Profil Kecamatan Bandungan Tahun 2021

P r o g r a m S t u d i P e r e n c a a n Wi l a y a h d a n K o t a Universitas Semarang

KABUPATEN SEMARANG

Studio Perencanaan

KETUA

WAKIL KETUA

Diah Meylia E.P C.511.19.0027

Yudha Ade Prakoso C.511.19.0054

Anik Widyawati C.511.19.0001

Riyana Khusnul K. C.511.19.0042

Mochamad Dika C.511.19.0028

Lina Tri Hadi C.511.19.0059

Fatieli Laoli C.511.19.0053

Wice Titahing Ruci C.511.19.0033

Luqman Hakim C.511.19.0019

Nugroho Ariya Putra C.511.19.0025

Ridho Fajar Zulfansyah C.511.19.0052

Muhammad Syaifur Rizal C.511.19.0024

Orientasi Wilayah Konstelasi Wilayah Kondisi Fisik Dasar Kependudukan Kondisi Sarana Kondisi Prasarana Perekonomian

2 3 4 9 13 19 26

Orientasi Wilayah Peta Administrasi Kecamatan Bandungan

Administrasi Kecamatan

Bandungan merupakan

Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa

bagian dari wilayah

Tengah yang berjarak

sekitar 16 km dari Ibukota Kabupaten Semarang yang terletak pada astronomis 110°19’ - 110°25’ Bujur Timur dan 7°11’ - 7°16’ Lintang

Selatan.

Kecamatan

Bandungan

adalah

sebuah

Kecamatan baru di Kabupaten Semarang yang berasal dari pemekaran sebagian Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu yang memiliki 9 Desa dan 1 Kelurahan.

Kelurahan Kecamatan

Bandungan

yang

menjadi

merupakan kawasan

daerah

pusat

Ibu

Kota

pemerintahan.

Kecamatan Bandungan termasuk salah satu Kecamatan yang berada di titik paling tertinggi di Kabupaten Semarang dengan ketinggian rata – rata desanya 831 mdpl.

Batas Wilayah yang ada di Kecamatan Bandungan. ▶ Sebelah Utara : Kabupaten Kendal ▶ Sebelah Selatan : Kecamatan Ambarawa ▶ Sebelah Timur : Kecamatan Bergas, Bawen ▶ Sebelah Barat : Kecamatan Sumowono

2

Studio Perencanaan

KABUPATEN SEMARANG

Konstelasi Wilayah ▶ Lokasi kawasan Bandungan yang cukup strategis yaitu terletak

di

jalur utama regional dari Semarang ke Bawen, jarak yang dekat dari kota Semarang dan Ungaran membuat Bandungan maupun wilayah sekitar ikut merasakan kemudahan akses dalam memasarkan barang dan jasa di Kabupaten Semarang sehingga

dapat memenuhi

kebutuhan antar wilayah satu dengan yang lain. ▶ Letak kawasan akan mendorong peningkatan fasilitas yang akan berdampak pada sektor pariwisata kawasan Bandungan semakin ramai sebagai daerah tujuan pariwisata karena perkembangannya yang cukup pesat, selain industri kecil dan agro industri ▶ Kawasan Bandungan mempunyai berbagai macam potensi Sumber Daya Alam yang didukung oleh kondisi lahan dan iklim yang cocok

untuk dikembangkan pertanian dan perkebunan. Sehingga hasil pertanian dapat didistribusikan ke kecamatan lainnya di Kabupaten Semarang.

KECAMATAN BANDUNGAN

▶ Selain potensi, juga terdapat beberapa masalah di Kecamatan Bandungan yaitu menurunnya sektor pertanian selama dua tahun terakhir yang dapat dilihat melalui data Kecamatan Bandungan dalam Angka, hal ter-sebut berpengaruh pada berkurangnya tingkat pemenuhan

kebutuhan pangan di Kecamatan Bandungan dan Kecamatan lain yang mendapat pasokan pangan dari Kecamatan Bandungan.

Studio Perencanaan

3

Kondisi Fisik Dasar Jenis Tanah

Terdapat 4 jenis tanah di wilayah Kecamatan Bandungan ini antara lain yaitu latosol coklat tua, andosol coklat tua, litosol coklat kemerahan, dan mediteran coklat tua. Luas tanah latosol coklat tua di Kecamatan Bandungan 42%. Jenis tanah latosol coklat tua berada di Desa Pakopen, Jimbaran, Milir, dan Jetis.

Tanah andosol coklat tua berada Desa Candi, Kenteng, Duren, Sidomukti

dan

Kelurahan

Bandungan.

Jenis

tanah

litosol

coklat

kemerahan dominan berada di Desa Banyukuning. Untuk Potensi tentunya sangat berkaitan bagi masyarakat sekitar guna mendukung aktivitas sehari-hari, dengan tanah yang subur dan terjaga maka daerah

Bandungan memiliki banyak perkebunan maupun pertanian yang dapat menghasilkan sayuran, buah-buahan, dan bunga. Contohnya hasil sayuran seperti tomat maupun cabai yang ada di Desa Kenteng, hasil tanaman bunga seperti bunga krisan dan bunga tabur yang ada di Desa Duren dan Desa Kenteng, serta hasil buah-buahan khususnya alpukat yang ada di Desa Kenteng dan Jetis sehingga dapat memenuhi kebutuhan

hidup

masyarakat

sekitar

maupun

luar.

Namun

permasalahan tanah juga biasa terjadi di Kecamatan Bandungan apalagi saat musim penghujan sering terjadi tanah longsor dikarenakan jenis tanah di Kecamatan Bandungan bertekstur lempung

sehingga saat

musim penghujan tanah menjadi lembek yang mengakibatkan bencana tanah longsor yang akan berdampak buruk bagi penduduk sekitar.

Studio Perencanaan

4

Topografi Seluruh

wilayah

administratif

Kecamatan

Bandungan

mempunyai topografi perbukitan dan pegunungan yang bergelombang dengan ketinggian antara 300-2050 mdpl. Titik tertinggi terletak pada Desa Candi, Sidomukti, dan Kelurahan Bandungan. Hal ini berpotensi pada perkebunan sayur yang subur karena terletak di kaki Gunung Ungaran.

Menurut

kriteria

seperti

perbukitan

dan

pegunungan,

Kecamatan Bandungan memiliki potensi wisata yang alam dataran

tinggi yang menjadi daya tarik wisatawan yang akan berkunjung ke Kecamatan Bandungan, salah satu contoh wisata alam nya adalah Umbul Sidomukti yang terletak di Desa Sidomukti merupakan Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) yang letak geografisnya berada dalam dataran tinggi sehingga memiliki daya tarik unggulan, contoh berikutnya adalah wisata alam yang dipadukan dengan sejarah yaitu Candi Gedong Songo selain menyediakan pemandangan alam yang indah,

Candi Gedong Songo juga menyediakan tempat untuk belajar sejarah dari 5 candi yang ada disana.

Namun terdapat permasalahan yang terjadi di Kecamatan Bandungan apabila saat masuk ke musim penghujan, banyak lerenglereng yang rentan mengalami tanah longsor dikarenakan banyak dataran yang masih curam yang sangat berdampak untuk wisatawan maupun masyarakat Kecamatan Bandungan.

Studio Perencanaan

5

Hidrogeologi Hidrogeologi yang ada di wilayah Kecamatan Bandungan rata-rata memiliki air tanah langka, berada pada wilayah Desa Candi, Desa Kenteng, Kelurahan Bandungan, Desa Duren, Desa Sidomukti dan Desa Banyu

kuning

selain

itu

ada

beberapa

wilayah

yang

memiliki

Hidrogeologi Akuifer produktif setempat yang terdapat pada sebagian wilayah Desa Jetis, Desa Mlilir, Desa Jimbaran, Desa Pakopen.

Potensi air tanah sendiri dapat digunakan sebagai dasar untuk

memanfaatkan

air

tanah

tersebut

melalui

pengeboran

untuk

pembuatan sumur air tanah dalam sehingga sumber air yang diperoleh dapat dipergunakan khususnya sebagai sumber irigasi suplemen terutama di lahan kering. Pada Kecamatan Bandungan sendiri air tanah alami banyak dipergunakan untuk sumber kebutuhan hidup seperti air minum, industri, irigasi, dan lainnya, serta sudah menjadi komoditi ekonomis. Sedangkan untuk permasalahan yang umum terjadi di

wilayah Kecamatan Bandungan yaitu terkadang terjadinya penurunan ketersediaan air tanah secara regional dan kekeringan sehingga mengurangi produksi air, penurunan muka air tanah secara besarbesaran sehingga untuk mendapatkan air kian sulit dan mahal, terjadinya longsor dan retakan permukaan tanah, serta tercemarnya air tanah karena polusi pertanian dari pupuk dan pestisida.

Studio Perencanaan

6

Geologi

Formasi batuan penyusun Kecamatan Bandungan terdiri dari: Young Quartenary berada Kelurahan Bandungan, Desa Jimbaran, Pakopen, Mlilir, Sidomukti, dan Duren. Undifterantaned berada di Desa Candi, Kenteng dan Kelurahan Bandungan. Pleoscale Volcan berada di Desa Banyukuning dan Desa Jetis. Old Quatemary Vo berada di Desa Pakopen.

Sebagian wilayah Indonesia memang berada di wilayah rawan bencana, seperti bencana banjir, bencana tanah longsor, dan bencana kekeringan. Kecamatan Bandungan merupakan salah satu daerah yang memiliki risiko terjadinya bencana tanah longsor yang tinggi. Bencana tanah longsor di Bandungan sering terjadi pada musim penghujan.

Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya program-program untuk mengurangi resiko bencana tanah longsor penentuan tingkat resiko bencana juga mempertimbangkan tingkatan ancaman bahaya, kerentanan

terhadap

bahaya,

dan

kapasitas

dalam

menghadapi

bencana.

Studio Perencanaan

7

Tata Guna Lahan Penggunaan lahan terbesar di Kecamatan Bandungan yaitu untuk sawah irigasi dan permukiman. Luas Penggunaan Lahan untuk lahan Pertanian Sawah sebesar 1555,95 hektar dan bukan pertanian sebesar 1839,24 hektar. Lahan pertanian dibedakan menjadi 5 sub sektor yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

Untuk permasalahan dari tata guna lahan di wilayah Kecamatan Bandungan yaitu alih fungsi lahan tepatnya di desa Duren. Terjadinya

perubahan penggunaan lahan dari suatu aktivitas menjadi aktivitas lain yang lebih produktif seperti aktivitas komersial. Aktivitas komersial adalah sektor yang paling cepat tumbuh di tempat-tempat strategis karena sektor komersial memang dibutuhkan pada tempat strategis tersebut. Banyaknya usaha komersial tersebut justru menyebabkan adanya alih fungsi lahan yang dapat menyebabkan kondisi ekonomi masyarakat khususnya petani menjadi berubah. Bagi mereka yang

bekerja sebagai petani, alih fungsi ini sangat merugikan karena mata pencaharian utama mereka untuk bercocok tanam juga akan semakin kecil. Permasalahan ekonomi lainnya yang terjadi setelah adanya alih Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Bandungan

fungsi lahan adalah sebagian masyarakat disana belum mempunyai pekerjaan yang tetap karena lahan pertanian yang menjadi mata pencaharian mereka sudah berkurang atau bahkan sudah hilang.

Adanya alih fungsi lahan di Desa Duren menjadi kawasan komersial yang

terjadi

menyebabkan

semakin

banyaknya

para

investor

untuk

membangun suatu kawasan komesial disana.

Studio Perencanaan

8

Kelerengan

Kelerengan di Kecamatan Bandungan cukup beragam mulai dari kemiringan 0-8% sampai kemiringan lebih dari 45%. Pada wilayah Kecamatan Bandungan atas memiliki kemiringan antara 15 sampai >45%. Kawasan yang memiliki kelerengan yang cukup datar terletak di

Desa Jimbaran, Jetis, candi bagian bawah, serta Banyu-kuning bagian atas.

Kerawanan Bencana

Letak Kecamatan Bandungan yang berada di lereng Gunung Ungaran menjadikan Kecamatan ini memiliki 2 kemungkinan bencana,yaitu : ▶ Gunung Meletus. Status Gunung Ungaran yang masih aktif membuat beberapa wilayah di Kecamatan ini ditetapkan sebagai daerah rawan bencana gunung Meletus ▶ Rawan Longsor. Kecamatan Bandungan memiliki kelerengan yang

cukup curam sehingga menjadikan wilayah ini rawan terhadap bencana tanah longsor,terutama pada saat cuaca hujan.

Studio Perencanaan

9

Kependudukan Jumlah Penduduk

Piramida Penduduk 75 – Keatas 70 – 74 65 – 69 60 - 64

Jumlah Laki-Laki Jumlah Perempuan

: 29.602 Jiwa : 29.197 Jiwa

Total

: 58.799 Jiwa

55 – 59 50 – 54

Sex Ratio Tahun 2020 mencapai

45 - 49

101,39 %

40 – 44 35 - 39 30 – 34 25 - 29 20 – 24

60000

15 – 19

59000

10 – 14 5–9 0-4 3.000

2.000

1.000

0

Laki-Laki

1.000

2.000

3.000

Perempuan

Penduduk di Kecamatan Bandungan hampir seimbang antara penduduk usia muda dengan usia tua. Sehingga jumlah penduduknya relatif tetap.

63%

Laju Pertumbuhan Penduduk 58799 57849

58000

57229

57000

56667

56000

54965

55000 54000

58463

53833

54216

54618

53250

53000 52000 51000 50000 2011

Penduduk Usia Produktif Penduduk Kecamatan Bandungan berusia produktif

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Berdasarkan pertumbuhan penduduk di Kecamatan Bandungan dari tahun 2014 sampai 2020 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk selalu

mengalami

peningkatan.

Laju

pertumbuhan

penduduknya

pada tahun 2019. Dengan jumlah usia produktif yang bekerja sebanyak

termasuk Cepat dengan presentase sebesar 1,24%, hal ini berpengaruh

37.088 jiwa dan tidak bekerja sebanyak 15.090 jiwa. Sehingga menambah

pada kepadatan penduduk.

SDM khususnya di kawasan Kecamatan Bandungan.

Studio Perencanaan

10

“

Kepadatan Penduduk Rata-rata kepadatan Penduduk Kecamatan Bandungan pada Tahun 2020 sebesar 1219 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk terbesar berada di Desa

Jimbaran. Hal itu dikarenakan banyaknya lahan yang diperuntukkan untuk kawasan pertanian, dan juga banyaknya tempat yang diperuntukkan untuk kawasan perdagangan dan jasa, Sedangkan kepadatan penduduk terkecil berada di desa Pakopen. Hal ini dikarenakan keberadaan desa Pakopen yang agak jauh dari pusat perbelanjaan dan perdagangan. Sehingga kawasan desa Pakopen lebih diperuntukan untuk lahan pertanian ketimbang lahan permukiman. Dilihat dari laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Bandungan dari tahun 2014 sampai 2020 jumlah penduduk terus meningkat hal ini berakibat muncunya permasalahan dalam kepadatan penduduk sehingga menyebabkan masalah-masalah sosial seperti rendahnya pelayanan kesehatan, penyebaran hasil pangan yang kurang merata dan juga Kemacetan yang sering terjadi di Kawasan Bandungan.

Studio Perencanaan

11

Petani

22% Pegawai Negeri dan Swasta

19%

Buruh

10%

Pedagang

19%

Dari data disammping terlihat bahwa mata pencaharian di Kecamatan Bandungan mayoritas Petani dan Abdi Negara, keduanya TNI dan POLISI

24%

Pengusaha

06%

memiliki persen-tase yang sama. Hal ini disebabkan karena letak wilayah Kecamatan Ban-dungan yang berada di lereng Gunung Ungaran sehingga memiliki kesu-buran tanah yang baik.

12

Studio Perencanaan

Proyeksi Penduduk Kecamatan Bandungan 62000

60000

58000

56000

54000

52000

50000

48000 2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023 2024 2025

2026

2027 2028 2029 2030

Gfafik Analisis Proyeksi Penduduk Kecamatan Bandungann Sumber : Hasil Analisis Kelompok 2021

Dari grafik diatas dapat di simpulkan bahwa proyeksi jumlah penduduk di Kecamatan Bandungan akan terus meningkat. Hal ini terjadi karena melihat rata-rata jumlah penduduk eksisting dari tahun 2010 hingga 2021 yang juga selalu meningkat. Maka hasil proyeksi jumlah penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat. Dan perkirakan jumlah penduduk Kecamatan Bandungan pada tahun 2030 sebanyak 59.936 jiwa.

Studio Perencanaan

13

Kondisi Sarana A. Sarana Kesehatan Pada

bidang

Kesehatan,

sarana

yang

ada

di

Kecamatan

Bandungan tersedia 2 unit Puskesmas, 2 unit Puskesmas Pembantu, 6 unit Poliklinik, 5 orang Dokter, 76 unit Posyandu, 8 unit Poskesdes, dan disetiap Kelurahan dan Desa sudah terdapat Bidan untuk membantu pelayanan Kesehatan ba-gi penduduk Kelurahan/Desa.

Permasalahan di Kecamatan Bandungan adalah belum adanya Rumah Sakit Umum Daerah di Kecamatan Bandungan. Fasilitas yang ada ma-sih belum lengkap dan memadai, pelayanannya pun juga masih kurang maksimal. Jumlah sarana Kesehatan di Kecamatan Bandungan contohnya Puskesmas yang masih belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Studio Perencanaan

14

B. Sarana Peribadatan.

Di Kecamatan Bandungan sudah memiliki sarana peribadatan sebagai penunjang aktivitas masyarakat berupa masjid, mushola, gereja, katolik, dan vihara yang tersebar di seluruh dusun agar mempermudah ibadah masyarakat bandungan ataupun masyarakat luar. Kondisi fisiknya juga sangat memadai sehingga dapat menampung jemaah yang cukup banyak.

Studio Perencanaan

15

C. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan di Kecamatan Bandungan terdapat TK/PAUD, SD, SMP, SMA/SMK yang tersebar di beberapa desa yang memudahkan

anak-anak sekolah belajar dengan baik. Permasalahan di Kecamatan Bandungan adalah kurang layaknya beberapa fasilitas yang dimiliki seperti akses jalan masuk serta lahan parkir murid sehingga perlu adanya pengembangan sarana pendidikan secara optimal.

Sarana

PAUD/T K

SD

SMP

MI

SMA

MTS

SMK

Jumlah

51

25

5

11

1

5

2

Studio Perencanaan

16

D. Sarana Perekonomian Sarana perekonomian di Kecamatan Bandungan adalah adanya koperasi simpan pinjam di beberapa desa yang memudahkan masyarakat mendapatkan pinjaman. Terdapat villa, hotel, tempat wisata dan tempat karaoke yang berguna sebagai penunjang perekonomian masyarakat. Persebaran sarana perekonomian yang ada di Kecamatan Bandungan masih belum merata, hal itu bisa dilihat dari jumlah pasar dan mini market yang masih belum tersedia. Namun beberapa penunjang sarana perekonomian seperti toko / warung klontong dan warung / kedai makan sudah merata.

Studio Perencanaan

17

E. Sarana Transportasi Transportasi yang ada di Kecamatan Bandungan sudah tersedia dan sangat berguna untuk aktivitas sehari-hari masyarakat khususnya untuk para pedagang yang kebanyakan menggunakan angkutan umum,

mini bus atau pick up untuk membawa barang dagangan sedangkan rute angkutan umum sendiri bebrapa

sudah memiliki trayek tetep

seperti di Desa Duren, Jetis, Bandungan, Kenteng, Candi, Banyukuning, Jimbaran Dan Pokopen namun di beberapa desa tertentu belum memiliki trayek angkutan umum yang tidak tetap seperti di desa Mlillir dan Sidomukti. Untuk lahan parkir di Kecamtan Bandungan sendiri sudah memadahi dan luas. Tidak hanya untuk pedagang saja masrayakat

yang lain juga bisa menggunakan angkutan umum seperti mini bus ataupun

ojek

untuk

menjangkau

kecamatan

lain

disekitarnya.

Transportasi ini dapat di temukan di pasar ataupun di dekat gang desa.

Studio Perencanaan

18

Tabel Proyeksi Sarana Tahun 2021- 2030 No

Sarana

SNI Penduduk

Proyeksi Jumlah Sarana

Kebutuhan Sarana

1

Puskesmas Pembantu

30000

2

-

2

Puskesmas

120000

1

-

3

Posyandu

1250

48

1

4

Poliklinik

30000

2

-

5

TK

1250

48

1

6

SD

1600

37

1

7

SMP

4800

12

-

8

SMA

4800

12

-

9

Masjid

120000

1

-

10

Musholla

250

240

7

11

Toko

250

240

7

12

Pasar

30000

2

-

13

Bank

120000

1

-

“

Pada tabel proyeksi

sarana

di tahun 2030 mengalami kenaikan yg belum signifikan yaitu hanya 1 pada

Posyandu, Tk, dan SD. Peningkatan jumlah sarana juga terjadi pada Musholla dan Toko sebesar 7 unit. Sisanya tidak ada yang mengalami kenaikan dikarenakan kebutuhan sarana pada tahun 2030 sudah tercukupi di tahun 2021.

Studio Perencanaan

19

Kondisi Prasarana

Tabel Panjang Jalan di Kecamatan Bandungan (KM) Desa/Kelurahan

Provinsi

Kabupaten

Desa

Milir

0,00

4,04

20,00

Duren

3,00

2,00

19,00

Jetis

3,50

0,40

13,35

Bandungan

3,50

0,00

11,00

Kenteng

3,00

0,00

17,90

A. Jaringan Jalan

Panjang jalan yang melalui desa berdasarkan jenis jalannya di Kecamatan Bandungan yaitu paling panjang merupakan jalan desa sepanjang 131,80 Km, yang mempunyai jalan Desa terpanjang terletak pada Desa Kenteng dan Desa Sidomukti. Sedangkan jalan Kabupaten sepanjang 19,19 Km, yang memiliki jalan Kabupaten

terpanjang terletak pada Desa Milir dan Desa Banyukuning.

