SERTIFIKA T
P ER S WAN DE memorandum.co.id
SABTU WAGE, 12 JUNI 2021
memorandumredaksi@gmail.com
HARGA Rp 3.500,-
KABUR,, PEMBUNUH BOCAH KUPANG KRAJAN DITEMBAK
Oleh: Arief Sosiawan Pemimpin Redaksi
Politisasi Kerumunan
KEPRUK KEPALA KORBAN 4 KALI
K
abar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Surabaya Adi Sutarwijono terjangkit corona virus (Covid-19) mencuat akhir pekan ini. Mirisnya lagi, bukan hanya dia yang positif. Beberapa rekan sejawat (anggota DPRD Surabaya dari partai lain) dan teman separtainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), juga diberitakan positif terpapar virus mematikan yang sejak 2019 ngetren jadi problem dunia itu. Kabar lain yang tak kalah ngetren pada pekan ini adalah kerumunan di semua gerai makanan cepat saji ternama, Mc Donald. Kabar ini dibicarakan masyarakat Indonesia secara luas dan dinilai membahayakan jiwa masyarakat luas. Alhasil, kejadian itu memaksa aparat kepolisian menutup semua gerai Mc Donald. Bersambung ke halaman 8
Cak Narto Ketua PBAS, AM, ayah korban, Muhajir Wahyu Ramadhan, dan Cak Mat Nasir menunjukkan laporan polisi dan surat pernyatan dari leasing.
CUCU DIBUANG DI JALAN Motor Keluarga Ketua PBAS Dirampas Debt Collector
Surabaya, Memorandum Pelarian Wahyu Buana Putra Morita (46), penganiaya JM (12), warga Jalan Kupang Krajan IV berakhir di tangan anggota Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya.
Surabaya, Memorandum Aksi perampasan motor dilakukan debt collector terhadap AM, cucu Ketua Paguyuban Bendera Arek-Arek Suroboyo (PBAS) Cak Narto, Kamis (10/6). Bahkan, gadis yang masih berusia 16 tahun itu digiring dari Rungkut ke kantor leasing di Sidoarjo. Atas kejadian tersebut, korban didampingi ayahnya, MuhajirWahyu Ramadhan mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), Polresta Sidoarjo. Wahyu melaporkan, kasus dugaan perampasan yang dilakukan empat orang debt collector yang mengaku dari salah satu leasing. Ditemui di rumahnya, Jalan Medayu Utara, AM menceritakan kronologi kasus perampasan oleh para debt collector. Saat itu, AM dan temannya NR baru saja membeli makan di kawasan Rungkut Mapan Utara mengendarai motor Honda PCX milik ayahnya. Setelah itu, keduanya berniat mencuci kendaraan tersebut. Sebelum tiba di tempat cuci motor, AM dan NR diberhentikan dua orang yang mengaku sebagai debt collector. Mereka boncengan satu motor. “Dua orang berbadan tinggi tegap berambut gondrong. Satu orang mengaku namanya Aziz,” kata AM. Seperti modus debt collector lain, di lokasi mereka mencecar sejumlah pertanyaan kepada AM yang notabene masih berstatus pelajar. Mereka menanyakan, apa benar motor berwarna merah itu milik Muhajir (ayah AM).“Setelah itu, saya disuruh nunggu atasan mereka datang,” tambah AM. Tidak lama, dua orang debt collector berbadan tinggi tegap tiba di lokasi tersebut. Keempat orang tersebut kemudian mengajak korban untuk ke kantor leasing di Jenggolo yang tidak jauh dari Alun-Alun Sidoarjo. “Saya diancam tidak boleh menghubungi Papa,” tandas AM. AM memaparkan, untuk menuju ke kantor leasing Jenggolo, dia dan NR dikawal empat orang yang mengendarai dua motor. Satu motor di depan, sedangkan motor lain membuntuti. “Saya nurut saja karena takut. Katanya motor Papa nunggak tiga bulan,” imbuh AM. Setiba di kantor leasing, AM dan NR diajak masuk ke ruangan kosong. Di sana, AM diberikan lembaran kertas. AM dipaksa untuk menandatangani lembaran tersebut. Sementara motor yang tadi dikendarai AM dan NR sudah diamankan di gudang belakang kantor leasing. Sekitar pukul 16.00, NR disuruh pulang terlebih dulu oleh para debt collector. Dia diminta pulang dengan jasa ojek online yang sudah dipesan oleh salah satu debt collector. Sementara AM masih ditahan untuk menyelesaikan masalah di kantor itu. “Temanku pulang dulu,” ucap AM. Setengah jam berselang, AM yang sudah menandatangani
Pria asal Cilanjung, Desa Cipareuan, Kecamatan Cibiuk, Garut, Jawa Barat (Jabar) itu ditangkap petugas saat beristirahat di halaman Masjid Al Araaf, Perumahan Bukit Cirende Pondok Cabe Hilir, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel). Mengetahui petugas hendak menangkapnya, Wahyu berusaha melarikan diri, sehingga ditembak kaki kirinya. Selanjut Bersambung ke halaman 11
Tidak Niat Membunuh
Petugas menggiring Wahyu Buana Putra Morita yang kaki kirinya ditembak.
RenaƩa Moeloek
F
enomena BTS BTS M Meall ((paket k menu kolaborasi restoran cepat saji McDonald’s dengan BTS, grup idol asal Korea Selatan membuat banyak orang penasaran. Tidak hanya ARMY (penggemar BTS), tapi para chef ternama seperti Renatta Moeloek juga ikut merasakan. Chef Renatta Moeloek malah mencoba BTS Meal. Makanan hasil kolaborasi tersebut belakangan ini menuai pro dan kontra karena dianggap menimbulkan kerumunan di tengah pandemi corona. Bersambung ke halaman 11
-
-
Meng, Polda Jatim diminta tegas berantas aksi premanisme. Lalu bagaimana dengan polisi berpakaian preman?
Si Mameng (Polisi cepek dan polisi tidur)
Saya tidak niat membunuhnya Pak. Sewaktu memukul dengan paving, kedua mata saya terpejam karena tidak tega. Wahyu Buana Putra Morita Pelaku Pembunuhan dan bermain HP dengan kedua anaknya. Setelah mengetahui kekerasan yang dilakukan bapaknya, mereka hanya bisa tertegun dan terlihat panik. Selanjutnya, Wahyu mengambil HP milik JM dan langsung mengajak mereka pergi “Saya lari ke arah Jalan Banyuurip bersama anak-anak. Dan sempat
Bersambung ke halaman 11
Bersambung ke halaman 11
Guru Ngaji Cabuli 10 Santri Sidoarjo, Memorandum Anggota Satreskrim Polresta Sidoarjo mengungkap kasus pencabulan anak di bawah umur. Kapolresta Sidoarjo Kombespol Sumardji mengatakan, pihaknya telah menangkap AH sebagai pelakunya. “Para korban masih berusia belasan tahun dan beberapa masih di bawah umur,” kata Sumardji, Jumat (11/6). Pelaku yang juga guru ngaji semua korban itu ternyata sudah berkeluarga dan telah memiliki dua anak. AH mengaku telah melakukan tindak pencabulan terhadap anak di bawah umur sejak 2016. Kejadian tersebut diketahui dari laporan seorang saksi yang memberikan informasi kepada polisi. Berdasarkan laporan ke polisi ada sepuluh anak yang jadi korban pencabulan. Pada saat melakukan tindakan asusila, pelaku mengancam korban agar tidak mengadu ke orang lain. Menurut pengakuan korban, mereka mengalami pelecehan seksual berkali-kali dengan ancaman. “Modus tersangka menampung anak didiknya di rumah yang dijadikan sebagai
ILUSTRASI: MEMORANDUM/AZIS
Teklek Kecemplung Kalen (2) FOTO: MEMO RANDUM/BWO
PRIHATIN
WAHYU Buana Putra Morita tampak tertatih-tatih saat digiring petugas di Mapolrestabes Surabaya. Kaki kirinya diperban karena dijebol timah panas. Wajah pria ini hanya bisa tertunduk dan kedua tangannya terikat tali plastik. Pria 46 tahun itu terlihat penuh penyesalan dan menangis ketika ditanya sejumlah wartawan. Wahyu bercerita, jika dirinya tega memukul JM dengan paving karena ingin bocah itu hanya pingsan. Tapi perbuatan sadisnya malah kebablasan dan mengakibatkan korban tewas setelah dirawat di RSUD dr Soetomo selama sepekan. “Saya tidak niat membunuhnya Pak. Sewaktu memukul dengan paving, kedua mata saya terpejam karena tidak tega,” ungkap Wahyu sembari terisak-isak. Masih kata Wahyu, ketika dikepruk, korban sedang duduk di kamar
Tersangka diinterogasi Kapolresta Sidoarjo Kombespol Sumardji.
tempat belajar mengaji. Setelah itu, AH mendoktrin dengan agama dan kemudian berbuat bejat kepada santrinya di dalam kamar. Santri-santri itu disodomi satu per satu,” tandas kapolresta. Ditegaskan Sumardji, pelaku dijerat
pasal 82 Undang Undang nomor 35 tahun 2014 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. “ Pelaku kami jerat dengan pasal 82 Undang Undang nomor 35 tahun 2014 dengan ancaman hukumannya 15 tahun penjara,” pungkasnya. (bwo/jok/nov)
Istri Dihamili Sahabat Partai
M
endengar pengakuan Nindi, tentu saja Zaenal kaget. Mana mungkin Nindi bisa hamil kalau dirinya mandul? Zaenal kalut. Toh begitu dia menyembunyikan perasaannya, bahkan berusaha menampakkan
PENERBIT: PT. Memorandum Sejahtera SIUPP: No. 098/SK/Menpen SIUPP/A6/1986 PELAYANAN IKLAN-PEMASARAN: 031-8275390 REDAKSI: 031-8275390 FAX: 031-8291078 LAYANAN PENGADUAN KORAN & IKLAN:
Bersambung ke halaman 11
081-2325-2205