Laporan Citarum Tahun 2019

Page 1

LAPORAN

2(DUA)TAHUNPPKDASCITARUM

SATUANTUGASPPKDASCIITARUM
1 DAFTARISI I. Mandat......................................................................................................................................... 1 II. Evaluasi Kegiatan Citarum Harum 2018......................................................................... 3 III. Ekstraksi Rencana Aksi PPK DAS Citarum ..................................................................... 5 a. ArahKebijakan,Strategi,danProgram 5 b. IndikatorKeberhasilanPPKDASCitarum 6 c. StrategiImplementasiProgram 7 IV. Kemajuan Kegiatan PPK DAS Citarum Pra-Rencana Aksi......................................... 9 a. QuickWins...........................................................................................................................................9 i. PenangananLahanKritis...........................................................................................................9 ii. PenangananLimbahIndustri.................................................................................................14 iii. PenangananPersampahan 22 iv. PenangananKJA 34 v. PenegakanHukum 40 vi. Edukasi...........................................................................................................................................47 b. CapaianLainnya..............................................................................................................................51 i. PemantauanKualitasAir.........................................................................................................51 ii. PembangunanCommandCenter 54 V. Rekomendasi ..........................................................................................................................56 i. LahanKritis 56 ii. PenangananLimbahIndustri.................................................................................................58 iii. PenangananKJA..........................................................................................................................58

I. Mandat

SungaiCitarumterbentangsepanjang297kmdenganhuludiSituCisantiyangterletakdi kaki Gunung Wayang, Kabupaten Bandung dan bermuara di Pantai Utara Pulau Jawa, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Aliran DAS Citarum melintasi 13 kabupaten/kota, antara lain Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bandung, Kota Cimahi, sebagian KabupatenSumedang,sebagianKabupatenCianjur,sebagianKabupatenBogor,sebagian KabupatenSukabumi,sebagianKabupatenSubangdansebagianKabupatenGarut.Selain menjadisumberairbakuuntukairminum,SungaiCitarumjugasumberairirigasiuntuk ratusanribuhektarsawahsertapembangkitlistrikuntukPulauJawadanBali.Sepanjang bentangnya,terdapattigawadukdisungaiini,yaituWadukSaguling,WadukCiratadan WadukJatiluhur(RencanaAksiPPKDASCitarum).

PesatnyaperkembanganpendudukdankegiatandikawasanhuluDASCitarummemicu terjadinyaberbagaipenyimpanganpemanfaatanruangyangpadaakhirnyaberdampak padamenurunnyakualitaslingkungandikawasanDASCitarumbagianhulu,tengah,dan hilir. Permasalahan yang terjadi di DAS Citarum meliputi pencemaran dan kerusakan yang perlu ditangani karena menurunkan kualitas lingkungan di DAS Citarum yang berdampakpadamenurunnyatingkatmanfaatataujasadarisungaiCitarum.

Dalam rangka mengatasi permasalahan DAS Citarum Pemerintah Provinsi Jawa Barat menginisiasi beberapa program (Gambar 1). Program yang pertama kali diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat adalah Citarum Bergetar pada tahun 2001. Seiring dengan bergantinya kepemimpinan program penanganan Sungai Citarum berubah nama menjadi Gerakan Citarum Bestari (Citarum Bersih, Sehat, Indah, dan Lestari). Gerakan CitarumBestari(CitarumBersih,Sehat,Indah,danLestari)dicanangkanpadaTanggal22 Juni 2014 oleh Gubernur Jawa Barat bersama Kementerian Lingkungan Hidup, semua OPD Provinsi, dan perangkat Kabupaten Bandung di Majalaya Kabupaten Bandung. KegiatanpencananganinisebagaibentukkomitmenbersamaantarapihakPemerintah, PelakuUsaha,dansemuaelemenmasyarakatdalammewujudkanSungaiCitarumyang bersih,sehat,indah,lestari,danairnyalayakdiminum.ProgramCitarumBestariberakhir padatahun2016.DengankondisiSungaiCitarumyangbelummencapaitargetnya,pada akhir 2017 Kodam III/Siliwangi menginisiasi Program Citarum Harum. Dalam eksekusinya, program ini dirasa tidak dapat diimplementasikan dengan baik. Hal ini mengundangperhatianpresidensehinggadibentuklahPeraturanPresidenNo.5Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian, Pencemaran, dan Kerusakan (PPK) Daerah Aliran Sungai Citarum sebagai dasar hukum penyelenggaran kegiatan Percepatan Pengendalian, Pencemaran, dan Kerusakan (PPK) Daerah Aliran Sungai Citarum. Peraturan ini kemudian dijabarkan pada Peraturan Menteri Koordinator Bidang KemaritimanNo.8Tahun2018tentangTataKerjaTimPengarahdanSatuanTugasTim PPKDASCitarum.

1

PemerintahProvinsiJawaBaratmenjabarkanPeraturanPresidenNo.15Tahun2019dan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman No. 8 Tahun 2018 (Gambar 2) melalui penerbitan Keputusan Gubernur No. 614/Kep.1303-DLH/2018 tentang SekretariatSatuanTugasPPKDASCitarumTahun2018-2023, KeputusanGubernurNo. 614/Kep.1304-DLH/2018 tentang Kelompok Kerja PPK DAS Citarum, Keputusan Gubernur No. 614.0 5/Kep.144-DLH/201 tentang Tim Ahli PPK DAS Citarum, dan Peraturan Gubernur No. 5 Tahun 2019 tentang Tata Kelola Pelaksanaan PPK DAS Citarum.Dalamperaturandankeputusantersebutmengatur4(empat)unsurantaralain

Sekretariat Satgas, Tim Ahli, Komando Sektor, dan Kelompok Kerja. Dalam rangka melaporkan hasil evaluasi pelaksanaan tugas keempat unsur tersebut, laporan ini disusun.

2
Gambar 1 Milestone Penanganan DAS Citarum

II. Evaluasi Kegiatan Citarum Harum 2018

Kegiatan penataan restorasi ekosistem dilaksanakan mulai tanggal 19 Agustus sampai dengan31Desember2018disepanjangDASCitarumselainmelibatkanTNI/Polrijuga melibatkan seluruh komponen masyarakat dan instansi terkait serta dilaksanakan di sepanjangsungaiCitarum,anaksungai,cucusungaidancicitsungaiCitarumyangberada di wilayah Jawa Barat meliputi kegiatan sosialisasi, penegakan hukum, penghijauan, sanitasi masyarakat dan ternak, pengangkatan sampah permukaan, patroli serta pengendaliandanpengawasankegiatandisepanjangDASCitarumdengantujuanuntuk memfungsikankembalisungaiCitarumagarbenar-benardapatdimanfaatkanolehwarga masyarakatsecaraoptimal

Penataan restorasi ekosistem dilaksanakan di sepanjang sungai Citarum, anak sungai, cucusungai,dancicitsungaiCitarumyangberadadiwilayahJawaBarat,yangdibagike dalam13sektoryaitu:

a. Sektor1 :SituCisanti;

b. Sektor2 :Pacet–Maruyung;

c. Sektor3 :Maruyung–Cikarau;

d. Sektor4 :Neglasari–Rancabuana;

e. Sektor5 :Rancabuana–Bojongsoang;

f. Sektor6 :Sapan–JembatanCitarum(Cijagra);

g. Sektor7 :Cijagra-JembatanCilampeni;

h. Sektor8 :JembatanCilampeni–CurugJompong;

i. Sektor9 :CurugJompong–Saguling;

j. Sektor10 :Saguling–JembtMandalaWangi; k. Sektor21 :AnakSungaiKab.Bandung;

3
Gambar 2 Dukungan Kebijakan

l. Sektor22 :AnakSungaiKotaBandung;dan m. SektorPembibitan :SituCisanti(Petak73).

Jumlah personel yang diturunkan sebanyak 1700 TNI dan 1300 Masyarakat dengan susunanpenanggungjawabsebagaiberikut:

a. Penanggungjawab :PangdamIII/Siliwangi;

b. Ka.Giat :AsrendamIII/Siliwangi;

c. Kalakgiat :AsterKasdamIII/Siliwangi;

d. Dansektor :PamenTNIberpangkatKolonel;

1) Sektor1 :KolonelInfIngetBarus,S.Sos.; 2) Sektor2 :KolonelInfMulyonoHariSantoso;

3) Sektor3 :KolonelInfAsepNurdin.;

4) Sektor4 :KolonelInfKustomoTiyoso,S.I.P; 5) Sektor5 :KolonelInfDadangRahardiansyah; 6) Sektor6 :KolonelInfYudiZanibar,S.I.P;

7) Sektor7 :KolonelKavPurwadi;

8) Sektor8 :KolonelCziAbyIsmawan,S.E; 9) Sektor9 :KolonelInfAriefPrayitno,S.I.P.,S.H.,M.Hum.

10) Sektor10 :KolonelInfSulistiono

11) Sektor21 :KolonelInfYusepSudrajat,S.Sos,M.M;

12) Sektor22 :KolonelInfAsepRahmanTaufik;dan

13) SektorPembibitan :LetkolInfChoirulAnam.

Kegiatanyangdilakukanantaralain:

1) Sosialisasi

a) Target. Merubah mindset masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dankebersihandengantetapmenjujungtinggikearifanlokaldanbudayaserta adatistiadatmasyarakatsetempat;dan

b) Realisasi. Tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnnya menjaga lingkungandankebersihan.

2) Penghijauan.

a) Target.Reforestasilahanseluas80.000Hadanmembutuhkan125.000.000bibit pohon;dan

b) Realisasi.Lahanygtelahditanami521,2Ha danpohonyangtertanam814.381 (pohoncampuran)bantuandariYayasanCitarumharumdaninstansilainnya.

3) PenangananSampahRumahTangga.

a) Target. Membantu pembuatan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) serta pengambilansampahsetiaphari;dan

b) Realisasi.9UnitTPSbarutelahterbangun(swadayamasyarakat).

4) RelokasidanAlihProfesi.

a) Target.PendataanmasyarakatyangtinggalsekitarbantaransungaiCitarumdan RelokasimasyarakatyangberadadidaerahhulubantaranDASCitarum;dan

b) Realisasi.PendataanmasyarakatyangtinggalsekitarbantaransungaiCitarumdi wilayahSektor1,2,7dan8SatgasCitarumHarumTahun2018.

4

5) Sanitasimasyarakatdanhewanternak.

a) Target. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka kegiatan sanitasi masyarakat dan hewan dan membantu pembangunan wc perorangan sebanyak25.501Unit;dan

b) Realisasi.58UnitSepticTankbarumilikmasyarakat(swadayamasyarakat)

6) PengangkatanSampahPermukaandanSedimen.

a) Target.Melaksanakanpengangkatansampahpermukaandansedimentasipada bantaransungaidititik-titikrawansepanjangDASCitarum;dan

b) Realisasi. Melaksanakan pengangkatan sampah permukaan di sepanjang DAS CitarumSatgasCitarumHarumTahun2018.

7) PenegakanHukum.

a) Target. Melaksanakan patroli dan pengawasan di sepanjang DAS Citarum terutama di sekitar daerah industri dan Melakukan penyelidikan terhadap adanyaindikasipencemaransungai;dan

b) Realisasi.TelahdilaksanakanpatrolidanpengawasandisepanjangDASCitarum.

8) PenanggulanganPencemaranLimbahIndustri.

a) Target.Melaksanakansosialisasiterhadappelakuusahauntuktidakmelakukan pencemaran lingkungan dan melaksanakan pengolahan limbah hasil industri, serta melibatkan KLHK dan Swasta dalam pembuatan IPAL terpadu di lokasi industri;dan

b) Realisasi. Telah dilaksanakan sosialisasi terhadap pelaku usaha untuk tidak melakukanpencemaranlingkungandanmelaksanakanpengolahanlimbahhasil industriyangberadadiwilayahSektor4s.d9,21dan22SatgasCitarumHarum Tahun2018sertapenindakanberupapengecoransaluranpembuanganlimbah terhadappabrikyangterbuktimembuanglimbahdiatasbakumutu.

III. Ekstraksi Rencana Aksi PPK DAS Citarum

a. ArahKebijakan,Strategi,danProgram

Gubernur Jawa Barat selaku Komandan Satuan Tugas (Satgas) telah menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 26 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan (PPK) DAS Citarum. Dalam dokumen tersebut, telah ditetapkan strategi dan program berdasarkan arah kebijakan pada Perpres 15 Tahun 2018tentangPercepatanPengendalianPencemarandanKerusakanDASCitarum.

Tabel 1 Tabel Rumusan Arah Kebijakan, Strategi dan Program PPK DAS Citarum.

Arah Kebijakan Strategi Program

1.Pencegahan PencemaranDAS dan/atau KerusakanDAS

2. Penanggulangan PencemaranDAS

MenurunkansedimentasidiDASCitarum denganpenguranganerosimelalui penangananlahankritis

Mengelolalimbahyangterdiridarilimbah industri,limbahpeternakan,limbah domestiksertapersampahan

1. PenangananLahanKritis

2. PenangananLimbahIndustri

3. PenangananLimbah Peternakan

5

Arah Kebijakan

dan/atau KerusakanDAS

3. PemulihanFungsi DAS

Strategi Program

4. PenangananAirLimbah Domestik

5. PengelolaanSampah

6. PenertibanKerambaJaring Apung

Melakukanpengawasandanpenegakan hukumsertapenertibanpemanfaatan ruang

Meningkatkanpengelolaansumberdaya air

Melakukanedukasidansosialisasikepada industri,insitusipendidikan,dan masyarakatdiDASCitarum

b. IndikatorKeberhasilanPPKDASCitarum

7. PengendalianPemanfaatan RuangDASCitarum

8. PenegakanHukum

9. PemantauanKualitasAir

10.PengelolaanSumberDayaAir

11.Edukasi

12.HubunganMasyarakat

Target utama program ini adalah menurunnya tingkat pencemaran Sungai Citarum dengan indikator utama Indeks Kualitas Air (IKA), yang selaras dengan indikator dan targetkualitassungaisebagaimanatercantumdalamRPJMDProvinsiJawaBarat20182023. Berdasarkan proyeksi dengan mempertimbangkan kondisi awal tingkat pencemaran di Sungai Citarum yang terkategori Cemar Berat pada Tahun 2018, maka pada Tahun 2023, IKA Sungai Citarum ditargetkan dapat mencapai 38,57 (kondisi IKA Tahun 2018 adalah 33,43). Kondisi ini menunjukkan bahwa adanya perbaikan status mutusungaikategoricemarberatmenjadicemarsedang.PadaTahun2025,IKASungai Citarum ditargetkan mencapai 40,86. Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan statusmutukategoricemarsedangkecemariringan.

Gambar 3 Target Indeks Kualitas Air

Selain indikator utama (indikator dampak), keberhasilan program diukur melalui pencapaian indikator Outcome (program) yang diharapkan berdampak pada

6
04 2023 2025 Nilai Indeks Kualitas Air 38,57 Nilai Indeks Kualitas Air 4 04 2018 Nilai Indeks Kualitas Air 33,43

peningkatankualitasSungaiCitarum.Penjabaranindikator output, outcome dan impact dapatdilihatpadaTabel2.

Tabel 2 Indikator Outcome setiap Penanganan

Program

Penanganan Lahan Kritis

Penanganan Limbah Industri

Penanganan Limbah

Peternakan

Penanganan Air Limbah

Domestik

Indicator Output Indicator Outcome

Terselenggaranyapenanganan lahankritis

Terselenggaranyapembinaan danpengawasankepada industri

• Tersedianyaunitpengolahan limbahternak

• Terselenggaranyabimbingan teknisdansosialisasikepada peternak

• Terselenggaranyapemicuan STOPBABS

• TersedianyaSistem PengelolaanAirLimbah Domestik

Pengelolaan Sampah Tersedianyaunitpengelolaan persampahan

Penataan Ruang

Pengelolaan Sumber Daya Air

Penataan Keramba Jaring Apung

Penegakan Hukum

Edukasi

Hubungan Masyarakat

• Tersedianyadataperizinan pemanfaatanruangyang lengkapdiDAScitarum

• Rekomendasitindaklanjut ketidaksesuaianpemanfaatan ruang

• Terbangunnyafloodwaydan kolamretensiuntuk pengendalianbanjir

• Terselenggaranyaupayauntuk meningkatkankapasitas tampungsungai

• Terselenggaranyapenataan danpembongkaranKJA

• Terselenggaranyapelatihan danpendampinganteknisalih usaha

• Terlaksananyakegiatan pengawasan

• Terlaksannyapenanganan pengaduankasus

• Terselenggaranyabimbingan teknispenerapanproduksi bersihdiindustri

• Terselenggaranyasosialisasi kepadainstitusipendidikan

• Terselenggaranyatayangan iklanlayananmasyarakat

• TermanfaatkannyaCommand Center

c. StrategiImplementasiProgram

Pelaksanaan Program

LuasLahanKritisyangditangani

Persentaseindustriyangtelah terawasi,taatterhadapizin

Indicator Impact

Menurunnyaerosipada wilayahDASCitarum

Effluent/limbahdariindustri memenuhibakumutu

Persentaseternakyangdiintervensi Kandunganfaecalcoliform menurun

• JumlahDesaDeklarasiODF

• JumlahKKterlayaniSarana SanitasiLayak

Persentasepengelolaansampahdi desaprioritasDASCitarum

• Tersedianyadataketidaksesuaian pemanfaatanruangdiDASCitarum

• Berkurangnyajumlahindikasi pelanggaranpemanfaatanruang

Sebaranluas,durasi,dantinggidi tujuh(7)lokasigenanganDAS Citarum

JumlahKJAyangtertata

Jumlahkasustertangani

• Jumlahindustriyangdiedukasi

• JumlahinstitusiPendidikanyang menerapkanPHBSdan3R(unit sekolah/perguruantinggi)

JumlahdesaprioritasdiDAS Citarumyangterintervensioleh kampanyePHBS

Kandunganfaecalcoliform menurun

Seluruhsampahdikelola

Berkurangnyaalihfungsi lahandiDASCitarum

Berkurangnyakejadian banjirdisekitarDASCitarum

JumlahKJAsesuaidengandaya dukung

Berkurangnyapelanggaran padaDASCitarum

• Effluent/limbahdariindustri memenuhibakumutu

• Berkurangnyalimbahyang dibuangkesungai

SungaiCitarumbebas sampahdanlimbahdomestik

TimDASCitarumterdiridariPengarahdanSatuanTugas(Satgas).Pengarahdandiketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan secara garis besar bertugas untuk menetapkan kebijakan PPK DAS Citarum secara terintegrasi dan berkelanjutan serta memberikanarahandalampelaksanaantugasSatgas.KomandanSatgasadalahGubernur JawaBaratyangbertugasmelaksanakanarahanPengarahdalammelaksanakanPPKDAS

7

Citarum melalui pelaksanaan operasi secara sinergis dan berkelanjutan. Strategi implementasiprogramCitarum,antaralain:

1. MelibatkanTentaraNasionalIndonesia(TNI),Kepolisian

2. RepublikIndonesia(POLRI),danKejaksaanTinggi;

3. MelibatkanKementeriandanLembaga

4. MembentukKomandoSektor;

5. MembentukSekretariatSatuanTugas;

6. MembentukKelompokKerja(POKJA)PPKDASCitarum;

7. MembentukTimAhliPPKDASCitarum;

8. MenunjukKetuaHarianSatgas.

Wilayah Kerja

BerdasarkanPermenkoBidangKemaritimanNo.8Tahun2018,WilayahKerjaTimDAS Citarumdibagimenjadi22sektordarihulusampaidenganhilir, yangdipimpinoleh23 orang Perwira TNI sebagai Komandan Sektor (Dansektor) (di Sektor 1 terdapat 2 Dansektor, dimana 1 Dansektor fokus pada pembibitan dan revitalisasi kawasan hulu) (Gambar4).SeluruhaktivitasbaikyangdilaksanakanolehKementerian/Lembaga,Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, diketahui oleh Komandan Sektor sebagai pengawal pelaksanaankegiatandisektormasing-masing.

8
Gambar 4 Peta Sektor 1 – 22

a. QuickWins

i. PenangananLahanKritis

1. Kebijakan

Lahankritisyangmenjadiprioritaspenangananadalahlahanyangmasukkategori kritis dan sangat kritis yang berdasarkan peta yang tertuang dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.306/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018 tentang Penetapan Lahan Kritis

Nasional. Faktor pembatas lahan kritis di Wilayah DAS Citarum adalah kondisi bahaya erosi, tutupan lahan dan kemiringan lereng, baik itu di luar maupun di dalam kawasan hutan. Pada bagian hulu DAS Citarum merupakan lahan yang mempunyai kemiringan terjal dan penutupan lahan didominasi oleh lahan pertanian kering berupa tanaman semusim dan holtikultur. Pemanfaatan lahan untuk pertanian pada bagian hulu yang kurang memperhatikan aspek topografi dalam manajemen lahan akan mempengaruhi tingginya nilai erosi yang juga berpengaruhpadakondisilahankritis.

AlurdalampenangananLahankritisadalahsebagaiberikut:

• BidangKehutanan

1. Prakondisi

Prakondisi masyarakat dimaksudkan untuk mensosialisasikan kegiatan yang akan dilaksanakan dan menjaring dukungan dari seluruh pihak terkait. Pada fase prakondisi masyarakat dapat dihimpun jenis-jenis tanaman(kayu-kayuandansemusim)yangdiinginkanolehmasyarakat, prakondisi awal dilaksanakan dengan menugaskan tenaga penyuluh lapangan pada setiap wilayah binaan dengan persiapan untuk menyiapkan administrasi lapangan dan Rencana Umum Kebutuhan Kelompok (RUKK), kegiatan prakondisi dilaksanakan dengan tahapan sebagaiberikut:

a. Sosialisasi: merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyebarluaskaninformasitentangprogram-programpemerintah;

b. Penyuluhan: bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang teknis penyelenggaraan kegiatan, termasuk tentang teknik penanaman dan pemeliharaan tanaman, pembuatan bangunan konservasi tanah, dan budidaya tanaman sesuai dengan kaidah-kaidahkonservasi;

c. Pendampingan: merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membantu kelompoktani/masyarakat dalam menghadapi dan menyelesaikanpermasalahanpelaksanaankegiatan.

9

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan RHL dan Konservasi Tanah dan Air berpedoman pada:

a. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik IndonesiaNomorP.105/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018tentang

Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung, Pemberian Insentif, SertaPembinaanDanPengendalianKegiatanRehabilitasiHutanDan Lahan;

b. PeraturanDirekturJenderalPengendalianDaerahAliranSungaiDan Hutan Lindung Nomor P.7/PDASHL/SET/KUM.1/8/2017 tentang

PetunjukTeknisPelaksanaanAgroforestri;

c. PeraturanDirekturJenderalPengendalianDaerahAliranSungaiDan Hutan Lindung Nomor P.6/PDASHL/SET/KUM.1/8/2017 tentang

PetunjukTeknisBangunanKonservasiTanahDanAir.

Secaraoperasionaldilapangandilaksanakankegiatankegiatandarimulai perencanaan,pelaksanaan,danpengendaliandilapangansebagailangkah untukmenujukeberhasilansuatuproses.

Sosialisasi Program Penetapan Lokasi Kegiatan

Rancangan Teknis Kegiatan Penanaman

Data Peta Persil/ DHKP

Jumlah 400 btg/Ha, Kayu dan MPTS (Agrofoerstry)

Penyediaan Bibit dan Penanaman Swakelola/ Kontraktual

Monitoring dan Evaluasi

Gambar 5 Alur Kegiatan Penanganan Lahan Kritis

• BidangPertanian Kegiatan bidang pertanian lebih difokuskan kepada bagaimana pengelolaan lahanpertanianyangdilaksanakanolehmasyarakat,denganmengedepankan konservasi lahan. Salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah perbaikan terrasering, dan penanaman jenis tanaman serbaguna/buahbuahan.

• BidangPerkebunan Kegiatanbidangperkebunan,dilaksanakankegiatanpenanamandenganjenis komoditasperkebunanpadalahanmilikmasyarakat,sedangkanuntuklahan kritis pada lahan kepemilikan HGU, dilakakukan pembinaan dalam upaya

10

perbaikantutupanlahanyangdisesuaikandengankomoditasperkebunanitu sendiri.

2. Kinerja

Tabel 3, 4 dan 5 menjelaskan kegiatan penanganan lahan kritis yang dilakukan padatahun2019.Kegiatanpenangananlahankritisdilakukandidalamkawasan hutan dan di luar kawasan hutan dengan stakeholder terkait seperti, Kodam III/Siliwangi,PTPN,Perhutani,PemprovJabar,danKLHK.

Tabel 3 Kinerja Penanganan Lahan Kritis Dalam Kawasan Tahun 2019 Dan Rencana Tahun 2020

No Instansi

DiDalamKawasan Hutan

1 BPDASHL a.

Pelaksanaan s.d Tahun 2019 Rencana Tahun 2020 Tahun Luas (Ha) Jumlah tanaman (batang) Luas (Ha) Jumlah tanaman (batang)

a.ArthaGraha (PenyediaBibit)

b.Budiasi (PenyediaBibit)

c.Sektor PembibitanKODAM III/SLW

3

Sisa Akhir

Tabel 4 Kinerja Penanganan Lahan Kritis Dalam Kawasan Tahun 2019

No Instansi Tahun Luas (Ha) jumlah tanaman (batang)

Lahan Kritis Di Luar Kawasan Hutan

1 Dinas Kehutanan

11
15,355.64 3,254.35
PerumPerhutani 2019 4,251.85 2,589,501 500.00 312,500 2018 1,804.11 1,241,208
2017 4,403.59 3,076,161 - -
BBKSDA 2019 1,363.19 851,994 - -
BBTGGP 2019 224.63 574,000 - -
2019 - 1,152,691 168.82 105,512
- -
b.
c.
2 KODAMIII/SLW 2018s/d
STARENERGI 2019 4.00 2,500 - -
PT.Gravfarm 2019 50.00 31,250 -5 Kabupaten Bandung 2019 - 6,062 -Jumlah 12,101.37 9,525,367 668.82 418,012
3,254.27 2,564.53
4
A. RHL 2019 255.00 226,875 a.HutanRakyat 50.00 31,250
61,681.72

b.PembentukanUnitPengelolaanHutan Rakyat

a.PT.ArthaGraha(PenyediaBibit) b.YAYASANBUDIASI(PenyediaBibit)

Tabel 5 Kinerja Penanganan Lahan Kritis

1 Identifikasndan Verifikasi KepemilikanLahan danPenggarap

III/SLW, PTPNVIII, PERHUTANI, PEMPROVJABAR, KEMENLHK (BPDASHL)

KODAMIII/SLW, PERHUTANI, PEMPROVJABAR, KEMENLHK (BPDASHL) 3 SosialisasiDoorto Door Rutin/Setiap hari

hari

PelatihanKelompok Masyarakat

hari KODAMIII/SLW, PERHUTANI, PEMPROVJABAR, KEMENLHK (BPDASHL)

III/SLW,

PEMPROVJABAR, KEMENLHK (BPDASHL) 5 Pembinaan KelompokTani

III/SLW, PERHUTANI, PEMPROVJABAR, KEMENLHK (BPDASHL)

12
25.00 15,625
180.00 180,000
2019 a.Bantuanekonomiproduktif 3unit
1unit C.
a.DAMPenahan 9Unit b.GullyPlug 24Unit 2 Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura 2019 50.00 3 Dinas Perkebunan 2019 60.00 9,000 4 PTPN VIII 2019 273.78 5 KODAM III/SLW (PTPN VIII) 2018s/d2019 52.00 427,793
b.PemeliharaanTanamanP1
c.Persemaianbatangdenganeqivalen
B. Kegiatan Pendukung:
BKTA
6 Kabupaten Bandung 2019 - 60,251 Jumlah Tahun 2019 945.78
No
Dalam Kawasan Luar Kawasan Jumlah Total Stakeholders
3Kali 3Kali 6Kali KODAM
20Kali 3Kali 23Kali
Rutin/Setiap
Rutin/Setiap
4
36Kali 3Kali 39Kali KODAM
36Kali 3Kali 39Kali
Kegiatan
2 SosialisasiTerpusat
PERHUTANI,
KODAM

No Kegiatan Dalam Kawasan Luar Kawasan Jumlah Total Stakeholders

6 Persemaian 11Unit 3Unit 14Unit

7 Penanaman Ha 12,974.53 945.78 13,920.31

Batang

8 Pemeliharaan

9,333,155 909,171 10,242,326

KODAMIII/SLW, PERHUTANI, PEMPROVJABAR, KEMENLHK (BPDASHL)

KODAMIII/SLW, PTPNVIII, PERHUTANI, PEMPROVJABAR, KEMENLHK (BPDASHL)

KODAMIII/SLW, PTPNVIII, PERHUTANI, PEMPROVJABAR, KEMENLHK (BPDASHL)

9,333,155 909,171 10,242,326

9 Pengawasan Rutin/Setiap hari Rutin/Setiap hari Rutin/Setiap hari

10 Evaluasidan Pelaporan 1Kali/Bln 1Kali/Bln 1Kali/Bln

3. Permasalahan

Tabel 6 Permasalahan dalam Penanganan Lahan Kritis

Kendala

▪ Okuvasi

Lahan

▪ AlihKomoditi danFungsi

Lahan

▪ Pola

Pengolahan

Tanah

▪ Kepemilikan

Lahan

▪ Perilaku masyarakat

KODAMIII/SLW, PTPNVIII, PERHUTANI, PEMPROVJABAR, KEMENLHK (BPDASHL)

KODAMIII/SLW, PTPNVIII, PERHUTANI, PEMPROVJABAR, KEMENLHK (BPDASHL)

KODAMIII/SLW, PTPNVIII, PERHUTANI, PEMPROVJABAR, KEMENLHK (BPDASHL)

Solusi&RencanaTindakLanjut Stakeholders

▪ Pemanfaatan dana CSR dalam penangananLahanKritis.

