Kala Khawatir Melanda

Page 1

Kala Khawatir

Melanda Takut atau Beriman?


Kala Khawatir Melanda

R

asa takut menghinggapi semua orang. Tak seorang pun bisa menghindari cengkeramannya yang kuat. Bahkan di negara yang cukup stabil dan aman pun, orang mengalami rasa takut. Kita khawatir tentang pestisida, wabah flu, pemanasan global, dan terorisme. Meskipun ilmu pengetahuan, aparat pemerintah, dan para psikiater bisa mengatasi sejumlah ketakutan tersebut, tetap saja ada situasisituasi lainnya yang menyebabkan ketakutan dan tidak bisa dicegah, bahkan oleh kekuatan militer terkuat di bumi ini, contohnya gempa bumi, angin topan, banjir, atau penyakit yang mematikan. Dari semua rasa takut ini, ada satu rasa takut yang melebihi semuanya, yaitu rasa takut akan kematian dan penghakiman Allah yang tak terelakkan. Satu-satunya penangkal untuk ketakutan ini, dan yang juga merupakan penangkal untuk semua rasa takut yang lain, adalah dengan menumbuhkan keyakinan bahwa kita berada di dalam pemeliharaan Allah yang memberikan perlindungan. Renungan-renungan terpilih ini diambil dari buku renungan Santapan Rohani. Jika Anda menikmati renungan ini dan ingin menerimanya secara rutin, Anda dapat menerimanya dalam bentuk buku, e-mail, atau melalui aplikasi ponsel. Silakan membaca halaman terakhir untuk mengetahui caranya. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun. Dukungan dana untuk pelayanan ini berasal dari persembahan kasih para anggota dan para sahabat seperti Anda.

© 2023 Our Daily Bread Ministries. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, LAI ©1974. Indonesian “A World of Worries”


o M AZ M U R 55:17-24

H A R I K E -1

Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau. [ MAZMUR 55:23 ]

SERAHKANLAH KEKHAWATIRAN ANDA

O

h, komputer saya yang malang! Saya menambahkan sejumlah program ke dalamnya, menyimpan begitu banyak informasi, dan mengerjakan beberapa proyek besar, dan komputer itu menjadi keberatan beban. Akhirnya, komputer itu mengirimkan suatu pesan yang jelas untuk memberi tahu saya bahwa dirinya tidak mampu menampung lebih banyak beban lagi. Jika saya tidak segera mengurangi bebannya, komputer itu akan “kelebihan beban”. Jadi saya mengambil beberapa keping CD dan memindahkan sejumlah data dari komputer itu secepatnya. Saya menyimpan setiap proyek di satu keping CD dan membuang data yang tidak diperlukan. Setelah itu, komputer saya seakan mengucapkan terima kasih karena dapat bernapas lega dan mulai berfungsi dengan normal lagi. Terkadang, kehidupan menjadi seperti komputer tersebut. Saya mengambil begitu banyak tanggung jawab, aktivitas, dan komitmen. Saya memikul begitu banyak emosi yang tidak terselesaikan dan membuat saya merasa tidak sanggup lagi menanggungnya. Semua beban dan kekhawatiran terlihat begitu besar. Jika saya jujur, saya akan mengakui bahwa saya nyaris “kelebihan beban”. Ketika kita merasakan tanda-tanda kelebihan beban— tidak dapat tidur, lekas marah, dan khawatir—inilah waktu untuk memindahkan sejumlah beban. Inilah waktu untuk mengurangi sejumlah aktivitas dan tanggung jawab. Mungkin kita perlu berkata tidak untuk sejumlah permintaan. Lebih dari itu, seperti yang disarankan pemazmur, kita harus menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan. Dia telah berjanji untuk menolong kita dalam menanggung segala beban kita. DCE Ketika setiap kecemasan, setiap kekhawatiran Dengan iman dibawa kepada Tuhan, Kita tak punya alasan untuk menyimpan Satu pun kekhawatiran. —NN. Allah mengundang kita untuk menyerahkan kepada-Nya segala beban yang kita tanggung.


o M AZ M U R 37:1-8

H A R I K E -2

Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia. [ MAZMUR 37:7 ]

MENGELOLA STRES

D

alam tulisannya di surat kabar harian The Baltimore Sun, Laurie Jones menekankan bahwa kita tidak perlu menjadi korban stres. Jones menunjukkan bahwa “Andalah, dan bukan hal-hal di luar pribadi Anda, yang mengendalikan seberapa luas stres mempengaruhi kehidupan Anda.” Jones mengutip ucapan Donald Tubesing, seorang konsultan pengelola stres, yang mengatakan bahwa stres adalah tanggapan kita terhadap suatu situasi, dan bukan situasi itu sendiri. Tubesing memberikan contoh: “Jika Anda terjebak kemacetan lalu lintas, Anda bisa menjadi gusar dan berteriak kepada setiap orang yang membunyikan klakson. Atau Anda bisa menganggap saat di mana Anda mengalami kemacetan itu sebagai 15 menit waktu tanpa gangguan yang bisa Anda miliki di sepanjang hari itu.” John Curtis, pendiri dan direktur University of Wisconsin Stress Management Institute, berkata, “Saya percaya bahwa 90% dari stres disebabkan karena kita tidak hidup di masa sekarang, tetapi karena kita khawatir tentang apa yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang mungkin terjadi.” Nasihat para ahli pengelola stres ini sangatlah membantu. Namun, nasihat terbaik yang kita miliki tertulis dalam kitab Mazmur pasal 37. Ketika menghadapi masalah, kita harus “Berdiam diri di hadapan Tuhan dan menantikan Dia” (AY.7). Ketika kita meminta pertolongan Allah, meyakini semua janjiNya, dan percaya kepada-Nya yang akan menolong kita untuk mengatasi segala masalah, kita dapat menjadi lega dan dapat berhenti khawatir. Begitulah cara mengelola stres. RWD Jika kita menyerah dan pasrah Ketika menghadapi tekanan masalah Berarti membatasi segala hal yang dapat dilakukan Allah Karena kita tidak mempercayai kasih karunia-Nya. —SPER Kekhawatiran menghasilkan kesia-siaan, tetapi iman menghasilkan buah.


Apakah Anda menerima manfaat dari bacaan ini? Berikan tanggapan dan usul Anda di sini. KOMENTAR

BACA ARTIKEL LAIN

Jika Anda ingin menerima Seri Pengharapan Hidup terbaru secara rutin atau ingin membagikan materi ini kepada orang lain, silakan: Daftar di sini


o M AZ M U R 112:1-10

H A R I K E -3

Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan. [ MAZMUR 112:7 ]

KABAR BURUK?

B

eberapa tahun yang lalu sebelum telepon seluler menjadi benda yang lazim, seorang pemimpin seminar bertanya kepada para peserta, “Jika seseorang datang di pertemuan ini, memanggil nama Anda, dan berkata, ‘Ada telepon untuk Anda,’ apakah Anda menduga telepon itu akan menyampaikan kabar baik atau kabar buruk?” Sebagian besar dari kita mengakui bahwa kita akan berpikir itu kabar buruk, tetapi kita tidak yakin mengapa dapat berpikir demikian. Hal ini menunjukkan beban yang pada umumnya ditanggung banyak orang, yakni rasa takut terhadap kabar buruk. Mungkin ini merupakan keprihatinan alami terhadap keselamatan orang-orang yang kita kasihi, tetapi hal ini juga dapat menjadi ketakutan yang tidak rasional terhadap tragedi. Tatkala merasa sangat takut, kita paling membutuhkan keyakinan di dalam Allah. Mazmur 112 berbicara tentang seseorang yang takut akan Tuhan, sangat suka pada segala perintah-Nya, dan baik hati terhadap orang lain (AY.1, 4-5). Namun, yang paling menarik adalah: “Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan”. Himne karya Frances Havergal mengingatkan kita bahwa hati yang percaya adalah jawaban bagi pikiran yang diliputi kekhawatiran: “Bersandarlah kepada Tuhan Allah, hati akan penuh berkat; temukan damai dan teduh yang sempurna seperti yang telah dijanjikan-Nya.” Alkitab tidak menjanjikan bahwa kita tidak akan pernah menerima kabar buruk. Alkitab meyakinkan kita bahwa kita tidak harus menjalani kehidupan setiap hari dengan rasa takut terhadap apa pun yang mungkin terjadi. “Hatinya teguh, ia tidak takut” (AY.8). DCM Terlindung dalam tangan-Nya yang penuh berkat, Tiada musuh yang dapat mengejar, tiada pengkhianat bertahan; Tiada gelora kekhawatiran, atau bayangan kecemasan, Tiada ketergesaan yang menjamah jiwa. —HAVERGAL Iman kepada Allah yang hidup dapat mengenyahkan ketakutan di hidup kita tentang hari esok.


o 2 KO R I N T U S 12:7-10

H A R I K E -4

Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. [ 2 KORINTUS 12:9 ]

SELALU TERSEDIA

C

arolina Sandell Berg, seorang penulis himne berkebangsaan Swedia, melayani suatu pelayanan penginjilan bersama ayahnya. Ketika melakukan perjalanan dengan kapal laut, terjadi peristiwa yang menyebabkan ayahnya terjatuh ke laut dan tenggelam. Pada saat Sandell membutuhkan penghiburan yang hanya dapat diperoleh dari Allah, ia menuliskan syair himne berikut ini yang masih dinyanyikan umat Kristen di seluruh dunia: Kekuatan serta penghiburan diberikan Tuhan padaku. Tiap hari aku dibimbing-Nya, tiap jam dihibur hatiku. Dan sesuai dengan hikmat Tuhan, ku di-bri-kan apa yang perlu. Suka dan derita bergantian memperkuat imanku. (Kidung Jemaat, No. 332)

Para penasehat duniawi mengajar kita untuk menggunakan kekuatan kita sendiri. Namun, ini sia-sia dan tidak realistis. Kenyataan yang sederhana ini menunjukkan bahwa di dalam dan dari diri kita tidak ada kekuatan yang dapat kita gunakan untuk menangani segala masalah dan tekanan hidup. Bahkan yang terkuat di antara kita pun mempunyai kelemahan. Kita mudah terpengaruh oleh keadaan jiwa yang terombangambing, godaan untuk berbuat dosa, dan kebiasaaan yang menguasai kita. Dalam 2 Korintus 12:7-10, Rasul Paulus menunjukkan suatu kelemahan yang disebutnya sebagai “duri dalam daging”. Namun, ia tidak dapat melawan kelemahannya itu dengan usahanya sendiri. Paulus berdoa meminta kelepasan, tetapi ia malah dikuatkan oleh Tuhan supaya ia dapat menanggung segala kesusahannya. Di masa-masa penuh tekanan dan kegagalan, kita didorong untuk mengakui bahwa kita memerlukan sumber kekuatan di luar diri kita. Kita dapat bersukacita karena ada sumber yang selalu tersedia untuk menguatkan kita, yaitu anugerah Allah yang tiada habisnya. VCG Ketika Allah memberikan beban, Dia selalu memberi kita anugerah supaya dapat menanggungnya.


o M AZ M U R 3 & 4

H A R I K E -5

Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membiarkan aku diam dengan aman. [ MAZMUR 4:9 ]

TIDUR MALAM YANG NYENYAK

A

da berbagai ketakutan yang membuat kita tidak dapat tidur malam dengan nyenyak, tetapi bagi sejumlah orang kematian adalah hal yang paling menakutkan. Seorang perancang mainan yang telah menjadi jutawan menganggap kematian sebagai “suatu kekalahan memalukan, suatu penghinaan, . . . suatu cemoohan”. Ia bercerita pada seorang wartawan bahwa di malam hari ia berusaha melarikan diri ke dunia khayalan, membayangkan dirinya tinggal di suatu benteng yang aman dan menyenangkan, dikelilingi oleh tembok tinggi dan pintu berjeruji. Khayalan ini terkadang membantunya supaya ia dapat tidur selama beberapa jam di jam tidurnya yang tidak menentu. Menyadari kebersamaan kita dengan Allah dapat membantu kita tidur nyenyak dan mendapatkan istirahat yang kita butuhkan. Pesan ini terlihat begitu jelas di Mazmur 3 dan 4. Kedua mazmur pujian ini ditulis oleh Daud, ketika ia menghadapi bahaya. Anaknya, Absalom, telah memimpin pemberontakan untuk melawan Daud dan memaksanya keluar dari Yerusalem. Keadaan ini begitu menakutkan bagi Daud. Di awal kehidupannya, Daud telah menyadari bahwa ia dapat mempercayai Tuhan. Sebagai hasilnya, pada masa kesesakan, ia dapat bangun di pagi hari dan berkata, “Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab Tuhan menopang aku” (MZM. 3:6). Di malam hari, ia dapat berkata dengan yakin, “Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab Engkaulah, ya Tuhan, yang membiarkan aku diam dengan aman” (MZM. 4:9). Saya lebih memilih untuk memiliki kebersamaan dengan Allah dan dapat tidur seperti Daud daripada menjadi seorang jutawan yang ketakutan. Bagaimana dengan Anda? HVL Tuhan Yesus, berikanku damai yang Kau janjikan Di dalam kasih-Mu, aku dapat bersandar; Dan ketakutanku dihapuskan dan kecemasanku dienyahkan— Oh Tuhan yang berkuasa, Kau tahu yang terbaik. —D. DEHAAN Jika kita bersandar kepada Tuhan, ketakutan tidak akan mengganggu tidur nyenyak kita.


o 1 KO R I N T U S 15:50-58

H A R I K E -6

Yesus Kristus . . . telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. [ 2 TIMOTIUS 1:10 ]

TAKUT AKAN KEMATIAN

S

etiap orang terkadang merasa takut mati. Saya mengalaminya ketika berusia 6 tahun, pada saat saya sendirian di ladang untuk menjaga kawanan sapi agar tidak memakan gandum. Dan tidak ada hal lain yang dapat saya lakukan selain memikirkan ketakutan tersebut. Saya merasakan ketakutan itu lagi saat teman saya di kelas 4 meninggal dan saya melihat tubuhnya di peti jenazah. Kini saya berusia tujuh puluhan. Saya telah melihat kematian kakek, nenek, paman dan bibi, orangtua, tiga saudara laki-laki, putri saya yang masih bayi, dan banyak kerabat dekat. Saya sudah melayani sejumlah orang yang berada di ambang kematiannya—banyak di antara mereka merupakan sahabat karib saya. Saya telah menyampaikan penghiburan dari Alkitab dalam ratusan ibadah pemakaman. Namun, bahkan sampai sekarang, perasaan takut akan kematian sering kali melintas ketika saya merenungkan tentang kematian, baik kematian saya sendiri maupun anggota keluarga. Setiap orang mungkin pernah mengalami perasaan ini. Rasa ketakutan kita mungkin timbul karena kesadaran akan banyaknya dosa kita dan kenyataan bahwa kita akan berdiri di hadapan Allah yang sempurna. Namun, kita yang percaya kepada Yesus tidak akan membiarkan fakta tentang keberadaan diri kita yang berdosa ini menguasai kita. Dengan berpusat pada kebenaran bahwa Yesus telah membayar harga semua dosa kita, mematahkan kuasa kematian dengan kebangkitan-Nya, dan menyiapkan tempat untuk kita di surga, kita akan menemukan kelepasan dari rasa ketakutan ini. Kita dapat beristirahat dengan tenang dengan suatu keyakinan bahwa kematian tidak dapat menyakiti kita. HVL Kepada-Nya aku percayakan jiwaku, tubuhku Ketika daging dan jiwa terpisah; Kristus yang kita puji telah mencabut Sengat kematian selamanya. —NN. Hanya iman kepada Yesus yang dapat mengenyahkan rasa takut akan kematian.


Apakah Anda ingin tahu lebih lanjut tentang Yesus? Kisah tentang Pengharapan adalah buklet yang dapat menolong Anda semakin mengenal Yesus dan karya-Nya bagi Anda. Pindai QR Code ini untuk membacanya secara daring, atau hubungi kami untuk mendapatkan edisi cetaknya. Kunjungi https://santapanrohani.org/sph untuk melihat bacaan-bacaan yang akan membantu Anda menemukan pertolongan terbaik yang ditawarkan Allah melalui firman-Nya atas beragam pergumulan dan pertanyaan hidup. Untuk lebih banyak materi cetak dan digital, kunjungi santapanrohani.org


Ingin lebih mengenal Tuhan? Bacalah firman-Nya Ingin lebih mengenal Tuhan? Bacalah firman-Nya dengan bantuan renungan dengan bantuan renungan Santapan Rohani Santapan Rohani

Pilihlah media yang sesuai untuk Anda. Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.

CETAK CETAK

Menerima edisi Menerima cetak edisi secara triwulan. cetak secara

triwulan.

E-MAIL E-MAIL

Menerima e-mail Menerima e-mail secara harian.

secara harian.

APLIKASI APLIKASI

Our Daily Bread/ Our Daily Bread/ Santapan Rohani di Android & iOS. Santapan Rohani

di Android & iOS.

HUBUNGI KAMI:

H U B21 U N2902 G I K A8950 MI: +62

+6221 8152902 8611 8950 1002 +62 +62 878 7878 9978 +62 815 8611 1002 Santapan.Rohani +62 878 7878 9978 indonesia@odb.org Santapan.Rohani santapanrohani.org ourdailybread.org/locations/ indonesia@odb.org santapanrohani.org Materi dikenakanbiaya. biaya. Materikami kami tidak tidak dikenakan ourdailybread.org/locations/ Pelayanan kami didukung persembahan kasih Pelayanan kami lewat didukung oleh persembahan kasih pembaca dari para pembaca dari para kami. kami.

Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih dari para pembaca kami. santapanrohani.org

RJ523


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.