28
Halaman
Minggu @ MIdotcom Harian Umum Media Indonesia
Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)
20 OKTOBER 2013 | NO.11876 | TAHUN XLIV
PUSARAN EDDY RENDAM RIBUAN RUMAH
ISU BAN WARNAI PERSAINGAN
PEREMPUAN MENGGELUTI GULAT
Pusaran angin Eddy di Samudra Hindia dan sebelah barat Sumatra Utara menyebabkan hujan deras dan banjir di Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara.
Di Grand Prix Australia, pembalap diwajibkan mengganti ban atau motor mereka. Untuk mengakomodasi itu, Race Director GP Australia menambah jatah satu pit stop.
Perempuan-perempuan ini memilih cabang olahraga yang tidak biasanya dipilih kaum hawa. Semua berawal dari jatuh cinta.
Umum, Hlm 3
Olahraga, Hlm 6
Perempuan, Hlm 22
MI/RAMDANI
JFW 2014: Model mengenakan pakaian rancangan Dian Pelangi dalam Jakarta Fashion Week (JFW) 2014 di Jakarta, kemarin. Perhelatan mode terbesar Indonesia itu menampilkan karya 240 label fesyen dan desainer, juga 7 desainer internasional, dengan 75 pergelaran hingga Jumat (25/10).
Fesyen Indonesia Gaya Dunia UNTUK keenam kalinya, pekan fesyen tahunan terbesar di Indonesia, Jakarta Fashion Week, kembali digelar. Dari rangkaian perhelatan yang berlangsung pada 19-25 Oktober 2013, acara hari pertama berlangsung meriah di Mal Senayan City, Jakarta, kemarin. Para pecinta fesyen memadati sejumlah kawasan di mal tersebut, khususnya di Fashion Tent yang menjadi lokasi beberapa pertunjukan besar. Antusiasme para pengunjung, menurut Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, kian menabalkan kenyataan bahwa industri mode Indonesia telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan siap mencengkeram pasar global. “Indonesia mampu menjadi pusat mode regional dan berperan penting di tingkat global,” ungkap Bayu dalam pembukaan Jakarta Fashion Week (JFW) 2014, kemarin. Sebanyak 240 desainer kebanggaan Indonesia berpartisipasi di JFW 2014. Mereka menciptakan sedikitnya 3.000 busana yang bakal dikenakan 350 model dan ditampilkan dalam 75 pertunjukan. Rangkaian pertunjukan itu dibagi di dua lokasi, Fashion Tent dan Fashion Atrium. Pengunjung dapat menikmati peragaan busana perempuan, busana pria, dan busana muslim karya Obin, Priyo Oktaviano, Edward Hutabarat, Oscar Lawalata, Hengki Kawilarang, serta Auguste Soesastro. “Desainer, model, dan show-nya lebih banyak daripada tahun-tahun sebelumnya. Terbukti pekan mode ini semakin berperan penting dalam industri fesyen Tanah Air,” ungkap Svida Alisjahbana, Ketua Umum JFW 2014. Menurut Svida, JFW 2014 tak sekadar menjadi pertunjukan rancangan para desainer kebanggaan Indonesia. Pekan mode tahun ini merupakan tahun kedua pelaksanaan program Indonesia Fashion Forward. Dalam program itu, 12 desainer dan label mendapatkan bimbingan langsung dari pakar fesyen Center for Fashion Enterprise dari London, Inggris. Di antara sederet nama perancang, terdapat Tex Saverio, Toton, dan Friederich Herman. (Sky/I-1)
Rivalitas SBY-Anas Seret BIN Perlu langkah hukum untuk membersihkan nama BIN. FIDEL ALI PERMANA
J
URU bicara ormas bentukan Anas Urbaningrum, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), M Rahmad menyebut Ketua Umum Partai Demokrat 2001-2005 Subur Budisantoso dijemput paksa oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Namun, baik BIN maupun Subur membantah hal itu. Menurut pengamat politik UI Cecep Hidayat, tadi malam apa yang dilakukan kubu Anas dengan menyeret BIN merupakan bentuk konfrontasi nyata kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hubungan Anas dengan SBY meruncing pascapelengserannya dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat setelah ia menjadi tersangka kasus gratifikasi dari proyek Hambalang, Februari lalu. Sejak itu Anas kerap ‘menyerang’ SBY, dan pada September silam membentuk PPI. Cecep menilai semakin jelas bagaimana rivalitas politik kubu Anas kepada SBY. “Isu ini secara tersirat ditujukan kepada SBY. Isu ini ingin mengungkapkan kembali memori masa lalu terhadap BIN. BIN yang dijadikan alat negara khususnya presiden untuk menjatuhkan lawan politiknya. Ini motif politik yang terlihat,” ujarnya. Subur disebut M Rahmad dijemput paksa oleh BIN ketika yang bersangkutan batal menjadi salah satu pembicara dalam diskusi di rumah Anas, Duren
Sawit, Jakarta Timur, Jumat (18/10). “Jadi, sebelum acara dimulai saya dilapori panitia karena saya moderator acara. Kewajiban moderator mengumumkan peserta dialog soal ketidakhadiran pembicara. Saya diberi laporan oleh panitia yang bertugas menjemput Pak Subur, yakni Pak Sri Mulyono. Beliau yang berkomunikasi langsung dengan ajudan Pak Subur dan Pak Subur sendiri. Laporannya, Pak Subur dijemput staf BIN,” tutur Rahmad. Ia menambahkan, ketika hendak menjemput Subur
Kelewat batas
Gak betul itu. Saya memang ada agenda pertemuan dengan Kepala BIN untuk urusan tertentu, tetapi tidak jadi karena beliau menjemput Presiden di bandara.” Subur Budisantoso Mantan Ketua Umum Partai Demokrat di Kantor BIN, Sri Mulyono dilarang aparat BIN. Pernyataan Rahmad itu langsung menjadi pembicaraan publik, apalagi diunggah di Youtube. Namun, apa yang dikatakan Rahmad bertolak belakang dengan pengakuan Subur. Subur membantah dirinya dijemput BIN. “Gak betul itu. Saya memang ada agenda pertemuan dengan Kepala BIN untuk urusan tertentu, tetapi tidak jadi karena beliau menjemput Presiden di bandara.”
Bantahan terhadap pernyataan Rahmad juga dilontarkan Kepala BIN Marciano Norman. Ia menegaskan BIN tidak pernah menjemput paksa seseorang seperti di era Orde Baru. “Itu tidak benar. Alasannya apa kita lakukan itu (menjemput paksa Subur),” tandasnya, tadi malam. Marciano menambahkan, pernyataan yang menyebutkan adanya penjemputan Subur oleh BIN sudah kelewat batas. “Tidak benar Prof Subur Budisantoso diambil paksa oleh BIN. Tidak benar Prof Subur Budisantoso diculik BIN, dan tidak benar Prof Subur Budisantoso dijemput oleh BIN.” Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menyatakan berita Subur diculik oleh BIN ialah fitnah. “Tidak boleh ada fitnah yang dibiarkan dan disebarkan tanpa pertanggungjawaban. Hukum harus ditegakkan demi kebenaran dan keadilan.” (EB/X-8)
fidel@mediaindonesia.com
A Di Balik Kenikmatan Lele Goreng dan Sambal Ulek
Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Tanggapan Anda bisa diakses di metrotvnews.com
SELA
Pekerjaan Rumah dan Olahraga SELAMA ini ada asumsi melakukan pekerjaan rumah tangga sama seperti berolahraga. Namun, banyak orang yang menghabiskan waktu melakukan pekerjaan rumah tangga justru mengalami masalah kelebihan berat badan. Kejanggalan itu akhirnya dapat dijawab melalui penelitian Universitas Ulster, Inggris, yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Public Health. Temuan para ilmuwan menunjukkan bahwa orang-orang yang memperhitungkan pekerjaan rumah tangga sebagai bagian dari olahraga sesungguhnya telah menjalani olahraga yang lebih berat jika dibandingkan dengan kebanyakan orang. “Imbasnya, mereka makan terlalu banyak untuk menggantikan kalori,” jelas Marie Murphy, pemimpin penelitian itu. (Science Daily/RA/I-1)
Subur yang ketika dihubungi sedang berada di Pontianak, Kalimantan Barat, tadi malam, heran dengan kabar yang mencuat. “Saya pergi sendiri, di sana ada rombongan juga sekitar lima orang. Karena Kepala BIN tidak ada, saya akhirnya bertemu dengan deputinya,” tegasnya. Soal kenapa ia batal hadir dalam diskusi di rumah Anas, Subur mengaku, itu karena lupa sebab undangan dia terima hanya lewat Blackberry messenger. “Itu juga di telepon saya yang lama.”
MI/PANCA SYURKANI
PECEL LELE: Suasana warung Pecel Lele Kumis milik Hidayat di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Rabu (16/10).
Koleksi TAPAK JEJAK | tapakjejak.blogspot.com | koran-minggu.blogspot.com
KBAR, 26, akrab benar dengan warung Pecel Lele Kumis di kawasan Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Relasinya dengan lele yang dipenyet ditambah sambal berona merah kecokelatan di atas cobek tanah liat itu telah terjalin lebih dari satu dekade. Sepekan, bisa sekali hingga tiga kali ia bertandang ke warung milik Hidayat, 55, yang memang berkumis itu. Bagi Akbar, ulekan sambal nan pedas dengan identitas rasa yang sulit ditemui pembandingnya, juga lele yang digoreng dengan tingkat kematangan yang pas, menjadi makan malam yang sempurna. Lele, sang ikan berkumis itu, kini menjadi penanda pertumbuhan suatu kawasan. Dipadankan dengan ayam goreng, dijual di warung-warung tenda, lele hadir buat memenuhi hasrat kaum urban akan sajian di malam hari yang sedap pun terjangkau. Di saat perekonomian makin menggeliat, pengusahapengusaha mikro yang jago menangkap peluang pun segera beraksi. Kain-kain bergambar lele dan ayam pun berdiri buat menggaet rezeki. Sasaran utamanya, kaum pekerja, baik berkerah biru maupun putih. Kendati di tenda itu juga ada olahan ayam yang disajikan, lele tetap menjadi ikon. Wujudnya ada pada gambar di tenda dan penyebutan nama warung. Para pedagangnya, yang sebagian besar berasal dari Lamongan, Jawa Timur, bergerak ke Ibu Kota terkait dengan gentingnya suasana pada 1965. Jumlah mereka terus berbiak. Maka, setiap senja, lele-lele itu akan terus digoreng, sambal-sambal diulek, dan menyebarkan rasa gurih dan pedas, yang menandai keuletan para peternak, kejelian para pedagang, serta pertumbuhan ekonomi negeri ini. (WU/M-3)
JEDA HALAMAN 5