Mersela Vol. 3 - Desember 2014

Page 1

MEDAN MERDEKA SELATAN

Volume

3 / Tahun IX / Desember 2014

M A J A L A H T R I W U L A N S E K R E TA R I AT W A K I L P R E S I D E N

SELAMAT DATANG PAK JK, TERIMA KASIH PAK BOED


DARI REDAKSI DEWAN REDAKSI Penasehat MOHAMAD OEMAR, Sekretaris Wakil Presiden Penanggung Jawab DEWI FORTUNA ANWAR, Deputi Seswapres Bidang Politik Penanggung Jawab Redaksi BEY T. MACHMUDIN, Asdep Dokumentasi & Diseminasi Informasi Redaktur Eksekutif SUPRIYANTO, Kabid Diseminasi Informasi TRI HANDAYANI Kabid Dokumentasi Peliputan Editor/Reporter PERY IRAWAN, M. IQBAL, DARYANTI, SITI KHODIJAH, YUDHY E. CHANDRA, TAUFIK ABDULLAH, DIAN SIANIPAR

Akhirnya tiba juga kita di penghujung tahun 2014. Berbagai peristiwa bersejarah tanah air terjadi di tahun ini. Mulai dari Pemilihan Umum, hingga terpilihnya Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla periode 2014 – 2019 menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono yang bersamasama menjalankan roda pemerintahan periode 2009 – 2014. Majalah MERSELA sebagai jendela informasi program-program Wakil Presiden dan Sekretariat Wakil Presiden, tak ketinggalan mengabadikan momen pergantian kepemimpinan ini. Semua terrangkum dalam format Edisi Khusus, yang jauh berbeda dari edisi-edisi sebelumnya. Mengambil tema ‘Selamat Datang Pak JK, Terima Kasih Pak Boed’, Edisi Khusus MERSELA kali ini menceritakan sepak terjang Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Wakil Presiden ke-11, Boediono. Cerita keduanya dikupas tuntas, mulai dari sosok pribadi, bagian dari keluarga, hingga peran yang dilakukan untuk bangsa dan negara. Di awal halaman, edisi ini menceritakan bagaimana tongkat kepemimpinan Boediono, atau biasa disapa dengan ‘Pak Boed’, diserahkan kepada Jusuf Kalla, atau yang lebih dikenal dengan ‘Pak JK’. Detik-detik berakhirnya tugas Pak Boed sebagai Wapres yang kemudian dilanjutkan dengan Pak JK tergambar lengkap dalam tulisan ‘Selamat Datang Pak JK, Terima Kasih Pak Boed’. Selanjutnya, kiprah Wapres Jusuf Kalla semenjak dilantik hingga saat ini dapat diikuti oleh pembaca setia MERSELA. Walaupun baru sebulan menjadi Wapres, berbagai kegiatan telah dilakukan Pak JK untuk mendukung program-program strategis pemerintah. Dengan motto ‘lebih cepat lebih baik’ Pak JK langsung tancap gas, bekerja penuh semangat demi kepentingan rakyat. ‘Selamat datang Pak JK’, dengan pengalaman yang hebat, semoga dapat membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih kuat dan bermartabat! Sementara, segmen selanjutnya mengajak pembaca untuk menengok sejenak perjalanan Pak Boed. Dibalik diamnya, Pak Boed melahirkan gagasan dan pemikiran dalam mendukung rakyat menuju ke kesejahteraan. Dibalik kebersahajaannya, Pak Boed memberi inspirasi, bahwa menjadi penguasa bukan berarti tidak bisa hidup sederhana. Pak Boed begitu banyak berkontribusi, demi memajukan negeri. ‘Terima Kasih Pak Boed’, jasa dan pengabdianmu tak akan lekang oleh waktu!

Redaktur Foto EDY KASRODY Fotografer JERI WONGIYANTO, MOCH. MUCHLIS Disain Layout HENI SOENARDJO Sekretaris Redaksi MEILANI SAECIRIA Distributor ARIEF HENDRATNO

Alamat Redaksi: Sekretariat Wakil Presiden Jl. Kebon Sirih No. 14, Jakarta Pusat 10110 T. [021] 384 2780 ext. 1132 F. [021] 381 1774

Redaksi menerima sumbangan artikel, masukan dan saran. Silakan kirim ke: Sekretariat Redaksi MERSELA, Asdep Dokumentasi dan Diseminasi Informasi, Sekretariat Wakil Presiden melalui e-mail : mersela@wapresri.go.id twitter : @majalah_mersela MEDAN MERDEKA SELATAN

Volume

3 / Tahun IX / Desember 2014

M A J A L A H T R I W U L A N S E K R E TA R I AT W A K I L P R E S I D E N

SELAMAT DATANG PAK JK, TERIMA KASIH PAK BOED

Keterangan Foto: Penyerahan Buku Memorandum Akhir Masa Jabatan Wakil Presiden Boediono Periode 2009-2014 di Istana Wapres Fotografer: Moch. Muchlis


DAFTAR ISI

04

08

20

30

TERIMA KASIH PAK BOED

• Wawancara di Akhir Masa Tugas • Mendampingi dengan Setia

44

• Bercermin dari Sosok Seorang Anak Bangsa

30

04

Selamat Datang Pak JK, Terima Kasih Pak Boed

08

SELAMAT DATANG PAK JK

• Langsung Tancap Gas

20

• Mengenal Lebih Dekat Pak JK

50

• Silaturahim Wakil Presiden beserta Ibu Hj. Herawati Boediono dengan Keluarga Besar Setwapres • Kejutan untuk Wapres Boediono

56

PENDAPAT MEREKA

26

GALERI FOTO

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

03


SELAMAT DATANG PAK JK, TERIMA KASIH PAK BOED DOK. SETWAPRES >

Hari itu suasana ibukota negara sangat cerah. Dibeberapa titik nampak kesibukan dan hiruk pikuk menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2014-2019. Para pemangku kepentingan sibuk untuk mempersiapkan pengaturannya, mulai pengamanan, protokol, humas hingga insan pers. Rakyat pun dengan sangat antusias menantikannya. 04

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014


DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

20 Oktober 2014, merupakan hari bersejarah bagi bangsa ini. Sosok pilihan rakyat yang akan membawa bangsa ini menuju ke arah yang lebih baik, hari itu dilantik. Sejak pagi, Istana Merdeka, rumah dinas Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) yang ditempati Presiden terpilih, kediaman pribadi Wakil Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Gedung MPR/DPR sibuk mempersiapkan perhelatan akbar ini. Pospos strategis telah disiagakan lebih dari 24.000 aparat keamanan gabungan TNI/ Polri diterjunkan di lapangan. Masyarakat berdatangan dari berbagai penjuru untuk menyaksikan langsung peristiwa bersejarah itu.

Para undangan yg hadir di acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-1019

Upacara Pelantikan Presiden dan wakil Presiden Periode 2014-2019 Sejak pukul 09.00, para undangan telah berdatangan di gedung MPR/DPR, mulai dari mantan Presiden dan Wakil Presiden, para pejabat dan mantan pejabat negara, tokoh nasional, hingga beberapa perwakilan negara sahabat di antaranya Yang Dipertuan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, dan Menlu Amerika Serikat John Kerry. Suasana bertambah hangat, ketika Prabowo Subianto, yang merupakan rival dari pasangan Jokowi-JK saat pilpres hadir dalam acara tersebut. Kehadirannya langsung disambut applaus oleh para undangan lainnya. Pukul 10.00, MPR siap menggelar sidang

paripurna pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019. Saat Presiden dan Wapres terpilih memasuki ruang sidang, lagu Indonesia Raya mulai berkumandang. Suasana sidang sungguh khidmat. Sidang dibuka oleh Ketua MPR, Zulkifli Hasan, selanjutnya pembacaan sumpah jabatan oleh Presiden dan Wakil Presiden Terpilih secara bergantian dan penandantanganan berita acara pelantikan oleh Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan pimpinan MPR. Usai penandatanganan berita acara, selanjutnya Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengucapkan selamat pada Presiden Jokowi, sementara Wakil Presiden ke-11 Boediono memberi ucapan selamat kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan kedua pasangan bertukar tempat duduk. Saat menyampaikan sambutan perdana di awal masa jabatannya, Jokowi berjanji untuk memastikan bahwa setiap rakyat merasakan kehadiran pemerintah, menyerukan rakyat Indonesia untuk bersatu dan bekerja keras dan bertekad mengembalikan kejayaan maritim Indonesia. “Kita harus bekerja sekeraskerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim, samudera, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita,� tegas Presiden Jokowi. Selain itu Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, dan menegaskan kepada pemimpin internasional bahwa Indonesia akan terus menjalankan politik luar negeri bebas aktif. Yang tak kalah menarik dari pidatonya adalah ketika Presiden Jokowi menyebut Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sebagai rekan dan sahabat baiknya. Prabowo yang saat itu duduk menyaksikan jalannya sidang, langsung berdiri dan memberi hormat. Keseluruhan acara sidang paripurna yang berlangsung khidmad dan itu disaksikan oleh berjuta pasang mata dari seluruh Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

05


Sesampai di Istana Merdeka, iringiringan Presiden dan Wapres di sambut oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Bambang Yudhoyono bersama jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Acara pisah sambut antara Presiden dengan Wapres dilaksanakan terpisah. Presiden Jokowi melakukan pisah sambut dengan Presiden SBY di Istana Merdeka, sementara Wapres RI ke-11 Boediono dan Wapres

Wakil Presiden Jusuf Kalla membacakan Sumpah Jabatan Wakil Presiden

Pasangan Presiden dan Wakil Presiden diarak dari Bundaran HI menuju Istana Merdeka

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Kirap Budaya Usai dilantik, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla meninggalkan gedung MPR/DPR menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI). Nampak rombongan tak putus beriringan, kirap budaya ini dimulai dari Bundaran HI, dimana Presiden dan Wapres naik kereta kuda, sementara ribuan relawan berjalan bersama mengiringinya menuju Istana Merdeka. Kehadiran pasangan ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat yang berjubel di kanan kiri jalan, mulai Jembatan Semanggi hingga Istana Merdeka. Antusiasme masyarakat menyambut kehadiran pasangan ini menunjukkan tingginya harapan kepada pemimpin baru selama lima tahun ke depan. Suasana kirap bertambah semarak dengan adanya pesta kuliner gratis dari asosiasi pedagang dan makanan di sepanjang jalan Sudirman – Thamrin.

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

dunia. Sungguh merupakan momen bersejarah yang tiada duanya, peralihan kepemimpinan nasional kali ini berjalan aman dan damai.

06

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014


Jusuf Kalla melakukan pisah sambut di Istana Wakil Presiden Jl. Merdeka Selatan. Pisah Sambut Wakil Presiden Banyaknya perhatian masyarakat menyambut kehadiran pasangan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sepanjang jalan dari Jembatan Semanggi hingga Istana Negara, menunjukkan tingginya harapan kepada pasangan yang memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan. “Ekspektasi masyarakat kepada kita luar biasa,” ujar Wapres dalam sambutannya pada Penyerahan Buku Memorandum Akhir Masa Jabatan Wakil Presiden Boediono periode 2009-2014 di Istana Wakil Presiden, Senin 20 Oktober 2014. Acara yang dihadiri Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla dan Ibu Hj. Herawati Boediono ini merupakan acara pertama Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden usai dirinya mengucapkan sumpah sebagai Wakil Presiden RI ke-12 di Gedung MPR beberapa jam sebelumnya. Turut pula menyaksikan penyerahan Buku Memorandum Akhir Masa Jabatan Wakil Presiden Boediono periode 2009-2014 pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres).

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Wapres dan ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla melepas Wakil Presiden ke-11 Boediono di teras Istana Wakil Presiden

Wapres mengatakan ia dan jajaran Sekretariat Wakil Pressiden (Setwapres) akan bekerjasama untuk mewujudkan harapan masyarakat. Beberapa program dari pemerintahan SBY-Boediono yang

termuat dalam Buku Memorandum Akhir Masa Jabatan Wakil Presiden Boediono periode 2009-2014 akan dilanjutkan. “Pemerintah itu berkelanjutan, Wapres boleh berganti tapi program jalan bersamasama, agar negeri ini berkesinambungan,” ujar Wapres. Diakui Wapres, Wapres ke-11 Boediono telah memberikan pandangan apa yang sebaiknya dilakukan. Masalah bangsa itu, kata Wapres, bukan masalah mudah, seperti masalah ekonomi Amerika Serikat dan turunnya harga komoditas. “Tantangan bagi kita untuk selesaikan dan perbaiki,” tutur Wapres. Sebelumnya, Boediono mengatakan bahwa lima tahun yang lalu dirinya melaksanakan hal yang sama dengan hari ini bersama Jusuf Kalla. “Nampaknya acara hari ini mengembalikan apa yang saya pinjam lima tahun lalu,” kata Boediono. Boediono mengatakan bahwa ia masih terngiang-ngiang dengan ucapan Jusuf Kalla ketika itu. “Pak Boediono sebagai Wapres jangan hanya jadi ban serep,” ucap Boediono. Tapi, dikatakan Boediono, kadangkala di saat Presiden tidak dapat menghadiri suatu kegiatan maka Wapres harus menggantikannya. Bagi Boediono, tantangan lima tahun ke depan tidaklah mudah, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki Wapres, ia yakin Indonesia yang maju dan sejahtera akan terwujud. Boediono pun berharap agar jajaran Setwapres mendukung Wapres. “Saya mengharapkan Anda semua membantu Pak JK, bahkan lebih baik lagi karena tantangan sangat besar,” ujar Boediono. Acara diakhiri jabat tangan Wakil Presiden Ke-11 Boediono dengan seluruh pejabat dan staf di lingkungan Setwapres dan selanjutnya dilepas oleh Wakil Presiden beserta Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla, di teras Istana Wakil Presiden. Terima kasih Pak Boed........ (*) Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

07


SELAMAT DATANG PAK JK

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

Langsung Tancap Gas Sosok yang selalu tersenyum, ramah dan bersahaja, yang kini menjadi Wakil Presiden (Wapres) RI ke -12 selalu mengabdikan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Bagi Wapres Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, tidak ada istilah berdiam diri setelah dilantik pada 20 Oktober 2014 karena rakyat telah memberinya kepercayaan untuk memangku kembali jabatan tersebut. Wapres Jusuf Kalla pernah berkata, “Wakil Presiden boleh berganti tapi program untuk rakyat harus terus berjalan, agar negeri ini berkesinambungan.� Wapres akan totalitas memberikan sumbangsih waktu, tenaga dan pemikirannya demi menyejahterakan kehidupan masyarakat negeri ini.

Eratkan hubungan bilateral Sehari setelah pelantikannya pada 21 Oktober 2014, Wapres Jusuf Kalla segera menyingsingkan lengan baju untuk segera bekerja. Bekerja di 2 kantor berbeda, yaitu Istana Wakil Presiden, Merdeka Selatan, dan Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Wapres tetap gesit melaksanakan tugas-tugasnya yang baru. Dimulai dengan menerima kunjungan dari berbagai negara di dunia yang tujuannya untuk mengeratkan

08

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

hubungan bilateral yang telah terjalin selama ini. Di Istana Wakil Presiden, Wapres menerima ucapan selamat dari berbagai utusan negara-negara sahabat, yaitu Vietnam, Sri Lanka, Korea, Belanda, dan Thailand. Mereka mengharapkan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerjasama bilateral mereka. Wapres sangat meyambut baik hal tersebut. Kepada


Kunjungan Utusan Khusus Republik Vietnam

Kiri : Utusan Khusus Republik Sri Lanka

Begitu juga dengan Utusan Khusus Republik Sri Lanka yang juga merangkap Menteri Industri Perminyakan Anura Priyadharsana, Wapres mengatakan hal yang serupa, bahwa hubungan kedua negara sangat baik. “Kami mengekspor minyak kelapa sawit ke Sri Lanka. Ke depan dapat dijajaki kerjasama perdagangan dan usaha lainnya, tutur Wapres. Lebih jauh Wapres mengatakan bahwa peran Sri

Tak jauh berbeda, kepada Utusan Khusus Presiden Republik Korea Kim Tae-Whan, Wapres Jusuf Kalla mengatakan bahwa hubungan Indonesia dan Republik Korea semakin erat. “Banyak kerjasama yang dilakukan, terutama bidang perdagangan dan investasi. Investasi pengusaha dari Republik Korea selalu meningkat,” ujar Wapres. Masyarakat Republik Korea merupakan warga negara asing paling banyak di Indonesia di banding negara lain, sehingga selain hubungan kedua negara akan semakin meningkat, dapat pula bertukar pengalaman di bidang teknologi dan industri yang akan dapat memajukan industri di dalam negeri Indonesia. Selanjutnya Wapres menekankan bahwa banyak pemuda Indonesia yang bekerja di Korea mencari pengalaman dan mereka tidak hanya bekerja, tetapi dapat melakukan transfer teknologi sehingga dapat membangun hubungan kedua belah negara yang semakin baik di masa mendatang. Sementara Utusan Khusus Presiden Republik Korea mengharapkan

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

Kanan : Utusan Khusus Presiden Republik Korea

Utusan Khusus Republik Vietnam Dao Viet Trung, Wapres mengatakan bahwa hubungan Indonesia-Vietnam sangatlah penting. “Kerjasama yang dilakukan selama ini sudah baik, seperti di bidang perdagangan dan industri. Kita harus tingkatkan terus kerjasama kedua negara,” ucap Wapres. Utusan Khusus Republik Vietnam pun mengharapkan agar rencana aksi dari kemitraan yang telah dilakukan kedua negara direalisasikan, terlebih lagi tahun depan merupakan peringatan 60 tahun Indonesia-Vietnam.

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

Lanka di Konferensi Asia Afrika tahun 1955 sangat besar. Tentunya kehadiran Presiden Sri Lanka pada peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun depan akan meningkatkan hubungan kedua negara ini. Sejalan dengan Wapres, Utusan Khusus Republik Sri Lanka mengharapkan peningkatan hubungan kerjasama antara Indonesia-Sri Lanka karena Indonesia adalah sahabat dan juga negara yang sering membantu Sri Lanka pada forum internasional.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

09


SELAMAT DATANG PAK JK

Selain di Istana Wapres, Merdeka Selatan, agenda-agenda Wapres juga dilakukan di Kantor Wapres, Merdeka Utara, yang baru ditempati pada 23 Oktober 2014. Pada 31 Oktober 2014, Wapres menerima kunjungan Presiden Rwanda Paul Kagame. Kunjungan Presiden Rwanda ke Indonesia ini merupakan kunjungan yang pertama untuk mencari peluang-peluang dalam meningkatkan kerjasama yang bisa dijajaki dengan Indonesia terutama dalam bidang perdagangan dan investasi, tetapi tidak menutup kemungkinan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan juga. Dalam pertemuan ini Wapres menjelaskan bahwa Rwanda adalah sebuah negara yang pernah dilanda konflik dalam negeri, tetapi dapat

10

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

Komitmen Wapres Jusuf Kalla dalam mempererat hubungan bilateral, ditunjukkan pula ketika menerima kunjungan kehormatan Utusan Khusus Pemerintah Belanda Herman Diederik Tjeenk Willink. Pada pertemuan tersebut Wapres menyampaikan hubungan kedua negara sangat baik karena banyak kerjasama yang telah dilakukan selama ini, misalnya di bidang pengairan dan kelautan. “Terkadang negara Anda memiliki banyak pengalaman yang lebih baik dibandingkan kami. Selain itu, hukum dasar di Indonesia ada yang mengacu dari hukum di Belanda,” ujar Wapres. Sementara Utusan Khusus Pemerintah Belanda mengatakan bahwa kerjasama antara kedua negara dapat terus ditingkatkan, dan harus samasama belajar dan berbagi pengalaman. “Walaupun hukum di Indonesia berasal dari hukum Belanda, tetapi Belanda tidak memiliki Mahkamah Konstitusi,” ungkap Wilink. Pada tahun 2015 nanti, Perdana Menteri Belanda akan datang ke Indonesia. Wapres mengatakan bahwa kehadiran PM Belanda di Indonesia akan semakin meningkatkan hubungan kedua negara.

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

hubungan kedua negara semakin baik dan konsisten untuk 40 tahun mendatang setelah tahun lalu adalah peringatan 40 tahun Indonesia-Republik Korea.

diselesaikan dengan baik. Indonesia dapat belajar pula bagaimana menyelesaikan konflik dan membuat kemajuan setelah itu. Di hari yang sama, Wapres Jusuf Kalla menyaksikan penandatanganan kesepakatan kerjasama antara PertaminaSonangol EP bersama Wakil Presiden Angola Manuel Domingos. Kesepakatan kerjasama tersebut dituangkan dalam Framework Agreement yang dilakukan oleh Plt. Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen dan Administrator of Sonangol EP Mateus Neto. Framework Agreement tersebut akan menjadi kerangka kerjasama Pertamina-Sonangol EP dalam pengembangan bisnis hulu, proyek kilang petroleum dan petrokimia serta kerjasama impor dan ekspor produk kilang, minyak mentah dan gas bumi. Kesepakatan yang merupakan hasil kerjasama government to government (G to G) ini, selanjutnya akan

Atas : Kunjungan Utusan Khusus Pemerintah Belanda Bawah : Kunjungan Presiden Rwanda


DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

satu negara saja. “Nanti kalau ada masalah di negeri itu bahaya. Nah, salah satu negara itu Angola,” ungkap Wapres.

Penandatanganan Kesepakatan Kerjasama Indonesia-Angola

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

Kunjungan Ketua Asian Peace and Reconciliation Council (APRC)

menjadi landasan bagi kedua perusahaan untuk membentuk perusahaan patungan yang akan mengelola proyek-proyek hasil kerjasama tersebut. Usai menyaksikan penandatanganan kerjasama, dalam kesempatan tersebut Wapres mengatakan bahwa Angola yang dulunya negara bergolak, kini menjadi negara yang terkaya di Afrika karena memilki minyak, gas dan mineral lainnya. Kerjasama yang dilakukan di antara kedua negara ini tidak terlepas karena peran Indonesia dalam Konferensi Afrika. “Momentum itu sehingga banyak negara Afrika merdeka. Jadi hubungan kita dengan negara Afrika itu sangat baik,” ujar Wapres. Selanjutnya Wapres mengatakan bahwa kebutuhan minyak dalam negeri adalah sebesar 1,6 juta barel sehari, sedangkan kemampuan produksi hanya 800 ribu barel. “Jadi kita impor 800 ribu barel per hari. Kita harus mempunyai suplai yang cukup dari beberapa negara,” tutur Wapres. Wapres menekankan pula bahwa Indonesia tidak ingin suplai minyaknya hanya berasal dari

Pada kesempatan lain, 3 November 2014 Wapres Jusuf Kalla menerima kunjungan kehormatan Ketua Asian Peace and Reconciliation Council (APRC) Surakiart Sathirathai di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara. Dalam pertemuan itu, Sathirathai menyampaikan maksudnya untuk mengurangi ketegangan di Laut Cina Selatan. APRC berinisiatif untuk melakukan pendekatan kerjasama ekonomi di antara lima negara di kawasan Asia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). “Mereka dapat bekerja sama ekonomi di Laut Cina Selatan. Kami memberikan contoh dalam kerjasama yang terjadi antara Thailand dan Malaysia tahun 1976,” ujar Sathiratahai. Kerjasama Thailand dan Malaysia terjadi di wilayah yang diperdebatkan antara kedua negara tersebut. Akhirnya kedua negara tersebut sepakat membangun usaha bersama dengan sistem pembagian keuntungan di bidang minyak dan gas. Kerjasama bisnis seperti ini dapat ditiru oleh kelima negara dari kawasan Asia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). SRRT meski dalam keadaan yang sulit, mereka mau memulai percakapan tentang kerjasama ekonomi di Laut Cina Selatan ini. Wapres menyambut baik inisiatif yang disampaikan Sathirathai untuk mengurangi ketegangan di Laut Cina Selatan. “Dalam penyelesaian ketegangan melalui dialog pasti akan memberikan win-win solution bagi negara yang terlibat,” ujar Wapres. Tetapi ia mengingatkan agar kerjasama ekonomi yang digagas APRC dibahas secara detil tentang skema yang akan digunakan, jangan sampai menimbulkan masalah baru. Pada 4 November 2014, Wapres Jusuf Kalla menerima Presiden Islamic Development Bank (IDB) M. Ali di Kantor Wakil Presiden. Kehadiran Ali di Indonesia untuk menghadiri Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) atau Festival Ekonomi dan Keuangan Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

11


Syariah (FES) 2014 di Surabaya. Dalam acara tersebut juga digelar pertemuan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Organisation of the Islamic Cooperation (OIC). Dikatakan Ali, kegiatan di Surabaya tersebut dapat meningkatkan peran Indonesia di tingkat global dan IDB akan segera membuka kantor di Jakarta, sehingga dapat bekerjasama dengan lebih baik lagi dengan Indonesia. Wapres menyambut baik kehadiran IDB di Jakarta. “Kami sudah lama menantikan kehadiran IDB di Indonesia, karena kami adalah negara dengan penduduk muslim terbesar,” ujar Wapres. Wapres berharap kerjasama dengan IDB dan negara-negara muslim lain dapat ditingkatkan. Kehadiran IDB di Jakarta dapat menjadi alternatif pembiayaan pembangunan di tanah air.“ Jika kami menggunakan APBN ada prosedur penganggaran yang harus kami lewati. Mudah-mudahan menggunakan IDB lebih mudah dan tentunya murah,” ujar Wapres. Pada hari yang sama di Kantor Wakil Presiden, Wapres Jusuf Kalla menerima Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan. Wapres menyampaikan saat ini, hubungan perdagangan dan investasi dengan negara-negara Timur Tengah meningkat. “Kehadiran Anda di sini, tentu membuka peluang bagi kedua negara,” ujar Wapres. Nahyan menekankan bahwa kerjasama yang akan dibangun di Indonesia tidak hanya pada sektor pariwisata tetapi juga energi, infrastruktur, dan juga pertanian. Sektor perbankan juga tidak kalah pentingnya, tidak hanya sektor keuangan, tetapi sektor keuangan yang islami. Sementara untuk sektor energi, pemerintah UEA menawarkan kerjasama dalam bidang energi terbarukan. Wapres menyambut baik tawaran kerjasama yang disampaikan Nahyan, khususnya dalam bidang infrastruktur. Wapres berharap investasi dapat dilakukan untuk membangun jalan tol, highway, dan pelabuhan. “Kuatnya hubungan kedua negara dilihat dari bagaimana mereka membangun sektor bisnis dan investasi,” tegas Wapres.

12

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

SELAMAT DATANG PAK JK

Bekerja untuk rakyat Sudah menjadi sifat Wapres Jusuf Kalla yang spontan dan fleksibel untuk bekerja dan terus bekerja. Semua untuk kesinambungan roda pembangunan yang telah berjalan di negeri ini. Berbagai program terus dilanjutkan dan berbagai inisiatif baru terus bergulir untuk diimplementasikan. Arahan-arahan langsung diberikannya pada Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait. 1 minggu pasca dilantik menjadi Wakil Presiden, tepatnya 28 Oktober 2014, di Kantor Wakil Presiden, Wapres Jusuf Kalla menerima Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo. Pada pertemuan tersebut, Wapres memberi arahan bahwa dalam melaksanakan program-programnya, Kementerian Koordinator (Kemenko) Kemaritiman diharapkan untuk memprioritaskan hal-hal yang terkait dengan kebutuhan pada masing-masing kementerian dibawah koordinasi Kementerian ini, yaitu Kementerian Energi Sumber Daya Minyak (ESDM), Pariwisata, Kelautan dan Perikanan, serta Perhubungan. Untuk Kementerian ESDM, Wapres meminta agar Menteri koordinator (Menko) Kemaritiman untuk meningkatkan daya listrik dari 3 sumber yang ada, yaitu batubara, hydro dan geothermal. Untuk Pariwisata, fokus pada culture, natural, dan hospitality. Berkaitan dengan masalah perhubungan, Wapres menekankan agar

Kunjungan Presiden Islamic Development Bank (IDB)


DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Terima Menko Bidang Kemaritiman

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Emirat Arab (UEA)

pembangunan pelabuhan perikanan yang sedang dibangun agar cepat diselesaikan, termasuk masalah peningkatan listriknya. Berkaitan dengan transportasi, diupayakan adanya sistem perizinan yang berkaitan dengan hal-hal transportasi ini Setelah menerima Kemenko Kemaritiman, Wapres pun pada hari dan tempat yang sama menerima Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Sofyan Djalil. Dalam kesempatan tersebut Wapres memberi arahan bahwa birokrasi tidak menghambat percepatan dari pertumbuhan ekonomi, salah satu penyebabnya adalah perizinan yang menjadi faktor lambatnya pertumbuhan ekonomi. Sedangkan terkait tol laut, program ini merupakan program baru sehingga akan dimasukkan ke dalam APBN. Inti dari pembangunan tol laut adalah bagaimana membangun pelabuhan-

pelabuhan besar di Medan, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Papua. Sebagian besar pelabuhan itu pengerjaannya dapat dikerjakan oleh swasta tanpa memerlukan anggaran khusus. Jika pelabuhanpelabuhan besar sudah siap maka kapalkapal besar juga akan berlayar. Intinya adalah bagaimana biaya logistik itu bisa diturunkan karena Indonesia masih besar biaya pengiriman logistiknya dibanding negara lain. Tol laut ini nantinya akan seperti highway di Amerika, yang menjadi penghubung antara satu negara dengan negara bagian lainnya. Sementara untuk negara kepulauan Indonesia, tolnya adalah laut, karena ini yang paling murah dan tidak perlu pembebasan lahan. Dengan membangun infrastruktur, memperbaiki izin, maka akan mengurangi sebagian besar dari biaya logistik. Pada 29 Oktober 2014, Wapres Jusuf Kalla ketika menerima Pimpinan BPK di Kantor Wakil Presiden “Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) sesuai amanat konsitusi bertugas untuk memeriksa keuangan negara (post audit). Hasil dari pemeriksaan itu sebaiknya efektif sehingga hasil pemeriksaan juga memberikan rasa diawasi, tidak hanya bangga mengejar status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Laporan BPK sebelum difinalkan hendaknya diperbaiki, dan lembaganya juga diperingatkan, sehingga memilki unsur preventif dan pendidikan. Kalau ada kesalahan, panggil menterinya,� ujar Wapres. Dalam pertemuan tersebut, Wapres menerima buku hasil pemeriksaan pemerintahan oleh BPK selama 5 tahun yang diserahkan oleh Pimpinan BPK. Perkembangan pengelolaan pemeriksaan keuangan negara yang selama ini dilakukan dan dilaporkan ke DPR dan ditembuskan ke Presiden. Pada 6 November 2014, di Kantor Wakil Presiden, Wapres Jusuf Kalla menerima Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault. Dalam pertemuan itu, Adhyaksa melaporkan berbagai macam kegiatan yang telah dilakukan Gerakan Pramuka. Keberadaan kepramukaan Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

13


SELAMAT DATANG PAK JK

Mengenai pendanaan, Wapres mengingatkan agar Kwarnas tidak hanya mengandalkan dana yang disiapkan pemerintah, tetapi juga melalui kegiatankegiatan yang menarik minat masyarakat. “Bukan kita mencari dana untuk kegiatan, tapi dana yang mencari kita, sehingga masyarakat tertarik membantu karena melihat kegiatan yang dilakukan bukan dari proposal yang ditawarkan. Demikian

14

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

Terima Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)

Kiri : Terima Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kanan : Rakor Kwarnas Daerah se-Indonesia dan Pertemuan Sekretaris Kwarda Tahun 2014

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

anak-anak. “Jangan hanya camping di sekolah, tetapi di pinggir hutan, agar kegiatan kepramukaan dikembalikan ke alam,” ucap Wapres. Wapres memberi contoh, saat ini Palang Merah Remaja (PMR) tidak lagi hanya sekedar memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK), tetapi juga diberikan target atau fokus yang harus dicapai.“ Jika terjadi bencana, PMR harus dapat mencapai lokasi dalam 6 jam,” ujar Wapres.

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Wapres berharap kegiatan kepramukaan tidak hanya diramaikan oleh penggunaan seragam pramuka saja, tetapi juga dilihat kembali fungsinya. Saat ia bertemu dengan tamu dari luar negeri, banyak yang terkejut dengan jumlah pramuka di tanah air. Tetapi menurut Wapres, Indonesia harus mulai bicara kualitas. “Yang banyak bajunya, jiwanya belum berubah,” ujar Wapres. Kegiatan kepramukaan seharusnya dapat memberikan manfaat bagi siswa sekolah dan dilakukan lintas sekolah. “Seandainya dilakukan lintas sekolah akan timbul persatuan yang kuat di antara pelajar di suatu daerah. Kalau hanya di dalam sekolah akan seperti OSIS,” ujar Wapres. Kegiatan kepramukaan itu tidak boleh dipaksakan, tetapi harus berdasarkan minat, sehingga mengemas kegiatan pramuka harus menarik minat para pelajar. Kwarnas jangan bangga hanya dari jumlah anggota pramuka, tetapi kegiatan kepramukaan dilakukan pelajar karena kecintaan mereka dan menimbulkan kebanggaan kepada

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

di kawasan Asia Pasifik cukup diperhitungkan, bahkan juga di kegiatan internasional. Bahkan Indonesia salah satu negara dengan jumlah anggota pramuka terbesar di dunia, sebanyak 22 juta dari 163 negara. Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Asia Pacific Regional Scout Leaders Summit atau Konferensi Pramuka se-Asia Pasifik tahun 2017. Indonesia juga akan mengirimkan peserta ke Jambore dunia di Jepang sebanyak 400 peserta.


DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Pembukaan Festival Ekonomi Syariah Indonesia 2014

juga negara, negara membantu program kegiatan bukan organisasi,” ucap Wapres Lebih cepat lebih baik Di awal jabatannya sebagai Wakil Presiden, Wapres Jusuf Kalla langsung tancap gas melakukan berbagai kegiatan yang bukan hanya di dalam kantor saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan di luar kantor yang langsung menyentuh masyarakat. Pada 5 November 2014 di Lapangan Makodam V Brawijaya, Surabaya, Wapres Jusuf Kalla membuka Festival Ekonomi Syariah Indonesia 2014. Dalam kesempatan tersebut, Wapres mengemukakan bahwa bank syariah adalah jenis perbankan yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Tentunya umat Islam terbantu dengan adanya kegiatan perbankan tersebut. Tetapi keberadaan bank syariah di Indonesia tidak hanya memerlukan kerja keras, tetapi juga partisipasi masyarakat. Selain itu, bank syariah juga memberikan amal ibadah dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Penyelenggaraan festival untuk mengenalkan produk-produk ekonomi dan syariah khususnya pesantren-pesantren di Indonesia dan memperkenalkan kepada dunia internasional tentang perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Indonesia pun mendapatkan kehormatan untuk menjadi

tuan rumah pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Otoritas Moneter dari negaranegara Organsiasi Kerjasama Islam (OKI). Wapres Jusuf Kalla pada hari yang sama di Jakarta Convention Center membuka Indonesia Infrastructure Week 2014. Dalam kesempatan tersebut Wapres mengatakan bahwa banyak pihak yang pesimis dengan negeri ini karena begitu banyaknya masalah. “Tetapi tanpa banyak infrastruktur yang dibangun, jalan yang agak rusak, dan pendidikan yang baru tumbuh, ekonomi kita bisa tumbuh 5,5 persen. Jadi hanya dengan sedikit saja perbaikan bisa sampai 7 persen,” ujar Wapres. Pertumbuhan ekonomi 7 persen akan lebih mudah dicapai dibanding negara lain. “Mari kita tumbuh 7-8 persen, sekarang saatnya kita bersama-sama melaksanakannya, asal just do it,” lanjut Wapres. Pembangunan infrastruktur adalah hal yang sangat penting. Jalan, listrik, pelabuhan, bandara akan sangat mempengaruhi kehidupan ekonomi suatu negara. “Semua adalah prioritas, sehingga terbukanya ruang kesempatan pembangunan harus kita sikapi dengan optimisme karena banyak yang kita bisa lakukan,” ujar Wapres. Pemerintah berkomitmen untuk memberikan kesempatan pelaksanaan program pembangunan infrastuktur yang Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

15


SELAMAT DATANG PAK JK

Mengenai beberapa persoalan pembangunan adalah masalah lahan. Tetapi kini, pemerintah akan memberikan dukungan terhadap penyelesaian pembebasan lahan dengan syarat investor harus dapat memberikan ganti untung kepada masyarakat. Wapres menjelaskan begitu tingginya kebutuhan akan listrik saat ini. Lima tahun yang lalu, kita perlu listrik 10 ribu MW, walau belum tuntas, tetapi kini hampir selesai. “Kita membutuhkan 35.000 MW dlm 5 thn, 7.000 MW pertahun. Sehingga pembangunan listrik merupakan prioritas utama,” ujar Wapres. Dalam minggu ini, Wapres ia menerima kesanggupan beberapa lembaga internasional seperti Islamic Development Bank, World Bank untuk menguncurkan dana untuk infrastruktur, khususnya pembangunan pembangkit lsitrik. Wapres mengingatkan bahwa waktu investasi terbaik adalah saat ekonomi turun atau melemah, karena hargaharga material dan komponen sedang turun dan pemerintah menjamin siap membayar. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan percepatan dalam memproses izin, tapi jika izin tidak segera dilaksanakan dalam 1 tahun izin akan dicabut. “Itulah sebabnya tantangan ini bukan untuk diseminarkan tapi direalisasikan,” tegas Wapres. Wapres memberi contoh bahwa dirinya yang juga pengusaha pernah membangun pembangkit listrik di daerah konflik di Poso. “Intinya, kita harus bertekad untuk

16

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

layak secara bisnis akan diserahkan kepada swasta, sedangkan untuk program pembangunan infrastruktur yang tidak layak secara bisnis tapi diperlukan akan menjadi tugas pemerintah sehingga pembangunan infrastruktur akan menjadi merata di seluruh wilayah indonesia. “Pembangunan bendungan dan jalan desa misalnya, akan menjadi tanggungan pemerintah,” ujar Wapres.

membangun negeri ini demi kemajuan bangsa. Bahkan teknologi yang digunakan semuanya dari dalam negeri. Jangan pernah ragu dengan keahlian Anda semua” ucap Wapres. Ia mengingatkan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi 1 persen memerlukan energi 1,5 persen. Terkait dengan perizinan, Wapres menegaskannya ketika menerima Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) di Kantor Wakil Presiden, 6 November 2014. “Selama tidak melanggar peraturan, keputusan harus diambil secara cepat. Birokrasi bukan hanya pemilihan, tetapi bagaimana keberanian pemerintah kasih perintah. Lebih cepat lebih baik” ujar Wapres. Lambannya pengambilan keputusan, dapat menimbulkan korupsi. “Pengusaha berani suap, karena ingin cepat melakukan usaha, mereka mau membeli waktu,” lanjut Wapres. Wapres juga menyambut gembira pembentukan KASN ini karena sejalan dengan wacana moratorium Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama 5 tahun yang menjadi kebijakan pemerintahan saat ini. Wapres mengakui, reformasi birokrasi bukanlah hal yang mudah dan tentu saja tidak dapat memberikan kepuasan bagi semua PNS. Namun hal tersebut dilakukan untuk kebaikan. Untuk mendukung KASN ini, Wapres menyarankan beberapa hal yang harus diupayakan. Pertama, sistem perekrutan perlu diperbaiki lagi, misalnya Eselon I

Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan pada pembukaan Indonesia Infastructure Week 2014


DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

Wakil Presiden Jusuf Kalla berdiskusi dengan Komisi ASN di Kantor Wakil Presiden

dipilih berdasarkan Tim Penilai Akhir (TPA). Yang kedua, pejabat yang dipilih harus berani mengambil keputusan sehingga proses birokrasi dapat dipotong.

Mempersiapkan birokrasi yang profesional, yang bersih dari korupsi, berbudaya dengan organisasi, dan dinamis, yang menyesuaikan dengan perubahan.

Upaya lainnya adalah mengefektifkan yang sudah ada, dengan cara moratorium pegawai. Wapres memberikan contoh, misalnya Direktur Jenderal (Ditjen) Pajak memerlukan 3000 pegawai, dapat mengambil dari BPKP, kemudian dilakukan tes kompetensi. Selanjutnya, tidak membuat kantor ataupun gedung baru. “Kalau dibuat kantor baru, biasanya meja dan kursinya ditambah, pegawainya juga ditambah,” tandas Wapres.

Peningkatan anggaran akan terus diupayakan pemerintah melalui berbagai cara yang efektif. Wapres Jusuf Kalla berharap anggota Kabinet Kerja dapat meningkatkan anggaran secara signifikan dan mengurangi defisit anggaran. Salah satunya adalah dengan mengurangi defisit yang disebabkan impor, dan membuat bagaimana masyarakat bekerja untuk menghasilkan produk yang baik, misalnya dalam pertanian sehingga tidak perlu lagi mengimpor. “Tidak perlu membuat sawah yang baru, tetapi bagaimana meningkatkan produktivitas, karena produktivitas membuat orang mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi,” jelas Wapres ketika menerima Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves di Kantor Wakil Presiden, 13 November 2014.

Dalam pertemuan tersebut Ketua Aparatur Sipil Negara (ASN) Sofian Effendi menjelaskan pula bahwa KASN merupakan perintah Undang-undang No.5 tentang Aparatur Sipil Negara. UU ASN ini dianggap sangat penting, karena mengatur jabatanjabatan yang dinamakan Aparatur Sipil Negara yang menjadi salah satu prasyarat untuk mencapai cita-cita pemerintahan Indonesia hebat. Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 8 - 9 persen membuat Indonesia dapat keluar dari middle income trap. Untuk keluar dari middle income trap berdasarkan pengalaman-pengalaman negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, China dan India, ada dua hal yang harus dibenahi, yaitu pendidikan tinggi dan birokrasi. KASN dibentuk untuk membenahi birokrasi di Indonesia.

Dalam menjalankan pemerintahan, dua instrumen yang sangat penting adalah anggaran dan kebijakan. Wapres menginginkan kedua hal tersebut dapat direalisasikan dalam waktu yang cepat. “Dua hal ini harus diperbaiki dengan cepat karena masyarakat memiliki harapan yang sangat tinggi dengan pemerintah yang baru. Kalau kita tidak menyampaikannya secara cepat, mereka akan kecewa,” tegas Wapres. Dalam kesempatan tersebut Wapres juga menyampaikan beberapa hal yang menjadi kendala dalam memperbaiki anggaran dan kebijakan di Indonesia. Kendalakendala tersebut diantaranya, subsidi yang terlalu besar, biaya birokrasi yang tinggi karena adanya desentralisasi, dan juga pinjaman ketika krisis terjadi yang sampai saat ini masih harus dibayar. Tidak kalah pentingnya, masalah kesetaraan, baik kesetaraan antara masyarakat, antara daerah, maupun antara sosial. Wapres

mengingatkan,

target

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

17


SELAMAT DATANG PAK JK

Dalam kesempatan tersebut, Chaves menyampaikan beberapa hal yang terkait dengan solusi bagaimana membuat anggaran dengan baik, yaitu dengan meningkatkan pendapatan dan membelanjakannya dengan lebih efisien.Sementara, untuk menggunakan anggaran seefisien mungkin, dana yang ada atau yang nanti diperoleh harus difokuskan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan. Untuk meningkatkan pendapatan negara, Chaves mengatakan, salah satunya dengan pengumpulan pajak. Terkait dengan kebijakan, Wapres Jusuf Kalla mengakui bahwa setiap mengambil keputusan, tidak terlepas dari resiko. “Pemerintah menaikkan harga BBM, ada risikonya, tapi ada manfaatnya, karena itu kita ambil,” ujar Wapres ketika membuka Risk and Governance Summit 2014 di Hotel Dharmawangsa Jakarta, 18 November 2014.

18

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

pembangunan infrastruktur yang sudah direncanakan harus dijalankan, tanpa perpanjangan waktu. “Perpanjangan hanya membuat orang tidak bekerja,” ucap Wapres. Infrastuktur yang dibangun harus layak baik dari sisi ekonomi maupun bisnis. Tidak hanya menarik untuk kepentingan umum tetapi juga kepentingan swasta.

konsumtif menjadi subsidi yang produktif, seperti dialihkan ke bidang kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. Terlalu besarnya anggaran pemerintah untuk pengeluaran rutin, birokrasi dan subsidi adalah penyebab ketidakmampuan APBN menstimulasi perekonomian negara. APBN ini adalah salah satu dari dua instrumen yang dimiliki pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi nasional. “Anggaran negara dibelanjakan kepada sektor-sektor konsumtif yang tidak memberikan multiplier effects,” ucap Wapres. Pemerintah juga akan menetapkan standarstandar dalam kebijakan berinvestasi. Aturan-aturan tentang pembangunan pembangkit listrik, jalan tol dan investasi di bidang energi akan diperjelas. “Tanpa APBN yang baik dan kebijakan yang lambat akan memberikan pengaruh buruk pada perekonomian,” ujar Wapres.

Dalam pertemuan tersebut, Wapres menegaskan, “Kita tidak bisa memilih tanpa risiko. Tiap hari kita berbicara kemungkinan risiko dan ujungnya diupayakan agar diperoleh manfaat yang lebih besar dari risikonya. Di situlah perlu tata kelola, memperkecil risiko dan meningkatkan manfaat.” Bahkan menurut Wapres, pengumuman keputusan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dilakukan sendiri oleh Presiden Joko Widodo. “Kita putuskan jam-jam terakhir untuk dibacakan Presiden. Kita siap menanggung risiko dan siap tidak popular,” ujar Wapres.

Tetapi kondisi APBN yang sangat timpang dalam beberapa tahun ini, justru memberikan keyakinan Wapres bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipacu hingga 7 persen. “Kalau kita ingin tumbuh 7 persen ada idle capacity yang dapat ditingkatkan. Anggaran kita perbaiki, kecepatan kita perbaiki,” tegas Wapres.

Kenaikan harga BBM subsidi karena subsidi sudah tidak tepat sasaran. Dan kenaikan ini dilakukan untuk mengalihkan subsidi

Selanjutnya Wapres menjelaskan, Wapres menganalogikan bidang keuangan di sektor perbankan, pasar modal, lembaga

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

Wakil Presiden Jusuf Kalla berjabat tangan dengan Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves


DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

mengantisipasi krisis. Pemerintah perlu melakukan tata kelola yang baik dan mulai memperhitungkan risiko-risiko yang dihadapi saat terjadi krisis, serta dituntut untuk mengambil keputusan secara cepat. Beberapa perubahan yang terjadi pada sektor keuangan setelah reformasi tahun 1998 adalah terbentuknya Bank Indonesia sebagai bank sentral yang independen dan juga Otoritas Jasa keuangan (OJK) yang independen. Risiko di bidang keuangan tidak pernah berdiri sendiri. Hari-hari ini misalnya, bank yang memberikan kredit ke sektor pertembangan mulai mengalami kesulitan. “Bukan salah menghitung tapi karena kondisi eksternal. Harga batubara turun, karet turun, tentu di luar perhitungan analis,” ujar Wapres.

Wapres Jusuf Kalla menerima buku Inisiatif Model Good Governance dan Model Combined Assurance OJK dari Ketua DK OJK Muliaman Hadad

keuangan seperti aliran darah di dalam tubuh. Tidak ada kegiatan yang tidak melibatkan sektor keuangan. Seperti sakit apapun bisa dilihat dengan melihat hasil cek darah. Demikian pula dengan sebuah perusahaan, maju atau tidaknya dapat dilihat dari sisi neraca keuangan. Dengan tata kelola perusahaan yang baik, sistem kita dapat mengurangi risiko. “Dan tentunya lembaga itu dapat berkembang sekaligus punya manfaat,” ucap Wapres. Dalam pengelolaan keuangan negara, unsur kehati-hatian pun harus dikedepankan. Parameter yang digunakan dalam ekonomi suatu negara adalah besarnya suku bunga, inflasi dan juga besarnya defisit keuangan negara. Pengalaman dari krisis yang terjadi pada tahun 1998 menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan karena tindakan yang keliru tersebut hingga kini masih terasa. Wapres mengatakan bahwa krisis yang berawal di Thailand dan berimbas ke Indonesia ini, hingga kini tidak kurang Rp. 125 Triliun atau 6 persen dari APBN untuk membayar hutang-hutang lama. “Begitu besar efeknya karena kesalahan yang terjadi,” ucap Wapres. Sekarang ini pemerintah dan otoritas keuangan dituntut untuk dapat

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Muliaman Hadad turut menjelaskan dalam kesempatan tersebut bahwa membangun good governance merupakan kebutuhan dasar untuk mewujudkan industri keuangan yang kuat dan memiliki daya saing secara global. Bagaimana mengkombinasikan beberapa governance dalam suatu aktivitas organisasi adalah penting dan merupakan usaha yang tidak kecil. Perlu membangun prinsip-prinsip good corporate governance agar lebih resilience. Untuk melaksanakan pembangunan lebih cepat dengan hasil yang juga lebih baik, Wapres mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun bangsa. “Niat baik dan kemampuan dan juga upaya bersama yang menjadikan negara ini menjadi besar,” tutur Wapres. Lima tahun roda pemerintahan Kabinet Kerja sudah mulai bergulir. Bekerja untuk kesejahteraan masyarakat di negeri ini menjadi tujuan utama. Wapres Jusuf Kalla, pemimpin yang selalu turun langsung ke sumber masalah dan spontan mencari solusi akan selalu berkiprah melalui berbagai pengabdiannya yang tulus mulai saat ini. (*Tim Mersela)

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

19


SELAMAT DATANG PAK JK

DOK. SETWAPRES >

Mengenal Lebih Dekat Pak JK Mengenal lebih dekat sosok Wakil Presiden (Wapres) pengganti Boediono ini tidaklah sulit karena Wapres ke-12 ini pernah menjabat sebagai Wapres ke-10. Pengabdian dan sepak terjangnya telah menghiasi wajah pembangunan negeri ini.

Wapres Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla atau masyarakat Indonesia biasa memanggil Wapres Jusuf Kalla atau Pak JK, lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan 72 tahun yang lalu, tepatnya pada 15 Mei 1942. Terlahir sebagai anak kedua dari 17 orang bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, seorang pengusaha keturunan Bugis yang dikenal usahanya dengan sebutan ‘Kalla Group’. Menikah dengan Mufidah, dengan nama lengkap Mufidah Mi’ad Saad lahir pada 12 Februari 1943 di kota Sibolga, Sumatera Utara, putri dari H. Buya Mi’ad (ayah) dan Sitti Baheram (ibu). Dari perkawinanya ini telah dikaruniai seorang putra dan empat putri, yakni Muchlisa Kalla, Muswirah Kalla, Imelda Kalla, Solichin Kalla, dan Chaerani Kalla, serta telah mempunyai

20

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

sepuluh orang cucu. Di Makassar, Jusuf Kalla yang mempunyai hobi membaca dan menulis ini dikenal akrab dengan panggilan Daeng Ucu oleh masyarakat setempat. Nama Jusuf Kalla mulai dikenal pada tahun 1968 ketika menjadi Chief Executive Officer (CEO) NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinan Jusuf Kalla lah, perusahaan milik Kalla Group berkembang kian pesat. Semula yang hanya membidangi bisnis eksporimpor menjadi kian melebarkan sayap, antara lain ke bidang perhotelan, konstruksi penjualan kendaraan, kelapa sawit, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, dan telekomunikasi.


Perjalanan pengabdian 5 tahun Wapres Jusuf Kalla baru akan di mulai kembali. Walaupun sudah lima tahun menjauh dari hingar-bingar politik dan pemerintahan, kemudian mengabdikan diri untuk kemanusiaan dengan memimpin Palang Merah Indonesia (PMI). Di bawah kepemimpinannya, kiprah PMI makin sigap dalam menangani bencana, baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga membawa nama baik Indonesia di dunia internasional. Namun

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Selain menggeluti bidang usaha, Pak JK juga banyak berkiprah dibidang politik, pemerintahan serta kemanusiaan. Di dunia politik, Pak JK pernah menduduki posisi Ketua Umum Partai Golkar. Suatu posisi yang paling bergengsi di dunia perpolitikan Indonesia. Sementara di bidang pemerintahan, ia pernah beberapa kali menduduki jabatan menteri, mulai dari pemerintahan Abdurrahman Wahid, hingga Megawati Soekarnoputri. Dan semasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Pak JK menjabat sebagai Wakil Presiden. Keberhasilan karier sosok Jusuf Kalla tentu tidak terlepas dari peran aktifnya dalam organisasi kepemudaan saat menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Pengalaman berkecimpung dalam organisasi inilah yang menjadikan salah satu modal mengantarkannya menjadi orang nomor 2 di Indonesia. Pengabdiannya tidak pernah selesai sampai disitu, ia selalu membaktikan diri pada negeri ini, hingga terpilih kembali menjadi Wakil Presiden untuk 5 tahun mendatang di periode 2014-2019.

Indonesia masih membutuhkan seorang Jusuf Kalla yang dikenal karena kemampuannya menemukan jalan keluar dari berbagai persoalan bangsa, hingga menjadi juru damai pertikaian di berbagai pelosok negeri, seperti di Ambon, Poso dan juga Aceh. Wapres Jusuf Kalla akan mengemban kembali amanat rakyat. Segenap masyarakat negeri ini tentu kembali mengingat berbagai kiprah yang telah dilakukannya pada masa lalu. Harapan masyarakat tentu bukan sekedar harapan kosong, karena mereka telah meyakini bahwa sosok Wapres Jusuf Kalla sebagai pasangan Jokowi akan mampu berbuat untuk menyejahterakan kembali negeri ini.

DOK. SETWAPRES >

Pembukaan Temu Karya Nasional Relawan PMI, di Malang

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

21


SELAMAT DATANG PAK JK

Menurut pandangan Wali Kota Makassar yang baru saja dilantik untuk periode 2014-2019, Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto atau yang lebih dikenal dengan Danny Pomanto ini, Wapres Jusuf Kalla ibarat lampunya orang Indonesia Timur yang selalu membawa sinar, bukan hanya untuk Indonesia Timur tetapi juga seluruh Indonesia. “Beliau itu setiap saat selalu mempunyai solusi terhadap persoalanpersoalan negara ini. dan yang paling masuk ke dalam hati setiap orang Indonesia adalah beliau itu selalu berada pada kondisi yang berat seperti pada saat konflik, tetapi beliau selalu mempunyai solusisolusi yang cerdas,” ungkap Danny yang terkenal dengan julukan “Si anak Lorong’na Makassar. Bagi Danny, tidak semua orang yang menjadi pemimpin dapat membuat solusi untuk semua masalah karena untuk seorang pemimpin itu tidak mudah. Itulah yang membuat Wapres Jusuf Kalla sangat dicintai banyak orang. Terbukti dengan terpilihnya kembali sebagai Wakil Presiden RI untuk menggantikan Wapres ke11 Boediono. “Kemarin saya kira pertama di dunia seorang wapres terpilih kedua kalinya. Satu wapres dengan dua presiden,” ujarnya dengan bangga. Sebuah bentuk kepemimpinan yang dapat menjadi contoh bahwa di Indonesia terdapat orang seperti Pak JK yang selalu menjadi penyejuk, dengan spontan selalu mempunyai solusi untuk berbagai persoalan yang datang dengan tiba-tiba. Ia mempunyai sense of solution, sense of crisis, konsekuen, konsisten. dan tidak pernah ragu. Sebagai pemimpin, Pak JK selalu mempunyai keberanian untuk menghadapi persoalan dengan cepat dan selalu mempunyai bukti. Sebagai contoh, dukungan Pak JK terhadap pantai Losari, pembangunan Bandar udara, jalan tol, dan persoalan jalan trans Sulawesi. Banyak kebutuhan masyarakat yang berasal dari inisiatif Wapres Jusuf Kalla dan ia selalu berhasil mewujudkannya. “Saya kira kenapa

22

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Tak pernah ragu, memberi Solusi Begitu bahagianya masyarakat Sulawesi Selatan khususnya kota Makassar ketika Pak JK terpilih kembali sebagai Wapres untuk masa bakti 5 tahun mendatang. Kebahagiaan itu terlihat saat pasangan Jokowi-JK ditetapkan sebagai pemenang Pilpres Agustus lalu oleh Mahkamah Konstitusi, masyarakat melakukan sholat Maghrib berjamaah di Masjid Terapung sebagai ungkapan rasa syukur. Begitu besar terlihat kecintaan mereka terhadap Wapres JK. Mengapa? Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto Wali Kota Makassar periode 2014-2019

beliau tidak terlalu susah terpilih yang kedua kalinya. Trust-nya sudah ada,” lanjut Danny. Semua sifat-sifat Wapres Jusuf Kalla dapat menjadi contoh bagi sebuah kepemimpinan, tetapi menurut Walikota yang memiliki 3 anak ini harus dimulai dari diri sendiri dahulu. Apa yang dapat dilaksanakan harus dilaksanakan, dengan mencontoh Wapres Jusuf Kalla yang selalu konkrit melaksanakan apa yang dibicarakannya. Semua dilakukan Wapres berdasarkan aturan (by rules, by regulation, by system) karena Wapres selalu melihat ke depan, detail, dan sangat menguasai masalah. Seperti contohnya slum area di kota Makassar yang harus dibenahi selama 5 tahun ke depan untuk kepentingan kota Makassar yang ingin berkembang seperti negara Singapura. Danny Pomanto yang sudah mengenal Wapres Jusuf Kalla sejak 1999 ketika ia mendesain masjid Raya Makassar, merasakan bahwa Pak JK tidak pernah berubah sejak menjadi tokoh di Makassar, kemudian setelah menjadi menteri dan Wakil Presiden. Sifatsifat dari sosok Pak JK sudah menjadi trade mark yang tidak pernah hilang. Satu pengalaman yang tidak dapat dilupakannya, bila muncul persoalan, Wapres Jusuf Kalla tidak sekedar hanya membaca dari koran saja, tetapi akan segera turun ke sumber persoalan untuk mencari solusi bersama para wartawan. Sehingga hasil upaya Wapres dalam menyelesaikan persoalan dapat segera terlihat oleh masyarakat. Sense of entrepreneurship Wapres Jusuf Kalla pun menjadi inspirasi bagi National Public Private Partnership (NPPP). Wapres selalu menyarankan bagaimana sesuatu dapat terwujud dengan baik dalam dunia bisnis.


Sebagai Wali Kota Makassar, Danny berusaha untuk selalu meneladani kepemimpinan Pak JK. Ia berusaha untuk membuat kota Makassar bertambah baik dua kali. Proyek yang akan dibuatnya untuk kota ini berupa kawasan reklamasi yang luasnya 400 hektar. Hal ini disebabkan mitigasi pertama Indonesia berada di pantai kota Makassar. Rencana Danny untuk menahan kenaikan air laut, akan dibangun sebuah kota dengan folder pengendalian-pengendalian banjirnya. Sebuah kota hijau yang tidak merusak lingkungan dengan green belt sepanjang 100 m yang akan menjadi sebuah investasi. Selain itu, di bidang infrastruktur, pengembangan bandara karena awalnya didesain untuk 3 juta penumpang, sekarang sudah melebih kapasitas menjadi 11,2 juta penumpang, serta pembuatan jalan tol dalam kota. Danny mengharapkan dengan hadirnya Wapres Jusuf Kalla semua dapat terwujud. Pada masa pemerintahan pasca 20 Oktober 2014, perbedaan umur antara Presiden Jokowi dan

Wapres Jusuf Kalla tidak akan menjadi jurang untuk menjalankan pemerintahan. Banyaknya pengalaman yang dimiliki Wapres Jusuf Kalla terutama pengalaman secara politik akan mampu mengatasi persoalanpersoalan yang timbul. Memiliki kemampuan adaptive leadership yang sangat besar, Pak JK akan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi sebagai wapres. Menurut Danny, itulah ilmu modern pemerintahan yang sebenarnya. Adaptive leadership. “Di manapun berada, beliau selalu menyesuaikan tetapi mempunyai warna sendiri. Ibarat dalam suatu larutan, dapat memberi warna dan rasa sendiri. Melengkapi rasa yang sudah ada,� ungkapnya menjelaskan. Terdapat 3 hal yang mengikat antara Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla sehingga dapat menjadi seirama dalam menjalankan pemerintahan, yaitu sama-sama berpikiran simpel, antara persoalan dan solusi selalu dekat, serta selalu dekat dengan rakyat. Sehingga perbedaan umur dan pengalaman politik tidak akan mejadi kendala sama sekali.

DOK. SETWAPRES >

Peninjauan Kantor Pos Rawamangun

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

23


Ucapan terima kasih yang tulus Cerita lain tentang sosok Pak JK datang dari Wahidah, seorang wanita paruh baya, yang telah menjalani profesi sebagai penjual pisang epe selama 12 tahun di Lamaddukelleng, Makasar. Pisang epe adalah pisang mentah yang dibakar, kemudian dibuat pipih, lalu dicampur dengan air gula merah sebagai santapan ringan, Wahidah menuturkan, “berjualan pisang epe pada awalnya terasa sangat sulit, selain kurangnya modal, juga sulit untuk mendapatkan tempat berjualan.” Ini disebabkan pada awal tahun 2011 ada larangan berjualan pisang epe di sekitar pantai Losari, namun menjelang akhir tahun, larangan tersebut dicabut oleh Pemkot Makasar. “Alhamdulillah, setelah larangan tersebut dicabut, mulai ada seberkas titik terang dalam hidup kami, diikuti dengan mulainya bergulirnya pinjaman lunak dari perbankan setempat. Hingga saat ini, menjelang akhir tahun 2014, kami mampu menyekolahkan putra-putri hingga ke jenjang pendidikan menengah,” ungkap Wahidah bangga. Wahidah akhirnya memahami bahwa keberhasilannya ini, walaupun secara tidak langsung, adalah berkat andil Pak JK setelah menjabat sebagai Wakil Presiden 2004-2009.

DOK. SETWAPRES > PERY IRAWAN

SELAMAT DATANG PAK JK

Wahidah Penjual pisang epe di Pantai Losari, Makasar

Sebagai perwujudan rasa syukurnya atas perbaikan taraf hidupnya kini, dalam setiap Idul Fitri, Wahidah selalu berusaha untuk mengunjungi kediaman Pak JK dengan maksud tidak semata-mata untuk menghadiri acara Open House-nya, namun yang lebih utama adalah untuk menyampaikan ucapan selamat dan doa untuk kesehatan dan keselamatan Wapres Jusuf Kalla. “Terima kasih Bapak Jusuf Kalla”, pungkas Wahidah.

Sepeninggal ayahnya, sejak 3 tahun yang lalu, Dimas beserta ketiga orang kakak perempuannya selalu membantu keluarga dengan berjualan. Ia sendiri berjualan telur puyuh sehabis belajar di sekolah. Dengan harga 8000 rupiah per kotak kecil, Dimas mendapatkan honor 1000 rupiah. Apabila laku 15 buah, maka ia akan mendapatkan 15.000 rupiah. Uang hasil penjualan dipakainya untuk membiayai keperluan sekolah. Bagi Dimas, Pak JK adalah sosok yang sangat baik. Sebuah pengalaman yang tidak dapat dilupakannya adalah pertemuannya dengan Pak JK setahun yang lalu. Saat itu, Pak JK sedang berada di sebuah rumah

24

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

DOK. SETWAPRES > PERY IRAWAN

Kebaikan yang selalu diingat Dimas Jayadiningrat adalah seorang anak SMP Muhammadiyah kelas 1 di Bontoala, Makassar. Setiap pergi sekolah selalu berjalan kaki karena letak sekolah tidak terlalu jauh dari rumahnya. Cita-citanya adalah ingin menjadi seorang polisi, karena di matanya, polisi adalah sosok yang baik yang selalu menolong orang.

Dimas Penjual telur di Makasar

makan di jalan Somba Opu, Makassar. Saat Dimas berjualan telur puyuh, Pak JK tiba-tiba memanggilnya. Ia kemudian membeli satu kotak telur puyuh dengan harga 100.000 rupiah. Betapa senangnya Dimas kala itu dan menceritakan hal tersebut kepada ibunya sepulang ia berjualan. Pengalaman akan kebaikan hati Pak JK, masih membekas di benaknya hingga kini.


DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

Wapres Jusuf Kalla ketika menyapa rakyat Makassar di Menara Bosowa, Makassar, Minggu 1 November 2014

Saat ini masyarakat mempercayai kredibilitas partnership Jokowi-JK dan kinerja Wapres Jusuf Kalla selama 5 tahun ke depan. Namun, tetap perlu dibangun sebuah kepercayaan yang bukan sekedar polesan citra diri. Wapres Jusuf Kalla mampu menyentuh banyak orang dari banyak generasi dan dari banyak lapisan. Sentuhan langsung kepada masyarakat yang sudah pernah dilakukan Wapres sepuluh tahun yang lalu ketika menjabat sebagai Wakil Presiden RI periode 2004-2009.

Sentuhan langsung yang diberikan bukan hanya sekedar menyentuh masyarakat, tetapi merangkul masyarakat yang belum mempercayai kepiawaiannya melalui penyelesaian berbagai persoalan yang akan datang dengan solusi terbaik, dan melalui kiprah nyata dalam pembangunan di negeri ini yang muaranya tentu saja pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. [*PI, SK]

Seluruh rekam jejakmu sudah pernah terukir,

pengabdian itu masih dibutuhkan di negeri ini, banyak pekerjaan menanti untuk terselesaikan,

dengan sebuah kepercayaan masyarakat menilai,

Selamat datang Wapres Jusuf Kalla

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

25


GALERI FOTO

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

MUNAS ALIM ULAMA NU Wapres Jusuf Kalla menyampaikan sambutan pada acara Pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama - Konferensi Besar Nahdlatul Ulama denga tema “Konsolidasi NU untuk Memperkokoh Kedaulatan RI’, di kantor PBNU Jakarta, 1 November 2014.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS

PEMBUKAAN INDO DEFENCE 2014 EXPO DAN FORUM Wapres Jusuf Kalla melakukan peninjauan di beberapa pameran setelah membuka acara Indo Defence 2014 Expo dan Forum, di Ji Expo Kemayoran Jakarta, 5 November 2014.

PEMBUKAAN INDONESIA INFRASTRUKTUR WEEK 2014 Wapres Jusuf Kalla melakukan peninjauan dibeberapa stand setelah membuka acara Indonesia Infrastruktur Week, di Jakarta Convention Center, 5 November 2014.

26

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

RAKORNAS KABINET KERJA 2014 Wapres menyampaikan sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional Kabinet Kerja dalam rangka Sinergitas Kinerja Pemerintah Pusat dan Daerah Tahun 2014, di Kementerian Dalam Negeri, 4 November 2014.


DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

PEMBUKAAN INDONESIA ECONOMIC OUTLOOK 2015 Wapres Jusuf Kalla menjadi Keynote Speaker pada acara Indonesia Economic Outlook 2015 dengan tema “New Era for Better Oportunities” di Four Seasons Hotel Kuningan, Jakarta, 12 November 2014

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

SIDAK KANTOR POS Wapres Jusuf Kalla melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di kantor Pos Pusat Pasar Baru Jakarta, 19 November 2014

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

SIDAK DI KANTOR STWAPRES Wapres melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di beberapa ruang kerja di lingkungan Setwapres dan santap siang bersama dengan beberapa staf di Kantin Setwapres, 14 November 2014.

HUT MATA NAJWA Wapres Jusuf Kalla menjadi salah satu narasumber Program Khusus pada Ulang Tahun ke-5 Mata Najwa, di Grand Studio Metro TV Jakarta, 19 November 2014

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

27


DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

GALERI FOTO

DOK. SETWAPRES >

DOK. SETWAPRES >

PEMBUKAAN PASAR INDONESIA DAN FASHION FESTIVAL Ibu Mufidah Jusuf Kalla, didampingi Ibu Herawati Boediono menabuh bedug sebagai tanda dibukanya Pasar Indonesia dan Fashion Festival, dilanjutkan peninjauan stand pameran yang menampilkan produk kreatif dan kuliner binaan Bank Mandiri di Jakarta Convention Center, 22 Oktober 2014

SERAH TERIMA KEPENGURUSAN DEKRANAS Serah terima Kepengurusan Dekranas dari Ibu Hj. Herawati Boediono kepada Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla di Rumah Kriya Dekranas, 21 Oktober 2014.

28

DOK. SETWAPRES >

DOK. SETWAPRES >

HUT YPAC Ibu Mufidah Jusuf Kalla saat mengunjungi yayasan anak cacat pada peringatan Ulang Tahun Yayasan Pembinaan Anak Cacat ke-60 di Jakarta, 5 November 2014

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014


DOK. SEaTWAPRES > JERI WONGIYANTO

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

DOK. SETWAPRES > JERI WONGIYANTO

PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA Ibu Mufidah Jusuf Kalla meninjau pameran produk pangan dan hortikultura setelah mengikuti acara Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-34 di Makassar, 6 November 2014.

RAPAT PARIPURNA PERHIMPUNAN ANGGREK Ibu Mufidah Jusuf Kalla menyampaikan sambutan dan penghargaan pada acara Rapat Paripurna Nasional, Perhimpunan Anggrek Indonesia di Makassar, 7 November 2014.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

29


TERIMA KASIH PAK BOED

DOK. SETWAPRES >

Wawancara di Akhir Masa Tugas Perjalanan pengabdian lima tahun Wakil Presiden (Wapres) RI ke-11, Prof. Dr. Boediono, M.Ec yang tanpa pamrih, sarat akan pujian dan kritikan telah berakhir. Sebuah dedikasi dan pengorbanan yang tulus telah dipersembahkannya bagi bangsa ini. Memang 5 tahun terasa singkat, tetapi berbagai program kerja yang lahir dari benak seorang pemimpin panutan ini telah berhasil dirasakan di setiap sendi kehidupan. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukannya, semua hanya untuk suatu keberhasilan yang muaranya adalah kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Pada 26 September 2014, sebuah wawancara terakhir telah dilakukan di Istana Wakil Presiden. Wawancara eksklusif yang hampir memakan waktu

30

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

1 jam ini memberi banyak ulasan yang mencerminkan pemikiran Boediono selama lima tahun melaksanakan pembangunan di negeri ini.


Memiliki jabatan Wakil Presiden (Wapres) adalah tanggung jawab yang amat besar dan berat karena mengemban amanat dari seluruh rakyat, bangsa, dan negara Indonesia. Bagaimana kesan-kesan serta suka duka Bapak selama menjabat sebagai Wapres mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Red: Presiden RI ke-6)? Kalau diinventarisasi suka dukanya selama lima tahun ini banyak sekali. Barangkali saya sampaikan saja secara umum. Setiap kehidupan itu ada suka dukanya. Dalam masa karier saya pun berbagai tahapan itu ada suka dukanya. Jadi secara umum saya tidak melihat bahwa tugas saya sebagai Wapres itu sesuatu yang berbeda sekali dengan apa yang saya lakukan sebelumnya. Jadi sukanya ada, dukanya ada. Dan terus terang saja, sebetulnya banyak suka atau kebanggaan. Bukan suka dalam arti saya bisa mendapatkan kesempatan untuk melakukan sesuatu pada tingkat yang sekarang ini. Jadi sebetulnya banyak rasa bangga dan senang. Senang karena ada kesempatan, bukannya duka juga istilahnya. Ini tantangan, kadang kala ada kritikan, hujatan, tapi itu tergantung yang menerima. Kalau sesuatu itu akhirnya saya anggap sebagai bagian dari pekerjaan. Jadi intinya

tidak ada yang sangat khusus. Jadi Anda semua nanti kalau naik ke pohon yang lebih tinggi akhirnya sama saja (Red: Semakin tinggi pohon semakin kuat hembusan anginnya, semakin tinggi jabatan seseorang semakin berat pula cobaannya). Tinggal kita sendiri melihat atau menerima suka dalam duka ini sebagai apa. Hubungan dengan Pak SBY bagus, Insya Allah sampai akhir masa jabatan saya (Red: 20 Oktober 2014). Jadi itu salah satu hal yang saya anggap sesuatu yang perlu saya syukuri. Dengan para menteri juga baik, saya tidak ada ganjalan yang berarti. Dalam pergaulan kerja, itu selalu ada yang tidak pas, ada yang tidak nyambung. Tapi itu lumrah (Red: wajar). Jadi sekali lagi tidak ada yang membuat saya suka atau duka karena berbeda. Biasa-biasa sajalah.

DOK. SETWAPRES >

Berbagai program strategis yang telah Bapak canangkan dan laksanakan seperti Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), Reformasi Birokrasi, pengentasan kemiskinan melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan, jalan tol, bandar udara, pelabuhan, dan rel kereta api, apakah seluruhnya sudah selesai dan berjalan sesuai rencana?

Ada yang sudah, ada yang belum. Ada yang rencananya pas, ada yang meleset juga karena realita di lapangan bisa berbeda. Hal-hal yang Anda sebutkan tadi kemajuannya sebetulnya cukup berarti. Penuntasannya ada yang harus diselesaikan dengan pekerjaan tambahan, misalnya di bidang reformasi birokrasi. Ini tugas yang tidak akan ada akhirnya, jangka panjang, membutuhkan kesabaran, ketekunan untuk memperbaiki tahap demi tahap, aspek demi aspek kehidupan birokrasi kita ini. Jadi apa yang saya dan teman-teman para menteri dan para pejabat laksanakan selama lima tahun ini baru satu penggal saja (Red: Program Reformasi Birokrasi), tidak akan selesai, tapi ada hal yang telah kita letakkan sebagai landasan untuk dilanjutkan dan ditingkatkan di kemudian hari oleh pemerintahan yang akan datang.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

31


TERIMA KASIH PAK BOED Menyingung pernyataan Bapak bahwa ada program-program yang sebagian belum selesai dan sudah selesai. Seperti program Kurikulum 2013 yang merupakan program di bidang pendidikan yang sangat bagus. Tetapi dilapangan, masyarakat masih banyak yang kurang puas. Mungkin ke depannya apa yang kira-kira perlu dilanjutkan oleh pemerintahan yang akan datang? Kurikulum 2013 ini sekali lagi hasil kerja banyak orang, teman-teman dari Kemendikbud juga. Saya mendorong. Kalau dari sisi substansi sebenarnya tidak ada masalah. Apa yang kita ingin berikan dalam kurikulum 2013 ini sesuatu yang sesuai dengan tren pendidikan, pengajaran di banyak negara sekarang ini, membuka ruang untuk kreatifitas, pembentukan pribadi untuk melakukan sesuatu yang terkait langsung dengan dunia nyata, dengan alam. Hal-hal seperti ini kita tahu belum terakomodasi dalam kurikulum yang lama. Oleh sebab itu, ini mulai dibuka semua. Nah, ini memang suatu langkah lompatan, lompatan dalam arti bukan hanya kita harus merombak secara logistik, tetapi banyak sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), merombak dalam arti cara mengajarnya, bahannya, tetapi juga merombak mindset (pola pikir). Ini yang lebih penting. Bukan fisiknya tetapi pola pikirnya, terutama dari para guru. Nah ini memakan waktu. Memang sudah dilakukan pelatihan dan sebagainya, tetapi itu hanya langkah kecil awal. Langkah selanjutnya adalah suatu proses nanti. Di mana guru itu sudah dapat merasakan nanti. Oh ya peran saya dalam mengajarkan kurikulum yang baru ini begini. Ini hanya bisa didapatkan dalam praktek, dalam proses dia mempraktekkan nanti. Saya kira masalah yang dikomplain sekarang itu misalnya masalah distribusi buku. Memang ini ada hal-hal di lapangan yang harusnya untuk putaran berikutnya diperbaiki. Nanti untuk tender berikutnya, untuk cara mendistribusikannya ke sekolah-sekolah harus diperbaiki, tetapi ini sebetulnya pekerjaan besar. Kita itu mendistribusikan kalau tidak salah 253 juta buku ke 250 ribu sekolah. Ini pekerjaan raksasa memang. Kalau kita mengatakan kok ada bolongnya. Ya betul, memang pekerjaan besar.

32

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

Tetapi kalau kita mengatakan sudahlah jangan di lakukan dulu, salah itu, salah sekali. Harus berani dengan segala kekurangannya harus kita gulirkan. Kalau kita tetap hanya dengan cara pilot project, hanya dengan beberapa ribu itu saja, enggak ada dampaknya nanti. Jadi dampaknya akan besar kalau ini dilakukan secara skala besar, meskipun kita tahu ini ada hambatan-hambatan yang luar biasa. Ya itu, kita lihat saja hambatannya apa, kita tangani. Di sini memang peran dari semua, bukan hanya Dikbud, Mendikbud, Kemendikbud, Kemendagri, tetapi juga semua stakeholder dari semua komunitas pendidikan kita ini. Di daerah, terutama SD sampai SMA tanggung jawab daerah. Jadi memang daerah harus aktif, sekarang itu belum bangun semua. Daerah itu masih banyak yang menunggu. Ada yang sudah maju, proaktif, ada yang nunggu. Jadi ini sekali lagi, pola pikir untuk mengubah gurunya, muridnya. Kalau gurunya sudah gelinding caranya, muridnya akan ikut, orang tua juga harus ikut. Nanti akan ada kegiatan-kegiatan yang menyangkut keluarga dan sebagainya, kemudian pemerintah daerah. Tapi kalau dilihat apa yang kita lakukan, sudah betul, kiita harus perbaiki yang belum.


Untuk Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang merupakan program yang belum selesai juga, tetapi masyarakat sudah merasakan manfaatnya. Menurut pendapat Bapak, untuk ke depannya bagaimana Puskesmas sebagai penjaga gawang, dapatkah memberikan pelayanan yang paripurna? Ini satu lompatan lagi loh. Lompatan di bidang kesejahteraan sosial, selain pendidikan suatu lompatan dari segi kurikulum pengajaran, ini lompatan besar. Kita melompat ke suatu tataran di mana jaminan kesehatan terbuka bagi semuasekarang. Prinsipnya itu terbuka bagi semua warga negara Indonesia. Ini lompatan dari sesuatu yang dulunya ada batasbatas yang hanya parsial sekali. Banyak sebelum ini dibuka yang tidak punya akses terhadap pelayanan yang paling dasar yang ada di puskesmas dan sebagainya. Tetapi sekarang sistemnya jaminan, artinya dijamin bayarnya, kalau yang miskin enggak bayar malah. Jadi ada jaminan pasti sekarang itu, hak untuk itu. Tetapi masalahnya ini lompatan besar sehingga kalau kita lihat jumlah mereka yang terdaftar sebagai peserta JKN itu sudah 120 juta lebih. Itu suatu lompatan, dan itu bisa kita lihat dari berbagai antrean di berbagai pusat pelayanan kesehatan, baik yang primer apalagi yang di sekundernya. Itu kelihatan mulai banyak antrean, banyak waktu yang harus diberikan bagi para pasien untuk mendapatkan pelayanan. Sebelumnya jumlah mereka yang punya akses tidak banyak, artinya tidak sebanyak sekarang. Nah oleh sebab itulah maka ada ketimpangan, sekarang antara mereka yang butuh pelayanan atau demand (permintaan)-nya dan kemampuan dari pusat-pusat pelayanan yang untuk melayani, supply (persediaan)nya. Jadi permintaannya melonjak dengan adanya sistem baru ini, universal coverage. Kayaknya ada celah yang mendadak menganga dalam waktu singkat ini, jawabnya memang harus ada peningkatan dari persediaan secara bertahap. Jadi kalau ada komplain, dulu lebih mudah enggak perlu antri banyak. Itu karena memang dulu beliau-beliau ini yang sudah dapat kemudahan ini, tidak ingat bahwa ada yang belum mendapat kemudahan ini. Sekarang dibuka. Ya ini memang lompatan besar dan ini adalah sistem modern, sistem untuk negara modern untuk jaminan kesehatan itu tentu seperti ini. Belum pas juga, artinya baru sekitar dibenahi sedikit-sedikit, tetapi kua sistem ya seperti inilah yang ada di negaranegara modern. Tinggal nanti kita harus benahi.

persediaannya dibenahi, lalu koleksi dari preminya harus benar, ngitungnya harus benar, paketnya harus mulai makin tajam. Paket pelayanannya kalau terbuka sama sekali mestinya harus ada yang nanggung. Yang nanggung siapa? Ya APBN nanti, kuat enggak APBNnya. Kalau enggak kuat ya harus kita sesuaikan, preminya harus kita sesuaikan, jangan murah sekali,bebannya hanya menggeser saja ke APBN. Jadi harus ada imbangan-imbangannya. Lompatan besar ini, ke depan saya kira sisi persediaannya harus kita tingkatkan. Penyesuaian dengan baik, apa layanan yang harus atau sisi persediaan yang diberikan oleh negara dan sisi persediaan yang merupakan keikutsertaan swasta. Ini penting, yang pas itu bagaimana, supaya swasta juga ikut. Jadi waktu rapat dengan bapak-bapak di sini, swasta tidak menjadi free rider, artinya hanya dapat yang dagingnya tapi enggak mau tulangnya. Hal seperti ini harus kita benahi. Tetapi keikutsertaan swasta harus untuk sisi persediaannya. Itu penting. Jadi harus ada pencegahan yang pas, swasta berminat dan tidak rugi. Tetapi juga jangan berlebihan nanti bebannya juga pada APBN. Peserta juga harus dibebani. Premi sekarang sekian berapa, itu kalau yang Rp. 19.200, kita lihat juga. siapa yang harus membayar. Nanti makin lama harus kita sesuaikan, yang mampu bayar, membayar. Selain itu, ya perbaikan sistemlah nanti ke depan. Tetapi sekali lagi, ini batu pondasi yang diletakkan oleh pemerintah sekarang ini, nanti dibangun yang lebih baik. Tanpa kita berani melakukan ini, sekali lagi seperti tadi, kita takut-takut saja, enggak mungkin maju menuju ke masyarakat modern. Di bidang jaminan kesehatan, di bidang jaminan tenaga kerja tahun depan. Nah ini lompatan-lompatan juga, tetapi mesti hati-hati, hati-hati sekali. Kalau kita keliru ngitung-ngitungnya, maka bebannya kembali kepada APBN. Jadi masalah kesinambungannya nanti terhenti. Itu yang bahaya kalau tidak hati-hati.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

33


TERIMA KASIH PAK BOED Bagaimana pandangan Bapak dalam hal mengukur keberhasilan kinerja dari suatu instansi atau lembaga yang selama ini sudah berjalan? Ukurannya? Ukurannya memang dari outcome dan outputnya. Outcome dan outputnya ini bisa merupakan hasil pelayanan yang langsung sampai ke masyarakat. Jadi ada instansi yang punya loket yang langsung melayani masyarakat, ada instansi yang outcomenya tidak langsung ke masyarakat tetapi merupakan input dari instansi lain, atau input untuk mengambil keputusan atau kebijakan. Ini penting juga. Jadi output dari suatu lembaga itu tidak harus semuanya menjangkau masyarakat umum, tetapi hasilnya bagaimana, misalnya di bidang keuangan yang tidak semuanya punya loket langsung ke masyarakat. Tetapi bagaimana menelurkan suatu keputusan publik yaitu kebijakan yang bagus. Kualitas dari keputusan publik ini biasanya hasil dari outcome dari banyak orang, dan inilah ukurannya harus dilihat dari situ. Jadi, kalau saya secara umum saya katakan, kinerja dari suatu instasi itu diukur dari kepuasan masyarakat dalam hal pelayanan instansi, bagi instansi yang

punya loket langsung. Tetapi bagi instansi yang tidak mempunyai loket langsung, indikatornya adalah apakah keputusan publik, kebijakan yang dihasilkan itu kuaitasnya meningkat atau tidak. Kalau masih ngaco saja, buat SK Menteri yang tabrakan dengan yang lain dan bahkan merusak keadaan, itu artinya belum bagus. Artinya, kalau itu makin baik, makin sinkron, bukan hanya dengan pihak di dalam instansi itu sendiri, tetapi dengan pihak di luar instansi sebagai suatu kesatuan birokrasi yang menelurkan keputusan atau kebijakan publik. Di sana harus diukur. Saya kira itu sudah ada upaya untuk mengukurnya. Kualitas pelayanan itu saya kira sudah mulai berjalan di sini. Publik ditanya ini makin puas enggak, tapi juga kualitas kebijakan publik ini juga harus ada. Termasuk tentu masalah apakah keuangannya makin baik, aspek pengelolaan keuangan yang bagus atau enggak, efektif atau tidak, tidak ada korupsi dan sebagainya. Ini juga perlu kita lihat. Sebagai indikator kemajuan dari suatu instansi publik.

Kita sama-sama mengetahui dalam beberapa bulan ini, Indonesia memasuki Komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebagai ahli ekonomi, bagaimana pandangan Bapak terhadap kesiapan masyarakat Indonesia khususnya pemerintah dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean ini, terutama dalam bidang kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia dan daya saingnya. Kemudian apakah regulasi yang telah dibuat oleh pemerintah saat ini mampu mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN ini kesepakatan waktu itu. Kita sudah sepakat. Jadi mestinya kita upayakan untuk memenuhi komitmen kita, tapi juga sekaligus menyiapkan diri kita jangan sampai dampak negatif yang tidak terpikirkan dulu kemudian menjadi realita. Barangkali kalau memang kita ingin dipercaya di dunia internasional, komitmen yang kita berikan harus kita upayakan, kita penuhi sebaik mungkin. Jadi intinya apa yang sudah tercantum itu kita harus upayakan, kita penuhi. Tapi dalam proses ini, memang menurut saya masih banyak hal-hal yang perlu kita siapkan. Waktunya memang pendek tetapi itupun tidak harus

34

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

kita tuntaskan pada 2015. Ini’kan suatu proses. Jadi kita bisa menyiapkan diri kita. Ada bagian-bagian, bidang-bidang yang barangkali harus kita kejar persiapannya, ada yang sudah siap. Ada yang sudah siap di bidang-bidang yang kita memang sudah terbiasa dengan berinteraksi dengan luar, bidang ekonomi dan perdagangan, segmen-segmen tertentu itu enggak ada masalah untuk kita, tetapi bidang-bidang yang baru kita harus siapkan. Tetapi jangan sampai kita lupa pada komitmen itu. Itu enggak baik, kita upayakan semaksimal mungkin. Dengan komitmen ini, komitmen negara, jadi pada akhirnya ada kepercayaan negara lain pada kita.


Masyarakat memberi apresiasi positif terhadap program yang telah dilaksanakan tadi, yang merupakan inisiatif dan di bawah kendali Bapak. Akan tetapi kami melihat Bapak seperti tidak mau mengakui bahwa pekerjaan-pekerjaan tersebut adalah hasil jerih payah Bapak sebagai Wapres. Bagaimana pendapat Bapak tentang hal tersebut? mungkin itulah saya, saya kira dari dulu saya begitu, enggak berubah sejak jadi dosen sampai sekarang. Saya sudah terbentuk oleh keadaan pada masa-masa pembentukan saya waktu itu, saya sulit untuk berubah. Jadi barangkali enggak ada yang istimewa. Itulah saya.

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Saya merasa apa yang telah kita capai, kita selesaikan di sini maupun di forum lain, itu hasil kerja dari banyak orang. Kalau saya mengatakan, saya mengklaim bahwa saya yang paling berjasa, itu tidak cocok. Saya kira Anda juga demikian. Jadi mengaku kredit yang bukan haknya itu bukan sesuatu yang enak menurut saya. Barangkali

Apa pesan dan harapan Bapak untuk pemerintahan selanjutnya terkait dengan berbagai program kerja yang telah Bapak laksanakan, khususnya keberlanjutan dan kesinambungannya? Sudah ada pertemuan saya dengan tim transisi. Saya menyampaikan beberapa poin. Itupun tentu tergantung pemerintahan yang akan datang. Mau diubah, mau diarahkan kembali kemana, atau bahkan mau di drop (Red: hilangkan) itu terserah. Tetapi ada beberapa hal yang saya sampaikan, yang sudah dipublikasikan juga. Intinya ada hal yang barangkali menurut saya patut dilanjutkan, misalnya masalah penanganan kemiskinan. Ini sangat banyak terkait dengan kantor kita di sini. Itu menunjukkan hasil-hasil yang baik, paling tidak dari segi peletakan dasar untuk pengambilan keputusan yang lebih baik, termasuk sasaran-sasarannya yang lebih baik. Memang kalau kita lihat data yang sekarang, penurunan kemiskinannya itu

makin melambat, karena berbagai sebab. Tapi meletakkan suatu perbaikan dari sistem pengambilan keputusan, saya kira sudah kita letakkan dan saya harapkan apa yang sudah ada ini dilanjutkan dan ditingkatkan. Itu mengenai kemiskinan. Birokrasi sudah saya sebutkan, bahwa kita mencoba lima tahun ini meletakkan beberapa landasan lebih lanjut. Kalau yang lain, infrastruktur, ini sedang berjalan, tidak bisa kita stop, bahkan harus ditingkatkan. Banyak sekali yang perlu dilanjutkan, dan saya yakin pemerintah yang akan datang melihat itu.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

35


TERIMA KASIH PAK BOED Setelah nanti Bapak tidak menjabat menjadi Wapres, apa rencana Bapak ke depan. Apakah tetap berkontribusi di pemerintahan atau berkontribusi di bidang akademis kembali? Jelas saya ingin melakukan hal yang bermanfaat. Apakah itu di dalam pemerintahan tentu tidak secara aktif karena saya sudah sampai pada akhir perjalanan karier aktif. Tapi secara langsung atau tidak langsung, maupun cara-cara yang lain, tentu tetap akan saya berikan apa yang bisa saya berikan untuk kita semua, untuk bangsa ini.

DOK. SETWAPRES >

Apakah dalam bentuk di bidang akademis atau di luar itu, saya belum memutuskan sekarang. Tapi seperti yang Anda ketahui saya berasal dari dunia akademi, pasti saya akan menyisihkan kembali waktu saya untuk itu, dan juga saya akan melakukan hal-hal yang lain.

Kemarin sewaktu mewawancarai Ibu Herawati Boediono, Ibu sedikit curhat. Sebagai wanita sebenarnya suka belanja, tetapi semenjak dengan Bapak terbawa menjadi sederhana dan membeli hanya yang perluperlu saja. Bapak’kan sebenarnya mampu untuk membeli apapun juga. Apa yang membuat Bapak itu sangat berhati-hati atau artinya membeli yang perlu saja. Apakah karena Bapak seorang ekonom? Sebelum jadi ekonom saya enggak punya duit berarti. Jadi harus berhati-hati. (tertawa). Begini ya, ini cara hidup ini, saya juga ditanya di tempat lain. Kita ini terbentuk oleh hidup kita sewaktu kecil sampai dewasa, dan situasi zaman saya kecil sampai setengah dewasa, sampai dewasa. Itu zaman sulit waktu itu. Indonesia zaman sulit. Jadi kalau kita membuang makanan segala, itu lihatnya enggak enak, dosa. Karena waktu itu harga beras saja

mahal. Telur waktu itu, anak-anak enggak pernah lihat telur itu bulat. Biasanya lihat telur itu seperempat atau seperberapa,zaman waktu itu begitu. Kita hidup dalam suasana yang membentuk perilaku kita. Akhirnya terbawa. Ibu ini sebetulnya enggak perlu komplain’ kan, karena beliau itu terbentuk zamannya zaman saya juga. Keluarganya saya tahu bagaimana (tertawa). Jadi beliau memang terbentuk sendiri dengan situasi untuk jangan boros. Saya kira itu karena masa muda beliau juga, bukan karena pengaruh saya.

Kalau ke anak-anak, Bapak juga melakukannya? Nah ini, sekarang itu lebih sulit untuk membuat anakanak hemat seperti kita, seperti saya pada zaman itu, karena situasinya lebih longgar dan Indonesia sekarang itu katakan saja telur contohnya. Sekarang anak diberi telur, diberi satu pun enggak mau. Dulu rebutan satu itu dibagi. Jadi itu sebagai salah satu contoh di mana kemajuan membawa suatu suasana yang memang memerlukan

36

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

respon, Respon budaya ini ya. Saya tidak tahu anak-anak saya kayaknya biasa-biasa saja tidak ada yang terlalu boros. Meskipun dibandingkan zaman saya susah, boros anak-anak ini. Seminggu 3 kali makan Kentucky Fried Chicken, itu sudah mewah zaman dulu. Tetapi mungkin caranya ya, mereka hanya melihat kita saja, ya hidupnya seperti itu. Cara hidupnya mestinya mereka menangkap dari situ memang, lalu ada pengaruh dari lain-lainnya.


Bapak itu tidak pernah kelihatan marahnya, selalu positive thinking, tidak pernah menyalahkan. Apa resepnya hingga Bapak dapat mengendalikan diri, mengendalikan emosi dengan sebaik-baiknya?

DOK. SETWAPRES >

Ya kita sendirilah, Anda sendiri melakukan praktek. Memang akhirnya kembali kepada praktek, interaksi dengan rekan-rekan Anda, interaksi dengan anak buah. Ini enggak ada di dalam teori-teori, tetapi yang benar prakteknya bagaimana. Dan akhirnya orang itu’kan sambung rasa tidak hanya dengan rasio, tetapi paling mendasar sambung rasanya dengan hati. Ya itu belajar saja ke sana, tetapi enggak ada resepnya.

Bagaimana pandangan Bapak tentang media sosial sekarang ini, seperti twitter dan sebagainya? Apa peranannya bagi pemerintah? Media sosial ini realita. Jadi kita harus menerima sebagai suatu kemajuan dalam bidang teknologi kehidupan komunikasi, terutama dalam kehidupan manusia. Seperti teknologi-teknologi yang lain harus kita terima, karena ini dampak akhirnya akan positif, tiap kemajuan teknologi. Tetapi memang ada dampak sisi negatifnya yang harus kita olah. Jadi apa yang perlu kita respon di sini adalah mencoba melihat penerapannya dari waktu ke waktu bagi instansi kita terutama. Apa yang kita perlukan bagi kita pribadi juga barangkali, tapi ini adalah salah satu teknologi yang nantinya akan merombak cara tata komunikasi antar manusia. Jadi di bidang politik, ekonomi, yang saya maksud itu, bisa merombak kemana-mana. Bidang sosial jelas, bidang pelayanan dan sebagainya. Contoh sekarang ini kalau kita pandai untuk menggunakan media sosial bisa meningkatkan kinerja kita dengan baik. Jadi apa yang bisa kita lakukan itu dilihat di konteks institusi kita dulu apa. Misalnya di kantor Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), di kantor Setwapres ini apa yang bisa

dilakukan. Banyak saya kira untuk menyebarkan apa, untuk menampung apa. Bagusnya, media sosial itu’kan interaktif. Jadi seperti ngomong saja. Dulu itu satu arah, nunggu sampai satu bulan dua bulan, kembali-kembali baru tahu. Sekarang real time. Kita seperti ngomong antara seperti kita ini. Itu suatu hal yang mengubah perilaku kita semua, termasuk pejabat-pejabat harusnya menyesuaikan. Ini harus dibuka, menurut saya harus dibuka. Bagi pejabat untuk mendapatkan informasi dari masyarakat, bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dari negara, dari pemerintah. Kalau ini makin lancar, ya semakin bagus, semakin gratis, semakin transparan, seharusnya makin kurang penyimpangan-penyimpangan, harusnya. Semuanya bagus kok, yang negatifnya ada, orang yang tidak bertanggung jawab ngomong, yang tidak bertanggung jawab pula pada akibatnya, ya ini anomali saja. Caranya harus dicari bagaimana mengatasinya, mungkin bukan dengan aturan umum tetapi dengan sanksi sosial.

Nanti bila sudah tidak aktif sebagai Wapres, Bapak akan aktif dengan follower Bapak di twitter? Oh ya. Saya akan lebih langsung. Memang terus terang sampai saat ini saya selalu menyampaikan itu lewat teman-teman. Tapi kata-kata atau pesannya itu, pesan

saya. Tetapi nanti akan saya coba lebih banyak lagi berinteraksi. Follower saya berapa? 400 ribu ya.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

37


TERIMA KASIH PAK BOED Bagaimana kesan-kesan Bapak terhadap staf-staf Bapak yang telah berusaha memberikan yang terbaik dalam membantu Bapak selama ini? Begini ya, bagus ini pertanyaannya. Saya itu lima tahun itu merasa cepat sekali. Saya kira, saya katakan tadi antara suka dan duka. Itu banyak suka dalam arti luas tadi ya, rasa bangga, rasa senang. Kita bisa mengatasi sesuatu masalah. Jadi kuncinya menurut saya adalah saya mempunyai tim yang bagus, “good team”. Yang didukung oleh teman-teman yang setiap Jumat itu ketemu di sini. Ini kuncinya mengapa kita bisa menyelesaikan berbagai hal, itu karena ada komitmen dari teman-teman yang sangat dekat membantu saya dan nampaknya ini efektif karena komunikasinya dua arah, bukan saya memberi komando ini.. ini.. ini.. Jadi kalau Anda melihat, pernah merekam. Setiap Jumat itu diskusinya ramai, saya lebih senang memang mendengar, sebelum saya memberi komando, mendengarkan dulu karena teman-teman, tim yang di sekitar saya itu mempunyai keahlian yang mendalam di bidangnya masing-masing. Jadi kalau saya sudah memberi komando tanpa mendengarkan ‘kan aneh. Artinya saya sok tahu semuanya, ternyata tidak. Enggak mungkin saya tahu semuanya, jadi the art of listening (seni mendengarkan) itu salah satu yang ada pada kami dari kita semua, dari tim ini untuk bisa berinteraksi, akhirnya sampai pada suatu kesepakatan atau kesimpulan yang baik bagi keputusan. Di bawah lagi, saya merasakan Anda semua membantu saya. Saya terima kasih sekali. Di luar yang Jumat’an itu banyak yang saya dapatkan tentu dengan komandonya, komandan utamanya beliau ini pak Ses (sambil menunjuk ke Arah Sekretaris Wapres Mohamad Oemar). Tapi misalnya saja program untuk penghematan, penghematan listrik, air kalau tidak ada rasa untuk ikut serta dari Anda-anda semua, ya enggak jalan. Ini harusnya sebagai contoh di mana

instansi pemerintah sudah bisa menurunkan anggaran untuk listrik dan lain-lain. Kecil memang, skala kecil, tetapi itu menunjukkan bahwa komitmen ini merata sampai ke bawah. Bukan hanya ngomong di atas saja, bukan hanya slogan. Sebetulnya ini seharusnya masuk dalam reformasi birokrasi, dan mendapatkan piagam atau yang lain-lain. Anda semua saya anggap sangat membantu saya, enggak ada yang memberikan masalah yang terlalu besar. Saya lihat Anda semua bekerja sesuai dengan apa yang harus dikerjakan. Saya harapkan nanti Anda semua makin memperbaiki kinerja kantor ini, kantor yang strategis, sangat strategis. Kalau kinerjanya bagus dampaknya itu melebar kemana-mana. Kinerja ini termasuk memberikan persiapannya, input dari bawah apapun, untuk melaksanakan monitoring yang baik, yang benar-benar objektif dan berguna nanti untuk pengambilan keputusan. Kemampuan Anda semua untuk meningkatkan diri, untuk komunikasi itu penting sekarang ini. Kaitannya dengan sosial media. Anda semua nanti kedepannya itu tidak lagi hanya menulis laporan, disampaikan. Tapi pasti nanti ada demand (permintaan) untuk makin komunikatif kepada sesama. Sekarang itu di manamana tidak hanya di sini, pokoknya tugas saya ini, udah ini. Nanti yang dibutuhkan suatu kantor yang efektif itu komunikasi pelateral dari semua karyawan. Hingga nanti menimbulkan hasil yang kolektif yang bagus. Yang kurang, birokrasi kita itu komunikasi, interaksi antar bagian. Nantinya harus dihilangkan sekatsekat itu, jadi semuanya seakan-akan itu bekal ya. Apa istilahnya.. direct functional. Makin banyak arus fungsional, jangan struktural, seperti kantor ini harus banyak bersifat fungsional.

Adakah pesan dan harapan Bapak terhadap seluruh masyarakat jajaran aparatur, serta masyarakat Indonesia seluruhnya, setelah nanti Bapak tidak lagi menjabat sebagai Wapres? Harapan saya terutama instansi-instansi pemerintah makin baik kinerjanya, berbenah diri lebih baik karena itu merupakan ‘kunci’. Aparatur pemerintah itu dalam membangun Indonesia ini ‘kunci’. Saya kemarin

38

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

sebutkan ini bisa menjadi pendorong, tetapi bisa juga menjadi penghambat. Sudah banyak yang kita lakukan di dalam perbaikan kinerja birokrasi, tinggal dilanjutkan saja nanti. Kalau kepada masyarakat, saya kira kita


semua inginkan masyarakat kita makin mampu untuk melaksanakan demokrasi kita dengan lebih baik lagi, dan saya tahu kalau melihat hasil dari pemilu, masyarakat kita itu cukup mampu berdemokrasi, tinggal sisi supply (persediaan)-nya, sisi demand (permintaan)-nya. Sisi supply-nya itu adalah orangorang yang perlu dipilih ini, yang kualitasnya harus

makin tinggi. Pemilihnya sudah cukup siap, tapi yang dipilih ini makin banyak pilihannya yang makin baik. Nah ini adalah proses demokrasi dari sisi supply-nya. Pada sisi partai-partai harus menyediakan, menyiapkan kader-kader yang lebih baik untuk dipilih. Kalau itu bisa berjalan, ya bagus.

Apa kesan Bapak dari sekian banyak majalah MERSELA yang telah terbit, dan pesan Bapak untuk kami (Redaksi) khususnya sebagai pengelola agar kedepannya menjadi lebih baik lagi? Saya mempunyai kesan bahwa MERSELA dibanding lima tahun yang lalu makin bagus, makin baik dari formatnya, tapi isinya juga makin berbobot menurut saya. Saya inginkan nanti untuk Anda semua, untuk mengembangkan lebih lanjut. Sesuatu kegiatan itu harus punya misi. Misi itu bayangan kedepan maunya apa sih. Tidak hanya menerbitkan, lalu 3 bulan lagi mencari bahan untuk diterbitkan. Buat misi, misnya apa, rumuskan. Misi dari MERSELA menurut saya, bisa membentuk suatu budaya.

Harapan saya makin banyak darah segar baru, anakanak kita yang akan memperkuat Sekretariat Wapres ini. Anda semua saya harapkan nanti bisa maju karier Anda, kerja yang baik, tekun, Insya Allah maju semua nanti. Oke selamat bekerja, terima kasih.

DOK. SETWAPRES >

MERSELA fokusnya pada kita, tapi juga kita berikan pada instansi lain. Bagaimana membentuk budaya yang baik di sini, budaya kerja. Mungkin barangkali ini misi, tapi nanti Anda semua yang memutuskan misi besarnya dari MERSELA. Tidak hanya meramu bahan kemudian disebarkan, tetapi harus ada tujuannya. Kalau ini bisa menimbulkan suatu interaksi yang saya katakan tadi, interaksi di antara para karyawan lebih baik lagi, maka output kinerja dari instansi ini makin lebih baik.

Tadi Anda sebutkan mengenai teknologi baru ya. Saya kok punya bayangan ke depan ini, majalah seperti ini harusnya bergerak kepada tahap yang interaktif ya. Online, dalam arti bisa berinteraktif dengan konstituen Anda, tidak hanya satu arah. Memang itu akan tetap ada ya, tetapi kalau nanti ada tambahannya sebagai alat untuk mencapai misi Anda tadi, online ya yang interaktif dengan konstituen Anda, para pembaca. Itu bisa meningkatkan kemampuan mereka, semacam wahana pendidikan juga. Pendidikan, terus pelatihan, kemudian misi. Menyampaikan misi, kebijakan tetapi juga membuka untuk training. Mungkin bisa banyak itu yang bisa dilakukan.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

39


TERIMA KASIH PAK BOED

Mendampingi dengan Setia

Menyampaikan selama

pengalamannya

mendampingi

Wapres

ke-

11, Prof. Dr. Boediono, M.Ec., dalam setiap langkah kerjanya, Hj. Herawati Boediono, sosok wanita yang selalu tampil

dan

ramah

ini

DOK. SETWAPRES >

menuturkan dalam sebuah wawancara yang penuh dengan keceriaan pada 24 September 2014.

