Apa yang bisa membuatku bahagia?

Page 1

Apa yang membuatku bahagia? bisa

ANDA DAPAT MEMBERI

DAMPAK YANG BERARTI!

Materi kami tidak dikenakan biaya.

Our Daily Bread Ministries

PO Box 15, Kilsyth, VIC 3137, Australia

Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih dari para pembaca kami.

Tel: (+61-3) 9761-7086, australia@odb.org

Our Daily Bread Ministries Ltd

PO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong Kong

Jika Anda ingin mendukung pelayanan kami, Anda dapat mengirimkan persembahan kasih melalui

rekening “Yayasan ODB Indonesia”

Tel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, hongkong@odb.org

BCA Green Garden A/C 253-300-2510

ODB Indonesia

PO Box 2500, Jakarta 11025, Indonesia

BNI Daan Mogot A/C 0000-570-195

Mandiri Taman Semanan A/C 118-000-6070-162

Tel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975, indonesia@odb.org

Daily Bread Co. Ltd

QR Code Standar

PO Box 46, Ikoma Nara 630-0291, Japan

Pembayaran Nasional

Tel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, japan@odb.org

Our Daily Bread Berhad

Scan QR code ini untuk donasi

dengan aplikasi e-wallet berikut:

PO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, Malaysia

Tel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, malaysia@odb.org

Our Daily Bread Ministries

PO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New Zealand

Tel: (+64-9) 444-4146, newzealand@odb.org

Yayasan

Penerjemah: Christina Natasha

Our Daily Bread Ministries Foundation

ODB Indonesia

Editor: Dwiyanto Fadjaray

PO Box 47-260, Taipei 10399, Taiwan R.O.C.

Penata Letak & Perancang Sampul: Andy Tanujaya

Silakan konfirmasi persembahan kasih Anda

Tel: (+886-2) 2585-5340, Fax: (+886-2) 2585-5349, taiwan@odb.org

Ilustrasi digunakan seizin shutterstock dan freepik

Our Daily Bread Ministries Thailand

melalui nomor kontak kami di halaman belakang

Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru

PO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, Thailand

buklet ini.

Indonesia, LAI © 1974

Tel: (+66-2) 718-5166, Fax: (+66-2) 718-6016, thailand@odb.org

Our Daily Bread Ministries Asia Ltd

© 2020 Our Daily Bread Ministries. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

5 Pereira Road, #07-01 Asiawide Industrial Building, Singapore 368025

Indonesian Looking at Life “What Does It Take to be Happy?”

Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, singapore@odb.org

Mengapa saya selalu ingin Lebih?

Apakah Anda merasa hidup ini hanyalah

sebuah upaya panjang mengejar

kebahagiaan? Anda melihat sesuatu, menginginkannya, lalu Anda membeli

atau melakukannya. Mungkin Anda

ingin mobil yang tercepat, pekerjaan

dengan gaji terbaik, pasangan yang

paling menarik, gawai terbaru, koleksi

musik terlengkap, jumlah teman

terbanyak di media sosial, atau kebun

paling rapi di lingkungan rumah Anda.

Mungkin Anda ingin menjadi musisi

paling berbakat, anggota terpintar dalam

tim cerdas cermat, penulis yang paling

dikagumi, atau orang dengan dandanan

terbaik di kantor. Atau Anda sangat ingin

menjadi seseorang yang Anda kagumi—

seorang teman, aktor, pemusik, atau

bintang olahraga. Apakah hati Anda

tertuju pada hal-hal tertentu hingga

Anda tidak bisa merasa lega sebelum

mendapatkannya? Apakah Anda kecewa dengan hal-hal yang Anda miliki dan

selalu menginginkan sesuatu yang lebih?

Terkadang Anda mungkin merasa

bahwa segalanya akan lebih baik jika

Anda dapat memiliki sesuatu yang baru, tetapi begitu mendapatkannya, Anda justru menginginkan hal yang lain lagi.

Mengapa demikian?

Mungkin Anda ingin

mobil yang tercepat, pekerjaan dengan gaji terbaik, pasangan yang paling menarik, gawai terbaru, koleksi musik terlengkap, jumlah teman terbanyak di media sosial, atau kebun paling rapi di lingkungan rumah Anda.

Hasrat

Kita yang Besar

Dalam sejarah, rasanya tidak pernah

tersedia pilihan sebanyak yang kita

miliki saat ini. Beragam iklan produk, internet yang lebih cepat, saluran TV

yang lebih banyak, pasar swalayan

yang lebih besar, alat transportasi yang

lebih cepat, kemajuan sains yang lebih

hebat, dan komunikasi yang lebih

luas telah membawa seluruh dunia ke dalam jangkauan kita. Keseharian kita

dipenuhi lebih banyak pilihan daripada masa-masa sebelumnya.

Namun, meskipun pilihan semakin

banyak, hasrat untuk memiliki lebih

dan lebih lagi sudah ada sejak lampau.

Kita selalu mendambakan sesuatu

yang lebih karena kita percaya bahwa

Kita selalu mendambakan sesuatu yang lebih karena kita percaya bahwa memiliki lebih banyak pada akhirnya akan membuat kita bahagia.

memiliki lebih banyak pada akhirnya

akan membuat kita bahagia.

Akan tetapi, pencapaian terbaik

kita pun sepertinya tidak cukup untuk

membahagiakan kita dalam waktu yang

lama. Mungkinkah kita mendapatkan

kepuasan yang bertahan lama?

Untuk mengetahui inti masalahnya, kita harus melihat di luar soal harta

milik dan mengenali motivasi kita

yang sesungguhnya. Apa yang

mendorong kita? Apa

yang sesungguhnya kita

inginkan?

Injil Lukas pasal 12

di Alkitab bercerita tentang

pertemuan Yesus dengan

seorang pria yang menginginkan

lebih—saat itu juga. Yesus lalu

membagikan sebuah cerita sederhana

kepadanya untuk menunjukkan seperti

apa kehidupan itu seharusnya:

Alkisah seorang petani kaya

yang hidup sukses—punya usaha

sendiri, keuangan yang cukup,

Apakah Anda menerima manfaat

dari bacaan ini? Berikan tanggapan dan usul Anda di sini.

Jika Anda ingin menerima

Seri Pengharapan Hidup terbaru secara rutin

atau ingin membagikan materi ini kepada orang lain, silakan:

Daftar di sini

KOMENTAR
BACA ARTIKEL LAIN

dan penghasilan tetap. Lalu, suatu

tahun, ia berhasil memperoleh panen

besar yang membuatnya semakin kaya. Inilah momen puncak hidupnya! Ia pun

berencana membuat lumbung yang lebih besar, menanam lebih banyak, dan menabung lebih banyak. Ia yakin

dengan semua itu, ia akan dapat

menikmati hidup santai dan mewah hingga bertahun-tahun mendatang. Ia

ingin dapat berkata, “Beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenangsenanglah” (Lukas 12:19).

Orang dalam kisah ini meyakini

bahwa kebahagiaan baru akan

dirasakan setelah ia memiliki semua hal

tersebut. Namun, kapan orang merasa

cukup dengan apa yang dimilikinya?

Yesus menceritakan kisah tentang

petani ini untuk menggambarkan

suatu hal: si orang kaya percaya

bahwa mengejar harta dan menimbun

kekayaan akan membawa kepuasan

dan keutuhan bagi hidupnya, tetapi ia

salah. Orang tersebut salah memahami

makna hidup yang sesungguhnya.

Ketika kita mencari kepuasan dalam

hal-hal yang sebenarnya tidak

akan pernah memuaskan, yang

kita inginkan belum tentu yang kita

butuhkan. Mungkin inilah alasan Yesus

menyimpulkan pelajaran dari kisah-

Nya tersebut dengan mengatakan,

“Sebab hidup manusia tidak tergantung

dari kekayaannya, walaupun hartanya

berlimpah-limpah” (Lukas 12:15 BIS).

Kesimpulan Yesus bahwa harta

bukanlah segala-galanya dalam hidup

akan selalu relevan, baik untuk si petani

dalam kisah ini maupun untuk kita

yang hidup 2.000 tahun kemudian.

Jika kita menyaksikan dan membaca

berita-berita, kita akan menemukan

banyaknya orang terkenal, bintang film, olahragawan, dan musisi kaya yang

tidak puas akan hidupnya. Mungkinkah

itu karena mereka mencoba

memuaskan dahaga jiwa yang tidak

bisa mereka penuhi sendiri?

Kesalahan Kita yang Besar

Kisah dalam Injil Lukas tersebut ditutup

dengan teguran Allah atas si petani:

“Hai engkau orang bodoh, pada

malam ini juga jiwamu akan diambil

dari padamu, dan apa yang telah

kausediakan, untuk siapakah itu nanti?

Demikianlah jadinya dengan orang

yang mengumpulkan harta bagi dirinya

sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan

Allah” (ay.20-21).

Teguran Allah jelas menunjukkan

bahaya yang begitu besar ketika kita

membiarkan pengejaran status dan

harta menyerap seluruh perhatian kita.

Jika kita membiarkan orang atau benda

tertentu menjadi yang utama dalam

hidup kita, maka fokus kita sudah salah.

Kita menghargai hal-hal sementara yang tidak dapat memuaskan kita. Meskipun hal-hal itu

mungkin baik, makna hidup kita tidak terdapat dalam semua itu.

Seperti orang kaya tadi, kita telah

membiarkan prioritas kita yang salah

mengatur hidup kita. Kita menghargai

hal-hal sementara yang tidak dapat

memuaskan kita. Meskipun hal-hal itu

mungkin baik, makna hidup kita tidak

terdapat dalam semua itu.

Alkitab mengatakan bahwa

hubungan kita dengan Allah haruslah

menjadi prioritas kita, karena hanya

itulah yang bersifat kekal. Namun, sepertinya kita lebih sering didorong

oleh keinginan untuk meraup sebanyakbanyaknya demi diri kita sendiri.

Pikirkanlah orang kaya dalam kisah

tadi. Tujuan hidupnya yang terutama

adalah mendapatkan hal-hal yang

ia dambakan. Namun, Yesus berkata

bahwa ia telah kehilangan yang benarbenar berarti. “Demikianlah jadinya

dengan orang yang mengumpulkan

harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia

tidak kaya di hadapan Allah.”

Pusat dari kehidupannya adalah

kekayaan, dan bukan hubungannya

dengan Allah. Hidupnya berorientasi

pada diri sendiri—kenyamanan, kesejahteraan, kemasyhuran, dan ambisinya.

Yang diprihatinkan Yesus bukanlah

harta orang tersebut, melainkan

sikapnya. Yesus mengatakan bahwa

tidak ada kepuasan kekal jika kita

memiliki sikap seperti itu atau

menjalani hidup dengan sikap tersebut.

Ketika hidup kita di dunia sudah

selesai, apakah gunanya harta, status, atau ambisi kita? Semua itu tidaklah kekal.

Si orang kaya mengalami

sendiri kenyataan

tersebut, dan Yesus

menggunakannya untuk

menunjukkan kepada

kita satu-satunya pilihan lain yang benar.

Tujuan-Nya untuk hidup kita adalah

supaya kita “kaya di hadapan Allah”—

hidup bersama dan untuk Allah dengan

cara yang diinginkan oleh Allah.

Kita cenderung berpikir bahwa

dunia ini berpusat pada diri kita, dan bahwa kita dapat melakukan dan mengumpulkan apa pun yang kita

inginkan. Namun, Alkitab memberikan sebuah gambaran yang jauh berbeda

mengenai dunia. Alkitab mengatakan bahwa Allah telah menciptakan seluruh

dunia—dari yang besar hingga yang

kecil, dari bintang-bintang dan planetplanet hingga Anda dan saya. Dia mengukir setiap detail yang ada. Dia

yang menciptakan, memelihara, dan berdaulat atas segala sesuatu—termasuk

kehidupan dan kematian. Mungkin kita menganggap diri kita yang utama, tetapi jelas Allah sajalah yang berkuasa.

Jadi, mengabaikan Allah dengan

menjadikan hal-hal lain sebagai yang

terutama dalam hidup

kita adalah kesalahan

besar. Namun, itulah

yang kita lakukan

terhadap-Nya. Jika

dibiarkan, kita tidak

akan pernah menjadi “kaya di hadapan

Allah.”

Alkitab menyebut sikap ini sebagai

dosa. Dosa berarti berpikir bahwa

bukan Allah yang berhak memerintah

dunia ini, melainkan kita. Itulah

kesalahan terbesar yang kita lakukan.

Dosa muncul dalam berbagai

bentuk. Dosa mungkin tampak dari cara

kita membangun hubungan, dari bahasa

yang kita gunakan, atau dari cara kita

membicarakan orang lain di belakang

mereka. Mungkin dosa muncul dalam

pikiran saat kita hening, atau dalam

cara kita marah ketika kemauan kita

tidak dituruti. Mungkin dosa muncul

dalam sesuatu yang menurut kita bisa

dibenarkan, seperti lebih mengejar

kenyamanan hidup atau harta daripada

mengejar tujuan Allah atas kita. Semua

ini dapat menyingkapkan suatu sikap

yang tidak menyenangkan Allah dan

yang jauh dari apa yang akan benarbenar memuaskan dan membahagiakan kita.

Kebutuhan Kita yang Besar

Kemudian, dalam Lukas pasal 12, Yesus

berkata, “Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada” (ay.34). Yesus

bukan berbicara tentang tempat kita

menyimpan atau menginvestasikan uang, melainkan Dia sedang bertanya, “Apakah yang benar-benar berharga dalam hidupmu?”

Apakah yang paling Anda hargai

dalam hidup Anda? Apa pun itu,

dapatkah itu menyelesaikan masalah

terbesar Anda, yaitu hubungan yang

rusak dengan Allah? Alkitab sangat jelas

mengenai hal ini—hanya Yesus yang

sanggup memperbaiki hubungan kita

dengan Allah. Hanya Yesus yang berhak

menjadi prioritas terutama kita.

Alkitab sangat

jelas mengenai hal

ini—hanya Yesus

yang sanggup memperbaiki

hubungan kita dengan Allah.

Banyak dari kita mengukur

kesuksesan dengan melihat apakah kita

mendapatkan apa yang kita inginkan.

Namun, apa yang kita inginkan belum

tentu yang terbaik. Yang kita butuhkan

jauh-jauh lebih penting. Yang kita

butuhkan—lebih dari apa pun yang

dapat ditawarkan oleh dunia—adalah

pemulihan hubungan kita dengan Allah. Hal itu hanya mungkin melalui Yesus.

Dalam cinta kasih yang teramat

besar, Allah mengasihi kita meski kita

menolak-Nya. Kita tahu Dia mengasihi kita karena tujuan-Nya mengutus Yesus

ke dunia. Yesus Kristus tidak hanya

mengajar, melainkan mati untuk kita.

Ketika paku-paku dihunjamkan pada

tubuh-Nya di kayu salib, ketika Dia

terbaring tak bernyawa di dalam kubur

selama tiga hari, dan ketika Dia bangkit

kembali, Dia melakukannya untuk kita.

Meski Dia sempurna, tidak berdosa, dan tidak patut mati, Yesus membayar

harga penebusan seluruh dosa kita.

Dia telah melakukan segala sesuatu

yang diperlukan untuk memulihkan

hubungan kita dengan Allah, sekali

untuk selamanya. Dia menawarkan

kepada kita sebuah hubungan yang

nyata dan kekal dengan Allah, yaitu

kehidupan yang sesuai rancangan-Nya.

Untuk semua orang yang percaya, hubungan ini telah dipulihkan.

Jadi, hidup bukanlah soal apa yang

kita miliki atau inginkan, melainkan

soal Allah serta kedaulatan-Nya atas

dunia dan hidup kita. Dia sajalah

sumber kehidupan, dan yang memberi

makna pada kehidupan. Hidup bersama

Allah berarti kita mempunyai otoritas dan tujuan yang

jauh lebih besar daripada diri kita

dalam setiap saat

dari hidup ini.

Jika Anda baru

menyadari hal ini

dan ingin Yesus

#1

menjadi prioritas utama dalam hidup

Anda, Anda perlu melakukan dua hal.

Langkah Berikutnya

Pertama, Anda harus berhenti mengasihi dan mengandalkan hal-hal yang tidak kekal. Kedua, Anda perlu mulai mengasihi dan mempercayai Allah, satusatunya yang sungguh kekal. Ini artinya mempercayai Dia dengan segenap hati Anda, dan ini sikap yang memang layak diterima-Nya. Hanya Dia yang dapat memberikan kepuasan kekal.

Kepada siapa Anda akan menyerahkan seluruh hidup Anda—hal-hal yang akan binasa, atau kepada Allah, satusatunya Pribadi yang kekal?

Jika Anda setuju bahwa “hidup manusia tidak tergantung dari kekayaannya, walaupun hartanya berlimpahlimpah,” melainkan tergantung pada

Percayalah kepada Allah dengan segenap hati.

hubungan dengan Allah, hari ini

dapat menjadi hari terpenting dalam

hidup Anda. Hubungan Anda dengan

Allah dapat dipulihkan hari ini juga.

Ucapkan doa seperti di bawah ini

untuk menyatakan penyesalan Anda

kepada Allah karena telah mencoba

membangun kehidupan tanpa-Nya, sembari mengucapkan syukur karena

Dia telah mengutus Yesus untuk mati

demi dosa-dosa kita, dan meminta-Nya menolong Anda hidup untuk Dia.

Ya Allah, aku sungguh menyesali

segala perbuatanku yang

mencoba untuk hidup tanpa

Engkau, pusat dan sumber segala

sesuatu. Aku sangat bersyukur

karena Engkau tetap mengasihiku

meskipun aku berdosa. Aku

berterima kasih karena Engkau

telah mengutus Yesus Kristus

untuk mati demi dosa-dosaku, sehingga hubunganku denganMu dapat dipulihkan. Tolonglah

aku untuk dapat sepenuhnya

hidup bagi-Mu mulai saat ini juga.

Jika Anda sudah mengucapkan doa

tadi kepada Allah, maka kami ingin

mendorong Anda untuk menghubungi gereja terdekat di tempat Anda atau

orang Kristen yang Anda kenal. Mereka dapat membantu Anda berpikir lebih

lanjut tentang apa artinya memberikan hidup Anda kepada Yesus. Hidup yang

baru dengan-Nya tidak akan bebas dari

masalah, tetapi Dia akan memberikan

kepuasan dan makna hidup yang sejati dan abadi kepada semua orang yang

percaya kepada-Nya.

Anda dapat membaca lebih banyak

dalam Alkitab tentang cara Allah

mengasihi kita melalui Yesus Kristus.

Our Daily Bread Ministries menerbitkan materi-materi alkitabiah yang dapat

membantu Anda memikirkan tentang

hubungan Anda dengan Allah dan

mendorong Anda untuk semakin

mempercayai-Nya dari hari ke hari.

Kunjungi kami di santapanrohani.org

untuk menemukan beragam materi

yang kami sediakan.

Maukah Anda Mengenal Yesus?

Kisah tentang Pengharapan adalah buklet

yang dapat membawa Anda

lebih mengenal pribadi Yesus Kristus.

Pindai QR Code ini untuk

membacanya secara daring, atau hubungi kami untuk

mendapatkan edisi cetaknya

tanpa dikenakan biaya.

Kunjungi https://santapanrohani.org/sph

untuk melihat bacaan-bacaan yang akan

membantu Anda menemukan pertolongan

yang ditawarkan Allah melalui firman-Nya

atas beragam pergumulan dan pertanyaan

hidup Anda.

Tersedia versi Audio dan Bacaan

secara online yang dapat dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan:

SCAN DI SINI

http://bit.ly/Mencari-Kebahagiaan

Untuk mendengarkan atau membaca judul lainnya, silakan akses tautan

https://santapanrohani.org/sph

Ingin lebih mengenal Tuhan? Bacalah firman-Nya dengan bantuan renungan Santapan Rohani Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih dari para pembaca kami. Pilihlah media yang sesuai untuk Anda. CETAK Menerima edisi cetak secara triwulan. APLIKASI
Daily Bread/ Santapan Rohani di Android & iOS. E-MAIL Menerima e-mail secara harian. HUBUNGI KAMI: +62 21 2902 8950 +62 815 8611 1002 +62 878 7878 9978 Santapan.Rohani indonesia@odb.org santapanrohani.org ourdailybread.org/locations/
Our

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.