Beyond Self-harm: a Journey to Finding the Light

Page 1

GET TO KNOW US!

PsyMagz telah hadir kembali dengan tema baru pada edisi 41, yaitu “Beyond Self-harm: a Journey to Finding the Light”. Terbitnya PsyMagz edisi 40 tentu tidak terlepas dari berkat Tuhan Yang Maha Esa, dukungan Fakultas Psikologi, dan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Tidak lupa juga atas kerja keras seluruh panitia PsyMagz tahun ini. Jadi tunggu apa lagi, sobat PsyMagz? Segera balik halamannya dan selamat membaca!

Dosen Pelindung: Agnes Maria Sumargi, Ph.D., Psikolog

BPH LPMF: Evelyn, Nadya, Michelle, Irene

Dosen Pendamping: Happy Cahaya Mulya, M.Psi., Psikolog

BPH PsyMagz: Lady, Angel KR, Christiana

Sie Wartawan: Santi, Mega, Clarissa, Melia

Evapro: Verinka

Sie Dana: Elisa, Kirana, Chezia

Sie Layouter: Yeshica, Archangela, Glory, Clairine

Sie Research: Kelly

Sie Editor: Agnes, Evangelique, Vianca

04 04 10 10 06 06 12 12 15 15 14 14 08 08 18 18 16 16 20 20 CONTENT CONTENT 22 22 24 24 26 26 28 28 29 29 30 30 31 31 32 32 Psycare 2024 Psycare 2024 Ask the Expert Ask the Expert Step to be Free Step to be Free Follow the Step Follow the Step To Me... To Me... Psymates Achivement Psymates Achivement Play Me! Play Me! Secret Message Secret Message 33 33 Share Your Aspiration Share Your Aspiration PSYMAGZ 01 Psychology Challenge x Psychology Challenge x Dies Natalies Dies Natalies Book Recommendation Book Recommendation New Song, New Mood New Song, New Mood Behind the Scars Behind the Scars APAPSI APAPSI Focuslogy The Type of Self-harm The Type of Self-harm Psynema 8 Psynema 8 Sadari 2023 Sadari 2023 What’s the Effect What’s the Effect Popcorn Time Popcorn Time

Focuslogy

Penulis: Chezia Ayuningtias

Editor: Vianca Isabella

Layouter: Yeshica Octo

Expert Review: Agustina Engry, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Hai, Sobat PsyMagz!

Kembali lagi di Focuslogy pada edisi ke-41 dengan tema self-harm! Yuk, kita simak bersama-sama apa sih, self-harm itu. Self-harm merupakan sebuah tindakan yang disengaja untuk menyakiti dirinya sendiri dengan cara melukai dirinya atau meracuni diri sendiri tanpa campur tangan orang lain. Meracuni ini dapat berupa memakan atau meminum sesuatu yang berbahaya atau menelan suatu zat yang melebihi dosis secara sengaja ya, Sobat PsyMagz. Nah, kemudian, perilaku self-harm yang menyakiti diri sendiri ini sebenarnya tidak memiliki maksud untuk bunuh diri dan tidak memiliki keinginan untuk mati, tetapi tentu saja perilaku tersebut mengakibatkan kerugian terhadap dirinya sendiri, lho, Sobat PsyMagz. Jadi, bila disimpulkan self-harm merupakan tindakan untuk melukai diri sendiri tanpa ada niat untuk mengakhiri hidupnya.

Perlu diperhatikan ya Sobat PsyMagz, berikut ini adalah beberapa perilaku self-harm yang biasanya dilakukan seseorang, yaitu:

Mengiris dengan silet, pisau, pecahan kaca, dan benda tajam lainnya.1.

Membakar dengan rokok, korek api, dan lilin. 2. Menusukkan jarum atau peniti ke dalam tubuh. 3. Meninju tembok atau membenturkan kepala.4.

PSYMAGZ 02PSYMAGZ

Sobat PsyMagz, ternyata ada juga tindakan self-harm yang umum dilakukan seseorang tetapi tidak dianggap merugikan dirinya, seperti berikut ini:

1.

Menindik anggota tubuh dengan alasan agar terlihat fashionable.

3.

2. Melakukan anoreksia nervosa, yaitu pola makan yang ekstrim dengan berpuasa secara berkepanjangan.

4.

Melakukan scarification, yaitu memotong maupun mengiris anggota tubuh sebagai alasan simbolis atau ritual budaya.

Mengkonsumsi alkohol atau narkoba secara berlebihan menyebabkan kerusakan pada tubuh dan bisa menyebabkan penyakit yang serius.

Sobat PsyMagz tahu gak mengapa individu melakukan self-harm? Faktanya, banyak individu yang tidak bisa menjelaskan alasan mengapa mereka melukai dirinya sendiri. Akan tetapi, umumnya individu beralasan ingin menarik perhatian banyak orang. Selain itu, mereka sedang berada dalam masalah yang besar dan tidak mampu mengatasinya. Seringkali, individu yang melakukan self-harm tidak mendapatkan dukungan sosial untuk keluar dari masalah tersebut, terutama pada kondisi emosi yang krisis sehingga membebani kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Secara psikologis perilaku melukai diri sangat serius, bukan hanya dari seberapa besar mengancam nyawa dan seberapa besar mengganggu hubungan, tetapi karena individu tidak menyadari seberapa besar kerugian yang mungkin akan terjadi serta tidak memahami cara kerja tubuhnya sendiri.

Jadi, gimana nih, Sobat PsyMagz? Pastinya sudah punya pemahaman dengan istilah self-harm, bukan? Ingat, Sobat PsyMagz tidak boleh menilai sifat seseorang hanya dengan melihat perilakunya saja karena mungkin apa yang sedang ditunjukkan itu ketika dirinya berada pada masa tersulit baginya. Tim PsyMagz berharap pembahasan ini dapat berguna bagi Sobat PsyMagz untuk tahu lebih dalam mengenai self-harm. Yuk, kita lanjut ke pembahasan selanjutnya!

Sumber:

Alan House. (2019). Understanding and responding to selfharm: The one-stop guide. Profile Books LTD.

02PSYMAGZ 03

The Type of The Type of

Penulis: Evangelique Nathanielle

Haii, Sobat PsyMagz!

Setelah membahas mengenai apa itu self-harm, nah, selanjutnya kita akan membahas lebih lanjut mengenai ciri-ciri dari self-harm. Sobat PsyMagz pada penasaran gak? Yuk, kita bahas!

Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel “Focuslogy” bahwa self-harm merupakan tindakan menyakiti diri sendiri dengan cara melukai atau meracuni diri sendiri. Akan tetapi Sobat PsyMagz, meracuni diri sendiri kurang dianggap oleh masyarakat sebagai bentuk dari tindakan self-harm, melainkan sering dianggap sebagai bentuk percobaan bunuh diri. Apa Sobat PsyMagz juga berpikir demikian? Pemikiran seperti itu merupakan pemikiran yang kurang tepat ya, Sobat PsyMagz. Perilaku self-harm seperti meracuni diri atau melukai diri secara sengaja merupakan bentuk dari pelampiasan emosi yang disebabkan oleh hal yang hampir sama, misalnya seperti stress. Jadi, tujuan individu melakukan hal ini adalah untuk pelampiasan emosi Sobat PsyMagz, bukan untuk mengakhiri hidupnya.

Sobat PsyMagz, tahu gak? Ternyata, perilaku menyakiti diri sendiri tampak lebih menarik bagi sebagian orang, lho, karena dapat dilihat secara visual dengan bekas luka yang dimiliki dibandingkan dengan perilaku meracuni diri sendiri dengan hanya mengkonsumsi obat secara overdosis. Selain itu Sobat PsyMagz, ada ketertarikan tersendiri pada orang dengan perilaku menyakiti diri sendiri, seperti “bagaimana mungkin ada orang yang melakukan hal seperti itu pada dirinya sendiri?” Maka dari itu, melalui artikel ini Tim PsyMagz berharap dapat memberi pemahaman yang lebih mengenai self-harm pada Sobat PsyMagz, terutama terkait ciri-ciri dari self-harm Tanpa basa basi lagi, yuk langsung kita bahas!

Coba Sobat PsyMagz tebak apa tindakan meracuni diri sendiri yang paling sering ditemui? Yup, benar sekali! Yang paling sering ditemui adalah mengkonsumsi obat c

Dalam jumlah banyak atau yang sering disebut sebagai overdosis. Jenis obat yang seringkali dikonsumsi ini berupa obat pereda nyeri fisik (parasetamol, ibuprofen, aspirin) atau obat nyeri emosional seperti obat penenang atau antidepresan. Hayoo…. Sobat PsyMagz familiar gak, nih, dengan nama dari -

PSYMAGZ 04PSYMAGZ

Self-harm Self-harm

Editor: Angelina KR Layouter : Yeshica Octo

-obat-obat tersebut? Namun Sobat PsyMagz, dalam kasus tertentu seseorang bisa saja keracunan zat selain obat, seperti pemutih atau produk rumah tangga yang beracun.