▪ Pengalokasian penggunaan dana desa untuk pemulihan lingkungan Citarum “Dengan pola Agroforestry pada lahan carikdesa”.

▪ Penerapan konservasi tanah dan air pada aktivitas pertanian untuk mengurangilajuerosiyangterjadi.

▪ Pembagianbibitproduktifsecaragratis dari Kemen LHK (BPDASHL CitarumCiliwung) sebanyak 3 juta batang

▪ KemenLHK,

▪ KODAM III/SLW,

▪ Dinas Kehutanan Provinsi,

▪ Dinas Perkebunan Prov/Kab.

▪ DinasPertanian Prov/Kab,

▪ Perhutani,

13

sebagian besar untuk penanganan DAS CitarumHulu

▪ Kantor Wilayah ATR/BPN Jawa Barat dapat memberikan data kepemilikan lahan/DHKPdiDAShuluCitarumuntuk mempermudah penanganan lahan kritis.

▪ Mengalokasikansebagiandanabantuan bank dunia dapat dialokasikan untuk penanganan lahan kritis luar kawasan hutan

▪ Dalam menangani lahan kritis di luar kawasan hutan harus lebih banyak menggunakan local wisdom: urus lembur, panceg dina galur, akur jeung dulur.

▪ PTPNVIII

Gambar 6 Peta Lahan Kritis DAS Citarum Hulu

Daritotallahankritisdihuluseluas77.037,36Ha,secarapenanganandibagidalam2kategori yaitu: untuk lahan kritis di dalam kawasan hutan dan diluar kawasan. Untuk di dalam kawasanseluas15.355,64 Hadandiluarkawasanseluas61,681.72Ha.

ii. PenangananLimbahIndustri

1. Kebijakan

Pengelolaan limbah industri dapat dilakukan secara terpadu atau oleh masingmasing industri. Pengelolaan limbah industri secara terpadu pada umumnya diterapkan pada suatu kawasan industri, sedangkan industri di luar kawasan tetap harus mengelola limbahnya secara individu. Industri menjadi salah satu

14

aktivitas yang memberikan kontribusi terhadap pencemaran Sungai Citarum. Kondisi yang ada saat ini menunjukan bahwa masih banyak industri di luar kawasan, terutama industri Usaha Kecil Menengah (UKM) di DAS Citarum yang tidakmemilikiInstalasiPengolahanAirLimbah(IPAL)danmembuanglangsung limbahnya ke sungai. Berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian,dalamrangkapembangunandanpemberdayaanindustrikecildan menengah, Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat melakukan pemberian fasilitas berupa bantuan pencegahan pencemaran lingkungan hidup untuk mewujudkanindustrihijau(Pasal75).

TargetOutcomedaripenangananlimbahindustriadalahmeningkatnyaindustri yangtaatterhadapperizinanlingkungan.Targettahun2019adalah250industri yangdiawasitaatterhadapizin.Indikatorkinerjaoutcomediperolehsebagaihasil perbandingan antara jumlah industri yang telah terawasi dengan total seluruh industri yang berkontribusi menyebabkan pencemaran di DAS Citarum yaitu sebanyak1242industri.Data1242industrididapatkandarihasilsinkronisasidan koordinasibersamakab/kotase-JawaBarat.

Tabel 7 Target Outcome Penanganan Limbah Industri

Target

Persentase darijumlah industryyang diawasi,taat terhadapizin

-Jumlah industryyang diawasi,taat terhadapizin

Alur Bisnis Proses untuk Pengelolaan Air Limbah dari Sektor Industri adalah sebagaiberikut(Gambar3):

• Melakukan inventarisasi industri yang ada pada DAS Citarum, hal ini dilakukan sebagai baseline data yang akan digunakan, kemudian dilakukan klasifikasi industri menjadi 3 kelas, yaitu Usaha Skala Besar (USB), Usaha Skala Menengah (USM), dan Usaha Skala Kecil (USK). Untuk USK, akan dibuatkan opsi teknologi pengolahan air limbah yang tepat guna, sehingga mampu menghasilkan air buangan yang sesuai dengan Baku Mutu, sebagai opsilainakandibangunIPALKomunalkhususuntukUSK.

• Melakukan Bimbingan Teknis (BimTek) kepada seluruh pelaku industri terkait dengan Cleaner Production / Produksi Bersih / Green Production sehinggaadaupayauntukmeminimalkanairlimbahyangdibuangkesungai

15
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
15,5% 20% 40% 60% 80% 100%
189 250 497 745 993 1242
- -

olehsektorindustri.BimTekinidilakukanbekerjasamadenganPokjaEdukasi khususnyaDinasPerindustrian.

• Melakukan Audit dan Pengecekan fasilitas IPAL pada setiap USB, USM, dan beberapa contoh USK, sehingga didapatkan data aktual yang terbaru dari setiap industri yang ada pada DAS Citarum. Audit dan Pengecekan IPAL ini dilakukanbekerjasamadenganPokjaPenegakanHukum.

• ProsesAuditdanPengecekanfasilitasIPALdibagimenjadibeberapatahapan, yaitu:

a. Apakah Industri tersebut sudah memiliki fasilitas IPAL? Apabila belum memilikifasilitas,makadilakukankegiatanFSFeasibilityStudy(FS)dan Detailed Engineering Design (DED) terhadap industri tersebut, juga dilakukanBimTekdankegiatanCoachingClinicsebagaidasarpembuatan fasilitas IPAL pada industri tersebut. Kegiatan BimTek dilakukan bekerjasamadenganPokjaEdukasikhususnyaDinasPerindustrian.DED yangdibuatakandiverifikasiolehTimAhliuntukmenghindarikegagalan teknologiyangdigunakandalampengolahanairlimbahindustri.

b. Apabilasudahmemilikifasilitas,apakahairhasilolahandarifasilitasIPAL tersebut sesuai baku mutu? Apabila belum sesuai dengan Baku Mutu, maka akan dilakukan BimTek kepada industri tersebut, dan diberikan tenggatwaktuuntukdapatmemperbaikikualitasdariairhasilolahannya. Apabila sampai dengan tenggat waktu yang diberikan industri tersebut belumjugamelakukanusahaperbaikan,makaakandilakukanpenegakan hukumterhadapindustritersebutdibantuolehPokjaPenegakanHukum. SelainindustrimemperbaikiIPAL,airlimbahyangtidakmemenuhibaku mutu dapat dialirkan kedalam IPAL Komunal yang akan dibangun nantinya.

• MelakukanpemasangansistemOnlineMonitoringberbasisdatapadasetiap Industri yang diwajibkan dan akan dihubungkan dengan Server Data pada Command Center, sehingga nantinya dari Command Center akan mampu memantaulangsungsecararealtimekualitasmaupunkuantitasdariairhasil olahanyangdibuangolehIndustrikedalamSungaiCitarum.

16

Gambar 6 Alur Kegiatan Pengelolaan Air Limbah dari Sektor Industri

2. Kinerja

Industri di Bandung Raya didominasi oleh industri tekstil, dimana industri ini menghasilkanairlimbahdenganvolume relativelebihbanyakjikadibandingkan dengan industri lainnya, dengan ciri khasnya adalah berwarna dan mempunyai kandunganpolutanorganiccukuptinggi.

Berdasarkan data dari pemerintah setempat, industri yang ada di DAS Citarum sebanyak1,242industri.Jumlahindustryyangterverifikasiolehsatgassebanyak 47,7% dari total jumlah industri atau sekitar 593 industri yang tersebar di 9 sektor seperti yang ditampilkan oleh tabel dibawah. 6,3% atau 78 industri dari totalindustrydiDASCitarumbelummemilikiIPALdansebanyak27,6%atau343 industri dari total industry di DAS Citarum telah melakukan komitmen dan melakukanperbaikanIPAL.

Tabel 8 Data Industri di Sektor

Sektor Terpantau Dansektor Pengecoran

Belum Memiliki IPAL Komitmen dan Melakukan Perbaikan

17
3 8 1 3 2 4 101 6 18 92 5 8 - 2 4 7 103 6 35 32 8 12 2 - 3 11 9 - 1 8 14 10 - 5 2 21 303 76 - 187 22 39 3 14 13 Jumlah 593 94 78 343 Persentase 47,7% 7,6% 6,3% 27,6%

Kegiatanpengelolaanpencemaranair(PPA)dariKLHKuntukpenangananlimbah industryanataralain:

• Revisiperaturan yangtelahdikeluarkan (PeremenLHKNo.16Tahun2019) tentang BMAL Industri tekstil. Diberlakukan Baku Mutu Air Limbah tekstil Baru yang lebih ketat sesuai dengan besarnya debit air limbah serta memasukanParameterWarnadansuhu.

• Mengimplementasikan SPARING yaitu sistem yang dipergunakan untuk memantau, mencatat dan melaporkan kegiatan pengukuran kadar suatu parameter dan/atau debit air limbah secara otomatik, terus menerus dan dalamjaringan.

• Bimbingan teknis dalam rangka pembinaan industri dalam pengelolaan air limbahindustridenganmengundangahlidibidangnya

• PemetaanprofilindustrydanInventarisasidanidentifikasisumberpencemar kegiatan industry yang dilakukan di Hulu DAS CITARUM (Kabupaten Bandung,KabupatenBandungBarat,KotaCimahi,KotaBandung,Kabupaten Sumedang).

• Penghitungan beban pencemaran pada hulu DAS Citarum dan basis pelingkupanpercepatanpembangunanIPALKomunal(LokasidanKapasitas IPALKomunal)

Kegiatanpembinaandalamlingkuplimbahindustryantaralain:

• Sosialisasi revisi permen BMAL tekstil. Peningkatan kapasitas ini sebagai mediakomunikasidalammelakukanpendampingandanpemahamantentang

Permen LHK No. P 16 tahun 2019 BMAL Industri Tekstil kepada Industri tekstil, DLH Provinsi Jawa Barat, DLH Kabupaten/Kota di DAS Citarum dan Asosiasi.

• Coaching Clinics, Pemberian solusi teknis untuk industri tekstil tentang teknologi pengolahan Air Limbah Industri Tekstil yang efisien, tidak memerlukanlahanluasdanberhargakompetitif.

• Bimbinganteknisberupamelakukanpembinaanindustridalampengelolaan airlimbahindustridenganmengundangahlidibidangnya.

3. Permasalahan

Tabel 9 Permasalahan dalam Penanganan Limbah Industri

NO KENDALA/PERMASALAHAN SOLUSI PERAN

1 Inventarisasidanidentifikasi industry/usahadan/atau kegiatanyangmenghasilkan limbahcair

- Diperlukanpendataan detailterkait1242 industriyangberadadi sekitarDASCitarum untutmenentukan pembinaanspesifik terhadapmasing-masing industrymengingat karakteristiklimbah

Kab/Kota,TNI, KemenPerinBPPI, KLHK

(Koordinator:DLH Provinsi)

18

NO KENDALA/PERMASALAHAN SOLUSI PERAN

masing-masingindustry beragamtergantung padakegiatan industrinyaterkait denganbahanbakudan bahanpenolongyang digunakan.

- Sinkronisasidata inventarisasiindustry TNI/Sektordan kab/kota

2 SumberDayaManusia:

- Kapasitas/pengetahuan operatorterkait pengolahanlimbah industrykarenatidak seusaidenganfungsinya (bukanberlatar belakangteknis)

- Perhatianpemilik industry, pengelola/manajer lingkungan,dan operatorterhadap pengelolaanlimbah industry

- SDMASNdibidang pembinaandan pengawasan

- Peningkatankapasitas masyarakat(patrolair, kaderlingkungan, badegalingkungan,dll)

3 Perizinan:

- Prosesperizinan berjalanlama

- Belummeratanya pemahamanOSSdalam pemenuhankriteria teknis

- Bebebrapahalyang menjadihambatan dalamperizinanseperti

SLF

- Izinuntukrecycle bermasalah

4 PembangunanIPALyang

tidaksesuaidengan karakteristikairlimbah dikarenakanpermasalahan dengankonsultan

- TerdapatPermenLHK

No.5Tahun2018terkait operatorIPALdan penanggungjawab pengendalian pencemaranair (manajer)yangharus memilikisertifikatdari lembagayangbekerja samadenganKLHK. Peraturaniniberjangka waktu3tahununtuk diwajibkan,saatini sedangdisiapkan lembaganya.(KLHK)

- Pembinaanteknis pengelolaIPALdi lapangandenganpraktik langsung.(Kementrian Perindustrian)

- ASNdenganjumlahdan kompetensiyangsesuai

- Pelatihandan terbentuknyakaderkaderlingkungan

- Kedepannyaakan diperbanyakkegiatan coaching

- Pertemuantingkat tinggieselon1untuk pengambilankeputusan danmempercepat perizinan.

- Dilakukanrevisiuntuk memastikanverifikasi izindiOSS.

- Aturandanpengawasan terkaitpenaatanrecycle dikajikembali.

- SOPterkaitkonsultan IPALdansertifikasi konsultanIPAL.

