2 minute read

Santri Aniaya Santri Dihukum 5 Tahun

Pasuruan, Memorandum

Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Bangil menjatuhkan vonis penjara selama 5 tahun kepada MHM (16). Hakim menyatakan MHM terbukti bersalah melakukan tindak pidana melakukan kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan kematian.

Advertisement

Terdakwa santri senior Pondok Pesantren Al-Berr selesai menjalani sidang diversi. Pihak kuasa hukum terdakwa, Sadak menilai hukuman yang divonis kepada kliennya terlalu berat.

Sadak dalam pledoinya sempat menyampaikan kepada majelis hakim, bahwa kliennya bersama keluarganya sudah meminta maaf kepada keluarga korban. Selain itu, apa yang dilakukan korban diluar unsur kesengajaaan. Dan itu sudah disampaikan kepada majelis. Apalagi, kliennya masih berusia 16 tahun masih memiliki masa depan yang panjang. “Saya sudah minta kepada majelis hakim untuk mengurangi hukumannya yang 5 tahun.

Mungkin cukup hukuman

3 bulan pelatihan di Dinas Sosial saja,” ujar Sadak dikonfirmasi usai persidangan. Sebagaimana diketahui, kasus ini bermula saat MHM dianggap menganiaya santri yuniornya, INF (13) di Ponpes saat malam pergantian tahun baru 2023 lalu. INF diniaya dengan cara disiram cairan bensin/pertalite, lalu disulut dengan korek api. INF pun mendapat luka bakar sekitar

70 persen di sekujur badannya. Usai dirawat selama 20 hari di RSUD Sidoarjo, dan

Saya sudah minta kepada majelis hakim untuk mengurangi hukumannya yang 5 tahun. Mungkin cukup hukuman 3 bulan pelatihan di Dinas Sosial saja. Sadak Kuasa hukum terdakwa meninggal dunia. Pada pembacaan dakwaan, jaksa penuntun umum (JPU) menambah pasal yang dikenakan kepada terdakwa. Yakni, pasal 80 ayat 3 UU RI tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 5 tahun penjara. Dalam sidang vonis yang dibacakan Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Bangil pada Jumat (3/2) lalu, majelis menjatuhkan hukuman (vonis) pada terdakwaMHM dengan 5 tahun penjara. Vonis ini sama dengan tuntutan jaksa.

Jemmy Sandra, Kasi Intel

Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasuruan menilai bahwa putusan hakim sudah tepat. Mengingat penganiayaan yang dilakukan oleh terdakwa mengakibatkan korban meninggal dunia.Dan yang dilakukan oleh terdakwa sudah jelas bersalah sesuai dengan aturan hukum melanggar pasal 80 ayat 3 UU RI tentang Perlindungan Anak. Maka dari itu, usai putusan yang kalau memiliki kekuatan hukum tetap, MHM pun diminta untuk dilalukan pembinaan di Lapas kelas I khusus anak di Blitar. Namun, sidang ini rupanya masih berlanjut, karena kuasa hukum terdakwa masih menimbang atau pikir-pikir.

Pihaknya masih ingin bermusyawarah dengan terdakwa dan keluarganya untuk melakukan banding di Pengadilan Tinggi Surabaya. Untuk waktu pikir-pikir, pihak majelis masih memberikan kesempatan kepada terdakwa dalam waktu yang sudah ditentukan. (kd/mh/day)

Tanggul Ambrol, Pikap Nyaris Terjun ke Sungai

Pasuruan, Memorandum Tanggul penahan aliran sungai Gembong di Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Purworejo, ambrol. Kejadian, Sabtu (4/2) sekitar pukul

14.30 membuat sebuah pikap bernopol B 2619 ZZB nyaris tercebur ke sungai. Beruntung kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Musthofa, sopir pikap terkejut setelah mobilnya bergeser mengikuti ambrolnya tang- gul. Beruntung saat itu debit air di aliran sungai Gembong masih landai. Curah hujan saat itu juga tidak terlalu besar. Sehingga kenaikan debit air pun tidak besar seperti biasanya. Sementara itu, Ketua RW 2 Jambangan, Subur menjelaskan, jika tanggul penahan air tersebut dulu pernah ambrol. Kemudian diperbaiki. “Lokasi jatuhnya mobil itu dulu pernah ambrol juga. Terus diperbaiki oleh pemilik mo- bil karena digunakan untuk tempat parkirnya,” jelas Subur. Petugas PMK dan BPBD Kota Pasuruan yang mendapat informasi langsung mendatangi Tempat Kejadian. TKP dari mobil pikap ini berada di sisi jembatan Jambangan. Dibantu warga, petugas langsung menarik mobil pikap tersebut hingga ke atas bibir sungai. Setelah 1 jam, mobil pikap berhasil ditarik ke arah

Politik

jalan kampung. Susilo Hadi, komandan regu dari PMK mengatakan mobil berhasil diselamatkan. Sementara jalan kampung yang ambrol akibat pondasi yang ambrol oleh petugas diberi penanda kayu untuk keselamatan warga. “Kita sudah laporkan kejadian ini kepada pimpinan. Dan dinas PUPR terkait ambrolnya pondasi penahan air di aliran sungai Gembong ini. (kd/mh/day)

This article is from: