Malut post, 09 juni 2015

Page 22

SOSOK

art:ATU

SELASA, 09 JUNI 2015

HALAMAN 22

Sukses Pimpin Halmahera Selatan

Muhammad Kasuba, Cahaya dari Selatan MUHAMMAD Kasuba di dilahirkan pada tanggal 24 September 1960 di Pulau Bacan Ba acan tepatnya di Desa Bibinoi. Muhammad merupakan anak ke k 11 dari 12 bersaudara yang terlahir dari dar sebuah keluarga petani sederhana bersuk bersuku Tobelo Galela dari pasangan Hasan Bin Kasuba dan Ka Nur Binti Daud. Amate, (sapaan akrab keluarga terhadap Muham Muhammad Kasuba, red) m menamatkan pendidikan dasarnya di Madasarny drasah IIbtidaiyah Alkhairaat BibAlkhair 1973 inoi tahun ta dan SD Negeri

Bibinoi 1974. Karena saat itu di Desa Bibinoi belum memiliki SMP maka, dia dibawa orangtua dan saudara-saudaranya bersekolah di SMP Negeri 1 Amasing Kota Bacan. Muhammad Kasuba tergolong siswa yang cerdas di kelasnya. “Tapi saat itu namanya yang tertera di absen adalah Muhammad Hasan,”tutur Salim Ibrahim teman sekelas Kasuba. Setelah naik kelas II, Muhammad Kasuba melanjutkan pendidikannya di Palu Sulawesi Tengah. Disana dia bersekolah di Madrasah Tsanawiyah Alkhairaat dan tamat tahun 1978. Kemudian melanjutkan studi di Madrasah Aliyah Alkhairaat Palu dan tamat tahun 1981. Dia kemudian melanjutkan kuliah di

Universitas Alkhairaat (UNISA) Palu Jurusan Syariah dan IAIN Alaudin Gorontalo Jurusan Tarbiyah. Dengan tekat yang kuat untuk memperdalam ilmu agamanya, Muhammad menuju Pakistan untuk melanjutkan studi di International Islamic University Islamabad jurusan Ushuluddin dan Dakwah. Setelah menyelesaikan S-1, Muhammad melanjutkan studinya ke program pascasarjana. Tak tanggung-tanggung, dia berhasil meraih dua gelar Magister of Arts (MA) pada dua universitas yang berbeda, yaitu Wifaq E Madaris Ahlul Hadits University di Faisalabad Pakistan tahun 1986, dan Quaid E-Azzam University Jurusan Linguistik Arab di Islamabad tahun 1990.

KELUARGA Besar Bupati Halsel Muhammad Kasuba K

Terpilih Menjadi Bupati CURRICULUM VITAE 1. Nama : DR. H. Muhammad Kasuba, MA 2. Tempat dan Tanggal lahir/ : Bibinoi, 24 September 1960 3. Alamat tempat tinggal : Desa Papaloang, Kec. Bacan Selatan, Kab. Halmahera Selatan 4. Jenis kelamin : Laki-laki 5. Agama : Islam 6. Status Perkawinan : a. Sudah kawin b. Nama istri: Hj. Nurdiana Joisangadji, S.PD.I c. Jumlah anak : 8 Orang 7. Pekerjaan : a. Anggota DPRD Maluku Dari PKS 1999-2000 b. Angota DPRD Maluku Utara 2005 c. Dosen STAIN 1997 d. Dosen Universitas Satyagama 2009 sampai sekarang e. Bupati Halmahera Selatan 8. Riwayat Pendidikan : a. SD Negeri Bibinoi 1974 / MIS Alkhairat 1973 Bibinoi b. Madrasah Tsanawiah Alkhairat Palu 1978 c. Madrasah Aliyah Alkhairat Palu 1981 d. UNISA Palu Jurusan Syari’ah tahun 1980 e. IAIN Alaudin Jurusan Tarbiyah di Gorontalo f. Internasional Islamic University Islamabad Pakistan Jurusan Ushuluddin dan Dakwah tahun 1988. g. Quaid – E – Azzam University Islamabad Pakistan Jurusan Linguistik Arab Tahun 1990 h. Universitas Wifaq i Madaris Ahlul Hadits Faisalabad Pakistan 1986 j. Program Doktor Pascasarjana Universitas Satyagama Jakarta tahun 2009. 9. Pengalaman Organisasi: a. Persatuan Pelajar Islam Alkhairat (PPIA) Palu Sulawesi Tengah sebagai Wakil Ketua 1976 – 1979 b. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sulawesi Tengah 1980 sampai 1984 c. Ketua Indonesian Moslem Study Group (IMSG) 1985 sampai 1989 Islamabad Pakistan d. Wakil Ketua Asean Moslem Student Association (AMSA) 1987- 1989 Islamabad Pakistan e. Ketua Seksi Pendidikan Sosial dan Da’wah Moslem Student Union (MSU) 19871991 Islamabad Pakistan f. Ketua Umum DPW Partai Keadilan Propinsi Maluku 1998-2002 g. Ketua Dewan Syariah DPW Partai Keadilan Sejahtera Maluku Utara 2002 – sekarang h. Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera 2003 – Sekarang i. Pengurus DPP Partai Keadilan Sejahtera Wilayah Da’wah III 2003- Sekarang j. Sebagai anggota Ormas Alkhairat Maluku Utara 1991 – Sekarang k. Penasehat Forum Mahasiswa Tobelo Galela (FOMATOGALE) Halmahera Selatan 2004- Sekarang l. Dewan Penasehat Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII) Provinsi Maluku Utara 2013

TAHUN 2004 Muhammad Kasuba terpilih sebagai Bupati Halsel periode 2005-2010. Sejak saat itu dia memimpin daerah yang kaya potensi sumber daya alam itu. Pasca konflik horisontal Maluku tahun 1999, yang berimbas ke wilayah Maluku Utara, masyarakat Halmahera selatan mengalami keterpurukan sosial ekonomi yang cukup memprihatinkan. Seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat tidak berjalan normal akibat konflik tersebut. Sekalipun Halsel telah dimekarkan tahun 2003 dan pemerintahan mulai berjalan efektif pada tanggal 9 Juni 2003, namun beban sosial ekonomi masyarakat masih sangat terasa. Kehadiran caretaker selama kurang lebih dua tahun, tidak banyak membantu persoalan mendasar masyarakat. Mencermati kondisi masyarakat tersebut, maka setelah dilantik sebagai Bupati Halmahera Selatan, Muhammad Kasuba menetapkan kebijakan makro pembangunan daerah dengan konsep “Recovery Sosial”. Konsep “Recovery sosial” adalah sebuah konsep pembangunan yang bertujuan untuk memulihkan dan mengangkat kehidupan sosial masyarakat dari keterpurukan. Saat itu pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan memfokuskan pembangunan recovery social tersebut dengan 3 (tiga) konsep pendekatan yaitu, pembangunan karakter, pembangunan Stabilitas dan pembangunan kemandirian. Ketiga konsep tersebut diarahkan untuk tercapainya visi pemerintah daerah periode 2005-2010 yaitu “Mengantarkan Halmahera Selatan sebagai Kabupaten baru yang bermoral agamis, stabil dan mandiri, sehat dan cerdas, maju dan sejahtera dalam kebersamaan yang adil”. Untuk merealisasikan konsep tersebut, Kasuba berpikir bagaimana caranya mengeluarkan masyarakat dari keterpurukan sosial akibat konflik horisontal yang terjadi beberapa waktu silam. Melalui sebuah proses perenungan dan kajian yang mendalam, akhirnya Kasuba memutuskan untuk menjadikan APBD Halsel terbagi merata. Karena itu dia menggratiskan biaya kesehatan dan pendidikan. Menurut Kasuba, jika pendidikan dan kesehatan telah ditanggung pemkab, maka beban hidup masyarakat menjadi berkurang dan mereka hanya berkonsentrasi pada pemenuhan kebutuhan hidupnya. “Urusan pelayanan dasar harus menjadi urusan pemerintah daerah, jangan lagi dibebankan kepada masyarakat, tutur jubir bupati Daud Djubedi mengutip pernyataan Muhammad Kasubaa saat itu. KareKa are re-

10. Pengalaman Pekerjaan : a. Pimpinan Pondok Pesantren Alkhairaat Gorontalo 1981- 1984 b. Staf Dokumentasi Arsip dan Perpustakaan Institute of Policy Studies (IPS) 19881991 c. Pimpinan Pondok Pesantren Alkhairat Ome Tidore 1992-1997 d. Dosen IAIN Cabang Alauddin Ternate 1993-1997 e. Dosen STAIN Ambon 1997 – 2000 f. Anggota DPRD Propinsi Maluku 1999- 2001 h. Anggota DPRD Propinsi Maluku Utara 2001- 2004 i. Anggota DPRD Propinsi Maluku Utara 2004- 2009 j. Koordinator Pos Keadilan Peduli Ummat Maluku dan Maluku Utara 11. Lain-lain : 1. Pembina Yayasan Al- Bina Ternate 1997-Sekarang 2. Pembina Yayasan Rumah Sakit Salahudin Al- Ayyubi Ternate 2000- Sekarang 3. Pendiri Sekolah Tinggi Pertanian (STP) Labuha, Politeknik Halmahera dan Sekolah Tinggi Agama Islam Alkhairaat (STAIA) Labuha 12. Penghargaan : Satya Lencana Wirakarya (Penghargaan tertinggi dari Presiden RI di bidang pertanian) tahun 2008

MUHAMMAD Kasuba dan Istri

na menurut Muhammad Kasuba, jika kesehatan dan pendidikan digratiskan maka seluruh masyarakat Halsel merasakan anggaran pendapatan dan belanja masyarakat. Pada sepanjang periode pertama pemerintahan, Muhammad Kasuba juga menggulirkan program Alokasi Dana Desa (ADD, red) yang dibagikan ke 249 des. Hasilnya saat ini seluruh desa di Kabupaten Halmahera selatan telah tersentuh pembangunan. Belum lagi pembangunan yang dilaksanakan dan menjadi bagian dari kegiatan proyek setiap SKPD setiap tahunnya. Selain itu pemkab juga mengalokasikan anggaran sharing untuk mendukung program pembangunan desa melalui PNPM Mandiri Perdesaan. Sampai tahun 2015, desa yang telah tersentuh program PNPM Mandiri Perdesaan sebanyak 249 desa atau 100 persen dari total jumlah desa di Halsel. Kebutuhan warga akan tempat tinggal mendorong pemkab terus berupaya untuk membantu kalangan masyarakat ekonomi lemah, dengan menggulirkan program bedah rumah dan lantainisasi serta plesterisasi rumah keluarga miskin. Sampai saat ini rumah keluarga miskin yang telah dibedah sebanyak 213 rumah yang tersebar pada 20 kecamatan. Sedangkan jumlah rumah yang telah di lantainisasi dan plesterisasi sebanyak 531 rumah yang tersebar pada 17 kecamatan. Dan pada tahun 2013 pemerintah daerah telah melaksanakan program bedah kampung nelayan sebanyak 200 unit rumah. Setelah terpilih kembali dan dilantik untuk kedua kalinya pada tanggal 17 Januari 2011 sebagai Bupati Halsel periode 2011-2016, Kasuba menetapkan visi “Mewujudkan Halmahera Selatan sebagai Kabupaten Kepulauan yang Sejahtera dalam Kebersamaan yang adil”. Terkait visi tersebut, pemkab bertekad mendorong konsep pemulihan ekonomi masyarakat, sebagai bagian dari kebijakan strategis daerah melalui penataan kawasan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan, pertanian dan perkebunan, pariwisata dan penyiapan berbagai infrastruktur pendukung untuk memberikan kemudahan akses perputaran ekonomi masyarakat, serta tetap menjalankan program pemberian dukungan dan fasilitas untuk kesulitan kebutuhan dasar mamengatasi berbagai kesulita syarakat seperti pendidikan dan d kesehatan gratis bagi Kabupaten Halmahera Selatan. seluruh masyarakat Kabupa menambahkan Muhammad Kasuba Daud Djubedi menambah amanah, sederhana, rendah adalah sosok yang jujur, ama orang yang kesusahan dan tegas hati, suka menolong oran ng ya berhubungan dengan pelayanan pada hal-hal yangg be berhubun Selama mendampingi Muhammad Kamasyarakat. Se Sela lama mendam suba, Da Daud ud menilai Kasuba adalah orang yang tidak kenal pekerja keras. kena ke nall lelah dan tipikal peker Muhammad Kasuba tidak Karena itu maka M pernah mengenal hari libur. Setiap hari berbagai kegiatan liburnya diisi dengan den dan bukan istirahat. istirah Muhammad Kasuba orang yang teratur juga adalah tipikal tip perfeksionis. Beliau sangat perhadan perfeksioni tamu-tamu daerah, maka tian jika ada tam tamu akan sangat standar pelayanan pelaya perhatikan oleh sang Bupati diperh yang juga ustadz ini. Akibat yan dorongan dan semangatdor nya, akhirnya Halsel memnya peroleh opini pengelolaan per keuangan tertinggi dari BPK keu opini Wajar Tanpa RI yaitu y Pengecualian (WTP). “BePen liau sangat disiplin bahkan jika ada SKPD yang terjik llambat memproses dokkumen lelang saja, maka aakan mendapat teguran kkeras dari Muhammad Kasuba,”tutur Daud.(ato/ Ka onk/adv). on


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Malut post, 09 juni 2015 by Malut Post - Issuu