Edisi Pekta | Tahun Ke-16 | September 2013 e-mail : lpmhimmah@uii.ac.id, sites : http://lpmhimmahuii.org 1 KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013 ORGAN EKSTRA DAN INTRA BERKOLEGA M. Khoirul Anam | KOBARkobari


Oleh Alvina Anggarkasih Di hari pertama Semarak Ta’aruf Mahasiswa Penuh Makna (Serumpun) 2013, tampak organisasi dan komunitas eksternal, seperti Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO), Komunitas Mahasiswa Psikologi Progresif (KMPP), Himpunan Mahasiswa Psikologi Industri dan Organisasi (HMPIO), serta UKM FPSB mendirikan stand di lapangan samping Gedung Kahar Muzakir. Di sisi lain, dalam tata tertib panitia Serumpun No. 8 menyebutkan bahwa panitia Serumpun 2013 tidak diperkenankan menyampaikan informasi, menggunakan atribut, dan atau memberikan cindera mata yang terkait dengan organisasi eksternal yang ada di luar KM UII, selain informasi yang terkait dengan Serumpun 2013 kepada mahasiswa baru. Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (LEM FPSB) Taktika Rahmi memang mengetahui keberadaan organisasi eksternal yang mendirikan stand tersebut. Menurutnya, perihal ini sudah melalui jalur verifikasi sebelumnya. Ia pun mengaku meskipun pihak rektorat sudah menurunkan Surat Keputusan (SK), ia baru menerima SK tersebut dua hari sebelum Serumpun berlangsung. Dengan kata lain, dari pihak LEM dan panitia Serumpun sudah terlanjur memverifikasi konsep ataupun tata tertib acara tahunan ini. Mahasiswi Psikologi ini punya alasan tersendiri terkait hal tersebut. Ia ingin mengenalkan lebih dalam tentang komunitas dan UKM yang ada di dalam ruang lingkun FPSB kepada para mahasiswa baru. Ketika dimintai keterangan mengenai pendirian stand oleh organisasi eksternal, Wahyudin Afrizal selaku imam HMI MPO FPSB pun angkat bicara. “HMI dianggap komunitas di FPSB. HMI diundang untuk mendirikan stand di lapangan FPSB saat acara Serumpun,” terangnya. Selaras dengan Wahyu, Reni selaku Ketua Steering Commitee (SC) Serumpun 2013 mengakui memang HMI diundang oleh pihak panitia Serumpun untuk mendirikan stand via SMS atau surat pemberitahuan. Ia menambahkan, pihak panitia hanya menjalankan instruksi dari lembaga dan HMI itu sendiri sudah memenuhi persyaratan karena berkembang di lingkungan FPSB. Bahkan ungkapnya lagi, dari lembaga FPSB sendiri membantu panitia Serumpun Berdasar peraturan Panitia Serumpun No. 8 tegas menyebutkan bahwa Panitia Serumpun 2013 tidak diperkenankan menyampaikan informasi, menggunakan atribut, dan atau memberikan cindera mata terkait dengan organisasi eksternal yang ada di luar KM UII, selain informasi yang terkait dengan Serumpun 2013 kepada mahasiswa baru. Namun, kenyataan bertolak-belakang. Panitia justru mengundang organisasi eksternal untuk turut mengisi acara. Meski pihak DPM U tidak mempunyai wewenang untuk masuk ke ranah fakultas, namun aturan tetap harus ditegakkan. Apakah masalah klasik ini akan terus berulang? Tampak membukaeksternalorganisasitengahstanddiharipertamaacaraSerumpun,Sabtu(07/09).
Keluarga Mahasiswa (KM) FPSB dan organisasi eksternal duduk bersama di acara Serumpun.
Ahmad Hanafi | KOBARkobari
2 KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013
Dewan Redaksi: Moch. Ari Nasichuddin, Irwan A. Syambudi. Pemimpin Redaksi: Marta Dwi K. Sekretaris Redaksi: Hasinadara P. Redaktur Pelaksana: Raras Indah F Redaktur Foto: Revangga Twin T. Redaktur Artistik: Metri Niken L. Staf Redaksi: Yuyun Novia S., Laras Haqkohati, Alvina Anggarkasih, Kholid Anwar, Zahrina Andini, Fikrinisa’a Fakhrun H., M. Nashihun Ulwan. Fotografi: Nafiul Mualimin, Ayoni Sulthon, Ahmad Hanafi, Asyharuddin Wahyu Y., M. Rahmat Akbar W. Penelitian dan Pustaka: Aghreini Analisa, Alfa Nur S., Desi Rahmawaty, Nur Jamilah. Rancang Grafis: Rahmat Wahana, Syahril, M. Khoirul Anam, Galuh Ayu P., Ahmad Taupik B., Deby Hermawan. Perusahaan: Anisa Kusuma W., Siti Mahdaria, Alan Dwi P., Arga Ramadhana, Riesky Diyanti P. PSDM: Bayu Putra P., Budi Armawan, Maya Indah C. Putri, Fajar Noverdian. Jaringan Kerja: Aldino Friga P. S., M. Alfan Pratama. Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa HIMMAH Universitas Islam Indonesia. Alamat Redaksi: Jln. Cik di Tiro No.1 Jogjakarta. Telp (0274) 3055069, 085779559104 (Anisa Kusuma W., Iklan/Perusahaan). Saran dan kritik melalui email: lpmhimmah@uii.ac.id, http://lpmhimmahuii.org.
ORGAN EKSTRA DAN INTRA BERKOLEGA




Kewenangan Absolut Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Universitas (DPM U) Fuad sebelumnya dari Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Universitas (DPM U) sudah menghubungi pihak HMI, KAMI PMII, kecuali HTI untuk menjelaskan bahwa organisasi eksternal tidak diperkenankan ikut serta dalam Pesta maupun Pekta. Namun di sisi lain, DPM U menghargai posisi eksistensi DPMF untuk mengatur otoritas di daerahnya sendiri. Ia mengungkapkan, pihak DPM U memberikan surat ke DPM hanya terkait spanduk atau atribut organisasi eksternal, bukan terkait pendirian stand. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kejadian tahun lalu saat spanduk turut menghiasai acaraDPMPesta.Utidak melarang pihak fakultas untuk mendirikan stand organisasi eksternal di fakultas, tetapi hanya menghimbau saja karena hal tersebut telah menjadi kewenangan fakultas. “DPM U hanya pada ruang lingkup universitas. Itu kewenangan absolut, asal di fakultas itu sendiri tidak melanggar PDKM,” tuturnya.q
3KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013
Reportase bersama Yuyun Novia S dan Kholid A
dalam pendataan komunitas apa saja yang tersebar di FPSB, salah satunya HMI. Terkait hal ini, Reni mengungkapkan meskipun HMI ini sebagai organisasi eksternal, namun mereka di akui karena aktif di lingkup FPSB. Di fakultas ini, organisasi eksternal diakui jika sudah berjalan kurang lebih 6 bulan. Ia juga mengungkapkan bahwa HMI telah diakui oleh lembaga di FPSB.


4 KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013
“Istilahnya bonus capek seratus rupiah ini. Biar mereka ngga’ nganggep remeh. Halah cuma stiker aja, gampang dapetnya. Gitu aja sih,” ujar Nurul, Koordinator Komisi C. remeh. Halah cuma stiker aja, gampang dapetnya. Gitu aja sih,” ujar mahasiswi 2011 ini. Menurut Nurul, dari jumlah 480 stock bee jelly dengan jus madu yang dijual panitia, hanya tinggal sisa sekitar 25 bee jelly serta 45 jus madu. Mengenai hasil penjualan stempel ini, Nurul akan menggunakannya untuk menambah biaya Peta. “Sebenarnya tidak terlalu nutup. Kalau pengin tahu, sebenarnya dana dari kelembagaan maupun dari dekan itu belum cukup nutupin buat ini. Kalau ngga’ ada sponsor ngga’ bisa, mbak. Makanya fungsi sponsor buat nutupin dana ospek ini,” ujarnya. Di sisi lain, pihak panitia pun tidak melarang jika para mahasiswa baru memilih menscan stiker itu daripada membelinya. Ditemui di waktu yang berbeda, Ketua Komisi B Rendi Faizal menuturkan bahwa pada dasarnya kebijakan stempel ini dilakukan guna legalisasi atribut peserta Peta 2013. “Seperti semacam tanda. Kalau tidak ada cap pada atribut peserta, maka atributnya tidak sah. Jika tidak sah, maka akan dikenakan pelanggaran,” tuturnya. Ia menjelaskan pula bahwa bagi peserta Peta yang tidak menandai stempel pada atribut yang berupa jus
Kampus Terpadu, KOBARkobari Pekan Ta’aruf (Peta) Fakultas Teknologi Industri (FTI) 2013 yang diselenggarakan dua hari berturut-turut sejak tanggal 7 hingga 8 september 2013 ini masih menggunakan salah satu konsep acara yang hampir sama dengan Peta tahun lalu, yaitu peraturan terkait atribut mahasiswa baru yang harus diberi stempel.Seperti yang dinyatakan Nurul Latifa Kusuma selaku Kordinator Komisi C bahwa tahun ini pihak panitia Peta turut berjualan bee jelly serta jus madu yang berstempel. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menutupi dana kekurangan Peta. Lagipula, saat itu memang ada pihak sponsor yang menawari mereka bee jelly dan jus madu.“Saya sebagai ketua komisi pun hanya sebagai fasilitator yang menjembatani komisi B. Tapi, menurut kami harga yang ditawarkan tidak terlalu besar kok,” ujarnya. Ia mengatakan jika untuk masing-masing atribut, yaitu bee jelly dan jus madu dihargai seratus rupiah per stiker. “Kita aja kerja nempel-nempel itu (stempel-red) begadang sampai shubuh. Istilahnya bonus capek seratus rupiah ini. Biar mereka ngga’ nganggep
Reportase bersama Ayoni Sulthon
KOMERSIALISASIATRIBUTSTEMPELPETA
Oleh Zahrina Andini madu dan bee jelly tersebut, maka akan dikenai sanksi pelanggaran ringan. Senada dengan Nurul, Menurut Rendi hasil penjualan stempel akan digunakan untuk menutupi anggaran biaya Peta. Sayangnya, mengenai keuntungan yang masuk dari hasil penjualan stempel, ia mengatakan kurang mengetahui tentang hal tersebut. “Kami tidak begitu mengetahui persis mengenai berapa jumlah dana yang masuk karena itu merupakan wewenang komisi C,” tukasnya.Ditemui saat Peta hari pertama berlangsung, mahasiswa baru Jurusan Teknik Informatika Cahyo mengaku tidak keberatan jika dalam Peta harus menggunakan stempel karena hal tersebut dapat melatih kedisiplinan. Mahasiswa baru jurusan Teknik Industri M. Azhari juga tidak keberatan menggunakan stempel. “Lebih menyenangkan jika memakai stempel. Saya setuju karena itu bisa melatih kedisiplinan. Lagipula, harganya tidak terlalu mahal,” ujarnya.q Para mahasiswa baru Fakultas Teknologi Industri (FTI) wajib membawa bee jelly dan jus madu yang sudah dibubuhi stempel dari panitia Pekan Ta’aruf (Peta), Sabtu (07/09). Mahasiswa baru ini harus merogoh Rp 100,00 untuk mendapatkan stempel dari masing-masing atribut tersebut.
KOBARkobari|SulthonAyoni


5KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013 Galuh Ayu Pratiwi | KOBARkobari cutcitCat



Narasi oleh Revangga Twin T.
6 KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013
Pesona Ta’aruf telah usai. mendapatkan sambutan dari masing-masing fakultas menunggu mereka para masing fakultasnya. Masta, Ta’aruf, Peradilan, dan Aorta menjadi di masing-masing fakultasnya. sebagai ajang silaturahmi serta Inovasi-invasi baru bertebaran mulai dari lomba hingga pentas hiburan minat para mahasiswa baru. Seperti digelar di Gedung Olahraga Ki Bagoes banyaknya mahasiswa baru Fakultas GOR ini menjadi alternatif paling mengadakan di area fakultas. yang memilih bertempat di area tahun-tahun sebelumnya acara mereka Selain inovasi baru, tradisi-tradisi beberapa fakultas. Penertib barisan ketika dengan lagak galak dan arogansinya, para mahasiswa baru. Tak sedikit mahasiswa aksi para penertib barisan tersebut. tak berani pula meminta izin mereka. Alhasil, tak sedikit diantara Ditertibkan Berteduh Kita Semua Keluarga Asyharuddin Wahyu Y. | KOBARkobari Ahmad Hanafi | KOBARkobari Siti Mahdaria INOVASI DI PEKTAPERHELATAN2013
| KOBARkobari RONA





| KOBARkobari Ayoni
Asyharuddin Wahyu Y.
PERHELATANINOVASI2013
Para mahasiswa baru kembali masing-masing Fakultas. Ospek para mahasiswa baru di masingSerumpun, Fantastik, Pekan menjadi sebutan yang berbeda Semua bertujuan sama, yaitu serta meperkenalkan kampus UII. bertebaran di setiap rangkaian acara, hiburan disediakan untuk menarik Seperti Fantastik tahun ini yang Bagoes Hadikoesoemo. Mengingat Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI), paling tepat dibandingkan harus Begitu pula dengan Peradilan area Fakultas Hukum setelah mereka digelar di luar fakultas. tradisi-tradisi ospek masih sangat kental di barisan masih manjadi penghilang kantuk arogansinya, mereka menertibkan mahasiswa yang ketakutan dengan tersebut. Mereka tak berani membantah, istirahat di tengah kelelahan diantara mereka yang jatuh pingsan. Tak Dapat Berpartisipasi
| KOBARkobari
7KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013
Berkompetisi
AhmadRehatHanafi Sulthon|
KOBARkobari





LAPORAN KEUANGAN SCC
8 KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013



“Kami menerima hak jawab jika ada pihak - pihak tertentu yang keberatan dengan dengan pemberitaan KOBARkobari”
9KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013
MUDARATNYA SERAH IZIN MENGEMUDI ANAK
Kepercayaan dapat dianggap sebagai hal sakral, apalagi kepercayaan yang diamanahkan orang tua terhadap anaknya. Orang tua berharap agar anak mampu bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Yang perlu dipertanyakan disini adalah apakah orang tua sudah mampu memilah bentuk kepercayaan yang pantas ataupun tidak pantas untuk anak?Bagaimana jika kepercayaan itu hanya akan mendatangkan mudarat bagi anak, khususnya anak di bawah umur?Menilik kasus tanggal 8 September 2013 lalu, seorang anak dari pasangan musisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty yaitu AQJ (bukan nama sebenarnya-red) yang dengan mengemudikan mobilnya seorang diri bisa menabrak pengendara mobil lain di tol Jagorawi hingga mengakibatkan 6 orang tewas dan 8 orang luka-luka, seharusnya dapat menjadi pelajaran tersendiri bagi para orang tua. Dengan usia yang terbilang masih di bawah umur, seharusnya AQJ belum diizinkan mengemudikan mobil sendiri karena belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Seseorang bisa memiliki SIM dengan syarat umur minimal 17 tahun. Kejadian seperti itu tidak hanya terjadi kali ini saja. Misalnya saja, pada tanggal 28 Oktober 2011 terjadi peristiwa kecelakaan tunggal yang melibatkan anak di bawah usia 17 tahun. Kecelakaan ini menewaskan 2 anak dari SMPN 1 Denpasar, yaitu Budi Artawan alias Kevin dan Komang Gede Ogie Surya Nugrahadi di Jalan Cok Agung Tresna, Renon, Denpasar. Kesadaran untuk menaati hukum di Indonesia terbilang kurang. Banyak warga yang secara sadar telah melakukan tindakan melanggar hukum, salah satunya perihal tertib lalu lintas. Ironisnya, banyak pelajar di bawah umur dapat meraih SIM dengan mudah. Mereka bisa mendapat SIM dengan cara menuakan umur. Cara ilegal seperti ini tidak akan mudah didapat oleh anak jika tanpa restu orang tua. Disinilah sikap orang tua yang perlu disoroti oleh kita semua. Orang tua dengan terbuka mendukung kepemilikan SIM anak di bawah umur. Mereka seperti apatis terhadap kemungkinan resiko buruk selanjutnya yang akan dialami anak. Ramainya anak-anak di bawah umur yang bebas berkendara roda dua ataupun empat di Indonesia seharusnya mendapat perhatian ekstra dari lingkungan luar anak, seperti orang tua, guru sekolah, ataupun aparat hukum. Tidak dapat dipungkiri lagi jika pengguna kendaraan bermotor anak di Indonesia dalam taraf memprihatinkan. Situs British Broadcasting Corporation (BBC) pernah memberitakan peristiwa sebanyak 1.600 pelajar tanpa SIM ditilang tiap hari. Rata-rata siswa yang terkena tilang adalah pelajar SD dan SMP. Sebagian besar alasan mereka mengedarai motor adalah untuk transportasi ke sekolah karena jarak antara rumah dan sekolah yang jauh. Pengendara dari kalangan anak di bawah umur ini bukan hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi sudah menjalar hingga ke pelosok desa. Upaya sekolah untuk melarang para siswanya membawa kendaraan bermotor pun dinilai hanya isapan jempol belaka. Anak-anak ini tidak habis akal. Jika mereka tidak diperbolehkan membawa motor ke sekolah, maka mereka akan memparkirkan kendaraan mereka di luar sekolah. Oleh karena itu, tindakan awal dan utama yang harus dibenahi adalah menyadarkan anak di bawah umur akan bahaya berkendaraan untuk tingkat usia mereka. Lingkungan utama yang haq melakukan prevensi terhadap anak adalah keluarga, khususnya orang tua. Orang tua yang menyadari akan bahaya dan resiko anak di bawah umur jika bebas mengendarai motor atau mobil, pasti mereka akan melarang anak-anaknya untuk melakukan hal tersebut. Memberi kepercayaan kepada anak memang tidak ada salahnya, tetapi jika itu di luar kewajaran, maka hanya akan menghasilkan mudarat. Sekali lagi, orang tua harus benar-benar memperhatikan anaknya dan tidak selalu mendukung apa yang anak mau. Orang tua sebaiknya tahu mana kebutuhan ataupun keinginan anak, sehingga bisa memilah kepercayaan yang tepat untuk diberikan kepada anak. Tidak memberi izin kepada anak di bawah umur untuk memakai kendaraan bermotor sebelum usia 17 tahun bisa jadi jalan terbaik guna menekan jumlah laju pengendara anak. Memang, ada konsekuensi tertentu seperti orang tua harus meluangkan waktunya untuk mengantar anak-anak mereka pergi ke sekolah. Jika beberapa antisipasi tersebut dilakukan oleh orang tua, mungkin hal ini juga yang akan turut mereduksi kasus kecelakaan lalu lintas anak di bawah umur. Kholid Anwar*
Oleh
*Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII 2012/ Staf Bidang Redaksi LPM HIMMAH UII


KOBARkobari|MahdariaSiti
Berubahnya lokasi menciptakan inovasi-inovasi baru yang terkonsep.
INOVASI KONSEP PERADILAN
Oleh : Siti Mahdaria Fakultas Hukum, KOBARkobari Pekan Raya dan Silaturahmi Perkenalan (Peradilan) Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia kali ini diselenggarakan di Gedung Fakultas Hukum, Jalan Taman Siswa. Lokasi acara yang berlangsung dua hari ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang mengambil tempat di Bumi Perkemahan Babarsari. Harry Setya selaku ketua Steering Committee (SC) mengungkapkan, selain karena pertimbangan biaya, alasan perubahan lokasi tersebut adalah ingin memberikan kegiatan yang bersifat edukatif. “Semua biaya -kecuali konsumsi- untuk mendanai acara kemah yakni dari usaha panitia yang mencari. Sebagai antisipasi jika dana itu tidak mencukupi, maka kami memutuskan untuk melaksanakan kegiatan ini di kampus,”Berubahnyapaparnya.lokasi acara ini membuat bertambahnya pula konsep yang ditawarkan. Beberapa diantaranya adalah konsep sanggar seni dan renungan malam hari. Dua konsep ini diadakan bukan tanpa tujuan. Dengan menampilkan sanggar seni, panitia bisa memberitahukan kepada mahasiswa bahwa aksi tidak hanya bisa dilakukan dengan demonstrasi semata, namun bisa juga bisa disalurkan lewat seni. Sedangkan renungan malam digunakan guna mengakrabkan antarmahasiswa. Mengingat acara yang mengharuskan mahasiswa baru untuk bermalam, panitia telah menyediakan ruang inap. Ruang kelas yang biasa digunakan untuk kegiatan akademik berubah menjadi tempat menginap. Sebenarnya panitia telah menyediakan tenda, namun ukurannya terlalu kecil sehingga tidak cukup menampung semua peserta. “Perihal tenda, itu merupakan kesalahan dari panitia,” aku Harry. Tenda yang diestimasikan akan mampu memuat semua peserta ternyata tidak cukup. Panitia kehabisan tenda saat mereka berniat menambah persediannya. Dari jumlah total 551 mahasiswa FH yang terdaftar, tercatat jumlah kotor mahasiswa baru yang hadir pada Peradilan hari pertama adalah sekitar 450 orang lebih. Pihak Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) FH pun membuat kebijakan. Surat Keputusan yang dikeluarkan LEM menyatakan, para peserta ospek akan memperoleh sertifikat peserta yang kelak akan beguna sebagai salah satu rekomendasi untuk bergabung di lembaga. Jadi, apabila ada mahasiswa baru yang tidak hadir, maka mahasiswa tersebut tidak akan memperoleh sertifikat. Nantinya, sertifikat itu menjadi salah satu pertimbangan bagi lembaga untuk menilai mahasiswa yang berkompeten dan berkomitmen di lembaga kemahasiswaan FH.q Mahasiswa baru Fakultas Hukum diajarkan cara aksi dalam acara Peradilan, Minggu (08/09). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Peradilan diselenggarakan di area Fakultas Hukum.
10 KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013


SERTIFIKAT MASTA MENJADI SYARAT BEASISWA
11KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013
Muncul regulasi baru bahwa sertifikat Masta menjadi salah satu syarat mengajukan beasiswa. Oleh Marta Dwi K. Kampus Terpadu, KOBARkobari Masa Ta’aruf (Masta) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang diselenggarakan pada tanggal 6-7 September lalu memberlakukan peraturan baru terkait sertifikat. Jika tahun-tahun sebelumnya sertifikat ini tidak mempunyai pengaruh, namun sekarang sertifikat itu digunakan sebagai salah satu syarat untuk mengajukan beasiswa. Sertifikat ini akan diberikan jika peserta Masta berhasil mengikuti acara tersebut sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. Komisi A Dessy Setiani membenarkan hal tersebut. “Memang, selanjutnya sertifikat Masta akan digunakan sebagai syarat pengajuan beasiswa,” ungkapnya. Ia bersama panitia lain berharap seluruh mahasiswa baru FMIPA turut serta pada pelaksanaan Masta. Oleh karena itu, panitia mencoba berkoordinasi dengan pihak fakultas, mencari jalan tengah untuk menarik minat mahasiswa baru agar bersedia mengikuti Masta. Gayung pun bersambut. Pihak dekanat FMIPA menanggapi positif hal tersebut. Dekanat telah mengeluarkan regulasi baru bahwa sertifikat Masta sekarang digunakan sebagai syarat mengajukan beasiswa, berlaku untuk mahasiswa baru angkatan 2013. “Saya kira ini harus dilakukan. Jika tidak, mereka akan menganggap acara Masta ini hura-hura semata,” ujar Yandi Sukri selaku Dekan FMIPA. Ada MasihDispensasiada pertimbangan bagi mahasiswa baru yang berhalangan hadir di kegiatan Masta. Seperti yang disampaikan Yandi, bagi mahasiswa baru yang memang tidak bisa mengikuti Masta akan diberikan dispensasi, dengan syarat melampirkan alasan mengenai ketidakhadirannya dalam Masta. Dessy juga angkat bicara perihal ini. “Untuk yang tidak bisa ikut Masta akan panitia pikirkan. Kami belum menyepakati solusi akan masalah itu”, ungkap Dessy mengakui. Di sisi lain, para mahasiswa baru FMIPA tidak keberatan dengan adanya regulasi baru ini. Salah satunya Rosnalia Widyan. “Saya dan teman-teman tidak merasa dibebani untuk mengikuti Masta. Acaranya menarik dan sarat manfaat,” ungkap mahasiswi Ilmu Kimia ini. Mahasiswa Jurusan Farmasi, Ikhsan Harpawan juga menyambut baik peraturan tersebut. “Justru kami bersyukur mendapat kesempatan untuk mengikuti beasiswa,”tuturnya.q


12 KOBARKOBARI EDISI Pekta // XVI // September 2013
Setiap orang pasti memiliki mimpi-mimpi yang besar, namun hanya sebagian orang saja yang mau berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar mereka. Terkadang ada sebagian orang hanya bermimpi tanpa ada usaha untuk membuat mimpi mereka menjadiBukunyata.“Young On Top” campus ambassador memang hampir sama dengan buku-buku motivasi lain. Namun, dalam buku ini penulis mengajak kita untuk mengubah jalan pikir para kawula muda untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpi mereka dan untuk bisa sukses semuda mungkin. Sang penulis membuka jalan pikiran kita tentang sesuatu yang kita pikir itu tidak mungkin terjadi. Buku ini menceritakan kisah nyata dari putra-putri indonesia yang sukses di usia muda. Tengok saja Citra Natasya yang pada usianya ke-21 tahun, ia sudah dipercaya memimpin sebuah divisi media online, yakni situs kapanlagi.com. Ada juga David Immanuel Sihombing, seorang mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Indonesia yang semasa kuliah dia juga pernah menerima penghargaan di bidang sosial, yaitu Badge of Exelence dari US pacifik Command. Mereka menuangkan pengalaman-pengalaman serta kiat-kiat dalam meraih kesuksesan di usia muda. Bahasa yang digunakan dalam buku ini ringan dan mudah dipahami. Sayangnya, tata bahasa yang digunakan kurang beraturan. Kadang penulis menuturkan cerita dengan bahasa berlarut-larut dan keluar dari tema yang dibicarakannya. Tapi, di luar itu semua buku ini tetap direkomendasikan bagi orang yang ingin sukses dan berprestasi di masa muda. Dimana ada kemauan disitu ada jalan.
Sukses Muda Bukan Hal Mustahil
Judul buku : Young On Top Penulis : Jonathan C. Susanto dan Palmira Vidya Penerbit : Mizan Media Utama Cetakan : Kedua tahun 2012 Tebal buku : 158 halaman Oleh Laras Haqkohati