Sejak 2009 sampai 2014 Bapak Boediono telah menjadi Wakil Presiden, dan sebentar lagi tidak menjabat lagi. Bagaimana pengalaman Ibu selama menjadi istri seorang Wakil Presiden?

Kembali ke masa lalu. Saya tahu Pak Boediono itu sejak kecil, tahu keluarganya. Kami ’kan tetangga, dan dia teman saya sejak kecil. Waktu itu dia tidak banyak bicara. Itu yang paling saya kenang. Sejak kecil memang diam. Kalau ketemu paling menyapa ‘darimana’. Itu saja pertanyaannya, (tertawa). Habis itu ya sudah diam. Jadi dari dulu Bapak (Red: Bapak Boediono) memang sudah pendiam. Enggak banyak ngomong. Ya ngomong tetapi enggak banyak. Banyak yang baru, sebelumnya belum pernah jalani terutama dikawal Paspampres. Seumur-umur sekarang dikawal.

yang saya oleh baru

Bagaimana perasaan Ibu dikawal seperti itu?

Campur-campur. Ada senangnya, ada tidaknya. Senangnya bebas macet. Selalu bisa dihitung waktu tempuh dari satu tempat ke tempat yang dituju. Enggak enaknya, ya itu enggak bisa belok-belok. Misalnya, saya mau ubah, mampir ke sana dulu, itu enggak bisa. Apa yang dulu sering saya lakukan, seperti menjemput teman, sudah enggak bisa. Dulu kalau saya pergi ke acara enggak pernah sendiri, saya selalu mencari teman. Saya menjemput dulu atau saya dijemput dulu. Sekarang ’kan enggak.

Apakah Ibu masih sering berhubungan dengan teman-teman?

Oh masih terus. Karena saya sadar bahwa jabatan ini tidak seumur hidup. Saya akan kembali seperti dulu.

Kapan biasanya berkumpul dengan teman-teman?

Ya kalau saya di Yogya. Ketika saya berada di Yogya, saya telepon mereka, nanti mereka yang datang. Saya sudah enggak bisa bertemu teman saya satu persatu lagi, jadi mereka yang datang. Kalau saya pulang ke Yogya, teman-teman selalu ada yang datang karena saya kabari.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

DOK. SETWAPRES >

Bisa diceritakan bagaimana Ibu bertemu dengan Bapak Boediono? Dan apa yang membuat Ibu menyukai Bapak?

40

sederhana


Pengalaman apa yang paling berkesan selama mendampingi Bapak?

Buat saya bahwa saya harus menjadi contoh. Itu yang paling saya ingat, baik kata-kata saya maupun perilaku saya, hanya itu. Bahwa saya harus menjadi contoh, menurut selera saya karena setiap orang mempunyai selera sendirisendiri, ya ’kan? Pasti selera saya ada yang menyenangi dan ada yang tidak menyenangi, itu pasti. Tapi dalam hati saya, saya ingin menjadi contoh yang lebih baik, hanya itu, menurut selera saya. Misalkan kalau ngomong ya jangan seenaknya, pada waktu makan malam, pada waktu acara-acara kumpul dengan orang-orang banyak. Kalau ngomong harus mengingat perasaan orang lain. Saya berusaha untuk tidak menyakiti orang lain. Andaikan itu terjadi, toh itu karena tidak sengaja. Saya tidak ingin menyakiti siapapun, hanya itu

Apakah ada perbedaan ketika mendampingi Bapak sebelum menjadi Wapres dan setelah menjadi Wapres?

Di setiap posisi itu masing-masing mempunyai plus dan minus. Jadi sama. Di semua posisi itu sama. Ada enak dan ada tidak enaknya.

Apakah ada pesan untuk para istri pejabat yang sekarang sedang mendampingi para pejabat di Indonesia?

Tidak, karena setiap orang mempunyai selera sendiri-sendiri. Saya hanya pesan kepada semua saja, pejabat atau tidak, secara bersama-sama atau sendirisendiri menurut seleranya, mari kita mendukung program, baik program pemerintah maupun swasta, mendukung asal itu tujuannya untuk kebaikan Indonesia.

Bapak itu kan dikenal sangat sederhana, bagaimana ibu melihat kesederhanaan Bapak selama ini?

Saya tidak tahu itu sederhana apa bukan, karena sejak dulu ya begitu itu. Enggak ada perubahan. Ya sejak saya menikah sampai sekarang, Bapak ya begitu itu. Begitu itu sederhana atau bukan, saya enggak tahu.

Bagaimana ibu mengimbangi kesederhanan Bapak tersebut?

Kebetulan pikiran kita sama. Malah yang sedikit enggak stabil itu saya. Kadangkadang kita sama-sama tahu ada barang yang indah. Kemudian saya ajak Bapak untuk membeli. Tetapi ia selalu berkata, “memang kamu perlu barang itu, kalau enggak perlu enggak usah, kalau perlu ya beli aja. Walaupun saya ingin beli, ya enggak jadi beli (tertawa).

Jadi harus pintar-pintar menahan keinginan juga ya, Bu?

Oh iya menahan terus. Misalkan saja ada barang indah. Saya bilang ke Bapak, “kursi itu bagus loh, yuk kita ganti kursinya”. Kemudian Bapak menjawab: “memang kursinya sudah jebol?” Saya balas, “ya belum, kapan jebolnya? (tertawa). Kalau misalkan memang perlu walaupun mahal, boleh. Tapi walaupun murah kalau tidak dibutuhkan, Bapak akan bilang “apa sudah jebol?” Pokoknya apa memang harus diganti. Kadang-kadang perempuan itu sama juga. Alamiah loh kalau ingin barang bagus itu. Semua orang ingin barang bagus. Mana ada yang mau barang jelek? (tertawa).

Apakah anak-anak juga mengikuti Pak Boediono seperti itu?

Yang saya lihat, anak-anak itu hemat. Itu saja. Kalau perasaannya, saya tidak tahu ya. Kalau ingin beli terus ditahan, itu saya enggak tahu ya. Ya itu hemat yang saya lihat. Dihitung. Mungkin karena gajinya pas-pasan ya semua pada hemat.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

41


Apa rencana Ibu setelah Bapak tidak menjabat sebagai Wapres?

Pertama, yaitu beres-beres. Pindahan ini membutuhkan waktu lama saya kira. Kedua, setelah itu kita istirahat sebentarlah. Umur kita sudah 70 tahun lebih. Harus ada istirahat sebentar, setelah itu belum tahu. Tapi yang jelas beresberes, istirahat jangan mengerjakan yang berat-berat dulu.

Rencana istirahatnya di mana bu?

Ya di Yogyakarta dan di sini (Red: Jakarta). Di Yogya ada rumah kita, di sini ada anak-anak dan cucu.

Selama mendampingi Bapak, Ibu juga sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas). Adakah waktu khusus untuk bermain dengan anak dan cucu?

Ya di Yogya, di sini. Di Yogya rumah kita, di sini ada anak-anak dan cucu.

Selama mendampingi Bapak, Ibu juga sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas). Adakah waktu khusus untuk bermain dengan anak dan cucu?

Ada, sore dan malam sebelum tidur. Kalau sore, mereka itu habis mandi biasanya kan datang ke kamar rame-rame. Kalau waktunya tidur, mereka disuruh tidur.

Di Dekranas itu kan ada kepengurusan ya, kebetulan pengurus saat ini bagusbagus. Jadi banyak kegiatan yang kita kerjakan. Terutama untuk kemajuan pengrajin. Teman-teman di Dekranas melakukan banyak pelatihan, di Lombok, di Kalimantan Timur bagian Barat, lalu di perbatasan, di Bali, dan juga di Yogya. Pelatihan supaya mereka lebih mengikuti selera konsumen dan lebih ramah lingkungan. Itu yang penting. Jadi kita tekankan pelatihan-pelatihan itu kepada ramah lingkungan supaya tidak mencemari sungai. Sejauh ini kemajuannya bagus. Semua program terlaksana. Berkat pengurus Dekranas yang sekarang bagus-bagus. Pesan untuk di Dekranas, kepada pengrajin saya berharap mau berusaha memperbaiki atau menambah pengetahuan supaya tidak ketinggalan zaman dan pada akhirnya bisa meningkatkan kehidupan pribadi. Saya berharap pengrajin itu aktif dengan sendirinya, tidak usah menunggu ada yang gerakkan. Ada kemauan sendiri. Kalau menunggumenunggu belum tentu ada atau tidak bisa cepat kan, jadi di dirinya sendiri itu, jangan menunggu digerakkan. Itu yang saya inginkan. Bagaimana caranya supaya dirinya sendiri itu ada niat.

Tahun ini, Ibu mendapat penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana. Bisa diceritakan sedikit tentang penghargaan ini?

Pertama saya senang dan berterima kasih pada pemerintah yang telah memberi Bintang itu. Tapi buat saya ini menjadi beban juga, ya karena untuk selanjutnya saya harus tetap berbuat apakah itu kecil atau besar menurut kemampuan saya. Saya masih ingin berguna buat Indonesia walaupun hanya tingkat yang kecil.

DOK. SETWAPRES >

Sebagai Ketua Dekranas, apa peran Ibu sejauh ini untuk kemajuan Dekranas? Dan apa pesan-pesan Ibu untuk staf-staf di Dekranas tersebut?

42

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

DOK. SETWAPRES >

TERIMA KASIH PAK BOED


Saya biasa saja, karena sejak semula saya menyadari bahwa jabatan ini ada batasnya, tidak seumur hidup. Jadi sejak masuk ke rumah Diponegoro itu, saya sudah siap bahwa jabatan ini tidak akan seumur hidup. Hanya itu saja. Jadi selesai pun malah senang. Bapak akan sampai ke janjinya, yaitu 20 Oktober 2014, mudah-mudahan. Jadi saya malah senang, karena saya mau kembali seperti kehidupan yang lama. Enggak ada perasaan, seperti “waduh saya enggak dikawal�. karena di dalam hati saya sudah tahu bahwa jabatan ini ada batasnya, hanya itu, bukan jabatan seumur hidup.

Apakah Ibu juga akan menghabiskan waktu dengan melakukan hobi Ibu?

Hobi saya itu olah raga, kedua menjahit, ketiga kumpul-kumpul sama teman. Kalau menjahit sekarang sudah tidak ada waktu, lebih baik saya pakai baca laporan dari majalah Dekranas, Saya pakai itu karena saya harus mengetahui apa yang harus saya baca. Karena laporan dari Dekranas itu kalau setiap bulan’kan ada, saya harus baca semampu saya. Saya juga membaca koran, untuk tidak ketinggalan zaman. Sementara ini menjahit saya sisihkan dulu, nanti kalau sudah menjadi orang normal, balik. (tertawa) ..

Setelah para pegawai Setwapres melayani Pak Boediono dan IBu, bagaimana kesan Ibu terhadap mereka?

Sepanjang lima tahun ini saya lihat bagus-bagus. Saya tidak detail masuk ke dalam ya, hanya yang saya lihat Bapak, bagaimana keadannya di kantor, baik enggak ada masalah. Berarti bagus kan. Tapi saya sendiri ’kan enggak terjun langsung ya. Selalu lewat Pak Boediono, atau yang saya lihat secara sekilas. Bapak tidak pernah mengeluh. Malah memuji, kompak, semua enggak apaapa, enggak ada masalah.

Apakah Ibu sering membaca Majalah MERSELA? Bagaimana kesan-kesan Ibu trehadap majalah ini?

Kalau majalah ini datang, saya lihat paling dulu gambarnya. Setelah itu baru saya baca, lengkaplah. Jadi pertama itu lihat gambarnya dulu sampai selesai, baru dibalik lagi dibalik lagi. Dari depan mana yang ingin di baca. Gambarnya juga bagus, uraiannya juga bagus. Saya selalu dapat majalah MERSELA, tapi terlalu banyak gambarnya Bapak ya. Kok di dalam majalah itu selalu ada gambarnya Bapak. Waduh ini memangnya punya Bapak, saya kira kritik itu. (tertawa).

Kalau sudah selesai, majalah ini nanti akan kami kirimkan.

Begitu, saya harap walaupun saya sudah tidak di sini ya kadang-kadang kita bisa bertemu tidak tahu dalam acara apa, senanglah. Banyak teman itu banyak rejeki katanya. Juga saya mohon maaf kalau selama ini saya kurang di hati semua pegawai di sini. Sadar bahwa manusia itu tidak bisa memenuhi keseluruhannya. Pasti ada yang senang, ada yang tidak, itu saya terima. Kepada yang senang saya ucapkan terima kasih, kepada yang tidak berkenan, saya mohon maaf. Saya tidak bisa menyenangkan beliau-beliau itu, tapi saya ada satu pedoman bahwa saya tidak ingin menyakiti siapapun. Andaikan itu terjadi, itu di luar kemampuan saya. Sekali lagi terima kasih dan mohon maaf.

DOK. SETWAPRES >

Bagaimana tanggapan Ibu terhadap istilah post power syndrome setelah masa tugas berakhir?

(*Tim Mersela)

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

43


TERIMA KASIH PAK BOED

DOK. SETWAPRES >

Bercermin dari Sosok Seorang Anak Bangsa Mengenal lebih dalam sosok seorang anak bangsa yang pernah menjadi Wakil Presiden RI ke-11 ini dapat membuat kita bercermin untuk meningkatkan kualitas hidup dan kinerja. Memulai dengan menelusuri kota yang sarat dengan sejarah kehidupannya memancing benak kita untuk terus menguak seperti apa dan bagaimana sosoknya. Memberikan banyak informasi yang akhirnya membuat kita tahu bahwa Prof. Dr. Boediono, MEc memang patut untuk diteladani.

Blitar, kenangan masa muda Blitar merupakan salah satu kota Kabupaten di bagian Selatan Provinsi Jawa Timur, terletak kurang lebih 167 km dari kota Surabaya. Kota ini tidak hanya dikenal sebagai kota PETA (Pembela Tanah Air) dan pemberontakannya di bawah kepemimpinan Suprijadi pada zaman kemerdekaan dahulu, tetapi juga sebagai kota dengan banyak pejuang yang menginspirasi dan tempat lahir Wakil Presiden RI ke-11 yang banyak memberi teladan.

44

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

Sejarah mencatat, di kota inilah pada 25 Februari 1943, lahir seorang bayi yang diberi nama Boediono dari seorang ibu yang bernama Samilah dan ayah yang bernama Siswo Sardjono. Di kota Blitar inilah Pak Boed (biasa disapa) menghabiskan masa kecilnya hingga lulus SMA. Di SD Muhammadiyah, yang letaknya memang tidak jauh dengan tempat tinggalnya, Pak Boed mulai menimba ilmu bersama teman-teman sebayanya. Sejak SD, Pak Boed sudah kelihatan kecerdasannya dan sifatnya yang pendiam.


DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Siswa SD Muhammadiyah 1 Kota Blitar beserta para Guru

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Pak Mohammad Soendarto, teman SD

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Ibu Mamiek, Guru Matematika SMPN 1 Blitar

Salah satu teman SD-nya menceritakan, “Pak Boed memang mempunyai sifat pendiam sejak kecil. Bila digodain oleh teman-temannya, dia hanya ‘mesam mesem’. Hobinya nonton film. Dulu dia sering nonton film dengan saya. Tetapi sekarang gedung filmnya sudah tidak ada,” ujar Pak Sundarto. Ketika ditanya tentang kecerdasan Pak Boed, Pak Soendarto dengan berapi-api menceritakan bagaimana cerdasnya seorang Boediono. “Pak Boediono loncat dari kelas 5, ikut ujian di kelas 6 dan langsung lulus,” lanjutnya. Jadi pendidikan pak Boed di SD hanya ditempuh selama 5 tahun.

Harapan dari teman SD-nya ini setelah Pak Boed tidak menjabat sebagai Wakil Presiden, Pak Soendarto berharap, “Semoga Pak Boed dan keluarganya selalu sehat,” ujarnya. Ia pun ingin agar suatu saat dapat bertemu kembali dengan Pak Boed, dan menginginkan agar ada yang memprakarsai reuni dengan temanteman SD Muhammadiyah, sehingga dapat bertemu dengan teman-teman SD yang lain, yang sudah berpisah selama puluhan tahun. Lulus dari SD Muhammadiyah, Pak Boed melanjutkan sekolahnya ke SMPN 1 Blitar, yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari tempat tinggalnya. Di sekolah ini, Pak Boed menjadi kebanggaan para guru dan adik-adik kelasnya. Sekolah ini merasa bangga karena ada alumninya yang berhasil menjadi pemimpin sampai pada tingkat nasional. Seperti diungkapkan oleh Ibu Mamiek, pengajar bidang studi matematika di SMPN 1 Blitar, “Kami para guru di sini merasa bangga karena ada alumni yang berhasil sampai pada tingkat nasional,” cetusnya. Harapan para guru, mudah-mudahan kelak ada yang menyusul mengikuti jejak Pak Boed sehingga dapat membanggakan almamater. Setelah lulus dari SMPN 1, Pak Boed melanjutkan ke SMAN 1 Blitar yang merupakan sebuah sekolah ternama di Blitar. Setelah menjadi Wakil Presiden, Pak Boed pernah melakukan kunjungan ke sekolah ini dan mengikuti Reuni Akbar

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

45


TERIMA KASIH PAK BOED

Kesan lain dari para pengajar terhadap sosok Boediono adalah kesederhanaannya walaupun menduduki jabatan yang sangat tinggi.

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Walaupun hanya beberapa saat berinteraksi secara tidak langsung dengan Pak Boed, namun para pengajar sangat terkesan dengan keramahtamahan Pak Boed dan Ibu Herawati. Bahkan pada kesempatan jalan sehat, Ibu Herawati menyampaikan permohonan maaf, hanya bisa bersalaman saja, tetapi tidak dapat berbincang. “Maaf ya, hanya bisa salaman, nggak bisa jagongan (ngobrol,red),” sapa Ibu Herawati saat itu, seperti diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Ibu Tri Hartati. Ibu Tri mengatakan bahwa Pak Boediono sebagai Wakil Presiden, maupun Ibu Herawati sebagai istri Wakil Presiden memang harus mengikuti aturan keprotokolan yang cukup ketat.

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

pada 18-19 Desember 2010. Reuni ini pun dihadiri pula oleh alumni yang lain, seperti Panglima TNI (saat itu), Laksamana TNI Agus Suhartono, yang merupakan alumni tahun 1974. Dihadapan alumni SMAN 1 Blitar, Pak Boed meminta para pendidik untuk mengutamakan pendidikan karakter karena merupakan bekal yang sangat penting untuk masa depan bangsa. “Sebagai alumni SMAN 1 Blitar, saya merasakan bekal yang menentukan hidup adalah bekal karakter yang saya pegang sampai sekarang,” ungkap pak Boed saat itu.

Jalan Sehat, acara Reuni Akbar SMAN1 Blitar, 18-19 Desember 2010

Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Ka-Humas SMAN 1 Blitar

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Salah satu kenang-kenangan dari Pak Boed untuk sekolah ini adalah pembangunan Green House, yang terletak di samping kanan bangunan sekolah. Tampak beberapa jenis tanaman kaktus dan anggrek di dalamnya. Selain menambah keasrian taman, tanaman yang ada di dalamnya pun sekaligus dimanfaatkan untuk penelitian oleh para siswa.

Green House

46

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014


DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Atas : Warung soto Pak Tukimin

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Bawah : Ibu Tuminah, putri Pak Tukimin

Kesederhanaan Pak Boed juga dapat ditunjukkan dari kebiasaannya makan soto di warung pinggir jalan bersama rombongan. Ketika belum menjabat sebagai Wakil Presiden, kebiasaan Pak Boed jika pulang ke Blitar adalah makan “Soto Pak Tukimin”, yang merupakan langganannya sejak masih sekolah. Warung soto ini sangat sederhana dengan ukuran kurang lebih 4 m x 5 m, tetapi walaupun kecil, cukup ramai dikunjungi pembeli. Menunya pun sederhana pula. Selain soto ayam kampung, juga tersedia menu lain seperti soto daging sapi, rawon, dan krengsengan Harganya sangat murah, per mangkuk hanya Rp. 6.000,-. Warung ini buka mulai pukul 06.00-18.00. Kini warung soto itu diteruskan oleh Ibu Tuminah dan mas Yuliono, putri dan cucu Pak Tukimin. Beberapa foto Pak Boed dan Ibu Herawati terpajang di dinding. “Sebagai daya tarik bagi pengunjung dan menarik pelanggan,” tutur cucu Pak Tukimin. Ibu Tuminah berharap bila Pak Boed pulang ke Blitar untuk tidak lupa mampir dan makan soto Pak Tukimin “Menawi Pak Boed kondur dateng Blitar, ampun kesupen mampir lan dahar sotone Pak Tukimin (apabila Pak Boed pulang ke Blitar, jangan lupa mampir dan makan sotonya Pak Tukimin),” pesannya.

DOK. SETWAPRES > MOCH. MUCHLIS

Pak Boed adalah sosok yang sangat menghargai dan mengagumi orang tuanya. Jika berkunjung ke Blitar, Pak Boed selalu meluangkan waktu untuk ziarah ke makam ayah dan bundanya, alm. Siswo Sardjono dan alm. Samilah di komplek pemakaman umum Swangsang di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Blitar. Seorang penjaga makam, Bapak Sunyaman berharap setelah Pak Boed tidak lagi menjabat sebagai Wakil Presiden, diharapkan tetap sering melakukan ziarah, pada saat nyekar Pak Sunyaman dapat lebih mendekat kepada Pak Boed karena penjagaan tidak lagi seketat ketika menjabat sebagai Wapres. Pak Sunyaman, juru kunci makam

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

47


Yogyakarta, kota kenangan Seiring berjalannya waktu, selepas dari SMA, sebelum mendapatkan gelar Bachelor of Economics (Hons) dari Universitas Western Australia, dan Master of Economics dari Universitas Monash Australia, serta gelar S3 (Ph.D.) dari Wharton School, Universitas Pennsylvania Amerika Serikat, Pak Boed sempat mengenyam selama 2 tahun di bangku kuliah Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Di kota yang terkenal dengan Kota Pelajar inilah banyak kenangan yang terjalin dengan sahabat dan teman-temannya. Dr. Budiono Sri Handoko, M.A. (BSH) mengenal Pak Boed sejak masih samasama kuliah di Fakultas Ekonomi, UGM. Pak Boed merupakan sahabat karib sekaligus yuniornya dengan selisih angkatan 3 tahun di bawah BSH. “Saya masuk kuliah di ekonomi UGM tahun 1958. Pak Boed itu sekitar tiga tahun di bawah saya, berarti tahun 1961,” kenang Pak BSH. Di kalangan dosen dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM (FEB-UGM), mengingat keduanya memilki kemiripan nama, maka untuk mempermudah penyebutan, Pak Boed dikenal dengan sebutan Boediono MEc, sedangkan Pak BSH dikenal dengan sebutan Budiono MA. Hal tersebut didasarkan pada gelar masing-masing. “Karena kami sama-sama punya nama Budiono, akhirnya temanteman di kampus manggil saya Budiono Ma, sedangkan Pak Boed dipanggil Boediono Mec, untuk membedakan kami berdua,” ujar Pak BSH. Pak Boed merupakan pribadi yang tertutup, sederhana, hati-hati dan tidak terlalu formal (informal). “Pak Boed kalau bicara hati-hati dan tidak meledakledak. Beliau juga sangat tertutup, bahkan saking tertutupnya, sangat susah diketahui rahasia dapurnya,” kenang Pak BSH sambil tersenyum. BSH juga menilai Pak Boed mempunyai jiwa pendidik yang militan, hal tersebut tercermin dari kesediaannya untuk

48

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

DOK. SETWAPRES > EDY KASRODY

TERIMA KASIH PAK BOED

tetap mengajar dan memberikan kuliah di sela-sela kesibukannya menjabat Menteri koordinator Bidang Perekonomian maupun ketika menjadi Gubernur Bank Indonesia saat itu. Pak Boed dan dirinya juga memiliki obsesi untuk mendorong mahasiswa agar rajin membaca, menulis karya ilmiah, dan kemampuan menganalisis hasil pengamatan perkembangan. BSH dan Pak Boed memiliki kesamaan kegemaran olah raga tenis. Mereka berdua sering meluangkan waktu libur untuk bermain tenis. “Pada satu kesempatan liburan, kami pernah mencari lapangan tenis yang kosong, mulai daerah Utara di Pakem-Sleman, sampai ke Selatan Pojok Beteng, dekat daerah perbatasan Bantul sana,” kenangnya sambil tertawa. Terkait dengan harapan BSH kepada Pak Boed setelah tidak lagi menjadi Wapres, adalah kembali mengajar di FEB-UGM dengan membagi pengalamannya saat bertugas menjadi Menteri, Gubernur BI dan terakhir Wapres. “Saya harap Pak Boed kembali mengajar di kampus. Lebih khusus dapat mengisi mata kuliah ekonomi politik, terutama dari sisi pengambilan keputusan. Bagaimana mengambil keputusan ekonomi yang berdampak luas dalam jabatan politik seperti Wapres,” pesan Pak BSH. Saat ditanya tentang rencana aktivitas setelah tidak lagi menjadi Wakil Presiden, Pak Boed sempat menyatakan keinginannya untuk kembali mengajar. Dilihat dari latar belakang beliau yang berasal dari UGM

Dr. Budiono Sri Handoko, M.A.


Yogyakarta, maka besar kemungkinan dirinya kembali mengabdi di almamaternya tersebut. Ketika hal ini dikonfirmasi ke kantor administrasi FEB-UGM, diperoleh informasi bahwa pada prinsipnya meskipun seseorang sudah pensiun dari status PNS, bila tenaga dan pemikirannya sangat dibutuhkan, maka dapat diusulkan fakultas untuk diperbantukan kembali. Pak Boed sendiri memasuki masa purna bakti terhitung sejak 1 Maret 2008. Sarjiyem, pengurus rumah keluarga Boediono di kediaman Sawitsari, Condong Catur, Sleman sejak tahun 1986 pun turut memberikan pandangannya tentang sosok pak Boed. Mbak Yem yang ikut keluarga Boediono hampir 30 tahun ini, mengenal pak Boed sebagai orang yang sederhana dan lembut bertutur kata. “Pak Boed menganggap dan memperlakukan kami seperti keluarga,” kenang Sarjiyem. “Pak Boed itu orangnya nggak pernah marah. Saya tidak pernah melihat Bapak marah. Mungkin kalau sedang marah sekalipun, nggak kelihatan seperti orang marah. Tutur kata dan bahasanya juga halus. Makanya Pak Boed itu orangnya selalu terlihat tenang dan adem ayem,” ujarnya. Mbak Yem yang asli Gunung Kidul Yogyakarta, menceritakan menu makan favorit Pak Boed di rumah adalah sayur lodeh dan tempe goreng. “Pak Boed itu sukanya sayur lodeh dan tempe goreng,” ujarnya. Dalam hal makanan, Pak Boed sangat memperhatikan aspek higienis dan kesehatan. Meskipun demikian bukan berarti beliau tidak pernah mencicipi jajanan. Warung pecel SGPC Bu Wiryo yang berdiri sejak 1959, berlokasi di Selokan Mataram sebelah Timur Gedung Pusat UGM menjadi tempat favoritnya. “Bapak Boediono sudah sejak lama menjadi pelanggan warung ini. Beliau selalu memesan pecel dengan lauk tahu dan tempe goreng. Itu menu yang paling disukai,” jawab salah satu pelayan SGPC. Ternyata hobi kuliner Pak Boed ini juga tidak terbatas hanya pecel, tapi juga soto

ayam. Warung soto favoritnya adalah “Soto Kadipiro” yang beralamat di Jalan Wates Yogyakarta. Selain pengurus rumah pak Boed, beberapa mahasiswi FEB-UGM pun ikut urun suara memberikan pandangannya. Dini, menyampaikan kesannya bahwa Pak Boed adalah seorang pekerja. “Pak Boediono yang saya tahu, beliau itu banyak kerjanya tapi sedikit bicaranya,” ujar mahasiswi semester III ini. Sedangkan Eva mengenal sosok Pak Boed sebagai pejabat yang sederhana, “Pak Boediono itu kelihatan banget sederhananya. Penampilannya sederhana, dan orangnya nggak pernah kedengaran pamer kekayaan atau kekuasaan seperti pejabat lain pada umumnya.” Perjalanan hidup sosok Pak Boed dapat mengilhami kita dengan banyak gagasan untuk meningkatkan kualitas hidup. Sejarah karier Pak Boed dapat menjadi acuan bagaimana kita bersikap untuk meningkatkan kualitas kinerja. Perjalanan pengabdian lima tahunnya telah berakhir dan hasilnya dapat dirasakan dalam setiap sendi kehidupan di negeri ini. Sebuah kalimat bermakna yang terucap dari lubuk hati masyarakat Indonesia terlantun,

Jasamu

tidak akan pernah terlupakan, selalu terukir dalam setiap ingatan, tergores dalam

sejarah negeri ini. Terima kasih Bapak Boediono

[*TIM MERSELA]

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

49


TERIMA KASIH PAK BOED

Silaturahim Wakil Presiden beserta Ibu Hj. Herawati Boediono dengan Keluarga Besar Setwapres Hari itu, pada 11 Oktober 2014, sejak pagi hari Istana Kepresidenan Bogor telah disibukkan dengan kehadiran para pegawai Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres). Keluarga Besar Setwapres berkumpul bersama untuk menggelar acara silaturahim sekaligus perpisahan dengan Wakil Presiden (Wapres) Boediono dan Ibu Hj. Herawati Boediono. Tidak hanya para pegawai yang datang pada saat itu, namun seluruh anggota keluarganya pun turut hadir meramaikan suasana. Selain para staf hingga eselon 1, hadir pula Staf Khusus serta Tim Telaah Strategis (Telstra), para Ajudan dan tidak ketinggalan para pegawai yang telah purna tugas. Tema yang diusung dalam acara tersebut adalah ”Perjalanan Seorang Guru”. Dari seorang guru “BOEDIONO”, dapat dipetik banyak ‘ilmu’ yang dapat dijadikan pembelajaran, tidak hanya tentang kesederhanaan, atau tentang sebuah kerja keras, tetapi juga tentang tanggung jawab, kejujuran, keramahtamahan, kesetiaaan dan cinta kasih. Dari sosok Wapres Boediono, sungguh mendapat pembelajaran tentang kehidupan. Untuk sampai di Istana Bogor, para pegawai dan keluarganya menggunakan kendaraan pribadi atau bus-bus yang telah disiapkan kantor Setwapres.

50

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

Perjalanan yang ditempuh dari Jakarta hingga Istana Bogor pun tidak memakan waktu lama. Semua orang terlihat sangat gembira. Kegembiraan itu tergambar jelas di wajah mereka, apalagi ketika kendaraan yang ditumpangi mulai memasuki pintu Istana Bogor. Kendaraan pribadi dan bus-bus terus menyusuri jalan memasuki pintu masuk Istana Bogor. Ketika mata memandang ke sisi kanan pintu masuk, tampak panggung berukuran 15 m x 25 m berdiri dengan megahnya. Panggung itulah yang akan dijadikan tempat berlangsungnya acara sepanjang hari itu.


Setelah semua pegawai dan keluarganya turun dari kendaraan atau bus yang mereka tumpangi, dengan bergegas mereka merapat ke tempat acara, dengan terlebih dahulu menukarkan sebuah kupon yang telah dibagikan sehari sebelumnya dengan goody bag. Setelah itu, mereka dapat menikmati sarapan pagi yang telah disiapkan ditenda-tenda di sisi kiri tenda utama. Bubur ayam dan lontong sayur menjadi menu utama. Nikmatnya sarapan saat itu, bukan hanya karena ‘perasaan dan mata’ yang terbuai oleh hijaunya rumput serta pepohonan di Istana Bogor, namun juga karena kebersamaan yang terjalin.

DOK. SETWAPRES >

Persembahan Tari Saman dari Tim Tari Kirana Mersela

Tepat pukul 09.45 WIB, Wapres Boediono beserta Ibu Hj. Herawati Boediono memasuki tempat acara dengan senyum yang khas dan wajah berseriseri sambil melambaikan tangan kepada semua orang yang hadir. Tampak beberapa awak media mengabadikan momen tersebut.

Acara diawali dengan pemutaran audio visual tentang proses persiapan hingga berdirinya panggung tempat acara. Tayangan ini antara lain menampilkan bagaimana kesibukan panitia dan para petugas dari berbagai seksi yang tengah sibuk mempersiapkan panggung hingga panggung berdiri megah di Istana Kepresidenan Bogor.

Selain beberapa tayangan audio visual tentang perjalanan Wapres Boediono yang diproduksi oleh Asdep Dokumentasi dan Diseminasi Informasi, acara ini juga dimeriahkan oleh Tim Tari Kirana Mersela, Paduan Suara Karyawan dan Karyawati, Paduan Suara Dharma Wanita Persatuan, Tim Gowes Setwapres serta penampilan Project Pop.

Selanjutnya, Tim Tari Kirana Mersela mempersembahkan Tari Saman. Sebuah tarian khas dari Aceh yang diikuiti oleh 28 penari dengan diiringi oleh musik dan nyayian yang dikombinasikan dengan tepukan tangan, tepukan di dada, dan paha. Gerakan yang dilakukan para penari sangat cepat hingga sanggup membuat decak kagum semua orang yang hadir.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

51


TERIMA KASIH PAK BOED

DOK. SETWAPRES >

detail. Dengan kontribusi dan guidance Wapres, ke depan kurikulum akan terus diperbaiki dan pendidikan akan menjadi lebih baik.

Paduan suara Karyawan dan Karyawati

Seperti tak mau ketinggalan, Dharma Wanita Persatuan Setwapres yang diketuai oleh Ibu Dewi Oemar pun mempersembahkan lagu “Bagimu Negeri”, sementara Paduan Suara Karyawan dan Karyawati mempersembahkan lagu ”The End of The World” dan lagu “Negarawan Sejati”. Lagu “Negarawan Sejati” merupakan sebuah karya dari Staf Setwapres, Purwono PB Trisnanto, Nellyana dan Eka Saputro. Sebuah lagu yang khusus diciptakan untuk Wapres Boediono. Lagu ini dinyanyikan dengan rasa haru oleh semua orang yang hadir saat itu. Persembahan yang tak kalah menarik adalah pemutaran audio visual testimoni tentang Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec. dari beberapa tokoh serta mereka yang sering berinteraksi dengan Wapres Boediono, seperti mantan Presiden dan sekaligus Wapres Prof. Dr. BJ. Habibie, beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2, para pejabat Setwapres, para Ajudan dan mantan Ajudan, wartawan serta mereka yang selama ini berinteraksi langsung dengan Wapres Boediono. Pada kesempatan tersebut, Ketua Tim Telstra, Sofyan Djalil, secara langsung juga menyampaikan kesan dan pesan bahwa Pak Boed selama 5 tahun telah meninggalkan 3 hal yang sangat besar. Yang pertama adalah pengembangkan institusi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), yang merupakan peninggalan yang luar biasa. Bagaimana sebuah institusi mengatasi kemiskinan di Indonesia dengan guidance Wapres. Yang kedua adalah perhatian, kesungguhan dan keseriusan dalam rangka memperbaiki Reformasi Birokrasi, dimana birokrasi sebagai mesin, sebagai agen, yang akan membawa negeri ini ke arah yang lebih baik. Yang ketiga, terkait bidang pendidikan, yang hampir tiap minggu memanggil Menteri Pendidikan, untuk masalah terkait kurikulum dan hal-hal lain yang lebih

52

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

Sementara itu Sekretaris Wakil Presiden (Seswapres), Mohamad Oemar, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan terima kasih yang mendalam atas kesempatan emas dan kepercayaan untuk menyumbangkan apa yang bisa diberikan dalam mengemban amanat bangsa dan negara sebagai Wakil Presiden RI. Lebih lanjut Mohamad Oemar menyatakan bahwa kehadiran Boediono merupakan berkah yang istimewa. “Kehadiran Wapres sejak 20 Oktober 2009 merupakan berkah yang istimewa. Berkat bimbingan dan visi Wapres, kini dapat dilihat tampilan dan kinerja Kantor Wapres yang terus membaik. Dua sisi penting perbaikan yang diajarkan adalah perubahan mentalitas pegawai dan bidang tata kelola. Berkat dua perubahan yang mendasar tersebut citra kantor Wapres telah lebih baik dari sebelumnya dan bahkan mendorong perbaikan dan tata kelola pada kantor Sekretariat Negara dan instansi lainnya.” Wapres Boediono dalam sambutan menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam menjalankan tugas sebagai Wakil Presiden. Lebih lanjut Wapres mengungkapkan bahwa, apa yang dicapai selama lima tahun ini adalah hasil kerja semua orang. “Jadi apapun yang kita bisa capai selama lima tahun ini adalah hasil kerja kita semua,” ungkap Wapres. Pada kesempatan tersebut Wapres Boediono juga mengungkapkan rasa bahagianya karena mendapatkan kado yang luar biasa, yang tidak disangka-sangka dan sangat menyentuh. “Kado ini akan saya kenang sampai akhir hayat saya. Belum pernah dalam proses peralihan jabatan, mengakhiri jabatan yang beberapa kali saya laksanakan itu, saya mendapatkan kado yang seindah hari ini. Terima kasih sekali. Semoga kita akan bertemu lagi dalam suasana yang lain, tetapi itu tetap sebagai teman, sebagai sahabat, sebagai rekan, sebagai bagian dari keluarga besar yang telah kita lewati selama lima tahun ini,” pungkas Wapres. Selain menyampaikan sambutan, Wapres juga menyumbangkan suara emasnya, yang dinyanyikan bersama-sama Seswapres Mohamad Oemar, sebuah karya dari Harry Belafonte berjudul Island in the Sun. Dulu lagu ini sering dinyanyikan bersama-sama teman Boediono saat kuliah di Perth, Australia sekitar 52 tahun yang lalu.


Semakin siang acara ini semakin semarak dengan penampilan “Project Pop” yang sangat menghibur. Beberapa lagu mewarnai penampilan mereka dengan gayanya yang kocak dan sangat khas. Ditambah lagi dengan pengundian door prize yang sejak pagi telah dinanti-nantikan oleh semua yang hadir.

DOK. SETWAPRES >

Setelah 5 tahun kebersamaan terbangun, peristiwa hari itu bukanlah sebuah perpisahan. Rasanya tidaklah cukup untuk menggambarkan, betapa bangganya mempunyai seorang pemimpin yang juga guru

DOK. SETWAPRES >

Yang tidak kalah mendapat perhatian juga adalah penampilan Tim Gowes Setwapres. Tim ini terdiri dari 8 orang dengan julukan “Ksatria Bersepeda”. Mereka diberi tugas membawa ‘Kunci Rahasia’ yang dititipkan oleh Deputi Seswapres Bidang Administrasi untuk dibawa ke Istana Bogor dan diserahkan kepada Sekretaris Wakil Presiden (Seswapres). Pk. 05.00 WIB, mereka mulai menggowes sepeda dari halaman kantor Sekretariat Wakil Presiden, Jl. Kebon Sirih menuju Istana Kepresidenan Bogor. Sesampainya di Istana Bogor, ‘Kunci Rahasia’ diserahkan kepada Seswapres untuk membuka sebuah peti yang di dalamnya ternyata berisi tokoh wayang, yakni seorang kesatria bernama “Yudhistira”, atau “Puntadewa”, atau “Gunatalikromo”, atau “Samiaji”, atau “Darmaraja”, yang merupakan tokoh idola dari Wapres Boediono. Tokoh ini dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu, tokoh panutan dalam kejujuran dan kebaikan. Tokoh wayang tersebut selanjutnya disampaikan kepada Wapres sebagai cinderamata.

Wapres Boediono menyumbangkan suara emasnya bersama dengan Seswapres Mohamad Oemar

yang arif. Sebuah untaian kata dalam nada tercipta. Mengalun pada setiap jiwa yang hadir, kami haturkan dengan segala hormat, “Pak Boediono, teladan kami Terima kasih atas segala bhakti Jiwamu, semangatmu Terukir indah di setiap kalbu Hingga esok nanti, Jasamu selalu abadi Engkau Negarawan Sejati” (disunting dari lagu ‘Negarawan Sejati’)

Penyerahan Cindera Mata yang disampaikan oleh Seswapres Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

53


TERIMA KASIH PAK BOED

Kejutan untuk Wapres Boediono Gowes dari Jakarta ke Bogor. Ide kreatif ini muncul ketika ngobrol-ngobrol kecil seusai sholat zuhur di Masjid Baiturrahman, Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres). Gagasan untuk menghidupkan kembali tradisi bersepeda, sekaligus untuk mengisi acara silaturahim Wapres Boediono dengan keluarga besar Sekretariat Wakil Presiden di Istana Kepresidenan Bogor menjadi suatu obsesi yang ingin diwujudkan. Sabtu 11 Oktober 2014 dini hari, kisah heroikpun dimulai. Seusai sholat shubuh, dengan dilepas oleh Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Administrasi Iman Bastari, 8 orang pegawai Setwapres bergerak dari Istana Wakil Presiden Jakarta menuju Istana Kepresidenan Bogor. Padatnya lalu-lintas yang dilalui di wilayah Cililitan–Kramat Jati ditembus, kendaraan angkutan kota (angkot) di Depok dilewati, jalan tanjakan fly over Cibinong ditantang, dan panas terik matahari pun dilawan hingga tantangan terakhir Jl. Ahmad Yani, Bogor meski pohonnya rindang namun tanjakan panjang untuk ukuran gowes juga dilalap habis. Perjalanan 4 jam pun berlalu, duka ban kempes, jatuh dari sepeda, kaki terluka, sampai kaki kram menjadi hilang, semua terobati ketika Istana Kepresidenan Bogor sudah tampak di depan mata. Perjalanan 60 km menjadi singkat rasanya. Sebagai prolog Tim Gowes naik panggung, para hadirin di Acara Silaturahim Boediono telah disuguhi video

54

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

apik karya Tim Asdep Dokumentasi dan Diseminasi Informasi, yang membuat penasaran seluruh hadirin tentang apa makna video yang berjudul “Rahasia Negara” itu. Bak pahlawan yang ditunggu, tiba saatnya Tim Gowes naik panggung. Tepuk gemuruhpun membahana, seakan tak percaya, bahwa perjalanan Tim Gowes dari Jakarta ke Bogor memang nyata adanya. Tim yang dijuluki “Ksatria Bersepeda“ itu ternyata membawa misi khusus berupa sebuah kotak yang diberi label “Rahasia Negara” berisi kunci, untuk membuka sebuah peti yang sudah disiapkan di panggung acara. Dengan kunci tersebut selanjutnya Sekretaris Wakil Presiden Mohamad Oemar membuka peti yang ternyata berisi wayang kulit Yudhistira, tokoh wayang idola Wapres Boediono sebagai cenderamata. Wapres Boediono pun tak dapat menyembunyikan rasa decak kagum dan kegembiraannya ketika mendapat kejutan cenderamata dari keluarga besar Setwapres. Dengan senyumnya yang khas ia mengucapkan terima kasih sambil berjabat tangan dengan para anggota Tim


DOK. SETWAPRES >

Kiri : ke-8 “Ksatria Bersepeda” ketika menaiki panggung acara dengan membawa box “rahasia negara” Kanan : sebelum menuruni panggung ke-8 “Ksatria Bersepeda” membalikkan badan dan nampaklah rangkaian nama bapak Boediono

Goes pembawa misi di acara silaturahim. Di penghujung akhir jabatannya sebagai Wakil Presiden periode 2009-2014. Kejutan pun tidak berakhir sampai di sini, sebelum turun panggung, kedelapan orang “Ksatria Bersepeda” tersebut membalikkan badan dan terlihat rangkaian huruf demi huruf di punggung mereka, membentuk formasi kata “BOEDIONO”. Skenario apik yang tak disangka, membuat Wapres Boediono dan hadirin secara spontan bertepuk tangan kembali. Kedelapan orang pegawai Setwapres tersebut adalah Diar Indriatno (staf Deputi Seswapres Bidang Kesra), Toto Budi, Didit Windhiatmoko, Purnowiyanto, Iman Khusaeri, Haryatmoko (staf Deputi Seswapres Bidang Administrasi), Donny Widhyanto (staf Deputi Seswapres Bidang Politik), dan Yudhy Ekomedianov Chandra (staf Deputi Seswapres Bidang Ekonomi). Bravo Tim Gowes Setwapres.

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

55


PENDAPAT MEREKA

Prof. Dr. Ing. H. BJ. HABIBIE Presiden ketiga RI

Presiden RI ke-3, Prof. Dr. Ing. H. BJ. Habibie adalah sosok yang pertama kali melibatkan Boediono berkecimpung dalam pemerintahan. Sebagai seorang pakar di Universitas Gajah Mada, Boediono dipandang oleh Habibie sebagai seorang yang benar-benar mampu melaksanakan tugas, dan dengan penyelesaian yang tuntas secara profesional. Untuk menegaskan pandangannya, sambil tersenyum Habibie mengungkapkan sebuah misi yang pernah dilakukan bersama timnya termasuk Boediono di dalamnya, ketika Habibie menjabat sebagai Presiden.

Mission imposible to be accomplish, di mana Boediono menjadi anggota penuh selaku ketua Bappenas, yang ditarik langsung oleh Habibie dari Universitas Gajah Mada untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang timbul saat itu berdasarkan jejak-jejak nyata prestasi Boediono. Bukan saja profesional dalam bekerja, bagi Habibie, Boediono pun merupakan sosok yang berbudaya, menyenangkan, dan rendah hati. Berbagai tugas yang diberikan selalu dapat dikerjakan oleh Boediono sesuai target, bahkan melampaui harapannya. Semua dilakukan Boediono untuk kepentingan bangsa, dan sekalipun tidak pernah menghianati kepentingan bangsa tersebut. Boediono adalah aset bangsa ini. Sifat profesional, berbudaya yang menyenangkan, rendah hati dan ‘tidak neko-neko’ (Red: tidak macam-macam) itulah yang merupakan sifat yang menarik yang diyakini Habibie, menjadikan Boediono sebagai panutan.

Sosok pribadi yang MENGANGGAP SEMUA ORANG BAIK

Sosok pribadi yang PROFESIONAL, BERBUDAYA dan MENYENANGKAN Sebuah harapan melalui rangkaian kalimat yang ingin disampaikan Habibie untuk Boediono, “Nah saya titip sama Pak Boedi (Red: Sapaan Boediono oleh BJ Habibie) supaya pengalamannya diabadikan dalam tulisan-tulisan, buku-buku. Supaya generasi penerus itu bisa belajar dari pengalaman generasi sebelumnya. Itu berlaku untuk siapa saja. Jadi saya yakin bahwa Pak Boedi dan Ibu tidak akan pernah berhenti bekerja. Kali ini tugasnya selesai sebagai Wapres, tapi sebagai tokoh nasional yang sudah meletakkan jejak-jejak nyata untuk pembangunan seluruh bangsa Indonesia, saya yakin, seperti saya yakin bahwa beberapa jam lagi waktu mahgrib dan menjadi gelap, saya yakin bahwa beliau akan terus bekerja untuk kepentingan seluruh bangsa Indonesia. Jangan berhenti Pak Boedi dan Ibu, laksanakan terus karena bangsa ini membutuhkan lebih banyak orang-orang seperti Pak Boediono,” ungkap BJ Habibie dengan semangat. Rangkaian kata menjadi sebuah pesan pun ingin diungkapkan BJ Habibie untuk sosok yang dianggapnya sebagai adik ini karena perbedaan usia, “Saya selalu mengatakan mental saya dan pak Boedi sama. Apa namanya, mentalitas sepeda. Kalau berhenti jatuh. Jadi tidak bisa berhenti, mesti bekerja terus. Jadi, saya tidak akan mengatakan dan bilang selamat jalan, tapi selamat berkarya tidak boleh berhenti. Kita adalah generasi pejuang yang tidak mengenal lelah dan kalah. Kita menyelesaikan semua secara sistematis, tuntas dengan pengorbanan serendah mungkin,” ungkapnya dengan optimistis.

ANDY F. NOYA

Jurnalis & Presenter

Andy F. Noya, seorang jurnalis dan presenter, mempunyai kesan tersendiri terhadap Boediono yang dipandang dari kaca matanya. Bagi Andy, Boediono itu memiliki nilai-nilai yang sangat kuat di dalam dirinya. Tercermin dari sikap yang terlihat oleh Andy saat berinteraksi dengan Boediono.

56

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

Bagi Andy, Boediono adalah orang yang percaya pada orang lain, dan menganggap semua orang itu baik, sehingga ukuran yang dipakai adalah yang Boediono rasakan. Bila Boediono menilai bahwa dirinya adalah pribadi yang dapat dipercaya, maka dia mempunyai keyakinan bahwa orang lain


Sosok pribadi yang LUAR BIASA

Pria berkaca mata yang pernah menjabat sebagai Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) pada masa Kabinet Indonesia Bersatu jilid II ini, banyak berinteraksi dengan Boediono karena tugas-tugas khusus yang harus diembannya demi kelancaran pemenuhan program kerja. Bagi Kuntoro Mangkusubroto, membantu Boediono merupakan sebuah kesempatan yang luar biasa dan mempunyai kenikmatan tersendiri. Kuntoro dapat melihat dan merasakan kepiawaian Boediono dalam setiap langkah kerja yang dilakukan bersamanya. Boediono adalah seorang guru besar dan juga orang yang berpengalaman di pemerintahan dengan berbagai macam jabatan sebelumnya. Lima tahun bekerja bersama Boediono merupakan sesuatu yang sangat membekas dalam hidup Kuntoro. Persoalan Bank Century menjadi bahan pembelajaran baginya. Ketika banyak orang memberi penilaian negatif ataupun menghakimi, Boediono menangani atau menanggapinya dengan kesabaran dan sikap bijak menerima persoalan itu sebagai sesuatu yang harus dihadapinya. “Ini sesuatu hal yang sangat luar biasa. Di sini saya bisa belajar banyak dari beliau,” ungkap Kuntoro. Dari pengalaman tersebut, Kuntoro dapat melihat bahwa apabila zaman berubah, dapat saja kebijakan itu menjadi persoalan bagi si pembuat kebijakan. Ia pun memahami bahwa si pembuat kebijakan tidak perlu menghindar dari kebijakan yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi perlu dipahami bahwa nasib si pembuat kebijakan dapat berubah dengan tiba-tiba karena berubahnya zaman. Keberanian

juga dapat dipercaya. Andy sendiri pernah mengalaminya ketika Boediono saat itu masih menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI), mengajaknya memimpin atau memandu suatu pertemuan internal di BI. “Di situ persoalan internal di dalam Bank Indonesia begitu terbuka, sementara Pak Boediono tahu bahwa saya ini jurnalis. Kalau bocor ke media massa, maka ada resiko. Tetapi trust itu dia berikan tanpa ada sedikitpun Pak Boediono melarang saya ini itu. Tidak ada. Pak Boediono bilang, Pak Andy, saya meminta Pak Andy untuk memandu. That’s it. Tidak ada lagi Pak Andy jangan begini, Pak Andy jangan begitu, atau tolong jangan disampaikan kepada masyarakat luas,” cerita Andy bersemangat. Karena pengalaman yang dialami Andy itulah yang membuatnya mempunyai pandangan bahwa

KUNTORO MANGKUSUBROTO

Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)

Boediono dalam menghadapi semua itu sangat luar biasa baginya. Dengan berkaca pada masalah itu, menurut Kuntoro hal ini bisa dijadikan studi kasus bagi pembuat kebijakan selanjutnya dalam menghadapi persoalan yang mungkin akan mempertaruhkan masa depan atau kehidupan bangsa ini. Memandang persoalan dengan sangat bersahaja dan kesederhanaan yang selalu tampak dalam sosok Boediono, membuat Kuntoro sangat terkesan. Ia belum pernah melihat hal seperti itu pada seorang pejabat tinggi setingkat Wakil Presiden sebelumnya. Kesabaran dan cara Boediono menegur, bagi Kuntoro merupakan keunikan tersendiri, “Pak Boed mempunyai cara yang efektif, tidak menyinggung tapi bisa langsung memberikan evaluasi, perbaikan tanpa menyinggung. Saya kira ini suatu hal yang luar biasa,” lanjutnya. Satu sifat lain dari sosok Boediono adalah kesederhanaan. Kuntoro memberi contoh sepatu sandal yang sama, yang selalu dipakai Boediono saat di rumah selama 5 tahun dan tidak berubah-ubah. “Saya sendiri selama 5 tahun sudah ganti 3 kali. Ini suatu hal yang menarik,” ungkapnya sambil tersenyum saat menceritakannya. Itulah yang membuat Wapres Boediono sangat luar biasa di mata Kuntoro. Satu kalimat yang ingin disampaikan Kuntoro untuk Boediono selama bertahun-tahun kebersamaannya ketika menunaikan tugas, “Saya sangat berterima kasih sekali kepada Pak Boed karena diberi kesempatan bekerja dengan beliau,” ujarnya dengan perasaan haru.

Boediono orang yang percaya bahwa trust itu penting. Itulah yang Boediono yakini, dan Boediono meyakini bahwa itupun ada pada diri orang lain. Kesan lain yang dilihatnya, bahwa Boediono memandang jabatan itu bukanlah apa-apa, bukan sesuatu yang perlu dibanggakan, dan bukan sesuatu yang kemudian membuat berjarak dengan orang lain. Kalimat bermakna yang terucap untuk menggambarkan sosok pribadi Boediono yang lain dari kaca mata Andy, “Kadang-kadang kalau kita ngomong dengan Pak Boediono, kita tidak tahu Bapak Boediono itu Gubernur BI. Kita tidak sadar juga kalau ngomong dengan Pak Boediono itu bahwa dia itu Wakil Presiden. Tidak ada jarak, humble, dan low profile,” tegas Andy. Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

57


PENDAPAT MEREKA

Sosok pribadi yang MEMBERIKAN BANYAK PEMBELAJARAN Ajudan yang senantiasa selalu siap dalam berbagai situasi dan kondisi ketika mendampingi Wapres ke-11 Boediono, yaitu Kombes. Pol. Drs. Firli, M.Si. Ia pun mempunyai banyak kesan yang dirasakan selama hari-hari berinteraksi dalam tugas melayani Boediono. Kesan pembelajaran yang begitu berharga banyak menginspirasi kehidupan dan kinerjanya. Kesederhanaan Boediono, bagaimana Boediono menghargai kesederhanaan itu, tetapi bukan berarti miskin. Boediono adalah sosok pekerja keras. Bekerja keras dengan fokus pada tujuan yang ingin dicapai, dan tidak pernah terganggu atau terusik oleh hiruk-pikuk politik yang terjadi. Boediono memberinya pembelajaran bagaimana menghargai serta memberikan arti bagi orang lain. Tiga kata kunci yang selalu diucapkan Boediono bila

DEDEN SOPIAN

Kombes. Pol. Drs. FIRLY, M.Si Ajudan Wapres Boediono

meminta Kombes Firli untuk melakukan sesuatu adalah selalu diawalinya dengan kata-kata ‘mohon maaf, atau ‘apakah bisa’, dan ‘terima kasih”.. Tiga kata yang sungguh memberikan warna pada hidup Firli. Sebuah untaian kata bermakna yang ingin disampaikan Firli kepada Boediono, “Kami mengucapkan terima kasih atas pembelajaran yang telah Bapak berikan kepada kami. Bapak adalah panutan, guru, tenaga pendidik bagi kami. Terima kasih atas kepercayaan Bapak menunjuk kami selaku ajudan yang mendampingi Bapak. Kami ingin menyampaikan permohonan maaf bilamana selama kami mendampingi kurang lebih 2 tahun ada hal-hal yang tidak berkenan atau terjadi kekurangan serta kekhilafan dan kesalahan,” ungkapnya penuh hormat.

Sosok pribadi yang TIDAK PERNAH MARAH

Cleaning Service

Selama melayani keluarga Boediono selama 5 tahun, Deden Sopian, seorang cleaning service di rumah dinas Wakil Presiden ke-11, di Jalan Diponegoro, Jakarta mempunyai kesan tersendiri terhadap Boediono. Walaupun dalam keseharian tidak banyak berinteraksi langsung, tetapi ia dapat melihat kesederhanaan dan tutur kata yang santun dalam sosok Boediono dan Hj. Herawati. Deden mengungkapkan bahwa baik Boediono maupun Hj. Herawati tidak pernah marah, dan ia pun jarang mendapat teguran. Boediono, dan terutama Hj. Herawati lebih banyak memberikan arahan padanya. Dalam melayani keluarga Boediono, Deden justru mempunyai kesan yang mendalam pada putri pertama

58

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

Boediono, Ratriana Ekawati yang berdomisili di Singapura. Bila berkunjung ke Indonesia, Ratriana selalu mengajaknya berbincang tentang pekerjaan atau kehidupannya. Sebuah kebiasaan yang selalu dilakukan Boediono selama menjabat sebagai Wakil Presiden kala itu adalah bila sedang berada di rumah selalu membaca buku di teras atas rumah. Menurut Deden itu dilakukan Boediono setelah selesai berolah raga. Kalimat pendek yang ingin diungkapkan Deden untuk Boediono, ”Saya merasa terharu dan bangga dapat melayani keluarga Bapak Boediono,” ujarnya dengan penuh haru.


Sosok yang DIHARAPKAN TERUS BERKONTRIBUSI untuk BANGSA IVANDER SIRENDEN M. RIEZKY SYAHBANA FAHMI NUR FAISAL H.

Mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar

Beberapa mahasiswa di kota Makassar memberi pandangan mereka untuk Boediono yang telah mengabdi selama 5 tahun sebagai Wakil Presiden RI ke-11. M. Riezky Syahbana, Purna Paskibraka Indonesia Kota Makassar 2008, Mahasiswa Ilmu Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin 2010 ini mengungkapkan, Pak Boediono jarang muncul dalam pemberitaan media lokal, sehingga masyarakat di daerah, khususnya kalangan mahasiswa, kurang mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Setelah membaca Majalah MERSELA, saya baru menyadari bahwa ternyata banyak sekali yang telah Pak Boed dedikasikan untuk Indonesia, semoga seluruh komponen masyarakat Indonesia dapat mengapresiasi kontribusi beliau pada negeri ini. Fahmi Nur Faisal H., Purna Paskibraka Indonesia Kota Makassar 2010, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Hasanuddin 2011 mengungkapkan, janji-janji

Sosok pribadi yang SANTUN dan BERSAHAJA

pemerintah semasa kampanye, kini mulai dapat dirasakan hasilnya oleh seluruh elemen masyarakat Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa kepemimpinan SBY-Boediono menghasilkan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Ivander Sirenden, Purna Paskibra SMAN 5 Makassar 2010, Mahasiswa Ilmu Kelautan, Universitas Hasanuddin 2011 mengungkapkan, setelah Pak Boed tidak menjabat lagi sebagai Wakil Presiden, diharapkan beliau tetap sering berkunjung ke berbagai tempat di seluruh Indonesia, karena figur seperti beliau sangat dibutuhkan masyarakat, untuk berbagi ide, pemikiran dan pengalaman, khususnya untuk menggugah kalangan mahasiswa, untuk bersamasama bangkit membangun negeri. Kalimat bermakna yang ingin disampaikan mereka untuk Boediono, “Terima kasih Pak Boed, atas segala pengabdian yang telah didedikasikan bersama Pak Susilo Bambang Yudhoyono demi kemajuan bangsa pada periode 2009-2014.”

KOKO

Pramusaji Istana Wakil Presiden

Koko, seorang pramusaji yang melayani Boediono semasa menjadi Wakil Presiden, mengemukakan kesannya selama 5 tahun melayani di Istana Wakil Presiden. Bagi Koko, Boediono adalah sosok yang santun, bijaksana, tidak pernah marah. Sosok yang selalu memperhatikan dan menghargai orang kecil. “Pak Boed tidak membedabedakan bahwa kita itu pelayan atau bukan. Akrab, santun sekali, sangat menghormati kita. Kadang-kadang kita belum hormat, Beliau sudah hormat duluan. Untuk Ibu juga begitu,” ungkap Koko. Sebuah kata yang selalu diucapkan Boediono adalah kata “Terima kasih” bila ia telah selesai melayani kebutuhan makan dan minum Boediono di kantor.

Pengalaman yang tidak terlupakan bagi Koko bahwa Boediono tidak pernah mempermasalahkan apakah makanan itu disukainya atau tidak. Boediono tidak pernah mengatakan tidak suka walaupun tidak menyukai makanan itu. Ketidaksukaannya terlihat ketika Boediono tidak menyentuh dan mencicipi makanan tersebut. Sebuah kalimat yang ingin disampaikannya untuk Boediono, “Untuk Bapak, saya telah melayani 5 tahun bersama rekanrekan, dan merasa sangat kehilangan. Saya merasa bangga bisa melayani Bapak sebagai orang nomor 2 di negara ini.”

Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014

59


Akhirnya, masa itupun tiba Dimana Pak Boed harus meninggalkan Istana Namun tidak berarti ia berhenti bekerja Tetapi, ia kembali mengabdi di tempat asalnya Terima kasih wahai Sang Guru Telah membekali kami dengan berbagai ilmu Cara berfikirmu pun akan kami tiru Agar ke depan kami bertambah maju Kini tongkat kepemimpinan telah diberikan Kepada tokoh yang juga berpengalaman Tidak hanya pernah berada di pemerintahan Tetapi juga aktif dalam kegiatan kemanusiaan Selamat datang kembali Pak Jusuf Kalla Di kantor Setwapres yang tercinta Kami siap mendukung Bapak bekerja Demi untuk menyejahterakan dan memajukan bangsa

DOK. SETWAPRES > ABDUL DJALIL

Melambaikan Tangan

Wapres Boediono beserta Hj. Herawati Boediono melambaikan tangan sesaat sebelum lepas landas menuju Australia, untuk melakukan kunjungan kerja


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.