


Dr.HestuPrahara
DepartemenAntropologi,FISIPUI
Tak terasa sudah hampir pukul 11 malam. Saya dan para mahasiswa baru saja menyelesaikanpresentasirancanganprogramdandesainarsitekturuntuksalahsatu RWdiPondokCina.Ditengahkelelahan,adarasalegadankepuasanyangmendalam. Diantarakerumunanwargayangmasihberbincang-bincang,Danu,ketuaKomunitas Binangkit,suatukomunitaskepemudaandiPondokCina,menghampirikami.Dengan senyumramahnya,Danumengajakkamiuntuknongkrongdiwarungkopitempatpara pemudabiasaberkumpul.
Saatkamitiba,warungkopisedangpenuhsesakdenganpemuda-pemudayang tertawa dan bercengkrama. Tidak ada tempat duduk yang tersisa di dalam. Kami akhirnya duduk di pinggir jalan, menggunakan bekas poster pilkada sebagai alas duduk. Di bawah langit malam yang cerah, dengan kendaraan sesekali melintas di depan kami, kami pun memulai obrolan. “Sebetulnya, potensi pemuda di Pondok Cinainisangatbesar,”kataDanusambilmenyeruputkopinya.“Yangjadipersoalan adalah tidak adanya kesempatan untuk membuka jalur ke universitas untuk berkolaborasi.”
Obrolankamimalamitusangatmenginspirasi.Danuberbicaratentangmimpidan harapannya, tentang bagaimana kolaborasi antara pemuda di Pondok Cina dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu bisa membuka peluang baru dan membawa perubahan yang berarti. Dari percakapan inilah, lahir gagasan tentang Warung Komunitas(WarKom)—sebuahplatformyangmempertemukanwargadankomunitas dengan beragam aktor, termasuk akademisi lintas disiplin dan aktor lintas sektor sepertipemerintah,perusahaan,danlembagadonor.
Proyekkolaborasiantaraarsitekturdanantropologiyangkamilakukanadalah salah satu upaya untuk membuka ruang kolaborasi antara kampus dan kampung. Dalamprosesnya,kamimengalamiberbagaidinamika.Kolaborasiantaratimpeneliti kamidenganpemudapenuhtantangandanpembelajaran.Kamibelajaruntuksaling memahami dan menyesuaikan perspektif masing-masing. Diskusi yang panjang dan intensseringkalidiwarnaiperbedaanpandangan,tetapijustrudarisitulahlahirideidekreatifdansolutifyangsebelumnyatidakterpikirkan.
Proyekinibertujuanuntukmenggalidanmemadukanperspektifdesainarsitektural denganwawasanantropologis,menciptakanruangyangtidakhanyafungsionaltetapi juga mencerminkan identitas dan kebutuhan sosial budaya komunitas setempat. Proses yang kami tempuh melibatkan pendekatan partisipatif. Pemuda setempat dilibatkan secara aktif dalam setiap tahap perancangan, mulai dari pemetaan, identifikasikebutuhan,hinggaperancanganprogramdandesain.
Temuanutamadariproyekinimenegaskanbahwakolaborasiantaraarsitektur danantropologimampumenghasilkansolusidesainyanglebihholistikdaninklusif. Kolaborasi ini membawa berbagai tantangan, mulai dari perbedaan metode hingga kebutuhan untuk menyeimbangkan berbagai perspektif. Namun, justru di sinilah terletak kekuatannya—dalam kemampuannya untuk mengintegrasikan berbagai pandangandanmenciptakanhasilyanglebihkayadanberagam.
Bookletinidibagimenjadiduabagianutama.Bagianpertamaberisideskripsi mengenai ruang kehidupan warga kampung Pondok Cina yang diperoleh dari penerapanmetodeetnografisepertipengamatanterlibatdanwawancaramendalam. Melalui pendekatan etnografi, kami mendokumentasikan kehidupan sehari-hari, kebiasaan, dan kebutuhan warga—terutama pemuda—secara mendalam. Bagian kedua berisi kumpulan rancangan program dan desain arsitektur yang merupakan hasil dari analisis etnografis tersebut. Kumpulan program dan desain ini adalah produk kolaboratif yang dihasilkan untuk ditempatkan di "warung" komunitas, menjadisumberinspirasidanalatuntukterusmendorongkolaborasiantaraberbagai pihak.
Kami berharap, pembelajaran dan refleksi yang dibagikan di sini dapat menginspirasi praktisi dan akademisi di bidang arsitektur dan antropologi, serta disiplin ilmu lainnya, untuk terus mengeksplorasi pendekatan kolaboratif dan partisipatif. Semoga pengalaman kami di Pondok Cina, Depok, ini dapat menjadi contohbagaimanaperancanganruanghidupyangberkelanjutandanberpusatpada manusia dapat diwujudkan melalui kerja sama yang erat dan berkelanjutan. Kolaborasiiniadalahlangkahkecilnamunpentingdalamperjalananpanjangmenuju pengembangankomunitasyanglebihbaik.Dengansemangatyangsama,kitadapat terus menciptakan ruang-ruang yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional, tetapijugamemperkayakehidupansosialdanbudayadarikomunitas-komunitasdi seluruhdunia.
Ar.JokoAdianto,ST.,M.Ars.,Ph.D.,IAI
HestuPrahara,S.Sos.,M.Si.,Ph.D.
CoriestaDianSulistiani,S.Ars.,M.Ars.
RossaTurpukGabe,S.Ars.,M.Ars.
FarrahEriskaPutri.S.T.,M.Ars.
AnnissaUlJannah,S.Ars.
Pu(blic) Pla(ces) Project
Ar.WenieMartinDahlia,S.T.,M.T.,IAI
RachmanAyubi,S.T.,M.T.
Team Researcher
AntropologiUI
ArsitekturITERA
ArsitekturUNINDRA
ArsitekturUNINDRA
AntropologiUI
ArsitekturITERA
ArsitekturUNINDRA
ArsitekturITERA
ArsitekturUNINDRA
AntropologiUI
ArsitekturUNINDRA
ArsitekturUNINDRA
ArsitekturITERA
ArsitekturUNINDRA
ArsitekturITERA
NaswaAsyfaMahmudiEnricoPutraKomara-
Dibalikhiruk-pikukdangedung-gedung tinggi kawasan Pondok Cina saat ini, tersimpankisahmenariktentangtempat yang dulu dikenal dengan nama Kampung Bojong. Kampung Bojong adalah sebuah kawasan perkebunan karet, sawah, dan semak belukar yang terletak di pinggir Sungai Ciliwung. Dahulukala,kawasaninimenjaditempat singgahparapedagangTionghoadalam perjalanan mereka berdagang ke Batavia. Para pedagang tersebut mendirikan pondok-pondok sederhana untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Kehadiran mereka menjadikan Kampung Bojong sebagaitempatpersinggahanpenting.
RelasiantaraDepokdanBataviasemakin eratkarenaDepokmenghasilkansumber pangan bagi Batavia. Namun, ada satu kebijakan keras dari Chastelein, yaitu bahwa orang Tionghoa tidak diperbolehkantinggalmenetapdiDepok karena dianggap dapat menimbulkan kerusuhan.Merekahanyadiperbolehkan singgah. Meskipun demikian, Pondok Cina tetap menjadi tempat transit penting bagi para pedagang Tionghoa yang hendak berdagang di Batavia melaluiSungaiCiliwung.
Pada tahun 1918, nama Kampung Bojong berubah menjadi Pondok Cina. PerubahaninidipengaruhiolehCornelis Chastelein,seorangbangsawanBelanda yang memiliki visi besar untuk mengembangkan Depok. Chastelein membelitanahdiDepokdanmendirikan pasar untuk memperdagangkan hasil perkebunandanpertaniandarikawasan ini.
Seiring berjalannya waktu, sistem perdagangandiPondokCinamengalami perubahan. Awalnya, hasil pertanian dijual ke pasar tradisional, yang salah satunya merupakan Pasar Minggu. Namun, lambat laun perdagangan di pasar tradisional kian menurun dan banyak petani yang menjual tanah mereka kepada “Juragan Tanah”. Hal tersebut terjadi karena hasil dari pertanianmerekatidakdapatmencukupi kebutuhanhidupsehari-hari.
Pergeseran ini membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat PondokCina.Infrastrukturtransportasi yang menghubungkan Pondok Cina dengan Ibukota Batavia memengaruhi perubahan sosial-ekonomi yang terjadi disana.Kini,PondokCinatelahberubah menjadikawasanurbandengangedunggedung tinggi yang menjulang. Selain itu,dibangunnyakampus-kampusbesar seperti Universitas Indonesia, Gunadarma, dan Politeknik Negeri Jakarta turut menyumbang perubahan yang terjadi di Pondok Cina dengan dibangunnya hunian sementara, yaitu kos, kontrakan, dan apartemen untuk para mahasiswa. Banyak warga yang dahulu bekerja sebagai petani kini beralih profesi menjadi pekerja kantoran,pegawai,ataupengusaha.
Meski cara hidup berubah, masyarakat Pondok Cina tetap menjaga warisan budaya mereka. Warga Pondok Cina masih sangat mencintai dan menghormatiajarandarinenekmoyang mereka. Tradisi dan nilai-nilai budaya terus dilestarikan dan diajarkan kepada anak-cucu.SejarahpanjangPondokCina dari kawasan agraris hingga menjadi kota modern tidak akan pernah terlupakan oleh penduduknya. Pondok Cina adalah bukti nyata bagaimana sebuah kawasan bisa berkembang dan bertransformasi, tetapi tetap menjaga akarbudayanya.
