JUMAT, 04 05 2018 NO. 13456 / TAHUN KE-49 28 HALAMAN Rp4.000/eks
(di luar P. Jawa + ongkos kirim)
Rp89.000/bulan
(di luar P. Jawa + ongkos kirim) E-mail: cs@mediaindonesia.com
www.mediaindonesia.com Hotline:
0811 123 7979 Customer Service:
(021) 5821303 Pemasangan Iklan:
J U J U R
(021) 5812113 & 5801480
B E R S U A R A
Bukan hanya urusan hak politik, perkara kepemilikan KTP-E tersangkut erat dengan hak asasi manusia.”
Polisi Wilayah Utamakan Pencegahan
Pemilih Pemula di Sumsel Awam Politik
Facebook dan Google Dituding Rusak Persaingan Usaha
Kapolri menyatakan 40% kerusuhan yang terjadi disebabkan faktor sosial dan budaya.
Pemerintah ingin mencoba mengubah pemahaman pemilih pemula yang memandang politik hanyalah urusan orang tua.
Rupert Murdoch’s News Corporation memimpin tuduhan terhadap Facebook dan Google dalam penyelidikan persaingan usaha di Australia.
Editorial | Hlm 2
Selekta | Hlm 2
Regional | Hlm 12
Internasional | Hlm 14
Harian Umum Media Indonesia
@mediaindonesia
@mediaindonesia
Media Indonesia
“Perlu konsep pembangunan nan mindset lalui untuk seluruh rakyat melalui landaskan wawasan kebangsaan berlandaskan ah Pancasila agar tidak mudah rtentu.” diprovokasi kelompok tertentu.” Ryamizard Ryacudu Menteri Pertahanan Politik | Hlm 5 SENO
Hentikan Kekerasan atas Nama Agama
B I L AT E R A L
RI-Brunei Dongkrak Perdagangan PERTEMUAN bilateral Presiden Joko Widodo dengan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah turut membahas perdagangan kedua negara yang menurun selama beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri, pada 2017 nilai perdagangan RI dan Brunei ialah US$107,75 juta. Angka itu terbilang turun drastis sebab pada 2013, nilai perdagangan dengan Brunei mencapai US$700 juta. “Penurunan ini tidak terkait dengan volume perdagangan, tetapi dengan nilai perdagangan karena turunnya harga minyak. Brunei sebelumnya banyak mengekspor minyak ke Indonesia. Dengan harga minyak yang turun, otomatis nilai dari perdagangan menjadi turun,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Bogor, Jawa Barat, kemarin. Karena itu, kedua pemimpin sepakat untuk mencari cara agar nilai perdagangan kedua negara itu meningkat. Caranya dengan menggali bidang-bidang kerja sama dan investasi yang bisa dilakukan. Untuk mendorong kerja sama perdagangan dan investasi, kedua negara akan membentuk working group kerja sama ekonomi serta meningkatkan interaksi pelaku usaha kedua negara lewat kamar dagang di negara masingmasing. Saat ini, beberapa produk ekspor RI ke Brunei ialah kelapa sawit, timah mentah, biji cokelat, kertas, dan kawat tembaga. Sementara itu, Indonesia mengimpor mesin appliances, tepung, polimer, serta monitor dan proyektor dari Brunei. “Tadi kedua pemimpin menyampaikan bahwa untuk di bidang investasi, misalnya, yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan antara lain di bidang perikanan, pertanian, perkapalan, dan pelabuhan,” tandas Retno. Ia menjelaskan salah satu kerja sama di bidang pertanian ialah pengembangan varietas padi sembada b9 dan sembada 188. Selain membahas isu ekonomi, perlindungan warga negara Indonesia menjadi perhatian utama Presiden Jokowi. Apalagi, saat ini jumlah WNI yang ada di Brunei cukup banyak, yaitu 83 ribu WNI, atau 20% dari total penduduk negara tersebut. Kedua pihak, kata Retno, sepakat memperbarui memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman terkait dengan masalah penempatan dan perlindungan WNI di Brunei. Selanjutnya, Sultan Brunei Darussalam
Antara Jihad dan Patriotisme
Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki dan mewujudkan Islam yang damai. NUR AIVANNI
aivanni@mediaindonesia.com
K
MI/RAMDANI
BERSERAGAM MILITER: Presiden Joko Widodo (kanan) dan Sultan Brunei Darussalam
Hassanal Bolkiah dengan mengenakan seragam militer negara masing-masing berjabat tangan saat mengunjungi Markas Besar Tentara Nasional Indonesia di Cilangkap, Jakarta, kemarin. Kunjungan Hassanal Bolkiah ke Mabes TNI tersebut disebabkan Brunei tertarik untuk membeli senjata dan kendaraan militer dari Indonesia. Hassanal Bolkiah dan Presiden Joko Widodo menyaksikan demonstrasi kemampuan prajurit TNI di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/5). Kunjungan Sultan yang merupakan warga kehormatan Kopassus sejak 2003
ke Mabes TNI diiringi 16 orang jajaran petinggi kesultanan. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi dan Sultan kompak mengenakan pakaian dinas lapangan militer masing-masing. (Pol/X-4)
Ideologi bangsa terjepit di antara ideologi agama dan ideologi pasar bebas. Mungkinkah ‘revolusi mental’ menjadi penyelamat ‘ideologi bangsa?’.
Opini | Hlm 8
SELA
SURVEI PILPRES 2019
Sauna Kurangi Risiko Stroke
Siapa pun Cawapresnya, Jokowi Unggul
ORANG-ORANG di Finlandia yang melakukan aktivitas mandi uap alias sauna secara teratur memiliki risiko stroke yang jauh lebih rendah daripada mereka yang jarang DUTA s a u n a . Ke simpulan dari sebuah studi itu dimuat dalam jurnal Neurology, Rabu (2/5). Laporan itu merupakan studi pertama yang menilai hubungan antara sauna dan stroke. Studi didasarkan pada lebih dari 1.600 orang selama rata-rata 15 tahun. Mereka yang menghabiskan waktu di sauna 4-7 hari seminggu menunjukkan risiko stroke 61% lebih rendah daripada mereka yang hanya sauna sekali seminggu. Mereka yang sauna 2-3 kali seminggu berisiko stroke 14% lebih rendah jika dibandingkan dengan mereka yang sauna sekali seminggu. (AFP/Yan/X-6)
KIAN dekatnya waktu pendaftaran capres dan cawapres memunculkan sejumlah nama yang dijagokan untuk mendampingi Joko Widodo dalam Pilpres 2019. Namun, dengan elektabilitas Jokowi yang sudah cukup tinggi, siapa pun cawapres pendampingnya, Jokowi diprediksi tetap unggul. Menurut hasil survei paling mutakhir dari Indikator Politik Indonesia yang dirilis kemarin, Jokowi diprediksi masih unggul dari para pesaingnya, termasuk Prabowo Subianto. Survei melibatkan 1.200 responden, dilakukan pada 25-31 Maret 2018 melalui random sampling dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error plus minus 2,9%. “Jika Jokowi head to head dengan Prabowo Subianto dibandingkan enam bulan lalu, dukungan masing-masing tidak berubah. Tetapi Jokowi tampak semakin solid dalam segmen potensialnya yang terlihat dengan tren positif pada simulasi terbuka dan daftar pilihan yang melibatkan banyak nama calon, dengan nama calon lainnya stagnan,” terang Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi persnya di Jakarta, kemarin.
Untuk cawapres Jokowi dari total 19 nama yang ditanyakan dalam survei, Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) menjadi nama paling diinginkan mendampingi Jokowi dengan 16,3%. Menurut Burhanudin, hal itu mungkin disebabkan AHY saat ini sering turun ke lapangan. Berikutnya terdapat nama Anies Baswedan (13%), Gatot Nurmantyo (7%), Sri Mulyani (6,1%), dan Mahfud MD (5%). Saat menanggapi hasil survei itu, Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh meyakini Jokowi akan memilih calon yang dianggap bisa bekerja sama dengan dirinya. NasDem pun menyatakan tetap pada komitmen untuk membebaskan Jokowi memilih cawapres. “Kita tidak punya cawapres bagi Jokowi karena kami sudah punya capres, yakni Pak Jokowi. Kita minta capres kita mencari cawapres yang cocok sebagai pendamping,” terang Surya Paloh. Wakil Ketua Bidang Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo pun menyatakan Golkar membebaskan Jokowi memilih wapres. “Jokowi dapat menentukan figur yang mendukungnya lima tahun kedepan.” (Dro/X-6)
ETIKA menutup pertemuan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasathiyah, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyeru kepada hadirin untuk bersama-sama mengupayakan dengan sungguh-sungguh perdamaian di negara-negara Islam. “Sejumlah negara Islam kini tengah mengalami konflik atau peperangan baik karena persoalan politik, ekonomi, dan lainnya. Kita sayangkan, bukan hanya menyesal. Bagaimana kita memperbaiki kondisi yang telah berlangsung selama ini?” kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, kemarin. Wapres menjabarkan kembali dua hal yang menjadi pemicu konflik di negara-negara Islam. Pertama, intervensi dari negara besar yang semakin memperluas konflik atau bahkan menimbulkan konflik baru di beberapa negara Islam. Kedua, munculnya paham radikal. “Paham radikal itu merebak hampir di semua negara. Banyak terjadi aksi bunuh diri untuk mematikan orang lain, banyak perang atas nama jihad atau apa pun. Jadi, perlu pemikiran bagaimana agama ini diajarkan dengan baik. Pertemuan ini bukan saja memikirkan, melainkan juga bagaimana menghentikan ajaran yang menyebabkan masalah di negara Islam,” ujar Kalla. Menurutnya, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia memiliki tanggung jawab memperbaiki dan menciptakan Islam yang damai. “Indonesia bertanggung jawab untuk memperbaiki atau menciptakan Islam yang damai sehingga itu perlu Islam wasathiyah (moderat),” lanjut Kalla. Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin menambahkan, nilai-nilai Islam wasathiyah
yang dihasilkan dalam KTT akan disebarluaskan (lihat grafik). “Kami menyepakati poros dunia untuk Islam wasathiyah. Semua peserta menjadi bagian dari jejaring pengarusutamaan Islam wasathiyah untuk kaum muslim. Kami juga ingin memberikan sumbangan bagi krisis peradaban dunia,” ungkap Din.
Model Indonesia Sekjen Muhammadiyah Abdul Mu’ti menegaskan bahwa mengarusutamakan wasathiyah (moderasi) Islam memerlukan sederetan program aksi seperti pendidikan, media massa, dan kegiatan keagamaan. “Harus ada kerja sama lebih luas dan intens dari elemen masyarakat sipil. Kita pun perlu gerakan budaya untuk mendorong toleransi, keterbukaan, dan penegakan hukum untuk meminimalkan kekerasan yang memecah belah bangsa,” kata Mu’ti.
“Kita negara yang berhasil melawan ekstremisme dan terorisme. Indonesia bisa menjadi model.” Komaruddin Hidayat
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Periode 2006-2015 Ia melihat moderasi Islam bisa mempererat persatuan anak bangsa. “Membangun persatuan bukan perkara mudah karena masih ada kelompok ekstrem. Juga ada persaingan politik tidak sehat yang berorientasi kekuasaan dengan menggunakan agama sebagai kendaraan.” Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2006-2015, Komaruddin Hidayat, pesimistis dunia Islam mampu menuntaskan persoalan mereka. Pasalnya persoalan yang terjadi bukan karena masalah agama, melainkan juga hegemoni politik, ekonomi, dan turut campurnya kekuatan luar. “Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar bisa berkontribusi dan memberi inspirasi. Kita negara yang berhasil melawan ekstremisme dan terorisme. Indonesia bisa menjadi model karena tidak terlibat konflik di Timur Tengah. Namun, jika kita diharapkan turut menyelesaikan masalah Islam di Timur Tengah, tidak mudah. Indonesia bisa menjadi lokomotif Islam wasathiyah,” tandas Komar. (Alw/Bay/DD/Ant/X-3)
Elektabilitas ... | Hlm 4
MENGGUNAKAN KERTAS DAUR ULANG