingga Agustus 2017 Wapres JK tidak kurang dari 18 kali menyelenggarakan dan memimpin rapat serta meninjau berbagai pembangunan infrastruktur, baik yang utama maupun pendukung di Jakarta, Palembang, dan Jawa Barat. Bahkan Wapres JK menyempatkan diri melakukan peninjauan infrastruktur dan pengelolaan fasilitas Queen Elizabeth Olympic Park Stadium di London Inggris sebagai pembanding disela kunjungan kerjanya ke London pada Rabu, 17 Mei 2017. Peninjauan tersebut ia lakukan untuk menyerap pengalaman dan praktik terbaik (best practices) olimpiade musim panas tahun 2012 di London mengingat kota tersebut tercatat tiga kali menjadi tuan rumah olimpiade modern. Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


Wapres meresmikan Pembukaan Kegiatan Asian Games-GOIFEX Expo International Sport, Fitness and Health Expo 2017-2018 di JCC Senayan

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

“Mereka melaksanakan olimpiade tahun 2012 yang lalu. Bagaimana memaksimalkan penggunaan suatu kompleks olahraga, itu yang kita pelajari juga. Supaya Senayan itu dapat berfungsi betul untuk olahraga sekaligus berfungsi untuk yang lainnya di masyarakat, untuk atletik, untuk konser, (untuk) sepakbola, tapi tidak merusak sistem,” ujar Wapres. Wapres menilai bahwa antara penyelenggaraan Asian Games dan Olimpiade tidak jauh berbeda, sehingga Indonesia perlu berkaca dari pengalaman Olimpiade London yang dapat diambil untuk menyukseskan pelaksanaan Asian Games yang akan digelar di Jakarta dan Palembang tahun depan. “Antara Olimpiade dan Asian Games tidak jauh beda. Dia punya jumlah atlet kurang lebih 10.000, Asian Games juga kurang lebih 10.000 atlet,” kata Wapres membandingkan. Oleh karena itu, dalam rangka Asian Games 2018, Wapres menginstruksikan kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olimpiade Indonesia (KOI) serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Sumatera Selatan untuk mempercepat pembangunan sarana olahraga sebagai penunjang kegiatan tersebut. Ia mengatakan bahwa perayaan olahraga haruslah menyisakan kenangan bersejarah. “Setiap perayaan pesta olahraga, haruslah membangun infrastruktur dan sarana olahraga yang monumental,” pesan Wapres. Menurut Wapres, dahulu saat Indonesia pertama kali menggelar Asian Games tahun 1962, Presiden Soekarno membangun Gelanggang Olahraga Bung Karno MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

Terwujudnya tiga pilar sukses yang harus dicapai dalam Asian Games 2018 adalah “Sukses sarana, sukses penyelenggaraan, dan sukses atlet”, merupakan tiga pilar penting untuk menyukseskan Asian Games tahun depan (GBK) untuk menyukseskan acara tersebut, sehingga menjadi peristiwa yang dikenang sampai sekarang ini. Begitu juga ketika memberikan pengarahan pada rapat pleno persiapan Asian Games 2018 di Kantor INASGOC, Jakarta, Selasa, 18 Juli 2017, Wapres menekankan terwujudnya tiga pilar sukses yang harus dicapai dalam Asian Games 2018, yaitu “Sukses sarana, sukses penyelenggaraan, dan sukses atlet, adalah tiga pilar penting untuk menyukseskan Asian Games tahun depan,” kata Wapres. Seperti diketahui bahwa Asian Games XVIII, menurut Wapres nantinya akan mempertandingkan 39 (kini berkembang menjadi 45) cabang olahraga (cabor) yang akan dilaksanakan di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat dengan lokasi yang tersebar di 80 venue.

05


KIPRAH WAPRES

Oleh karena itu, pada kesempatan sosialisasi dan promosi road to 18th Asian Games tanggal 27 Desember 2015 di Kantor Komite Olahraga Indonesia (KOI) Jakarta, Wapres juga meminta kepada seluruh jajaran terkait untuk selalu memperhatikan baik mengenai penyelenggaraan maupun prestasi olahraganya. “Asian Games pesta olahraga di Asia, tentu harus mendapat perhatian dalam dua hal. Pertama penyelenggaraannya dan kedua prestasi olahraga kita. Walaupun penyelenggaraannya sukses, tapi jika prestasi tak penuhi harapan, tentu masyarakat dan kita akan kecewa semua,” pesan Wapres saat acara sosialisasi dan promosi road to 18th Asian Games 2018 Jakarta-Palembang di Plaza Selatan Senayan, kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, 27 Desember 2015. Dalam kesempatan tersebut, Wapres sekaligus menandai dimulainya sosialisasi dan promosi penyelenggaraan olahraga Asian Games 2018 dengan peluncuran logo berwujud siluet burung cenderawasih dan maskotnya yang diberi nama “Drawa”. “Logo Cenderawasih, burung yang indah. Sering disebut paradise bird atau burung surga,” tutur Wapres. Adapun dalam upaya memacu prestasi Indonesia sebagai peserta, Wapres juga mendorong berbagai unsur terkait untuk meningkatkan prestasi para atlet yang akan diturunkan dalam Asian Games 2018 agar sukses. Apa yang ditekankan Wapres tersebut menunjukkan betapa perhatian dan tanggung jawab Wapres terhadap suksesnya penyelenggaraan pesta olahraga akbar se-Asia tersebut, mengingat Indonesia sebagai tuan rumah yang mempertaruhkan citra bangsa dan negara Indonesia di mata dunia. Dalam rangka memantau perkembangan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono melaporkan kepada Wapres bahwa secara umum tahap persiapan venue, baik pembangunan maupun rehabilitasi fisik sarana dan prasarana sudah berjalan sesuai jadwal yang direncanakan. “Seluruh venues di GBK Senayan Jakarta serta Shooting Range dan Danau Dayung di Jakabaring semua progresnya sedikit lebih maju dari rencana,” kata Basuki. “Semua (prasarana/sarana) cabang olahraga yang dipertandingkan sudah disertifikasi oleh induk organisasinya masing-masing. Sebagai contoh, Fédération Internationale de Natation (FINA) sudah datang dan melihat kesiapan pada cabang akuatik,” lanjutnya.

06

Begitu juga Ketua Panitia Pelaksana Penyelenggaraan Asian Games Indonesia (INASGOC) Erick Thohir melaporkan bahwa pada perkembangan terakhir akan ada 431 events dalam Asian Games yang pada tanggal 10 s.d. 24 Februari 2018 akan dilaksanakan test events untuk 10 cabor, meliputi panahan, atletik, bulu tangkis, basket, tinju, sepak bola, pencak silat, taekwondo, voli, dan weighlifting. Pada kesempatan yang sama, Ketua Satlak Prima Sutjipto menuturkan bahwa terkait prestasi untuk mencapai target peringkat ke-8 pada Asian Games, Indonesia harus mampu memanfaatkan faktor sebagai tuan rumah dalam meningkatkan raihan medali. “Dengan mekanisme performance scorecard diperoleh bahwa potensi keberhasilan prestasi atlet terletak pada 17 cabang olahraga dengan proyeksi 33 - 21 medali emas,” terangnya. Selanjutnya Wapres berpesan agar koordinasi dan kekompakan di lapisan bawah dalam mempersiapkan sarana, penyelenggaraan, dan atlet lebih ditingkatkan. “Untuk sarana kita optimis selesai tepat waktu baik yang di Jakarta, Jawa Barat, maupun yang di Palembang, dan untuk penyelenggaraannya agar sesuai prosedur dengan catatan anggaran yang efisien, dan target prestasi atlet setidak-tidaknya 21 medali dapat dicapai,” kata Wapres. Sebelum memimpin rapat pleno, Wapres menyempatkan melakukan peninjauan ke Pusat Pelatihan Prima Atlet Cabang Olahraga Taekwondo di Gelanggang Olahraga Persatuan Karate Indonesia (GOR POPKI), Jakarta Timur, dan Cabang Olahraga Bola Voli di Padepokan Voli Indonesia, Sentul, serta memberikan motivasi kepada para atlet yang sedang berlatih. Wapres Jusuf Kalla juga meminta agar semua cabang olahraga (cabor) yang diikuti oleh kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 diperkuat. Ia berharap agar 717 atlet di bawah pembinaan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dapat benar-benar difokuskan untuk berlatih. “Semua harus siap, betul-betul prima, tidak ada alasan karena fisik waktu bertanding, atau banyaknya negara (yang bertanding),” tegas Wapres ketika memimpin rapat koordinasi lanjutan di Kantor Wapres pada Jumat, 2 Juni 2017. Begitu juga kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Wapres meminta untuk melakukan evaluasi raihan prestasi atlet Indonesia. “Saya minta Menpora memberikan laporan tertulis atas evaluasi prestasi atletatlet kita saat ini,” pesan Wapres kepada Menteri Pemuda dan Olahraga melalui Plt. Deputi Prestasi Kemenpora yang hadir mewakili Menpora ketika rapat evaluasi Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


Wapres Jusuf Kalla memimpin rapat sponsorhip Asian Games 2018 di Kantor Wakil Presiden

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

kinerja Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 di Kantor Wapres, Jakarta, Senin, 29 Mei 2017. Diberbagai kesempatan kesuksesan tersebut selalu ia tekankan kepada jajaran terkait. Termasuk saat meresmikan Pembukaan Pameran Asian Games-Goifex Expo 2017-2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, pada Sabtu, 19 Agustus 2017, Wapres juga menyampaikan harapannya untuk meraih sukses prestasi olahraga tanah air, mengingat Indonesia merupakan bangsa yang besar. “Saya harapkan semuanya sukses, sukses prestasi olahraga, sukses berjalannya Asian GamesGoifex Expo ini,” harap Wapres. Artinya penyelenggaraan pameran pun dimaksudkan untuk mempopulerkan dan mendorong olahraga, selain untuk kesehatan juga untuk industri. “Acara pameran Asian Games-Goifex Expo ini harus dijadikan momen untuk mempopulerkan dan mendorong kegiatan olahraga. Karena olahraga sekarang ini disamping untuk kesehatan, juga telah menjadi industri,” kata Wapres. “Bagaimana ramainya televisi dengan sepak bola, hanya dapat dicapai apabila bangsa kita turut serta. Kita merasa sebagai bangsa yang besar, tetapi prestasi olahraga belum sejalan dan sepadan dengan besarnya bangsa ini”, kata Wapres. Di sela-sela peresmian pameran tersebut, Wapres menyempatkan diri mengunjungi stand-stand dan berbincang-bincang dengan Atlet Pencak Silat, Atlet Angkat Besi dan Paragames. Sponsorship Membahas mengenai sponsorship, saat memimpin rapat Asian Games, di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, pada Kamis, 30 Maret 2017, Wapres menjelaskan bahwa tujuan mencari sponsor bukanlah semata-mata untuk mendapatkan uang, tetapi untuk kerja sama yang bersifat MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

win-win solution dan mendapatkan atensi dari publik. Oleh karena itu, mengenai sponsor tersebut Wapres menyatakan terbuka untuk siapa saja, namun kemasannya tetap bernuansa Asia. “Semua terbuka, tapi kita ingin mem-branding ini packaging-nya benar-benar Asia. Harus ada spirit nasional untuk didahulukan,” ujar Wapres. Sponsor diperlukan, karena menurut Wapres dana penyelenggaraan Asian Games (AG) 2018 tidak bisa hanya mengandalkan dari pemerintah. Seperti disampaikan pada rapat sebelumnya di Kantor KOI pada Sabtu, 25 Maret 2017, Wapres kembali mengingatkan bahwa penyelenggaraan Asian Games 2018 harus cost effective agar negara terhindar dari hutang. “Dunia ini betul-betul menghemat, apalagi Indonesia. Jangan mengharapkan uang terlalu banyak dari pemerintah,” pesan Wapres. Terkait sponsorship, Ketua Panitia Pelaksana Asian Games Indonesia (INASGOC) Erick Thohir dalam rapat tersebut melaporkan terdapat empat paket sponsorship pada Asian Games ini, yaitu prestige, partner, sponsor, dan supplier dengan nilai sponsor yang berbeda-beda. Sponsorship ini menurut Erick akan digunakan untuk mendukung empat event besar yang digelar menjelang dan saat Asian Games. “Event besar yang akan dilaksanakan yaitu countdown yang dilaksanakan pada 18 Agustus 2017, test event pada bulan Desember 2017 sampai dengan Januari 2018, torch relay di tujuh kota terpilih, dan Asian Games itu sendiri,” kata Erick. Menekankan kesiapan penyelenggaraan Asian Games 2018 yang akan diikuti oleh 45 negara tersebut, Wapres meminta seluruh pihak dapat mengerahkan segala kemampuan demi suksesnya Indonesia menjadi tuan rumah ajang olahraga terbesar se-Asia dimaksud. “Asian Games 2018 harus tetap dimulai sesuai jadwal pada 18 Agustus 2018 sehingga segala persiapan harus segera dimatangkan,” pungkas Wapres. (SY)

07


LIPUTAN UTAMA

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Menuju Sukses Asian Games 2018 Tak lama lagi pandangan bermiliar pasang mata penduduk dunia bakal tertuju ke Indonesia khususnya Jakarta dan Palembang. Indonesia akan menjadi ajang bersaing dan berkompetisi adu kemampuan para atlet dari berbagai negara Asia dalam perhelatan Asian Games XVIII Tahun 2018. Sebagai warga negara dan tuan rumah, penyelenggaraan event di Indonesia tersebut sangat membanggakan meskipun ada perasaan yang harap-harap cemas, mengingat mendesaknya waktu persiapan. Namun, untuk mengetahui bagaimana progres sesungguhnya agar tidak salah dalam mempersepsikan progres tersebut, marilah kita simak laporan Tim Redaksi Majalah Mersela Setwapres yang dituangkan dalam Rubrik Liputan Utama ini.

08

Berikut beberapa narasumber yang berhasil diwawancara, yaitu Ketua INASGOG Erick Thohir, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Ardan Adipradana, dan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Alex Nurdin.

Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


DOK. SETWAPRES > DARY LANCANA

Lakukan yang Terbaik supaya Hasilnya Baik Progress Persiapan Penyelenggaraan Sesuai Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2017 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018, Pemerintah telah menetapkan Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 yang dalam Pasal 1 ayat (1) menyebutkan: “membentuk Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 Indonesia Asian Games Organizing Committee yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden tersebut disebut Panitia Nasional INASGOC.” Kemudian sebagai dasar dalam penyelenggaraannya, Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018. Menurut penjelasan Ketua INASGOC Erick Thohir ketika ditemui Tim Redaksi Majalah Mersela, saat selesai diterima Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Merdeka Utara Jakarta, tanggal 28 September 2017, mengungkapkan bahwa dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 terdapat beberapa istilah untuk pencapaian target. “Yakni sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, dan sukses administrasi,” ungkapnya. Untuk INASGOC sendiri lanjut Erick, fokusnya hanya untuk penyelenggaraan. “Sementara untuk prestasi itu di bawah tanggung jawab Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Pak Imam Nahrawi, dan untuk venue (infrastruktur) di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pak Basuki Hadimuljono.” tutur Erick Thohir. Menjelaskan tentang prioritas terkait persiapan agenda besar untuk penyelenggaraan tersebut, ia mengatakan bahwa yang sudah dilakukan salah satunya adalah Countdown di Silang Monas pada Jumat, 18 Agustus 2017 yang dihadiri oleh Presiden dan Wakil Presiden. Lebih lanjut Erick mengatakan, bahwa sebuah sukses Countdown dan setelah Countdown, tentu dapat dinilai setelah diadakan test event. “Dimana cabang-cabang olahraga tersebut telah membentuk panitia pelaksananya, supaya pada saat pelaksanaan Asian Games mereka bisa lebih siap,” papar Erick. Itulah perlunya pelaksanaan gladi resik, karena jika acara besar seperti itu tidak ada gladi resik maka akan sangat berbahaya. Menurut Erick, test event atau gladi resik itu sendiri terdapat dua macam cara, yaitu yang langsung dilaksanakan oleh cabang-cabang olahraga seperti Spint Triathlon (renang, lari, dan bersepeda) yang akan diselenggarakan di Palembang, kemudian paragliding MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

ERICK THOHIR Ketua INASGOC

yang akan diselenggarakan di Puncak, Bogor, Jawa Barat. “Tetapi selain itu juga akan ada test event yang bersamaan, yaitu sepak bola, basket, bulu tangkis, dan angkat besi, yang semuanya itu berada di bawah INASGOC,” tutur Erick. Test event besar, lanjutnya, akan dilaksanakan pada Februari dan Maret 2018, yang salah satu tujuannya adalah untuk menyinkronkan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan agar dapat diketahui hasilnya nanti seperti apa. Seperti makan para atlet, transportasi dari tempat penginapan atlet ke tempat pertandingan dan lain-lain. “Nah ini test event yang cukup besar,” kata Erick. Setelah Countdown test event ada namanya toastrelay (pembawa obor). Setelah toastrelay baru ada yang namanya game time, yaitu pembukaan, penutupan, dan pada saat pertandingan yang semuanya agenda besar. Selain yang telah dijelaskan, ia juga mengatakan bahwa masih terdapat hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan, yakni pertama opening closing, kedua broadcasting, ketiga Teknologi Informasi (TI), karena opening closing tersebut akan disiarkan oleh berbagai media di 45 negara peserta Asian Games se Asia. Dari Asian Games ini, diharapkan dapat ditonton oleh sekitar empat miliar sampai dengan lima miliar orang. “Nah itu kan suatu branding atau promosi yang luar biasa bagi Indonesia. Opening closing harus benar, broadcast harus benar, karena disiarkan di 45 negara, kalau jelek ini akan menjadi kendala,” ujarnya. Sama juga dengan TI yang begitu penting, karena itu bagian dari sistem dalam penyelenggaraan. “Contohnya begini, orang lari 100 meter, itu kan harus dihitung waktunya hingga detik yang harus sesuai dengan pencatatan standar dunia. Sehingga TI itu harus nyambung yang tidak hanya hasil di lapangan, tetapi data

09


LIPUTAN UTAMA

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

statistiknya langsung masuk connect ke televisi pada saat yang sama,” kata Erick. Belum lagi jika ingin menonton pertandingan bola di pinggir jalan, misalnya ada pertandingan bola yang cukup seru maka nontonnya bisa melalui hand-phone. “Kalau TI ngebrebet (bermasalah) kan bagaimana (kecewa)? Nah itu salah satu kenapa opening closing, broadcast, itu menjadi penting,” ucap Erick lagi. Jadi, jika bicara tentang sejauh mana persiapannya maka menurut Erick selalu ada perkembangan. “Kita sangat on progress, apalagi dengan adanya dukungan dari Bapak Wapres yang setiap bulannya selalu memantau dan memang progresnya sesuai dengan arahan Bapak Presiden, maka kami pun sangat berterima kasih,” ucap Erick. Latar Belakang menjadi Tuan Rumah Dalam pandangan Erick Thohir, menjelaskan tentang latar belakang Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018, yaitu tidak terlepas dari beberapa hal yang mempengaruhi, di antaranya adalah mundurnya Vietnam sebagai calon tuan rumah ketika itu. “Saya rasa begini, kalau kita itu ikut pitching, ikut beading, itu kan prosesnya belum tentu menang atau kalah. Maka dengan Vietnam mundur, kita ada kesempatan langsung jadi pemenang,”

10

Wapres meninjau Pusat Pelatihan Prima Atlit cabang Olahraga Bola Voli

papar Erick. Ini memang sesuatu yang menguntungkan bagi Indonesia karena Indonesia saat itu tidak perlu berkampanye untuk menjadi panitia sudah bisa jadi panitia. “Dan Indonesia yang terakhir menjadi tuan rumah adalah tahun 1962. Sehingga kapan lagi jika kesempatan emas ini tidak kita manfaatkan,” tutur Erick bersemangat. Kendala yang Dihadapi Sementara itu, berbicara mengenai kendala yang dihadapi, ia menjelaskan bahwa sebagai penganut sistem administrasi keuangan negara maka birokrasi yang dihadapi harus dijalani. “Sebetulnya hal tersebut menurutnya bukan suatu kendala, melainkan suatu proses yang harus dilalui meskipun memang cukup panjang,” ungkapnya. Sebagaimana dapat diketahui bahwa dari dana yang dibutuhkan untuk event akbar tersebut yang semula sebesar Rp8,7 triliun, kemudian sesuai arahan Dewan Pengarah untuk diefisiensikan maka menjadi Rp4,5 triliun. ”Itu ada prosesnya, ada birokrasi yang cukup panjang dan harus dilalui. Kemudian orang bertanya kok dari Rp8,7 triliun menjadi Rp4,5 triliun, bagaimana caranya? Sebenarnya Rp8,7 triliun itu ada basisnya,” kata Erick. Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


Wapres Saksikan Penandatanganan Amandemen Host City Contract-Deed of Adherence antara Pemerintah Indonesia, INASGOC dan OCA di INASGOC Head Quater Wisma Serbaguna

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

Kalau melihat Incheon Korea satu kota dengan biaya Rp5 triliun lebih, maka jika hanya 2 kota (Jakarta dan Palembang) yang bahkan belum termasuk Jawa Barat, berarti ongkos tersebut sekitar 30% s.d. 40% lebih tinggi. Dengan ongkos lebih tinggi maka keluarlah angka sebesar Rp8,7 triliun,” hitungnya. “Apakah kita tidak menghemat atau saya sebagai ketua bagaimana? Ya, saya sudah melakukan penghematan,” ujar Erick. Melengkapi penjelasannya, ia mengatakan bahwa broadcast juga sudah diefisiensikan menjadi US$12 juta. “Yang namanya Asian Games harusnya kan ada Asian Youth Games, namun di kita tidak ada,” kata Erick. Meskipun demikian, Dewan Olimpiade Asia (OCA) tetap mendukung langkah Indonesia untuk efisiensi tersebut dan ternyata penghematannya hampir sebesar Rp600 miliar sampai dengan Rp800 miliar. Karenanya untuk posisi sekarang yang besarnya Rp4,5 triliun tersebut, sudah mengalami penghematan dan sudah dilaporkan kepada Bapak Wapres, bahwa dana yang dibutuhkan seharusnya minimal sebesar Rp5,6 triliun. Tetapi menurut Erick ini pun sudah menjadi efisien karena dari Rp8,7 triliun menjadi Rp5,6 triliun. Oleh karenanya, saat ini dari kebutuhan Rp5,6 triliun tersebut sudah tersedia MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

dana hampir Rp4,5 triliun sehingga kekurangannya nanti diharapkan diperoleh dari sponsorship. “Jadi sebetulnya bukan masalah, namun ini merupakan birokrasi dan adminstrasi keuangan saja,” katanya. Kemudian untuk hal lainnya yang ia terangkan adalah mengenai waktu yang sangat mendesak sehingga harus men-support bidang-bidang lain, baik yang bertanggung jawab mengenai prestasi maupun yang bertanggung jawab dalam bidang pembangunan venue, dan lain-lain. “Kita harapkan pembangunan venue ini bisa on time, karena Bapak Wapres sendiri akan meninjau langsung,” ungkap Erick. Apa pun kondisinya baik mendesaknya waktu maupun biaya penyelenggaraan, penyiapan venue (infrastruktur), dan pembinaan prestasi, sesuai arahan Wakil Presiden selaku Ketua Dewan Pengarah Panitia Pelaksana Asian Games 2018, yang mengharapkan agar anggaran yang digunakan tidak mengalami pembengkakan. Namun demikian, pemerintah tetap dapat mencukupi agar penyelenggaraan event akbar dan bergengsi tersebut dapat berjalan dengan sangat baik. “Untuk itulah kami mencoba melakukan yang terbaik supaya hasilnya juga baik,” kata Erick menutup wawancara tersebut. (RP/SY)

11


DOK. SETWAPRES > DARY LANCANA

LIPUTAN UTAMA

Peristiwa Asian Games Berulang Kembali Peristiwa Asian Games 55 tahun lalu, tahun 1962 terulang kembali dan menjadi momentum berharga bagi bangsa Indonesia. Melalui Asian Games XVIII Tahun 2018 ini menjadi promosi Indonesia baik ditingkat Asia maupun dunia dan merupakan simbol dari kemajuan dan kebanggaan olahraga di kawasan Asia. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyatakan bahwa “Visi dan misi kita sebagai tuan rumah Asian Games 2018 adalah menampilkan segala sesuatu yang terkait dengan indentitas bangsa Indonesia dari sisi seni, budaya, ataupun olahraga.” Olahraga saat ini telah menjadi salah satu pembentuk identitas dan karakter bangsa Indonesia (national branding) maka pesan kekayaan dalam keragaman budaya Indonesia inilah yang akan ditonjolkan pada saat Asian Games nantinya. Melalui Asian Games akan terbentuk semangat dan solidaritas di antara sesama negara di Asia. “Dari sinilah kita bisa menjalin kemitraan dalam pengembangan olahraga, mulai sport science, pertukaran pelatih dan wasit serta kerja sama lainnya,” ujar Imam Nahrawi, ketika diwawancarai oleh Tim Majalah Mersela pada Jumat, 28 Juli 2017. Catur Sukses Penyelenggaraan Asian Games 2018 “Asian Games adalah heritage, warisan generasi kini untuk masa yang akan datang maka yang kita lakukan ini adalah bagaimana menciptakan sejarah yang luar biasa untuk menjadi kebanggaan generasi kita yang akan datang,” ujar Imam Nahrawi. Dalam berbagai rapat koordinasi, Wakil Presiden sebagai Ketua Dewan Pengarah yang senantiasa mengawal dan mengawasi langsung persiapan Asian Games berharap Indonesia harus dapat menghadirkan kesuksesan baik dalam penyelenggaraan hingga prestasi. Imam Nahrawi menjelaskan 4 sukses yang harus dihadirkan, yaitu “sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, sukses ekonomi dan sukses administrasi”. Sukses penyelenggaraan merupakan kemampuan untuk menyediakan infrastruktur dan venue olahraga yang maju dan modern, serta pelaksanaan dan pengorganisasian acara dapat dikelola secara profesional sesuai dengan standar internasional. Sementara sukses prestasi dicapai dengan munculnya atlet-atlet Indonesia dalam tingkat Asia yang mampu

12

H. IMAM NAHRAWI, S. Ag. Menteri Pemuda dan Olahraga

mewujudkan prestasi dengan mencapai target masuk ke urutan 10 besar. Sukses ekonomi dicapai jika secara proses kesiapan, pelaksanaan hingga setelah event, mampu membangkitkan ekonomi masyarakat Indonesia. Imam Nahrawi menegaskan untuk dampak ekonomi sangat yakin akan berhasil dicapai, karena kita tahu pemerintah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Selatan serius dalam mempersiapkan dan berupaya menonjolkan kelebihan dan kemajuan pembangunan yang dimilikinya sampai saat ini terus dilakukan pembangunan olahraga melalui destinasi pariwisata atau yang dikenal dengan nama sport tourism. Peluang ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah daerah dalam menjadikan venue-venue pertandingan dan juga infrastruktur pendukung lainnya sebagai destinasi wisata olahraga yang menarik bagi para wisatawan. Oleh karenanya konsep olahraga menghibur (sportainment) akan dihadirkan di event ini. Berkaitan dengan sukses administrasi akan tercapai jika semua proses administrasi, pelaporan, hingga teknis pertanggungjawaban mulai dari anggaran, legalitas dan sebagainya berjalan dengan tertib sesuai dengan aturan yang berlaku. Manfaat dan Tantangan bagi Indonesia Menjadi tuan rumah memang bukan sekedar menyiapkan inftrastruktur untuk menyambut kontingen dari berbagai negara di Asia, tetapi lebih kepada mengangkat harkat dan martabat Indonesia di kancah dunia Internasional. Ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games pertama kali tahun 1962 silam. Kontingen merah putih sukses menjadi nomor 2 di Asia. Tahun 2018 nanti masyarakat Indonesia akan menyambut tamu dari berbagai belahan Asia yang akan berkompetisi pada ajang Asian Games 2018. Akan tetapi, ajang ini jangan sampai hanya berakhir hingga ketika para kontingen pulang Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


partisipasi masyarakat dalam olahraga untuk menambah jumlah atlet-atlet elite di puncak piramida pembinaan.

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

ke negaranya masing-masing. Asian Games 2018 juga harus mewariskan semangat olahraga kepada masyarakat. Tahun ini akan ada regenerasi atlet dan merupakan tugas berat dalam mencari bibit-bibit yang profesional dari seluruh cabang olahraga untuk menghadirkan prestasi bagi Indonesia. Kenyataannya tidak mudah mencetak atletatlet yang mampu mengangkat nama Indonesia di pentas Internasional. Selain harus mempersiapkan infrastruktur latihan dan pola pembinaan, karena sebuah negara yang ingin berjaya di dunia olahraga harus memiliki suplai atlet yang memadai. Lebih lanjut Nahrawi menerangkan, “misalnya negara Belanda, negara yang berada di peringkat 13 pada Olimpiade 2012. Untuk mencapai prestasi itu, mereka memiliki 3,9 juta atlet elite dari total penduduk 17 juta jiwa. Negara kincir angin tersebut juga memiliki 10 juta atlet amatir atau nyaris 60% dari total populasi masyarakat. Jika ditelisik lebih lanjut, dari angka 60% tingkat partisipasi masyarakat Belanda di dunia olahraga itu (1,2 juta bermain sepak bola, 600 ribunya tenis, 590 ribunya memancing, 400 ribunya golf, dan lain-lain) hanya hampir dua perlimanya saja yang menghasilkan atlet elite. Dari angka tersebut di atas memperlihatkan untuk mendapatkan atlet-atlet elite nomor satu, ada pola pembinaan yang berbentuk piramida. Jumlah atlet elite pastinya lebih sedikit daripada atlet amatir dan masyarakat. Pada prinsipnya, “atlet elite dilahirkan (supplied by) dari masyarakat dan masyarakat akan terus berolahraga karena partisipasi (inspired by) dari atlet elite, terutama mereka yang mendapatkan kesuksesan, misalnya menjadi juara dunia,” ungkap Imam Nahrawi. Sesuatu yang sangat logis, jika tidak ada peserta di level amatir dan partisipasi (rekreasi) maka tidak akan ada atlet yang dilahirkan. Oleh karena itu, penting untuk memperbesar jumlah atlet amatir dan juga meningkatkan MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

Kesiapan Indonesia dalam Asian Games 2018 Dalam waktu yang relatif singkat, Indonesia bersedia ditunjuk sebagai tuan rumah menggantikan negara Vietnam dalam menyelenggarakan Asian Games 2018. “Kita hanya mengenal kata “SIAP” dan “YAKIN” jika kita ingin maju,” tegas Imam Nahrawi. Kita adalah negara yang besar, yang menjadi salah satu kekuatan yang diperhitungkan tidak hanya di tingkat Asia, tetapi juga di tingkat dunia, dengan modal percaya diri adalah hal yang harus ditonjolkan. Indonesia sudah berpengalaman mengadakan berbagai kejuaraan dan event internasional, begitu pula dengan kota-kota lainnya, hanya dengan menyelenggarakan event-event internasional seperti ini kita dipaksa berbenah dan bergerak maju, oleh karena itu, inilah cara yang ditempuh, menerima penunjukkan sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Target Prestasi Indonesia pada Asian Games 2018 Indonesia menargetkan masuk ke dalam 10 besar, diperlukan optimisme yang sangat tinggi karena tidak banyak cabang olahraga Indonesia yang mampu bersaing di level dunia. Diperlukan cara dan strategi khusus dalam pencapaian prestasi ini yang nantinya diperoleh dengan cara-cara yang sportif dan tidak mencederai faktor sebagai tuan rumah. “Optimisme ini yang sudah lama hilang, semangat dan euphoria dari lapangan, dukungan dan sorak sorai penonton terhadap atlet Indonesia yang kita rindukan ini harus kembali hadir kembali dalam Asian Games nanti,” pungkas Imam Nahrawi. Indonesia akan membuktikan bahwa kita mampu menggelar event olahraga dunia. Ini adalah era kebangkitan olahraga di mana keberpihakan pemerintah dalam olahraga sudah menemukan momentumnya kembali. “Saya yakin target tinggi yang dicanangkan oleh pemerintah ini mampu memacu atlet untuk mengeluarkan kemampuan terbaik yang dimilikinya,” tegas Imam Nahrawi. Kesan dan Pesan Rakyat Indonesia akan menjadi saksi sejarah Asian Games XVIII Tahun 2018 tentu tidak mudah menkonsolidasikan semua kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh bangsa. Sukses pelaksanaan Asian Games akan membuktikan bahwa negara kita betul-betul siap dan mampu menjadi tuan rumah untuk event apa pun bahkan untuk yang lebih besar. Nahrawi menegaskan penting untuk di-support, dukung bersama-sama dan dijadikan sebagai sukses nasional. Bisa jadi setelah jadi tuan rumah Asian Games mungkin suatu saat ada kepercayaan bisa jadi tuan rumah Olimpiade. (KH)

13


DOK. SETWAPRES > ANGGI

LIPUTAN UTAMA

Very Big Event, Butuh Persiapan Matang Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengungkapkan bahwa Asian Games merupakan event akbar berskala internasional, yang digelar setiap empat tahun sekali dan tahun 2018 mendatang, Indonesia untuk kedua kalinya akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar tersebut. Pertama kali digelar di Indonesia tahun 1962 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dan sekarang untuk kedua kalinya pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan ini merupakan very big event, membutuhkan persiapan yang matang. “Apalagi Pak Wapres sendiri yang memimpin dan Pak Wapres sendiri begitu intens-nya, sering mengingatkan sehingga Kementerian Keuangan sangat support untuk kegiatan tersebut mulai dari persiapan terutama yang jelas adalah dana,” ungkap Mardiasmo. Pendanaan untuk penyelenggaraan Asian Games XVIII tahun 2018 menjadi tanggung jawab pemerintah (APBN), Pemerintah Daerah (APBD) dan dana penerimaan lain yang sah sesuai dengan peraturan perundangundangan. Kementerian Keuangan sangat mendukung penyelenggaraan event empat tahunan ini. “Dukungan yang diberikan sifatnya lebih kepada finansial, kontribusi APBN termasuk APBN-P, yang memang telah dialokasikan anggarannya, di mana pentahapannya disesuaikan dengan pelaksanaan di lapangan, seperti persiapan, perencanaan di tahun 2017 serta 2018,” ujar Mardiasmo. Lebih lanjut Mardiasmo menyatakan bahwa untuk APBN 2017 tinggal menunggu pelaksanaan dan pencairannya saja mengingat APBN 2017 telah disahkan. Begitu juga untuk RAPBN 2018, telah dimasukkan perencanaan anggarannya. “Alhamdulillah di APBN 2017 sudah disahkan, jadi sudah teralokasi, tinggal bagaimana proses pelaksanaan dan pencairanya. Sementara di RAPBN 2018 ini juga sudah dimasukkan, mulai dari penyelenggaraannya, pada saat pelaksanaannya, dan semoga nanti pada saat pertanggungjawaban pelaksanaannya juga tidak ada masalah,” tegasnya. Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan Asian Games XVIII, khusus untuk tahun 2017 saat ini dialokasikan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang direalokasikan pada satuan kerja sementara Panitia Nasional/INASGOC. Selanjutnya panitia

14

Prof. Dr. MARDIASMO, MBA, Akt. Wakil Menteri Keuangan

Nasional/INASGOC berkewajiban menyusun rencana kegiatan yang akan dibiayai dari APBN sebagai bahan usulan penyediaan anggaran kepada Menteri Keuangan. Dalam pelaksanaannya, INASGOC membentuk Badan Layanan Umum (BLU). Pembentukan badan ini sangat penting karena dengan berbentuk badan maka akan menjadi organisasi yang lebih permanen dan dapat mengelola berbagai macam kegiatan olahraga di Indonesia, dan BLU ini sifatnya lebih fleksibel. ”Karena kalau satker jelas rambu-rambunya, sementara kalau BUMN nanti dikira mencari profit, padahal ini kan kegiatan yang tidak mencari profit. Tapi juga tidak musti rugi dan tidak harus defisit, sehingga dicari yang tidak mencari profit tapi juga tidak rugi dan nombok, dan seumpama lebih, bisa dimanfaatkan untuk pembinaan atlet, serta perawatan infrastruktur,” ujarnya. Mardiasmo juga menjelaskan bahwa pencairan anggaran untuk kegiatan Asian Games sangat bergantung pada pembentukan BLU ini. Dengan dibentuknya BLU, maka INASGOC dapat segera mengajukan besaran anggaran untuk pelaksanaan Asian Games dan Kemenkeu dapat segera mencairkannya, baik yang dialokasikan di Kemenpora maupun INASGOG. Sementara itu, di negara-negara maju menurut Mardiasmo, pelaksanaan Asian Games tidak terlalu membebani APBNnya. Karena mereka memanfaatkan license, termasuk memanfaatkan iklan, logo-logo, souvenir, merchandise, dan melibatkan peran swasta. “Jadi tidak semua murni dari APBN,” tandas Mardiasmo. Hal yang tak kalah penting walaupun dianggap sepele tetapi meaning a lot, menurut Mardiasmo adalah pelaksanaan administrasinya. “Kementerian Keuangan Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

akan memberikan bantuan dengan menempatkan personel dari Direktorat Jendral Anggaran (DJA), Perbendaharaan, yang sudah “qualified” dan paham betul Undang-undang Keuangan Negara, dan Undang-undang Perbendaharaan Negara, sehingga tidak salah, termasuk urusan pajaknya, bagaimana penyetorannya, bagaimana membuat Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), pencairannya ke Kantor Perbendahaan Negara (KPN). Itu semua tenaganya kita BKO-kan. Bahkan ada beberapa orang termasuk ada beberapa dari Kantor Wakil Presiden sendiri. Jadi akan kita sinergikan, tidak untuk dikeroyok tapi dicari yang terbaik, siapa melakukan apa, sehingga nanti diharapkan mulai dari perencanannya matang, pelaksanaanya jalan, pas event-nya tidak ada yang kurang mulai dari infrastruktur, penyelenggaraannya, prosesnya sampai yang terakhir pertanggungjawaban kepada rakyat In syaa Allah bisa berhasil,” jelas Mardiasmo. MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

Wapres memimpin Rapat tentang Peningkatan Prestasi Atlet Asian Games di Kantor Wakil Presiden

Hal lain yang juga menjadi perhatian adalah masalah kepabeanan. Pada saat pelaksanaannya nanti, menyangkut barang-barang yang dibawa (masuk/keluar) oleh para atlet, akan dibuatkan Standar Operasional Prosedur (SOP). “Termasuk barang-barang yang dibawa keluar itu seperti apa jadi nanti Pak Dirjen Bea dan Cukai, bersama para menteri terkait, itu nanti ada SOP-nya. Karena barang atlet itu banyak sekali, dan tidak bisa diperlakukan biasa, kita lakukan secara komprehensif itu mendekati Hari H tahun 2018 ada atlet yang akan datang melakukan tes lapangan yang mana mereka membawa alat-alatnya,” pungkasnya. (TH)

15


DOK. SETWAPRES > VANI

LIPUTAN UTAMA

Renovasi 14 Venue GBK dan Wisma Atlet Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam kepanitiaan penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 bertindak selaku Ketua Pelaksana Bidang Sarana dan Prasarana. Salah satu tugasnya adalah memfasilitasi pembangunan sarana dan prasarana cabang olahraga beserta infrastruktur pendukung Asian Games. “Ditugasi untuk merenovasi Gelora Bung Karno (GBK). Ada 14 venue di GBK termasuk kawasannya, juga 2 venue besar di Jakabaring,” ungkap Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono.

DR. Ir. M. BASOEKI HADIMOELJONO, M.Sc. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

Di antara venue yang akan direnovasi adalah Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, yang terdiri dari 14 venue, serta 2 venue di Jakabaring. Untuk kompleks Gelora Bung Karno, selain Stadion Utama, venue lain yang direnovasi adalah Kompleks Tenis Indoor dan Outdoor, Stadion Madya, Hall A, Lapangan Hoki, Lapangan Panahan, Lapangan Sepakbola ABC, Stadion Renang, Istora, Lapangan Softball, Gedung Bulutangkis Asia Afrika, Lapangan Latihan Bulutangkis, Gedung Bola Voley, dan Lapangan Softball Cemara III, sedangkan 2 venue di Jakabaring Sport City Palembang, Sumatera Selatan, yakni venue Dayung dan venue Tembak. Sementara untuk pembangunan infrastruktur hunian bagi atlet, dibangun rumah susun (Rusun) yang akan digunakan sebagai wisma atlet. Wisma atlet ini juga dibangun di dua lokasi yakni di Kemayoran, Jakarta dibangun sebanyak 10 tower terdiri dari 7426 unit yang dapat menampung kurang lebih 22.278 orang dan pembangunan wisma atlet di Kompleks Jakabaring Palembang sebanyak 2 Rusun, masing-masing rusun setinggi 5 lantai. Di Rusun ini juga nantinya akan dibangun berbagai fasilitas pendukung seperti tempat ibadah, ruang terbuka dan jogging track untuk mendukung pelaksanaan Asian Games, yang akan digelar pada bulan Agustus 2018 mendatang. Rencananya setelah ajang olahraga Asian Games 2018 selesai, Rusun Atlet ini akan diperuntukkan sebagai rumah susun sewa (Rusunawa) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Adapun target penyelesaian renovasi venue dan apartemen adalah akhir 2017. “Akhirnya Desember semua sudah selesai, bisa dioperasikan,” ungkap Basoeki. Kegiatan penataan Kawasan GBK sebagai upaya menata dan membangun kembali kejayaan kawasan GBK sebagai Ruang Terbuka Hijau dan Kawasan Olahraga Kota Jakarta. Upaya ini dapat dicapai antara lain dengan meningkatkan kualitas fungsi, dengan menata dan menciptakan kembali

16

ruang publik untuk kegiatan multi fungsi, meningkatkan fungsi ruang terbuka hijau yang berada di antara venuevenue olahraga dan membangun ruang-ruang atau bangunan pendukung kegiatan masyarakat di kawasan GBK ini, seperti foodcourt, toilet, mushola, shelter bus, dan lain-lain. Mengingat penataan kawasan GBK ini tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek pelaksanaan Asian Games XVIII 2018, namun diharapkan menjadi ruang publik sebagai ikon baru ibu kota Jakarta dan menjadi kebanggaan rakyat. Selain guna mendukung capaian prestasi atletatlet Indonesia, pembangunan venue-venue serta penataan Kawasan GBK tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas serta estetika bangunan menjadi representatif dan berkelas dunia. Karenanya infrastruktur yang dibangun harus mampu memenuhi standar yang ditetapkan induk cabang olahraga internasional. Lapangan hoki, misalnya, kini tengah menjalani proses sertifikasi yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi internasional yang ditunjuk oleh Federasi Hoki Internasional (FIH). Venue lain adalah stadion renang, yang spesifikasi kolamnya disesuaikan dengan standar yang ditetapkan Federasi Renang Internasional (FINA). “Seperti kolam renang itu sudah sertifikasi FINA dan kita sudah dapat sertifikasinya. Dan hoki juga sudah, FINA juga. Saya kira tidak akan ada masalah karena sudah dapat sertifikatnya. Jadi semua sertifikatnya sudah berstandar internasional,” ujar Basoeki. Terkait anggaran untuk penyiapan sarana dan prasarana, Menteri Basoeki menyatakan bahwa untuk renovasi GBK serta wisma atlet di Kemayoran dan Jakabaring seluruh pembiayaannya menggunakan DIPA anggaran Kementerian PUPR, kecuali untuk velodrome dan equestrian menggunakan anggaran Pemda DKI. “Kalau yang untuk GBK, untuk wisma Atlet Kemayoran dan Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Wapres beserta sejumlah Menteri dan Pejabat terkait meninjau venue Asian Games 2018 di Kawasan Gelora Bung Karno Bawah - Stadion Gelora Bung Karno dalam proses renovasi

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Jakabaring, dikerjakan dengan anggaran Kementerian PUPR, kecuali yang velodrome (arena balap sepeda) dan equestrian (arena pacuan kuda) itu oleh DKI,� ucapnya. Dalam upaya menyukseskan penyelenggaraan Asian Games 2018, khususnya dalam penyiapan sarana dan prasarana, Menteri PUPR berharap agar semua pihak, baik dari tim perencana maupun pelaksana, dapat bekerjasama dengan hasil pekerjaan berkualitas tinggi sehingga hasil pembangunan dapat dimanfaatkan hingga 50 tahun ke depan. (TH/SY) MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

17


LIPUTAN UTAMA

Asian Games yang bakal diselenggarakan di Indonesia tahun 2018, saat ini auranya sudah mulai terasa. Berbagai persiapan dilakukan Pemerintah baik pembangunan infrastruktur maupun pendukungnya. Biaya penyelenggaraannya yang sebagian besar dari APBN, sehingga pengelolaannya harus secara profesional, efisien dan efektif. Berpedoman pada pola tersebut, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sebagai pelaksana keikutsertaan Indonesia pada event dunia ini, sedini mungkin meminta dukungan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai instansi pengawasan internal pemerintah untuk melakukan pendampingan dalam pengelolaan anggaran. Wakil Ketua KOI Muddai Madang mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin semua yang dilakukan KOI dalam mempersiapkan kegiatan Asian Games 2018 terjadi penyimpangan, oleh karena itu kerja sama dengan BPKP dalam pengelolaan anggaran penyelenggaraan event tersebut mutlak diperlukan. Begitu juga Kepala BPKP Ardan Adipradana ketika dijumpai Tim Majalah Mersela pada Jumat (28/07/2017) di kantornya kawasan Jl. Pramuka, Jakarta, menjelaskan bahwa pendampingan terhadap pengelolaan anggaran Asian Games 2018 sangat diperlukan, mengingat kegiatan dimaksud selaras dengan tugas dan fungsi BPKP dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Lebih lanjut Ardan menjelaskan bahwa untuk menyukseskan kegiatan Asian Games 2018, pemerintah telah menetapkan target-target sukses sebagaimana sering disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku Ketua Tim Pengarah Panitia Pelaksana Asian Games XVIII Tahun 2018 pada berbagai kesempatan, yang meliputi sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, dan sukses akuntabilitas. “Nah itu termasuk di dalamnya adalah administrasi, yang diharapkan jangan sampai ada permasalahan akuntabilitas. Ini sesuatu yang secara eksplisit baru dalam proses penyelenggaraan event-event olahraga skala internasional, di mana sukses pertanggungjawaban adalah menjadi salah satu target yang sering saya dengar langsung dari beliau (Red: Wapres) ingin dicapai,” tegas Ardan.

18

DOK. SETWAPRES > DARY LANCANA

Sukses Akuntabilitas Sisi Sukses Asian Games 2018

DR. ARDAN ADIPERDANA, Ak., MBA., CA, CFrA Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Jadi menurut Ardan, hal ini merupakan bukti komitmen pimpinan pemerintahan bahwa akuntablitias merupakan sesuatu yang sangat penting. “Memang kami di BPKP melihat bahwa kalau sesuatu tanpa accountable, tanpa accountability yang baik, maka itu tidak akan substain,” kata Ardan. Oleh karenanya sebagai kepala lembaga yang memiliki tugas di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan, serta memahami tentang administrasi, pihaknya merasa terpanggil, selain karena untuk tugas juga secara hati nurani ingin berkontribusi menjaga dan meningkatkan akuntabilitas, khususnya dalam pengelolaan administrasi perkembangan Asian Games 2018. Keterlibatan BPKP menurut penjelasan Ardan, meskipun ketika Kepres Nomor 12 tahun 2015 tentang Panitia Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 peran lembaganya (BPKP) belum terakomodir dalam unsur kepanitiaan, namun melalui Kepres Nomor 22 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Kepres Nomor 12 Tahun 2015, BPKP telah tencantum dalam Keppres tersebut sebagai Anggota Tim Pengarah yang dipimpin oleh Wapres. Ardan mengatakan bahwa komitmen pemerintah yang ia dengar dari berbagai rapat telah diwujudkan secara langsung ke dalam aturan seperti halnya Kepres yang menjadi target dan keinginan pemerintah, supaya pelaksanaan event tersebut accountable. “Jadi dari titik tolak itulah kemudian BPKP dengan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki bisa berkontribusi menjaga akuntabilitas,” ungkap Ardan. Kemudian langkah-langkah pengawasannya sebagaimana disebutkan dalam Kepres tersebut, memang sama dengan yang dilakukan sebagai institusi pengawasan intern. Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

“Pengawasan intern itu melakukan tugas dan fungsinya bisa dengan pemantauan, bisa memberikan bimbingan teknis, bisa melakukan review-review pembinaan terhadap akuntabilitas di setiap tahapan proses Asian Games, mulai persiapan, penyelenggaraan, sampai dengan pertanggung-jawabannya,” urai Ardan. Jadi kegiatan BPKP sebagai payung pengawasan intern, bisa berbentuk monitoring, pemantauan, melakukan berbagai pembimbingan, atau juga yang aktivitasnya digolongkan sebagai assurance dapat melakukan review, assesment, evaluasi, bahkan jika diperlukan melakukan audit. “Tapi sekali lagi, ini kepentingannya adalah untuk menjaga akuntabilitas. Itulah kapasitas peran dan tugas BPKP khususnya dalam rangka Asian Games 2018,” tegas Ardan.

Wapres memimpin Rapat Persiapan Asian Games di Kementerian Pemuda dan Olahraga

dalam tugas pengawasan intern yang terintegrasi terkait penyelenggaraan Asian Games 2018 ini,” kata Ardan. Sebagai upaya mempermudah pelaksanaan tugas, BPKP menggunakan berbagai sistem pemantauan, misalkan karena lokasi event yang tersebar di sejumlah lokasi dan dengan proses sistem yang berbeda-beda di masing-masing instansi/lembaga/pemda maka BPKP pun mengintrodusir ke dalam satu sistem monitoring Asian Games.

Penerapan Strategi dan Sistem Secara sistem kerja, lembaga BPKP selain di pusat juga memiliki perangkat yang ditempatkan di daerah dan karena event tersebut diselenggarakan di berbagai tempat (Jakarta, Jawa Barat, dan Palembang) yang melibatkan berbagai institusi dan pemerintahan daerah, maka selaras dengan struktur organisasi BPKP, perhelatan Asian Games 2018 ini juga ditangani oleh berbagai unit kerja BPKP.

Dengan diperkenalkannya sistem monitoring oleh BPKP tersebut maka berbagai kementerian/lembaga yang terkait telah mengadopsinya, dengan mekanisme kerja yaitu K/L terkait mengisi/memasukkan aktivitas anggarannya ke dalam sistem, sehingga BPKP dan pihak terkait dapat memantau pemanfaatan anggaran dimaksud. “Jika terdapat anggaran yang tidak terserap maka akan terpantau dan jangan-jangan karena kegiatannya tidak dilaksanakan,” ungkap Ardan. Karena setiap aktivitas mau tidak mau harus bersentuhan dengan anggaran, ujarnya.

“Karenanya kami membuat satuan tugas di internal BPKP yang melibatkan unit-unit kerja dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana disebutkan dalam Keppres Nomor 15 tahun 2017 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018. Jadi, inilah maka perwakilan BPKP di Palembang, di Bandung dan Kedeputian-kedeputian BPKP Pusat juga dilibatkan

Apa yang diungkapkan Ardan di atas merupakan salah satu contoh strategi untuk memantau aktivitas kementerian/lembaga/pemda, termasuk juga dalam hal pelaksanaan pembangunan venue-venue olahraga maupun persiapan prestasi, apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan oleh panitia nasional ataukah belum.

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

19


LIPUTAN UTAMA

Wapres memimpin Rapat Persiapan Asian Games di Kantor Wakil Presiden

DOK. SETWAPRES > ANGGI

Lebih lanjut Ardan menyampaikan, bahwa dalam penyelenggaraan event kali ini sesuai arahan Wakil Presiden RI dibagi dalam tiga pilar, yang masing-masing ada yang mengkoordinasikan. Untuk urusan venue dikoordinasikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), untuk urusan Penyelenggaraan oleh Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC), dan untuk urusan Prestasi dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). “Sehingga sekarang ini lebih efisien dan lebih fokus dari penyelenggaraan terdahulu, yang hanya satu pilar dari atas ke bawah,” kata Ardan. Sebenarnya dengan sistem monitoring Asian Games tersebut, menurut Ardan pendekatannya adalah untuk mengetahui secara detil aktivitas kementerian/ lembaga. Misalkan saja Kementerian PUPR, agar dapat diketahui aktivitas, jumlah anggaran, cara penyerapan, dan progresnya maka digunakan sistem dimaksud. “Itulah yang coba ditangkap dari sistem Asian Games ini,” ungkap Ardan. Kemudian untuk INASGOC, Ardan juga meminta agar dapat mempresentasikan sistem monitoring yang dimiliki, karena urusan persiapan penyelenggaraan yang sangat detail dan teknis maka dalam melakukan monitoring pihak BPKP cukup memanfaatkan sistem yang dimiliki INASGOC. “Begitu juga untuk urusan Prestasi juga dengan sistem demikian,” terang Ardan. Sementara itu untuk memonitor di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), BPKP juga memberikan masukan mengenai berbagai informasi ke dalam sistem monitoring di instansi tersebut. Selanjutnya BPKP menugaskan Tim untuk terus-menerus mengikuti proses pengawasan intern, sehingga dalam pelaksanaan tugas, BPKP tidak selalu harus dengan audit melainkan

20

dapat dengan pola pengawasan intern seperti halnya di INASGOC yang dapat dioptimalkan. “Nah itulah data sistem monitoring di lapangan yang dapat diidentifikasi dan perlu menjadi concern untuk men-support kelancaran kegiatan Asian Games dalam rangka menjaga akuntabilitas,” tegas Ardan. Sementara untuk penerimaan hibah peralatan olahraga penyelesainya juga harus segera diusulkan kepada pimpinan karena jika tidak akan menghambat kinerja. Data mengenai hibah didapatkan oleh BPKP melalui proses rapat-rapat dengan berbagai komponen. “Nah dari situ akan kelihatan ada suatu potensi yang bisa menghambat, karena itu kami mencoba memberikan masukan kepada pimpinan. Jadi, sistem kerjanya seperti itu supaya yang pertama mendorong untuk kelancaran, tetapi bersamaan dengan hal itu juga menjaga akuntabilitas,” papar Ardan. Mengantisipasi Terjadinya Penyimpangan Asian Games menurut Ardan memang multi sektor event internasional yang kebetulan dari segi kegiatannya berhimpitan dengan tugas keseharian BPKP. Misalnya saja berkaitan dengan penugasan dari Menteri Keuangan selaku Bendahara Negara dalam proses pelaksanaan APBN, BPKP diminta melakukan review terhadap anggaran pada kementerian/lembaga terkait yang mengacu pada kriteria aturan Kementerian Keuangan sebagai referensi untuk anggaran Asian Games. Kemudian di Kemenpora yang anggarannya masih diberi tanda bintang. Namun, BPKP juga mendapat tugas dari Menteri Keuangan untuk memastikan dan mendukung untuk kelancaran Asian Games. Dalam konteks tersebut, jika kemungkinan terdapat penyimpangan maka akan dapat segera diidentifikasi yang kemudian diberikan rekomendasi mengenai solusi-solusi yang harus ditempuh. Prinsip penggunaan Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


DOK. > ISTIMEWA

anggaran, yang terpenting adalah memiliki kejelasan volume kegiatannya serta ratenya, sehingga dengan jumlah anggaran yang diperoleh tersebut, BPKP akan memastikan mengenai standar baku yang digunakan apakah sudah sesuai atau belum. Target-target BPKP dalam Penyelenggaraan Asian Games Menyinggung tentang target, bagi BPKP dalam pengertian aktivitas Asian Games memang telah ditentukan. Misalkan saja berkaitan dengan venue, yang kebetulan venue untuk Asian Games merupakan proyek-proyek yang masuk dalam proyek strategis nasional. Kontribusi BPKP dalam proyek strategis nasional didasarkan pada Perpres no 3 Th 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menugaskan BPKP untuk melakukan review. “Jadi kami terus-menerus memantau proyek strategis nasional tersebut secara triwulanan, dengan menurunkan tim untuk melihat progres venue di lapangan,” ungkap Ardan. Sedangkan untuk target prestasi, BPKP melakukan sinergi dengan aparat internal seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Satlak Prima untuk melakukan hal yang sama dengan sebelumnya. “Jadi ada output-output penugasan yang kami targetkan di sini. Di INASGOC selaku penyelenggaraan juga seperti itu,” tambah Ardan. Mitra Kerja Pengawasan BPKP Sebagai upaya menjamin terselenggaranya kegiatan Asian Games yang transparan, efektif, dan efisien kata Ardan, tugas BPKP tidak dilakukan sendirian, namun dalam konteks pemerintahan, Indonesia memiliki institusiinstitusi pengawasan lain yang tugas dan fungsinya melakukan pengawasan. Misalkan saja di Kemenpora MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

memiliki unit kerja Inspektorat tugasnya adalah melakukan pengawasan dengan dibiayai dari anggaran Kemenpora. Untuk melengkapi apa yang sudah dikerjakan Inpektorat Kemenpora tersebut, BPKP juga melakukan back up terhadap tugas pengawasan Inspektorat Kemenpora tersebut sebagai mitra kerja pengawasan BPKP. Begitu juga di Kementerian PUPR, untuk pelaksanaan proyek-proyek pembangunan venue juga telah dilakukan kegiatan pengawasan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR. “Namun karena BPKP juga memperoleh tugas berdasarkan Inpres untuk melakukan review maka hal tersebut akan dilaksanakannya,” kata Ardan. Dalam hal melaksanakan tugas tersebut, koordinasi dan sinergi dengan Inspektorat Jenderal dan Inpektorat lembaga terkait tentunya tetap lakukan sehingga sinergi bisa menghasilkan pengawasan yang lebih efisien dan efektif,” papar Ardan. Pesan dan Kesan Menjadi penyelenggara Asian Games adalah momen yang sangat jarang karena terakhir diselenggarakan di Indonesia pada 1962 maka selaku Kepala BPKP beserta seluruh jajaran yang melaksanakan tugas Asian Games, menyatakan ikut senang dan berbangga hati dapat menjadi bagian dari sejarah penyelenggaraan Asian Games 2018. “Apalagi sebagai tuan rumah, nanti tidak hanya sukses dalam penyelenggaraan dan prestasi, melainkan juga sukses administrasi dan akuntabilitasnya, maka peristiwa ini menjadi harapan dan bagian dari sejarah yang membanggakan bagi Indonesia,” demikian pungkas Ardan. (SY)

21


DOK. SETWAPRES > ANGGI

LIPUTAN UTAMA

Palembang Siap Sukseskan Asian Games 2018 Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018, sebenarnya merupakan amanat yang cukup berat bagi Indonesia karena waktunya yang relatif singkat setelah Hanoi, Vietnam yang terpilih menyatakan tidak siap menjadi tuan rumah atas alasan internal, sehingga Dewan Eksekutif Olympic Council of Asia (OCA) pada 19 September 2014 menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018. Rencana penyelenggaraannya semula pada tahun 2019, namun mengingat pada tahun tersebut Indonesia akan menyelenggarakan hajat besar pesta demokrasi Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden, maka Asian Games 2019 waktu penyelenggaraannya dimajukan menjadi tahun 2018. Untuk mengetahui sejauh mana persiapan dan kesiapan Indonesia khususnya Palembang sebagai salah satu tuan rumah perhelatan akbar Asian Games 2018, Tim Redaksi Majalah Mersela berhasil melakukan wawancara dengan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Alex Nurdin yang berlangsung tanggal 7 Agustus 2018 di kantornya. Kebanggaan Sebagai Tempat Penyelenggaraan Asian Games 2018 Alex Nurdin menuturkan, bahwa untuk bisa menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games Tahun 2018 adalah tidak mudah, sehingga tidak sembarang daerah dapat menjadi tuan rumah, karena event bergengsi tersebut membutuhkan persiapan matang yang tidak dapat disiapkan dalam waktu seketika. Palembang bisa ditunjuk sebagai tuan rumah, menurut Alex adalah karena Palembang sudah terbukti berpengalaman menyelenggarakan berbagai event, baik yang berskala nasional maupun internasional, seperti halnya Pekan Olahraga Nasional (PON), Sea Games, dan Asian University Games yang sejak tahun 2011 sampai dengan sekarang selalu diselenggarakan di Palembang. “Itu ada 38 event sport, baik tingkat Asia maupun tingkat dunia dengan skala internasional,” ungkap Alex Nurdin kepada Tim Redaksi Mersela, Senin (6/8/2017). Alex mengungkapkan rasa bangganya karena daerah yang ia pimpin beserta jajarannya dapat berkontribusi sebagai tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 2018 yang merupakan event olahraga berskala internasional tersebut. “Asian Games ini sekelas dengan Olimpiade, hanya berbeda size-nya saja, jika Olimpiade tingkat dunia, tapi Asian Games tingkat Asia, namun secara kualitas

22

Ir. H. ALEX NURDIN, SH Gubernur Sumatera Selatan

semua persyaratannya adalah sama,” ungkap Alex Nurdin. Ia meyakinkan bahwa penyelenggaraan event olahraga akbar terutama di Palembang, ini sudah sangat tepat, karena selain sarana dan prasarana olahraga yang kini dipersiapkan memadai, juga kondisi daerah Provinsi Sumatera Selatan khususnya kota Palembang secara sosial politik, sangat kondusif. Menurut Alex, dijadikannya Palembang sebagai tuan rumah Asian Games sekaligus menjadi indikator bahwa kondisi daerahnya cukup aman dan kondusif. “Karena untuk bisa menjadi tuan rumah, yang pertama adalah daerah tersebut harus kondusif, karena kalau daerah itu bergejolak maka itu tidak mungkin dapat menjadi tuan rumah. Alhamdulillah Provinsi Sumatera Selatan sejak 2008 belum pernah terjadi gejolak, dan insya’ Allah tidak akan pernah terjadi kerusuhan baik antar etnis ataupun antar umat beragama,” tutur Alex. Keyakinan Alex tersebut didukung pula oleh pernyataan Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Sumarno, yang pada empat hari sebelumnya dalam suatu acara menyatakan bahwa “Palembang adalah daerah teraman di Indonesia,” kata Alex menirukan pernyataan Sumarno. Dalam pandangan Alex, jika suatu daerah ada kalanya masih terdapat kriminal kecil seperti ada yang kecopetan atau kehilangan barang milik pribadi, di daerah mana pun, itu adalah hal yang masih wajar. “Tetapi zero conflict di Sumatera Selatan, itulah yang membuat kebanggaan kami dan seluruh masyarakat Sumatera Selatan untuk menjadi tuan rumah yang sukses dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 ini,” tegas Alex. Lebih lanjut Alex mengungkapkan, bahwa untuk Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

mempersiapkan hajat besar tersebut, pihaknya benarbenar serius, dan semua jajarannya dikerahkan untuk mempersiapkan meskipun dengan dana yang sangat terbatas. Karena dengan APBD yang hanya Rp8 trilliun, Provinsi Sumatera Selatan juga harus mengelola programprogram lain yang pro-rakyat, seperti sekolah gratis, berobat gratis, yang berasal dari dana tersebut. “Jadi tidak ada sisa dana yang cukup untuk membiayai Asian Games. Oleh karena itu, kami memperoleh bantuan dari APBN, dan pihak ketiga dan seterusnya, untuk penyelenggaraan Asian Games ini,” ungkap Alex. Pihak-pihak yang mendukung pembangunan infrastruktur untuk persiapan Asian Games 2018 di Sumatera Selatan antara lain adalah PT. Pertamina, PT. Bukit Asam, PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri), PT. OKI Pulp & Paper dan beberapa pihak lainnya. Di samping itu juga didukung oleh kementerian yang terkait di antaranya adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui dana APBN. Kesiapan Infrastruktur Berbicara tentang kesiapan infrastuktur, Alex mengungkapkan bahwa seluruh persiapan untuk Asian Games 2018 baik mengenai pembangunan infrastruktur utama, infrastruktur pendukung, maupun yang lainnya, sebagaian besar dijadwalkan selesai pada Desember 2017, di samping juga ada beberapa infrastruktur lain yang dijadwalkan selesai bulan Maret 2018. “Katakanlah yang paling lambat selesai Maret 2018, itupun masih memiliki kesempatan lima bulan sebelum hari H penyelenggaraan Asian Games. Jadi kami jamin aman dan selesai tepat waktu,” tegas Alex. Pekerjaan infrastruktur yang saat ini sedang dikerjakan MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

Wapres didampingi Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Ketum INASGOC Erick Thohir, meninjau pembangunan Kawasan Sport Science Center di Jakabaring Palembang, Sumatera

adalah untuk digunakan dalam pertandingan ataupun lomba beberapa cabang olahraga, yakni meliputi voli pantai yaitu pekerjaan perbaikan venue voli pantai existing, sepak bola wanita dengan pekerjaan perbaikan Stadion Gelora Sriwijaya dan Stadion Madya Bumi Sriwijaya, tenis dan soft tennis pekerjaan perbaikan Stadion Tenis dan pembangunan 8 lapangan tenis baru, triathlon pekerjaan pembangunan dermaga ponton, perbaikan dan peningkatan jalan kawasan Jakabaring, serta pembuatan duplikasi jembatan Solok Udang, perbaikan stadion atletik, aqquatic center, dan sport science center, panjat tebing dengan pekerjaan perbaikan venue panjat tebing, sepak takraw dengan pekerjaan perbaikan Gelanggang Olahraga (GOR) Ranau dan GOR Dempo, bowling dengan pekerjaan penimbunan untuk mendukung pekerjaan konstruksi yang meliputi pembangunan bangunan bowling center dan pemasangan peralatan bowling, menembak dengan pekerjaan perbaikan dan peningkatan venue shooting range, dayung dan canoe dengan melakukan perpanjangan danau dan pembangunan infrastruktur dayung, athlete village (plan A) yaitu pembangunan 3 blok apartemen 10 lantai, athlete village (plan B) melakukan perbaikan dan peningkatan kawasan wisma atlet JSC meliputi perbaikan 3 tower wisma atlet, perbaikan 5 tower rusunawa, penataan landscape kawasan wisma atlet, perbaikan dining hall, pembangunan lift dan dapur. Kemudian untuk infrastruktur pendukung event Asian Games, fasilitas yang disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan adalah menyiapkan jogging track, solid

23


LIPUTAN UTAMA

waste treatment, solar cell, hydrogen fuel dan hydrogen bus, lalu public toilet, water treatment plant, portable water, light rail transit (LRT), jembatan Musi IV, jembatan Musi VI serta jalan tol Palembang – Inderalaya. Secara keseluruhan berbagai persiapan fisik tersebut hingga 14 Juli 2017 telah sesuai dengan rencana yang ditentukan.

multi-player dari hulu hingga ke hilir yang ikut merasakan dampak positifnya, seperti nelayan penangkap ikan, pedagang ikan, pabrikan/pembuat empek-empek, hingga para berjual dan pengecer empak-empek. “Nah itu yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat, yaitu pergerakan ekonomi itu terlihat,” kata Alex.

Meskipun secara fisik Alex menjamin kesiapan pembangunan infrastruktur tepat waktu, ia juga meyakinkan bahwa penyelesaian tersebut akan sesuai dengan kualitas dan standar yang telah ditentukan, seperti sejumlah fasilitas penginapan atlet dan official yang harus tidak boleh bau cat dan sebagainya. “Nanti insya’ Allah di sini tidak ada yang bau cat, seperti halnya ketika di Olimpiade yang lalu sehingga Inggris harus membawa satu kontingen khusus yang terdiri dari tukang ledeng, tukang toilet, tukang listrik dan sebagainya yang diperlukan untuk memperbaiki antrivilage, tempat pembuangan air mampet, dan lain-lain,” tandas Alex.

Sementara itu dari sisi pembangunan infrastruktur fisik, ia membandingkan kota Palembang dengan daerah lain yang tidak menjadi ajang penyelenggaraan event yang tentunya terlihat berbeda. “Misalkan Anda masuk ke suatu kota lain, terkesan lesu seperti tidak ada pembangunan, tetapi kalau Anda masuk di sini (Red.: Palembang) tentu pembangunan terlihat di mana-mana,” papar Alex.

Sementara itu untuk cabang olah raga yang akan dipertandingkan di Palembang, menurut Alex ada 11 cabang besar yang cukup seru dan bergengsi antara lain menembak, dayung, tenis, tenis meja, angkat besi, dan senam. Sedangkan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir pada kesempatan berbeda mengatakan bahwa 11 cabang olahraga yang akan diselenggarakan di Palembang tersebut adalah sepak bola untuk penyisihan, kano atau kayak, penyisihan bola voli, dayung, menembak, triatlon, penyisihan bola basket, sepak takraw, panjat tebing, penyisihan tenis lapangan, dan penyisihan soft tenis. Sisi Positif Palembang sebagai Tuan Rumah Alex Nurdin mengungkapkan bahwa dengan ditunjuknya sebagai tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 2018 ini, Palembang merasa memperoleh penghormatan. Karena sebagai tempat penyelenggaraan, keuntungan langsung yang diperoleh Provinsi Sumatera Selatan adalah dari sisi eknomoni berdampak pada meningkatnya pendapatan masyarakat di sektor bisnis utamanya souvenir dan kuliner. “Dengan penyelenggaraan event tersebut diperkirakan penjualan souvenir ataupun kuliner akan meningkat seperti penjualan empek-empek minimum 6 ton sehari keluar dari palembang, kain songket akan habis terjual sehingga dampaknya terhadap perekonomian masyarakat menjadi sangat signifikan,” ungkap Alex Nurdin. Berbicara mengenai makanan khas Palembang yakni empek-empek, menurut Alex memiliki dampak yang

24

Kemudian keuntungan yang tidak langsung itu yang diperoleh Sumatera Selatan juga banyak, seperti mendapat infrastuktur pembangunan tiga ruas jalan tol air musi baru, pembangunan proyek air bersih, pembangunan saluran air limbah, penataan sarana pencegahan banjir, pembangunan fly over yang semuanya disertai dengan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) serta alat-alat yang setelah selesai penyelenggaraan Asian Games 2018 akan menjadi aset bagi masyarakat Sumatera Selatan. “Itu semua menjadi product citizen of South Sumatera, menjadi tuan rumah rumah Asian Games merupakan kebanggaan yang tidak dapat dinilai dengan materi,” jelas Alex. Sebagai Gubernur Sumatera Selatan ia juga bangga melihat antusiasme masyarakatnya yang sudah tidak sabar lagi menantikan penyelenggaraan Asian Games 2018 tersebut. “Sambutan masyarakat Sumatera Selatan khususnya Palembang terhadap Asian Games sungguh luar biasa, mereka sudah tidak sabar lagi ingin menyaksikan dan mencoba berbagai infrastruktur yang tersedia dan telah dibangun di Sumatera Selatan ini, seperti jalan tol, jembatan baru, dan Light Rail Transit (LRT), mereka bangga karena mereka tahu dari logo Asian Games 2018 tersebut disebut-sebut penyelenggaraannya di Jakarta dan Palembang,” ungkap Alex. Kesan dan Pesan Persiapan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 2018 dilakukan secara marathon, Gubernur Alex Nurdin menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Pusat dan berbagai pihak yang telah mendukung dan mempercayakan Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu tempat perhelatan akbar tersebut bersama-sama dengan Jakarta. Ia terkesan kepada seluruh jajaran yang telah mempersiapkan berbagai fasilitas yang dikerjakan Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

dalam waktu siang dan malam hari demi suksesnya penyelenggaraan event dan nama baik Sumatera Selatan, nama baik masyarakat, bangsa dan negara Indonesia di mata dunia internasional. Meskipun persiapan tersebut dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, ia tetap optimis dan meyakini bahwa pada batas waktu yang ditargetkan pasti akan selesai secara sempurna. “Justru dengan waktu yang mendesak tersebut, semua pihak bersemangat, fokus dan serius untuk mengejar batas waktu yang telah ditetapkan,” kata Alex. Adapun fasilitas yang dipersiapkan dan dibangun, selain Jakabaring dan RSUD Provinsi Sumatera Selatan, juga masih banyak yang lainnya. Namun menurut Alex yang paling membanggakan dari fasilitas olahraga tersebut adalah leagues sport city dengan multi pool water yang dilengkapi treatment yang benar-benar solid the best treatment, kemudian solar cell untuk pembangkit listrik tenaga matahari dengan menggunakan hydrogen fuel cell dan sebagainya. Ia membandingkan fasilitas olahraga tersebut dengan yang terdapat di Tokyo Jepang untuk Olimpiade 2020 yang sudah dideklarasikan menggunakan kendaraan hydrogen yang high end technology di transportasi darat saja dan Indonesia masih jauh. “Namun kita di Jakabaring untuk Asian Games 2018 sudah menggunakan itu, jadi kita dua tahun lebih maju dibandingkan dengan Jepang, dan Jakarta pun belum,” pungkas Alex.

Wapres beserta Menpora Imam Nawawi, Gubernur Sumsel Alex Noerdin dan Ketum INASGOC Erick Thohir meninjau pembangunan Dermaga Ponton di Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan

Kontribusi Sebagai Peserta Menjelaskan tentang kontribusi Sumatera Selatan terhadap penyediaan atlet untuk memperkuat tim Indonesia dalam kancah Asian Games 2018, Alex mengatakan bahwa atlet dari cabang olahraga Triathlon, Jauhari Johan, merupakan atlet unggulan yang diharapkan dapat menyumbangkan medali juara untuk mewakili Indonesia. Namun lanjut Alex, bahwa tidak menutup kemungkinan akan muncul atlet-atlet dari cabang olahraga lain yang saat ini mengikuti Pusat Pelatihan Nasional (Pelatnas) di Jakarta karena semua atlet yang tergabung di Pelatnas masih dalam tahap evaluasi. “Dengan terpilihnya Palembang menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan Asian Games 2018, beberapa cabang olahraga diharapkan dapat menjadi pertimbangan khususnya bagi KONI Pusat untuk dapat mendelegasikan sebagai andalan beberapa Atlet Sumatera Selatan lainnya. Secara keseluruhan, Gubernur Alex Nurdin meyakini bahwa semua unsur terkait akan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan porsinya masing-masing, baik mengenai anggaran maupun hal lainnya sehingga penyelenggaraan Asian Games 2018 ini akan berjalan secara baik dan profesional, sehingga tidak akan terjadi overlaping dalam pengelolaannya anggaran oleh panitia. (SY/TH)

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

25


LIPUTAN KHUSUS

DOK. SETWAPRES > SYAMSU MILLA

LAWATAN WAPRES JUSUF KALLA KE KAZAKHSTAN “Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, merupakan suatu keharusan bagi seluruh negara anggota OKI agar dapat menghadapi berbagai tantangan global� Indonesia memiliki hubungan diplomatik dengan Kazakhstan sejak 2 Juni 1993. Hubungan tersebut dibangun setelah keduanya melihat berbagai kesamaan yang dimiliki, seperti kekayaan alam yang melimpah, penduduk yang mayoritas Muslim dan moderat, keragaman budaya yang harmonis serta komitmen dalam menjunjung tinggi terhadap hak asasi manusia dan demokrasi.

26

Tingkat Tinggi (KTT) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) OKI Tahun 2017 yang berlangsung tanggal 10 s.d. 11 September 2017 di Astana, Kazakhstan, Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev mengutus Menteri Luar Negeri (Menlu) Aklybek Kamaldinov bertemu Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla.

Sebagai upaya memberikan manfaat yang lebih besar terhadap sumber-sumber tersebut, kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama berbagai bidang seperti pertanian, industri, farmasi, gas dan minyak, transportasi, infrastruktur, dan pembuatan mesin.

Menlu Kazakhstan yang datang ke Jakarta, bertemu Wapres Jusuf Kalla tanggal 16 Juni 2017 di Istana Wapres, selain membicarakan berbagai hal terkait hubungan kedua negara, juga menyampaikan pesan dan undangan Presiden Kazakhstan kepada Wapres Jusuf Kalla untuk hadir dalam KTT IPTEK OKI Tahun 2017 di Kazakhstan.

Hubungan kerja sama Indonesia-Kazakhstan selain dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas, juga karena kesamaan sebagai anggota negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI), sehinga persahabatan kedua negara menjadi semakin erat. Menjelang diselenggarakan Konferensi

Menanggapi undangan Presiden Nursultan Nazarbayev, Wapres JK menyambut baik dan mengomunikasikan kepada Presiden Joko Widodo. Setelah mendapat restu Presiden Jokowi, Wapres pun memutuskan untuk melakukan kunjungan kerja ke Kazakhstan. Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


MENGAWALI KUNJUNGAN

Tepat pada 12 September 2017 pukul 10.00 Wib, Pesawat Kepresidenan Boeing Business Jet (BBJ) yang ditumpangi Wapres Jusuf Kalla beserta Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla dan rombongan pun tinggal landas dari Pangkalan TNI-AU Halim Perdanakusuma menuju Astana ibu kota Kazakhstan. Wapres yang disertai Hj. Mufidah Jusuf Kalla dan sejumlah pejabat negara, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir, Kepala Sekretariat Wapres Muhamad Oemar, dan sejumlah pejabat penting lainnya, tiba di

Bandara Internasional Nursultan Nazarbayev, Astana, Kazakhstan setelah pesawat yang ditumpangi terlebih dahulu transit di Bandara Internasional Indira Gandhi, India untuk pengisian bahan bakar. Setibanya di Kazakhtan, Wapres beserta Hj. Mufidah Jusuf Kalla disambut Kepala Protokol Negara Kazakhstan beserta Dubes LBBP RI untuk Kazakhstan Rahmat Pramono beserta Istri, Atase Darat KBRI Moskow, Kol. Kav. Hendi Suhendi beserta Istri, Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Mr. Ashkat Orazbay beserta Mrs. Zhanar Sukhanova. Selanjutnya Wapres JK beserta Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla menuju Hotel Ritz Carlton tempat Wapres dan rombongan menginap dan istirahat.

DOK. SETWAPRES > SYAMSU MILLA

BERTEMU PM KAZAKHSTAN

Di hari kedua kunjungannya (sehari sebelum KTT), Wapres JK sesuai agenda bertemu Perdana Menteri (PM) Kazakhstan Bakhytzhan Abdiruly Sagintayev di kantornya Jalan Mangilik Yel Avenue No.6 Astana, Kazakhstan, pada Sabtu, 9 September 2017.

relatif cukup jauh. Oleh karena itu, solusinya menurut PM Sagintayev dapat diatasi dengan membangun koridor ekonomi melalui pemanfaatan jalur kereta api Kazakhstan – China, sehingga dapat menekan biaya logistik. “Kazakhstan siap menyelenggarakan pertemuan kedua Komisi Bersama Bidang Ekonomi di Astana,” kata Sagintayev.

Kedua pemimpin sepakat menjalin kerja sama dibidang perdagangan. “Indonesia berharap Komisi Bersama Bidang Ekonomi dapat mendorong peningkatan neraca perdagangan kedua negara,” kata Wapres.

Menanggapi tawaran Wapres untuk kerja sama bidang pengembangan keuangan syariah, PM Sagintayev juga menyambut baik, dan saat ini Kazakhstan tengah menyiapkan diri untuk menjadi pusat keuangan syariah di sub-kawasan Asia Tengah.

Wapres JK juga menawarkan kerja sama dalam bidang pengembangan keuangan syariah, mengingat di Indonesia saat ini berkembang lebih dari 15 bank syariah. Tawaran Wapres mendapat respon positif dari PM Sagintayev, yang mengatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya volume perdagangan antara Indonesia dengan Kazakhstan adalah karena jarak kedua negara yang

Ikut mendampingi Wapres dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi Muhamad Nasir, Wakil Kepala Kepolisian RI Komjen Syafruddin, Duta Besar RI di Astana Rahmat Pramono, dan Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar.

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

27


LIPUTAN KHUSUS

PERTEMUAN DENGAN WNI DI KAZAKHSTAN

Dihari yang sama, Wapres JK beramah-tamah dengan WNI di Kazakhstan, Wapres meminta kepada WNI di Kazakhstan agar turut serta dalam mempromosikan Indonesia kepada masyarakat Kazakhstan, terutama mengenai objek wisatanya yang indah. “Rakyat Kazakhstan perlu mengenal lagi Indonesia lebih baik dan untuk itu dibutuhkan peran warga RI yang bekerja di Kazakhstan untuk mempromosikan objek wisata Indonesia yang indah,” ungkap Wapres. DOK. SETWAPRES > SYAMSU MILLA

Di samping itu, dalam upaya menangkal paham radikalisme, Wapres juga menyampaikan bahwa sebagai sesama negara berpenduduk mayoritas Muslim, Indonesia dan Kazakhstan perlu bekerja sama dalam mengembangkan pemikiran Islam moderat untuk menangkal dan memerangi paham radikal. “Tadi saya baru bertemu dengan Mufti (ulama) di sini dan sama-sama menggambarkan pentingnya hubungan keagamaan yang lebih moderat di antara negara-negara Islam yang lainnya. Oleh karena itu, penting juga negaranegara Islam yang moderat, seperti Indonesia, Malaysia, dan seperti Kazakhstan ini mempunyai hubungan yang baik untuk melawan hubungan-hubungan yang bersifat radikal itu,” ujar Wapres kepada para WNI di Kazakhstan saat silaturahim di Hotel Ritz Carlton Astana, Kazakhstan, Sabtu, 9 September 2017.

28

Kemudian mengenai hubungan bilateral antara Indonesia dan Kazakhstan, menurut Wapres, meskipun kerja sama perdagangan kedua negara terbilang masih kecil, sangat potensial untuk ditingkatkan. “Hubungan perdagangan kita memang masih kecil, yaitu sekitar US$25 juta. Eksporimpor kita tidak terlalu besar. Namun, justru tidak terlalu besar, kemungkinan perkembangannya masih ada,” kata Wapres. Walaupun jumlah penduduknya tidak sebanyak Indonesia, Kazakhstan merupakan negara terbesar di Asia Tengah yang mempunyai jaringan yang cukup baik. “Di samping banyak memiliki hubungan yang baik, kemampuan ekonominya juga lebih baik di antara negara-negara Asia Tengah,” ungkap Wapres. Oleh karena itu, Wapres meminta WNI di Kazakhstan untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan pemerintah setempat.

MENGHADIRI KTT IPTEK OKI

KTT IPTEK OKI yang dibuka oleh Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev Minggu, 10 September 2017 di The Palace of Independence, dihadiri oleh seluruh kepala negara/ pemerintahan dari 20 negara anggota sebagai peserta, termasuk Wapres RI yang merupakan satu-satunya pemimpin delegasi setingkat Wapres yang hadir pada KTT tersebut. Acara pembukaan didahului dengan sesi Family Photo bersama para Leaders OKI di Conference Hall, termasuk diikuti oleh Wapres Jusuf Kalla.

IPTEK. Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, merupakan suatu keharusan bagi seluruh negara anggota OKI agar dapat menghadapi berbagai tantangan global, seperti pengentasan kemiskinan, penanggulangan penyakit, kekurangan pangan, krisis, dan energi serta air. Hal tersebut disampaikan Wapres ketika memberikan pernyataan Pemerintah Indonesia pada KTT OKI Pertama mengenai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (1st OIC Summit on Science, Technology and Innovation), yang berlangsung di Astana, Kazakhstan, 10 September 2017.

Pada acara First Working Session Emerging Relations Between Science And Society in The 21st Century, Wapres menyampaikan pidato setelah seluruh kepala negara/ pemerintahan negara asing menyampaikan pidato. Dalam pidatonya, Wapres RI mengajak negara-negara Islam untuk cepat tersadar mengenai pentingnya memajukan

Wapres juga menekankan pentingnya menciptakan kerja sama erat antar-center of excellence bidang IPTEK dan inovasi yang saling terintegrasi di antara negara OKI untuk berbagi hasil kegiatan riset dan pengembangan bidang IPTEK tersebut. Indonesia juga mendorong seluruh negara OKI untuk terus mengembangkan IPTEK dan inovasi yang Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


DOK. SETWAPRES > SYAMSU MILLA

perlu dimulai sejak pendidikan dasar, dan juga disertai dengan penguatan kurikulum IPTEK dan pengembangan budaya iptek (science culture) sejak usia dini. Selain itu, seluruh negara OKI harus terus-menerus mengutamakan IPTEK dan inovasi di dalam kebijakan dan strategi nasionalnya masing-masing. Lebih lanjut, Wapres menyerukan agar seluruh negara anggota OKI memperkuat kerja sama saling berbagi pengalaman,

baik antar-negara OKI, maupun dengan negara lain dan dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Wapres menutup sambutan dengan penekanan khusus bahwa seluruh negara OKI perlu kembali memajukan peran Islam dalam pengembangan aspek IPTEK dan inovasi, untuk kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan. Hal ini merupakan realisasi nyata dari nilai utama Islam sebagai Rahmatan Lil Alamiin.

KUNJUNGAN KEPADA PRESIDEN KAZAKHSTAN

Wapres JK melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Kazakhtan Nursultan di The Palace of Independence Kazakhstan pada 10 September 2017. Dalam pertemuannya, kedua pemimpin membahas mengenai peningkatan hubungan bilateral, terutama bidang ekonomi yang sepakat mendorong peningkatan arus perdagangan dan investasi dua arah. Untuk bidang perdagangan, Kazakstan menawarkan pemanfaatan jaringan kereta api Astana - Republik Rakyat China (RRC) untuk mengatasi kendala transportasi dan geografis, mengingat Kazakstan adalah sebuah negara yang tidak memiliki pelabuhan. Sementara pihak Indonesia, Wapres menawarkan kerja sama pengembangan bank syariah sebagai upaya peningkatan sektor finansial secara Islami, mengingat Indonesia saat ini berhasil mengembangkan sektor finansial melalui peran serta bank syariah. Selain membahas isu hubungan bilateral, Presiden Nazerbayev juga berbagi pengalaman dan menawarkan jasa baik kepada Indonesia mengenai pemindahan ibu kota negara. Seperti diketahui, Kazhakstan terbilang sukses memindahkan ibu kotanya dari Almaty ke Astana serta membangun menjadi kota yang futuristik dan

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

DOK. SETWAPRES > SYAMSU MILLA

cantik, dengan arsitektur landskap bergaya paduan antara Rusia, Mediterania, Eropa, dan Cina, bahkan terdapat ruasruas jalan yang cukup lebar dan jembatan yang mirip dengan Semanggi di Jakarta. Di akhir kegiatannya di Kazakhstan, Wapres menghadiri Penutupan Expo 2017 Congress Center. Selesai mengikuti acara Wapres menuju hotel Ritz Carlton, di Astana tempat Wapres beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla dan rombongan menginap. Di hari kelima, Wapres menuju ke Dubai, Uni Emirat Arab untuk melanjutkan perjalanan kunjungan kerjanya ke New York Amerika Serikat dalam rangka menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan BangsaBangsa (PBB). (SY)

29


LIPUTAN KHUSUS

DOK. SETWAPRES > TMW

LAWATAN WAPRES JUSUF KALLA KE NEW YORK, AMERIKA SERIKAT Setelah beristirahat sehari pasca-kegiatan kunjungan kerja di Astana, Kazakhstan, Wapres beserta Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla dan rombongan pada hari kelima (12 September 2017), melanjutkan perjalanan menuju New York, Amerika Serikat untuk mengikuti agenda utama Sidang Majelis Umum PBB ke-72 tanggal 18 s.d. 23 September 2017. Wapres meninggalkan Hotel Ritz Carlton Astana menuju Bandara Internasional Nursultan Nazarbayev, Astana, Kazakhstan pukul 02.15 WS. Dari bandara Nursultan Wapres beserta rombongan bertolak ke New York AS, dan tiba di Bandara Internasional John F. Kennedy, New York, tanggal 17 September 2017 sekitar 18.45 WS, setelah dalam penerbangan sebelumnya berganti pesawat dua kali, yakni di Abu Dhabi Dubai UEA - Chicago AS (dengan pesawat komersial Emirates - EK 235), dan di Chicago AS - Rochester AS (dengan pesawat Express Jet

30

Airlines - UE4374). Setiba di Rochester Wapres beserta Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla singgah beberapa hari untuk sejumlah acara Internal sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke New York Amerika Serikat. Tiba di Bandara John F. Kennedy AS, Wapres beserta Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla dengan kendaraan darat langsung menuju Westin New York Grand Central Hotel tempat beristirahat dan menginap. Kedatangan Wapres beserta Ibu Hj.Mufidah Jusuf Kalla di hotel tersebut disambut oleh Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi, Deputi Perwakilan Tetap RI untuk New York Ina Hagniningtyas Krisnamurthi, Konjen RI di New York Abdul Kadir Jailani beserta Istri, Penasihat Militer PTRI New York Brigjen TNI Jamaluddin beserta Istri, Kepala Perwakilan Bank Indonesia New York Erwin Haryono, dan GM Hotel Westin New York Ms. Colleen Senters. Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


DOK. SETWAPRES > TMW

MENGHADIRI SIDANG MAJELIS UMUM PBB KE-72

Pada hari kesebelas lawatannya ke Eropa dan Amerika Serikat, sebelum mengikuti Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ke-72 di Markas Besar PBB, Wapres Jusuf Kalla yang sebagai pemimpin delegasi Indonesia mengikuti berbagai kegiatan seremonial yang diselenggarakan Panitia. Di antara kegiatan adalah menghadiri High Level Breakfirst Meeting on United Nations Reform oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin, 18 September 2017 pukul 09.45 WS, dilanjutkan Luncheon United Nations Private Sector Forum “Financing the 2030 Agenda: Unlocking the Properity oleh Sekjen PBB di UN Delegates’ Dining Room (DDR) pk. 12.30 hingga 15.00 WS. Pada pukul 19.00 s.d. 22.00 WS Wapres mengikuti Gala Dinner “Global Hope Coalition” yang diselenggarakan oleh Dirjen United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) bertempat di New York Public Library. MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

DOK. > ISTIMEWA

Hari kedua belas (Selasa, 19/9/2017) Wapres dengan didampingi Hj. Mufidah Jusuf Kalla menghadiri Welcome Reception yang diselenggarakan oleh Sekjen PBB pukul 08.00 s.d. 08.50 WS. Acara dilanjutkan dengan Pembukaan Sesi General Debate Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di General Assembly Hall Lantai 2. Dalam acara General Debate, Wapres menyimak pidatopidato dari Presiden Sidang Umum, Sekjen PBB, dan statement dari beberapa kepala negara/pemerintahan, di antaranya adalah Brazil, Amerika Serikat, Guinea, Swiss, Jordania, Slovakia, Mexico, Nigeria, Ceko, Perancis, Maroko, Kolombia, Tajikistan, Zambia, Lithuania, dan Israel.

31


LIPUTAN KHUSUS

DOK. > HUMAS KEMLU

Ketika mendapatkan kesempatan menyampaikan pidato, Wapres Jusuf Kalla menyatakan bahwa Indonesia menyambut baik atas tema yang diangkat dalam Sidang Majelis Umum PBB tahun 2017 ini, yakni “Berfokus pada rakyat: Perjuangkan perdamaian dan kehidupan yang layak untuk semua kehidupan di planet yang berkelanjutan,” kata Wapres. Tema tersebut menurut Wapres mengakui pentingnya menempatkan prioritas kebutuhan masyarakat, sehingga perdamaian, kemakmuran, dan keberlanjutan saling menguatkan.

harus dipraktikkan dengan mengembangkan kebiasaan dialog, inklusivitas, penyelesaian perselisihan damai, dan tidak menggunakan kekuatan. “Karena itu yang lebih penting kita harus mengembangkan PBB sebagai institusi global yang kuat, yang menekankan pada pemeliharaan perdamaian, keamanan dan stabilitas,” papar Wapres.

Tiga poin penting yang digarisbawahi dan mendapatkan perhatian Wapres adalah mengenai pencapaian perdamaian dan kehidupan yang layak untuk semua di planet yang berkelanjutan, dan tatanan dunia yang kini masih jauh dari keadilan. Kondisi tersebut dalam pandangan Wapres ditunjukkan oleh bangsa-bangsa di dunia yang saat ini masih terjadi perang, kelaparan, kemiskinan ekstrim, dan buta huruf. Hal ini membuktikan belum adanya keadilan di dunia. “Dunia kita saat ini jauh dari adil. Di antara bangsa-bangsa di dunia kita ada perang, kelaparan, kemiskinan ekstrim, dan buta huruf,” ungkap Wapres di hadapan seluruh peserta sidang.

“Selanjutnya, kita juga harus memperkuat, mekanisme penjaga perdamaian dan peace building internasional. Indonesia merasa terhormat, telah berkontribusi dalam menengahi konflik, menjaga perdamaian dan membangun perdamaian di luar perbatasan kita. Kita sudah, dan akan selalu siap, menjadi bagian dari solusi global,” tegas Wapres.

MENYAMPAIKAN PIDATO DI SMU PBB

Dalam upaya menyejahterakan masyarakat dunia tersebut, Wapres mengungkapkan contoh pengalaman kontribusi Indonesia di ASEAN dalam pembangunan ekosistem yang sangat mendasar. “Ini sangat fundamental bagi pembangunan ekonomi. Ini sangat mendasar bagi kemakmuran rakyat,” kata Wapres. Oleh karena itu, Indonesia sangat percaya mengembangkan ekosistem perdamaian dan stabilitas global bisa dilakukan. Namun, untuk dapat berhasil maka

32

Kunci untuk hal tersebut, yakni memastikan proses reformasi PBB untuk menghasilkan United Nations yang kuat, efektif dan relevan, karena untuk alasan tersebut maka Indonesia mensponsori deklarasi dukungan untuk Reformasi PBB.

Bahkan dalam 60 tahun terakhir kata Wapres, Indonesia telah menyumbangkan lebih dari 38.000 personil untuk 28 operasi penjaga perdamaian PBB. Saat ini Indonesia mengerahkan lebih dari 2.700 penjaga perdamaian dalam 9 misi penjaga perdamaian. Bahkan Indonesia bertekad untuk meningkatkan hingga mencapai 4.000 personil pada tahun 2019 termasuk meningkatkan penjaga perdamaian wanita. Selain pemelihara perdamaian, Indonesia adalah anggota aktif Komisi Perdamaian. “Kami menggarisbawahi, bahwa memastikan perdamaian berkelanjutan di tingkat global, memerlukan ‘budaya pencegahan’ global,” kata Wapres. Karenanya penting juga untuk memastikan kemitraan yang kuat antara PBB, organisasi regional yang relevan, dan pemerintah nasional. Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


DOK. > ISTIMEWA

Isu yang dibawa Wapres sebagai pemimpin delegasi Indonesia, selain memperjuangkan agar Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB, juga membahas mengenai penghentian kekerasan terhadap Suku Rohingya di Myanmar. Isu tersebut selain disampaikan dalam SMU PBB, juga dibahas dengan beberapa negara anggota OKI di sela-sela Sidang Umum ke-72 PBB di New York, AS. MENDESAK PENGHENTIAN KEKERASAN TERHADAP SUKU ROHINGYA

Wapres menyatakan bahwa beberapa negara OKI sepakat untuk meminta agar Myanmar menghentikan kekerasan terhadap warga Muslim Rohingya yang bermukim di negara bagian Rakhine. Hal yang mendesak diperlukan suku Rohingya adalah bantuan kemanusiaan bagi para korban agar sesegera mungkin, yang bukan sekadar pernyataan bersama. “Hanya Indonesia yang bisa masuk ke Myanmar daripada negara-negara itu, tetapi sekarang pun kita masuk ya lebih ketat lagi. Jadi, kita pada akhirnya membantunya lewat Bangladesh karena sifatnya Myanmar yang tidak terbuka,” kata Wapres pada Selasa, 19 September 2017. Dunia internasional, lanjut Wapres, juga perlu memberikan tekanan politik kepada pemerintah Myanmar agar lebih terbuka terhadap bantuan kemanusiaan dari luar dan segera menghentikan krisis kemanusiaan di negara tersebut. Namun, Wapres MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

DOK. > ISTIMEWA

menggarisbawahi, bahwa tekanan politik yang dimaksud tidak harus berupa pengiriman pasukan, karena targetnya adalah resolusi damai. “Myanmar pada dasarnya pasti yang menghentikan kekerasan dan keterbukaan pasti dari mereka. Melindungi semua ini pasti tergantung dari Myanmar. Bantuan dari luar saja yang dapat dilakukan oleh negara lain,” tegas Wapres. Masih mengenai dukungan politik internasional untuk mempercepat penyelesaian krisis Rohingya, Wapres meminta kepada Amerika Serikat untuk berperan lebih aktif. “Seperti biasa, Presiden Trump itu berpidato dalam sudut pandang Amerika untuk Amerika. Yang sebenarnya kita harapkan, apa sudut pandang beliau untuk seluruh dunia,” ujar Wapres menanggapi pidato Presiden AS yang disampaikan pada sesi sidang PBB.

33


PENDAPAT MEREKA

DOK. SETWAPRES > TMW

DOK. SETWAPRES > TMW

SEBAGAI PEMBICARA DI COLUMBIA UNIVERSITY

Di akhir kunjungannya ke Amerika Serikat, Wapres Jusuf Kalla menyempatkan waktu untuk memberikan kuliah umum di Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat, pada Jumat, 22 September 2017 waktu AS. Di hadapan para mahasiswa dan civitas akademika Universitas Columbia, Wapres membahas tentang radikalisme dan ke-Bhinnekaan di Indonesia, yang menjelaskan bahwa Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yakni meski berbeda-beda, tetapi tetap satu. Oleh karena itu, meskipun Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar nomor empat di dunia dan dengan berbagai etnis, suku dan budaya serta tersebar di berbagai pulau Nusantara, mereka tetap saling menghormati sehingga rakyat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang hidup dalam harmoni. “Tidak ada negara yang seperti Indonesia, dengan jumlah penduduk (terbesar) nomor empat di dunia dengan berbagai etnis, suku dan budaya, serta tersebar dalam berbagai pulau, tetapi saling menghormati,“ papar Wapres. “Perbedaan agama tidak menjadi masalah dan jika

34

mendengar ada beberapa konflik di Indonesia maka persoalannya bukan karena agama, tetapi karena kesenjangan, bahkan soal demokrasi atau politik,” terang Wapres. Sebagai contoh menurut Wapres, yaitu kasus di Poso dan Ambon terjadi konflik justru karena demokrasi. Sebelumnya, pemimpin di wilayah tersebut ada harmoni antar-umat beragama jika kepala daerahnya muslim maka wakilnya adalah non-muslim dan sebaliknya. “Namun, tiba-tiba setelah demokrasi, maka pemenang mengambil semua. Pasangan kepala daerah bisa tidak menghiraukan harmoni tersebut, yang mayoritas mengambil semuanya,” kata Wapres. Kemudian mengenai radikalisme dan terorisme, Wapres menegaskan bahwa hal itu terjadi di negara-negara gagal. “Terorisme dan radikalisme datang dari negaranegara gagal, karena mereka merasa tidak ada harapan. Begitu mudah dijanjikan masuk surga, mereka dengan senang hati melakukannya,“ kata Wapres. Oleh karena itu untuk mengantisipasi faham radikalisme, di Indonesia saat ini melakukan program deradilalisasi terhadap lebih dari 10.000 mantan teroris di 72 penjara di seluruh Indonesia, pungkas Wapres. (SY) Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


PENDAPAT MEREKA

Bagaimana Menyukseskan Asian Games 2018?