Pada tindakan melukai diri sendiri, seringkali dilakukan dengan cara self-cutting menggunakan benda tajam seperti silet, pisau, kaca, atau benda apapun yang tajam, lho, Sobat PsyMagz. Perlu diingat ya Sobat PsyMagz, bagi sebagian orang self-cutting dilakukan sebagai bentuk dari tindakan impulsif tanpa ada banyak perencanaan atau pemikiran lebih lanjut. Umumnya ini dilakukan pada bagian yang tidak bisa dilihat oleh orang lain, seperti di lengan, paha, perut, dan untuk wanita biasanya di bagian bawah payudara. Self-cutting dapat dilakukan di tempat yang sama seperti sebelumnya ataupun di tempat yang berbeda, terkadang tindakan ini terlihat seperti dilakukan secara acak, namun tak jarang juga ada yang menciptakan sebuah pola atau kata-kata yang mengkritik diri sendiri, lho.

Kira-kira Sobat PsyMagz pernah dengar tentang bentuk-bentuk melukai diri sendiri selain self-cutting gak? Di rubrik ‘Focuslogy’ ada lho, Sobat PsyMagz! Untuk lebih lengkapnya, yuk, kita perhatikan penjelasan berikut ini!

Membakar dengan rokok, korek api, dan lilin. Akan tetapi ini merupakan peristiwa yang langka, lho, Sobat PsyMagz. Biasanya dilakukan dengan mematikan rokok pada tubuhnya, memegang api yang beradapadakorekapiataulilin. 1

Menusukkan jarum atau peniti ke dalamtubuh. 2

3

Meninju tembok atau membenturkan kepala ketika sedang merasa marah ataufrustasi.

Nah, gimana nih, penjelasannya Sobat PsyMagz? Semoga dengan penjelasan ini dapat membantu Sobat PsyMagz agar lebih aware terhadap isu self-harm dan jangan lupa untuk selalu mencintai diri sendiri, ya, karena diri kita sangatlah berharga!

Sumber: Alan House. (2019). Understanding and responding to self-harm: The one-stop guide. Profile Books LTD.

04PSYMAGZ 05

Psynema 8

Hai, Sobat PsyMagz!

Hayo, siapa yang sudah gak sabar menantikan acara nonton bareng?

Psynema 8 kembali hadir nih, untuk mengobati rasa kangen Sobat PsyMagz Acara ini diadakan pada tanggal 15 Desember 2023 di Teater Barat, Universitas Katolik Widya

Mandala Surabaya, kampus Pakuwon City. Bagi sobat PsyMagz yang belum tahu, Psynema adalah salah satu program kerja LPMF Psikologi yang mengadakan kegiatan menonton film bareng dan menganalisis film tersebut dari sisi psikologi maupun sinematografinya. Kedua bidang ini dibahas oleh para expert di bidangnya masingmasing, lho, yaitu dari sisi psikologi yang dibahas oleh Ibu Agustina Engry, sedangkan sisi sinematografi dibahas oleh Kak Yason Imanuel. Yuk, kita kepoin lebih lanjut!

Tema yang diangkat pada acara Psynema 8 kali ini berbeda dari periode sebelumnya yang mengangkat tema percintaan, lho, Sobat PsyMagz. Tema kali ini mengenai mental health, yaitu ‘Supporting Mental Health Together’. Tema ini diangkat karena penting bagi mahasiswa Psikologi untuk semakin mendalami mengenai mental health

Sobat PsyMagz yang menjadi peserta Psynema 8 ada gak yang masih ingat sama filmnya? Yaps, film yang ditayangkan pada Psynema 8 adalah ‘Ketika Berhenti di Sini’ yang diperankan Prilly Latuconsina dan Bryan Domani yang disutradarai oleh Umay Shahab. Film ini dipilih karena aspek psikologis yang kental banget, dimana Prilly sebagai Anindita merasa bersalah atas kehilangan sosok yang sangat dia cintai yaitu Ed yang diperankan Bryan. Anindita harus belajar untuk melepaskan rasa bersalah dan kehilangannya dengan tidak lagi menemui Ed yang berada di dunia virtual. Santi selaku ketua pelaksana Psynema 8 mengungkapkan bahwa acara Psynema 8 hanya memerlukan waktu tiga bulan saja untuk persiapannya yang dimulai dari bulan September, lho, Sobat PsyMagz. Setiap acara pasti memiliki rintangannya sendirisendiri, begitu pula dengan Psynema 8 ini. “Tantangannya lebih ke dokumen-dokumen yang harus dibirokrasikan, direvisi, birokrasi lagi, revisi lagi, kan banyak juga. Ada.

PSYMAGZ 06PSYMAGZ

“Supporting Mental Health Together”

-proposal, LPJ, RA, surat-surat undangan, dan sebagainya,” kata Santi. Walaupun masih ada beberapa kesulitan, namun acara Psynema 8 ini bisa berjalan dengan lancar. Salut deh, kepada tim panitia Psynema 8!

Dari seluruh kesibukan dan tantangan selama persiapan sampai pelaksanaan Psynema 8, Santi memberikan tanggapannya mengenai Psynema 8, “Seru sih, karena sesama panitianya lumayan deket jadi gampang membaurnya, secara garis besar seru.” Ia juga memiliki harapan untuk acara Psynema selanjutnya, “Kedepannya bisa lebih baik lagi dan dapat memodifikasi rangkaian acaranya, sehingga suasananya acaranya dapat terangkat, supaya gak terlalu membosankan.”

Selain Santi, ada juga Vina sebagai anggota sie acara yang memberikan pendapat mengenai acara ini, dimana dirinya mendapatkan banyak pengalaman baru. “Kaget, sih. Karena aku sebenernya gak pingin jadi sie acara, tapi aku bisa enjoy, karena temanteman yang lain juga bisa saling mendukung, saling support. Jadi enak kerjanya,” kata Vina. Vina juga memiliki tantangannya sendiri sebagai sie acara, terutama karena sebelumnya dia tidak pernah menjadi PIC. Tetapi, hal tersebut tidak membuat Vina menyerah, “Solusinya ya bertanya pada KP, kating-kating, dan BPH tentang bagaimana melewati setiap sesi dalam acaranya.”

Lalu ada juga Praise sebagai salah satu penonton acara Psynema 8 yang mengatakan kalau acara nobar ini seru, lho. “Psynema adalah kegiatan organisasi, seperti menonton film dan juga belajar sisi psikologis dari film tersebut. Rasanya senang, filmnya juga menarik dan suasananya dingin, overall oke. Untuk rating 8,5/10. Ice breaking-nya seru karena dari awal, semuanya kaku, tapi ice breakingnya yang bikin seru. Kesannya keren dan seru, tim Psynema juga gercep saat ada mati lampu,” kata Praise.

Gimana nih, Sobat PsyMagz? Menarik sekali ya, acara Psynema 8 ini!

Penulis: Clairine Jovinta & Angela Gloria

Editor: Vianca Isabella Layouter: Yeshica Octo

06PSYMAGZ 07

Psychology Challenge Psychology Challenge

Hai, Sobat PsyMagz!

Kalian pastinya masih inget dong, dengan kedua acara yang membuat penghujung tahun di bulan Desember 2023 kemarin menjadi lebih seru dan tak terlupakan, apalagi kalau bukan Psychology Challenge (PsyChallenge)

dan Dies Natalis ke-25 Fakultas Psikologi UKWMS. Kegiatan PsyChallenge sendiri dimulai sejak 23 November hingga 15 Desember 2023 dengan mengangkat tema “Agents to Increase Awareness of the Importance for Health and Well-being” yang terdiri dari beberapa cabang lomba, yaitu Psychology Mobile Legend, Psychology Debate, dan Psychology Scientific Competition. Tentunya, setiap cabang lomba pasti memiliki keseruannya masingmasing nih, Sobat PsyMagz!

Petrisia Felly, selaku ketua pelaksana PsyChallenge mengatakan waktu yang singkat dalam mempersiapkan kegiatan ini menjadi tantangan tersendiri baginya, dimulai dari perekrutan panitia, penggalian dana, hingga mengurus berkas-berkas untuk keperluan kegiatan ini.

Felly juga menambahkan kesannya terhadap PsyChallenge, “Mantap, acaranya seru, apalagi Psychall ini ada lomba baru, yaitu PsyMob, terus panitianya juga seru-seru, terus kerja samanya mantap lah.”

Di samping itu, ia merasa bersyukur kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mendapat antusiasme dari mahasiswa Fakultas Psikologi sendiri.

Nah, ada beberapa kesan dan pesan yang disampaikan para peserta yang memenangkan perlombaan ini. Pertama, dari lomba Psychology Mobile Legend, Tan Jessica, mengatakan, “Cukup puas, karena itu pertama kalinya aku ikut PsyMob, apalagi persiapannya juga gak cukup lama, jadi seneng sih bisa dapat juara gitu, semoga tahun depan ada lagi.” Ada pula kelompok pemenang dari cabang lomba Psychology Scientific Competition, Yose Maria, ikut membagikan kesannya, “Pastinya seneng, terus bisa dapet pengalaman baru ikut lomba karya tulis ilmiah, lalu bisa kolaborasi dengan kakak tingkat, ditambah karyanya itu bisa sebagai acuan dalam PKM nantinya.” Wah, seruseru banget ya, Sobat PsyMagz! Setelah membahas PsyChallenge, sekarang kita lanjut -

Penulis: Ni Komang MegaEditor:

PSYMAGZ 08PSYMAGZ

Dies Natalies Dies Natalies X X

MegaEditor: Agnes Christina Layouter: Yeshica Octo

-ke acara Dies Natalis yang ke-25, yuk!

Ibu Detricia Tedjawidjaja, M. Psi., Psikolog, yang akrab disapa Bu Detrice, sebagai ketua pelaksana Dies Natalis ke-25 Fakultas Psikologi mengatakan bahwa kegiatan ini diadakan untuk mengakomodasikan keinginan dari mahasiswa. Dies Natalis sendiri terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya seminar, lomba content creator membuat reels, lomba menghias bento, lomba makeup berpasangan, talent show, dan ditambah dengan beberapa fun games. Bu Detrice juga menjelaskan perbedaan acara Dies Natalis ke-24 dengan Dies Natalis ke-25, di mana Dies Natalis ke-25 lebih banyak membagikan hadiah dan melibatkan mahasiswa. Meskipun Dies Natalis kali ini tidak melaksanakan penutupan secara bersamaan dengan PsyChallenge, Bu Detrice mengatakan kebersamaannya tetap terasa.

Di samping berjalannya kegiatan ini, pastinya setiap kegiatan memiliki tantangan tersendiri. Bu Detrice menjelaskan, “Pertama adalah menemukan peserta, bagaimana mengajak antusiasme anak-anak untuk ikut, tentunya juga dibantu sama angkatan 2023, kemudian juga bagaimana melibatkan dosendosen untuk ikut, karena gak semua dosen PA mau diajak untuk ikut lomba.” Tidak lupa, Bu Detrice menyampaikan kesannya terhadap Dies Natalis ke-25 ini, “Seru, karena kebersamaan panitia juga kerasa, saya juga lebih senang karena banyak hal-hal kreatif juga mulai dari mendesain photobooth dan lebih semarak sih acaranya.” Selain itu, Bu Detrice juga menyampaikan pesan untuk Dies Natalis ke-26, “Semoga kemeriahannya tidak tergantung dari jenis acaranya, semoga ya tahun ini kemungkinan kalau tidak ada perayaan pun temen-temen mahasiswa dan dosen-dosen juga bisa memperingati ke-26 dengan cara yang berbeda, dengan keinginan penuh untuk tetap merayakan dan menghargai.”

Nah, gimana nih Sobat PsyMagz? Seru banget kan, kegiatan Psychology Challenge dan Dies Natalis ke-25 Fakultas Psikologi? Pastinya kedua acara ini meninggalkan kesan yang tidak terlupakan bagi Sobat PsyMagz. Sekarang Sobat PsyMagz sudah tahu kan, bagaimana isi dan keseruan dari dua kegiatan ini? Kalau begitu, yuk lanjut ke halaman berikutnya untuk lebih tahu keseruan kegiatan lainnya! Sampai jumpa di Psychology Challenge dan Dies Natalis Fakultas Psikologi berikutnya!

08PSYMAGZ 09

We’re Here To Act & We’re Here To Act & SADARI

Halo, Sobat PsyMagz!

Kali ini, kita akan membahas mengenai acara Sadari 2023, nih. Acara Sadari ini diadakan pada tanggal 11-13 Januari 2024 yang bertujuan sebagai penyadaran diri maupun wadah untuk lebih dalam mengetahui dan mengenal minat serta tujuan mahasiswa angkatan 2023 di Fakultas Psikologi ini. Lalu, ada yang tau gak sih, event Sadari ini mengangkat tema apa? Yup, tema Sadari tahun ini adalah “We’re Here To Act & Realize Our Identity!”. Wah, keren banget, ya! Sadari ini diadakan dengan berbagai rangkaian acara yang beragam lho, dimulai dari technical meeting, day 1, day 2, hingga inagurasi di hari terakhirnya.

Nah, Sobat PsyMagz, pada penasaran gak nih, gimana persiapan panitia dalam mempersiapkan Sadari tahun ini? Bapak Happy Cahaya M., M.Psi., Psikolog selaku koordinator sie acara mengatakan,

“Untuk persiapannya sekitar 1-1,5 bulan dan yang dipersiapkan beragam dari kerangka acara, materi, dan aktivitasnya apa saja, pematerinya siapa saja, dan halhal teknis lainnya. Untuk alur acaranya mungkin dari technical meeting ya, apa yang perlu disiapkan gitu, lalu di day 1 belajar tentang apa aja value yang ada di fakultas Psikologi ini dan juga mengenai etika dalam bersikap & berperilaku. Lalu di day 2, temen-temen belajar bagaimana bekerja dalam tim dan manajemen diri dan di day 3, ditutup dengan inagurasi.”

Di tengah-tengah persiapan yang dilakukan, pastinya ada tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan dalam menjalankan Sadari 2023 nih, Sobat PsyMagz. Pak Happy juga menambahkan, “Tantangan yang dirasakan itu yang pertama gimana ide acaranya, lalu apa saja aktivitasnya supaya tidak membosankan gitu. Untuk solusinya, coba untuk diskusi sama temen-temen panitia lain, cari referensi, lalu baru dibuat strateginya.” Tak lupa, Pak Happy juga memberikan harapannya untuk acara Sadari selanjutnya nih, “Harapannya, Sadari ini bisa menjadi wadah untuk lebih memperdalam value yang ada di Fakultas Psikologi ini, juga saya.

PSYMAGZ 10PSYMAGZ

-berharap berikutnya teman-teman 2023 ini juga bisa terlibat jadi panitia sadari tahun depan, jadi biar bisa berproses bersama-sama.”

Selain Pak Happy, ada juga Cindy, sebagai anggota sie acara yang menjelaskan bagaimana keikutsertaan angkatan 2023 di acara ini nih, “Aktif banget ya anakanak 23 ini, apalagi ketika inagurasi day 3. Itu gak nyangka sih anak-anak 23 bisa sekompak itu dalam mempersiapkan pentas seninya dan ketika sesi tanya jawab, itu aktif-aktif semua dan inisiatif dalam bertanya. Bagus banget.”

Cindy juga memberitahukan perasaannya ketika menjadi panitia dan pembawa materi etika selama Sadari 2023 ini, “Seneng sih, melalui Sadari ini dapet pengalaman dan belajar banyak hal baru gitu dan bisa dapet relasi baru terutama dari angkatan 22 ya sebagai sesama panitia. Karena di day 1 kemarin, diminta untuk jadi pemateri tentang etika umum sama etika di Fakultas Psikologi, dan itu bener-bener pengalaman yang baru dan dapet pelajaran baru tentang public speech,” jelasnya.

Selain panitia, pastinya ada peserta yang mengikuti seluruh rangkaian acara Sadari 2023 ini lho, Sobat PsyMagz! Isabel sebagai peserta menceritakan bagaimana persiapan yang dilakukannya nih, “Sebenernya persiapan yang spesifik itu gak ada, mungkin nyiapin alat-alat yang dibutuhkan buat sadari misal name tag, baju-baju yang harus dipakai, dan perlengkapan juga sih.” Tidak hanya tentang persiapannya, Isabel juga mengatakan, “Acaranya seru, terus banyak kenal temen baru, dan lewat Sadari ini juga semakin tahu tentang psikologi, bidang minatnya apa aja gitu.” Menurut Isabel, ada kesan dan pembelajaran yang didapatkan selama Sadari ini, “Dari Sadari ini, aku makin paham bidang minat Psikologi lewat games dan role play di day 2, terus belajar team work, dan belajar tentang team agreement juga.”

Gimana nih, acara Sadari periode 2023 ini? Seru kan, Sobat PsyMagz?

Penulis: Clarissa Graciella

Editor: Agnes Christina Layouter: Josephine Archangela

10PSYMAGZ 11
2023
Realize Our Identity! Realize Our Identity!

What's the What's the

Penulis: Agnes Christina

Editor: Evangelique Nathanielle

Layouter: Josephine Archangela

Expert Review: Agustina Engry, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Halo, Sobat PsyMagz!

Gimana nih, apa Sobat PsyMagz sudah paham mengenai self-harm dan tipetipenya?

Nah, sekarang, waktunya Sobat PsyMagz untuk mengetahui dampak dari selfharm. Sobat PsyMagz, ternyata self-harm berdampak secara fisik, sosial, dan juga psikologis, lho! Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bentuk-bentuk self-harm ada banyak, salah satunya adalah meracuni diri. Misalnya, mengonsumsi bahan-bahan kimia yang dapat merusak tenggorokan atau perut, mengonsumsi zat-zat secara overdosis yang berdampak pada pernapasan. Tentunya dengan meracuni diri ini juga bisa merusak organ tubuh, lho, Sobat PsyMagz. Salah satu organ yang mungkin Sobat PsyMagz tahu adalah liver. Yup! Liver bisa rusak kalau minum obat terus-terusan, apalagi kalau overdosis. Apa sih, dampak secara fisik lainnya apabila melakukan self-harm? Misalnya, self-cutting bisa berdampak pada saraf dan pembuluh darah, atau terkena infeksi. Bahayanya, perilaku melukai diri yang lebih parah atau dalam bisa berdampak pada kelumpuhan permanen.

Dampak lain yang harus diperhatikan adalah self-harm juga memberikan efek pada interaksi individu dengan lingkungan, lho, Sobat PsyMagz. Individu yang melakukan self-harm mungkin saja berusaha untuk menjalani kehidupannya yang lebih baik lagi atau ingin mempertahankan hubungannya dengan orang lain. Akan tetapi, Sobat PsyMagz, melakukan self-harm berulang-ulang` .

PSYMAGZ 12PSYMAGZ

-membuat seseorang sulit untuk menjalani kehidupannya secara penuh, sehingga susah bagi mereka untuk berhubungan dengan orang lain. Inilah yang menyebabkan interaksi antar seseorang yang melakukan self-harm dengan lingkungan sekitarnya menjadi terganggu.

Lalu, dampak psikologis apa sih, yang bisa ditimbulkan dari perilaku selfharm? Tindakan self-harm berasal dari motif pribadi atau keinginan dari diri sendiri. Menurut Bu Agustina Engry, S.Psi., M.Psi., Psikolog, individu yang melakukan self-harm cenderung memiliki self-esteem yang rendah, merasa malu dan bersalah. Saat seseorang melukai diri sendiri, secara tidak sadar, kita ngomong sama diri sendiri bahwa self-harm itu gak masalah. Lama kelamaan, self-esteem akan menurun dan kita akan merasa tidak berharga, gitu, Sobat PsyMagz. Nah, rasa bersalah yang muncul tersebut dikarenakan individu sudah melukai dan menyalahkan diri sendiri, sehingga memiliki regulasi emosi yang rendah. Individu merasa malu karena bekas luka yang bisa dilihat langsung oleh orang lain, sehingga cenderung menarik diri dari masyarakat. Lalu, ternyata Sobat PsyMagz, perilaku self-harm bisa menyebabkan gangguan psikologis lainnya, lho! Apabila dalam jangka panjang perilaku selfharm tidak ditangani, hal tersebut bisa menimbulkan gangguan depresi, atau mungkin gangguan kepribadian borderline.

Gimana nih, Sobat PsyMagz? Sekarang sudah tahu kan, mengenai dampakdampak dari self-harm? Kalau disimpulkan, dampak perilaku self-harm dari sisi biologis adalah dapat merusak organ-organ dalam tubuh, terkena infeksi, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan permanen. Kemudian dampak pada lingkungan sosial seseorang, yaitu sulit untuk mempertahankan hubungan sosialnya dengan orang lain. Sedangkan dari sisi psikologis, self-harm dapat menurunkan self-esteem seseorang, merasa malu, dan timbul rasa bersalah. Bahkan, bila self-harm tidak ditangani, hal tersebut dapat menimbulkan gangguan depresi atau kepribadian borderline. Oh iya, untuk tahu gimana sih langkah-langkah mengatasi self-harm, yuk, baca rubrik ‘Step to be Free’!

Sumber:

Alan House. (2019). Understanding and responding to self-harm: The one-stop guide. Profile Books LTD.

12PSYMAGZ 13

Book Recommendation

The Mindfulness Workbook for Teen Self-Harm The Mindfulness Workbook for Teen Self-Harm

Hai, Sobat PsyMagz!

SINOPSIS

Hidup sebagai remaja di masa-masa ini tidaklah mudah. Mungkin kamu merasa ter-bully, orang tua atau teman tidak memahamimu, atau mungkin kamu merasa tidak bisa dan tidak punya kontrol atas hidupmu atau lelah karena dituntut untuk harus terus sempurna. Kamu tidak sendiri. Banyak remaja yang memiliki permasalahan dengan perasaan dan pemikirannya, dan terkadang ketika pemikiran tersebut terlalu membebani, kamu ingin merasakan suatu hal yang lain. Ketika ini lah perilaku menyakiti diri sendiri terbayangkan. Tapi ada cara yang lebih baik untuk mengelola rasa sakitmu yang berada dalam buku ini.

Kembali lagi dengan Book Recommendation! Kali ini, tim PsyMagz akan memberikan rekomendasi buku mengenai self-harm. Buku kali ini merupakan rekomendasi dari Bu Agustina Engry, M.Psi, Psikolog. Seperti namanya, yaitu “workbook”, buku ini bukanlah buku bacaan biasa. Jadi, kita tidak hanya membaca saja, tetapi juga melakukan aktivitasaktivitas yang akan membantu dan menuntun perjalanan kita untuk dapat berjuang dan bangkit.

Buku ini menuntun kita dengan baik, tidak ada paksaan atau judgement, juga memberikan banyak kata apresiasi dan afirmasi. Buku ini juga terdapat poin-poin sebagai petunjuk penting untuk melakukan aktivitas, sehingga pembaca dapat lebih mudah untuk memahami poin-poin tersebut. Dengan adanya aktivitas-aktivitas tersebut dapat membuat buku ini menjadi unik dan lebih bernilai karena akan memberikan banyak pelajaran yang bisa dipetik untuk melakukan kegiatan sehari-hari kita.

Buku ini bukan untuk mengobati trauma maupun menyembuhkan efek trauma. Tetapi, buku ini bisa membantu kita dalam mengidentifikasi, mengelola dan mengatasi perilaku, pikiran, dan perasaan self-harming lho, Sobat PsyMagz.

Jadi, untuk Sobat PsyMagz yang sedang berjuang dan berusaha untuk bangkit, buku ini recommended banget nih, untuk kalian baca. Buku ini juga cocok untuk Sobat PsyMagz yang ingin menambah pengetahuan mengenai self-harm dan ingin menolong atau memberi support untuk orang di sekitar Sobat PsyMagz.

Penulis: Kelly Julyan

Editor: Agnes Christina Layouter: Josephine Archangela

PSYMAGZ 14PSYMAGZ

New Songs, New Mood New Songs, New Mood

Penulis: Kasih Kirana

Editor: Agnes Christina Layouter: Josephine Archangela

Hai, Sobat PsyMagz!

Kembali lagi nih, dengan hal yang paling ditunggu-tunggu. Apalagi kalau bukan “New Song, New Mood” yang pastinya akan membantu kalian semakin relax dengan daftar lagu yang sudah tim PsyMagz rangkum terkait self-love Yuk, disimak!

Diri - Tulus

Bisikkanlah terima kasih pada diri sendiri. Hebat, dia terus menjagamu dan sayangimu.”

Salah satu lagu di album “Manusia” yang diluncurkan Tulus pada 2022 ini mengajak pendengarnya untuk bisa berdamai dengan diri sendiri, terlepas dari masalah yang ada. Tulus ingin mengajak para pendengar untuk menyadari pentingnya berterima kasih pada diri sendiri dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Yuk, Sobat PsyMagz, jangan lupa berterima kasih pada diri sendiri, ya!

Pelukku Untuk Pelikmu - Fiersa Besari

“Kita hanyalah manusia, wajar jika tak sempurna.”

Fiersa Besari ingin menyampaikan bahwa sebagai manusia, kita dilahirkan untuk menjadi nyata, bukan sempurna, lho. “Jangan pernah kau merasa sendiri, tengoklah aku yang tak pernah pergi.”

Sobat PsyMagz harus tahu kalau kalian gak sendiri. Akan selalu ada orang yang bangga sama Sobat PsyMagz dan gak masalah kalau kalian merasa gak baik-baik saja. Jadi… jangan menyerah yaa! Look how far you’ve come :)

Satu-satu - Idgitaf

“Akan ada masa depan bagi semua yang bertahan.” Lagu ini menceritakan bahwa meskipun pernah hancur, namun akan tetap ada harapan bagi orang yang bertahan dan bangkit kembali. Sobat PsyMagz, meskipun kita pernah punya pengalaman yang buruk, namun dalam hidup ini kita harus tetap kuat dan bangkit kembali. Idgitaf ingin menyampaikan bahwa dibalik masalah yang pernah kita lalui, akan ada hal baik yang menunggu di kemudian hari. “Duniaku pernah hancur, rangkai lagi satu-satu,” berusaha memaafkan dan menata kembali hidup kita secara perlahan adalah salah satu cara yang bisa Sobat PsyMagz terapkan dalam hidup.

Nah, gimana nih, Sobat PsyMagz? Semoga rekomendasi lagu dari Tim PsyMagz bisa membantu Sobat PsyMagz merasa lebih relax, ya!

14PSYMAGZ 15

PopcornTime PopcornTime

Penulis: Vianca Isabella

Editor: Evangelique Nathanielle

Layouter: Josephine Archangela

Halo, Sobat PsyMagz!!

Akhirnya, kita ketemu lagi di segmen Popcorn Time edisi ke-41, yeeyyy. Kali ini tim PsyMagz dapat rekomendasi drama dari dosen tercinta kita, Bu Detricia Tedjawijaja, M.Psi., Psikolog, untuk tema majalah kita kali ini. Sobat PsyMagz tahu gak, kalau drama ini diperankan oleh orang-orang keren, seperti Seo Ye-Ji, Park Byung Eun, Yoo Sun, dan Lee Sang Yeob. Nah, sekarang ayo meluncur ke sinopsisdan review-nya.

EVE (2022)

SINOPSIS

Dalam hidup, rasa sakit tidak dapat dielakkan. Ini adalah sesuatu yang semua orang ingin hindari tetapi sebenarnya bisa menjadi kesempatan untuk menyadari apa itu hidup. Rasa sakit biasanya datang dalam bentuk alami tetapi dalam beberapa hal, itu dibawa oleh orang lain. Lee La El adalah seorang gadis yang telah kehilangan segalanya, uang, keluarga, dan kebahagiaan karena keserakahan satu konglomerat. Mengetahui bahwa dia tidak akan pernah bisa menjadi bagian dari cerita yang menyenangkan dengan akhir bahagia, dia memutuskan untuk merasakan katarsis dari tragedi yang menyiksa dan menghancurkan segala sesuatu sehingga menjadikannya seperti saat ini. Kebahagiaan yang hilang darinya tidak akan pernah kembali tapi dia tahu bahwa cinta merah darah dan pembalasanakanmemenuhirasahausnya.

REVIEW

Nah, karna udah sampai sini berarti sudah pada baca sinopsisnya, dong. Yuk, gas kita review! Eve merupakan serial drama dengan 16 episode yang menggabungkan beberapa genre, seperti crime, drama, melodrama, political, hingga romance. Lee La El, seorang wanita yang putus asa dan haus akan balas dendam untuk -

PSYMAGZ

16PSYMAGZ
..

-ketidakadilan yang dialaminya di masa lalu. Tidak lama setelah episode dimulai, kita mendapatkan wawasan lebih dalam tentang latar belakang Lee La El. Saat melihat file medisnya, diketahui protagonis dalam film ini, yaitu Lee La El hampir mati ketika berada di Amerika Serikat. Lee La El didiagnosis menderita depresi dan melukai dirinya sendiri berulang kali setelah mengalami hal yang mengerikan di masa lalunya.

Menurut Bu Detrice sendiri, kalau dilihat dari pengalaman hidupnya, Lee La El menghadapi peristiwa traumatis yang sangat menyakitkan. Kehilangan orang tua di depan matanya membawa Lee La El pada proses pemulihan yang berat. Melalui perjalanan tersebut, dia berusaha bangkit dan mencari cara untuk kembali ke kehidupan yang normal. Namun, trauma yang dialami masih membayangi dan terkadang sulit ditahan.

Ketika sudah dewasa, Lee La El berupaya menutupi rasa sakitnya dengan menekan perasaan traumatisnya, suatu bentuk represi. Meskipun berusaha keras untuk melupakan dan tidak terpengaruh oleh pemicu trauma, gejala-gejala trauma muncul kembali. Reaksi panik, keringat berlebih, dan ketakutan kembali menghantuinya, yang dipicu oleh kenangan peristiwa traumatis tersebut.

Upaya menahan perasaan akhirnya pecah, dan Lee La El mencoba meredakan rasa sakit itu dengan menyakiti dirinya sendiri. Luka-luka tersebut menjadi cara baginya untuk mengeluarkan perasaan yang sulit ditanggung secara mental dan menjadikannya sarana ekspresi untuk mengatasi rasa sakitnya yang terpendam.

Akhir review dari tim PsyMagz adalah meskipun drama ini dibintangi oleh aktoraktor berpengalaman dan memberikan keseruan saat ditonton, namun kesederhanaannya membuatnya tidak terlalu mencolok, seperti jalan ceritanya yang mudah ditebak, perasaan cinta antara protagonis dan antagonisnya, serta unsur lainnya yang membuatnya kurang istimewa dibandingkan dengan drama serupa.

Meskipun demikian, bagi Sobat PsyMagz yang menyukai drama dengan nuansa melodrama dan crime, Eve tetap bisa memberikan pengalaman menonton yang menghibur. Terdapat momen-momen emosional dan ketegangan yang dapat membuat penonton terhubung dengan karakter Lee La El. Eve cocok untuk ditonton bagi pecinta genre ini yang mencari hiburan ringan dengan bumbu melodrama dan crime. Drama ini bisa kalian tonton di Viu secara gratis! Kalau yang legal gratis, kenapa harus bajakan?? Jadi, tunggu apalagi,ayo nonton sekarangjuga!!!

16PSYMAGZ 17

Halo, Sobat PsyMagz!

Behind Behind

Penulis: Christiana Prasetya

Editor: Vianca Isabella Layouter: Clairine Jovinta

Pasti Sobat PsyMagz sudah pada paham kan, apa itu self-harm? Setelah membaca artikel

‘Focuslogy’, Sobat PsyMagz pasti sudah tahu alasan mengapa seseorang melakukan selfharm. Hayoo… masih pada ingat gak, Sobat PsyMagz? Nah, apakah penyebabnya hanya itu sajaaa?? Eits, tentu tidak hanya itu saja, ada 4 faktor yang membuat seseorang melakukan self-harm. Penasaran gak Sobat PsyMagz? Yuk, kita mulai saja pembahasannya!

1. Faktor Kondisi Psikologis

Gangguan mood seperti depresi dan kecemasan seringkali menjadi pemicu bagi seseorang untuk melakukan self-harm. Dalam kondisi yang tidak stabil ini, individu mungkin merasa sangat terpukul atau terbebani oleh perasaan sedih, putus asa, atau kegelisahan yang mendalam. Akibatnya, mereka mungkin merasa sulit untuk mengatasi atau mengelola emosinya dengan cara yang sehat, sehingga mengarah pada keinginan untuk melukai dirinya sendiri sebagai cara untuk meredakan atau melampiaskan tekanan emosional yang dirasakan.

FYI, berikut ini ada penjelasan singkat, nih, mengenai depresi dan kecemasan yang berlebihan:

Depresi

Depresi adalah kondisi dimana suasana hati merasa sedih, hampa, atau mudah tersinggung. Seseorang yang mengalami depresi mungkin merasa terbebani oleh emosi negatif dan mencari cara untuk meredakan rasa sakit yang dirasakan, salah satunya, yaitu dengan melakukan coping mechanism yang salah dengan melakukan self-harm

Kecemasan Berlebihan

Kecemasan merupakan keadaan psikologis yang mengacu rasa takut dan cemas pada ancaman di masa depan yang mungkin belum ada atau kurang nyata. Kecemasan dapat merusak pikiran sehingga akan berpengaruh secara psikologis juga ya, Sobat PsyMagz. Apabila kecemasan ini secara berlebihan, maka dapat membuat seseorang terjebak dalam siklus pikiran negatif atau antisipasi yang tidak realistis. Hal ini bisa mendorong individu untuk melakukan self-harm untuk mengatasi kecemasan yang terus-menerus.

2. Faktor Lingkungan

Peran lingkungan misalnya, ketika seseorang tumbuh dalam lingkungan yang sering melakukan self-harm saat menghadapi masalah, maka individu tersebut akan menganggap self-harm sebagai cara mengatasi stress.

PSYMAGZ 18PSYMAGZ

the Scars the Scars

Expert Review: Agustina Engry, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

3. Faktor Biologis

Penyebab biologis berupa genetis dan peran dari serotonin dan dopamin yang dapat mempengaruhi suasana hati seseorang, lho, Sobat PsyMagz. Jika seseorang terlahir dalam keluarga yang pernah melakukan self-harm, dirinya memiliki kemungkinan untuk juga melakukan self-harm, akan tetapi ini tergantung juga pada pilihannya dan lingkungannya ya Sobat PsyMagz. Gangguan pada serotonin dapat memicu depresi dan kecemasan sehingga bisa membuat seseorang melakukan perilaku self-harm.

4. Kurangnya Pengelolaan Emosi

Kesulitan dalam mengelola emosi atau perasaan negatif, seperti rasa takut atau sedih membuat seseorang mencari cara untuk menghilangkannya dengan meredakan atau melarikan diri dari emosi tersebut. Beberapa individu memilih melukai dirinya sendiri untuk bisa melepaskan rasa sakitnya.

Nah, dari penjelasan di atas, Tim Psymagz telah merangkum penyebab individu melakukan self-harm di bawah ini. Yuk, simak sama-sama!

1. Pengaruh lingkungan sekitar.2. Bentuk pelampiasan rasa sakit.3. Kurang bisa mengelola emosi.4.

Mengalami gangguan mood hingga mengarah ke depresi dan kecemasan.

Jika Sobat PsyMagz atau orang yang kalian kenal sedang mengalami hal ini, ingatlah bahwa ada bantuan dan dukungan yang tersedia. Jangan ragu untuk berbicara dengan orang-orang terdekat atau mencari bantuan profesional yaa. Kamu tidak sendirian dan pasti ada jalan keluar untuk setiap kesulitan yang dialami. Semangattt Sobat PsyMagz.

Sumber :

Chris Simpson. (2015). Cutting and self-harm.

Greenwood Publishing Group.

18PSYMAGZ 19

APAPSI APAPSI

Hi, Sobat PsyMagz!

BEMF Psikologi UKWMS kembali lagi, nih, dengan program kerja dari KIP. Eits, tapi ada yang baru, lho, Sobat PsyMagz, divisi KIP membuat program baru pada periode ini, yaitu Ada Problema Psikologi atau yang dikenal sebagai APAPSI

Nah, apa sih program kerja APAPSI ini? APAPSI merupakan psikoedukasi yang dikemas secara singkat dan sederhana dalam bentuk reels atau short video yang diposting di akun Instagram BEMF Psikologi. Short video ini ditujukan untuk orang awam agar lebih mengenal permasalahan-permasalahan psikologi. Program ini menggunakan professional review dimana setelah tim melakukan riset dan membuat script, hasilnya akan ditanyakan kepada expert reviewer apakah script sudah tepat atau belum.

APAPSI 2023 memiliki 2 episode dengan tema yang berbeda. Pada episode 1 mengangkat tema gratitude dengan judul “Gratitude Buat Apa?” yang membahas mengenai bagaimana kita bersyukur dan bagaimana kita berusaha menerima apa yang sudah kita miliki. Pada episode 2 mengangkat judul “Senyum Pepsodent” dimana ketika kita terus tersenyum, dapat membantu meningkatkan mood.

Gracy selaku ketua pelaksana mengatakan bahwa selama pembuatan short video tersebut dirinya mendapat banyak tantangan, mulai dari masalah teknis, pembagian job desc, penyesuaian jadwal para anggota, kendala dalam audio, dan juga ketidaksesuaian perencanaan konsep dengan kondisi lapangan. Nah, untuk kesan dari Gracy pada APAPSI periode ini,

"Jujur APAPSI ini juga program baru yang diterbitkan divisi KIP dan banyak banget tantangan yang harus dilalui karena selain bekerja sama dengan berbagai pihak, lalu juga kalau bagi saya sendiri itu belajar fleksibel aja kayak kita tidak bisa terpaku dengan apa yang direncanakan. Memang yang kita rencanakan itu sebagai guide tapi yah who knows di lapangannya bagaimana. Itu sih, salah satunya itu.”

Tidak hanya kesan yang ditinggalkan, tetapi Gracy juga meninggalkan pesan untuk`

PSYMAGZ 20PSYMAGZ

Ada Problema Psikologi

-APAPSI berikutnya, “Untuk yang perlu diperbaiki, bagi APAPSI selanjutnya, mungkin coba dicari hal-hal yang mungkin gak seberapa normatif jadi lebih apa ya… gak terlalu ekstrim tapi gak terlalu ‘oh ya udah kayak terlalu biasa gitu’, mungkin ada faktor yang lain gitu yang mungkin agak ‘lho kok bisa kayak gini?’ jadi nggak semua orang tahu gitu. Kalau semisal untuk podcast ya persiapan sih, persiapan diperlukan. Bedakan persiapan sama rencana. Rencana bisa bagus tapi kalau persiapan kurang ya sama aja. Jadi persiapan sama rencana itu harus berjalan.”

Selanjutnya, ada juga Ella sebagai anggota tim kreatif juga memiliki kesulitan tersendiri dimana harus banyak melakukan research agar konten yang diangkat sesuai, akurat, dan unik. Tentunya harus membuat sekreatif mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Namun, bagi Ella program kerja ini berkesan dalam menambah pengalaman baru dan mendapat teman yang seru.

Mahasiswa yang sudah mendengarkan 2 episode APAPSI yaitu Arthur, mengatakan bahwa APAPSI kali ini membawa hal baru, dari konsep videonya yang cukup kekinian serta memakai bahasa yang mudah untuk dipahami oleh orang awam dan relate dengan permasalahan remaja masa kini. Lalu, Arthur juga mendapatkan insight tentang “Senyum Pepsodent” di mana perilaku tersebut merupakan hal yang biasa ditemui di kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, Vincent, salah satu penonton APAPSI juga memberikan tanggapannya pada episode ke-2 dengan menyatakan bahwa episode ini lebih relate pada kehidupannya, dimana ini memberikan validasi atas tindakannya selama ini, yaitu “Kalau senyum sedikit, bisa membuat sedikit happy. Nah, itu yang kadang aku lakuin.” Next, ada kesan dan pesan dari Vincent, “Kesan sih, sudah cukup bikin aku kaget ya sampai bisa bahas sesuatu tentang senyum pepsodent, pesannya mungkin dilanjutin jadi bikin topik atau tema yang bisa bikin orang itu kayak ‘oh ini biasa tak lakuin’ atau yang lebih relate ke semua orang.”

Penulis: Josephine Archangela & Yeshica Octo Carolline

Editor: Vianca Isabella Layouter: Clairine Jovinta

20PSYMAGZ 21

Psycare

“Lead Yourself to Take “Lead Yourself to Take

Penulis: Angel Melia

Halo, Sobat PsyMagz!

Sobat PsyMagz masih inget gak dengan masa-masa remaja yang udah dilalui? Banyak godaan dan hal-hal yang buat sobat PsyMagz salah arah gak, sih? Eits, tapi dengan mengatur diri, kita bisa melewati semua itu kok. Hal itu direalisasikan oleh Psycare, salah satu program kerja dari BEMF Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Yuk, simak bagaimana regulasi diri bisa menjadi kunci menghadapi semua tantangan dan godaan negatif di masa remaja!

Mari kita mulai tanya jawab bersama Ketua Pelaksana Psycare 23/24, Julius Benaya. Benaya menjelaskan bahwa Psycare merupakan program kerja untuk memfasilitasi mahasiswa merealisasikan pengetahuan mereka dengan pelayanan langsung ke masyarakat. Ada tiga kegiatan, pertama pembekalan fasilitator untuk memberikan pelatihan kepada mahasiswa terkait bagaimana cara menjadi fasilitator yang baik dan pemahaman mengenai tema yang diberikan. Kedua, diadakan seleksi pemilihan fasilitator melalui role play yang yang sudah ditentukan. Kemudian, fasilitator terbaik yang telah didapatkan ini akan terjun langsung pada kegiatan pelayanan ke masyarakat.

Pada periode ini tema yang diangkat adalah ‘Regulasi Diri’ untuk mengatasi ‘Kenakalan Remaja’. “Kita mengangkat topik tersebut karena maraknya kenakalan remaja sampai pada tindak pidana, juga setelah mencari di jurnal kita mengetahui bahwa hal tersebut bisa disebabkan karena regulasi diri pada remaja yang lemah. Target yang kita cari adalah remaja usia 15 sampai 18 tahun,” kata Benaya.

Persiapan Psycare 23/24 dimulai dari bulan Juni dengan mencari sasaran target yang sesuai, setelah melakukan survey, didapatkan Wahana Visi Indonesia sesuai dengan sasaran target yang dicari. Lalu, persiapan selesai di bulan Januari dan pelaksanaan ` “

dimulai dari Pembekalan Fasilitator pada 16 Desember 2023 dan kegiatan Learn and Play Psycare pada 14 Januari 2024.

Dalam mempersiapkan program ini tentunya juga terdapat tantangan yang dihadapi selama persiapan, seperti dinamika dalam panitia yang terkadang tidak sependapat dan,

PSYMAGZ 22PSYMAGZ

Control of Yourself” Control of Yourself” 2024

Editor: Evangelique Nathanielle Layouter: Clairine Jovinta

-miskomunikasi. Solusi yang diambil dengan berbicara satu per-satu ke tiap panitia dan bertanya apa masalahnya atau apa yang ingin disampaikan, tapi tidak bisa disampaikan.

Di luar itu, Benaya merasa bersyukur bisa diberi kesempatan sebagai ketua pelaksana Psycare 23/24 karena bisa tahu bagaimana cara melaksanakan suatu program yang langsung terjun ke masyarakat sehingga dapat merealisasikan pengetahuan yang dia miliki dan bukan hanya sekedar teori saja. Ia juga mengungkapkan kesan dan pesannya selama mempersiapkan Psycare 23/24,

“Untuk periode selanjutnya, bisa buat proker Psycare yang lebih menarik karena di periode ini banyak mahasiswa yang minat sampai ada banyak yang protes ke aku karena sudah full slot, mungkin bisa ditambah slot fasilitatornya. Serta, untuk ketua pelaksana selanjutnya bisa menjadi pemimpin yang dapat membawa culture dalam organisasi yang baik, karena dengan culture organisasi yang baik juga bisa meningkatkan produktivitas panitianya.”

Selanjutnya, kita juga tanya pengalaman salah satu fasilitator yang ikut serta dalam pelaksanaan Psycare 23/24, Yunita Isaura. Perasaan Yunita awalnya deg-degan karena pada saat pembekalan fasilitator ia sempat berpikir kalau tidak lolos, namun ternyata lolos. Kemudian, pada saat kegiatan Learn and Play Psycare, Yunita bertemu dengan anak-anak yang didampingi dan juga fasilitator lain yang sebagian besar tidak dikenalnya sehingga membuat Yunita gugup kembali.

Adapun tantangan yang dirasakan selama menjadi fasilitator Psycare seperti, sulitnya berkomunikasi dengan anak-anak remaja yang didampingi karena sebagian besar kalau menjawab pendek dan kurang responsif, tapi di akhir acara menjadi dekat juga. Kesan dan pesan Yunita, “Acaranya seru, menarik, dan menghibur. Serta, semoga di Psycare periode selanjutnya bisa lebih baik lagi,” ucap Yunita.

Wah, gimana Sobat PsyMagz? Sangat menarik dan inspiratif, kan! Dengan regulasi diri yang baik ternyata bisa menjadi kunci kesuksesan melawan kenakalan di masa muda. Jadi, jangan lupa untuk selalu mengatur emosi diri dengan baik, yaa!

22PSYMAGZ 23

Ask the Expert Ask the Expert

Penulis: Santi Lintani

Editor: Vianca Isabella Layouter: Clairine Jovinta

Halo Sobat PsyMagz, kembali lagi dengan Ask The Expert bertemakan self-harm. Kali ini kita akan membahas self-harm bersama Bapak Michael Seno Rahardanto, S.Psi., M.A. Yuk, kita simak bareng-bareng!

Self-harm adalah perilaku menyimpang berbentuk melukai diri sendiri yang dilakukan dengan sadar/sengaja. Dalam banyak kasus, tindakan melukai diri sendiri berupa menyayat lengan atau tangan bagian depan, perut, atau paha bawah. Terkadang pula dilakukan dengan memukulkan tangan ke tembok atau kaca; mencabuti kulit atau rambut, dan membenturkan kepala sendiri ke tembok. Orang yang melakukan selfharm cenderung menutupi luka-luka yang timbul, dan jarang menceritakan perihal perilakunya itu. Apabila luka yang didapatkan dari self-harm terlihat orang lain, maka orang tersebut cenderung berkilah bahwa ia jatuh di kamar mandi, kecelakaan, terpeleset, dan sebagainya.

Nah, mari kita bersama-sama mengeksplorasi beberapa kemungkinan individu melakukan self-harm, berdasarkan penjelasan Pak Danto, berikut ini.

Self-harm dilakukan untuk meredam rasa sakit yang tidak tertahankan dalam jiwa si pelaku. Individu akan menimbulkan rasa sakit fisik, untuk menumpulkan rasa sakit dalam jiwanya.

Self-harm dilakukan untuk sekedar merasakan sesuatu. Ini bisa terjadi pada orang-orang yang mengalami kondisi apathy (perasaan tidak peduli dengan orang lain/lingkungan sekitarnya) atau anhedonia (tidak bisa merasakan kenikmatan, hampa, mati rasa). Individuindividu tersebut terkadang melukai diri sendiri hanya untuk mencari tahu “apakah aku bisa merasakan sesuatu?”

Self-harm bisa dilakukan sebagai upaya mencari perhatian; mungkin karena dirinya butuh pertolongan tapi tidak tahu caranya bagaimana, atau ingin menghukum orang lain, atau ingin melihat respons orang lain.

PSYMAGZ 24PSYMAGZ

Selain penjelasan psikologis di atas, menurut Pak Danto, perilaku self-harm juga dapat dipahami melalui sisi biologis. Ketika tubuh kita mengalami atau mendeteksi adanya luka atau potensinya, otak akan melepaskan endorfin (senyawa yang membuat tubuh bahagia). Dalam perilaku self-harm, otak akan merespons adanya luka dengan melepaskan endorfin yang bertujuan untuk membuat orang merasa lebih baik sesaat. Penjelasan ini memberikan pemahaman mengapa bagi beberapa orang tertentu, melakukan self-harm dapat menghilangkan rasa sakit sementara dalam jiwanya

“Self-harm tidak dapat menyelesaikan masalah melainkan hanya ibarat melupakan sementara. Kondisi ini sama seperti orang-orang yang mengkonsumsi napza atau alkohol; problem-nya tak pernah hilang tapi luka-luka di tubuhnya semakin banyak. Perilaku self-harm ini seperti berada di lingkaran setan: masalah utamanya tidak terselesaikan, dan orang tersebut tidak dapat menyembunyikan luka-lukanya selamanya, karena cepat atau lambat orang lain akan tahu, dan kondisi itu justru menambah beban jiwa pada orang yang bersangkutan. Jadi ironis bahwa self-harm itu justru akan menambah stresor individu yang bersangkutan, tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi; belum lagi berpotensi menimbulkam infeksi pada luka secara fisik, seperti tetanus, dan sebagainya,” ucap Pak Danto.

Sobat PsyMagz, berikut adalah strategi yang didapatkan dari Pak Danto untuk individu yang melakukan self-harm:

Kami mengakui bahwa orang yang melakukan self-harm beban hidupnya seringkali berat, dan seringkali merasa masalahnya berada di luar kemampuannya. Namun, harus diingat, melukai diri sendiri tidak menyelesaikan masalah. Beranikan diri untuk “keluar dan bercerita” atau meminta tolong kepada orang lain. Kebanyakan orang yang melakukan self-harm kesulitan bercerita, malu, atau menganggap orang yang berempati itu tidak ada. Penting diingat bahwa hakikat beban atau masalah itu tidak sekedar diukur dari seberapa beratnya, tetapi seberapa lama beban itu dibawa atau dipendam. Maka jangan segan berbagi beban dengan orang lain, karena sesungguhnya orang-orang yang mau membantu dan bisa membantu itu sungguh-sungguh ada.

Nah, apabila Sobat PsyMagz mempunyai teman yang menceritakan self-harm yang dilakukannya, jangan sekali-kali menghakimi, menyalahkan, atau menggurui. Orang yang melakukan self-harm seringkali sangat butuh didengarkan, dan mencari tempat aman untuk bercerita. Sobat PsyMagz tidak harus memiliki kemampuan menyelesaikan problem yang dihadapi orang yang melakukan self-harm itu, tapi Sobat PsyMagz selalu bisa menyediakan waktu untuk mendengarkan dengan penuh empati.

Pesan dari Pak Danto “Kebahagiaan dalam hidup kita adalah tanggung jawab kita sendiri. Fakta ini adalah kebenaran yang seringkali sulit dan menyakitkan. Namun fakta ini tidak berubah: Kebahagiaankitaadalahtanggungjawabkita,bukanoranglain.”

24PSYMAGZ 25

Step to be Free Step to be Free

Penulis: Lady Marcella

Editor: Agnes Christina Layouter: Angela Gloria

Hai, Sobat PsyMagz!

Kali ini kita akan membahas mengenai langkah-langkah untuk bisa bebas dari self-harm.

Bagi Sobat PsyMagz yang mungkin melakukan self-harm, langkah-langkah ini bisa menjadi alternatif untuk mengurangi perilaku self-harm, lho. Yuk, kita simak bersama!

Jika kamu merasa berada dalam tahap yang membutuhkan respon untuk mempengaruhi emosimu atau dalam keadaan darurat, ada tiga hal yang bisa Sobat PsyMagz lakukan, yaitu:

Hindari tindakan-tindakan yang dapat memicu kepanikan. Jangan bertindak secara impulsif ya, Sobat PsyMagz. Coba berhenti sejenak dan pikirkan baik-baik segala hal yang terjadi. Tanyakan pada diri sendiri, masalah apa yang sebenarnya sedang terjadi? Mengapa hal tersebut bisa mengganggu diri kita?

Pahami masalah tersebut dengan mencoba melihat dari sudut pandang yang lain Cobalah memikirkan beberapa solusi yang bisa dicoba, seperti duduk dan mencatat apa yang kita pikirkan. Pilihlah solusi yang menurutmu paling tepat dan jangan terburu-buru dalam memutuskan hal tersebut.

Mencari dukungan dari teman atau orang terdekat yang mungkin bisa dihubungi. Jika kamu takut mereka akan terkejut dan menjauh, atau bahkan khawatir saat mereka mengetahui kamu melakukan self-harm, kamu bisa mengatakan seperti, “Saat ini aku sedang tidak baik-baik saja, suasana hatiku sedang buruk,” tanpa harus menyebutkan secara spesifik bahwa kamu melakukan “self-harm”. Jangan terlalu memikirkan, menebak-nebak, atau bahkan berekspektasi mengenai jawaban ideal yang akan diberikan oleh seseorang, sehingga nantinya kamu tidak akan dikecewakan oleh respon tersebut.

Mengganti tindakan self-harm dengan tindakan lainnya. Misalnya, memberikan spidol merah pada pergelangan tangan, atau menggantinya dengan hal-hal menyenangkan, seperti melakukan hobi atau mandi air hangat.

PSYMAGZ 26PSYMAGZ
1. a) b) c) 2.
3.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, ada beberapa hal nih, yang dapat dilakukan, yaitu: 4.

Merawat diri sendiri. Ketika gaya hidupmu berubah menjadi lebih baik, kualitas hidupmu juga akan meningkat. Caranya, siapkan camilan-camilan yang sehat, seperti buah-buahan, dan usahakan makan makanan berat yang sehat daripada memakan camilan seperti gorengan atau snack ringan kemasan.

Mengendalikan penggunaan obat-obatan dan minuman beralkohol.

Berolahraga rutin. Dengan olahraga dapat mendatangkan banyak manfaat dan dapat mengubah suasana hati menjadi lebih positif.

Memperhatikan jenis musik yang didengar. Jika kita merasa sedih atau kesepian, jangan memilih musik bertema sedih atau negatif yang dapat memperparah emosi negatif, melainkan pilihlah jenis musik yang membangun emosi positif dalam diri kita.

5.

Memiliki keinginan yang kuat untuk lepas dari perilaku self-harm. Semakin besar keinginan tersebut, maka semakin besar pula motivasimu untuk bisa lepas dari perilaku self-harm.

6.

Mengubah cara berpikir mengenai masalah yang kamu hadapi. Misalnya, saat Sobat PsyMagz mendapatkan nilai UTS jelek, biasanya pasti Sobat PsyMagz akan berpikir tidak akan lulus dari pelajaran tersebut. Nah, Sobat PsyMagz bisa mengubah pemikiran tersebut menjadi, “Oh, masih ada UAS di mana aku dapat memperbaiki nilaiku.”

Apabila langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas masih belum bisa mengatasi selfharm yang dilakukan, Sobat PsyMagz tidak perlu ragu atau merasa malu untuk berkonsultasi pada psikolog atau tenaga profesional untuk mendapatkan serangkaian penanganan atau penyelesaian.

Jadi, mari menjadi agen perubahan melalui diri kita sendiri dan membantu orang lain mengatasi perilaku self-harm. Let’s Love Our Self, With Step To Be Free! Jika Sobat PsyMagz masih bingung gimana melakukan langkah-langkahnya secara step by step, yuk, sama-sama kita lakukan step by step-nya pada artikel ‘Follow the Step’ di halaman selanjutnya, ya!

Sumber:

Alan House. (2019). Understanding and responding to selfharm: The one-stop guide. Profile Books LTD.

26PSYMAGZ 27
b) c) d)
a)

Follow the Step Follow the Step

Hai-hai, Sobat PsyMagz!

Gimana nih, dengan artikel sebelumnya, ‘Step to be Free’? Apa Sobat PsyMagz sudah benar-benar paham mengenai step-step tersebut?

Yuk, kita coba dengan follow step di bawah ini sama-sama, yaa!

Sobat PsyMagz bisa memberikan tanda checklist ( ✅ ) apabila Sobat PsyMagz sudah melakukannya, serta dapat melengkapi kalimat tersebut dengan apa saja yang sudah

Sobat PsyMagz lakukan dan rasakan ya.

Saya berhenti sejenak dan berpikir dengan baik mengenai masalah yang dihadapi dari berbagai sudut pandang, yaitu_______________________________________.

Saya mencoba mencoba mencari solusi dengan cara_________________________.

Saya mencari dukungan dari_______________________ dan mendapatkan respon yang _______________________________________________________________.

Biasanya tindakan self-harm yang saya lakukan berupa ______________________ dan saya menggantikan perilaku tersebut dengan ___________________________.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dulu saya

akan tetapi sekarang saya sudah mulai dapat

Saya memiliki keinginan yang kuat untuk lepas dari perilaku self-harm sebesar___%.

Saya mengubah cara berpikir saya, misalnya

Horee, selamat Sobat PsyMagz, semua step-nya sudah selesai! Apa Sobat PsyMagz sudah berhasil melakukan semuanya? Sekarang bagaimana nih, perasaan Sobat PsyMagz setelah melakukan step-step di atas tadi?

Dengan mengikuti step-step tersebut, Tim PsyMagz berharap Sobat PsyMagz dapat mengurangi tindakan self-harm. Menghilangkan perilaku self-harm memang susah, akan tetapi yuk pelan-pelan meninggalkan perilaku tersebut dengan melakukan kembali step by step yang telah dibuat oleh Tim PsyMagz! Tim PsyMagz percaya kok, Sobat PsyMagz kuat dan bisa melewati semua hal buruk yang terjadi dengan mengalihkannya ke hal-hal yang lebih positif. Jia you Sobat PsyMagz!

PSYMAGZ 28PSYMAGZ

________________________________________________________________,
___________________________________________________________________.
___________________________________________________________________. [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

ToMe... ToMe...

Hi, the bravest version of me!

It’s totally fine if things didn't work out the way I wanted

It's not my fault

I’m trying my best

I believe that I can get through this

Hi, the bravest version of me!

I’m good enough

Don’t think if no one on my side

I’m not alone

Many people think i'm important and they love me

Hi, the bravest version of me!

Don’t care about what other people say I can do it all on my own way

Believe on myself Fighting!

28PSYMAGZ 29

Psymates Psymates achivement achivement

Penulis: Hoo Elisa

Editor: Angelina KR Layouter: Angela Gloria

Annyeong, Sobat PsyMagz!

Gimana nih, perkuliahannya? Semoga sobat PsyMagz selalu diberi kelancaran dalam perkuliahan, ya!

Sobat PsyMagz, perlu kalian ketahui bahwa di Fakultas Psikologi Universitas Katolik

Widya Mandala Surabaya banyak mahasiswa yang berprestasi dan keren

Pada semester ini terdapat beberapa mahasiswa yang berprestasi, nih. Pada Yuk, langsung saja kita intipp!

Crescentia Lymanyada (2021)

Nita Oerip Andriani (2021)

Penerima juara 3

Cindy Suryani Wijaya (2021)

Benedict Reyhan (2021)

Katherine Vivien Ernestine (2021)

Penerima Juara 3

Nation Psychology Intervention Psychofest Universitas Airlangga 2023

Brittney Verine Dyhan (2021)

Psycompilation National Universitas Maranatha Bandung 2023

Wah, keren banget, ya, mereka semua!

Sobat PsyMagz juga bisa seperti mereka, lho!

Percaya deh, asalkan ada tekad yang kuat dan berusaha terus, maka apa yang Sobat PsyMagz inginkan dapat terwujud, lho! Yuk, semangat! Masih ada banyak peluang buat kalian menjadi seperti mereka, lho! Hwaiting!

PSYMAGZ 30PSYMAGZ

PlayMe!PlayMe!

Halo, Sobat PsyMagz!

Rubrik Play Me kembali hadir, nih, pada PsyMagz edisi ke-41.

Kali ini kita akan bermain mencari kata yang pastinya berkaitan dengan tema PsyMagz edisi kali ini, yaitu self-harm Eitss, jangan khawatir kalau ini akan susah Sobat PsyMagz, karena tebakan ini semua diambil dari rubrik-rubrik yang ada di dalam PsyMagz edisi ke-41 ini, lho. Jadi, jika Sobat PsyMagz sudah baca semua rubriknya, pasti Sobat PsyMagz bisa menjawabnya.

Tunggu apa lagi Sobat PsyMagz? Yuk, let’s play together dan jangan lupa scan barcode dibawah ini untuk kirimkan jawaban kalian ke google form yang telah disediakan yaa... 3 pengirim tercepat dan jawabannya benar semua akan dikirimkan hadiah e-money, lho!

1.

Perilaku melukai diri sendiri yang dilakukan dalam mengatasi tekanan emosional atau rasa sakit secara emosional yang dilakukan dengan caramerugikandanmenyakitidirinya sendiridisebut…

2. Salah satu cara mengobati perilaku menyakitidirisendirimelalui…

4.

Cara menyayat atau mengiris kulit dengan benda tajam atau silet disebut....

3. Tindakan melukai diri sendiri yang merupakan salah satu perilaku NonSuicidal Self Injury (NSSI)adalah…

https://bit.ly/PlayMePsyMagz41

Yuk, Sobat PsyMagz buruan scan barcode atau kalian bisa kunjungi link di samping ini!! Siapa cepat, dia yang dapat! So, tunggu apa lagi nih, Sobat PsyMagz?

30PSYMAGZ 31

Secret Messages

From : A

To : Mahasiswa semester 4

Bagi kalian yang merasa semester 4 berat bangett, yuk sama-sama berjuang! Sisa setengah semester lagi selesaii, 加油吧 !

From : chien

To : anak aliong X meifang

love you to the moon and back gais, smoga lulus bareng

From : Anon

To : Saskia Damayanti

Sebenarnya aku sudah dari semester 1 suka sama kamu, tapi aku malu ngakuin

From : A

To : all mahasiswa semester 6

Semangat dan sehat selalu ya mahasiswa akhir, masuk ditahun yg sama, dan kita akan lulus di tahun yang sama juga.

From : Bekicot

To : Lala

I love you so much I hope u know it Even though i never say it

From : Chaebol

To : Bu tina

Bu tinaa, tengkyu sudah mau dengerin keluh-kesahku dan temen-temenku yang lainlove you sekebon buuuu

From : M

To : yehez

tetap semangat kuliahnya dan jangan lupa tujuan hidup!!

From : Anonymous

To : Psymates

Hidup tidak hanya sekedar kuliah ges. Jangan lupa perjuangkan kebahagiaanmu, bukan hanya nilaimu.

From : Sye

To : Elend, Yehezkiel, Sandya

Semangat terus ya kalian

From : sapa ya

To : agatha yose I HAVE A CRUSH ON YOU!!!!!!

PSYMAGZ 32PSYMAGZ

Hai-hai, Sobat PsyMagz!

Tak terasa nih, kita sudah sampai di ujung halaman

PsyMagz edisi 41. Bagaimana kesan kalian selama membacanya??

Berikan opini, kritik, dan juga saran kalian terkait

PsyMagz untuk kedepannya. Kalian bisa scan QR code atau akses link di bawah ini, ya! Sampai jumpa di edisi selanjutnya, bye-bye!

Contact: redaksi.psymagz@gmail.com

https://bit.ly/ShareYourAspirations41

32PSYMAGZ 33
Share Your Share Your Aspiration Aspiration

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.