
1 minute read
Pemuda Bukan Generasi Gengster
POLISI berhasil mengamankan gengster di wilayah Kandang Roda, Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor pada Minggu dini hari, sekitar pukul 03.30 WIB (30/07). Sebanyak tujuh anggota gengser yang diamankan, sementara beberapa orang lainnya melarikan diri, usai melihat polisi.
Dari pengamanan tersebut, didapatkan sebuah senjata tajam jenis pedang, delapan unit sepeda motor, handphone hingga sebuah benda yang dijadikan sebagai jimat.
Keadaan gengster telah membuat ricuh masyarakat setempat sehingga masyarakat takut untuk keluar rumah di malam hari. Walaupun polisi telah melakukan pengamanan dengan partroli malam hari, namun nyatanya masih banyak gengster yang membuat onar dan membuat masyarakat takut.
Sangat disayangkan, para pemuda yang menjadi genera si penerus bangsa, malah terjerumus pada aksi gengster yang meresahkan masyarakat.
Dengan kematangan jasmani, perasaan, dan akalnya, pemuda memiliki potensi yang besar. Akan tetapi, potensi yang besar ini justru tak tersalurkan untuk membangun bangsa dan menyelesaikan persoalan masyarakat.
Kondisi pemuda hari ini yang mengkhawatirkan dipengaruhi oleh kondisi pemikirannya. Paham sekulerisme liberalisme telah menjadikan pemuda hidup bebas tanpa aturan, termasuk aturan agama. Mereka bertindak sesuai dengan apa yang mereka senangi, terlepas benar atau salah, merugikan orang lain atau tidak. Padahal, agama adalah aturan hidup yang akan memberikan petunjuk kehidupan bagi manusia yang lemah dan terbatas. Agama akan menjadi penjaga agar individu senantiasa berada pada jalan kebaikan sekaligus sebagai inspirator kebaikan. Akan tetapi, paham sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan, justru telah menjauhkan agama dari pemuda. Termasuk di negeri ini, sejarah juga telah mencatat bahwa Sentot Ali Basah sebagai penglima perang termuda. Pada usia 17 tahun ia dilantik oleh Pangeran Diponegoro sebagai panglima besar Perang Jawa melawan Belanda.
Sungguh, begitu dahsyat potensi yang dimiliki pe muda. Hari ini pemuda berada pada pusaran kerusakan akibat penerapan sistem kehidupan yang salah. Hanya Islam yang mampu menyelamatkannya.
Miftahul Jannah Aktivis Muslimah Komunitas Kalam santun berdasarkan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) produk minuman yang menyerupai sesuatu yang diharamkan maka tidak dapat disertifikasi halal. Jaminan pro duk halal adalah bagian dari tanggung jawab negara da lam mem berikan fasilitas bagi masyarakat untuk menjalankan perintah agama sesuai dengan syariat. Sebab hal ini menyangkut hajat publik yang vital. Negara seharusnya mengambil peran sentral dalam penga wasan mutu dan kehalalan produk.
Emil Apriani Dramaga
STNK R2 Hnd, 2016, Abu-abu, F2562FAG, Nk:MH1JFX118GK137716, Ns:JFX1E1125455, an.Ayu Pramitha Dewi, Kp.Bantar JayaRt.3/2 Rancabungur Kab.Bgr (PKT1-23001201-21,28/07,4/08/23)
STNK R2 Ymh, Biru, 2017, F6064FBU, Nk:MH3RG4710HK025540, Ns:63JGE0039180, an.Ahmad Supandi, Kp.Bojong Unduk Rt.5/4 Citeureup Kab.Bgr. (PKT1-23001202-21,28/07,4/08/23)
STNK R2 Hnd, 2023, Htm, F6463FIC, Nk:MH1JM8218PK784112, Ns:JM82E1783610, an.Nurulin Transita.E, Kp.Sanja Rt.4/4, Citeureup Kab.Bgr. (PKT1-23001254-28/07,4,11/08/23);
STNK R4 Nissan, 2018, Mrh, F1622RW, Nk:MHBJ1CG1AJJ022145, Ns:HR15322122D, an.Hendrik Purba, Puri Nirwana III Karadenan Cibinong Kab.Bgr. (PKT1-23001284-4,11,18/08/23)