- StandarIPALIndustri

KLHK,KemenPerin BPSDMI,Kemenko Maritim,Provinsi, Kab/Kota,APPLI (Koordinator:KLHK BP2SDM)

KLHK,Kab/Kota, Provinsi,Kemenko Maritim,BKPM (Koordinator: KemenkoMaritim)

KLHK,KemenPerin

BPPI,BNSP (Koordinator: KemenPerin)

19

5 IPALTerpaduCisirung: - Statusassetdi puslitbangairsedang prosesdisekjensejak April2019 - BelumoptimalnyaIPAL terpadueksisting(IPAL Cisirung)

6 BelumadanyaIPALkomunal baruuntukpengolahan limbahindustrydibeberapa wilayah

- KemenkoMaritimdan KLHKmendoronguntuk mempercepatproses serahterima. - RevitalisasiIPAL Cisirung

IPALKomunaldiKab. Bandungakandibangundi DayeuhkolotdanMajalaya denganMoUantaraBUMD CBSdanBUMNAdhiKarya sedangkanIPALrancaekek diarahkanuntukdilakukan olehProvinsi.Perluadanya rekomendasi danbantuan teknologi

KemenkoMaritim, KLHK,KemenPerin BPPI (Koordinator: KemenkoMaritim)

KLHK,KemenPerin BPPI,BUMNAdhi Karya,BUMDCBS, KemenkoMaritim (Koordinator: KemenkoMaritim)

7 PengelolaanIPAL membutuhkanbiayayang besar

8 PenangananlimbahIKM tidakterkeloladenganbaik

- KreditIPALdalam jangkatertentuseperti yangditahun90an sempat diimplementasikan (DanaOECFdanGTZ)

- StandardisasiIPAL - Untuklimbahyang dihasilkanolehIKM dapatdilakukan pembinaansecara bersama-samaoleh pemerintahdengan koordinasidari kementrian perindustrian

- IPALKomunaluntuk IKMsepertiindustri washing,tahu,tempe

- Menggunakanteknologi tepatgunanamunsulit untukmencapaibaku mutu,Walaupun demikianterdapat successstorydisolo padaIKMbatik

KemenPerinBPPI, KLHK,Kemenko Maritim (Koordinator:KLHK BLU)

KemenPerinBPPI, KLHK,Kab/Kota, Provinsi (Koordinator: KemenPerin)

9 Saluranumumyangmasih digunakansebagaisaluranair limbah(untuksemuajenis)

10 PROPER:

- PemberianPROPERyang tidaksesuaidenganfakta yangadadilapangan

Memisahansaluranumum dengansaluranlimbah industrydengan membangunsalurankhusus (gendong)industryke tempatpengolahanlimbah komunalyangkemudian direcycleuntukdigunakan kembaliolehindustry.

- Ditinjaukembaliagar memberikanperingkat propersesuaidengan yangadadilapangan.

PUPR,KLHK, KemenPerinBPPI, KemenkoMaritim (Koordinator:PUPR)

KLHK,Provinsi, Kab/Kota,Kemenko Maritim

20 NO KENDALA/PERMASALAHAN SOLUSI PERAN

NO KENDALA/PERMASALAHAN SOLUSI PERAN

- Tinjauandilapangan hanyasatuharidarisatu tahunsehinggabelum mencerminkanindustry bebaspenegakanhukum

- Propertidakmenjawab langsungpermasalahan lingkungandiindustri

11 Penggunaanbahanbaku dengankualitasrendah sehinggalimbahnyamemiliki kandunganpolutanyang lebihtinggi

12 Cleanerproductionyang belummassivedilakukan sehinggabelumoptimal karenasulittercapainya penurunancostyangsecara teoritisdapatdilakukan

- Industridenganproper hijaudisidaksecara acak

(Koordinator:KLHK DirjenPPKL)

13 Penggunaanair: - Penggunaanair diindustriyangboros akibatdariperaturanair limbahyangdiizinkan untukdiproduksimasih sangatlonggar Pajakairbakuterlalumurah

14 Penggunaanteknologiyang tuadenganliquiratioyang tinggi

15 Kurangnyasosialisasiaturan barukepadapelakuusaha

16 Analisishasillaboratorium

- Harganyamasihmalah untukbbrpparameter danbanyakparameter yangharusdiukur

- Labyangterakreditasi masihsulitkalaupunada cukupjauhsehingga biayamahal

- Labyangmengikuti pesananklien

- Mendorongpenggunaan bahanbakuramah lingkungan

- Standarisasibahanbaku industri

- Edukasiproduksibersih untukmeningkatkan partisipasidaripemilik industry

- Perluadasuccessstory dariindustryyangtelah suksesmenerapkan cleanerproduction untukmendorong ketertarikanpemilik industryterhadap cleanerproduction

- Mereviewaturan tentangbatasan penggunaanairperton produk

- Menaikanpajakair baku(benchmarking DKI)

- Mendorongpenggunaan teknologiyangramah lingkungan

- Sosialisasiyangmassive terkaitperaturanyang baruterbitdanharus adatenggangwaktu untukmenyesuaikan

- Pembatasanperamter yangdianalisisuntuk setipjenisindustri

- Memperbanyaklab terkareditasi,diberikan kemudaandanbiaya tidakmahalterutama lab-labpemerintah

- Adapunishmentbagi labyangtidakbenar danpengawasanlab

KemenPerinKPAII, KemenkoMaritim, KLHK

(Koordinator: KemenPerin)

KemenPerinBPPI, KLHK,Kemenko Maritim

(Koordinator: KemenPerin)

KLHK,Kementrian ESDM,Kemenko Maritim,Provinsi (Koordinator: KementrianESDM)

KemenPerinKPAII, KLHK,Kemenko Maritim

(Koordinator: KemenPerin)

KLHK,KemenPerin KPAII,Provinsi, Kab/Kota (Koordinator:KLHK DirjenPPKL)

KLHK,Badan AkreditasiNasional, KemenkoMaritim, TNI,Provinsi, Kab/Kota

(Koordinator:KLHK DirjenPPKL)

17 TeknologiSPARING - Melakukansosialisasi KLHK

21

- KurangnyaSosialisasi

PERMENLHKNo.93

tahun2018tentang

teknologiSPARING

- BatasanDebituntuk

IndustriTextilepada

P.93/2018hanyauntuk

industridengandebit>

1,000

iii. PenangananPersampahan

1. Kebijakan

Terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan adalahmenjaditugasdankewenanganpemerintahpusatdanpemerintahdaerah. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Penanganansampahadalahmeliputicaramemindahkansampahdarisumberke tempatpemrosesanakhir,sedangkanpenguranganmeliputikegiatanpembatasan timbulan sampah, pendaur-ulangan sampah dan/ atau pemanfaatan kembali sampah.

Untuk mengatasi masuknya sampah ke Sungai Citarum, diperlukan strategi pengelolaan sampah untuk mendorong percepatan peningkatan pelayanan persampahandiDASCitarum.StrategipengelolaansampahdiDASCitarumterdiri dariduabagianbesaryangbertujuan:

1. Menanganisampahrumahtanggayangsaatinibelumterkeloladengancepat dantuntas

2. MenanganisampahyangberadadiSungaiCitarum

Oleh karena itu, dibuatlah rencana penanganan untuk mencapai target pengelolaanpersampahandidesaprioritasCitarum,yangsecarabertahapselain menuntaskan sampah di sumber, meningkatkan peran serta masyarakat dalam hal pengurangan sampah, mengoptimalisasi pengangkutan sampah residu dan sampah sungai serta meningkatkan pengelolaan sampah di pemrosesan akhir. Strategi penanganan sampah di DAS Citarum diimplementasikan dengan memperhatikanhal-halberikut.

1. Komposisidankarakteristiksampah,untukmemperkirakanjumlahsampah yangdapatdikurangidandimanfaatkan.

2. Karakteristiklokasi dankondisi sosialekonomi masyarakat setempat untuk mengidentifikasi sumber sampah dan pola penanganan sampah yangsesuai dengankondisimasyarakatsetempat.

22
NO KENDALA/PERMASALAHAN SOLUSI PERAN

3. Proses pemberdayaan masyarakat untuk menyiapkan masyarakat dalam perubahan pola penanganan sampah dari proses konvensional kumpul angkutbuangmenjadi3R.

4. Uji coba pengelolaan sebagai ajang pelatihan bagi masyarakat dalam melaksanakanberbagaimetodepengelolaansampah.

5. Keberlanjutan pengelolaan untuk menjamin kesinambungan proses pengelolaanyangdapatdilakukanolehmasyarakatsecaramandiri.

6. Pengurangan sampah sebaiknya dilakukan sejak sampah belum terbentuk yaitu dengan menghemat penggunaan bahan, membatasi konsumsi sesuai dengankebutuhan,memilihbahanyangsedikitmengandungsampah.

7. Upayamemanfaatkankembalisampah.

8. Upayamendaurulangsampah,dilakukandenganmemilahsampahmenurut jenisnyapadatingkatkemurniantertinggi.

9. Pengomposan diharapkan dapat diterapkan di sumber yang akan secara signifikanmengurangisampahpadatahapberikutnya.

Timbulan sampah di DAS Citarum sebesar 3512,2 ton/ hari bersumber dari 8 (delapan) kabupaten/ kota. Sebesar 77,7 persen sumber timbulan sampah tersebut berasal dari wilayah Metropolitan Bandung Raya, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat. Terbesar timbulan kedua bersumber dari Kabupaten Karawang sebesar 12,7 persen. Dan sisanya sebesar 9,6 persen bersumber dari Kabupaten Bekasi, Kabupaten PurwakartadanKabupatenCianjur.

Gambar 7 Persentase Sumber Timbulan Sampah di Desa Prioritas Citarum

Berdasarkan jumlah timbulan tersebut dan kesiapan perencanaan dari Pemerintah Kabupaten/ Kota, implementasi kegiatan persampahan untuk DAS CitarumpadatahapawaldilaksanakanprioritasdiKabupaten/Kotayangberada di Metropolitan Bandung Raya. Target capaian outcome diharapkan dapat tercapai pada tahun 2023 yang kemudian dilanjutkan dengan operasional pengelolaansampahyangberkelanjutan.UntukKabupatenKarawang,Kabupaten

23

Purwakarta,KabupatenCianjurdanKabupatenBekasidiawalidenganpersiapan dan pemenuhan readiness criteria secara simultan. Diharapkan implementasi pembangunandapatdilaksanakanmulaitahun2021.

Gambar 8 Timeline Implementasi Kegiatan Persampahan untuk DAS Citarum

Pengelolaan Sampah dapat dikelompokkan berdasarkan sumber dan skala penangananberdasarkanpertimbangankewenanganpemerintahpusatmaupun daerah(ProvinsiatauKabupaten/Kota).

1. Berdasarkansumber,pengelolaansampahdibedakanmenjadipengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sungai. Sampah yang bersumber dari pengumpulan rumah tangga melibatkan kegiatan pengurangan, pemilahan danpenanganandiunitpenangananskalaKawasanmaupunwilayah.Untuk sampah sungai, sampah yang terjaring diangkut langsung ke TPA atau dititipkankelokasiunitpenanganansampahskalakawasanterdekatapabila jarakkeTPAjauh.

2. Berdasarkan skala penanganan, tingkatan unit penanganan sampah dibedakan menjadi kawasan (tingkat penanganan sampai dengan 1 ton/ hari), wilayah (tingkat penanganan sampai dengan 20 ton/ hari) , lokal (tingkatpenangananskalakabupaten/kota)danregional(lintasatauantar kabupaten/kota)melibatkanteknologipengolahanyangefektif,efisiendan berkelanjutan.

a) Unit penanganan skala Kawasan dapat terdiri dari TPS, TPS 3R, Bank Sampahdansebagainya.

b) Unit penanganan skala Wilayah dapat terdiri dari TPST, Pusat Olah Organiklokal,PusatDaurUlanglokal,BankSampahdansebagainya.

c) PenangananskalaLokal/Regionaldapat terdiridariStasiunPeralihan Antara, Pusat Olah Organik Regional, Intermediate Treatment Facility (ITF),danTPAlokal/regional.

24

Gambar 9 Alur Pengelolaan Sampah DAS Citarum

Pada gambar alur pengelolaan sampah DAS Citarum di atas, dapat dilihat beberapatahappengelolaansampahyangditerapkan.

1. Rumah tangga melakukan pemilahan sampah di sumber (rumah/ tempat usaha). Pada desa yang sebelumnya tidak terlayani pengumpulan sampah, penghasil sampah rumah tangga langsung melakukan pemilahan di sumber, dengan klasifikasi sampah organik, non-organik dan sampah B3. Untuk desa yang sebelumnya sudah menerima pelayanan pengumpulan sampah, sementara pengumpulan sampah dilakukan secara tercampur. Pada tahap selanjutnya disertai dengan sosialisasi dan edukasi, pengumpulan sampah akan dilaksanakansecaraterpilah.

2. Penghasilsampahmengolahsampahorganiknyasecaramandiridengan komposterskalarumahtangga.

3. Sampahnon-organikdansampahB3rumahtanggadikumpulkankeunit penanganan (TPS/TPS3R) skala kawasan terdekat dengan alat angkut berupagerobak/motorsampahterpilah.

4. melakukan pemilahan material daur ulang, penanganan lanjutan sampahB3danresidu.

5. Residudaridiangkutkeunitpenanganansampahskalawilayah.

6. Residu diangkut ke TPA terdekat (lokal maupun regional) atau dititipkansecaraterpilahdiunitpenanganansampahskalakawasan.

7. SampahB3rumahtanggadariunitpenanganansampahskalakawasan diangkutlangsungkeTPA.

8. Sampahsungaiyangtelahterjaringdiangkutdenganalatangkutkeunit penanganansampahskalawilayah. Pengelolaansampahuntukdesayangsamasekalibelumterlayaniadalahsebagai berikut:

25

a) Penyediaansaranadanprasaranauntuksampahdisungai.

b) Penyediaan tempat pengelolaan sampah skala lingkungan dengan lokasi yangterjangkauolehlokasipelayanan.

c) PengolahansampahdiSungaiCitarumditempatpengolahansampahskala kawasan(TPS/TPS3R/TPSTdsb.),untuksampahsungaidansampahrumah rumahtangga.

d) Kampanyepengurangansampahdisumbernya.

e) Upayasosialisasipenerapanpemilahandisumbersampah.

f) Operasi pengumpulansampahdarisumber ke tempatpengolahansampah skalakawasandanselanjutnyakepengolahansampahskalawilayah.

g) Penyiapankelembagaanpengelola. Pengelolaan sampah untuk desa yang sebagian sudah terlayani pengangkutan sampah dan desa lainnya yang telah melalui proses pemberdayaandiatas,adalahsebagaiberikut:

• Tingkatpengumpulansampah100persen

• Kelembagaanpengelolayangberkelanjutan

• Kemampuanpemilahansampahrumahtanggamencapaitahapmahir

• Pemberlakukan insentif dan disinsentif pemilahan, pengomposan dan daurulang

• Perilaku masyarakat dalam mengurangi, memanfaatkan kembali dan mendaurulangtelahmenjadikebiasaan.

Kemudian dari sisi pengolahan sampah sebelum masuk ke TPA lokal maupun

TPPASRegional, tingkat pengomposandan daurulangmasih rendah. Berbagai TPSdengankonsep3Ryangtelahdibangun(baikmelaluipendanaanAPBNatau pun APBD) dilaporkan banyak yang tidak berfungsi ataupun sulit dibangun karena pengolahan masyarakat akibat kekumuhan. Biaya yang mahal dalam operasional TPS berkonsep 3R disebabkan sampah organik yang bercampur dengansampahnon-organikdanharusdipilahdiTPS3R.Olehkarenaitu,untuk mendorong terjadinya peningkatan kinerja pengelolaan sampah secara signifikan, perlu didorong percepatan pengembangan pengelolaan sampah terpilah.

Dalam rangka peningkatan kualitas dan tingkat pengelolaan persampahan di sekitarSungaiCitarum,PemerintahProvinsiJawaBaratdanPemerintahDaerah Kabupaten/ Kota harus memberikan fokus pada pengembangansistem pengelolaan sampah sesuai dengan pembagian kewenangan yang telah diatur dalamPeraturanPemerintahNomor18Tahun2016tentangPerangkatDaerah dan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintah Daerah. Adapun indikator kinerja outcome Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan sampah Citarum adalah persentasepengelolaansampahdidesaprioritasDASCitarum.Indikatorkinerja ini diperoleh sebagai hasil perbandingan antara jumlah kepala keluarga yang

26

diintervensi pengelolaan sampah dengan jumlah kepala keluarga di desa prioritasDASCitarumsejumlah629desa.

Untuk mencapai target outcome pengelolaan sampah di desa prioritas DAS Citarumyaitu100%,telahdisusunrencanaaksipelaksanaan.Rencanakegiatan yang disusun antara lain peningkatan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampahsungaiyangtuntasdisumber,peningkatankesadaranmasyarakatserta peningkatankomitmenPemerintahKabupaten/Kota.

Tabel 10 Target Outcome Penanganan Persampahan

Program

Quality

Indicator

Pengelolaan Sampah Sungai Citarum bersih dari sampah

100 % pengelolaan sampah di desa prioritas DAS Citarum

2. Kinerja

Timbulan sampah di Desa Prioritas DAS Citarum (629) 8 Kab/Kota pada tahun 2018 adalah sebesar 3.443,15 ton/hari dimana tingkat pelayanan/pengelolaan sampahdiDesaProritastersebutmasihrendahyaitusekitar49,87%atausekitar 1.717,10ton/hari.Targetpengelolaansampahtahun2019adalah56,23%untuk itu diperlukan implementasi kegiatan yang dapat mencapai target tersebut. Adapunkegiatanyangtelahdilakukansaatiniuntukmeningkatkantargetcapaian outcomepengelolaanpersampahanadalahsebagaiberikut:

27

1. PembangunanTPS3R(KementerianPUPRmelaluiAPBN)sebanyak2lokasi padatahun2018dan6lokasipadatahun2019denganrincianlokasisebagai berikut:

Tabel 11 Lokasi Pembangunan TPS 3R Program Citarum Harum oleh

Kementerian PUPR

Kabupaten/Kota Kecamatan Kel/Desa

2018 2 Lokasi

Kab Bandung 1 Dayeuhkolot Pasawahan

Kota Bandung 1 Ciumbuleuit Cidadap

2019 6 Lokasi

Kabupaten Bandung 1 Katapang Sukamukti

Kota Bandung 2 Batununggal Maleer

Kota Cimahi 3 CimahiTengah BRIGIF-Baros

Kab. Sumedang

4 Tanjungsari Margaluyu

5 Pamulihan Haurgombong

6 Pamulihan Cigendel

Total Lokasi Terbangun 20182019 8 Lokasi

Sumber:BalaiPrasaranaPermukimanJawaBarat,2018-2019

TPS 3R tersebut dapat melayani 300-400 KK. Dengan demikian jumlah KK yangtelahdanakandilayanidenganadanyaTPS3Rtersebutadalah3200KK. Pada tahun 2019 target KK yang dilayani adalah sebesar 823.805 KK. Meskipun belum memenuhi target namun kegiatan pengelolaan sampah ini akan terus dilakukan dengan melakukan percepatan seperti melaksnakan program ISWMP (Integrated Solid Waste Management Project) yang didanai oleh Loan World Bank. Sebesar 77 Juta USD untuk pembangunan fisik infrastrukturpengolahansampahdi8Kab/KotaPrioritasCitarum.

2. Kegiatan ISWMP (Integrated Solid Waste Management Project) (ON PROGRESS)

Kegiatan ISWMP ini akan dilaksanakan untuk meningkatkan pengelolaan sampahdi8Kab/KotayangtermasukdalamprioritasDASCitarumyaituKota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, KabupatenCianjur,KabupatenPurwakarta,KabupatenKarawang,Kabupaten Bekasidenganmembangun77unitTPSTdengankapasitas3-200ton/hari. Kegiatan ISWMP ini terintegrasi dengan operasional TPPAS Legok Nangka. Direncanakan TPPAS Legok Nangka akan menerima sampah dengan kuota sekitar 1.730 ton/hari yang meliputi daerah Metropolitan Bandung. Dan timbulan sampah yang dapat dikelola dengan pembangunan TPST program

28

ISWMP ini adalah 1.752 ton/hari. Sehingga dengan demikian jika program

ISWMP dan Legok Nangka ini dapat optimal berjalan sampai tahun 2025 maka dapat mengelola sampah sebesar 3.482 ton/hari. Timbulan sampah tahun 2025 di Desa Prioritas DAS Citarum (629 Desa) adalah 3.956,18 ton/hari.Dengandemikianprosentasepengelolaansampahdapatmeningkat

dari49,87%menjadi88%.

3. Persiapan Operasionalisasi TPPAS Regional Bekarpur (Kab Bekasi, Kota Bekasi,Karawang,Purwakarta)

TPPAS merupakan salah satu infrastruktur yang mendukung peningkatan pengelolaan sampah, adanya penambahan dan perluasan TPA akan menambah cakupan pelayanan di kota/kab tersebut. Saat ini pembangunan

TPPASRegionalBekarpursedangdalamproseskajianRencanaInduk.

4. KajianPenangananSampahSungaiJawaBarat

Output dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen kajian penanganan sampahsungaiJawaBarat.

5. Bimbingan Teknis Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Sumber kepada

MasyarakatdiSekitarDASCitarum

Output dari kegiatan ini adalah terselenggaranya kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di sumbernya.

Selain kegiatan yang dilakukan oleh Pokja Limbah Domestik, kegiatan lainpun dilakukan olehdansektordilapangan.Adapunperkembangankegiatantersebut dapatdiliatpadatableberikutini.

Tabel 12 Perkembangan Dansektor di Lapangan

No

Kegiatan Jumlah Satuan

1 PembuatanKotakTPS(Min1mx1m) 591 TPS

2 Pembuatan/PengadaanTongSampah 1096 Unit

3 PembuatanLubangBiopori 121815 Lubang

4 RevitalisasiSungai

a.Pembersihansungai(rumputilalang) 1213417 m³

b.PengangkatanSampah 111249472 Kg

c.PengerukanSedimentasi 1483183 m³

d.PembebasanBantaranSungai 906 Unit/bangunan

e.SosialisasiTerpusat 412 Kegiatan

f.PembersihanEcengGondok 142798 m³

5 PembuatanTamanIcon 75 Taman

6 PembuatanTPS3R 14 Unit

7 Trollysampah

8 Gerobaksampah

9 Jaringsampah

10 Insinerator

11 AlatBerat

a.Excavator

29
201 Unit
21 Unit
144 Unit
13 Unit
Unit
13

No

Kegiatan

Jumlah Satuan

b.Ponton 16 Unit

c.Dumptruck 22 Unit

3. Permasalahan

Tabel 13 Kendala dalam Penanganan Persampahan

No Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak

A Penanganan Sampah Sungai

1 Pembagian peran penanganan sampahsungai

Antara provinsi,antar Kota/Kab (siapa, berperan apa dan bagaimana?) kelembagaan. Kurangnya anggaran di Kab/kota

• Menambahkan tupoksi untuk penanganan sampah sungai pada setiap instansi yang memilikitugasOMsungaidan sekaligus membuat pengawasanterhadapkegiatan pengerukandanpengangkatan sampahsungai.

• Sungai yangmasih beradadi dalam wilayah administrasi kab/kota, menjadi tanggungjawabmasing-masing kab/kota

• Penggunaan Tagging Citarum untuk memprioritaskan anggaran untuk alokasi kegiatanCitarumHarum

• Membentuklembagasetingkat UPTdiKementerianPUPRyang khusus menangani sampah sungai(KementerianPUPR)

• Kajian Kelembagaan dan Pembagian Peran Penanganan Sampah Sungai

• Membuat peraturan tentang kejelasan dan pembagian tupoksi penanganan sampah sungaiyangmengacupada perpresNo.15Tahun2018 tentang Percepatan

PengendalianPencemaran

DASCitarum

• Provinsi akan mengusahakan bankeu untuk pengadaan alat angkut dengan memanfaatkan taging Citarum Harum (karena Citarum Harum merupakan prioritas/proyek strategi nasional)

Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman ,Kementerian

PUPR, Kementerian LHK, Kementerian

Dalam Negeri, Provinsi Jawa Barat (Dinas Perumahan dan Permukiman dan Dinas Ligkungan Hidup – UPTD PSTR), Kab/Kota terkait (Kab/Kota yang menangani persampahan), Kementerian Desa,Bappeda JawaBarat.

2 mekanisme pengangkutan sampah

sungai,saatini kab/kota membayar

• menggerakan petugas pembersih sampah sungai (seperti petugas “gober”) yang mengangkut dan membersihkan sampah yang berada di anak sungai dan

• Pembuatan SOP Pengangkutan sampah sungaikeTPA

• Koordinasi dengan PSTR terkaitbebasTippingfee Disperkim, DLH (UPT PSTR), Kab/Kota Terkait,BBWS Citarum

30

drainaseagarsampahdianak sungai di wilayahnya (Kab/kota/pemdes/camat)

No Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak tipping fee untuk pembuangan sampahsungai keTPA

• mengefektifkan kegiatan pengangkatan sampah permukaandianak-anakSungai Citarumagartimbulansampah diSungaiCitarumutamatidak besar (BBWS Citarum dan lembaga/institusi yang berwenang).

• Agarsampahsungaiyangtelah diangkut tidak menumpuk di sempadan dan spot-spot tertentumakasebaiknyapada saatpengerukan/pengangkatan sampah berlangsung armada yagakanmengangkutsampah keTPAtelahdipersiapkan.

• Tippingfeedarisampahsungai sebaiknyatidakdibebanipada kab/kota. Provinsi akan mengupayakankab/kotatidak membayar tipping fee untuk sampahsungai.

3 Sulit mendapatkan

lahan untuk

TPS sampah sungai (sulit memanfaatkan

lahan di sempadan sungai)

• Diskresi pemanfaatan lahan bantaran (sementara/non permanen) – (Kementerian PUPR)

• Menyiapkan panduan dan pendampinganproposaluntuk penyediaan lahan TPS

(KementerianPUPR/Bappenas)

• Pengembanganprogramkerja penyediaan lahan dengan kepemilikanpemda+sertifikat padalokasiyangmenjauhdari sungai(Untukjangkapanjang)

• Pembiayaan OM TPS (Kab/Kota/Pemdes)

untuk pengangkutan sampahsungai

• Kegiatan pengangkatan dan pengerukan sampah sungai menjadi kegiatan yang dilakukan secara berkala.

• Pengawasan pengerukan danpengangkatansampah sungai harus tetap dilaksanakansebagaimana telahdilaksankansaatini olehdansektor.

• Pengerukan dan pengangkatan sampah sungai harus berjalan berkelanjutan

• penguatan renaksi untuk penyiapan penanganan sampah sungai dengan intensitas yang sama dengandansektor

• Koordinasi pengadaaan lahanuntukpembangunan

TPS di desa dengan konsultan advisory (denganlahanyangsudah teridentifikasi pada penyiapan loan dan info daridansektor)

• Pemerintah Daerah berkoordinasi dengan PemDes: Pengadaan TPS ‘darurat’ tepisungai.

• Perlu ada surat dari pemerintah pusat yang menegaskan bahwa ada izin/diskresi untuk pembangunan TPS

Kementerian PUPR, Kementerian Desa, Kab/Kota terkait

31

No Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak ‘darurat’ di sempadan sungai (pastikan pemanfaatan bantaran sungaiuntuksementara)

• Mempercepat penertiban Rekomteksesuaiprosedur.

• Koordinasi program pengadaan lahan

PUPR/PERKIM/Kabupaten

Kota, berdasarkan program yang sedang berjalan sekarang (loan, konsultanPUPR)

• Membuat panduan dan pendampingan penyiapan Readiness Criteria (Kementerian PUPR, KLHK,Bappenas)

4 Keterbatasan Armada

Pengangkut Sampah, ketidakjelasan mekanisme pengangkutan sampahsungai dari darat ke TPA (sampah yang sudah diangkut dari sungaikeTPA)

memprioritaskan pengadaan sarpras pengangkutan melalui Bangub(pastikanditagcitarum) (PeranProvinsi)

Dukungan pengadaan sarana transportasi melalui anggaran pusat

Mengoptimalkan bantuan provinsiuntukpersampahan

DAS Citarum dengan menggunakan tagging CitarumHarum Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman ,Kementerian PUPR, Kementerian

LHK, Provinsi Jawa Barat (Dinas Perumahan dan Permukiman dan Dinas Ligkungan Hidup – UPTD PSTR), Kab/Kota terkait (Kab/Kota yang menangani persampahan), Kementerian

32

No Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak Desa,Bappeda JawaBarat.

B Pencegahan sampah sungai (Penanganan Sampah di Permukiman)

1 Penanganan sampah di permukiman (sebelum masuk ke sungai)

• KLHKmembuatpanduanatau petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang terkait dengan pengolahan sampah dengan teknologi thermal (sesuaidenganPermenLHKNo 70Tahun2016tentangBaku MutuUsahadan/ataukegiatan Pengolahan Sampah Secara Thermal.

• Provinsi (DLH Jabar) melakukan Penguatan peran kader ecovillage DLH dalam pengelolaan sampah, terintegrasi dengan peran dansektor

• Penguatan koordinasi perencanaan dengan dinas teknis

• Pembinaan di komunitas masyarakatanaksungai

• Mengedukasimasyarakat untukmemilahdanmembuang sampahpadatempatnya.

2 Kurangnya anggaran untuk pembiayaan pengumpulan sampah

Masih rendahnya pengumpulan samoah di Kab/Kota

• DibukaslotanggaranAPBDes dalam pengelolaan sampah, termasuk pengadaan sarana pengumpulan dan tenaga pengelola(DPMD)(Kementerian Desa)

• internalisasi renaksi kepada APBD kabupaten/kota (membantu penguatan dalam pembuatan proposal) (Provinsi)

• Membuat sistem pemungutan iuran (untuk yang mampu).

Pembuatanperaturandaerah dan peraturan walikota/bupati tentang pengelolaan sampah dan pengurangan sampah di kota/kabmasing-masing

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman ,Kementerian PUPR, Kementerian LHK, Provinsi Jawa Barat (Dinas Perumahan dan Permukiman dan Dinas Ligkungan Hidup – UPTD PSTR), Kab/Kota terkait (Kab/Kota yang menangani persampahan), Kementerian

Desa,Bappeda JawaBarat.

• Kemendes membuka slot untuk anggaran pengumpulansampah

• Penguatan kelembagaan dan regulasi untuk memperkuat sistem pengumpulan

• penguatan kapasitas kabupaten kota untuk mengelola sistem pengumpulan sampah secaramenyeluruh

Kementerian Koordinator

Bidang

Kemaritiman ,Kementerian

PUPR, Kementerian

LHK, Provinsi Jawa Barat (Dinas Perumahan dan Permukiman

33

No Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak Keterbatasan armada pengangkut sampah daerah yang tidak mampu dibantu petugas pemerintah (subsidi)..

• Mekanisme pembayaran melalui retribusi mencakup pengumpulan (kab/kota/pemdes)

• Perlu ada kebijakan di level pusatuntukpembahasanalat pengumpulan sampah karena anggaran Kab/Kota untuk pengumpulanmasihrendah.

• Pengembanganprogramkerja penyediaan lahan dengan kepemilikanPEMDA+sertifikat padalokasiyangmenjauhdari sungai(Untukjangkapanjang) (PEMKAB/PEMKOT/PEMDES)

• Dukunganpercepataninvestasi sarana pengumpulan dari pemerintah pusat (Pengumpulan tidak didanai olehLoanWorldBank)(Pusat)

• Mengoptimalkan Bantuan Provinsi untuk pengadaan armadapengangkutansampah dengantaggingcitarum.

• pengembangan sistem informasi pengukuran kinerja pengelolaan sampah kabupaten/kota (sesuai kerangka Jakstrada)

• dan Dinas Ligkungan Hidup – UPTD PSTR), Kab/Kota terkait (Kab/Kota yang menangani persampahan), Kementerian Desa,Bappeda JawaBarat.

iv. PenangananKJA

1. Kebijakan

Waduk Cirata, Saguling dan Jatiluhur merupakan waduk yang bersumber dari sungaiCitarum.WadukSagulingadalahwadukbuatanyangterletakdiKabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut.Wadukinimerupakansalahsatudaritigawadukyangmembendungaliran Sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar di Jawa Barat. Dua waduk lainnyaadalahWadukJatiluhurdanWadukCirata.Luasdaerahgenanganwaduk inisekitar5.600Hektardenganvolumetampunganawal875Jutam3air.

Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta. Bendungan ini memiliki luas 8.300 ha. Fungsi dari keberadaan waduk Jatiluhur antaralainsebagaiPembangkitListrikTenagaAir(PLTA),penyediaanairirigasi

34

untuk242.000hasawah,airbakuairminum,budidayaperikanandanpengendali banjir.

Waduk Cirata, Saguling, dan Jatiluhur sebagaiperairan umum (daerah terbuka), selain berfungsi sebagai pembangkit listrik juga dimanfaatkan oleh masyarakat untukbudidayaikanairtawar.Saatini,budidayaikanairtawarolehmasyarakat sudah tidak terkendali. Perkembangan usaha Keramba Jaring Apung (KJA) di WadukCiratadarihasilsensus2018telahmencapai98.397petak.

Jumlah tersebut melebihi dari kuota yang ditetapkan sebanyak 12.000 petak sesuaiKeputusanGubernurJawaBaratNomor41Tahun2002tentangPerairan Umum,LahanPertaniandanKawasanWadukCiratauntuk3Kabupaten.Kondisi perairanwadukCirata,JatiluhurdanSugulingsudahmenghawatirkan.JumlahKJA yang sudah over populasi dipandang sebagai beban pencemar yang dapat mencemari Sungai Citarum. Kebijakan dan strategi pengelolaan sumberdaya kelautandanperikanandiwadukCirata,SagulingdanJatiluhursecaragarisbesar terdiridari:

1. SosialisasiGerakanCitarum;

2. Mengurangijumlahkerambajaringapungsesuaidengandayadukung perairanwadukCirata,Saguling,danJatiluhur(membongkarpetakKJAyang tidakberoperasi);

3. Menerapkanteknologikegiatanpembudayaanikanyangramahlingkungan dengancarakerambajaringapung(SmartKJA)danCultureBaseFisheries (Penangkapanikanberbasisbudidaya);

4. Melakukanpenebaranikan(restocking)diperairanwadukCirata,Saguling, danJatiluhur.

AlurkegiatanpengelolaanSumberDayaKelautandanPerikanansebagaiberikut:

MeningkatnyapemahamanmasyarakattentangpemulihandanpelestarianSungai Citarum dan berkurangnya jumlah KJA sesuai dengan daya dukung perairan waduksepertipadatabelberikut

35

Tabel 14 Rincian Target Outcome Penanganan KJA

2. Kinerja

Kegiatanataupencapainyangtelahdilakukanselama2018sampaidengan2019 penataan Keramba Jaring apung diantaranya sosialisasi alih usaha, penertiban KJA, pembersihan eceng gondok dan Kajian Daya Dukung Lingkungan. Kinerja yangsudahdilakukanmengenaipenertibanKJAadalahsebagiberikut:

- PenertibanKJA :37.301petak

- SosialiasiAlihUsaha :530orang

- PembersihanEcengGondok :130.864,5m3

a. PenertibanKJA(Pengurangan)

Penertiban KJA tahun 2018

Gambar 10 Jumlah Penertiban KJA 2018

36
Target (per petak) 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Total 1 Saguling 2.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 32.000 2 Cirata 21.892 21.892 21.892 22.491 - - - 88.167
Jatiluhur 27.300 3.700 36.000 Total 51.192 30.592 26.892 27.491 5.000 5.000 5.000 156.167
3
0 5000 10000 15000
Petak
Saguling Cirata Jatiluhur Waduk 3284 10230 10318

Penertiban KJA tahun 2019

Gambar 11 Jumlah Penertiban KJA 2019

b. Pelatihan/pendampinganteknisalihusaha(JumlahpembudidayaKJA/orang)

Gambar 12 Jumlah pelatihan/pendampingan teknis alih usaha

c. Pembersihanecenggondok(kubik)

Pembersihan Eceng Gondok di Sungai

Gambar 13 Jumlah Pembersihan Eceng Gondok di Sungai

37
0 5000 10000 15000
sektor
Sektor
Sektor 1938 11069 462 Petak
Sektor 9
12
14
0 100 200 300 Kab. Bandung Barat Kab. Cianjur Kab. Purwakarta 200 30 300 Org/Pembudidaya 10000 618 208 173,5 106779 1909 278,5 Sektor 1 Sektor 11 Sektor 13 Sektor 15 Sektor 16 Sektor 17 Sektor 19

Pembersihan Eceng Gondok di Waduk

Gambar 14 Jumlah Pembersihan Eceng Gondok di Waduk

d. KajianDayaDukungWaduk

Tabel 15 Data Hasil Kajian Daya Dukung Waduk

KetetapanPemerintah:

a)SKGubernurJabarNo.18/1988

b)SKBupatiPurwakartaNo.6/2000

SkenarioKajian:

1. AWAL[P]100mg/m³EUTROFIKke[P]standarbakumutuKelas1&2

2. AWAL[P]Saguling1985,CiratadanJatiluhur1989-1990ke[P]terkini2019

3. AWAL[P]hasilpengukuranke[P]tresholdikanmas=500mg/m³

3. Permasalahan

Permasalahan pokok dalam keberjalanan program penataan Keramba Jaring Apung dari tahun 2018 sampai tahun 2019 diantaranya regulasi/produk hukum, tugas dan wewenang Satgas, dan alih profesi.

38
4080
1245 5747 Sektor 9 Sektor 12 Sektor 14

No. Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak

1 Belumada aturanteknis penegakan hukum penambahan KJAbaru

Melakukankajiandaya dukunglingkungan *telahditetapkan kuotaKJA:

- Saguling:3.282 petak

- Cirata:7.204petak

- Jatiluhur:11.306 petak

• Merevisitarget pertahun dalamRencana Aksi

• Dinas Perikanan

2 Penertiban KJA terkendala karena dipecah kepemilikan menjadiratarata20petak mengacu padaaturan1 Petani20 Petak

Membuatproduk hukumuntuk menetapkanjumlah KJAyang diperkenankandi waduk

Membuatproduk hukumuntuk menetapkanijin pembudidayayang diperkenankandi waduk

• Membuat kajianzonasi

• Pengelola Waduk

• Menerbitkan Kepgubatau KepBupati terbaru

• Menerbitkan Kepgubatau KepBupati terbaru

• BiroHukum

• BiroHukum

3 Belumjelas tugasdan wewenang pokoksatgas

Melakukankoordinasi denganpengelola waduk,sektordan sekretariat

• Membuat Kriteria Pembudidaya yanglayak diberiijin

• Melakukan registrasi perijinan mengacupada hasilDaya Dukungterkini

• Membuat petunjukteknis penertibanKJA

• BPMT

• Membuat sistem pemantauan secaraReal Time

• BPMT

• KetuaHarian SatgasPPK DASCitarum

• Pengelola Waduk

39

No. Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak

4 Belum akuratnya data pembudidaya yangakan dialihprofesi

5 Programalih usahabelum direalisasikan oleh

Pemerintah Daerah

6 Program Revitalisasi atauSmart KJAbelum direalisasikan oleh

Pemerintah Daerah

v. PenegakanHukum

1. Kebijakan

Melakukanpendataan pembudidayaatau sensus

Menganilisisprogram alihusaha

• Melakukan sensusdan pemberian kuisioner

• Dinas Perikanan

Melakukankerjasama untuk

mengimplementasikan SmartKJAdanCBF

• Mengajukan usulanprogram dan dimasukkan kedalam RencanaAksi

• Komitmen program pentaheliks antaraforum akuakultur dengan pengelola untukmembuat demplotsmart KJAdanatau CBF

• Pemda& Bappeda

• Pemda& Bappeda

Penegakan hukum mencakup penanganan pada permasalahan pelanggaran kerusakanlahan,pelanggarantataruang,danpencemaransungai.

Gambar 15 Permasalahan Penegakan Hukum

40

Program penegakan hukum antara lain kegiatan pelaporan dan pengaduan masyarakat maupun temuan Satgas tertangani serta Penanganan Kasus dapat terselesaikandenganindicatoroutcomesebagaiberikut.

Tabel 16 Target Outcome Penegakan Hukum

Kasus Tertangani

16 Alur Penanganan Penegakan Hukum

2. Kinerja Pengawasan dilaksanakan oleh Dinas, Masyarakat dan Komando Sektor Kodam

III/SLW secara terus menerus dengan sasaran utama industri di wilayah DAS Citarum.Jeniskegiatandancapaiannyaantaralainyangdilaksanakanmeliputi:

- Upaya Pembinaan 167 Industri (Tutup Saluran Limbah)

- Upaya Penertiban 1113 Bangunan Liar

- Komitmen Perbaikan IPAL 166 Industri

3. Permasalahan

Tabel 17 Kendala dalam Penegakan Hukum

No Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak

1. Kurangnya Data Dasar

Belumtersedianya secarakomprehensifdan akuratdatalengkap mengenaiindustri,yang sekurangnyamencakup: Membangun suatu database terintegrasi yang dikelola oleh Command Center Satgas PPK DAS Membangun aplikasi pendataan Industri DAS Citarum Terintegrasi

▪ KLHK/DLH

▪ Kemenperin / Disperindag

▪ KPK

▪ Bappeda

▪ Diskominfo

41
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
58 35 30 20 20 10 5 0
Indikator Outcome
Gambar

No Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak

▪ Identitas Perusahaan

▪ Klasifikasi

▪ ProfilKapasitas Produksi

▪ StatusPerijinan danIPAL

▪ Foto-foto fasilitas produksidan IPAL

▪ SumberAirBaku

Produksi

▪ TanggalInspeksi

Terakhir

▪ Histori

Pelanggaran

▪ Histori

Pemberian

Sanksi (Administrasi, Perdata,Pidana)

Sehinggamenyulitkan untukmembangundata profilingatasindustri

2. Kurangnya Tenaga

PPLH/PPNS

▪ Sudahada30orang yangtelahmengikuti Diklatakantetapi belumbisadiangkat karenamasalah administrasi.

▪ Gubernursudah berkirimsuratke Bupati/Walikota untukmenyusun formasiuntuk PPLH/PPNS.

Perluterobosanuntuk mengisikekosongan PPLH/PPNS,agar disiapkanTenaga PengambilSampel tersertifikasiuntuk mempercepatproses PenegakanHukum

Citarumdandapat diakses dan diupdate oleh seluruh stakeholders secara mudah, cepat, aman dan akurat.

yang merupakan bagian dari Sistem Informasi Satgas PPK DAS Citarum

▪ Sekretariat PPK

DASCitarum

▪ Komando

Sektor

▪ Polda

▪ Kejati

Membentuk formasi untuk mengakomodasi

PPLH/PPNS yang sudahdilatih

Mengingatkan kembali Bupati / Walikota untuk segera menyusun formasi untuk mengakomodir PPLH&PPNS

▪ Setda

▪ BKD

Dansektor21 sudahberinisiatif untuk mengirimkan kandidatguna mengikuti pelatihan Pengambilan Sampel Tersertifikasi

Mengadopsi konsep Pelatihan Tenaga Pengambil Sampel Tersertifikasi dengan target 2 (dua) orang dari setiap Sektor yang relevan, dimana proses Pelatihan, Uji Kompetensi dan Sertifikasi dilakukan oleh Badan Sertifikasi yang berwenang

▪ Kemenko Kemaritiman

▪ DLH

▪ Sektor

▪ Komunitas

42

No Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak dan dapat diterima pada proses persidangan

3. Kurangnya

Laboratorium

Terakreditasi

Laboratoriummilik

KLHKsaatinimenjadi pilihanpertamauntuk kegiatanpengujian sampel,akantetapi waktuprosesnyaterlalu

lamamengingatantrian yangpanjang

Memperbanyak fasilitas

Laboratorium

PengujianSampel tersertifikasi/ terakreditasi, khususnyayang

telahdimilikioleh

PerguruanTinggi

▪ Melakukan inventarisasi laboratoriu m milik

Perguruan Tinggi yang memiliki kemampuan untuk melakukan

Uji Sampel sesuai ketentuan

Permen LHK

P.16/2019

▪ Mendorong proses sertifikasi / akreditasi terhadap laboratoriu m milik

Perguruan Tinggi yang memiliki kemampuan

Uji Sampel tetapi belum tersertifikasi /terakredita si

▪ KLHK

▪ Kemenristekdikt i ▪ DLH

Laboratoriummilik

swastabiayanyasangat mahal

4. Kurangnya Tenaga / Saksi Ahli

Kurangnyaketersediaan tenaga/saksiahliyang kompeten,baikdi tahapanpenyidikan maupunpenuntutan/ persidangan

Menambah anggaranPokja Gakkum

▪ Mengembangk ankerjasama dengan

Perguruan Tinggidan Organisasi

Profesiuntuk

memperbanya kketersediaan tenaga/saksi ahliyang kompeten

▪ Lebih meningkatkan fungsi pencegahan

Mengusulkan penambahan anggaranPokja Gakkum

Membuat

Perjanjian

Kerjasama dengan

Perguruan Tinggidan Organisasi

Profesi

▪ Bappeda

▪ Polda

▪ DLH

▪ Polda

▪ Kejati

▪ KomandoSektor

▪ Komunitas

43

No Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak dalam penegakan hukumuntuk mengurangi beban

penanganan kasusyang memerlukan tenaga/saksi ahli

Kendalaanggaran

Penyidikandan Penuntutan

5. Masa Tenggang

Pemenuhan BMAL

Perbedaanpemahaman akanmasatenggangyang diberikankepada industriberdasarkan

DebitAirLimbahnya, sertaparameteryang wajibdipenuhiselama masatenggang/periode peralihan, khususnya pada parameter BOD, COD, TSS dan Warna

Menambah anggaranPokja Gakkum

Melakukan sosialisasi

mengenaiPermen

P.16/2019baik secarainternal SatgasPPKDAS Citarummaupun secaraeksternal kepadapelaku industri/ masyarakat

Mengusulkan penambahan

anggaranPokja Gakkum

▪ Melaksanaka nkegiatan workshop internal untuk menyelarask an pemahaman atas

P.16/2019

▪ Melaksanaka nkegiatan sosialisasi kepada pelaku industri/ masyarakat mengenai pemahaman atas

P.16/2019

▪ Bappeda

▪ Polda

▪ Kejati

▪ KLHK/DLH

▪ Polda

▪ Kejati

▪ KomandoSektor

▪ Komunitas

▪ Diskominfo

Kurangnyakegiatan sosialisasi

6. Sinkronisasi Proses

Gakkum

Prosespenegakan hukumdihilir(UUth 2009)olehDinasLH, KomandoSektor,POLRI danKejaksaancukup bagus,namundihulu prosesyang dilaksanakanoleh Kemenperindianggap belumterlihatadaupaya mendorongperusahaan untukberbenah,padahal disisilainKemenperin

Menambah anggaranPokja Gakkum

▪ Membang unpola sinkronis asi informasi kegiatan antara Satgas PPKDAS Citarum dengan Kemenpe rinagar kegiatankegiatan

Mengusulkan penambahan anggaranPokja Gakkum

Membangunpola sinkronisasi informasi kegiatanantara Kemenperindan SatgasPPKDAS Citarum

▪ Bappeda

▪ Diskominfo

▪ Kemenperin

▪ Sekretariat SatgasPPKDAS

44

No Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak sudahbanyakmelakukan upayapembenahandi hulumelaluiberbagai programyangditujukan kepadaindustri,antara lainBimtekdan kerjasamadenganUNDP danKoreaEnvironment Corporationuntuk membangunSistem

MonitoringAirLimbah secaraOnlineyang mendukungdeteksidini pelanggaranBMAL

7. Standar Ganda BMAL

Terdapatperbedaan persepsiterhadap standarBMALsesuai

P.16/2019khususnya padaparameterWarna (Pt-Co),dimanaPermen menetapkanangka200 Pt-Cosementara KomandoSektor beranggapanangkaideal adalah150Pt-Co,dengan alasanbahwadengan nilai200Pt-Coairmasih relatifcoklat/hitamjika diukursecaramasif

KomandoSektor mengusulkanperubahan nilaiparameterWarna menjadi150Pt-Co, khususuntukindustridi DASCitarum.

yang dilaksana kan Kemenpe rinyang menyentu hDAS Citarum terkomun ikasikan dengan baik untuk menghind ari miskomu nikasi.

▪ Membang unsistem informasi Kalender Kegiatan

DAS

Citarum

Membuatkajian ilmiaholehtim pakaruntuk mengkajiDampak Ekonomidan Lingkunganbagi industrijika diterapkannilai 150Pt-Cosebagai standar parameterwarna khususnyapada

DASCitarum, dengantetap mengedepankan azaskemanfaatan.

Membuatusulan perubahannilai parameterwarna menjadi150Pt-Co khusus untuk

DAS Citarum –berdasarkanhasil kajiantimpakar sepertidisebutdi atas.

Membuatusulan kajianilmiah bersama Perguruan Tinggiuntuk mengkaji dampak penetapannilai parameter warnamenjadi 150Pt-Co

▪ KLHK/DLH

▪ Perguruan Tinggi

Sambil menunggu usulandisetujui, kegiatan pencegahan, pengawasandan penegakan hukumtetap dilakukan dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku

▪ KLHK/DLH

▪ Perguruan Tinggi

▪ Polda

▪ Kejati

▪ KomandoSektor

45

No Kendala Solusi Tindak Lanjut Pihak

Pemanfaatan

Teknologi IoT dalam

Gakkum

Kurangnyasosialisasi

terhadapPermenLHK

P.93/2018tentang

PemantauanKualitasAir

LimbahsecaraTerus

MenerusdanDalam

Jaringan(SPARING)

Indikasikecurangan industridalam

melaporkandebitair limbahuntuk

Melaksanakan

kegiatan sosialisasi

P.93/2018kepada industrisecara masif

menghindarikewajiban sesuaiP.93/2018 ▪ Menambahkan komponen

telemetripada inletairbaku produksiyang menjadisatu kesatuan dengan peralatan SPARING

▪ Menerbitkan aturanyang menurunkan ambang bawahdebit airlimbahdan berlaku khususDAS Citarum

Bebanpengadaan peralatanSparingcukup besardanmemberatkan industri

Lemahnyafungsi pencegahan/pengawasan (deteksidini)dalam mengantisipasitindakan pencemaranlingkungan olehindustri

Menghadirkan model pembiayaan pengadaan peralatanSparing yangtidakterlalu memberatkan industri

Memberlakukan P.93/2018 secepatnyabagi industridiDAS Citarumdan mengintegrasikan kesistem pemantauandi CommandCenter SatgasPPKDAS Citarum

Membuatdan melaksanakan program sosialisasi

Kemenperi n

Diskominfo

P.93/2018 kepadaindustri. ▪ KLHK/DLH

Komando Sektor ▪ Apindo

Merancangdan menerbitkan aturankhusus yangberlaku padaDAS Citarumterkait penurunan ambangbatas debitairlimbah danpenambahan alatukur telemetripada inletairbaku produksiuntuk memantau NeracaAir industri

Mendorong PemprovJabar/ Perbankan/ PenyediaBarang Jasauntuk menyediakan model pembiayaan berbasisOPEX

▪ Menerbitkan surat himbauan atauyang lebihkuat untuk meminta industri segera mematuhi kewajiban sesuai P.93/2018.

▪ Mengintegra sikan

SPARINGke sistem

Setda

DLH

BiroHukum

▪ Gubernurselaku

Komandan

Satgas

▪ Perbankan

▪ ASPETRI

▪ Penyedia BarangJasa

▪ Gubernurselaku

Komandan

Satgas

▪ Sekretariat

Satgas PPK DAS Citarum

▪ Diskominfo

▪ KLHK/DLH

46

No Kendala Solusi

Sulitnyamendata persebarandan pertumbuhanBangunan Liardibantaransungai, sertaKJAdiwilayah waduk

vi. Edukasi

1. Kebijakan

Melakukan pemetaanudara dengansarana fixed-wingUAV (UnmannedAerial Vehicle)yang dilengkapikamera berteknologi

WAMI(Wide-area MotionImagery)

Tindak Lanjut Pihak deteksidini diCommand Center

SatgasPPK DASCitarum

PengadaanUAV dankamera berteknologi WAMIyang dikendalikandan dipantaudi Command CenterPPKDAS Citarum

▪ Bappeda

▪ Sekretariat

Satgas PPK DAS Citarum

▪ KomandoSektor

▪ PolPP

▪ Pengelola Waduk

Masih kurangnya penegakan hukum dan edukasi dalam segala aspek, serta rendahnya kesadaran masyarakat mengenai kebersihan lingkungan menjadi kendala tersendiri dalam upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan DAS Citarum. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mendukungupayapengendalianpencemaranadalahmelaluiedukasiyangdapat mengubahkesadarandanperilakuindustrisertamasyarakatkhususnyainstitusi Pendidikan terhadap lingkungan. Langkah yang dilakukan dalam mengedukasi industri dan institusi Pendidikan dilakukan melalui strategi berikut: 1. Edukasi Industri melalui perwujudan green industry. 2. Edukasi Institusi Pendidikan melalui perwujudan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan skema 3R (Reduce,Reuse,danRecycling).

RuanglingkupSasaran Industriyangdimaksudadalahindustripengolahanatau unit usaha dalam skala mikro, kecil, menengah, dan besar serta kelembagaan pendukung industri. Institusi pendidikan yang dimaksud adalah institusi pendidikanmencakupformal,informaldannonformal.

AlurkegiatanprogramEdukasidalamRencanaAksiPPKDASCitarum:

a. Edukasi Industri melalui perwujudan green industry Edukasi industri bertujuanuntukmengubahperilakuindustridimanakemudianindustridapat memenuhi baku mutu limbah. Hal ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Pendataan Industri yang berdampak pada pencemaran di DAS Citarum; 2. Pembinaan Industri terkait green industry; 3. Monitoring dan evaluasiIndustriterkaitpenerapangreenindustry.

b. EdukasiInstitusiPendidikanmelaluiperwujudanPerilakuHidupBersihdan Sehat(PHBS)danskema3R(Reduce,Reuse,danRecycling).Edukasiinstitusi Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pengelola Lembaga

47

Pendidikan,tenagapengajarsertapelajar/mahasiswaterhadapPHBSdan3R dilingkunganinstitusiPendidikandanmasyarakat.Halinidilakukanmelalui tahapansebagaiberikut:

1. Penelitian dan Pengembangan terkait PHBS dan 3R oleh institusi Pendidikan/perguruantinggi

2. Pembinaan kepada pengelola Lembaga Pendidikan, guru, tenaga kependidikan,sertapelajar/mahasiswa;

3. Monitoringdanevaluasiterhadappenerapan

Outcomeyangingindicapaipokjaedukasiadalah:

1. Meningkatnyapemahamandanpenerapangreenindustrydiindustri;

2. Meningkatnya pemahaman dan penerapan PHBS dan 3R di institusi pendidikan.

Adapunindikatordantargetcapaiandarioutcometampilkanpadatabelberikut.

Tabel 18 Target Otcome Edukasi

Indikatoroutcome Baseline 2019* 2020 2021 2022 2023 2024 2025

1 Jumlah industry yang tersosialisasi produksi bersih 50 100 150

2 Jumlah institusi Pendidikan yang menerapkan PHBS dan 3R (unit sekolah/perguruan tinggi)

2. Kinerja

a. DiseminasiGreenIndustry

Tabel 19 Jumlah Diseminasi Green Industri

No Penanggung Jawab 2019

1 Pokja 1OOpesertaindustri

Jumlah 100pesertaindustri

b. ForumPengembanganIndustriAKTA

Tabel 20 Jumlah Induststri yang mengikuti Forum Pengembangan Industri AKTA

No Penanggung Jawab 2019

1 Pokja 75pesertaindustri

Jumlah 75 pesertaindustri

48
250
200
300 350
- 65 130 195 260 325 390

c. SosialisasiPelajarCitarumHarumJuara

Tabel 21 Jumlah Peserta Sosialisasi Pelajar Citarum Harum Juara

No Penanggung Jawab 2019

1 Pokja 1.500 peserta (dari 5 kab/kota)

Jumlah 1.500pesertaindustri

d. KKNTematik

Tabel 22 Jumlah Peserta KKN Tematik

No Penanggung Jawab

1 Pokja 6.997mahasiswa 989mahasiswa

Jumlah 7.985mahasiswa

e. SosialisasidanEdukasiolehsektor

Tabel 23 Sosialisasi dan Edukasi oleh Sektor

49
2018 2019
No SEKTOR Sosialisasi Terpusat Media Event 1 Sektor1 11 353 2 Sektor2 11 49 3 Sektor3 84 Sektor4 8 251 5 Sektor5 38 304 6 Sektor6 11 146 7 Sektor7 11 1256 8 Sektor8 12 1117 9 Sektor9 12 50 10 Sektor10 11 23 11 Sektor11 8 158 12 Sektor12 10 39 13 Sektor13 8 50 14 Sektor14 8 453 15 Sektor15 8 93 16 Sektor16 8 87

23

3. Permasalahan

Tabel 24 Permasalahan dalam Bidang Edukasi

No Kendala Solusi Pihak

1 Belumoptimalnya sosialisasidokumen

RencanaAksikepadaOPD PokjaEdukasidanPihak terkait

- MembuatPolaKerja PokjaEdukasidalam upayamensinergikan kegiatanantarOPD

- MelibatkanDinas Pendidikan,Diskominfo danduniaPerguruan TinggididalamPokja

- Roadshowsosialisasi rencanaaksidi Kabupaten/Kota

Disperidnag Disdik BPMD Diskominfo DLH

2 Belumadanyaprogram yangfocusuntukkegiatan perubahanperilaku

- Membuatdesaininduk ekoliterasiyang bertujuanuntuk merubahperilaku masyarakatdiDAS Citarum

- MembuatSkema Kaderisasisebagaitindak lanjutdarisuatu pendidikandanpelatihan

- Memberikansanksi social

- Pengadaaantenaga fasilitatorpendamping masyarakat

DLH Disdik

3 Belumaadanyasystem

KuliahKerjaNyata(KKN) yangterintegrasidan berkelanjutan

- BelmawaDiktiakan membuatGrandDesign KKNTematik

- Membuatpembagian FokusTematik

• ITB:TeknologiTepat Guna

DLH ITB UNPAD UPI

50 No SEKTOR Sosialisasi Terpusat Media Event 17 Sektor17 12 65 18 Sektor18 7 55 19 Sektor19 9 203 20 Sektor20 7 57 21 Sektor21 42 3010 22 Sektor22 142 1414
SektorPembibitan 10 27

