Pontianak Post

Page 27

Pontianak Post

Selasa 12 Maret 2013

aneka kalbar

27

Izin Sawit di Lahan Gambut

HERI MUSTARI/KAPUASPOST

ANDALAN: Transportasi sungai tetap jadi andalan warga di daerah. Apalagi ketika musim penghujan, dimana jalan yang ada tak bisa dilewati karena berlumpur.

Kapolres Dukung JSPP Sambungan dari halaman 17

sebelum Pontianak Post bersilaturahmi ke Polres Sintang. Menyusul pelaksanaan jalan sehat di Sintang sudah terpublikasi dan banyak masyarakat sudah memborong kuponnya. Apresiasi besar Kapolres terhadap pelaksanaan jalan sehat ini juga ditandai dengan membahas singkat masalah teknis untuk rute yang akan dilalui peserta. Yang intinya semua bisa berjalan lancar dan sukses, sehingga pengamanan rute peserta nanti akan diberi-

kan perhatian. “Panitia mungkin bisa rapat bersama dengan jajaran SatLantas kalau untuk pengamanan rute. Membicarakan teknis di lapangan (rute) saat hari pelaksanaan,” kata Kapolres. Sementara untuk jalan sehat di Sintang, keikutsertaanya juga terbuka bagi masyarakat Kabupaten terdekat. Seperti masyarakat Melawi, Kapuas Hulu serta Sekadau. Jalan sehat spektakuler itu sendiri digelar serentak di tujuh kota/ kabupaten di Kalimantan Barat. Untuk di Sintang, Pontianak Post bekerjasama den-

gan Korem 121/ABW dalam penyelenggaraannya.

Jalan sehat ini, selain berhadiah utama satu unit rumah lengkap furniture, juga meny-

iapkan hadiah menarik seperti sepeda motor, televisi dan berbagai macam lainnya juga akan diberikan kepada peserta yang beruntung. Dan semua peserta akan mempunyai kesempatan sama. Sementara untuk mendapatkan kupon jalan sehat bisa dengan mendatangi kantor Biro Pontianak Post Sintang jalan JC Oevang Oeray atau menghubungi nomor telepon 081345107773 (Sutami Biro Pontianak Post Sintang). Pelaksanaan jalan sehat HUT ke 40 Pontianak Post di Sintang ini juga turut didukung harian Kapuas Post. (stm)

perundingan. Mungkin, akan memakan waktu lebih lama. Akan tetapi, itu akan lebih baik, ketimbang dibiarkan berlarut-larut hingga korban terus berjatuhan. “Ada mahkamah Internasional. Kita yang di daerah perbatasan Kalbar, Aruk, Jagoi, Entikong dan Badau, tak perlu ikut campur. Juga tak perlu terprovokasi keduanya. Masing-masing tentu punya argumen sendiri sendiri untu mengklaim sebagai wilayah mereka,” kata Presiden Front Pembela Dayak (FPD) ini. Mantan Ketua DPRD Bengkayang ini sangat menyayangkan apabila konflik di utara

Kalimantan itu akan memberikan dampak negatif buat masyarakat Indonesia yang ada di perbatasan. “Besar kecil jelas berdampak. Terutama buat warga kita yang menjadi TKI (pekerja sawit) di sana. Tentu mereka was-was.” Belakangan konflik mulai mereda, dan masyarakat sudah beraktivitas sebagaimana biasa. “Tetapi itu pun tetap diwaspadai, khususnya oleh masyarakat Indonesia yang bekerja di sana, sebab situasi keamanan belum benar-benar pulih sebagaimana sebelum penyerangan tersebut,” katanya mengakhiri. (ing)

kondisi Nsm sudah berdarah di kepala dan posisi nya sudah tumbang kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan, sementara Afn seketika itu juga dibawa ke Polsek untuk dimintai keterangan,” katanya. Atas kejadian tersebut, lanjutnya, adik kandung korban, Ndt (33) membuat laporan ke Polsek Singkawang. “Sementara ini pelaku kita amankan, dan akan dikenakan Pasal 44 UU 23 Tahun 2004 tentang tindak pidana penghapusan kekerasan rumah tangga