IMAM SOLICHIN (39 th)

Atlet Bulutangkis Nasional Tahun 1999 – 2004 Pelatih Bulutangkis

Kesediaan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018, dari segi waktu untuk persiapan memang sangat sempit. Namun untuk memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia di kancah dunia khususnya Jakarta, Palembang, dan Jawa Barat, ini merupakan momen yang sangat bagus dan tepat. Hal ini selain untuk memajukan olahraga Indonesia juga dapat mendukung peningkatan perekonomian Indonesia, khususnya masyarakat yang menjadi tuan rumah termasuk juga dalam hal mengumpulkan devisa negara. Suksesnya Asian Games XVIII Tahun 2018, dipengaruhi berbagai faktor yang dipersiapkan oleh Indonesia, baik sebagai penyelenggara maupun sebagai peserta. Sebagai penyelenggara atau tuan rumah, perlunya mempersiapkan infrastruktur yang memadai dengan standar internasional. Untuk lokasi di Jawa Barat sendiri, kami kemarin melakukan survei ke lapangan sepak bola Gelanggang Olahraga Bandung Lautan Api (GOR BLA) yang kami nilai sudah cukup layak dan memenuhi standar sebagai ajang kompetisi sepak bola tingkat internasional. Hanya saja terkait lapangan tersebut masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan. Namun kami belum mendapatkan informasi mengenai sumber pembiayaannya apakah dari APBD Provinsi Jawa Barat ataukah dari APBN. Begitu juga ketika Satuan Tugas (Satgas) Infrastruktur Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat kemarin melakukan peninjauan ulang untuk melakukan inventarisasi kebutuhan penyempurnaan prasarana/ sarana olahraga tersebut, yang kemungkinan ada pekerjaan tambah yang perlu diperhatikan. Menyangkut prestasi para atlet Indonesia, ditentukan oleh banyak faktor. Dari pandangan kami adalah perlunya diperhatikan fasilitas lapangan, tunjangan para atlet, MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

termasuk untuk pemenuhan kebutuhan gizi dan vitamin, serta material dan non-material lainnya agar prestasi atlet dapat optimal. Mengenai kesiapan atlet Indonesia, memang beberapa waktu lalu Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) telah melakukan survei dengan membawa data-data atlet berdasarkan Asian Games sebelumnya, sehingga mereka menargetkan prestasi Asian Games kali ini berdasarkan prestasi Asian Games sebelumnya, ya In syaa Allah nanti hasilnya bagus. Khusus untuk prestasi bulu tangkis di tingkat Asia, dalam pandangan kami saat ini Indonesia tertinggal beberapa langkah dari China, Jepang, Thailand, dan India. Sehingga ada kemungkinan Indonesia hanya akan menargetkan perolehan satu medali emas saja dari partai ganda campuran ataupun ganda putra. Kami menyarankan, untuk suksesnya penyelenggaraan Asian Games 2018 perlu mengutip moto PON 2016 yang menerapkan “Catur Sukses�, yaitu Sukses Penyelenggaraan, Sukses Prestasi, Sukses Administrasi, dan Sukses Ekonomi. Maka Insha Allah Penyelenggaraan Asian Games 2018 ini menjadi sukses. (SY)

35


PENDAPAT MEREKA

FIRMANSYAH (40 th) Atlet Nasional Bola Basket Tahun 1996-1997 Pelatih Bola Basket

Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games XVIII Tahun 2018 harus diambil berbagai hikmah untuk kemajuan bangsa dan negara. Sisi positif yang langsung terlihat sebagai tuan rumah, yaitu banyaknya sarana/prasarana olahraga untuk event tersebut dilakukan peremajaan. Karena kami spesialis basket, kami ambil contoh gelanggang olahraga bola basket di Senayan yang sudah sangat lama sejak dibangun tidak pernah direnovasi tetapi dengan penyelenggaraan Asian Games 2018, semua sarana/prasarana cabang olahraga akhirnya dibangun/direnovasi dengan standar internasional. Menjadi tuan rumah merupakan peluang yang sangat jarang mengingat peserta Asian Games adalah seluruh negara di Asia maka dengan punya kesempatan menjadi tuan rumah yaitu sesuatu yang sangat membanggakan karena banyak hal positif yang perlu diambil hikmahnya sebagai tuan rumah. Apalagi jika dilihat dari sisi kemampuan perbandingan antara Asian Games dengan Sea Games yang sangat jauh, sehingga kedua hal tersebut dapat dijadikan tolak ukur bagi kemampuan Indonesia seperti apa. Mengenai peluang prestasi Indonesia di Asian Games nanti, bisa dilihat dari beberapa cabang olahraga unggulan bagi Indonesia, misalnya bulu tangkis, angkat besi, sebagaimana ketika di olimpiade lalu yang menonjol. Hanya untuk cabor-cabor lain mengenai SDM-nya masih perlu jam terbang (pengalaman) try out dan mendatangkan pelatih-pelatih dari luar yang tepat. Misalnya bola basket, ini mengalami suatu kemajuan karena tim yang dipersiapan untuk Sea Games saja sudah dilakukan try out ke Los Angeles Amerika Serikat dan ke Lituania Eropa. Jadi itu merupakan langkah persiapan maju dibanding sebelumnya yang cukup try out di Asia. Nah contoh ini mungkin dapat diimbangi dengan caborcabor lain. Itu dari sisi sumber daya manusianya. Kemudian mengenai pembinaannya, saya pribadi berharap sekarang ini sudah mulai menghilangkan unsur politis masuk dalam bidang olahraga. Karena kalau kita

36

lihat kan masih ada faktor suka/tidak suka, kepentingankepentingan yang akhirnya atlet berbakat tersisih dari atlet-atlet titipan dan segala macam. Sehingga jika hal-hal tersebut sudah dihilangkan dan memilih atlet benar-benar secara fair maka pembinaan jenjang atlet dilakukan secara jelas dari usia dini, remaja, sampai senior. Maksudnya juga dari segi kepelatihan untuk fasilitas dan segala macam kebutuhan gizi atlet sudah langsung terpenuhi sejak usia dini hingga usia senior. Selama ini rata-rata hal seperti fasilitas dan gizi kurang diperhatikan secara berjenjang, dan baru diperhatikan setelah atlet mencapai usia senior. Kita ambil contoh sepak bola, untuk sepak bola umur 11-12 tahun kita kan berprestasi, tetapi mengapa begitu mencapai usia senior kok mereka tidak bisa berprestasi. Memang jika dibandingkan antara era saya dengan sekarang, tentu sudah mengalami perubahan peningkatan, yaitu dari sumber daya manusianya untuk menjadi atlet-atlet potensial. Begitu juga dari posturpostur dan fisik para atlet juga sudah terlihat lebih bagus. Akan tetapi jika dikaitkan dengan pencarian pemain untuk level Asian Games, meskipun sebetulnya sudah banyak yang bagus, tetapi untuk mencari pemain dengan kriteria sangat istimewa itu masih sulit, baik sejak era saya hingga era sekarang ini. Karena pemain-pemain sangat istimewa itulah yang tentu dapat menjadi juara, tetapi kalau pemain yang bagus saja belum tentu dapat menjadi juara. Harapan kami sebagai mantan atlet juga saat ini sebagai pelatih. Indonesia sebagai tuan rumah harus dapat memanfaatkan posisi sebagai tuan rumah, yaitu agar persaingan disetiap cabang olahraga di tingkat Asian Games ini dapat dijadikan tolak ukur peningkatan prestasi selanjutnya. Begitu juga mengenai sarana dan prasarana agar benar-benar dapat dimanfaatkan untuk kesuksesan disetiap event-nya, jangan sampai ada hal-hal yang memberikan kesan tidak baik terhadap tamu yang hadir begitu. Kemudian untuk prestasi, setiap atlet diharapkan dapat mengerahkan semua kemampuannya, sportivitasnya, dan memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Untuk penyelenggara semoga semuanya terlaksana dengan sukses, terutama mengenai keamanan harus selalu diperhatikan. (SY)

Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


HENDRA (33 th) Pengemudi Taksi Online Palembang

Sebagai anggota masyarakat Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, saya merasa bangga kota Palembang dijadikan salah satu ajang penyelenggaraan ASIAN Games 2018 yang cukup bergengsi. Begitu juga masyarakat Kota Palembang lainnya, yang dalam pengamatan saya mereka terlihat antusias dan bangga dengan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah, khususnya keterlibatan kota Palembang. Mengenai kesiapan sebagai tuan rumah, tentunya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sudah menghitung dan memprediksi persiapan dan kesiapannya. Oleh karena itu, saya yakin bahwa semua yang dilakukan oleh pemerintah provinsi tersebut akan dapat tercapai sesuai dengan jadwal dan rencana yang telah ditentukan. Meskipun begitu, sebagai warga Palembang saya mengimbau kepada pemerintah Sumatera Selatan

hendaknya persiapan-persiapan tersebut lebih dipercepat lagi, seperti pembangunan LRT, perbaikan jalan-jalan yang rusak, dan pembangunan fasilitas-fasilitas lain, seperti rumah sakit. Dengan kesiapan yang mantap maka ketika hari-H penyelenggaraan tiba selain sebagai tuan rumah kita dapat berdiri tegak, juga sebagai peserta yang akan berlaga/berkompetisi, nantinya secara psikologis tidak mengganggu mental para atlet kita. Yang kedua saya berpesan, agar sarana dan prasarana yang telah dibangun tersebut nantinya pasca-penyelenggaraan ASIAN Games 2018 dapat dirawat secara baik, karena sudah menghabiskan uang rakyat yang tidak sedikit. Saya melihat dari sekian fasilitas yang paling saya apresiasi adalah pembangunan RSUD Provinsi Sumatera Selatan yang cukup megah, karena ini akan sangat berarti dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat baik warga Sumatera Selatan sendiri maupun daerah lainnya. ASIAN Games adalah event olahraga dunia khususnya lingkup benua Asia yang sangat bergengsi. Mudahmudahan dengan penyelenggaraan hajat yang sangat besar ini dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia dan Sumatera Selatan khususnya di mata dunia. (TH/SY)

DOK. > ISTIMEWA

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

37


TOKOH KITA

DOK. > JERI WONGIYANTO

DR. Ir. M. BASOEKI HADIMOELJONO, M.Sc Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

“Panglima” Pembangunan Infrastruktur 38

Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


Jika disebut namanya, maka yang terbayang adalah sosok berkumis, berbaju putih dan sederhana, yang pekerjaannya mengurus jalan, karena memang terlahir dan dibesarkan di bidang pembangunan infrastruktur. Setelah lulus S1 di Universitas Gajah Mada, Jurusan Teknik Geologi, pria yang lahir pada 5 November 1954 di Solo ini langsung bergabung di Departemen Pekerjaan Umum. Dan karena prestasinya, ia mendapatkan beasiswa program Magister (S-2) dan Program Doktor (S-3) di Colorado State University, Amerika Serikat, dengan mengambil bidang studi pengairan. Dilahirkan dari keluarga TNI, dengan kehidupan yang berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain, telah membentuknya menjadi pribadi dengan karakter yang kuat dan tangguh. Selain sederhana, Basoeki juga dikenal sebagai sosok yang santun. Apalagi kalau sudah bicara dengan bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa. Bicara dengan staf pun akan menggunakan bahasa kromo inggil. (suatu bentuk bahasa dengan kadar kehalusan tinggi, biasa digunakan untuk berkomunikasi dengan lawan bicara yang dihormati). Jadi, penulis Buku “Semburan Lumpur Panas Sidoarjo: Pelajaran dari Sebuah Bencana” ini merupakan sosok yang sangat menjunjung tinggi budaya, Jawa khususnya, yang lemah lembut dan santun terhadap siapa pun. Tak hanya santun, Basoeki juga dikenal sebagai sosok yang suka bercanda dan salah satu hobinya adalah main drum. Kebolehan dan kepiawaiannya dalam memainkan alat musik drum pernah diuji saat berkolaborasi dengan Penyanyi Rocker Ikang Fawzi, di ajang Real Estate Creative

Awards 2017 yang diselenggarakan di Hotel JS Luwansa Jakarta pada bulan Agustus lalu. Di samping menjalankan tugas utama di Departemen Pekerjaan Umum, tugas khusus nasional yang pernah diembannya antara lain sebagai Ketua Kelompok Kerja SDA Rehabilitasi Pasca Tsunami Nangroe Aceh Darussalam (NAD) 2004–2005, sebagai Ketua Tim Independen Penanggulangan Kerusakan Jalan Tol Purbaleunyi 2006, Anggota Tim Nasional Penanggulangan Kerawanan Pangan Yahukimo – Papua 2006, serta sebagai Ketua Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Sidoarjo 2006– 2007. Beberapa penghargaan yang pernah diterima karena prestasinya, antara lain Piagam Penghargaan Pegawai Teladan Departemen Pekerjaan Umum (1995), Satyalancana Karya Satya masing-masing untuk X Tahun (2001), XX Tahun (2003), dan XXX Tahun (2014), Satyalancana Pembangunan (2003), Satyalancana Wirakarya (2005), Satyalancana Kesejahteraan Sosial Pasca Tsunami NAD (2005), Penghargaan dari Asean Federation Engineering Organization (AFEO) atau Organisasi Insinyur di Asean untuk kategori AFEO Distinguished Honorary Fellow pada acara 34th Conference of The Asean Federation of Engineering Organization (CAFEO) Tahun 2016, penghargaan International Lifetime Contribution Award 2017 dari Perhimpunan Insinyur Jepang atau Japan Society of Civil Engineers (JSCE) pada Juli 2017, Penghargaan atau gelar Perekayasa Utama Kehormatan (Honorary Principal Engineer) untuk Bidang Infrastruktur 2017 dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 3 Agustus 2017. Terakhir, Basoeki menerima penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 24 Agustus 2017.

Basoeki menerima penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama dari Institut Teknologi Bandung (ITB)

DOK. > ISTIMEWA

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

39


TOKOH KITA

Menteri PUPR Basoeki beserta Wapres Jusuf Kalla dan sejumlah Menteri bersama Pejabat terkait meninjau venue Asian Games 2018 di Kawasan Gelora Bung Karno

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Basoeki selalu fokus untuk menyelesaikan berbagai target pembangunan infrastruktur sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

Ditunjuk sebagai Menteri PUPR Tak salah bila Presiden Jokowi menunjuknya untuk menempati pos Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), mengingat rekam jejaknya di Kementerian Pekerjaan Umum terhitung panjang. Jenjang karir yang pernah dijabat Suami dari Kartika Nurani ini adalah sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum periode 2005–2007, kemudian menempati posisi Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum periode 2007–2013. Dan mulai 2013, ayah dari Neil Andika, Dewi Mahamiani, dan Dira Mediani ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum hingga ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Oktober 2014.

40

Kiprahnya di bidang pembangunan infrastruktur tak diragukan lagi. Ini dapat dilihat dari hasil pembangunan infrastruktur, mulai dari pembangunan jalan, jembatan, bendungan, bandara, hingga pelabuhan, dari pelosok Indonesia Timur hingga ujung Barat Indonesia. Ribuan kilometer jalan baru dari Sumatera hingga Papua, di antaranya Jalan Trans Sumatera sepanjang 2.900 kilometer yang akan menghubungkan kota-kota di Sumatera mulai dari Banda Aceh hingga Lampung. Untuk pembangunan jalan tol Balikpapan – Samarinda (Balsam), sepanjang 98,5 km ditargetkan selesai pada Desember 2018. Jalan tol ini akan mempersingkat waktu tempuh Balikpapan Samarinda dari 3 jam menjadi 1 jam. Sementara itu pembangunan Jalan Trans Papua dan Jalan Lintas Trans Papua sepanjang 4.350 kilometer yang akan menghubungkan sembilan kabupaten di pegunungan Papua, diharapkan rampung pada 2018. Pembangunan tersebut tidak sekedar membangun jalan untuk konektivitas antardaerah, namun diharapkan juga akan mengembangkan kawasan tersebut menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Sedangkan untuk Trans Jawa, akan dibangun sepanjang 660 kilometer yang akan menghubungkan Merak–Banyuwangi, ditargetkan selesai pada 2018. Selain pembangunan jalan baru, Kemen PUPR juga membangun pos lintas batas negara (PLBN) Badau, Aruk dan Entikong di Provinsi Kalimantan Barat, PLBN Montain, Motamasin dan Wini di Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta PLBN Skouw di Provinsi Papua. Pembangunaan PLBN ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan lintas batas negara, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


K

Menteri PUPR Basoeki mendampingi Wapres Jusuf Kalla meninjau venue Asian Games 2018

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Sebagai Menteri PUPR yang pembangunan infrastruktur, menyelesaikan berbagai infrastruktur sesuai dengan

menjadi ujung tombak ia selalu fokus untuk target pembangunan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, bertujuan untuk mendorong investasi, pemerataan, dan keadilan pembangunan dengan mengurangi kesenjangan antarwilayah. (TH/SY)

Wapres Jusuf Kalla beserta Menteri PUPR Basoeki saat meresmikan Overpass Antapani, Bandung

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

41


GALERI FOTO

15 Juli 2017 Wapres Jusuf Kalla menyaksikan maket pembangunan gedung baru Universitas Negeri Padang, serta melakukan peninjauan ke Puskesmas Kota Panjang, Kota Padang.

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

20 Juli 2017 Wapres Jusuf Kalla meresmikan Groundbreaking Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, Pasuruan, Jawa Timur guna memenuhi kebutuhan dasar air bagi masyarakat sekitar.

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

1 Agustus 2017 Wapres Jusuf Kalla membuka sekaligus meninjau Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan bertema “Senandung Ibu Pertiwi” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

42

Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


02 Agustus 2017 Wapres Jusuf Kalla membuka dan meninjau pameran pada acara The 5th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2017 dengan Tema “Moving Forward Under Current Challengers of Obstacles and Opportunities toward Achieving Geothermal Development 2025 Target”, bertempat di Jakarta Convention Center. DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

10 Agustus 2017 Wapres Jusuf Kalla meninjau Pameran Hasil Riset dan Inovasi Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang dan Industri pada Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-22 dengan Tema “Pembangunan Maritim Berbasis Ilmu Pengetahuan”, bertempat di Center Point of Indonesia, Makassar, Sulawesi Selatan. Pada kesempatan tersebut Wapres juga mencoba Simulator Pesawat N219. DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

11 Agustus 2017 Wapres Jusuf Kalla meninjau Pameran Otomotif Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2017 di Indonesia Convention - Exhibition, Tangerang, Banten. Tema yang diangkat pada pameran kali adalah “Rise of the Future Mobility”.

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

43


GALERI FOTO

16 Agustus 2017 Wapres Jusuf Kalla mendampingi Presiden Joko Widodo pada acara Sidang Tahunan MPR-RI Tahun 2017 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD-RI, Jakarta.

DOK. SETWAPRES > XXX

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

21 Agustus 2017 Wapres Jusuf Kalla membuka Indonesia Diaspora Global Summit 2017 sebagai Ajang Tukar Pikiran antar-Diaspora dan Pemangku Kepentingan Nasional untuk Membangun Indonesia.

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

44

Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


10 Maret 2017 Ibu Mufidah Jusuf Kalla menghadiri acara HUT Dharma Pertiwi ke-53, di GOR Ahmad Yani Mabes TNI Cilangkap-Jakarta. Tema yang diusung adalah “Dharma Pertiwi Bertekad Meningkatkan Kualitas Keluarga Prajurit yang Kreatif, Guna Mewujudkan TNI yang Hebat, Kuat, Profesional dan Dicintai Rakyat”. Selain menyaksikan aksi donor darah, pada kesempatan tersebut Ibu Mufidah juga berkesempatan memamerkan hasil kreativitas “tas anyaman”

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

25 April 2017 Ibu Mufidah Jusuf Kalla mendampingi Ibu Iriana Jokowi meninjau sejumlah program peningkatan kesehatan di antaranya pelaksanaan program IVA Test serta Sosialisasi Pencegahan Narkoba yang merupakan rangkaian acara Peringatan Hari Kartini 2017 di Lapangan Dr. Murjani, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

23 Juli 2017 Ibu Mufidah Jusuf Kalla mendampingi Presiden beserta Ibu Iriana Jokowi disambut atraksi polisi cilik saat menghadiri Peringantan Hari Anak Nasional 2017, di Pekanbaru, Riau.

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

45


GALERI FOTO

29 Juli 2017 Ibu Mufidah Jusuf Kalla meresmikan pembukaan Florikultura Indonesia 2017 bertempat di Kampus Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat. Ibu Mufidah juga berkesempatan mencicipi mangga hasil dari kebun pembibitan tanaman buah, stand pameran Pertamina.

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

2 Agustus 2017 Ibu Mufidah Jusuf Kalla mendampingi Ibu IrIana Joko Widodo menginjungi “Kampung Sejahtera” Binaan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) di Kampung Pintu Air, Desa Kohod, Tangerang, Banten.

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

7 Agustus 2017 Ibu Mufidah Jusuf Kalla meninjau Pameran Sejarah dengan tema “Visualisasi Pahlawan dan Tokoh Perempuan” yang digelar di Galeri Nasional IndonesiaJakarta.

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

46

Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

15 Agustus 2017 Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Ibu Mufidah Jusuf Kalla meninjau stand kerajinan anyaman, usai menghadiri acara Peluncuran Buku Dancing of Silver: The Jewellery of Runi Palar dan Seni Kerajinan di Hindia Belanda, bertempat di Museum Bank Mandiri, Jakarta.

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

22 Agustus 2017 Ibu Mufidah Jusuf Kalla mendampingi Ibu Iriana Joko Widodo menghadiri Pembukaan Lomba Senam Bugar Anak Indonesia Tingkat Nasional 2017 yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (PERWOSI), bertempat di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta. DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

47


SERBANEKA

DOK. SETWAPRES > AHMAD

PERAYAAN 50 TAHUN PERNIKAHAN H.M. JUSUF KALLA DAN MUFIDAH MIAD

Perayaan untuk Setengah Abad yang Indah TUJUH tahun lamanya aku berusaha mendekati dan menyakinkanmu Tapi engkau seperti jinak-jinak merpati Sama dengan nama jalan di depan rumahmu Antara mau dan tidak, sering membingungkan dan tidak jelas, Aku bersabar, berjuang dengan waktu... Penggalan bait puisi di atas ditulis dan dibacakan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla di depan Ibu Mufidah Miad di atas panggung perayaan megah 50 Tahun Pernikahan pasangan ini. Puisi berjudul Setengah Abad yang Indah mengungkap betapa besar perjuangan seorang Jusuf Kalla dalam merebut cinta Mufidah juga bagaimana kerikil dan ombak perjalanan kehidupan rumah tangga mereka yang indah dan berakhir manis. Walau diakui Jusuf Kalla dirinya bukanlah pria yang romantis. Dan perjuangan 7 tahun merebut cinta Mufidah pun terbayar dengan setengah abad yang indah.

48

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Perayaaan pernikahan emas ini bertajuk “50 Tahun Ucu dan Ida� berlangsung penuh kehangatan di Hotel Dharmawangsa. Minggu (27/8) dihadiri oleh tamu-tamu spesial. Yang teristimewa adalah kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Jokowi. Presiden pun ikut memberikan testimoni dan pujian kepada Jusuf Kalla. Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


Wapres Jusuf Kalla dan ibu Murfidah beserta anak-anak dan cucu-cucu dalam perayaan 50 tahun pernikahan DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Jusuf Kalla menikah dengan Mufidah pada 27 Agustus 1967. Ketika itu, Presiden Joko Widodo masih berusia antara 5-6 tahun dan sedang duduk di bangku taman kanak-kanak. Presiden mengatakan, banyak orang bermimpi bisa menjadi seperti Jusuf Kalla dan Mufidah yang telah mengarungi kehidupan rumah tangga hingga 50 tahun. Tak hanya itu, menurutnya, Jusuf Kalla juga sukses dalam menjalankan karier politik dan bisnis. “Bisnis sukses, karier politik juga sama. Semua sudah dilalui semuanya, dari ketua Golkar pernah, jadi menteri pernah, jadi menko pernah, jadi wapres dua kali. Inilah kesuksesan politik beliau,” ujar Jokowi. Jokowi mengatakan, Jusuf Kalla dan Mufidah melambangkan Bhinneka Tunggal Ika, karena keduanya berasal dari daerah yang berbeda namun bisa bersatu secara utuh. Jusuf Kalla dari Bugis dan Mufidah dari Minang. Sebagai partner dalam pemerintahan, menurut Jokowi, Jusuf Kalla merupakan sosok yang enak diajak guyon. “Dalam keseharian, saya tidak tahu Pak JK dengan Bu Mufidah apakah sering berkelakar atau menyampaikan sesuatu yang lucu. Kalau dengan saya guyonan los, tertawa bersama-sama. Tapi yang tahu hanya saya dan Pak JK,” kata Jokowi. Dalam testimoni terakhirnya, Jokowi menyampaikan ucapan selamat atas pernikahan emas Jusuf Kalla dan Mufidah. Dia juga menyematkan sebait doa agar Jusuf Kalla diberikan kesehatan dan kebahagiaan bersama anak dan cucu-cucunya. MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

Ulang tahun perkawinan Jusuf Kalla dan Mufidah dihadiri juga oleh sejumlah tamu penting, di antaranya Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Ani Yudhoyono. Kemudian ada juga Presiden Republik Indonesia ke-5 Megawati Sukarnoputri, serta mantan Wakil Presiden Try Sutrisno bersama Ibu Tuti Sutiawati Try Sutrisno, juga Boediono dan Ibu Herawati Boediono. Sejumlah menteri di jajaran Kabinet Kerja juga tampak hadir mulai dari Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Kemudian, ada pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agraria Sofjan Djalil dan Menko Polhukam Wiranto. Tak ketinggalan mantan-mantan menteri di antaranya, Anton Apriyanto (mantan Menteri Pertanian), Saleh Husin (mantan Menteri Perindustrian), dan Ferry Mursidan Baldan (mantan Menteri Agraria). Perayaan ini menampilkan sajian hiburan yang membuat terbawa perasaan (baper), ada penampilan penyanyi Sarwana dan Cici Paramitha. Paling berkesan adalah tampilnya anak-anak Jusuf Kalla dan Mufidah di panggung untuk menghibur undangan. Ada Solichin Jusuf yang tampil sebagai host. Muchlisa Jusuf, Muswirah Jusuf, Imelda Jusuf, dan Chairani Jusuf, tampil gemulai dengan Tari Serampang 13 yang berhasil mengajak Ibu Mufidah ikut menari. Tak ketinggalan penampilan seru cucu-cucu yang membawakan dua lagu Seroja (ciptaan Said Effendi) dan Aku Cinta Dia (Chrisye). (JW)

49


SERBANEKA

Logo & Maskot Asian Games 2018

Logo resmi Asian Games 2018 menggambarkan sketsa Stadion Utama Gelora Buang Karno (GBK) yang dipadukan dengan matahari di bagian tengahnya. Simbol GBK menggambarkan kebanggaan bangsa Indonesia dengan perjalanan sejarah yang cukup panjang. Sedangkan matahari merepresentasikan sumber energi yang sangat besar, memancarkan cahayanya melalui delapan jalur ke seluruh Asia dan dunia lewat gelaran Asian Games 2018. Logo ini merupakan hasil karya Jefferson Edri, Feat Studio, pemenang sayembara terbuka yang diadakan oleh Kementerian Olahraga bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ). Terinspirasi oleh semangat Presiden Soekarno memberanikan diri menjadi tuan rumah pada ajang Asian Games IV, kompetisi olahraga negara-negara Asia yang diselenggarakan pada tahun 1962. “Logo atau identitas Asian Games 2018 itu menggambarkan energi yang kuat dalam merefleksikan dan mempromosikan Indonesia ke dunia. Serupa dengan peristiwa saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV tahun 1962 maka dengan logo baru ini, Indonesia sebagai tuan rumah siap menunjukkan jadi diri kepada dunia melalui penyelenggaraan dan prestasi yang sukses,” ujar Menpora, Imam Nahrawi. Penyelenggaraan Asian Games kala itu diikuti oleh 16 negara dengan mempertandingkan 15 cabang olahraga. Dengan bekal semangat dan kegigihan, Indonesia sukses bukan hanya sebagai penyelenggara namun juga sukses dari sisi prestasi. Indonesia berada di urutan kedua dengan perolehan 11 medali emas sementara Jepang menduduki peringkat pertama dengan 73 medali emas dari 120 medali emas yang diperebutkan. Kegigihan dan

50

kehebatan Indonesia kala itulah yang menjadi inspirasi pencetusan logo Asian Games 2018. Selain logo baru, juga telah ditetapkan 3 maskot Asian Games 2018 yang terdiri dari 3 satwa di Indonesia yaitu Burung Cenderawasih, Rusa Bawean, dan Badak Bercula Satu sebagai perwakilan tiga wilayah Indonesia yang menggambarkan slogan Bhinneka Tunggal Ika, dengan nama masing-masing: • Bhin-bhin, nama maskot Burung Cenderawasih, perwakilan dari Indonesia Timur, sebagai simbol strategi. • Atung, nama maskot Rusa Bawean, perwakilan Indonesia Tengah, melambangkan kecepatan. • Ika, nama maskot Badak Bercula Satu, perwakilan Indonesia Barat, melambangkan kekuatan. Selain untuk menuai harapan akan sukses sarana, sukses penyelenggaraan dan sukses atlet, perhelatan akbar ini diharapkan dapat dimanfaatkan juga sebagai ajang promosi investasi, perdagangan, produk-produk kreatif, dan sekaligus sebagai ajang promosi wisata. (TH) Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


Menikmati Suasana Kantin Setwapres Kantor Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) merupakan sebuah kantor pemerintahan, secara struktural berada dalam jajaran organisasi di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), dipimpin oleh seorang Kepala Setwapres. Keberadaan Setwapres sesuai dengan Peraturan Mensesneg No.3 Tahun 2015 adalah dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemberian dukungan teknis dan administrasi kerumahtanggaan dan keprotokolan, serta analisis kebijakan kepada Wakil Presiden. Kantor Setwapres menampung sekitar 400 orang pegawai meliputi pejabat eselon I hingga staf pelaksana golongan I/II. Di samping itu, juga terdapat sejumlah karyawan Outsourcing dan Personil Pengamanan (Paspampres) yang bertugas menjaga dan mengamankan lingkungan Istana Wapres/Setwapres. Terlepas dari berapa pun jumlah pegawai yang beraktivitas di Istana/kantor tersebut, jika mengacu pada standar ideal sebuah kantor, haruslah dilengkapi berbagai fasilitas pendukung, di antaranya tempat/ruang makan atau yang disebut kantin.

Senada dengan standar ideal kantor, sejumlah perusahaan terkemuka di dunia memahami akan perkembangan perusahaannya tergantung pada kualitas karyawannya, sehingga mereka membangun cafe/kantin yang nyaman di lingkungan kantor untuk mendorong interaksi antarkaryawan, baik di dalam tim maupun antartim. Perusahaan dan urutan kafe/kantin terbaik yang dirancang untuk para karyawan tersebut adalah Facebook (Philz Coffee), Apple (Caffe Macs), Facebook (Harvest), Google (Slice Cafe), Google (Cafe Baadal), Microsoft (Redwest F), Facebook (Epic Cafe), Apple (Caffe Macs – Results Way), Linkedin (InCafe), dan Google (Tetsuwan Atom Cafe). Ikhwan Bandunk dalam sebuah artikel yang diunggah oleh Kantorkita.net, berjudul “Pentingnya Kantin� juga menjelaskan bahwa kantin bermanfaat sebagai wadah silaturahim antar-pegawai saat istirahat, serta bisa meningkatkan kinerja dan menguatkan kerja sama kelompok dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kantor, sehingga semakin jelaslah bahwa pentingnya sebuah kantor menyediakan kantin. Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar menyantap hidangan makan siang di Kantin Sekretariat Wakil Presiden

DOK. SETWAPRES > ANGGI

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

51


SERBANEKA

Apapun yang dilakukan instansi/perusahaan di atas, ini selaras dengan teori yang dibangun Abraham Maslow yang menyatakan bahwa makan/minum merupakan kebutuhan mahluk hidup yang masuk pada urutan utama dalam hierarki kebutuhan dasar manusia sehingga ini perlu didukung ketersediaan sarana/prasarananya. Menjawab berbagai pendapat terkait hal tersebut, Pemerintah Indonesia sendiri melalui Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.SE.01/MEN/1979 menganjurkan agar perusahaan yang memiliki tenaga kerja 50 s.d. 200 orang untuk menyediakan ruang/tempat makan, sedangkan perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 200 orang diminta menyediakan kantin. Yang menjadi persoalan adalah, apakah setiap kantor sadar dan mau menyediakan tempat makan bagi karyawannya? Tentu hal ini kembali kepada kesadaran dan kepedulian pemangku kepentingan di masingmasing instansi/lembaga dalam membawa organisasinya mau ke mana. Jika ingin agar SDM yang bekerja di dalamnya lebih optimal, tentunya sudah sewajarnya jika seluruh sarana/prasarana kerja dipenuhi, termasuk tersedianya kantin. Di Kantor Setwapres, jika memperhatikan jumlah pegawai yang relatif cukup banyak, tentunya kebijakan pimpinan kantor yang sudah melengkapi sarana/prasarana pendukung kantor dengan ketersediaan kantin pegawai yang baik dan nyaman tersebut tentunya sudah tepat dengan kebutuhan kantor era sekarang.

AZHARI MAULANA Kepala Biro Umum Setwapres

Menurut Kepala Biro Umum Setwapres Azhari Maulana, sekitar tahun 2010 memang Istana Wapres/Setwapres belum ada kantin sehingga makan siang disajikan di mejameja kerja pegawai. Ketika adanya kebijakan makan siang diganti dengan uang, ini menjadikan masalah baru.

Pertama dengan tidak tersedianya makan siang di kantor berarti pegawai mencari makan di luar dan dengan kondisi lalu lintas jalan sekitar kantor yang cukup ramai berisiko terjadi kecelakaan lalu lintas pada diri pegawai mengingat setiap hari harus berlalu-lalang menyeberang jalan mencari makan. Kedua menu makan yang dikonsumsi pegawai di warung-warung umum di

52

luar belum tentu terjamin kebersihan dan pemenuhan standar kesehatannya. Ketiga harga makanan di warung umum cenderung lebih mahal sehingga menimbulkan pemborosan keuangan pegawai. Di sisi berbeda, kondisi lingkungan Istana Wapres/ Setwapres dengan banyaknya tamu Wapres dan tamu pejabat Setwapres yang diantar oleh pengemudi, maka banyak pengemudi yang menunggu pimpinan atau majikannya dengan mengisi waktu dengan duduk-duduk ngobrol, sambil makan/minum di berbagai tempat dan membuang sampah bungkus sisa makanan/minuman yang tidak pada tempatnya menjadikan lingkungan Istana Wapres/Setwapres kurang tertib. Dengan pertimbangan itu semua maka dibuatkan ruang tunggu pengemudi di belakang gedung Sekretariat 2 Jl.Kebon Sirih No.14, Jakarta yang didesain laksana taman bermain dengan ruang terbuka, dilengkapi payung-payung tenda, kursi-kursi dan meja-meja taman, serta jajanan makanan sehingga selain membuat para pengemudi lebih nyaman juga lingkungan Istana Wapres/ Setwapres menjadi lebih rapi dan tertib. Jika suasana pagi atau sore hari, memang benar kondisi ruangan tersebut terasa nyaman, lebih-lebih dengan hembusan angin yang sepoi-sepoi menerabas sela-sela gedung antara kantor Balai Kota Gubernur DKI Jakarta dan Gedung Setwapres 2 membuat suasana bertambah nyaman bagi pengunjung sehingga betah berlama-lama di tempat ini. Namun tidak demikian ketika jam makan siang, taman ruang tunggu pengemudi ini menjadi panas meskipun terbuka karena terkena sengatan langsung sinar matahari. Keberadaan ruang tunggu ini pun akhirnya terdengar di telinga Wapres Jusuf Kalla. Suatu ketika selesai Salat Jumat Wapres beserta tamunya menyempatkan diri meninjau dan mencoba menikmati makan siang di ruang tunggu tersebut meskipun kondisi ruangan sebenarnya cukup panas. Dengan pertimbangan agar lebih layak dan nyaman, akhirnya pada tahun 2015 Ketua Dharma Wanita Sub Unit Setwapres Ny. Dewi Gayatri Oemar bersama Kepala Biro Umum Setwapres dan Kepala Biro Asset Kementerian Sekretariat Negara melakukan pembahasan untuk merenovasi ruang tunggu pengemudi tersebut menjadi kantin resmi dan akhirnya pada awal tahun 2016 renovasi dapat terlaksana menjadi kantin dua versi, yakni Ruang Terbuka untuk mengakomodir perokok, dan Ruang

Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


Wakil Presiden Jusuf Kalla menyantap hidangan makan siang bersama dengan para tamu di Kantin Setwapres usai menunaikan Salat Jumat

DOK. SETWAPRES > ANGGI

Tertutup dilengkapi dengan AC, TV, wifi, serta meja kursi yang lebih ideal untuk yang tidak merokok. Jadi ide utama pembangunan Kantin adalah untuk menyediakan kantin yang layak sehingga pegawai ketika makan siang tidak jauh dan menghabiskan waktu istirahatnya. Begitu juga Paspampres dan tenaga outsourcing juga diuntungkan dari segi harga dan waktu. Sejak direnovasi, Wapres JK hampir setiap berkantor di Istana Wapres Jl. Merdeka Selatan menyempatkan makan siang bersama tamunya di Kantin Setwapres dengan variasi menu yang memenuhi unsur kebersihan dan standar kesehatan sesuai hasil check food yang dilakukan oleh Tim Dokter Kepresidenan dan Paspampres. Sependapat dengan Azhari Maulana, Kepala Bagian Akuntansi Setwapres Dedy Tri Harjanto menjelaskan bahwa dibangunnya kantin tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kelancaran tugas pegawai, sehingga diperlukan adanya kantin DEDY TRIHARJANTO Kepala Bagian Akuntansi secara resmi di lingkungan Setwapres Setwapres. Persoalannya adalah ketika membuat kantin secara resmi ketika itu terkendala oleh izin pengalihan status dari ruang tunggu menjadi kantin, karena bagaimanapun kantor Setwapres harus menjadi contoh bagi instansi/lembaga lain sehingga harus berpegang pada tertib administrasi dan akuntabilitas. Karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan Kemensetneg

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) untuk membuat kantin di Setwapres. Langkahlangkah yang dilakukan, yaitu mengetahui Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) pada objek yang akan didirikan kantin. “Yang ternyata NJOP-nya cukup tinggi,” kata Dedy. Kemudian mencari pembanding harga sewa kantin di sekitar jalan Kebon Sirih dan kantin Kantor Pemda DKI Jakarta, serta dilakukan pengukuran spot-spot, dan menetapkan harga sewa spot kantin. Dengan selesainya proses pengurusan izin dan penetapan harga maka Pengelola Kantin membayar jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disetor ke Kas Negara melalui Koperasi Sekretariat Negara selaku Badan Usaha di lingkungan Sekretariat Negara. Langkah-langkah tersebut ditempuh untuk akuntabilitas yang merupakan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan. Meski demikian kantor Setwapres tetap berpihak pada pegawai sehingga perlunya diupayakan harga sewa spot-spot kantin yang murah agar tidak berdampak pada mahalnya harga yang akan dibebankan pembeli/ pengunjung, yakni para pegawai. Selama ini pengelola kantin jumlahnya mengalami pasang surut, di tahun 2017 ini tinggal sebanyak 4 (empat) spot yakni Kantin Aneka Minuman dan Makanan Ringan, Kantin Masakan Ala Sunda, Kantin Dharma Wanita, dan Kantin Mie Ayam/Mie Kocok. Meskipun namanya demikian spesifik, namun makanan yang dijual cukup bervariatif, misalnya saja kantin Aneka Minuman dan Makanan Ringan yang ternyata setiap Jumat juga menjual/menyajikan masakan Ikan Colo Colo khas Bandanaira. Menurut para pengelola kantin, meraka merasa sangat senang dengan disediakannya spot-spot kantin tersebut. Lebih-lebih jika Wapres Jusuf Kalla sering berkantor di Istana Merdeka Selatan dan makan siang di kantin, karena kantinnya akan lebih ramai sehingga omset penjualan mereka menjadi lebih tinggi. “Kalau Bapak Wapres berkantor di sini saya sangat senang, apalagi kalau Beliau ke sini makan dan memuji kata Beliau masakannnya enak, saya jadi senang,” kata Diah Manan salah satu pengelola kantin menuturkan kesannya. “Sebaliknya jika Wapres berkantor di Merdeka Utara maka omset penjualannya menjadi turun drastis,” pungkasnya. (SY)

53


OPINI

BAGAIMANA MENJALANKAN SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL YANG BAIK DAN BENAR

Menakar Target Capaian Indonesia pada Asian Games 2018 Masih segar dalam ingatan kita pada bulan Maret 2017 yang lalu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, selaku Wakil Ketua Pengarah Panitia Nasional INASGOC, menyampaikan keinginan dan harapan Indonesia agar pada perhelatan akbar di bidang olahraga untuk tingkat Asia bisa mencapai peringkat sepuluh besar (peringkat 8-10) di Asian Games 2018 mendatang.

Tentu hal ini cukup beralasan karena target ini ditetapkan bersamaan dengan kesempatan Indonesia menjadi tuan rumah pada tahun 2018 di Jakarta dan Palembang (Kompas 15/3/2017). Namun demikian terkait dengan hal tersebut, kiranya perlu memperhatikan beberapa aspek. Pertama sebagai tuan rumah, secara psikologis tentu memiliki makna tersendiri, dan sangat diuntungkan dari keunggulan jumlah sumber daya manusia, serta fakta capaian prestasi terakhir di Sea Games yang lalu dapat dijadikan tolok ukur, apakah rencana pencapaian terbaik kontingen olahraga multi-event Indonesia pada Asian Games 2018 mendatang masih berpeluang untuk diraih, dapat ditingkatkan atau malah menurun. Tentu hal ini menjadi sebuah tantangan besar bagi Indonesia khususnya bagi para pengurus dan pengelola serta setiap insan pencinta olahraga dari masing-masing cabang olahraga yang dipertandingkan pada perhelatan akbar tingkat Asia tersebut. Jika melihat hasil capaian para atlet pada Sea Games 2017, tentu kita sangat miris, namun tetap harus semangat dan selalu berharap agar dengan sisa waktu yang sangat pendek ini menjadi warning dan cambuk untuk menakar pencapaian target Indonesia dalam Asian Games 2018. Dengan demikian, rasa optimisme dan semangat juang harus tetap dibangun dan ditumbuh-kembangkan agar para atlet lebih serius berlatih. Semangat tersebut bukan tanpa alasan, mengingat faktor sebagai tuan rumah (host advantage) maka menjadi

54

SUTIKNO Kepala Sub Bidang Pemuda dan Olahraga, Sekretariat Wakil Presiden RI

sebuah keuntungan sekaligus sebagai tantangan untuk berjuang lebih maksimal guna memperoleh medali sebanyak-banyaknya sehingga dapat memenuhi target. Tentu hal ini cukup beralasan karena didasari oleh adanya sebuah kecenderungan dari data hasil beberapa riset yang menyebutkan bahwa dari berbagai penyelenggaraan multi-sport games (Bahman Asgari & Reza Khorshidi 2013; McEwan, Martin Ginis & Bray 2012; Penas & Ballesteros 2011). Dari analisis terhadap penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas dan Musim Dingin tersebut, ternyata ditemukan akan adanya kecenderungan bahwa negara-negara tuan rumah acara multi-sport internasional dapat memperoleh keuntungan performa kinerja yang lebih tinggi dalam peraihan medali. Sejak pertama kali diselenggarakannya Asian Games pada 1951, dalam sejarah menunjukkan bahwa hampir setiap negara yang menjadi tuan rumah mampu finish di posisi 5 besar terbaik. Tentunya hal ini didasari oleh sebuah asumsi perhitungan dengan mengabaikan tiga negara peserta ini, yaitu; Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan yang di manapun Asian Games diselenggarakan hampir selalu menempati posisi diperingkat tiga besar. Thailand juga pernah empat kali menjadi tuan rumah Asian Games di Bangkok dan ketika itu mampu meraih peringkat ketiga tahun 1966, peringkat ketiga tahun 1970, kelima tahun 1978, dan keempat tahun 1998. Kemudian India yang pernah berada di peringkat kedua pada Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


tahun 1951 dan peringkat kelima tahun 1982, Philipina di peringkat kedua tahun 1954, Iran di peringkat kedua tahun 1974, dan Indonesia di peringkat kedua tahun 1962. Hanya saja hal ini tidak terjadi pada negara Qatar, dan walaupun tidak masuk ke posisi lima besar, mereka mampu berada diposisi peringkat 9. Jumlah penduduk suatu negara bisa menjadi faktor pendukung tersedianya bibit olahragawan andalan seperti Cina, Amerika Serikat, dan Rusia yang hampir selalu mendominasi di setiap perhelatan multisport event Internasional. Amerika Serikat misalnya, yang populasinya relatif mendekati Indonesia tetapi selalu mampu menunjukkan kelasnya di setiap event internasional. Menurut statistik NCAA (National Collegiate Athletic Association), sebuah lembaga non-profit yang meregulasi siswa atlet dan kompetisi olahraga pelajar dan siswa sekolah tinggi, terdapat lebih dari 480 ribu siswa yang berkompetisi di ajang olahraga NCAA. Dari siswa yang berkompetisi pada level amatir tersebut, satu dari 250 atlet ternyata mampu berkompetisi sampai level profesional atau olimpiade. Jadi, apabila dalam satu tahun terdapat rata-rata 400 ribu atlet pelajar, maka akan ada sekitar 16 ribu (0,4 persen) atlet pelajar menjadi atlet profesional dalam empat tahun ke depan. Lalu timbul sebuah pertanyaan besar, bagaimana dengan negara kita, sebuah negara yang selalu membanggakan dan mengatakan negara dengan jumlah penduduk terbesar nomor empat atau lima di dunia, jikalau itu hanya sekedar jumlah dan slogan semata, tentu tidak DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

akan ada artinya tanpa bisa berbuat banyak setiap event internasional. Untuk itu, kiranya perlu menata ulang atau meninjau kembali pembinaan olahraga di Tanah Air, sebab bila dilihat progress kemajuan olahraga bagi para atlet yang berlaga di setiap event, baik dalam negeri maupun luar negeri selama ini, ternyata suatu bukti bahwa kemampuan para atlet kita masih sangat jauh ketinggalan jika dibandingkan dengan kemampuan para atlet negara tetangga seperti Malaysia dan negara-negara Asean pada umumnya. Bila tolok ukurnya membandingkan dengan jumlah penduduknya. Apabila menggunakan asumsi linier tadi, mestinya peluang Indonesia untuk mencetak para atletnya yang handal dan mumpuni sebagaimana contoh tersebut di atas harusnya lebih besar. Dari jumlah populasi Indonesia yang kini diperkirakan mencapai 260 juta penduduk, apabila menggunakan asumsi 0,1 persen saja, semestinya Indonesia memiliki 250 ribu individu-individu yang berkemampuan jauh di atas rata-rata penduduk (outlier). Ini merupakan modal yang cukup besar bagi Indonesia untuk melahirkan para atlet andalan yang mampu bersaing dengan negara lain. Apabila lebih spesifik, Indonesia memiliki sekitar 391,65 ribu siswa sekolah tinggi/mahasiswa (data BPS 2014/2015). Dengan jumlah penduduk usia produktif dan potensial tersebut, kita bisa memiliki 1.567 atlet andalan (0,4 persen) siap berlaga di kompetisi olahraga tingkat tinggi. Akan tetapi pada kenyataannya bertolak belakang apabila kita berkaca jumlah atlet andalan Indonesia yang masuk pemusatan pelatihan Nasional di bawah pembinaan Aktivitas Atlet Badminton jelang Asian Games 2018

55


OPINI

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) sepanjang tahun 2017 hanya berjumlah sekitar 675 atlet. Masih segar diingatan kita bagaimana prestasi Indonesia di SEA Games 2017 Kuala Lumpur Malaysia beberapa waktu lalu, yang hanya mampu finish pada posisi di peringkat kelima dari sebelas negara yang berpartisipasi. Indonesia hanya mampu meraih total emas sebanyak 38 medali (9 persen) dari 406 yang diperebutkan. Sementara sang tuan rumah Malaysia mampu meraih 145 medali emas (36 persen) diikuti dengan negara-negara yang relatif lebih kecil dan keolahragaannya baru bangkit di kawasan Asia Tenggara, yaitu Thailand peringkat 2 (72 emas), Vietnam peringkat 3 (58 emas), dan Singapura peringkat 4 (57 emas). Meski Indonesia tidak pernah absen dalam ajang Asian Games sejak pertama kali diselenggarakan tahun 1951, prestasi tertinggi yang mampu diraih adalah peringkat kedua pada Asian Games 1962 di Jakarta. Sedangkan beberapa kali penyelenggaraan terakhir, di Incheon 2014 Korea, Indonesia harus puas menempati posisi di peringkat 17 dari 45 negara partisipan dengan meraih 4 medali emas dari 439 medali emas yang diperebutkan. Pada Asian Games Doha 2010 Qatar, Indonesia justru mengalami prestasi yang paling buruk dalam sejarah Asian Games-nya dengan finish di peringkat ke-22 dari 45 pertisipan dengan perolehan 2 medali emas dari 429 emas yang diperebutkan.

56

Aktivitas Atlet Pencak Silat jelang Asian Games 2018

Apabila mencermati berbagai potensi jumlah sumber daya manusia yang berlimpah dan hosting city advantage bersama dengan kenyataan raihan prestasi olahraga multi-games Internasional tahun-tahun terakhir, yang kita hadapi adalah justru anomali besar. Apakah faktor tuan rumah masih memberikan jaminan bagi Indonesia menjadi pemenang di beberapa pertandingan olahraga dalam Asian Games 2017? mengingat hasil akhir di lingkup kompetisi yang lebih kecil, yakni SEA Games 2017 lalu belum bisa mencerminkan sebuah prestasi yang menggembirakan, sementara jangka waktu untuk persiapan Tim Indonesia sampai dengan penyelenggaraan Asian Games 2018 semakin sempit. Melihat persoalan tersebut, sepertinya inilah “pekerjaan rumah� besar kita baik pemerintah maupun masyarakat olahraga, bila ingin target capaian kita pada ajang Asian Games 2018 dapat terwujud. Perlu strategi khusus untuk pencapaian target jangka pendek tim Indonesia. Dalam jangka panjang, adalah bagaimana menjalankan Sistem Keolahragaan Nasional yang telah diundangkan sejak tahun 2005 khususnya pada bagian pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi. *

Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


FORUM DISKUSI

DOK. SETWAPRES > ANGGI

FORUM GROUP DISCUSSION (FGD)

Dukungan Sport Science Center (SSC) untuk Kontingen Indonesia pada Asian Games XVIII 2018 Telah dilangsungkan Forum Group Discussion (FGD) tentang Dukungan Sport Science Center (SSC) untuk Kontingen Indonesia pada Asian Games XVIII Tahun 2018, pada Rabu, 14/06/2017 di ruang Ambasador Lounge, Hotel Aryaduta, Jakarta dengan Pimpinan Rapat Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden. Acara ini dihadiri oleh stakeholder terkait seperti Kepala Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak PRIMA), Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Wakil Presiden, Direktur Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) Kementerian Pemuda dan Olahraga, Ketua Indonesian Medical Education and Research Institute Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IMERI FK UI) , Wakil Dekan III Fakultas llmu Olahraga Universitas Negeri Jakarta (FIO UNJ), Dekan Fakultas Pendidikan Olahraga

dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia (FPOK UPI), Asisten Deputi Olahraga Prestasi, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga. Adapun latar belakang penyelenggaraan ini untuk menindaklanjuti arahan Wakil Presiden agar memanfaatkan Sport Science Center (SSC) yang dimiliki oleh beberapa perguruan tinggi (PT) nasional untuk meningkatkan prestasi atlet Indonesia pada Asian Games XVIII Tahun 2018 dan diperlukan rumusan, bagaimana bentuk dukungan serta operasionalisasi SSC dalam rangka meningkatkan performa atlet Indonesia pada Asian Games XVIII Tahun 2018. Sehingga, Satlak PRIMA sebagai pembina prestasi atlet dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal.

Pokok-pokok pembahasan rapat dan masing-masing stakeholder memaparkan rencana kerja. A. Pemaparan IMERI FK UI, IMERI merupakan pusat riset dan pendidikan medis yang berada dalam naungan Fakultas Kedokteran UI. Salah satu kluster riset yang relevan dengan sport science adalah Klaster Sport and Exercise Study. Hasil riset dari klaster ini dapat digunakan untuk mendiagnostik, treatment, ataupun prevention para atlet sebagai modal dasar upaya peningkatan performa para atlet. 1. Keberadaan IMERI relatif masih baru dan masih memiliki peralatan yang terbatas. Dalam menjalankan tugasnya diperlukan kolaborasi dan kerjasama dengan SSC lain, seperti UNJ dan UPI. 2. Fasilitas yang dimiliki: (1) Peralatan untuk mendeteksi: komposisi tubuh, kelenturan, kekuatan otot, daya tahan jantung, kebugaran paru-paru; (2) Tempat latihan; dan (3) ruang periksa. 3. Penelitian terakhir yang dihasilkan oleh Kluster 6: “Status hidrasi pada atlet mahasiswa UI dalam latihan fisik”. Rencana penelitian selanjutnya: (1) “Cedera pada atlet” tentang angka kejadian, faktor resiko, manajemen; dan (2) “Penyakit pada atlet” tentang kejadian dan manajemen kesehatan. Ini menjadi input pada pencegahan cedera dan penyakit atlet di masa mendatang.

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

57


FORUM DISKUSI

B. Pemaparan FIO UNJ 1. SSC UNJ bernaung pada Laboratorium Fakultas Ilmu Olahraga (FIO UNJ). Dukungan layanan yang diberikan: sport biomekanika, medicine, exercise physicology, statistic and analysis, sociology, massage and recovery, nutrition, dan coaching. 2. Fasilitas yang dimiliki: laboratorium (pemeriksaan kemampuan fisik maksimum atlet), alat terapi cedera olahraga, strength and conditioning gym, akomodasi atlet (dormitory). 3. Pengembangan infrastruktur dan fasilitas SSC UNJ telah mandapat dukungan dari Pemprov DKI Jakarta. Namun, proses hibahnya masih terkendala proses penentuan HPS. 4. Alat yang diusulkan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan altet elite Nasional: (1) Peralatan fisiologi: mengukur komposisi tubuh, kapasitas jantung dan paru-paru; dan (2) Peralatan biomekanika. 5. Telah disusun timeline penyiapan dan pelaksanaan dukungan SSC. Waktu tersisa saat ini 431 hari, sehingga perlu dirumuskan mekanisme yang bisa dilakukan untuk percepatan dukungan kepada atlet yang berlaga di Asian Games 2018. 6. Usulan rencana aksi: (a) Juli: sudah memiliki dasar hukum; (b) Melakukan analisis biomekanik, mendata para sebagian atlet yang dipriotitaskan oleh Satlak PRIMA saat SEA Games berlangsung; (c) Evaluasi hasil bersama dengan Satlak PRIMA untuk merumuskan langkah peningkatan performa selanjutnya; (d) Melakukan terapi dan rehabilitasi para atlet dengan menyesuaikan lokasi masing-masing SSC dengan area di mana atlet/training camp berada. 7. Dengan memanfaatkan fasilitas dan alat milik negara, yang dibutuhkan adalah dana perjalanan dinas dan honorarium bagi tenaga ahli dan tenaga pendukung; barang habis pakai; pencetakan dokumen hasil pendataan dan analisis. Besarannya mengikuti ketentuan (indeks) yang berlaku. C. Pemaparan FPOK UPI 1. Sport Science Laboratory UPI dikelola oleh Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI. Bidang ilmu dan teknologi yang dikembangkan: Sport Biomechanics, Sport Medicine, Sport Nutrition, Sport Physiology, Physical Conditioning, Performance Analysis, dan Coaching Science. 2. Sarana yang dimiliki: (1) Olahraga: Aquatik (renang, loncat indah, polo air), Sport Hall (bulu tangkis, gymnastic, handball), Lapangan Sepak bola (Sepak bola), Lapangan Softball/Baseball, Gymnasium (Gymnastic, Hoki Indoor, Martial Arts). (2) Penginapan: ISOLA Resort (kapasitas 200 orang) dan Bumi Siliwangi Dormitory (kapasitas 400 orang) untuk penginapan atlit . 3. Peralatan yang dimiliki: VO2Max Cosmed Pulmonary Exercise Testing, Vital Capacity Testing, Maximal Leg Power 3 Dimension Force Platform Device, 1 RM Strength (Leg Press, Leg Extention, Bench Press, Bench Pull), Leg Endurance Testing, Side Step Agility Testing, Muscle Endurance Testing, Core Stability Testing (12 levels), Flexibility Testing, Statis Balance Testing,Speed Coordination Reaction Time Testing, Whole Body Reaction Time Testing, Leg Strength Dynamometer, Tes Kerja Jantung (ECG) & Tensimeter, Radar Speed Gun, Polar Team Pro, Polar GPS Individual RCX 3. 4. SDM terdiri dari: Tenaga Medis Olahraga, Tenaga Pelatih, Sport Biomechanist, dan Sport Laborant. 5. Pengalaman sebagai Sport Science Laboratory, mendukung: Cabor Dayung SEA Games 2013 dan 2015; beberapa cabor pada PON Jawa Barat 2016, tes fisik Persib U-21, U-19, dan Vamos FC; dan kerja sama dengan kab/kota di Jawa Barat. 6. Usulan dukungan kepada Asian Games 2018: menangani cabor-cabor yang Training Centre-nya berada di Jawa Barat: Dayung, Angkat Besi, Squash, Tinju, Atletik (middle dan long distance), Paralayang, Triathlon, Pencak Silat, Judo, dan Gulat 7. Usulan penambahan peralatan: 3D Capture Motion Analysis System (Analisis Performa Atlet Real Time), K5 Wearable Metabolic Technology (Analisis Kapasitas Aerobic Maksimal), Trigno Wireless Systems and Smart Sensors (Analisis Kinerja Otot), PBAS Pro Mask Based System, Exercise Cardioelectrogram, ReeVue Indirect Calorimeter, Dynamometer System 4 pro, Ergo Rowing & Canoeing Machine. 8. Untuk pemanfaatan Sport Science untuk Asian Games 2018, mengusulkan: kolaborasi antara perguruan tinggi yang telah memiliki SSC; pemetaan jumlah perguruan tinggi (PT) yang memiliki SSC; pemetaan atlet prima. Pemanfaatan Sport Science akan dibagi berdasarkan atlet sesuai wilayah atau berdasarkan kekuatan Sport Science yang dimiliki masing-masing PT. D. Pemaparan RSON 1. Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) merupakan milik Kementerian Pemuda dan Olahraga yang berada di Kawasan Olympic Center, Cibubur. Tugasnya memberikan perawatan kesehatan atlet secara gratis sepanjang merupakan atlet program Satlak PRIMA 2. Fasilitas Sport Science yang dimiliki RSON, antara lain: Dual X-Ray Absorpsiometri (mengukur kepadatan dan komposisi tubuh), CPET Ergocycle & Treadmill (mengukur VO2Max & tingkat metabolisme), Hydropool (hidroterapi). 3. Sedang menghadapi permasalahan legalitas kelembagaan menjadi RS Khusus Olahraga (SSC) sehingga hanya memiliki izin operasi sebagai RS Umum bertipe C. Kementerian PAN dan RB belum menyetujui RSON sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Sakit. 4. Belum memiliki jumlah dokter spesialis/tenaga ahli yang memadai untuk mengoperasikan sarana dan peralatan yang tersedia cukup lengkap sebagai fungsi Sport Science center.

58

Volume 1 / Tahun XII / 2017 | MERSELA


E. Pemaparan Satlak PRIMA 1. Target Indonesia pada Asian Games 2018 adalah masuk 10 besar dengan raihan medali emas naik 450% dari capaian Asian Games Incheon 2014 di peringkat 17 dengan meraih 4 medali emas. 2. Salah satu penyebab keterpurukan prestasi atlet Indonesia adalah karena tidak memanfaatkan sport science. Oleh karena itu, dengan adanya dukungan SSC akan ada perubahan metode dan cara-cara latihan dan kepelatihan. 3. Saat ini latihan yang dilakukan olahraga prestasi tidak terukur dan kurang memperhatikan detail dalam setiap prosesnya yang mengakibatkan tidak ada recording/catatan perkembangan para atlet. 4. Berdasarkan paparan dari SSC Perguruan Tinggi, ada optimisme untuk meningkatkan performa atlet melalui SSC. Tindaklanjut dari kerjasama ini, harus ada protokol, anggaran, dan mekanisme kerjasama dengan PT. 5. Perlu adanya kolaborasi dengan PT untuk membawa sport science ke lapangan, untuk itu dalam pertemuan ini perlu dibahas: a. Action plan yang harus dilakukan, seperti kondisi saat ini 20% atlet yang ada mengalami cedera sehingga perlu dibahas bagaimana mengatasi masalah itu dalam waktu yang tersisa. b. Menjaga dan mencegah atlet untuk tidak cedera. c. Perlu bantuan dari PT untuk melakukan pencatatan dan pengukuran semua atribut performa atlet terutama terhadap 220 orang atlet dari 770 atlet Satlak Prima yang berpotensi meraih medali emas. Untuk itu perlu mekanisme kerjasama RSON dengan RSUD di daerah dalam penanganan cedera atlet, karena sebagian Pelatnas berada di luar Jakarta. KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT A. Bentuk dukungan teknis Sport Science Center: - Melakukan identifikasi dan perekaman atribut dasar maupun atribut performa saat bertanding. Dilakukan terhadap 220 atlet berpotensi meraih medali dari total 770 atlet Satlak Prima. Identifikasi dan perekaman meliputi aspek fisiologi, biomekanika, strength and conditioning, kesehatan, nutrisi, dan pemulihan serta upaya pencegahan cedera para atlet. Melakukan benchmarking dan analisis gap. Benchmarking untuk menyusun parameter dan analisis gap antara atlet kita dengan atlet lawan. - Merancang program rekayasa latihan untuk menutup gap. Untuk mengimplementasikan rekayasa latihan dalam pelatihan perlu adanya pendampingan dan kerjasama tenaga ahli sport science dengan pelatih cabang olahraga dan melakukan refleksi dan evaluasi kegiatan dukungan peningkatan performa atlet. B. Tindak lanjut: 1. Perumusan bentuk kerjasama Sport Science Center dengan Satlak PRIMA. - Menyusun payung hukum dan formulasi perjanjian kerjasama. Melakukan identifikasi lokasi training camp untuk 17 cabor dan 220 atlet unggulan. - Melakukan identifikasi Sport Science Center/Laboratory yang dapat mendukung, antara lain: (a) Yang sudah siap melaksanakan UI, UNJ, UPI, RSON, Satlak PRIMA; serta (b) Perguruan tinggi yang potensial (tentative): UNESA (Surabaya), UNY (Yogyakarta), dan UNNES (Semarang). - Menyusun timeline peningkatan performa atlet dengan merujuk timeline awal yang disusun oleh UNJ. 2. Perumusan Standard Operating Procedure (SOP), tentang: - Penatalaksanaan Cedera Atlet, Penyakit Atlet oleh Kemenpora, UI, RSON, dan Satlak PRIMA, dikoordinir oleh UI. - Identifikasi dan Perekaman Atribut Dasar serta Identifikasi Prasarana Penunjang Prestasi oleh Kemenpora, Satlak PRIMA, dan perguruan tinggi yang ditunjuk, dikoordinir, Pendampingan Rekayasa Latihan oleh Kemenpora, Satlak PRIMA, dan perguruan tinggi yang ditunjuk, dikoordinir oleh Satlak PRIMA. - Dukungan pembiayaan oleh Kemenpora dan Satlak PRIMA, dikoordinir oleh Kemenpora. C. Dukungan pada aspek kelembagaan: Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2017, Pasal 5, Ketua Pelaksana Bidang Prestasi Olahraga dapat membentuk struktur organisasi sebagai pendukung. Legalitas kelembagaan Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) dari Kementerian PAN-RB. Pihak RSON diminta untuk menyampaikan kondisi dan permasalahan yang dihadapi. (KH)

MERSELA | Volume 1 / Tahun XII / 2017

59



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.