4 minute read

Lagi, Lamongan Dikepung Banjir

LAMONGAN (GN) – Puluhan desa di lima Kecamatan di Kabupaten Lamongan kembali dikepung banjir. Ini setelah selama lima hari kemarin, Lamongan diguyur hujan sejak Jumat (31/3/2023) hingga Selasa (4/4/2023). Akibat hujan tersebut, permukaan air di sepanjang anak sungai, termasuk sungai Bengawan Jero terus meningkat. Pasalnya, anak sungai tersebut tidak mampu menampung volume air, mengakibatkan air meluap ke jalan desa dan pemukiman warga.

Puluhan desa yang terendam itu tersebar di kecamatan Turi, Deket, Kalitengah, Glagah dan Karangbinangun. Seperti di Desa Weduni Kecamatan Deket, saat banjir tidak hanya menggenangi jalan desa, namun air masuk ke pemukiman warga.

Advertisement

Serupa juga dialami warga Desa Pomahan Janggan, ketinggian air rata-rata sekitar 50 centimeter. Air merendam jalan desa dan 115 rumah warga. Tiga desa di Kecamatan Turi di antaranya Desa Pomahan Janggan, Kemlagi Lor dan Desa Kepudi Bener. “Air yang menggenangi jalan dan rumah warga ketinggian ratarata 50 centimeter,” kata perangkat desa Pomahan Jannggan, Irfan, Rabu (5/4/2023).

Warga berharap, pemerintah bisa mencarikan solusi agar banjir tidak terjadi setiap tahun saat musim hujan. Harapan serupa disampaikan warga Desa Bojoasri, Tiwet, dan Gambuhan Blajo di Kecamatan Kalitengah yang paling parah kebanjiran. Tiga desa di Kecamatan Turi di antaranya Desa Pomahan Janggan, Kemlagi Lor dan Desa Kepudi Bener. “Sempat surut, namun banjir lagi akibat curah hujan tinggi,” kata Achmad warga Kepudi Bener. Selain jalan dusun, desa, poros kecamatan serta tambak, rumah-rumah warga juga kembali tergenang air.

Banjir yang melanda membuat para pelajar harus berjalan kaki saat menuju sekolah mereka.

Para pejalan kaki harus ekstra hatihati saat melintas di jalan desa karena licin setelah surut. Padahal baru sekitar 10 hari merasakan banjir surut, kini kembali dihadapkan dengan bencana banjir.

Ribuan rumah warga kembali kebanjiran dan aktivitas mereka terbatas karena banjir tersebut. Ketinggian air antara 30 hingga 50 sentimeter. Warga berharap, banjir yang setiap tahun ini bisa segera teratasi.

Akibat banjir tahunan ini, para petambak selalu dihadapkan dengan kerugian yang tidak sedikit. Termasuk kerugian materiil akibat rumah yang rusak akibat direndam banjir.

peMBangUnan

Revitalisasi GOR Tuban Disorot

TUBAN (GN) - Revitalisasi GOR Rangga Jaya Anoraga Kabupaten Tuban tahun anggaran 2022, menuai sorotan. Pasalnya, perbaikan fasilitas umum milik Pemkab Tuban itu disokong dana CSR tiga perusahaan besar di wilayah setempat.

Di antaranya PT Semen Indonesia Grup (SIG) senilai Rp 600 juta, PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TOPI) senilai Rp 900 juta dan Bank Jatim Rp 600 juta. “Kami minta dana itu dikembalikan,” kata Ketua DPRD Kabupaten Tuban, M Miyadi, Rabu (5/4/2023). Pria yang juga sebagai Ketua DPC PKB Tuban itu menyatakan, tidak ingin pembangunan GOR dibangun oleh pihak ketiga. Perusahaan diminta untuk mendistribusikan pembangunan di wilayah ring masing-masing, agar masyarakat di sekitar perusahaan merasakan dampaknya. “Dana tersebut harus dikembalikan kepada pihak perusahaan, untuk pembangunan di wilayah operasional,” pinta Miyadi.

Nur Amin warga Kalitengah mengatakan, pembersihan eceng gondok di sepanjang Sungai Bengawan Jero belum bisa menjadi solusi dan menjawab bencana tahunan ini. “Eceng gondok dibersihkan, tapi sungai tidak dinormalisasi,” kata Amin. Hal yang sama juga disampaikan Irul warga di Kecamatan Turi. Menurutnya, air kiriman dari wilayah selatan dan Bengawan Njero harus menjadi pembahasan serius pemerintah. Karena, selain menggenangi pemukiman warga, banjir juga merendam akses jalan. trb,nas

Kinerja Pemkab Dipertanyakan, Silpa Tuban Capai Rp 686 M

TUBAN (GN) - Tingginya angka Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) APBD Tuban tahun 2022 hingga sekitar Rp686 miliar, menjadi catatan penting bagi DPRD setempat. Tingginya angka Silpa ini memperlihatkan pemerintah kabupaten (Pemkab) Tuban dibawah kepemimpinan bupati Aditya Halindra Faridzky, tidak memiliki perencanaan pembangunan yang matang.

Buktinya, kinerja jajaran Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) tidak ber- jalan maksimal, sehingga tak mampu menyerap anggaran yang telah direncanakan. “Disisi perencanaan masih banyak kelemahan sehingga realisasi anggaran yang tersedia tidak dapat terserap secara maksimal, ini yang menimbulkan Silpa yang nilainya sampai enam ratus sekian miliar itu,” kata Ketua DPRD Tuban, HM Miyadi, Rabu (5/4/2023).

Miyadi menambahkan, tingginya jumlah Silpa itu, menjadi salah satu alasan Panitia Khusus (Pansus) LKPJ

Bupati tahun anggaran 2022 menyampaikan 27 rekomendasi LKPJ Bupati Tuban. Salah satu rekomendasi itu adalah terkait dengan kurang maksimalnya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menjalankan tugas.

Sebab, dalam LKPJ Bupati Tuban tahun anggaran 2022 itu, ada tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) vital di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban yang kurang maksimal dalam penyerapan anggaran. “Ada tiga OPD yang tidak maksimal dalam menyerap anggaran, yaitu Dinas Pendidikan, Dinas PUPRPRKP, dan Dinas Kesehatan,” terang Miyadi.

Dia menegaskan, dari tiga OPD tersebut masing-masing Silpa-nya tercatat sebesar Rp100 miliar lebih.

“Artinya OPD kurang menyiapkan diri, apalagi Dinas Pendidikan statusnya masih Plt sudah barang tentu ada kendala teknis dalam menyelenggarakan pemerintahan di lapangan,” tegas Miyadi. trb,ngo

Munurut Miyadi, revitalisasi GOR seharusnya cukup dianggarkan dengan APBD tahun 2022, P-APBD juga sudah siap. Namun karena perencanaan kurang matang, akhirnya Pemkab Tuban disebut meminta bantuan pihak ketiga. Dalam hal ini perusahaan, yang justru disayangkan. “Proses realisasi anggaran yang tersedia tidak terserap secara maksimal, akhirnya Silpa masih Rp 600 Miliar lebih,” ujar Miyadi. Sementara itu, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky menyatakan semua rekomendasi yang disampaikan oleh DPRD Tuban ini sudah menjadi fokus pemerintah sejak lama. Terkait dengan jumlah Silpa tahun anggaran 2022 yang menjadi sorotan DPRD, bahwa semua program pemerintah telah terlaksana. Adanya aturan kebijakan maupun regulasi-regulasi dan sebagainya, mengakibatkan kegiatan itu tidak bisa dilaksanakan. trb

WisaTa

Fasilitas Waduk Gondang Rusak Diterjang Angin

LAMONGAN (GN) – Sejumlah fasilitas umum di di Objek Wisata Waduk Gondang, Desa Gondanglor, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, rusak diterjang hujan dan angin kencang yang terjadi beberapa hari terakhir. Kepala UPT Waduk Gondang Lamongan, Arie Vitriya, mengungkapkan kerusakan paling kentara terjadi di toilet. “Sejak dua atau tiga hari kemarin anginnya kencang, hujannya juga deras. Jadi banyak yang rusak, terutama untuk toilet,” katanya, Selasa, (4/4/2023). Arie menyebut kerusakan ada pada bagian atap. Genting yang ada di atas toilet berjatuhan, plafon pun runtuh, serta daun pintu yang ada di toilet juga mengalami kerusakan. Material reruntuhan bangunan yang diterjang angin kencang itupun masih berserakan, belum dibersihkan.

Akibat kerusakan ini, Arie meminta para pengunjung yang akan berkunjung ke Objek Wisata Waduk Gondang Lamongan untuk bersabar dan memaklumi jika toilet belum dapat digunakan sepenuhnya. “Kami harap pengunjung bisa memaklumi kondisi ini,” tuturnya. tim

This article is from: