Vloggers, Flirting With Brands

Vloggers: Flirting With Brands Vloggers: Flirting With Brands

Add the Official Account of Garuda Indonesia

INFLUENCER MARKETING EDITION

LEZATNYA PASAR MI INSTAN PREMIUM | UNITED TRACTORS BICARA SOAL MARKETING | BERAPA TARIF VLOGGER DI INDONESIA?

FLIRTING WITH BRANDS

MarkPlus-27:

Indonesia (Re) United By Hermawan Kartajaya

English and Chinese Sections Inside

Add us @garudaindonesia

17997803_MARKETEERS MEI 2017_C-1+4.pdf 1

17997803_MARKETEERS MEI 2017_C-4.PDF

Cover may 2017 pilih.indd 1

May 2017 issue Rp.50.000,-

May 2017 issue May 2017 issue

Get exclusive access to special offers and unforgettable new content

17997803_MARKETEERS 2017_C-1_R2.PDF 17997803_MARKETEERS MEIMEI 2017_C-1_R1

www.marketeers.com www.marketeers.com/tv

KNOWLEDGE NETWORKING ENTERTAINMENT

4/25/17 10:12 PM 26/04/2017 1:22:40

/jakpost

17997803_MARKETEERS MEI 2017_C-2+3.pdf 1

@jakpost

@jakpostlife

17997803_MARKETEERS MEI 2017_C-2.PDF

The Jakarta Post Digital

17997803_MARKETEERS MEI 2017_C-3.PDF

26/04/2017 1:22:27

P R O

L O

G

U

E MAGAZINE COVER DESIGN PROCESS

002

Jangan Gampang Jatuh Cinta

uka atau tidak suka, marketeer harus mulai melirik pemasaran di dunia digital. Semua ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa konsumen saat ini sangat bergantung dengan dunia internet beserta segala produk turunannya.

Tak harus 100% memang. Namun, jika Anda masih alergi dengan marketing di dunia digital, cobalah untuk berkenalan dengannya.

Sebuah fakta yang mengejutkan, saat ini YouTube telah menjadi search engine terbesar kedua setelah Google. Ketika ingin mencari tutorial make up, hijab, mengecat mobil, hingga keindahan Raja Ampat, kita bisa mencarinya di YouTube.

Konon, ada 300.000 video yang diunggah ke YouTube setiap harinya.

Satu di antara miliaran konten yang ada di YouTube, bisa jadi milik Anda. Dan, pertanyaannya, apakah konten Anda bisa menarik perhatian rakyat dunia maya? Jika jawabannya tidak, menggandeng video blogger (vlogger) bisa menjadi salah satu opsi bagi Anda.

Ya, vlogger bisa menjadi salah satu pintu bagi merek untuk masuk ke dunia digital. Maklum, mereka memiliki follower atau subscriber yang dengan setia menanti konten dari pujaan mereka. Jumlahnya pun beragam, mulai dari puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan jutaan. Ketika merek Anda melalui salah satu vlogger yang ada, Anda tentunya bisa menjangkau audiens mereka.

Namun, ada berbagai aturan main yang perlu diketahui oleh pemilik merek sebelum menjajal cara ini. Itulah alasan mengapa Marketeers menjadikan isu vlogger sebagai tajuk utama pada edisi Mei 2017. Marketeers menghadirkan praktik dari sejumlah pemain dari berbagai industri. Selain itu, Marketeers juga menghadirkan profil berbagai vlogger Indonesia yang telah memiliki nama, apa positioning, hingga tarif mereka.

Harapannya semua ini bisa menjadi panduan, acuan, serta masukan bagi Anda sebelum memutuskan jatuh cinta dengan salah satu dari mereka. Selamat membaca.

Publisher Hermawan Kartajaya Chief Executive Stephanie Hermawan - Chief Operations Marketeers Media, Community & MICE Tinus Kusuma - Editor In Chief Iwan Setiawan - Managing Editor Hendra Soeprajitno. hendra@marketeers.com - Editor Sigit Kurniawan. sigit@marketeers.com - Ign. Eko Adiwaluyo. eko@ marketeers.com - Editorial Secretary Diah Restu Wahyuni. redaksi@marketeers.com - Reporter: Jaka Perdana. jaka@marketeers.com - Saviq Bachdar. saviq@marketeers.com - M. Perkasa Al Hafiz. hafiz@marketeers.com - Septi Wijayani. septi@marketeers.com - Ramadhan Triwijanarko. ardhan@marketeers.com - Illustration: Arif Priambudi - Adre Masdrajad - Pramaditya Andika Widi - Photography Rizky Priya Layout: M. Ottyawan Firdaus - Yoo Su Youn - Advertisement: Umi Ryantici Bazar. umi.ryantici@markplusinc.com - +62 812 7198 282, +62 21 5790 2338 - TV: Aji Radhyantomo. aji@marketeers.com - Online Activation: Hadi Nugroho. nugros@marketeers.com - Fikri Paham. fikri @marketeers.com - Offline Activation: Anisah Armina. mina@marketeers.com - Circulation: Taufik Abe. abe@marketeers.com - +62 813 1555 6493 - Mulyadi. mulyadi@marketeers.com - P +62 838 2001 0077 +62 21 5790 2338 ext 409, F +62 21 5795 1103.

Marketeers Magazine

EightyEight@Kasablanka 8th floor Jl. Casablanca Raya Kav. 88 Jakarta 12870 Toll Free: 0 800 188 1111

R O A

D

M

A

P

02

Prologue

04

Roadmap

08

Marketeers’ Diary

13

Talking Point

23

Captain of Industry

30

Words of Wisdom

39

Deep Dive

Vloggers: Flirting With Brands Kehadiran vlogger telah “menggoda” para pemasar Indonesia untuk menjadikan mereka sebagai kanal dalam berkomunikasi. Namun, sebelum memutuskan siapa vlogger yang terbaik, jangan pernah melupakan ilmu pemasaran. Tujuannya agar usaha Anda tidak menjadi sia-sia.

Our contributor

Dr Jonathan A.J. Wilson Berawal dari manager periklanan, Jon kini memiliki sejumlah karier mulai dari akademisi, konsultan, trainer, pembicara, hingga kolumnis. Pria keturunan Skotlandia dan besar di Manchester ini menjadikan Islamic Marketing sebagai bidang yang dicintainya.

Jon juga merupakan Pemimpin Redaksi Journal of Islamic Marketing dan Executive Trainer Al Jazeera Media Network di Qatar.

76

IMA for Indonesia

78

Wirausaha

83

Maestro

93

Nusantara

99

Pop Culture

This Issue’s Poster: YOUTH WOMEN NETIZEN MONITORING Youth: A Penny Saved Is A Penny Earned!

Marketeers + BTN 005 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Kerek Dana Murah Lewat Serbu BTN Program SERBU BTN menjadi strategi marketing dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dalam menjaring dana pihak ketiga. Hasilnya?

Bank BTN mampu menorehkan pertumbuhan dana pihak ketiga di atas rata-rata industri perbankan.

ahun 2017 rasanya bakal dilalui PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan cemerlang. Data menunjukkan, hingga Februari 2017, dana murah atau CASA (current account and saving account) perseroan tercatat naik 20,1% secara tahunan. CASA Bank BTN naik dari Rp 60,24 triliun pada Februari 2016 menjadi Rp 72,36 triliun di bulan yang sama tahun ini.

Kenaikan CASA emiten dengan kode saham BBTN itu tercatat berada di atas ratarata industri perbankan nasional. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, CASA industri perbankan nasional hanya naik 11,32% (yoy) pada Februari 2017 dari Rp 2.304,1 triliun pada Februari 2016 menjadi Rp 2.565,1 triliun pada Februari 2017.

Pertumbuhan positif ini salah satunya ditopang oleh program undian berhadiah Serba Untung (SERBU) BTN. Direktur Consumer Banking Bank BTN Handayani mengatakan, pada awal tahun ini, penghimpunan dana murah perseroan bahkan mencatatkan posisi di atas ratarata industri perbankan nasional. “SERBU BTN telah sukses menggandeng nasabah untuk terus menabung di Bank BTN,” jelas Handayani dalam pengundian Monthly Prize 7 SERBU BTN di Jakarta.

Handayani menjelaskan, Program SERBU BTN juga menjadi salah satu upaya perseroan mengapresiasi nasabahnya di samping untuk meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).

Secara keseluruhan, Handayani mengatakan DPK Bank BTN naik 22,07% yoy pada Februari 2017 dari Rp 128,26 triliun pada Februari 2016 menjadi Rp 156,56 triliun.

Sementara itu, Kepala Divisi Ritel Funding and Services Division Bank BTN Nasril menuturkan, Program SERBU BTN

ADV BTN.indd 32

tersebut telah digelar sejak 1 September 2016 hingga 31 Agustus 2017 mendatang.

“Tujuan dari program SERBU BTN adalah mengakuisisi nasabah baru dan bagi nasabah lama melakukan top up pada saldonya,” jelas Nasril.

Bagi nasabah baru, Bank BTN menawarkan kemudahan dan fasilitas yang membantu kenyamanan nasabah. “Untuk meningkatkan top-up saldo dari nasabah, pada kisaran saldo tertentu nasabah akan langsung ditawarkan Program Prioritas, ada fasilitas-fasilitas tambahan seperti di airport, hotel, dan belanja. Kemudahan kami berikan demi kenyaman para pelanggan Prioritas ini menjadi fokus kami,” tambahnya.

Dalam pengundian Monthly Prize 7 kali ini, Bank BTN membagikan hadiah mobil, sepeda, dan peralatan elektronik lainnya dengan nilai hadiah mencapai Rp 467,5 juta.

Secara keseluruhan, Bank BTN menyediakan hadiah senilai total Rp 17,8 miliar dengan grand prize berupa rumah mewah senilai

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-005

Rp 2 miliar dan dua Toyota Alphard untuk program SERBU BTN 2016.

Program Serbu BTN ini sudah dilakukan beberapa tahun. Bank BTN pun melakukan evaluasi sesuai dengan keinginan nasabah.

“Yang kami perbaiki saat ini adalah hadiah.

Bila diperhatikan, hadiahnya lebih banyak soal keluarga. Mobilnya juga jenis mobil keluarga, alat-alat rumah tangga. Nasabah suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan keluarga,” sebut Nasril Menurut Nasril, bagi masyarakat yang ingin memperoleh hadiah tersebut cukup menjadi nasabah Tabungan Batara Bank BTN. Semakin besar saldo tabungan dan transaksi di seluruh jaringan kantor Bank BTN, maka peluang nasabah untuk memenangkan hadiah yang disiapkan perseroan pun kian tinggi. Sebab, nasabah berkesempatan menang di semua tahapan, yakni pengundian bulanan, kuartalan, dan grand prize. Nah, apakah Anda sudah ambil bagian?

4/22/17 3:27 AM

DAY 1 WED, 3 MAY

DAY 2 THU, 4 MAY

BUMN DAY

Hadir untuk Negeri TOURISM DAY

JMW PRIVILEGE CARD

FRI, 5 MAY

and win

THE GRAND PRIZE!

DAY 4 SAT, 6 MAY

MON, 8 MAY

Pesona Indonesia

CULINARY & DAY 3 ENTERTAINMENT DAY Get your

DAY 6

DAY 7 TUE, 9 MAY

Life is Tasty SPORTS & HEALTHY DAY

The Energy of ASIA

FASHION & BEAUTY DAY

Charming, Smart & Hospitable TECHNOLOGY & ENTREPRENEURSHIP DAY

Tech 4 Good

#JMW17

jakartamarketingweek.com event@jakartamarketingweek.com

marketeers.com

Marketeers

@the_marketeers

marketeers

MarketeersTV

M

A

R K

E

T

E E R S ’

D

I A

R Y

The Net 008 Tenaga Kerja Mulai Lirik Perusahaan Lokal Ketimbang MNCs

Pelajaran Marketing dari Konsumen Pertama BMW i8

Indonesia Perlu Segera Siapkan Industri 4.0

Oleh Saviq Bachdar

Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz

Oleh Annisa Bella

Selama ini, orang berpikir bahwa Multinational Companies (MNCs) dipandang lebih berkelas sehingga mendominasi pasar tenaga kerja di banyak negara Asia. Akan tetapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa perusahaan lokal di Asia mulai menyalip para pesaing global mereka.

Kesimpulan itu merupakan hasil survei yang dilakukan oleh JobStreet.com dan jobsDB kepada 43.827 responden yang berasal dari Malaysia, Singapura, Hong Kong, Filipina, Thailand, Indonesia dan Vietnam.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 itu, pencari kerja di kawasan Asia memilih sama rata alias 50%-50% antara MNCs dan perusahaan lokal ketika mereka hendak memilih perusahaan untuk bekerja. Tujuh dari tiga negara tersebut menunjuk Google sebagai perusahaan pilihan. Sementara Vietnam memilih Unilever.

Bagaimana dengan Indonesia?

Marketeers.com akan menjawabnya.

BMW Group Indonesia baru saja menyerahkan unit pertama dari BMW i8 kepada konsumen Indonesia. Sonny Kastara Dhaniswara adalah orangnya. Pria yang merupakan Ketua Umum Asosiasi Android Indonesia (Asanda) ini pun membawa pulang BMW i8 Protonic Red Edition.

Sebuah edisi paling spesial dari BMW i8 karena hanya ada satu di Indonesia.

Menariknya, proses keputusan pembelian yang dialami Sonny cukup panjang dan unik.

“Saya melihat BMW i8 pada tahun 2014 saat masih berbentuk mobil konsep. Saat itu, saya katakan pada diri sendiri kalau saya harus memiliki mobil ini. Apalagi BMW i8 juga digunakan Tom Cruise di film Mission Impossible 4. Meskipun saya tidak bisa seganteng Tom Cruise, tapi saya harus bisa memiliki mobil ini,” ujar Sonny Kastara di acara penyerahan kunci unit BMW i8 Protonic Red Edition, di Jakarta Bukan hanya keren, juga penuh insight marketing. Temukan di Marketeers.com

Industri 4.0 merupakan istilah bagi revolusi industri keempat yang pertama kali dicetuskan di Jerman. Industri 4.0 hadir guna meningkatkan efisiensi pengeluaran dana bagi tenaga kerja. Salah satu proses kerja dalam bentuk revolusi industri ini adalah dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin atau robot.

“Untuk membangun strategi dalam mengembangkan industri 4.0 di Indonesia diperlukan dukungan dari berbagai aspek, yakni politik atau pemerintah, perusahan, dan institusi riset,” papar Kai Mertins, Founder sekaligus CEO of Knowledge Raven Management GmbH Berlin dalam seminar yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian.

Simak perkembangannya di website Marketeers.com tercinta Anda.

Watch it on

marketeers.com/tv and SUBSCRIBE TO youtube.com/marketeers

Kunjungi www.marketeers.com untuk info selengkapnya.

Marketeers + Pertamina

#LetsGO

Download Pertamina GO!

T Pertamina (Persero) meluncurkan kembali aplikasi Pertamina GO berbasis Global Positioning System (GPS) yang dapat diunduh di Google Play dan App Store. Aplikasi Pertamina Go menjawab kebutuhan konsumen, dari segi fitur terdiri dari Berita, Promo Produk, Motorist Diary, Trip Planner dan Mini Game Go. Fungsi utama dari aplikasi pintar yang mengandalkan integrasi layanan GPS ini adalah untuk mengetahui dan melacak SPBU terdekat dari lokasi pengguna Pertamina GO. Pada fitur selanjutnya ada Trip Planner, pengguna dapat menyimpan lokasi tujuan yang dilengkapi dengan titik-titik lokasi SPBU di sepanjang perjalanan. Di fitur ini pengguna juga dapat memilih kategori bahan bakar dan rute yang ingin dipilih. Dalam fitur Motorist Diary sendiri, pengguna dapat menggunakan aplikasi ini untuk mengetahui bahan bakar yang sesuai dan pengingat servis kendaraan termasuk ganti oli dan tanggal jatuh tempo perpanjangan surat kelengkapan kendaraan dan hanya dengan mengisi informasi jenis kendaraan, serta jadwal cek tekanan angin. Setelah mengisi data tersebut, secara otomatis aplikasi akan memberikan notifikasi kepada pengguna, setiap bulan bahkan hari, agar tidak melewatkan masa servis kendaraan.

Aplikasi Pertamina GO ini juga memiliki fitur Mini Game GO untuk menghempaskan rasa bosan ketika menunggu maupun bagi penikmat game house. Cara bermainnya pun mudah hanya dengan register di aplikasi Pertamina GO kemudian Anda dapat bermain di Mini Game GO serta akumulasikan nilainya supaya mencapai angka tertinggi. Jika melalui tahap pencapaian batas harian, pengguna akan mendapatkan extra life dengan mencari dan mendatangi SPBU Pertamina menggunakan aplikasi Pertamina GO untuk mendeteksi SPBU yang menjual Pertamax Turbo kemudian pengguna dapat melanjutkan permainan. Nilai tertinggi berhak mendapatkan kesempatan meraih voucher bahan bakar kendaraan sesuai dengan syarat dan ketentuan.

Aplikasi Pertamina GO sangat berguna dan multi fungsi bagi konsumen Pertamina, segera download dan rasakan manfaatnya.

Untuk informasi lebih lanjut kunjungi www.pertaminago.id atau instagram @pertaminagoid.

Bensin Tinggal Dikit, Mengukur Jarak Tempuh Kendaraan? #LetsGO download dan cek di Pertamina GO!

NEAREST SPBU find the nearest spbu location that has your product preference with gps direction that will guide you into the location.

MOTORIST DIARY all of your vehicle information with only one touch.

PROMO don’t miss the chance to get promo offer for merchandise, gasoline, events, and many more.

NEWS keep up to date with the latest news about Pertamina.

MINI GAME GO play the exciting racing games and compete with your friends.

M

A

R K

E

T

Indonesia Marketeers Festival 010

E E R S ’

D

I A

R Y

Marketeers + MD Media

permasalahan kebutuhan data pendukung industri pariwisata. Dengan solusi ini, insight yang biasanya didapat dalam kurun waktu 2 tahun dengan metode konvensional, kini dapat diakses secara real-time.

Indonesia Tourism Intelligence mencakup informasi jumlah kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara, tujuan wisata Indonesia dan negara kompetitor, serta preferensi pariwisata dari negaranegara target wisatawan. MD Media telah mengimplementasikan solusi ini untuk Kementerian Pariwisata yang dapat diakses melalui platform mobile dan online.

Indonesia Tourism Intelligence ini telah mendapatkan Silver Award di Asia Pasific Stevie Award 2017.

BIG DATA ANALYTICS & DIGITAL ADVERTISING : NEW ENGINE PT METRA DIGITAL MEDIA

When Big Data Drives Innovation

CEO MD Media didampingi CFO dan Management pada acara SME Digital Enabler

emasuki tahun ke-4 berdirinya PT Metra Digital Media (MD Media) dibulan Mei 2017. MD Media terus menunjukan pertumbuhan kinerja bisnis dengan didorong transformasi digital perusahaan dan inovasi.

Sebagai bagian dari Telkom Group yang mempunyai visi perusahaan menjadi “The King of Digital Media”, MD Media menggerakan 3 (tiga) portofolio bisnisnya yaitu : 1. Integrated Digital Media melalui produk Digital Out Of Home (DOOH), Online Services dan Mobile Advertising 2. Big Data Analytics dengan layanan produk Digital Directory dan Digital Analytic 3. Digital Advertising Agency layanan Media Placement, Creative dan Activation Seperti yang dicanangkan oleh CEO MD Media, Bapak Syaifudin, “transformasi digital perusahaan merupakan ruh dari perusahaan. Digital Mindset dan Digital Culture akan menjadi dasar utama menjadikan perusahan tumbuh dan mempunyai daya kompetitif yang

berkelanjutan di industri” Secara progresif dan inovatif dibawah kepemimpinan Bapak Sendy Aditya Kamesvara sebagai CMO, MD Media melakukan ekspansi pasar Digital Advertising dengan kekuatan Big Data Analytics.

Melalui Big Data Analytics, MD Media memberikan solusi digital advertising & solusi pengolahan informasi untuk suatu keputusan bisnis baik bagi segmen enterprise maupun UMKM dalam rangka memasarkan produk ataupun brand melalui media digital seperti DOOH, Mobile Advertising, Yellow Pages co.id, Wifi Id dll yang dapat di monitoring dan diukur secara real time.

Big Data telah mendorong inovasi solusi di MD Media, Senior GM Group Operation Bapak Eddy Sofryano ditahun ini telah menetapkan pengembangan & inovasi untuk Big Data Analytics fokus di 3 (tiga) segmen industri yaitu Tourism : Indonesia Tourism Intelligence, Local Government: City Sight dan Financial : Financial Intelligence & Marketing Analytics As Service.

Indonesia Tourism Intelligence Merupakan solusi Sistem informasi pariwisata yang memanfaatkan kapabilitas Big Data untuk menyelesaikan

City Sight Solusi untuk mendukung Smart City berupa pemantauan informasi real time mengenai : (i) Kondisi lingkungan dan cuaca (ii) Media sosial dengan topik : perumahan dan lingkungan , bencana alam, pendidikan, kesehatan, sosial budaya, olahraga, transportasi, keamanan dll. (iii) Pariwisata kota: informasi jumlah dan asal wisatawan, tujuan atau prefersensi wisatawan, dll (iv) Pantauan laporan dari warga yang berbasis SMS dan media sosial dengan respon cepat dan terintegrasi dengan solusi Smart City lainnya.

Financial Intelligence & Marketing Analytics As Service Merupakan sistem analisa khusus untuk sektor keuangan yang dapat menggambarkan market insight seluruh kebutuhan customer berbasis data Telkom Grup dan BPS. Selain dalam bentuk insight, layanan ini juga dilengkapi dengan layanan targeted advertising berbasis artificial intelligence yang memungkinkan perusahan perbankan & finance untuk mendapatkan pelanggan baru secara efektif.

MD Media ingin mewujudkan karya nyata bagi Indonesia. Bersama Telkom Indonesia dan sinergi dengan anak perusahaan Telkom Group lainnya dan pihak-pihak terkait merupakan kunci utama keberhasilan inovasi –inovasi ini.

Untuk info lebih lanjut : GM Big Data Analytics MD Media Hanif Helmi (0811 102 1003) Wisma Aldiron 2nd Fl. Jl. Jend Gatot Subroto Kav 72, Pancoran - Jakarta 12780 Phone : 62 21 794 4454 Customer Care : 15000 57

p. 14 Perlukah Pindah Ke Digital dan Abaikan Konvensional?

p. 18 Bukan Saling Mengiris, Tapi Mengisi

p. 16 Agar Investasi Lebih Mengalir

p. 20 Lezatnya Pasar Mi Premium

T A

L K

I

N

G

P

O

I

N

T

MarkPlus Center for Financial Services 014

Perlukah Pindah Ke Digital dan Abaikan Konvensional?

Oleh Ramadhan Triwijanarko & Hendra Soeprajitno

Teknologi telah menyebabkan beberapa wajah industri berubah. Bisnis konvensional yang telah ada selama puluhan tahun harus rela mengubah pola bisnis agar bisa beradaptasi dengan situasi pasar saat ini.

Benarkah dunia online adalah hal yang paling utama? ifat industri keuangan yang kompleks, khususnya perbankan, menjadikan pemain di dalamnya tidak bisa terlalu gesit dalam melakukan inovasi.

Bahkan, jika kita bicara tentang dunia teknologi, perbankan menjadi salah satu industri yang telat mengadopsinya.

Untungnya hal ini mendapatkan perhatian dari para regulator dengan melakukan penyesuaian terhadap regulasi.

Bersahabat dengan teknologi pun menjadi sebuah keharusan apalagi behavior customer terus berubah.

“Mau tidak mau, pemain perbankan harus berubah. Sebelumnya perbankan harus memiliki banyak gerai atau Anjungan Tunai Mandiri (ATM) jika ingin mengalami pertumbuhan. Sedangkan saat ini, frekuensi orang melakukan transaksi secara tradisional mengalami penurunan,” kata Noviady Wahyudi, Head of Customer Experience PT Bank CIMB Niaga Tbk dalam acara MarkPlus Center for Financial Service bertajuk Integrating Conventional & Digital Customer Journey di Jakarta pada akhir Maret lalu.

Saat ini, ketergantungan masyarakat terhadap dunia teknologi memang semakin tinggi. Hal ini tidak terlepas dari sejumlah data yang ada. Saat ini, setidaknya terdapat 297 juta unit mobile phone di Indonesia.

Sedangkan penggunaan internet di Indonesia telah mencapai 132 juta.

Menurut data CIMB Niaga, saat ini sekitar 90% transaksi perbankan dilakukan secara branchless. Sedangkan 70% komplain dilakukan melalui telepon, website, media sosial. Sementara, 1% nasabah sudah membuka rekening tanpa cabang, yaitu melalui website, clicks, atau phone banking.

Namun, bukan berarti transaksi secara tradisional telah ditinggalkan oleh

T A

L K

I

N

G

P

O

I

N

T

MarkPlus Center for Financial Services 015 perbankan. Meski sekitar 76% transaksi dilakukan melalui digital platform, jumlah orang yang melakukan transaksi secara tradisional masihlah tinggi. “Khususnya untuk transaksi yang terbilang kompleks.

Misalnya melakukan transfer senilai Rp 500 juta,” kata Noviady.

Noviady mengatakan, customer sebenarnya tidak peduli apa yang menjadi channel perbankan, namun lebih kepada pilihannya. Karenanya, sebagai pemain, CIMB Niaga pun melakukan integrasi terhadap Omni-Channel yang ada.

“Tugas perbankan adalah menjaga kepercayaan. Berbagai survei menunjukkan yang membuat level of trust tinggi adalah fisik dari cabang sebuah bank. Itulah kenapa CIMB Niaga melakukan perubahan dalam bentuk kantor cabang dan juga melakukan integrasi terhadap teknologi sebagai OmniChannel,” katanya.

Hal yang sama juga terjadi dalam industri asuransi. Selain masalah inovasi, industri asuransi di Indonesia masih dihadapi dengan permasalahan kompetisi yang teramat ketat, banyaknya kompetitor, hingga kesadaran masyarakat akan layanan asuransi juga masih rendah.

Lusi Liesdiani, SVP Digital Channel Asuransi Astra menilai interaksi antara nasabah dengan perusahaan asuransi amat terbatas. Ia membandingkan interaksi tersebut dengan interaksi antara nasabah dengan perbankan.

“Asuransi mobil saja, kebanyakan nasabah membeli asuransi kendaraan tidak datang ke kantor asuransi. Mereka membeli asuransi tepat saat membeli kendaraan. Jadi, mereka

talking point may.indd 2

belinya di diler kendaraan,” ujar Lusi.

Baginya, interaksi baru terjadi ketika nasabah melakukan proses klaim. Ia menyadari betul saat ini kebanyakan nasabah menginginkan sesuatu yang cepat dan mudah. Hal ini lantas dijawab oleh Asuransi Astra dengan masuk ke ranah digital. “Aplikasi digital yang kami ciptakan dan tawarkan ini untuk menambah pengalaman konsumen. Bukan berarti kami pindah ke digital. Bisnis kami masih membutuhkan interaksi manusia secara langsung,” tambahnya.

Aplikasi yang ditawarkan Asuransi Astra tidak semata memberikan informasi terkait asuransi, namun juga mengingatkan tentang kondisi kendaraan, kapan harus memperpanjang surat kendaraan, dan kapan harus menservis kendaraan. “Di digital, kami ingin menambah engagement dengan nasabah. Bukan berati kami menggantikan bisnis konvensional. Adanya aplikasi digital membantu interaksi dan engagement kami kepada nasabah,” katanya.

Asuransi Astra menilai setelah penerapan aplikasi digital, interaksi dengan nasabah menjadi lebih mudah dan interaktif.

“Kami membangun interaksi baru kepada nasabah kami. Proses yang tadinya lama menjadi lebih cepat. Ini melengkapi bisnis konvensional kami, tidak akan pernah mereplace bisnis konvensional,” pungkas Lusi.

Setelah pelaku perbankan dan asuransi buka suara, kalangan financial technology (fintech) startup juga turut menghadirkan inovasi baru dalam sistem gadai. Masyarakat Indonesia sudah mengenal sistem gadai sejak ratusan tahun lalu. Gadai sampai

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-015_R1

saat ini masih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terutama bagi kalangan yang belum tersentuh oleh layanan perbankan modern. Layanan fintech startup dari Pinjam.co.id berusaha memudahkan konsumennya yang ingin melakukan proses gadai.

“Pada dasarnya Pinjam.co.id diciptakan dengan alasan bahwa masih banyak orang belum terjamah oleh institusi keuangan,” ungkap Teguh B. Ariwibowo, Founder & Chief Executive Officer Pinjam.co.id.

Teguh mengingat betul suatu waktu ia bertemu dengan pedagang di pasar yang meminjam uang sebesar Rp 100.000 di pagi hari dan mengembalikannya sebesar Rp 110.000 pada sore harinya. Pengalaman tersebut membuat ia berpikir bahwa banyak masyarakat yang sebenarnya butuh pinjaman secara cepat dan ringkas.

“Kalau ada teknologi yang lebih murah dan tentunya responsible, yang berdagang bisa mendapatkan akses keuangan yang tentunya lebih baik. Di Indonesia, masih banyak orang yang belum tersentuh layanan keuangan. Kami ingin orang dapat akses keuangan secepat mungkin,” ujarnya.

Baginya, proses gadai di Indonesia tidak mengalami inovasi baru selama ratusan tahun. Sebab itu, bersama Pinjam.co.id, Teguh menawarkan bisnis model dan pengalaman baru kepada masyarakat yang ingin melakukan sistem gadai.

Meski menawarkan suatu hal yang baru melalui teknologi, Teguh menilai saat ini proses offline tidak bisa terhindarkan dari transaksi gadai. Terlebih, para juru gadai atau penaksir perlu melihat barang yang akan digadai secara langsung untuk bisa menentukan nilai dari sebuah barang.

Saat ini, Pinjam.co.id sudah terdaftar secara resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, Pinjam.co.id juga sudah melakukan serangkaian kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar untuk semakin memperluas penetrasi bisnisnya.

“Saat ini, kami fokus di kelas mikro. Kami berusaha menghadirkan dan menawarkan alternatif baru dari akses keuangan. Gadai itu tidak susah dan tidak bikin malu. Tidak melulu orang yang gadai adalah orang yang kepepet,” jelas Teguh.

Tidak bisa ditepis bahwa karakter konsumen telah banyak berubah.

Perusahaan mau tidak mau harus bisa menyesuaikan diri dengan kebiasaan konsumen. Namun yang perlu diingat, keberadaan platform digital tidak selalu mengubah bisnis yang telah berjalan selama puluhan tahun secara keseluruhan.

Perusahaan memang tidak boleh alergi dengan teknologi. Namun, dunia online tidak akan terasa maksimal manfaatnya tanpa adanya sentuhan dari dunia offline.

4/25/17 9:30 PM

T A

L K

I

N

G

P

O

I

N

T

MarkPlus Center for Government & Public Services 019 016

Agar Investasi Lebih Mengalir

PERINGKAT Ease Of Doing PERINGKAT Ease Of Doing Business Indonesia Business Indonesia

Oleh Saviq Bachdar & Jaka Perdana

15

Target realisasi investasi Rp 678 triliun yang dipatok BKPM pada tahun 2017 akan sulit tercapai tanpa terlebih dulu membenahi problem investasi yang mengakar di dalam negeri. Yaitu kurangnya pelayanan publik yang mendukung iklim investasi.

109 120

talking point may.indd 3

2013

2014

106

2015

120

2016

15

91

106

109

129 emudahan berinvestasi adalah satu program yang digenjot oleh pemerintah Presiden Joko Widodo.

Terutama, terkait perbaikan pelayanan investasi kepada investor.

Ini guna mempermudah peluang investasi dari berbagai sektor industri, yang berujung meningkatkan perekonomian negara.

Berbagai terobosan pun dilakukan.

Salah satunya adalah dengan menciptakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di tingkat provinsi maupun kabupaten/ kota yang bermarkas di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). PTSP dibentuk pada tahun 2015 oleh Presiden Jokowi guna meningkatkan investasi di Tanah Air. Harapannya, seluruh kementerian dan lembaga yang menerbitkan perizinan soal investasi, menyerahkan urusan tersebut kepada BKPM. Sehingga, proses perizinan dapat lebih cepat dan investor tidak perlu berkeliling di setiap kementerian.

“Lewat PTSP, penanaman modal bisa dilakukan semua sektor. Sebab, hampir semua sektor seperti kehutanan, pariwisata, dan perindustrian bisa dijadikan sektor usaha,” kata Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal BKPM Lestari Indah.

PTSP Pusat telah melayani 162 jenis perizinan dan non-perizinan, dengan 22 kementerian/lembaga yang menyatu dalam satu kantor dan telah menerbitkan lebih dari 25.000 izin.

PTSP dinilai berhasil membantu meningkatkan nilai investasi di Indonesia.

Sepanjang tahun 2016, realisasi investasi mencapai Rp 612,8 triliun, meningkat 12,4% dari pencapaian tahun 2016 yang sebesar Rp 545,4 triliun.

Dari total investasi tahun 2016 itu, Rp 216,2 triliun berasal dari investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dengan pertumbuhan 20,5%. Sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) menguasai Rp 396,6 triliun atau tumbuh 8,4%.

“Akan tetapi, yang menjadi tantangan

91

2017

129 2013

2014

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-016_R1

2015

2016

2017

4/25/17 9:49 PM

T A

L K

I

N

G

P

O

I

N

T

MarkPlus Center for Government & Public Services 017 adalah koordinasi antar kementerian dan lembaga. Belum lagi dengan izin-izin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Karena apa yang dilayani di BKPM merupakan kewenangan pemerintah pusat,” ujarnya.

Yang juga menjadi problem adalah adanya beberapa izin yang masih belum jelas perihal kementerian atau lembaga yang mengatur. Ia memberi contoh soal perizinan senior living atau panti werdha yang belum jelas kementerian mana yang mengatur.

“Akhirnya, sampai saat ini, diserahkan kepada Kementerian Pariwisata,” tuturnya.

Begitupun dengan perizinan terkait tempat pemakaman umum komersial.

Selama ini, TPA menjadi tanggung jawab Kementerian Sosial. “Akan tetapi, kalau sudah dikomersialisasikan menjadi suatu bisnis, kami sedang mencari kementerian mana yang mengatur,” tuturnya.

Lestari juga menegaskan bahwa BKPM berupaya untuk menstandarisasikan berbagai kebijakan yang dibuat di pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten kota. Pasalnya, masing-masing

“BELUM LAGI DENGAN IZIN-IZIN YANG DIKELUARKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH. KARENA APA YANG DILAYANI DI BKPM MERUPAKAN KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT.”

layer punya kewenangan dalam menerbitkan izin.

“Ini terjadi pada sektor Lingkungan Hidup. Teman-teman kita di kabupaten/ kota tidak boleh menerbitkan izin terkait lingkungan hidup, sebab sudah dibuat oleh pemerintah pusat. Kalau tidak dipahami, akan tumpang tindih,” terangnya Selain itu, BKPM juga membuat terobosan kebijakan dengan layanan izin investasi 3 jam, serta program Kemudahan Layanan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK).

Program ini memungkinkan para investor yang telah mengantongi izin prinsip atau izin investasi diperkenankan untuk langsung memulai konstruksi sambil mengurus izinizin lain yang berlaku di daerah itu. Layanan KLIK tersebut selama ini dimanfaatkan bagi investor yang bergerak di bidang properti dan kawasan industri.

Segala terobosan itu diharapkan dapat memperbaiki iklim investasi di Indonesia, yang salah satu indikatornya adalah kenaikan peringkat Ease of Doing Business alias kemudahan dalam berbisnis. Laporan World Economic Forum mencatat bahwa Indonesia berhasil meningkatkan iklim investasinya dari posisi 106 menjadi 91 pada tahun 2016.

Inovasi Pelayanan Publik Tak hanya BKPM, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN RB) pun juga punya siasat dalam meningkatkan pelayanan publik. Kementerian yang saat ini dipimpin oleh Asman Abnur itu mencetuskan konsep one agency one innovation. Setiap unit pelayanan publik, minimal melahirkan satu inovasi setahun.

Untuk menyuntik semangat inovasi, Kementerian PAN RB kerap menggelar kompetisi inovasi pelayanan publik yang dilahirkan oleh setiap lembaga. Mereka yang terbaik akan diikutsertakan dalam kompetisi inovasi tingkat global yang diadakan oleh PBB. “Tahun 2014 ada 515 inovasi lahir. Tahun 2015 menjadi lebih banyak menjadi 1.189 dan tahun lalu menjadi 2.476. Sementara, untuk tahun ini di awal tahun saja sudah ada 3.054 inovasi yang mendaftarkan.

Inovasi-inovasi itu dievaluasi oleh praktisi pendidikan dosen dari PT negeri dan swasta,” kata Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PAN RB Diah Natalisa Tahun 2015 lalu, ada dua inovasi yang terpilih sebagai salah satu terbaik di ajang PBB. Pertama, Aceh Singkil lewat program pengembangan bidan dan dukun untuk mengurangi angka kematian bayi.

Kedua, inovasi dari Sragen lewat program pengentasan kemiskinan.

talking point may.indd 4

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-017_R1

4/25/17 9:49 PM

T A

L K

I

N

G

P

O

I

N

T

MarkPlus Center for Automotive, Transportation & Logistics 018

Bukan Saling Mengiris, Tapi Mengisi Oleh Ign. Eko Adiwaluyo & Muhammad Perkasa Al Hafiz

Ketersediaan sistem transportasi massal umum yang nyaman dan terintegrasi tidak bisa ditunda lagi. Di sisi lain, bisnis kendaraan bermotor harus tetap tumbuh lantaran memberikan kontribusi besar pada perekonomian.

talking point may.indd 5

emacetan menjadi momok di hampir semua kota besar di dunia.

Dampak yang dihasilkan dari kemacetan memang merugikan sekali. Sudah pasti, ada kerugian ekonomi akibat kemacetan.

Lalu, timbulnya polusi udara akibat kemacetan juga tidak bisa diremehkan begitu saja.

Angka kerugian yang ditimbulkan kemacetan pun sangat luar biasa. Pada tahun 2015, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan bahwa di Jakarta saja, kerugian yang timbul bisa mencapai Rp 65 triliun per tahun. Tahun berikutnya,

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-018_R1

perhitungan kerugian yang dilaporkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta jauh lebih fantastis, mencapai Rp 150 triliun per tahun.

Di Jakarta dan di kota-kota besar lainnya di negara ini, penyebab kemacetan pada umumnya hampir seragam. Tak lain karena meledaknya jumlah kendaraan pribadi dan minimnya sarana transportasi umum. Bila tidak segera diatasi, bisa jadi lalu-lintas di kota seperti Jakarta akan macet total dalam beberapa tahun ke depan. Pemerintah, baik Pemerintah Provisinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat pun terus mencari solusinya.

Dalam Nawacita yang menjadi pegangan Pemerintahan Presiden Joko Widodo, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu program unggulan. Terutama yang menciptakan konektivitas sarana dan

4/25/17 9:49 PM

T A

L K

I

N

G

P

O

I

N

T

MarkPlus Center for Automotive, Transportation & Logistics 019 prasarana transportasi. Sudah banyak proyek pembanguan pelabuhan, jalan tol, bandara yang diresmikan dan masih banyak lagi akan menyusul.

Konektivitas wilayah ini ada dalam Isu Strategis Pembangunan Insfrastruktur Transportasi Tahun 2015-2019. Berisi antara lain, penguatan konektivitas nasional, menjamin ketersediaan sarana dan prasarana transportasi, pengembangan sistem transportasi massal, layanan jasa transportasi yang bagus, meningkatkan kerjasama pemerintah dan swasta dalam pembangunan infrastruktur.

“Kebijakan Nasional dari Pemerintahan sekarang ini dalam sistem transportasi sangat jelas. Membangun sarana dan prasarana transportasi yang terintegasi.

Sehingga, menekan biaya-biaya yang terkait dalam transportasi. Dengan begitu, roda perekonomian bisa lebih lancar berputar,” kata Nurhadi Unggul Wibowo, Kasubdit Teknologi Sarana Angkutan Kemenhub pada acara MarkPlus Center for Transportation di Jakarta.

Ia menambahkan, pemerintah sekarang juga tidak hanya mengintegrasikan, namun juga menciptakan transportasi massal yang ramah lingkungan. Mengingat, sekarang ini kendaraan yang beredar sudah sangat banyak jumlahnya. Saat ini, populasi kendaraan di Indonesia sudah mencapai 126 juta kendaraan. Bisa dikatakan, ratarata kendaraan itu menghasilkan emisi gas buang yang tinggi, sehingga mencemari udara.

Ditambah lagi, Presiden Joko Widodo pun dalam G-20 Pittsburgh dan The Conferences of Parties (COP 15) telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dengan usaha sendiri pada tahun 2020. Namun, bisa mencapai 41% jika mendapat bantuan internasional pada tahun itu.

Dalam hal tranportasi massal, secara lebih mendetail, pemerintah sekarang giat membangun sarana transportasi berbasisi jalan dan rel yang dilengkapi dengan alih moda atau angkutan penghubungnya.

Terlihat, proyek-proyek seperti light rail transit (LRT), mass rapid transit, dan bus rapid transit (BRT) terus dibangun di mana-mana.

“Kami pun membangun angkutan masal berbasis jalan. Salah satunya adalah bus rapid transit. Kami akan membangun 3.000 unit bus yang tersebar di 29 ibu kota provinsi. Salah satunya yang dioperasikan oleh Perum PPD sebanyak 700 bus besar di Jabodetabek. Untuk operasionalnya akan disubsidi oleh Pemda,” lanjut Nurhadi.

Direktur Perum PPD Tatan Rusandi menambahkan bahwa sebagai BUMN, sudah menjadi kewajiban PPD untuk

talking point may.indd 6

terlibat dalam rencana pemerintah dalam mengembangkan transportasi massal.

Menurutnya, ada tiga fungsi utama yang diemban PPD, yakni sebagai katalisator, dinamisator, dan stabilisator.

“Dengan tiga fungsi ini, sudah pasti PPD akan mendukung integrasi transportasi yang dicanangkan pemerintah. Jangankan yang bersifat bisnis. Di saat mendesak atau genting pun, kami bisa digerakkan oleh pemerintah untuk menjamin ketersediaan transportasi di masyarakat,” katanya.

