SERTIFIKA T
P ER S WAN DE memorandum.co.id
memorandumredaksi@gmail.com
HARGA Rp 3.500,-
FOTO: MEMORANDUM/DANNY
SELASA LEGI, 25 MEI 2021
Dari Belgia ke Mana Kapolsek Sukolilo Kompol Subiyantana didampingi Kanitreskrim Iptu Zainul Abidin menunjukkan tersangka dan barang bukti di mapolsek.
Oleh: Dahlan Iskan
Be Bers rsaambung ke halama an 2 Bersambung halaman
FOTO: MEMORANDUM/RIO
P
ernah ada heboh kecil dua bulan lalu. Saya menahan diri untuk ikut nimbrung. Biarlah emosi turun dulu: BUMN akan membeli peternakan sapi di Belgia. Itu untuk mengatasi kekurangan daging di dalam negeri. Rupanya memang ada pemikiran itu. Hanya saja, tentu, maksudnya tidak di Belgia. Kalau pun ada peternakan besar di sana apakah bisa dibeli. Lalu, apakah fisibel–terutama karena jaraknya. Pemikiran membeli peternakan di luar negeri itu sendiri sangat baik. Terutama setelah berbagai upaya di g berhasil. ber erha hasil. dalam negeri tidak kunjung
Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya Kompol Ambuka Yudha dan Kanitjatanras Iptu Agung Kurnia menunjukkan kedua tersangka.
POLISI BEKUK 3 PEMBUNUH REMAJA SIWALANKERTO TIMUR
KEPALA DIBENTURKAN TEMBOK Kronologi:
Surabaya, Memorandum Anggota Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya menangkap tiga pengeroyok yang menyebabkan MFZ (18), warga Jalan Siwalankerto Timur, kehilangan nyawa.
Jovita Karen
Jaga Penampilan
A
rtis muda Jovita Karen mengaku lebih senang menghabiskan waktunya untuk melakukan perawatan wajah di klinik kecantikan. Ia lebih senang melakukan treatment pada wajah ketimbang menggunakan produk skincare. Diakui Jovita Karen, ia dapat menghabiskan waktu satu bulan
Mereka diringkus di rumahnya masing-masing. Ketiganya adalah Akbar alias Tanjung (19), warga Jalan Rungkut, AR (18), warga Jalan Wonocolo, dan BY. Sedangkan dua temannya lagi ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO) yakni RF dan SD. “Saat kami interogasi, memang mereka mengakui melakukan penganiayaan tersebut bersama-sama terhadap korban,” kataWakasatreskrim Polrestabes Surabaya Kompol Ambuka Yudha, Senin (24/5). Ambuka menambahkan, untuk motif pengeroyokan saling balas dendam antara kelompok pelaku dan MFZ. Diawali seorang pelaku berinisial BY diduga memerkosa pacar teman korban. Hal itu membuat kelompok MFZ tidak terima kemudian mela-
1
Motif tewasnya MFZ karena balas dendam. Seorang pelaku, BY diduga memerkosa pacar teman korban. Hal itu membuat kelompok MFZ menghajar BY. Tidak terima, kelompok BY membalas mengeroyok MFZ dan temannya, AL.
2
Setelah menyelidiki kejadian itu, anggota Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya menangkap tiga pelakunya. Mereka diringkus di rumahnya masing-masing. Dua pelaku lain masih dalam pengejaran petugas. Diduga pengeroyok korban sekitar 15 hingga 20 orang.
kukan pengeroyokan terhadap BY dan memukulinya. Setelah kejadian itu, BY mengadu ke teman-teman Bersambung ke halaman 11
Perkara Tipu Gelap Jual Beli Kayu
-
Kebablasan, disuruh pembelajaran tatap muka (PTM) kok pembelajaran tatap-tatap tubuh (PTTT)!
Si Mameng (Pengawas sekolah)
TIDAK TERBIT Sehubungan dengan libur Hari Raya Waisak, Surat Kabar Harian (SKH) MEMORANDUM pada Rabu, 26 Mei tidak terbit. Kembali terbit seperti biasa pada hari Kamis, 27 Mei 2021. Mohon pembaca dan relasi iklan memaklumi. Penerbit
Surabaya, Memorandum Sidang lanjutan perkara dugaan penipuan dan penggelapan dengan terdakwa Imam Santoso, Dirut PT Daha Tama Adikarya (DTA) berlanjut ke pembuktian pokok perkara. Dalam sidang kali ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Tanjung Perak Irene Ulfa dan Zulfikar menghadirkan dua saksi. Mereka adalah Willyanto Wijaya (saksi pelapor) dan Agus Hernandes (saksi fakta). Saksi Willyanto Wijaya mendapat kesempatan pertama untuk didengarkan keterangannya. Lalu dilanjutkan dengan mendengarkan keterangan saksi Agus Hernandes. Dalam keterangannya, Willyanto, Direktur CV Jasa Mitra Abadi ini membeberkan alasannya tertarik dengan tawaran
FOTO: MEMORANDUM/JAKA
Meng, guru SD mencabuli anak di bawah umur di toilet.
Surabaya, Memorandum Anggota Tim Antibandit Polsek Sukolilo mengamankan pelaku pencurian laptop di Kantor PT Indobake Ruko Icon, Jalan Ir Soekarno.Tersangka, Stephen Irawan Martawinata (38), warga Jalan Babatan Pantai Utara. Dia disergap di rumah kontrakan barunya di perumahan Swan Cristal, Menganti Park, Gresik, Minggu (23/5) malam. Dari tangan tersangka, petugas menyita barang bukti sebuah laptop yang dicuri dari tempat kerjanya tersebut. “Setelah aksi pencurian itu dilaporkan ke kami, tersangka selalu berpindah tempat. Hingga dia kami amankan di rumah kontrakan yang ditinggali bersama sang istri di Gresik,” kata Kapolsek Sukolilo Kompol Subiyantana, Senin (24/5) siang. Subiyantana menjelaskan, aksi pencurian itu bermula pada awal Mei lalu. Saat itu, tersangka bekerja pada shift dua sekitar pukul 19.30. Melihat kondisi kantornya sepi, muncul niat Stephen untuk menguasai laptop yang diletakkan di meja resepsionis. “Setelah membawa laptop itu, tersangka lebih dulu meletakkan di depan ruangannya. Ketika pulang kerja, barulah dia membawa laptop curiannya dengan menyembunyikan di tas ransel,” tandas Subiyantana. Sementara itu, Kanitreskrim Iptu Zainul Abidin mengatakan, niat tersangka untuk mencuri laptop di perusahaannya tidak sekadar berniat menguasai barang itu. Maksud utama tersangka, untuk mencuri data customer yang sudah tersimpan di laptop tersebut. Berbekal data itu, tersangka mampu meraup keuntungan dari hasil menipu sebesar Rp 15 juta. Modusnya, dari data pribadi yang disimpan, tersangka mengelabuhi costumer dengan menawarkan barang promo yang dijual dengan harga jauh di bawah pasaran. “Setelah tergiur dengan barang yang ditawarkan tersangka, korban lantas mentransfer sejumlah uang ke rekening milik istrinya. Jika ditotal, uang yang diambil dari beberapa korban mencapai Rp 15 juta,” terang Abidin. Sayang, aksi tersangka tidak bertahan lama. Meski sudah menghabiskan uang hasil kejahatan, Stephen akhirnya meringkuk di tahanan. Pihak manajemen perusahaan tersangka yang menyadari laptopnya dicuri, langsung melaporkan ke Polsek Sukolilo. Di hadapan penyidik, Stephen mengaku nekat mencuri laptop karena sakit hati.Tanpa alasan yang jelas, tersangka mendadak dipindah tugas menjadi sales (pemasaran).“Padahal saya tidak salah, tapi dipindah jadi sales,” aku tersangka. (fdn/nov)
Kompol Ambuka Yudha Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya
Korban Beber Modus Dirut PT DTA -
Pria Babatan Pantai Curi Laptop Kantor
Saat kami interogasi, memang mereka mengakui melakukan penganiayaan tersebut bersama-sama terhadap korban.
GRAFIS: MEMORANDUM/AZIZ
Bersambung ke halaman 11
Sakit Hati Dipindah Tugas
Willyanto Wijaya memberikan keterangan dalam sidang di PN Surabaya, Senin (24/5).
yang diberikan terdakwa Imam Santoso. Pertama, terdakwa mengaku salah satu pemilik salah satu hotel bintang empat di kawasan Jalan Yos Sudarso. Kedua, terdakwa mengaku memiliki lahan kayu di Sulawesi Selatan yang belum dipotong dengan menunjukan beberapa dokumen, salah satunya adalah
rencana kerja tahunan (RKT) pemotongan kayu sebanyak 16 ribu kubik lebih. Ketiga, tertuang dalam kontrak perjanjian. Karena tertarik, selanjutnya Ia dengan disaksikan Agus Hernandes menandatangani kontrak perjanjian yang sudah dibuat oleh terdakwa Imam Santoso. Kontrak perjanjian itu
ILUSTRASI: MEMORANDUM/AZIS
Suami Di-PHK karena Pandemi, Kini Ngopa-Ngopi
ditanda tangani di hotel pada 21 September 2017. “Kita pesan 15 ribu kubik atau setara empat tongkang. Dengan janji di kirim empat bulan. Jenis kayu campur, total nilainya Rp 6,1 milliar dan sudah dibayar lunas. DP pertama Rp 3,1 miliar, sisanya bertahap,” terang Willyanto Wijaya saat didengarkan kesaksiannya di ruang sidang Sari 2 Pengadilan Negeri Surabaya, Senin (24/5). Namun pada kenyataannya, kayu yang dipesannya itu tak kunjung dikirim oleh terdakwa. Terlebih, diketahui kayu yang dijual tidak sesuai dengan kontrak perjanjian. Karena tidak sesuai, terdakwa meminta tolong kepada Willyanto untuk menjualkan
MUSLIKHA (nama samaran) terpaksa menggugat cerai Ridho (samaran juga) lantaran tidak kuat melihat suaminya itu glundang-glundung dan tak berniat mencari kerja. Bila diingatkan, bisanya hanya marah-marah dan marah-marah. “Sejak di-PHK, kerjanya cuma tidur-tiduran dan ngopa-ngopi di warung,” tutur Muslikha ketika bertemu Memorandum di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. Ia menceritakan, sebelum pandemi melanda Indonesia, ekonomi keluarganya boleh dibilang cuma pas-pasan. Meskipun tidak sampai berhutang hal itu tetap disyukuri Muslikha. “Sebelum ada corona saja kami hidup pas-pasan. Apalagi sekarang, tidak ada masukan sama sekali dari dia.Tapi aku tetap bersyukur, yang penting tidak sampai punya utang,” katanya. Pada awal pandemi Muslikha memang terpaksa berutang. Sanak saudara hingga tetangga yang menjadi sasaran. Muslikha pernah mengeluhkan kekurangan kebutuhan rumah tangga kepada suaminya, tapi hanya dijawab sabar. Begitu terus-menerus hingga perempuan manis ini kehilangan kesabaran. Ia tidak sanggup membayangkan manajemen gali lubang
Bersambung ke halaman 11
Bersambung ke halaman 11
PENERBIT: PT. Memorandum Sejahtera SIUPP: No. 098/SK/Menpen SIUPP/A6/1986 PELAYANAN IKLAN-PEMASARAN: 031-8275390 REDAKSI: 031-8275390 FAX: 031-8291078 LAYANAN PENGADUAN KORAN & IKLAN:
081-2325-2205