LATAR BELAKANG
HALTE HIJAU TEMBALANG
Transportasi umum menjadi kebutuhan mutlak bagi masyarakat perkotaan yang sibuk dengan segala aktivitasnya. Bus Rapid Trans merupakan salah satu moda transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Semarang. Salah satu hal vital yang harus ada dalam pengoperasian Bus Rapid Trans yaitu halte bus. Sayangnya, pembuatan halte Bus Rapid Trans yang telah dilakukan hanya sekedar menjadi tempat berpijak agar penumpang mampu meraih pintu bus yang tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah halte yang mampu menjadi solusi permasalahan yang dihadapi oleh calon penumpang dengan pengoptimalan terhadap segala potensi yang dimiliki oleh halte di antara penyelesaian desain yang WISE, green dan inklusif. sumber: weather2travel.com
CONCEPT
Wise
Green Konsep hijau diaplikasikan dalam desain halte yang ekonomis, hemat energi serta dapat menetralisir polutan
Aksesibel Kemudahan akses bagi seluruh pengguna termasuk difabel. Hal tersebut diwujudkan dalam rancangan ramp dan hand railing sesuai standar yang ditetapkan.
Desain membagi area yang disediakan menjadi 2 fungsi yang jelas yakni sebagai halte dan jalur pedestrian
Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan KOTA BAWAH. Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan rob. Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan KOTA ATAS, di antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati, dan Banyumanik.
Inklusif Desain yang inklusif dirancang agar dapat digunakan oleh semua kalangan termasuk orang lanjut usia dan
Iklim di kota Semarang hampir sama dengan kota-kota lain di Jawa, namun suhu di kota Semarang lebih panas karena Semarang adalah kota yang dekat dengan pantai. Konsep green pada halte tembalang ini menjadikan udara di sekitar halte
Panel Surya Sebagai sumber energi utama yang digunakan untuk pencahayaan halte ketika malam hari. Walau sedikit mahal, namun dapat menghemat energi hingga jangka panjang.
Lampu LED Hemat Energi Lampu ini dipilih agar memenimalkan penggunaan energi listrik pada halte
Waterfall Wall Dinding kaca mengalirkan air hujan dari atap menuju lubang biopori di bawahnya sehingga air hujan tidak terbuang percuma
Warak Ngendog
Dekson
Sebagai identitas kota Semarang yang diaplikasikan dalam wujud ornamen kaca. Dipercayai karakter bentuk lurusnya menggambarkan citra warga Semarang yang terbuka lurus dan berbicara apa adanya. Selain itu Warak Ngendog juga mewakili akulturasi budaya dari keragaman etnis yang ada di Kota Semarang.
Penggunaan Sign Plate dilarang merokok diterapkan pada desain. Desain dengan material yang kokoh dan tegas dapat memberikan kesan yang tegas pula bagi pengguna halte agar tidak merokok
Spider Plant
Lidah Mertua
Pakis Boston
Jalur Pejalan Kaki
Waste Material
Penetral Polusi
Lubang Biopori
Folding Chair
Jalur pejalan kaki berada di belakang halte sehingga tidak menggangu sirkulasi pengguna halte yang ada pada desain awal
Material yang digunakan adalah material besi bekas pakai yang kemudian didaur ulang sehingga menjadi pilihan material yang ekonomis. Penggunaan material dapat membantu mengurangi limbah material besi yang ada di Kota Semarang.
Penggunaan tanaman penetral polusi dari jalan raya seperti Spider Plant, Lidah Mertua dan Pakis Boston untuk meningkatkan kenyamanan baik itu pengguna halte maupun pejalan kaki yang melalui area sekitar halte. Tanaman ini dapat menyaring udara kotor yang kebanyakan dari kendaraan bermotor seperti gas karbonmonoksida
Lubang biopori ada di bagian bawah halte yang berfungsi menyerap air dalam sehingga cadangan air tetap terjaga
Kursi pengguna halte dapat ditutup ketika sedang tidak digunakan sehinngga dapat memberikan ruang yang lebih lebar. Dengan sistem ini, pengguna difabel terutama yang menggunakan kursi roda dapat memiliki akses yang lebih leluasa.
MNTR15017-01