Serasa & Senada - Vol 4: Industri 80

Page 1

INTRO

Datangnya kaset di akhir tahun 1960-an sebagai media pengganti piringan hitam

telah menciptakan perkembangan yang cukup signifikan dalam sistem produksi musik Indonesia.

Sejak awal tahun 1980-an, profesi

dalam produksi musik sudah mulai

dibagi secara terstruktur sesuai dengan

perannya masing-masing, Beberapa label

rekaman juga turut memisahkan musisi

dan penyanyi sesuai dengan genre musik

yang dibawakannya agar proses promosi

dan pemasaran lagunya semakin efisien.

Tak hanya itu, era 80-an juga merupakan masa dimana kaset sedang mencapai puncak kejayaannya. Berbagai kaset berisi lagu populer melesat bagai meteor; terjual hingga ratusan ribu, bahkan jutaan keping! Untuk lebih jelasnya, kita simak di halaman selanjutnya, yuk!

SERASA & SENADA INDUSTRI 80 1

SISTEM PRODUKSI DALAM INDUSTRI MUSIK DI ERA 80 -AN

KENALAN DULU, YUK!

INILAH SOSOK-SOSOK YANG

BERPERAN PENTING DALAM DUNIA PRODUKSI MUSIK!

Producer

SongWriter

Composer Arranger

Penanggung jawab keseluruhan proses produksi musik

MusicDirector

SoundEngineer Musician Vocalist

Konsultan artistik & pengarah rekaman musik

Pengatur sistem audio; termasuk mixing & mastering

SERASA & SENADA INDUSTRI 80 3
Pencipta komposisi musik Penulis lirik lagu & struktur musik Penentu susunan & harmonisasi musik Pemain instrumen musik Penyanyi lagu

TAHAP1:PRA-PRODUKSISISTEMPRODUKSIMUSIK

SERASA & SENADA INDUSTRI 80 4

1. PENGAJUAN KONSEP LAGU

Selama era 80-an, pra-produksi musik diawali dengan pengajuan rancangan lagu. Di tahap ini, song writer atau komposer akan mengajukan rancangan atau materi dari lagu-lagu ciptaannya ke produser.

2. WORKSHOP ‘KECIL’

Setelah lagu diajukan, music director akan mengadakan sebuah ‘workshop kecil’ bersama arranger untuk menentukan komposisi, lirik, dan aransemen yang sesuai. Hal ini diberlakukan dengan tujuan agar lagu yang sedang digarap dapat mengikuti tren yang sedang populer.

3. AUDISI

Setelah mengantongi konsep lagu, produser akan mencari atau melakukan audisi demi menyeleksi musisi; termasuk vokalis, grup, atau band, yang range vokal atau karakternya cocok untuk menginterpretasikan konsep lagu tersebut.

SERASA & SENADA INDUSTRI 80 5

TAHAP2&3:DARI PRODUKSISAMPAI PASCAPRODUKSISISTEMPRODUKSIMUSIK

4. TAKE!

Musisi yang telah terpilih kemudian akan melakukan take di studio rekaman secara analog menggunakan kaset pita dan reel-to-reel tape. Tahap rekaman ini harus dilakukan secara live dalam waktu yang bersamaan, karena pada masa itu belum ada teknologi tracking yang memungkinkan untuk take rekaman per instrumen.

Jika dalam proses rekaman terjadi satu kesalahan saja, maka pita harus dibakar dan rekaman musik harus diulang dari awal!

5. MIXING

Setelah produksi selesai, sound engineer (yang juga dibantu oleh arranger) akan masuk ke tahap pascaproduksi. Pada tahap inilah dilakukan mixing, sebuah proses dimana volume dan kualitas suara masing-masing alat musik dan vokal yang telah direkam akan diatur dan digabungkan menggunakan mixer dan equalizer.

Tahapan kelima ini dilakukan agar suara dari vokal dan musik yang telah direkam dapat terdengar harmonis dan seimbang.

SERASA & SENADA INDUSTRI 80 6

6. MASTERING

Setelah mixing, maka tahap selanjutnya ada mastering, yakni tahapan dimana efek (seperti echo, reverb, atau chorus) ditambahkan guna menyempurnakan kualitas suara hasil mixing dengan menggunakan compressor dan limiter.

Tujuan dilakukannya mastering adalah untuk mengetahui kekurangan hasil mixing serta memastikan jika lagu sudah mampu terdengar dengan baik dan mulus di berbagai perangkat audio.

7. PENCETAKAN

Setelah keenam tahapan sebelumnya selesai, hasil mastering kemudian dicetak ke dalam kaset dan didistribusikan ke label-label rekaman dengan ‘harga grosir’. Kaset yang telah dibeli oleh label rekaman kemudian dipromosikan (dapat melalui radio, televisi, sebaran poster, atau konser) serta dijual kembali dengan ‘harga khusus’ kepada pengecer dan toko-toko musik.

SERASA & SENADA INDUSTRI 80 7
Pra-Produksi Pasca-Produksi Produksi

* Data didapat berdasarkan artikel di internet & buku “Rock ‘n Roll Industri Musik Indonesia” karya Theodore KS

Jangan lupa untuk scan QR code dan mainkan lagu-lagunya!

TakInginSendiri-Dian MadudanRacun-Bill Kerinduan-MeriamBellina JarumNeraka-Nicky

AkuCintaDia-Chrisye BintangKehidupan

NyalakanApi-Nike

IniRindu-Farid

SemutHitamJanganDuakan

DianPiesesha

BillandBrod

Bellina

NickyAstria

:2.000.000kaset

:1.000.000kaset

:500.000kaset

:500.000kaset

:1.000.000kaset

: 200.000kaset

:200.000kaset

:700.000kaset

:400.000kaset

NikeArdila

KehidupanChrisye-NikeArdila

:100.000kaset

FaridHardja-GodBless

DuakanCintaku-IndraLesmana

MASALAHYANG MELANDANYA HAKCIPTA,KASETPITA,&

Pembajakan karya bukanlah hal yang baru di tanah air. Sejak awal tahun 1980-an, dimana kaset pita sedang ‘meledak’ sejadijadinya, Indonesia telah dihadapi dengan masalah pembajakan yang merajalela, terutama pembajakan kaset yang membuat para pencipta lagu semakin menderita. Parah banget, kan?! Yuk langsung kita cari tahu apa saja penyebabnya!

SERASA & SENADA INDUSTRI 80

BEREDARNYA KASET‘OB’& KASETMURAH!

Kehadiran kaset “obral” atau “OB” (kaset berkualitas rendah) dan kasetkaset yang dijual dengan harga murah

seperti “kaset seribu tiga”, dan “kaset seribu lima” di awal tahun 80-an membuat industri musik Indonesia harus berjuang

dalam keadaan setengah pingsan karena

itu semua membuat keuntungan yang

didapat sangatlah minim. Padahal, harga sebuah kaset pada masa itu hanya

sebesar Rp750 s.d. Rp900, lho. Miris, ya!

PEMBAJAKAN!

Meskipun telah diberlakukan undangundang, pembajak tetap terus berulah. Kegiatan bajak-membajak ini tentunya merugikan pemerintah dan perusahaan rekaman yang telah membayar PPN secara resmi. Bahkan, para pembajak sampai ada yang nekat memproduksi label palsu demi membuat kaset bajakannya terlihat seperti kaset asli!

SERASA & SENADA INDUSTRI 80 11

“AWAS JANGAN BAJAK, TUHAN LIHAT!”

SERASA & SENADA INDUSTRI 80
S
— Benyamin

Bisnis pembajakan kaset yang ‘menggiurkan’ karena menghasilkan untung yang besar (hanya kepada pembajaknya saja, ya.) ini memanglah menyeramkan. Bahkan, seorang karyawan dari JK Records pun sampai ikut tergoda.

Diceritakan bahwa karyawan tersebut mengambil sampul kaset Dian Piesesha yang berjudul “Tak Ingin Sendiri” dari kantornya. Ternyata, ia mengambilnya untuk difotokopi dan dipakaikan sebagai sampul kaset bajakan yang akan dijualnya!

Kelakuan nekat masyarakat tanah air tidak sampai di situ saja. Indonesia bahkan sempat diprotes oleh Amerika Serikat karena telah mengedarkan kaset Live Aid dan Band Aid; sebuah pertunjukan khusus yang diikuti oleh para penyanyi asal Barat untuk misi kemanusiaan di tahun 1985.

Padahal, menurut penyelenggaranya, Bob Geldof, kedua pertunjukannya tersebut tidak pernah direkam dalam bentuk audio.

Lebih parahnya lagi, kaset yang berisi hasil membajak rekaman video Live Aid dan Band Aid tersebut telah diedarkan hingga kawasan Timur Tengah tanpa adanya bayaran royalti sepeserpun. Hal ini tentunya mengundang kemarahan

Bob Geldof dan membuatnya sampai mendatangi KBRI London untuk mengajukan protes!

Kasus pembajakan yang terbilang ‘ekstrim’ ini akhirnya membuat dunia internasional geram dan mengeluarkan ancaman pada Indonesia berupa pencabutan fasilitas pemotongan bea masuk impor terhadap produk ekspor, yakni GSP (General System of Preference)

SERASA & SENADA INDUSTRI 80 13

SEGERAATASI PEMBAJAKAN!HAKCIPTA&KASETPITA:

RANCANGANUU TAHUN1982

Menanggapi banyaknya permasalahan

bajak-membajak, akhirnya pada tahun

1982 Indonesia mengeluarkan RUU

Tentang Bantuan Hukum dan Hak Cipta

yang mewajibkan perusahaan rekaman

membayar honor kepada pencipta lagu

apabila hasil karyanya digunakan dalam bentuk lain.

Namun, menurut anggota DPR Fraksi

Persatuan Pembangunan, H. Arsul Sani, hal tersebut dirasa masih kurang pantas karena sebenarnya hak cipta tidak dapat

diambil alih dengan alasan apapun.

SERASA & SENADA INDUSTRI 80 14

AYOTEMPELKAN STIKER“LUNASPPN”!

Berkat pendapat H. Asrul Sani mengenai Rancangan UU tahun 1982, pemerintah kemudian pun merilis SK Menteri Keuangan No. 758, 759, dan 760/ KMK.04/1982 yang mengharuskan setiap kaset yang beredar untuk ditempel stiker “Lunas PPN”.

SERASA & SENADA INDUSTRI 80

UUNO.6/1982 DANUUNO.7/1987

Setelah beredarnya kaset Live Aid

dan Band Aid yang membuat Indonesia

mendapatkan ancaman penghapusan

GSP, akhirnya isi dari Undang-Undang No.

6 Tahun 1982 dan Undang-Undang No. 7

Tahun 1987 pun diputuskan untuk diubah.

Ancaman pidana bagi para pembajak

dari yang sebelumnya 5 tahun saja

kemudian ditingkatkan menjadi 7

tahun atau didenda paling banyak

100 juta rupiah .

SEMINARINTERNASIONAL BERSAMAWIPO

Pada tahun 1987, Menmud Seskab

Moerdiono turut mencoba mengadakan

seminar internasional untuk membahas

intellectual property rights bersama

World Intelectual Property Organization (WIPO), badan khusus PBB yang

mengadministrasikan masalah hak milik intelektual. Seminar ini dihadiri oleh Dirjen

WIPO, Presiden Soeharto, serta beberapa

menteri dari Indonesia.

SERASA & SENADA INDUSTRI 80 16

KEPPRES NO.17/1988

Melalui Keppres No. 17/1988 tanggal

27 Mei 1988, Presiden Soeharto mengesahkan persetujuan pemberian perlindungan hukum secara timbal balik terhadap Hak Cipta atas rekaman suara antara Indonesia dengan Masyarakat Eropa. Dengan adanya Keppres ini, maka sejak 1 Juni 1988 Indonesia akan bebas dari kaset Barat bajakan.

Terhitung sejak 10 Agustus 1988, semua kaset lagu Barat di Indonesia akan diedarkan secara resmi dengan lisensi atau izin langsung dari induk perusahaan rekamannya

Ketika memasuki periode 1989-1990, mulailah diberlakukan sebuah aturan;

Jika masyarakat Indonesia ingin memutar atau menyanyikan lagu ciptaan seseorang dengan

tujuan komersial, maka mereka diharuskan untuk membayar

royalti kepada penciptanya.*

SERASA & SENADA INDUSTRI 80 17
* Jika dilanggar, maka tuntutan secara hukum dapat diajukan.

• Candra Nazarudin Darusman lahir di Bogor, 21 Agustus 1957.

• Keinginan bermusik Candra tumbuh berawal dari gitar kecil yang diberikan kepadanya sewaktu SD.

• Candra merupakan perintis kegiatan Jazz Goes To Campus (JGTC)

• Ketika masih berstatus mahasiswa, pada tahun 1978 Candra mendirikan grup Chaseiro dan berhasil menelurkan 5 album bersama Musica Studios.

• Bersama Erwin Gutawa, Deny T. R., Aminoto Kosin, dan Uce Haryono, Candra membentuk grup Karimata pada tahun 1985 dan tampil dalam ajang North Sea Jazz di Belanda.

• Candra sempat memimpin Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) sejak tahun 1987 hingga 2001.

• Sembari bermusik, Candra juga bekerja sebagai deputi direktur biro di World Intellectual Property Organization (WIPO).

• Lagunya, “Perjumpaan Kita”, dibuat sebagai perwujudan dari rasa semangat untuk memajukan industri musik Indonesia melalui kampanye hak cipta dan kesenian serta PP 56/2021 Tentang Pengumpulan Royalti.

• Detik Waktu: Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman; album kompilasi karyanya yang ia nyanyikan bersama 16 artis Indonesia, mendapatkan penghargaan sebagai “Album Terbaik-Terbaik” pada AMI Awards 2018.

• Candra adalah pencipta lagu “Recover Together, Recover Stronger”, theme song pertama G20 Indonesia.

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.