
1 minute read
Kades
apapun. “Sudah melaporkan kasi trantib langsung ke kami, tinggal kelanjutannya seperti apa,” cetusnya. Selain itu Pol PP Rumpin juga memberikan himbauan agar kegiatan dihentikan dulu kalau belum dilengkapi perizinan. “Memang baru cut and fill dan belum ada pembangunan lain,” jelasnya. Dirinya juga bakal monitor lagi untuk kelanjutan seperti apa mengenai proyek pembangunan perumahan tersebut. “Nanti kami tindaklanjuti dan berkoordinasi dengan petugas di lapangan,” ungkapnya. (Abi)
Banyuresmi Diminta Mundur
CIGUDEG –Pemerintah Kecamatan Cigudeg masih menunggu itikad baik dari kepala Desa Banyuresmi untuk menyelesaikan karut marut pembangunan jalan, yang belum dilaksanakan. Bahkan, warga meminta untuk mundur dari jabatan.
”Terkait di Pemdes Banyuresmi yang sempat viral itu benar adanya, untuk kronologinya BPD sempat meminta dilakukan Musdesus di kantor desa,” kata Kasi Pemerintahan Cigudeg Herry Yusuf ketika ditemui wartawan, Rabu (26/7).
Rapat tersebut, awalnya membahas pertanggungjawaban anggaran keuangan yang belum direalisasi dan kedua domisili kades.
Namun saat rapat berlangsung warga tersulut emosi karena kades tidak hadir, yang menjadi pemangku kebijakan. ”Dari situ mulai timbul warga meminta mundur sebagai kades karena belum ada kejelasan rencana pembangunan di desa,” jelasnya. Menghindari hal tak diinginkan, Pemcam mengambil alih susunan rapat dan menggelar kembali hasil
Polsek Leuwiliang Pelototi Peredaran Obat Tipe G
LEUWILIANG –Kepolisian Sektor

Leuwiliang (Polsek) masih melakukan penyelidikan terkait informasi tentang penjualan obat tipe G di Kecamatan Leuwiliang. ”Iya kami dari jajaran Polsek Leuwiliang tengah menyelidiki peredaran obat tipe G di salah satu toko,” kata Kapolsek Leuwiliang Kompol Agus Supriyanto kepada wartawan, Selasa (25/7). Dia menjelaskan, pihaknya juga langsung melakukan pemeriksaan ke toko yang diduga menjual obat tipe G tersebut. ”Pendalaman kami lakukan dengan mengumpulkan data di lapangan, agar semua valid,” cetus dia. Bahkan, ia menegaskan jika benar terbukti adanya penjualan obat itu bakal langsung ditindak sesuai aturan yang berlaku. ”Jika terbukti akan kami tindak, tapi saat ini masih terus di kembangkan oleh tim Polsek Leuwiliang,” ungkap dia. (Abi/b) rapat musdesus. ”Dari hasil rapat dibuat berita acara, kades berjanji akan domisili di desa, dan kekurangan dari anggaran akan diselesaikan dalam kurun waktu 13 Agustus 2023,” ungkapnya.
Selain itu kades juga membuat pernyataan, kalau tidak bisa ditanggung jawabkan harus menerima sanksinya.
”Jadi menurut informasi dana sudah terserap sejak April 2023, yakni dana desa tahap satu. Dari perencanaan itu yang belum direalisasi betonisasi dua titik dengan nilai anggaran 200 juta lebih. Padahal kas desa ada limit waktu satu Minggu harus segera direalisasikan, tapi sampai saat ini belum dilaksanakan. ”Pemcam sudah mengambil tindakan tegas, dengan memberikan teguran tiga kali ke kades, berita acara dengan APDESI satu kali, surat pernyataan, dan surat teguran serta surat pernyataan dua kali dari kades,” kata dia. Terkait laporan ini sudah ditindaklanjuti ke DPMD dan inspektorat, tinggal menunggu keputusan dari pernyataan kades tanggal 13 Agustus. (Abi/c)

ANTISIPASI: Salah satu kios yang dihentikan petugas karena diduga menjual obat-obatan tipe G di wilayah leuwiliang.