
2 minute read
Jalan Maospati-Bendo Ditanami Ranting Pohon
Magetan, Memorandum Kualitas jalan di Kabupaten Magetan benar - benar memprihatinkan. Salah satunya di jalur Maospati - Bendo, masuk desa Setren, Kecamatan Bendo. Jalur poros antara Kecamatan Maospati dengan Kecamatan Bendo berlubang dan membahayakan pengendara. Mengantisipasi korban laka lantas, warga sengaja menanam ranting pohon di tengah lubang jalan.
Priagung Trianjani, (23), warga Desa Kledokan, Kecamatan Bendo, mengaku resah dengan keadaan jalan tersebut. Selain keadaan jalan yang buruk, dirinya juga kerap mendapati lampu jalan mati pada waktu malam hari. “Kadang juga pernah
Advertisement
Warga memasang ranting pohon sebagai bentuk protes kondisi jalan Maospati-Bendo yang berlubang.
Dugaan Asusila Mahasiswi KKN
Magetan Bentuk
Magetan, Memorandum
Pemerintah kabupaten (Pemkab)
Magetan membentuk Tim Pemeriksa

Khusus (Riksus) kasus dugaan asusila yang melibatkan Kepala Desa Kediren, Kecamatan Lembeyan, dengan mahasiswi salah satu universitas swasta di Kota Madiun. Asusila ini, terjadi ditengah sang mahasiswi menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kediren. Riksus yang digawangi Inspektorat dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa (PMD) Kabupaten Magetan tersebut akan memanggil Forum
Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) Lembeyan untuk mengetahui awal mula permasalahan.
“Kami akan minta keterangan
Forkopimca Lembeyan, apa yang terjadi di desa Kediren tersebut,” kata Kepala PMD Magetan, Eko Muryanto, Minggu (5/2).
Dibeberkan Eko Muryanto, pihaknya belum menerima Pengaduan masyarakat (Dumas) terkait peristiwa di Desa Kediren yang melibatkan Kades HS dan salah satu mahasiswa saat menjalankan kuliah kerja nyata.
“Belum ada Dumas. Tapi kami merespons, karena banyaknya informasi diberbagai media massa. Kami menilai harus ada klarifikasi atas kasus ini akan jelas permasalahanya,” tegas Kadis PMD Magetan. Namun Eko Muryanto memastikan dirinya telah memegang uraian kronologi kasus yang terjadi di Desa Kediren, yang akan dijadikan modal awal untuk klarifikasi terhadap pihak - pihak yang tersebutkan dalam peristiwa itu. “ Riksus akan klarifikasi terhadap pihak - pihak yang terkait peristiwa tersebut,” tegasnya.
Kadis PMD Magetan menyampaikan, Kades Kediren akan dijatuhi sanksi jika terbukti melanggar aturan, melalui Peraturan bupati (Perbup) Nomor 34 Tahun 2019 tentang Pedoman Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa. “Hasil Riksus akan dibuat LHP kepada bupati, dan jika terbukti akan dijatuhi sanksi sesuai Perbup 34 tahun 2019,” pungkasnya. (rik/day) lampunya mati di jembatan itu. Kadang kalau lampu motor kurang terang ada lubang itu juga tidak kelihatan dan langsung masuk lubang,” katanya, Minggu (5/2).
Priagung menambahkan, para pengendara yang tidak mengetahui medan jalan atau baru melewati jalan tersebut dipastikan bakal terpeleset kalau tidak berhati-hati. “
Soalnya lumayan besar lubangnya, dan tadi malam itu saya lewat malah ditanami pohon ditengah jalan sama orang, “ bebernya.
Lain Priagung Trianjani, Joko Santoso (38)salah satu pengendara motor yang lewat di jembatan semawur mengaku was-was dan takut dengan keadaan jalan yang dipenuhi lubang tersebut. “Takut, banyak lubang besar-besar, “ jelasnya. Dirinya berharap, pemerintah segera membenahi jalan tersebut karena banyak masyarakat yang lewat, baik mobil, truk hingga sepeda motor. “Harapannya segera diperbaiki biar masyarakat aman, “ucap warga Maospati tersebut.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Magetan Didik Budiman hingga berita ini diturunkan belum merespons konfirmasi Memorandum. (rik/day)
Polisi dibantu relawan mengevakuasi jasad Zudha Juliantoro yang diduga tenggelam ketika memancing di Sungai Kresek.
Hilang 2 Hari
Jasad Pemancing Ketami Ditemukan
Kediri, Memorandum Setelah dua hari pencarian, jasad Zudha Juliantoro (35), warga Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren akhirnya ditemukan, Minggu (5/2). Korban ditemukan di aliran Sungai Kresek sekitar Jalan Pertigaan PG Pesantren-Jeruk. Kapolsek Pesantren Kompol Sugianto menjelaskan, korban dilaporkan hilang sekitar pukul 16.00 setelah pamit ke orang tuanya untuk memancing di sungai sebelah rumahnya. “Sekira pukul 18.30, korban tidak kunjung pulang. Setelah dilihat di bibir sungai diketahui ada pancing satu ember tempat umpan tergeletak,” jelasnya.
Keluarga sontak waswas dan melapor ke Mapolsek Pesantren. Mengingat, korban memiliki riwayat epilepsi dan gangguan jiwa. “Minggu sekitar pukul 06.00, korban ditemukan warga di dasar aliran sungai. Temuan itu langsung kami tindak lanjuti dengan mengolah TKP dan mengevakuasi korban ke RS Bhayangkara Kota Kediri,” tuturnya. (mon/epe)