E-Bulletin Khlorofil | Agustus 2024

Page 1


KHLOROFIL

Menilik Kembali

Pelarangan Maba Ikut

Berorganisasi

Akankah Tahun Ini

Dilarang lagi?

Mengenal Sosok Prof. Dr.Ir. Dewa Ngurah Suprapta, M. Sc.

POLEMIK AIR DI BALI

SALAM REDAKSI

Puji Syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas berkat serta karunia-Nya sehingga LPM

KHLOROFIL dapat menerbitkan E-Buletin edisi Agustus 2024 ini. Kami akan konsisten dalam menyampaikan informasi secara jujur dan independen sehingga karya yang kami terbitkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca. Bukan hanya menyampaikan informasi saja, namun menjadi media untuk menampung karya dari Sahabat Khlorofil di Univerisitas Udayana maupun masyarakat umum. Mewujudkan hal tersebut, dibutuhkannya diskusi mendalam melalui literatur dari topik yang hendak dibahas dengan bantuan pembina, jurnalis, dan alumni yang ahli dibidangnya. Adapun kendala yang dialami diharapkan menjadi proses pembelajaran dan pengalaman berharga bagi Khlorofil.

Kami menyampaikan terima kasih kepada rekanrekan alumni Khlorofil yang telah mendukung dan mewujudkan karya-karya yang telah kami terbitkan melalui proses panjang hingga saat ini. Terima kasih juga kepada anggota redaksi dan divisi lainnya yang telah berusaha keras dengan penuh semangat mengerjakan dan menyelesaikan E-Buletin edisi Agustus ini.

E-Buletin Khlorofil edisi Agustus ini mengangkat tema ‘Polemik Air di Bali: Mengatasi Kekeringan dan Menjaga Ketersediaan Sumber Kehidupan’. Tema ini tercetus dari adanya Konfrensi WWF (World Water Forum) di Bali dan keresahan mengenai ketersediaan air di Bali. Kami juga membahas pada laporan utama mengenai ‘Menilik Kembali Pelarangan Maba Ikut Berorganisasi Akankah Tahun Ini Dilarang lagi?’, sosok, kabar kampus, tunas khlorofil, karya sahabat khlorofil, dan galeri khlorofil.

E-Buletin ini diharapkan sebagai media edukasi semua kalangan sehingga ilmu yang diterima dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Akhir kata, selamat membaca dan semoga kedepannya LPM KHLOROFIL dapat terus berkarya dengan memberikan berita-berita yang lebih menarik dan bermanfaat bagi kita semua.

SALAM KHLOROFIL!!!

Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Khlorofil Fakultas Pertanian Universitas Udayana Alamat Redaksi:

Kampus Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar

Pelindung:

Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P.,M.Agr.

Penasehat:

I Putu Sudiarta, S.P.,M.Si.,Ph.D., Dr. Widhianthini, S.P.,M.Si., Dr. I Made Sukewijaya, S.P., M.Sc.

Pembina:

Dr. I Made Sarjana, S.P., M.Sc., Dr. Ir. Gede Wijana, M.S., Putu Oki Bimantara, S.P., M.Agr.

Penanggung Jawab: Nala Andrianingsih, Dhea Permata Shabrina

Ketua Buletin: Navika Ajeng Rahayu, Sekretaris Buletin: Cindy Anita Sitanggang

Liputan Utama: Nabila Nur Khania, Lukman Swandi Dachi, Immanuel Anthonio Caesebo Tampubolon, Melisa Selpiani Br Bangun

Laporan Utama: Tarissa Sukardi, Adinda Anggun Citra Perdana, Ni Made Widya Duta Pradnyandari, Vicarius Anugrah Jaya Zai, Jonatan Alexius Simarmata, Putu Ginanti

Sosok: Endry Syahputra Baene, Salwa Kabar Kampus: Tasya Manurung

Anggota Magang: Ni Putu Rahayu Sastra Dewi, Putu Widya Ningsih, Sonia Abekdilah, Ni Kadek Dwi Adnyani, Niko Asih Pardana Panjaitan, Melan Handa Yani, Ni Kadek Inten Rastyari

Volunteer: Ni Kadek Ari Dwi Yani, Ni Nyoman Dwi Cantika Apriani, Ni Komang Sri Kusuma Wardani, Ni Kadek Kartini, I Gusti Ayu Manika Sari

LayoutandDesign: Farikhatul Maftukhah, Ni Kadek Inten Rastyari, I Gusti Ayu Manika Sari

Thanks to Nungki Kartikasari

Kemarau Panjang, Pulau Bali Rawan Kekeringan

Menilik Kembali Pelarangan Maba Ikut Berorganisasi Akankah Tahun Ini Dilarang lagi?

• Mengenal Sosok Prof.Dr.Ir. Dewa Ngurah Suprapta, M. Sc.

• Ricy Wahyu Romadhoni, Mahasiswa Berprestasi yang Antigagal

• Membangun Desa bersama PPK ORMAWA FP UNUD

• RATAM untuk Pertajam Konsentrasi di Jurusan Agroekoteknologi

• Cerpen : Aokigahara Forest

• Puisi : Anak Petani dari Nias, Melodi Cinta

• Vektor

• Galeri Khlorofil

KEMARAU PANJANG, PULAU

BALI RAWAN KEKERINGAN

Kemarau Panjang, Pulau Bali Rawan Kekeringan

MINUMAN KEMASAN

Ketersediaan air semakin mengkhawatirkan karena debit air yang semakin menurun. Pulau Bali sedang menghadapi ancaman kekurangan air akibat penggunaan air yang boros. Sehingga mempengaruhi produktivitas pertanian dan ketahanan pangan. Sementara itu, permintaan air terus meningkat untuk berbagai sektor. Salah satu sektor yang paling boros dalam penggunaan air adalah industri jasa, termasuk pariwisata..

Sebagai daerah yang sangat bergantung pada sektor jasa dan pariwisata, Bali menghadapi ancaman kekurangan air yang signifikan. Penggunaan air yang boros oleh industri pariwisata memperburuk situasi, membuat kekhawatiran akan ketersediaan air di Bali menjadi semakin besar. Di sisi lain, Bali memiliki kearifan lokal dalam pengelolaan dan manajemen air, terutama di sektor pertanian. Kearifan lokal ini dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan ketersediaan air di Bali, meskipun tekanan dari sektor pariwisata tetap menjadi isu utama yang perlu diatasi.

Gusti Made Suladra salah satu warga di Timpak Delod Peken mengungkapkan kendala yang dihadapi terkait ketersediaan air untuk subak. Khususnya saat musim kemarau yang panjang, terkait permasalahan yang di hadapi tidak menentu berapa lama karena sesuai dengan cuaca. Untuk permasalahan ketersediaan air bersih dari PDAM, kata Suladra belum ditangani oleh pihak desa. “Mungkin dana susah, menggalinya juga susah karena sudah putus-putus pipanya,” tutur Suladra.

Masalah lain yang dihadapi warga adalah hama. Namun, Suladra mengakui bahwa mengikuti pola tanam yang dianjurkan pemerintah sebenarnya memiliki manfaat dalam mengendalikan hama. “Hama itu terus ada, nggak pernah putus,” tuturnya. Ia menyebutkan, dengan menanam palawija, siklus hama seperti wereng

bisa terputus, sehingga mengurangi masalah hama yang terus-menerus muncul.

Sementara itu, I Wayan Eka Sudarsana selaku pengelola Bendungan Telaga Tunjung menginformasikan upaya pemerintah mengantisipasi kekeringan. Bendungan Telaga Tunjung merupakan salah satu bendungan di Bali tepatnya berlokasi di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Bendungan ini sendiri selesai dibangun pada 2007. Bendungan ini dialiri dua daerah irigasi, yaitu aliran Sungai Yeh Ho dan Sungai Yeh Mawa, yang jangkauan areanya kurang lebih 80 km2 dengan panjang sungai sekitar 92 km.

Di Telaga Tunjung, air yang tersedia hanya digunakan untuk irigasi dan kebutuhan air minum. Jumlah air yang dapat disediakan sangat bergantung pada musim. Selama musim basah, optimalitasnya mencapai 100%, dalam musim normal sekitar 95%, dan dalam musim kering sekitar 60% hingga 70%, disesuaikan dengan kebutuhan. “Tapi disini bagusnya petani itu bisa menyiasati. Artinya walaupun debit air kecil mereka mengolah tanah itu bisa secara bergilir. Misalnya dari paling hilir dulu airnya di full dipasok ke hilir setelah itu berlanjut ke hulu,” ujar Eka.

Petani terdampak.

Air yang masuk ke bendungan dihentikan untuk pengelolaan air minum kemasan. Karena efek izin pengelolaan air kemasan dipermudah. Harapannya perusahaan pengelolaan air kemasan lebih bijak dalam memanfaatkan air bendungan. Manajemen yang kurang baik dapat mengakibatkan kekurangan air di hilir. Itulah tantangan yang dihadapi oleh petugas bendungan di lapangan, yang memerlukan visi dan misi yang seragam untuk mengatasi permasalahan ini. (Lukman, Melisa, WIN, rsd, Bila, sna)

KEKERINGAN JADI TANGGUNGJAWAB SEMUA PIHAK

World Water Forum (WWF) ke-10 diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024. Acara ini membahas sektor-sektor terkait air dalam level internasional dan mempertemukan para peserta dari berbagai tingkatan dan bidang, termasuk politik, lembaga multilateral, akademisi, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Contoh tata kelola air lewat pendekatan kearifan lokal adalah sistem Subak di Bali yang telah diakui UNESCO sebagai local wisdom dan dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat global.

Dosen Subak Program Studi (Prodi)

Agribisnis Fakultas Pertanian (FP) Universitas Udayana (Unud), Prof. Dr. Ir. I Ketut Suamba, MP mengatakan, dalam sektor pertanian di Bali, terdapat lembaga tradisional bernama Subak yang mengelola penggunaan air secara efisien. Subak, yang terutama fokus pada budidaya padi yang membutuhkan banyak air, berhasil menjaga keseimbangan antara penggunaan dan penyediaan air melalui sistem pengelolaan yang sangat baik.

Subak menggunakan sistem proporsional terhadap luas lahan dan memiliki manajemen saling pinjam air antar kelompok tani dalam satu subak, serta antar subak besar yang berbagi satu

sumber air. “Dengan metode ini, subak dapat mengefisienkan penggunaan air hingga 60%. Misalnya, kebutuhan eksap air sebesar 100 liter per detik bisa dicukupi hanya dengan 40 liter per detik berkat manajemen pengelolaan yang baik,” jelasnya.

Air yang digunakan oleh subak juga dapat kembali ke lingkungan dalam berbagai bentuk. Air yang masuk ke sawah akan mengalami proses aerasi, transpirasi, perkolasi, dan evapotranspirasi yang semuanya berkontribusi pada siklus air alami. Aerasi adalah proses mengeluarkan ke udara dan jika masuk ke tanah menjadi transpirasi. Transpirasi ialah proses mengeluarkan air. Perkolasi merupakan proses masuknya air pada lapisan permukaan tanah hingga mencapai lapisan tanah.

Sedangkan evapotranspirasi yakni perpaduan dua proses yakni evaporasi dan transpirasi. “Sistem ini memastikan bahwa air yang digunakan tidak hanya dimanfaatkan tetapi juga disediakan kembali untuk penggunaan selanjutnya,” terang Prof. Suamba.

Subak juga memiliki sistem one outlet dan one inlet, yang memastikan bahwa air yang keluar dari satu sawah dapat dimanfaatkan oleh sawah lainnya. Hal ini menciptakan siklus penggunaan air yang efisien dan berkelanjutan antara petani dan subak. “Jadi subak ini memanfaatkan, tapi juga menyediakan. Jadi seperti itulah efektifnya penggunaan air di kawasan subak,” ungkap dia.

Namun, permasalahan air di Bali tidak hanya berkaitan dengan sistem subak. Bali memiliki empat danau yang berfungsi sebagai reservoir air alami. Sayangnya, distribusi air dari danau-danau ini tidak merata, dengan wilayah timur dan barat Bali sering mengalami kekurangan air, terutama di musim kering. Sebaliknya, wilayah tengah Bali memiliki cadangan air yang lebih melimpah baik yang ke utara atau ke selatan.

Tetapi dengan teknologi dan manajemen yang tepat, penggunaan air di wilayah yang kekurangan dapat diatur. Sehingga daerah-daerah seperti Karangasem di timur laut Bali dapat menanam padi setidaknya sekali setahun, dan dua kali saat musim hujan. “Di wilayah tengah Bali, beberapa daerah bahkan dapat menanam padi hingga tiga kali setahun karena ketersediaan air yang lebih baik,” ujar Prof. Dr. Ir. I Ketut Suamba, M.P. selaku dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana (FP Unud).

Menurut pandangan Prof Suamba, yang bertanggung jawab untuk membantu mengatasi kekeringan itu adalah dari semua pihak dan semua stakeholder. Prof Suamba pun turut memberikan pesan kepada mahasiswa untuk lebih tergerak ikut serta dalam konservasi lingkungan terutama masalah air. Termasuk pertanian, industri, pariwisata, dan rumah tangga. “Sekarang sangat disosialisasikan tentang hemat air biar tidak boros di hotel dan sektor pariwisata lain,” kata beliau. (Lukman, Melisa)

Potret Bendungan Telaga Tunjung.

(DOC. KHLOROFIL)

Menilik Kembali Pelarangan Maba

Ikut Berorganisasi

Akankah Tahun Ini Dilarang lagi?

(DOC. PANITIA MUSMA)

Menuju satu tahun pasca pelarangan aktivitas organisasi bagi mahasiswa baru (Maba), mereka lebih memilih untuk memburu Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan bekerja daripada organisasi atau mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Hal ini telah disurvei oleh Lpm Khlorofil dengan metode random sampling selama 5 hari dimulai dari 12 Juni - 16 Juni 2024.

Sebelumnya, survei ini disebar kepada Mahasiswa Fakultas Pertanian angkatan 20212023 di tiga program studi yaitu Program Studi (Prodi) Fakultas Pertanian (FP). Yakni Prodi Agribisnis, Agroekoteknologi, dan Arsitektur Lanskap. Survei ini membahas tentang Minat Organisasi mahasiswa dilingkungan FP Unud.

Alasan utama dari responden, mahasiswa tidak bergabung atau aktif dalam organisasi salah satunya karena lebih memilih bekerja daripada berorganisasi. “Karna di bidang kerja, saya bisa menambah sedikit pemasukan untuk keperluan makan ataupun barang-barang yang diperlukan untuk perkuliahan,” ujar pengakuan salah seorang mahasiswa agroekoteknologi.

Alasan lainnya diungkapkan oleh mahasiswa semester dua. Ia menyebut bahwa organisasi itu penting, namun tidak semuanya bisa menjalani. “Belum bisa bagi waktu,” katanya. Pentingnya organisasi ini diakui oleh seluruh responden yang ditemui LPM Khlorofil.

Sementara itu responden yang diambil khusus angkatan 2021-2022 juga mengakui hal yang sama, akan pentingnya organisasi. Salah seorang mahasiswa semester enam menyebut organisasi tak hanya sekadar kegiatan. “Organisasi penting dalam mengasah keterampilan dan lebih daripada itu menambah relasi,” ucapnya.

Mayoritas responden juga mengungkap, organisasi di kampus telah menyediakan kegiatan

Proses Musyawarah Pada Kegiatan

Musyawarah Mahasiswa(MUSMA)

Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Pertanian (OKFP)

yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mahasiswa. Sayangnya banyak kendala internal dan external yang dihadapi untuk bisa mengikuti organisasi.

Sebelumnya, terdapat persyaratan wajib lulus ospek fakultas dan prodi untuk masuk pengurusan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Pertanian (OKFP). Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FP, Putu Bujangga Wahyu Kharisma Putra tidak menyetujui larangan maba ikut organisasi. Bujangga tidak menyetujui karena berdasar pengalaman pribadinya. “Karena pengalamanku waktu maba sudah bisa terfasilitasi untuk ikut organisasi. Jadi bisa dibilang banyak orang berkembang di fakultas itu sendiri, ketika memang dia sudah terjun ke dalam suatu kegiatan termasuk organisasi,” terang mahasiswa Agroekoteknologi itu.

Menurut Bujangga, melarang maba berorganisasi sama dengan membatasi ruang gerak mereka untuk berkembang di fakultas. Berbagai aturan yang membatasi maba ini justru mendorong mahasiswa untuk memilih tempat berkreasi yang lebih fleksibel. Akibatnya, daya tarik organisasi kampus menurun, terutama bagi mereka yang masih awam dan menganggap kegiatan organisasi

(DOC. PANITIA MUSMA)

tidak memberikan banyak manfaat serta hanya membuang-buang waktu.

Mahasiswa semester enam itu mengungkap, masalah ini menunjukkan perlunya perombakan sistem. Sebagai contoh, Universitas Warmadewa telah menerapkan sistem di mana maba di tahun pertamanya sudah bisa masuk dalam Himpunan Program Studi (Himaprodi). Pada tahun kedua, mereka melanjutkan ke tingkat fakultas, dan di tahun ketiga, mereka bisa menjadi pengurus

Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Sistem ini memungkinkan mahasiswa untuk berjenjang dalam

Hal serupa diungkap juga oleh Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FP, Renaldi Ramadhan Indra Sukmana. Ia mendukung bahwa kebijakan maba harus berorganisasi pada tahun pertama. Secara umum, pria yang akrab dipanggil Renren ini setuju adanya kewajiban organisasi di tahun pertama. Hanya saja, Renren ingin syarat kelulusan sosialisasi almamater juga dijalankan sesuai dengan aturannya. “Dengan adanya larangan ini menjadi penghalang besar bagi mahasiswa baru. Padahal seharusnya mereka bisa belajar dan mereka juga memiliki banyak waktu yang lebih panjang,” jelas Renren.

berorganisasi dan memastikan regenerasi yang berkelanjutan.

Jika sistem serupa diterapkan di FP Unud, Bujangga berpendapat, organisasi kampus bisa berkembang lebih baik. Mahasiswa yang sejak awal dibekali dengan kemampuan berorganisasi, kemudian dipertajam pada tahun-tahun berikutnya, akan lebih siap untuk mengajarkan keterampilan tersebut kepada generasi berikutnya. “Saat ini di FP regenerasi pengurus sangat sulit karena tidak ada yang mau melanjutkan kepengurusan, karena regenerasi di kita sangat susah,” paparnya. Dengan sistem yang lebih baik, Bujangga percaya bahwa partisipasi dan regenerasi dalam organisasi kampus dapat terjaga dengan baik, memberikan manfaat jangka panjang bagi mahasiswa, dan kampus secara keseluruhan.

Sulitnya berorganisasi bukan saja faktor kebijakan, namun dikarenakan OKFP yang terkadang sudah me-nyeting format pengurus sejak sebelum dibukanya rekrutmen. Ia mengakui adanya pembentukan inti dan ketua divisi (kadiv) dipilih yang lebih berpengalaman, memerlukan orang yang sudah berpengalaman ketika terjadi masalah di dalam “Sisanya harus mahasiswa baru dengan melakukan pembukaan pendaftaran,” terang Renren.

(Tari, DYA, Nicoo, Anyaniii, Tan4L)

Tiga Hima FP Setuju Tolak Maba

Ikut Organisasi

Larangan Maba untuk berorganisasi yang ditetapkan dalam Musyawarah Mahasiswa pada Desember 2023 lalu, berdampak panjang hingga kini. Pendapat Ketua Himpunan

Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himarskap) I

Wayan Esa Sastra Jayantika bertolakbelakang dengan BEM dan DPM.

Esa setuju bahwa kebijakan yang melarang mahasiswa baru untuk bergabung di OKFP. Sebelum menyelesaikan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) di tingkat fakultas maupun program studi dianggap berpengaruh negatif terhadap antusiasme mahasiswa dalam berorganisasi.

Serupa dengan Esa. Ketua Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himagri), Ida Bagus Putu Angga Krismayana menyetujui bahwa maba tidak diwajibkan mengikuti organisasi.

Ia menjelaskan, adanya kekurangan dan keuntungan larangan tersebut. “Kekurangannya tentu kesulitan dalam mencari fungsionaris baru yang disebabkan maba ikut organisasi luar FP, sedangkan keuntungannya sendiri bisa melihat

potensi maba dari kegiatan kepanitiaan di proker organisasi,” jelasnya.

Bagi Gus Angga, mengukur kadar loyalitas dan memiliki rasa ingin belajar dianggap penting dalam menjadi fungsionaris OKFP. “Karena kalau punya anggota yang tidak loyal, akan mempengaruhi jalannya organisasi tersebut. Dengan adanya yang loyal kita akan lebih gampang dalam mengajak kerjasama,” ujarnya.

Demi menjalankan program kerjanya tahun depan, Ia memilih cara pendekatan ajakan dan membuka pendaftaran. “Jika memang kita tertarik sama orang untuk dijadikan fungsionaris, kita hanya mengajak saja namun tidak pernah memberikan jaminan untuk pasti masuk sebagai fungsionaris,” jelasnya.

Minat mahasiswa juga dipengaruhi oleh kegiatan lain seperti MBKM, pertukaran mahasiswa keluar negeri, dan lainnya yang

Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Almamater untuk Mahasiswa Baru di tingkat Fakultas Pertanian
(DOC. PANITIA MUSMA)

dianggap lebih prospektif. Selain itu juga, larangan maba dalam ikut organisasi bisa mempengaruhi minatnya. Selama satu tahun

Maba tidak mengikuti organisasi, maka tahun berikutnya dapat menyeleksi OKFP mana yang mungkin akan cocok dengan minat dan kebutuhannya.

Ketua Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek) pun menyetujui kebijakan serupa. Lagi-lagi syarat yang mewajibkan kelulusan Ospek di tingkat Fakultas dan Prodi sebagai alasan utama.

Anggapan dari Kresna memberlakukan kebijakan tersebut itu bagus karena ospek prodi merupakan salah satu gerbang bagi mahasiswa baru untuk mengenal lebih banyak terkait prodinya sebelum masuk ke organisasi.

Pria yang akrab disapa Kresna tersebut menyatakan bahwa persyaratan lulus ospek prodi bagi calon fungsionaris Himagro adalah langkah yang tepat. “Menurutku bagus ya karena

ospek program studi ini merupakan salah satu gerbang masuk mahasiswa ke prodi mereka sebelum mereka mengambil tempat di organisasi. Setidaknya hal itu akan membuat mereka tahu apa dan bagaimana suasana di prodi dan Himagro,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa ospek membantu mahasiswa baru mengenal fungsionaris, program kerja, dan kegiatan di Himagro sebelum mereka bergabung.

Selain adanya kebijakan tersebut, ada faktor lain yang menghalangi minat mereka untuk join organisasi. Menurut Kresna sendiri MBKM sangat resisten untuk masuk ke OKFP, di Himagrotek ada aturan bahwa selama satu periode menjabat sebagai fungsionaris Himagrotek dilarang mengikuti MBKM di luar Bali. Aturan itu diberlakukan dikarenakan adanya kejadian sebelumnya yang membuat proker di Himagrotek tidak berjalan mulus disebabkan oleh salah satu fungsionaris yang saat itu sedang menjalankan MBKM di luar Bali. (Tari, DYA, Nicoo, Anyaniii, gii, Nda, Sri, Tan4L)

Kegiatan OSPEK Mahasiswa Agroekoteknologi melalui Sosial Educational Agroecotechnology

WD III Dorong Melalui SKP dan Beasiswa

Wakil Dekan III Fakultas Pertanian, Dr. I Made Sukewijaya, S.P., M.Sc., mengungkapkan bahwa sejak

diberlakukannya kebijakan tersebut, OKFP kesulitan untuk mendapatkan fungsionaris baru. “Laporan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan ketua-ketua himpunan menunjukkan bahwa sangat sulit mendapatkan kader baru,” ujarnya.

Pihak Fakultas telah menerapkan sejumlah inisiatif untuk mendorong mahasiswa berpartisipasi dalam organisasi. Salah satunya mengharuskan mahasiswa penerima beasiswa dan yang akan mengajukan permohonan beasiswa untuk aktif berorganisasi. “Kami wajibkan mereka yang menerima atau akan mengajukan beasiswa, untuk menunjukkan partisipasi aktif dalam organisasi,” tambahnya.

FP Unud saat ini juga telah memberikan dukungan kepada mahasiswa yang aktif berorganisasi berupa kebijakan terkait Satuan Kredit Partisipasi (SKP). SKP dipergunakan untuk menilai peran serta mahasiswa Unud dalam mengikuti kegiatan organisasi mahasiswa, kepanitiaan, lomba, maupun pengabdian masyarakat. SKP juga merupakan salah satu syarat untuk dapat mengajukan permohonan beasiswa dan mengikuti wisuda.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, fakultas berkomitmen untuk terus mengevaluasi kebijakan ini dan mencari cara terbaik untuk meningkatkan minat mahasiswa terhadap kegiatan organisasi. “Kami akan terus menyuarakan pentingnya partisipasi dalam organisasi dan memastikan kebijakan ini bisa mendukung pengembangan diri mahasiswa secara optimal,” pungkasnya. (Tari, Gii, Anyaniii)

Pembukaan dari Wakil Dekan III dalam kegiatan SEA 2024
(DOC. PANITIA SEA 2024)
Mengenal Sosok Prof.Dr.Ir. Dewa Ngurah Suprapta, M. Sc.
(DOC. PRIBADI DEWA NGURAH

32 Tahun Menghubungkan Kerja sama Indonesia-Jepang

SSatu diantara dua ilmuwan Indonesia yang telah berhasil menerima Anugerah Bintang

Jasa Jepang “The Order of Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon” dari Pemerintah Jepang, ialah Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta, M.S.c.

Guru Besar Fakultas Pertanian (FP) Universitas Udayana (Unud) itu telah menjalin kontak dan kolaborasi dengan ilmuwan Jepang dalam berbagai program dan kegiatan selama 32 tahun.

Dosen Program Studi Agroekoteknologi itu akrab disapa Suprapta. Ia memiliki kontribusi dalam kegiatan promosi pertukaran akademik dan bekerja sama dengan pemerintahan Jepang di bidang Patologi Tanaman.

Alumnus Universitas Kagoshima itu menghabiskan selama enam tahun di Jepang untuk studi kuliah. Pria kelahiran Gianyar itu mulai berpartisipasi pada kegiatan kerjasama penelitian dengan Tokyo University of Agriculture, Jepang. Penelitian yang dilakukan pada 1998. Tema yang dia ambil yakni Development of Bioagents for New Alternative Farming System.

Selama sepuluh tahun, pria yang lahir pada 28 November 1958 juga kerap melakukan kunjungan rutin ke Jepang untuk melakukan penelitian. Selain penelitian, penerima penghargaan KALPATARU dari Kementerian Lingkungan Hidup RI di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, mengikuti seminar kemajuan hasil penelitian.

Kegiatan penelitian lain ia lakukan di Tokyo University of Agriculture. Lalu pada 2005-2020 pria yang hobi menari tradisional itu juga didapuk sebagai tim kerjasama penelitian antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta Japan Society for the Promotion of Science (JSPS). Sejak 2016 hingga kini ia pun menjadi Advisory Board Member di College of Agriculture Ibaraki University. “Program–program kerjasama yang saya ikuti, mungkin menjadi salah satu pertimbangan pemberian penghargaan Bintang Jasa dari Pemerintah Jepang,” ujarnya.

Kabar gembira, diterima Dosen Suprapta dari salah seorang pejabat Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar. Ia menjelaskan, anugerah Bintang Jasa Jepang The Order of Rising Sun

Foto kerjasama Pemda Bali, IPB dan Unud di lahan percobaan bunga Gumitir Sudamala
(DOC. PRIBADI DEWA NGURAH SUPRAPTA

adalah penghargaan Lencana Jepang yang didirikan pada 1875 oleh Kaisar Meiji. Ia juga menambahkan, jika penghargaan tersebut dianugerahkan kepada orang-orang yang telah memberikan pengabdian luar biasa kepada negara di berbagai bidang.

Selain penghargaan Bintang Jasa, dosen berprestasi nasional peringkat IV pada Agustus 2004 ini juga memiliki banyak penghargaan atas tindakannya. Misalnya, penghargaan Satya Lencana Pembangunan Pertanian dari Presiden RI ke lima, Megawati Soekarno Putri pada Mei 2004.

Selain berprofesi sebagai dosen, ia juga sering melakukan penelitian di bidang perlindungan tanaman pertanian, khususnya pengembangan biopestisida. Misalnya, pestisida nabati dan biopestisida berbasis mikroba. Manfaatnya untuk mengendalikan penyakit tanaman pertanian, seperti tanaman pisang, vanili, kakao, cabe, padi, dan porang. “Kegiatan ini saya lakukan dalam rangka mengembangkan

sistem pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal,” ungkap Dosen Suprapta.

Ia berpesan, agar semua mahasiswa belajar secara tekun, dan memanfaatkan perkembangan teknologi secara baik dan benar, “Kepada mahasiswa khususnya mahasiswa FP Unud, saya sarankan untuk mengisi kesempatan belajar secara tekun,” tambahnya.

Ia juga menambahkan, agar mahasiswa bisa mengembangkan diri secara maksimal, baik dalam penguasaan teknologi kekinian maupun kemampuan untuk berinteraksi dengan masyarakat karena pertanian Indonesia membutuhkan sentuhan teknologi dan manajemen modern yang lebih produktif dan efisien. “Agar bisa menguntungkan bagi petani, dan menyejahterakan petani di satu sisi, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Ini tantangan yang harus dijawab pada masa kini dan masa datang,” tuturnya. (Ndry, Al, Cdy).

Foto kerjasama Pemda Bali, IPB dan Unud di lahan percobaan bunga Gumitir Sudamala

Ricy Wahyu Romadhoni, Mahasiswa Berprestasi yang Antigagal

Akademik dan Non-Akademik Tetap Jalan Seimbang

Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.

Kata-kata ini memotivasi Ricy Wahyu

Romadhoni hingga dirinya mendapatkan banyak prestasi tingkat universitas hingga nasional. Pria yang akrab dipanggil Ricy itu membagikan jurus jitunya agar mahasiswa dapat menjalankan kuliah dengan baik sekaligus meraih prestasi.

Dalam meraih prestasinya, Ricy pernah mengalami kegagalan di bidang akademik maupun non-akademik. Meskipun dalam beberapa lomba belum berkesempatan menjadi pemenang, Ricy mengaku mendapat banyak pengalaman dan pembelajaran dari perlombaan

yang ia ikuti. “Banyak ikut lomba – lomba ternyata tidak menang, tidak lolos gitu-gitu, “ tutur Ricy

Tapi hal itu tidak membuat Ricy berhenti belajar. Karena dari pengalaman tersebut Ricy mendapati cara untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya. ”Karena semisalnya sekali gagal dan tidak ikut lagi, kita tidak bakal tahu gitu,” ungkap pria yang berasal dari Jember itu.

