SENIN, 05 03 2018 NO. 13400/ TAHUN KE-49 28 HALAMAN Rp4.000/eks
(di luar P. Jawa + ongkos kirim)
Rp89.000/bulan
(di luar P. Jawa + ongkos kirim) E-mail: cs@mediaindonesia.com
www.mediaindonesia.com Hotline:
0811 123 7979 Customer Service:
(021) 5821303 Pemasangan Iklan:
J U J U R
(021) 5812113 & 5801480
Demi demokrasi, parpol-parpol yang bukan pendukung Jokowi seharusnya tak perlu ragu menampilkan capres mereka di Pemilu 2019.” Editorial | Hlm 2
Korupsi Bisa Dianggap Hal Biasa Masyarakat dikhawatirkan kian permisif terhadap korupsi jika tidak ada tindakan luar biasa untuk menghentikan praktik rasywah itu. Selekta | Hlm 2
Poros Ketiga Sulit Terwujud Meskipun kehadiran poros ketiga pasangan caprescawapres pada Pilpres 2019 dimungkinan secara matematika politik, pada praktiknya hal itu sulit terwujud. Indonesia Memilih | Hlm 3
Sandi Bikin PKL Kota Tua Cemburu Keputusan Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno memberikan diskresi ke PKL di Tanah Abang, Jakarta Pusat, dan Melawai, Jakarta Selatan, berjualan di trotoar menuai kecemburuan pedagang di Kota Tua, Jakbar. Perkotaan| Hlm 12
B E R S U A R A
POLITIK
Jokowi Bersiap Menanti Lawan PRESIDEN Joko Widodo dikenal gemar berolahraga, dari naik sepeda, memanah, joging, hingga bermain futsal. Namun, kemarin lewat blog videonya (vlog), Presiden memilih berlatih tinju di halaman Istana Bogor. Tampak Jokowi melontarkan beragam teknik pukulan seperti jab, hook, dan straight ke arah Abed, pelatih tinju dari Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Kota Bogor. Meskipun hanya berlatih tinju, Jokowi berusaha tampil maksimal dengan sarung tinju, kaus tanpa lengan, dan celana training. Selain berlatih memukul, Presiden mengikuti semua instruksi Abed yang berulang kali melatih pukulan dan memperbaiki postur tubuh Kepala Negara. Tentu jangan berharap Jokowi memperagakan teknik bertinju dan ketahanan fisik yang prima ala Floyd Mayweather atau Chris John. “Main tinju itu, aduh, berat, berat, berat. Cepat capek dan memerlukan ketahanan fisik yang tinggi,” kata Presiden dalam vlog berdurasi 2 menit tersebut. Namun, bagi Jokowi, pertarungan sebenarnya bukan di atas ring tinju, melainkan di Pilpres 2019. Itu pendapat Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah ketika menimpali vlog mantan Wali Kota Solo itu di akun Twitter-nya. ‘Video bagus. Bagaimana kalau kita adu sama mantan Danjen Kopassus itu, ya? (Pilpres) 2019’, tulis Fahri sembari menambahkan empat emoticon senyum di bagian akhir. Danjen Kopassus yang dimaksud Fahri ialah Prabowo Subianto, rival Jokowi pada Pilpres 2014. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto menilai, sebagai politikus, Jokowi gemar menggunakan bahasa politik high context. Gaya komunikasi seperti itu menciptakan interpretasi polisemik yang multimakna. Artinya, seperti Fahri, publik dapat menafsirkan latihan tinju Jokowi itu sebagai persiapan menuju pemilu tahun depan. “Pada tahun politik, Jokowi banyak melemparkan komunikasi yang erat kaitannya dengan kontestasi elektoral. Ini sekaligus untuk testing the water atau melihat reaksi,” ungkap Gun Gun, tadi malam. Dalam konteks pilpres, vlog Jokowi itu dinilai menempatkannya sebagai petahana, bukan presiden. “Ini bagian
Harian Umum Media Indonesia
@mediaindonesia
@mediaindonesia
Media Indonesia
Hanya NasDem tanpa Mahar Sudah saatnya partai politik menjadi harapan bagi orang-orang yang memiliki kapasitas dan kompetensi dalam memimpin daerah. BAYU ANGGORO
anggoro@mediaindonesia.com
C
YOUTUBE PRESIDEN JOKO WIDODO
BERLATIH TINJU: Presiden Joko Widodo berlatih tinju dengan pelatih Abed dari
Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Bogor di halaman Istana Bogor, Jawa Barat, kemarin. Presiden Jokowi juga melakukan latih tanding dengan salah seorang ajudannya yang bernama Teddy.
dari psychology war. Dalam konteks pilpres, sebagai petahana alias juara bertahan posisi Jokowi diunggulkan.
Pasalnya dalam berbagai hasil survei, elektabilitas Jokowi jauh mengungguli rivalnya.” (Rudy Polycarpus/X-3)
ALON Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau lebih akrab disapa Kang Emil memuji Partai NasDem yang benar-benar tidak pernah meminta mahar politik dalam pelaksanaan pilkada serentak 2018. Ridwan Kamil menegaskan hal tersebut dalam acara konsolidasi struktur partai, komisi saksi, dan bakal calon anggota legislatif Partai NasDem se-Jawa Barat di Bandung, kemarin. “Selama satu tahun menjalani proses perjodohan politik, saya sampaikan kesaksian. Partai NasDem betul-betul melakukan politik tanpa mahar,” kata Ridwan Kamil yang berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum. Kang Emil merasa kagum setelah menyaksikan sendiri bahwa Partai NasDem menunjukkan idealisme yang nyata dalam aktivitas politik di Tanah Air. “Atas nama keluarga dan pribadi dari hati yang terdalam, saya haturkan terima kasih banyak Pak Surya Paloh. Partai ini sudah betul-betul di depan mata saya menunjukkan idealisme dan kemartabatan membangun demokrasi Indonesia sehingga orang-orang baik bisa terjun membela Indonesia melalui partai ini,” lanjut Kang Emil. Dengan kata lain, lanjut Ridwan Kamil, Partai NasDem telah menjadi harapan semua orang yang memiliki kapasitas politik
baik tapi tidak mempunyai dana untuk mengikuti kontestasi dalam pilkada. Pengakuan yang sama juga disampaikan calon Wali Kota Sukabumi Mulyono dalam kesempatan terpisah. Mulyono yang berpasangan dengan Ima Slamet menyatakan memperoleh dukungan dari Partai NasDem yang komit menegakkan politik tanpa mahar tersebut. “Kami bersama-sama memerangi politik uang. Jangan segala sesuatu itu diukur dengan uang. Insya Allah dengan menjunjung komitmen itu, kami yakin tidak melakukan praktik politik uang dalam pilkada. Kalau tidak dimulai, kapan bangsa ini berubah? Ketika kita hanya memikirkan politik uang, masyarakat yang akan rugi selama lima tahun ke depan,” ujar Mulyono, kemarin.
Bawa perubahan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh optimistis pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum memenangi Pilkada Jawa Barat 2018. Surya menilai Ridwan memiliki integritas yang baik. Selain itu, Ridwan Kamil telah membuktikan keberhasilannya dalam memimpin Kota Bandung. “Sayang rakyat Jawa Barat kalau enggak memilih dia. Jika Ridwan-Uu terpilih, NasDem siap mengawal mereka membawa perubahan di Jawa Barat,” tandas Surya di depan ribuan kader NasDem se-Jawa Barat di Bandung, kemarin. (AD/BB/P-2/X-3)
SELA SENO
“Kalau kita bilang (guru dan dokter) cukup, belum. Kita melihat penyebarannya. Guru banyak di kota. Di daerah terpencil kurang.” Asman Abnur
Menpan dan Rebiro Politik | Hlm 5
Gaji Ekspatriat di Mumbai Tertinggi PARA ekspatriat yang tinggal dan bekerja di Mumbai, India, memiliki gaji paling tinggi ketimbang ekspatriat di negara-negara lain. Berdasarkan data HSBC yang dirilis pekan ini dari Expat Explorer Survey 2017, rata-rata gaji ekspatriat di Mumbai ialah US$217.165. Gaji rata-rata ekspatriat
Ironi Profesor Hoaks
di seluruh dunia ialah sekitar US$99.903. Gaji di Mumbai tersebut masih lebih tinggi ketimbang gaji ekspatriat di San Francisco, Amerika Serikat, dan London, Inggris, yang masingmasing US$207.227 dan SENO US$107.863. Bagaimana ekspatriat di Mumbai
bisa memperoleh gaji lebih besar? Penelitian itu menyebut tingginya gaji ekspatriat di Mumbai lantaran usia mereka lebih matang dan berpengalaman. Alasan lainnya ialah gaji tinggi sebagai kompensasi atas kesulitan hidup yang harus dialami mereka di kota terbesar India itu sebab pekerja asing yang didatangkan ke India mayoritas dari negara yang lebih maju. (BBC/Hde/X-8)
MI/SUSANTO
KONSOLIDASI: Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh didampingi Ketua DPW Jabar Saan Mustopa menyalami cagub Partai NasDem Ridwan Kamil saat konsolidasi partai di Bandung, kemarin.
Seorang akademisi mestinya disibukkan aktivitas ilmiah dalam program riset dan penelitian, bukan menjadi katalisator atau penyambung lidah ujaran kebencian. Inilah yang maksud dalam tulisan ini sebagai ironi seorang ‘profesor hoaks’, dalam arti sarkastis.
Opini | Hlm 8
MENGGUNAKAN KERTAS DAUR ULANG