4 minute read

ETLE Kurang Efektif, Satlantas Berencana Balik Tilang Manual

Sumenep, Memorandum Dinilai kurang efektif dalam menerapkan sistem electronic traffic law enforcement (ETLE), kepolisian Sumenep berencana kembali menerapkan tilang manual di wilayah hukumnya.

Jajaran Polres Sumenep menerapkan tilang elektronik (ETLE) dimulai sejak November 2022 tahun lalu, sejak itu Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) setempat tidak melakukan tindakan tilang manual kepada pelanggar pengguna jalan raya.

Advertisement

Selama menerapkan

Spesimen 13 Balita Diduga

Terpapar Campak Dikirim ke BBLK

Bangkalan, Memorandum

Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, mengirim sampel spesimen 13 balita yang diduga terpapar campak ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Provinsi Jawa Timur.

Menurut Sudiyo Kepala Dinkes Bangkalan ke 13 balita yang diduga suspek campak itu berdasarkan hasil pelacakan yang dilakukan tim di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bangkalan.

“Di antaranya di Kecamatan Sepuluh, Tanjung Bumi, Tanah Merah, Arosbaya dan Kecamatan Galis,” kata Sudiyo, kemarin.

Sebelumnya Dinkes Jatim merilis, Kabupaten Bangkalan termasuk salah satu kabupaten di Jawa Timur dengan kasus campak tinggi bersama tiga kabupaten lain di Pulau Madura, yakni Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.

Dilansir dari Antara, total jumlah kasus campak di Madura mencapai 150 kasus dengan rincian, Kabupaten Sampang 57 kasus, Kabupaten Sumenep 55 kasus, Kabupaten Pamekasan 25 kasus, dan Bangkalan 13 kasus.

Penyebabnya karena banyak balita yang tidak diimunisasi lengkap saat pandemi Covid-19 berlangsung.

“Karena itu, Dinkes Bangkalan langsung menetapkan sebagai kejadian luar biasa dalam kasus campak ini. Kami langsung bergerak cepat melakukan pelacakan dengan mendatangi secara langsung rumah-rumah warga yang memiliki balita,” katanya.

Kepala Dinkes Bangkalan menjelaskan, berdasarkan laporan tim lapangan, sebenarnya balita yang diduga suspek campak itu semuanya 39 orang. Akan tetapi, yang bersedia diambil spesimen hanya 13 orang.

“Sehingga spesimen sampel yang dikirim ke Dinkes Jatim hanya 13 orang itu,” katanya.

Sudiyo lebih lanjut menjelaskan, gejala yang dialami balita yang terserang penyakit campak, mengalami panas tinggi, timbul bintik merah di tubuh, dan demam tidak turun selama beberapa hari. (*/ant/mik)

Sumenep, Memorandum DPRD Kabupaten Sumenep meminta pemerintah daerah melakukan proteksi terhadap keluarga miskin (gakin) yang jumlahnya cukup banyak.

Imbauan tersebut dikeluarkan untuk mengantisipasi potensi kenaikan angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep disaat kemungkinan resesi ekonomi yang diprediksi terjadi tahun ini.

Ketua Komisi I DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath mengatakan, selama lima tahun terakhir, angka penduduk miskin di Kabupaten Sumenep masih cukup tinggi.

Meski sempat ada penurunan, persentase penduduk miskin hanya berkurang sekian persen, tapi kemudian tahun selanjutnya mengalami kenaikan kembali.

“Persoalan kemiskinan memang tidak pernah sederhana. Fluktuasi angka kemiskinan memiliki kohesi dengan kompleksitas persoalan dalam kehidupan warga,” ungkap dia.

Sehingga Darul meminta pemerintah daerah melakukan proteksi apabila terjadi sebuah keluarga yang diterpa kemiskinan karena sebab-sebab tertentu. Tapi hal itu dinilai tidak cukup bagi pemerintah daerah untuk mengentaskan ternyata hasilnya kurang efektif karena tilang elektronik masih mempunyai banyak kelemahan karena tidak dapat menjangkau semua pelanggar lalu lintas.

“Belum efektif karena memang sejumlah kelemahan pada penerapan ETLE,” terang Kasatlantas Polres Sumenep, AKP Alimudin Nasution, Minggu

(5/1). Penilaian tersebut berdasar hasil evaluasi yang dilakukan Satlantas Polres Sumenep. Selama penerapannya belum maksimal mendorong pengendara disiplin berlalulintas hingga masih dibutuhkan tindakan tilang manual. Mengenai kepastian akan kembali memperlakukan tilang manual menunggu hasil evaluasi yang telah disampaikan kepada atasannya untuk disampaikan ke pusat.

Dijelaskan kurang efektifnya ETLE tersebut karena memang kesadaran masyarakat berlalu lintas saat sekarang masih rendah. Selain itu belum mampu menjangkau pelanggar knalpot brong dan balap liar. Dimana tambahnya, balap liar utamanya digelar malam hari dan di tempat-tempat tertentu. Dalam beberapa bulan ini banyak pengendara mengabaikan aturan berlalulintas, tidak pakai helem, bonceng tiga dan pelanggaran lain yang membahayakan.

“Sebab pengendara takut hanya kalau ada polisi, bukan karena kesadaran,” katanya. Yang lebih parah lagi pengendara mengakali ETLE ini dengan menggunakan plat nomor palsu. Untuk itu AKP Alimudin Nasution berharap untuk dipertimbangkan agar ada tilang manual. Untuk titik yang diberi kamera CCTV ETLE antaranya, simpang 3 Jalan Slamet Riyadi, simpang 3 Arya Wiraraja, simpang 3 PKPN dan simpang 4 Jalan Diponegoro.(uri/mik) kemiskinan di Sumenep.

Politikus PDI Perjuangan itu meminta Pemerintah Kabupaten Sumenep melakukan langkah nyata lainnya guna memastikan masyarakat Sumenep bisa segera terentas dari garis kemiskinan.

“Lebih luas lagi pemerintah daerah perlu mendorong peningkatan kualitas pendidikan, dukungan atas pertumbuhan ekonomi mikro hingga industri kecil di pedesaan,” saran legislator asal Pulau Masalembu tersebut.

Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep, sejak tahun 2018 hingga 2022 angka kemiskinan di Sumenep terus mengalami peningkatan. Meski ada penurunan pada tahun 2019 dan 2022, persentase penduduk miskin hanya berkurang sekian persen, sangat kecil dari angka di tahun sebelumnya.

Pada tahun 2018, jumlah penduduk miskin di Sumenep mencapai 218,60 ribu jiwa atau

20,16 persen dari total jumlah penduduk. Jumlah tersebut menurun di tahun 2019 menjadi 211,88 ribu jiwa atau 19,48 persen.

Namun pada tahun 2020, jumlah penduduk miskin di Sumenep kembali meningkat menjadi 220,23 ribu jiwa atau 20,18 persen. Kemudian

Gangguan Listrik Bangkalan di Kabel Fasa

Bangkalan, Memorandum Penyebab penurunan pasokan listrik yang terjadi sejak Sabtu (4/2) sore di wilayah Kabupaten Bangkalan, akhirnya ditemukan. Dugaannya kerena terdapat gangguan pada kabel fasa di jaringan listrik.

Manajer UP3 Pamekasan, Hari Purnomo mengatakan, temuan itu baru saja diketahui setelah petugas melakukan tes menggunakan high voltase (HV) yang dilakukan sejak dini hari tadi. Meski begitu, pihaknya belum mengetahui titik kabel yang mengalami gangguan tersebut.

“Untuk indikasinya sudah ditemukan, saat ini petugas terus bekerja untuk mencari titik gangguannya,” jelasnya, Sabtu (4/1).

Ia juga memberikan update pelanggan terdampak dari pemadaman ini. Yakni sebanyak 342.595 pelanggan dari jumlah total 1.059.523 pengguna listrik di Madura. Selain itu, akibat penurunan pasokan tersebut berbagai wilayah mengalami pemadaman. Namun, pihaknya juga berupaya agar listrik di berbagi fasilitas publik dapat terus tercover. “Kami sediakan 99 unit genset se Madura. Kami utamakan untuk fasilitas publik terutama untuk fasilitas kesehatan seperti rumah sakit,” tuturnya.

Sebanyak 99 genset itu memiliki kapasitas 10,6 MVA itu diketahui merupakan bantuan dari berbagai unit PLN yang ada di Indonesia. Diantaranya yakni unit PLN pada tahun 2021, jumlah penduduk miskin Sumenep terus meningkat menjadi 224,73 ribu jiwa atau 20,51 persen. Kemudian, tanggal 16 Desember 2022, jumlah penduduk miskin di Sumenep turun menjadi 206,20 ribu jiwa atau 18,76 persen dari total jumlah penduduk. (aan/mik)

Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Bali. “Bantuan juga datang dari subholding PLN Nusantara Power yang mengirimkan lampu emergency untuk masyarakat Madura,” imbuhnya. Kini, pihaknya masih terus bekerja agar perbaikan dapat segera di selesaikan Sedangkan pemadaman masih akan terus dilakukan pada sore nanti hingga esok hari dengan bergantian setiap 3 jam di masing-masing wilayah yang sudah terjadwal. (*/bjt/mik) Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik.

This article is from: