
4 minute read
Stop Kekerasan Seksual
KASUS kekerasan seksual terjadi lagi. Kali ini di Parimo Sulteng (Kompas.com, 30/5/2023). Seorang remaja usia 16 tahun dirudapaksa 11 orang laki-laki selama 10 bulan. Namun, muncul masalah, ada pihak pro kontra apakah kasus tersebut masuk ranah perkosaan atau bukan.
Menurut UU TPKS sendiri, perkosaan yaitu persetubuhan tanpa persetujuan, maupun persetubuhan terhadap anak, termasuk dalam tindak pidana kekerasan seksual. Sehingga perdebatan antara ada atau tidak adanya ancaman sesungguhnya tidak diperlukan. Seharusnya, sebagai masya- rakat mayoritas muslim, fokus persoalannya adalah tentang hubungan seksual tersebut apakah ada di dalam pernikahan atau bukan. Karena jika bukan, apapun bentuknya semuanya masuk wilayah kejahatan seksual.
Dan harus menerima hukuman. Sebab menurut syariat Islam ia termasuk perbuatan zina.
Tidak peduli ada atau tidak adanya ancaman maupun persetujuan. Oleh karena itu, menghentikan kekerasann seksual, tidak cukup dengan menghukum pelaku perkosaan dan perbuatan cabul lainnya. Namun, butuh memberikan pemahaman aturan pergaulan sesuai syariat di tengah masyarakat. Selanjutnya butuh pemberlakuan aturan pergaulan lawan jenis, pegaturan cara berpakaian, pengaturan interaksi campur baur, juga pelarangan konten-komten porno serta sanksi bagi pelakunya dan industrinya. Serta yang paling penting adalah kembali melibatkan agama dalam seluruh aturan kehidupan baik individu masyarakat maupun negara. Dengan demikian, diharapkan tidak akan ada lagi kasus kekerasan seksual di tengahtengah kita.

Sitha S, Bogor
Revolusi dan Reformasi Mental di Hari Lahirnya Pancasila
Sentul (021) 29672977, (021) 29673000
7. RS Mulia Pajajaran (0251) 8379898
8. Damkar Kabupaten Bogor (021) 8753547
MENURUT KBBI, Revolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokokpokok kehidupan. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Sedangkan pengertian reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara; Hari lahirnya Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni merupakan momen yang tepat untuk menggugah kembali akan makna penting revolusi dan reformasi mental bangsa yang selalu digaungkan selama ini.
Rumah Sakit Bersalin Assalam Cibinong (021) 875-3724
Rumah Sakit Bersalin Tunas Jaya Cibinong (021) 875-2396
Rumah sakit Bina Husada Cibinong (021) 8790-3000
Rumah sakit Ibu dan Anak Trimitra Cibinong (021) 8756-3055
Rumah Bersalin & Klinik Insani Cibinong (021) 875-7567
RS Sentosa Bogor, Kemang (0251)-7541900
RS Ibu dan Anak Juliana, Bogor (0251) 8339593, Fax. (0251)-8339591
RSIA Bunda Suryatni (0251) 7543891,(0251) 754-3892
Klinik Insani Citeureup (021) 879-42723
RSIA Kenari Graha Medika Cileungsi (021) 8230426
Rs Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo
Cisarua-Bogor (0251) 8253630, 8257663
RS Asysyifaa Leuwiliang (0251) 8641142
RS Vania IGD (0251) 8380613, (0251) 8380601/8380605
RSKIA Sawojajar (0251) 8324371
Berkaitan dengan memperingati hari lahirnya Pancasila ini menjadikan terdapat kaitan langsung akan revolusi dan reformasi mental dalam kehidupan rakyat Indonesia yang sejatinya ditujukan untuk menjadikan manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan semangat memperingati hari lahir Pancasila bisa dijadikan suatu momentum dasar gerakan revolusi dan reformasi mental yang ditujukan pada suatu gerakan untuk menggembleng menjadi manusia Indonesia seutuhnya agar menjadi manusia baru, manusia yang berhati tulus, berkemauan baja, berkarakter mulia, bersemangat tinggi dan berjiwa dengan api yang membara.
Gagasan revolusi mental ini pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi nasional Indonesia saat itu sedang jalan di tempat, padahal tujuan revolusi untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai. Pada masa kemerdekaan, revolusi adalah sebuah perjuangan fisik, perang melawan penjajah dan sekutunya, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kini, menjelang 78 tahun bangsa Indonesia merdeka, sesungguhnya perjuangan itu belum dan tak akan pernah berakhir. Revolusi masih harus terus dilakukan walau dalam bentuk yang berbeda. Bukan lagi dengan mengangkat senjata, tetapi dengan membangun jiwa bangsanya. Membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Dan bagaimana dengan reformasi? sejarah pun telah mencatat bahwa Indonesia pernah mengalami peristiwa reformasi yaitu pada Mei 1998. Adapun penyebab peristiwa era reformasi adalah karena krisis ekonomi dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang dipimpin Presiden Soeharto saat itu sehingga membuat mental reformasi yang menurunkan kepercayaan kepada pemerintah karena tidak mampu mengatasi krisis ekonomi yang sedang dialami Indonesia pada tahun 1997. Saat itu kondisi pemerintahan Indonesia sebelum masa reformasi 1998 didominasi oleh kalangan militer, sehingga demokrasi kurang berjalan dengan baik. Selain itu keadaan perenomkoian juga terpuruk yang disebabkan karena Korupsi Kolusi dan Nepotisme marak terjadi dan bergantungnya ekonomi Indonesia pada bantuan modal asing. Serangkaian kondisi tersebut dan banyaknya kerugian lain yang dialami masyarakat, maka terjadilah gerakan era reformasi pada tahun 1998 yang dipelopori oleh kalangan mahasiswa dan intelektual. Ada enam hal yang dituntut oleh gerakan reformasi tahun 1998, yaitu: Adili Suharto dan para pengikutnya Amandemen UUD 1945, Otonomi daerah seluas-luasnya, Tegakkan supremasi hukum, Beratas KKN, Turunkan Suharto dari kursi pemerintahan, dan Hapuskan dwifungsi ABRI. Mengapa revolusi dan reformasi mental itu sangat penting? Karena dengan mental yang sudah teruji, semua hal yang tidak mungkin bisa saja terjadi. Membangun fisik seperti jalan, irigasi, pelabuhan, bandara, atau pembangkit energi juga penting. Namun, seperti kata Bung Karno, membangun suatu negara, tak hanya sekadar pembangunan fisik yang sifatnya material, namun sesungguhnya membangun jiwa bangsa, karena modal utama membangun suatu negara, adalah membangun jiwa bangsanya. Dasar ide inilah yang digaungkan kembali berupa gerakan revolusi dan reformasi mental oleh para pemimpin negara saat ini. Jiwa bangsa yang terpenting adalah jiwa merdeka, jiwa kebebasan untuk meraih kemajuan. Jiwa merdeka disebut Presiden Indonesia sekarang sebagai sikap positivisme sebagai aplikasi dari lahirnya Pancasila yang selalu diperingati setiap tahunnya. Gerakan revolusi dan reformasi mental semakin relevan bagi bangsa Indonesia yang saat ini tengah menghadapi tiga problem pokok bangsa yaitu; merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan terakhir melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional. Dalam kehidupan seharihari, praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong. Para pemimpin dan aparat negara akan jadi pelopor untuk menggerakkan revolusi dan reformasi mental, dimulai dari masing-masing Kementerian/Lembaga (K/L).
Sebagai pelopor gerakan revolusi dan reformasi mental, pemerintah lewat K/L harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi, membangun manajemen isu, dan penguatan kapasitas aparat negara. Gerakan revolusi dan reformasi mental terbukti berdampak positif terhadap kinerja pemerintahan saat ini. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ada banyak prestasi yang diraih berkat semangat integritas, kerja keras, dan gotong royong dari aparat negara dan juga masyarakat.
Dengan semangat lahirnya Pancasila beberapa kegiatan sudah terlihat nyata diantaranya pemberantasan ilegal fishing, pengelolaan BBM lebih bersih dan transparan, pembangunan pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, pembangunan tol trans Jawa, trans Sumatera , dan Kalimantan, adalah sedikit hasil dari kerja keras pemerintahan saat ini. Ke depan, gerakan revolusi dan reformasi mental akan semakin digalakkan agar sembilan agenda prioritas pemerintah yang tertuang dalam Nawa Cita bisa terwujud dengan semangat hari lahirnya Pancasila sebagai landasan dasar Negara Indonesia. (*)
KEHILANGAN STNK R2 Hnd, Htm Mrh, F2847PJ, 2012, Nk:MH1JF611XCK374390, Ns:JF61E1367673, an.Adinda, Villa Bogor Indah V, Kab.Bogor. (PKT1-23000846-25,31/05,8/06/23)
HLG BPKB R2 B3498EMV, an.Lia Rahmawati, Ns:E31VE0020811, Nk:MH35EF310JJ016285, Perum
Jatijajar Blok A 20 No.8 Rt.6/10 Tapos Depok. (RB2-23000991-8/06/23)
STNK R2 Hnd, Htm, 2022, F4811FHW, Nk:MH1KF0115NK279899, Ns:KF01E1283017, an.Muhamad Fajrul Islami, Kp.Barengkok II Rt.1/2 Lw.liang Kab.Bgr. (PKT1-23000993-8,15,22/06/23)
RUMAH DIJUAL
DJL Rmh di Taman Firdaus dekat
Cipor Kota Bogor, Lt.99m2, SHM, List 1300W, 2KT, 1KM, Dpr, Carport 1 Mobil, Hub:0813 8312 6846. (RB3-6-10/06/23)