1 minute read

Sambat di Grup Forkom, Wali Kota Lambat Merespons

Surabaya, Memorandum Sampah di tempat penampungan sementara (TPS) Pasar Kembang meluber. Efeknya, aroma tak sedap mengganggu aktivitas warga. Menumpuknya sampah juga membuat warga rentan terkena penyakit, apalagi di musim hujan seperti saat ini. Lalat beterbangan dan juga terlihat tikus diantara tumpukan sampah.

Rini, pemilik warung di samping TPS Pasar Kembang menyebut, menumpuknya sampah membuat warungnya sepi pembeli. Sebab, bau busuk karena sampah tidak diangkut dalam dua hari membuat pembeli enggan mampir ke warungnya. Menurut Rini, langganan warungnya juga banyak yang protes. “Dulu TPS-nya di dalam, tapi seka- rang dipindah ke depan di jalan raya. Ya, saya tidak bisa apa-apa. Sudah resiko juga buka warung samping TPS. Tapi kalau ada pembeli yang benar-benar lapar ya makan juga. Namanya juga lapar,” kata Rini Hal yang sama juga dikatakan Yanto, warga setempat. Yanto mendengar ada truk pengangkut sampah yang rusak. Rusaknya truk terdampak ke 6

Advertisement

TPS lain di wilayah kelurahan Tegalsari. “Buang sampahnya ke TPS Pasar Kembang semua dan akhirnya jadi meluber ke jalan,” jelas Yanto. Sementara itu, Ketua RW 05 Kelurahan Wonorejo, Sulastri membenarkan jika sudah dua hari sampah di TPS Pasar Kembang belum diangkut. Dampaknya sampai ke RT 01 Wonorejo. “Ketua RTnya tadi menghubungi kami dan memberitahu bila TPS Pasar Kembang penuh dan warganya akhirnya membuangnya di kali kecil. Akibatnya timbul bau sampah menyengat dan aliran air kali tidak jalan,”

Bersambung ke halaman 10

This article is from: