Bursa per 16 September 2016
Harian Umum Media Indonesia
ENERGI PERADABAN
CAC 40
@mediaindonesia
FTS 100
Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com Rp4.000/eks (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Rp89.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)
SENIN, 19 SEPTEMBER 2016 / NO. 12892 / TAHUN KE-47
4.332,45
(-0,93%)
6.710,28
(-0,30%)
NIKKEI 225
16.519,29
(+0,70%)
HANG SENG
23.335,59
(+0,63%)
2.134,25
(-0,18%)
STRAIT TIMES Dow Jones IHSG Keterangan: Data diambil pukul 20.00 WIB
w w w . m e d i a i n d o n e s i a . c o m
18.123,80
(-0,49%)
5.267,77
(+0,04%) Sumber: yahoo.finance/idx
28 HALAMAN
HLM 2 Kepercayaan Publik Modal Besar Ahok HLM 13 BPJS Kesehatan Tunaikan Zakat Profesi
HLM 23 Hentikan Intervensi DPR ke KPU
Bergerak Bersama Menyetop Korupsi
ANTARA/UMARUL FARUQ
KEDATANGAN JEMAAH HAJI: Jemaah haji melakukan sujud syukur saat tiba di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, kemarin. Sebanyak 445 jemaah haji kloter pertama asal Sumenep, Madura, kembali ke Tanah Air setelah menunaikan ibadah haji.
Selain reformasi birokrasi, jaksa KPK harus konsisten menuntut pencabutan hak politik dan perampasan aset tersangka. NUR AIVANNI
P
Sapu Bersih Korupsi dari Hulu hingga Hilir ganda. “Menyembunyikan aset dan menyuap,” pungkasnya. Ketua DPD Irman Gusman ditangkap tim satgas antirasywah dalam operasi tangkap tangan (OTT) di rumah dinasnya di Jalan Denpasar Raya, Blok C3/8, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (17/9) dini hari. KPK menetapkan empat tersangka. Uang suap Rp100 juta pun disita.
ENANGKAPAN penyelenggara negara seperti Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dinilai bukan menjadi yang terakhir. Jika tidak ada perubah an yang sistematis untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi, pejabat negara yang lain tinggal menunggu Pencabutan hak politik giliran berurusan dengan lembaga Peneliti Indonesia Corruption Watch antirasywah. (ICW) Donal Fariz mengatakan harus Demikian benang merah perbincang- ada perubahan yang signifikan untuk an Media Indonesia dengan sejumlah mengerem laju korupsi yang menggila. kalangan, kemarin, terkait dengan “Sistem politik dan sistem pemidanapenangkapan Irman an harus diperbaiki,” Gusman. jelasnya, kemarin. Kirimkan tanggapan Anda atas Ketua KPK Agus RaSistem politik, kata berita ini melalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com hardjo mengatakan dia, dari sisi pendanaFacebook: pemberantasan koan, transparansi, dan Harian Umum Media Indonesia rupsi harus menyeludemokratisasi internal Twitter: @mediaindonesia ruh dari hulu sampai partai. “Negara harus Tanggapan Anda bisa diakses di hilir. Dia memberikan terlibat,” tandasnya. www.mediaindonesia.com empat poin penting. Selain itu, KPK haPertama, perubahrus konsisten menunan sistem harus mencegah munculnya tut pencabutan hak politik dan pepemburu rente. “Sistem harus trans- rampasan aset melalui tindak pidana paran dan akuntabel, rakyat dapat pencucian uang. mengakses dan mengawasi proses peDirektur Utama Perum Bulog Djarot layanan,” ujar Agus saat dihubungi, Kusumayakti membantah keterlibatan tadi malam. Irman. “Tidak ada kaitannya,” ujar Kedua, kata dia, aparat penegak hu- Djarot, kemarin. kum, seperti polisi, jaksa, dan hakim, Ia mengatakan, terkait dengan impor, harus direformasi sehingga mampu Bulog hanya menerima rekomendasi menjalankan tugas dengan jujur, adil, dari Kementerian Pertanian atau Keresponsif, dan konsisten. menterian Perdagangan. Ketiga, reformasi birokrasi segera Menteri Perdagangan Enggartiasto dituntaskan. “PNS dan seluruh penye- Lukita mengaku perusahaan yang lenggara negara dituntut mempunyai menjadi pelaku dalam OTT KPK itu kinerja, budaya kerja, norma, etika, dan tidak terdaftar sebagai importir. “Agak standar yang baru,” tuturnya. aneh,” katanya di Bandar Lampung, Keempat, swasta juga harus dire- kemarin. formasi. Agus mencium banyak pihak Mantan komisioner KPK Mohammad swasta yang membuat pembukuan Jasin menduga Irman Gusman menjual
ANTARA/IGGOY EL FITRA
KPK GELEDAH GUDANG GULA: Penyidik KPK memindahkan koper ke dalam mobil dari gudang CV Semesta Berjaya yang berisi gula tanpa label SNI milik tersangka Xaveriandy Sutanto di Jalan Bypass Kilometer 22, Padang, Sumatra Barat, kemarin.
pengaruhnya (trading influence) selaku Ketua DPD. “Meski bukan tugasnya, kan dia (Irman Gusman) punya jabatan,” kata Jasin, tadi malam. Tim penyidik KPK, kemarin, menggeledah dua lokasi di Kota Padang,
yakni kediaman pengusaha Xaveriandy Sutanto dan gudang gula CV Semesta Berjaya. (Try/Pra/HR/X-6)
aivanni@mediaindonesia.com Berita terkait hlm 5
Satu Rekornas dan 5 Rekor PON Pecah di Kolam Renang REKOR nasional nomor 100 meter gaya punggung putra pecah oleh perenang DKI Jakarta, I Gede Siman Sudartawa, dengan waktu 55,19 detik di PON XIX Jawa Barat, kemarin. Di hari yang sama, lima rekor PON juga terpecahkan. Dengan raihan itu, Siman memperbaiki rekornas atas namanya sendiri, yakni 55,32 detik, yang ditorehkan di Singapura empat tahun lalu. Siman sekaligus kembali merengkuh medali emas setelah berjaya di nomor 50 meter gaya punggung putra. Pe-
renang Jawa Barat, Ricky Anggawijaya, meraih perak dengan waktu 57,33 detik dan perunggu diraih Glenn Victor (Jatim). “Saya senang karena best time saya di nomor ini baik. Semoga bisa terus membaik di hari-hari berikutnya dan bisa tambah medali,” ungkap Siman. Rekor PON juga tercetak di nomor 400 meter gaya ganti putra lewat Ricky dengan waktu 4 menit 30,67. Ia sukses melampaui rekor milik M Akbar Nasution yang diukir pada PON 2012 Riau.
Perenang Jabar, Triadi Fauzi Sidik, juga mendulang emas sekaligus memecahkan rekor PON di nomor 50 meter gaya bebas putra dengan catatan 22,85 detik. “Target saya dapat tujuh emas. Masih ada beberapa nomor yang saya ikuti,” kata Triadi yang telah mengoleksi enam emas di PON. Pada bagian putri, perenang Riau Azzahra Permatahani memecahkan rekor PON nomor 400 meter gaya ganti perseorangan yang sebelumnya dipegang Elsa Mayora Nasution. Azzahra mengukir waktu 4 menit 54,88 detik. Rekor PON dipecahkan pula oleh
Nurul Fajar Fitriyati (Jatim) di nomor 100 meter gaya punggung putri dengan waktu 1 menit 4,99 detik. Ia memperbaiki rekor Elsa, yaitu 1 menit 5,57 detik. Rekor PON pun diukir Jatim di nomor 4 x 100 meter gaya bebas estafet putri dengan waktu 3 menit 54,11 detik. Hingga kemarin, tuan rumah Jabar kian kukuh di puncak perolehan medali dengan 46 emas, 24 perak, dan 31 perunggu. Posisi kedua ditempati DKI Jakarta dengan 24 emas, 25 perak, dan 28 perunggu, disusul Jatim. (Mag/X-9)
Berita terkait hlm 14 dan 15
SEBAGAI salah satu kejahatan luar biasa, korupsi terus mempertontonkan keberingasan. Ia menyerang bangsa ini dari segala penjuru, mencengkeram semua lini, dan tak menyisakan satu pun sektor yang steril. Ibarat rumput liar, korupsi di Republik ini malah subur bertumbuh setelah dibakar. Di tengah penindakan yang gencar dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi, marak pula koruptor-koruptor baru. Tak cuma aparat biasa, kepala daerah, atau anggota dewan, petinggi lembaga tinggi negara pun tak luput dari jerat korupsi. Terakhir, bangsa ini dibuat kaget ketika KPK menangkap tangan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman di rumah dinasnya, Sabtu (17/9) dini hari WIB. Irman kemudian dijadikan tersangka penerima suap Rp100 juta dari pengusaha terkait dengan rekomendasi kuota gula impor di Sumatra Barat. Selain Irman, KPK juga menetapkan tiga tersangka lain. Irman ialah pucuk pimpinan lembaga tinggi negara kedua yang tersandung kasus korupsi. Sebelumnya, Akil Mochtar diringkus KPK saat menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi dan kini menjalani hukuman seumur hidup. Kita geram, amat geram, karena lagi-lagi penyelenggara negara yang