Benarkah Aku Orang Kristen?

Page 1

SERI PENGHARAPAN HIDUP

Benarkah Aku Orang Kristen?Kristen?

Benarkah Aku Orang Kristen?

Aku sudah pergi ke gereja sejak kecil. Di sekolah Minggu, kami banyak bermain dan mendapat banyak hadiah karena mengajak teman dan menghafal ayat Alkitab. Aku dibesarkan dengan kepercayaan pada apa kata Alkitab tentang Allah dan dunia ciptaan-Nya—semua itu masih kupegang sampai saat ini. Aku tidak pernah meragukan semua itu, dan dengan rajin beribadah setiap Minggu, sampai aku menginjak usia remaja.

Akan tetapi, aku memiliki sisi gelap dalam hidupku. Aku terobsesi dengan penampilanku, dan aku sangat ingin punya pacar. Aku mulai melirik siapa saja teman laki-laki yang ingin kujadikan pacar. Selain itu, aku sering sekali berkhayal tentang seks.

1

Di gereja, kami diajarkan bahwa berpikir tentang seks dan dekat dengan lawan jenis sebelum menikah itu tidak baik. Saya pun bertanya-tanya: Benarkah aku orang Kristen? Apakah tidak cukup aku rajin ke gereja tiap Minggu?

Apakah kamu juga merasakannya? Kalau saat ini kamu merasa tidak yakin dengan gereja, dan juga bertanya-tanya tentang apa artinya menjadi orang Kristen, aku berharap ceritaku bisa memberimu semangat dan membantumu berpikir tentang apa yang bisa kamu lakukan ke depan.

Dalam perjalananku, aku sering bertanya kepada diriku sendiri hal-hal yang menolongku memikirkan keyakinan dan perbuatanku. Aku akan membahasnya di ujung ceritaku ini. Semoga itu bisa menolongmu.

2

Menjalani Kehidupan Ganda

Akhirnya aku punya pacar di usia 17 tahun. Ia keren dan cukup matang. Menjadi pacarnya membuatku merasa bahagia. Kami banyak pergi bersama dan sangat dekat.

Orangtuaku tidak tahu semua urusanku. Mereka tidak tahu aku suka pergi clubbing dengan teman-teman, minum-minum, berdansa, dan melakukan hal-hal yang tidak patut dilakukan remaja Kristen. Aku tetap pergi ke gereja tiap Minggu, bahkan menghadiri persekutuan pemuda dan melakukan semua yang harus kulakukan di depan mereka.

Terkadang aku bertanya-tanya apakah aku sedang menjalani kehidupan ganda. Namun, aku juga berpikir: Apakah salah aku melakukan apa yang kusuka? Bukannya aku masih ke gereja tiap Minggu? Aku masih Kristen, kan?

3

Titik Balik Hidupku

Lalu, suatu hari, seorang teman menunjukkan kepadaku jurnal doanya. Ketika membaca daftar doanya yang telah dijawab, aku berpikir, Mengapa ia lebih peduli pada sebuah jurnal doa daripada mencari tahu tentang dunia di luar sana? Namun, tiba-tiba aku merasa sangat malu. Aku berpikir temanteman persekutuanku itu kurang “gaul”, dan karena itu aku lebih keren daripada mereka.

Akan tetapi, saat itu aku disadarkan bahwa sebenarnya aku lebih mengasihi dunia daripada mengasihi Yesus.

Suatu pagi, aku terbangun dan merasa seakan dunia berhenti. Rasanya waktu diam terpaku dan yang ada hanya aku dan Allah. Di benakku terlintas pemikiran paling menakutkan: Aku akan masuk neraka, dan aku memang pantas ke sana.

Pagi itu, aku sadar, tidak peduli berapa banyak yang sudah kuketahui tentang Yesus, atau serajin apa aku ke gereja, aku belum pernah benar-benar menyerahkan hidupku kepadaNya. Saat itu juga, aku tahu aku harus berhenti membela gaya hidupku dan harus mengakui

4

bahwa semua itu memang dosa. Aku pun berdoa dan memohon Allah mengampuniku, meminta-Nya menolongku benar-benar mengenal Dia, dan membantuku belajar mengikuti Dia sesuai kehendak-Nya.

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. —1 Yohanes 2:15-16

5

Aku Berubah

Bagiku, kembali kepada Allah adalah perjalanan yang panjang dan lambat. Aku tidak langsung berubah, dan masih bergumul untuk meninggalkan kebiasaan dan gaya hidupku yang lama. Akan tetapi ada satu perubahan yang jelas terjadi: Aku berhenti berkhayal tentang seks. Jika pikiranku mulai ke mana-mana, aku merasakan suatu sensasi seperti sengatan listrik yang menarikku kembali kepada kesadaran.

Aku mulai merasa bersih. Pikiranku ingin terus tertuju kepada Allah daripada hawa nafsuku. Aku pun mulai melihat dunia dan hidupku dengan cara yang benar-benar baru.

6

Ketika kita mempercayai Yesus, itu tidak berarti kita takkan lagi jatuh dalam dosa, kegagalan, dan kesalahan. Namun, Dia akan menolong kita mengubah sikap kita terhadap dosa. Orang berdosa mengejar dosa dan mencintainya, tetapi umat Allah tergelincir ke dalam dosa dan membencinya. Pada akhirnya, kita harus memilih: hidup untuk diri sendiri atau untuk Allah.

7

Bahaya “Kehidupan Bergereja”

Ada banyak bahaya dalam “kehidupan bergereja”. Yang paling ngeri adalah mengira sudah diselamatkan, padahal kenyataannya belum. Aku sudah mengalaminya sendiri. Alkitab mengatakan, “Jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” (Roma 10:9). Jika kita bersungguh-sungguh, hidup kita akan berubah. Kita akan masuk ke dalam sebuah hubungan dengan Allah sendiri!

Karena itu Alkitab berkata: “Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu?” (2 Korintus 13:5) dan “Inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya” (1 Yohanes 2:3). Jika aku tidak pernah sungguh-sungguh menyelidiki diriku di hadapan Allah, dan bertanya untuk siapa atau apa aku hidup, mungkin aku akan terus mengira bahwa aku seorang Kristen hanya karena aku rajin ke gereja dan tahu banyak isi Alkitab di kepalaku.

Dahulu aku hidup untuk diri sendiri, tetapi kini aku berusaha hidup bagi Allah. Memang tidak mudah, tetapi aku terus menguji diri di hadapan Allah dan bersandar kepada Roh Kudus untuk mengubahku menjadi pribadi yang diinginkan-Nya. Aku tahu hidupku kini milik Tuhan Yesus dan kematian-Nya telah menebusku dari hukuman dosa. Aku tahu aku sudah diampuni.

8

Apakah Anda menerima manfaat dari bacaan ini? Berikan tanggapan dan usul Anda di sini.

KOMENTAR

BACA ARTIKEL LAIN

Jika Anda ingin menerima

Seri Pengharapan Hidup terbaru secara rutin atau ingin membagikan materi ini kepada orang lain, silakan:

Daftar di sini

Menyelidiki Diri Sendiri

Bagaimana cara menguji diri? Apa yang harus kita selidiki? Coba tanyakanlah hal-hal ini:

1. Hubungan dengan Allah: Inginkah kita mengenal-Nya, ataukah itu membosankan?

Berdoa dan membaca Alkitab memang berlawanan dengan naluri kita. Orang-orang

Kristen yang sudah lama mengenal Allah pun masih bergumul untuk teratur melakukannya. Namun dua hal itulah cara untuk lebih mengenal Allah. Jika kita tidak berminat melakukannya, waspadalah.

2. Hubungan dengan dunia: Apakah kita semakin dipengaruhi dunia, atau melepaskan diri dari pengaruhnya?

Seorang teman pernah mengatakan bahwa mengucapkan sumpah serapah tidak salah karena itu “hanya kata-kata”, dan jika kita tidak berniat jahat, itu tidak salah (meskipun

11

Efesus 4:29 berkata, “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun”).

Waktu itu alasannya kedengaran masuk akal. Namun, sekarang aku akan bertanya, “Kalau tidak niat, mengapa harus diucapkan? Mengapa tidak berhenti saja?”

Bersumpah serapah adalah contoh kecil. Apakah kita mencoba membenarkan hal-hal yang tidak menyenangkan Allah? Jika benar-benar ingin mengikut Tuhan Yesus, kita tidak akan merasa nyaman ketika lebih mengasihi dunia daripada mengasihi Allah.

3. Hubungan dengan sesama: Siapkah kita mengampuni, atau masih menyimpan kesalahan orang lain?

Aku pernah membenci teman sekolahku yang sering mengejekku, dan aku ingin membalasnya. Namun, setelah percaya kepada Yesus, sikapku berubah. Bukan aku tidak membencinya lagi, tetapi aku tidak lagi ingin membencinya. Menyerahkan hidup kepada Yesus memang tidak membuat kita takkan pernah lagi marah atau berpikiran buruk. Namun, berhati-hatilah jika kita merasa bahwa mendendam bukan suatu masalah.

Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

—Efesus 4:32

12

Siapa yang Memimpin?

Terakhir, mari bertanya kepada diri kita sendiri: Siapa yang memimpin hidupku?

Jika kita hanya mengikuti perasaan, naluri, atau logika kita sendiri dalam hal apa pun, seperti ketika harus mengambil keputusan penting, maka Yesus bukanlah pemimpin hidup kita.

Namun, apabila kita mengizinkan Yesus memimpin hidup kita, kita pasti akan meminta Dia mengarahkan kita. Kita bisa melakukannya dengan bertanya hal-hal berikut:

• Apa yang kira-kira akan Yesus lakukan dalam situasi yang kuhadapi ini?

• Apakah perbuatanku ini akan menyenangkan Dia?

• Apakah aku memuliakan Kristus lewat ucapan dan tindakanku?

SIAPA YANG KUIKUTI?

13

Yesus Kristus bertanya kepada murid-muridNya: “Apa katamu, siapakah Aku ini?” (Markus 8:29). Dia tidak bertanya, “Siapakah Aku ini menurut gereja, menurut orangtuamu, atau menurut teman-temanmu?”

Yesus menanyakan hal yang sama kepadamu. Jadi, siapakah Dia bagimu? Sudahkah kamu membaca kisah-Nya dalam Alkitab sehingga kamu tahu keputusan yang perlu kamu ambil? Jika kamu berkata Dia adalah Tuhan, sudahkah kamu menyerahkan hidupmu kepada-Nya?

Aktif dalam kehidupan bergereja memang baik, tetapi menjadi Kristen bukan cuma soal itu. Jadi, ini doronganku untukmu: Temui dan kenalilah Yesus secara pribadi. Percayalah, hidupmu tidak akan sama lagi!

© 2020 Our Daily Bread Ministries. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Penerjemah: Christina Natasha

Editor Terjemahan: Dwiyanto Fadjaray

Perancang Sampul dan Penata Letak: Felix Xu, Mary Chang

Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia © LAI 1974.

Indonesian Looking at Life

“I’m a Christian, Right?”

14

Maukah kamu mengenal

Yesus?

Buklet Kisah tentang Pengharapan dapat membawamu lebih mengenal pribadi

Tuhan Yesus dan karya-Nya untukmu.

Pindai QR code ini untuk membacanya secara daring, atau hubungi kami untuk mendapatkan edisi cetaknya tanpa dikenakan biaya.

Kunjungi https://santapanrohani.org/sph untuk melihat bacaan-bacaan yang akan membantumu menemukan pertolongan yang ditawarkan Allah melalui firman-Nya atas beragam pergumulan dan pertanyaan hidupmu.

Nikmati materi-materi untuk pertumbuhan rohanimu di warungsatekamu.org

15
Tersedia versi Audio dan Bacaan secara online yang dapat dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan. Nikmati artikel terkait lainnya. Untuk mendengarkan atau membaca judul lainnya, silakan akses tautan https://santapanrohani.org/sph SCAN DI SIN I https://bit.ly/PercayaTradisi

www.warungsatekamu.org/mobile

Persembahan kasih seberapa pun dari para pembaca di Indonesia memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun.

santapanrohani.org

Download Aplikasi LEBIH MUDAH & PRAKTIS Membaca konten WarungSaTeKaMu
Ingin lebih mengenal Tuhan? Bacalah firman-Nya dengan bantuan renungan Santapan Rohani Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih dari para pembaca kami. Pilihlah media yang sesuai untuk Anda. CETAK
APLIKASI Our Daily
E-MAIL
HUBUNGI KAMI: +62 21 2902 8950 +62 815 8611 1002 +62 878 7878 9978 Santapan.Rohani indonesia@odb.org santapanrohani.org ourdailybread.org/locations/
Menerima edisi cetak secara triwulan.
Bread/ Santapan Rohani di Android & iOS.
Menerima e-mail secara harian.

Persembahan kasih seberapa pun dari para sahabat memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun. santapanrohani.org

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.