dengan ancaman hukuman lima tahun, namun jika dalam perkembangannya nanti mengakibatkan luka berat akan diancam hukuman sepuluh tahun,” katanya. Pelaku kemudian ditahan sementara di Mapolsek Singkawang Selatan, Barang Bukti yang diamankan petugas adalah satu buah pisau warga putih dengan pegangan warna hitam. Korban setelah mendapatkan perawatan sebanyak delapan jahitan di kepalanya, sudah pulang ke rumah dan hari ni dimintai keterangan di Mapolsek.(fah)

kalau rekayasa,” kata Rabab, kemarin Minggu (10/3). Rabab mempunyai fotofoto anak lagi bekerja di PT SSA. Semua didokumentasikan langsung olehnya, sebagai tindak lanjut laporan masyarakat setempat. Yakni orang tua yang anaknya bekerja di perusahaan, dan pernyataan itu dibuat secara tertulis. Berisi upah anaknya belum dibayar penuh untuk bibit 1000 polibek, hanya 400

polibek yang sudah mendapatkan kompensasi. Tapi bentuknya bukan berupa uang tunai melainkan beras. Karena itu Rabab meminta pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan perusahaan yang diduga sudah mempekerjakan anak dibawah umur. Pasalnya bisa berdampak negatif bagi anak, yakni malas sekolah karena merasa sudah dapat menghasilkan uang. (stm)

Untuk menjadi peserta jalan sehat sendiri sangat mudah. Cukup dengan membayar Rp.10.000, satu kupon jalan sehat bisa didapatkan. Yang tiap kupon tersebut nanti akan diundi buat menentukan pemenang. Baik untuk hadiah utama berupa satu unit rumah maupun hadiah menarik lainnya.

Jangan Terprovokasi Sambungan dari halaman 17

masih satu rumpun dan satu pulau, Kalimantan, memungkinkan ikatan emosional se pulau akan dikedepankan. Namun, Petrus meyakini, kedewasaan dan pola pikir warga perbatasan, tidak akan semudah itu terprovokasi dari keduabelah pihak yang berkonflik. Apalagi, ditinjau dari sisi jarak daerah yg bergolak, tidak persis bersebelahan. Namun, karena, menyangkut daerah perbatasan bisa saja penyusup dari kedua belah pihak memanfaatkan kondisi geografis tersebut. “Karena jarak yang dekat

dengan kita,” tambahnya. Beruntung, imbuhnya, TNI sudah memperketat penjagaan di kawasan perbatasan untuk menyikapi konflik tersebut. Pun demikian, diharapkan personil TNI yang diturunkan, tak hanya sekadar patroli atau pun menjaga kawasan perbatasan, namun juga ambil bagian dalam sosialisasi terhadap masyarakat perbatasan. Tak hanya di radius terdekat pada kawasan konflik, tetapi di sepanjang perbatasan yang ada. Menilik permasalahan yang ada, diterangkannya kedua belah pihak harus mengedepankan

Cemburu, Istri Dibacok Sambungan dari halaman 17

“Istrinya saat datang ke rumah tidak ada, Afn kemudian mencarinya hingga melihat sang istri di sebuah warung mie di daerah Kaliasin Luar, namun sebelumnya berdasarkan keterangan yang dikumpulkan pelaku dan korban (suami dan istri) sering cekcok, dan selama ini komunikasi keduanya kurang baik,” katanya. Mengetahui sang suami datang, dikatakan Supianik, Nsm yang awalnya sedang mengobrol berdua dengan penjual

mie, kemudian pindah ke rumah yang tidak jauh dari tempat tersebut. “Afn pun mendatangi sang istri yang sedang berada di rumah, langsung melayangkan pisau yang memang dibawanya,” katanya. Melihat kejadian tersebut, lanjut Supianik, warga yang melihatnya selanjutnya memberitahukan kepada Petugas Polsek Singkawang Selatan. Hingga akhirnya beberapa anggota polisi datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Saat datang, kita melihat

Yakin Bukan Rekayasa Sambungan dari halaman 17

Karena itu, Famki menilai kalau pihak indepen perlu turun untuk menginvestigasi soal anak bawah umur yang bekerja di perkebunan kelapa sawit. Harapannya, masalah tersebut bisa ditangani secara objektif. Seperti diberitakan (11/3) Sekrestaris Desa Nanga Kesange Ambalau Sintang, Rabab, memastikan kalau rekaman

gambar maupun video perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Sinar Sawit Andalan (SSA) telah mempekerjakan anak dibawah umur tanpa rekayasa. Tudingan yang menyebut dirinya sengaja merekayasa dibantah. “Saya berani di sumpah secara adat maupun agama, kalau anak dibawah umur bekerja di PT SSA adalah benar. Foto dan tayangan yang beredar itu asli. Tidak benar

Pengguna Sabu Diringkus Sambungan dari halaman 17

tuding mengenai kepemilikan sabu sebesar. Th alias Bu menuding jika sabu-sabu tersebut milik Ad. Sebaliknya Ad menuding sabu tersebut milik Th aliasn Bu. Bahkan ia mengaku jika empat paket kecil sabu itu dibelinya dari tangan Th alias Ab. “ Me re k a m e m b e r i k a n kronologi yang berbeda, tetapi itu hak mereka. Karena keterangan yang tersangka berikat nilainya rendah dan untuk pembuktian itu hanya ada di Pengadilan,” kata Kasat. Sementara itu, Ad mengatakan jika sabu dua gram itu milik Th alias Bu, sedangkan untuk empat paket kecil ia mengakui jika itu miliknya. Namun Ad membantah jika dituduh sebagai pengedar, lantaran ia merasa hanya

sebagai pemakai. Sedangkan Ad mengaku jika timbangan yang digital yang ditemukan di kamar kostnya itu milik Th alias Bu. “Yang dua gram itu punya dia,” kata Ad sambil menunjuk Th alias Bu. Kendati demikian, Ad tidak membantah jika ia dituduh sebagai pengkonsumsi sabu. Bahkan itu sudah dilakukan selama kurun waktu dua tahun terakhir ini. Barang haram tersebut dibelinya di Pontianak dan pengakuannya diperoleh di Beting. “Saya datang sendiri ke Pontianak dan langsung ke Beting untuk membeli sabu. Kedua orang tua saya tidak mengetahui jika saya mengisap sabu. Tetapi kalau sabusabu empat paket kecil itu saya beli dari Bu,” ungkap Ad. Sedangkan dengan Th alias

PUTUSSIBAU – Upaya meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan rakyat terus dilakukan pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu. salah satu diantaranya dengan mendorong masuknya investasi perkebunan sawit. Hanya saja, pemerintah daerah di ingatkan untuk hati-hati dalam pemberian izin kepada para investor perkebunan sawit tersebut. “Hati-hati. Jangan sampai menyalahi aturan. Terutama dalam hal lahan. Salah satunya yang terkait perizinan di lahan gambut,” ingat Ir Agustinus Kasmayani, MH, Anggota DPRD Kapuas Hulu. Dikatakan Politisi Partai Demokrat ini, dalam pemberian izin perkebunan sawit harus memperhatikan salah satunya Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Budidaya Kelapa Sawit. Yaitu Permentan No. 14/Permen-

membeli sabu tersebut dari dirinya. “Saya hubungi Ad, tanya bahan (kode untuk sabu.red), dia bilang ada, tapi harganya tinggi,” kata Bu. Th alias Bu mengaku sudah lama menjadi pencandu narkotika jenis sabu-sabu. Kendati demikian ia mengakui jika sempat berhenti selama lima tahun dan berangkat kerja ke Batam. Namun ketika kembali ke Kalbar, ia kembali mengkonsumsi Sabu. “Saya berangkat dari Sungai Duri untuk membeli bakso dan langsat punggur, titipan orang tua angkat. Sebelumnya sudah menghubungi Ad untuk membeli sabu-sabu,” kata Bu. Dalam kasus tersebut, keduanya bakal dijerat UU No 35 tahun 2009 Tentang Narkotika, pasal 114 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. (mse)

but bukan pasir kuarsa dan bukan tanah sulfat masam, tingkat kematangan gambut saprik (matang) atau hemik (setengah matang), dan tingkat kesuburan tanah gambut eutropik. “Dan penting juga dalam pengusahaan budidaya kelapa sawit di lahan gambut adalah dengan tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan,” ujarnya. Di Kalbar, lahan gambut tersebar di Kab. Kapuas Hulu, Sambas, Pontianak, Kubu Raya dan Ketapang dengan total luasan 1,73 juta hektar . Di Kapuas Hulu memiliki luas 67.082 Hektar. Anggota DPRD yang terpilih dari zona dua ini beharap, luasan lahan gambut itu tidak tergerus dan terus berkurang akibat ekspansi perkebunan sawit. Mengingat, lahan gambut memiliki arti penting bagi lingkungan. (w@Nk)

tor itu terus membuntuti kedua pelaku yang kabur tersebut. Keduanya berhasil dikejar, dan berada tak jauh dari Asrama Kepolisian di Jalan K.S Tubun. Oleh pengendara itu, langsung menendang stang sepeda motor pelaku, hingga akhirnya keduanya tersungkur di parit. Karena panik, keduanya lantas kabur masuk ke dalam hutan. Warga yang mengetahui insiden itu, lantas berdatangan dan sambil berteriak. Ada yang berteriak untuk membakar motor yang ditinggal pelaku. Apalagi kawasan tersebut dekat dengan pemukiman penduduk. Menerima informasi dari warga, polisi pun langsung mendatangi lokasi kejadian (tempat dimana pelaku terjatuh.red). Polisi lantas melakukan penyisiran tempat pelarian pelaku. Setelah dilakukan pencarian selama kurang lebih dua jam, keduanya berhasil ditemukan, tapi di tempat yang terpisah dalam kondisi fisik lemah. Satu pelaku berinisial Fa ditemukan di hutan dekat bak air PDAM, sedangkan Ma ditemukan tak jauh dari lokasi tersebut. Keduanya pun langsung digelandang ke Polres Singkawan, sekitar pukul 00.00 WIB. Ternyata setelah kurang lebih tiga jam diamankan di Polres, kondisi fisik salah seorang pelaku, yang diketahui bernama Fa masih tampak lemah. Tepat pukul 03.00 Fa dilarikan ke Rumah Sakit Abdul Azis. Tak berselang lama, sampai di rumah sakit, Fa sudah tewas. Polisi menduga kuat jika Fa meninggal dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Kendati demikian polisi belum bisa memastikan penyebab tewasnya Fa. Saat dikonfirmasi, Kapolres Singkawang, AKBP Prianto, melalui Kasat Reskrim AKP Isbullah membenarkan jika pihaknya mengamankan kedua pelaku pejambretan tersebut. “Pelaku diamankan setelah kita melakukan pencarian. Keduanya diamankan dengan kondisi fisik yang lemah. Hanya saja, Fa ketika dilarikan ke rumah sakit, sudah meninggal dunia dan diperkirakan

meninggal di perjalanan,” jelas AKP Isbullah kepada wartawan, Senin (11/3) di ruangannya. Ia pun membenarkan jika korban terjatuh ke parit akibat stang motornya ditendang pengendara motor misterius. Hingga saat ini pun polisi belum mengetahui siapa pengendara itu. “Fa dan rekannya, Ma, kabur usai mengambil dompet milik Kurniasih. Pelaku tidak menyadari jika dia dikejar pengendara motor lain. Sampai di K.S Tubun, pelaku berhasil dikejar dan stang sepeda motor ditendang hingga terjatuh ke parit dan kemudian kabur ke hutan, dan disisiri anggota Polres yang berhasil menemukan mereka,” jelas Kasat. Meski polisi belum bisa menyimpulkan penyebab tewasnya Fa. Namun dari fisik Fa, memang ditemukan luka lecet di kedua siku dan rahang kiri lebam. Dan polisi menegaskan jika Fa tewas bukan karena ditembak seperti isu yang beredar. Lalu, apakah karena dikeroyok massa ? “Tidak bisa pastikan penyebab tewasnya karena saya tidak melihat, tetapi yang pasti Fa tewas bukan karena ditembak. Keterangan dari dokter, memang ada luka lebam di rahang kiri dan lecet di kedua siku,” ungkap Isbullah. Sejauh ini, kata Kasat, Polisi masih melakukan penyelidikan terkait dengan track record kedua pelaku. Pasalnya diketahui dari identitas jika keduanya warga yang berdomisili di Singkawang. “Fa memang asal Singkawang, tapi lama tinggal di Pinyuh Dalam, sedangkan Ma warga Dusun Nusapati, Desa Galang, Kabupaten Pontianak. Kita koordinasikan dengan Polresta Pontianak mengenai kasus mereka,” jelas Kasat Sementara itu, Wartawan koran belum bisa memancarai rekan korban, Ma, karena baru menjalani pemeriksaan kepolisian pada kemarin siang. “Besok saja, ya. Ma masih kita pintai keterangan,” kata Kasat singkat. Hingga berita ini diturunkan, kasus tersebut masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. (mse)

Jambret Tewas Sambungan dari halaman 17

polisi menegaskan tidak adanya luka tembak pada tubuh pelaku. Dalam aksi itu, Fa tidak bekerja sendiri melainkan bersama rekannya berinisial Ma. Dari tangan keduanya, polisi menyita barang bukti, dompet warna coklat dengan corak putih, kartu identitas, uang Rp42 ribu, anting-anting seberat 50 miligram yang merupakan milik korban dan helm KYT berwarna merah. Informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa itu berawal ketika korban yang datang dari arah Roban berangkat menuju ke Jalan Setia Budi untuk membeli nasi goreng. Usai membeli nasi goreng, sambil membonceng anaknya korban pun pulang menuju ke rumah. Tanpa disadari ada pengendara sepeda motor Yamaha Vixion KB2634 BO yang berboncengan membuntutinya. Belakangan diketahui pengendara sepeda motor itu ialah Fa, sedangkan yang dibonceng adalah Ma. Begitu tiba di Jalan Kalimantan, Fa lantas menyalip sepeda motor korban dari jalur dari kanan. Dengan sigap Fa langsung merampas dompet korban yang tersimpang di boks depan sepeda motor dan kemudian tancap gas alias kabur. Korban pun tak bisa berbuat apa-apa, hanya melihat pelaku kabur di kegelapan malam. Rupanya tidak hanya korban yang mengetahui kejadian itu, tapi ada pengendara sepeda motor lainnya yang juga melihat aksi pelaku. Tidak diketahui identitas pengendara motor tersebut, namun ia sempat menyarankan korban untuk melapor ke Polres Singkawang. Mendapat saran dari pengendara misterius itu, korban lantas berangkat ke Polres untuk melaporkan kejadian yang dialaminya. Sedangkan pengendara motor yang belakangan diketahui mengendarai motor matic itu langsung mengejar pelaku yang kabur ke arah Jalan Sudirman yang kemudian masuk ke Jalan K.S Tubun. Rupanya, pengendara mo-

Beli Sembako ke Distrik Mongkos dan Mapu Sambungan dari halaman 17

Bu, Ad mengaku sudah dikali sama-sama mengkonsumsi sabu-sabu dan mereka sudah saling kenal selama enam tahun terakhir. “Kami sudah saling kenal dalam waktu enam tahun terakhir ini. Sebelumnya pernah nyabu sama-sama di Gang Ceremai,” kata Ad. Sebaliknya Bu mengatakan jika semua sabu itu milik Ad. Barang bukti miliknya yang diamankan polisi hanya dua botol minuman penyegar, salah satu dari botol tersebut sudah dibuat bong dan uang sebesar Rp950 ribu. Namun ia mengakui jika kedatanganya ke Singkawang memang untuk membeli sabu dan karena itu, ia menghubungi Ad. Ia menyebutkan sabu itu sebagai batu atau bahan. Bahkan ke empat sabu itu diakuinya memang milik Ad, tidak seperti yang diakui Ad jika dia

tan/PL.110/2/2009 tanggal 16 Pebruari 2009. Permentan itu merupakan tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. “Dimana disebutkan bahwa pemanfaatan lahan gambut untuk budidaya kelapa sawit dapat dilakukan dengan memperhatikan karakteristik lahan gambut sehingga tidak menimbulkan kerusakan fungsi lingkungan,” tutur Kasmayani. Menurut aturan itu dikatakan Kasmayani, pengusahaan budidaya kelapa sawit dapat dilakukan di lahan gambut dengan memenuhi kriteria yang dapat menjamin kelestarian fungsi lahan gambut. Yaitu diusahakan hanya pada lahan masyarakat dan kawasan budidaya, ketebalan lapisan gambut kurang dari 3 (tiga) meter, substratum tanah mineral di bawah gam-

“Sasaran patroli yang kami lakukan selain mendukung pengamanan kawasan perbatasan juga untuk mengantisipasi peredaran senjata, bahan peledak hingga narkoba,” katanya. Pelintas kebanyakan warga setempat yang berada di Dusun Segumon Desa Lubuk Sabuk, barang yang dibawa mereka adalah kebutuhan pokok, imbuhnya. Ia mengaku prihatin den-

gan kondisi itu karena memang sebagian besar barangbarang kebutuhan pokok yang ada di kawasan perbatasan lebih banyak berasal dari Malaysia. “Mau bagaimana lagi, sebagian besar masyarakat menjual hasil bumi dan membeli kebutuhan pokoknya dari Malaysia karena minimnya pasokan dari negeri sendiri akibat akses jalan yang rusak parah,” ucapnya. Untuk aktivitas ekonomi di kawasan perbatasan melalui

jalur tikus memang sebenarnya tidak mudah karena harus melalui jalan berbukit. “ Te t a p i t e t a p d i p i l i h masyarakat karena untuk sampai ke kota Kecamatan Sekayam jauh lebih sulit daripada pergi ke Malaysia,” jelasnya. Ia menilai sejauh ini kondisi kawasan perbatasan Sekayam masih sangat kondusif. “Patroli tetap kami laksanakan rutin dan terkadang juga kami laksanakan patroli gabungan bersama polisi,” kata dia. (*)

rakyat diri tetap menginginkan ada penjelasan dari instansi terkait ikwal pembangunan gedung Pengadilan Ngabang. Karena keberadaan kantro pengadilan sudah menjad dambaan warga Ngabang. “Masak sidang pelanggaran lalintas saja harus ke Mempawah,” ujarnya

Belum lagi sambungnya, gedung di jalur dua yang direncanakan akan digunakan untuk kantor pengadilan sementara, bahkan untuk biaya rehabilitasnya pemerintah kembali menglontorkan Rp350 juta. “Namun sampai sekarang tidak difungsikan,” ungkap Apui. (wan)

Dipertanyakan Sambungan dari halaman 17

sepertinya terhenti. Bahkan sampai sekarang yang sudah dibangun hanya tiang-tiang. Pertanyaanya, apakah dana sekitar 1 miliar itu hanya untuk bangun tiang saja. Apakah tidak inklud satu gedung dananya 1 miliar. Sebagai wakil


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.