Pria kelahiran 3 Desember 2001 ini, memiliki banyak prestasi ditingkat fakultas maupun universitas. Dia menyarankan mahasiswa untuk berperan aktif dalam kegiatan di dalam FP. Misalnya, PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) atau yang lainnya. “PKM tahun lalu (2023) kalau tidak salah yang diadakan oleh FP, aku ikut Juara

(DOC. PRIBADI RICY WAHYU ROMADHONI

III. Kalau di universitas pernah ikut Business Plan dan Juara III juga,” ungkapnya.

Selain itu, pria yang menyukai biru ini sempat mendapat Juara II LIP3D (Lomba Inovasi Program Pemberdayaan dan Pembangunan Desa) yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta 2022.

Banyaknya prestasi yang ia raih tidak lepas dari dukungan orang tua dan teman–teman di sekitarnya. Ricy mengaku, orang tuaku senang dan bangga terhadap prestasinya, “Jadi orangtuaku senang, bangga juga karena melihat aku bisa punya experience banyak ketimbang orang-orang yang mungkin mamaku kenal,” ungkap Ricy.

Mahasiswa Arsitektur Lanskap 2021 itu juga kerap kali diberi semangat oleh teman-temannya dalam mengikuti lomba. Ricy mengakui ada banyaknya kekurangan atas dirinya, sehingga ia membutuhkan teman-teman untuk mendukung aktivitasnya. “Walaupun ending-nya tidak dapat tapi setidaknya teman-teman aku, mereka selalu memberi dukungan dan rasa kepercayaan itu,” tutur pria yang bercita-cita sebagai Landskeeper.

Dengan banyaknya kegiatan organisasi dan lomba yang diikuti, Ricy mengakui lebih mengutamakan jadwal istirahatnya, karena kesehatan lebih penting dari apapun. Ia berusaha tidur tidak lebih dari jam 1 dinihari. “Hal yang

penting dalam hidup ini sebenarnya sehat yah Percuma kita kuliah tapi ending-nya kita sakitsakitan,” ungkapnya.

Ricy mengaku banyak hal yang harus dikorbankan dalam mencapai kesuksesan berprestasi di bidang akademik maupun non akademik, seperti waktu, tenaga, dan uang. “Aku juga pernah ikut lomba bertiga sama dosen biayanya sampai Rp 30 Juta, tapi ending-nya tidak menang,” ungkap mahasiswa semester enam tersebut.

Setelah lulus nanti, Ricy berencana terus belajar untuk mencapai mimpinya menjadi Landskeeper yang bekerja di luar negeri, dengan melanjutkan pendidikan di S2 dan mengikuti kegiatan – kegiatan yang dapat membantunya mencapai mimpinya tersebut.

Di akhir wawancara, Alumnus SMAN 1 Balung tersebut memiliki tips dan trick kepada para mahasiswa yang ingin berprestasi yaitu mimpi dan action. “Dari mimpi yang besar akan menjadi semangat kita untuk melakukan actionaction yang besar untuk mencapai mimpi kita” terang Ricy. (Ndry, Al, Cdy)

Ricy Wahyu Romadhoni, mahasiswa dengan segudang prestasi
(DOC. PRIBADI RICY WAHYU
Ricy Wahyu Romadhoni, mahasiswa berprestasi, saat menjadi juara 3 pada
lomba Business Plan Competition

KABAR KAMPUS

Membangun Desa bersama PPK

ORMAWA FP UNUD

RATAM untuk Pertajam Konsentrasi

di Jurusan Agroekoteknologi

Membangun Desa bersama PPK ORMAWA FP UNUD

Kegiatan PPK ORMAWA (Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan) adalah salah satu program yang dimiliki oleh Fakultas Pertanian (FP). Kegiatan pengabdian ini dibalut dengan kompetisi nasional yang sekelas P2MW (Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha).

Salah seorang tim yang berhasil lulus yakni tim PPK ORMAWA yang digawangi oleh Ida Ayu Made Intan Pujawati menyampaikan, PPK ORMAWA tahun ini memiliki tiga tema yaitu, sanggar tani muda, desa wisata, dan smart farming. Untuk PPK ORMAWA FP mengambil tema sanggar tani muda karena hal ini identik dengan ketiga program studi di FP.

Menurut Intan, sapaan Ida Ayu Made Intan Pujawati, tema ini diambil untuk mempertimbangkan besarnya potensi FP di tiga program studi (prodi). Yakni, Agroeteknologi, Agribisnis, dan Arsitektur. “Menurutku dari tiga topik ini, ketiga prodi itu benar-benar masuk dan kita masih bisa untuk masuk ke topik-topik itu,” ujar Intan.

Pemilihan tema yang pertama didasari dari ketiga prodi yang ada di Fakultas Pertanian yaitu adanya desa wirausaha, salah satu indikatornya adalah membuat suatu prototype bisnis. Intan merasa di desa tempat kegiatan PPK ORMAWA kurang maksimal.

Menurut Intan, PPK ORMAWA FP menyesuaikan tema dengan bidang keilmuan yang relevan, yaitu pertanian. Dia menyebut selama proses pembuatan proposal, pihaknya sangat terbantu dengan adanya dukungan dari Fakultas dan Universitas. “Jadi apapun yang kita lakukan dari awal, administrasi, lalu seleksi substansi, itu benar-benar didampingi,” terang Intan.

Ia menceritakan asal muasal timnya berkolaborasi dengan Desa Pelaga. Tidak sulit karena dua tim pelaksanaan berasal dari sekitar Desa Pelaga. Dari semua tahap administrasi, Intan menyebut bahwa pembuatan proposal adalah salah satu bagian yang penuh tantangan. “Sekitar satu bulan kurang itu sudah selesai, jadi ada dua tahap revisi juga,” ujar Intan.

Tim yang lulus seleksi POM ORMAWA FP terdiri atas semua prodi, jadi dari Agroeteknologi,

Diskusi dengan pihak desa

Agribisnis, dan Arsitektur Lanskap. Yakni 15 orang selain Intan, ada I Putu Angga Saputra, Raffly Eka Haganta Tarigan, I Gusti Ayu Made Sanis Suratningsih, I Komang Arsana, Rendra Putra Taufiqun Ni’am, Fitri Kiswandani, I Made Pasek Mahardika, Rayyan Taba Nandana, Gusti Ayu Putu Diah Candra Suari, Ni Ketut Ayu Bella Andhini Putri, Dysca Laura Anthony, Kadek Dennis Chandra Dwika, Sagung Putri Subamia Uttari, dan yang terakhir I kadek Pasek Adis Tenaya.

Manfaat yang diterima oleh warga Desa Pelaga nanti terhadap program Sanggar Tani

Muda berupa 6 pelatihan. Terdiri atas 3 pelatihan budidaya dan 3 pelatihan untuk pengelolaan limbah. “Jadi ini sebenarnya semua program ini berpacu pada pedoman yang ada di pedoman PPK ORMAWA itu ada beberapa indikator keberhasilan. Nah indikator keberhasilan itulah yang kami implementasikan ke programprogram,” lanjut Intan.

Pelatihan di mana semua target sasaran mulai dari petani muda dari kelompok tani dan pelajar SMK pertanian.

Anggota dari PPK ORMAWA

1. Ida Ayu Made Intan Pujawati

2. I Putu Angga Saputra

3. Raffly Eka Haganta Tarigan

4. I Gusti Ayu Made Sanis Suratningsih

5. I Komang Arsana

6. Rendra Putra Taufiqun Ni’am

7. Fitri Kiswandani

8. I Made Pasek Mahardika

9. Rayyan Taba Nandana

10. Gusti Ayu Putu Diah Candra Suari

11. Ni Ketut Ayu Bella Andhini Putri

12. Dysca Laura Anthony

13. Kadek Dennis Chandra Dwika

14. Sagung Putri Subamia Uttari

15. I Kadek Pasek Adis Tenaya.

Peninjauan lokasi di desa pelaga

RATAM untuk Pertajam Konsentrasi di Jurusan Agroekoteknologi

Ramah Tamah Agroekoteknologi (RATAM) berhasil diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Udayana (Unud). Berlokasi di Gedung BI, Lantai 3 FP, Bukit Jimbaran, RATAM kali ini hadir dengan tema “Membangun Sinergi dan Kekompakan Guna Menciptakan Agroekoteknologi yang Unggul melalui Ramah Tamah 2024”.

Dr. Ida Ayu Putri Darmawati, S.P., M.Si. Kepala Program Studi (prodi) Agroekoteknologi menekankan tentang bagaimana pencapaian

Prodi Agroekoteknologi. Serta upaya yang ditempuh prodi dalam menaikan dan mempertahankan akreditas. Kaprodi juga menyinggung tema RATAM kali ini menjadi acuan dalam membangun Prodi

Agroekoteknologi.

Ketua Panitia RATAM, Ni Wayan Karyastini mengungkapkan, kegiatan ini merupakan program kerja dari Himagrotek. Tujuan

RATAM untuk mengakrabkan mahasiswa

Agroekoteknologi lintas angkatan. Mahasiswa yang akrab dipanggil Iyas ini menjelaskan, Ratam juga bermanfaat untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai konsentrasi prodi

Agroekoteknologi.

Dilanjutkan dengan paparan oleh Mahasiswa

Berprestasi (mawapres) yang berasal dari prodi

Agroekoteknologi. Lalu paparan dari perwakilan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Pendidikan Tinggi (Dikti). Kemudian

penjelasan tentang Pemilihan Raya (Pemira) dan pengenalan fungsionaris Himagrotek. pemira dan terakhir perkenalan fungsionaris

HIMAGROTEK. “RATAM merupakan salah satu persyaratan untuk mengikuti Social Education Agroechotecnology (SEA), papar Iyas.

Ketua Himagrotek, Kadek Kresna Dana Putra menyampaikan, RATAM ini memiliki tema yang membangun sinergi untuk membangunkan semangat dan kekompakan seluruh mahasiswa

Agroekoteknologi. Kegiatan yang diikuti 148 peserta ini membawa kesan tersendiri bagi peserta.

Misalnya bagi Margareth Angel Perdana Purba, salah seorang peserta RATAM angkatan 2023 mengakui manfaatnya untuk menambah relasi. “Saya rasa semuanya sangat berguna mengubah pola pikir dan membangkitkan semangat saya sebagai mahasiswa,” ujar perempuan yang hobi membaca itu. Dari penjelasan prodi, ia memutuskan memilih konsentrasi Agronomi untuk dipelajari lebih jauh.

Peserta lainnya, Dewa Gede Wira Wedana dari angkatan 2022. Wira mengaku awalnya bingung menentukan konsentrasi, namun sepertinya pria yang hobi futsal ini akan lebih banyak belajar tentang ilmu tanah. “Jadi saya berniat untuk mengambil konsentrasi tanah” ujar peserta angakatan 2022. Ikut serta dalam RATAM 2024 adalah salah satu strateginya agar dia lebih mudah memahami konsentrasi jurusan saat hendak memilih mata kuliah di semester lima. (Sya, Lan, Navy).

(DOC. PANITIA RATAM 2024)

Tunas Khlorofil

MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

Kampus Merdeka adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek dengan memberikan hak kepada Mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di luar program studi selama 1 semester dan berkegiatan di luar perguruan tinggi selama 2 semester. Perguruan tinggi diberikan kebebasan untuk menyediakan kegiatan Kampus Merdeka yang sesuai dengan kebutuhan dan minat mahasiswanya.

Manfaat mengikuti MBKM

• Pengalaman kegiatan praktik di lapangan yang akan dikonversi menjadi SKS

• Eksplorasi pengetahuan dan kemampuan di lapangan selama lebih dari satu semester

• Belajar dan memperluas jaringan di luar program studi atau kampus asal

• Menimba ilmu secara langsung dari Mitra berkualitas dan terkemuka

YUK LIHAT PENGALAMAN MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN YANG MENGIKUTI MBKM!

Informasi Lebih Lanjut: Kampus Merdeka (kemdikbud.go.id)

Farikhatul Maftukhah

Program Studi : Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian

Konsentrasi : Bioteknologi

Penempatan : Sekretariatan Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI

Posisi : Assistant to MP’s Expert Staff Komisi IV DPR RI

Informasi Singkat

MSIB merupakan program yang membuka kesempatan mahasiswa untuk magang dan menambah pengalaman bekerja di mitra-mitra perusahaan terkait.

Kesan & Pesan

Dengan magang ini, saya melihat sendiri bagaimana kerja DPR RI sebagai Lembaga lesgislatifnya pemerintah, yang mulanya stigma saya negatif terhadap DPR menjadi lebih positif “tidak seperti apa yang diasumsikan oleh netizen di media massa” saya dan teman-teman menjadi tau dan mengerti tentang apa dan bagaimana sih kerja DPR. Bisa dikatakan dengan magang di DPR RI membuka wawasan dan sudut pandang saya terhadap berbagai sudut pandang dalam penyelesaian masalah, sama ketika wakil-wakil rakyat yang membuat kebijakan harus melihat dan mendengarkan berbagai sisi pandang. Jadi kita tidak boleh terlalu underestimate terhadap sesuatu, jika ada berita harus di benar-benar di baca, pahami dan cross check kebenarannya “Jangan membaca berita di judul besarnya saja”. Ilmu & pengalaman baru yang didapat :

Dapat mengetahui bagaimana DPR RI memonev kerja pemerintah saat Rapat Kerja Komisi IV DPR RI yang memonitoring dan mengevaluasi kinerja Kementrian Pertanian, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Badan Pangan Nasional, perum BULOG dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM); mengetahui bagaimana proses Rancangan Undang-Undang (RUU) menjadi Undang-Undang (UU) dengan sidang dan simulasi sidang yang telah saya ikuti. Selain itu saya mendapat experience dan kesempatan dari Ibu Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk studi lapangan di Taman Nasional Gudung Gede Pangrango secara langsung dengan dipandu oleh kementrian.

Tips & trick lolos :

Perbanyak experience , ikuti lomba-lomba dan perbaiki CV.

Steven Noah Marcelino Siahaan

Studi Independen

Program Studi : Agroekoteknologi Universitas Udayana

Tempat, tanggal lahir : Pematang siantar, 21 Juli 2003

Tempat Studi Independen : Amati Indonesia

Informasi Singkat

Studi Independen adalah program yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari kompetensi yang spesifik dan praktis langsung dari para pakarnya.

Kesan & Pesan

Kesan dan pesan dalam mengikuti Studi Independen MSIB yaitu asik karena waktu yang diberikan saat belajar mandiri itu fleksibel, tidak setiap hari, dan dapat bekerja sama dengan team.

Ilmu & pengalaman baru yang didapat :

Ilmu dan pengalaman yang didapat dalam Studi Independen, yakni karena tempat studi independen lebih mengarah ke sustainable startup, kita dapat belajar mengenai model canvas, management waktu dan bisnis, dan belajar membuat bisnis berkelanjutan yang tidak mencemari lingkungan.

Tips & trick lolos :

Untuk daftar dalam Studi Independen siapkan cv. Perbanyak pengalaman dalam kepanitiaan dan organisasi. Dengan cv yang bagus, kita dapat terpilih menjadi leader dalam tim.

Vicarius Anugrah Jaya Zai

Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Program Studi : Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian

Konsentrasi : Agribisnis (Angkatan 2021)

PT Pengirim : Universitas Udayana

PT Penerima : Universitas Padjadjaran (28 Agustus - 22 Desember 2023)

Informasi Singkat

Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) adalah program mobilitas mahasiswa selama satu semester untuk belajar di perguruan tinggi di Indonesia dan memperkuat persatuan dalam keberagaman.

Kesan & Pesan

Banyak hal yang tak terlupakan. Seperti pengalaman baru yang membuat pribadi semakin terbentuk, pemahaman kebudayaan meningkat, relasi baru, dan kemampuan komunikasi lebih cakap. Semoga relasi yang dibangun selama pertukaran dapat menjadi aset berharga, menjadi pembelajaran, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu & pengalaman baru yang didapat :

Saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman, seperti kemerdekaan, inspirasi, refleksi, kontribusi sosial, berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai daerah, kesempatan mengunjungi destinasi wisata di Jawa Barat, dan menjadi volunteer di PIMNAS ke-36.

Tips & trick lolos :

Untuk mahasiswa yang berminat mengikuti PPM, pastikan memenuhi syarat, daftar lebih awal, dan memilih kampus di luar provinsi asal. Pesan saya, keluar dari zona nyaman, manfaatkan setiap kesempatan, bangun relasi, dan berdoa.

Omega Oudora Elisabet

Indonesian International Student Mobility Awards

Program Studi : Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian

Konsentrasi : Agronomi dan Hortikultura (Angkatan 2019)

Mengikuti IISMA : di University of Sydney, Australia.

Informasi Singkat

Program ini memberikan kesempatan kepada pelajar Indonesia untuk belajar di luar negeri dan memperluas pengetahuan dan pengalaman mereka.

Kesan & Pesan

Saya sangat bersyukur dan bisa fokus belajar karena Kemendikbud membuat program ini dan memberikan fasilitas yang sesuai. Saya ingin mengajak teman-teman untuk tidak minder duluan dan jangan mundur sebelum mencoba kesempatan.

Ilmu & pengalaman baru yang didapat :

Di University of Sydney, saya belajar banyak hal tentang pertanian, tidak hanya tentang tanaman, tetapi juga tentang peternakan, kerangka hewan seperti sapi, penanganan musim hujan, kemarau, dan salju, serta rencana usahatani di Eropa dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah.

Tips & trick lolos :

Untuk teman-teman yang berminat, persiapkan diri seperti bahasa dan tes. Jangan asal pilih jurusan, berdoa, semangat, dan tetap proaktif.

Ardian Riski

Wirausaha

Program Studi : Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian

Angkatan : 2020

Informasi Singkat

Wirausaha Merdeka adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri menjadi calon wirausahawan melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan

Kesan & Pesan

Kesan yang didapatkan merupakan pengalaman yang luar biasa dan tidak bisa dilupakan. Pesannya, dalam wirausaha merdeka ini jangan melihat sisi negatif saja, lihat juga sisi positifnya. Karena dengan sisi negatif ini, kita bisa belajar menjadi wirausaha yang lebih baik.

Ilmu & pengalaman baru yang didapat :

Ilmu baru yang didapat di Wirausaha Merdeka berasal dari narasumber yang memang terpercaya. Ilmu-ilmu tersebut seputaran bisnis seperti bagaimana cara memulai bisnis, mempertahankan bisnis, mengelola keuangan, dan membuat branding. Karena sebelum membuat bisnis kita harus mempunyai positioning dan branding yang berbeda dari bisnis yang sejenis.

Tips & trick lolos :

Berani mencoba terlebih dahulu dan jangan ragu. Karena peluang untuk lolos wirausaha merdeka cukup besar walaupun kuotanya terbatas tapi ini sangat worth it. Dalam mengikuti wirausaha merdeka, tidak diharuskan mempunyai usaha sendiri.

Agung Kristiani Siregar Kampus Mengajar

Tempat/ Tgl lahir : Talo, Kab. Taloma, 04 Februari 2003

Program Studi : Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Angkatan : 2021

Informasi Singkat

Dalam program ini, mahasiswa akan ditempatkan di sekolah dasar di seluruh Indonesia dan membantu proses belajar mengajar di sekolah tersebut

Kesan & Pesan

Kesan dalam mengikuti Kampus Mengajar pastinya sangat senang karena dapat mengkonversi dan tidak ikut KKN. Pesannya, untuk Kampus Mengajar batch selanjutnya semoga lebih baik, misalnya dalam biaya hidup yang diharapkan lebih maksimal.

Ilmu & pengalaman baru yang didapat :

Mengikuti program Kampus Mengajar memberikan banyak ilmu dan pengalaman baru, seperti andragogi, pedagogi, dan kontribusi nyata kepada masyarakat. Program ini membantu dalam pengembangan diri, seperti keterampilan komunikasi, manajemen waktu, dan kepemimpinan.

Tips & trick lolos :

Siapin niat dari dalam diri, lengkapi berkas-berkas yang diperlukan saat akan mendaftar, dan siapin tujuan ikut kampus mengajar.

Mohammad Wahyu Ghani , S.IIP.,M.I.KOM Praktisi Mengajar

Tempat Mengajar : Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana

Fakultas : Pariwisata

Tempat : Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

Riwayat Pendidikan : - Padjadjaran University, Fakulty of Communication

- Information and Library Science

- Master Program Majoring In Health Communication

Informasi Singkat

Program MBKM yang memungkinkan praktisi mendarmabaktikan keahliannya dengan mengajar mahasiswa di kelas kolaborasi. Harapannya, mahasiswa mendapat ilmu serta kecakapan sesuai kebutuhan dunia kerja dan profesional, pengalaman riil, serta jejaring dunia usaha dan dunia industri. Untuk informasi lengkap mengenai praktisi mengajar dapat diakses melalui link berikut: https://praktisimengajar.kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/.

Kesan & Pesan

“Merupakan pengalaman baru ya dapat mengajar mahasiswa tanpa menjadi dosen aktif di universitas, terlebih lagi saat membagikan pengalaman saat bekerja”. Sharing berbagai pengalaman saat bekerja, dan memberikan saran-saran saat bekerja terlebih di pariwisata sangat penting bagaimana baiknya dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Tips & trick lolos :

“Untuk tips dan trick mungkin tidak ada ya, lebih ke mengikuti persyaratan yang ada, kemudian cv yang bagus, dan baik dalam wawancara saja”.

KARYA SAHABAT KHLOROFIL

AOKIGAHARA FOREST

Oleh : Win

“Jangan sampai berpisah dari yang lain, di dalam hutan ini tidak ada yang boleh berjalan sendirian!” ucap pemandu wisata.

Papan Peringatan di Pintu Masuk

Aku membaca sebuah papan besar yang terdapat pada pintu masuk Hutan Aokigahara, di sana tertulis nasihat-nasihat dan kalimat persuasif untuk membatalkan keinginan bunuh diri. Ya, kali ini aku akan menghabiskan waktu liburku, disalah satu hutan yang terdapat di Jepang. Namanya Hutan Aokigahara.

Aokigahara merupakan hutan yang terletak di sebelah Barat Laut Gunung Fuji, membentang dari kota Kawaguchiko hingga desa Narizawa, Prefektur Yamanashi. Aokigahara disebut juga “hutan lautan pohon” dan “Lautan pohon gunung Fuji.” Usia hutan ini diperkirakan sekitar 1200 tahun.

Hutan tersebut dilaporkan sebagai tempat bunuh diri yang paling populer di seluruh Jepang dan masuk peringkat dua di dunia sebagai destinasi bunuh diri setelah Jembatan Golden Gate di San Francisco.

Namun, tujuanku kesini bukan untuk bunuh diri, melainkan penasaran dengan kabar yang beredar. Takut, tentu saja aku takut. Membayangkan begitu banyak mayat yang membusuk dan

Hutan Aokigahara yang Lebat dan Menyeramkan

menggantung di setiap pepohonan membuatku sedikit bergidik ngeri. Tapi, aku harus mencoba sesuatu yang baru, untuk tulisanku kali ini, dan ini adalah pilihan terakhirku.

“Ryu!” Kazumi, gadis berkacamata itu melambaikan tangan ke arahku. Dengan senyum mengembang, ia setengah berlari untuk menghampiriku.

“Kau? Ikut ke tempat ini?”

“Hehe, tentu. Aku suka hutan ini!” jawabnya tersenyum.

“Kau pernah ke tempat ini?” tanyaku sedikit ragu.

Ia hanya mengangguk.

Dia orang yang sangat pendiam, jadi aku tidak menyangka jika dia juga tertarik dengan hal mistis seperti ini.

“Baiklah! Kita lanjutkan perjalanan, ingat! Jangan sampai ada yang berjalan sendirian.” Pemandu wisata kembali mengingatkan.