No Kendala Solusi Pihak

• UNPAD:Social Engineering

• UPI:Ekoliterasi

4 Belumterintegrasinya penelitiandanPengabdian MasyarakatdariPerguruan Tinggi

5 Belumoptimalnya kolaborasidenganpihak LSMdanKomunitas

- Membentukforum perguruanTinggiyang akandiinisiasioleh5 PerguruanTinggiNegeri

- Membuatforum KomunikasidanDiskusi rutindenganmelibatkan LSMdanKomunitas MembangunKelompokkelompokmasyarakat yangakanmeneruskan ProgramCitarumHarum pascaTNIselesai bertugas

DLH

ITB UNPADUPI

DLH TKPSDAWSCitarum LSMterkait

6 BelumOptimalnya dukungandari

KementeriandanLembaga dalammendukung penelitian,Pengkajian,dan penerapanteknologidiDAS Citarum

• AktivasiCommand Centerdalampenyediaan databaselinehasilkajian danpenelitian PelibatanLIPI,BPPT, LAPAN,BIG,danBATAN

DLH Kemenristekdiksti

b. CapaianLainnya

i. PemantauanKualitasAir

1. Kebijakan

Pemantauan kualitas air menunjukan gambaran kondisi lingkungan terutama sumber air seperti sungai, waduk, situ dsb. Pemantauan kualitas air Sungai

Citarum dilakukan oleh beberapa instansi baik pusat, daerah maupun BUMN. Untukitudiperlukanpengintegrasiandatahasilpemantauandiberbagaiinstitusi sebagaitolakukurkeberhasilankinerjaPengendalianPencemarandanKerusakan Sungai Citarum. Pemantuan dilakukan berdasarkan kewenangan dari masingmasingdaerahdankepentingandariinstitusitersebut. Targetoutcomepemantauankualitasairadalahmeningkatnyadatadaninformasi kualitas air DAS Citarum sehingga lebih representatif dan terupdate sebagai evaluasi kebijakan/programyangditerapkan. Padasaatiniadasekitar 329titik yangdipantausecaramanualdan3pemantauansecaraonlinemonitoring.Tabel dibawahinimenunjukantargetoutcomedaripemantauankualitasair

Tabel 25 Rincian Target Outcome Pemantauan Kualitas Air Target

51
2020 2021 2022 2023 2024 2025 Persentasetitik
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2018 2019
sampling manual

pemasangan telemetri

AlurKegiatanuntukPemantauanKualitasAiradalahsebagaiberikut:

• Instansi/dinas/stakeholder yangterkaitmelakukanpemantauankualitasair baiksecaramanualmaupunsecaraotomatisdan online

• DatakualitasairhasilpemantauandilaporkankeDLHProvinsimelaluisurat permohonandata.AtaupunpadasaatrakorPPA.

• Data kualitas air yang telah dilaporkan kemudian dievaluasi dan dibuat laporansertadikirimke command center untukdapatditampilkan.

• Hasil evaluasi data disampaikan kepada seluruh instansi terkait sebagai bahanrekomendasitindaklanjutdantargetperbaikankualitasair.

2. Capaian

PemantauankualitasairdiDASCitarumdilakukandi333titiksepertiditampilkan pada pada gambar dibawah ini melalui intergrasi pemantauan yang dilakukan

52 Persentase
2,94% 5,88% 52,94% 58,82% 67,65% 76,47% 88,24% 100%
Gambar 17 Alur Kegiatan Pemantauan Kualitas Air

oleh16institusipemerintahanbaikpemerintahanpusat,pemerintahdaerah,dan BUMN.

Gambar 18 Titik Pemantauan DAS Citarum

Perpressno15tahun2018telahmendorong percepatanprogramPengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum. Setelah 2 tahun terbitnya Perpres tersebutkualitasairCitarumtelahmenunjukanperbaikansekitar10sampai75% yang ditunjukan oleh polutan organic (COD) dan padatan tersuspensi (TSS).

SecarafisiksaatiniwarnaSungaiCitarumsudahberubahcukupsignifikankearah yanglebihbersih,dimanasesuaidenganRencanaAksiCitarum7tahunprogram iniharusdiselesaikannamundiduatahunpertamatelahmenunjukanhasilyang baikkarenaperanTNIyangcukupbesarmembantuPokjaBidangIndustri.

Kondisi Citarum sebelum dan setelah program percepatan PPK DAS Citarum dipantauolehbeberapastakeholder,padatahun2017terdapat226titikpantau secara manual dan direncanakan pada tahun 2019 ditambah menjadi 333 titik pantau dengan metoda manual dan Onlimo (online monitoring). Pada titik sampling di Wangi Sagara, terlihat data rata rata polutan organic (COD) tahun 2017 sebesar 24.5 mg/l, di tahun 2018 menurun menjadi 8,5 mg/l dan perioda

53

ketiga2019semakinmenurunmenjadi7mg/l,halinimenunjukkankeberhasilan peningkatankualitasair.

Data Perbandingan Kualitas Air (Polutan Organik) dari tahun 2017 s/d 2019

Gambar 19 Data Kualitas Air

3. Permasalahan

Tabel 26 Permasalahan dalam Pemantauan Kualitas Air

NO PERMASALAHAN SOLUSI PERAN

1 Pemilihanlokasi pemasanganonlimoterkait keamanandanperizinan onlimo

KerjasamaantaraBBWS yangmengluarkan rekomendasiteknikdanizin SPPLdarikab/kota

2 Kualitasairsungaiyang tercemarberat Pemulihankualitasairsungai denganberbagaialternative teknologikhususnyadi daerahsungaiyang dimanfaatkanlangsungoleh masyarakat

ii. PembangunanCommandCenter

KLHK,BBWS, Kab/Kota,Provinsi (Koordinator:DLH Provinsi)

BPPT,LIPI,BP2D,DLH Provinsidan kab/kota,Bappeda JawaBarat (Koordinator: Bappeda)

Dalam rangka dapat terlaksananya langkah-langkah strategis, Presiden Republik Indonesia telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang PercepatanPengendalianPencemarandanKerusakanDaerahAliranSungaiCitarum. Beberapa langkah strategis perlu diambil dalam melaksanakan perecepatan penanggulangan pencemaran dan kerusakan DAS Citarum yang terpadu adalah dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta dengan mengintegrasikankewenanganantarlembagaPemerintahdanpemangku. Dalam rangka memafaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka perlu di bangun suatu infrastruktur dan fasilitas pendukung penanggulangan dan pencemaran DAS Citarum yaitu suatu pusat komando atau yang disebut dengan CommandCenter.

54
Wangisara Koyod Setelah IPAL Cisirung Nanjung Outlet Waduk Jatiluhur Bendung
2017 24,5 118,0 85,6 80,3 27,1 28,9 38,1 2018 8,5 27,2 55,2 98,9 8,3 9,6 16,1 2019 8,7 68,3 41,0 70,3 8,3 7,3 18,720,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 COD
Walahar Tunggak Jati

Usaha melakukan Percepatan Penanggulangan Pencemaran Dan Kerusakan DAS Citarumyangefektif,telahditempuhdenganmemanfaatkanTeknologiInformasidan Komunikasi.Diantaranyamelalui:

1. SewafasilitasCommandCenterCitarum;

2. SewaperangkatpendukungCommandCenterCitarum;

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan tersedianya Infrastruktur pendukung penanggulanganpencemarandankerusakanDASCitarum adalahsebagaiberikut:

1. Sebagaipusatpengelolaaninformasi;

2. Sebagai pusat pemantauan dan pengendalian pencemaran limbah industri, pertaniandanpeternakan,limbahdomestikdanpersampahan Citarum;

3. SebagaititikintegrasiinformasisecarahorisontaldiantaraPemerintahPusatdan PemerintahDaerahProvinsiJawaBarat;

4. Sebagai pusat pemantauan dan pengendalian titik rawan banjir dan debit air Citarum.

Outputyangingindicapaidalamkegiataniniadalahsewafasilitasdanperangkat pendukungCommandCenterCitarumsebagaipenunjangpercepatandanrencana strategis penanggulangan pencemaran dan kerusakan DAS Citarum dengan memanfaatakanTeknologiInformasidanKomunikasi.

55

KemajuandalamPenyelenggaraanCommandCenterSATGASPPKDASCitarumtelah ditempuh diantaranya dengan pemindahan Unit Command Centre milik Provinsi Jawa Barat yang saat ini telah dapat digunakan seperti ditampilkan pada gambar dibawahini.

Gambar 20 Command Center PPK DAS Citarum

V. Rekomendasi

i. LahanKritis

Dalam Kawasan

• SisaLahanKritisdidalamkawasanhutanseluas2.564,53Haakandiusulkan oleh Bappenas dengan biaya Rp7.000. 000,-/Ha dengan Jumlah anggaran Rp17,951,715,600.00

• BerdasarkaninformasidariDirektoratKKSDABappenasbahwa2.564,53Ha tidak bisa dilaksanakan dalam satu tahun anggaran 2020, namun sangat memungkinkandilaksanakansampaidengantahun2025haliniakandibawa kerapatkerjaEselonIKLHKyangmenanganiRHL

Luar Kawasan

a. Skema 1

1) Dariluaslahankritisdiluarkawasanhutan(61.681,72Ha)hanyamampu ditangani seluas 952.50 Ha pada tahun 2019, untuk tahun berikutnya diharapkanbisa1000Ha/tahundenganbantuanCSRdandanaDesa. 2) Diperlukan edaran dari Kemenko/ Gubernur agar para perusahaanperusahaan PMDN, PMA dan BUMN untuk berpartisipasi melalui CSR denganpolaAgroforestry.

56

3) DiperlukansuratedarandariKemendes/Gubernuragardanadesadapat dialokasikanuntukkegiatanRHLdenganpolaAgroforestry.

4) BBWSCitarumagarmengalokasikananggaranuntukkegiatanBangunan Konservasi Tanah dan Air (Gully Plug, DAM Penahan, DAM Pengendali, Embung)untukmengurangisedimentasi.

b. Skema 2

1) Pelaksanaan Penanaman Seluruh Lahan Kritis di Luar Kawasan seluas 61.681,72HadimulaipadaTahun2022

2) LuasLahanKritisdiluarkawasanhutanDASCitarumHulu61.681,72Ha.

3) Kunciutamaadalahkepemilikanlahan.Asumsipemiliklahanberjumlah 100.000orangdenganluaslahankepemilikandari0,25Hahingga1Ha. Diperlukanjugapetalahanmilik.

4) Luas 61.681,72 Ha bila akan ditanam dengan pola Agroforestry maka diperlukansejumlah@400batang/Ha,makatotalbibitataupohonyang diperlukan24.672.688batang.

5) Pelaksanaan pembuatan persemaian Perum Perhutani dalam 1 Ha denganproduksibibit800.000batangdenganwaktuselama6bulan.

6) Untuk memenuhi 24.672.688 batang diperlukan 31 unit = 31 Ha, lokasi tersebutbisadiambildarilokasitargetpenanamanlahankritis61.681,72 Ha. (kebutuhan biaya pembuatan bibit diperlukan Rp. 61.681.720.000 dengan perhitungan Rp. 2.500/btg, sedangkan pelaksanaan penanaman diperlukanbiayasebesarRp.246.726.880.000)

7) Untuk 31 unit persemaian dari mana bibitnya, tentunya sesuai dengan yangdiinginkanolehparapemiliklahan.

8) Bilabibitadadansiappadawaktuyangsamadiperlukanwaktumembuat persemaian selama 6 bulan. Start penghijauan masal dengan pelaku 100.000oranguntuk61.681,72Ha awaltanamtahun2022.

9) Perencanaan:

▪ Surveyawalkepemilikanlahan,sosialisaidanappraisaldilaksanakan padatahun2020

▪ Pelaksanaan persiapan persemaian sejumlah 31 unit = 30 Ha dikerjakanolehmasyarakatdenganbimbingandariDinasKehutanan Provinsi, Dinas Perkebunan Prov/Kab. Dinas Pertanian Prov/Kab tahun2021.

▪ Bibit siap tanam sejumlah 24.672.688 batang secara masal untuk lokasitanamseluas61.681,72Hadenganmelibatkan100.000orang tahun2022

10)SumberbiayadiharapkandaribantuanBankDuniadanCSR

11)Diperlukan5hal:

▪ Regulasidenganinsentifdandisinsentifyangtegas.

▪ Sinergiantarsektor,antaranggarandansinergijadwal.

▪ Kemitraan dengan dunia usaha yang berwawasan lingkungan (BUMN,SwastaMurni,dengankonsepPentaHeliks).

57

▪ Partisipasimasyarakatyangdifasilitasi.

▪ Teknologi.

12)MasukandariAsterdanMayorDianKemenkoMaritim:

a. Sektor1atausektorPembibitandikembangkandalambeberapasub sektoruntukpendampingandanpengawasan.

b. Lokasi pembibitan secara potensial sudah ada yaitu di sektor pembibitan = 25 Ha, kekurangan 6 Ha bisa dicarikan tambahannya melaluiPTPNVIIIdanPerhutani.

c. KombinasimasyarakatdanKODAMIII/SLWtetapdiperlukandengan perubahan prosentasi semakin bertambah masyarakat dan berkurangnya KODAM III/SLW dalam rangka sukses Tahun ke-7. Perlu dihitung kebutuhan anggarannya. Antara lain untuk masyarakatyangberpengalaman,tenagaahli,danpenyuluh.

ii. PenangananLimbahIndustri

• Penanganan limbah industri dilakukan secara sinkron oleh stakeholder terkaitbaikpemerintahan,BUMN,maupunswasta.

• Melakukan sosialisasi yang terencana terhadap program PPK DAS Citarum dan peraturan pendukung yang telah telah terbentuk agar memaksimalkan pelaksanakanpenanganan

• MemperketatpengawasanindustryterkaitlimbahindustryyangadadiDAS Citarum

iii. PenangananKJA

• PergubtentangdayadukungKJAdiwadukkaskade

• Penambahansumberdayadanteknologi

• Pengembangansistembudidayawaduk(Komitmenprogrampentaheliks: MAI,PengelolaWaduk,LitbangKKP,Universitas)PembuatanDemplotSmart KJAdanCBF

iv. PenegakanHukum

• PerludilakukanterobosanmerekrutTenagaPengambilSampeltersertifikasi untukmengisikekosonganPPLH/PPNS,agarsetidaknyaprosespenyelidikan awaldapatdilakukandengancepat;

• Pemanfaatan Teknologi IoT (SPARING & UAV) dapat menjadi solusi dalam rangkadeteksidiniPencegahandanPenindakan;

• Diperlukan adanya Posko bersama Pokja Gakkum untuk menghindari perbedaan Persepsi/Interpretasi terhadap Peraturan-peraturan yang mengaturtatalaksanatekniskegiatanPenegakanHukum;

• PerludukungananggaranuntukPokjaGakkumsehinggakegiatansosialisasi danpencegahandapatlebihdioptimalkan

58

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.