9 minute read

Muhammad Samanhudi Anwar (mantan Wali

KABIRO MOJOKERTO-JOMBANG: M Anwar; WARTAWAN: Suparno, Ferdy Eko C, Hermawan S; HP: 082257535345. ALAMAT BIRO MOJO: Griya Permata Ijen A2/17 Magersari, Kota Mojokerto.

Pekerjaan Jalan Wahid Hasyim Disoal Dewan Belum Sebulan Cor Sudah Retak

Advertisement

Jombang, Memorandum

Baru beberapa waktu selesai dikerjakan, wakil rakyat sudah menemukan sejumlah keretakan di hasil pengerasan dengan material cor Jalan Wahid Hasyim. Dengan kondisi itu, dewan meminta agar segera dilakukan perbaikan. Desakan tadi mengingat untuk mempercantik ruas utama di Kota Santri itu menelan anggaran hingga Rp 16,7 miliar.

“Hasil investigasi kami di lapangan, menemukan cor yang sudah mengalami keretakan. Dengan kondisi itu kami menduga proses pengerjaannya tidak sesuai RAB,” papar Wakil Ketua Komisi C DPRD Jombang Miftahul Huda, Senin (30/8).

Lokasi yang didapati olehnya, berada di depan PD Apotek Seger Kota Santri. “Lokasi ditemukannya keretakan berada di depan Apotek Seger. Ini menandakan jika proses pembesian, ketebalan serta spek beton cor perlu dipertanyakan,” sambungnya.

Kecurigaan tadi didasari fakta jika proses pekerjaan belum juga memasuki usia satu bulan. Olehnya, secara khusus wakil rakyat meminta dinas terkait untuk segera turun. “Ini yang harus dicermati, sebab belum satu bulan namun kondisi sudah retak-retak serta berlubang. Maka, kami meminta agar dinas secepatnya turun untuk melakukan pembenahan,” pungkas Huda.

Dihubungi terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Jombang Setiawan Afandi mengatakan jika secepatnya pihaknya bakal meminta rekanan untuk melakukan perbaikan. “Secepatnya kami bakal meminta rekanan untuk segera melakukan perbaikan. Dilihat dari kondisinya, keretakan muncul akibat terpapar panas,” ujarnya.

Dibeberkan, di lokasi ruas yang ditemukan keretakan, memang di dalam rencana anggaran biaya (RAB) tidak menggunakan besi bertulang. Sebab, pengerasan jalan atau rabat nantinya digunakan sebagai alas pemasangan granit. “Memang di pengerasan jalan atau rabat tidak menggunakan besi bertulang. Nantinya, bakal dijadikan alas pemasangan granit,” bebernya.

Kendati demikian, pihaknya memastikan jika bakal melakukan pembenahan. Sekaligus secara khusus, menghaturkan terima kasih kepada wakil rakyat atas informasi yang diberikan. “Yang jelas kami bakal melakukan perbaikan, atas munculnya keretakan yang ada. Demikian halnya atas informasi yang diberikan, kami sangat berterima kasih kepada dewan,” tandas Setiawan.

(wan/yok)

FOTO: MEMORANDUM/HERMAWAN S

Miftahul Huda

FOTO: MEMORANDUM/HUMAS

Bupati memberikan bansos ke warga terdampak pandemi.

Pemkab Kucurkan Rp 133 Miliar untuk Bansos Pandemi

Mojokerto, Memorandum

Pemerintah Kabupaten Mojokerto menggelontorkan bansos uang bagi warga masyarakat terdampak pandemi Covid-19 mencapai Rp 133.178.100.000 miliar. Serta, bansos sembako berupa beras mencapai total 1.194.558 kilogram. Bansos ini berasal dari kucuran pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto.

Bupati Mojokerto Ikfi na Fahmawati mengatakan bahwa bantuan sosial merupakan salah satu tumpuan masyarakat rentan terdampak pandemi Covid-19. Stimulus ekonomi dan sosial tersebut, memang tidak sepenuhnya meringankan beban konsumsi rumah tangga secara otomatis. Namun dengan terus memperhatikan perluasan, nominal, jangkauan, dan penyaluran yang tepat sasaran, ragam bansos ini mampu menolong hidup di masa sulit sekarang. Bansos yang menyasar jutaan keluarga penerima manfaat (KPM), nyatanya juga terbukti efektif menggerakkan roda ekonomi dari hulu ke hilir.

“Ada 10 jenis bantuan yang tercatat oleh kami. Mulai yang dikucurkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk warga masyarakat. Ini belum termasuk yang disalurkan melalui TNI dan Polri. Bansos ini bentuknya ada yang uang, ada yang barang berupa sembako beras. Meski belum sempurna, Pemerintah telah berupaya menunjukkan kehadirannya di masyarakat utamanya dalam masa sulit pandemi Covid-19,” kata bupati, Senin (30/8).

Secara rinci, bantuan tersebut meliputi Bansos Beras PPKM Kemensos kepada 3.000 KPM sebanyak total 15.000 kg, Program Keluarga Harapan (PKH) senilai total Rp 19.691.100.000 miliar untuk 31.698 KPM, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebesar Rp 200 ribu (Juli-Agustus) senilai total Rp 32.157.000.000 untuk 53.595 KPM, Bantuan Sosial Tunai (BST) Kemensos via PT. Pos sebesar Rp 600 ribu senilai total Rp 26.667.000.000 untuk 44.445 KPM, Bantuan Sosial Beras (BSB) PKH dan BST Bulog Kemensos sebanyak 819.410 kg untuk 81.941 KPM, dan Bantuan Sosial Beras (BSB) BPNT Non PKH Bulog Kemensos sebanyak 361.480 kg untuk 36.148 KPM.

Ada juga BST APBD via Pos sebesar Rp 300 ribu senilai total Rp 4.821.000.000 untuk 16.070 KPM, JPS Provinsi sebesar Rp 200 ribu (proses kirim data ke provinsi) untuk 3.500 KPM senilai total Rp 700 juta, Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai total Rp 12.578.400.000 untuk 10.482 penerima, dan BLT DD senilai total Rp 36.563.600.000. (war/yok)

Polisi Bekuk Pelaku Pengeroyokan di Long Storage Akibat Suara Bising Knalpot Brong

Mojokerto, Memorandum

Polisi berhasil mengungkap kasus pengeroyokan di Long Storage Kalimati, Dusun Mliring, Desa Luminggir, Kecamatan Mojosari. Setidaknya, polisi sudah mengamankan tiga pelaku dan dua korban. Atas aksi tersebut, seorang korban mengalami luka di bagian kepala.

Kapolsek Mojosari Kompol Heru Purwandi mengatakan, ketiga terduga pelaku berhasil diamankan petugas dini hari. Itu setelah kepolisian berhasil mengidentifikasi dua korban tindak pengeroyokan di bendungan tersebut.

Hanya saja, pihaknya masih enggan membocorkan identitas para pelaku. “Kami sudah amankan tiga pelakunya, tapi masih ada satu pelaku lagi yang masih belum tertangkap. Jadi ini masih terus didalami,” ujarnya, Senin (30/8).

Heru menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah saksi, aksi pengeroyokan itu diduga disebabkan oleh perkara sepele. Mulanya, korban AND dan ENK warga Desa Sumokembangsri, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, melintas di jembatan bendungan dengan mengendarai motor CBR sekitar pukul 17.00, Minggu (29/8). Namun, setibanya di lokasi, kakak beradik itu berhenti hendak putar balik. Saat itu, di sekitar lokasi tengah digunakan muda-mudi bermotor untuk nongkrong. Saat korban tengah putar balik, tiba-tiba korban dihujani dengan bogeman mentah oleh sekelompok pemuda. “Waktu korban putar balik itu ada satu pemuda yang memukul korban. Akhirnya, yang lain ikut memukuli korban juga,” ungkap Heru.

Diduga, aksi pengeroyokan tersebut akibat hal sepele. Selain akibat suara bising knalpot brong, diduga pelaku yang kali pertama memukul korban dalam kondisi mabuk. “Dugaan sementara seperti itu. Mungkin saja waktu itu pelaku sedang mabuk. Yang jelas saat ini masih kami dalami lebih lanjut,” bebernya.

Atas aksi pengeroyokan itu, salah satu korban mengalami luka sobek di bagian kepala. Petugas juga telah mengamankan barang bukti berupa baju korban dengan bercak darah. Kini, kasus tersebut tengah diproses lebih lanjut oleh petugas reskrim Polres Mojokerto.

(no/yok)

FOTO: MEMORANDUM/SUPARNO

Rekaman layar aksi pengeroyokan di Long Storage.

BPCB Ekskavasi Situs Petirtaan Sumberbeji

Jombang, Memorandum

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, kembali melakukan ekskavasi di situs petirtaan yang berada di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.

Ekskavasi lanjutan yang keempat ini dilaksanakan selama 10 hari. Terhitung mulai 19 hingga 28 Agustus 2021. Ekskavasi kali ini difokuskan pada pembenahan lingkungan sekitar dan mencari titik sumber mata air. Kepala Bidang Cagar Budaya dan Sejarah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Dwi Supranto mengatakan, bahwa hari ini (kemarin, red) ekskavasi yang keempat selama 10 hari.

“Untuk kali ini kita menargetkan mencari titik sumber mata air dan pembenahan di lingkungan sekitar. Hasilnya, di ujung barat ditemukan ada titik mata air, dan sisi timur saluran buang, sudah ketemu ya,” katanya, disela-sela peninjauan di Sumberbeji, Senin(30/8).

Dwi menjelaskan, follow up ke depan pihaknya akan mencoba mengembangkan potensi situs Sumberbeji ini dan memanfaatkan untuk objek wisata. Dan akan disinergikan dengan program dari BPCB, Pemkab Jombang dan desa, untuk mencoba mengembangkan potensi situs yang terbuka ini.

“Kendala terkait dengan lahan biasanya. Kalau lahan-lahan itu di luar lahan pemerintah, lahan itu masih di sekitar masyarakat, itu yang harus kita bicarakan terkait pembebasannya,” jelasnya.

Kemudian Dwi mengungkapkan, bahwa pihaknya dari pemerintah provinsi mendukung terkait upaya pelestariannya, termasuk didalamnya sudah mengangkat juru pelihara di situs Sumberbeji ini untuk menjadi tenaga perawatan dan kesehariannya.

“Untuk ekskavasi selanjutnya kita akan konsultasi dahulu dengan pimpinan terkait dengan alokasi dana. Karena kita harus berbagi dengan 38 kabupaten/kota. Ke depan setelah ini, kita akan mencoba untuk ekskavasi lanjutan di situs Kumitir,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala BPCB Provinsi Jawa Timur Zakaria Kasimin menerangkan, bahwa pihaknya masih mempunyai

FOTO: MEMORANDUM/M ANWAR

Ekskavasi tahap empat di situs Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro.

program untuk melanjutkan ekskavasi. Tapi mungkin akan menitikberatkan pada bagian-bagian tertentu yang akan ditentukan selanjutnya.

“Karena secara struktur dari bangunan Petirtaan Sumberbeji ini kami sudah menemukan. Sekitar 90 persen kita sudah mengetahui seperti apa bentuknya. Tapi kondisi lingkungannya yang perlu mungkin juga kita amati,” terangnya.

Zakaria menegaskan, jika ini merupakan ekskavasi yang keempat, bekerjasama dengan provinsi. Selanjutnya masih punya program sekali lagi, dan setelah itu mungkin akan melakukan penanganan objeknya, yaitu pemugarannya. “Konkritnya kita masukkan dulu program ini, usulkan ke pusat. Mudah-mudahan disetujui sehingga kita bisa melakukan pemugaran. Nah, pemugaran ini yang jadi permasalahan adalah bukan secara tekhnis, tetapi dari bahannya,” tegasnya. Menurut pengakuan Zakaria, bahan bata itu sekarang untuk mendapat kualitas yang sangat baik kemungkinan agak sulit. Tapi pihaknya mengupayakan, semoga kedepan mendapat kualitas bata yang baik. “Di tahun ini juga kami sudah berbincang dengan Bappeda Jombang untuk membuat master plan. Karena cagar budaya harus ditata berdasar peruntukan ruangnya,” akunya.

Di UU Nomor 11 Tahun 2010, lanjut Zakaria, bahwa cagar budaya itu terdiri dari empat zona. Yakni zona inti, penyangga, pengembang dan penunjang. Semoga bisa terwujud pada tahun ini. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Saya juga berterimakasih kepada desa. Karena beliau juga akan membantu didalam mewujudkan penataan Sumberbeji ini. Mungkin nanti kami akan memberi rambu-rambu mana yang bikeh dilakukan, mana yang tidak,” ujarnya.

Sedangkan untuk pengelolaan belum bisa ditentukan, karena itu kebijakan di level pimpinan. Tapi memelihara itu kewajiban. “Kita tetap mengawasi, sehingga pada saat memanfaatkan itu tidak berdampak pada pengrusakan cagar budaya,” pungkasnya.

(war/yok)

Jelang HUT Ke-73 Polwan Polres Jombang Gelar Donor Darah

Jombang, Memorandum

Menyongsong Hari Jadi ke73 Polwan yang jatuh pada 1 September, jajaran polwan Polres Jombang gelar bakti sosial dengan membagikan masker dan lakukan donor darah di PMI Cabang Jombang, Senin (30/8).

Keseluruhan agenda bakti sosial tadi mengusung tema ‘Transformasi Polri yang Presisi Polwan Siap Mendukung Penanganan Covid-19 untuk Masyarakat Sehat dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Menuju Indonesia Maju’. “Bakti sosial kami lakukan dalam rangka hari jadi polwan ke-73. Kegiatannya berupa pembagian masker dan donor darah,” terang senior polwan Polres Jombang AKP Dwi Retno Suharti.

Dijelaskan, kegiatan dalam rangka hari jadi Srikandi Bhayangkara itu sebagai wujud kepedulian Polri di tengah pandemi. “Kami bekerjasama dengan PMI Cabang Jombang untuk kegiatan bakti sosial donor darah ini. Semoga bisa membantu saudara kita yang membutuhkan darah di tengah pandemi Covid-19,” ujar perwira yang juga menjabat Kapolsek Perak itu.

Dipastikan selama pelaksanaan donor darah pihaknya tetap melaksanakan protokol kesehatan. Sebelumnya para pendonor harus mengikuti

FOTO: MEMORANDUM/HERMAWAN S

Kegiatan donor darah yang dilakukan jajaran polwan Polres Jombang.

swab antigen, pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir dan menjaga jarak. Sementara itu, sebagai bentuk tali asih kepada purnawirawan, dalam agenda yang sama jajaran polwan juga membagikan bingkisan bagi personel yang telah rampung mengemban tugas pengabdian.

Ditegaskannya, polwan adalah srikandi-srikandi terbaik untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, bangsa dan negara. Dan kegiatan seperti ini adalah sebuah bukti manifestasi pelayanan Polri sebagai pengayom, pelindung, dan pelayan masyarakat dalam mendukung Transformasi Polri Menuju Presisi.

“Semoga polwan kedepannya lebih profesional, disiplin dalam membantu mewujudkan tugas pokok Polri menjaga kamtibmas yang kondusif serta menciptakan masyarakat yang produktif. Dirgahayu Polisi Wanita Republik Indonesia yang ke73 tahun. Tetaplah satu barisan untuk mendukung Transformasi Polri Menuju Presisi,” pungkas Retno. (wan/yok)

This article is from: