Buletin KOBARKobari Edisi 182/XVII/Desember 2016 - Kakom Hanya Berorientasi Konser

Page 1

KakomBerorientasiHanyaKonser KOBARkobari|U.GuspaWean KOBARKOBARI

BerorientasiHanyaKonser

2 KOBARKOBARI EDISI 182// XVII // Desember 2016

Peniadaan Kampung Komunikasi menjadi peringatan terhadap berbagai acara mahasiswa UII yang tidak sesuai visi misi kampus. untuk membuat acara besar yang berkualitas itu perlu waktu lebih lama sehingga aspek akademik akan lebih tertata dengan baik. Namun ketika usulan tersebut dirapatkan dengan pengurus Kakom 2016 dan pengurus Kakom yang lama, Kaprodi Ilmu komunikasi tersebut mendapat penolakan. Bahkan menurutnya konser musik dreamland itu seperti harga mati bagi panitia Kakom. ”Kakom itu sebenarnya bagus, hanya konser musiknya yang keliru,” ucap Muzayin yang juga sebagai dosen ilmu komunikasi UII. Sebelumya, berdasarkan paparan Muzayin, ketua Kakom periode 2013, Mozaic Al Isamer mengatakan jika kakakkakak eks-panitia Kakom telah menerima acara Kakom tanpa konser musik, tetapi kenyataanya Muzayin justru mendapat pernyataan sikap yang sebaliknya. Muzayin mencontohkan pernyataan mantan ketua Kakom 2014, Syarif Fuad alwi di mana mantan ketua Kakom 2014 tersebut menegaskan jika Kakom itu totality semua dari mahasiswa, konsepnya dari mahasiswa, yang mengerjakan juga mahasiswa dan sama sekali prodi tidak mempunyai kontribusi dengan acara kakom. “Jadi yang berhak mengevaluasi itu kami, orang yang pernah menjadi panitia kakom dan prodi tidak berhak mengevaluasi karena tidak tahu dinamika di dalam Kakom. Begitu kata dia (Fuad-red). Dengan nalar itu mereka tidak menerima jika kakom diadakan 2 tahun sekali tanpa Dreamland atau puncak konser musik,” tutur Muzayin. “Mending tidak usah ada kakom,” lanjut Muzayin menirukan pernyataan Fuad kembali. Muzayin kemudian mengeluarkan keputusan dengan meniadakan Kakom dan ia tidak akan pernah mencabut keputusan tersebut. “Itu merupakan statement yang menyakitkan dan juga sombong bagi saya. Apa yang diperjuangkan dari sebuah konser musik?,” tegas Muzayin. Kaprodi Ilmu komunikasi itu juga menambahkan jika dalam Kakom, kreativitas mahasiswa sebenarnya sudah mandek karena setiap Akhir Oktober lalu, kabar tak sedap datang dari prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII). Kampung Komunikasi (Kakom), acara tahunan mahasiswa Ilmu Komunikasi ditiadakan.Peniadaan dilakukan dengan dalih tidak sesuai dengan visi misi prodi, tepatnya acara puncak konser musiknya, dreamland. Muncul anggapan bahwa tidak ada nilai yang diperjuangkan dari sebuah konser musik dan penyelenggaraannya pun dianggap memberatkan mahasiswa, sehingga berdampak pada bidang akademis.Sejenak kita menilik berbagai acara di ranah kampus UII yang hanya mengikuti tren acara yang sedang berkembang tanpa memikirkan adanya subtansi yang jelas dari acara tersebut. Acara mahasiswa sejatinya mengandung nilai akademis dan sosial. Namun realitanya justru perkembangan acara semacam konser musik yang selalu menghiasi kampus kita. Parahnya acara tersebut dibangun hanya untuk tujuan eksistensi dan popularitas kalangan tertentu saja. Image mahasiswa sebagai kaum intelektual soalah lenyap dengan adanya acara semacam ini. Butuh adanya kesadaran dari para calon pemimpin bangsa ini untuk kembali menunjukan peranya sebagai mahasiswa. Menjadi sosok yang kristis terhadap permasalahan sosial serta menjadi agen perubahan untuk meneruskan perjuangan bangsai ini. Sehingga nantinya bisa mengadirkan sebuah acara yang bermanfaat dengan arah tujuan yang benar.

Oleh: Dedy Tulus Wicaksono Kampus Terpadu, KOBARkobari

Tertanggal 20 Oktober 2016, pihak prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) mengeluarkan keputusan peniadaan acara Kampung Komunikasi (Kakom), salah satu acara tahunan mahasiswa Ilmu Komunikasi UII. Rangkaian acara Kakom sendiri dimulai dari bazar, talk show, lomba fotografi, stand up comedy dan puncaknya ialah konser musik dreamland Muzayin Nazarudin selaku Kepala Prodi Ilmu komunikasi UII menjelaskan bahwa peniadaan Kakom sendiri karena acara tersebut dianggap tidak sesuai dengan visi yang dicanangkan prodi. Panitia Kakom dianggap sangat totalitas dalam menyelenggarakan acara Kakom. Namun begitu masuk ke ranah akademis, banyak dari panitia yang nilainya turun secara masifikasi. “Jika dicermati, acara Kakom banyak didominasi oleh konser musik dan dorongan untuk membuat konser musik dari tahun ke tahun semakin kuat, bahkan kalau mau jujur kegiatan lainnya itu hanya pelengkap saja,”tutur Muzayin. Ia mengungkapakan bahwa dalam visi tersebut terdapat lima kata kunci yaitu komunikatif, empowerment, kritis, kreatif dan transformatif. Menurutnya banyak mahasiswa komunikasi sekarang mulai meninggalkan budaya membaca dan menulis serta banyak klub kemahasiswaan produktifitasnya berkurang. Memang, sejak digelar mulai tahun 2014 sampai 2016 ini role model acara puncak Kakom selalu berupa konser musik. Pada akhirnya banyak klub-klub kemahasiswaan Ilmu Komunikasi seperti Anak Jurnalistik, Komunitas Film Orang Komunikasi (Kompor) dan Komunitas Lensa Ilmu Komunikasi (Klik) tidak cukup aktif karena acara kakom menyedot energi dari banyak mahasiswa Ilmu Komunikasi yang dulunya mengikuti berbagai klub tersebut. Muzayin juga memaparkan jika sebenarnya pihak prodi sudah meng usulkan Kakom diadakan 2 tahun sekali tanpa konser musik, karena menurutnya

Kakom

Wean Guspa U.| KOBARkobari

KOBARKOBARI EDISI 182// XVII // Desember 2016 3

tahun tantangan mereka tetap sama hanya membuat konser musik. “Saya juga tidak rela apabila anak-anak harus ngamen sampai jam 3 pagi demi mendapatkan uang hanya untuk konser musik, dan apabila ada acara mahasiswa prodi lain yang menjadikan acara konser musik kakom itu sebagai kiblat, dengan tegas saya mengatakan itu keliru,” ujarnya. Menanggapi keputusan peniadaan acara tersebut, Abdul Jamil sebagai Wakil rektor III UII memaparkan bahwa sebenarnya Kakom merupakan acara yang bagus dan kreatif, namun menurutnya memang ada beberapa kegiatannya yang tidak positif dan bertentangan dengan aturan prodi. Dirinya merasa bahwa seharusnya yang ditiadakan ialah kegiatan yang melanggar, bukan acara secara keseluruhan. “Tapi kalau sudah ada peringatan dari prodi untuk mengganti acara konser dengan kegiatan yang lebih positif dan panitia menolak ya berarti mereka sudah melanggar kan?” terang Jamil. ”Dan keputusan peniadaan kegiatan mahasiswa adalah hak dari prodi itu sendiri,” tambah mantan staf pengajar Fakultas Hukum UII ini. Menurutnya, pada saat malam acara Kakom tahun lalu banyak dosen mengeluhkan di Whatsapp grup dosen mengenai akses jalan ke UII yang tertutup karena acara ini. Namun ketika pihak LPM HIMMAH ingin mengkonfirmasi hal tersebut, pihak panitia Kakom dan Himpunan mahasiswa komunikasi (Himakom) tidak mau menyampaikan suara. Beberapa mahasiswa fakultas lain yang juga terbiasa mengadakan acara di kampusnya ikut berpendapat. Salah satunya adalah Choirul Dwi, Ketua Frase 2016. Dirinya menyayangkan adanya peniadaan Kakom karena acara tersebut sudah menjadi pedoman acara mahasiswa UII. Ia juga menyarankan jika seharusnya lembaga setingkat Lembaga Eksekutif Mahasiswa UII bisa membuat acara yang benar benar diisi oleh kreativitas mahasiswa. “Seperti pasar seni Institut Teknologi Bandung misalkan. Kenapa saya bilang begitu,, karena acara besar seperti itu pasti membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak. Namun jika acara tersebut diadakan mahasiswa jurusan SDMnya kan belum siap,” ungkapnya.Frase sendiri merupakan acara peringatan ulang tahun Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HMJIE) sekaligus sebagai bentuk respon keresahan mahasiswa Ilmu Ekonomi UII yang jarang membuat acara besar dan menurutnya, teman-teman Ilmu Ekonomi memberi sambutan positif atas hal tersebut. Di tahun 2014, di tahun pertama terbentuknya, Frase mengadakan kegiatan penanaman pohon dan donor darah serta acara puncak yaitu koser dengan mengundang Payung teduh sebagai bintang tamunya. Choirul memaparkan bahwa dipilihnya konser musik sebagai puncak acara karena saat ini menurutnya

"Kami menerima hak jawab jika ada pihak-pihak tertentu yang keberatan dengan pemberitaan KOBARkobari."

Group musik Nidji menunjukan kebolehannya pada acara Dreamland Kampung Komunikasi di Lapangan Bola Universitas Islam Indonesia, Sabtu (30/5/2015). Acara yang dihadiri oleh ribuan pengunjung itu selalu menghadirkan artis-artis papan tiap tahunnya.

Lobi Lamban, DPM U KedisiplinanKrisis

4 KOBARKOBARI EDISI 182// XVII // Desember 2016

Lobi untuk pemilihan ketua DPM membutuhkan waktu tiga bulan dan hanya bertemu enam atau tujuh kali dengan bahasan yang tidak jelas. acara yang marak diadakan di Jogja adalah semacam pentas seni atau konser musik. dan salah satu tolak ukur kita adalah kakom.“Dan sebelum membuat Frase aku juga sempat meminta saran ke alumni Ilmu Komunikasi yang juga panitia Kakom dulunya bagaimana cara merintisnya,” terangnya.Berbeda dengan Choirul, ketua Manifest 2015, Siswantoro Dwi Prasetyo mengatakan jika tanggung jawab mahasiswa ialah kuliah. Menurutnya, percuma mengikuti banyak kegiatan namun tidak diimbangi dengan akademik. ”Kalau saya sebenarnya tidak setuju Kakom ditiadakan. Namun jika sudah menyangkut masalah nilai dan berbagai persoalan tadi, ya peniadaan itulah konsekuensinya. Lagi pula prodi pasti juga memikirkan jangka panjang yang terbaik bagi mahasiswa,” ungkapnya. Siswantoro juga menerangkan jika acara puncak Manifest setiap tahunnya pasti berbeda. Sama halnya dengan Frase, Manifest juga merupakan bentuk acara untuk memperingati ulang tahun organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) UII ”Ada unsur edukasi, sport, entertain dan sosial. Jadi tidak melulu tentang konser. Kalau tahun kemarin itu ngadain live talk show sedangkan tahun 2014 stand up,” ungkap mahasiswa manajemen 2013 tersebut. Muhammad Latifur Rohman, anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FE UII berpendapat jika Kakom tidak mencerminkan visi misi UII. Ia berpendapat jika sebaiknya Kakom dan semua acara mahasiswa mengganti puncak

Mawardi selaku wakil ketua DPM U mengungkapkan lambannya SU juga

Herpan

Menurut Petra proses pengambilan keputusan dapat juga menggunakan cara lain, seperti perhitungan objektif. Namun, lobi tetap dipilih untuk menjunjung tinggi musyawarah mufakat yang ada dalam Peraturan Dasar Keluarga Mahasiswa (PDKM) UII. Hal tersebut tercantum dalam Rancangan TAP SU bab VI, Komisi DPM UII bagian 2, pasal 24 tata cara pemilihan pimpinan DPM UII Pemilihan DPM UII ditentukan melalui musyawarah angota melalui mufakat 2. Apabila musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak tercapai, maka dilakukan lobi hingga mencapai kata mufakat.

Sagita | KOBARkobari

acara yang lebih memiliki unsur edukasi “Misalnya membuat perlombaan tingkat universitas se-nasional. Tapi sebenarnya kalau ditiadakan juga sayang, lebih baik dirubah saja konsep acaranya,” terangnya. Sedangkan Megitaria, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2014 mengatakan jika ia setuju Kakom ditiadakan. Menurutnya konsep kakom selama 3 tahun berturut turut tidak pernah berubah. ”Cuma gitugitu aja. Aku rasa sebagai mahasiswa komunikasi kita belum menemukan nilai lebih dari komunikasi UII, yang kita gaungkan hanya konser saja. Namun tidak ada unsur komunikasi. Sebaiknya diadakan semacam debate public relation,” jelas Megitaria.q Reportase bersama: Nuraini Ika

Oleh: Nuraini Ika Kampus Terpadu, KOBARkobari Sidang Umum Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (SU KM UII) yang ke XXXVII tahun ini mengalami keterlambatan. Sidang dimulai pada tanggal 23 Mei 2016 dan baru ditutup pada September 2016 lalu. Muhammad Petra selaku peserta lobi dan ketua DPM U terpilih mengatakan lobi ketua mencapai tiga bulan karena tidak dapat menemukan keseragaman ide dan gagasan antara mereka. Selama tiga bulan mereka hanya bertemu enam atau tujuh kali dengan intensitas waktu yang tidak lebih dari empat jam. Mengenai lobi, Petra memaparkan bahwa yang menjadi pokok bahasan adalah menyamakan arah gerak. Namun, jika mereka tidak menemukan kesepemahaman yang sama, maka diputuskan untuk melakukan bagaimana menyelesaikan suatu permasalahan. “Tapi belum ada yang saling mengalah, jadi lobi dikembalikan ke forum, namun forum memberi waktu untuk lobi kembali”.

Ia menambahkan bahwa masa lobi ketua yang bersamaan dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) cukup mempengaruhi intensitas untuk bertemu dengan Petra. “Buktinya selama satu bulan KKN kami hanya bertemu dua kali. Pertama di Purworejo dan kedua saat membahas masalah persiapan PESTA pada bulan Agustus.”

Dewan Redaksi: Nurcholis Ainul R. T., Fahmi Ahmad B. Pemimpin Redaksi: Dedy Tulus W. Sekretaris Redaksi: Dian Indriyani. Redaktur Pelaksana: Adilia Tri H., Rabiatul Adawiyah. Redaktur Foto: Danca Prima R. Redaktur Artistik: Tsania Faza. Staf Redaksi: Fatimah Intan K., Regita Amelia C., Nuraini Ika, Retyan Sekar. Fotografi: Wean Guspa U., RB. Radix Sabili D. P., Hanifah Puja P. Penelitian dan Pustaka: Fauzi Farid M., Fitri Sarita, Nur Al Farizi. Rancang Grafis: Didik Firmansyah, Herpan Sagita. Perusahaan: Haninda Lutfiana U., Egi Andrea, Amalia Ratna P. PSDM: Nurcholis Ma’arif, Sirojul Khafid. Jaringan Kerja: Nalendra Ezra A., Zikra Wahyudi Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa HIMMAH Universitas Islam Indonesia. Alamat Redaksi: Jln. Cik Ditiro No.1 Jogjakarta. Telp (0274) 3055069, 087809716650 (Haninda Lutfiana U., Iklan/Perusahaan). Saran dan kritik melalui email: lpmhimmah@gmail.com, http://lpmhimmahuii.org. disebabkan oleh kurangnya kedisiplinan di dalam forum. Terbukti beberapa kali sidang dibatalkan karena tidak memenuhi korum. Sehingga, forum menetapkan sanksi berupa pencabutan hak suara bagi peserta yang tidak hadir. “Tetapi keputusan ini tidak diberlakukan sejak awal, yang dirasa dapat mengefisienkan waktu. Jadi, intinya kedisiplinan DPM sangatlah kurang,” tegasnya.

Mawardi, Indra Putra Nugraha selaku pemimpin sidang berpendapat bahwa KKN tidak seharusnya menjadi hambatan, karena lobi tidak membutuhkan korum melainkan hanya mengandalkan inisiatif kedua belah pihak. “Kenapa tidak berinisiatif ketemu tengah-tengah, misalnya hari pertama yang KKN ke Yogya atau sebaliknya,” tuturSelainIndra.itu, Indra juga menanggapi mengenai mekanisme pemilihan ketua DPM U yang tetap menggunakan lobi. “Lobi diputuskan karena kedua calon sebelumnya terlihat memiliki hubungan yang harmonis, maksudnya bisa cepat ketuk palu, namun nyatanya jauh dari prediksi, setelah lobi dimulai terjadi perebutan untuk duduk di kursi tertentu,” ujar mahasiswa FE 2013 tersebut. Ia melihat saat ini mahasiswa UII memiliki banyak warna, baik terkait lembaga maupun organisasi mahasiswa, sehingga hal itu melahirkan pemikiran yang beragam. “Kalau dulu dipenuhi oleh orang-orang yang mempunyai visi dan background yang sama, UII sekarang dibentur oleh dinamika yang hebat.” Mengenai dampak keterlambatan SU DPM, Petra menjelaskan bahwa yang terkena dampak tidak hanya KM dan lembaga tetapi juga tubuh DPM U sendiri. Salah satunya adalah masa efektif peridioisasi yang tidak jauh bebeda dari tahun lalu yaitu hanya sembilan bulan, padahal masa pridioisasi sudah diperpanjang menjadi 16 bulan. “Kemarin saat di kasih 16 bulan harapanya bisa lebih maksimal, ternyata kurang lebih sama seperti priode kemarin. Karena itu kita akan mengoptimalkan masa efektif ini”. Mawardi menjelasakan bahwa untuk waktu lima bulan yang terbuang sia-sia DPM memang harus bekerja dua kali lebih kuat. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah menyatukan internal UII dengan berusaha menciptakan sinergisitas lembaga yang dirasa masih berjalan sendiri-sendiri.Menurutnya, ada dua cara untuk mewujudkan sinergisitas, pertama mengefisienkan Forum Koordinator Lembaga UII dengan cara mengadakan pertemuan setiap tiga bulan sekali. Kedua, dengan cara informal, seperti sering berdiskusi santai dengan ketua lembaga untuk menyatukan sudut pandang. Selain itu, DPM juga akan terus menindak lanjuti masalah pembangun gedung FIAI, yang belum jelas perkembanganya, meminta kejelasan dari rektorat terkait SPP yang semakin mahal, lalu akan mengevaluasi fasilitas yang diterima mahasiswa dengan mendiskusikannya bersama pihak lembaga. Sedangkan, untuk program jangka panjang, DPM dan lembaga akan terus memantau pemilihan Badan Wakaf yang sebentar lagi akan segera berlangsung.“Artinya masalah lima bulan tidak akan mengendurkan semangat kami,” tegasnya. Wakil Ketua DPM U itu berjanji akan memanfaatkan moment Rapat Koordinator guna menjelaskan kembali alasan keterlambatan SU dan akan meminta maaf secara formal. Ia mengharapkan keterlambatan SU tahun ini bisa menjadi catatan bagi periode berikutnya, agar kejadian yang sama tidak terulang. “Dari DPM tahun ini akan mengawasi tapi tidak menginterpensi, mereka harus sadar karena sudah melihat dampaknya,” tutur Mahasiswa Fakultas Hukum 2013. Muhammad Bohari Rahman ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menjelaskan semua jajaran di bawah DPM U seperti DPM F, Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakulatas, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan tidak bisa dilantik sebelum DPM U dilantik. Sedangkan semua peran dan fungsi akan dapat berjalan setelah pelantikan.Mengenai uang triwulan yang tertunda pihak DPM U tentu memahami untuk menjalankan tugas dan fungsi setelah dilantik, mereka pasti membutuhkan dana sehingga harus segera diselesaikan. Bohari menambahkan yang masih membingungkan adalah berapa kali dana itu akan turun, mengingat adanya perubahanMuhammadperiodisasi.Fahri Dirga ketua LEM Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) memaparkan, keterlambatan SU jelas memperlambat turunnya dana triwulan yang akhirnya menghambat kegiatan KM, walaupun LEM masih memiliki dana sisa periode lalu tetapi tidak akan cukup. Contoh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal sudah menerima beberapa undangan lomba dan mereka telah meminta untuk segera latihan, namun LEM belum bisa menfasilitasi karena tidak adanya dana. Menurutnya tujuan kita bersama adalah membuat KM menjadi lebih baik, bukan untuk jabatan dan kepentingan pribadi.

“Orang-orang yang peduli KM siapa sih? Yang penting masalah kelengkapan forum, strategi mereka aja” tutup Imam.q Reportase bersama : Dedy Tulus W., Sirojul Khafid, Nalendra Ezra A., Fatimah Intan K.

BerbedaTuturnya.dengan

KOBARKOBARI EDISI 182// XVII // Desember 2016 5

Selain itu Imam Norizky ketua Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII mengungkapkan keterlambatan ini juga menghambat pengajuan proposal,terutama untuk Mapala yang sering mengirim delegasi keluar yang tentu membutuhkan dana. Dirinya menambahkan mungkin bisa menggunakan uang cadangan namun tidak akan cukup apabila acaranya besar.

Pemintalan Benang

KainGeliatLurik

6 KOBARKOBARI EDISI 182// XVII // Desember 2016

Lurik, kain tenun bermotif khas lorek dan dibuat secara tradisional dengan alat tenun. Kata lurik berasal dari akar kata rik yang artinya garis atau parit, dimaknai sebagai pagar atau pelindung bagi pemakainya. Perpaduan garis-garis warna yang tersusun dalam beraneka motif pada kain lurik ini menjadikannya terlihat menawan dan tak lepas dari filosofi Jawa yang sarat makna. Sejak tahun 1962, Kurnia Lurik berdiri sebagai industri tenun kain lurik. Saat ini, Kurnia Lurik menjadi satu–satunya industri tenun kain lurik yang masih bertahan di Jogja. Kurnia Lurik berada di Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Kain lurik yang dibuat masih menggunakan teknik tenun tradisional.Dalampembuatan kain lurik, ada lima tahapan. Pertama, proses pewarnaan benang-benang yang akan digunakan untuk bahan kain. Kedua, pemintalan untuk merapikan benang yang akan disusun menjadi beberapa motif. Ketiga, penyusunan motif yang akan dibuat. Keempat, cucuk, yaitu tahap untuk mempersiapkan proses tenun dengan cara memasukkan benang ke susunannya satu per satu. Kelima, proses tenun yang nantinya akan menghasilkan kain lurik. Kini, kain lurik mulai banyak lagi peminatnya, mulai dari masyarakat lokal hingga desainer-desainer baju menggunakan kain ini. Namun, di tengah banyaknya peminat kain lurik, ketersediaan pekerja industri tenun kain lurik mulai berkurang. Tidak banyak generasi penerus yang mau melanjutkan pekerjaan tenun tradisional. Pekerja yang masih bertahan saat ini kebanyakan adalah pekerja yang sudah sejak dulu bekerja di sini.

PenenunMotifLurik

Pemilih

Foto dan Narasi oleh: Hanifah Puja P.

Lurik Cucuk

Baju Ruang Kerja

8 KOBARKOBARI EDISI 182// XVII // Desember 2016

Irsafira NB - Jurusan Akuntansi 2015 Galih Devi Saptarini - Jurusan Akuntansi 2015

Hukum Islam 2015 Sidang Umum telat itu jelas berdampak kepada organisasi mahasiswa baik dari universitas maupun fakultas. Selain itu, berdampak pada vakumnya aktifitas – aktifitas mahasiswa lain, serta adanya pergeseran waktu bekerja sehingga kerjanya jadi tidak maksimal. Butuh diskusi dan banyak persiapan juga.

Lestariani-Jurusan

Adanya event menurutku bermanfaat, soalnya bisa mendapatkan pengalaman baru, bisa kenal banyak temen, bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat selama ini. Bisa mengetahui dunia kerja, bagaimana bekerja sama dengan orang lain. Menurutku useful juga karena di situ bakal dikasih info-info yang bermanfaat. Harapanku semoga event dapat memberi lebih banyak pengalaman dan berguna bagi kita di kehidupan bermasyarakat.Sidang Umum begitu lama karena kurangnya komitmen anggota legislatif. Sehingga berdampak pada kegiatan mahasiswa yang sempat tertunda. Harapan saya untuk anggota legislatif periode ke depan, harus mempunyai komitmen yang penuh dalam menyelesaikan periode kepengurusannya.

Judul : Sully Genre : Drama Sutradara : Clint Eastwood Pemeran : Tom Hanks, Aaron Eckhart, Laura Linney, Autumn Reeser Produksi : Warner Bros. Pictures Tanggal rilis : 9 September 2016 Bahasa : Inggris Durasi : 96 menit Oleh: Regita Amelia C. Pasalnya, apa yang diungkapkan Sully berbeda dengan hasil penyelidikan NTSB pada pesawat. Sully justru dituduh melakukan kesalahan saat mengemudi yang membuat pesawat tersebut harus berakhir di permukaan air. Tokoh Sully dalam film ini mampu meluruskan bahwa penyebab kecelakaan pesawat terbang tidaklah semata disebabkan oleh pilot. Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat terbang. Tetapi, penyebab terjadinya suatu kecelakaan pesawat terbang hanya dapat diketahui dari kesimpulan hasil penyelidikan secara menyeluruh oleh institusi investigasi resmi otoritas penerbangan. Saat ini banyak kontroversi terkait hasil penyelidikan mengenai penyebab terjadinya kecelakaan pesawat oleh pihak pusat penerbangan. Hampir semua penelitian dan penyelidikan mengemukakan kesalahan pilot sebagai faktor penyebabnya. Padahal ada pula faktor penyebab kecelakaan pesawat terbang lain, salah satunya akibat cuaca buruk yang tidak diperhatikan oleh Komite Nasional Keamanan Transportasi (KNKT) dalam penerbangan. Misalnya kasus pesawat Adam Air Boeing 737-4Q8 pada 1 Januari 2007 silam di mana KNKT menemukan penyebab kecelakaan adalah cuaca buruk, namun KNKT justru menuding penyebab kecelakaan berasal dari kelalaian pilot. Terlihat bahwa hasil penyelidikan KNKT tidak konkret dan mengkambinghitamkan si pilot, sebagaimana keputusan Sully yang berbuntut panjang. Penyelidikan

Sully berjudul Highest Duty: My Search for What Really Matter (2009). Namun, yang membuat film besutan Clint Eastwood ini unik adalah pengambilan sudut cerita yang tak biasa. Film Sully sukses menampilkan visual memikat dengan alur cerita berbentuk kilas balik namun tetap terasa pas untuk diikuti. Selain itu, Eastwood juga menyelipkan sentuhan-sentuhan humor segar dalam setiap dialognya.

Alih-alih fokus menceritakan bagaimana Sully menyelamatkan 155 penumpang dari kematian di Sungai Hudson, film ini justru mengungkap sisi lain di balik tragedi tersebut, di mana kejadian yang dikenal sebagai Miracle of Hudson ini ternyata dianggap problem oleh pihak NTSB. Inilah yang menjadi konflik utama sepanjang film. Sayang, penyelesaian konfliknya terlalu singkat dan sederhana. Rasanya sulit sekali melupakan adegan demi adegan yang ditampilkan dalam film Sully, pasalnya Sully merupakan sosok yang sangat rendah hati dan dapat diteladani. Ia tidak berlagak seperti pahlawan meskipun telah berhasil menyelamatkan semua penumpang pesawat. Menurut Sully, ia hanya melakukan pekerjaannya sebagai kapten pilot saja. Yah, kerja bagus, Kapten!

KOBARKOBARI EDISI 182// XVII // Desember 2016 9

oleh NTSB pun mengancam karier Sully sebagai kapten pilot pesawat. Film Sully sendiri merupakan film yang diangkat langsung dari buku karya

MengungkapSebenarnyaKebenaran

Sully merupakan film yang bercerita tentang pilot pesawat US Airways Flight 1549 asal Amerika, Chesley Sullenberger, yang mengalami kendala dalam sebuah penerbangan. Tanggal 15 Januari 2009 merupakan hari yang cerah dan memungkinkan aktivitas di bandara LaGuardia, New York, berjalan seperti biasa. Kapten Pilot Chesley “Sully” Sullenberger bersama Kopilot Jeff Skiles siap menerbangkan pesawat dengan muatan 155 jiwa. Pesawat mulai meninggalkan Bandara LaGuardia sesuai dengan prosedur penerbangan menuju Bandara Internasional Charlotte Douglas, North Carolina, Amerika. Suatu saat, Sully melaporkan bahwa pesawat telah menabrak sekawanan burung besar sehingga menonaktifkan kedua mesin pesawatnya. Sully pun berdiskusi dengan pemandu lalu lintas udara soal kemungkinan kembali ke bandara LaGuardia atau melaksanakan pendaratan di Bandara Teterboro, New Jersey. Namun, Sully kemudian merasa pendaratan darurat di atas permukaan Sungai Hudson merupakan tindakan yang lebih tepat dilakukan karena dapat dijangkau pesawat dengan cepat. Tidak disangka, keputusan gila ini justru berhasil. Semua penumpang dan awak pesawat selamat. Karena itu, Sully pun dijuluki sebagai pahlawan nasional. Meski berhasil menyelamatkan penerbangan dan disebut pahlawan, peristiwa ini belum menjadi akhir cerita bagi Sully. Ia dan Jeff harus melewati serangkaian penyelidikan dari National Transportation Safety Board (NTSB).

10 KOBARKOBARI EDISI 182// XVII // Desember 2016 Herpan Sagita | KOBARkobari Ilustrasi Tunggal: Sosmed Mengenyangkanku

Selain itu, arus globalisasi yang masuk di Indonesia juga mempengaruhi pola hidup masyarakat Indonesia. Masyarakat dewasa ini cenderung memiliki sikap konsumtif. Hal tersebut terbukti dari angka pengguna smartphone yang setiap tahun terus mengalami peningkatan. Menurut hasil survei tahun 2015 yang dilakukan GfK Cross media Link, angka penjualan smartphone di Indonesia bahkan mencapai angka 33 juta unit. Penggunanya pun, hampir seluruh lapisan masyarakat baik dari kalangan menengah ke atas hingga menengah ke bawah. Kebanyakan diantara pengguna smartphone tersebut adalah remaja, sekitar 61 persen dari seluruh pengguna di Indonesia, menurut laporan yang dirilis oleh perusahaan mobile platform, Vserv. Sebagai salah satu lapisan masyarakat, remaja adalah lapisan masyarakat yang cukup vital. Pasalnya di usia yang masih muda, remaja rentan terhasut lingkungan sekitar. Mereka masih sibuk mencari jati diri, dengan bersosialisasi lewat sosial media sehingga disibukkan dengan teknologi.Tapi justru kesibukan akan teknologi yang membuat remaja lupa dengan budaya Indonesia yang ada sebelumnya, dan menggantikannya dengan budaya dari luar. Mulai dari cara berpakaian, beretika, gaya hidup yang hedonis, dan Penyebabnyalain-lain.karena

di kalangan remaja sendiri, pendidikan karakter masih kurang diaplikasikan lewat instansi-instansi pendidikan. Memang, banyak siswa-siswi Indonesia yang memiliki prestasi yang membanggakan. Tetapi, tidak sedikit pula yang moral dan etikanya justru menyimpang. Maraknya korupsi, Oleh: Nalendra Ezra *) intoleran terhadap sesama, dan sopan santun yang masih kurang, adalah beberapa tandanya dan hal-hal tersebut mempengaruhi karakter bangsa kita. Padahal, pendidikan karakter sangat diperlukan saat ini. Menurut Thomas Lickona, karakter berkaitan erat dengan moral baik secara konsep, sikap, serta perilaku. Sehingga menurutnya, pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan secara sengaja untuk membantu suatu individu memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai moral. Rasa cinta tanah air, patriotisme, kebhineka tunggal ika-an, adalah dari representatif karakter bangsa yang harus kita miliki. Bisa dibayangkan pengaruhnya apabila kita sebagai remaja, sebagai generasi penerus, kita tidak memiliki dan memahami karakter bangsa tersebut. Akan banyak masyarakat yang memilih tinggal di luar negeri karena sudah nyaman dengan budaya asing yang cenderung bebas. Bayangkan jika tokoh seperti B. J. Habibie tidak memiliki karakter bangsa, maka akan sangat wajar jika ia lebih memilih untuk tinggal dan kerja di luar negeri ketimbang berada di Indonesia karena fasilitas dan dukungan material yang melimpah.Tapibagaimana kita bisa mendapatkan pendidikan karakter? Pendidikan karakter dapat kita dapatkan dari lingkungan sekitar kita, dengan cara berdialektika dengan masyarakat. Dengan sering berdialektika dengan masyarakat, secara tidak langsung kita akan mengetahui nilai-nilai yang ada dalam masyarakat tersebut. Dari sini, menurut saya karakter bangsa dapat terbentuk. Karena, nilai-nilai dari masyarakat mencerminkan karakter bangsa kita. Seperti gotong royong, tenggang rasa, dan budaya sapa adalah contoh nilai-nilai dari masyarakat. Dan saya rasa hal-hal sederhana seperti itu yang sudah mulai hilang dari lingkungan remajaSebagaisekarang.generasi penerus bangsa, kita perlu memahami karakter bangsa kita. Melalui apa ? dengan bermasyarakat di lingkungan sekitar, berdiskusi, bahkan kita bisa memanfaatkan hasil belajar kita di kuliah dengan terjun sebagai relawan atau sebagainya, dan manfaatnya nanti kita implementasikan dalam kehidupan kita. Jangan sampai kita terlalu asik dengan teknologi, yang seharusnya bisa kita gunakan sebagai alat untuk menyebarkan nilai-nilai dan karakter bangsa kita, tetapi kita justru terlena dan lupa. Globalisasi memang bagaikan kedua belah mata pisau, terdapat hal positif dan negatif. Tapi jangan sampai kita terbawa arus. Maka saat inilah peran penting pendidikan karakter, sebagai alat untuk mempertahankan identitas suatu bangsa, dengan menyaring hal-hal positif dari globalisasi tersebut.

*) Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2015 UII/ Koordinator Jaringan Kerja LPM HIMMAH UII 2016/2017

Di era globalisasi yang semakin berkembang ini, arus pertukaran informasi semakin tumbuh pesat. Hal ini ditandai oleh banyaknya pengguna internet di beberapa negara. Di Indonesia sendiri, menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tahun 2014, jumlah pengguna internet adalah sekitar 88,1 juta orang. Sebanyak 79 juta di antaranya adalah pengguna sosial media aktif. Semakin ke sini, Jarak seakan bukan penghalang lagi untuk saling bertukar informasi. Memang teknologi internet semakin memudahkan arus pertukaran informasi kini. Budaya asing pun tak sulit masuk ke Indonesia. Namun, agaknya hal itu mempengaruhi kebudayaan kita. Dengan banyaknya budaya asing yang masuk menyebabkan budaya lokal justru semakin terkikis. Bahkan tak jarang dirampas. Salah satu contohnya adalah Tari Reog dari Ponorogo yang kini diklaim sebagai kebudayaan Negara Malaysia. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Karena kita luput, tidak memperhatikan keberagaman yang ada di negara kita sendiri. Sangat disayangkan ketika kebudayaan yang menjadi identitas Indonesia mulai dilupakan. Padahal kita tahu, Indonesia adalah Negara dengan beragam kebudayaan dan itu tercermin dalam semboyan kita, Bhineka Tunggal Ika. Keberagaman Indonesia tersebut menjadi salah satu identitas bangsa dan sudah dirumuskan dalam ideologi bangsa kita yaitu Pancasila.

KOBARKOBARI EDISI 182// XVII // Desember 2016 11

Pendidikan Karakter Masih Diperlukan

Karakter bangsa tercermin dari masyarakatnya, namun masyarakat dewasa ini mulai lupa.

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.