semestinya memelopori pemberantasan korupsi justru menceburkan diri di pusaran korupsi. Yang membuat kita lebih meradang, mereka sebelumnya bersikap gagah seolah-olah antikorupsi. Irman bahkan sempat mendorong pemberlakuan hukuman mati kepada koruptor. Ditangkapnya Irman Gusman ialah penegas bahwa perang melawan korupsi masih jauh dari kata usai. Kenapa korupsi belum juga mati, malah sebaliknya makin subur bersemai? Selain karena tabiat sebagian p e ny e l e n g g a ra n e g a ra memang rakus, beragam tindakan yang sudah kita lakukan masih jauh dari Silakan tanggapi cukup untuk memberangus Editorial ini melalui: korupsi. www.mediaindonesia.com Berulang kali melalui www.metrotvnews.com forum ini kita menyesalkan ketidaktegasan sebagian penegak hukum ketika menangani kasus korupsi. Masih ada saja jaksa yang suka mengajukan tuntutan ringan, tak sedikit pula hakim yang senang memvonis seadanya terdakwa kasus korupsi. Di sel, para penjahat kemanusiaan itu juga kerap diistimewakan karena masih punya banyak uang. Remisi pun terus diobral buat mereka dengan rupa-rupa alasan. Harus kita katakan, hukum oleh para penegaknya dipaksa bersujud di kaki para koruptor. Ia jauh dari kekuasaan untuk menjerakan. Perang melawan korupsi ialah perang sungguhan, bukan sekadar perang kata-kata. Negeri ini mustahil bisa memenangi perang besar itu cuma dengan ajakan dan imbauan untuk tidak melakukan korupsi. Kita hanya akan menang jika seluruh perangkat negara tak lagi berlaku kompromi dan bermurah hati kepada pelaku korupsi. Kepada jaksa dan hakim, masih akan berbaik hatikah Anda kepada para koruptor meski mereka jelas-jelas tak punya hati? Kepada Bapak Menteri Hukum dan HAM, masih bernafsukah Anda untuk melonggarkan kembali pemberian remisi kepada terpidana kasus korupsi? Kepada tuan-tuan di Senayan, masih inginkah Anda mengebiri KPK dengan menghilangkan kewenangan penyadapan mereka, padahal lewat penyadapan itulah sudah banyak koruptor dibekuk dan dipenjara? Juga, akan teruskah Anda menunda pembahasan RUU Perampasan Aset Hasil Tipikor kendati UU itu sangat mendesak untuk menghadirkan efek jera bagi koruptor? Kita mendukung sepenuhnya imbauan Presiden Jokowi kepada siapa pun untuk menyetop korupsi agar tak ada lagi Irman-Irman yang lain. Namun, imbauan itu tak akan punya arti jika tak dibarengi dengan tindakan nyata seluruh pihak, terutama mereka yang oleh negara diberi kewenangan dan amunisi untuk membabat habis korupsi.
Kita mendukung sepenuhnya imbauan Presiden Jokowi kepada siapa pun untuk menyetop korupsi agar tak ada lagi Irman-Irman yang lain.
Lajang Berisiko Alami Kegemukan LAJANG dua kali lebih berisiko mengalami kegemukan jika dibandingkan dengan mereka yang sudah menikah, terutama bagi penderita diabetes. Penelitian yang dipresentasikan di Asosiasi Eropa di Muenchen, Jerman, itu memaparkan hidup bersama suami atau istri terbukti lebih sehat karena keduanya dapat saling memantau makanan, obat-obatan, dan pergi ke dokter jika sakit. SENO Peneliti menganalisis data 270 orang dengan diabetes di kategori usia rata-rata 65 tahun. Sebanyak 180 partisipan menikah dan 90 sisanya hidup melajang. Hasilnya kelompok yang sudah menikah 50% lebih sedikit berisiko mengalami kegemukan. “Menikah dan hidup dengan pasangan mengurangi risiko kegemukan hingga 50% di antara pasien diabetes,” kata Yoshinobu Kondo dari Yokohama City University. Sebelumnya, sebuah penelitian juga memaparkan orang yang menikah lebih berpeluang bertahan hidup dari serangan jantung. (DailyMail/Ihs/X-4)