Suluh edisi 8 (25 Desember 2014)

Page 1

Terbit Senin Senin dan K amis T

Edisi 8 - 25 Desember 2014

Menghadirkan Damai PENANGGUNG JAWAB Erwin Razak, S.IP REDAKSI Syamsudin, S.Pd, MA AT. Erik Triadi, S.IP ALAMAT REDAKSI Jl. Cendrawasih No. 2 Mejing Lor - Desa Ambarketawang Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Telp : 0274-9543879 e-mail : sekret@rumahsuluh.org website : rumahsuluh.org

A

dakah kita yang tidak ingin kedamaian? Tentu kita bisa berdebat dalam perkara rumusan mengenai kedamaian, makna dan jalan mencapainya. Namun, kita percaya bahwa riuh perdebatan tidak akan membatalkan posisi, bahwa kita semua menginginkan kedamaian, dan tentu juga menggariskan bahwa cara mencapai kedamaian, harus pula dengan cara-cara yang dibenarkan oleh prinsip kedamaian. Semakin kita menyeru tentang pentingnya kedamaian, dan suatu damai yang hidup, maka boleh dikatakan bahwa damai itu sendiri sungguhnya masih menjadi bagian dari rencana atau bagian dari masa depan. Kita mengakui bahwa terdapat banyak masalah yang masih harus diurus dan diselesaikan dengan baik, agar damai dapat hadir secara sempurna. Apa soal-soal tersebut? Apakah soal-soal tersebut dapat segera kita selesaikan? Siapakah pihak yang paling bertanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal tersebut? Amat jelas bahwa suatu keadaan damai, suatu kedamaian, mengandaikan: (1) suatu keadaan penuh dengan simetri. Keadaan

“Saya bisa melakukan hal-hal yang anda tidak bisa, anda bisa melakukan hal-hal yang saya tidak bisa; bersamasama kita dapat melakukan hal-hal yang besar.� (Bunda Teresa)

1


SULUH

asimetri tetap memberi ruang bagi dialog dan kedamaian, sepanjang pihak kuat punya kemampuan berbagi. Keadaan simetri lebih ideal, oleh karena ruang kesempatan bagi dialog, kerjasama dan berbagi, lebih lebar; (2) suatu keadaan dimana masih-masing elemen dapat saling mengerti, saling memberi hormat dan saling membutuhkan, yang secara demikian tidak akan tersedia ruang bagi penistaan satu pihak dengan dasar dari kebenaran pihak lain. Di atas itu semua, tentu kita membutuhkan suatu disain baru tata hidup bersama. Apa yang kita maksud dengan tata hidup bersama? Yang suatu ruang hidup dengan landasan baru, dalam mana semua elemen yang

2 edisi 8 25 Desember 2014

ada, menyadari sepenuhnya dan meletakkan hidup dan kehidupannya dalam lingkup tatanan yang ada. Jika semua elemen meletakkan hidup dan kehidupannya dalam lingkup tersebut, maka dengan sendirinya semua elemen yang ada, akan berupaya menjaga dan terus-menerus menghidupkan tata hidup bersama tersebut, sehingga daripadanya dilahirkan kedamaian yang sesungguhnya. Pada titik inilah kita perlu bergandengan tangan untuk berusaha sekuat daya bersama-sama. Adapun yang penting untuk segera dihadirkan adalah: Pertama, suatu kinerja baru dari sebuah kesadaran baru, sedemikian sehingga menghasilkan kemampuan


SULUH

untuk mengelola hidup bersama, yang membuat setiap elemen yang ada merasa aman, terlindungi dan dapat tumbuh berkembang, memanfaatkan seluruh potensi kemanusiaannya. Kedua, suatu kemampuan dalam mengelola sumber-sumber kehidupan dan kemakmuran, sehingga dapat memberi makna kepada semuanya, tanpa terkecuali. Dan ketiga, suatu

kemampuan untuk terus memperbarui semangat kebersamaan, keberpihakan, dan tentu sikap saling menghargai satu sama lain. Dengan ketiga hal itu dan tentu dengan terus mempertinggi kualitas kinerjanya, maka kita akan dapat menghadirkan kedamaian abadi. Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2015.

Diskusi Buku ’Revolusi Mental dalam Budaya Jawa’ Banyak mentalitas orang Jawa yang hendaknya direvolusi, jika tidak akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Di antaranya mental klenik, yang berisi hal-hal gaib dan bersifat tersembunyi mesti berubah menjadi mental klinik yang logis dan terbuka. Walaupun tidak semua klenik itu tidak baik.

Itulah salah satu isi diskusi dalam Forum Kacang Godog yang kali ini membedah buku Revolusi Mental dalam Budaya Jawa yang ditulis Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Hadir sebagai pembicara yakni Drs. Untoro Hariadi, M.Si dosen Universitas Janabadra, Ariesman pemerhati budaya dan Suwardi Endraswara penulis buku. Untoro dalam tanggapannya

mengatakan suasana batin penulis dalam menulis buku ini sangat jelas, yakni adanya keprihatinan melihat mental bangsa ini, mulai dari pemimpin hingga masyarakat. “Itu terlihat dari kalimat pertama dalam narasi di sampul belakang buku ini, yang berbunyi ’bangsa ini tengah mengalami pembusukan mental’,” jelas Untoro. Menurut Untoro, saat ini orang Jawa sudah kehilangan jawanya. Sebut saja saat ada ungkapan “mengalah

3 edisi 8 25 Desember 2014


SULUH

untuk menang”. Namun yang kita lihat dalam Pilpres kemarin, ada orang yang sudah terang-terangan kalah tetapi tidak mau mengakui kalah. Sedangkan Ariesman mengapresiasi buku ini. “Ini merupakan buku yang baik sekali,” ujarnya. Hanya saja menurut Ariesman, ada beberapa contoh dalam buku ini yang dirasa kurang tepat. Misalnya mencontohkan bahwa kita harus meninggalkan mental ayam menjadi mental telur. “Saya kurang setuju, karena ayam memiliki banyak nilainilai baik,” j e l a s Ariesman. Sugeng salah satu p e s e r t a d i s k u s i mengatakan saat ini sudah b a n y a k pemimpin yang sudah tidak njawa-ni lagi. “Saya tidak abis pikir ada calon pemimpin yang minta dipilih. Bahkan mau membayar pemilih. Orang seperti itu bukan orang Jawa. Kalau orang Jawa akan merendah, dan akan mengatakan saya tidak pantas untuk dipilih,” jelasnya.

4 edisi 8 25 Desember 2014

Suwardi Endraswara sendiri menyambut baik kritik dan saran yang disampaikan pembicara dan para peserta diskusi. Menurutnya ketika penulis telah menerbitkan buku maka seolah-olah penulis tersebut sudah “mati”. “Artinya buku tersebut sudah menjadi haknya pembaca untuk mengkritik,” jelas Suwardi. Forum Kacang Godog merupakan forum diskusi mengenai nilai-nilai budaya Jawa yang diselenggarakan tiap hari Senin malam di Pendopo

Dusun Pandes, Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul. Dalam diskusi, pembicara dan peserta wajib hukumnya menggunakan bahasa jawa. Kegiatan ini terbuka untuk siapa saja yang peduli pada pengembangan budaya Jawa.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.