Mandar Nol Kilometer

Page 221

cahaya lembut perlahan muncul. Sosok anak kecil di tengah panggung berdiri membungkuk, seakan mencari-cari kawannya. Sedetik kemudian memanggil teman-temannya dengan bahasa Mandar. Sejurus, rempak rebana yang menggetarkan jiwa memenuhi isi ruangan. Tata suara amat bagus. Dari sisi kanan-kiri panggung, delapan anak kecil berbaris memasuki tengah panggung sambil memainkan rebana. Sekeping bunyi Mandar tiba-tiba berada di Jakarta, di ruang magis Gedung Kesenian Jakarta. Hati bergetar, mata seakan tak mau berkedip. Takut kehilangan momentum. Formasi dibentuk, gerakan alami memancar dari tubuh. Penguasaan panggung berhasil. Ada dua “trap” (panggung kecil). Masing-masing diatasnya duduk dua parrabana keccu. Duduk khas sebagai parrabana sempurna adanya. Apakah mereka berubah menjadi orang besar? Tatapan senyum berhiaskan pandangan lugu me­ nandakan mereka masih anak kecil. Indah. Rempak musik semakin membahana. Tak lama kemudian, muncul pemain terakhir. Menari-nari sambil membawa alat musik “gero-gero”. Bunyi khasnya terdengar, menjadi irama bersama rebana. Dia menyambangi satu per satu par­ rabana kecil. Lincah gerakannya. Mirip pa’dego yang dikolaborasi dengan gerakan “macca’” (silat). Ajaibnya, mereka juga cakap makkalinda’da’. Wow, hebat! Mandar tidak lagi sekeping di ruangan. Sihir sepuluh anak kecil menyulap ruangan ber-aura Mandar. Kesekian kalinya, air mata menetes. Pai terpaku, Adi Arwan juga. Di saat salah satu penari digotong, sebagai salah satu antraksi, mata Adi Arwan, yang juga Ketua Komisi Penyiaran Daerah Sulbar, berkaca-kaca. Aksi sepuluh anak kecil membuat ratusan penonton terkesima. Bagiku, aksi di acara Sang Master di RCTI tak ada apa-apanya dibanding apa yang diperlihatkan seniman kecil Mandar. Tepuk tangan membahana, terus terjadi di saat pemain yang tergabung dalam kelompok seni musik “One do” (baca “wando”) memunculkan aksi-aksi kreatifnya sambil tetap bermain rebana dan calong. Sebagai anak kecil tetap ada, membuat penonton tak habis pikir. Anak sekecil itu bisa bermain musik dengan penguasaan hampir sempurna. Komposisi musik dan gerakan mencerminkan karya grup-grup rebana di Mandar, semisal Tammengundur dan At Taqwa. Semangat seniman di Mandar terasuk ke jiwa mereka. Itulah sebab, seakan berada di Mandar menyaksikan dan mendengarkan permainan rebana sepuluh anak Mandar di Jakarta. Sepuluh menit tak terasa berlalu. Penampilan hampir ideal sebagaimana yang

208


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Mandar Nol Kilometer by Muhammad Ridwan - Issuu