Jalan

Candi

2,00

2,75

6,75

Banyukuning

0,00

3,90

11,26

Jimbaran

1,50

2,10

10,02

Pakopen

2,00

3,00

7,47

Sidomukti

3,00

1,00

15,05

Jumlah 2019

21,50

19,19

131,80

Tabel Panjang Jalan di Kecamatan Bandungan (KM)

Sedangkan jalan Provinsi sepanjang 19,19 Km, yang memiliki jalan Provinsi

Desa/Kelurahan

Jalan Desa Aspal

Berbatu

Tanah

Milir

14,81

1,39

3,80

Kecamatan Bandungan sudah termasuk baik rata rata sudah ber aspal. Namun

Duren

17,25

0,80

0,95

ada beberapa Desa yang kondisi jalannya masih berupa berbatu dan tanah yaitu

Jetis

11,23

0,97

1,15

pada Desa Kenten, Desa Pakopen dan Desa Milir

Bandungan

11,00

0,00

0,00

Kenteng

10,90

7,00

0,00

Candi

4,55

0,00

2,20

Banyukuning

7,46

3,40

0,40

Jimbaran

6,52

0,00

3,50

Pakopen

3,12

4,30

0,00

terpanjang merupakan Desa Jetis dan Kelurahan Bandungan. Kondisi jalan di

Sidomukti

9,90

2,10

3,05

Jumlah 2019

96,74

19,96

15,05

Studio Perencanaan

20

B. Sanitasi Kondisi sanitasi yang ada di wilayah Kecamatan Bandungan sudah baik dan mampu mengalirkan secara rata ke semua wilayah.

Kondisi MCK pun sudah berfungsi dengan baik dan cukup terawat

yang sudah tersebar di beberapa desa dan tempat-tempat wisata.

Meskipun kondisi mck dibeberapa tempat sudah cukup layak tetapi masih ada banyak permasalahan sanitasi di kecamatan ini antaralain yaitu adanya mck di beberapa desa yang belum berfungsi dengan semestinya sesuai standar kebijakan, kondisinya yang kumuh dan kurang terawat serta khusus pada mck yang ada di fasilitas umum banyak orang yang kurangnya kesadarannya

untuk membersihkan kembali mck yang telah digunakan. Untuk itu perlu diperhatikan seluruh faktor-faktor yang menimbulkan permasalahan karena hal itu penting mengingat sanitasi sangat berkaitan dengan kesehatan masyarakat wilayah.

Studio Perencanaan

21

C. Persampahan Persampahan di Kecamatan Bandungan sudah terbilang baik karena sudah tersedianya TPS hampir di setiap desanya, yaitu TPS Pendem di Desa Candi, TPS Pasar Kemantren di Kelurahan Bandungan, TPS PJKA di Desa Duren, TPS Pasar Jetis, TPS Pasar Jimbaran, TPS Kenteng, TPS Pendem dan TPS Gedong Songo di Desa Candi. Pengelolaan sampah di Kecamatan Bandungan dengan cara dikumpulkan terlebih dahulu di TPS setiap desa dan diambil oleh petugas kebersihan setiap 2 minggu sekali untuk di buang ke TPA yang berada di Kecamatan Bawen. Akan tetapi walaupun sudah tersedianya TPS disetiap desa masyarakatnya masih belum ada kesadaran mengenai membuang sampah sesuai tempatnya membuat lingkungan menjadi kotor dan kumuh, salah satunya di Desa Kenteng. Di Kecamatan Bandungan berencana membangun tempat pengelolaan sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS 3R) dan sudah tersedianya bank sampah yang ada di Ngudi Lestari di Desa Duren dan di IRB Peduli Lingkungan di Desa Jimbarang,

yang

menjadi

solusi

pengurangan

sampah

dan

pencemaran

lingkungan sampah dengan cara mengumpulkan sampah kering yang kemudian di pilah dan di daur ulang kembali. Hasilnya bisa dibuat menjadi kerajinan tangan seperti tas, dompet dan lain-lain. Kegiatan tersebut bisa sedikit mengurangi sampah plastik dari penggunaan masyarakat. Harapannya pemerintah dapat membangun TPA sendiri agar tidak terjadinya penumpukan sampah yang berlebihan di TPS.

22

Studio Perencanaan

D. Air Bersih Sumber mata air di wilayah Kecamatan Bandungan ini mayoritas menggunakan PAMSIMAS, sumur bor, atau sendang. Persebarannya masih belum merata, beberapa desa memiliki jumlah air bersih yang cukup dan sejumlah desa lainnya sering mengalami kekeringan. Salah satunya yaitu Kelurahan Bandungan, kekeringan diakibatkan pemilik hotel dan villa yang melakukan pengeboran air bawah tanah yang mengurai debit air sehingga mata air mulai menyusut. Untuk

23

Studio Perencanaan

E. Drainase Drainase di Kecamatan Bandungan memiliki 2 tipe yang diantara drainase tertutup dan terbuka, drainase terbuka sudah tersedia di berbagai desa dan berjalan dengan baik. Tetapi masih banyak drainase yang penempatannya tidak strategis, pengelolaannya dan kinerja pun seharusnya di tingkatkan kembali untuk membersihkan drainase agar aliran nya tidak tersumbat. Hal yang dapat dilakukan antara lain tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyebabkan drainase menjadi tersumbat dan adanya peningkatan di beberapa drainase di wilayah Kecamatan Bandungan.

24

Studio Perencanaan

F. Telekomunikasi Jaringan telekomunikasi di Kecamatan Bandungan sudah tersedia dengan masuk nya satelit-satelit pemancar telepon seluler yang memudahkan masyarakat menggunakan jaringan dengan baik tanpa terkendala. Tetapi masih ada beberapa daerah yang masih mengalami kendala dalam jaringan telekomunikasi khususnya daerah yang dekat dengan pegunungan seperti Desa Bandungan dan Sidomukti, jaringan telekomunikasi

didaerah tersebut masih belum berjalan dengan optimal karena jaringan yang susah di jangkau dan pengaruh saat musim hujan.

Studio Perencanaan

25

G. Jaringan Listrik Kecamatan Bandungan memiliki sumber energi utama yaitu

LISTRIK

energi listrik yang dipasok oleh PLN. Sudah tersebar luas di seluruh desa dan disetiap rumah sudah mendapatkan pasokan listrik yang cukup untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Selain itu digunakan untuk penerangan jalan di wilayah Kecamatan Banungan. Masalah yang sering muncul adalah seringnya terjadi padam listrik terutama pada saat musim penghujan.

H. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kecamatan Bandungan ini mayoritas hutan, pertanian, dan ladang. Ada juga yang masih dalam proses pembangunan di dekat Kantor Kecamatan. Saat ini lingkungan di sekitar kantor kecamatan terkena polusi udara akibat pembangunan RTH tersebut. Adanya ruang terbuka hijau digunakan untuk mengurangi polusi udara dari asap pabrik, kendaraan bermotor maupun gas beracun.

Tetapi belum semua desa di Kecamatan Bandungan memiliki ruang terbuka hijau karena masih banyak lahan yang digunakan untuk persawahan milik masyarakat

Studio Perencanaan

26

Perekonomian Kegiatan ekonomi di Kecamatan Bandungan selama ini masih didominasi dari jual beli hasil sektor pertanian, namun juga ada dari sektor perkebunan, pariwisata, perternakan, perdagangan dan beberapa industri rumahan. Berikut adalah penunjang perekonomian di wilayah Kecamatan Baandungan.

Pertanian

Pariwisata

Perdagangan UMKM

27

Studio Perencanaan

Tabel Hasil Panen di Kecamatan Bandungan

Pertanian Melihat wilayah Kecamatan Bandungan yang 61,87% merupakan lahan pertanian. Maka dari itu mayoritas penduduk di Kecamatan Bandungan berprofesi sebagai petani. Produk unggul yang di hasilkan dari sektor pertanian yaitu ada padi, ubi kayu, ubi jalar. Produksi buah ada jambu biji, pisang, papaya, salak, manga, durian. Dari produksi tanaman biofarma ada jahe, lengkuas, kencur, kunyit, kapulaga,

temulawak. Dari produksi sayuran ada cabai, kentang, kubis, tomat, daun bawang, terung.

Permasalahan

sektor

pertanian

yang

ada

di

Kecamatan

Bandungan saat ini sangatlah beragam seperti hama yang masih mengganggu, pengadaan kartu tani, dan kurangnya modal usaha, yang

Menurut

data

dari

Dinas

Pertanian,Perikanan, dan Pangan

Kabupaten Semarang, pada panen padi yang memiliki hasil panen paling tinggi adalah Padi sawah yang hasil panennya mencapai seberat

5355 Ton/Ha dan dengan luas lahan 922 Ha. Pesebaran wilayah potensial yang

ada

di

Kecamatan

Bandungan

saat

ini

seperti

di

Desa

Banyukuning, Jimbaran dan juga Kenteng. Meskipun hamper di seluruh desa dan kelurahan di Kecamatan Bandungan memiliki lahan yang diperuntukan sebagai lahan pertanian namun pesebaran potensial yang ada masih kurang bila dibandingkan dengan desa Banyukuning, Jimbaran dan juga Kenteng.

menyebabkan petani mempunyai kemampuan yang sangat rendah dalam meningkatkan sarana produksi seperti pengadaan alat pertanian,

pupuk atau pestisida. Pengadaan pupuk kimia harus melalui Kartu Tani dan untuk harganya sendiri sangat mahal, seperti di Desa Duren dan Desa Sidomukti. Pertanian modernisasi sedang direncanakan dimana perubahan besar pada pola pertanian dari cara-cara tradisional menuju cara-cara yang lebih maju atau modern. Kurangnya kunjungan petugas lapangan

ke

desa-desa

menye-babkan

tidak

ada

informasi

dan

pemahaman tentang permasalahan-permasalahan dan kendala yang

ada dan berkaitan dengan usahatani petani. Akibatnya, tidak ada program-program seperti pelatihan, pendampingan dan penyuluhan yang

direncanakan

dengan

baik

sebagai

upaya

meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan petani baik dari segi teknik bercocok tanam maupun penanganan pasca panen dan pemasaran.

Studio Perencanaan

28

Persentase Produksi(Ton)

Produktivitas(Ton/Ha)

Panen(Ha)

10%

21% 2%

43%

46%

53% 43% 77% 4% Padi Sawah

Ubi Kayu

Ubi Jalar

Padi Sawah

Ubi Kayu

Ubi Jalar

Padi Sawah

Ubi Kayu

Perbandingan Luas Panen dan Produksi 100% 90%

10%

80% 70%

46%

60% 43%

50% 40%

77%

30% 20%

21%

10% 2%

0%

Padi Sawah

Ubi Kayu Panen(Ha)

29

Studio Perencanaan

Produksi(Ton)

Ubi Jalar

Ubi Jalar

Studio Perencanaan

30

Perkebunan Potensi komoditas utama sektor perkebunan yang dihasilkan di Kecamatan Bandungan adalah sayuran, buah-buahan dan bunga.

Contoh hasil sayuran seperti tomat maupun cabai yang ada di Desa Kenteng, hasil tanaman bunga seperti bunga krisan dan bunga tabur yang ada di Desa Duren dan Desa Kenteng, serta hasil buah-buahan kelengkeng, durian, dan khususnya alpukat yang ada di Desa Kenteng dan Desa Jetis. Persebaran wilayah potensial di sektor perkebunan yang ada di Kecamatan Bandungan saat ini masih di beberapa desa seperti Desa Kenteng, Desa Jetis, dan Desa Duren.

Permasalahan di sektor perkebunan pada Kecamatan Bandungan saat ini adalah masih kurangnya modal usaha, hal ini menyebabkan petani

mempunyai

kemampuan

yang

sangat

rendah

dalam Presentase Tanaman Biofarma di Kecamatan Bandungan

meningkatkan sarana produksi seperti alat perkebunan, pupuk atau pestisida. Permasalahan lainnya adalah harga benih yang tidak menentu yang terjadi hampir di seluruh kelurahan/desa di Kecamatan Bandungan,

banyaknya

alih

fungsi

lahan

dan

pemasaran

hasil

perkebunan yang kurang meluas akibat biaya operasional lebih tinggi

50% 45% 40% 35% 30%

daripada harga jual, sehingga mengalami ketimpangan dalam proses

25%

distribusi, permasalahan hama juga sangatlah berbahaya dikarenakan

20%

hama bisa merusak perkebunan yang akan panen. Kurangnya sosialisasi dari petugas kepada masyarakat yang menga-kibatkan kurangnya pemahaman, pendampingan dan penyuluhan yang direncanakan untuk meningkatkan pengetahuan di sektor perkebunan di Kecamatan Bandungan.

15% 10% 5% 0% Jahe

Lengkuas

Kencur

Luas Panen(m2)

Kunyit

Kapulaga

Temulawak

Produksi(Kg)

Studio Perencanaan

31

Persentase Luas Panen(m2)

Produksi Tanaman Buah(Kw) 3% 1%

Jahe

Mangga 11%

10% Lengkuas

Durian Pepaya

47%

21%

47%

Pisang

30%

Kencur Kunyit

Salak

Kapulaga

6%

Jambu Biji 6%

Temulawak

15% 1%

Produksi(Kg) 15%

Jahe 40%

Lengkuas Kencur

21%

Kunyit Kapulaga 5%

Temulawak 15%

4% Studio Perencanaan

32

Produksi (Kw)

Luas Panen(Ha) 13%

8%

23%

Cabai Besar

20%

Cabai Rawit

Cabai Besar

Kentang

Cabai Rawit Tomat 40%

18%

Kubis

28%

Tomat

Daun Bawang

17%

Terung

Daun Bawang Terung

5% 9%

13%

7%

0%

Perbandingan Luas Panen dan Produksi 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%

Cabai Besar

Cabai Rawit

Kentang

Luas Panen(Ha)

Kubis

Tomat

Produksi (Kw)

Daun Bawang

Terung Studio Perencanaan

33

Pariwisata Citra Bandungan sebagai Kecamatan Wisata dapat diperkuat

Banyaknya

hambatan

dan

rintangan

yang

harus

dihadapi

dengan mengembangkan industri kreatif yang melibatkan seluruh unsur

terutama jika tidak didukung oleh masyarakat sekitar tempat wisata

masyarakat di sana. Berbagai usaha ekonomi produktif dapat dilakukan

tersebut yaitu; kurangnya fasilitas toilet yang memadai, tidak terawat

warga untuk mendukung perkembangan pariwisata di Bandungan.

dan masih terbatas; fasilitas tempat sampah di beberapa wisata yang

Seperti modal hasil pertanian alpokat unggulan dari Desa Duren, batik

masih minim mengakibatkan pengunjung buang sampah sembarangan;

Sibori Kenteng dan lainnya. Ini yang harus dikembangkan untuk

kurangnya fasilitas penunjang ramah difabel; tidak terawatnya tempat

mendukung citra positif pariwisata di Kecamatan Bandungan. Agar

ibadah seperti musholla dan masjid; akses jalan yang susah menjadi

mutu pariwisata di Bandungan semakin baik perlu terus dilakukan

permasalahan tempat wisata.

kegiatan promosi, sehingga akan semakin banyak wisatawan yang Tabel Jumlah prasarana pariwisata di Kecamatan Bandungan

berkunjung ke tempat wisata yang ada di Bandungan.

Di Kecamatan Bandungan terdapat berbagai macam destinasi wisata yaitu Candi Gedong Songo, Taman Bunga Celosia, Mawar Camp Area, Umbul Sidomukti, Ampelgading. Selain itu juga ada penunjang pariwisata

seperti

penginapan,

villa,

pusat

pembelanjaan,

biro

perjalanan, jasa pemandu wisata yang bisa menjadi mata pencaharian bagi masyarakat Bandungan

Penunjang Pariwisata

Jumlah

Hostel/Motel/Losmen/Wisma

29

Hotel

104

Restoran/Rumah Makan Warung/Kedai Makan

13 370

Studio Perencanaan

34

Studio Perencanaan

35

Peternakan Perternakan yang ada di Kecamatan Bandungan terdiri atas ternak unggas yaitu ayam ras layer dan ayam ras broiler yang sekaligus menjadi potensi dalam sektor perternakan. Selain itu juga memiliki hewan ternak lain yaitu kambing, domba, kelinci, kuda, sapi potong, sapi perah, dan kerbau. Selain di ambil dagingnya hewan ternak juga di gunakan untuk kegiatan penunjang aktivitas pertanian maupun pariwisata.

Tabel Jumlah Hewan Ternak di Kecamatan Bandungan Nama Ternak

Jumlah

Kambing

11807

Domba

35170

Kelinci

166

Kuda

226

Sapi Potong

4126

Sapi Perah

1689

Kerbau

16

Nama Ternak Ayam Ras Layer

Jumlah 165661

Ayam Ras Broiler

878948

Ayam Buras

127736

Itik Itik Manila/Mentok

914 4497

Studio Perencanaan

36

Persentase Ternak Besar

Ternak Unggas 0%

0%

0% 11%

14%

Ayam Ras Layer

8%

Kambing

3% 22%

Ayam Ras Broiler

Domba Kelinci

Ayam Buras

Kuda

Itik

Sapi Potong

Burung Puyuh

Sapi Perah

Itik Manila/Mentok 66%

Kerbau

75%

Perbandingan Ternak Besar dan Ternak Unggas 4%

Jumlah Ternak Besar Jumlah Ternak Unggas

96%

Studio Perencanaan

37

PDRB DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB SERI 2018 - 2020 MENURUT LAPANGAN USAHA 40 35

Presentase

30 25 20

KETERANGAN A. Pertanian,Kehutanan & Perikanan

J. Informasi dan Komunikasi

B. Pertambangan dan Penggalian

K. Jasa Keuangan dan Asuransi

C. Industri Pengolahan

L. Real Estate

D. Pengadaan Listrik dan Gas

M,N. Jasa Perusahaan

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

F. Konstruksi

15 10

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5

H. Transportasi dan Pergudangan

0

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2018

2019

P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U. Jasa lainnya

2020

Sedangkan Kecamatan Bandungan sendiri sebagai penyumbang Berdasarkan grafik tersebut penyumbang grafik terbesar di

PDRB di Kabupaten Semarang yang berasal dari sektor pertanian,

Kabupaten Semarang adalah industri pengolahan. Hal itu di buktikan

kehutanan & perikanan yang pada tahun 2020 mengalami peningkatan

dengan presentase yang stabil dari tahun ke tahun mulai pada tahun

hasil sejumlah 11,19% dari tahun yang sebelumnya. Peranan Bandungan

2018 sejumlah 39,05%, 2019 sejumlah 39,34% dan 2020 sejumlah 39,03%.

yang di dominasi dengan sektor pertanian khususnya berada di Desa

Pada tahun 2019 mengalai kenaikan namun pada tahun 2020 sedikit

Duren, Jetis, dan Candi yang merupakan sentra produksi dan hasil

terjadi penurunan namun masih dalam kisaran 39 %.

pertanian yang kemudian pendistribusiaannya berada di Pasar Agro.

Studio Perencanaan

38

Potensi Pertanian

Pariwisata

Dalam sektor pertanian yang paling berpotensi berada di desa

Banyaknya tempat wisata yang menarik pengunjung dari dalam

Duren, Jetis dan Candi yang menghasilkan bahan pangan pokok yang

daerah maupun luar daerah Bandungan. Seperti wisata I’ampel Gading

sudah tersebar di semua Wilayah Bandungan. Untuk tanah pertanian

Homeland yang masyarakatnya saling berkerja sama dalam pengelolaan

milik

sesuai

tempat wisata, wisata kuliner persawahan di Desa Duren dan Desa

bidangnya atau sesuai hasil taninya sendiri. Pusat penindustrian hasil

Sidomukti, Pereng Putih dan Wisata Kreo yang akan dikembangkan di

tani berada di Pasar Agro. Banyaknya perkebunan yang menghasilkan

Desa Duren, Perhotelan Amanda dan Nugraha Wisata yang ada di Desa

sayuran, buah-buahan, dan bunga. Contohnya hasil sayuran seperti

Kenteng maupun hotel-hotel lain yang tersebar di beberapa desa, Air

tomat maupun cabai yang ada di Desa Kenteng, hasil tanaman bunga

Terjun Curug Delima yang ada di bawah Umbul Sidomukti, Home Stay

seperti bunga krisan dan bunga tabur yang ada di Desa Duren dan Desa

yang ada di Desa Kenteng, rencana pembuatan ruang publik berwujud

Kenteng, serta hasil buah-buahan khususnya alpukat yang ada di Desa

lapangan hijau yang diperuntukan bagi para lansia dan ruang ramah

Kenteng dan Jetis.

anak maupun ruang olahraga yang ada di Kenteng.

pribadi

dan

kelompok

tani

sudah

terkelompokkan

Kesenian Kecamatan Bandungan memiliki daya tarik bagi wisatawan khususnya di bidang kesenian, antara lain Kuda lumping dan Ketoprak.

Kesenian ini biasanya tampil pada saat acara resmi maupun tidak resmi seperti syukuran kecamatan, pernikahan dll. Selain itu di Kecamatan Bandungan masih menjunjung tinggi adat leluhur yaiti upacara nyadran atau sedekah desa.

UMKM Adanya pengembangan kuliner UMKM lokal seperti Untir-untir, Torakur (tomat rasa kurma), dan Bir Pletok yang ada di Desa Kenteng, serta wajik. Adanya pengembangan produk local seperti Batik Sibori di Desa Kenteng dan UMKM Online Rumah Industri Pot Kayu di Desa Jetis.

Letaknya

yang

strategis

khususnya di Desa Jetis.

sehingga

membuat

gerbang

pariwisata

Studio Perencanaan

39

Studio Perencanaan

40

Permasalahan Pertanian Untuk pertanian masih terkendala pada kurang meratanya Kartu Tani, pupuk yang masih terkendala juga dikarenakan biaya terutama di Desa Duren, dan harga benih yang tidak menentu yang terjadi di hampir seluruh kelurahan/desa di Bandungan. Banyaknya pengalihan fungsi

lahan, dan pemasaran buah kelengkeng kurang meluas akibat biaya operasional lebih tinggi daripada harga jual, sehingga mengalami

Jalan Kerusakan jalan yang diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain

air hujan yang ada di Desa Sidomukti, dan beban kendaraan, serta jalan yang kurang sempurna karena sempitnya jalan di Desa Kenteng khususnya.

Drainase Drainase

yang

belum

tertata

di

Desa

Kenteng

dan

ketimpangan dalam proses distribusi.

pembersihannya yang belum rutin. Untuk Gedong Songo masih

Pariwisata

mengalami banjir yang diakibatkan drainase yang kurang memadai

Dalam sektor pariwisata terdapat permasalahan di perijinan untuk membuka wisata karena di rtrw masih tertulis kawasan hijau sedangkan kepres sudah tertulis kawasan wisata. Kurang memadai infrastruktur,

namun sudah ada rencana untuk pembangunan drainase di Gedung Songo tersebut

Sanitasi

salah satunya jalan menuju kawasan wisata tersebut seperti di Desa

Kurangnya sanitasi dan air serapan yang memadai di sebagian

Duren. Contohnya Wisata Ampel Gading dan Gasem Park yang jalannya

besar wilayah Kecamatan Bandungan sehingga berkurangnya air di

masih sempit untuk dilalui kendaraan dan ada juga yang masih banyak

beberapa desa yaitu kelurahan Bandungan, sebagian desa duren, desa

berlubang

jetis, desa sidomukti, dan minimnya air akibat pengeboran tanah.

41

Studio Perencanaan

Organisasi Akibat masa pandemi, organisasi masyarakat salah satunya karang taruna belum melakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelum masa pandemi.

Pendidikan Dalam bidang pendidikan masih kurang adanya sarana SMA/SMK yang khusus dari reguler atau pemerintah, sudah ada pengusulan mengenai

masalah

tersebut

tapi

belum

mendapat

respon

dari

pemerintah pusat.

Tempat pembuangan sampah Belum ada kesadaran mengenai pembuangan sampah sesuai tempatnya salah satunya berada di Desa Kenteng. Serta jumlah TPS yang belum memenuhi standar dalam menampung kotoran sampah seharihari masyarakat Kecamatan Bandungan.

42

Studio Perencanaan

Studio Perencanaan

43

01

ORGANISASI PKK Organisasi Umum

02

Menurut data yang kami dapat dari survei Studio sebelumnya

KARANG TARUNA

bahwa Kecamatan Bandungan memiliki 4 organisasi umum yang masih aktif antara lain yaitu organisasi PKK, karang taruna, kelompok tani, dan organisasi Linmas.

Dari 4 organisasi tersebut ada organisasi kelompok tani lebih aktif

03

KELOMPOK TANI

04

LINMAS

karena kecamatan Bandungan berpotensi di bidang pertanian dan perkebunan sehingga masyarakatnya pun berprofesi sebagai petani.

Sedangkan organanisasi yang lain juga aktif namun belum maksimal.

Studio Perencanaan

48

Analisis SWOT

S 1.

TRENGTHS

Lokasi yang strategis untuk sector pertanian, dan

W 1.

perkebunan berupa sayuran, sawah padi, dan lain sebagainnya. Karena berada dibagian bawah kaki

2.

Gunung Ungaran dengan lahan/tanah yang subur.

2.

3.

Memiliki Beragam tempat Destinasi Wisata.

Berkembangnya rumah industry, Kuliner, dan Produk lokal (Batik Shibori) sebagai dampak

4.

3.

4.

1.

Berpeluang banyaknya lapangan pekerjaan.

2.

Berpeluang menjadi wisata kuliner.

Perijinan yang sulit dalam membuka

3.

Usaha penginapan.

kawasan wisata.

4.

Meningkatkan daya tarik masyarakat local maupun

Infrastruktur jalan yang kurang baik

5.

Kurangnya TPS .

Luas jalan kurang lebar dibandingkan

6.

Peningkatan

melewati daerah tersebut.

Kawasan perbukitan dengan potensi pemanda-

T

ngan alam yang indah.

7.

Kurangnya air resapan yang mengaki-

1.

Kegiatan pengeboran tanah mengaki-

perekonomian

dan

pendapatan

daerah karena pengembangan kawasan wisata.

batkan minimnya air.

Kurangnya pemeliharaan jaringan drainase yang ada.

6.

inter local karena terdapat banyak kuliner

menuju kawasan wisata.

Memiliki tradisi dan kebudayaan yang masih terpewisata.

PPURTUNITIES

penyuluhan, dalam sector pertanian.

perkembangan kawasan wisata.

5.

O

Kurangnya modal usaha, pelatihan atau

dengan kapasistas kendaraan yang sering

lihara sampai sekarang, bahkan menjadi antraksi 5.

EAKNESS

HREATS

6.

Ruang terbuka hijau yang masih sangat luas.

7.

Memiliki sarana Pendidikan yang memadai

batkan kurangnya air di kelurahan Ban-

permasalah karena banyaknya parkir liar, serta

Beragamnya tenaga Kesehatan di wilayah Kecama-

dungan, Sebagian desa Duren, desa Jetis,

luas jalan yang kurang lebar dibandingkan

tan Bandungan mendukung untuk terpenuhinya

desa Sidomuki.

dengan kapasitas kendaraan.

8.

pertolongan dan pencengahan penyakit.

8.

belum ada kesadaran mengenai pembu-

2.

angan sampah sesuai tempatnya.

Kemacetan yang terkadang masih menjadi

Bau busuk disekitar TPS salah satunya TPS Jimbaran

3.

Adanya ancaman bahaya Gerakan tanah dan longsor

Studio Perencanaan

44

EKSTERNAL

INTERNAL

STRENGTHS •

WEAKNESS

Lokasi yang strategis, banyaknya tempat wisata, dan sarana yang terpenuhi akan berpeluang

•

banyaknya lapangan pekerjaan dan membuka

pengadaan sarana prasarana yang dibutuhkan

usaha berupa penginapan, dan usaha lainnya bagi masyarakat sekitar.

•

OPPURTUNITIES

masyarakat terkait kegiatan dalam sektor pertanian.

•

Banyaknya kawasan wisata dan potensi kawasan akan menambah daya tarik

Peningkatan sarana prasarana pendukung untuk menunjang kegiatan wisata.

•

Peningkatan kualitas sistem Drainase dan

masyarakat local dan inter local untuk

pemenuhan kebutuhan sarana prasarana secara

berkunjung sehingga secara tidak langsung

merata untuk meningkatkan per-ekonomian dan

akan menambah pendapatan dan perekonomian daerah dan masyarakat sekitar.

•

Pengadaan sosialisasi atau penyuluhan dan juga

pendapatan daerah •

Peningkatan/pemenuhan sarana persampahan dan

Pemenuhan sarana dan prasarana secara

sosialisasi terkait penyebab dan pembuangan

merata akan meningkatkan kualitas SDM yang

sampah sesuai tempatnya.

baik.

• •

Pengaturan dan pengadaan kemanan dan lahan

pelebaran ruas jalan sesuai kapasitas kendaraan yang ada.

khusus parkir, agar masyarakat local dan inter

THREATS

local mendapat repon positif.

• •

Peningkatan kualitas prasarana jaringan jalan dan

•

Perlunya penyuluhan atau kegiatan sosi-alisasi dari

Pengendalian dan peningkatan infrastruktur

pemerintah terkait Sarana persampahan, baik itu

pengendalian bencana.

pembuangan sam-pah harus pada tempatnya

Pencegahan penyakit dan perawatan TPS yang

maupun pema-nfaatanya. Dan peningkatan

ada secara berkala

pemeliharaan Prasarana persam-pahan yang telah ada.

Studio Perencanaan

45

INDIKASI PROGRAM

▶

Dengan banyaknya pilihan wisata baik dari sarana nya sampai dengan terbuka nya lapangan kerja yang cukup banyak, membuat indikasi program yang cocok ialah pemeliharaan dari segi sarana dan prasarana tempat wisata agar terciptanya respon yang baik dari wisatawan dari pemeliharaan hal tersebut dan faktor penunjang lainnya.

▶

Penambahan pendapatan asli daerah dengan makin banyaknya potensi, program pengawasan langsung dari pemerintah harus sangat efektif agar terawasinya segala potensi kawasan khususnya pariwisata contohnya dengan melalui retribusi daerah.

▶

Sosialisasi atau penyuluhan secara menyeluruh dari berbagai sektor seperti pariwisata, pertanian, dan juga kondisi fisik dan nonfisik. Hal tersebut agar lebih mengerti mengenai pengembangan, pemeliharaan di berbagai sektor yang nantinya akan mengubah sebagaian konsep yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.

▶

Pengendalian dan pengawasan secara langsung mengenai infrastruktur yang ada dan yang sedang berlangsung, agar pembangunan tepat sasaran. Kemudian juga pengendalian infrastuktur tanggap terhadap bencana alam.

▶

Penyuluhan mengenai sarana persampahan agar lebih bijak dalam menggunakannya. Kemudian perlunya pemanfaatan dengan penggunaan kembali sampah yang sudah terpakai.

Studio Perencanaan

46

Konsep Perancangan

Kecamatan Bandungan yang memiliki potensi pada sektor pariwisata dan sektor pertanian yang menjadi hal penting dalam

Tujuan

pengadaan pembangunan yang strategis. Maka dari itu perlu adanya

► Eco Tourism : Mengkonversi warisan alam dan budaya, termasuk

konsep pengembangan berbasis potensi dan masalah yang ada yaitu

keanekaragaman hayati dan budaya asli di kawasan wisata serta

dengan menerapkan konsep Smart, Eco, Tourism yang memadukan

memberikan

kondisi eksisting dan potensi yang ada .

penduduk

pembelajaran

tentang

kepada

lingkungan,

pengunjung

sumber

daya

sekaligus

heritage,

serta

keberlan-jutan.

Konsep yang digunakan untuk merumuskan konstruksi model pengembangan kawasan wisata menuju Smart Eco-Tourism. Metode pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dokumentasi, dan Focused Group Discussion. Analisis data menggunakan metode kualitatif dan analisis SWOT. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kemauan politik

pemerintah

di

Kecamatan

Bandungan,

serta

partisipasi

masyarakat setempat memberikan kontribusi yang besar terhadap

► Smart Living : mendorong situasi kawa-san wisata prioritas yang kondusif dan nyaman bagi masyrakat dan wisatawan, melalui penyediaan transportasi, logis-tik yang tentram, aman dan ramah

lingkungan. ► Smart Farming : mengembangkan operasional pertanian dengan meman-faatkan teknologi

pengembangan kawasan wisata. Analisis faktor internal dan eksternal digunakan untuk merumuskan alternatif strategi pembangunan yang meliputi konservasi dan revitalisasi seni budaya, pelestarian alam dan lingkungan.

Pengembangan

produk

wisata

kawasan

bandungan

dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Peningkatan sarana dan prasarana, meliputi Peningkatan Kualitas SDM, Penguatan kelembagaan kawasan

wisata,

sistem

pemasaran,

dan

peningkatan

partisipasi

masyarakat.

Studio Perencanaan

47

Rtrw Kecamatan Bandungan Rencana Pola Tata Ruang Rencana Pola ruang di Kecamatan Bandungan terbagi menjadi 2 Kawasan, yaitu : ▶ Kawasan Lindung Kawasan Hutan Lindung terdapat di Desa Sidomukti, Duren, Kenteng, dan Kelurahan Bandungan. Kawasan Rawan Longsor yang terpusat di Kelurahan Bandungan, Desa Duren, Kenteng, dan Candi.

Kawasan Resapan Air banyak berada di Kelurahan Bandungan, Desa Kenteng, Candi, dan Sidomukti. ▶ Kawasan Budidaya Di Kecamatan Bandungan terdapat 6 Kawasan Budidaya antara lain ; Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas yang terdapat di wilayah Desa Kenteng dan Desa Sidomukti. Kawasan Peruntukan Perkebunan

yang

paling

banyak

terdapat

di

wilayah

Desa

Banyukuning, dan tersebar dihampir seluruh wilayah Kecamatan.

Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Hortikultura banyak terdapat di wilayah Desa Banyukuning, Desa Candi, Desa Pakopen.

Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan terdapat di Kecamatan

Bandungan

diperuntukan

untuk

dan

hampir

Kawasan

ini.

seluruh

Desa/Kelurahan

Kawasan

Peruntukan

Permukiman Perdesaan tersebar di semua wilayah Desa/Kelurahan.

Kawasan Peruntukan Permukiman Perkotaan, kawasan ini terdapat di Desa Kenteng, Jetis, Jimbaran, dan Kelurahan Bandungan.

Kawasan ini rata rata terdapat di sekitar Jalan Utama.

Studio Perencanaan

49

Rencana Struktur Ruang Wilayah

Penetapan Kawasan Strategis

Di Kecamatan Bandungan memiliki 2 Rencana Struktur Ruang, yaitu :

Kawasan Strategis di Kecamatan Bandungan ada 3, yaitu :

1. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan),terdapat di Desa Duren.

KSP Bidang Social Budaya berada di Kawasan Candi Gedongsongo.

PPK

sendiri

berfungsi

Permukiman,

KSP Bidang Pendayagunaan SDA dan Teknologi Tinggi di Kawasan

Pengembangan ekonomi lokal skala

pemanfaatan panas Bumi Gunung Ungaran yang ada di wilayah Desa

sebagai

Perdagangan dan jasa, serta

Pusat

Pelayanan

Kecamatan.

Candi.

2. Terminal Tipe C

KSK Perlindungan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup, berada di

Rencana Terminal angkutan penumpang tipe C salah satunya terdapat

Kawasan lindung Gunung Ungaran.

di Kawasan Pariwisata Bandungan.

Studio Perencanaan

50