Kali ini aku mulai merasakan hawa hutan yang berbeda, bahkan bau busuk mulai membuat hidungku tidak nyaman.

“Ada apa?” tanya Kazumi, yang merasa aneh karena sikapku.

“Tidak apa,” kataku mengambil masker di dalam tas.

Kami berjalan menyusuri Hutan, aku sedikit merinding, tapi bukankah itu wajar, ini pertama kalinya aku ketempat ini.

Tidak ada yang berbicara selain burung yang berterbangan diantara pepohonan. Semuanya terasa semakin menyeramkan, sementara Kazumi, ia begitu terlihat tenang dan sesekali menatapku dengan senyum dibibirnya.

“Ryu,” panggil Kazumi lirih.

“Hm,” aku bergumam.

“Aku ingin buang air, apa kau bisa mengantarku?” ucapnya.

“Tapi, pemandu wisata itu berkata, kita tidak boleh berpisah bukan?” ucapku mengingatkan. Kazumi tertunduk menggigit bibirnya.

“Baikah! Tapi jangan jauh dari sini!” kataku mengingatkan.

Kazumi tersenyum. Kami berdua memilih jalur yang berbeda, tapi, aku berusaha memberi tanda agar bisa menyusul kemana mereka nantinya.

Sementara Kazumi sudah menghilang dibalik semak untuk menuntaskan panggilan alam.

Semilir angin terasa mengusap wajahku, hutan ini benar-benar menakutkan. Aku tidak bisa membayangkan jika hutan secantik ini akan menjadi sangat menyeramkan karena peristiwa bunuh diri yang terjadi.

Sejak dulu, sejak tahun 1988 kurang lebih ada 100 peistiwa bunuh diri yang terjadi setiap tahunnya, dan sekarang tahun 2018, kau bisa menghitung berapa jumlah mayat yang sudah ditemukan di sini?

“Ryu!” Suara Kazumi membuatku kembali sadar, aku menatap sekelilingku, rasanya berbeda, ada sesuatu yang salah di sini.

Aku berjalan, mencoba mencari jejak Kazumi, tapi, dia juga menghilang.

“Sial!” rutukku dalam hati.

Suara aneh mulai terdengar, seperti suara cakaran. Aku menoleh ke arah pohon yang tidak jauh dari tempatku berdiri.

“Temukan aku!” ucapku membaca kalimat yang tertulis di sana.

Mataku mulai mencari sumber suara yang terdengar beberapa waktu lalu, tapi, tidak ada siapa pun, hanya aku dan kicauan burung yang entah di mana.

Kazumi, menghilang. Dan lebih parahnya lagi, aku sendirian di sini. Aku mencoba mencari tanda panah yang kubuat untuk jaga-jaga, tapi tidak ada, kalau pun ada, hanya tanda panah dengan warna merah.

“Darah.” Aku berguman, saat mencium sesuatu berwarna merah yang menempel pada pohon di hadapanku.

Darahnya semakin deras menetes, bahkan kini jatuh tepat di atas kepalaku.

Dengan jantung yang semakin berdegup kencang, aku berusaha menatap ke arah dahan

pohon di atas kepalaku.

Aku berusaha keras, kepalaku seolah ada yang menekannya dengan kuat, aku menelan saliva, tenggorokan kuterasa kering menahan takut.

“Aku harus memastikan sesuatu!” rutukku. Mencoba memberi kekuatan pada diriku sendiri.

“Tidak! Ini tidak mungkin!” Mataku membulat saat melihat mayat yang menggantung di atas sana adalah Kazumi.

Aku mundur beberapa langkah, mencoba menjauh dari tetesan darah yang masih terlihat segar. Lagi, aku menelan salivaku untuk memberi sedikit keberanian.

“Ryu!” Leherku seperti diperintah untuk memutar mencari sumber suara itu kembali berasal.

Kazumi, gadis berkaca mata itu, kini berdiri di hadapanku dengan seringai di wajahnya.

“Aku sudah siap, ayo kita kembali!” perintahnya mengulurkan tangan.

Aku menoleh, ke arah seseorang yang dia panggil dengan namaku.

“Tidak! Ini tidak mungkin!” Aku berlari, menjauh dari Kazumi.

“Ini, korban terakhir. Pria ini berhasil kami temukan di dekat sungai, sepertinya dia terpeleset dan kepalanya terbentur,” ucap seorang dokter saat memeriksa jenazah di hadapannya.

“Kondisi jenazahnya membiru, mungkin ini sudah hari ke 3 dia meninggal!” kata seorang penjaga menimpali.

Dengan rasa penasaran, aku mendekat, hanya ingin memastikan, siapa yang baru saja mereka temukan.

Mataku membelalak dengan sempurna, saat melihat wajahnya dan juga apa yang sedang ia genggam di tangannya. Sebuah buku catatan, yang biasa aku gunakan untuk menulis ceritaku.

Kazumi dan Ryu di Hutan

- ANAK PETANI DARI NIASOleh : Vicarius Anugrah Jaya Zai

Di tanah subur Nias, tumbuh seorang anak petani, Dengan mimpi yang tinggi, di hati tersimpan rapi, Langit biru dan sawah hijau jadi saksi, Ia terlempar jauh, berlayar ke Bali.

Ombak menari, angin berbisik lembut, Perahu kecil membawa harapannya tak terbatas, Menuju pulau impian, di mana cita-cita menyambut, Setiap tetesan keringatnya jadi bukti niat yang kuat.

Di Bali, ia temukan cahaya baru, Di tengah budaya dan pesona, ia temukan makna, Bahwa hidup bukan sekadar mengejar mimpi yang semu, Tapi tentang melayani, memberi cinta tak terbatas tanpa tanda.

Misi Tuhan terpatri di dada, Membawa kabar sukacita ke setiap jiwa yang haus, Mengerti bahwa pelayanan adalah tanggung jawab utama, Menggapai hati yang merindu, memeluk mereka yang terus berjuang.

Kini, di senja yang hangat, ia merenung, Betapa pentingnya langkah kecil dalam rencana besar, Melayani adalah bentuk kasih yang paling agung, Dalam setiap senyum, ia melihat cahaya yang menyebar.

Anak petani dari Nias kini memahami, Bahwa jalan hidupnya adalah anugerah yang diberi,

Dengan semangat baru, ia terus berlari, Menebar sukacita, menjadi sinar dalam gelap yang merajai.

- MELODI CINTAOleh : Vicarius Anugrah Jaya Zai

Dalam setiap langkah yang kutempuh, Kau hadir memberi warna dalam hidupku, Bersamamu, aku menjadi lebih, Kau adalah mentari yang menyinari pagi hariku.

Ketika dunia terasa sepi, Kau hadir mengisi kekosongan hati, Dalam bisikmu, kutemukan kedamaian, Di sisimu, aku merasa nyaman.

Kita bagai pinang dibelah dua, Menyusun melodi dalam harmoni, Dalam tawa dan air mata, Kau adalah penopang, pelipur lara.

Bersama kita lewati liku-liku, Menapak setiap jejak dengan semangat baru, Kau dan aku, dalam satu irama, Menjalin cerita yang tak pernah pudar.

Aku menjadi lebih ketika bersamamu, Dalam hadirmu, kutemukan diriku, Di sisimu, aku merasa utuh, Denganmu, cinta ini menjadi penuh.

VEKTOR

Vektor oleh Ni Putu Septidewi

VEKTOR

Vektor oleh Ni Putu Septidewi

GALERI KHLOROFIL

Lomba Jukung Race di desa wisata bahari Desa Tulamben sebagai peringatan hari kemerdekaan ke-79 RI (FARI/ KHLOROFIL)

GALERI KHLOROFIL

Ikan koi dan ikan emas Tirta Gangga (FARI/KHLOROFIL)
Potret jalanan Bedugul di pagi hari (FARI/KHLOROFIL)

GALERI KHLOROFIL

Rice terrace of Karangasem Bali (FARI/KHLOROFIL)

@pbo5967z

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.