Kampung Bojong Pondok Cina, atau sekarang lebih dikenal sebagai Kelurahan Pondok Cina, merupakan salah satu dari enam kelurahan di Kecamatan Beji, Kota Depok. Lokasinya berdekatan dengan Kelurahan Kukusan dan berbatasan dengan KelurahanKemiriMuka.KelurahanPondokCinaterdiridari9RWdenganluastotal sebesar 235,7 ha. Kantor Kelurahan Pondok Cina sendiri terletak di RW 01 yang merupakan batas wilayah Pondok Cina dengan Kemiri Muka. Proyek penelitian ini membagi para peneliti ke dalam 5 kelompok yang bertugas meneliti 5 RW, di antaranyaadalahRW03,RW04,RW06,RW07,danRW09.
RW 04 berbatasan dengan
Jalan Raya Margonda di sebelah Barat, RW 05 di sebelah Utara, Sungai Ciliwung disebelahTimur,danRW03di sebelah Selatan. Akses menuju RW 04 salah satunya ditandai dengan adanya Apartemen MargondaResidence.
RW 03 berbatasan dengan
Jalan Raya Margonda di sebelah Barat, RW 04 di sebelah Utara, RW 02 di sebelah Timur, dan RW 01 di sebelah Selatan. RS Bunda menjadisalahsatutitikpatokan untuk RW 03, yang juga berdekatan dengan JPO menuju Kampus D Gunadarma serta akses ke Stasiun Pondok Cina.
RW 06 berbatasan dengan
Jalan Raya Margonda di sebelahBarat,wilayahJakarta Selatan di sebelah Utara, Sungai Ciliwung di sebelah Timur, dan RW 05 di sebelah Selatan. Kampus BSI merupakan salah satu titik patokanyangadadiRW06.
RW 07 berbatasan dengan rel kereta api Bogor-Kota di sebelah Barat, wilayah Jakarta Selatan di sebelah Utara, Jalan Raya Margonda di sebelah Timur, dan Kampus D Gunadarma serta Stasiun Pondok Cina di sebelah Selatan.AksesmenujuRW07salah satunya ditandai oleh kehadiran ApartemenTamanMelatidanjuga dapatdiaksesmelaluiJPOStasiun UniversitasIndonesia.
RW09 berbatasan dengan RW 03
Kel. Beji Timur di sebelah Barat, aliran pipa gas Pertamina & RS UI di sebelah Utara, rel kereta api Bogor-Kota di sebelah Timur, dan RW06Kel.KemiriMukadisebelah
Selatan.TitikpatokanuntukRW09 salah satunya adalah di belakang RS UI dan berbatasan dengan Kel. KemiriMuka.
Kota Depok dijuluki sebagai Kota Belimbing. Mengapa belimbing menjadi ikonnya?
Dahulu, kota ini dipenuhi kebun belimbing yang bisa ditemukan di setiap sudut. Bahkan, gapura pintu masuk kotadibuatpatungbelimbing!
Namun, seiring perkembangan zaman, lahan kebunbelimbingsemakinmenyusut,digantikan oleh properti dan perumahan. Para petani berharap belimbing sebagai ikon Kota Depok tidakmenjadisekadarpemanisdimulut,tetapi benar-benarmelekatdibenakmasyarakat.Saat ini,belumadaasosiasikuatantaraKotaDepok danbelimbingdikalanganmasyarakat,sehingga pamor belimbing Depok terancam redup. Masalah ini diperparah oleh kurangnya regenerasi petani, yang menjadi akar permasalahanutama.
Ruang-ruangyangadadiPondokCinatidakhadirbegitusaja,iadiisi,dibangun,dan dihidupkanolehwargayangterukirdalamkisahdariwaktu-ke-waktu.Bagianiniakan menceritakan bagaimana warga Pondok Cina membangun kehidupan komunitas melaluikegiatansehari-hariyangpenuhdengandinamika.
Dimulai dari Karang Taruna, yaitu organisasi penghimpun pemuda, yang adahampirdisetiapRWdiPondokCina. Masing-masing Karang Taruna pada setiap RW memiliki persoalannya masing-masing,mulaidariisuregenerasi hingga persoalan lahan. Contohnya, Karang Taruna di RW 09 yang awalnya sangataktifmengadakankegiatan,tetapi seiring berjalannya waktu, para anggota mulaitersebarkarenakesibukanmereka dalam pekerjaan dan keluarga. Upaya regenerasiuntukmenghidupkankembali kegiatanpemudatetapada,meskibutuh dorongan lebih dari mereka yang lebih berpengalaman. Hal serupa juga dialami oleh RW 07 yang kegiatan Karang Tarunanya(Ikrar)sangatterdampakoleh pembangunanapartemen.
Acara-acara Karang Taruna seperti
lomba 17 Agustusan yang semula diadakan di atas lahan kosong terpaksa berhenti karena di atas lahan tersebutlah didirikannya Apartemen
Taman Melati yang kemudian memutus kegiatan antar RT pula. Sama halnya dengan RW 09, Karang Taruna RW 07 juga mengalami kesulitan dalam mengupayakan regenerasi, ditambah dengan kendala finansial dalam menyelenggarakan kegiatan. Tidak jauh berbeda, Karang Taruna RW 03, yang dulu bernama Arsena (Arena Remaja Serbaguna), juga sempat mengalami masa kejayaan, sampai akhirnya sekitar tahun 2014 mereka vakum karena isu
Jika Karang Taruna pada beberapa RW sebelumnya memiliki beragam kendala dalam pelaksanaannya, hal berbeda terjadidiRW06yangKarangTarunanya justru terbentuk dan menguat sejak
Pandemi Covid-19 di tahun 2022 lalu. Olahraga, seni, rohani, dan pengembangan SDM merupakan beberapa departemen yang ada di dalamKarangTarunaRW06.Meskipun belum banyak kegiatan besar yang diadakan,tetapiperayaankemerdekaan rutin menjadi momen berkumpul mereka. Sama halnya dengan Karang Taruna RW 04, atau biasa disebut Binangkit, yang tidak hanya rutin mengadakan acara olahraga, seni, ataupun acara tahunan, tetapi juga memilikivisimengembangkanBinangkit menjadi organisasi yang dapat menyejahterakanwargasekitar.
Bergeser ke kegiatan Olahraga, warga
Pondok Cina memiliki minat besar terhadap berbagai macam cabang
olahraga, tetapi yang menjadi primadona di antaranya adalah futsal, voli,bulutangkis,dansenam.Beberapa
RW juga cukup dikenal kehebatannya dalam olahraga, salah satunya adalah RW09denganvoliputrimereka.RW04
denganfasilitasLapanganBinangkitnya juga seringkali dijadikan tempat turnamen voli dan bahkan tempat melatih atlet. Di RW 03 juga terdapat komunitas futsal AKPI (Anak Kampung Pinang)yangaktifbermaindiLapangan Futsal Family. Namun, kebutuhan akan lapangan yang tidak terpenuhi akibat kurangnya akses lahan seringkali menjadi kendala bagi kegiatan-kegiatan olahraga ini untuk terus berlanjut. Sepertiyangterjadipadakegiatan
futsal dan bulu tangkis di RW 06 serta RW 09, dan kegiatan voli di RW 03. Tidak terbatas pada olahraga fisik saja, RW 09 juga sempat mengadakan turnamen e-sport Mobile Legend yang dibukauntukumum.
Kesenian di Pondok Cina hadir dalam berbagai macam bentuk, mulai dari yang khas Betawi hingga yang bernuansa Islami. Di RW 09, kesenian lenong dilombakan setiap acara 17 Agustus yang diikuti oleh anak-anak dengan pelatih yang merupakan warga RW 09 pula. Seni tari dan bela diri Aer Pengasinan juga berkembang di RW 06 dengan peserta yaitu anak-anak dan remaja. Tidak hanya itu, RW 06 juga memilikikomunitashadrohdanqasidah untuk ibu-ibu yang beberapa kali dilagakan dalam kejuaraan. Begitu pula dengan RW 04 dan RW 03 dengan komunitas hadroh yang dikembangkan olehpemudayangaktifdimasjid
Olahraga
setempat. Namun, kegiatan hadroh di RW 03 belum memiliki pelatih resmi. Keadaan tersebut bertolak belakang dengan RW 07 yang pelatihan hadrohnya difasilitasi oleh kas Karang Taruna.
Beranjak ke aspek keagamaan, warga PondokCinamemilikitradisiyangkhas, yaitu adanya pengajian atau Majelis
TaklimpadasetiapRWyangdiikutioleh ibu-ibu, bapak-bapak, pemuda, hingga anak-anak. Umumnya, jumlah Majelis
TaklimdisertiapRWtidakhanyasatu,
ibu, sedangkan bapak-bapak DKM dan anak muda melakukan kegiatan pengajian di Masjid Haqqul Yaqin. Di RW 03, kegiatan Majelis Taklim berpusat di Masjid Miftahul Jannah yang melibatkan ibu-ibu di hari Selasa siang, bapak-bapak di malam Minggu, dan pemuda laki-laki di malam Sabtu. Namun,tidakjauhdariMasjidMiftahul Jannah, terdapat rumah seorang guru ngaji,yaituBuAni,yangjugamerupakan MajelisTaklimuntukanak-anakdanibuibudariberbagaidaerah.
Serupa dengan RW 03, RW 04 juga memiliki kegiatan pengajian untuk bapak-bapak setiap malam Senin, pemuda setiap malam Jumat, dan juga Tahlilan keliling rumah warga. Sementara itu, di RW 07, kegiatan keagamaansepertiMajelisTaklimanakanak setiap sore, Maulid Nabi setiap tahun,pengajianbapak-bapakDKM,dan pengajian ibu-ibu PKK diadakan di MasjidJamiAl-Ihsan.
tetapi bisa lebih dari itu. Seperti yang terjadi pada RW 06, Majelis-majelis Taklim yang ada di sana tersebar dengan jadwal kegiatan yang berbedabeda. Guru-guru yang datang juga berasal dari berbagai daerah dan membawa ajaran yang berbeda-beda pula. Begitu pula Majelis Taklim di RT 04/RW09yanghanyadiikutiolehibu-
Tidak kalah penting, kegiatan ekonomi juga sangat melekat dengan kehidupan sehari-hari warga Pondok Cina. Banyaknya kampus yang berdiri di PondokCinamembuatpermintaanakan hunian sementara seperti kos, kontrakan, dan apartemen kian meningkat. Bersamaan dengan itu, muncul juga bentuk kegiatan ekonomi
lain seperti warung sembako, warung makan atau UMKM, warung kopi, dan jasa laundry. Seperti warung-warung yang menjadi tempat berkumpul mahasiswa Kampus BSI di RW 06 dan warung-warung yang bermunculan akibatdibukanyaakseskeKampusUIdi GangSawo,RW07.
Tidakhanyamahasiswa,wargalokal PondokCinajugaseringberkumpuldan berbagi cerita di warung-warung dekat tempat tinggal mereka, seperti Warkop ABSdiRW04danWarungBendilserta Warung TK yang merupakan tempat berkumpulpemudadiRW03.
Selain warung, warga Pondok Cina juga mengembangkan kegiatan ekonomi mereka ke arah bisnis UMKM, contohnya adalah warung makan Padang,bakso,laundry,hinggacatering yang umumnya dijalankan oleh ibu-ibu di RW 09 dan RW 03. Bisnis UMKM berbentuk cafe juga hadir di RW 09 dengan melibatkan warga sekitar sebagai karyawan. Bahkan di RW 04 terdapat bisnis bahan baku minuman bernama Semeru yang menjadi pemasok untuk cafe-cafe di wilayah sekitar.
Perayaantahunanjugamenjadimomen pentingbagikomunitasdiPondokCina.
Peringatan Kemerdekaan Indonesia 17
Agustus dalam bentuk perlombaan antar warga umumnya diadakan di masing-masing RT, seperti yang terjadi diRW03,RW04,RW07,danRW09.
Namun, pada beberapa RW seperti
RW 06, acara 17 Agustus diadakan di tingkat RW dengan pemberian hadiah dan panggung hiburan sebagai puncak acaranya. Peringatan Maulid Nabi juga diadakan di Masjid-Masjid besar di setiap RW, seperti misalnya di Masjid
MiftahulJannahRW03danMasjidJami
Al-Ihsan di RW 09. Ketika menyambut bulan-bulantertentudidalamkalender
Islam,beberapaRWsepertiRW04dan RW 06 juga mengadakan acara pawai obor, tabligh akbar, ataupun acara berbukapuasabersama.
NMelalui kegiatan sehari-hari hingga perayaan tahunan, komunitas di PondokCinaterusmengisiruang-ruang yang ada dengan cerita. Terlepas dari berbagai dinamika yang ada, beberapa kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan dipertahankan hingga saat ini. Namun, sebagiannya lagi masih berusaha menghadapi tantangantantangan yang ada untuk dapat mempertahankan keberlangsungan komunitas.
MENURUN
1. 2.OrganisasiPemuda Kecamatan tempat Pondok Cinaberada
4.
Namasungaiyangmengalir melintasiPondokCina
3. Jalan utama yang melewati PondokCina
MENDATAR
1. Transportasi umum yang tersediadiPondokCina
Tempat untuk membeli makanan, minuman dan berkumpul
2. Jembatan penyebrangan penghubung Stasiun UniversitasIndonesia
3. Kelurahan yang berbatasan denganPondokCina
5.
4. GangpusatjajananPondok cinasaatRamadhan
Ruang kehidupan di Pondok Cina nyatanya menemukan tantangan, tetapi masih ada harapan yang terus dinyalakan. Potongan kisah-kisah dibawah ini menggambarkan bagaimana upaya warga Pondok Cina, terutama anak muda, untukterusmenghidupkankomunitasmerekaditengahberbagaitantangan.
"Kegagalan RT buat bernegosiasi denganpemiliklahan.”
Raut kecewa tampak pada wajah Didit (Ketua RT 04) ketika menceritakan kondisilapangandiRW09,tepatnyadi RT 01. Lapangan ini menjadi pusat kegiatan komunitas warga mulai dari perayaan17Agustusanhinggaolahraga bersama. Namun, kedekatan itu mulai memudar ketika lapangan yang ada dibangun pagar di sekelilingnya.
Peristiwa itu juga masih teringat jelas dalam benak Daffa, Ketua Karang Taruna, dan teman-teman Karang TarunaRW09.
“Kita udah semangat banget padahal, udah dikasih izin juga sama Pak RW dan penjaga lahannya. Eh.. tiba-tiba pas paginya malah udah dipagarin. Kecewa banget dan jadi padamalesjugajadinya.”
Peristiwa ini kemudian menurunkan intensitasaktivitasKarangTarunadiRW 09hinggakinimenjaditidakaktif.
Hal ini karena lapangan menjadi ruang berkumpul yang dapat mengenalkan danmendekatananakmudadiRW09.
Kehilangan akses lapangan tidak hanya kehilangansuatutanah,melainkanjuga kehilanganruanguntuksalingmengenal dengantemansekampunghalamandan membangunkedekatan.
“Sekarangtanahpadadipagerin,”
Cerita Sri (bukan nama sebenarnya).
Hampir semua tanah di RW 09 kini dibangun batas, entah itu pagar atau dinding yang membatasi akses penggunaanya. Selain pemagaran, lahan-lahan yang ada dimiliki oleh pemilik pribadi sehingga warga perlu mengurus izin ketika ingin menggunakannya. “Tanah kosong banyak, tapi yang susah izinnya,” cerita Daffa. Situasi ini membuat mereka kebingungan mencari lahan untukmengadakanacara.
PemagaranlapanganRT01merupakan salah satu peristiwa kehilangan yang dialami oleh warga RW 09. Sebelum lapangan itu, warga sebenarnya punya lapangan lain yang menjadi jantung komunitas.Lapanganinimenjadipusat aktivitasolahragadanruangberkumpul anak muda. Mereka biasanya bermain sepak bola, bulu tangkis, hingga bola voli. Namun, kini semua itu hanya terjadi dalam memori warga. Lapangan itukinihilangdigantikanRSUIdantol. Tidak ada lagi ruang untuk bermain bersama.
Ketersediaan lahan sebagai fasilitas umum di RW 09 juga tidak dapat ditemukan kehadirannya. Sebagian besar lahan dimiliki oleh pribadi atau digunakan untuk membangun kos dan kontrakan sebagai bentuk respon terhadap kebutuhan tempat tinggal bagi mahasiswa dan pekerja di UniversitasIndonesiasertaRSUI.
Mereka kemudian perlu mencari dan menggunakan ruang-ruang alternatif untukmenjalanikegiatan.Salahsatunya kegiatan Posyandu dan Poswindu yang diadakan di garasi rumah Pak Ujang sebagaiketuaRW.
Sudah sekitar tujuh tahun, Posyandu diadakan di rumah Pak Ujang. Sebelumnya kegiatan Posyandu dilaksanakandirumahPakRWperiode sebelumnya.
“Sebelum di rumah bapak, Posyandunya diadain dimana pak?” tanyasaya(peneliti).
“Di rumah pak RW sebelumnya.” jawabnya.
“Nantikalaubapaksudahgajadi RW, Posyandunya gimana pak?” “Ya pindah ke rumah RW selanjutnya. Ya kalau rumahnya bisa,” jawabnya sembaritertawa.
Meski begitu, Pak Ujang masih mendambakan ruang serba guna yang dapatdigunakansebagaiPosyandudan sekretariatKarangTaruna.Iakinitengah berupaya menemukan lahan kosong untuk dibangun Posyandu dan sekretariatkarangtaruna.Dalamproses pencariannya, Ia telah menemukan beberapa lahan potensial, tetapi lahan itu tidak pernah menjadi milik warga. Terdapat dua alasan utama, yakni proses birokrasi untuk pendanaan dari Pemerintah Daerah yang memakan waktu lama membuat lahan yang ada sudahterjuallebihdahulu.
Kedua, pemilik lahan ingin lahannya dibeli secara utuh dan bukan sebagian ukuran petak. Sementara, ruang Posyandudansekretariatkarangtaruna tidak memerlukan area yang amat luas danhargalahan yangamatmahal.
Kini warga RW 09 terus berupaya mencari lahan guna terus menggerakkan aktivitas mereka, terus melestarikan ruang kehidupan mereka. Namun, keterbatasan akan akses lahan menjadi ancaman terhadap upaya tersebut.
Sebab itu, dalam upaya itu, kami dari kelompok satu mengajukan gagasan perancanganberupa Creative Adaptbox: Ruang Harapan dalam Kehilangan di RW 09. Bentuk ruangan ini merupakan portable atau bongkar pasang sehingga tidak merusaklahanyangakandigunakan.SelainCreativeAdaptbox,anakmudadananakanakRW09yangberbakatdalammusikdansenijugamembutuhkandukunganuntuk mengembangkan potensinya. Untuk itu, diperlukan inisiatif baru berupa program sosial "Media Kreatif RW 09", sebuah wadah yang menyediakan ruang dan sarana bagimerekauntukberkegiatan.
Programiniakanmencakuppembuatanlagubersama,photostorytentangRW09 sambil menghidupkan semangat dan keterlibatan mereka dalam kegiatan seni dan budaya di lingkungan mereka. Gagasan ini hadir sebagai sebuah upaya dan simbol untuk terus menghidupkan harapan dan semangat warga RW 09 dalam keberlangsungannafaskomunitas.
Warga RW 09 kekurangan wadah untuk berkegiatan karena ketiadaan lahan, salah satu solusi yang diajukan warga adalah membuat ruang multifungsi portable yang Adaptif.
RW09memiliki4RT yangmengadakanacara secaraterpisah.
Untuk acara berskala besar dapat di Adaptasi menjadi satu bentuk besar.
Lahan potensial untuk pembangunan adalah area yang kini digunakan parkir umum dan kegiatan umum seperti 17 .Dekatdenganwarung dan gazebo, lahan ini dapat digunakan selama bangunan tidakmerusaklahandantidak
NOISE
Kebisingandilahanberasaldarijalurkereta api,kendaraan,danwargasekitar.Halinibisa menggangguaktivitasdidalamlahan.
Penggunadapatmencapailahanmelaluidua jalur:Jl.AlHidayah(jalanramai)danJl.Kurma 1(jalanankecil).Jalantersebutrelatiframai
Lahandikelilingibangunanketinggianrendah,suhukota Depok 25-32°C, dan terdapat tempat pembuangan sampah.
Bangunanrendahmemungkinkansinarmataharimasuk, tetapi juga ada masalah bau karena pembakaran sampah.
Salahsatusolusiadalahataplebardanbukaanuntuk sirkulasi udara alami, serta membersihkan tempat pembuangansampah.
GAZEBO & WARUNG KELONTONG
WARUNG BAKSO & PECEL AYAM
Atap dapat dikembangkan ke kedua sisi, berfungsi sebagai peneduhdanruangtambahan,sertadirancang dapat dilepaskan daribagianutama.
Bagian utama bangunan menggunakan sistem rakit untuk Beradaptasi sesuaikebutuhandan penyimpanan yanglebihringkas.
Bagianportable tambahanberfungsisebagaipembatas ruangdanmemilikimejauntuk mencatatdanmenulis.
Lantai dapat dikembangkan ke kedua sisi bangunan, berfungsisebagaitempat berpijakdanruangtambahan, sertadirancangdapat dilepaskan daribagianutama
Seluruhbagianbangunan dapat dipisahkan menjadi bentuk dengan ketebalan minim, memungkinkan penyimpanan yang efisiendanmudah.
Pada bentuk pertama, Bangunan dapat difungsikan untuk posyandu, Poswindu,RapatRT, Diskusi karang taruna RW , Arisan karangtaruna.
Pada bentuk kedua, bangunan dapat difungsikan untuk kebutuhan panggung Kreasi, seperti pagelaran seni lenong, seni tari , lombamenyanyi,dan nontonbersama.
Pada bentuk ketiga, bangunan dirancang untuk kegiatan skala yang lebih kecil seperti Rapat karang tarunaRTdanDiskusi skala kecil. Dengan meja di tengah sebagai penyangga danpusataktivitas CHECKINGAREA
BALOK KAYU 10cmx10cm
BALOK KAYU 6cm x 8cm MULTIPLEK 18 mm
BESIHOLLOWPERSEGIUKURAN3x3cm
PVCALDERON
WOODCONNECTINGSTAINLESSSTEELPLATE
BESI HOLLOW 10 cm x 10 cm
PVCWALLPANEL BESI HOLLOW 4 cm x 4 cm
BESIHOLLOW4cmx8cm
BESIHOLLOWPERSEGIUKURAN3x3cm
PVCALDERON
WOODPLASTICCOMPOSITE(WPC)
METALCONNECTINGJOININGPLATEWOOD
Kebutuhan panggung Kreasi, seperti pagelaran seni lenong, seni tari, teater,lombamenyanyi,dannonton bersama.
Posyandu, Poswindu, Rapat RT, DiskusikarangtarunaRW,Arisan karangtaruna.
Dengan fungsi lahan yang biasa digunakan sebagai parkir umum, maka tidak menutup kemungkinan lahanterisiolehkendaraan.
Ketiadaanlahanmenjadiancamanbagikeberlangsungankehidupankomunitas
RW 09. Lahan-lahan ini kemudian dibangun kosan dan kontrakan sebagai bentuk jawaban atas kebutuhan tempat tinggal bagi mahasiswa UI dan pekerja RS UI. Sebelumpembangunan,lahan-lahanyangadamenjadiwadahbagiberbagaikegiatan wargamulaidariaktivitasolahragasepertivolidansepakbolahinggaperayaanhari besarsepertiperayaankemerdekaan.
KELOMPOK 2
URBANYOUTHRESEARCHSQUAD
“Dulu, kalo main biasanya di kebun, pergi kondangan bareng, mainnya samper-samperan. Sekarang makin sedikit lahan terbuka hijau karenamakinbanyakbangunan,kayak apartemen”.
Bermainbersamadikebunmilikwarga, pergi ke kondangan bersama, menjemputtemandarirumahkerumah menjadi keseharian masa kecil Bu Ais, Bu Diah, Pak Enjang, dan Bu Tuti. MerekamerupakanwargaRW03.
Kinikeseharianitumenghilang,hijaunya lahan digantikan oleh kokohnya bangunan apartemen, kontrakan, atau kos-kosan. Ada pula lahan hijau yang tersisa,tetapitidakdapatmerekapijaki karenapagaryangmembatasi.Bermain bersamahanyamenjaditopiknostalgia dan menjadi imajinasi bagi anak-anak mereka.
Ketiadaan lahan kemudian membuat warga perlu mengatur ulang pola penggunaan ruang. Minimnya akses pada lahan kosong membuat kegiatan rutin 17 Agustusan dan pemilu dilaksanakan di masing-masing wilayah RT; RT01 di Lapangan Futsal Family, RT02 di depan SDN 1 Pondok Cina, RT03dihalamanrumahPakRT03,dan RT04dihalamanrumahPakRT04.Area dekat tinggal Pak RW, yaitu Lapangan FutsalFamily,jugadipilihsebagairuang alternatif bagi warga berkegiatan, misalnya, kegiatan Posyandu dan Posbindu. Hal ini dilakukan karena RW 03hinggakinibelummemilikibangunan Posyandu.
Pihak RW sempat mengusulkan bangunan bekas Mushola di Jalan Pinang Dua untuk dijadikan Posyandu ketika Musrembang, dan kabar baiknya adalahusulantersebutditerimakarena tanah beserta bangunan tersebut sudahdiwakafkanolehpemiliknya.
Perubahan ini tidak hanya menelan lahan,tetapijugamengubahkedekatan antarsatusamalain,terutamainteraksi pemudadiRW03.KarangTarunadiRW 03 juga sempat vakum cukup lama hingga akhirnya Bang Iwan dilantik
Januari lalu. Namun, ketidakhadiran Katar dalam waktu yang lama ternyata berdampak pada pola berkumpul pemudayangterlanjurterpecah-pecah sehingga sulit untuk mengajak mereka bergabungdenganKatar.
Perkumpulan ini kemudian terbagi berdasarkan lokasi tongkrongan, hobi, danusia;adayanglebihgemarmengaji, adayanggemarolahraga,danadapula yanggemarnongkrongsaja.BangIwan sebagai Ketua Katar sebenarnya sudah berupaya datang ke tongkrongantongkrongan tersebut untuk menyatukan pemikiran, tetapi sepertinya memang ada jarak yang terlanjurjauhantarkelompok.
Jarak yang jauh ini terbentuk salah satunya karena ekspektasi antar generasi yang tidak menemukan titik tengah. Pak Enjang misalnya, ia mengeluhkan anak muda saat ini yang kurangberusahadalamberkegiatandan mencari dana untuk kegiatan tersebut.
Menurutnya, anak muda seharusnya membuktikan terlebih dahulu kontribusi mereka dalam menjaga lingkungan tempat tinggal serta pengabdian terhadap warga kampung, laludarisanaiabarudapatmenentukan apakah mereka layak mendapat bantuandarinyaatautidak.
Namun, tidak semudah itu untuk membuktikan kontribusi anak muda, terutama ketika terdapat perbedaan tujuandalamKarangTarunasendiri.
Bagi sebagian besar orang, Karang Taruna merupakan sebuah organisasi yang dijalankan secara sukarela oleh orang-orang yang bersedia menyumbangkanwaktudantenaganya; tidak ada paksaan untuk siapapun. Namun,Haltersebutkemudianmenjadi masalah di RW03 yang pemudanya terlanjur terpecah-pecah. Akan tetapi, bukan berarti pemuda di RW03 tidak memilikikegiatankolektifsukarelasama sekali, beberapa dari mereka aktif di pengajian dan hadroh, beberapa aktif mengikuti komunitas futsal AKPI (Anak KampungPinang),sebagiannyalagiaktif dalam acara-acara tahunan seperti 17 AgustusandanMaulid.
Perpecahan ini dapat disatukan salah satunya dengan menyediakan ruang untuk berkumpul bersama yang dijembatani oleh minat terhadap olahraga. Lapangan Aji Kanda sebenarnya bisa menjadi ruang itu, tetapi isu kepemilikan lahan menjadi rintangan yang perlu dihadapi oleh wargaRW03,terutamaKarangTaruna.
Lapangan Aji Kanda dinamai demikian karena letak di samping rumah Haji Kanda.Namun,lapanganinisebenarnya dibangundiatastanahmilikH.Ahmad yangbukanwargaasliPondokCinadan tidaktinggaldisana.Sudahberdirisejak lama, lapangan ini sering digunakan olehwargadariberbagaikalanganusia untuk berolahraga voli, futsal, bulu tangkis, senam, hingga karate. Akan tetapi, kini bukan permainan yang meramaikan Lapangan Aji Kanda melainkan tumpukkan kayu dan beling yang ramai di pinggir lapangan serta lubang pada permukaan lapangan. Kondisi yang tidak layak ini kemudian membuat warga enggan beraktivitas di lapangan. Meredupkan keramaian yang sempathidupdiLapanganAjiKanda.
LapanganAjiKandamemilikiluas900 meter dan kini sedang dijual seharga 7 juta/meter. Namun, H. Ahmad memperbolehkan lapangan ini digunakan dengan bebas oleh warga. Kebebasanitu,tetapi,menjadihalyang terusdipertanyakanolehwarga,sampai kapan? Beberapa waktu lalu H.Ahmad meninggal. Tanahnya dititipkan kepada ajudannya, tetapi ia sudah lama tidak berkunjung ke RW03 untuk bertemu denganPakRTatausekadarmengecek lapangan.
Situasi ini menjadi keresahan Karang Taruna. Bersama, mereka sebenarnya berencanamembersihkandanrenovasi lapangan. Namun, ada kekhawatiran mengenaistatuslapangan.
“Itu tanah pribadi, cuma saya gak tau nih itu sudah diwakafkan atau belum.
Kalo kita bikin tau-taunya besok dia bangun, ya kita gak bisa nuntut juga kan,tanah-tanahdia,hak-hakdia”
Kata Bang Iwan ketika ditanya menemanikamikeLapanganAjiKanda. Tidak hanya pihak Katar, beberapa pemuda juga khawatir akan status tanahtersebut,sehinggabimbangakan rencanarenovasilapangan.
Meski dalam kebimbangan, warga RW 03 masih terus menghidupkan harapan akan harmonisasi. Mereka masih mendambakan ruang untuk terus menggerakkan kehidupankomunitasmereka.Sebabitu,kamidarikelompokduamengajukandesain perancangan Ruang Harmonisasi: Tempat Bertemu Ekspektasi antar Generasi di RW03 sebagaitempatbertemunyaekspekasiantaragenerasidiRW03danmenjawab kebimbanganakanketidakjelasanstatuslahan.Kamiakanmendesainulanglapangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dari seluruh kalangan, mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, anak muda, hingga anak kecil supaya tercipta ruang berkumpul yang inklusif.
Selainitu,kamijugaberencanamengadakanprogramsosialPertandinganOlahraga Rutin antar kelompok tongkrongan serta Workshop Editing untuk keberlangsungan media sosial komunitas. Diharapkan gagasan ini dapat menjawab keresahan yang dialamiantargenerasidankemudianmenyatukankelompok-kelompokdiRW03.
Mengingatkesamaanminatdiolahraga,makaprogramyang kami usulkan adalah pengembangan olahraga melalui kegiatan Pertandingan Rutin antar tim/kelompok tongkrongan. Selain itu, kami juga berpikir untuk membuat WorkshopEditing.
Mengingatkesamaanminatdiolahraga,makaprogramyang kami usulkan adalah pengembangan olahraga melalui kegiatan Pertandingan Rutin antar tim/kelompok tongkrongan. Selain itu, kami juga berpikir untuk membuat WorkshopEditing.
Lahan terletak Pinang2dan diakses oleh Lahan tersebut olehbangunan dua. Kebisingan berasal dari dan aktivitas sekitar. Suhu kota Depok antara25-32°C. Orientasi lahan baik, yaitu Utara dan sehingga sinarmatahari Lahaninijuga karena masih vegetasidisekitarnya.
LahanyangakandigunakanadalahLapanganAjiKanda.Lapanganini sebelumnya digunakan untuk berbagai kegiatan seperti futsal, senam,acaraperingatan17Agustus,danlainnya.Sejakpandemi, lapanganinitidaklagidigunakandansekarangsesekalidigunakan sebagaiareaparkirkendaraan.
Mengedepankan aksesibilitas untuk seluruh kalangan pengguna, mulai dari anakanak, pemuda, bapak-bapak, ibu-ibu, hingga lansia
DindingKreasi
AreaDuduk
Melibatkan warga lokal dalam proses perancangan dan memastikan bangunan dapat mencukupi kebutuhan pengguna
CaturRaksaksa Mendorong aktivitas mental dan sosial bagi setiap individu. Bangku caturinimenarikbagianakanak serta orang dewasa yanggemarbermaincatur. Selainitu,ukurannyayang besar memudahkan partisipasi bagi mereka yang mungkin memiliki keterbatasanfisik.
Menyediakan tempat istirahat yang nyaman untuk semua orang, termasuk mereka dengan keterbatasan fisik. Tempat duduk yang tersebar di berbagai area juga mendukunginteraksisosial.
Dindingkreasi
Memberikanruangbagianakanakdanorangdewasauntuk mengekspresikan kreativitas mereka tanpa batasan. Semua orang, terlepas dari usiaataukemampuan,dapat berpartisipasidalamaktivitas kreatif.
DindingBermainAnak Menyediakan area yang aman dan menyenangkan untuk anak-anak bermain dan bersosialisasi. Ini juga membantu dalam perkembangan motorik dansosialanak-anak.
Lapangan Menyediakan ruang terbuka untukberbagaiaktivitasfisik dan rekreasi, dari olahraga hingga piknik. Ini memungkinkan berbagai kelompok umur dan kemampuan untuk menikmatiruangtersebut.
Mengedepankan aksesibilitas untuk seluruh kalangan pengguna, mulai dari anakpemuda, bapak-bapak, ibu-ibu, hingga lansia
Lapangan4in1adalahkonseplapangan serbagunayangdapatdigunakanuntuk berbagai jenis olahraga dan aktivitas fisik, menjadikannya sangat efisien dan fleksibel.
Lapangan 4 in 1 ini memungkinkan penggunaan ruang yang efisien dan mengakomodasi berbagai kebutuhan olahragadanrekreasikomunitas.
Bangku Catur Raksasa dilengkapi dengansemuabidaknya.
1.
Lapangan Futsal, Voli, BadmintondanSenam
2.AreaMuralAnak
3.AreaDudukPemain
4. LEGENDA
TamanBerkumpuldan Bermain
bermain bola
Siklus pengudaraan di sekitar bangunan melibatkan aliranudaraalamiyangdipengaruhioleharahangindan desain bangunan untuk ventilasi silang. Vegetasi membantu mengarahkan dan menyaring udara, sementaraperbedaansuhumenciptakanaliranvertikal.
Teknologi ventilasi dan kontrol polusi juga digunakan untukmenjagakualitasudarasepanjanghari.
pertandingan
Potongan B-B
supporter
duduksantaidi taman
JaringNet
Digunakan sebagai pembatas atau pagar, memastikan peralatan olahragatetapdidalam areadanbisaberfungsi sebagai net voli atau badminton.
Bahan utama permukaan lapangan,memberikandasar yangkuatdantahanlama.
BesiHollowBulat
Struktur pendukung seperti tiang net dan gawangfutsal.
Plastik
Bahan utama jalur mobil mainan.
RotanSintetis Bahan utama untuk bangku caturraksaksa.
PapanKayu Bangku penonton atau area duduk, memberikan tempat istirahatyangnyaman.
Kehilanganlahanmenjadibagiandalam keseharian warga Pondok Cina. Hijaunya lahan yang menjadi ruang bersama ketika kecil, teman yang yang merangkai kehidupan masa kecil mereka, berubah menjadi sosok asing yang tidak lagi dapat mereka pijaki. Pembangunan universitas dan apartemen mengundang pendatang untuk mencari tempat tinggal. Hal ini kemudian dilihat sebagai potensi ekonomi.
Selain bisnis tempat tinggal pemanfaatan lahan oleh pemilik tanah yang berada di luar kuasa mereka menjadikan penggunaan tanah untuk kebutuhan komunitas semakin rumit. Misalnya di RW 06 yang lahannya dijadikan lahan parkir. Padahal, warga gemar bermain olahraga seperti bulu tangkis, voli, dan sepak bola. Bahkan, salah satu lahan di tengah RT 01 dijadikanlapanganbulutangkis.
Warga bersama-sama membangun lahan tersebut hingga menjadi sebuah lapangan. Mereka kemudian mengadakan syukuran atas hadirnya ruang bermain itu. Namun, tidak lama kemudian, lahan itu ditutup, dibangun pagar, dan dijadikan tempat parkir. Beberapa warga mengatakan bahwa sebenarnya lahan itu akan dijadikan rumah oleh sang pemilik, tetapi ia belum memiliki dana yang cukup sehingga menjadikannya sebagai lapanganparkiryangdisewakankepada warga sekitar. Sejak saat itu, lapangan bermainmenghilang.Kini,wargasudah jarangbermain.
Tidak hanya lahan parkir, perbedaan pendapat pernah terjadi antara warga dan pemilik lahan dalam pemanfaatan tanah kosong. RW 06 memiliki satu lahankosongyangjugadijadikanruang aktivitas olahraga dan kegiatan komunitas lain seperti perayaan kemerdekaan.
Namun,sekitartahun2022hingga2023 lapangan itu harus digusur karena pemilik lahan berencana membangun masjid. Ketidaksetujuan datang dari masyarakatRW06Sebabmerekasudah memilikisatumasjiddanduamusholla serta beberapa majelis-majelis di sekitar lingkungan RT 03. Warga lebih memilih lahan dijadikan ruang untuk aktivitasolahragaataukegiatankumpul lainnya.
Tidak hanya warga, pihak pemerintah kota Depok juga pernah mencoba bernegosiasi untuk membeli lahan tersebutuntukdijadikanruangterbuka hijau, namun pemilik lahan tidak ingin menjualtanahnya.
Tidak ada pilihan lain, warga terpaksa menggunakan lahan tersebut untuk mengadakan acara, untuk terus menghidupkan komunitas mereka. Pemilik lahan tidak dapat ditemukan dandihubungiuntukmendapatizinnya.
Meski begitu, pemilik lahan menyediakan sedikit area lapangan untuk ibu-ibu melaksanakan senam. Lahan juga masih digunakan untuk mengadakan acara seperti puncak perayaan kemerdekaan Indonesia dan karang taruna antar kelurahan Pondok Cina.
Ketiadaan lahan menjadi kebingungan bagiwargadalammenjalankanaktivitas komunitas mereka. Lahan menjadi hal signifikan dalam keberlangsungan aktivitas warga mulai dari acara perayaan seperti 17 Agustusan hingga kegiatanolahraga.Kegiataninimenjadi pondasi yang membangun kedekatan antara warga terutama anak muda. Adanya ruang untuk berkumpul dan bermain dapat membangun rasa kedekatan itu. Namun, ketiadaan akan akseslahanmengancamkedekatanitu, mengancamkehidupanberkumpulanak muda.
Meski begitu, warga RW 06, terutama anak muda, terus berupaya untuk terus berkumpul dan menghidupkan kehidupan komunitas mereka. Sebab itu, kami dari kelompoktigamengajukangagasanperancangan Community Hall Hexas Go: Ruang Penghubung Pemuda di RW 06.Ruanginimerupakanbalaikomunitasserbagunadi SaungApoy;salahsatusaungyangseringdigunakanwargauntukberkumpul.Kondisi saung tersebut kurang layak karena terkadang terdapat kotoran ayam dan sedikit sempit, sehingga kami mengusulkan untuk mengubah tempatnya menjadi lebih nyaman serta serbaguna dengan bangunan portable yang dinamakan Community Hall Hexas Go. Balai komunitas ini diharapkan dapat menjadi sarana penghubung seluruhkegiatandanwadahbagianakmudamengembangkankemampuanmereka.
Tidakhanyaprogramspasial,kamijugamengusulkanbeberapaprogramsosial,yaitu Jamming dan Turnamen Olahraga. Jamming merupakan acara pertunjukan yang mencakuphadroh,pertunjukkanband,tarian,stand-upcomedy,senibeladiri,dan lain sebagainya yang ditampilkan setiap bulan oleh pemuda dan anak-anak. Selain Jamming,adapulaTurnamenOlahragayangmerupakankejuaraanbeberapacabang olahraga,sepertifutsal,bulutangkis,tenismeja,danvoliyangdiikutiolehwargaRW 06.Harapannya,melaluikeduaprogramini,hubunganantarwargamenjadilebiherat danminatsertabakatmerekadapattersalurkan.
PROGRAMRUANG
Kreativitas Seni Olahraga
Pelatihan Anak Muda
Untuk meningkatkan program seni seperti tarian daerah, bermain musik, beladiri silat sebagai identitas wilayah tertentu.
Kepeminatan dalam olahraga menjadi daya tarik bagi remaja/pemuda serta mendukung hobi mereka dalam berolahraga seperti tournament event 17 Agustusan
Dengan adanya komunitas anak muda, sangat mendukung anggota dalam berbagai bidang seperti teknologi informasi dan pelatihan bank sampah
Membentukkomunitas anak muda di RW 6 maupunPondokCina untuk memperluas jaringansosial,berbagi minat bakat, menciptakan ruang untuk mendukung pertukaran ide dan pengalamanagartidak hilangolehwaktudan usia.
Data Site
Lokasi:Jl.JambuRT3/RW 6PondokCina,Beji, Depok
LuasLahan:1.565m2
Fungsi: Fasos dan Fasum
AKSESIBILITAS
JL.JAMBUDEPANTPS
Jalanyangdigunakan sebagai akses keluar masuk kendaraan roda2danroda4ke areatapak
JL.JAMBUDEPANMAJELIS
Jalan persimpangan daripertigaandepan site masuk ke RT 3
JL.MARGONDARAYA
Jalan utama dari Jl. Akses UI menuju ke Margonda
Site dikelilingi bangunan dengan ketinggian sedang, dengansuhurata-ratakotaDepokberkisarantara2532°C.Terdapat TPSbesar disebelahBaratlahandan kandangayam didalamlahan. Terdapatduamasalah utamayaitu bau yang timbul dari kandang ayam dan TPSdidepanlahan.
Solusinyaadalahdenganmembangun struktur yang dapat tertutup namun tetap memberikan bukaan untuk sirkulasi udara alami. Selainitu,adanya bank sampah sebagai area pelatihan untuk pengelolaan limbah,seperti ekobrick
ANALISISBANGUNANSEKITARTAPAK
LEGENDA SIRKULASIPEJALANKAKI SIRKULASIKENDARAAN KEBISINGANKENDARAAN(TINGGI)
KEBISINGANKENDARAAN (RENDAH) TITIKSUMBERSUARA
Saung Apoy TPS RW 6
Sekretariat Karang Taruna RW 6
Jl.Jambukearah SaungApoy
Jl.Jambudariarah SekretariatKatarRW6
Atap dapat dikembangkan ke kedua sisi, berfungsi sebagai peneduh dan ruang tambahan, sertadirancangdapat dilepaskan daribagianutama.
Bagian utama bangunan menggunakan sistem rakit untuk Beradaptasi sesuai kebutuhandan penyimpanan yanglebihringkas.
Lantai dapat dikembangkan ke kedua sisi bangunan, berfungsi sebagai tempat berpijak dan ruangtambahan,sertadirancang dapat dilepaskan dari bagian utama
Bagian atap ini, di desain agar bisa dilepas pasang pada bagunan utama. Serta berfungsi sebagaipeneduhdaricuaca.
Bagian utama pada bangunan, dirancang dengan sistem lepas pasang, sehingga jika diperlukanruanganlebihbesar,bangunanbisa ditambahkan sesuai kebutuhan dan memaksimalkanefisiensiruang memudahkan penyimpanan di dalam ruangan bilasaattidakdigunakan.
Pada bagian dinding sebagai penutup, bisa di gunakanatautidaktergantungdenganaktivitas yangakandilakukandidalamnya.
CreativeSpace
Besi hollow sebagai rangka lantai 6x6 cm, dinding 10x10 dan atap 4x4 cm
Cat avian 4 kg sebagai finishing multyplex untukdinding
CollaborativeCottage
PerformanceStudio
Clear acrylic sheeting digunakan sebagai pengganti kaca yang lebih aman mengingat bangunan ini merupakan bangunan portable yangdapatdibongkarpasang
PVC Alderon bening sebagaiatapdanbesi hollow sebagai rangkanya
Multyplex sebagaialasdan dindingdanbesi hollow sebagai rangkanya.
Lantaimenggunakanwoodplankkarena tidak adanya kandungan asbes yang membahayakan kesehatan sehingga sangat ramah terhadap lingkungan. Terkaitpenggunaanya,woodplankjuga cukupmudahdiinstalasi
Kursi/mejakayumemilikidesainyang dekoratifdigunakansebagaikursiaksen dalamsebuahruangan.Memilikidetail ukirandanbentukyangunik.
Rakbukutempeldindingadalah carayangpraktisdanestetis untukmenyimpandan menampilkankoleksibukuatau barangdekoratiflainnyadalam ruangan.
Penggunaanlayar proyektoruntuk membantumelakukan berbagaiaktivitasmisalnya nontonbareng,rapat,dll.
EngselJendelasebagai alatpenopangsaat jendeladibukadan tutup
Penggunaan Meja dan Kursi Portable untuk fasilitas dalam bangunan lebih efisien dan mudah dilipat
Materialplywoodsebagai alaspadalantaidanjuga memberikanpermukaan yangkokohuntukberbagai aktivitas
Acrilicukuran122 x144sebagai jendeladisisi kanan
Rak Potable dugunakan sebagai tempat penyimpanan komik maupunbuku
KELOMPOK 4
Kenangan akan kemeriahan di atas tanah masih tersimpan baik dalam benak Rusli (bukan nama sebenarnya). SebuahlahankosongdiRT02menjadi ruang kemeriahan itu. Ia masih ingat baik ketika perayaan 17 Agustusan di RW-nya, bagaimana setiap warga dari setiap RT ramai berdatangan dan berkumpulbersama.Banyakanakmuda yang juga datang untuk meramaikan. Namun, kemeriahan itu kini berganti dengansunyi.Lahanituhilangberganti dengan bagunan kokoh Apartemen Taman Melati. Keseruan dan kegembiraan kini membeku dalam kumpulanfoto.
“Makanya, pas lihat foto-foto kegiatanyangkemarin,memangketika ada lahan yang amat memadai yaudah kita bebas mau bikin apa aja disitu.Sekarangudahgaadayaudah susah”.“Kalauituyatinggalkenangan saja”.
Sejak itu kegiatan perayaan 17 Agustus diadakan oleh masing-masing RT di wilayahnya.
Tidak hanya kenangan, kerinduan juga menjadi teman yang tinggal dalam benakwargaRW07.BuIna(bukannama sebenarnya)salahsatuwargadiRW07 mengekspresikan rasa kerinduannya ketika warga RW 07 memiliki banyak acarayangterakomodasi.
“Seruwaktuitu.”Senyumlebarterlukis di wajahnya beserta kerinduan akan waktudulu.Ketika‘keseruan’hadirpada acara-acaraRWdilahantersebut,saat setiapwargadarisetiapRTmeramaikan acara. Kini “sepi” teman yang hadir dalamkegiatanRW07.
Apartemen tidak hanya menghilangkan lapangan,tetapijugamenggeserrumah warga. Seorang anggota Karang Taruna RW 07 (Ikrar) dan warga RT 02 yang mengalami penggusuran bercerita bahwa penggusuran diadakan secara bertahap.
Penggusuran pertama diadakan pada tahun 2012 kemudian dilanjutkan pada tahun 2015. Ia dan keluarganya mengalami penggusuran pada tahun 2015. Kini, mereka tinggal di RW 05. Meskitidaklagitinggalbersama,tetapi kedekatan dengan warga RW 07 masih ada bersamanya. Ia masih sangat aktif menghadiri pertemuan-pertemuan rutinIkrar07.
Kompensasi yang diberikan apartemen hanya 2,3 miliar untuk renovasi Masjid Jami Al-Ihsan. Sementara fasilitas umum dibangun di dalam area apartemen dan diperuntukkan untuk PemerintahDaerah.
“Itu pun udah, itu aja. Cuma untuk fasilitas umumnya, ya larinya ke Pemda, bukan ke kita,” ujar salah satu warga.
“Tapi kenapa sih Pemda ga mikirin kita?”
Pertanyaan itu menjadi hantu yang terusmembayangiRusli,salahseorang RW07.Menurutnya,pemberianfasilitas umum/sosial seharusnya didahulukan kepada RW 07 sebelum diberikan ke Pemda,
“(...) Bukan fasum fasosnya aja, minimal ada kontribusi ke wilayah, ada lahanlahuntukwilayah(RW07).”
Sambiltertawa,beliauberkata, “Karena kalau lahan itu sifatnya kan langgeng, kalau untuk hal lainnya kan ‘larinya kesono’malah.”
Kesulitanterhadapakseslahanmenjadi rintangan yang hidup berdampingan dengan warga RW 07 serta warga Pondok Cina lainnya. Keseluruhan KelurahanPondokCinatidakadalahan besar kosong yang dapat digunakan untuk acara besar. Kelurahan sendiri merasa bingung dimana tempat yang cocok untuk acara-acara besar. Situasi ini berbeda dengan dengan Kelurahan Kukusan yang memiliki lapangan bola untukkegiatanbesardimanaanak-anak muda dan tokoh-tokoh masyarakat Kukusanberpartisipasi.
“Kalauada(lahan)pun,pastiharus ada izin ini, izin itu. (Karena) itu hak pribadi. Kalo pribadi kan kalau gaada izin, yaudah. Memang lahan di sini udah tidak ada. Untuk sekarang ya kita sebisa kita aja,” ujarsalahseorangwarga.
Meskidalamkebimbanganmencarilahan,masihadaharapanyangterusdinyalakan olehwargaRW07,terumabagikegiatananakmuda.Sebabitu,kamidarikelompok dari kelompok empat mengajukan desain perancangan Ruang AkSi: Harapan untuk Bangkitnya Komunitas di RW 07. Kami berencana melakukan revitalisasi lapangan bulutangkisdiRT01yangsekarangmenjaditempatpembuangansampahsementara warga RT 01 dan 02. Lapangan tersebut tepatnya berada di Gang Delima, RT 01, sempatberencanamengadakanturnamenbulutangkisdisana.
Namun, rencana tersebut terhenti karena sibuknya pihak-pihak yang bertanggungjawab.Sekarang,padasianghari,lapangantersebutbiasanyadigunakan wargauntukmenjemurpakaiandansebagaitempatparkirojekonline.Idepengalih fungsianlapanganbulutangkismenjadiruangkumpulmasyarakatdatangdariceritaceritawargamengenaikegiatan-kegiatanolahraga(futsaldanbulutangkis)yangdulu sempatmenjadimomendimanaanak-anakmudaRW07berkumpul.
DalamRuangAkSi,jugaterdapatprogramsosialdiantaranyaadalahMejaBermain, Senam Bersama, dan Turnamen Bulu Tangkis. Meja Bermain diharapkan dapat mendekatkananak-anakkecilRW07melaluiberbagaipermainaninteraktif.
Kegiatan olahraga seperti senam bersama dan turnamen olahraga juga diharapkan dapat menjadi waktu di mana warga dari berbagai kelompok umur dan RT dapat berkumpulsertamelakukankegiatanbersamauntukmempereratrelasiwargaRW07. LahaninijugadiharapkandapatmenampungkegiatanMarawis/hadrohyangselama inidiadakandiSekretariatKatar.
“RuangAkSi”sebagaidiharapkanmenjadiruangterbuka,inklusif,danmenghidupkan kembalisemangatanakmudasertamendoronginteraksipositifantarwarga.Seperti yangdikatakanRusli, “Lahantuhkitakanperluya,untukkreasianakmuda”.
solusi untuk meningkatkan interactivityantar pemuda ataupun masyarakat
denganpermainan board game, diharapkan mampu mengumpulkan danmengaktifka kembali kegiatan pemudarw07
KELOMPOK 5
Kehadiran lahan menghidupkan inisiatif-inisiatif yang terus merawat kehidupan komunitas. Namun, lagi-lagi isu kepemilikan lahan menjadi sosok yang terus hadir dalam dinamika kehidupan warga Pondok Cina, salah satunyaRW04.
Warung kopi (warkop) menjadi pusat yangmenggerakkaninisiatifanakmuda diRW04.Kehidupansosialanakmuda di RW ini dapat ditemui dalam dua tempat, yakni warkop kuning dan warkopABS.Mahasiswayangtinggaldi kost sekitar wilayah RW 04 menjadi pengunjung utama warkop kuning sementaraanakmudaasliPondokCina lebih memilih warkop ABS. Namun, warkopABStidakhanyasekedarruang berkumpul, tetapi juga menjadi ruang diskusidanpertemuanwarga.Biasanya rapat warga dilakukan disini untuk membahasberbagaikegiatandiRW04.
Selainwarungkopi,kehadiranlapangan voli Binangkit menjadi ruang warga untukberkumpuldanbermainolahraga bersama.PadamalamRabudanJumat, anak muda akan memecah sunyinya malam dengan kegiatan bermain voli. Sementara pada sore akhir pekan, giliranibu-ibudanmerekayangbukan anak muda menggunakan lapangan. Warungkopidanlapangan,padakedua tempat inilah cerita dituliskan, kisah yang memperkaya kehidupan komunitasRW04.
Binangkit merupakan bagian integral dari kehidupan sosial di RW 04. Didirikan pada tahun 1990-an. Ide dasar organisasi ini muncul dari kebutuhan akan wadah yang bisa menyalurkan minat pemuda dalam olahraga, khususnya voli. Namun, seiring berjalannya waktu, Binangkit berkembangmenjadilebihdarisekadar klubolahraga.
Pemberdayaan ini awalnya dimulai melalui berbagai kegiatan seperti pentas seni, pondok ramadhan, dan pawaiobor.Seiringberjalannyawaktu, Binangkit berkembang menjadi wadah aspirasi pemuda untuk menciptakan program-program yang lebih maju, mulaidaridonordarah,perlombaanAlQuran, hingga kegiatan sosial lainnya. Selainitu,Binangkitjugaberfokuspada peningkatan kemampuan ekonomi warga. Salah satu inisiatif yang dijalankanadalahmenjualmakanandan minumandiacarayangmerekaadakan.
Dengancaraini,Binangkittidakhanya membantu menggerakkan ekonomi lokal,tapijugamengedukasimasyarakat mengenaipentingnyakewirausahaan.
Di satu sisi, kegiatan mereka meningkatkan kesadaran tentang kesehatan dan pendidikan. Disisi lain, merekamembantuwargameningkatkan kemampuan ekonomi dengan mengajarkanketerampilanbisnis.Oleh karenaitu,berbagaikegiatanBinangkit memiliki satu tujuan, yakni meningkatkan kesadaran warga akan pentingnyakesehatan,pendidikan,dan ekonomi.
HarapanbesarbertumpupadaBinangkit untuk terus berjalan dan memberikan pengaruh positif. Sanggar kemudian menjadiasayangingindiwujudkanguna memenuhiharapantersebut.MasDanu berharap keberadaan sanggar ini bisa menyediakan tempat yang dapat menampung berbagai kegiatan dan minat pemuda lokal, mahasiswa, dan warga.
Mas Danu, ketua Binangkit saat ini, menjelaskan bahwa fungsi Binangkit sebagai wadah pemberdayaan masyarakatsangatberagam.
Akan tetapi, lapangan voli yang menjadi pusat kehidupan Binangkit nyatanya bukanlah lahan milik warga, melainkanmilikyayasanswasta.Sampai saat ini, warga atau Binangkit masih diperbolehkan ketika ingin menggunakan lahan tersebut. Namun, apabila suatu saat yayasan swasta tersebut ingin membangun suatu bangunandilahantersebut,makawarga RW04puntidakdapatberbuatapa-apa.
Isu kepemilikan lahan saat ini memang tidak menjadi kendala, tetapi keputusan pemanfaatanlahanyangmenggeseraktivitasBinangkitmungkinsajaterjadidimasa depan.BinangkitmenjadisimbolkolaborasidansolidaritaspemudaRW04Pondok Cina dalam semangat kebersamaan. Organisasi ini bukan hanya menjadi tempat berkumpul dan beraktivitas, tetapi juga menjadi tulang punggung bagi pemberdayaan dan kemajuan warga RW 04. Sebab itu, kehadiran Binangkit amat diperlukangunakehidupankomunitasdiRW04dapatteruslestari.
BerkolaborasidenganBinangkitsertawargaRW04,kamidariKelompok5merancang ruang spasial semi permanen sehingga dapat dibongkar pasang sesuai dengan kebutuhan warga. Bangunannya akan memiliki dua lantai, dimana lantai dasarnya dapatdibukasehinggabisamenjadisemacamtribununtukparawargaketikasedang ada pertandingan voli, dan lantai kedua dapat digunakan sebagai tempat diskusi untukparawargaRW04.Bangunannyaseluas6x6meter,memangtidakterlaluluas, tetapi cukup untuk bisa mengakomodir kebutuhan tempat berkumpul warga setempat.
Bangunanininantinyadapatberfungsisebagaitempatberkumpuldanmengadakan workshop,sekaligustribunyangdapatdigunakanuntukmenontonpertandinganbola voli.Tribuntersebutdapatdiubahmenjadisebuahpanggungdanstandusahauntuk para pemuda menjalankan UMKM mereka. Bangunan semi-permanen ini bersifat modular,sehinggadapatdibongkarjikasuatusaatlahantempatbangunaniniberada digunakanolehpihakyayasan.
Selain itu, dalam semangat kolaborasi dan komitmen untuk terus mengembangkan Binangkit, kami juga merancang program Sanggar Entrepreneur: Pemberdayaan Masyarakat oleh Masyarakat di RW 04 yang harapannya dapat menjembatani wargaRW04denganparaahlidibidangkeilmuanataubisnisdalamsuatuprogram workshop pemberdayaan. Nantinya, program pemberdayaan ini diharapkan dapat mengatasi isu regenerasi dan menciptakan program atau acara turunan yang berkelanjutan.
Program sanggar entrepreneur akan berfokuspadapengembangankemampuan pemuda dalam berbagai bidang, seperti bisnisdanentrepreneurship.
Pemuda Binangkit akan berperan sebagai agen pemberdayaan masyarakat dalam programsanggarentrepreneur.
PROGRAM ENTREPRENEUR
Kebisingan Kendaraan
Untuk tingkat kebisingan kendaraan dekat site ini terbilang cukup sedang, karenatidakterlalusering dilewati dan tidak terlalu dekatdengansitetersebut.
Tiang Listrik
Terdapat beberapa penempatantianglistrik disekitarsitetersebut.
Lampu Jalan
Pada site ini terdapat beberapa penempatan lampu jalan sebagai penerangan untuk penglihatan, di jalan HJ.mahali.
Selokan
Adapundrainasetempat pembuagan air kotor yang berada dipinggir jalansebelahkananyang mengalirmengikutiarah jalan tersebut.untuk penciumantidakterlalu baudikarenakanselokan initertutup.
Kebisingan Manusia
Pada site ini tingkat kebisingantinggiituketika ada acara lomba voli ,sedangkan untuk tingkat kebisingan sedang hanya terdapat di warung makan/warkop samping lapanganvoli.
Poin Pandang
Adapun sudut pandang utama penglihatan, yang mengarahkelokasisitedari arahjalan.
Arah Angin
Pada site ini untuk arah anginpalingdominanyaitu berasal dari arah timur dantenggara.
Arah Matahari
Padasiteinisepertipada umumnya matahari terbit dari timur ke barat,pada siteinitidakterlalupanas dikarenakan banyak vegetasidisekitarsiteini, dancukupsejukbilamalam hari.
Skat pemisah
papan ini berfungsi sebagaipemisahantara tribun dan ruang berkumpul
Atap
Penopang bangunan rangka ini berfungsi sebagai penopang bangunan, disertai dengan roda sehingga memudahkanberpindah
Atapinidapatdigunakkanjikabangunanterasa panasdandapatdiadjustsesuaikeinginan
Tribun areauntukmenonton pertunjukkan dan menonton aktivitas yangadadilapangan
Lapisan Tribun lapisan ini berfungsi sebagai alas tempat duduk dengan materialkayutrembesi
Dinding ruang
Berupa Papan kayu dengan lapisan multiplek dan polycarbonate untuk memasukan cahaya ke dalam ruang danfasadbangunan
Skat pemisah
Papaniniberfungsisebagaipemisah antaratribundanruangberkumpul
Penopang bangunan
Rangka ini berfungsi sebagai oenopangbangunan,disertaidengan roda sehingga memudahkan bangunanyangakandibawa
Atap Atapinidapatdigunakkan jika bangunan terasa panasdandapatdiadjust sesuaikeinginan
Deck lantai
Berupa papan kayu sebagai lantai bangunan untuk membuat ruang dalamberaktivitas
Penutup ruang
Beruparangkabesiholodan lapisanpolycarbonatesebagai penutup ruang skaligus atap saatdigunakan
Pemasanganbangunandapatdibongkarpasangseusaikebutuhandanurgensi
JokoAdianto,Ph.D
DepartemenArsitektur,FTUI
Pembangunansudahseharusnyabukanhanyamemperindahtampilanlingkung bangun, namun juga meningkatkan kesejahteraan warganya. Guna mencapai tujuan tersebut, Negara menyusun rencana pembangunan secara berkala setiap 1 (satu) tahun, 5 (lima) tahun, dan 25 (dua puluh lima) tahun. Penyusunan ini selalu diawali dengan tahap mengumpulkan aspirasi masyarakat secara berjenjang dari tingkat RukunTetangga(RT)hinggaKabupaten/Kota.Walaudemikian,aspirasitersebutkerap tidak terwujud dalam program pembangunan yang ditetapkan karena pemerintah melakukan seleksi aspirasi masyarakat secara berjenjang untuk menyesuaikannya dengan program pembangunan yang sudah menjadi prioritas dan sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) yang tersedia. Alhasil, pembangunan yang dilaksanakan seringkali tidak sesuai dengan aspirasi masyarakatuntukmemenuhikebutuhanyangmendesak.
Guna mengurangi ketidaksesuaian tersebut, pendekatan perencanaan pembangunan partisipatif menjadi salah pilihan saat menyusun usulan program pembangunan bersama masyarakat. Walau memiliki reputasi untuk mengurangi ketidaksesuaian program pembangunan dan aspirasi masyarakat, pendekatan ini memiliki tantangan dalam pelaksanaannya. Dinamika relasi kuasa seringkali mengaburkanmasalahmendasardengankepentinganparapihakyangterlibatdalam kegiatan perencanaan partisipatif, termasuk alotnya negosiasi antar pihak untuk memformulasi ragam dan prioritas program yang kelak diusulkan. Oleh karenanya, pengetahuan,kemampuan,danketerampilanuntukmengidentifikasidanmemahami masalahmendasaryangdialamimasyarakathinggamengorkestrasirelasikuasaantar pihak yang terlibat dalam proses perencanaan partisipatif haruslah dimiliki untuk memformulasiprogrampembangunanyangtepat.
Pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan ini menjadi modal penting bagi para peserta ajar di perguruan tinggi yang kelak menjadi pelaku penting pembangunan. Untuk itu, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bernama “Social Architecture and Neighborhood for The Urban Youth” (SANTUY) diselenggarakantahun2024untukmengetahuidanmemahamiaspirasikaummudadi Kelurahan Pondok Cina Kota Depok (Jawa Barat) sehingga dapat memformulasi bersama menyusun program pembangunan yang sesuai memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mencapai tujuan kegiatan ini, kolaborasi bidang ilmu arsitektur dan antropologi bersama kaum muda di Kelurahan Pondok Cina Kota Depok dan kelompok penggiat merancang partisipatif bernama PUBLIC PLACE (PUPLA) dilakukan guna memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan formulasi program pembangunanyangjitubersamakaummudadilokasitersebut.
Kegiatan ini melibatkan beragam kelompok sosial anak muda, baik yang terlembagadalampemerintahdaerahdanmaupunyangmelembagasecaraswadaya sesuaidengankesesuaianminat,sehinggamengalamilangsungdinamikarelasikuasa yang menantang. Seiring perjalanan waktu, tantangan tersebut justru menghasilkan beragampengetahuandanpemahamanmengenaimasalahmendasarkelompokanak muda di lokasi ini yang tak terduga, juga menghasilkan peluang berbagai program pembangunanyangunik.Kolaborasiantarpesertadarikeduabidangilmuinibeserta kaummudadilokasikegiatanjugamemperkayakhazanahbidangilmuarsitekturdan antropologisertapercakapanakademikkeduanya.Pelaksanaanpembelajarandengan menggabungkan 2 (dua) bidang ilmu ini secara simultan pun menjadi tantangan tersendiri. Pengetahuan eksisting dan (re)produksi pengetahuan ilmu antropologi bagipesertadaribidangilmuarsitektursertasebaliknya,membutuhkanwaktudiskusi dan latihan agar seluruh peserta mengetahui dan memahami konsep-konsep dasar daribidangilmuyang“asing”.
Modul diskusi dan latihan kreatif yang dinamis sangatlah dibutuhkan guna menghasilkanpengetahuanbersamayangkomprehensifmengenairuanghidupkaum mudadarisudutpandangilmuarsitekturdanantropologi.Alhasil,capaiandanluaran pembelajaransangatberagamdansalingmemperkaya,namunmasihselarasdengan bidangilmuasalparapeserta.Olehkarenanya,kolaborasikeduabidangilmuiniperlu dilanjutkan di kemudian hari untuk menyempurnakan proses pembelajaran dan produksipengembanganpengetahuanbersama.
Pengetahuan dan pemahaman lintas dispilin yang saling memperkaya untuk memformulasi program pembangunan yang jitu, sangatlah bermanfaat untuk memperbesar keterwujudannya melalui akses pembiayaan selain APBN/APBD. Donasi dari yayasan para dermawan atau lembaga amal, serta dana kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan menjadi alternatif sumber dana untuk mewujudkan program ini. Hasil kegiatan ini akan tersaji dalam etalase virtual bernama “Warung Komunitas”, yang berperan sebagai media penghubung antara masyarakat untuk mewujudkan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat danpihakpemberidanayangberkeinginanuntukmembantumewujudkankebutuhan tersebut. Dengan demikian, produksi pengetahuan dan program pembangunan bersamamasyarakatdapatterwujudsecaranyata.
Akhirkata,programSANTUYdapatmenjadisebuahtitikawalkolaborasilintas ilmu pengetahuan melalui percakapan akademik yang intensif guna menghasilkan pengetahuan bersama dan program pembangunan bersama yang dapat terwujud nyata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebagai titik awal, program ini menawarkansistemoperasiyangmasihperlupenyempurnaansecaraberkelanjutan untukdapatmenghasilkanpengetahuanbersamamelaluipercakapanakademiklintas disiplin yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui integrasiTriDharmaPerguruanTinggi.Sinergidenganberagampihak,sepertibadan usaha, praktisi, penggiat, pemerhati, dan pemerintah tentunya akan memperkaya sistemproduksipengetahuanbersama,danmanfaatnyauntukkepentinganbersama.