Pertanyaannya, apakah integrasi sistem transportasi ini akan mengancam para pemain di industri otomotif yang menggarap konsumen individu? Sebelum menjawab pertanyaan itu, sebagai informasi, sekarang ini di Indonesia ada 126 juta kendaraan bermotor yang resmi terdafar.

“Dari total kendaran bermotor di negara ini, 82% adalah sepeda motor. Sisanya, 11% adalah mobil pribadi, 5% kendaraan niaga, 2% bus,” kata Hari Budianto, Wakil Ketua Umum III Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) Melihat proporsi itu, bila terjadi integrasi transportasi, bisa jadi akan mengurangi atau menahan pertumbuhan populasi sepeda motor dan mobil. Bila sistem transportasi sudah terwujud, orang akan beralih ke transportasi umum massal. Hanya saja, rasio perbandingan jumlah motor dan penduduk masih cukup besar. Rasionya sekitar 1:5 atau setiap 5 orang baru ada 1 motor. Sedangkan rasio di mobil lebih besar lagi, sekitar 1:77.

Artinya, pasar untuk kendaraan pribadi, baik motor dan mobil masih terbuka lebar.

Mungkin, pasar motor akan lebih cepat jenuh ketimbang mobil. Hal ini karena diprediksi pada tahun 2020, rasio motor dan penduduk sudah mencapai 1:1.

Menurut data AISI, pasar sepeda motor terus mengalami pelemahan dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2014 lalu, penjualan motor nasional mencapai 7,867 juta unit.

Tahun berikutnya, menjadi 6,48 juta unit. Dan, tahun 2016 lalu, anjlok lagi di angka 5,931 juta unit.

Tapi, menurut Hari, bukan berarti nanti pasar motor tidak akan tumbuh lagi.

Pertumbuhan akan tetap terjadi lantaran motor sudah bukan dipandang sekadar sebagai alat transportasi, tapi sebagai gaya hidup. Tidak heran bila motor-motor besar semakin menjamur sekarang ini.

Kemudian, terkait dengan integrasi transportasi massal, orang tetap membutuhkan motor untuk mengakses ke titik keberangkatan terdekat, baik itu kereta atau bus. Ditambah lagi, sekarang ini jasa transportasi berbasis online sedang tumbuh di mana-mana. “Motor akan tumbuh sebagai bagian dari lifestyle. Ditambah dengan permintaan dari penyedia jasa ojek online,” tambahnya.

Jadi, apakah integrasi transportasi massal akan menghambat pertumbuhan kendaran bermotor? Tentunya bukan hal tersebut yang diinginkan. Sebaliknya, terjadi hubungan saling mendukung agar sistem transportasi yang ramah dan humanis bisa terwujud.

JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR

Tahun

Jumlah Kendaraan

2011

85.601.351

2012

93.782.038

2013

102.755.818

2014

111.831.032

2015

119.159.044

2016

126.151.344 Sumber: Gaikindo & AISI Diolah

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-019_R1

4/25/17 9:49 PM

T A

L K

I

N

G

P

O

I

N

T

MarkPlus Center for Retail & Consumer 020

Lezatnya Pasar Mi Premium Oleh Saviq Bachdar

Maraknya produk mi instan premium di Tanah Air menggugah Grup Indofood masuk ke pasar yang sama. Dengan nama besar yang melegenda ditambah kenyataan bahwa mi telah menjadi makanan pokok di Indonesia selain nasi, Indofood siap berkompetisi dengan produk yang lebih dulu ada.

talking point may.indd 7

GLOBAL DEMAND FOR INSTANT NOODLES Country/Region

2011

2012

2013

2014

2015

China/Hong Kong

42,470

44,030

46,220

44,400

40,430

Indonesia

14,530

14,750

14,900

13,430

13,200

Japan

5,510

5,410

5,520

5,500

5,540

Viet Nam

4,900

5,060

5,200

5,000

4,800

USA

4,270

4,340

4,350

4,280

4,210

Republic of Korea

3,590

3,520

3,630

3,590

3,650

Philippines

2,840

3,020

3,150

3,320

3,480

India

3,530

4,360

4,980

5,340

3,260

Thailand

2,880

2,960

3,020

3,070

3,070

Brazil

2,130

2,310

3,270

2,370

2,280 Update on May 11, 2016

hingga empat kali lipat dari harga mi reguler pada umumnya.

Apalagi, dengan memiliki umbrella brand ‘Indomie’ yang sudah menjadi dominant brand di kategori mi instan, bukan sesuatu yang sulit untuk mendongkrak popularitas Indomie Real Meat. Berbeda dengan Bakmi Mewah yang mau tak mau mesti membuat banyak promosi demi mencapai spontaneous awareness.

Sayangnya, pihak Indomie enggan menyebut berapa bujet promosi dari Indomie Real Meat. Namun, yang pasti, distribusi mi premium ini hanya fokus pada ritel modern, seperti minimarket,

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-020_R1

Sumber: instantnoodles.org

ebagai pemimpin pasar, menelurkan produk baru bukan sesuatu yang memusingkan. Tapi, jika produk tersebut masuk ke ceruk pasar yang tak pernah disentuh sebelumnya, mungkin persiapannya bakal berbeda.

Indomie mengamati ada segmen masyarakat yang mulai tertarik menikmati mi kelas premium. Karenanya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, produsen Indomie, sejak setahun lalu mulai memasarkan merek mi premiumnya, Indomie Real Meat ke pasar nusantara.

Memasuki kuartal pertama tahun ini, Indofood menambah varian baru dari mi premiumnya itu, sehingga kini totalnya menjadi empat varian.

Apa yang sebenarnya mendasari raksasa mi instan masuk ke pasar premium? Jika diamati dari model marketing 4C, Indomie nampak telah mendapat perlawanan dari kompetitor barunya, Mayora.

Pasalnya, PT Mayora Indah Tbk telah meluncurkan kategori mi instan baru bertajuk ‘Bakmi Mewah’ pada tahun 2015.

Segambreng aktivitas promosi pun gencar dilakukan, bahkan biaya promosi Bakmi Mewah ditaksir mencapai lebih dari ratusan miliar rupiah setahun.

Memang, bujet promosi Bakmi Mewah masih jauh dari sang pelopor Indomie yang menurut catatan Nielsen, belanja iklannya pada tahun 2016 menembus Rp 786,6 miliar. Di posisi kedua terdapat sang bayang-bayang Mie Sedaap besutan Wings Food dengan nilai belanja iklan Rp 551,5 miliar. Adapun rata-rata belanja iklan kategori mi instan sekira Rp 2-Rp 2,8 triliun selama setahun.

Sehingga, lumrah bagi sang market leader Indomie untuk juga tergiur bermain di pasar mi instan premium, yang harga jual eceran terendahnya berada di angka Rp 6.500 hingga Rp 8.000 per bungkus. Harga ini tiga

supermarket, dan hypermarket di seluruh Indonesia.

“Kami menargetkan anak muda usia 20 hingga 35 tahun. Kami juga akan melakukan 360 degree activities, antara lain TVC, BTL, hingga sampling di pasar swalayan dan di kampus-kampus,” tutur Lucy Suganda, General Manager Indomie PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Kompetisi adalah satu alasan. Alasan lainnya didasarkan atas perubahan yang terjadi pada customer. Lucy mengatakan, kategori mi premium mengalami peningkatan volume penjualan selama tiga tahun terakhir. Artinya, ada segmen

4/25/17 9:49 PM

T A

L K

I

N

G

P

O

I

N

T

MarkPlus Center for Retail & Consumer 021 di dalam kemasan. Tidak hanya daging, Lucy bilang, semua bahan-bahan sajian mi seperti telur puyuh, kentang, dan bahan lainnya adalah alami. Semua itu bisa terjadi berkat pemanfaatan teknologi retort dalam produksinya.

konsumen yang mulai beralih mengonsumsi mi premium.

Meski tak merinci pertumbuhan pasar mi premium di tanah air, namun Lucy menuturkan, gejala “demam” mi premium dapat dilihat dari mulai banyaknya merek mi impor dari China, Korea Selatan, maupun Jepang. Seperti mi instan Shin Ramyun yang harganya bisa mencapai Rp 15.000 per bungkus.

Hal itu mengindikasikan bahwa ada segmen konsumen di masyarakat yang mau membayar lebih mahal untuk menikmati semangkuk mi instan. Tren ini terjadi akibat pasar mi sedari dulu kurang inovatif lantaran selama bertahun-tahun dikuasai oleh pemain yang “itu-itu saja”. Maka itu, ketika mi premium impor menginvasi pasar, animo konsumen luar biasa.

“Melihat tren ini, sebagai pemimpin pasar, kami ingin menjaga posisi kami.

Terobosan ini juga memacu kami untuk selalu menjadi pelopor di kategori mi instan,” ujar Lucy sembari mengatakan harga eceran terendah Indomie Real Meat mulai Rp 6.000 hingga Rp 7.500.

Lucy kembali menjelaskan, sisi premium mi ini dibanding varian Indomie reguler terletak pada komposisi ‘real meat‘ (daging asli) yang ada di dalam produk, serta teknologi retort yang digunakan dalam memproduksi mi tersebut.

Konsep real meat pada dasarnya menggunakan daging sapi tanpa pengawet

talking point may.indd 8

Teknologi Retort Teknologi retort sebenarnya lazim digunakan di industri pengolahan pangan.

Retort adalah metode pengalengan/ pengawetan produk pangan yang biasanya berupa produk makanan kaleng, seperti sardin. Teknologi itu digunakan pula pada produksi mi instan.

Puwiyatno Hariyadi, peneliti teknologi pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan, teknologi retort dalam industri produk konsumer cepat saji adalah proses pengendapan produk yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu tinggi.

Pengawetan menggunakan teknologi retort dipercaya dapat membunuh bakteri mikroba, baik bakteri pembusuk maupun bakteri penyebab penyakit. “Sehingga menghasilkan produk pangan yang aman, awet, dan dapat disimpan dalam suhu kamar meski tanpa tambahan pengawet,” katanya.

Memang, segala produk pangan yang mengalami pemanasan, membuat kandungan vitamin dan mineralnya menjadi berkurang. Apalagi, proses retort menggunakan suhu pemanasan di atas 120 derajat Celcius. “Maka itu, produsen perlu mengoptimalisasi penggunaan retort, dari segi waktu pemanasannya,” ujar dosen IPB ini.

Di luar dari teknologi retort yang digunakan, mi instan merupakan pasar produk konsumer yang cukup besar di negeri berpenduduk 256 juta jiwa ini.

Di kategori produk konsumer, makanan berbahan gandum tersebut memberikan kontribusi penerimaan negara terbesar ketiga setelah rokok dan air minum dalam kemasan (AMDK).

Pasar yang besar selaras dengan tingkat konsumsi mi di Indonesia. Data World Instant Noodles Association (WINA) memberi konfirmasi bahwa konsumsi mi instan masyarakat Indonesia terus naik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 misalnya, konsumsi mi instan mencapai 14,9 miliar bungkus, atau mengalami peningkatan sebesar 1 miliar bungkus bila dibandingkan dengan konsumsi pada tahun 2009.

Tahun 2014, konsumsi mi instan mencapai 13,4 miliar bungkus, meskipun pada tahun berikutnya angkanya menurun menjadi 13,2 miliar. Angka itu sama artinya bahwa rata-rata orang Indonesia mengonsumsi 51-52 bungkus mi setahun atau setara 1,2 dus per hari.

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-021_R1

Tingginya angka konsumsi mi instan itu menempatkan Indonesia di posisi kedua sebagai negara pengonsumsi mi kemasan terbesar di dunia setelah China, yang konsumsinya mencapai 40 miliar bungkus.

Jika melihat dari market size mi instan di Indonesia, pangsanya bagai air meresap di dalam kapas, alias melebar dari tahun ke tahun. Nielsen pernah mencatat bahwa market size mi instan pada tahun 2013 mencapai Rp 25,3 triliun, tahun 2014 senilai Rp 29,4 triliun, dan tahun 2015 sebesar Rp 32,9 triliun. Jika pertumbuhannya stabil sebesar 10% per tahun, maka tahun 2017 market size-mi kemasan bisa tumbuh di angka Rp 39 triliun.

Akan tetapi, Indomie menilai pasar mi instan cukup landai, apabila dibandingkan dengan pasar mi premium. “Pasar mi instan tahun lalu cukup stagnan,” ujar Lucy tanpa menjelaskan penyebab stagnansi tersebut.

Sementara itu, Indra Prayitno, Brand Manager Noodle Division PT ABC Presiden Indonesia mengatakan, sepanjang tahun 2016, kategori mi instan secara keseluruhan pertumbuhannya minus 2%.

Ia menyebut, penyebab penurunan itu bervariasi. Bisa jadi karena kondisi ekonomi yang melemah, banyaknya jenis makanan instan lain di luar mi, atau mungkin maraknya delivery service di kota besar.

“Kehadiran ojek online membuat orang lebih mudah order makanan jika tiba-tiba lapar atau ingin ngemil,” kata Indra saat dihubungi melalui pesan instan WhatsApp. Di Indonesia, mi memang menjelma bagai makanan pokok utama setelah nasi.

Dengan puluhan pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia, produsen mi termasuk Indomie berharap konsumsi mi bisa tumbuh 10% tahun ini, atau menembus 15 miliar bungkus.

Tak heran, divisi mi instan di Indofood selalu menjadi kontributor terbesar dengan persentase kontribusi sekitar 64% terhadap penjualan neto konsolidasi, diikuti oleh produk susu dan olahannya (20%), makanan ringan (7%), penyedap makanan (2%), nutrisi & makanan khusus (2%), serta minuman (5%).

Dalam laporan keuangan perusahaan tahun 2016, penjualan neto konsolidasi meningkat 8,6% menjadi Rp 34,47 triliun dari Rp 31,74 triliun pada tahun sebelumnya.

Berdasar dari data itu, bisa disebut bahwa Indomie mampu berkontribusi Rp 22 triliun terhadap Indofood CBP Tbk. Pertanyaan selanjutnya, berapa kontribusi yang ditargetkan dari kehadiran mi premium ini? “Untuk pertanyaan itu, saya belum bisa menjawabnya. Sebab, pasarnya masih baru bertumbuh, tentu masih sangat kecil,” jawab Lucy.

4/25/17 9:49 PM

CERTIFICATION PROGRAM

ASSURANCE

EMPATHY

SERVICE OPERATION TUTORIAL C LASS

KNOWLEDGE

BUSINESS WORLD (Practice)

ACADEMIC WORLD (Practice) ATTITUDE

SKILL

RESPONSIVENESS

Apakah saat ini Anda bekerja di bidang service? Dan ingin mendapatkan sertifikat berkompeten di dunia pemasaran khususnya bidang Layanan, kini telah tersedia kelas tutorial yang dipersiapkan oleh MarkPlus Institute Certification Program (MICP).

Jakarta, 17-19 May 2017

09.00 - 17.00 WIB | MarkPlus Campus Jakarta

BRAND OPERATION TUTORIAL CLASS Apakah saat ini Anda bekerja di bidang brand? Dan ingin mendapatkan sertifikat berkompeten di dunia pemasaran khususnya bidang Brand, kini telah tersedia kelas tutorial yang dipersiapkan oleh MarkPlus Institute Certification Program (MICP).

Jakarta, 7-9 June 2017

09.00 - 17.00 WIB | MarkPlus Campus Jakarta

INVESTMENT

INFORMATION

INDIVIDUAL : Rp 6.000.000 per person TEAM : Rp 16.000.000 per 3 persons *

DANIA / DINA M: +62 878 83831073 / +62 813 1517 1800 P: +62 21 5790 2338 ext. 229 / 236

dania.syarafina@markplusinc.com

*)peserta dari perusahaan yang sama

dina.nagari@markplusinc.com

Examination (LSP Pemasaran) : Rp 1.700.000 per person

www.markplusinstitute.com

@MarkPlus_Inc

MarkPlus, Inc.

P.24

P.28

Loudy Irwanto Ellias Direktur Pemasaran PT United Tractors Tbk.

Nadia Putri Tenggara VP of Go-Food

Pastikan Customer Produktif dan Efektif

Penggila Matematika di Belakang Go-Jek

C A

P T A

I

N

O

F

I

N

D

U S T R Y

024

Loudy Irwanto Ellias

Direktur Pemasaran PT United Tractors Tbk.

Pastikan Customer Produktif dan Efektif Ledakan bubble di sektor komoditas menjadi kenyataan pahit bagi para perusahaan pertambangan, termasuk pemain pendukung yang ada di dalamnya. Ketika harga batu bara booming, permintaan alat berat di Indonesia sangat tinggi. Pada tahun 2011 misalnya, penjualan alat berat di Tanah Air pernah mencapai angka 17.360 unit. Namun, angka itu terus merosot dari waktu ke waktu. Tercatat, penjualan alat berat di Indonesia hanya mencapai 5.912 unit pada tahun 2015.

Hal itulah yang sedikit banyak dirasakan oleh PT United Tractors Tbk (UT). Namun, sebagai distributor alat besar terbesar di Indonesia, UT tidak mau terjebak dengan model bisnis yang itu-itu saja. Anak usaha PT Astra International Tbk ini melakukan berbagai diversifikasi portofolio bisnis, efisiensi biaya, mengoptimalisasi proses internal, dan masih banyak lagi. Hasilnya? Meski kondisi perekonomian pada tahun 2016 kurang bersahabat bagi perusahaan komoditas dan pendukungnya, UT dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja yang apik pada periode itu.

Lantas apa pandangan UT terhadap sektor komoditas pada tahun 2017 ini? Apa yang menjadi keunggulan dan diferensiasi UT dibandingkan perusahaan alat berat lainnya? Berikut wawancara Loudy Irwanto Ellias, Direktur Pemasaran PT United Tractors Tbk bersama Hendra Soeprajitno dari Marketeers.

Sedikit kilas, bagaimana Anda melihat potensi pasar alat berat pada tahun 2016?

Sejak awal, kami sudah memprediksi bahwa 2016 masih akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri alat berat, termasuk bagi United Tractors. Namun kenaikan harga batubara yang terjadi sejak Juli 2016 mengakibatkan lonjakan permintaan alat berat terjadi pada kuartal empat, khususnya untuk kebutuhan sektor pertambangan. Ini boleh dibilang bonus untuk kami. Meskipun demikian, situasi yang penuh tantangan pada sembilan bulan pertama membuat performa United Tractors tidak bisa melompat signifikan.

Strategi kami pada tahun lalu adalah fokus di pasar konstruksi dan infrastruktur, serta membesarkan pasar sektor bisnis transportasi: bis dan truk yang relatif baru bagi UT namun sangat pesat pertumbuhannya.

captain of industry.indd 1

Lantas, bagaimana dengan tahun 2017?

Tahun ini kami memprediksikan bahwa permintaan alat berat akan didominasi oleh sektor infrastruktur dan pertambangan.

Kami akan melanjutkan strategi untuk fokus di pasar infrastruktur, membesarkan pasar transportasi truk dan bus, serta mengantisipasi kenaikan permintaan alat berat dan kebutuhan product support yang disebabkan kenaikan harga batu bara.

Bagaimana kondisi persaingan yang terjadi? Bagaimana rencana United Tractors menyikapi persaingan di tahun 2017?

Jika dibandingkan puncak permintaan pada tahun 2011, pasar alat berat sudah menyusut hingga tinggal 40%-nya. Sebagai konsekuensinya kompetisi tentu sangat sengit. Semua berupaya bertahan di situasi berat yang sudah berlangsung cukup lama.

Ditambah lagi, pemain baru dengan harga murah dan alat bekas juga membanjiri pasar.

Kami percaya sektor infrastruktur dan pertambangan akan menjadi motor pertumbuhan permintaan alat berat. Fokus utama kami tetap pada kedua sektor ini, memastikan kesiapan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar konstruksi dan pertambangan di Indonesia. Product support yang selama periode krisis menjadi salah satu strategi UT dalam mendukung pelanggan untuk memperpanjang usia alatnya ketika belum mampu melakukan replacement, akan terus kami tingkatkan kualitasnya. Kami juga telah membuka delapan support point di pulau Jawa untuk memastikan ekspansi support kami terhadap customer di sektor konstruksi.

Mohon dapat digambarkan profil pelanggan alat berat United Tractors.

4/21/17 10:20 PM

C A

P T A

I

N

O

F

I

N

D

U S T R Y

025

Kinerja PT United Tractors Tbk (dalam triliun rupiah) Pendapatan bersih Laba bersih

2014 53,14 4,83

2015 49,35 2,79

2016 45,54 5,1

Penjualan Komatsu Komatsu Sales

(dalam unit/in unit)

6,202 6%

4,203

16%

8%

14%

23%

24%

Pertambangan | Mining

3,513 21%

28% 26%

30%

36%

23%

54%

10%

14% 35%

43% 2012

2013

Kehutanan | Forestry

46% 14%

29%

2014

Perkebunan | Agro

2,181

2,124

2016

2015

Penjualan UD Trucks, truk Scania, bus Scania UD Trucks, Scania truck, Scania bus Sales (dalam unit/in unit)

361 293

311

221

200 171

Bus Scania | Scania bus Truk Scania | Scania truck

34

77

UD Trucks

46

2014

2016

2015

Pangsa Pasar Market Share Pangsa Pasar Pangsa Pasar (dalam %/in %) Market Share Market Share

14%

(dalam %/in %)

(dalam %/in %)

17%

17%

14%

17%

32%

32%

32%

14% 2016 2016 2016

20%

20%

20%

17%

17%

17%

Komatsu Komatsu Komatsu Caterpillar Caterpillar Caterpillar Hitachi Hitachi Hitachi Kobelco Kobelco Kobelco Others Others Others

Apakah United Tractors memiliki segmentasi pelanggan yang selama ini digunakan? Bagaimana tren pelanggan pada tahun 2017?

Empat sektor utama UT adalah pertambangan, konstruksi, kehutanan, dan agribisnis. Yang terbaru adalah sektor bisnis transportasi: bis dan truk. Kelima sektor ini yang kami gunakan untuk segmentasi customer serta penentuan strategi.

Karena situasi bisnis customer kami masih penuh tantangan, purchasing power customer kami masih cenderung belum terlalu kuat. Dalam situasi ini, concern terbesar customer kami masih lebih mengarah cost efficiency. Khusus di sektor pertambangan, kenaikan harga batu bara menyebabkan terjadinya kenaikan permintaan untuk peremajaan alat berat.

Perubahan-perubahan apa yang paling berpengaruh bagi United Tractors dalam tiga tahun ke depan, baik secara teknologi, peraturan dan hukum, ekonomi, sosial budaya, serta pasar?

Kami akan fokus untuk dua sektor utama, yaitu pertambangan batu bara dan infrastruktur.

Untuk pertambangan batu bara, yang perlu dicermati adalah policy dan regulasi di negara-negara pengimpor batu bara seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, India dan terutama China. Sebagai salah satu importir terbesar batu bara, impor batu bara dari China sangat signifikan pengaruhnya terhadap harga.

Untuk pasar dalam negeri, beroperasinya pembangkit listrik tenaga uap sebagai bagian dari program 35.000 MW akan meningkatkan permintaan batu bara dalam negeri. Kami juga menyadari global trend ke arah renewable energy akan membatasi kebutuhan batu bara dalam jangka panjang.

Namun sektor pertambangan batu bara akan tetap menjadi salah satu sektor utama kami dalam tiga tahun ke depan.

Untuk sektor infrastruktur, yang paling penting adalah kemampuan pemerintah untuk bisa mempercepat bergulirnya proyek-proyek strategis baik melalui regulasi terkait dengan pembebasan lahan maupun ketersediaan pembiayaan yang selama ini menjadi bottleneck. Jika masalah ini bisa diselesaikan, lompatan kebutuhan alat pasti akan terjadi.

Bagaimana United Tractors memosisikan layanan di tengah persaingan dan menghindari perang harga?

Mengingat produk yang kami jual adalah barang modal, harga alat berat bukan satusatunya komponen penentu biaya. Selain

Sumber: Annual Report UNTR 2016

captain of industry.indd 2

4/21/17 10:20 PM

C A

P T A

I

N

O

F

I

N

D

U S T R Y

026

harga alat, ada hal lain yang menjadi faktor biaya seperti bunga pembiayaan, biaya bahan bakar dan operator, biaya repair dan maintenance, serta resale value. Fokus kami adalah membantu customer untuk bisa mencapai total life cycle cost (LCC) yang lebih rendah dengan cara memastikan customer menjalankan operasinya lebih produktif dan efektif, dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini dapat kami lakukan dengan collaborative effort yang masif, bukan hanya dari seluruh lini UT, tapi juga bersama dengan principal dan customer kami.

Apa saja servis atau layanan United Tractors yang baru saja diluncurkan atau akan segera diluncurkan? Bisa Anda jelaskan.

Prioritas customer kami di sektor pertambangan yang alatnya beroperasi hampir 24 jam adalah meminimalkan downtime. Untuk itu, kami melakukan berbagai inisiatif untuk memastikan customer bisa lebih produktif, lebih efektif serta lebih efisien. Salah satunya adalah meluncurkan UT Guaranteed Product Support (UT-GPS) yang menjanjikan pemenuhan parts, mekanik dan solusi masalah dalam jangka waktu tertentu.

UT berkomitmen untuk memberikan kompensasi atas setiap keterlambatan yang terjadi.

Untuk sektor konstruksi, saat ini kami sudah menyiapkan produk baru yang spesifikasinya didesain khusus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan para pemain sektor konstruksi. Alat berkualitas dengan produktivitas tinggi, yang ditawarkan dengan harga yang kompetitif.

Kami optimistis produk ini akan disambut hangat oleh pasar.

Bagaimana United Tractors memperoleh inovasi dalam

captain of industry.indd 3

pelayanan? Apakah ada mekanisme memperoleh ide inovasi dari karyawan?

Inovasi di PT United Tractors digerakkan melalui dua cara, top-down dan bottom-up.

Top-down adalah inisiatif dari manajemen, sementara bottom-up adalah inovasi dan perbaikan yang dicetuskan oleh karyawan.

Kami memiliki kompetisi inovasi yang secara terstruktur menggerakkan dan memberikan penghargaan bagi inovasiinovasi terbaik – inovasi yang memberikan manfaat besar bagi perusahaan dan customer. Inovasi yang relevan juga kami dorong implementasinya secara nasional.

Saat ini innovation and improvement sudah menjadi budaya di United Tractors.

Continuous improvement bergulir di semua lini untuk memastikan efisiensi dan efektivitas proses, serta peningkatan kepuasan pelanggan.

Bagaimana United Tractors melatih karyawan dalam memberikan pelayanan, terutama untuk inovasi layanan baru?

PT United Tractors memiliki Corporate University. Untuk setiap posisi penting di operation UT, kami telah menyusun kurikulum development yang menggabungkan antara class-room study dan praktek langsung di pekerjaan. Dalam program pengembangan ini, kelulusan peserta bukan hanya berdasarkan nilai ujian, tapi lebih ditentukan oleh pencapaian Key Performance Indicators (KPI) utama di pekerjaan mereka. Konsep ini memastikan development dan pelatihan yang dilakukan benar-benar menghasilkan peningkatan kinerja. Kurikulum dan materi development terus diperbarui untuk memastikan inovasi layanan terbaru disosialisasikan dan diajarkan kepada setiap PIC. Sejauh mana United Tractors memerhatikan social and environmental impact dalam proses bisnis alat berat? Mohon dijelaskan program yang berfokus pada social and environmental impact.

Kami sebagai bagian dari group Astra berpedoman pada prinsip Catur Dharma, di mana “menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa” menjadi butir pertamanya. Kami percaya bahwa sustainable growth hanya bisa dipastikan melalui Good Corporate Governance dan engagement dengan semua stakeholder.

Melalui komitmen untuk mengedepankan engagement dengan semua stakeholder, Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi media bagi UT untuk engage dengan karyawan UT dan keluarganya (melalui voluntary program), masyarakat

dan Pemerintah. Sinergi dengan principal, vendor dan customer juga dilakukan dalam inisiatif CSR, seperti ketika kami bekerjasama dengan TransJakarta untuk safety awareness dan fatique management bagi operator TransJakarta.

Program Corporate Social Responsibility kami terdiri dari 5 pilar: UTREES (lingkungan), UT FUTURE (pendidikan), ­ UT CARE (kesehatan), UT GROWTH (income generating activities) dan UT ACTION (tanggap darurat). Semua program ini dijalankan secara terstruktur oleh setiap cabang, site, perwakilan dan kantor pusat UT untuk memastikan engagement antara United Tractors dan stakeholder-nya.

Sejauh mana pelanggan di United Tractors menggunakan teknologi digital? Bagaimana United Tractors beradaptasi dengan perilaku konsumen yang semakin digital?

Saat ini alat Komatsu yang kami distribusikan sudah dilengkapi Komtrax, suatu monitoring system dengan teknologi terdepan yang memberikan data operasional dan maintenance dari setiap alat. Pemilik alat Komatsu bukan hanya bisa memonitor lokasi alat, tapi juga menganalisis penggunaan alat (idle atau working) dan konsumsi bahan bakar.

Mereka juga mendapatkan peringatan dini tentang kondisi komponen dan mesin untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan tentunya biaya yang lebih besar. Monitoring system ini juga dimiliki produk-produk lain di mana UT menjadi agen, seperti Scania, UD Truck, Bomag, dan Tadano.

Bersama dengan salah satu principal yaitu Scania, tahun ini kami akan menggulirkan inisiatif Site Optimization di customer.

Sebuah kolaborasi dengan memanfaatkan teknologi dan data untuk memastikan aplikasi dan operasi alat untuk mencapai produktifitas yang optimum.

Saat ini mekanik dan tenaga penjual kami juga sudah dilengkapi dengan aplikasi, yang akan memudahkan pekerjaan di lapangan, koordinasi dengan tim lain serta pengumpulan data yang akan dianalisis untuk pengambilan keputusan. Kami adalah pemain alat berat pertama yang me-launch contact center (UT Call) dan e-commerce (KlikUT) yaitu penjualan parts secara online.

Semua inisiatif ini adalah untuk memastikan layanan terbaik atas semua pelanggan kami yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, termasuk mereka yang berada di lokasi yang remote. Fokus pengembangan digitalisasi di UT adalah pemanfaatan teknologi dan data untuk peningkatan life cycle cost dan peningkatan support yang benar-benar bisa dirasakan oleh pelanggan.

4/21/17 10:20 PM

The New Strategic Services Management 2017

HUMANCENTRIC CX:

Designing Customer Experience Based On Ethnographic Insights DESIGNED FOR:

• FRONTLINE CUSTOMER SERVICE MANAGER • CUSTOMER CARE AND SUPPORT MANAGER • CUSTOMER EXPERIENCE MANAGER

• MARKETING MANAGER • MARKET RESEARCH MANAGER • INDIVIDUALS WHO PLAN AND IMPLEMENT CUSTOMER SERVICE DECISIONS

Monday – Friday

Philip Kotler Theater MarkPlus Main Campus EightyEight@Kasablanka, 8th Floor Jl. Casablanca Raya Kav.88 Jakarta 12870

12 – 16 June, 2017

09:00 – 17:00 WIB

Konsep customer service dan customer care telah mengalami evolusi menjadi konsep total customer experience yang meliputi perjalanan konsumen dari pre-, on-, sampai post-purchase.

Pendekatan human-centricity dengan menggunakan riset etnograÿ merupakan tren terbaru yang dapat digunakan perusahaan untuk mendesain customer experience secara menyeluruh. Workshop ini akan membahas berbagai pendekatan tersebut melalui metode Case Method and Participant-Centered Learning ala Business School.

Di dalam workshop selama 5 hari ini, Anda akan mempelajari: • • • • •

How to Conduct Market Research with Digital Anthropology (Social Listening, Netnography, and Emphatic Research) How to Use Customer Journey Map to Improve Customer Experience How to Integrate Offline and Online Customer Experience How to Use Content Strategies along the Customer Journey Cases from Retail, Financial Services, Mobile Applications, and Others

Program Faculty

HERMAWAN KARTAJAYA Founder & Chairman of MarkPlus, Inc.

JACKY MUSSRY Deputy CEO, MarkPlus, Inc.

IWAN SETIAWAN COO, MarkPlus, Inc.

YOSANOVA SAVITRY Principal of MarkPlus, Inc

NEX T

INFO

TUITION FEE

ANNE +62 877 0870 8820 ( anne.amelia@markplusinc.com REFITA +62 878 2180 8323 (

)

)

+62 21 5790 2338 ext 232/208 0 800 188 1111 (Toll Free)

www.markplusinstitute.com Organized by:

Harga Spesial mulai dari IDR 9,000,000 per peserta* * Registrasi online melalui website Harga Normal IDR 11,000,000 per peserta Harga Team IDR 30,000,000 (3 peserta, berasal dari 1 perusahaan/institusi yang sama)

Supported by:

THE NEW STRATEGIC MARKETING 2017

Multilateral Marketing Battle Plan: Winning Competition in multichanel markets 21 – 25 Aug 2017

20% Discount from regular fee for BCA Credit Card Holders

C A

P T A

I

N

O

F

Best & Worst 028

Penggila Matematika di Belakang Go-Jek Nadia Putri Tenggara VP of Go-Food

Nadia Tenggara tidak pernah mengira bahwa apa yang dikerjakannya selama dua tahun terakhir ini telah mengubah pola berbelanja masyarakat perkotaan. Melalui ‘bayi’ yang dilahirkannya dengan nama Go-Mart, pola konsumsi dan berbelanja masyarakat perkotaan mulai berubah.

Semua aktivitas belanja dilakukan hanya melalui satu aplikasi.

Padahal, Nadia bukan seseorang dengan latar belakang teknologi. Dia mengambil kuliah S1 jurusan Civil and Environmental Engineering di University of Virginia, Amerika Serikat. Jurusan tersebut dipilihnya karena kedua orangtuanya adalah seorang kontraktor dan arsitek, serta kecintaannya terhadap matematika.

“Saya suka matematika karena semuanya ada jawaban yang pasti. Saya percaya bahwa every problem has a fixed solution.

Mencari solusi bisa dengan berbagai cara hingga akhirnya kita menemukan jawaban yang pasti. Matematika merupakan medium yang bagus untuk mengasah otak,” ujar Nadia.

Setelah menyelesaikan studinya, Nadia bergabung dengan sebuah perusahaan kontraktor bernama Cipta Selaras. Meskipun amat mencintai matematika, Nadia merasa kurang mendapatkan tantangan. Hingga akhirnya ia memutuskan bergabung dengan perusahaan konsultan manajemen, Accenture.

“Bekerja di perusahaan konsultan bisa ketemu dengan banyak industri dan belajar banyak hal mulai dari negosiasi dan relasi dengan klien. Hanya saja, saya merasa tidak cocok. Sebab, saya melihat kebutuhan klien dan membantu strategi bisnis mereka, namun mereka tidak wajib menerapkan strategi tersebut. Saya merancang tapi tidak mengimplementasikannya. Hingga akhirnya saya bergabung dengan Go-Jek,” jelasnya.

Di Go-Jek, petualangan baru Nadia dimulai. Dengan seorang diri, Nadia mulai membangun fitur terbaru dalam aplikasi Go-Jek, yakni Go-Mart. Selama beberapa waktu Nadia menciptakan model bisnis yang tepat hingga menjalin relasi dengan para merchant.

Simak penuturan perempuan kelahiran 22 Agustus 1989 ini kepada Ramadhan Triwijanarko dari Marketeers terkait pengalaman kariernya.

I

N

D

U S T

R Y

C A

P T A

I

N

O

F

I

N

D

U S T

R Y

Best & Worst 029

MY WORST

“SETELAH DIUJI COBA KEPADA MERCHANT TERNYATA ADA KOMPONEN YANG TIDAK SESUAI. KAMI MENCOBA MENGHADIRKAN 8-9 FUNGSI TERKAIT MERCHANT. FAKTANYA, TIDAK SEMUANYA MEMBUTUHKAN ITU.”

Setelah bergabung dengan Go-Jek, saya merasa bahwa semuanya sangat berbeda. Sebab, semuanya amat berdampak kepada masyarakat, baik positif dan negatif. Di Go-Jek, kami belajar dan mencoba untuk hadir dengan solusi yang baru dan amat berbeda.

Semuanya amat menantang dan menarik.

Setelah sukses meluncurkan Go-Mart, saya dipercaya untuk membangun dan mengembangkan fitur Go-Food. Ada beberapa kesalahan yang pernah saya lakukan ketika mengoptimalkan GoFood. Produk ini memiliki tiga komponen, yakni konsumen, mitra pengemudi, dan merchant partner. Ketiganya ini memiliki aplikasi khusus masing-masing.

Selama tiga bulan kami berpacu dengan waktu untuk meluncurkan aplikasi khusus merchant partner. Setelah diuji coba kepada merchant ternyata ada komponen yang tidak sesuai. Kami mencoba menghadirkan 8-9 fungsi terkait merchant. Faktanya, tidak semuanya membutuhkan itu.

Misalnya, merchant seperti Makaroni Ngehe tidak perlu fungsi order preparation karena barang sudah jadi dalam bentuk kemasan dan driver tinggal ambil saja. Sementara, untuk restoran seperti Union katakanlah, mereka membutuhkan proses dalam memproduksi makanan saat itu juga. Setelah kami sadari salah, kami tarik semua aplikasi tersebut dari merchant dan mencoba membangun kembali sesuai dengan evaluasi dan masukan dari merchant partner kami.

MY BEST Pengalaman terbaik saya salah satunya adalah ketika berhasil meluncurkan Go-Mart. Ketika saya masuk Go-Jek pada Maret 2015, saya benar-benar sendirian, tidak ada mentor. Bergabung bersama Go-Jek seperti leap of faith buat saya. Dari perusahaan konsultan yang mapan ke perusahaan startup yang waktu itu masih jarang banget.

Yang membuat saya yakin dengan Go-Jek saat itu adalah visi Nadiem Makarim, yang saat itu sangat relevan dengan kondisi Jakarta. Saya juga melihat startup lain seperti Uber, bagaimana mereka bekerja dan membantu banyak orang. Jadi masuk akal ketika mencoba menghadirkan solusi yang sama Ketika awal di Go-Jek, saya dipercaya untuk membangun produk baru bernama Go-Mart. Waktu itu di Jakarta belum ada perusahaan yang meluncurkan online grocery shopping. Kami ingin menciptakan sesuatu yang baru kala itu. Dari sendirian hingga saya akhirnya punya tim sendiri. Selama kurang lebih lima bulan, kami kejar tayang untuk meluncurkan produk tersebut. Semua kami kerjakan mulai dari mencari bisnis model, merchant partner, melakukan kampanye marketing, hingga penyesuaian desain aplikasi dan user experience.

Ketika kami berhasil meluncurkannya dan sukses, rasanya seperti baru saja melahirkan seorang bayi.

W O

R D S O

F

W I S D

O

M

030

MarkPlus-27: INDONESIA (Re) UNITED 印度尼西亚（再）团结 Oleh Hermawan Kartajaya

First of May

五月初

When I was small, and Christmas trees were tall, We used to love while others used to play.

Don’t ask me why, but time has passed us by, Some one else moved in from far away.

小时候，圣诞树看起来好高好高 在别人还在嬉戏的时候，我们就懂得爱 不知道为什么，有些东西随着时间偷偷溜走了 一个来自远方的什么人占据了我的心

(Chorus) Now we are tall, and Christmas trees are small, And you don’t ask the time of day.

But you and I, our love will never die, But guess we’ll cry come first of May. The apple tree that grew for you and me, I watched the apples falling one by one.

And I recall the moment of them all, The day I kissed your cheek and you were mine.

(Chorus) When I was small, and Christmas trees were tall, Do do do do do do do do do, Don’t ask me why, but time has passed us by, Some one else moved in from far away.

长大了，圣诞树也变得好小好小 现在，你不再过问时间的流逝 可是我们之间的爱永远不会熄灭 我想，我们都会想起那些日子，在五月的第一天 还记得记载我们回忆的那颗苹果树 我看着苹果们一颗又一颗的坠落 然后他们承载了回忆又被再度勾起 那天我吻了你的脸颊，成了我的永恒 小时候，圣诞树看起来好高好高 不知道为什么，有些东西随着时间偷偷溜走了 一个来自远方的什么人占据了我的心

Songwriters: GIBB, BARRY ALAN/GIBB, MAURICE ERNEST/GIBB, ROBIN HUGH First Of May lyrics © Warner/Chappell Music, Inc., Universal Music Publishing Group

agu ini selalu saya nyanyikan tiap kali merayakan HUT MarkPlus, Inc. yang saya dirikan tepat pada 1 Mei 1990 di Surabaya. Tahun ini, kami merayakan HUT-27 pada sesi penutupan Jakarta Marketing Week ke-5 pada 9 Mei malam di Grand Atrium, Mal Kota Kasablanka, Jakarta.

Tema tahun ini adalah INDONESIA (Re) UNITED!

always sang this song at every anniversary celebration of MarkPlus, Inc. which I founded on 1st of May 1990 in Surabaya.

This year, we celebrate the 27th anniversary of MarkPlus, coinciding with the closing day of Jakarta Marketing Week, in an eventful celebration on 9th May evening at Grand Atrium, Kota Kasablanka Mall, Jakarta.

This year, the theme is INDONESIA (Re) UNITED!

WHY?

WHY? Presenting Our Passions! #MarkPlus 1.0 is Passion for Knowledge My background as a math and physics teacher in junior and senior high school for twenty years made me a ‘passionate teacher.’

While, my ‘failure’ to complete an S-1 degree at the Faculty of Electrical EngineeringITS made me a ‘passionate learner.’

These two passions drove my desire to establish MarkPlus & Co by starting teaching and continued learning in order to develop materials that are inspiring enough to be studied.

A Passion for Knowledge is our Main Differentiation compared with competitors.

030-038 words of wisdom.indd 30

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-030_R1

Presenting Our Passions! # MarkPlus 1.0 is Passion for Knowledge Latar belakang saya sebagai guru matematika dan fisika di SMP maupun SMA selama dua puluh tahun, membuat saya menjadi seorang “passionate teacher.”

Sedang “kegagalan” saya untuk menyelesaikan gelar S-1 di Fakultas Teknik Elektro- ITS membuat saya menjadi seorang passionate learner.

Kedua hal itulah yang membuat saya mendirikan MarkPlus & Co dengan mulai mengajar dan belajar terus mengembangkan bahan yang mau diajarkan. Passion for

每一年，我都会在MarkPlus的生日庆祝会 上唱这首歌。1990年5月1日，我在泗水创立了 MarkPlus。 今年的5月9日夜，雅加达南区的Kota Kasablanka商场，我们将在缤纷多彩的“雅加 达营销周”闭幕式上庆祝MarkPlus的第27个生 日。 这一年的主题是“印度尼西亚（再）团结”！

为什么？ 展现我们的热情！ #MarkPlus 1.0 是对知识的热情 我之前在中学教了二十年的数学和物理，这 段经历，成就了我的“热情老师”。 然后，我“失败”的未能完成泗水理工学院电 气工程的学位，成就了我的“热情学习者”。 这两个热情让我在教学和不断学习中创立 了MarkPlus公司，希望能发展出足够激励人 的知识。 对知识的热情，是我们和其它竞争对手的一 个主要不同。 我们不断的开发属于我们自己的营销模型。 我们“简化复杂的事情”而不是“复杂简单的事 情”。 我们紧跟科技的发展，重塑传统营销模型至 新浪潮营销，到现在的WOW营销！ 在这个漫长的知识开发过程中，我们写了几 十本书。 从1998年以来，我们就开始将想法写入书

4/25/17 10:13 PM

W O

R D S O

F

W I S D

O

M

031 Knowledge inilah yang menjadi diferensiasi utama kami dibanding kompetitor.

Kami mengembangkan model marketing kami sendiri dengan cara simplifying the complex thing, not complicating the simple thing.

Sesuai dengan perkembangan teknologi, konsep kami pun berkembang dari legacy marketing ke new wave marketing ke wow marketing! Perjalanan mengembangkan marketing knowledge ini pada gilirannya kami tuangkan dalam puluhan buku.

Sejak tahun 1998, kami pun menuangkan ide-ide tersebut dengan mengajak Prof Philip Kotler - The Father of Modern Marketing dari Kellogg School of Management/Northwestern University dalam tujuh judul buku. Tapi, selain itu, kami juga menyusun versi lokal dari buku Service Marketing yang pelopornya Prof.

We went on to develop our own marketing models by ‘simplifying complex things’ instead of ‘complicating simple things’.

In accordance with technological developments, our concepts were remodelled from Legacy marketing to New Wave marketing to WOW marketing!

The long journey in developing this marketing knowledge has in turn been covered in dozens of books.

Since 1998, we have put together these ideas in books, seven of which have been coauthored with Prof Philip Kotler - The Father of Modern Marketing from Kellogg School of Management/Northwestern University.

But besides that, we also compiled a local version of Service Marketing, a book now in its 8th edition which was pioneered by Prof.

Christopher Lovelock from Harvard Business School.

中。其中包括七本是与现代营销之父，西北大 学管理学院的菲利普·科特勒先生的合著著 作。 除此之外，我们还编著了一个本土版本的 《服务营销》，这是哈佛商学院克里斯托弗· 洛夫洛克教授的首创之作，至今已经是第八 版了。 一个值得一提并让我十分骄傲的事情是，编 著这个本地版本，所有来自MarkPlus的成员， 都拥有印尼本土的本科学位！ 因此，我喜欢称MarkPlus是“营销学院”，我 们将本地的学员培养成世界级！ 我们不仅是教授知识，更帮助制定营销本身 的律条！ 我们不只向西方学习，我们更给世界营销发 展做贡献。 (graphic 1) #MarkPlus 2.0是对生意的热情 在印尼顶级公司的五年工作经验，让我敢于 创立MarkPlus，这个以知识为基石的公司。

graphic 1

BOOK • Repositioning Asia • Rethinking Marketing • Attracting Investors • Think ASEAN • Marketing 3.0 • Think New ASEAN • Marketing for Competitiveness • Marketing 4.0

W O

R D S O

F

W I S D

O

M

032 Christopher Lovelock di Harvard Business School.

Yang patut dibanggakan tim yang mengerjakan ini semua adalah para MarkPlus-ers Indonesia yang gelar S-1 nya dari kampus-kampus Indonesia!

Karena itu, saya suka menyebut MarkPlus adalah “Pesantren Marketing” yang menggodok para Santri Lokal jadi berkelas dunia. So we don’t only teach, but develop Marketing itself. We dont only learn Marketing from the West but we also contribute to the World. (graphic 1)

Something that’s worth mentioning and being proud of is that the team that the team which worked on putting together this local version consisted of all Indonesian MarkPlus-ers with S-1 degrees from Indonesian campuses!

Therefore I like to call MarkPlus as a ‘Marketing Pesantren’ which educates the local ‘Santri’ to become world class!

Thus, we not only teach, but help develop the discipline of marketing itself.

We not only learn from the West but we also contribute to the World. (graphic 2)

#MarkPlus 2.0 is Passion for Business Pengalaman saya selama lima tahun berkarya sebagai top professional di dua perusahaan nasional memberanikan diri saya untuk mendirikan MarkPlus yang berbasis Knowledge. Tapi, Knowledge di MarkPlus tidak diabdikan untuk pengembangan dan pengajaran ilmu secara murni. Namun, didedikasikan untuk bisnis.

MarkPlus sendiri merupakan sebuah bisnis yang menghadapi berbagai kompetitor baik lokal maupun global dalam melayani pelanggan. Karena itu, walaupun kami sekarang sudah mempunyai EMBA Strategic Marketing bekerja sama dengan SBM ITB, kami tidak akan mendirikan sebuah perguruan tinggi sendiri.

#MarkPlus 2.0 is Passion for Business Gathering from five-year experience in the business world working as a top professional in two national companies, I dared to set up MarkPlus as a company based on Knowledge.

But the knowledge developed at MarkPlus is not devoted to the academic cause of teaching. But dedicated to business.

MarkPlus itself is a business that serves its customers and faces competition from various companies, both local and global.

Therefore, although we now jointly provide an EMBA in Strategic Marketing in cooperation with SBM ITB, but we have no intentions to set up an academic unit of our own.

We cater to corporations and business in-

graphic 2

不过，MarkPlus所开发的知识不只是为了用 于教学，而是用于商业实践。 MarkPlus本身就是一个生意。我们为客户提 供服务，我们也必须面对来自本土或跨国企业 的竞争。 因此，虽然我们现在和万隆理工学院的管理 学院合作教授EMBA的课程，但我们并不打算 设立任何学术机构。 根据企业机构的类型，我们分为了几个不 同的行业事业部：金融服务业（FSI），汽车交通-物流业（ATL），高科技-房地产-消费业 （HPC），资源-基建-公共事业（RIU），以及政 府（Government）。 除了政府客户以外，我们每个行业的客户还 能分为一个矩阵：民营，国有及跨国公司。 MarkPlus非常了解生意，因为MarkPlus本身 就是一个生意！ 我们是一个以知识为基石的生意。(graphic 2) ＃MarkPlus3.0是对服务的热情 我的职业背景先是老师，然后是公司总经 理，董事。我的工作一直是关于服务，而不是 生产。 这些服务的经验是MarkPlus提供的不同服 务的坚实基础。 “MarkPlus咨询”，是我们其它两个部门的基 础：负责培训和教育的“MarkPlus研究院”，及负 责市场调研的“MarkPlus洞察”。 我们的媒体“Marketeers”包括线上线下媒 体，它是我们“MICE Marketeers”和“Marketeers Community”的起点。 所以，我们能很骄傲的称我们自己为“基于知

W O

R D S O

F

W I S D

O

M

033 Kami membantu korporasi dan institusi bisnis yang dibagi berbagai Industri Group, yaitu Financial Services Industry ( FSI), Automotive-Transportation-Logistic (ATL), Hi-Tech – Property - Consumer Goods (HPC), Resource-Infrastructure-Utilities (RIU), dan Government.

Semua grup tersebut selain Government juga dikelompokkan dalam sebuah Matrix dengan Customer Types: Private, BUMN, dan MNC. MarkPlus understands Business because MarkPlus itself is a Business! In short, We are a Knowledge-based Business (graphic 2)

stitutions that have been divided into various industrial groups: Financial Services Industry (FSI), Automotive–Transportation–Logistics (ATL), Hi-Tech–Property–Consumer Goods (HPC), Resources–Infrastructure–Utilities (RIU) And Government.

Clients from all industry groups other than the government are also categorised in a matrix based on customer type: Private, state-owned enterprises (SOEs) and MNCs. MarkPlus understands business because MarkPlus itself is a Business!

In short, we are a Knowledge-based Business. (graphic 2)

#MarkPlus 3.0 is Passion for Service Latar belakang saya sebagai guru, lantas GM dan Direktur merupakan pekerjaan Service bukan Manufacturing. Itulah yang memberikan landasan kokoh bagi MarkPlus untuk mempunyai berbagai jenis Services.

MarkPlus Consulting yang menjadi induk dari MarkPlus Institute untuk pengajaran dan MarkPlus Insight untuk riset. Dan, Marketeers yang media offline dan online dan menjadi induk dari Marketeers MICE dan Marketeers Community.

Jadi, lebih lengkapnya kami menyebut diri kami adalah We are a Service Knowledge-Based Business! (graphic 3)

# MarkPlus 3.0 is Passion for Service Considering my background as a teacher and then General Manager and Director, my job was that of service, not manufacturing.

That experience in service provides a solid foundation for MarkPlus to provide different types of services.

MarkPlus Consulting, which has become the parent of two divisions: MarkPlus Institute for training and education and MarkPlus Insight for research.

And Marketeers includes offline and online media and has become the parent of MICE Marketeers and Marketeers Community.

And thus, we are able to call ourselves as a Service Knowledge-Based Business! (graphic 3)

# MarkPlus 4.0 is Passion for People Mengajar siswa selama dua puluh tahun dan memimpin ribuan orang lapangan baik marketing maupun distribusi di PT Panggung Electronic Indistries dan PT HM Sampoerna membuat saya jadi sangat people-oriented.

Karena saya tidak pernah berhubungan mesin atau data keuangan secara langsung.

Itulah yang juga akhirnya mewarnai MarkPlus.

Terakhir tapi yang terpenting, MPers dituntut untuk menerapkan 13 EPE (Excellence – Professionalism – Ethics) Principle.

Dimulai dari tiga excellence, yaitu Branded Operational Excellence (Brand Management), Customer Intimacy Excellence (Customer Management), Product Leadership Excellence (Product Management).

Selain itu, dari segi profesionalisme, terdapat empat passion yang sedang kita jabarkan di bagian ini. Keempat passion tersebut adalah Passion for Knowledge, Passion for Business, Passion for Service, dan Passion for People.

Dan, akhirnya dari segi ethics, terdapat enam karakter yang harus jadi foundation yaitu Trustworthiness, Respects, Responsibility, Fairness, Caring, and

# MarkPlus 4.0 is Passion for People.

Having taught students for 20 years and leading thousands of field people in both marketing and distribution at PT Panggung Electronic Industries and PT HM Sampoerna has made me become highly peopleoriented.

Because I never directly dealt with machines or financial data, but mostly people.

That’s what ultimately impacts my approach for how MarkPlus-ers should be.

Last but most important!

MP-ers are required to apply 13 EPE (Excellence - Professionalism - Ethics) Principle.

Starting from three excellences: Branded Operational Excellence (Brand Management), Customer Intimacy Excellence (Customer Management), and Product Leadership Excellence (Product Management).

Moreover, in terms of professionalism, it relates to the four passions I have described in this section: Passion for Knowledge, Passion for Business, Passion for Service, and Passion for People.

And finally, in terms of ethics, there are six attributes that should build the foundation of a Markplus-er character: Trustworthiness, Respects, Responsibility, Fairness, Caring, and Citizenship.

I really believe that in a service company, people are always the key.

030-038 words of wisdom.indd 33

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-033_R1

识的服务商”。 (graphic 3) ＃MarkPlus 4.0是对人的热情。 我20年的教书经历，以及在Panggung电子工 业公司和HM Sampooerna公司营销及分销部 门领导几千人的经历，让我非常以人为本。 我并不直接和机器或者财务数据打交道，我 大多数是和人打交道。这最终影响了我如何塑 造每一个MarkPlus-ers。 最后，但最重要！ 每一位MP-er都需要实践13EPE的原则（卓 越-专业-道德）。 先从卓越开始：品牌运营卓越（品牌管理）， 客户亲和卓越（客户管理），以及产品领导力卓 越（产品管理）。 然后谈谈专业。这和我之前谈的四个热情相 关：对知识的热情，对生意的热情，对服务的热 情，对人的热情。 最后，是道德。每个MarkPlus-er有六个道 德原则：诚信、尊重、负责、公平、关怀和公民 意识。 我打心眼里相信在一个服务公司里，人，永 远是关键所在。 MP-ers应能连接客户。 “人与人”支持“生意与生意”。 因此，MarkPlus是一个“以人为本的、基于知 识的服务商”！ (graphic 4) 是什么？印尼的灵魂和精神！ 从1990年泗水开始，27年后的我们遍布了印 尼主要的18个城市 — 从班达亚齐到查亚普拉 （印尼最西边到最东边）。 我们是印尼的营销先锋，我们开始与印尼还 不需要营销的时候。 我们不只用传统的营销模型，我们开发自己 的模型。 MarkPlus开发的概念独特高效，并且随时根 据时代的变化进行修正。 大多数情况下，我们知道哪一个概念是不断 变化的印尼现阶段最适合的。 比如最近，我们根据我们自己在印尼进行的 几年连续深入统计学、心理及行为市场的调 研，开发了“奇妙印度尼西亚”的概念。 我们非常骄傲的宣布，我们是印度尼西亚公 司，致力于印度尼西亚的发展。 因此，许多国际机构愿意和我们携手合作， 完成不同的项目和任务。 中国贸促会，日经咨询，东南亚商业中心， 和最近的马来西亚印尼企业之家。我们仅举 几例。

中国国际贸易促进委员会商业行业分会 成立于1952年的中国贸促会是中国最大并最 为重要的中国与其它国家商业合作机构。不仅 局限于贸易，其它领域，包含投资、技术开发及 经济发展都是其合作范畴。中国贸促会商业分

4/25/17 9:23 PM

W O

R D S O

F

W I S D

O

M

034 Citizenship.

Saya sangat percaya untuk suatu perusahaan Service, People are always the Key. MP-ers harus bisa berhubungan dengan People-nya klien. People to People to support Business to Business. Jadi, lengkapnya MarkPlus is a People-oriented Service Knowledge-Based Business. (graphic 4)

WHAT?

Indonesian Indeed In Soul & Spirit!

Mulai dari Surabaya pada tahun 1990, setelah 27 tahun, kami ada di 18 kota dari Banda Aceh sampai ke Jayapura. Kami adalah pioner marketing di Indonesia sejak Indonesia belum membutuhkan marketing itu sendiri.

Tapi, kami tidak hanya menggunakan model marketing konvensional. Konsep kami otentik khas MarkPlus tapi terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman. Kami yang paling tahu konsep apa yang paling cocok untuk Indonesia.

Kami mengembangkan konsep Wonderful Indonesian berdasarkan riset pasar mendalam yang kami lakukan selama beberapa tahun terakhir. Kami sangat bangga menyatakan sebagai Perusahaan Indonesia dan didedikasikan untuk Indonesia.

Karena itu, berbagai lembaga

graphic 3

MP-ers should be able to connect with their clients.

People to People to support Business to Business!

Thus, MarkPlus is a People-oriented Service Knowledge-Based Business! (graphic 4) WHAT? Indonesian Indeed In Soul & Spirit!

Starting from Surabaya in 1990, after 27 years, today we are present in 18 cities – from Banda Aceh to Jayapura.

We are the pioneer of marketing in Indonesia since Indonesia, back then, did not feel the need of marketing itself.

But we do not only use conventional marketing models. Our MarkPlus concepts are authentically unique but also continue to be developed in accordance with the changing times.

Mostly, we know which concept is the most suitable in accordance with the changing landscape in Indonesia.

Recently, we have developed the concept of Wonderful Indonesians based on our in-depth demographic, psychographic and behavioural market research done in Indonesia over the last few years.

We are extremely proud to declare us as an Indonesian Company, dedicated to Indonesia.

Therefore, various international agencies

会的印尼代表处，就设立在MarkPlus公司内。

日经咨询 日经咨询从2016年开始和MarkPlus主要以“ 亚洲品牌”调研的形式进行合作。日经咨询对 包括40个本土品牌、80个国际品牌在12个亚 洲国家的过万受访者进行调研，MarkPlus作 为日经咨询的研究合作伙伴，承担在印尼的调 研工作。

东南亚商业中心 东南亚商业中心的总部设在韩国，这家机构 旨在促进两国之间的组织间合作，特别是投资 和贸易方面的合作。2016年，MarkPlus成为其 在东南亚国家的第一家合作伙伴。

W O

R D S O

F

W I S D

O

M

035 Internasional menjalin kerja sama dengan kita untuk berbagai hal. CCPIT, Nikkei BP, The ASEAN Business Center, dan yang paling terakhir adalah Malaysia Indonesia Corporate House (MICH).

CCPIT (China Council for the Promotion of International Trade) Lembaga yang didirikan tahun 1952 adalah institusi terbesar dan terpenting di China untuk menjalin berbagai kerja sama antara China dan negara-negara lain. Tidak sebatas hanya pada perdagangan, tapi juga investasi, pengembangan teknologi, dan sektor ekonomi lain. Dalam hal ini, MarkPlus menjadi kantor perwakilan CCPIT di Indonesia.

graphic 4

cooperate with us for various projects and assignments.

CCPIT, Nikkei BP, The ASEAN Business Center, and most recently Malaysia Malaysia Corporate House (MICH), to name a few.

CCPIT (China Council for the Promotion of International Trade) Commercial SubCouncil This institution was established in 1952 as China’s largest and most important institution to establish cooperation between China and other countries. The cooperation is not limited to trade, but in other areas including investment, technology development, and other economic sectors. MarkPlus houses the representative office of CCPIT Commercial Sub-Council in Indonesia.

马来西亚印尼企业之家 马来西亚印尼企业之家是由Koperasi Anak Sains MARA Berhad (ASMARA)创立的双边 贸易平台。其目的在于协助两国的中小企业发 展壮大。MarkPlus作为其合作伙伴协助强化双 边的合作。 怎么办？ 在多元化中团结的营销 (graphic 5) 在印尼，营销增长迅速、高速发展。特别是 在1999年的第22号法令关于地方自治条例颁布 之后。受到政策-法律运动的支持，印尼的许多 地区非常努力的发展他们自己的经济。 当然，我们不能老是依赖旧的方法。每个地 区必须发展属于他们自己的差异化来喜迎外来 者，无论是外国游客或是投资者。难怪，我们 看到越来越多的发展中地区集中在旅游-贸易投资（TTI）的开发。不可避免的，引起了人们 思维习惯的变化。最终形成了地区化的社会-文 化变化。 实际上，印尼人在很久以前就被认为是非 常的多元化。随着地区自治的到来，更多地区 开始强调自己的多元化。不过，这种多元化不 要被认为是负面的，这是印尼丰富的文化的证 明。从传统价值，到料理，到时尚，印尼实在多 元化到很难被称为是一个国家，印尼，更像是 一块大陆。 另一方面，我们在将自己的东西营销到其它 市场的时候，需要谨慎。在印尼，市场推广的方 式各地不尽相同。每一个地区都有其特有的特 色，每一个地区的推广必须根据其调整。如果

W O

R D S O

F

W I S D

O

M

036 Nikkei BP Kerja sama dengan MarkPlus dimulai sejak tahun 2016 terutama dengan menyelenggarakan survei Brand Asia. Survei ini mencakup 80 merek global dan 40 merek lokal di 12 negara Asia dan melibatkan lebih dari 10.000 responden. Dalam hal ini, MarkPlus menjadi partner kerja sama riset Nikkei di Indonesia.

The ASEAN Business Center Institusi asal Korea Selatan bertujuan untuk memfasilitasi berbagai kerja sama antar organisasi di dua negara terutama yang berhubungan daengan perdagangan dan investasi. Pada tahun 2016, MarkPlus berkesempatan menjadi salah satu mitra pertama dari negara ASEAN.

Nikkei BP Nikkei BP’s cooperation with MarkPlus began in 2016 primarily in the form of Brand Asia surveys. The survey conducted by MarkPlus in Indonesia for Nikkei BP covers 80 global brands and 40 local brands in 12 Asian countries and involves more than 10,000 respondents. Thus, MarkPlus acts as a research partner to Nikkei BP in Indonesia.

The ASEAN Business Center ASEAN Business Center is based in South Korea. It is an institution that aims to facilitate inter-organizational cooperation between the two countries, especially those undertaking trade and investment. In 2016, MarkPlus got the opportunity to become one of its first partners among ASEAN countries.

graphic 5

MarkPlus, Inc. Branches

调整得到，并不是不可能看到一个地方的流行 产品在其它地方也同样流行。 许多的例子证明了这一点。比方说料理方 面，每个人都知道万隆的烧麦，望加锡的科托， 和巴东的仁当。这三种料理并不仅仅为其本地 人所爱，它们也是其它地区人所喜欢的。营销 如何能成为处理矛盾的关键，这是非常好的一 个例子。我们如何能因对不同的现实，却任然 能团结统一。 后记： 印度尼西亚（再）团结！ 让我们来看看印尼政治在过去几天的动态。 我不想在这里讨论或分析为什么一对赢了，另 一方输。我也并不热衷于讨论选举过程中不同 阵营所用的政治伎俩。 可是，简单的观察下选举大背景下的印尼社 会动态，确实相当有意思。选举开始前，我们 看到了非常多的如何捍卫自己选择的例子。我 们也能看到每一位参选人如何在非常紧张的 情况下面对压力和矛盾的。 更何况，整个选举过程中充斥着各种传闻和 不安时间。不过，这些都是在信息时代并不能 避免的事情。这是一个人们被大量信息淹没无 法分辨真相和炒作的时代。社会充满争论，直 到最终人们在选举日做出选择。 不过选举结果已经公布了，我们可以期待再 次的团结。因为毕竟，印尼人们的最终期望都 是一样的 — 齐心协力，推动国家的发展，让印 尼越来越发达。共同努力，实现繁荣。 现在，是我们再次团结的时候了。两对候选 人已经给我们做了很好的榜样。在雅加达，我

W O

R D S O

F

W I S D

O

M

037 MICH (Malaysia Indonesia Corporate House) Adalah platform perdagangan bilateral yang dibentuk oleh Koperasi Anak Sains MARA Berhad (ASMARA). Tujuannya untuk memberdayakan UKM dari kedua negara untuk berekspansi lebih jauh lagi. Di sini, MarkPlus berperan sebagai mitra untuk memperkuat kerja sama bilateral tersebut.

HOW?

The Marketing of Unity in Diversity! (graphic 5)

Di Indonesia sendiri, pemasaran semakin berkembang pesat terutama setelah berlakunya otonomi daerah terutama setelah lahirnya UU No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Didorong oleh pergerakan political-legal ini, banyak daerah yang memacu diri untuk mengembangkan perekonomiannya masing-masing.

Tentu saja tidak dapat mengandalkan cara lama, tiap-tiap daerah harus mengembangkan diferensiasinya sendiri-sendiri untuk menarik pihak luar. Tidak heran, semakin lama rasanya semakin banyak daerah yang semakin giat mengembangkan Tourism – Trade – Investment (TTI). Mau tidak mau, hal ini pun memengaruhi perubahan mindset masyarakat di masing-masing daerah dan akhirnya memengaruhi perubahan socialculture secara umum.

Tapi, nyatanya sejak masa lalu masyarakat Indonesia memang dikenal sangat beraneka ragam. Dengan adanya otonomi daerah ini menyebabkan masing-masing daerah semakin menonjolkan hal tersebut. Tapi, perbedaan tidak dapat diterjemahkan sebagai arti negatif. Perbedaan ini menjadi bukti kekayaan budaya yang tertuang dalam berbagai bentuk. Mulai dari nilai tradisi, kuliner, sampai dengan fesyen. Memang, Indonesia is too diverse to be called as a country. It’s like a continent.

Di sisi lain, kita pun perlu menyadari bila mencoba memasarkan sesuatu ke daerah lain. Pendekatan pemasaran ke Indonesia tidak dapat diseragamkan di semua daerah.

Setiap daerah memiliki karakternya sendiri sehingga pendekatan yang dilakukan pun harus disesuaikan. Bila dilakukan dengan baik, bukan tidak mungkin sesuatu yang khas di satu daerah dapat populer di daerah lain.

Contohnya banyak sekali. Dari kuliner saja, kita tentu tahu siomay Bandung, Coto Makassar, Rendang Padang, dan masih banyak makanan lainnya. Tidak hanya disukai di daerah asal tapi juga terkenal di daerah lainnya. Ini menjadi contoh nyata bagaimana marketing dapat menjadi elemen yang dapat mengelola paradoks. Bagaimana menghadapi kenyataan yang berbeda-beda

MICH (Malaysia Indonesia Corporate House) MICH is a bilateral trading platform established by Koperasi Anak Sains MARA Berhad (ASMARA) (ASMARA). The goal is to empower SMEs from both countries to expand further. Here, MarkPlus serves as a partner to strengthen bilateral cooperation.

HOW? The Marketing of Unity in Diversity! (graphic 5)

In Indonesia, the field of marketing has seen rapid growth and development, especially after the enactment of regional autonomy, following the introduction of Law No. 22 of 1999 on Regional Government.

Encouraged by this political-legal movement, many regions in Indonesia have been making strong efforts to develop their respective economies.

Of course, we cannot rely on old methods, each region must develop its own differentiation to attract outsiders, whether it’s foreign tourists or investors. No wonder, we see that more and more areas are increasingly developing enterprises focused on Tourism - Trade - Investment (TTI). Inevitably, this also drives a change in people’s mindsets and in general, this ultimately brings social-culture changes in such regions.

But the fact is, since much older times, people of Indonesia are known to be quite diverse. With the advent of regional autonomy, many regions have begun to accentuate their own diversity. But the differences must not be interpreted negatively, these differences rather are proof of cultural richness of various forms and kinds. Starting from the values of tradition, culinary, to fashion.

Indeed, Indonesia is too diverse to be called a country. It’s like a continent.

On the other hand, we also need to be aware when trying to market something to other areas. The marketing approach in Indonesia cannot be uniform in all regions.

Each region has its own character and thus the approach must be adjusted. When done well, it is not impossible to see something typical in one area also becoming popular in other areas.

A lot of examples illustrate this point. In terms of culinary attractions, we certainly know Bandung’s Siomay, Makassar’s Coto, and the Rendang from Padang, among many other foods. These dishes are not only popular in their areas of ​​origin but also loved by people in other areas. This is a real example of how marketing can be an element that can manage paradoxes. How to deal with different realities but can still be unifying.

们可以看到Ahok-Djarot和Anies-Sandiaga如 何努力的缓解紧张情绪，保持愉快。所有各方， 互相拥抱，继续支持印尼的民主进程。 是的，印尼确实是一个多元化的社会。从文 化、行为、及思维都不一样。但是，我们的多元 化并不会让我们支离破碎。最终，印尼的人民 将齐心协力，实现共同的目标。

W O

R D S O

F

W I S D

O

M

038 namun tetap dapat menjadi pemersatu.

POSTFACE:

INDONESIA (RE) UNITED! Kita sempatkan untuk melirik sedikit dinamika dunia politik Indonesia beberapa waktu terakhir. Dalam artikel ini, saya tidak membahas atau menganalisis mengapa satu pasangan bisa menang dan pasangan lain bisa kalah. Saya tidak juga membahas manuver politik yang dilakukan oleh kubukubu yang terlibat selama proses Pilkada.

Tapi, menarik sekali lagi bila diperhatikan dinamika masyarakat pada umumnya.

Sebelum Pilkada, kita telah melihat sendiri bagaimana masyarakat begitu terpecah dalam membela pilihannya masing-masing.

Dapat dilihat juga bagaimana masingmasing pasangan calon berseteru dan menghadapi kondisi yang menegangkan di beberapa kesempatan.

Belum lagi sepanjang proses Pilkada berhembus berbagai rumor dan isu yang cukup meresahkan. Sesuatu yang tidak dapat dihindarkan di masa digital seperti ini.

Di banyak kesempatan, masyarakat dibuat bingung oleh banyaknya informasi tanpa mengetahui mana yang salah dan mana yang benar. Tidak sedikit juga terjadi perselisihan di tengah komunitas masyarakat. Sampai akhirnya dihadapkan pada hari pemilihan, masing-masing individu dihadapkan pada pilihan final.

Namun, setelah pengumuman hasil Pilkada, kita tentu mengharapkan masyarakat dapat bersatu kembali. Karena biar bagaimana pun semua harapan masyarakat Indonesia tentu sama, yaitu bersama-sama hendak memajukan bangsa dan negara ini menjadi semakin maju. Semua dilakukan untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Kini, sudah saatnya kita bersatu kembali.

Para pasangan calon pun telah memberikan contoh yang sangat baik bagi masyarakat. Di DKI Jakarta kita dapat melihat bagaimana Pasangan Ahok – Djarot dan Anies – Sandiaga berupaya untuk menjaga situasi kondusif. Semua pihak merangkul pihak lain dan meneruskan proses demokrasi di Indonesia.

Jadi, memang Indonesia itu terdiri dari masyarakat yang beraneka ragam. Mulai dari budaya, perilaku, dan pemikiran.

Tapi, ini menjadi bukti nyata bagaimana keberagaman ini tidak membuat kita terpecah. Pada saatnya, masyarakat Indonesia dapat bersatu mencapai tujuan bersama.

POSTFACE: INDONESIA (RE) UNITED! Let’s take a look at the dynamics of Indonesian politics over the last few days. I do not wish to discuss or analyze here as to why a pair won and the other lost. I am also not keen on discussing the political manoeuvres made by the camps involved during the electoral process.

But it is quite interesting to simply observe the dynamics of society in general against the backdrop of this election. Before the elections, we saw ample examples of how the society was divided in defending their own choices. It could also be seen how each candidate from the pair was at odds and faced stressful situations on several occasions.

Not to mention, the entire election process was mired in various rumours and disturbing events. But it’s something that cannot be avoided in this digital era. There have been many times people got confused by the vast amount of information without really being able to verify the truth from hype. There have also been some disputes in the community.

Until finally confronting the Election Day when each individual is faced with a final choice.

But after the announcement of election results, we can certainly expect the community to be reunited. Because after all, ultimately the expectations of people in Indonesia is the same – that is to move together to promote the nation and see Indonesia becoming more advanced. All towards achieving mutual prosperity.

It’s now time that we are reunited, as both pairs of candidates have begun by setting a good example for the community. In DKI Jakarta, we can see how the pair Ahok-Djarot and Anies-Sandiaga have strived to diffuse the tension and keep the situation pleasant.

All parties are embracing each other and continuing to follow the process of democracy in Indonesia.

Thus, Indonesia is indeed composed of a diverse society. Starting from culture, behaviour, and thinking. But this is clear evidence of how this diversity does not make us fragmented. Eventually, the people of Indonesia come together to achieve a common goal.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 039

40

Vloggers: Flirting With Brands

44

Media Pelengkap Yang Powerful

46

Dilema Antara Mengarahkan atau Membebaskan

48

Real Voice, Real Beauty

52

Viral dengan Video Digital

55

Bebas Asal Pesan Sampai

58

Harga Mahal Harus Sepadan

61

Bagus Disyukuri, Jelek?

62

Membangun Personal Approach

64

Belajar dari “Rock Star” Indonesia

70

Wajah Baru Dunia Periklanan

72

Pikirkan Audiens, Duit Menyusul

74

Tak Melarang Kreativitas, Namun…

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 040

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 041

Oleh Hendra Soeprajitno, Jaka Perdana

Kehadiran vlogger telah “menggoda” para pemasar Indonesia untuk menjadikan mereka sebagai kanal dalam berkomunikasi. Namun, sebelum memutuskan siapa vlogger yang terbaik, jangan pernah melupakan ilmu pemasaran.

Tujuannya agar usaha Anda tidak menjadi sia-sia. emam video blogger (vlogger) tengah menjadi tren di Indonesia.

Tanpa mengenal status, kini siapa saja bisa menjadi vlogger. Mulai dari siswa dan siswi Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), mahasiswa, pekerja swasta, polisi, hingga presiden sekalipun. Selama Anda memiliki peralatan –mulai dari kamera yang serius hingga smartphone-, sambungan internet, serta ide untuk konten, maka Anda bisa menjadi vlogger.

Ketika konten Anda berhasil menarik perhatian, maka jangan heran jika Anda yang bukan siapa-siapa bisa mendadak terkenal layaknya seorang rock star.

Video Anda dinanti, diajak selfie atau wefie, bahkan dielu-elukan para penggemar. Itulah kehidupan vlogger di era sekarang ini.

Dunia internet memang menjadikan segalanya lebih mudah. Sebelum tahun 2005, seorang pemain film harus mengikuti berbagai casting dan bersaing agar bisa ditunjuk sutradara. Begitu pula para musisi.

Mereka harus merekam karyanya, menawarkan ke perusahaan rekaman, dan sisanya berdoa agar karyanya disukai oleh para produser eksekutif. Namun, semua itu adalah kisah lama.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 042 Ketika era media sosial tiba dengan semua produk turunannya, Anda cukup merekam hasil karya Anda, unggah ke platform video, dan menanti apakah hasil karya Anda disukai atau tidak oleh para audiens.

Biarkan masyarakat dunia maya yang menilainya.

Jika ternyata mereka menyukainya, jangan heran jika konten Anda akan menyebar luas. Anda tidak perlu memohon-mohon kepada sutradara, production house, atau produser eksekutif agar hasil karya Anda dihargai. Bisa saja, justru merekalah yang akan meminta Anda untuk menjadi bagian dari mereka.

Kehadiran vlogger ini pun menggoda para perusahaan dan pemilik merek di Indonesia. Keberhasilan konten para vlogger yang dibalut dengan berbagai genre, mulai dari entertainment, pengetahuan, komedi telah berhasil menarik audiens. Dengan menggandeng para vlogger, para pemilik merek berharap bisa menarik perhatian para followers sang vlogger.

Meski Anda atau pimpinan Anda sudah sangat menggebu-gebu untuk menjadikan salah satu vlogger Indonesia sebagai bagian dari pemasaran, ada satu hal yang harus diperhatikan. Jangan pernah meninggalkan prinsip dasar pemasaran, yaitu positioning, differentiation, dan brand atau PDB. Nah, setelah semua itu ditentukan, Anda pun bisa menelaah lebih dalam.

“Sesuaikan dengan segmentation, targeting dan positioning kita,” kata Slamet Sudjono, Executive Vice President Head of Marketing, Brand and Communications PT Bank CIMB Niaga Tbk. Positioning merek dan vlogger tentunya harus klop.

Jangan sampai subscriber dari vlogger yang Anda pi­lih, tidak sesuai dengan target konsumen produk Anda. Misal Anda menggunakan seorang vlogger de­ngan audiens anak muda, namun produk Anda menyasar orang tua. Atau, Anda menunjuk seorang vlogger dari dunia pariwisata namun untuk produk

otomotif. Meski mereka bisa saja membuat konten untuk Anda, namun rasanya akan lebih pas jika produk Anda dan vlogger yang ditunjuk memiliki positioning yang sama atau mirip. Pastikan pula brand dari vlogger tersebut. Sebab, di balik followers yang banyak, pasti ada haters di belakangnya.

Selanjutnya tentukan tujuan dari kampanye marketing ini. Apakah untuk memperkuat brand, meningkatkan awareness mereka, memperkenalkan produk, melakukan promosi, atau lainnya.

Satu hal yang harus menjadi catatan, menggunakan vlogger sebagai sarana komunikasi sangatlah berbeda dengan kita beriklan di sebuah media massa. Di sini, merek akan memiliki keleluasaan, khususnya bentuk konten yang ingin dihadirkan para vlogger itu. “Intinya vlog tersebut harus dapat menyampaikan pesan awal yang sudah kami tentukan,” kata Sigit Kumala Chief Executive Astra Motor.

Yang jelas, menggunakan jasa vlogger gampanggampang susah. Itulah alasan mengapa Marketeers menghadirkan tajuk utama Vloggers: Flirting with Brands. Di sini, kami menghadirkan praktik dari berbagai pemain dari industri yang bervariasi. Semua itu menunjukkan bahwa praktik vlogger bukan hanya milik industri tertentu, tapi hampir semua industri.

Selain itu, Marketeers juga menghadirkan profil berbagai vlogger Indonesia yang telah memiliki nama, apa positioning mereka, hingga tarif mereka. Semoga saja, semua itu bisa meringankan tugas perusahaan atau Anda ketika harus memilih vlogger. Dan, untuk selingan, Marketeers juga menyajikan tips-tips bagi Anda –yang siapa tahu- tertarik menjadi vlogger.

Selamat menikmati. Dan, pastikan bahwa brand Anda tidak tergoda begitu saja dengan kelucuan dan keunikan dari para vlogger. Alangkah baiknya jika brand dan vlogger dapat berkolaborasi dengan baik.

Beberapa Tarif Vlogger di Indonesia

Riset: Diolah dari berbagai sumber. Tarif termasuk biaya produksi yang dilakukan oleh vlogger sendiri | Data per 20 April 2017 * Devina kerap berkolaborasi melalui channel vlogger lain ketimbang merilis konten di channel-nya sendiri

PEP2Topik_Iklan Marketeers(MAY2017)_P.pdf

1

4/25/17

10:47 AM

PUBLIC EDUCATION PROGRAM

Designing Total Customer Experience Blueprint From Mapping Customer Behavior, Managing Touchpoints, Integrating the journey, to Building People and Culture

Jakarta, 16-18 Mei 2017 | Bandung, 17-19 Mei 2017 Surabaya, 7-9 Juni 2017 | Denpasar, 14-16 Juni 2017 Makassar, 15-17 Juni 2017 INVESTMENT JAKARTA : Rp 6.000.000 per person OTHER CITIES : Rp 4.500.000 per persons

E F F E C T IVE SO C IA L M E D I A M A R K E T IN G Design, Manage, and Optimize Campaigns

Palembang, 16 Mei | Pekanbaru, 17 Mei Bandung, 10 Mei | Surabaya, 19 Mei Denpasar, 17 Mei INVESTMENT Rp 1.200.000 per persons Rp 3.000.000 per 3 persons * *)peserta dari perusahaan yang sama

INFORMATION

0 800 188 1111 info@markplusinc.com www.markplusinstitute.com

@MarkPlus_Inc

MarkPlus, Inc.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 044 Automotive

Media Pelengkap Yang Powerful Oleh Ign. Eko Adiwaluyo

Ada banyak pesan yang bisa tersampaikan lewat vlog.

Bukan sekadar soal produk, namun juga bisa menjadi sarana edukasi dan membangun budaya positif di antara konsumen.

idak terbantahkan lagi bahwa teknologi telah membawa perubahan ke beragam sendi bisnis dan kehidupan. Inovasi begitu cepat terjadi berkat teknologi. Sampaisampai, teknologi acapkali disebut sebagai faktor disruptif lantaran membuat tatanan yang sudah ada harus berubah total.

Dalam dunia bisnis dan pemasaran, keberadaan teknologi telah atau setidaknya mulai terjadi perubahan dalam relasi antara merek dan konsumen.

Merek bukan lagi menjadi pihak yang selalu menjejali konsumen dengan informasi produk. Sebaliknya konsumen sekarang tak segan untuk menyuarakan hasratnya ke pemilik merek.

Beberapa tahun belakangan ini, pola komunikasi merek lewat media digital terus menggelinding. Bila awalnya melalui sosial media, sekarang ada tren yang sedang tumbuh yaitu lewat video blog atau vlog yang biasanya menggunakan YouTube sebagai platform.

Keberadaan vlog ini berpotensi menjadi “penggangu” bagi iklan televisi (TVC), walau tidak sampai

039-075 deep dive.indd 44

menggeser sepenuhnya. Bukan saja lantaran biayanya lebih murah, namun merek bisa langsung mendapat feedback dari vlog yang tayang.

“Memang, ada kemungkinan penggunaan vlog akan membesar karena vlog dapat diaplikasikan dalam setiap kegiatan. Walau demikian vlog tidak akan menggerus TVC karena vlog ini bersifat supportif video terhadap TVC. Vlog ini bisa diumpamakan sebagai video tutorial suatu produk. Sedangkan TVC adalah untuk produk itu sendiri,” kata Sigit Kumala, Chief Executive Astra Motor, salah satu main diler motor Honda.

Melalu video, diyakini anak muda akan lebih tertarik dan mudah menangkap pesan yang disampaikan. Penyampaian yang personal oleh vlogger juga membuat masyarakat tidak merasa sedang disodori iklan. Inilah yang membedakan antara vlog dengan dengan konsep TVC. Hal-hal tersebutlah yang menjadi pertimbangan ketika Astra Motor menggandeng vlogger. Sehingga, vlog yang diluncurkan oleh Astra Motor pun bukan sekadar menampilkan fitur dan teknologi yang dimiliki sepeda motor Honda dengan lebih personal, tapi juga menyampaikan riding experience dari produk yang mereka pasarkan.

“Vlogger dapat memperlihatkan riding experiencenya melalui video. Seperti handling saat menikung, tarikan torsi motor, manfaat dari teknologi yang diusung produk, dan lain sebagainya. Dan, cara penyampaian para vlogger yang lebih santai dan menarik melalui video bisa membuat konsumen memperoleh informasi utuh dari suatu produk,” tambah Sigit.

Selain itu, Astra Motor juga memanfaatkan tren vlog di Indonesia untuk menyampaikan pesan-pesan terkait safety riding. Vlog menjadi sarana yang sesuai untuk menyebarkan budaya safety riding di kalangan anak muda.

Memberi Dampak Positif Sejauh ini, Astra Motor banyak menerima manfaat ketika menggunakan vlogger. Penyampaian pesan melalui vlogger yang merupakan pihak ketiga menjadi lebih soft campaign dibanding melalui iklan. Penyampaian pesan yang tadinya hanya bisa disampaikan melalui praktik langsung pun, seperti riding experience, kini bisa tersalurkan melalui vlog.

Untuk menghindari efek negatif, Astra Motor menekankan perlunya mapping vlogger dan persiapan atau briefing yang matang. Sebelum menayangkan vlog, Astra Motor lebih dulu menyampaikan pada vlogger pesan dan harapan dari vlog tersebut. Konsepnya pun dibahas bersama.

“Eksekusinya, bisa saja ide dari vlogger digunakan, tapi bisa juga ide dari tim Astra Motor. Intinya vlog tersebut harus dapat menyampaikan pesan awal yang sudah kami tentukan,” tegas Sigit.

Dalam memilih vlogger, Astra Motor melihat dari kesesuaian vlogger tersebut dengan bisnis perusahan ini. Selain itu, kesesuaian dengan target masyarakat yang memang mereka sasar. Tentu pula melihat dari sisi followers dari vlogger tersebut untuk mendapatkan jangkauan pesan yang lebih besar.

Selain Astra Motor, pemain lain di industri sepeda

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-044_R1

4/25/17 9:25 PM

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 045

motor yang menggunakan vlogger adalah BMW Motorrad dan Suzuki Motor. Bagi BMW Motorrad, penggunaan vlog bisa mendatangkan hasil yang positif. Hal ini terbukti ketika merek motor ini menyelenggarakan kegiatan Pure & Crafted Festival pada Maret 2017 lalu.

“Kami menggunakan vlog, lewat para vlogger, untuk mengampanyekan acara tersebut. Hasilnya, acara tersebut dihadiri sekitar 2.000 orang. Artinya, peran vlogger di dunia otomotif, khususnya roda dua, begitu besar,” kata Joe Surya CEO Nusantara Group yang menaungi PT Maxindo Moto, importir resmi BMW Motorrad.

BMW Motorrad telah menggunakan vlogger sejak tahun lalu dan tentunya akan terus berlanjut. Apalagi, dalam waktu dekat rencananya akan mendatangkan model BMW G310R yang disebut sebagai smart city motor. Model ini bagi BMW Motorrad ada di kelas medium.

Sebagai motor lifestyle, vlog yang dibuat harus mendukung image tersebut. Sehingga, pemilihan vlogger pun harus sesuai. Artinya, ada kesesuaian antara karakter vlogger dengan image dari BMW Motorrad. Kemudian, melihat pula follower dari vlogger tersebut. “Kami juga melihat sejauh mana influence dari vlogger tersebut ke audiens-nya. Karena efek itu yang kami butuhkan,” tegas Joe. Ia mengakui bahwa kekuatan pengaruh dari vlogger tersebut menjadi sangat penting untuk mendukung dua tujuan besar yang ingin dicapai BMW Motorrad.

Kedua tujuan tersebut, yakni adanya peningkatan brand awareness yang kuat pada merek dan berpengaruh ke penjualan. Penggunaan vlogger, bagi merek ini, telah memperlebar audiens ke kelompok masyarakat yang belum mengenal BMW Motorrad.

“Kami sudah mendapatkan hasil positif dari kedua hal yang ingin kami capai tersebut,” tambahnya.

Melihat dampak yang telah mereka terima, Joe bahkan berani memprediksi bahwa model komunikasi lewat vlog ini bisa menjadi yang utama di masa

mendatang. Secara bertahap pula, BMW Motorrad mulai mengurangi alokasi bujet promosi di media konvensional.

Peran vlogger ini juga dirasakan oleh Suzuki Motor lantaran ada kesesuain antara produk mereka dengan target yang disasar. Produk-produk Suzuki, kebanyakan menyasar kelompok segmen di usia muda.

Di saat bersamaan, tren vlog ini sedang berkembang dan digandrungi anak muda.

Bisa dikatakan, saat ini, Suzuki sedang berusaha kembali untuk menjadi pemain berpengaruh di industri roda dua. Merek ini mulai gencar meluncurkan beragam produk, termasuk Suzuki GSX-R150. “Kami melihat bahwa sangat tepat jika menggunakan vlogger untuk mengenalkan produkproduk baru Suzuki,” kata Zulfikar Rafi Al Ghany, Public Relation 2W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

Ghany menambahkan bahwa pilihan vlogger jatuh ke Den Dimas yang cukup terkenal namanya sebagai vlogger dunia otomotif. Alasannya, selain mengenal otomotif, followers vlogger ini juga cukup banyak.

Selain itu, secara personality, Den Dimas dirasa tepat mewakili Suzuki GSX-R150.

Objektif dari menggunakan vlogger bagi Suzuki adalah menaikkan kembali brand image merek ini di pasar otomotif. Seperti pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, upaya menaikkan brand image ini juga membuahkan hasil positif dalam penjualan. “Target awal kami adalah mencapai 15% pangsa pasar di motor sport 150cc. Hasilnya, hingga Maret 2017 sudah mencapai 30% di kelas 150cc.

Artinya, seiiring kami memperbaiki brand image, respons pasar pun cukup bagus,” tambah Ghany.

Sama seperti halnya BMW Motorrad, melihat kesuksesan kampanye lewat vlog ini, di masa mendatang model komunikasi ini akan menjadi tools penting dalam dunia marketing. Meski begitu tidak akan sampai menghilangkan promosi di media konvensional. “Peran vlog dan vlogger akan semakin membesar di masa depan,” pungkas Ghany.

LESSONS LEARNED

Vlog bisa menjadi media yang tepat sebagai video tutorial dan menjadi pendukung iklan TVC merek

Vlog bukan hanya soal promosi, tapi juga bisa tentang edukasi

Lakukan mapping, persiapan serta briefing yang matang

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 046 Transportation

Dilema Antara Mengarahkan atau Membebaskan Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz

Maskapai penerbangan tak ketinggalan menggandeng para vlogger untuk kampanye pemasarannya. Dilemanya satu: memberi kebebasan berkreasi atau mengarahkan konten yang diusungnya? Simak “curhat” ketiga maskapai berikut ini.

erkembangan media online saat ini dinilai lebih konstruktif dan agresif sekaligus hemat biaya. Setiap kanal komunikasi pun memiliki fungsi dan porsinya masing-masing. Pada akhirnya, komunikasi terintegrasi masih menjadi langkah strategis sebuah merek untuk berkomunikasi dengan konsumennya. Inilah yang juga dilakukan oleh pelaku industri penerbangan di Tanah Air, seperti Garuda Indonesia, AirAsia, dan Sriwijaya Air. “Kami saat ini mulai serius ke arah digital campaign.

Kami mempunyai tiga digital platform, yakni website, mobile apps, dan media sosial. Ketiga platform ini kami gunakan untuk kampanye pemasaran dan penjualan.

Salah satunya kanal vlog yang cenderung digemari lantaran masyarakat sebenarnya lebih menyukai konten visual dan gambar bergerak,” ujar Vice President Marketing PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Selfie Dewiyanti.

Saat ini vlog sudah menjadi tren, dan Selfie yakin bahwa semua anak muda membuka YouTube – kanal tempat vlogger dijumpai. Selfie mengatakan, pihaknya membidik vlogger yang mengusung konten inspirasi maupun edukasi namun tetap menghibur.

039-075 deep dive.indd 46

Soal konten, pihak Sriwijaya Air dan AirAsia sepakat dengan apa yang dikatakan Selfie. Biasanya, konten vlog yang diusung oleh ketiga maskapai tersebut berisi mengenai perjalanan dengan sedikit deskripsi soal nilai jual yang dimiliki oleh perusahaan.

“Kanal YouTube pun menjadi tools yang powerful agar kami dilihat oleh masyarakat mengenai pengalaman terbang bersama Garuda Indonesia. Tidak semua orang mungkin berkesempatan untuk naik first class, tapi pengalaman itu bisa dilihat melalui sebuah video,” lanjut Selfie.

AirAsia mengaku sudah tidak terhitung lagi berapa vlogger yang bekerja sama dengan mereka. Bukan hanya vlogger dalam negeri, tetapi juga vlogger dari negara lain.

“Karena rute kami kebanyakan adalah rute internasional, selain berbicara destinasi dari dalam ke luar negeri, kami juga menggunakan jasa vlogger untuk mengundang wisatawan mancanegara ke Indonesia,” kata Yohannes Heraldo, Head of Marketing AirAsia.

Pria yang akrab disapa Jo ini menambahkan, vlogger menjadi salah satu prioritas kanal pemasaran AirAsia.

Vlog ini memang tidak masif tapi mampu membidik pasar inti yang dibidik oleh AirAsia.

Sementara, Sriwijaya Air menilai kanal ini kian efektif untuk menggaet audiens lantaran konten vlog

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-046_R1

4/25/17 9:28 PM

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 047

LESSONS LEARNED Konten vlog bisa dibuat perusahaan dengan berkolaborasi bersama pemain industri lain yang masih berkaitan

Lakukan riset sebelum menentukan seorang vlogger

039-075 deep dive.indd 47

yang sering ditampilkan adalah seputar destinasi wisata.

“Biasanya, konten kami akan menempel pada konten lain. Dalam melakukan kerja sama dengan para vlogger, kami tidak sendirian. Kami melakukannya bersama dengan perusahaan yang punya tujuan serupa.

Misalnya, kami menggarap konten bersama vlogger ini dengan perusahaan penyedia jasa penginapan, pariwisata, atau lainnya,” jelas Agus Soedjono, Senior Corporate Communication Manager Sriwijaya Air Group.

Dalam pemilihannya, keduanya cukup selektif.

Di Sriwijaya, Agus mengatakan, pihaknya akan melihat jumlah viewer, personality, dan cara vlogger berkomunikasi.

Adapun Garuda Indonesia juga akan melihat apakah konten yang dibuat oleh vlogger tersebut menarik atau tidak. Karena terkadang, ada vlogger yang gayanya tidak sama dengan gaya atau penampilan dari Garuda Indonesia atau penumpang Garuda Indonesia. Atau mungkin sudut pandang kontennya kurang pas.

Untuk itu, Selfie dan timnya sering melakukan riset dan mencari beberapa opsi vlogger untuk dipilih. Kemudian, baik Selfie maupun Agus akan mengarahkan para vlogger soal konten yang ingin dibuat. Keduanya akan memberikan arahan mengenai mengenai sudut pandang seperti apa dan poin apa saja yang bisa disorot oleh vlogger ini saat terbang bersama mereka.

“Jadi, kontennya akan kami arahkan. Kami biasanya memilih vlogger-vlogger yang arahnya ke lifestyle karena memang penumpang yang naik Garuda Indonesia itu bukan sekadar terbang ke suatu tempat tetapi harus hal yang berkesan dan memberikan imej prestige,” tegas Selfie.

Maskapai dengan rute penerbangan ke Bombay

misalnya, akan menggaet vlogger dari sektor fesyen karena mereka lebih pintar menampilkan sudut pandang cerita destinasi. Harapannya para vlogger itu bisa menarik orang-orang untuk datang ke destinasi tersebut.

“Biasanya, kami melakukan sponsorship dengan memberikan produk kepada para vlogger. Kami tidak mendikte konten mereka tetapi kami mengarahkan secara general dan hanya seputar aktivitas bersama kami. Gaya ceritanya tetap ditentukan oleh para vlogger itu masing-masing,” jelas Selfie.

Begitu juga ketika para vlogger mendekati Sriwijaya Air. Para vlogger tersebut akan diarahkan untuk bisa menyorot layanan yang diberikan, mulai dari makanan, ajakan berdoa sebelum terbang, sampai panduan evakuasi dari Sriwijaya yang menggunakan buku bertuliskan huruf braille. Agus pun tidak memberikan syarat bahwa konten mengenai Sriwijaya harus dibuat khusus. Kontennya bisa dibuat seperti konten vlog pada umumnya.

Sementara, AirAsia memberikan kebebasan secara penuh kepada vlogger. “Kami tidak punya kuasa apa pun untuk mengkritik, merevisi, atau berkomentar soal video mereka. Kami pun membangun relasi baik layaknya teman dengan mereka, bukan hubungan transaksional. Layaknya teman, kami tidak ingin merusak acara perjalanan mereka, dan mereka juga berusaha tetap jujur dan menunjukkan seperti apa pengalaman terbang dengan AirAsia,” ujar Jo. Sedikit berbeda, Agus menilai vlogger-vlogger ini sulit diatur lantaran mereka memiliki idealisme layaknya para jurnalis. “Meski begitu, kami tidak akan ganggu idealisme mereka. Kami akan berikan ruang bagi mereka untuk berkreasi. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas konten yang lebih natural dan mampu menjaga agar audiens tidak bosan,” imbuh Agus.

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-047_R1

4/25/17 9:28 PM

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 048 Fast-Moving Consumer Goods

Real Voice, Real Beauty Oleh Saviq Bachdar

Kesuksesan brand menciptakan konten vlog bergantung pada sinergi antara brand dengan vlogger. Jika demikian, vlogging bisa menjadi aset yang fantastis untuk sebuah merek.

da perubahan mendasar di dunia hiburan dalam beberapa dekade terakhir. Kita tak lagi tinggal di zaman di mana kemampuan akting dan debut di layar lebar menjadi prasayarat lahirnya selebriti terkenal.

Sebaliknya, kita kini hidup di dunia di mana individu dapat mempromosikan dirinya sendiri di media sosial dan platform berbagi video YouTube. Bak badai menerjang, bintang YouTube laksana selebriti masa kini.

Semua industri nampaknya mulai melirik bintangbintang YouTube kenamaan, atau kita sebut sebagai video blogger (vlogger). Banyak merek kecantikan yang semakin percaya akan kekuatan yang dimiliki para vlogger dalam “menghinoptis” para audiensnya.

Cukup lazim apabila beauty vlogger mulai mendapat tempat di hati para merek kosmetik. Sebab, konsumen di era digital sudah jenuh dan cenderung tidak percaya akan pesan merek yang selama ini disampaikan melalui iklan televisi. Perempuan kini mencari seseorang yang mampu berkata apa adanya, serta paham betul akan dunia kecantikan. Semua karakter itu dapat ditemui pada sosok seorang beauty vlogger.

Patricia Husada, GM Marketing PT Martina Berto Tbk, produsen kosmetik Sariayu menuturkan, salah satu keunggulan merek kosmetik menggunakan vlogger adalah mereka dapat mengedukasi mengenai kegunaan produk kepada target market yang disasar secara lebih jelas. “Vlogger membantu kami dalam memberikan tutorial makeup, atau bagaimana cara menggunakan produk-produk kami dengan benar,” ujarnya.

Keyakinan merek menggunakan vlogger bukan tanpa alasan. Pasalnya, 97% conversation mengenai dunia kecantikan di YouTube terjadi di kanal resmi para beauty vloggers atau content creators itu. Mereka membuat video tutorial, memberikan tips & trick bermakeup, hingga memberikan rekomendasi memilih makeup sesuai dengan tipe kulit konsumen. Sayangnya, hal-hal itu tak dapat dieksekusi oleh brand melalui iklan komersial selama 30 detik.

“Membuat konten yang bagus itu memang tidak mudah. Kami harus menyewa model, dan proses produksi memakan waktu yang lama,” kata dia.

Sementara itu, aktivitas vlogger sehari-hari adalah membuat video dan mengunggahnya di YouTube atau Instagram. “Sehingga, suara mereka lebih didengar.

Lewat vlogger, merek menjadi lebih efektif untuk menyampaikan pesan kepada audiens,” paparnya.

Di jagat digital, merek bukan hanya sulit membuat konten yang autentik dan dianggap jujur. Melainkan, mereka juga mulai dihadang oleh software pemblokir iklan alias ads blocking. Laporan situs PageFair tahun 2016 mengungkapkan, terdapat 419 juta orang dari 1,9 miliar pengguna smartphone di dunia yang melakukan pemblokiran iklan pada perangkat pintarnya.

Lebih lanjut, laporan itu menyatakan bahwa pemblokiran iklan pada perangkat mobile dua kali lebih banyak dibandingkan pemblokiran yang dilakukan pada desktop. Tak heran, target view dari konten yang dibuat brand selalu lebih rendah ketimbang konten yang diciptakan oleh bintang-bintang YouTube.

Karenanya, berkolaborasi dengan para beauty vlogger tidak hanya menciptakan konten yang lebih autentik, melainkan juga memberikan kesempatan kepada merek agar “iklan” mereka dilihat orang.

Merek kosmetik global L’Oréal cukup memperhatikan isu ini. Perusahaan asal Paris itu telah merekrut banyak beauty vlogger agar mengulas produk demi menghindari ad-banners berbayar yang dianggap mengganggu pengguna internet.

Jee Eun Shin, GM Consumer Product Division PT L’Oréal Indonesia mengatakan ads-blocking software memang menjadi ancaman para brand ketika beriklan di platform digital. Di sisi lain, merek kini mulai ditantang oleh seberapa lama video dilihat konsumen.

“Saat Anda menampilkan video berdurasi 15 detik, sebagian besar orang hanya melihat 2 detik. Lantas, apa yang bisa dikatakan dalam waktu sesingkat itu? Pada akhirnya, (konten) kreatif adalah tools yang harus kami ambil, baik itu gambar bergerak GIF ataupun video,” jawab Jee Eun.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 049 Lantas, video apa yang pasti ditonton orang meski durasinya lebih dari 15 menit? Diakui atau tidak, videovideo yang dibuat oleh bintang YouTube, beauty vloggers, atau content creators, mampu disaksikan oleh banyak orang, bahkan bisa berkali-kali.

Patricia mengatakan, beberapa video kreasi brandnya dengan para vlogger mampu ditonton oleh orang hingga lebih dari lima kali. “Video tutorial hijab misalnya. Setiap kali perempuan ingin menggunakan hijab, mereka streaming di Youtube. Dan mereka kerap menonton video yang sama,” pungkasnya.

Jangan salah pilih vlogger Salah satu kendala brand dalam memilih vlogger adalah perihal kesesuaian antara brand dengan vlogger. Jangan sampai produk yang diiklankan tak selaras dengan segmen audiens dari para vlogger. Tak jarang, merek meminta data analitis serta performa konten yang dibuat vlogger sebelum mengetuk kerja sama.

Jee Eun mengatakan, tujuan dari brand menggunakan vlogger adalah untuk efisiensi. Apalagi, L’Oréal bisa menggunakan 100 hingga 200 vloggers untuk satu kampanye tertentu. Dia bilang, efisiensi dapat tercapai apabila brand memahami karakteristik pengikut dari para video blogger itu.

“Beberapa vloggers bisa mencapai 300.000 pengikut, namun rendah dalam engagement. Di sisi lain, ada vloggers dengan hanya 100.000 pengikut, akan tetapi memiliki pengikut yang aktif memberikan komentar dan bertanya-tanya seputar produk,” imbuhnya.

Logikanya, semakin banyak followers, impresi dan jumlah views yang dihasilkan semakin besar. Beberapa brand kosmetik masih melihat jumlah followers se­ bagai katalis utama. Namun, menurut beauty vlogger Rachel Goddard, yang juga perlu diperhatikan brand ketika memilih vlogger adalah frekuensi unggahan video. Pasalnya, keaktifan vlogger dalam membuat konten mempengaruhi jumlah views.

“Percuma jumlah subscribers banyak, namun kalau jarang upload video, penontonnya akan sedikit,” tutur Rachel, beauty vlogger yang memadukan unsur parodi dalam setiap videonya.

Hal lainnya adalah brand sebisa mungkin memilih vlogger yang family friendly. Rachel beralasan, dengan semakin mudanya penonton YouTube, vlogger harus semakin bijak bertutur kata. “Jangan pilih vlogger yang berkata-kata surly (kasar_red). Sebab, anak 9 tahun saja sudah lihat-lihat video makeup di Youtube,” ungkap Rachel.

Di sisi lain, Lizzie Parra, vlogger ‘kawakan’ yang mulai ngevlog sejak tahun 2011 ini berujar, dirinya tak ingin diatur-atur oleh brand saat proses pembuatan konten berlangsung, baik dari segi foto, caption, maupun gaya berbicara.

“Kalau brand meminta saya untuk berbahasa yang bukan saya, orang akan tahu bahwa itu fake. Konten vlogger memang harus genuine,” tegas vlogger yang berhasil merintis merek kosmetiknya bernama BLP (By Lizzie Parra) sejak setahun lalu.

Tak bisa dipungkiri, banyak merek yang ingin ikut campur dalam urusan produksi konten. Sebab, merek ingin memastikan bahwa konten yang dibuat sesuai dengan brief dan story line yang telah disepakati kedua­ belah pihak. Dari mulai brief hingga post production,

waktu yang dibutuhkan sekitar 2-3 minggu. Namun, untuk ulasan produk kosmetik atau tutorial makeup, konten bisa dibuat dalam sehari.

Jee Eun menerangkan, kunci untuk memenangkan hati para vlogger adalah menjaga relasi yang baik dengan mereka. NYX, salah satu merek kosmetik dari L’Oréal bahkan menciptakan sebuah studio profesional untuk vlogger. Di sana tersedia peralatan syuting dan studio yang bisa dimanfaatkan vlogger untuk menciptakan konten berkualitas.

“Dan ini tidak hanya membuat vlogger mengetahui tren make up yang akan datang, akan tetapi menawarkan mereka kesempatan mengejar karier,” akunya.

Sementara itu, vlogger kian selektif dalam memilih partner mereka. Lizzie Parra mengaku hanya memilih merek yang sesuai dengan imej yang ia bangun. “Imej yang saya bangun adalah sesuai dengan kalangan B hingga A. Jadi, produk yang saya endorse adalah produk yang memiliki target market kalangan itu,” terang perempuan mungil ini.

Tentu ada harga yang mesti dibayar ketika memanfaatkan tangan kreatif para vlogger bersolek di depan kamera. Patricia menyebut, rata-rata harga emerging beauty vloggers berkisar Rp 1-3 juta per video.

“Untuk artis terkenal seperti Devina Aureel, harganya bisa Rp 20 juta- Rp 40 juta, dengan durasi dua hingga empat menit,” cerita Patricia.

Bahkan, harga sebesar itu hanya dibayar merek apabila proses syuting dilakukan oleh brand. Jika sang vlogger terkenal melakukan produksi sendiri, harganya bahkan bisa menyentuh Rp 100 juta per video.

Meski merogoh kocek yang terbilang lumayan, Patricia mengaku pihaknya cukup puas akan efektivitas yang dicapai para vloggers. Apalagi, vloggers dapat langsung membantu mencetak sales lebih cepat. “Pengikut dari vloggers itu biasanya mau mengklik tautan ke situs e-commerce untuk langsung membeli produk yang baru mereka lihat,” katanya.

Para vlogger bagaimana pun mewakili suara yang didengar oleh jutaan konsumen, khususnya millennials.

Vloggers sejatinya adalah kumpulan orang yang menggunakan platform digital untuk menyuarakan pendapat mereka tentang banyak hal. Para millennials memilih mereka untuk memperoleh opini yang tulus dan jujur, bukan sekadar ungkapan manis yang manipulatif.

So, to make vlogging works for brands, the vlogger’s endorsement must be genuine.

LESSONS LEARNED Ulasan produk harus genuine alias jujur.

Jangan paksa vloggers untuk melakukan sesuatu yang bukan sesuai dengan karakter vloggers tersebut.

Jangan meihat followers sebagai pertimbangan utama dalam memilih vlogger, kenali karakter, keaktifan, serta engagement dari para subscriber atau pengikut vlogger itu.

Sebisa mungkin manfaatkan vlogger untuk mengarahkan link produk merek di e-commerce agar konsumen bisa langsung membeli produk tersebut sesaat melihat video.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 050

Retail

Perlu Ada Kontrol Konten Oleh Ign. Eko Adiwaluyo & Jaka Perdana

Ada beragam tujuan ketika merek menggunakan vlogger dalam komunikasi marketing. Hanya saja, harus ada kolaborasi apik diantara keduanya.

novasi teknologi telah merambah ke beragam sisi pemasaran, termasuk cara merek mengomunikasikan diri ke konsumen.

Beberapa waktu lalu, media sosial dan mobile application menjadi tren di dunia pemasaran.

Nah, beberapa waktu belakangan ini mulai bergeser ke tools lain, yakni video blog atau vlog walaupun tidak meninggalkan dua model sebelumnya.

Beragam merek dari berbagai industri semakin banyak yang menggunakan vlog sebagai salah satu alat untuk melakukan campaign marketing. Tren penggunaan vlog ini juga merambah di dunia ritel, baik itu peritel online dan offline. Para pemain di dunia ritel ini menggunakan talenta para vlogger untuk beragam tujuan, baik untuk menggencarkan program promosi di waktu tertentu hingga meningkatkan brand awareness.

Di ranah ritel online, salah satu yang menggunakan jasa vlogger adalah Bukalapak. Sebagai perusahaan berbasis teknologi, Bukalapak pasti tidak asing dengan platform marketing berbasis teknologi lainnya. Maka tidak heran kampanye-kampanyenya pun berbasis online, termasuk vlog. Platform e-commerce yang selalu hadir dengan berbagai kampanye unik ini, menggunakan vlogger untuk meningkatkan brand awareness mereka.

“Alasan Bukalapak menggunakan vlogger lantaran dalam menyampaikan pesan akan lebih mengena

bila ada konten yang bisa dinikmati. Selain itu, bisa mendapatkan konten yang lebih fresh dan lebih dekat kepada audiens. Terlebih, tren konten video saat ini kebanyakan didominasi oleh konten vlog,” ujar Bayu Syerli, Head of Marketing Bukalapak.

Apa sebenarnya tujuan spesifik yang ingin dicapai Bukalapak? Menurut Bayu, lewat vlogger diharapkan berbagai kampanye Bukalapak dapat disampaikan dengan nuansa konten lebih hangat dan manusiawi.

Sebabnya, sebuah konten vlog yang biasanya dibawakan oleh vlogger lebih bersifat suara personal, tidak secara langsung mewakili brand. Di sisi lain, vlogger juga memiliki daya tarik sendiri dari audiens karena mereka biasanya sudah memiliki basis fans atau followers yang cukup banyak dan loyal.

Sejauh ini, Bayu mengakui cukup puas menggunakan jasa vlogger sebagai salah satu kanal kampanye marketing mereka dan memberikan eksposur yang baik bagi Bukalapak. Sebagai contoh, Bukalapak cukup beken kolaborasinya dengan vlogger bernama Bayu Skak lewat webseries bertajuk Benua Antarkita dan Serial: Catatan si Bay. Dalam webseries tersebut, vlogger Bayu Skak yang punya massa di wilayah Jawa Timur seolah-olah menggantikan peran CEO Achmad Zaky yang sedang berlibur. Salah satu pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa seorang entrepreneur pun harus terus belajar.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 051 “Bayu Skak memang sudah sangat familiar sebagai vlogger. Maka tidak heran brand Bukalapak juga ikut melekat. Selain itu, kami pernah berkolaborasi dengan Kevin Anggara Cameo Project, Shasha Stevenson, sampai Rachel Goddard. Mereka membuat konten branding Bukalapak di channel masing-masing.

Objektif pada saat itu adalah untuk menaikan eksposur dan followers channel Youtube Bukalapak. Hasilnya cukup baik, penambahan followers pada saat itu cukup signifikan,” ungkap Bayu.

Mencari vlogger yang sesuai dengan kriteria bisa dikatakan susah-susah gampang. Banyak penyesuaian harus dilakukan brand agar tidak meleset ketika berkampanye. Namun satu faktor mutlak yang harus menjadi bahan pertimbangan adalah jumlah followers.

Karena bagaimanapun, vlogger yang populer akan lebih mendatangkan eksposur. Setelah itu, baru kualitas konten dan kepribadian vlogger yang harus cukup selaras dengan identitas Bukalapak.

Namun satu hal yang pasti, mendatangkan vlogger untuk menampilkan brand dalam kanal mereka terbilang mahal. Apalagi, vlogger terkenal dan papan atas. Walau begitu Bayu belum mau menyebut nominal berapa yang dikeluarkan Bukalapak untuk berkolaborasi dengan vlogger. Selain itu, harus ada kesabaran, karena follower belum tentu akan bertambah walau dengan satu video.

Akan tetap, satu hal yang patut diingat brand dari Bayu ketika bekerja sama dengan vlogger adalah jangan hanya melihat dari jumlah follower. Tapi juga perhatikan engagament dan kualitas konten yang mereka lakukan sesuai dengan imej brand yang ingin ditampilkan. “Karena follower banyak tapi jika haters banyak, juga akan berdampak negatif pada brand,” tutup Bayu.

Menggeser Iklan Televisi?

Ainu Rofik, Head of Marketing and Promotion PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, juga mengamini bahwa tren vlog kini bukan barang asing dalam dunia marketing. Fenomena ini terjadi lantaran orang, terutama kalangan muda, semakin suka menonton konten video, terutama di YouTube. Bahkan, kalangan generasi muda saat ini mulai jarang menonton televisi.

Pertanyaannya, apakah iklan televisi akan mulai ditinggalkan? Menurut Rofik, pada dasarnya television commercial (TVC) masih paling ampuh dalam membangun awareness. Kelemahannya, merek tidak bisa mendapatkan feedback langsung atas konten TVC yang mereka tayangkan.

“Untuk mendapatkan feedback terhadap TVC, kita harus melakukan riset dan tentunya butuh waktu.

Sedangkan lewat vlog, kita bisa memperoleh masukan langsung dari para penonton. Dengan begitu, kita pun dapat langsung melakukan review,” kata Rofik.

Rofik memprediksi bahwa model komunikasi lewat vlog ini trennya akan membesar dan kuat. Akan semakin banyak brand yang mengalokasikan dana komunikasi lewat digital, khususnya vlog. Sehingga, porsi bujet di televisi akan terus berkurang. Sekarang ini pun, para marketeer sudah bukan dalam tahap mencoba-coba, tapi serius menggarap komunikasi lewat vlog. Hal ini ditunjukkan dengan alokasi bujet yang memang sudah ditujukan ke metode ini.

Khusus untuk Ramayana, hingga saat ini memang tidak banyak bermain di TVC. Bahkan, kampanye digital sudah mengambil alokasi sekitar 25% dari total biaya promosi. Dari persentase di dunia digital tersebut, sebagian besar masuk ke vlogger.

Soal bayaran yang diberikan ke vlogger, Rofik tidak secara spesifik menyebutkan angka. Harga tergantung dari tingkat kesulitan dan kreativitas yang akan muncul.

Untuk satu produksi yang tingkat kesulitannya tinggi, harga bisa mencapai 3 digit alias ratusan juga.

Dengan kisaran nilai yang terbilang lumayan itu tentunya ada tujuan besar yang ingin dicapai. Objektif Ramayana mengggunakan vlog adalah membangun awareness sekaligus ikatan dengan konsumen. Selain itu, dengan vlogger ini, Ramayana ingin menampilkan sisi lifestyle dari produk-produk yang mereka jual.

Sejauh ini, hasil yang didapat Ramayana dengan menggunakan vlogger terbilang bagus. Sebagai contoh, Ramayana mendapatkan lisensi untuk memasarkan produk-produk asli Disney. Untuk menggenjot penjualan produk-produk Disney tersebut, Ramayana menggelar kampanye di YouTube bertajuk #KerenHakSegalaBangsa. Salah satu vlogger yang bekerja sama dengan Ramayana adalah Indovidgaram.

“Hasilnya, dalam satu hari tayang saja sudah ada 3 juta viewer. Kemudian, bila dikaitkan dengan penjualan terbilang sukses. Produk-produk Disney penjualannya bagus. Selain itu, kami mendapat subscriber cukup banyak,” tambah Rofik.

Melihat kesuksesan Ramayana dalam menggunakan vlogger untuk kampanye marketing tentunya ada kiat khusus yang mereka jalankan. Beberapa kriteria yang menjadi acuan Ramayana antara lain melihat kreativitas yang dihasilkan vlogger. “Karena yang kami harapkan dari para vlogger ini adalah video yang mereka hasilkan menjadi viral, seperti saat promosi Disney,” jelas Rofik.

Soal konten yang akan tayang, Rofik menambahkan bahwa Ramayana terlibat cukup aktif dalam pembuatan videonya. Dimulai dengan memberikan gambaran sekilas mengenai situasi pasar hingga pesan yang ingin disampaikan. Selanjutnya, vlogger akan menawarkan ide cerita ke Ramayana.

“Bila sudah tepat dan sesuai dengan brand identity Ramayana, bisa langsung ke proses produksi. Setelah jadi pun Ramayana masih bisa melakukan review,” tegas Rofik.

LESSONS LEARNED

Menghadirkan konten yang hangat dan manusiawi

Jangan hanya memerhatikan jumlah followers saja, melainkan juga haters

Followers brand tidak akan melesat hanya dengan satu video saja

Vlog menghadirkan komunikasi secara dua arah. Perhatikan masukan dari audiens

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 052 Government

Viral dengan Video Digital Oleh Sigit Kurniawan

Promosi tempat wisata menjadi lebih hidup dan menarik dalam rupa video. Sebab itu, Kemenpar getol menggandeng para video blogger untuk mengangkat destinasi-destinasi lokal. Seperti apa?

alah satu cara yang dinilai mumpuni dalam mempromosikan tempattempat wisata di era sekarang adalah vi­deo. Hal ini dikarenakan infrastruktur yang mendukungnya, seperti layanan internet, penetrasi smartphone yang tinggi, dan gaya hidup yang ingin tampil dan terhubung.

Paling tidak, inilah yang menjadi perhatian Kementerian Pariwisata selama lima tahun terakhir.

“Video menjadi salah satu media kreatif dalam saluran promosi digital. Kami menyadari, calon wisatawan sudah berubah perilakunya dengan menjadi semakin digital. Terlebih Gen Y dan Gen Z semakin besar jumlahnya dan pengaruhnya. Saat ini, kami sadar telah terjadi always-connected travellers, kapan pun di mana pun kita ingin terkoneksi dengan yang lain secara real-time,” ujar Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar.

Kemenpar, sambung Esthy, menyadari kehadiran video lebih disukai lantaran lebih mencerminkan

pengalaman nyata dalam rupa visual. Ia menambahkan, dibandingkan dengan konten berbentuk artikel dan blog, waktu yang diperlukan untuk mengonsumsi video marketing jauh lebih cepat. Satu video biasanya hanya berdurasi satu hingga dua menit.

“Sekarang, seseorang bisa menyaksikan video pendek sekaligus bisa membagikannya di media sosial hanya dalam waktu tiga sampai lima menit saja,” kata Esthy.

Salah satu kanal yang dominan menampung videovideo tersebut adalah YouTube. Apalagi, kata Esthy, YouTube menyediakan infrastruktur satu miliar pengguna bulanan yang unik dan menjadi mesin pencari terbesar kedua setelah Google. Ia mengatakan, lebih dari 100 jam durasi video diunggah di YouTube setiap menitnya. Kekuatan YouTube yang lain adalah multiplatform yang memudahkan orang memviralkan konten video.

Menyadari pentingnya video, sejak tahun 2012, Kemenpar menggandeng travel blogger yang beberapa di antaranya sejak tahun 2014 mulai membuat konten

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 053

LESSONS LEARNED

Memvideokan produk dan destinasi wisata dan memviralkan di media sosial

Kreativitas juga tergantung pada kepemimpinan lokal

Gandeng generasi Y dan Z

video seputar perjalanan mereka untuk ditayangkan di YouTube. Mereka juga mengunggah konten wisata dalam versi pendek untuk platform Instagram.

Kemenpar pun sigap menggandeng para vlogger untuk mengangkat destinasi-destinasi wisata di Indonesia. Esthy menyebut beberapa nama vlogger kawakan, seperti Barry Kusuma, Sutiknyo, Arief Muhamad, Wet Traveler, dan sebagainya. Menurut Esthy, kebanyakan dari mereka orientasinya bukan komersial, tetapi karena passion pada travelling dan berbagi pengalamannya. Pada akhirnya, kegiatan itu menjadi sumber mata pencaharian, itu merupakan dampak positif. Sampai saat ini, sudah ada 300 vlogger yang digandeng Kemenpar.

“Baru-baru ini bahkan video vlogger asing Kaylor Melton merekam perjalanannya di Indonesia dan berhasil meraih penghargaan tertinggi International Grand Prix Award pada acara XIII International Tourism Film Festival yang diselenggarakan di Bulgaria.

Inilah ampuhnya video,” katanya.

Esthy mengatakan, Kemenpar menggandeng para influencer seperti travel vlogger untuk mempromosikan destinasi Tanah Air. Cara ini sesuai dengan strategi yang diterapkan oleh Kemenpar, yakni POSE yang merupakan kependekan dari Paid Media, Own Media, Social Media, dan Endorser Media. “Kami juga memiliki bujet khusus untuk komunikasi digital ini. Besarnya sepertiga dari total bujet komunikasi pemasaran yang ada di Kemenpar,” kata Esthy.

Kemenpar juga memiliki kriteria dalam merekrut para vlogger ini. Selain memiliki followers banyak dan juga keterkenalan, juga memiliki kemampuan membangun engagement dengan audiensnya. “Lebih penting dari itu, mereka memiliki passion terhadap produk-produk pariwisata, baik kuliner, fesyen, wisata alam, dan sebagainya,” katanya.

Generasi Pesona Indonesia Tak sekadar bekerja sama dengan vlogger, Kemenpar juga membangun komunitas yang disebut Generasi Pesona Indonesia. Komunitas ini merupakan ruang edukasi yang diselenggarakan Kemenpar untuk

mendidik orang-orang untuk secara kreatif memasarkan destinasi-destinasi di daerahnya – termasuk vlogger.

“Kami merekrut orang-orang dari berbagai daerah untuk selalu memanfaatkan media sosialnya untuk mempromosikan destinasi dan produk wisata daerah – termasuk event wisata di daerahnya. Mereka saling berjejaring untuk saling mempromosikan potensinya,” kata Esthy.

Generasi Pesona Indonesia saat ini hadir di beberapa daerah, seperti Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, sampai Maluku. Selain itu, Kemenpar secara rutin dan kontinu mengundang vlogger untuk berpartisipasi dalam event yang digelar Kemenpar.

Menurut Esthy, pengembangan promosi wisata melalui video ini inisiatifnya tak harus datang dari pusat. Ia mengapresiasi para kepala-kepala daerah yang proaktif membangun infrastruktur digital dalam rangka mengangkat potensi-potensi di daerahnya.

Esthy mencontohkan Banyuwangi sebagai salah saytu daerah yang proaktif dan kreatif dalam memanfaatkan teknologi digital untuk promosi.

Sampai akhir tahun, Kemenpar memperkuat Generasi Pesona Indonesia. Kemenpar juga berusaha melebarkan Generasi Pesona Indonesia ini ke sepuluh destinasi prioritas Indonesia, seperti Danau Toba, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo, dan Mandalika.

“Kami juga menguatkan subjek promosi destinasi tersebut, yakni para generasi Y dan Z yang sangat kuat literasi digitalnya. Tentunya, semua itu muaranya adalah meningkatkan jumlah wisatawan, baik nusantara maupun asing dan menguatnya branding Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia,” pungkas Esthy.

Semua itu dalam rangka mencapai target besar Kemenpar, seperti 20 juta wisatawan asing sampai tahun 2019 yang mana pada tahun 2017 ditargetkan menggaet 15 juta wisatawan asing dan 265 juta wisatawan nusantara.

Akankah para vlogger ini membantu secara signifikan pencapaian target tersebut? Kita lihat nanti!

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 054 Financial Services

Bebas Asal Pesan Sampai Oleh Ramadhan Triwijanarko dan Hendra Soeprajitno

Saat ini sosok vlogger sudah layaknya seorang rock star.

Beragam merek berlomba-lomba menggunakan jasa vlogger, termasuk pemain dari industri perbankan. Lantas seperti apa penggunaan vlogger dalam industri ini?

enerasi millennials boleh dibilang sebagai generasi yang narsis.

Bagaimana tidak, semenjak hadirnya ponsel pintar dengan kamera depan, mereka rajin mengabadikan foto dengan pose terbaik mereka. Hal ini terus berevolusi, dari sekadar foto hingga sekarang tren merekam kegiatan melalui medium video. Kegiatan merekam aktivitas harian melalui medium video ini kerap dikenal dengan istilah vlogging.

Vlogging telah menjadi tren yang luar biasa saat ini. Terlebih melalui platform seperti YouTube, para vlogger ini sudah naik derajat layaknya seorang rock star. Sosok mereka kerap menjadi panutan baru. Langkah dan gayanya tidak jarang diikuti dan dikomentari oleh para penontonnya.

Dus, saat ini vlogger sering digunakan oleh para pemilik merek untuk memasarkan produk mereka. Pada dasarnya vlogger adalah salah satu communication channel yang bisa digunakan oleh merek. Seperti kita ketahui, merek bisa menggunakan berbagai kanal dalam berkomunikasi mulai dari yang bersifat tradisional seperti TV, radio, majalah, hingga billboard, atau modern seperti situs hingga media sosial.

Industri perbankan adalah salah satu industri yang menggunakan jasa vlogger. Beberapa pemain dalam industri perbankan sudah menjadikan vlogger sebagai medium menyampaikan pesan kepada para calon nasabah mereka, salah satunya adalah Bank CIMB Niaga.

Menurut Slamet Sudjono, Executive Vice President Head of Marketing, Brand and Communications

PT Bank CIMB Niaga Tbk, ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh CIMB Niaga sebelum menggunakan jasa para vlogger tersebut. Yang paling utama bagi mereka adalah memahami segmentasi masing-masing konsumen. “Semua harus kembali ke segmentation, targeting, dan positioning,” kata Slamet.

CIMB Niaga misalnya, membagi nasabahnya menjadi empat segmen. Mereka terdiri dari segmen youth, family, priority, dan business.

Dari keempatnya, segmen youth dan family-lah yang paling pas menjadi target CIMB Niaga ketika menggunakan bantuan vlogger.

Nah, setelah menentukan segmen, merek harus menentukan apa tujuan dari kampanye yang dilakukan vlogger. Apakah untuk memperkuat brand, memperkenalkan produk, melakukan promosi, atau lainnya.

Menggunakan vlogger sebagai marketing tentunya memiliki beberapa kelebihan. Karena menggunakan platform digital, maka merek bisa melakukan percakapan secara langsung dengan para audiens. “Jadi, kita bisa created engagement yang akhirnya terjadi conversation. Sifatnya tidak one way communication,” kata Slamet.

Apalagi customer path saat ini telah berubah.

Konsumen kini lebih percaya terhadap rekomendasi teman, keluarga, hingga komunitas. Nah, dengan menggandeng para vlogger, harapannya rekomendasi pun bisa terlahir.

Hal serupa juga dilakukan Bank Central Asia.

Dalam melakukan kerjasama dengan para vlogger, BCA melihat bahwa penggunaan tren video terus meningkat. Ketimbang format teks, generasi muda

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 055

Thank you for your trust & International Accolades we achieve.

Matur Sembah Nuwun...

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 056 saat ini lebih tertarik pada konten dalam format video. Sejak awal, BCA sudah memahami bahwa menggunakan jasa vlogger adalah untuk menggaet generasi millennials yang merupakan calon nasabah masa depan BCA. “Para vlogger ini bisa menciptakan konten video yang bagus dan kreatif dalam membangun engagement. Vlogger ini efektif untuk membangun engagement antara BCA dan followers mereka.

Sehingga kami merasa kolaborasi ini perlu dilakukan,” ujar Norisa Saifuddin, Vice President PT Bank Central Asia Tbk. Bank BCA sudah menggunakan jasa vlogger sejak 2016 lalu. Bank BCA membagi dua kerjasama mereka dengan para vlogger. Setidaknya ada sepuluh vlogger yang dikontrak oleh Bank BCA untuk periode tertentu dengan tujuan membangun konten secara bersamasama. Selain itu, Bank BCA juga melakukan kerjasama dengan para vlogger yang sifatnya sementara untuk proyek-proyek tertentu.

“Kami memiliki kriteria untuk para vlogger ini.

Selain punya engagement yang baik, mereka juga harus bisa menciptakan konten yang orisinal, kreatif.

Kami juga melakukan background check untuk memastikan kredibilitas mereka,” terang Norisa.

Pentingnya Background Check dan Komunikasi Pesan Menurut Norisa, konten yang kreatif dan orisinal adalah kekuatan dari vlogger yang tidak dimiliki oleh korporat. Ia melanjutkan bahwa vlogger ini bisa membangun konten yang memang sesuai dengan para followers-nya.

“Kebanyakan konten mereka ini adalah konten yang bersifat experience. Konten itu bersifat real karena mereka bangun experience dengan cara mereka sendiri. Ini kan sangat genuine,” tambah Norisa.

BCA pun tidak mendikte para vlogger ini ketika mereka menciptakan konten. Bahkan menurutnya, dengan melepas para vlogger ini sesuai dengan kreativitasnya, BCA bisa mendapatkan masukan dan insight terkait kampanye mereka di masa yang akan datang.

“Biasanya kami melakukan diskusi dengan mereka terkait apa yang ingin kami capai. Nanti mereka berikan masukan. Yang terpenting jangan sampai misleading dengan apa yang ingin kami sampaikan, baik itu tentang produk atau penggunaan produk,” jelas Norisa.

Selain memberikan kebebasan kreativitas kepada para vlogger, Norisa juga mengakui sampai saat ini BCA amat jarang melakukan sensor terhadap konten yang telah diciptakan oleh para vlogger ini. Maklum, masing-masing vlogger tentunya memiliki idealisme yang tinggi terhadap konten yang mereka ciptakan.

“Kami hormati cara mereka komunikasi dengan audience-nya. Kalau brief terlalu detail, mereka tidak akan mau dan nantinya akan merusak cara komunikasi mereka. Jangan sampai apa yang telah mereka bangun terkalahkan oleh ego kami sebagai pemilik merek,” tegas Norisa.

CIMB Niaga juga menuturkan yang serupa.

Menurut Slamet ketika bekerja sama dengan vlogger, merek tidak bisa serta-merta mengatur sepenuhnya.

“Kita tidak bisa mendikte mereka. Makanya, merek harus menentukan roadmap dari awal. Apa tujuan, vlogger mana yang akan mewakili, apakah cocok dengan merek. Kita harus melakukan integrated marketing plan,” katanya.

Ada beberapa hal krusial yang perlu menjadi perhatian merek ketika menggunakan bantuan vlogger. “Misalnya kunci dari pesan yang ingin disampaikan. Vlogger memiliki kreativitas dan channel masing-masing. Pastikan key message merek bisa sampai,” kata Slamet.

Selain itu, Slamet menambahkan bahwa merek juga harus menentukan aturan. Misalnya ketika kita menyasar konsumen premium, tentunya kita tidak bisa mengandalkan gaya komunikasi layaknya anak muda. Dan, hal yang juga utama, merek harus memastikan bahwa vlogger yang dipilih memang sesuai dengan karakter dari merek yang diwakilinya.

Sedikit berbeda dengan BCA, CIMB Niaga lebih kerap menggandeng komunitas vlogger ketimbang menunjuk vlogger tertentu. Hal inil dilakukan ketika CIMB Niaga mempersembahkan Drama Musikal Khatulistiwa: Mengenal Jejak Langkah Negeri pada awal Oktober 2016 lalu. Pada acara itu, CIMB Niaga membuka akses kepada para komunitas vlogger untuk melihat proses yang terjadi, mulai dari workshop drama musikal, bagaimana cara membuat naskah, latihan para artis, hingga desain kostum.

“Kami engage mereka. Jadi, kita nggak harus memilih vlogger yang terkenal. Tergantung objektif dari kita,” kata Slamet.

Terkait masalah biaya, menggunakan jasa vlogger tidak selalu dicap mahal. Meskipun ada beberapa vlogger yang memiliki tarif hingga ratusan juta.

“Biaya itu relatif. Murah tidaknya ditentukan seberapa tepat kita memilih vlogger. Ketika salah pilih biayanya akan terasa mahal karena tujuan tidak bisa tersampaikan. Sementara ketika memilih vlogger yang tepat, maka biayanya bisa diterima dan masuk akal,” ungkap Norisa.

Sementara itu, Slamet menegaskan bahwa kesuksesan sebuah merek dalam menggunakan vlogger tertentu tidak berlaku absolut. “Tidak semua merek cocok meski menggunakan vlogger yang sama.

Makanya sesuaikan dengan merek Anda,” katanya.

Senada dengan Slamet, Norisa juga menegaskan bahwa tidak semua produk dan kampanye BCA menggunakan jasa vlogger. BCA selalu melihat jenis produk, apa yang mau dikomunikasikan, serta target apa yang ingin dicapai.

“Lihat karakteristik mereka, vlogger mana yang memiliki kekuatan pada segmen audiens tertentu yang ingin kita sasar. Seberapa baik vlogger dalam membangun konten dan engagement secara kreatif dan genuine,” ujar Norisa.

Artinya, ada baiknya Anda melakukan beragam kajian terkait dengan kampanye yang akan dilakukan sebelum menunjuk vlogger. Pastikan pesan yang akan disampaikan sejalan dengan karakter dari vlogger yang akan digunakan. Tidak kalah pentingnya adalah melakukan background check. Pasalnya secara tidak langsung, vlogger ini akan menjadi spokeperson dari perusahaan Anda. Selamat mencoba!

LESSONS LEARNED

Tentukan tujuan dan objektif dari merek Anda

Lakukan segmentation, targeting dan positioning

Pastikan konten yang disampaikan vlogger relevan dengan karakter nasabah yang dituju

Lakukan background check terlebih dahulu sebelum memilih vlogger

NUMBER 1 DESTINATION IN THE WORLD BASED ON

2017

19 MAY 2017

DAY 1

ENTREPRENEURSHIP, CULTURE, & TOURISM 19 - 21 M AY 2017 UBUD, BALI ROYAL WELCOMING DINNER

MOVING IN A RHYTHM OF SOUL

1

hosted by Puri Agung UBUD Royal Family

a contemporary cultural art performance led

by Royal Palace Performers & Indonesia Dance Company (IDCO) feat. Dikna & Divya

18.00 – 21.00 WITA Puri Saren Agung

10

19.00 – 21.00 WITA

20 MAY 2017

DAY DAY 22

Desserts Reimagined by

11

Museum Puri Lukisan Ubud

Desserts Reimagined by

HUMAN ENTREPRENEURSHIP

2

with Dr. Ki-Chan Kim, Immediate Past President ICSB 10.00 – 11.00 WITA Wantilan Museum Puri Lukisan Ubud

WOMEN ENTREPRENEURSHIP

3

4

with DR. Martha Tilaar & Susie Gao 11.00 – 12.00 WITA Wantilan Museum Puri Lukisan Ubud

21 MAY 2017

MARKETING THROUGH BALANCE & HARMONY

DAY 3

Special Lunch:

5

with Dr. Tjokorda Gde Raka Sukawati, SE.MM 12.00 – 13.00 WITA Wantilan Museum Puri Lukisan Ubud

ELEVATING STRONGER & BETTER SMES

6

C LOS I N G C E R E M O N Y

12

13

with Tjokorda Gde Putra Sukawati & Minister Arief Yahya

13.00 – 14.00 WITA Museum Puri Lukisan Ubud

7

8

The Launch of Museum Corner Beyond 3.0 & Wonderful Startup Academy Corner 14.00 – 16.00 WITA Museum Puri Lukisan Ubud & Museum Marketing 3.0

07.00 – 09.00 WITA Museum Marketing 3.0

UBUD FROM TIME TO TIME

with Minister Puspayoga

THE MUSEUM STORY: POWERED BY INSPIRATION

UBUD HERITAGE WALK: WALKING IN SPIRIT & HARMONY

DANCING IN STILLNESS, PELEBON: THE JOURNEY OF MOKSHA with Nuke

THE WONDERFUL ART & CULTURAL MUSEUMS OF UBUD 9

with Sarojini Imran

09.00 – 11.00 WITA Museum Puri Lukisan Ubud & Museum Marketing 3.0

1,7&12. Tjokorda Gde Putra Sukawati, Royal Ubud Family • 2. Dr Ki - Chan Kim, Immediate Past President ICSB 3. DR. Martha Tilaar, Ambassador to the United Nation Global Compact 4. Susie Gao, Deputy General of APEC • 5&9. Tjokorda Gde Raka Sukawati, Royal Ubud Family • 6. Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Minister of Cooperatives and Small & Medium Enterprises of the Republic of Indonesia • 8. Tjokorda Gde Oka Sukawati, Royal Ubud Family • 10. Dikna Faradiba, Miss Tourism 2015 • 11. DIvya Agarwal, Miss India 2016 • 13. Arief Yahya, Minister of Tourism of the Republic of Indonesia

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 058 Information Technology & Communications

Harga Mahal Harus Sepadan Oleh Jaka Perdana dan Ramadhan Triwijanarko

Menggaet vlogger dengan banyak followers memang menjanjikan. Nama merek akan terekspos bersamaan dengan nama besar si vlogger yang beken. Tapi, angka bukan segalanya. Efisiensi dan efektivitas yang dicari.

Sembarang memilih vlogger akan jadi buah simalakama di media sosial.

enomena video blog (vlog) dan para vlogger yang terus berkembang menarik minat perusahaanperusahaan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Justru, sudah sepantasnya bila perusahaan TIK menggunakan vlog lantaran berada di habitat yang sama. Di saat bersamaan, perkembangan TIK telah mendorong konsumen menjadi semakin berorientasi pada segala hal yang berbasis teknologi.

Terutama di kalangan konsumen muda yang mayoritas sudah mulai tidak loyal pada satu merek dan kurang mengindahkan lagi apa yang ditampilkan iklan tradisional. Konsumen muda cenderung menuntut adanya konten yang bisa dinikmati dan yang mewakili mereka. Dan, vlog yang dibuat para vlogger inilah salah satu solusinya.

“Misal kami menampilkan mengenai kekuatan jaringan. Sepertinya konsumen tidak akan tertarik.

Harus ada story-nya. Lewat story seorang vlogger, sebuah produk bisa tersampaikan pesan dan value-nya secara halus, tanpa hardselling,” ujar General Manager Media PT XL Axiata Tbk. Reza Zahid Mirza.

Lalu, apa sebenarnya parameter dalam memilih vlogger? Salah satu alasan utama dari para merek adalah adalah jumlah followers atau subscribers yang banyak. Termasuk juga kepopuleran konten-konten mereka lewat jumlah view. Kemudian, merek juga mempertimbangkan engagement vlogger dengan audiens mereka. Misalnya, seperti apa komentarkomentar para pengikut terkait konten-konten video si vlogger.

Jumlah audiens diakui juga oleh Telkomsel sebagai alasan dalam menggandeng vlogger. Alasan ini bisa disebut sebagai pengukuran kuantitatif, artinya hanya melihat angka-angka tersebut. Kemudian, secara kualitatif adalah melihat engagement-nya. Telkomsel

sendiri sudah berkolaborasi dengan beberapa vlogger papan atas mulai dari Arief Muhammad, Raditya Dika, sampai Skinnyindonesian24.

“Mereka terbukti punya followers banyak dan konten mereka digemari. Jadi, daripada menyewa sebuah production house (PH), lebih baik pakai vlogger. Pakai PH belum terbukti akan menarik banyak massa. Nah, kalau vlogger yang buat, mereka punya audiens, dan sudah terbukti bisa menarik banyak orang,” ujar Manager Postpaid and Corporate Brand Telkomsel Andrew Mamahit.

Selain memerhatikan alasan tersebut, pertimbangan utama lain adalah karakter. Sebuah merek pasti akan mengajak vlogger dengan karakter yang sama.

Termasuk soal target pasar merek yang disasar selama ini.

“Jangan memaksakan diri. Contohnya, bila vlogger tidak pernah bicara mobil tiba-tiba diajak buat konten otomotif. Ya, vlogger kan mau-mau saja kalau diajak buat proyek. Tapi kalau segmennya tidak tepat, interest-nya tidak jelas, tidak akan efektif. Lebih baik, pasarnya niche tapi tidak melebar ke sana-sini. Jangan pula menggunakan vlogger yang followers-nya banyak tapi semuanya haters. Nanti malah akan jadi bulanbulanan dan jokes,” tambah Andrew.

Pada dasarnya, berkolaborasi dengan vlogger memang tidak ubahnya kampanye di media sosial seperti biasanya. Perbedaan hanya pada medianya saja. Bila konten yang dihasilkan relevan dan merefleksikan kehidupan masyarakat zaman sekarang, maka pasti akan diterima.

“Di XL Axiata, kami punya panduan brand imagery.

Jadi, kami cari vlogger yang sesuai dengan kriteria dalam panduan itu, seperti target pasar sekitar 25 sampai 40 tahun ke atas. Maka kami mencari vlogger dengan karakter seperti itu, semisal Benakribo,” ujar Social Media Strategist PT XL Axiata Tbk Rahmat Budiman.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 059

LESSONS LEARNED

Perusahaan teknologi lain seperti LINE juga sudah tidak asing dengan vlogger. Alasannya karena konsumen mereka yang berusia muda sudah menjadikan video sebagai konsumsi sehari-hari.

Dengan tren vlogger lewat platform YouTube, mereka bisa menyampaikan pesan dalam kampanye LINE dengan relevan dan sesuai target audiens.

Namun, yang patut diingat adalah bahwa para vlogger ini tidak ditujukan untuk menghasilkan penjualan. Seperti yang diutarakan oleh Senior Manager LINE Indonesia Yuanita Agata, peran objektif vlogger adalah meningkatkan awareness dan engagement kepada brand.

“Kami pernah punya kampanye untuk meningkatkan awareness terhadap program reedem kami dengan Alfamart. Artinya kalau orang tahu kampanye tersebut lewat vlogger kami, dia bisa menukar voucher di LINE dengan produk di Alfamart.

Tapi, itu tidak bisa diukur bahwa sebuah penukaran berasal dari kampanye vlogger. Karena kanal kampanye tidak hanya dari vlogger saja,” ujar Yuanita.

Perlakuan Beda Kerjasama dengan vlogger terbilang gampanggampang susah. Sebab, status public figure sudah tersemat dalam diri mereka. Sekalinya bekerja sama, ada idealisme yang tidak bisa dihindarkan, sehingga harus ada kompromi dengan merek. Mengelola vlogger dan bintang iklan televisi sangatlah berbeda.

Ketika mengontrak bintang televisi, sebuah merek bisa memegang kendali dari produksi sampai hasil akhir. Sedangkan saat bekerja sama dengan vlogger, ide-ide konten berasal dari para vlogger. Merek biasanya hanya memberikan beberapa arahan, semisal key message, flow video, serta angle. Hal ini lantaran konten di YouTube tidak bisa disamakan dengan televisi.

Di dunia digital orang bisa memilih konten dengan sesuka hati. Jika senang, orang akan menonton dan terus menonton sampai selesai. Sebaliknya, bila tidak suka, langsung skip. Ketika konsumen memilih konten si vlogger, artinya sang vlogger memang harus punya

039-075 deep dive.indd 59

kemampuan luar biasa untuk menarik massa, memiliki pasarnya sendiri, dan engage dengan penonton.

“Itulah mengapa di dunia digital, ego para vlogger besar. Konten yang dibuat sekalipun dengan suatu merek, tetap harus ada idealisme mereka. Karakter dan ciri-ciri yang mereka tampilkan selama ini harus ada dan melekat terus, “ sambung Reza.

Mengenai harga, Reza menambah lagi, bahwa angkanya bisa sangat tinggi, alias mahal sekali. Namun bukan berarti mereka tidak bisa diajak duduk bicara.

Para vlogger tetap terbuka terhadap tawaran dan ide yang diajukan merek selama dalam koridor tepat. Yang penting maintaining the relationship. Kalau sudah sama-sama enak, bisa lanjut ke kampanye berikutnya, Yuanita juga tidak menampik soal harga fantastis ini. Bayangkan, untuk satu video berdurasi satu sampai tiga menit, LINE Indonesia harus merogoh kocek sebesar Rp 100 juta sampai Rp 250 juta. Tinggal hitung saja jika ada kampanye menggunakan vlogger lebih dari satu. “Padahal, dua tahun lalu kisarannya masih Rp 30 juta sampai Rp 40 juta,” ungkap Yunita.

Belum lagi vlogger sangat berkiblat pada paham softselling. Biasanya konten dari sebuah merek baru akan muncul menjelang akhir video. Setelah mengeluarkan dana besar tersebut, Yuanita selalu mencoba berkomunikasi dengan vlogger untuk memunculkan konten soal merek sejak awal.

Setidaknya pesan yang ingin disampaikan sudah didapat penonton dari awal.

Lalu, seberapa puaskah bekerja sama dengan vlogger? Sukses atau tidaknya kampanye bersama vlogger punya key performance index (KPI) yang cukup bisa dihitung. Yunita mengakui bahwa hingga sekarang ini cukup memuaskan, namun belum maksimal. Sedangkan, XL Axiata merasa beberapa kampanye berjalan dengan baik sesuai target.

“Yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana walau masa kampanye sudah berakhir, hubungan dengan vlogger tetap baik. Karena ke depannya jika berkolaborasi lagi, akan ada banyak kompromi bisa dilakukan,” pungkas Reza.

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-059_R1

Angka memang penting, tapi tetap perhatikan kesamaan segmen dan audiens yang disasar

Mengakali harga mahal, tawar vlogger dengan benefit produk

Tetap jaga hubungan baik dengan vlogger walau kerja sama sudah selesai

Buat brief detail kepada vlogger terkait objektif dari brand

Walau punya objektif, tetap dengarkan feedback dari vlogger

4/25/17 9:41 PM

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 060 Electronics

Bagus Disyukuri, Jelek?

Oleh Jaka Perdana dan Hendra Soeprajitno

Saat mau berkolaborasi dengan vlogger, sebuah merek harus menyadari satu pakem tak tertulis ini: kalau produknya diulas bagus, merek harus bersyukur. Kalau diulas jelek, merek harus menerima itu sebagai masukan.

eski baru ngetren beberapa tahun belakangan ini, merek yang menggandeng para vlogger untuk kampanye pemasaran terhitung cukup banyak. Mereka cukup tahu bagaimana memaksimalkan benefit dan pesona dari seorang vlogger.

Namun, tak semua merek tersebut benar-benar menyadari potensi strategis dari para vlogger tersebut. Termasuk merek elektronik sekelas Samsung. “Kami baru menyadari bahwa seorang vlogger sangat bagus digunakan untuk kampanye marketing,” ujar Corporate Marketing Director Samsung Indonesia Jo Semidang.

Kisahnya dimulai tahun lalu saat Samsung Indonesia melihat seorang vlogger membeli produk televisi mereka dan unboxing di kanal YouTube secara sukarela. Jo terkesima dengan cara vlogger tersebut membuka dan mengulas produknya. Vlogger tersebut tampil apa adanya, natural, dan cukup jujur dari sudut pandang konsumen. Samsung sendiri belum pernah mengajak vlogger satu pun untuk mengulas produk dan mempublikasikannya di media sosial kala itu.

Sejak itu, Samsung menyadari bahwa ada potensi dalam diri vlogger untuk diajak berkolaborasi.

“Cara dia berbicara seperti ngobrol bersama

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 061 temannya dan terkesan menghibur. Pendekatannya pun mengusung lifestyle. Coba bayangkan, kalau kami sendiri yang menjelaskan, pasti akan membosankan karena terlalu teknis. Konsumen tak mau seperti itu. Jadi, kami sadar, vlogger itu bisa diajak untuk mengedukasi. Kalau merek yang bikin, pasti terkesan menggurui,” sambung Jo. Beda Samsung, beda pula SHARP. Merek elektronik asal Jepang tersebut sudah masuk ke ranah profesional bayar-berbayar, bukan lagi barter. SHARP Electronics Indonesia pun pernah menggunakan salah satu vlogger Indonesia, yaitu Edho Zell dalam strategi pemasaran mereka. Di sini, contohnya, SHARP memperkenalkan produknya, 3 in 1 Plasmacluster Air Purifier + Mosquito Catcher.

“Kami memang ingin masuk ke anak muda.

Harapannya produk yang dibawakan vlogger bisa menarik di mata mereka,” kata Ponco Satrio Wahyudi, Head of Digital Strategy Section, PR, CSR & Promotion Department, Brand Strategy Group Division PT Sharp Electronics Indonesia.

Dari dua pengakuan tersebut, pelajaran yang bisa diambil adalah ternyata ada banyak cara untuk menyampaikan sebuah produk secara kreatif. Bagi generasi millennials, komunikasi model iklan sudah tidak menarik lagi dan kurang efektif. Strategi digital dan media sosial juga mulai dianggap stagnan karena konsumen sudah mulai tahu kalau ada influencer yang berbicara tentang produk dan berbayar.

Hal ini sedikit berbeda dengan vlogger. Jo melihat konten yang disajikan mereka sangat kaya karena formatnya video. Dengan gaya mereka, sebuah produk bisa disampaikan secara informatif dengan cara ringan dan mudah diterima siapa saja. Apalagi berbicara produk elektronik yang fiturnya tidak sedikit. Bicara lewat bahasa konsumen adalah satu solusi untuk mengakali banyaknya istilah teknis ketika memaparkan fitur-fitur tersebut.

Jadilah Samsung Indonesia mulai mendekatkan diri kepada para vlogger. Pendekatannya memang tidak formal dan belum masuk ke tahap di mana sudah ada kontrak profesional. Artinya, kolaborasi Samsung dengan para vlogger sebatas pada barter produk.

Belum masuk ke tahap bayar berbayar.

“Yang punya potensi buat dikolaborasikan dengan vlogger adalah produk smartphone sampai wearable.

Ketika ketemu vlogger, kami tawarkan produk untuk diulas di kanal mereka. Suka atau tidak. Sebatas itu saja, tak lebih. Konsekuensinya, kami harus terima kalau ternyata dia mengatakan kekurangan produk kami dalam ulasan mereka. Jadi, kami bebaskan saja mereka bicara pro dan kontranya. Tentunya,

harapanya mereka bicara lebih banyak soal pronya,” kata Jo. Soal aturan main, Samsung saat ini tidak memberikan arahan apa pun kepada vlogger.

Jika suka tentu saja bagus, jika tidak terima saja.

Lagipula menurut Jo, jika ada komentar negatif akan dipertimbangkan sebagai masukan. Jo memahami vlogger-vlogger ini memiliki jiwa independen tinggi.

Dan, Samsung sangat hormati itu. Kealamian ulasan mereka itulah yang menurut Jo dicari oleh Samsung.

Hal sama diakui oleh SHARP. SHARP pernah menghadirkan video dengan tajuk 10 CARA BUNUH NYAMUK Wkwkwkwk dengan “bintang” Edho Zell.

Menurut data YouTube, video ini telah ditonton sebanyak 1, 88 juta kali. “Kinerjanya lumayan. Kami bisa meningkatkan awareness. Orang juga jadi mengerti apa manfaatnya,” kata Ponco.

Walau sudah profesional, aturan main vlogger dengan SHARP serupa dengan Samsung, tidak bisa mengatur vlogger dengan leluasa. Wajar, vlogger memang memiliki idealisme dan gaya tersendiri. “Kita juga tidak bisa melakukan hard selling,” katanya.

Ketika video akan dirilis pun, SHARP mengaku tidak bisa memberikan masukan. Salah satu hal yang dipegang SHARP adalah Edho Zell akan memberikan guaranty impressions terkait video tersebut.

Lantas apakah cara ini efektif? “Jujur, menggunakan vlogger yang terkenal lebih untung di mereka. Jika ada angka 100%, kami hanya mendapatkan manfaat 30%. Sisanya, ya vlogger, meskipun secara impresi sebenarnya lumayan,” kata Ponco. Asal tahu saja, SHARP mengaku harus membayar sekitar Rp 100 juta untuk video tersebut.

Ketimbang menggunakan vlogger yang sudah terkenal, SHARP pun lebih nyaman menggunakan vlogger yang belum memiliki nama besar. Sebab, dengan biaya yang sama, SHARP bisa menggandeng lebih banyak vlogger. “Sehingga segmennya lebih luas. Namun, daripada vlogger, kami lebih senang menggunakan blogger. Sebab, lebih terlihat ketika konsumen melakukan search terhadap produk kami,” kata Ponco.

LESSONS LEARNED

Tujukan vlogger sebagai bagian dari edukasi produk, jangan hardselling

Posisikan para vlogger ini sebagai konsumen

Barter produk bisa dilakukan sebagai alternatif dibanding kontrak profesional

Tetap hormati idealism vlogger

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 062 Resources

Membangun Personal Approach Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz

Menggunakan vlogger jangan hanya sekadar ikut-ikutan tren semata. Perlu ada relevansi dengan industri dan produk yang dimiliki oleh para brand dan kemas konten dengan cara yang kreatif.

arena Kami Suka Turbo!” Jargon ini mungkin tidak asing bagi Anda pecinta otomotif yang juga mengikuti aktivitas dari seorang vlogger bertopeng – MotoMobi. Berkat jargon tersebut, MotoMobi tak hanya semakin dikenal, bahkan menjadi pilihan Pertamina untuk digaet sebagai endorser. Kebetulan, jargon tersebut seirama dengan salah satu produk milik Pertamina, yakni Pertamax Turbo. Dari kesamaan ini, Pertamina tengah

menjalin kontrak dengan MotoMobi sebagai endorser produk-produk Pertamina dalam setahun ini.

“Kami beberapa kali menggunakan MotoMobi untuk mendorong brand Pertamax Turbo juga produkproduk yang lain. Tahun ini, kami sudah kontrak untuk sekitar 11 video mengenai Pertamax Turbo. Selain itu, kami juga membuat kontrak per proyek, seperti pada produk Pertamax Motorsport Team atau ajang Pertamax Motorsport Auto Athlon yang kami gelar di BSD tahun lalu,” jelas Danang Widiasurya sebagai Assisten Manager Marketing Communication PT Pertamina (Persero).

Memang, keberadaan vlogger tengah dilirik oleh para pemain di beragam industri, termasuk yang berhubungan erat dengan dunia otomotif. Namun Pertamina tidak sendirian. Masih ada pemain lain di industri resources yang juga memanfaatkan jasa vlogger, seperti Shell. Jika Pertamina bersama dengan MotoMobi, perusahaan asal Amerika Serikat ini justru menggaet sang pebalap Fitra Eri. Pada sebuah video di kanal YouTube Oto Driver, Fitra pernah mengulas pengalamannya pada ajang BMW Driving Experience di sirkuit Paul Ricard, Perancis saat diundang oleh Shell Lubricant Indonesia.

“Saya pribadi, pernah bekerja sama dengan merek bahan bakar, jam tangan, dan pelumas,” jelas Fitra.

Menurut Pertamina, hasil komunikasi melalui vlogger ini cukup memuaskan. MotoMobi mampu menghadirkan viewer yang cukup banyak. Terlebih, MotoMobi saat ini bisa dikatakan sebagai vlogger reviewer mobil nomor satu di Indonesia yang punya banyak follower yang loyal dan percaya kepadanya.

Selain MotoMobi, Pertamina juga kerap menggunakan jasa para vlogger dari komunitas pecinta produk Pertamina, misalnya komunitas Pertalite. Sebenarnya, penggunaan vlogger bersama komunitas telah dipakai oleh Pertamina sejak tahun lalu. Hal ini karena vlogger di dunia otomotif belum terlalu banyak. Tak heran, ketika MotoMobi hadir dan langsung bisa menggaet banyak follower, channelnya pun langsung dilirik oleh Pertamina untuk memanfaatkan momentum popularitas MotoMobi.

Meski begitu, Danang menilai menggunakan vlogger dari para komunitas ini lebih memiliki keunggulan.

Selain bisa didapatkan secara gratis, konten vlogger yang dibuat oleh anggota komunitas mampu menyentuh konsumen dari Pertamina secara langsung.

Berbeda jika Pertamina menggunakan vlogger yang lebih luas pasarnya, seperti vlogger yang menyasar

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 063

segmen anak muda. Nama-nama seperti Edho Zell yang lebih dulu tenar dibandingkan vlogger di dunia otomotif bisa saja dipakai. Namun, perannya kurang strategis lantaran tidak dimaksimalkan untuk mereview produk Pertamina.

“Lewat para vlogger ini, sebenarnya kami tengah melakukan personal approach kepada audiens mereka. Pada umumnya, para vlogger tidak hanya menggunakan YouTube, kebanyakan dari mereka juga menggunakan Facebook Live, Instagram Live, Instagram Story atau platform lainnya,” lanjut Danang.

Lantas bagaimana memilihnya? Dalam memilih vlogger, Pertamina memiliki beberapa acuan, antara lain melihat kecocokan karakter vlogger dengan identitas merek, siapa saja audiensnya, serta tingkat kepercayaan para follower terhadap vlogger tersebut.

Seperti MotoMobi, sejak awal dia berbicara bahwa ulasannya ini tidak berafiliasi kepada siapa pun, khususnya untuk produk mobil. MotoMobi pun cukup independen. “Ini yang kami jaga. Meski kami endorse tetapi konten yang dibuat MotoMobi tetap independen,” jelas Danang.

Saat membuat konten, biasanya terdapat perbedaan masalah selera antara brand dan vlogger. Danang menyebutkan bahwa terkadang vlogger ini terlalu independen. Meski begitu, hal tersebut diakui oleh Danang jarang terjadi dan tidak terlalu menjadi masalah bila vlogger tersebut tidak merusak citra merek dan mampu mengomunikasi pesan yang ingin disampaikan ke audiens.

“Kami tidak ingin menampilkan konten yang hard selling. Hanya sebatas penempatan spot dan background. Kami juga cuma menitipkan pesan berupa ad-lips seperti kata-kata yang biasa dikatakan oleh MotoMobi seperti, mobil ini akan lebih oke jika menggunakan Pertamax Turbo, karena kami suka turbo,” jelasnya.

Dengan cara ini, orang mungkin akan tahu bahwa MotoMobi dibayar oleh Pertamina. Tapi Pertamina mencoba untuk mengemasnya dengan cara yang dianggap keren. Keseluruhan konten pun diserahkan

sepenuhnya kepada vlogger. Pertamina mengaku bahwa pihaknya hanya berkontribusi sekitar 30% terkait isi konten.

Hal yang serupa juga menjadi pakem Fitra Eri dalam bekerja. Fitra akan menggali ide yang menurutnya kreatif dan menarik untuk audiensnya. Konten ini tentu sudah dikolaborasikan dengan pesan yang ingin disampaikan oleh brand. Fitra mengatakan, jika konsepnya berbasis pada audiens tidak mampu diterima oleh brand, maka kerja sama tidak akan dilanjutkan.

Bagi keduanya, hal ini untuk mempertahankan karakter dari vlogger tersebut yang notabene paham dan disukai oleh followernya. Sehingga, selain mendapatkan awareness, pesan yang ingin disampaikan pun bisa diterima dengan baik kepada audiens.

“Selain itu, yang kami harapkan dari vlogger ini adalah jaringan antar-vlogger itu sendiri. Seperti MotoMobi yang biasanya berafiliasi dengan vlogger seperti Om Bule, AutonetMagz, dan juga Fitra Eri. Kami sempat membuat video perbandingan 4 mobil SUV dan Double Cabin menggunakan produk Pertamina Dex kami. Ditampilkannya pun bukan di MotoMobi melainkan di AutonetMagz,” ujar Danang.

Danang menilai kerjasama dengan MotoMobi ini sudah di arah yang tepat. Pengukuran yang dilakukan biasanya berdasarkan engagement yang dilihat dari jumlah komentar, viewer serta like yang didapat.

Untuk besaran biayanya masih menjadi informasi yang hanya diketahui kedua belah pihak, yakni merek maupun vlogger-nya itu sendiri.

Mengapa harga masih menjadi isu sensitif? Lantaran tren ini bisa dibilang masih hangat. Para vlogger yang notabene adalah perseorangan pun masih banyak yang bingung menentukan harga. Sama halnya dengan MotoMobi. Dalam menentukan tarifnya, MotoMobi saat itu menyerahkannya kepada Pertamina. Dari sini, Pertamina pun melihat kredibilitas dari MotoMobi, seberapa canggih peralatan yang digunakan, dan konsep apa yang MotoMobi miliki.

LESSONS LEARNED Pastikan vlogger yang dipilih memiliki kecocokan dengan identitas merek, audiens, serta tingkat kepercayaan

Vlogger dari komunitas yang relevan bisa menjadi pilihan

Kredibilitas, peralatan, dan konsep bisa menjadi acuan bagi brand untuk menentukan fee bagi para vlogger

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 064

Belajar dari “Rock Star” Indonesia Oleh Jaka Perdana, Ramadhan Triwijanarko, Saviq Bachdar, Muhammad Perkasa Al Hafiz

Kisah seseorang menekuni profesi video blogger (vlogger) memang beraneka ragam.

Ada yang hanya ikut-ikutan, iseng, atau tuntutan pekerjaan. Namun, sederetan nama besar seperti Edho Zell, Bayu Skak, Benakribo, Den Dimas, dan masih banyak lagi berhasil menjadi rock star di dunia YouTube. Segala tingkah laku mereka berhasil menjadi tren, menyebar, bahkan memengaruhi para audiensnya.

Jangan heran jika vlogger kini menjadi salah satu profesi yang menarik jika ditekuni dengan benar. Kita bisa mendapatkan pendapatan dari berbagai hal, mulai dari platform video yang digunakan hingga merek. Namun, menjadi vlogger yang mumpuni, memiliki banyak subscriber serta konten yang menarik bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kejelian, komitmen, hingga kreativitas.

Apakah Anda salah satu pemasar yang tertarik dengan dunia ini? Berikut sejumlah tips serta nasihat dari para “rock star” Indonesia.

Adityalogy (Anugrah Aditya)

Fokus di Fesyen Pria

ama Anugrah Aditya bukan nama yang asing dalam dunia musik Indonesia. Ketika tidak memproduksi musik, penyanyi yang terkenal dengan lagu Be Mine ini fokus menciptakan beragam konten vlog yang berhubung­an gaya hidup pria, terutama fesyen.

“Saya main YouTube sudah lama. Namun sejak Maret 2016, saya mencoba untuk memonetisasi akun YouTube kalau sedang tidak produksi musik. Saya hobi sneakers dan jalan-jalan. Bagaimana kalau bikin review tentang sneakers,” ujarnya.

Ia menilai saat ini masih banyak vlogger yang sekadar bikin konten namun tidak mempersoalkan masalah monetisasi. Hal ini justru berkebalikan dengan dirinya. Ia menciptakan konten di YouTube dengan tujuan awal untuk monetisasi.

Melalui kontennya, Aditya mencoba untuk membuat perbedaan dengan konten dari vlogger yang lain. Hal ini ditunjukkan de­ngan visual yang memiliki ciri khas tersendiri. Semisal ia melakukan pengambilan gambar di ruang parkir di sebuah pusat perbelanjaan. Hal ini ia lakukan agar ada nuansa industrial dan urban yang ingin ia tonjolkan.

Saat ini kontennya secara rutin diunggah dua kali dalam seminggu, bahkan akan ditam­bah menjadi tiga kali dalam satu minggu. Baginya, ketika seorang vlogger menjadwalkan konten yang diunggah secara konsisten akan berpengaruh terhadap penontonnya secara langsung. Untuk produksi, biasanya ia menghabiskan waktu selama dua hari dengan biaya hampir nol rupiah. Namun,

ia mulai menyewa kru untuk produksi video terhitung awal tahun ini.

Beragam kemitraan dengan brand sudah dijalankan olehnya seperti La Lights, Blanja, DC Shoes, Vans, Mini Cooper, dan Air Asia.

“Bujet brand untuk promosi itu besar. Tahun ini bujet banyak dikeluarin ke digital terutama YouTube. Bayangin kalau brand besar akan seperti apa dana yang digelontorkan?

Saya juga berinisiatif untuk menawarkan kepada brand-brand tersebut,” ujar Aditya.

Secara gamblang, ia mengaku bahwa saat ini sedang menggenjot product placement dari brand sebagai pemasukan utamanya.

Product placement ini bisa digunakannya untuk menggenjot viewer dan jumlah subscriber di akun YouTubenya.

“Saat ini kebanyakan brand inginnya hard sale. Tapi saya coba berikan pengertian ke brand tersebut. Saya juga nggak mau memberikan sesuatu yang nggak organik. Saya juga mau kalau viewers saya melihat suatu konten itu pendapatnya jujur,” imbuhnya.

Menurutnya, masih banyak brand yang menganggap ketika kolaborasi dengan vlogger maka konten menjadi sepenuhnya milik brand. “Permasalahannya ketika DNA akun kita hilang akibat brand, maka penonton juga akan hilang,” jelasnya.

Ia juga beranggapan YouTube sebagai platform cukup fair dalam mengelola para content creator. Baginya dibanding platform yang lain, YouTube memiliki posisi tawar yang besar dibandingkan dengan platform yang serupa.

“Saya cukup bersyukur dengan apa yang saya dapatkan dari YouTube. Adil nggak adil, ya, ini bisnis. Toh konten kreator bisa monetisasi dari luar sistem YouTube,” tutupnya.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 065 Bayu Skak & Bayu Skak Daily Life (Bayu Skak)

Simbiosis Mutualisme

Benakribo (Benazio Putra)

Sama-sama Senang

aking terkenalnya, Bayu Skak pernah diajak langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk mengikuti kegiatan kunjungan Pre­ siden. Pria asal Malang ini sudah mulai melakukan vlogging sejak era 2010 melalui konten video lip-sync.

Ide nge-vlog muncul setelah Bayu melihat aksi para YouTuber luar negeri pada tahun 2010. “Mereka berbicara kepada kamera. Aku tahu hal tersebut namanya vlog. Aku coba bikin dan ternyata ramai,” ujar Bayu.

Saat ini Bayu Skak memiliki dua akun, yakni Bayu Skak Daily Life dan Bayu Skak.

Bedanya, konten pada akun Bayu Skak harus terkonsep dengan produksi yang matang dan tidak asal menciptakan konten. Dalam menciptakan konten, Bayu saat ini dibantu oleh beberapa teman-temannya. Proses produksi satu video bisa memakan waktu hingga satu minggu. Namun, sekali melakukan pengambilan gambar, Bayu bisa mendapatkan dua hingga tiga konten video. “Bujet aku menciptakan satu video bisa mencapai Rp 3 juta. Ini untuk keperluan perlengkapan, sewa lokasi, hingga konsumsi,” jelasnya.

Saat ini Bayu sedang menjalin kerjasama

dengan beberapa brand. Semenjak pertama kali nyemplung di YouTube, Bayu sudah melakukan kolaborasi dengan beberapa brand lintas industri.

“Hubungan antara vlogger dan brand itu sebenarnya simbiosis mutualisme. Brand mendapatkan ruang promosi yang luas karena sekarang orang-orang ada di YouTube,” terangnya.

Namun, Bayu pernah memiliki pengalaman tidak mengenakan ketika awal-awal melakukan kolaborasi dengan sebuah brand.

Pada 2011, ia bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi dengan bayaran kurang dari Rp 10 juta. Namun siapa sangka, ternyata dia harus menciptakan dua konten video dan mengikuti tur ke beberapa sekolah.

Dia pun merasa diperas tenaganya.

“Waktu itu mereka masih meremehkan YouTube. Lama-lama, mereka paham. Vlogger zaman sekarang sudah enak karena tidak merasakan zaman-zaman dahulu susahnya jadi vlogger,” imbuh Bayu.

Meskipun namanya sudah besar, Bayu memiliki pesan kepada brand. “Berhentilah egois dengan memaparkan ide melakukan hard sale. Dari sisi brand juga rusak, karena orang tidak suka dan akhirnya mereka tidak mau beli,” katanya.

engawali perjalanan sebagai blogger dengan beberapa penghargaan di usia 17 tahun, Benazio Putra atau biasa dikenal Benakribo mulai kesengsem video pada 2011. Selain sebagai hobi, Bena tampak melihat potensi video di masa depan. Benar saja, sejak mulai jadi tren beberapa tahun lalu, pilihannya untuk menjadi vlogger terbayar.

Ia bisa dikategorikan sebagai vlogger papan atas di Indonesia dengan banyak pengikut. “Saya lebih suka menyebutnya sebagai content creator ya, karena kontennya itu lintas platform. Dari YouTube sampai Instagram. Blog juga masih aktif.

Evolusi juga terjadi pada kontennya. Dulu senang dengan lucu-lucuan, sekarang lebih mature lewat konten berisi seperti tutorial sampai soal teknologi,” ujar Bena.

Dengan statusnya tersebut, Bena mengklaim sudah ada ratusan brand yang mengajaknya berkolaborasi. Tentu ia juga punya idealisme tersendiri demi menjaga personality-nya agar tidak jauh melenceng.

Walau tidak terlalu picky, memilih brand yang tepat dengan karakter Bena dan

audiensnya juga penting.

“Tidak bisa brand datang lalu minta promosikan ini itu. Harus ditentukan objektifnya apa, sesuai tidak dengan audiens dan karakter yang kita punya. Brand boleh punya target. Tapi, kami content creator paling mengerti konten seperti apa yang harus di-post di kanal kami. Yang jelas kanal media sosial seorang content creator harus soft selling, tidak bisa hard selling,” sambung Bena.

Masalahnya jika seorang content creator bisa menghasilkan video menarik yang menghibur, penonton pun akan senang walau pun pada akhirnya ada embel-embel brand muncul. Tentu saja sebagai seorang content creator berbasis video, Bena bisa memberikan eksposur sampai engagement.

Ia tidak akan mau jika brand memiliki objektif sekadar berjualan.

Bena tidak keberatan jika ada brand tidak menawari kontrak berbasis nominal, tapi lebih ke barter. Sepanjang brand tersebut sudah memiliki nama, sesuai dengan karakternya, dan produknya berkualitas.

“Prinsipnya bagaimana kedua belah pihak sama-sama senang. Brand tercapai objektifnya, penonton senang dengan konten yang kami tawarkan,” tutup Bena.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 066 Buburayamracer (Den Dimas)

Branding Diri Sendiri

Edho Zell (Edho Pratama)

Boleh Hardselling Asal...

emulai hobi berkendara dengan membawa kamera atau umum disebut motovlog sekitar setengah tahun lalu, nama Den Dimas kini sudah cukup terkenal di kalangan YouTuber, khususnya para pecinta sepeda motor. Meski terbilang baru, pria yang menggunakan nama panggung Buburayamracer ini sudah cukup kredibel dan bahkan telah dipercaya untuk menjadi brand ambassador Suzuki untuk produk Suzuki GSX-R150 dan GSX-S150 selama satu tahun. Selain itu, Dimas pun telah menerima beberapa merek di luar dunia otomotif, seperti Uniqlo.

“Untuk brand yang datang, biasanya aku akan menyesuaikan apakah ini bisa dihubungkan ke motor. Motor sendiri pun melingkupi banyak sisi, mulai dari gaya pengemudinya, apparel yang dipakai, dan sebagainya. Channel yang aku gunakan pun bukan hanya YouTube, tetapi juga Instagram,” jelas Dimas.

Selain produk, Dimas juga terbuka untuk kampanye yang bernilai positif. Dimas pun sangat mendukung apabila ada produk

lokal yang ingin bekerja sama. Menurutnya, merek-merek lokal ini keren dan beberapa dari mereka memiliki keunikan sendiri yang tidak serta merta mengopi dari luar.

Sama seperti para vlogger kebanyakan dalam membuat konten, Dimas tidak mau konten sepenuhnya dari merek terkait. Dimas pun dengan senang hati membuat kontennya sendiri sesuai dengan karakternya.

“Menurutku, vlog ini lebih dari tempat iklan. Itu adalah tempat aku mem-branding diri. Di situ ada pesan aku yang suka foto, suka motret, menghargai karya orang. Selain itu, aku bisa katakan bahwa aku yang lebih tahu mengenai audiensku dan apa konsep yang terbaik,” lanjut Dimas.

Tanggapan para brand pun beragam.

Ada yang cocok, ada juga yang kurang cocok. Tapi secara umum, para brand biasanya akan menyampaikan konsep yang mereka punya dan pesan apa yang ingin disampaikan. Namun, pada dasarnya di era sekarang ini, brand sudah ke arah menginginkan konten yang soft selling.

Hanya saja, terkadang cerita merek dan karakter tidak Dimas tidak cocok.

etidaksengajaan sering menjadi alasan seorang vlogger terjun dan menjadi punya nama seperti sekarang ini. Salah satu vlogger dengan subscriber terbanyak di Indonesia, Edho Zell punya kisah itu.

Awalnya video yang ia buat ditujukan untuk portofolio casting presenter serta komedian di TV. Namun tidak diterima.

Sampai akhirnya ia menemukan dunianya serta audiens di dunia digital.

Dengan gayanya yang kocak dan ke­kinian, video Edho ditonton jutaan orang di YouTube. Karakteristiknya satu, ia hanya ingin menghibur penonton dengan komedi yang family friendly dan tetap positif. Dengan jutaan massa itu pula, brand datang dengan sendirinya untuk berkolaborasi.

“Mulai dari kerja sama iklan dari produk elektronik, food and beverage, sampai perbankan,” ujar Edho. Tidak seperti vlogger lainnya, Edho rupanya tidak berkeberatan untuk hardselling. Satu hal yang ia jaga adalah bagaimana videonya bisa memberikan value dulu kepada penonton sebelum meneruskan pesan sebuah brand. Baginya harus ada alasan kenapa orang mau menonton videonya.

Ia mencontohkan ketika seseorang menonton video miliknya harus punya alasan, mi­ salnya karena lucu. Faktor lucu itulah value yang dimaksud Edho. Ketika value didapat penonton, pesan, logo, produk dari brand muncul dari awal sampai akhir pun tidak masalah. Edho bisa menggaransi bahwa dalam waktu dua minggu, brand akan mendapatkan view di YouTube minimal 300.000 kali.

Namun tetap, format digital tidak bisa disamakan dengan format video lain se­perti televisi. Cara pengemasannya berbeda. Edho punya pengalaman buruk terkait itu. Beberapa tahun lalu, selama enam bulan ia harus mengerjakan proyek dengan karakter klien yang sangat konvensional dan terus revisi.

Hasilnya juga tidak memuaskan kedua belah pihak karena Edho tidak mampu menampilkan karakternya. Hardselling tanpa menghasilkan value. Penonton YouTube Edho pun malah memberi banyak komentar negatif.

“Paling senang adalah ketika berkolaborasi dengan brand yang produknya kita sukai.

Sudah kita suka, proyeknya pun menantang.

Pernah saya harus membuat sebuah gerobak terbang dalam video. Ketika bisa, saya senang sekali. Belum lagi KPI-nya tercapai lima kali lipat view dari yang ditargetkan,” tutup Edho.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 067 Oto Driver (Fitra Eri)

Posisikan Diri Sebagai Penonton Awam

Elizabeth Christina Parameswari (Lizzie Parra)

Dari Vlogger Jadi Beautypreneur

ika ingin punya konten video blog atau vlog yang bagus, satu hal penting yang harus diperhatikan adalah viewer. Ini yang menjadi pakem seorang Fitra Eri, vlogger, Editor in Chief Oto Driver, dan pebalap dalam membuat konten vlog di dua channel YouTube-nya, yakni Oto Driver dan Fitra Eri. Fitra pun menggarisbawahi bahwa viewer tidak akan tertarik melihat konten jika isinya hanya sekadar iklan hardselling. Namun, selama iklan itu sejalan dengan konten vlog dan tidak mengganggu kenyamanan viewer maka konten masih akan sangat diminati. Bahkan, ada beberapa iklan yang dibuat secara kreatif justru menghadirkan daya tarik dan manfaat bagi viewer. Viewer adalah prioritas.

Meski begitu, Fitra tetap memosisikan para merek sebagai tamu yang mendatangkan keuntungan. “YouTube Adsense jangan dijadikan sumber pemasukan utama. Justru jadikan platform ini sebagai media kita sendiri yang bisa dijual melalui iklan. Saya pribadi, pernah bekerja sama dengan merek bahan bakar, jam tangan, dan pelumas. Jenis kontraknya pun beragam. Mulai dari kontrak per post atau kontrak selama satu tahun,”

jelas Fitra.

Dalam memilih brand, Fitra pun menjaga diri untuk meng-endorse merek mobil tertentu. Hal ini karena pekerjaan utamanya adalah me-review mobil. “Jadi sebisa mungkin bukan Agen Pemegang Merek (APM) yang meng-endorse saya. Kalau pun ada APM, harus halus karena saya tidak bisa mengatakan ‘udah beli mobil ini karena paling bagus’ hanya karena saya di-endorse,” lanjut Fitra.

Iklan di dalam vlog pun beragam. Bisa hanya tampil 15 detik atau keseluruhan cerita mengandung promosi. Fitra pun akan melakukan penyaringan dan menggali terlebih dahulu ide dan cara kreatif apa yang bisa digunakan sebagai jalan cerita. Jika bisa mempertemukan kebutuhan merek dan audiens, maka kerja sama pun bisa berjalan.

Fitra pun memberikan tips bagi Anda yang ingin menjadi vlogger. “Saya cuma berpesan bahwa yang nonton kita bukan hanya yang seumur dengan kita, ada juga anak kecil. Jadi tolong, bahasanya dipikirkan,” katanya.

Kedua, vlogger harus membuat sesuatu yang bermanfaat dan beda, bukan sekadar kehidupan sehari-hari saja. Ketiga, ketika selesai bikin video, vlogger harus menonton kembali dan menempatkan diri sebagai penonton, orang awam yang tidak tahu apa-apa.

erempuan bernama lengkap Elizabeth Christina Parameswari ini bisa dibilang salah satu vlogger tertua di Indonesia. Ia memulai memvideokan dirinya melakukan tutorial makeup di YouTube pada tahun 2011. Sebelumnya, ia bekerja sebagai junior manager merek kosmetik mewah YSL di bawah Grup PT L’Oréal Indonesia. Berhenti sebagai pekerja formal, ia memulai debutnya di dunia kecantikan sebagai makeup artist.

Perempuan lulusan marketing dari Prasetiya Mulya Business School ini pun mulai berpikir untuk melakukan personal branding. Ia memotong rambutnya dengan gaya bob dan menggunakan nama panggung Lizzie Parra, yang merupakan potongan nama perempuan kelahiran 29 tahun silam itu. “Menurut saya, membangun personal branding itu penting, khususnya bagi mereka yang ingin menjadi influencer,” tutur Lizzie.

Dia mengaku bahwa dunia influencer di Indonesia bergerak begitu dinamis. Semakin tahun, semakin banyak vlogger baru bermunculan yang menampilkan video-video berkualitas bagus. Ia mentaksir bahwa siklus

ketenaran para beauty vlogger semakin singkat, alias dua tahun.

Paham bahwa influencer marketing di dunia digital tidak bisa bertahan lama, Lizzie sejak setahun lalu merintis bisnis rias wajah pertamanya, yaitu lipstik dengan label BLP (By Lizzie Parra). Baru sebulan diluncurkan, ia mengaku produknya ludes terjual. Kesuksesan itu membuatnya semakin optimistis bahwa seorang beauty vlogger dapat menjadi seorang beautypreneur.

“Kami prediksi untuk stok enam bulan, ternyata baru satu bulan produk sudah habis,” papar Lizzie yang mengantongi sekitar 123 ribu pengikut di Instagram.

Kesibukannya mengurus bisnis BLP, membuat Lizzie jarang nge-vlog di YouTube.

Ia juga mulai enggan mengambil job sebagai makeup artist. Pasalnya, belum setahun BLP hadir, berbagai perusahaan kosmetik lokal dan internasional tertarik untuk mengakuisisi mereknya. “Kami belum mau menjual 100%.

Akan tetapi, menjual sebagian saham, itu masih mungkin,” terangnya.

Lizzie Parra adalah vlogger pertama di Indonesia yang mengeluarkan merek kosmetik sendiri. Kesuksesannya terjadi karena ia telah memiliki basis masa yang besar. Tak hanya besar, namun juga loyal.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 068 Putu Reza

Menjaga Independensi

Rachel Goddard

Gabungkan Parodi dan Beauty Vlog

utu Reza memulai kontennya di YouTube semenjak tahun 2013. Dari awal, kontennya sudah fokus dalam bidang teknologi dan gadget, mulai dari ponsel pintar, speaker, headphone, dan game.

“Simpel aja kenapa saya memilih teknologi karena saya memang suka. Perkembang­an teknologi juga pesat,” ujar Reza.

Semenjak tahun 2013, dirinya sudah memproduksi lebih dari 190 video. Untuk produksi, biasanya Putu membutuhkan waktu dua minggu. Cukup lama karena ia mengaku mengerjakan semuanya sendirian tanpa ada bantuan pihak lain.

Sampai saat ini puluhan brand teknologi sudah menggunakan jasanya. Dari pengalaman akan fitur tertentu hingga video unboxing. “Ada beberapa brand yang minta khusus videonya seperti apa. Tapi saya ada guideline kalau segala bentuk konten semuanya dari saya,” terangnya.

Ia mencontohkan ada satu brand yang fiturnya ingin diulas secara khusus. Namun, kembali lagi tidak semua diiyakan olehnya.

Reza melihat apakah fitur tersebut benarbenar bagus atau tidak.

“Ada yang maksa tapi akhirnya tidak dilan-

jutin. Saya masih menjaga independensi dari konten saya. Semisal tidak bagus, ya, saya bilang produknya tidak bagus. Jadi brand ada pilihan ingin melanjutkan atau tidak.

Semisal mereka mau dilanjutkan meskipun jelek produknya, video tetap diunggah namun brand tidak perlu bayar ke saya,” jelas Reza.

Untuk menjaga independensi, Reza mengaku beberapa gadget yang ia ulas didapatkan dengan membeli melalui koceknya sendiri. Meskipun ada beberapa yang memang titipan dari brand. Berbicara rate, Reza mengaku dirinya membanderol di bawah Rp 10 juta.

“Dari awal, video ini cuma buat ngasih tahu ke penonton, dan saya tidak bisa menjanjikan sales kepada brand tersebut. Semua keputusan ada di konsumen,” katanya.

Sampai saat ini Reza masih menikmati pendapatan yang ia dapatkan dari YouTube sebagai platform. Meskipun ia mengakui YouTube tidak terlalu transparan dalam urusan pendapatan ini.

Apa pesan Reza bagi para merek yang ingin menggunakan jasanya? “Pada brand harus berhenti ingin terlihat sempurna. Konsumen sudah pintar dan informasi dapat tersebar di mana-mana. Konsumen akan tahu dengan sendirinya,” katanya.

achel begitu ia disapa, adalah seorang makeup artist (MUA) profesional dan juga seorang beauty vlogger. Ia membangun karier di majalah kecantikan selama delapan tahun, hingga terakhir menduduki posisi sebagai Managing Editor di Bella Magazine.

Menikah dengan seorang pria berkebangsaan Inggris, membuat Rachel harus hijrah ke Negeri Albion itu, dan mengikuti pekerjaan suami ke Kazakhtan. Kesulitan berkomunikasi dalam Bahasa Rusia di Kazakhtan membuat wanita kelahiran tahun 1992 ini memanfaatkan waktu senggangnya untuk membuat video di YouTube. Video pertamanya di YouTube dimulai pada tahun 2014.

Rachel dijuluki sebagai beauty vlogger pertama di Indonesia yang memadukan unsur parodi atau jokes dalam setiap videonya.

“Rachel itu orang yang apa adanya, gesrek, bocor, blak-blakkan, seperti tulah,” ujar perempuan berambut pirang ini yang murah tawa.

Saat ini, Rachel telah mengantongi 284.000 subscribers di YouTube dan

280.000 di Instagram. Para viewers-nya pun paling banyak berada di usia 18-24 tahun dan 24-35 tahun. Bagi Rachel, menjadi seorang beauty vlogger bukan sesuatu yang mudah. Ia mengaku sudah amat jarang tidur sekitar 8 jam sehari. "Setiap hari, saya tidur 4-5 jam," katanya.

Bagi Rachel, seorang beauty vlogger haruslah jujur dalam mengulas sebuah produk, baik produk berbayar ataupun tidak. Jika suatu saat ia menemukan produk yang ternyata tidak cocok dengan dirinya, ia mencoba untuk fair dalam mengemukakan pendapat di depan audiens.

“Saya tidak bisa bilang produk ini jelek.

Namun, saya lebih mengatakan bahwa produk ini mungkin cocok untuk kulit tipetipe tertentu,” tuturnya. Ia menambahkan, “Beauty vlogger itu ibarat konsultan. Ia harus memiliki product knowlegde yang baik.”

Apalagi, sambung dia, viewers sekarang sangat kritis dan pintar. Mereka mulai tidak begitu peduli dengan konten video yang penuh dengan unsur endorsement. “Mereka sudah mengerti mana konten yang beriklan dan mana yang bukan. Mereka menginginkan sesuatu yang jujur dari vlogger,” papar perempuan lulusan LSPR Jakarta ini.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 069 AutonetMagz (Ridwan Hanif )

Semua Soal Trust

ebagian besar penggemar dunia otomotif Tanah Air tentu mengenal sosok Ridwan Hanif Rahmadi melalui channel AutonetMagz atau channel pribadinya. Bedanya, AutonetMagz banyak berisikan konten review kendaraan, motor dan mobil maupun industri pendukung lain di seputar dunia otomotif. Sedikit berbeda, konten yang disajikan oleh Ridwan melalui kanal pribadinya lebih variatif.

Bukan hanya membahas dunia otomotif, Ridwan juga sering membahas soal gawai, hobi, dan hal seru lainnya. Awalnya, Managing Editor Autonet Magz ini memang terjun langsung dengan mengambil peran sebagai pengisi konten atau reviewer sebuah kendaraan di channel AutonetMagz.

Namun, sejak 10 bulan belakangan, Ridwan tertarik membuat kanal pribadinya.

Berawal dari untuk seru-seruan, ternyata kanal pribadinya memegang peranan penting sekarang ini. Kanal vlogger ini pun dinilai penting bagi para brand dalam menggelar aktivitas pemasaran.

“Dalam aktivitas marketing, vlogger ini memegang peranan dari sisi trust-nya, bukan untuk hard selling. Seringkali, misalnya saya sebagai orang yang paham mengenai dunia otomotif dan sedang menggunakan merek oli tertentu, audiens pun akan berpikir bahwa orang yang mengerti otomotif aja pakai oli tersebut.

Tentu oli itu bagus,” ujar Ridwan.

Ridwan menambahkan, peranan vlogger ini berbeda dengan media yang notabene bisa memasukkan iklan dari semua merek dalam waktu bersamaan. Di sini, peran vlogger adalah sebagai influencer dan baik untuk merek. Untuk menjaga imej tersebut, Ridwan pun cukup selektif dalam menerima penawaran kerja sama dari para merek.

Dirinya seringkali melihat value dari brand tersebut dan jenis brand-nya. Tidak semua brand dipilih Ridwan di kedua channel-nya.

Misal, Ridwan tidak menerima tawaran dari merek-merek mobil tertentu untuk dibayar dan menjadi endorser atau brand ambassador.

“Banyak merek mobil yang minta direview tapi hanya disebutkan yang bagusbagusnya. Tapi jika saya begitu, bukan tidak mungkin merek lain tidak mau lagi kami review. Saya juga tidak menerima merek yang tidak untuk semua umur seperti rokok, kondom dan yang lainnya,” jelasnya.

Baginya, membuat konten adalah soal melakukan komunikasi sebuah brand dengan cara yang menarik agar orang lain mau melihat. “Sebelum bermain YouTube, saya sudah cukup lama bergelut di dunia digital dan menjadi konsultan. Ketika berbisnis, saya sampaikan kepada klien bahwa mereka beriklan di saya bukan sekadar untuk saya ambil uangnya. Mereka akan mendapatkan berbagai benefit. Salah satunya soal kepercayaan dan engagement dengan audiens,” tutupnya.

LESSONS LEARNED

• Lakukan penyaringan dan menggali terlebih dahulu ide dan cara kreatif apa yang bisa digunakan sebagai jalan cerita

• Tempatkan diri sebagai orang awam. Yakinlah bahwa konten yang kita buat menarik buat penonton

• Penonton platform video yang kita gunakan bisa siapa saja.

Jangan lupa memerhatikan bahasa

• Vlog adalah wadah untuk mem-branding diri. Pastikan konten yang disajikan adalah konten terbaik

• Buatlah sesuatu yang bermanfaat dan beda

• Jangan jadikan vlog sebagai tempat iklan semata

• Selektif dalam menerima tawaran kerja sama.

• Serasikan dengan personality dan value dari brand tersebut.

• Jangan hanya mengambil uang dari brand. Berikan manfaat lebih ketika mereka beriklan di channel Anda

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 070 Agensi

Wajah Baru Dunia Periklanan Oleh Saviq Bachdar

Kehadiran content creators termasuk para vlogger adalah “papan reklame” baru bagi brand. Berbagai cara bisa dilakukan. Namun, jangan lupa melalukan analisis agar kampanye Anda bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

alam beberapa tahun terakhir, video menjadi salah satu media yang paling banyak diakses pengguna internet.

Infrastruktur teknologi yang bertumbuh, seperti jaringan telekomunikasi yang sudah masuk era 4G, ditambah semakin murahnya harga piranti mobile, membuat akses video bukan lagi barang mahal.

Laporan mengungkapkan, 78% dari netizen me­ ngaku menonton video online setiap minggunya. Sementara, 55% menonton online setiap hari. Saat teks dan video berada di satu halaman yang sama, studi menemukan bahwa 60% pengunjung situs online akan menonton video sebelum membaca teks.

Sayangnya, penetrasi ekosistem digital di nusantara hanya terdistribusi secara baik di 10-15 kota. Hal itu menyebabkan brand (khususnya merek Fast-Moving Consumer Goods/FMCG) sulit untuk menjangkau audiens yang lebih besar apabila hanya mengandalkan media video online. Karenanya, televisi masih me­ nguasai 64% dari belanja iklan brand di Indonesia.

“Memang, belanja iklan digital termasuk di dalam-

nya video content berkembang dari tahun ke tahun, dari 2% menjadi 11%-12% selama lima tahun terakhir,” ujar Partha Kabi, Technical Advisor Maxus Indonesia kepada Marketeers.

Tahun lalu, pasar iklan digital Indonesia menyentuh Rp 13 triliun, dengan porsi media sosial Rp 8,5 triliun.

Sedangkan di tingkat global, nilai iklan video online diperkirakan bakal menyentuh Rp 478 triliun hingga tahun 2019.

Partha menjelaskan, yang perlu diperhatikan brand ketika beriklan lewat video adalah mengetahui objective dari iklan tersebut. Pasalnya, setiap hari, konsumen dibombardir sekitar 4.000 iklan per harinya.

Hal itu bisa membuat konsumen jenuh. “Karenanya, marketeer dan advertiser mesti menyalurkan personalized content & experience kepada mereka. Salah satu lewat video,” tegasnya.

Ketika brand sudah memutuskan untuk membuat video, masalah belum berhenti sampai di situ. Sebab, menciptakan video yang berhasil ditonton oleh banyak orang bukan perihal mudah. Tak ada rumus yang pasti bagi brand untuk membuat video yang viral. Kadang, video yang kita pikir biasa-biasa saja, namun hadir di

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 071

“Lewat kreasi vlogger, brand dapat menyasar kalangan yang sangat segmented sesuai dengan target audiens dari brand,” Ardha Marlock Account Manager PT Rumah Kreatif IVG

momen yang tepat malah bisa berbuah viral.

Business Development & CEO Programme Singtel International Group Oliver Foo menerangkan bahwa saat ini semakin banyak pengguna internet mobile menggemari konten video berdurasi pendek.

“Kami menemukan adanya peralihan menonton video di mobile. Akan tetapi, kebanyakan video YouTube setelah lebih dari tiga menit, mereka akan berhenti menonton. Durasi tiga hingga lima menit, ideal untuk mengonsumsi video di mobile. Anda bisa menontonnya sambil di bus, di perjalanan, mudah melakukannya,” kata Oliver.

Ketika membuat konten video tidaklah mudah, cara pintas adalah dengan “nebeng” di video-video yang dikreasikan oleh bintang YouTube atau para vlogger itu. Para self-made artist tersebut biasanya memiliki banyak pengikut yang loyal. Video mereka selalu ditunggu-tunggu layaknya fans yang menantikan episode demi episode serial televisi kesayangannya.

Vloggers laksana “stasiun televisi” baru bagi banyak orang.

“Lewat kreasi vlogger, brand dapat menyasar kalangan yang sangat segmented sesuai dengan target audiens dari brand,” ujar Ardha Marlock, Account Manager PT Rumah Kreatif IVG, agensi video blogger yang didirikan oleh content creator Benazio Rizki Putra atau akrab dikenal dengan nama Bena Kribo.

Saat ini, IVG mengurusi sekitar 17 digital influencers di antaranya Devina Aureel, Vera Veranica, Marlo Ernesto, dan Ayasha Putri.

Dalam memilih vlogger, Ardha mengatakan bahwa selama ini memang masih banyak brand yang melihat dari jumlah followers di media sosial arus utama, seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube.

Sayang, brand jarang melihat analytic dari vlogger.

Rata-rata brand memanfaatkan vlogger untuk mengiklankan produk baru demi mencetak awareness. Ada pula brand yang memanfaatkannya untuk me-recall atau mengingatkan kembali tentang produk lama yang telah eksis.

“Cara vlogger bisa macam-macam. Vlogger menyesuaikan dengan tujuan dari iklan tersebut. Ada yang gayanya soft selling, adapula yang hard selling,” tutur Ardha.

Christian Indrawan, Digital Marketing Manager IVG juga menambahkan, brand yang bekerja sama dengan vlogger dapat memperoleh jangkauan audiens dengan cara organik, alias tanpa bantuan paid media seperti Google Ads, Facebook Ads, atau YouTube Ads. “Itulah mengapa placement lewat kanal vlogger, hasilnya riil,” ungkapnya.

Sementara itu, Winston Muljadi, Co-Founder Iconreel.com amat menyayangkan jika brand tidak melakukan analisis ketika memilih vlogger sebagai endorser. Padahal, keunggulan beriklan di dunia digital adalah memiliki kemampuan mengukur efektivitas suatu promosi dengan lebih tepat sasaran.

Karenanya, Winston bersama saudara laki-lakinya Bradian Muljadi menciptakan platform Iconreel.com di bawah naungan PT Mumu Nusantara Agung. Iconreel adalah market place terbesar di Indonesia yang menghubungkan brand dengan Influencers untuk endorsement media sosial serta kolaborasi kreatif.

“Platform ini dibuat agar brand dapat mencari

influencer marketing yang sesuai dengan kebutuhannya,” kata Winston lewat sambungan telepon.

Lewat servis yang diberikannya, Iconreel membantu brand untuk memberikan data real time terkait performa dari masing-masing platform media sosial yang digunakan influencer. Brand pun dapat melihat engagement mereka selama ini di media sosial.

“Ada banyak masalah yang muncul saat brand ingin melakukan aktivitas marketing bersama influencer, antara lain negosiasi yang ribet, mengukur efektivitas kampanye, serta cara pembayaran,” terang Bradian.

Sampai saat ini, Iconreel telah menjaring 12.000 influencer di Indonesia, yang mana brand mampu mencari kategori vlogger berdasarkan kriteria jenis kelamin, jumlah pengikut, media sosial yang diguna­ kan, hingga interest dari vloggers itu (apakah wisata, tata rias, kuliner, dsb).

Menurut Winston, ketimbang brand membuat konten sendiri, keunggulan menggunakan influencer adalah mereka memiliki kontrol penuh terhadap kon­ ten. Vlogger sangat mengenal audiensnya, sehingga brand tak perlu repot untuk mengurusi proses kreatif dari pembuatan konten tersebut.

“Vlogger memiliki kekuatan untuk mengendalikan konten dan distribusinya. Mereka akan cari cara pa­ ling efektif untuk engage kepada followers mereka,” kata Winston lagi.

Kendati demikian, tidak seperti beriklan di media konvensional, menggunakan jasa vlogger memang tak ada hitam di atas putih. Konten-konten vlogger yang dibayar untuk me-review atau mengiklankan sebuah produk sampai saat ini belum memiliki regulasi yang jelas.

Nasib naas pernah dirasakan Oreo yang menggunakan dua vloggers Inggris, Emma Blackery dan Luke Cutfoth. Advertising Standard Authority (ASA) menilai biskuit besutan Mondelez itu tidak transparan ketika menyebut bahwa konten yang dibuat oleh dua vlogger itu memuat pesan merek.

Kejadian ini melahirkan seruan bagi merek apapun yang menggunakan jasa vlogger agar mencantumkan disclaimer yang menyatakan bahwa “video ini memuat konten iklan”.

Lantas, perlukah brand mencantumkan disclaimer di Indonesia? “Saya rasa, itu kembali kepada deal antara vlogger dan brand. Saya rasa, masalah itu bisa dihindari apabila brand menemukan vlogger yang tepat. Sehingga, orang tidak melihatnya sebagai konten yang berbeda dari konten-konten yang pernah dibuat (vlogger) sebelumnya,” aku Bradian.

Indra menambahkan, jika brand berhasil memperoleh vlogger yang tepat, durasi tak lagi menjadi soal. “Idealnya memang 3 sampai 5 menit. Namun, vloggers punya penonton setia, sehingga (video) lebih dari 5 menit masih tetap ditonton,” imbuh dia.

Sebenarnya, selain brand menggunakan kanal sang YouTube star untuk beriklan, cara lain yang bisa dilakukan brand adalah dengan mengundang vlogger sebagai bintang tamu di kanal media sosial miliknya.

Selain itu, brand bisa melakukan co-creation dengan vlogger untuk menciptakan produk edisi terbatas, atau mengajaknya ke aktivitas below-the-line sebagai spokesperson. Hal ini tentunya bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi audiens dan merek Anda.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 072 Platform

Pikirkan Audiens, Duit Menyusul Oleh Hendra Soeprajitno

Dunia internet menjadikan siapa saja bisa menjadi artis.

Namun, dibutuhkan komitmen, orisinalitas, dan kejelian untuk menjadi vlogger yang sukses. Ketika Anda berhasil menarik audiens, jangan heran jika uang bakal mengalir deras ke kantong Anda.

LESSONS LEARNED

Tips Untuk Menjadi Vlogger: • Just start. Jangan terlalu banyak berpikir terkait peralatan • Melakukan evaluasi dari konten yang ada • Hadirkan orisinalitas.

Jangan sekadar ikutikutan • Berhati-hati terhadap hak cipta • Jangan memikirkan uang dahulu, namun pikiran audiens dan target pasar Anda • Memerhatikan percakapan dan komentar dari audiens Anda. Lakukan conversation dengan mereka • Jaga kepercayaan audiens

ama Justin Bieber, Raisa, dan Isyana Sarasvati tentunya tidak lagi asing di telinga kita. Asal tahu saja, ketiganya adalah para seniman yang menguji peruntungannya di platform YouTube dan akhirnya menjadi artis terkenal. Ya, inilah era media sosial, di mana semua orang bisa mencurahkan segala pendapat, pemikiran serta kreativitasnya kapan saja. Dan, jika beruntung, Anda bisa saja menjadi sosok yang terkenal dalam seketika.

Dari sekian banyak julukan artis di dunia maya yang ada –mulai dari selebtwit, selebgram, influencer, dan masih banyak lagi-, video blogger atau vlogger kini tengah menjadi tren di dunia, termasuk Indonesia.

Banyak yang menguji peruntungan dengan membuat channel khusus dan menghadirkan konten sesuai kreativitas mereka. Ada yang berhasil, namun banyak juga yang akhirnya menyerah karena kontennya tidak mampu menarik perhatian audiens.

“Agar bisa sukses, vlogger harus bisa memberikan konten yang useful. Makanya, kita harus melihat apa yang sedang menjadi tren,” kata Putri Silalahi, Products Communications Head at Google Indonesia.

Menurut catatan YouTube, saat ini ada tiga jenis konten yang paling banyak menarik perhatian, yaitu entertainment dan komedi, musik, serta how to.

Silvia J. Oetomo, Content Partnership Manager Vidio.com menambahkan, seseorang yang ingin terjun ke dunia vlogger harus memastikan bahwa ide serta konsep yang dihadirkan adalah orisinal dari diri sendiri. “Selanjutnya, sampaikan pesan-pesan yang memberikan dampak positif, ketahui apa hobi dan passion Anda, serta siapa yang menjadi target audiens Anda,” katanya.

Selain itu, Anda yang ingin terjun ke dunia vlogger, harus memiliki komitmen yang tinggi dan jangan mudah menyerah. Putri bilang bahwa banyak orang yang sebenarnya berniat menjadi vlogger. Namun, setelah mencoba dan ternyata videonya tidak banyak dilihat, akhirnya mundur. “Jangan kebanyakan mikir.

Jika punya ide, langsung saja coba. Banyak juga orang yang kebanyakan mikir, akhirnya malah tidak jadijadi,” kata Putri.

Tak hanya kreativitas, Vlogger harus menentukan kapan waktu yang dipilih dalam merilis video.

Misalnya saja seminggu sekali, pada hari Kamis, jam 10.00. Atau, seminggu dua kali, pada hari Selasa dan Jumat, pukul 11.00. Hal ini untuk memudahkan para subscriber untuk menikmati video yang akan dirilis.

Singkat kata, dibutuhkan komitmen. Selanjutnya, vlogger juga harus melayani segala percakapan yang ada. Semua ini dikarenakan vlogger berada di platform online yang memungkinkan percakapan terjadi.

Tak berhenti di situ, vlogger pun harus sadar bahwa mereka akan memunculkan konten yang tidak dilarang oleh platform video yang ada dan tidak melanggar hak cipta. Adapun yang dimaksud konten yang dilarang adalah konten yang bermuatan isu terorisme, seksual dan kekerasan. “Jika di YouTube, video seperti itu bisa saja muncul. Tapi tidak masuk dalam kategori advertiser friendly,” kata Putri.

Ketika Anda berhasil menarik perhatian orang, maka Anda bisa memperoleh pendapatan. Saat ini, pendapatan vlogger datang dari tiga cara. Pertama, yaitu melalui view. “Hitungannya, viewer dibagi 1.000 dikali US$ 1,” kata Vlogger Bayu Skak. Artinya, jika video Anda ditonton sebanyak 1 juta kali, maka Anda akan mendapatkan fee dari YouTube senilai US$ 1.000.

Kedua, iklan dari platform yang ada. Vidio.com misalnya, memiliki dashboard yang memudahkan para content partner melihat komisi dari iklan yang mereka dapatkan. Vidio.com membuat skema business

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 073

model, yaitu Rp 25.000 cost per thousand impressions (CPM) ad plays.

Perusahaan yang menjadi bagian dari Elang Mahkota Teknologi atau EMTEK Group ini mengklaim, ketentuan single price ini lebih memudahkan secara administrasi dan juga memberikan keuntungan yang lebih baik bagi content partner. Kemudahan lainnya, content partner juga dapat melihat komisi tersebut langsung di real time pada dashboard yang ada. Melalui dashboard ini, content partner juga dapat melihat performance; jumlah plays, ad plays, watch duration, serta engagement; like, comment, followers. “Dengan adanya dashboard ini, Vidio.com akan semakin transparan dan mempercepat proses informasi mengenai performance setiap video, sehingga content partner dapat meningkatkan kualitas dan relevansi video yang cocok dengan audiens di Vidio” jelas Hadikusuma Wahab, Vice President Product Development KMK Online.

Ketiga, dari merek. Seperti kita ketahui banyak vlogger yang diminta merek di Indonesia untuk memperkenalkan atau mempromosikan produk mereka. Nah, untuk urusan ini, biaya yang didapatkan para vlogger sangat beragam. Kisarannya Rp 50 juta-

Rp 200 juta untuk satu video.

Meskipun pendapatan vlogger sangat menarik, ada satu nasihat penting yang tidak boleh Anda lupakan jika ingin menjadi vlogger. “Jangan pernah berpikiran uang dulu. Tapi value apa yang Anda akan berikan.

Audience first, money will follow,” kata Putri.

Ucapan itu memang sangat penting. Sebab, kesuksesan vlogger Tanah Air seperti Bayu Skak, Edho Zell, Chandraliow tidak meraih kesuksesannya dalam waktu singkat. Sebaliknya, mereka harus menempuh perjalanan yang panjang, baik dari sisi waktu, tenaga, dan juga biaya.

Meski jumlah vlogger di Indonesia terus bermunculan, Putri yakin bahwa peluangnya masih terbuka lebar. Apalagi tren vlogger bakal mengalami pergeseran, dari yang semula bersifat offline menjadi online. “YouTube telah menghadirkan layanan live.

Saat ini hanya digunakan oleh vlogger dengan jumlah subscriber tertentu. Ini bisa menjadi tren baru bagi vlogger,” katanya.

Jika Anda memiliki hasrat terpendam menjadi vlogger, berbagai tips dari YouTube dan Vidio.com itu tentunya bisa menjadi panduan bagi Anda. Semoga saja, Anda bisa menjadi Justin Bieber, Raisa, atau Isyana Sarasvati selanjutnya.

D

E E P D

I V E

Vloggers: Flirting With Brands 074 Regulator

Tak Melarang Kreativitas, Namun…

Oleh Sigit Kurniawan

Dalam lalu lintas konten digital seperti vlogging, pemerintah berperan dalam mengontrol konten yang sifatnya tidak merusak, seperti pornografi, terorisme, SARA, dan sebagainya. Tapi, pemerintah tak sembarangan memblokir mereka.

Segala sesuatu memiliki dua sisi, yakni positif dan negatif. Demikian juga dengan fenomena vlogging yang saat ini kian marak di Indonesia. Sebagai regulator, pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika menilai positif pertumbuhan video di Indonesia. Paling tidak, ini menandakan infrastruktur yang makin baik untuk mendukung akses video streaming tersebut.

“Ini merupakan sesuatu yang bagus. Bagi saya, vlog bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan citizen journalism. Dulu, praktik ini hanya sebatas teks, sekarang bisa sangat visual. Dengan video ini, orang yang menontonnya akan lebih percaya,” kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika.

Selain itu, Rudiantara merasa bungah mengingat pendapatan operator dari video streaming pertumbuhannya paling besar dibanding browsing maupun teks. Bagi Rudiantara, ini bisa dimanfaatkan untuk mengangkat perekonomian kreatif di Indonesia.

Menurutnya, teknologi dan perkembangannya ini tidak bisa dihindari.

Namun, apakah fenomena ini dibiarkan seperti

bola liar yang berpotensi juga mengusung pengaruh buruk, entah pornografi, pornoaksi, penyebar kebencian, bermuatan SARA, maupun pelecehan seksual?

Rudiantara menyebut ada dua undang-undang yang bisa digunakan untuk mengontrol agar fenomena tersebut tak menjadi bola liar. Untuk perihal penyedia komunikasinya ada undang-undang telekomunikasi dan untuk konten ada undang-undang Informasi dan Transaksi Ekonomi (ITE).

“Terkait konten, kalau memang ada yang melanggar undang-undang, pasti akan segera diblokir,” katanya.

Soal pemblokiran, pria yang akrab dipanggil Chief RA itu mengatakan pemerintah sudah melakukan hal ini terkait beberapa situs yang dinilai tak sesuai dengan tuntutan UU ITE. Meski sempat dinilai sewenang-wenang, pemerintah menurut Rudiantara sudah mengumpulkan banyak pertimbangan dari pihak yang kompeten sebelum melakukan pemblokiran. Ia menegaskan, pemerintah memblokir situs tidak sembarangan kecuali memang kontennya jelasjelas mengandung konten pornografi dan terorisme.

Termasuk, memblokir situs yang mengusung konten yang melanggar undang-undang perlindungan anak.

Pihaknya selalu menggandeng tokoh-tokoh terkait untuk melakukan pertimbangan.

Kontrol bukan berarti tidak memberi kebebasan berekspresi. Namun, kontrol dimaksudkan untuk mencegah hal-hal buruk terjadi. Hal yang sama disampaikan oleh Asrorun Niam Sholeh, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). “Kami memiliki mandat pengawasan pada penyelenggaraan perlindungan anak agar pemanfaatan media sosial dapat mendorong tumbuh kembang anak dan mencegah terjadinya eksploitasi,” ujar Asrorun.

KPAI sendiri, misalnya, pernah menerima aduan masyarakat terkait adegan dari artis Awkarin dan Anya Geraldine melalui akun Instagram mereka yang dinilai meresahkan dari sisi norma kesusilaan.

“Vlog sebagai hasil perkembangan teknologi komunikasi dan informatika yang perlu didayagunakan untuk kepentingan yang positif dengan konten-konten yang bagus, kreatif, dan edukatif. Dalam hal ini, anak-anak perlu diedukasi terkait literasi pemanfaatan media digital,” kata Asrorun.

Asrorun menambahkan, pihaknya tidak melarang kreativitas para pengisi konten di internet seperti vlogging. Namun, kreativitas ini harus dibarengi dengan nilai-nilai positif yang dibawanya dan tidak memberi dampak buruk bagi followers atau pemirsanya.

Atas nama perlindungan anak-anak, KPAI juga pernah menyayangkan peredaran video yang berisi bullying pada anak-anak. Contohnya, video seorang anak yang berdialog dengan presiden yang kemudian viral karena keluguan anak tersebut. Meski lucu, bagi KPAI, anak-anak tidak boleh dijadikan objek tertawaan orang-orang dewasa. Sebaliknya, KPAI mengajak orang-orang dewasa untuk turut melindungi anakanak dari berbagai bentuk pelecehan – termasuk di ranah digital. Terkait ini, KPAI juga selalu berkoordinasi dengan pihak pemerintah melalui Kemenkominfo.

“Kami mendorong pemerintah terus mengkampanyekan internet sehat bagi anak,” pungkas Asrorun.

JAKARTA 4.600

BANTEN 1.080

Total Penyebaran Surat Kabar Pikiran Rakyat 163.550

BEKASI 2.050 KARAWANG 1.750

DEPOK 1.050

BOGOR 1.600

SUBANG INDRAMAYU 3.650 2.250 PURWAKARTA 2.700

BANDUNG 83.850

CIANJUR 2.600 CIMAHI 6.300

SUMEDANG 4.125

MAJALENGKA 2.200

SUKABUMI

CIREBON 4.500

KUNINGAN 2.300

1.950

KAB. BANDUNG BARAT 5.970

CIAMIS 2.215

KAB. BANDUNG 12.550

GARUT 4.750

TASIKMALAYA 5.950

BANJAR 1.375

PANGANDARAN 1.085

Menurut Nielsen Media Research Pembaca Pikiran Rakyat Bulan September 2016 : 173.000 yang menjadikan Pikiran Rakyat Market Leader

Surat Kabar

JAWA TENGAH 600

YOGYAKARTA 550

THE REAL MARKET LEADER BANDUNG RAYA

JAN | FEB | MAR | APR | MEI | JUN | JUL | AGU | SEP | OKT | NOV | DES 173.000

Surat Kabar Jabar Lainnya

94.000 Menurut Nielsen Media Research

@pikiran_rakyat

pikiranrakyat1966

pikiranrakyat

Jacky Mussry Deputy CEO of MarkPlus, Inc.

Kapabilitas Dinamis Indonesia Mengapa Indonesia yang sangat kaya sulit bergerak secepat Tiongkok, Korea Selatan, atau Singapura? Padahal momentum Indonesia telah tiba. Semua ini tidak terlepas dari kapabilitas dinamis Indonesia yang masih rentan.

ndonesia berada dalam tahapan sangat dinamis. Kini semua terkoneksi dan dunia menyatu.

Informasi bisa tersebar seketika ke mana pun. Kedinamisan Indonesia semakin terasa pada akhir tahun 90-an yang mereformasi Indonesia menjadi negara demokrasi sebenarnya. Perpolitikan bergejolak, kekuasaan bergeser, perekonomian makin sulit dikelola, pasar semakin terbuka, serta kompetisi menjadi ketat dan keras. Sedikit yang bisa bertahan dalam kondisi sengkarut ini. Kompetisi menjadi abstrak, hak-hak istimewa hilang, dan tatanan sosial-budaya

076

melebar bentang kontinumnya.

Manajemen stratejik jarang digunakan dalam menganalisis republik ini, khususnya dengan konsep kapabilitas dinamis karya Teece, Pisano, dan Shuen. Padahal banyak pertanyaan strategis: Bagaimana Indonesia bisa bertahan di panggung dunia? Apakah negara kita memiliki kapabilitas dinamis yang merupakan prasyarat agar tetap relevan di tingkat global? Apakah Indonesia berkompetensi?

Konsep destruksi kreatif karya ekonom legendaris Joseph Schumpeter sangatlah relevan. Jika pemerintah tidak melakukan destruksi kreatif terhadap berbagai kompetensi negara yang usang maka akhirnya negara tidak dapat membentuk keunggulan kompetitif baru. Sejumlah survei mengindikasikan posisi Indonesia masih kurang bagus seperti yang terlihat dalam Human Development Index, Global Competitiveness Report, Ease of Doing Business Index, dan sebagainya.

Presiden Joko Widodo kesal menyikapi tingkat kompetensi negara. Penyebabnya antara lain negara masih diurus birokrat atau Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak kompeten, sering diobok-obok sejumlah politisi yang inkompeten terutama aspek kenegarawanannya, dan liarnya sejumlah organisasi yang tidak sejalan dengan platform NKRI. Mana bisa negara besar seperti ini maju cepat dan lincah kalau banyak sekali liabilities-nya?

Kapabilitas dinamis terdiri dari dua aspek. Pertama, ‘dinamis’ yaitu kapasitas untuk selalu dapat memperbarui berbagai

kompetensi agar negara tetap kongruen dengan lingkungan global yang selalu berubah. Kedua, ‘kapabilitas’ yaitu peran kunci manajemen stratejik negara dalam melakukan adaptasi, integrasi, rekonfigurasi berbagai kecakapan, berbagai sumberdaya, serta sejumlah kompetensi fungsional agar terus bertahan dalam perubahan lingkungan.

Keunggulan kompetitif negara mengacu pada proses manajerial-organisasionalnya yang juga ditentukan oleh posisi sumber daya berwujud dan nirwujud yang dimiliki, serta bertumpu pada langkah-langkah pilihan para pemimpin terdahulu dan kini yang membentuk trayektori perjalanan negara.

Koordinasi dan integrasi antar-lembaga di Indonesia masih lemah karena ego sektoral. Sangat sulit jika dua atau lebih kementerian harus berkoordinasi, apalagi kalau masing-masing kementerian beda menkonya. Ini pernah dirisaukan Kuntoro Mangkoesoebroto. Negara sekompleks Indonesia perlu kapabilitas koordinasi dan integrasi mumpuni agar proses pemerintahan efektif dan efisien.

Negara kesatuan menjadi istilah saja jika negara berjalan dengan koordinasi dan integrasi yang lemah. Bukan tidak mungkin celah ini digunakan sementara oleh pihak lain untuk memecah republik ini. Karenanya, para petinggi pemerintah harus rajin bertemu, berdiskusi secara produktif, terkoneksi dengan elemenelemen masyarakat, serta menghasilkan solusi dan kebijakan yang mengakomodasi

IMA FOR INDONESIA

kondisi terkini. Itu perlu untuk memperkuat kapabilitas dinamis. Kalau tidak, maka bersiap-siaplah menghadapi berbagai gejolak tak terprediksi dan sulit dikendalikan.

Aset Indonesia luar biasa besar. Namun apakah aset tersebut spesifik? Apakah hanya kita yang punya? Adakah aset spesifik yang bisa dipergunakan untuk menciptakan diferensiasi? Apakah kita mempunyai teknik dan teknologi untuk mengolah aset-aset tersebut? Apakah teknik dan teknologi kita juga unik? Adakah aset-aset pendukung lainnya?

Singapura misalnya, tidak mempunyai banyak aset namun teknik dan teknologi mereka yang dibentuk dalam kapabilitas manusianya, membuat Singapura bisa mengolah aset-asetnya yang terbatas, bahkan juga aset-aset negara lain. Singapura juga memiliki aset pendukung berupa akses pasar luas, jejaring global, infrastruktur kelas dunia, dan sebagainya yang belum tentu dimiliki oleh negara-negara ASEAN lainnya. Kapabilitas itulah yang membuat Singapura menjadi kompeten.

Kekuatan finansial negara sangat menentukan. Dari mana sumbernya? Kalau ekspor lemah, investasi anjlok, dan komoditi tidak bisa diandalkan maka harapan bertumpu pada pajak sebagai primadona pendapatan negara. Kalau tidak punya uang maka hanya bisa berkhayal. Itulah mengapa pemasukan pemerintah dari para wajib pajak sangatlah krusial.

Reputasi negara di mata dunia juga sangat menentukan. Kalau reputasi kurang baik maka investor enggan menanamkan uangnya di sini. Para pelaku bisnis luar negeri, pemimpin negara, atau petinggi

World Bank juga enggan berurusan dengan negara bereputasi buruk.

Stabilitas negara rentan apabila banyak diganggu oleh oknum-oknum berwawasan sempit. Ini memengaruhi peringkat investasi yang dikeluarkan oleh Moody’s, Standard & Poor’s, atau pun Fitch. Kalau peringkatnya turun maka akan merugikan Indonesia.

Itulah mengapa nation branding menjadi strategis, branding pariwisata saja tidak cukup. Upaya Kementerian Pariwisata mendatangkan turis tidak akan efektif jika nation branding negara tidak bagus, baik secara persepsi maupun realitas.

Struktur pemerintahan sangat berperan sebagai penentu kapabilitas dinamis. Pemerintah tidak bisa dipaksa menyenangkan semua pihak, apalagi kalau sekadar memenuhi tekanan-tekanan berbagai pihak yang sebenarnya tidak jelas apa kontribusi konkritnya bagi bangsa dan negara. Pemerintah harus tegas menentukan apa yang semestinya dituruti dan apa yang tidak. Itulah esensi strategi. Pada satu titik harus membuat pilihan. Kalau semuanya dipilih maka akan berakhir nihil dan penuh ketidakjelasan.

Indonesia tidak bisa memasarkan semuanya ke seluruh dunia. Harus ada prioritas. Negara-negara yang nonprioritas dijajaki secara efisien saja untuk pengembangan pasar masa mendatang. Ini juga contoh penerapan esensi strategi.

Kalau sejumlah negara bersedia memberikan advokasi positif terhadap Indonesia maka hanya soal waktu pamor Indonesia naik di mata dunia dan selanjutnya dapat membuka akses ke pasar baru. Promosi memang perlu, namun masyarakat dunia lebih percaya pada promosi berupa advokasi dari bangsa-bangsa lain mengenai Indonesia daripada promosi kita sendiri. Advokasi sangat berharga karena dapat memperkuat kepercayaan masyarakat dunia.

Hal terakhir yang merupakan bagian penting kapabilitas dinamis adalah path dependencies. Arah tujuan suatu negara tergantung posisi dulu, sekarang, dan jalur yang akan dipilih. Sejarah itu penting dan tidak bisa dibuang atau dilupakan.

Yang dulu pernah terjadi berpengaruh terhadap yang sekarang terjadi. Semua upaya para pejuang, pahlawan, pendiri negara, pemerintah Orde Lama dan Orde Baru, hingga pemerintah era reformasi dan pasca-reformasi membentuk berbagai batasan ruang gerak negara. Itu merupakan ‘repertoire of routines’ melalui proses pembelajaran panjang penuh ralat dan galat yang membentuk trayektori negara.

Trayektori memiliki inersia sehingga sulit diubah seketika oleh sekelompok orang.

Kalau dipaksa pasti akan timbul kegaduhan.

Kelompok-kelompok tersebut justru harus berintrospeksi, jangan-jangan merekalah yang tidak punya kapabilitas dinamis lalu menjadi usang, tidak relevan. Sayang sekali, menjadi usang dan irelevan tidak mudah diterima oleh yang mengalami. Eksesnya adalah berbagai konflik tidak produktif yang dipicu oleh kelompok tersingkir. Mau tetap relevan? Sederhana: bertransformasilah!

Keberhasilan pembangunan harus dipelajari prosesnya lalu direplikasi untuk konteks waktu yang berbeda. Tidak mudah memang. Namun jika kita bisa bisa mereplikasi keberhasilan negara kita sendiri atau negara lain maka akan memperkuat kapabilitas dinamis Indonesia.

Korea Selatan dan Tiongkok misalnya, bisa mereplikasi keberhasilan negara-negara lain yang lebih maju. Indonesia semestinya bisa.

Mari renungi mengapa negara kita yang sangat kaya sulit bergerak secepat Tiongkok, Korea Selatan, atau Singapura. Aset besar tanpa kapabilitas untuk mengelolanya tidak bisa membawa Indonesia menjadi negara kompetitif. Padahal kedaulatan hakiki tercapai jika negara kita kompeten. Kalau tidak, maka kedaulatan tersebut hanya berupa batas-batas teritorial dan kita tidak menjadi pemain utama, bahkan negeri ini menjadi tempat bermain para pendatang dari negara-negara lain.

Aset terpenting kita sekarang adalah momentum. Ini saatnya Indonesia. Kalau tidak sekarang maka kesempatan tidak akan datang lagi dalam waktu dekat. Sayangnya, seringkali ada penghalang sehingga masa keemasan yang hampir kita raih selalu tertunda. Ini indikasi bahwa Indonesia masih rentan kapabilitas dinamisnya. Kalau kapabilitas dinamis kita kuat maka berbagai ganjalan tidak akan memengaruhi kecepatan dan arah menuju capaian yang lebih baik.

Kesimpulan pertama, para birokrat, politisi, pemimpin ormas, dan berbagai pihak yang tulus ingin berkontribusi bagi negara harus memahami kapabilitas dinamis supaya mereka dapat berpikir lebih stratejik.

Kedua, keyakinan saja tidak cukup untuk mencapai keberhasilan, namum perlu tekad berbuat disertai kapabilitas mumpuni yang akhirnya bisa membawa Indonesia menjadi kompeten dan menjadi negara berdaulat sepenuhnya.

Ketiga, berdasarkan hukum dan perundangan yang berlaku, pemerintah beserta aparat negara tidak perlu segan mengelola (dan jika perlu menyingkirkan) berbagai pihak, individual atau kelompok, abdi negara atau bukan. Apalagi jika ditengarai menjadi liabilities karena berjalan di luar trayektori mulia yang sudah dirintis sejak zaman Majapahit, zaman Walisongo, zaman Revolusi Kemerdekaan, hingga sekarang.

077

Arlin Chondro PEEK ME NATURALS

Patahkan Persepsi Keliru Melalui Aroma Terapi Oleh Ramadhan Triwijanarko

Aroma terapi bukan barang asing bagi masyarakat Indonesia. Namun masih banyak produk yang penggunaanya tidak tepat. Melalui produknya, Peek Me Naturals, Arlin Chondro berusaha mengedukasi masyarakat tentang pemakaian aroma terapi yang baik dan benar. i Indonesia, aroma terapi sudah banyak digunakan oleh banyak kalangan.

Aroma terapi kerap kali menjadi medium untuk rileksasi diri dan pengobatan. Namun, ternyata masih banyak penggunaan aroma terapi yang sejatinya salah dan tidak boleh digunakan.

078

“Aroma terapi itu sebenarnya berasal dari essential oil, yang merupakan komponen kimia alami dari tumbuh-tumbuhan yang diambil dengan cara disuling. Kita tidak boleh mengenakan essential oil ini secara langsung ke kulit, dan juga tidak boleh diminum,” ujar Arlin Chondro, Founder Peek Me Naturals, produsen produk aroma terapi.

Arlin menambahkan bahwa masih banyak salah paham dari konsumen Indonesia tentang produk aroma terapi. Karenanya, ia merasa memiliki kewajiban membantu dan membenarkan pemahaman konsumen Indonesia itu.

Dirinya pun membangun Peek Me Naturals pada Maret 2016 lalu, setelah ia berhasil membantu menyembuhkan anaknya yang kerap terkena asma dan sering bolak balik rumah sakit. Beragam pengobatan alternatif dicobanya, hingga Arlin mempelajari tentang aroma terapi secara otodidak.

“Akhirnya saya mencoba mendalami ilmu aroma terapi. Dahulu informasi terkait aroma terapi masih simpang siur. Saya mencoba untuk meracik sendiri formulanya dan ketemu yang cocok untuk anak saya,” terangnya.

Setelah berhasil menyembuhkan anaknya, Arlin banyak diminta oleh keluarga dan rekan-rekannya untuk turut menyembuhkan

SME

TIPS

“Customer service sangatlah penting, apalagi jika produk kita berkaitan dengan bidang kesehatan. Layanan after sales bisa menyelesaikan masalah yang terjadi, misal ada keterlambatan atau ketidaktepatan dalam produk. Komplain tidak akan jadi masalah kalau kita punya hubungan yang baik dengan konsumen.”

keluhan koleganya melalui racikan aroma terapi yang ia buat. Rekan-rekannya banyak yang merasa cocok dan mendorong Arlin untuk membuat merek sendiri yang fokus terhadap produk aroma terapi.

Berbekal ketekunan, dukungan, dan modal sekitar Rp 40 juta, Arlin memulai bisnis aroma terapinya dengan merek bernama Peek Me Naturals.

“Saya yakin sekali dengan produk ini. Sebelum diluncurkan sudah saya uji coba. Saya buat produk yang ada permintaan dan saya memang passion untuk menyembuhkan orang. Jadi Peek Me Naturals bukan hanya aroma terapi yang sekadar wangi, namun ada fungsi medisnya,” jelas Arlin.

Selain belajar secara otodidak melalui beragam buku referensi dan jurnal kesehatan, Arlin juga meminta bantuan dari para aroma terapis yang sudah tersertifikasi.

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap formula dan racikan yang digunakan benar-benar aman. Bahkan, Arlin saat ini sedang dalam tahap sertifikasi untuk menjadi seorang aroma terapis yang tersertifikasi secara resmi.

Saat ini Peek Me Naturals memiliki rangkaian produk mencapai 33 seri yang sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Setelah setahun jalan, masyarakat terbilang antusias dengan produk Peek Me Naturals.

Bahkan, Peek Me Naturals berhasil menyingkirkan 13.000 wirausaha lainnya dan menjadi juara pertama dalam sebuah

kompetisi wirausaha yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan e-commerce papan atas di Indonesia.

“Tadi disebutkan bahwa essential oil ini tidak boleh digunakan langsung ke kulit.

Di Peek Me Naturals, semua formulasi dicampur dengan minyak pembawa untuk pemakaian di kulit sehingga aman. Ada juga yang produknya dihirup seperti inhaler stick,” ujarnya.

Arlin menyadari bahwa pasar utama Peek Me Naturals adalah para wanita yang berada dalam kisaran usia 25 hingga 50 tahun.

Kebanyakan dari mereka sudah berkeluarga, tinggal di kota besar, dan amat concern dengan masalah kesehatan. Oleh sebab itu, strategi promosi dengan cara edukasi masih menjadi pekerjaan utama Peek Me Naturals dalam meraih perhatian dari calon konsumennya.

“Bidang ini perlu banyak edukasi, banyak yang tidak percaya juga. Kami kerap menceritakan dan mengajak orang percaya kalau ini aroma terapi yang alami, dan bisa jadi lebih bagus dari obat-obatan karena tidak mengandung kimia sintetis.

Pemasaran kami adalah edukasi,” ungkap Arlin.

Ia juga menyadari bahwa penggunaan aroma terapi di Indonesia belum diakui secara resmi sebagai bentuk terapi. Apalagi, masih ada merek aroma terapi yang mengadvokasikan penggunaan essential oil secara tidak aman. Hal ini yang ingin dia patahkan. Dia mengingatkan bahwa penggunaan essential oil secara tidak aman memang benar-benar berbahaya.

Arlin pun tidak main-main dalam membangun Peek Me Naturals. Semuanya dipikirkan secara matang, baik dalam bentuk formula, produk, logo, kemasan, dan promosinya. Ia menginginkan bahwa 100% informasi yang diberikan kepada konsumen harus tepat dan akurat. “Untuk logo juga dipikirkan secara matang. Orang yang membeli, bisa langsung percaya sama kualitasnya hanya dari kemasannya,” tambahnya.

Peek Me Naturals menggunakan online marketing, baik melalui Instagram, Facebook, maupun situs dalam memasarkan produknya. Selain itu, Peek Me Naturals juga mengombinasikan melalui aktivitas offline, seperti bazaar dan komunitas.

“Online dan offline itu penting. Kami perlu mengedukasi konsumen. Untuk meningkatkan brand awareness, penggunaan offline engagement amat penting,” sambung Arlin.

Walaupun masih terhitung baru, bisnis Arlin melalui Peek Me Naturals sangatlah menggiurkan. Dia mengklaim bisa mendapatkan omzet Rp 100 juta per bulan. Dia pun berpesan kepada siapa pun yang ingin menjadi wirausaha untuk segera mengaplikasikan idenya dan jangan menunggu terlalu lama.

“Asal kita percaya dengan produk yang ditawarkan dan menjawab kebutuhan masyarakat. Jangan main-main, harus sepenuh hati. Curahkan tenaga dan pikiran.

Branding dan marketing jangan main-main, logo tidak boleh ada typo. Kita harus siap waktu,” pungkasnya.

079

STARTUP

KlikFix

Kemudahan Ketika Gawai Rusak Oleh Ign. Eko Adiwaluyo

Penetrasi smartphone di negara ini semakin tinggi dan merata di berbagai daerah. Tingginya penggunaan smatphone juga membuat produk itu berpotensi cepat rusak. Hanya, kehidupan di kota-kota besar yang penuh problem, seperti kemacetan membuat orang enggan ke tempat servis. Solusinya? pakah Anda pernah mengalami kejadian ketika smartphone atau gawai yang Anda gunakan rusak dan cukup enggan membetulkan karena masalah lokasi servis? Memang, di kota-kota besar yang padat lalulintasnya terkadang membuat kita malas bergerak. Apalagi, lokasi servis yang kita tuju itu selalu ramai dan susah mencari tempat parkir.

Tapi, Anda tidak perlu khawatir lantaran sekarang Anda bisa memperbaiki gawai yang rusak tanpa harus ke lokasi servis. Anda tinggal duduk dan mengakses klikfix.com, maka tenaga servis yang akan mendatangi Anda. Klikfix adalah perusahaan rintisan di bidang teknologi yang menjadi platform bertemunya konsumen dan tenaga servis gawai.

“Masyarakat akan semakin dimudahkan untuk memperbaiki gadget yang rusak. Karena para teknisi yang kami sebut Fixxer ini akan mendatangi konsumen dan segera memberikan solusi terhadap gadget yang rusak,” kata Andrew Suhalim, Chief

Executive Officer PT Klikfix Asia Technology.

Apakah model bisnis ini punya peluang besar? Saat ini, penetrasi smartphone di indonesia kurang lebih telah mencapai lebih 40%. Artinya, ada sekitar 65 juta smartphone yang beredar di sini hingga tahun 2016. Tahun ini, populasi smartphone perkiraannya bisa mencapai 75 juta. Dan, menurut Ericsson dalam Mobility Report untuk kawasan Asia Tenggara dan Oceania, diprediksi pada tahun 2021, jumlah smartphone yang beredar di negara ini bisa mencapai 250 juta.

Nah, dilihat kebiasaannya, mayoritas penduduk Indonesia mengakses internet melalui smartphone.

Lalu, bila mengacu riset Indonesia Netizen Survey 2015, rata-rata netizen mengakses internet selama 6 jam per hari. Melihat fakta-fakta itu, potensi smartphone mengalami gangguan teknis sangat besar.

Keunggulan KlikFix adalah layanan menjemput dan mengembalikan gadget. Proses perbaikan pun relatif singkat dengan harga yang jelas. Selain itu, Klixfix memberi garansi 1 tahun pada gadget yang diperbaiki.

“Konsumen bisa menentukan lokasi penjemputan dan pengembalian gadget. Harga yang kami berikan pun sangat transparan, ada di website kami www.klikfix. com,” tambah Andrew.

Klikfix adalah startup asli Indonesia yang menjadi solusi permasalahan pada gadget kaum urban di perkotaan. Secara operasional, Klikfix telah berjalan sejak November 2015. Kemudian, melakukan soft launching pada Juli 2016.

“Kami harus benar-benar mengerti pasar. Dalam

080

wirausaha may.indd 3

17997803_MARKETEERS MEI 2017_T-080_R1

4/25/17 9:53 PM

STARTUP

arti memastikan bahwa permintaan servis gadget ini memang besar dan tumbuh terus karena kami ingin bisnis ini sustain dan membantu banyak teknisi untuk menambah pendapatan,” tambahnya.

Selama riset itu, Andrew menemukan bahwa permintaan servis gadget memang sangat tinggi. Di ITC Roxy saja, setiap bulannya ada 15.000 order servis, dari yang ringan hingga berat. Dan, di wilayah Jabodetabek jumlahnya bisa mencapai 200.000300.000 order per bulan. Sementara ini, Klikfix memasang target meraih 10% dari potensi pasar servis ini.

Dari sejak soft launching tahun lalu, rata-rata Klikflix menerima order 750 per bulan. Targetnya, hingga akhir tahun, mereka bisa menangani 5.000

“PASAR DI WILAYAH INI SAJA MASIH BELUM TERGARAP DENGAN MAKSIMAL. TAPI, KAMI OPTIMISTIS UNTUK MEMBUKA LAYANAN DI BERBAGAI KOTA BESAR.”

order per bulan. Sedangkan untuk cakupan wilayah operasi, Andrew menambahkan bahwa sementara ini fokus di wilayah Jabodetabek saja. “Pasar di wilayah ini saja masih belum tergarap dengan maksimal. Tapi, kami optimistis untuk membuka layanan di berbagai kota besar,” imbuhnya.

Untuk melayani konsumen, saat ini Klikfix telah menggandeng 50 fixxer. Para fixxer ini telah memiliki serfikasi dari Klikfix Academy. Untuk menyiapkan para teknisi andal tersertifikasi ini Klikfix membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan. Targetnya, hingga akhir tahun ini ada 200 fixxer yang bergabung dengan Klikfix.

Lalu, brand gadget apa saja yang bisa dilayani?

Menurut Andrew ada beberapa brand, yaitu Apple, Samsung, Xiaomi, Sony, Smartfren, Oppo, Huawei, Acer, dan Asus. Perbaikan meliputi software hingga penggantian spare part.

Soal spare part ini konsumen tidak perlu kuatir soal kualitasnya. Karena Klikfix menjamin memberikan kualitas spare part yang tertinggi dengan harga lebih murah. “Kami menjamin atau mengontrol dua hal, yakni kualitas teknisi dan spare part,” tegas Andrew.

Dalam urusan monetisasi, Klikfix hanya mengambil 20% dari harga spare part. Katakanlah satu servis menghabiskan biaya Rp 500.000, sedangkan harga spare part Rp 250.000, maka harga spare part ditambah Rp 50.000 (20% dari harga spare part) adalah milik Klikfix. Sisanya, Rp 200.000, menjadi hak dari teknisi. “Terkait kontrol pada spare part, maka para fixxer diwajibkan mengambil dari Klikfix,” kata Andrew.

Melihat potensi binis ini, tentunya banyak funding yang tertarik pada startup ini. Namun, Andrew menegaskan bahwa sejauh ini masih melakukan penjajakan dengan para investor. “Harus ada kesamaan visi dengan investor agar tujuan utama dari bisnis ini, yakni membantu para teknisi memperbesar pendapatan tetap terjaga,” pungkas Andrew.

081

DOCTOR OF BUSINESS ADMINISTRATION (DBA) IN STRATEGIC MARKETING A COLL ABOR ATIO N PRO GR A M OF UNIVERSITAS BR AWIJAYA AND M ARKPLUS, INC.

CLASS OF 2017 ENROLLMENT STARTS IN JUNE

INFORMATION 0-800-188-1111 UCHIE : +62 812 719 8282

markplusinc.com fia.ub.ac.id

PROGRAM COURSES A 6-semester program, including in-class lectures for 2 semesters and dissertation for the remaining semesters. Lectures of the program will be held in two locations at Universitas Brawijaya Jakarta Campus and MarkPlus Main Campus Jakarta.

No.

Course

1.

The Basics Theory of Administration

2.

Philosophy of Science and Methods

3.

Administration Theory

4.

Theory of Corporate Governance and Business Ethics

5.

Entrepreneurship Theory

6.

Theory of Strategy and Business Policy

7.

Organizational Behavior

8.

Industrial and Organizational Psychology

9.

Contemporary Marketing Issues

10.

Information Technology Governance

11.

Theory and Financial Decision-Making

12.

Philosophy of Marketing Strategy

13.

Contemporary Marketing

www.marketeers.com

MAY 2017

I N D O N ESI A FO R ASE A N

Editor

Priyanka Shekhawat Assistant Editor

Li Wei Saviq Bachdar For CMO membership & inquiries:

Rosmalia Hardman

Director, Philip Kotler Center for ASEAN Marketing (PK-CAM) Jakarta CMO club rosmalia@markplusinc.com

JAKARTA CHIEF MARKETING OFFICER CLUB The Jakarta CMO Club was officiated by the Philip Kotler Center for ASEAN Marketing (PK-CAM) and was established as a platform to empower marketing to a higher level beyond function. Only highly regarded business and marketing leaders will be invited for its membership.

The Jakarta CMO Club was launched on February 25, 2008

MISSION To Promote the Strategic Role of Marketing in Indonesia

VISION To become the premiere community for Marketing Executives who have strong passion for Marketing in Indonesia

TRI-FOUNDERS OF PKCAM Philip Kotler Hermawan Kartajaya Hooi Den Huan

p. 84 A New Chapter in Indonesia p. 88 ICHI-GO ICHI-E, One Chance in One Life p. 91 I told you 2 years ago about Brands and Vlogs – have you done anything yet?

CHINA COUNCIL FOR THE PROMOTION OF INTERNATIONAL TRADE COMMERCIAL SUBCOUNCIL REPRESENTATIVE OFFICE IN INDONESIA

EightyEight @Kasablanka 8th Floor Jl. Raya Casablanca Kav. 88 Jakarta 12870 Phone: +6221-570 9721 Fax: +6221-5790 2339 Email: cmoclub@markplusinc.com www.jakartacmoclub.com

A

E S T

R O

CMO 084 CMO of The Month

A New Chapter in Indonesia Kyoya Kondo President Director of PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia

Japanese multinational automotive company Mitsubishi has recently undertaken business restructuring in Indonesia to set up a new entity to focus solely on passenger car business. The company is pinning high hopes on the newly launched Pajero Sport which has a long legacy in Indonesia as a fan-favourite SUV. Priyanka Shekhawat from Marketeers met Kyoya Kondo, President Director of PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), who has newly arrived in Indonesia to take reigns of the newly setup firm. We spoke on Kondo’s vision for Mitsubishi in Indonesia and his views on many of the unfolding automotive trends and technologies. Excerpts follow: Tell us something about Mitsubishi’s business presence in Indonesia.

Mitsubishi started its business in Indonesia in 1970s, so nearly half a century of presence. Starting from CBU imports, eventually we set up local assembly and began manufacturing various parts here in Indonesia. We try to provide cars and trucks that are in line with the lifestyles and needs of Indonesian customers, especially in terms of commercial vehicles, we have been the number one player. We have a long-standing heritage of ‘durable, reliable and very tough’ Mitsubishi vehicles. In Indonesia, Mitsubishi automotive business is operated by PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) as the authorized distributor.

And after the long 47 years, 2017 has become the new chapter in the longhistory of Mitsubishi in Indonesia, where Mitsubishi conduct business restructuring to focus on each business entity and aiming at expanding Mitsubishi’s vehicle business operation in Indonesia. The manufacturing & distribution of Commercial Vehicle (CV) from Fuso brand will remain under the management of KTB, meanwhile the distribution of Passenger Cars (PC) and Light Commercial Vehicle (LCV) from Mitsubishi Motors brand is moved to new company namely PT. Mitsubishi Motors

“My individual KPI is: How many fanatic fans of Mitsubishi can we earn in Indonesia?”

A

E S T

R O CMO 085

Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI).

And the manufacturing of PC & LCV will be managed by PT. Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI). This new business for Mitsubishi Motors in Indonesia started in April 2017, with new business restructuring and new manufacturing plant establishment.

passenger cars. A new small MPV model is also to be launched this year, which will enable us to increase the sales and compete in wider segment.

So new factory, new distributor, new channel and new model – it’s really a new chapter for us! The sales target for this year is 91,000 units, versus 67,000 last year.

Indonesia has been one of the most exciting automotive markets in ASEAN though lately impacted by slowdown. What is Mitsubishi’s outlook on the market?

As you said, Indonesia is the biggest automotive market in ASEAN right now but beyond that, everyone agrees that there is still a huge untapped potential as well, because of the big population and at this moment, vehicle population per 1000 people – which is a common index to measure auto market size – is around 80 in Indonesia. In Japan, for example, it’s 500-600 per 1000 people. In Thailand, I may not be up-to-date but it’s around 160-170 per 1000 persons.

Thus, there is a big room for growth in the Indonesia market. World over, China is the biggest auto market with over 28 million vehicles sold last year. But then China’s population is also huge and over the past two decades, there has been tremendous economic growth in the country. Of course, the US is big but auto industry insiders believe India is going to surpass China as the largest automotive market in the world in the future. So, in terms of potential, Indonesia can be counted among the next big market after the likes of China, India or perhaps Brazil in the long to midterm.

Indonesia just announced a policy to implement Euro 4. Any thoughts?

Yes, the government just signed the policy. As a manufacturer and vehicle distributor, we follow the government’s decision and accordingly modify our cars sold in Indonesia with Euro 4 engines. In my understanding, the preparation period is a bit shorter and so we are trying to examine if we can positively meet the requirements or not, but in my opinion, it should not be a problem.

What are the key opportunities for Mitsubishi in the Indonesian automotive industry going forward?

This year is quite significant for us at Mitsubishi in Indonesia. After the business restructuring, Mitsubishi Motors enhances our capabilities to meet customer demand more effectively and synergize it with our global business approach. In accordance with this plan, we have also set up a new factory in Bekasi which has a production capacity of 160,000 units per year, with a potential to expand up to 240,000 units. We have sought Mitsubishi Motors principle support to transfer many advanced technologies to build quality of production.

The facility mainly focuses on passenger cars assembly with localized production of many parts as well.

And as I mentioned before, we have set up a new entity MMKSI to handle Mitsubishi vehicles solely. In line with this strategy, we have also set up a new sales channel, in which we are asking existing dealers to set up new outlets designed for mainly

Indonesian consumers have a soft spot for Japanese cars though Mitsubishi is still to leverage that as it appears hard to penetrate Toyota’s stronghold. What is your opinion on that?

We have a strong heritage of durability, reliability and strength and we strive to maintain it as one of our core values. Also, we have a legacy of Pajero which is a muchloved vehicle by Indonesian consumers and we have started selling it now. One of our edges is our SUVs, we have many good drivers together with good cars to win rallies also. In order to win these rallies, we also develop supporting technologies to improve our performance in such events. And we can also use these advanced technologies while doing R&D for our new models. Of course, Toyota has a stronghold in the Indonesian market and they have a big lineup. It’s great for them but we enhance our strengths to accommodate customer needs in Indonesia and build a more loyal fan base of Mitsubishi here. Our focus is actually on customers and not competitors. My individual KPI is: How many fanatic fans of Mitsubishi can we earn in Indonesia? Market share and sales volumes are of course important and profit too, since we are doing a business but all of ultimately comes from customers.

That’s why my motto is Customer Obsession.

Trying to make our customers happy with our cars. That is the kind of value I want to spread among my employees also, even back office staff – to always think about customers first.

How do you plan to get more Mitsubishi fanatics out of fans?

Right now, Mitsubishi is one of the top five players in Indonesia. Our focus is that

our customers are happy to purchase, happy to use, happy with our dealers and our service. Overall customer happiness can help us get better position in the market. And then they may want to buy Mitsubishi again.

This is very important to me.

In your opinion, what should be the priorities of Indonesian Government with regard to your industry?

I am still new here and it’s a bit tough for me to say, but in general, big ASEAN countries are focusing on development of their auto industries – say Malaysia, Thailand and even Philippines. For Indonesian automotive industry to grow sustainably and in a healthy manner, two things are key: One is quality. It may not be directly relevant but like in the case of Thailand, before the Asian crisis in 1997, auto players in Thailand were quite optimistic and increased production capacity significantly but as the crisis hit, there was a huge gap between capacity and actual demand. The players then resorted to exports. At that time, I think Australia and Thailand were under some FTA making it easier for them to export but production quality quite honestly didn’t match the requirements of Australian market. In order to meet the requirements, many automakers eventually allocated resources to improve production quality so that they could export their cars. And this improvement gradually could eventually be applied in other markets too. Many auto players therefore decided to make Thailand a production hub for their vehicles. Thus, essentially, volume follow quality. This makes Thailand an interesting case study for countries looking to develop their automotive markets.

The second point is to facilitate development of auto supplier industries.

A vehicle comprises over 20,000 parts. As manufacturers or assemblers, our added value is not big itself but mainly comes from our suppliers. In order to support growth in an automotive industry, the tier 1, 2, or 3 supplier base in any market should be well developed. How to facilitate growth of these supporting industries in terms of volume and quality is another key to development of an automotive industry.

Globally, Mitsubishi joined the Renault-Nissan alliance last year. How does that impact Indonesian market presence?

Nissan bought 34% stake in Mitsubishi last year. There is still not a concrete plan as yet but once we are officially in an alliance, we will definitely seek synergies in several areas. They companies are now studying the possibilities in Japan but for now, the

A

E S T

R O

CMO 086 concrete activity or plan in terms of any implication of the development has not yet materialized. But generally speaking, in areas like procurement, if there can be more consolidated, it can produce a good effect; similarly, we can find synergies in logistics.

This is a simplistic view and for Indonesia, I am not aware of any concrete plan as yet.

Indonesia is focusing on building infrastructure, such as public transportation, including the MRT which would begin operations in Jakarta in 2019. How do you see that impact vehicle sales?

It’s difficult to imagine one, definitive impact because many scenarios can be considered. As economy of any country grows, more and more people come to cities. But expansion of road infrastructure is limited. Thus eventually, public transportation should be prepared. But can mass transportation cast an impact on automotive industry? May be slight, but generally, people buy cars not only for commuting but also because they want to own a car. In Japan, there is great public transport in many cities and people buy cars. The sense of ownership is why people often purchase a car, so there may be a partial impact from oncoming of mass transportation options. But considering the traffic in Jakarta, mass transportation can be useful. In emerging countries, it is often the case – infrastructure development mostly follows rapid economic growth.

The on-demand transportation applications have a disrupting effect on conventional automotive companies. What is Mitsubishi’s take on this especially in markets such as Jakarta where ride hailing apps are increasing in popularity and traffic congestion is becoming worse?

Ride-hailing apps, in general, are a really disruptive innovation. They have become increasingly popular in the US and Europe. Many institutes have even forecast that vehicle sales in the future in those countries will take a hit because of the rising popularity of ride-share apps. Even though I agree that it may happen, I believe that in emerging countries, ride-share apps don’t pose a significant threat. As I mentioned, many people would still want to buy cars to add to the happiness in their lives. Vehicles provide a symbolic value to the family to success and advancing status. In Indonesia, for example, the desire to own a car is still quite prominent.

Another aspect is that in order to accommodate the needs of ride-share business model, people still need cars. That’s

the difference between developed countries versus emerging countries. In the former, there is a very large vehicle population and most cars sit idle all day. The concept of ride-share is basically to reduce this idling time of the existing cars in the market. In Indonesia, it is a different scenario. The majority of population is still in the process of improving their social economic classes and hence availability of idling cars is limited. We can therefore also see ride-share as another demand creator in emerging countries.

Tesla is bringing electric cars to mainstream. Even Mitsubishi manufactures electric cars. Is the future electric?

An electric vehicle (EV) is essentially a successor of HV (hybrid vehicle). Among all the types of environment-friendly alternatively powered vehicles such as EV, HV, PHEV (plug in hybrid vehicle), fuel cell electric vehicle (FCEV), EVs have been the most promising over the past five years. It seems like EVs have come into the mainstream but in my personal opinion, the battery capacity and performance are not optimal right now to accommodate customer needs or sell it as a worldwide or nationwide mobility option. There are many barriers still, like vehicle range and charging time.

Ideally, 5-minutes charging the battery should take you 300 kms. Otherwise, customers don’t get confidence to drive EVs. Especially in hotter climates where air conditioners are must to use, the battery runs out even faster. The infrastructure of charging stations are also a factor; it’s a chicken-and-egg situation. That’s why many manufacturers today focus on PHEV, which has a small battery plus a conventional engine so if battery runs out, vehicle can drive on regular engine that generates the electric power. Mitsubishi also offers plug-in hybrid vehicles. EVs therefore may continue to be popular among alternative powered cars in the 2020s but fuel cell might be prominent in the future.

Autonomous cars are being rooted to be the next-big-thing in automotive market. Does Mitsubishi consider them as practical transportation option in the future?

A lot of automakers are putting resources in this field and I believe, in the future, yes, they can become a practical transportation option in the future. Most car companies in the world, and in Japan, are working on self-driving cars. For autonomous cars to become a success, it is very important to follow lane driving. The cars work with a camera to capture the view in the front, so

Our CMO of the Month’s CV Kyoya Kondo President Director of PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia

• • • • • •

DOB: 27 February 1967 Graduation: Hitotsubashi University, Japan with Major in Social Science Joined Mitsubishi Corp. in 1989 Worked in several ASEAN countries including Thailand, Philippines and Malaysia Worked as GM, Motor Vehicle ASEAN and South West Asia dept before moving to Indonesia Hobbies include sports activites, he has joined 20 races of traithlon from Olympic distance to long distance

it’s pre-conditioned. So it would again come down to infrastructure, 3D mapping, clear precise signs are needed. But yes, it sounds like a practical transportation.

Any last comments?

As I said, this year we are entering a new chapter of the long history of Mitsubishi in Indonesia. We are trying to accommodate customer needs better and become a good citizen of the Indonesian society and make greater contribution to the community through our products and services. It is my commitment to make Mitsubishi Motors as Top of Mind brand in Indonesia.

SALES & N PROMOTIOALS N O PR FESSIO

FIRST OF MAY 1990 - 2017

NYA

ALES & CARA JITU S

N PROMOTIO

7T'S OF SALES & PROMOTION PROFESSIONALS 1 TERRITORY

CONNECTORS :

FACILITATORS :

HERMAWAN KARTAJAYA

6 TEAM 7 TRUST

DIMAS SOEROJO

FOUNDER & CHAIRMAN MARKPLUS, INC.

2 TARGETING

5 TECHNOLOGY

MARKPLUS INSTITUTE

3 TACTIC

SETYO RIYANTO

4 TANGIBLE

MARKPLUS INSTITUTE

JACKY MUSSRY

DEPUTY CEO MARKPLUS, INC.

ARDHI RIDWANSYAH

MEDAN 1 - 2 MARCH 2017

MANADO 6 - 7 MARCH 2017

SURABAYA 5 - 6 APRIL 2017

PONTIANAK 3 - 4 APRIL 2017

BALIKPAPAN 29 - 30 MARCH 2017

SOLO 10 - 11 APRIL 2017

PADANG 12 - 13 APRIL 2017

BANJARMASIN 17 - 18 APRIL 2017

PEKANBARU 13 - 14 MARCH 2017

JOGJA 15 - 16 MARCH 2017

MARKPLUS INSTITUTE

Rp 750,000 Rp 2,500,000

/ PERSON

SEMARANG 22 - 23 MARCH 2017

PALEMBANG 20 - 21 MARCH 2017

/ 5 PERSONS BANDUNG 19 - 20 APRIL 2017

BANDA ACEH 26 - 27 APRIL 2017 5

th

2017 #JMW2017

DENPASAR 22 - 23 MAY 2017

TITLE PARTNER:

KEY PARTNERS:

URW 19 - 21 MAY 2017

MAKASSAR 15 - 16 MAY 2017

JMW 3-9 MAY 2017

#IMF17

marketeersfestival.com marketeers.com

JAYAPURA 17 - 18 MAY 2017

Marketeers

@the_marketeers

PARTNERS:

OFFICIAL AIRLINES:

marketeers

MarketeersTV

MEDIA PARTNERS:

POWERED BY:

A CCPIT 088

E S T

R O

A

E S T

R O CCPIT 089

ICHI-GO ICHI-E One Chance in One Life

TREASURE THE RARE TIMES OF TOGETHERNESS

Li Wei

Deputy Chief Representative Representative Office in Indonesia China Council for the Promotion of International Trade Commercial Sub-Council

First Anniversary for CCPIT-CSC Representative Office in Indonesia First Anniversary for CCPIT Column in Marketeers

Representatives from Ministry of Agriculture China, CCPIT headquarters, CCPIT-CSC Representative Office visiting Ministry of Agriculture Indonesia

First Anniversary for CCPIT-CSC Representative Office in Indonesia Our representative office established last year in May is already one year old.

This year is a year for exploration. Following the instructions from Hendra Warsita, Chief Representative of CCPIT-CSC Representative Office in Indonesia, we aim to become more than just a name plate to really help the cause of international trade promotion between China and Indonesia.

We publish information, help the two countries understand each other better.

We deliver a weekly news summary to CCPIT China consisting of Indonesian economic and trade information and investment opportunities, sourced from major local Chinese newspapers based in Indonesia.

Every Monday, it is punctually delivered to CCPIT umbrella organization which includes tens of thousands of companies, industry sub-councils from all walks of business, and CCPIT cities’ and provincial’ branches.

We aim to help China really understand Indonesia. Meanwhile, we assist Indonesian

local governments and companies seeking resources and technologies from China.

Currently, we are working to explore the organic garbage separating technology from China, which we hope can be a useful technological asset to Indonesian companies interested in the technology.

We eliminate misunderstandings, help both governments communicate smoothly.

The Chinese Ministry of Agriculture and the Ministry of Commerce commissioned CCPIT to visit Indonesian government to look into some issues related to export of some products. Our representative office accompanied the delegation throughout their visit to facilitate better communication. It actually turned out to be a misunderstanding. . Authorized by both ministries, our representative office, together with our Chinese partner, are now engaged in informally communicating with both countries, trying to reach an agreement before the next meeting in Beijing. We are confident to see a positive result eventually and elimination of the misunderstanding.

We provide assistance to companies seeking

bilateral trade opportunities Sometimes, we are able to receive firsthand information or resources from China which can be extremely useful to Indonesian companies looking to explore Chinese markets. Next month, there is a Coffee and Tea exhibition in China, the largest such annual exhibition. Because of our network in the Ministry of Agriculture, we have been able to get a very good location for Indonesian exhibitors at the event free of charge. Following talks with relevant Indonesian companies, we will facilitate the visit for a group of Indonesian companies, let the Indonesian coffee and tea go to China!

Last year, although we did not walk too fast, but we walked stably to create a firm footing. We will continue to work harder towards greater promotion of trade between China and Indonesia!

First Anniversary for CCPIT Column in Marketeers We also very proud of this column. At the beginning, we positioned this column as

A

E S T

R O

CCPIT 090 “foreign investors’ points of view about Indonesia market, provided by Chinese enterprises”. But in actual practice, we are not just exploring Chinese foreign investors’ points of view on Indonesia market, but we also dig out some novel facts and littleknown stories about Chinese enterprises in Indonesia.

We find out Chinese official attitude is positively optimistic that China can play a good role in Indonesia’s process of development.

Economic and Commercial Minister Counselor of China in Indonesia, Mr. Wang Liping directly pointed out in his article, “Chinese companies should reach “Indonesia Team, China Speed” instead of “China Team, China Speed”, to develop skills of local people. Zhang Min, Chairman of China Chamber of Commerce in Indonesia also very objectively mentioned the situation of Chinese investment in Indonesia. But both these gentlemen also hope that the Indonesian side can actually welcome Chinese investment through its actions , which indicates some unnecessary difficulties for Chinese investments in Indonesia.

We find out, the form of Chinese investment is changing from simply trade resources to technology transfer.

Top Chinese companies in Indonesia are mostly the ones transferring advanced technologies. IMIP, the company with the

biggest Chinese investment in Indonesia, is a typical case in point. Before it came, Indonesia had no stainless steel production, but now it produces stainless steel as large as the production from whole of Europe.

Another company we invited for our article is YOFC, the Chinese optical fiber company which built the first optical fiber factory in whole of ASEAN last year in Karawang, Java, Indonesia. This year, they have told us they are building another factory besides it.

We find out, well-performing Chinese companies in Indonesia are the ones who have undertaken large-scale localization.

As one of the most successful companies in Indonesia’s consumer market, OPPO is relatively low profile. Fortunately, we featured an exclusive column on their story written by none other than OPPO’s CEO himself. That was the first time we discovered that OPPO has 27,000 employees in Indonesia! And 99.5% of them are Indonesian! OPPO therefore is one company which follows what Minister Councilor Mr. Wang said “Indonesia Team, China Speed”.

Another case is Vivan, this fully Indonesian company and brand is built by a Chinese.

There is an increasing trend of Chinese enterprises in Indonesia transferring Chinese technology, emphasizing localization, and being good corporate citizens for the development of Indonesia.

We can see many examples of this from our one-year old column, and it’s highly inspiring.

ICHI-GO ICHI-E (One Chance in One Life) “Treasure the Rare Times of Togetherness” Ichi-go, Ichi-e is from the Japanese Tea Ceremony, meaning people drinking tea together might only meet once in the lifetimes.

I deeply feel that now is the time for China and Indonesia to develop an “Ichi-go, Ichi-e” relationship.

Because of saturation in domestic market, Chinese companies must go abroad to look for a sizable, and stable market. Indonesia today is in a high-speed development phase, infrastructure has become a top priority, and it must find strong investors who can undertake rapid implementation.

China and Indonesia’s development stages, coincidentally, are highly synergetic.

This time perhaps provides the best mutual opportunities between China and Indonesia in our short lifetimes.

We must cherish it.

And all those issues which might interfere with China and Indonesia’s “Ichi-go Ichi-e” relationship, such as labour visas, cultural differences, historical events, we must seriously and positively learn to set aside.

A

E S T

R O Market 091

I Told You 2 years ago about Brands and Vlogs – Have You Done Anything Yet? Okay, so I am currently in Chicago – I’ve been invited to speak at the IFANCA 19th Halal Food Conference. It’s 1:30am Chicago time, 7:30am London time, and 1:30pm Jakarta time. I should really be trying to get some sleep, but my body clock is still in another time zone, and the Marketeers are chasing me for my article, which I forgot to write, and the deadline is now. So now I am going to write it in one sitting and the clock is ticking…

Hendra has asked me to write about Vloggers and Brands – so here goes…

logging is an interesting thing and it didn’t really exist before YouTube - because I mean before YouTube, where would you show or watch such content? Now, YouTube is only 12 years old and depending on how old you are, that seems like a long time [to Millennials/Gen Y], a short time [to Gen-X and Babyboomers], or a ‘so what’ observation [to Gen-Z], because it’s been around all of the time.

I fall into the category of seeing it as a short time. To me it’s amazing that we’ve all switched our behaviours so quickly, and probably for ever now, in a way that means that we crave platforms that allow us all in one place to search for information, answers, entertainment, public opinion, and communities – and in video format.

YouTube, Wikipedia, Facebook, Instagram, Snapchat, Urban Dictionary and others, piece by piece, are signaling the death of static, physical, dictionaries and libraries as we once knew them. They’re also killing and replacing television. In a classroom

Prof Dr Jonathan A.J. Wilson

& Bilal to his friends ABCD Expert (Ads, Brands, Comms & Digi) @drjonwilson wilsonj@richmond.ac.uk www.drjonwilson.com

discussion, my students said that they easily watch 4-5hrs of YouTube a day.

And this is why Vlogging is big news. Now I wanna paste some of what I wrote exactly two years ago in this very magazine in April 2015 – not because I want to hit my word count faster, but just to see… “…Where they do enter into sponsored content and sponsorship agreements, vloggers and viners only do exclusivity for that one piece of specific content. After that, they are free to work with competitors and that’s the big difference between their agreements and those sponsorship agreements of athletes and celebrities.

Also, it’s the vloggers’ and viners’ ideas, their creativity and spontaneity, and there is no media machine behind them helping to hothouse engineered consumer consent. Corporates have had to loosen the reins of control and really treat these as two-way collaborative arrangements.

Vloggers’ and viners’ audiences come first and foremost, and what they think matters. So if their audience wouldn’t approve, or the content will suffer they will turn down commercial offers. Their main aim is to keep their audience satisfied and maintain one-to-one dialogue – and they seriously do take the time to communicate directly and reply to messages.

It’s these things that help to protect their credibility and authenticity.

So with such skills and such a following, that’s surely going to affect our wider realities too. Who knows, maybe professors will be hired on numbers of likes and hits on social media in the future.

We’re also seeing a convergence between corporate and consumer brand theory and practise. We have branded humans, humanized brands, and branded humans. Brands have become those meaning creators, language shapers, and game changers – that join image, messages, and meaning across territories and boundaries. The lines are now blurred,

A

E S T

R O

Market 092

fuzzy, and grey between who defines and controls power, legitimacy and urgency. Anyone can be a brand, a journalist, a storyteller, a scholar, and a politician.

If we look at Obama and his selfie videos and comments on tweets about him, then he’s raising the bar pretty high for leaders now. Another example of how he’s not a fish out of water when in comes to the new normal of social media. How many politicians, members of the C-Suite, university Vice Chancellors etc could pull this kind of performance off? Not many I’d say, but I guess that this the new normal for leaders now - not just to get your grad. trainee to pump out the odd tweet, but to say it with a selfie yourself and look at ease.

So why do I say that YouTube and Vine stars will take our jobs? Well on first reading that statement may sound silly - but if we’re talking about the numbers that these guys are generating in the millions, how much time people spend watching intently (as opposed to switching over, skipping, or switching off, passively consuming, and leaning back from conventional advertising) then we can see that this isn’t just a numbers game. They are winning hearts and minds, encouraging interactivity, and eliciting a form of branded consumption based action that transcends previous barriers and segmentation criteria.” …What’s new? Well, Vine doesn’t exist any more, but our love of super short looping videos does.

The US has a President, made off the back of reality TV, who bypasses journalists and Tweets his views instead. The top vloggers are making serious money.

Universities and companies are obsessed with rankings and any metrics that potentially can get them more money, students and customers – but they are still scared to employ these superstar vloggers for any length of time.

Vloggers remind me of the story of the Pied Piper of Hamelin – where they are the piper. There’s a sense of false promises or lack of respect by the establishment at times, after the vlogger has removed the rats [complaining customers and bad press] from the neighborhood. The vlogger feels that they have the power, if they so choose to use it, to lead the young away somewhere never to return.

So what I think is that we are gonna see a new business model and company evolve, which is vlogger centric, and has to tackle the balance between Commercial versus Community head-on. The top vloggers will work in such a way that like elite professional athletes, their vlogs are in part a way to build a foundation and then line themselves up for the next chapter of their career – whether that’s acting, a talk show, a new self-branded product launch, or professional services.

So if in response to the title of this article you haven’t done anything yet, here’s what you should be doing right now:

Personal Branding

• Whether you have your own webpage or not, buy the web domain names that are actually your own name.

• Develop the art of telling your own personal story in the style, tone, and format appropriate for each social media platform – because each platform has a different feel, associated behavioural patterns, and communities. Start with LinkedIn. • Think that Personal Branding is basically the same theoretical and practical approach - whether it is a product, service, idea, nation, or person. You want to strive for brand consistency; a clear and credible identity, personality, and messaging; top of the mind recall and awareness in your category and community; and most importantly that your branding activity has the end result of enabling you to command a premium compared to unbranded offerings.

• Don’t go chasing numbers, but do network in order to build a diverse range of contacts, from different sectors and regions.

• Spend 1 hour a day on Personal Brand-building and profiling.

Vlogging

• Don’t worry about the number of followers – instead, worry about producing consistent, relevant, and quality content in 30sec, 60sec, 2-3min formats. When one video breaks through, the same people will check your back catalogue and you’ll hit those numbers too.

• Use idents, key quotes and subtitles (multi-language if you can). Create your own logo that looks good on a mobile screen.

• Look right into the camera and appear in your videos to make it an engaging, intimate and hypnotic experience.

• Back up what you’re saying with quotes or references to other sources – the more wide ranging and eclectic the better, as this will increase your credibility, relevance, and search.

• Listen to feedback, but develop a thick skin, be your own worst critic, and pick one or two people who you wanna be better than – and just go and do it!

So amazingly, this article took me one hour to write!

I’m keen to hear from you guys out there. If you wanna team up and make a video sometime then contact me and check my story out at www.drjonwilson.com

MAY 2017 www.marketeers.com www.marketeers.com/tv

p 94 Membalut Layanan Publik Dengan Teknologi p96 Surga Tersembunyi Togean

MarkPlus Center for Government & Public Services

Membalut Layanan Publik Dengan Teknologi Oleh Sigit Kurniawan

Teknologi terbukti mumpuni untuk menyelesaikan persoalan-persoalan pelayanan publik tradisional. Pemerintah Kabupaten Kudus sudah menerapkannya dalam tiga bidang utama, yakni pendidikan, kesehatan, dan UKM. Seperti apa hasilnya? alah satu tolok ukur keberhasilan sebuah pembangunan di sebuah daerah adalah pada pelayanan publiknya.

Namun, seiring perkembangan zaman, pelayanan publik akan efisien dan efektif bila mengadopsi perkembangan teknologi. Paling tidak, ini yang sedang dikembangkan oleh Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

“Soal pelayanan publik ini, yang patut ditekankan adalah satu hal ini, yakni setiap pemerintahan dikatakan transparan dan akuntabel bila publik mampu mengaksesnya,” ujar Musthofa, Bupati Kudus.

Dengan landasan konsep tersebut, Musthofa melakukan inovasi di tiga lini utama pelayanan publik di Kabupaten Kudus, yakni pendidikan, kesehatan, dan sistem cashless untuk transaksi keuangan.

Di bidang pendidikan, pemerintah Kudus menggelar program Sipintar atau Sistem Pendidikan Informasi Nusantara. Program ini dimaksudlkan untuk membangun relasi yang baik antara siswa dengan tenaga pengajar maupun tenaga pengajar dengan orang tua atau wali murid. Program berbasis teknologi internet ini memampukan orang tua bisa mengakses dan mengontrol aktivitas anak-anaknya di sekolah.

“Melalui aplikasi Sipintar yang sudah disosialisasikan sehingga orang tua tetap terkoneksi dengan sekolah tempat anakanaknya belajar,” kata Musthofa.

Bagi siswanya, Sipintar juga membuat budaya belajar menjadi menyenangkan.

Musthofa mengatakan, Sipintar mendukung terbangunnya all day school. Ini tak berarti anak-anak harus belajar 24 jam sehari tanpa henti. Tetapi, mereka bisa belajar dengan menggunakan gawai maupun laptop mereka yang terkoneksi dengan sistem tersebut.

Mereka juga bisa belajar secara online bersama para guru mereka.

110 094

Hal yang sama juga dilakukan untuk layanan kesehatan. Teknologi, sambung Musthofa, juga digunakan agar layanan kesehatan ini makin merata bagi seluruh warga Kudus. Kabupaten Kudus menyediakan pemeriksaan dan pengobatan gratis, mulai dari Puskesmas dan Rumah Sakit Kelas Tiga. Menurutnya, bila warga belum memiliki BPJS Kesehatan, mereka bisa mengakses hanya dengan menggunakan KTP atau surat keterangan.

“Sekarang, rumah sakit ini bisa diakses melalui gawai. Dengan aplikasi, warga bisa mencek kamar rumah sakit yang kosong atau dokter yang sedang jaga. Teknologi ini menghindarkan warga dari kecele saat tiba di rumah sakit ternyata kamar penuh atau dokter yang diinginkan sedang tidak ada di tempat,” katanya.

Teknologi dalam pelayanan publik menurut Musthofa menjadi sebuah keharusan mengingat warga sudah semakin terkoneksi dengan teknologi – khususnya dengan ponsel pintar mereka.

Musthofa tak tanggung-tanggung mendeklarasikan Kudus sebagai Paku Bumi Pendidikan. Salah satu upayanya dengan mengangkat sekolah-sekolah kejuruan – seperti tata boga maupun tata busana.

Dalam hal ini, Pemkab Kudus tak sendirian.

Ia menggandeng berbagai lembaga dan perusahaan untuk mendukung program tersebut. Pendidikan vokasi atau pendidikan

ilmu terapan ini diharapkan mampu melahirkan tenaga-tenaga yang siap pakai di dunia kerja.

“Kami memulai pendidikan vokasi dari berbagai lini, baik dari bidang kemaritiman, teknologi, permesinan, kuliner sampai inovasi produk, fesyen, dan desain animasi,” katanya.

Upaya tersebut tidak mengandalkan APBD, tetapi mengandalkan kolaborasi dengan banyak pihak pendukung seperti Djarum Bakti Pendidikan. “Hanya dengan ini, generasi Kudus mampu bersaing di tingkat global,” tambah Mushtofa.

Cara unik angkat UKM Di bidang ekonomi, khususnya dalam mengangkat perekonomian rakyat Kudus, Musthofa menggelar program khusus.

Pemerintah Kudus memosisikan diri sebagai fasilitator bagi masyarakat yang sangat membutuhkan pinjaman bank tetapi mereka dalam kondisi belum bankable. Padahal, secara umum, mereka yang mengakses perbankan adalah mereka yang sudah bankable dan visible. Musthofa melihat banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) di Kudus yang sudah sangat visible dan potensial tetapi belum bankable. Padahal Musthofa ingin semua layanan perbankan itu bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

“Pemerintah berinisiatif untuk

MarkPlus Center for Government & Public Services

memberikan solusi dengan membangun Kredit Usaha Produktif (KUP). Di sinilah, negara hadir di tengah-tengah masyarakat,” katanya.

KUP merupakan kredit yang memberikan pinjaman tanpa jaminan dan tidak ada potongan administrasi dalam bentuk apa pun dengan bunga 0,9% per bulan dan sudah termasuk asuransi. Di sini, Pemerintah Kabupaten Kudus

menggabungkan lembaga keuangan seperti perbankan dengan lembaga penjaminan.

Bagi Musthofa, cara ini menjadi strategi untuk menjaga kesinambungan bisnis UMKM di Kudus.

Dengan KUP, para pelaku UKM bisa meminjam duit – mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 20 juta tanpa jaminan. “Bagaimana kalau terjadi forje majeure dalam arti mereka tidak bisa

menggembalikan? Nasabah tersebut tidak perlu membebani ahli waris mereka.

Lembaga penjaminan terkait yang akan menyelesaikan kewajibannya. Semua ini kami lakukan tanpa APBD,” kata Mushtofa.

Dalam pelaksanaan KUP, Pemkab Kudus menggandeng beberapa lembaga, seperti lembaga penjamin kredit dari Jamkrindo dan Askrindo. Pemkab juga menggandeng Bank Jateng sebagai lembaga penyalur kredit. KUP ini diberikan kepada warga yang benar-benar sudah memiliki usaha.

Landasan pemberian KUP tetaplah moral hazard.

“Langkah kuncinya adalah bagaimana mempertemukan antarlembaga untuk bersama-sama mengangkat perekonomian warga. Kami bersyukur langkah ini berbuah kebaikan khususnya layanan bagi wong cilik. Pemerintah Kudus, baik soal kemiskinan di bawah jauh dari tingkat nasional maupun provinsi,” katanya.

Dinilai inovatif, KUP pun ditiru oleh daerah-daerah lain di Indonesia. Metode ini dinilai berhasil dalam mengakomodasi para UKM untuk mengakses permodalan.

“Harapan kami, ini bisa menjadi program nasional sehingga perekonomian rakyat terus terangkat di seluruh Indonesia,” pungkas Musthofa.

095

MAP

Surga Tersembunyi Togean

096

MAP

Teks: Wasi Zada & Jaka Perdana Foto: Risma Putri & Bondan Gheraldy

Entah, berapa banyak wilayah di Indonesia yang layak disebut sebagai surga dunia.

Baik itu yang sudah terjamah atau belum. Yang belum terjamah jumlahnya diyakini masih sangat banyak. Salah satu yang mulai menampakan diri adalah Togean.

ulawesi dengan garis pantainya yang panjang dan dikelilingi laut memang menawarkan panorama underwater luar biasa. Bunaken sedari dulu punya awareness tinggi di luar negeri. Belum lagi Wakatobi. Di luar itu, sebenarnya masih banyak lagi spot yang menjadi surga pecinta laut dan pantai.

Adalah Togean, dunia hilang lainnya yang mulai diangkat dan dikenalkan ke dunia luar. Bayangkan, untuk menikmati cantiknya wilayah Kepulauan Togean, seseorang perlu berjuang selama 12 jam perjalanan dari Gorontalo ke Wakai. Pulau yang satu ini adalah tempat di mana semua petualangan dimulai.

Menikmati Togean punya cara sama seperti halnya di Komodo, Derawan, maupun Raja Ampat, yaitu lewat island hoping. Beranjak dari satu pulau ke pulau lain, menikmati suasana di atas pasir sampai di bawah laut.

Kesamaan lainnya adalah masih banyak spot atau pulau yang sangat sepi tanpa kehadiran seorang pengunjung pun.

Aura magis Togean diawali di Pantai Karina atau biasa disebut Karina Beach. Untuk menuju ke pantai ini bisa menggunakan boat dari Kawai. Karina adalah tempat bagi mereka pecinta pantai dengan pasir putih, airnya yang bening, serta sepi. Sebuah kombinasi apik yang dilengkapi dengan kehidupan biota laut di lepas pantainya yang super jernih, tempat ikan-ikan tropis bisa terlihat dengan mata telanjang.

Tebing Dalam Laut Masih satu spot dengan Karina Beach, terdapat danau di tengah pulau yang menjadi tempat hidup ubur-ubur yang dilindungi. Uniknya air di sini

bukanlah air tawar, melainkan air laut yang terisolasi dan di situ ubur-ubur berkembang biak massal. Tentu saja siapapun bisa berenang di tengah danau yang di keliling tebing tersebut.

Jangan khawatir tersengat karena para ubur-ubur sangat friendly dan tidak beracun. Satu hal mungkin yang menjadi perhatian adalah jangan menggunakan sunblock ketika berenang. Sekalinya terkena krim matahari, konon ubur-ubur itu akan langsung mati.

Dari Karina Beach, merapat sedikit ke tengah laut untuk menikmati hamparan bawah laut Togean. Dan, tidak salah jika Sulawesi bisa disebut sebagai salah satu surga bawah laut. Karang-karang di sana masih sangat sehat dan enak dilihat. Jika berani menembus agak ke dalam, terhampar karang-karang besar berbentuk terompet. Lebih menggemaskan adalah ikan-ikan kecil di sekitar karang yang tidak takut kehadiran manusia dan tidak segan-segan mendekat.

Paling luar biasa adalah titik snorkeling dan diving di kawasan bernama California Reef. Bernama demikian karena di dalamnya terdapat banyak tebingtebing layaknya kawasan tebing daratan di wilayah AS, hanya kali ini versi underwater. Tidak perlu dideskripsikan lagi kondisi bawah lautnya yang diisi karang-karang sangat sehat dan masih utuh.

Rupanya di California Reef ini ada sejenis uburubur sangat kecil dan senang menyengat jika ada manusia. Namun jangan takut dulu, karena saking kecilnya sengatan mereka seperti tetesan hujan rintikrintik. Bahkan, kadang tidak terasa bahwa di sekitar tubuh kita ada sekelompok ubur-ubur mini. Bagi yang berani berenang lebih dalam, akan ditemukan ikan barakuda yang senang bergerombol dan membentuk sebuah pola, layaknya di film Finding Nemo.

097

MAP

Desa di Atas Laut Togean mulai punya nama bagi sebagian masyarakat, terutama pecinta traveling. Gambargambarnya sudah mulai banyak bertebaran di Instagram. Salah satu yang sering di-highlight ketika ke Togean adalah desa di atas laut bernama Desa Bajo.

Konon desa unik tersebut termasuk salah satu pemukiman di atas laut yang masih ada di muka Bumi.

Bajo sendiri adalah nama suku di sana dan hidup di bagian ujung Pulau Malenge. Bayangkan, setiap hari mereka menikmati suasana alam dengan laut jernih, hamparan langit luas, dan cakrawala di sekitarnya.

Sesuatu yang selalu diimpikan kaum urban.

Satu hal yang selalu disarankan pagi pengunjung Desa Bajo adalah membawa buku untuk diberikan kepada anak-anak lokal. Telisik punya telisik, anak-anak yang jauh dari hingar bingar perkotaan tersebut sangat haus akan membaca. Setiap buku yang diberikan sangatlah berarti, karena keterbatasan akses dari dunia luar. Walau terasa ironis, karena mereka tinggal di tempat impian semua orang.

Selain itu, ada Pulau Malenge yang memiliki jembatan sangat panjang untuk menyambungkan pulau yang ada di seberangnya. Jembatan kayu tersebut kemudian menjadi ikon dan populer di kalangan traveller. Walau panjang, berjalan di sana

sangatlah luar biasa. Belum lagi di dekat desa ada sebuah bukit yang bisa didaki, di mana dari puncaknya bisa menikmati panorama 360 derajat desa dan sekitarnya.

Lalu bagaimana dengan akomodasinya? Di Pulau Kadidi di seberang Pulau Togean ada beberapa resort yang bisa dipilih. Semuanya tidak ada yang modern karena arsitekturnya sangat natural dan didominasi oleh bahan kayu. Bahkan, ketika malam tiba tepat pukul 12, listrik dan air dimatikan karena sumber daya serba terbatas. Namun, justru disitulah seni berpetualang di Togean.

Memang, semuanya terasa terbatas, tapi jiwa yang haus akan petualangan di laut bisa terpuaskan di Togean, surga tersembunyi lainnya di kawasan Nusantara.

110 098

CULTURE

Travel Fashion Product Inside Movies Music Market Book Food

P. 102 P. 104 P. 104 P. 100

P

O

P

C U

L T

U

R E

Food 100

Baxter Smith

3 Joints, 1 Roof Oleh Saviq Bachdar

Sulit menemukan lokasi hangout yang memiliki tiga konsep berbeda dalam satu atap. Baxter Smith adalah satu pilihan yang tak boleh dilewatkan.

emasyhuran Jalan Senopati sebagai “markas” bagi restoran, kafe, dan bar kekinian ibu kota mulai melebar ke lokasi di sekitarnya, seperti Jalan Suryo, Jakarta Selatan. Di sana, bersemayam sebuah lokasi melepas penat yang menawarkan konsep ekonomis 3 in 1, alias perpaduan dining room, lounge, dan rooftop bar. Dia adalah Baxter Smith.

Lokasinya persis di depan Kanawa Cafe, dengan nama brand diletakkan menggantung di batang pohon kokoh yang berada di depan gedung. Namun, sesampainya di lantai dasar, Anda tak langsung merasakan atmosfer dari venue ini. Sebab, doorman akan mengarahkan Anda ke lift untuk menuju lantai satu. Dan, Anda pun akan merasakan nuansa yang benar-benar berbeda.

Penjelajahan pertama adalah dining room yang berfungsi sebagai restoran. Sang desainer merancang ruangan dengan mengadopsi gaya rusty yang penuh dengan aksen metal, detail gerigi, serta lampu-lampu klasik. Dengan area duduk hingga 80 orang, di sini Anda dapat memesan hidangan istimewa bergaya fusion yang mengedepankan asimilasi cita rasa Asia

P

O

P

C U

L T

U

R E Food 101 019

dan Eropa.

Misalnya Tuna Tataki. Seared tuna lembut ini disajikan bersama puree wortel rasa gingery, lengkap dengan salad segar yang dihiasi ginger ponzu alias garam kasar ala Jepang. Teknik memasak searing tersebut membuat bagian luar tuna matang, tetapi agak mentah pada bagian dalam.

Setelah menyantap hidangan lezat dari Chef Sigit Untoro, perjalanan berlanjut ke lantai dua yang menjadi persinggahan ideal bagi kaum nokturnal. Sebuah bar persegi berada di tengah-tengah venue, sementara taburan sofa kulit gelap menempel di sisi ruangan. Panggung DJ berada di depan, dengan lantai dansa yang cukup lapang, walau tak bisa disebut besar.

Di sini, saatnya Anda melepas dahaga dengan ragam pilihan wine dan minuman

liquor yang dikurasi oleh Mixologist Doni Irianto Purba. Seperti Mint Swizzle yang tampil cantik dengan balutan warna hijau segar, terbuat dari campuran apik antara kiwi, rambutan, fresh mint leaves serta fresh lime juice. So refreshing!

Puas dengan musik DJ yang menghentak denyut jantung, saatnya merileksasikan diri dengan alunan musik jazz yang mengayunayun lembut di lantai tiga. Lantai ini didedikasikan sebagai rooftop bar dengan kaca transparan yang membaluti dinding dan atap, seolah berada di dalam sebuah rumah kaca.

Meski bukan bangunan jangkung, Anda masih bisa melihat gedung-gedung pencakar langit Jakarta, sembari merasakan sensasi senja yang hangat ketika matahari mulai membenamkan sinarnya di ufuk barat.

“Kami hadir menawarkan one stop entertainment yang merangkul banyak crowd dengan tiga konsep berbeda. Kami ingin menjadi nomor satu di ibu kota,” tutup Adrian Prawira, 24 tahun, pemilik Baxter Smith.

Jalan Suryo No. 28, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Buka setiap hari, pukul 10:00 - 03.00 WIB Rp 400.000 untuk dua orang (approx.)

T: +62 21 27513911 baxtersmith.com

P

O

P

C U

L T

U

R E

Product 102

2

1

Daihatsu New Ayla, Garap Segmen Baru

Toyota New Agya Makin Sporty, Sasar Anak Muda

Astra Daihatsu Motor (ADM) menambah varian baru Daihatsu Ayla dengan mesin berkapasitas 1.2L. Dengan begitu, New Ayla sekarang memiliki dua pilihan mesin, yakni 1.0L dan 1.2L. Sehingga, yang tadinya hanya berfokus pada first entry family kini New Daihatsu Ayla menyasar para anak muda dan first jobber.

New Ayla menggunakan dual VVT-I yang lebih bertenaga dan irit bahan bakar. Total ada sembilan pilihan varian dengan enam pilihan warna. Harga yang dipatok untuk New Ayla ini untuk yang bermesin 1.0L berkisar antara Rp 92,5 juta hingga Rp 132,8 juta. Sedangkan yang bermesin 1.2L manual dari harga Rp 125,3 juta hingga Rp 136,3 juta. Untuk yang 1.2L otomatis dari Rp 135,3 juta hingga 146,3 juta. Target penjualan New Agya di kisaran 3.000 per bulan.

Toyota New Agya sekarang tampil lebih stylish dan disebut memiliki beragam fitur yang terlengkap di kelasnya.Selain itu, hadir juga Toyota Agya dengan mesin 1.2L Kehadiran New Agya ini untuk membidik kaum muda dan pekerja kantor. Tidak heran bila penampilannya pun lebih segar dan sporty.

New Agya menggunakan mesin VVT-i untuk mesin 1.0L yang menghasilkan tenaka 67 PS. Sedangkan yang bermesin 1.2L menggunakan mesin dual VVT-I yang bertenaga 88 PS. Dengan begitu, New Agya akan semakin bertenaga dan lincah.

New Agya memiliki 11 varian. Ada tujuh varian di mesin 1.0L. Harganya dari Rp 127, 6 juta hingga Rp 144,4 juta. Sedangkan yang bermesin 1.2L ada empat varian. Harganya mulai Rp 134,6 juta hingga Rp 151,9 juta.

3 Garmin fenix 5x, Jam Tangan Premium untuk Sport Enthusiast Garmin Indonesia menambah lini produk baru melalui Garmin fenix 5 seri terbaru. Untuk pertama kalinya, Garmin menyediakan tiga pilihan ukuran dalam satu jenis produk agar dapat menjangkau lebih banyak pengguna dengan beragam ukuran pergelangan tangan.

Keunggulan seperti adanya fitur navigasi yang terpasang pada jam tangan pintar ini boleh dibilang lebih lengkap. Di fenix 5 ini

juga tersedia kompas tiga poros, giroskop, dan altimeter barometric, yang didukung GPS dan GLONNAS untuk pelacakan di lingkungan yang lebih menantang dari pada GPS semata. Fitur untuk memonitor denyut jantung dan pelacakan aktivitas harian pun dinilai bakal menjadi daya tarik.

Ingin menjajal? Garmin Fenix 5X ini bisa ditebus dengan harga Rp 11,9 juta.

Moneta Pantone, Alat Masak Penuh Warna

4

Moneta, perusahaan asal Italia yang memproduksi peralatan masak merilis seri Pantone, peralatan masak yang identik dengan warna-warna cerah. Kali ini, Moneta bekerja sama dengan product designer, Lucca Trazzi dari Pantone Universe.

Moneta seri Pantone terdiri dari wok, sauce pan, fry pan dan dutch oven dengan 3 pilihan warna, yaitu merah, orange dan hijau. Semua cookware Moneta Pantone menggunakan teknologi coating keramik anti lengket terbaru yang dinamakan Finegres, yang membuat panas lebih merata sehingga menghemat penggunaan energi. Gagangnya dilengkapi teknologi Heat Proof Pantone sehingga tidak panas saat digenggam. Moneta Pantone digaransi selama 5 tahun untuk manufacturing defect.

Produk-produk Moneta Pantone bisa didapatkan di LaCassa Living World Alam Sutera dan secara online www. kawanlamainternusa.com dengan harga mulai dari Rp 939.000.

P

O

P

C U

L T

U

R E

Product 019 103

5

Mercedes Benz New E-Class E300, Dilengkapi Parking Pilot

Dirakit di pabrik Mercedes-Benz di Wanaherang, Kabupaten Bogor, Mercedes Benz New E-Class tersedia dalam dua pilihan mesin bensin empat silinder. Salah satunya adalah seri E300 dengan AMG line yang bisa menghasilkan tenaga 245 hp dengan torsi 370 Nm. Mesin tersebut ditunjang transmisi otomatis 9 percepatan 9G-Tronic. Perpindahan gigi pun diklaim lebih cepat dan tingkat kebisingan juga berkurang. Seri E-Class ini juga dilengkapi dengan Eco start/stop yang telah memenuhi standar Euro 6.

Fitur yang tak kalah unik adalah Parking Pilot dengan kamera 360 derajat. Fitur ini membantu kita saat kendaraan berada di posisi maju maupun mundur menuju ruang parkir lateral. Selain itu, fitur ini juga akan mengendalikan kendaraan secara otomatis menuju tempat parkir yang telah dipilih dan dapat mengarahkan serta mengerem jika mendeteksi hambatan di sekitar area parkir.

E 300 with AMG Line ditawarkan dengan harga Rp 1,329 miliar (off-the-road). Rakitan lokal ini pun diklaim lebih murah sekitar Rp 50 juta ketimbang versi CBU (Completely Built Up).

6

New Mini Countryman, Lebih besar, Namun Tetap Lincah

Menjawab kebutuhan penggemar MINI di Indonesia,BMW Group Indonesia menghadirkan New MINI Countryman. Generasi kedua ini hadir dengan kabin lebih luas dan desain kokoh. Namun, tetap mempertahankan kelincahan dan tentunya desain unik khas MINI. New MINI Countryman hadir 20 cm lebih panjang dan 3 cm lebih lebar dibanding pendahulunya. Penambahan panjang wheelbase sebanyak 7,5 cm menghasilkan penambahan ruang signifikan untuk lima penumpang.

New MINI Cooper Countryman menggunakan mesin tiga silinder MINI Twin Turbo Technology (turbocharging, direct injection, Valvetronic) dengan transmisi otomatis 6-percepatan. Kapasitas mesin 1500 cc yang menghasilkan tenaga 136 hp pada 4.400 hingga 6.000 rpm, torsi 220 Nm dari 4.300 rpm.

Sedangkan Model New MINI Cooper S Countryman menggunakan mesin tiga silinder MINI Twin Turbo Technology (turbocharging, direct injection, Valvetronic) dengan transmisi 8-percepatan sport otomatis. Mesin berkapasitas 2000 cc yang menghasilkan tenaga 192 hp pada 5.000 hingga 6.000 rpm dengan torsi 280 Nm dari 4.600 rpm. New MINI Cooper Countryman dibanderol Rp 660 juta.

Sedangkan, New MINI Cooper S Countryman dipatok Rp 865 juta.

Catatan, semua harga dalam kondisi off the road.

7

Suzuki IGNIS, Urban SUV untuk yang Berjiwa Muda

Suzuki memperkenalkan genre baru di kelas urban sport utility vehicle (SUV), Suzuki IGNIS. Secara umum, mobil ini menawarkan empat keunggulan, yaitu efisiensi bahan bakar, ground clearance yang tinggi, interior yang modern nan futuristik dan desain yang sporty dalam dua tipe, GL dan GX. Meski memiliki dimensi sepanjang 3.700 mm, mobil ini ditopang dengan ban berukuran 175/65 R15 serta ground clearance 180 cm. Dari sisi keselamatan, mobil ini menawarkan struktur body berkonsep Total Effective Control Technology dengan platform baru, Heartect. Dengan teknologi ini, Suzuki mengklaim bahwa bobot mobil ini bisa berkurang hingga 30Kg. Untuk memacu mobil ini, Suzuki IGNIS dibekali mesin K12M empat silinder segaris berkapasitas 1.197 cc, DOHC, VVT dengan tenaga 83 ps pada 6.000 rpm dan torsi hingga 113 Nm pada 4.200 rpm. Menurut tes jalan yang dilakukan BT2MP-BPPT, konsumsi bahan bakar mobil ini mencapai 23,64 km/liter untuk transmisi manual dan 23,44 km/liter untuk transmisi AGS. Anda tertarik? Harga Suzuki IGNIS dimulai dari harga Rp 139,5 juta untuk tipe GL MT, Rp 159,5 juta untuk tipe GX MT, hingga Rp 169,5 juta untuk GX AGS.

P

O

P

C U

L T

U

R E

Movie & Music 104

Pirates of the Caribean: Dead Men Tell No Tales

Rilis: (AS) 26/5/17

HAMPIR MATI NAMUN SELALU BANGKIT

Seri keempat franchise Pirates of the Carribean tahun 2011 lalu di­ anggap sebagai titik nadir. Namun saga Captain Jack Sparrow tetap menghasilkan cuan melimpah. Tidak heran seri kelimanya langsung tancap gas walau jedanya cukup lama enam tahun.

Dengan subjudul Dead Men Tell No Tales, kisahnya adalah penca­ rian sang kapten (tetap diperankan Johnny Depp) akan trisula dewa laut Poseidon. Tidak mudah tentu saja karena Jack harus berhadapan dengan pasukan orang mati pimpinan Captain Salazar (Javier Bar­ dem).

Pertanyaannya adalah apakah penonton masih menanti Depp seba­ gai Sparrow. Lagi pula Pirates menjual efek visual di berbagai adegan­ nya, yang sekarang sudah mainstream. Mungkin yang bisa membang­ kitkan kisah Captain Jack adalah storyline berkualitas, seperti seri pertamanya. Jika berhasil, dijamin akan ada Pirates lainnya.

Wonder Woman

WANITA YANG SELALU DITUNGGU

DRAKE More Life

KENDRICK LAMAR DAMN.

Banyak yang berubah pada album terbaru rapper asal Kanada ini. Drake banyak memasukan bumbu british hiphop, sebut saja kolaborasinya dengan Giggs, Jorja Smith, dan Sampha. Belum termasuk dengan Kanye West, Quavo, dan Jennifer Lopez. Terlalu banyak track menyenangkan di sini. Sebut saja No Talk, Teenage Fever, Madiba Ridim, dan Get It Together. Semuanya sayang bila dilewati begitu saja. Salah satu rilisan hip-hop terbaik tahun ini.

Nama paling menjanjikan dunia hip-hop tidak butuh waktu lama untuk kembali.

Kendrick Lamar aka K-Dot membawa narasi keras. Melalui DAMN., Kendrick menegaskan bahwa dia adalah rapper terbaik dalam generasinya.

HUMBLE. adalah kritiknya terhadap segala yang terjadi di dunia hip-hop. Bersama Rihanna melalui LOYALTY. K-Dot mempertanyakan kesetiaan.

Terlalu banyak amarah dan pertanyaan di album ini.

JOHN MAYER The Search of Everything

VARIOUS ARTIST Fast and Furious 8: The Album

Rilis: (AS) 2/6/17

Karakter superhero wanita alias heroine jarang dapat tempat di layar lebar. Sampai akhirnya karakter heroine paling beken Wonder Wom­ an muncul solo tahun ini.

Sebagai film pertamanya, Sang Wonder Women yang bernama asli Di­ ana (Gal Gadot) dikisahkan tinggal di pulau Themyscira. Suatu ketika seorang pilot Steve Trevor (Chris Pine) datang dan mengajak Diana ke London. Selain menemukan kehidupan baru, Diana malah terlibat langsung dalam Perang Dunia I. Sebuah penantian lama yang patut ditunggu. Pasalnya, beberapa heroine pernah hadir solo namun gagal total di pasaran. Wonder Women diprediksi akan menjadi yang pertama sukses di genrenya.

Banyak faktor, salah satunya Wonder Women adalah bagian dari DC Universe di mana para jagoan tersebut akan bergabung sebagai Justice League. Tujuannya? Tentu saja mengalahkan pamor The Avengers.

Oleh Jaka Perdana

John Mayer adalah cerminan pria romantis sejati. Petikan dan lirik romantisnya masih bisa membuat wanita dan terkadang pria, luluh. Seolah terkepung balutan pop, RnB, soul, dan blues, John Mayer sukses membaginya dalam porsi sama rata dan menyenangkan didengar. The Search of Everything adalah resep panduan melewati patah hati paling mujarab yang diciptakan seorang flamb yan bernama John Mayer.

Terlalu banyak yang bisa dibicarakan dari seri film tentang keompok balapan liar di jalanan LA hingga akhirnya menjadi orang-orang yang terlalu hebat untuk dikalahkan oleh penjahat seantero dunia.

Pengisi musik dalam album ini juga tidak kalah mahal dengan deretan mobil kece dalam film ini. Pitbull, Kehlani, G-Eazy, Migos, dan nama lainnya mencerminkan satu kata terkait film dan musi nya, mewah!

Oleh Ramadhan Triwijanarko

/jakpost

17997803_MARKETEERS MEI 2017_C-2+3.pdf 1

@jakpost

@jakpostlife

17997803_MARKETEERS MEI 2017_C-2.PDF

The Jakarta Post Digital

17997803_MARKETEERS MEI 2017_C-3.PDF

26/04/2017 1:22:27

Vloggers: Flirting With Brands Vloggers: Flirting With Brands

Add the Official Account of Garuda Indonesia

INFLUENCER MARKETING EDITION

LEZATNYA PASAR MI INSTAN PREMIUM | UNITED TRACTORS BICARA SOAL MARKETING | BERAPA TARIF VLOGGER DI INDONESIA?

FLIRTING WITH BRANDS

MarkPlus-27:

Indonesia (Re) United By Hermawan Kartajaya

English and Chinese Sections Inside

Add us @garudaindonesia

17997803_MARKETEERS MEI 2017_C-1+4.pdf 1

17997803_MARKETEERS MEI 2017_C-4.PDF

Cover may 2017 pilih.indd 1

May 2017 issue Rp.50.000,-

May 2017 issue May 2017 issue

Get exclusive access to special offers and unforgettable new content

17997803_MARKETEERS 2017_C-1_R2.PDF 17997803_MARKETEERS MEIMEI 2017_C-1_R1

www.marketeers.com www.marketeers.com/tv

KNOWLEDGE NETWORKING ENTERTAINMENT

4/25/17 10:12 PM 26/04/2017 1:22:40