









Perkenalkan saya Michelle, mahasiswi Program Studi Arsitektur Universitas Tarumanagara. Selain akademik yang menjadi tujuan nomor satu, saya aktif dalam organisasi dan kepanitiaan yang ada di kampus sebagai bentuk meningkatkan pengalaman, kemampuan, relasi dan hal lainnya. Dari sekian banyak kegiatan serta pekerjaan, saya mungkin tidak sadar akan terjadinya kesalahan, sehingga saya akan sangat menghargai kritik dan saran yang diberikan.
Email: ruslimichelle4@gmail.com
Instagram: mchelrusli23
Linked In: Michelle Rusli
2015
Ketua Jurnalistik, SMP Don Bosco III
2019
Dewan Ambalan Pramuka, SMA Don Bosco III
Wakil Ketua Bid. Dana, Gelar Kesenian 2019 Ketua Kelas, Studio Perancangan Ars. 1
Sunda Indonesia
SMA Don Bosco III, Cikarang Selatan Jurusan IPA, Angkatan 9 Univ. Tarumanagara (Tingkat Akhir) Program Studi Arsitektur, Angkatan 2019 Inggris Hokkien Mandarin
2020
Anggota Bid. Finance, Architectural Design Week 2020 Anggota Bid. Minat dan Bakat, IMARTA-SKETSA 2020/2021
Anggota Public Share, Studio Perancangan Ars. 3 Anggota Public Share, Studio Perancangan Ars. 4
2021
Wakil Ketua Bid. Finance, Architectural Design Week 2021
Ketua Bid. Acara, Pemilihan Kahim IMARTA 2021/2022 Anggota Bid. Minat dan Bakat, IMARTA-SKETSA 2021/2022
MC, Penerimaan Mahasiswa Baru Ars. 2021 Moderator, Homecoming 2021 Anggota Bid. Seminar, HUT IMARTA-SKETSA Ke-33 Moderator, Seminar Feng Shui Pasca Pandemi: Implementasi dalam Ruang Kerja
Steering Committee Bid. Dana, Gelar Kesenian 2021
2022
Direktur Komunikasi dan Pemasaran, Architectural Design Week 2022
Ketua Departemen Pelayanan, IMARTA-SKETSA 2022/2023
Panitia Pameran Public Expose 8.33 pada Jakarta Innovation Days
Panitia Pameran Sketching the Story: Architecture and More
Panitia Pameran Sketching the Story: Architecture and More - Drawing In Sequence
Penasihat Bid. Dana, Konsumsi, dan BPHI, Gelar Keseniaan 2022
Proyek dibangun berdasarkan fenomena unik yang terjadi di Kawasan Petak Sembilan, Glodok berupa ekspansi lahan pada bagian atas riol kota. Lebih tepatnya hal ini terjadi di sepanjang Jalan Kemenangan Raya. Dapat terlihat para pedagang menggunakan bagian atas riol kota dan juga bahu jalan untuk berjualan jasa serta produk barang yang mereka tawarkan kepada pembeli maupun pengunjung. Tak jarang, penghuni atau warga serta para pedagang sekitarnya juga menggunakan bagian atas riol kota sebagai tempat untuk bersosialisasi. Dari sini dapat terlihat bahwa perdagangan barang dan jasa menjadi kegiatan utama di Kawasan Petak Sembilan yang akhirnya menciptakan gangguan pada riol kota dan sirkulasi jalan. Dengan adanya proyek “BERSUSUN”, keseharian warga dan para pedagang yang ada dapat terakomodir dengan lebih baik tanpa mengganggu lingkungan sekitarnya.
Petak Sembilan yang terletak di Glodok, dikenal sebagai Kawasan Pecinan dan sentra perdagangan sejak ratusan tahun lamanya. Kawasan ini dikenal sebagai lingkungan dengan golongan ekonomi variatif yang memiliki tipologi bangunan, yaitu lantai bawah sebagai tempat melakukan usaha berdagang (mendominasi) dan lantai atas sebagai tempat untuk berhuni. Berdagang seakan sudah menyatu dengan kehidupan sehari-hari dengan pedagang yang berkegiatan secara tetap di kawasan Petak Sembilan khususnya Jalan Kemenangan Raya.
Tipologi bangunan terpisah oleh riol kota dan membutuhkan jembatan penghubung
Kepadatan tinggi Keterbatasan lahan
Ekspansi
Warga dan pedagang
Bagian atas riol kota
Kebutuhan
Lahan usaha jasa dan barang Tempat interaksi sosial Kenyamanan
RUANG
Para pedagang dapat memiliki ruang lebih untuk melakukan kegiatan berdagang serta berinteraksi, tanpa mengganggu fungsi riol kota dan sirkulasi pada Jalan Kemenangan Raya.
Ruang yang tercipta bersifat lebih terbuka dengan modul-modul berbeda. Modul yang dibentuk, dapat dilepas pasang menyesuaikan kebutuhan serta dikategorikan berdasarkan fungsi dan peletakannya pada grid tiang penyangga sehingga terbentuk suatu konsistensi melalui “bahasa” bentuk
Dengan menggunakan “bahasa”, tercipta konsistensi yang membentuk keteraturan. Pada proyek terdapat 3 hasil dari 3 aturan yang diterapkan. Ketiga aturan ini dibentuk berdasarkan perbedaan fungsi dan juga peletakan. Dengan adanya aturan, membentuk ruang yang lebih menyesuaikan dengan kebutuhan dari pengguna ruang.
Bentuk heksagon diambil sebagai bentuk dasar untuk memanfaatkan ruang secara lebih maksimal pada kawasan yang padat dan tidak menimbulkan kesan masif karena adanya sisi-sisi miring
Pagi 08.00
Pedagang membuka kios
Sepanjang hari Terjadi aktivitas jual beli dan interaksi Sore 17.00 Pedagang menutup kios
Area berdampingan area agar berkumpul mengganggu jalan
Dari perbedaan fungsi dan peletakan modul, secara tidak langsung terbentuk suatu keteraturan pada struktur plat lantai dan rangka scaffolding (struktur utama) melalui peletakan dari plat-plat dasar yang sebagai dudukan rangka. Selain perbedaan fungsi dan peletakan, keberagaman material pada proyek pun termasuk sebagai aturan yang digunakan.
Area kior basah terbagi menjadi 2 modul berbeda susunan. Untuk modul yang 1 dapat diisi oleh 1 pedagang, sedangkan modul kedua dapat disi oleh 2 pedagang
Area komunal berada di lantai atas, berdampingan dengan area kios kering, pengunjung dapat berkumpul tanpa mengganggu sirkulasi jalan jika terjadi keramaian
Area kios kering berada di lantai atas agar kotoran seperti air bekas lelehan es tidak mengotori. Area Kios kering dapat diisi oleh sekitar 5 pedagang
Sepanjang hari
Terjadi aktivitas dan interaksi antar pedagang dengan pembeli maupun pembeli dengan pembeli dan oleh warga
Sepanjang malam
Area komunal terbuka 24 jam, sehingga saat malam hari dapat digunakan oleh penjaga malam untuk memantau keadaan sekitar
TERBUKA: Agar memudahkan interaksi yang terjadi antar pedagang maupun warga serta pengunjung. Keterbukaan dipengaruhi juga oleh desain yang menggunakan sistem menyerupai scaffolding.
TERHUBUNG: Agar seluruh area dapat terjangkau pengunjung, dibentuk penghubung vertikal (tangga) dan horizontal. Jembatan penghubung ini juga mengambil inspirasi dari tipologi bangunan yang sudah ada di Jalan Kemenangan Raya, yaitu jembatan penghubung bangunan ke jalan utama.
Adanya ruang-ruang kosong agar tercipta kesan ekspansi yang tidak masif
Proyek dibangun linear mengikuti alur dari riol kota tanpa mengganggu sirkulasi riol kota dengan menciptakan bagian terbuka agar riol dapat “bernapas”
Proyek dibangun linear mengikuti alur riol kota yang memanjang
Kawasan Petak Sembilan merupakan kawasan yang cenderung padat dengan fungsi bangunan campuran, yaitu hunian dan tempat usaha yang menjadi satu. Rata-rata ketinggian bangunan yang ada sekitar 2-3 lantai. Luas area perancangan berupa bagian atas riol kota.
Atap jaring agar ringan dan terlihat tidak masif
Lantai kayu dengan jenis berbeda untuk membedakan fungsi
Pijakan penghubung area kiri dan kanan dgn bahan metal anti slip
Rangka scaffolding (dilapisi cat anti karat warna merah untuk merepresentasikan pecinan)
Tangga metal anti slip agar tidak terjatuh saat menaiki tangga
Lantai kayu deck yang berjarak agar air lelehan es dari kios daging, dll dapat langsung mengalir ke riol kota
Base plate sebagai dudukan dari rangka scaffolding
Balok beton sebagai dudukan base plate agar rangka yang menembus riol kota dapat berdiri dengan baik
Struktur menggunakan struktur scaffolding tubular yang dibantu dengan ring lock sebagai pengunci antara pipa ledger (horizontal) dan pipa standard (vertikal)
Pipa standard (panjang: 2.2m)
Pipa ledger (panjang: 2,3m)
Base plate dan cast jack nut
Pipa standard yang berada di posisi vertikal, dipasangkan ke base plate dan cast jack nut agar dapat berdiri dan menopang pipa diatasnya