


Dengan bekal rasa semangat, kerja keras, konsistensi, keuletan, dan kreativitas semoga kontinuitas (keberlanjutan) majalah digital BERSERI ke depannya dapat terus terjaga. Semoga segala daya upaya yang sedang dan akan terus dilakukan dapat meningkatkan kualitas literasi generasi penerus bangsa
JAS MERAH!
TIM REDAKSI
Melalui majalah digital BERSERI, peserta didik diharapkan mampu:
1. Mengklasifikasikan Kerajaan Kerajaan yang Bercorak Hindu Buddha dengan baik
2. Menjelaskan sejarah berdiri, peninggalan kerajaan hingga runtuhnya Kerajaan Kutai dengan baik.
3 Menjelaskan sejarah berdiri, peninggalan kerajaan hingga runtuhnya Kerajaan Tarumanegara dengan baik.
4. Menjelaskan sejarah berdiri, peninggalan kerajaan hingga runtuhnya Kerajaan Sriwijaya dengan baik
5. Mempresentasikan hasil diskusi dan projek tentang Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sriwijaya.
Klasifikasi Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu Buddha di Indonesia
Setelahmelaluimasapraaksara, masyarakatIndonesiamemasuki masa Hindu-Buddha. Agama Hindu masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-4 Masehi dan agama Buddha masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke 5 Masehi.AdanyapenemuanprasastiYupa di Kalimantan Timur menjadi salah satu tonggakdanbuktikonkretbahwaagama Hindu telah masuk ke Indonesia dan masyarakat telah mengenal tulisan (aksara) Masa Hindu-Buddha kerap kali disebut sebagai masa klasik, yakni awal mulamasuknyaunsur unsurbudayadari IndiadiIndonesia(Kemendikbud,2017).
TeoriMasuknya Hindu-BuddhakeIndonesia
Terdapatberbagaiteoriyangdicetuskan olehparailmuwanterkaitmasuknyaHindu BuddhakeIndonesia,yaitu:
(1)TeoriWaisya,dicetuskanolehNJKromyangmengemukakanbahwamasuknyaHindu BuddhadibawaolehpedagangIndia;
(2)TeoriKsatria,dicetuskanolehC.C.Berg,Mookerji,danJ.L.Moensyangmengemukakan bahwaHindu BuddhadibawaolehprajuritgolonganksatriadariIndia;
(3)TeoriBrahmana,dicetuskanolehJc VanLeuryangmengemukakanbahwamasuknya Hindu BuddhadibawaolehgolonganBrahmana;dan
(4)TeoriArusBalik,dicetuskanolehF.D.KBoschyangmengemukakanbahwaHindu Buddha dibawaolehorang orangIndonesiayangbelajaragamakeIndiakemudiankembalilagi keIndonesiauntukmengajarkanilmuyangtelahdiperoleh
Bercorak
TIndonesia eori masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia berkaitan dengan jalur perdagangan Cina India yang melewati Indonesia.
Indonesia menjadi lokasi strategis untuk tempattransitatautempatpemberhentian oleh kapal kapal dagang Cina India. Dengan adanya hubungan dari luar tersebut, unsur unsur kebudayaan dan agamaHindu BuddhamasukkeIndonesia.
Secara faktual, masuknya Hindu Buddha ke Indonesia membawa pengaruh yang besar dalam berbagai bidang kehidupan, yaitu pada bidang pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan Adapun muncul dan berkembangnya kerajaan kerajaan di Indonesia merupakan salah satu pengaruh masuknya agama Hindu Buddha dalam bidang politik dan pemerintahan.
Sebelum Hindu Buddha masuk ke Indonesia,masyarakatdipimpinoleh
kepala suku, yaitu orang pilihan yang mengetahui perihal adat istiadat dan upacara pemujaan roh nenek moyang dengan baik. Setelah Hindu Buddha masuk, terdapat banyak perubahan. Kedudukan kepala suku digantikan oleh rajayangpemilihannyadilakukansecara turun temurun Raja dianggap sebagai keturunandewadanpuncakdarisegala haldalamlingkunganmasyarakat
Denganadanyapengaruhdalambidang politik, maka mulai muncul kerajaan bercorak Hindu Buddha yang dapat dibuktikan dengan adanya penemuan peninggalan sejarah seperti candi dan stupa, arca, relief, gapura, petirtaan, prasastidankitab.
Kerajaan Hindu pertama di Nusantara
Pada segmen ini pembaca akan disuguhkan berbagai bacaan terkait Kerajaan Kutai yang meliputi sejarah berdirinya kerajaan Kutai; kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya Kerajaan Kutai; raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Kutai; masa kejayaan hingga masa keruntuhan Kerajaan Kutai; dan bukti bukti peninggalan sejarah Kerajaan Kutai secara mendetail.
Bacaan pada segmen ini akan dilengkapi dengan gambar gambar yang relevan dengan Kerajaan Kutai.
Sejarah Berdirinya
Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Raja-Raja yang Memerintah Masa Kejayaan dan Masa Keruntuhan Bukti-Bukti Peninggalan
Kerajaan Kutai Martadipura (Hindu) berbeda dengan
Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali terletak di Kutai Lama (Tanjung Kute)
Disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama di tahun 1365 yang isinya menyatakan bahwa Kutai Kartanegara ialah kerajaan bercorak Islam, kemudian selanjutnya dikenal sebagai Kesultanan Kutai Kartanegara
Kerajaan Kutai Martapura merupakan kerajaan bercorak Hindu tertua di Nusantara yang didirikan oleh Maharaja Kudungga yang bergelar Anumerta Dewawarman pada sekitar akhir abad ke 4 M atau awal abad ke 5 M. Pusat pemerintah Kerajaan Kutai
terletak di Hulu Sungai Mahakam, Muara Kaman, Kalimantan Timur. Sumber sejarah utama Kerajaan Kutai adalah tujuh prasasti Yupa. Berdasarkan penelitian yang bersumber dari kitab Salasilah Kutai beraksara Arab Melayu yang ditulis tahun 1849, nama sebenarnya dari kerajaan dinasti Mulawarman yang runtuh pada tahun 1635 ini adalah Martapura, tanpa didahului dengan kata Kutai (Sarip, 2020). Kitab Salasilah Kutai sendiri merupakan sumber historiografi untuk kerajaan yang berdiri di Jaitan Layar pada tahun 1300 Masehi, yaitu Kutai Kartanegara yang lokasinya berada di hilir Sungai Mahakam. Kitab Salasilah Kutai tersebut memuat informasi terkait Kerajaan Dinasti Mulawarman yang bercorak Hindu karena pada pertengahan abad ke 14 Masehi, Kutai Kartanegara dan Dinasti Mulawarman menjalin hubungan bilateral sebagai kerajaan yang setara dan sama sama berdaulat.
Kutai
Adapun pada ketujuh prasasti Yupa yang dibuat pada abad ke 5 Masehi dan ditemukan pada 1879 & 1940 pun tidak menyebutkan nama Kutai.
Penamaan Kutai diambil dari asumsi atau pendekatan berdasarkan nama lokasi ditemukannya prasasti yang menunjukkan keberadaan kerajaan Kutai (Hendarsah, 2010). Hal tersebut diperkuat oleh Poesponegoro & Notosusanto dalam Sarip (2020) yang menjelaskan jika Tim Penyusun Sejarah Nasional Indonesia dalam buku Jilid 2 mengungkapkan bahwa sejak zaman Belanda, untuk menamakan Kerajaan Dinasti Mulawarman berdasarkan lokasi penemuan prasasti Yupa di Kutai.
Selain itu, nama-nama lain yang beredar sebagai penyebutan untuk kerajaan bercorak Hindu pertama di Nusantara ini adalah: (1) Kerajaan Mulawarman, (2) Kerajaan Kutai Mulawarman, (3) Kerajaan Martadipura, (4) Kerajaan Kutai Martadipura, (5) Kerajaan Kutai ing Martadipura, (6) Kerajaan Kutai Mulawarman ing Martadipura. Dari keenam penamaan tersebut, kerajaan Hindu tertua di Nusantara ini lebih sering disebut dengan nama Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martapura.
Perlu diketahui dan diingat bahwa
Kerajaan Kutai Martadipura berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali terletak di Kutai Lama (Tanjung Kute). Disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama di tahun 1365 bahwa Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan bercorak Islam yang kemudian disebut sebagai Kesultanan Kutai Kartanegara.
Muncul dan berkembangnya agama Hindu di Kalimantan Timur memberikan berbagai pengaruh dalam berbagai bidang, salah satunya adalah pengaruh dalam bidang politik. Akibatnya, terjadi perubahan dalam sistem pemerintahan yang semula dipimpin oleh kepala suku kemudian menjadi sistem pemerintahan raja atau feodal.
Dari adanya informasi-informasi yang termuatdiprasastiYupabahwaraja
Mulawarman memberi sedekah berupa puluhan ribu ekor sapi kepada para Brahmana,dapatdiketahuibahwakegiatan ekonomi atau mata pencaharian yang dilakukanolehrakyatKutaiadalahbeternak. Di samping peternakan, rakyat Kutai juga bertani. Letak kerajaan yang berada di tepi sungai menjadikan Kutai menjadi tempat yang strategis untuk melakukan kegiatan pertanian. Selain itu, rakyat Kutai juga melakukan kegiatan perdagangan bahkan diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang dengan luar Letak geografis kerajaan yang berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India menjadikan Kerajaan Kutai sebagai lokasi yang strategis untuk persinggahan para pedagang Jalurperdaganganinternasional tersebut dimulai dari India melewati Selat Makassar, kemudian terus ke Filipina dan sampaidiCina(Aidah,2021).
erajaan Kutai menerima banyak pengaruh agama Hindu dalam berbagai bidang. Masyarakat Kutai dapat mendirikan kerajaan yang teratur dan rapi menurutpolapemerintahandiIndia.Denganadanyapengaruhdariakibat
masuknya agama Hindu, terbentuklah kehidupan sosial budaya masyarakat Kutai yang berkarakter, yaitu: menjadi masyarakat yang sangat menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya, sangat tanggap dan responsif akan perubahan dan kemajuan kebudayaan, dan menjunjung tinggi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kesediaan masyarakat Kutai yang mampu menerima dan mengadaptasi budaya luar (India) dalamkehidupanmasyarakat.Selainitu,penyebutanBrahmanasebagaipemimpin spiritual&ritualkeagamaandalamprasastiYupamenguatkankesimpulantersebut.
Kudungga adalah nama lokal yang belumdipengaruhibudayaHindu
Kudungga diyakini sebagai orang asli dari Kalimantan, bukan imigran dari India atau Champa (Sarip, 2020) Berdasarkan hal tersebut, lalu muncul persepsi dari para ahli bahwa pada masa Raja Kudungga, pengaruhHindubarumasukkeNusantara
Sumber: idkuu com
Kudungga di Kutai adalah sebagai seorang kepala suku. Kemudian agama Hindu masuk ke Nusantara. Setelah itu, Kudungga mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan serta mengangkat dirinya sebagai raja. Maka dengan demikian, untuk seterusnya pergantian raja akan dilakukan secara turun temurun
Sumber: Kumparan com
Aswawarman adalah anak dari Maharaja Kudungga. Jika ditinjau dari cara penulisannya, nama Raja Aswawarman sangat kental dengan pengaruh dari bahasa Sanskerta (Hendarsah, 2010)
Berdasarkan prasasti Yupa, Raja Aswawarman merupakan raja yang kuat dan berkompeten. Pada masa pemerintahannya, Raja Aswawarman melakukan ekspansi atau perluasan wilayah kekuasaan kerajaan Kutai Hal ini dibuktikan dengan adanya upacara Asmawedha (Aidah, 2021) Upacara upacara tersebut pernah dilakukan di India pada masa kekuasaan/pemerintahan Raja Samudragupta ketika ingin melakukan ekspansi Upacara tersebut juga dilakukan oleh Kerajaan Kutai dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan kerajaan Kutai yang ditandai dengan adanya pelepasan kuda yang diikuti oleh para prajurit Pada pelaksanaannya, penentuan batas kerajaan Kutai ditandai dengan sampai di mana ditemukan tapak kaki kuda. Adapun setelah Raja Aswawarman, tonggak kepemimpinan Kerajaan Kutai diberikan kepada anaknya yaitu Raja Mulawarman
Raja Mulawarman adalah cucu pendiri kerajaan Kutai, yaitu Kudungga & anak
dari raja Aswawarman. Jika ditinjau dari cara penulisannya, nama Raja Mulawarman juga sangat kental dengan pengaruh dari bahasa Sanskerta (Hendarsah, 2010) Mulawarman merupakan raja termasyhur yang membawa Kerajaan Kutai menuju puncak kejayaan Dengan kepemimpinan raja Mulawarman yang adil dan bijaksana, pada masa itu kekuasaan Kerajaan Kutai meliputi hampir
seluruh wilayah di Kalimantan Timur Raja Mulawarman mengadakan upacara korban emas dalam jumlah yang sangat banyak. Dijelaskan pula dalam salah satu prasasti Yupa bahwa Mulawarman menyumbangkan emas yang banyak dalam kenduri, segunung minyak, dan 20000 ekor sapi kepada para Brahmana di tanah suci bernama waprakeswara atau tempat pemujaan Dewa Siwa (Aidah, 2021). Raja Mulawarman juga pernah melaksanakan upacara Aswamedha dengan melepas seekor kuda putih untuk menentukan seberapa jauh tapak kuda tersebut dapat diikuti untuk menentukan wilayah kekuasaan kerajaan.
Maharaja Dharma Setia Warman adalah anak dari raja Mulawarman yang menjadi raja terakhir Kerajaan Kutai. Maharaja Dharma Setia Warman tewas
Berdasarkan sumber sejarah utama Kerajaan Kutai, yaitu Prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajaan Kutai terjadi pada masa pemerintahan Raja
Mulawarman Gaya kepemimpinan raja Mulawarman yang bijaksana, adil dan religius pada masa itu menjadikan Kutai sebagai kerajaan yang masyhur. Pada masa pemerintahannya, raja Mulawarman mampu melakukan ekspansi atau perluasan wilayah kekuasaan kerajaan yang meliputi hampir seluruh wilayah di Kalimantan Timur.
Raja Mulawarman juga kerap kali memberikan hadiah berupa emas, tanah, dan hewan ternak secara adil kepada para Brahmana. Selain itu, Raja Mulawarman juga sering mengadakan upacara sedekah di Waprakeswara, yaitu suatu tempat suci. Pada masa itu, rakyat Kutai hidup dengan tenteram dan sejahtera. Sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Mulawarman, rakyat Kutai menyelenggarakan kenduri demi keselamatan sang raja.
Bukti bukti kebesaran Raja Mulawarman akhirnya ditulis dalam tujuh tugu prasasti yang dikenal dengan nama prasasti Yupa. Dari ketujuh prasasti tersebut, hanya terdapat empat Yupa yang berhasil dibaca dan diterjemahkan.
Kitab Salasilah Kutai merupakan sumberhistoriografidariKerajaanKutai Kartanegara menyebutkan bahwa pada pertengahan abad ke 14 Masehi, KutaiKartanegaradanKutaiMartapura menjalin hubungan bilateral sebagai kerajaanyangsetaradansama sama berdaulat Pada tiga abad berikutnya, Kutai Kartanegara menyerang Muara Kaman dan menganeksasi wilayah KutaiMartapura(DinastiMulawarman). Berdasarkan prasasti Yupa yang ditemukan,KerajaanKutairuntuhketika MaharajaDharmaSetiaWarmantewas ditanganRajaKutaiKartanegarake 13,
Aji Pangeran Anum Panji Mendapa akibatperangperebutankekuasaan. Raja Dharma Setia Warman adalah anak Raja Mulawarman sekaligus menjadirajaterakhirKerajaanKutai.
ScanQRCodeberikutuntukmengetahui sejarahKerajaanKutailebihlanjut!
MasaKeruntuhanKeberadaan Kerajaan Kutai dapat dibuktikan dengan adanya bukti-bukti peninggalan sejarah. Bukti sejarah Kerajaan yang paling penting adalah Prasasti Yupa. Selain itu, beberapa bukti peninggalan sejarah yang lain, yaitu Yupa, Singgasana Sultan, Ketopong Sultan, Kalung Ciwa, kura Emas, Pedang Sultan Kutai, dan Kering Bukit Kang.
Sumber sejarah utama Kerajaan Kutai terdapat pada tujuh prasasti Yupa yang ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa Sanskerta Yupa berbentuk tiang tiang batu yang digunakan sebagai tugu peringatan dan tempat korban persembahan kepada dewa Yupa dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Prasasti Yupa dibuat dalam rangka menjelaskan bahwa pada masa pemerintahan raja Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan Selain untuk menjelaskan kemasyhuran raja Mulawarman, prasasti Yupa juga menjelaskan terkait garis keluarga raja Mulawarman serta kebaikan kebaikan raja kepada para Brahmana. Raja Mulawarman sering memberikan sedekah, salah satunya adalah sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana yang tertulis di prasasti Yupa. Saat ini, prasasti Yupa disimpan di lantai 1 gedung baru Museum Nasional Jakarta Adapun terdapat replika tujuh buah prasasti Yupa yang disimpan di Museum Mulawarman Ing Martadipura, Muara Kaman (Elviana & Lesmana, 2021)
Arca Siwa dan Arca Nandiswara ditemukan di Gunung Kombeng, Prov. Kalimantan Timur Arca tersebut berisi mengenai kebudayaan India dan agama Siwa yang dianut oleh kerajaan Kutai.
JELAI Di Sungai Jelai, Tepian Langsat, Kutai Timur telah ditemukan lukisan cap tangan pada gua gua. Gua ini diduga salah satu tempat tinggal warga sebelum pemerintahan Raja Mulawarman
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaanbercorakHindutertuadiJawa sekaligus menjadi kerajaan bercorak HinduterbesardiJawaBarat
Pada segmen ini pembaca akan disuguhkan berbagai bacaan terkait Kerajaan Tarumanegara yang meliputi sejarah berdirinya kerajaan; kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya; raja raja yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara; masa kejayaan hingga masa keruntuhan Kerajaan; dan bukti bukti peninggalan sejarah Kerajaan Tarumanegarasecaramendetail
Sejarah Berdirinya Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Raja-Raja yang Memerintah Masa Kejayaan dan Masa Keruntuhan Bukti-Bukti Peninggalan
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan yang bercorak Hindu terbesar di Jawa Barat (Widyastuti, 2013) Kerajaan ini berdiri pada abad ke 5 Masehi. Kerajaan Tarumanegara terletak di Tanjungbarat, Jawa Barat di antara sungai Cisadane dan Citarum Pendiri dari Kerajaan Tarumanegara adalah Jayasingawarman dari India
berawal dari seorang maharesi yang bernama Jayasingawarman datang ke Indonesia karena kekacauan dan penjajahan oleh pasukan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magadha Dan pada abad ke 4 M nusantara di datangi oleh beberapa pengungsi dari india yang mencari perlindungan karena terdapat perang besar Salah stau rombongan tersebut dipimpin oleh maharesi yang bernama Jayasingawarman. Setelah mendapat persetujuan dari raja Dewawaran VIII, Raja Salakanagara maka mereka mendirikan pemukiman di dekat sungai Citarum yang dinamanakn Tarumadesya (Desa Taruma). Setelah sepuluh tahun berjalan pemukimantersebutberkembangmenjadikota(nagara) Dan diduga bahwa nama asli kerajaan tarumanegara adalah Aruteun, sesuai dengan adanya catatan sejarah cina Setelah mendapatkan pengaruh kebudayaan India nama Aruteun diubah menjadi Taruma (diambil dari namadaerahdiIndia).
Sistem ekonomi kerajaan tarumanegara berdasarkan catatan Fa Hien merupakan musafir Cina Bahwasannya masyarakat tarumanegara telah melakukan kegiatan perdagangan yaitu beras dan kayu jati, selain itu dalam prasasti tugu disebutkan bahwa raja purnawarman memeirntahkan rakyatnya untuk membuat terusan sepnajang 6122 tombak, dimana pembangunan ini dapat mendukung kehidupan ekonomi masyarakat tarumanegara yaitu sebagai sarana untuk mencegah banjir, sebagai lalu lintas pelayaran perdagangan dan sebagai pengairan persawahan Dan di prasasti tugu juga disebutkan bahwa raja purnawarman memberikan 1000 sapi untuk brahmana, dimana ini menunjukkan masyarakat tarumanegara telah mengembangkan peternakan dengan baik.
Dalam kehidupan sosial budaya masyarakat kerajaan tarumanegara terdapat dua golongan, yaitu golongan masyarakat yang memiliki kebudayaan hindu dan golomhan masyarakat yang berbudaya asli. Berdasarkan berita dari Fa hsien (pada abad 5 M) masyarakat tarumanegera menganut 3 agama yaitu, budha, hindu dan agama yang kotor, tetepai dari ketiga agama tersebut yang banyak pengikutnya yaitu agama hindu, dibuktikan dengan prasasti tugu, dimana raja purnawarman memberikan 1.000 ekor sapi terhadap brahmana yang menunjukkan bahwa agama resmi kerajaan tarumanegara adalah agama hindu.
Masa kejayaan kerajaan tarumanegara di capai pada masa pemerintahan
Raja Purnawaraman. Raja Purnawarman adalah generasi ketiga dari Rajadirajaguru Jayasingawarman. Yang dikenal sebagai raja yang gagah, pemberani dan memiliki peran penting dalam melakukan kemajuan kerajaan tarumanegara dibuktikan dengan dibuatnya saluran sungai candbaga dan gomati pembangunan saluran tersebut bertujuan untuk mencegah banjir, mengairi lahan pertanian.
SCAN DISINI UNTUK PENJELASAN TAMBAHAN
Selain itu Raja Purnawarman mampu untuk memperluas wilayah kerajaan tarumanegara melalui ekspansi yang dilakukan ke kerajaankerajaan kecil di sekitarnya. Dalam mengembangkan dan mendukung kegiatan bidang ekomoni, raja purnawarman membangun infrastruktur sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan lebih baik.
Kemunduran kerajaan tarumanegara sudah dimulai pada masa kepemimpinan Raja Sudawarman,
Kerajaan
Raja sudawarman kurang peduli terhadap masalah masalah yang terjadi di kerajaannya, yang menyebabkan raja raja bawahannya merasa tidak diawasi dan tidak dilindung Pada masa pemerintahan Raja Sudawarman muncul pesaing Kerajaan Tarumanegara yaitu Kerajaan Galuh Kerajaan galuh didirikan oleh Wretikandayun , cucu dari Kretawan, Raja ke 8 Kerajaan Tarumanegara Sebelum menjadi sebuah kerajaan, Galuh adalah bagian dari Kerajan Tarumanegara Kerajaan galuh memutuskan untuk memisahkan diri dari Kerajaan Tarumanegara. Pemisahan ini juga didukung oleh Kerajaan Kalingga, karena putera mahkota Kerajaan Galuh menikah dengan puteri Kerajaan kalingga. Informasi yang didapat dari Prasasti Kota Kapur (686 M) menyatakan bahwa Dapunta Hyang Sri Jayanagara berupaya melancarkan serangan kepada Bhumi Jawa karena dianggap tidak mau tunduk kepada Sriwijaya Serangan ini diperkirakan terjadi bersamaan dengan runtuhnya Tarumanagara dan Ho Ling menjelang akhir abad ke 7 Masehi
Prasasti Kebon Kopi Atau Prasasti Tapak Gajah yang merupakan salah satu
peninggalan kerajaan Tarumanegara Prasasti ini menampilkan ukiran tapak kaki gajah
yaitu gajah Airawata yang merupakan tunggangan raja purnawarman
Prasasti Ciareteun merupakan prasasti yang terbuat dari baru yang berukuran 200 cm x 150 cm yang terdapat tulisan bentuk puisi menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta
Berikut terjemahan dari puisi tersebut “ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa wisnu, ialah kaki yang mulia sang
purnawarman, raja di negeri taruma, raja yang gagah berani di Indonesia” Menurut Hardiati, 2009 : 50 prasasrti Ciaruteun berbunyi: “vikkranta syavani pateh Srimatah purnnavarmmanah Tarumanagarendsya Visnoriva padadvayam” Yang memiliki arti: Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki yag mulia sang purnavarman, raja di negeri taruma, raja yang gagah dan berni didunia
rasasti Pasir Awi atau Prasasti Cemperai merupakan prasasti yang
berbentuk seperti batu alam yang memiliki gambar seperti ranting, dahan, dedaunan dan buah buahan.
Serta terdapat sebuah gambar pahatan sepasang telapak kaki dan gambar tersebut mengarah ke arah timur serta utara yaitu menghadap ke kawasan bukit serta lembah daru arah telapak kakinya.
Jambu Purnawarman. Prasasti jambu pertama kali dilaporkan oleh J. Ph. Vogel (1925) dalam buku yang berjudul The Earliest Sanskrit Inscription Of Javai olehPoerbacaraka (1952) dalam buku Riwayat Indonesia I (Munandar, 2011: 35 36)
Prasasti Jambu terdiri dari dua baris tulisan dalam aksara pallawa dan bahasa sansekerta, yang dipahat di sebuah batu yang menyerupai segitiga Selain itu terdapat pahatan sepasang telapak kaki yang diduga milik raja
Prasasti Tugu. Prasasti ini ditemukan di Tugu Cilincing, DKI Jakarta Isi prasasti Tugu adalah tentang penggalian sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman.
Serta menyebutkan bahwa terdapat persembahan sebanyak 1000 ekor sapi untuk pelaksanaan upacara oleh Brahmana
Fun Fact Kerajaan Tarumanegara
M A S I H D E N G A N K E R A J A A N T A R U M A N E G A R A
Terdapat objek arkeologis Kerajaan Tarumanegara yang
terdapat di Muara berupa, prasasti ciaruteun, prasasti kebon kopi, batu dakon dan batu datar. Berdasarkan hasil ekskavasi oleh Balai Arkeologi Bandung dilokasi tersebut ditemukan adanya tatanan batu mendatar yang membentuk seperti balai (Widyastuti, 2011).
Pada bulan Juli 1981 batu Prasati Ciaruteun di pindahkan ke atas
ada tahun 1893, letak Prasasti Ciaruteun
berubah karena di terjang banjir. Hal ini membuat tulisan yang ada di Prasasti Ciaruteun menghadap ke bawah Letak prasasti diperbaiki seperti semula pada tahun 1903. (Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya).ketempatnya sekarang di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir. Usaha pemindahan ini dilakukan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya)
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak agama Buddha yang terletak di tepi Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan Kerajaan Sriwijaya dijuluki sebagai kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara
Pada segmen ini pembaca akan disuguhkan berbagai bacaan terkait Kerajaan Sriwijaya yang meliputi sejarah berdirinya kerajaan; kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya; raja raja yang pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya; masa kejayaan hingga masa keruntuhan Kerajaan; dan bukti bukti peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya secara mendetail
Bacaan pada segmen ini akan dilengkapi dengan gambar gambar yang relevan dengan Kerajaan Sriwijaya.
Sejarah Berdirinya Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Raja Raja yang Memerintah Masa Kejayaan dan Masa Keruntuhan Bukti-Bukti Peninggalan
Sumber: p2k.unkris.ac.id
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Buddha yang didirikan pada abad ke 7 M oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa Kerajaan ini terletak di tepi sungai musi, palembang sumatera selatan. Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang dan mampu menaklukkan kerajaan kerajaan disekitarnya
Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang. Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan kerajaan di sekitarnya. Sriwijaya berkembang sampai abad ke 13, dan sejak itu Sriwijaya berhasil ditaklukkan oleh San Fo Tsi (Swarnabhumi)
Kehidupan Ekonomi, Sosial, Budaya Kerajaan Sriwijaya
Kehidupan Ekonomi pada masa kerajaan sriwijaya, di dunia perdagangan kerajaan sriwijaya
merupakan pengendali jalur perdagangan antara tiongkok dan india sertakerajaan sriwijaya menjadi penguasa selat malaka dan selat sunda Kerajaan Sriwijaya juga memiliki komoditas seperti kayu, cengkeh, pala, gandung, emas dan timah yang menjadikan sriwijaya dapat sekaya raja raja di India, yang mengakibatkan Kerajaan Sriwijaya mendapatkan kepercayaan dari vassal vassal di seluruh Asia Tenggara Dan Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat dan mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad abad
Kepercayaan masyarakat Sriwijaya yakni agama Buddha yang mula diperkenalkan pada tahun 425 Masehi. I Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Buddha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha, yaitu aliran Buddha Mahayana, Hinayana, Pendeta Budha yang terkenal di Sriwijaya diantaranya adalah Dharmapala dan Sakyakirti.
Dapunta Hyang Sri Jayanasa (683 M)
Indrawarman (720 M)
Rudra Wikrama (728 742 M)
Sangramadhananjaya (775 M)
Dharanindra/Rakai Panangkaran (778 M)
Samaragrawira/Rakai Warak (782 M)
Dharmasetu (790 M)
Samaratungga/Rakai Garung (792 M)
Balaputradewa (856 M)
Sri Udayadityawarman (960 M)
Sri Wuja/ Sri Udayadityan (961 M)
Hsiae she (980 M)
Sri cudamaniwarmadewa (988 M)
Malayagiri/Suwarnadwipa (988 M)
Sri Marawijayottunggawarman (1008)
Sumatrabhumi (1017 M)
Sri Sanggrama Wijayatunggawarman (1025 M)
Sri Dewa (1028 M)
Dharmawira (1064 M)
Sri Maharaja (11566 M)
Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1178 M)
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa Pada masa ini pendidikan, ekonomi dan kebudayaan mencapai puncak kejayaan Balaputradewa telah membangun armada laut yang kuat bertujuan agar pelayaran diwilayah sriwijaya menjadi aman, sehingga banyak pedagang yang singgah Peningkatan ekonomi diperoleh dari pembayaran pajak, upeti maupun keuntungan dari hasil perdagangan, sehingga kerajaan sriwijaya berkembang menjadi kerajaan yang besar dan makmur
Terdapat beberapa faktor mendorong Sriwijaya mu menjadi kerajaan besar ad sebagaiberikut:
Letak kerajaan Sriwijaya yang strategis yaitu terletak di jalur perdagangan antara India denganCina. Runtuhnya Kerajaan Funan di Indocina, yang memberikan kesempatan kepada Kerajaan Sriwijaya untuk lebih berkembang sebagai negara maritimmenggantikanKerajaan Funan.
Kerajaan Sriwijaya mempunyai kemampuan untuk melindungi pelayaran dan perdagangan di perairan Asia Tenggara dan memaksanya singgah di pelabuhan-pelabuhan.
Kerajaan sriwijaya mengalami kemunduran pada abad ke 13 M. Ada beberapa faktor kemunduran tersebut yaitu faktor alam, ekonomi, politik dan militer. Adapun beberapa serangan yang dialami yang mengakibatkan berakhirnya peranan sriwijaya sebagai kerajaan maritim dan menjadi kerajaan kecil dan lemah yang akhirnya dihancurkan oleh kerajaan majapahit pada tahun1377M.
Prasasti Nalanda merupakan vihara yang dijadikan tempat belajar para biksu dari seluruh penjuru dunia (Arkenas, 2016) . Prasasti ini dibuat sekitar abad ke 9, ditemukan di India. Yang menyebutkan bahwa raja balaputradewa merupakan raja terakhir dari dinasti syailendra. Dan dalam prasasti ini menyebutkan bahwarajadewapaladewaberkenan untuk membebaskan 5 desa dari pajak untuk membiayai mahasiswa sriwijaya yang sedang belajar di nalanda.
Prasasti Telaga Batu Ditemukan pada tahun 1935 di Telaga Batu, Sabukingking 2 Ilir, Palembang terdiri dari 28 baris, dihiasi lambang negara Sriwijaya berupa naga berkepala tujuh digunakan untuk pelaksanaan upacara sumpah kesetian para calon pejabat yang menggunakan huruf pallawa. Kutukanrajaterhadapsiapasaja yang tidak taat terhadap Raja Sriwijaya dan juga melakukan tindakankejahatan.
Sejarah merupakan salah satu bagian penting dari kehidupan manusia Cicero, seorang filsuf Yunani mengemukakan bahwa Historia Magistra Vitae Est, yaitu sejarah adalah guru kehidupan. Secara edukatif, sejarah berfungsi sebagai sumber pengetahuan. Sejarah yang terbentuk dan tercatat dapat menjadi identitas suatu masyarakat Melalui pidatopadasaatHariUlangTahun(HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966, presiden Soekarno menggelorakan semboyan Jas Merah, yaitu “Jangan Sekali kali Meninggalkan Sejarah”. Maka dari itu, rakyat Indonesia, khususnya mahasiswa sebagai generasi muda Indonesia harus menghargai, menjaga, dan melestarikan sejarah, misalnya dengan melestarikan warisan budaya leluhur atau benda benda peninggalan sejarah yang telah ditemukan maupun yangbarusajaditemukan.
Pada 24 Februari 2019, telah ditemukan Situs Sekaran saat adanya penggalian tanah yang dilakukan oleh pekerja proyek jalan tol Malang Pandaan ruas tol seksi 5 di KM 37 (Afnani, dkk., 2021). Sebagian dari bangunan situs berupa struktur batu bata kuno ini sudah rusak terkena kerukan alat beratproyektolsaatmenggalitanah.
ak jarang, penemuan situs-situs bersejarah di Indonesia memiliki kisahyangunik&menarik. Sama
halnyadenganpenemuanSitusSekaran saat adanya proyek pembangunan jalan tol. Sebelumnya, masyarakat desa telah lama mengenal daerah tersebut sebagai bangunan bata bata kuno namun tidak pernah dilaporkan karena rendahnya tingkat kesadaran sejarah masyarakat Desa Sekarpuro. Terkait dengan hal ini, pemerintah desa memiliki peran penting dalam upaya pelestarian penemuan situs bersejarah yang baru ditemukan tersebut, yaitu berupa perawatan, perlindungan, dan pengawasan. Selain pemerintah desa, Ikatan Ahli Arkeolog Indonesia (IAAI) Jawa Timur, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, dan pers, komunitas peduli sejarah bernama Jelajah Jejak Malang (JJM), Jasa Marga selaku pengelola proyek jalan tol juga berkontribusi dalam pelestarian Situs Sekaran yang meliputi penyelamatan sejak awal penemuan situs, pemugaran, hingga mendorong penelitian dan menetapkan Situs Sekaran sebagai cagar budaya menurut wilayah administratifnya.Adapunyangtakkalah pentingnya ialah peran dari masyarakat sekitar yang turut menjaga peninggalan sejarahtersebutagartidakrusak.
5 Maret 2019, kepala BPCB Jawa Timur menindaklanjuti Situs Sekaran dengan memerintahkan Juru Pelihara wilayah Malang untuk mengamankan dan melindungi situs tersebut. Kemudian setelahnya pada tanggal 6 Maret 2019, tim unit Penyelamatan & Pengamanan BPCB Jawa Timur melakukan tindak lanjut pada lokasi temuan situs Sekaran melalui proses pemugaran. Pemugaran harus dilakukan melalui metode ekskavasi arkeologi, yaitu metode untuk mendapatkan data arkeologi dengan menggali atau mengekskavasi tempat tempat yang memiliki indikasi bahwa di dalam tanah maupun di bawah air tersimpan benda-benda arkeologi Lalu data arkeologi tersebut dikumpulkan dandiupayakanagardapatdikenalidan dapatdiidentifikasi.
Kegiatan ekskavasi arkeologi terdiri dari beberapa jenis yaitu ekskavasi atau penggalian percobaan (trial excavation), ekskavasi pelatihan (training excavation), ekskavasi penyelamatan (rescue excavation) dan ekskavasi total (total excavation). Pemugaran Situs Sekaran Penemuan Situs Sekaran pada proyek Jalan Tol Pandaan Malang memunculkan berbagai opsi agar situs tersebut tetap terselamatkan Beberapa opsi penyelamatan diantaranya adalah pembuatan jalan layang, jalan tol digeser ke sebelah barat, dan jalan tol digeser ke sebelahtimur
Penyelamatan situs Sekaran tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak yang berjasa, yakni Ikatan Ahli Arkeolog Indonesia (IAAI) Komda Jawa Timur, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, pers, pengelola Jalan Tol yaitu Jasa Marga, komunitas peduli sejarah yaitu Jelajah Jejak Malang (JJM) dan masyarakat sekitar Kegiatan ekskavasi Situs Sekaran melibatkan warga Desa Sekarpuro dengan tujuan untuk membantu hal-hal tertentu, yaitu bukan hal hal yang membutuhkan persyaratan teknis Opsi penyelamatan Situs Sekaran yang terpilih adalah dengan pilihan menggeser arah jalan tolketimurhingga17,5meterdarititiksemula. Penggeseran ini dilakukan oleh pengelola jalan tol sebagai upaya penyelamatan Situs Sekaran.
Pemugaran yang dilakukan di Situs Sekaran pada tahun 2019 berupa ekskavasi penyelamatan (rescue excavation). Hal ini sesuai dengan tujuan dari ekskavasi ini yaitu untukmenyelamatkanbendaatautinggalan tinggalan arkeologi yang ditemukan di suatu tempat secara tidak sengaja yaitu saat prosespembangunanJalanTol.
SetelahekskavasiSitusSekarandilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan mencegah lupa dan peduli Situs Sekaran yang dilaksanakan oleh masyarakat seni dan budaya Malang raya.Tujuandaridiadakannyakegiatanini adalahuntukmenariksimpatimasyarakat dan pemerintah mengenai penanganan selanjutnya.Situsiniperludilestarikandan dilakukan langkah langkah bijak dalam mengantisipasi permasalahan yang ada. Pada tahun 2020 diadakan acara syukuran menjelang tindak lanjut yang dilakukan untuk pelestarian Situs Sekaran guna memohon pada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan hasil yang baik dan dihindarkan dari mara bahaya. Syukuran dilaksanakan sebelum pembangunan atap untuk penyelamatan Situs Sekaran secarabersamayangdihadiriolehBupati Kabupaten Malang dan berbagai pihak yang terlibat dalam pelestarian Situs Sekaran. Selanjutnya perlindungan yang sudah dilakukan pada Situs Sekaran adalah pembuatan pagar bambu Selain itu dilakukan pula pengawasan oleh pemerintah desa agar tidak ada masyarakat yang mengambil benda bendatemuandiSitusSekaran
Peran pemerintah desa Sekarpuro dalam penyelamatanawalSitusSekaranbersifat formal, yakni pada penanganan awal bersama akademisi dan instansi yang terlibat. Peran arkeolog, sejarawan, BPCB dan komunitas peduli sejarah dalam Pelestarian Situs Sekaran di Desa Sekarpuro Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Peran arkeolog, sejarawan, BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) dan komunitas peduli sejarah sangatlah penting untuk mendorong pelestarian Situs Sekaran. Kemudian peran para pemerhatisejarahdalampelestarianSitus Sekaran terdiri dari penyelamatan sejak situs ditemukan, pengawalan rapat, pemugaran, mendorong pelaksanaan riset, dan menetapkan situs sebagai Cagar Budaya berdasarkan wilayah administratif. Bentuk dari peran arkeolog adalah menyuarakan temuan Situs Sekaran menggunakan saluran Asosiasi Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) untuk menyuarakan mengenai temuan sejarah. Adapun bentuk dari peran sejarawan yang terlibat dalam pelestarian Situs Sekaran adalah melakukan dorongan untuk penyelamatan Situs Sekaran sebagaipeninggalanerapraMajapahit
Arkeolog dari badan riset dan inovasi nasional (BRIN) dibantu pekerja pada Sabtu, 12 November 2022 membersihkan arca saat ekskavasi di situs adan adan, Desa Adan adan, Kediri, Jawa timur Kabupaten Kediri memiliki banyak sekali situs situs candi peninggalan sejarah. Salah satu situs yang istimewa adalah Situs Adan Adan di Desa Adan Adan Kecamatan Gurah (Newswire, 2022) Situs Candi Adan Adan merupakan candi yang memiliki latar belakang keagamaan Budha (Aliran Mahayana), dengan perkiraan ukuran candi induk 25×25 meter dan luas situs diperkirakan mencapai kurang lebih 700 meter persegi, sehingga merupakan candi Budha terbesar di Jawa Timur Penelitian terhadap candi ini sudah dilakukan sebanyak 5 tahap oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), sejak tahun 2016 sampai 2021. Ekskavasi sempat terhenti di tahun 2020 dikarenakan kondisi pandemi Pada tahun 2021 ini tim Puslit Arkenas melakukan ekskavasi di 3 sektor, yaitu sektor utama dengan penemuan berupa struktur batu bata kuno yang merupakan bangunan candi induk Kemudian sektor timur laut ditemukan struktur batu bata kuno yang merupakan bagian dari bangunan pendukung Candi Adan Adan Yang terakhir sektor barat daya dengan hasil temuan struktur batu bata kuno yang diduga sebagai pagar kedua dari Candi Adan Adan. Di lokasi tersebut juga ditemukan pecahan keramik Cina abad 13 14 (Dinasti Yuan)
Lalu, yang tak kalah menyita perhatian adalah ditemukannya dua buah gentong berbahan batu andesit yang saat ini disimpan di Museum Bagawanta Bhari Bupati Kediri, sangat mengapresiasi akan adanya penemuan situs peninggalan Kerajaan Kadiri abad ke 12 ini. Temuan situs cagar budaya tersebut menjadi salah satu potensi daerah yang harus dilestarikan. Serta mengimbau masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga, melestarikan dan melindungi seluruh situs peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Kediri. Selain untuk penelitian dan edukasi, peninggalan sejarah juga dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata dan pemberdayaan masyarakat sekitar,
Pada 28 Februari 2021 Warga Desa Sapikerep Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo Jawa timur (Tv One, 2021). Menemukan sebuah situs sejarah berupa bongkahan batu di tengah kebun strawberry, situs ini diduga merupakan makam dari kerajaan Singosari untuk memastikan apakah benar benar benda situs peninggalan kerajaan Singosari pihak Desa Sapikerep masih menunggu tim ahli balai pencarian cagar budaya (BPCB) dari Trowulan Mojokerto. Sebelumnya di wilayah setempat juga pernah ditemukan struktur bangunan kuno seperti arca dan prasasti dan uang koin. Mengingat cerita dari warga Sapikerep merupakan desa pertama yang berada di kawasan Tengger lereng gunung Bromo. Salah satu Narasumber mengemukakan bahwa situs purbakala yang ditemukan salah satu warga yang awalnya ingin menanam pakis dan menemukan situs purbakala tersebut saat menggali tanah. Kondisi situs purbakala yang ditemukan berbentuk segi empat sedikit panjang, yang di duga adalah sebuah petilasan waktu kerajaan Singosari. Sebelumnya juga ditemukan situs purbakala lain pada 2013 berupa lempengan prasasti, dan penemuan prasasti tersebut tidak jauh kurang lebih 10 Meter dengan penemuan situs purbakala terbaru. Bapak Andi Muhammad Said (Tokoh Budaya Ahli madya BPCB Jawa Timur) mengemukakan bahwa jika masyarakat menemukan sebuah situs wajib melaporkan kepada Dinas Kebudayaan setempat agar dapat segera di survey oleh Dinas Setempat.
MENDATAR
3. Prasasti yang menampilkan ukiran tapak kaki gajah yaitu gajah Airawata yang merupakan tunggangan raja purnawarman adalah prasasti
4. Kerajaan Sriwijaya berdiri abad ke
6. Kerajaan hindu di jawa barat yang berdiri pada abad 5 Masehi yaitu
8. Kerajaan Tarumanegara mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan raja
14. Pendiri kerajaan kutai 15. Kerajaan sriwijaya berakhir karena serangan dari kerajaan
sriwijaya disebut juga dengan kerajaan
Cek hasil kerjamu pada kunci jawaban di bawah ini sebagai bahan evaluasi!
1) A. Brahmana
2) C. Waisya
3) D. Kudungga
4) C. Citarum
5) D. Penggalian kali Chandrabaga dilakukan untuk mengalirkannya ke laut setelah sungai ini sampai di istana kerajaan yang termasyhur
6) B. Purnawarman
7) A. Kedukan Bukit
8) C. Nalanda
9) B. Ligor
10) D. Serangan dari Kerajaan Majapahit
KUIS KERAJAAN KUTAI
Raja yang dimaksud adalah raja MULAWARMAN
KUIS KERAJAAN TARUMANEGARA
Prasasti yang dimaksud adalah prasasti KEBON KOPI
KUIS KERAJAAN SRIWIJAYA
Prasasti yang dimaksud adalah prasasti KOTA KAPUR
Afnani, W. N., Wahyuningtyas, N., & Kurniawan, B. (2021). Analisis Pelestarian Situs Cagar Budaya Sekaran (Studi Kasus Situs Sekaran di Desa Sekarpuro Kabupaten Malang). Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 10(3), 391 406.
Aidah, S. N., & Indonesia, T. P. K. (2021). Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia (Vol. 56). Penerbit KBM Indonesia.
Elviana, E., & Lesmana, D. (2017). Pelestarian Bangunan dan Obyek Peninggalan di Kutai Kartanegara sebagai Pembentuk Identitas Kota. In Prosiding Seminar Heritage IPLBI (Vol. 1, pp. 427-434).
Hardiati, Endang Sri. 2009. Sejarah Nasional Indonesia II, Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka
Hendarsah, A. (2010). Cerita Kerajaan Nusantara. Great! Publisher. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ilmu Pengetahuan Sosial Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Perkembangan Kehidupan Masyarakat Pemerintah dan Budaya pada masa kerajaan hindu budha di Indonesia Sejarah Indonesia Kelas X. Online. (https://repositori.kemdikbud.go.id/21612/) Kompas.com. 2021. Prasasti Kedukan Bukit: Sejarah, isi dan Artinya. Online. (https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/08/144928479/prasasti kedukan-bukit-sejarah-isi-dan-artinya?page=all)
Maisarah, dkk. (2022). Pendidikan IPS Sekolah Dasar. Bandung: Media Sains Indonesia.
Munandar, Agus Aris. 2011. Profil Peninggalan Sejarah dan Purbakala di Jawa Barat, Dalam Khasanah Sejarah dan Budaya (Edisi revisi). Bandung: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat
Murtadho, A. A. (2021). Ruang Pandang Sejarah Peminatan. Guepedia. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. 2016. Arkeologi Klasik Hindu Buddha. Online. (https://arkenas.kemdikbud.go.id/contents/read/article/sk9rmh 14 84537914/pesan dari nalanda#gsc.tab=0)
Sarip, M. (2020). Kajian Etimologis Kerajaan (Kutai) Martapura di Muara Kaman Kalimantan Timur. Yupa: Historical Studies Journal, 4(2), 50 61.
Saraswati, I. (2019, September). METODE PENENTUAN KONSEP SEMIOTIKA PADA DESAIN KAWASAN PUSAT KEGIATAN SENI DAN BUDAYA DI JIMBARAN BALI. In Prosiding Seminar Intelektual Muda (Vol. 1, No. 2).
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya. Online. (http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2016031000 012/prasasti ciaruteun).
Newswire. 2022. Ekskavasi Situs Adan-Adan di Kediri, Cagar Budaya Peninggalan Kerajaan Kadiri. Online. (https://www.solopos.com/ekskavasi situs adan adan di kediri cagar budaya peninggalan kerajaan kadiri 14725 38).
Taim, E,A,P. 2013. Majalah Arkeologi. Studi Kewilayahan Dalam Penelitian Peradaban Sriwijaya.
Tv One News. Penemuan Situs Sejarah di Tengah Kebun Strawberry di Tengger, Bromo. Online. (https://youtu.be/lDqleuhTS6w).
Widyastuti, Endang. 2011. Laporan Penelitian Arkeologi Pemukiman Masa Tarumanegara di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Balai Arkeologi Bandung.
Widyastuti. Endang. 2013. Penguasaan Kerajaan Tarumanegara Terhadap Kawasan Hulu Ci Sadane. 2(2).
BERSERI (Belajar Seru IPS) merupakan media pembelajaran IPS berbentuk majalah digital yang dapat diakses melalui smartphone, tablet, laptop, maupun komputer. Konten yang terdapat pada BERSERI meliputi pengantar, materi inti dan video pembelajaran, berita terkini (trending topic), permainan edukasi, dan penutup Konten di majalah ini juga dilengkapi dengan segmen fun fact dan fitur QR code yang dapat di-scan oleh pembaca. Adapun materi yang dikembangkan dalam majalah BERSERI yaitu “Kerajaan Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia” untuk kelas VII semester genap. Besar harapan penulis agar majalah BERSERI dapat menjadi media belajar yang inovatif & menyenangkan serta dapat meningkatkan kecerdasan pembaca, khususnya dalam wawasan sejarah Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia.
Majalah BERSERI dapat diunduh dan dibaca online di: issuu com/majalahberseri
Majalah BERSERI Edisi 1 2023