1 minute read

Dorong PLN Turunkan kWh Huntap

SUKAJAYA –Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor klaim akan mendorong perubahan 900 kWh menjadi 450 kWh bagi warga penghuni tetap (huntap) di wilayah Sukajaya.

Pasalnya, saat ini warga di Desa

Cileuksa menghuni bangunan huntap dengan daya 900 kWh, yang sebelumnya 450 kWh. Bahkan kondisi ini sangat memberatkan masyarakat, yang masih beranjak pulihkan perekonomian pasca bencana 2020.

”Memang untuk listrik ada kewenangan dari PLN, dan menginginkan terkait perubahan kWh,” kata Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan

Ribut, Sopir Truk dan Warga

Dipolisikan

TAMANSARI–Keributan antara sopir truk pengangkut pasir dan warga di Desa Sukaresmi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, berakhir di kantor polisi.

JAENAL/RADAR BOGOR

DIKELUHKAN: Tampak rumah-rumah hunian tetap (huntap) yang sudah difasilitasi listrik, meskipun dayanya tidak sesuai kemampuan warga.

Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Andika kepada wartawan. Ajat mengaku fakta di lapangan 900 kWh tapi ada kebijakan baru, bahwa boleh menggunakan 450 kWh dan akan didorong.

”Kalau listrik memang verifikasi terakhir, tapi kebijakan 450 sampai 900 kWh dari PLN, nanti kalau misalkan memberatkan warga. Kami akan koordinasikan dengan PLN,” kata Ajat Bahkan ia menambahkan kalau bisa diturunkan lagi, minimal 450 kWh bagi warga yang menghuni bangunan huntap tersebut.

”Betul ada subsidi 900 kWh, kita kan berpihak kepada masyarakat dan harus dukung,” ucapnya.

Namun ia menambahkan, kondisi tersebut mengarah ke penggunaan agar tidak terlalu over ke masyarakat, dan terbiasa dengan pencahayaan yang baik.

”Kita konsepnya rumah produktif, jadi rumah harapan minimal ada efisiensi dari energi, sampai ke pengelolaan sampah,” jelas dia. (Abi/c)

Informasi yang dihimpun Radar Bogor, keributan antara sopir truk pengangkut pasir bermula saat truk pengangkut pasir mengantarkan pasir pesanan kepada pelanggannya.

Namun, truk pasir itu dihadang warga dan diminta untuk membayar uang kepada warga jika ingin melintas. “Iya, di Desa Sukaresmi, kemarin kejadiannya,” kata sumber Radar Bogor, yang enggan disebutkan namanya, Selasa (27/6/).

Dikonfirmasi, Kapolsek Tamansari, Iptu Agus Hidayat membenarkan adanya keributan antara sopir pengangkut pasir yang diminta sejumlah uang oleh warga.

“Sudah dimediasi di kantor polisi antara keduanya,” katanya kepada Radar Bogor, Selasa (27/6).

Agus menuturkan, keributan itu terjadi pada Senin (26/6) pagi. Hal itu diakibatkan penghadangan mobil truk pengangkut pasir pesanan warga berinisial JZ, yang di lakukan seorang warga berinisial JJ yang diwajibkan untuk membayar sejumlah uang. “Itu yang membuat keduanya terlibat adu mulut,” tukasnya. (all/c)

Plt Bupati

This article is from: