3 minute read

El Nino Kurangi Produksi Beras

Dari 300 ribu ton hingga 1,2 Juta Ton

JAKARTA–Pemerintah berupaya memastikan ketersediaan beras dalam negeri. Selain fenomena El Nino bisa berdampak pada pasokan pangan, kebijakan India yang menghentikan ekspor beras turut diantisipasi. Rabu (2/8), Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas (ratas) dengan para menteri untuk membahas secara khusus persoalan tersebut.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, melalui rapat itu, presiden ingin mengecek ketersediaan dan keterjangkauan beras dalam negeri. Dari data yang dimiliki pemerintah, cadangan beras aman hingga Desember mendatang. Namun, Kementan kemudian melakukan kurasi dengan meneliti lebih lanjut. ’’Sampai September kita masih punya overstok 2,1 juta ton beras,’’ kata dia di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Setiap bulan, kata dia, dari 800 ribu hektare sawah dapat menghasilkan dua juta ton beras. Itu cukup untuk memenuhi konsumsi bulanan tanah air. Yang dikhawatirkan justru pada kurun Oktober hingga Desember. Menurut Syahrul, tiga bulan tersebut adalah masa-masa menanam. Jadi, cadangan beras bisa turun. Fenomena El Nino membuat curah hujan sedikit dan berisiko terjadi kekeringan. Kondisi itu tentu membuat produktivitas hasil pertanian menurun. ’’Kami akan siapkan 500 ribu hektare untuk antisipasi El Nino,’’ ucapnya.

Berdasar perkiraan, dampak El Nino bisa mengurangi produksi beras 300 ribu ton sampai 1,2 juta ton. Kekurangan produksi itu akan disiasati Kementan. Menurut Syahrul, dalam kunjungannya ke beberapa daerah, pihaknya melihat kesiapan lahan untuk ditanami padi sebagai persediaan dampak El Nino.

Sementara itu, Kepala Bulog Budi Waseso yang ditemui setelah ratas menyebutkan, pihaknya memiliki stok 1,3 juta ton beras.

Untuk mencukupi pasokan, Bulog akan mendatangkan beras dari beberapa negara seperti Vietnam, Pakistan, dan Thailand. Lelang sudah dilakukan dan tinggal menunggu barang. Di sisi lain, Suplai beras global terancam

Minta

menyusul negara-negara penghasil membatasi, bahkan menghentikan ekspornya. Salah satunya, India. Sejak 20 Juli lalu, India melarang ekspor beras putih nonbasmati untuk menekan kenaikan harga beras domestik di dalam negeri. Selama setahun terakhir, India telah bergulat dengan inflasi pangan. Harga beras dalam negeri meningkat lebih dari 30 persen sejak Oktober lalu. Itu mengakibatkan meningkatnya tekanan politik terhadap pemerintah menjelang pemilihan umum tahun depan.

”Saya menduga bahwa tindakan untuk melarang ekspor beras nonbasmati, sebagian besar bersifat pencegahan dan mudahmudahan ini hanya sementara,” ujar Joseph Glauber dari Institut Riset Kebijakan Pangan Internasional (IFPRI).

India adalah pengekspor beras utama dunia.

Tahun lalu mereka menyumbang sekitar 40 persen dari perdagangan global yang mencapai total 55,4 juta metrik ton. Dari jumlah itu, sebanyak 22,2 juta metrik ton berasal dari India. Jauh lebih banyak dibandingkan pengiriman gabungan empat negara pengekspor utama lainnya, yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, dan AS.

Tahun lalu India mengekspor 22,2 juta ton besar ke 140 negara. Dari jumlah itu, sekitar 6 juta ton adalah beras putih Indica yang relatif lebih murah. Beras putih Indica mendominasi sekitar 70 persen perdagangan global. Karena itulah, keputusan penghentian ekspor beras India menimbulkan kepanikan di negaranegara pengimpor.(jp)

SBI Pabrik Narogong

Berikan

463 Beasiswa

BOGOR–PT Solusi Bangun Indonesia

Tbk (SBI) Pabrik Narogong, anak usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, kembali menyalurkan beasiswa sebanyak 463 yang diserahkan secara bertahap mulai 1-2 Agustus 2023.

Acara penyerahan beasiswa dihadiri perwakilan dari pihak SBI, pemerintah desa setempat mulai dari Kades dan MUSPIDES, MUSPIKA Klapanunggal, serta tokoh masyarakat.

“Melalui program SBI Peduli Pendidikan, kami ingin membantu agar setiap anak memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan serta memberikan kesempatan bagi generasi penerus agar dapat mewujudkan impian mereka” , tutur Nur Lailiyah, General Affairs & Community Relations Manager SBI Pabrik Narogong.

SBI Peduli Pendidikan merupakan sebuah program kepedulian dan wujud nyata komitmen perusahaan dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat melalui investasi jangka panjang di dunia pendidikan. Selain beasiswa berupa dukungan finansial, SBI Peduli Pendidikan juga berfokus pada peningkatan nilai akademis dan non-akademis siswa kelas 12, yang akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi melalui program bimbingan belajar terpadu bernama Genius Local.

BANTU: Perwakilan PT SBI Pabrik Narogong dan siswa penerima beasiswa serta pemerintah desa setempat foto bersama usai penyerahan secara simbolis.

“Program ini bukan hanya tentang beasiswa, tetapi juga bagaimana cara kami dalam memberikan nilai tambah serta membentuk calon pemimpin masa depan yang berkualitas untuk mewujudkan masa depan yang kita mau. Hal ini sejalan dengan tujuan dari pembangunan berkelanjutan perusahaan dalam menciptakan kesempatan bagi individu untuk meraih potensi terbaik mereka” , sambung Laily.

Selain penyerahan beasiswa, SBI Pabrik Narogong juga mengadakan seminar parenting dengan tajuk “Ketika Tubuhku Tak Lagi Sama” bagi orang tua siswa penerima beasiswa SBI Peduli Pendidikan pada 3 Agustus 2023. Dihadiri tiga narasumber ilmu kedokteran, dr. Siti Masitoh, MARS, Puskesmas Klapanunggal, dr. Hasanah, SpKJ, MARS, serta dokter perusahaan, dr. Laurence Handoko.

Acara ini bertujuan untuk membantu peningkatan pemahaman pubertas pada remaja bagi orang tua murid. “Peran orang tua dalam memantau pertumbuhan pubertas anak sangat penting untuk

Pengusaha Sepatu Curhat Sulitnya Impor Bahan Baku mengatasi tantangan dan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, kami berupaya menginformasikan beragam metode pendekatan yang efektif kepada orang tua supaya dapat memberikan dukungan kepada anak dalam mengatasi masa transisi yang penting ini.

Di sisi lain, kami juga ingin meningkatkan kewaspadaan orang tua terhadap perkembangan anak melalui sumbersumber informasi yang kredibel agar ketika terjadi permasalahan bisa segera mungkin dicari solusi dan penanganannya” , imbuh Laily.

Selama lebih dari 15 tahun, program beasiswa SBI Peduli Pendidikan telah didistribusikan kepada hampir 6000 siswa di sekitar area operasional Pabrik Narogong. Hal ini terus dilakukan oleh SBI Pabrik Narogong agar dapat menciptakan dampak positif yang signifikan dalam masyarakat serta mengubah masa depan seseorang dan mendorong perubahan sosial yang lebih besar. (*pia)

This article is from: