Pontianak Post

Page 3

Pontianak bisnis Pontianak Post

l

Rabu 7 Desember 2011

Rangsang BUMN Terbitkan Obligasi

SAHAM

Indeks Terseret Penurunan Rating Eropa JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dilanda sentimen negatif. Pada penutupan perdagangan kemarin indeks menipis 28,119 poin (0,74 persen) ke level 3.752,674. Sedangkan indeks LQ45 melemah 5,188 poin (0,77 persen) ke posisi 664,428. Research Analyst PT Panin Sekuritas Purwoko Sartono

mengatakan IHSG bergerak melemah menyusul sentimen negatif dari rencana pemangkasan peringkat 15 negara Eropa oleh Standard & Poor’s (S&P). ”Ketidakpastian penyelesaian masalah krisis utang Eropa membuat investor memilih keluar dari pasar finansial,” ujarnya, kemarin. Di sisi lain, kata Purwoko, sebenarnyaterlihatkondisimakroekonominasionalmasihstabil dan cukup kuat menghadapi gejolak perekonomian. Purwoko memproyeksikan indeks hari ini bergerak pada kisaran support 3.720 dan resistance 3.780. Frekuensi transaksi perdagangan mencapai 94.757 kali

padavolume2,765miliarlembar senilai Rp3,417 triliun. Sebanyak 160 saham naik, sisanya 160 turun, dan 93 stagnan. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) Rp295,723 miliar di seluruh pasar. Saham-saham yang naik signifikan (top gainers) di antaranya Delta Jakarta (DLTA) menguat Rp 500 ke Rp 108.500, Astra Agro (AALI) menanjak Rp250 ke Rp22.250, Goodyear (GDYR) melejit Rp200 ke Rp9.200, dan Multi Prima (LPIN) melesat Rp150 ke Rp2.150. Saham-saham yang turun cukup dalam (top losers) antara lain Gudang Garam (GGRM) drop Rp2.450 ke Rp62.850, Indo Tambangraya (ITMG) melemah Rp900 ke Rp38.750, Indo Tambangraya (ITMG) terkoreksi Rp750 ke Rp7.100, dan Adira Finance (ADMF) melorot Rp400 ke Rp10.700. Bursa Asia pada penutupan perdagangan kemarin; indeks komposit Shanghai drop 7,32 poin (0,31 persen) ke 2.325,90; indeks Hang Seng merosot 237,46 poin (1,24 persen) ke 18.942,23;indeksNikkei225tergerus 120,82 poin (1,39 persen) ke 8.575,16; dan indeks Straits Times melemah 7,94 poin (0,29 persen) ke 2.758,29. (gen/oki)

3

Lokomotif Kemajuan Ekonomi Kalbar

Agar BUMN Lebih Transparan

Data Obligasi Korporasi 2011 u Jumlah perusahaan

:30 : Rp30,66 Tdan USD 80 juta u Total Kapitalisasi Pasar : Rp131,27 T u Nilai Obligasi

Sumber : Bapepam-LK

MUSTAFA RAMLI/JAWA POS

BNI INSPIRING: Pendiri dan CEO Covey Link World Wide Stephen MR Covey (kiri) selaku pembicara dalam BNI Inspiring Lecture berbincang dengan Dirut BNI Gatot M. Suwondo (kanan) dan mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Fahmi Idris (tengah) saat kuliah umum BNI Inspiring Lecture Series, Selasa (6/12) di Jakarta. Kuliah umum tersebut mengangkat tema Smart Trust yang mengajarkan tentang bagaimana menerapkan smart trust di lingkungan sehingga dapat meningkatkanke pemimpinan dan kepecayaan secara luas.

Harga Minyak Mulai Naik JAKARTA—Para pelaku usahayangmemilikieksposur bahan bakar minyak (BBM) tinggi terhadap kegiatan usahanya, harus mulai waspada. Pasalnya, saat ini harga minyak mulai naik. Wakil Menteri ESDM WidjajonoPartowidagdomelalui Tim Harga Minyak mengatakan, harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) sepanjang November lalu sudah mulai naik. “Ini sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama dunia,” ujarnya, kemarin (6/12). Data Kementerian ESDM menunjukkan, selama November 2011, ICP mencapai USD 112,94 per barel, naik USD 3,69 per barel dibandingkan periode Oktober 2011 yang sebesar USD 109,25 per barel. Sementara harga minyak Minas/SLC mencapai USD 116,04 per barel, naik USD 5,53 per barel dari USD 110,51 per barel pada bulan sebelumnya. Tim Harga Minyak menyebut, peningkatan harga minyak dipicu oleh beberapa faktor, yaitu meningkatnya permintaan minyak akibat musim dingin yang datang lebih awal di belahan bumi utara, serta laporan EIA (Energy Information Agency) pada November 2011 yang memperkirakan konsumsi

Rata-rata Harga Minyak (USD per Barel) Jenis Minyak Oktober November ICP WTI (Nymex) Brent (ICE) Basket OPEC

112,94 86,43 108,79 106,29

109,25 97,18 110,49 110,07

Sumber : Kementerian ESDM

minyak mentah dunia untuk 2011 mengalami peningkatan sebesar 1,1 juta barel per hari akibat peningkatan konsumsi minyak Tiongkok dan negaranegara berkembang lainnya. Selain itu, suplai minyak mentah global juga terus tertekan, antara lain disebabkan tidak optimalnya produksi negara non-OPEC sehingga mengarah pada penurunan stok minyak mentah global. “Juga ada kekahawatiran pelaku pasar akan turunnya pasokan dari kawasan Timur tengah akibat isu program nuklir Iran dan pergolakan politik di Mesir dan Syria,” katanya. Faktor lainnya adalah semakin membaiknya ekonomi AS. Hal itu diindikasikan dari turunnya pengangguran dan meningkatnyakonsumsiserta meredanya kekhawatiran pasar atas krisis finansial Zona Eropa setelah upaya penurunan suku bunga oleh Bank Central Eropa. Untuk kawasan Asia Pasifik, lanjut dia, peningkatan

harga ditopang oleh meningkatnya permintaan minyak mentah oleh kilang-kilang Asia (terutama Tiongkok dan India) setelah berakhirnya periode pemeliharaan berkala selama musim gugur dan meningkatnya konsumsi minyak jenis direct burning di Jepang saat memasuki musim dingin,terutamaakibatbelum beroperasinyasejumlahPLTN pascagempa bumi. Namun, ada beberapa faktor yang dapat memperlemah harga minyak, diantaranya ketidakpastian ekonomi global akibat masih rapuhnya perekonomian Eropa yang berpotensi memicu resesi serta belum adanya solusi masalah di AS, antara lain defisit anggaran dan tingginya angka pengangguran. Selain itu, ada potensi peningkatan produksi minyak mentah global, terutama dari lapangan-lapangan mintak di AS, negara-negara bekas Uni Soviet, dan Libya serta peningkatan kapabilitas ekspor minyak mentah Irak. (owi)

Dahlan Iskan

JAKARTA—Sambil menyelam minum air. Peribahasa itu tepat untuk menggambarkan strategi yang dilakukan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ketika mendorong perusahaan pelat merah untuk menerbitkan surat utang atau obligasi. MenurutDahlan,selaininstrumen untuk menghimpun pendanaan, penerbitan obligasi juga akan mendorong BUMN untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG). ”Karena itu, saya rangsang BUMN untuk menerbitkan obligasi,” ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, kemarin (6/12). Berdasar data Bapepam-LK, terdapat 197 perusahaan di Indonesia yang sudah menerbitkan obligasi dengan total nilai Rp245,79 triliun. Sepanjang 2011 saja, terdapat 29 perusahaan yang menerbitkan obligasi Rupiah dan 1 perusahaan menerbitkan obligasi dalam denominasi USD senilai Rp30,66 triliun dan USD 80 juta. Dari sekian banyak perusahaan tersebut, hanya ada dua BUMN, yakni Bank Tabungan Negara (BTN) yang mengeluarkan Obligasi XV senilai Rp2 triliun serta Perum Pegadaian yang menerbitkan Obligasi XIV senilai Rp1 triliun. Di luar itu, ada pula beberapa anak usaha BUMN yang juga menerbitkan obligasi. Dahlan mengatakan, dirinya akan mendorong BUMN, khususnya yang belum go public atau belum melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), agar menggunakan cara penerbitan obligasi. ”Kalau perusahaan sudah menerbitkan obligasi, itu artinya manajemennya lebih bagus, karena mereka terikat dengan aturan-aturan

layaknya perusahaan yang sudah Tbk (terbuka, Red),” katanya. Berdasar aturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), perusahaan penerbit obligasi harus memenuhi syarat compliance atau kepatuhan yang ditetapkan oleh otoritas pasar modal. Paling tidak, ada delapan syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebelum diizinkan menerbitkan obligasi, yakni mengajukan surat permohonan Listing ke Bapepam-LK, laporan Keuangan harus wajar tanpa syarat, nilai nominal obligasi minimal Rp2,5 miliar, jangka waktu jatuh tempo minimal 4 tahun, telah beroperasi selama 3 tahun, menghasilkan laba sebelum 2 tahun terakhir, saldo laba yang ditahan minimal nol rupiah, dan Dewan Komisaris dan Direksi mempunyai reputasi yang baik. Dahlan menyebut, beberapa BUMN yang belum IPO namun sudah menerbitkan obligasi terbukti manajemennya sudah cukup rapi. ”Kan sudah cukup banyak juga BUMN yang seperti itu, seperti Pertamina, PLN, maupun Pegadaian,” sebutnya. Salah satu BUMN yang tengah didorong untuk menerbitkan obligasi adalah PT ASDP Indonesia Ferry. Menurut Dahlan, BUMN yang bergerak di sektor penyeberangan tersebut kini tengah berencana membangun kapal ferry baru senilai Rp200 miliar untuk melayani rute Merak - Bakaheuni. Sebelumnya, Pengamat BUMN Said Didu mengatakan, penerbitan obligasi bisa menjadi strategi untuk membuat BUMN menjadi perusahaan publik yang belum terdaftar di lantai bursa. “Dengan demikian, BUMN menjadi lebih transparan dan bisa diketahui publik,” katanya.Menurut Said, penerbitan obligasi untuk mendorong transparansi jauh lebih simpel atau sederhana dibandingkan jika BUMN menempuhnya melalui skema IPO, sebab harus melalui proses panjang seperti perizinan dari Kementerian Keuangan dan DPR. (owi)

ade.r


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.