Buletin KOBARKobari Edisi 167/XV/Januari 2014 - Keamanan Ulil Albab Dipertanyakan

Page 1

Dipertanyakan Abdurrahman

Ia menyatakan bahwa ada sedikitnya sembilan buah CCTV yang terpasang di Ulil Albab. Saat ini, lanjutnya, mereka memiliki ruang khusus pemantauan CCTV yang dikoordinir oleh pihak internal takmir masjid. Sayangnya, hal itu tidak dilengkapi dengan petugas yang secara khusus dikerahkan untuk memantau 24 jam penuh. “Jadi, kami hanya mengandalkan rekaman. Ketika terjadi pencurian, kami mengetahuinya setelah kejadian itu terjadi melalui rekaman,” terangnya. Tidak hanya itu, ia juga mengaku gambar yang dihasilkan oleh CCTV saat ini masih jauh dari sempurna, Kasus pencurian barang yang terjadi di Masjid Ulil Albab, merefleksikan bahwa sistem keamanan di Ulil Albab terbilang masih lemah.

Edisi 167 | Tahun Ke-15 | Januari 2014 e-mail : lpmhimmah@uii.ac.id, sites : http://lpmhimmahuii.org 1

| KOBARkobari

Keamanan Ulil Albab Al-Asykari

Oleh: Tri KampusSetianiTerpadu, KOBARkobari Seperti diketahui, Rabu (20/11/2013) lalu, terjadi kasus pencurian laptop dan tas beserta isinya yang menimpa mahasiswi Universitas Islam Indonesia di Masjid Ulil Albab. Peristiwa ini terjadi saat ia sedang melaksanakan salat ashar. Salah satu petugas keamanan Gedung Kahar Mudzakkir, Santoso, membenarkan adanya kasus pencurian tersebut. Sayangnya ia tidak mengetahui pasti kronologis kejadian tersebut disebabkan pada saat kejadian, ia tidak sedang bertugas. Dari kasus di atas, tim KOBARkobari mencoba menemui pihak-pihak pengelola Gedung Kahar Mudzakkir untuk meminta keterangan lebih dalam terkait operasionalisasi keamanan di sana. Pengelola Auditorium Kahar Mudzakkir, Hendri, mengatakan bahwa enam satpam yang dibagi menjadi tiga sif setiap 24 jam kerja di Gedung Kahar Mudzakkir dianggapnya sudah efektif. Namun, takmir Masjid Ulil Albab yang diberikan wewenang untuk menjadi pengelola CCTV, dianggap Hendri kurang efektif. Alasannya, tentu saja tidak ada yang memonitori CCTV ketika para takmir tersebut sedang kuliah. Terkait jumlah petugas keamanan, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Arief Fahmi mengatakan jika kebijakan penempatan satpam itu didasarkan pada kebutuhan di lokasi tersebut. Pun penentuan jumlah satpam yang berjaga di setiap pos itu dibahas bersama antara pihak SDM dengan wakil masing-masing unit. Namun, ideal atau tidaknya jumlah tersebut terkadang ada yang merasa kurang ataupun cukup. Di sisi lain ia tidak memungkiri kesulitan beban kerja yang harus ditanggung para petugas keamanan tersebut, melihat luasan kompleks yang dijaga, barang-barang yang ada di tempat tersebut, dan kemampuan satpam yang tidak bisa dipukul rata satu sama lain. Ketua takmir Masjid Ulil Albab, Lanjar Kurniawan pun angkat bicara.

Sebuah peringatan yang ditujukan untuk jamaah Ulil Albab. Takmir masjid sering mendapat laporan kehilangan barang-barang jamaah saat selesai sholat.

2 KOBARKOBARI EDISI 167 // XV // Januari 2014

Dewan Redaksi: Moch. Ari Nasichuddin, Irwan A. Syambudi. Pemimpin Redaksi: Marta Dwi K. Sekretaris Redaksi: Hasinadara P. Redaktur Pelaksana: Raras Indah F Redaktur Foto: Revangga Twin T. Redaktur Artistik: Metri Niken L. Staf Redaksi: Yuyun Novia S., Laras Haqkohati, Alvina Anggarkasih, Kholid Anwar, Fikrinisa’a Fakhrun H., M. Nashihun Ulwan. Fotografi: Nafiul Mualimin, Ayoni Sulthon, Ahmad Hanafi, Asyharuddin Wahyu Y., M. Rahmat Akbar W. Penelitian dan Pustaka: Aghreini Analisa, Alfa Nur S., Desi Rahmawaty, Nur Jamilah. Rancang Grafis: Rahmat Wahana, Syahril, M. Khoirul Anam, Galuh Ayu P., Ahmad Taupik B., Deby Hermawan. Perusahaan: Anisa Kusuma W., Siti Mahdaria, Alan Dwi P., Arga Ramadhana, Riesky Diyanti P. PSDM: Bayu Putra P., Budi Armawan, Maya Indah C. Putri, Fajar Noverdian. Jaringan Kerja: Aldino Friga P. S., M. Alfan Pratama Magang: Adilia Tri H., Aldi Iryandi, Azka Destriawan, Nurcholis Ainul R. T., Danca Prima R., Difa Aryanti, Fitri Sarita, Hanif Abdul H., Dian Indriyani, Jessica Noviana D. P., Sirojul Khafid, M. Nafis Alfarisi, Norma Indah P., Putri Bidadari A., Putri Zakia S., Tsania Faza, Istirahmi Septiana, Siti Nur Q., Abdurahman Al-Asykar, Prita Fathimah A., Agung Setio B., Putri Werdina C. A., Tri Setiani, Iqbal Lazuardi, M. Zulva Aulia, Diah Dwi D., Ferry Firmansyah A., Dian Ratna S., Novita Dwi K., Salma Durroh S., Eka Yuni L., Hafiz Novian M., Gyan Cassandra S., Fauzi Farid M., Nona Viananda, Zulia Ady R., Alodia Meitasari, Mazdan Maftukha A., Imam Wahyudi, Rahmatika Ulin N. Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa HIMMAH Universitas Islam Indonesia. Alamat Redaksi: Jln. Cik di Tiro No.1 Jogjakarta. Telp (0274) 3055069, 085779559104 (Anisa Kusuma W., Iklan/Perusahaan). Saran dan kritik melalui email: lpmhimmah@uii.ac.id, http:// lpmhimmahuii.org. sehingga sulit mengenali wajah yang tertangkap oleh kamera. Selain itu, perihal pengadaan penitipan barang yang berlaku hanya di hari Jumat, Lanjar beralasan bahwa pada hari itu jumlah jamaah lebih banyak. Menurutnya, pada hari biasa, jumlah jamaah hanya sekitar satu saf saja, sehingga tidak perlu adanya penitipan tas. Mereka cukup menempatkan barangnya di depan mereka saat Menyadarisalat. ketidakefektifan CCTV di tempat ibadah tersebut, ia beserta pengurus takmir lainnya berencana melakukan perubahan, yaitu CCTV akan dilimpahkan ke satpam serta memperbaiki dan menambah CCTV. Santoso juga menganggap kurang efektif jika monitor pemantau CCTV diletakkan di sekretariat Ulil Albab saja. Menurutnya, akan lebih baik jika monitor pemantau CCTV juga ditempatkan di bagian petugas keamanan. Ia pun membenarkan adanya rencana pihak takmir masjid yang akan memindahkan CCTV ke bagian satpam. “Tapi takmir bingung mau ditempatkan dimana karena pos satpamnya sendiri itu pindah-pindah,” terangnya.Muhammad Rokiban selaku Wakil Komandan Keamanan UII berpendapat bahwa menempatkan dua satpam di Ulil Albab dinilai masih kurang karena seharusnya paling tidak ada tiga personel. Hal ini dikarenakan ketika ada acara di Gedung Kahar Mudzakkir, banyak orang yang akan berkunjung, sehingga diperlukan tenaga keamanan yang lebih banyak untuk memperkuat sistem keamanan di tempat tersebut. Selain itu, berhubung UII merupakan institusi islam, ia juga menghimbau agar menempatkan satpam wanita yang bertugas ketika salat Jumat. Untuk penentuan jumlah petugas keamanan sendiri, Rokiban mengatakan bahwa itu wewenang rektorat bagian Sumber Daya Manusia (SDM). Menurutnya, selama ini belum ada keikutsertaan komandan dan wakil komandan keamanan dalam memutuskan penempatan ataupun jumlah satpam yang bertugas. Ke depannya, ia berharap ada koordinasi antara pihak SDM dengan keamanan terkait hal itu agar bisa memadukan kinerja antarpetugas keamanan.Zamzami, mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2013 merasa prihatin atas kasus pencurian tersebut. “Masjid itu kan tempat ibadah dan rumah Allah. Tapi, dengan adanya kasus tersebut membuat nama masjidnya tercoreng. Ketika ada jamaah mau salat, nantinya tidak khusyuk karena mengingat ada kasus pencurian itu,” tuturnya. Ia pun menghimbau kepada para jamaah agar menyimpan barang mereka di tempat penitipan barang atau diamankan sendiri. Mahasiswi Farmasi angkatan 2013, Revi Novitasari juga sempat mendengar kabar pencurian yang terjadi di Ulil Albab. Ia menyarankan supaya di tempat tersebut disediakan loker agar mahasiswa bisa mudah dalam menyimpan barang, apalagi jika barang yang dibawanya banyak.Tanti Wardani, mahasiswi Psikologi angkatan 2010 juga ikut berpendapat bahwa sebenarnya Ulil sudah aman, hanya saja para pencuri itu melihat ada kesempatan. “Dan seharusnya pemasangan CCTV diperbanyak lagi di daerah pintu, tidak hanya satu, sehingga gambarnya lebih jelas,” imbuhnya. q Reportase bersama: Novita Dwi K., dan Siti Nur Q. Kasus kecurian kembali menimpa salah satu mahasiswa. Kali ini sebuah komputer jinjing raib saat korban menunaikan ibadah di Masjid Ulil Albab. Tentu ini merupakan sebuah ironi karena kasus terjadi di area peribadatan. Petugas keamanan telah memasang kamera pengintai, namun rasanya percuma karena ternyata yang didapati justru kamera pengintai tidak diawasi secara penuh. Ekstremnya, jika terjadi tindak kejahatan seperti ini, petugas belum tentu dapat langsung memburu pelaku karena kamera tersebut tidak ada yang memantau. Belum lagi soal penitipan barang oleh pihak pengelola yang hanya difungsikan pada hari Jumat saja, padahal kejahatan tidak mengenal waktu. Kasus ini lebih kurang merepresentasikan gambaran keamanan kampus kita saat ini. Seyogyanya pengelola keamanan harus lebih tanggap dengan aksi kejahatan macam ini. Pun diperlukan adanya ketegasan berupa sanksi bagi para pelakunya.

Putri Werdina C. A. | KOBARkobari

Reportase bersama: Iqbal Lazuardi dan Ferry Firmansyah A.

Kepala Divisi Pengadaan dan Rumah Tangga Direktorat Sarana dan Prasarana, Syama’un Ramadhon, selain sebagai jalur lalu lintas, bulevar juga sebenarnya merepresentasikan muka UII, sehingga sudah seharusnya bebas dari hal-hal negatif. “Tidak ada kompromi untuk komunitas yang berada di bulevar. Saya suruh satpam usir ketika ada komunitas berkumpul. Izin pun tidak kami perbolehkan,” tegas Sama’un. Terkecuali mahasiswa, ia perbolehkan mereka menggunakan bulevar, asalkan ada izin yang jelas. “Ketika ada hal seperti pacaran dan satpam membiarkan, saya minta laporan. Hal ini bisa dikarenakan tidak tegasnya satpam. Lingkungan ini (UII-red) adalah lingkungan pendidikan, bukan arogan,” imbuhnya menanggapi adanya orang-orang yang bermesraan di area bulevar. Di sisi lain, Sama’un juga mengakui bahwa hasil sterilisasi yang dilakukan oleh rektorat belum maksimal, meskipun menurutnya, mereka sudah banyak melakukan antisipasi. Semenjak empat tahun bekerja, Muhammad Shiddiq, salah satu penjaga bulevar sering mendapati masyarakat yang menggunakan area tersebut di malam hari untuk aktivitas tertentu.

Oleh: Putri Werdina C. A. Kampus Terpadu, KOBARkobari

Wajah ‘Lain’ Bulevar

3KOBARKOBARI EDISI 167 // XV // Januari 2014

“Ini kan kampus islam, masa bulevar dijadikan tempat nongkrong nggak jelas, bahkan ada yang pacaran juga,” tutur Husnan Budiman, mahasiswa Pendidikan Agama Islam angkatan 2011. Sterilisasi kawasan bulevar Universitas Islam Indonesia dan akses pintu masuk lainnya masih intens dilakukan oleh pihak universitas, terutama pada jam malam. Itulah yang diakui oleh Ari Rudatin selaku Direktur Sarana dan Prasarana. Ia tidak memungkiri adanya aktivitas oknum masyarakat yang membuat fungsi bulevar menjadi tidak semestinya. “Setiap saya pulang malam, saya melihat muda-mudi yang nongkrong dan berduaan di bulevar. Tidak hanya di tempat itu saja, tapi juga di area akses pintu masuk lain yang ada di UII,” ujarnya. Upaya sterilisasi yang dilakukan oleh pihak universitas, lanjutnya, adalah dengan menambah jumlah personil penjaga serta Closed Circuit Television (CCTV) untuk memantau keadaanKetikabulevar.disinggung

ihwal penyediaan fasilitas publik oleh universitas, Ari Rudatin pun mengaku bukan bermaksud tidak ingin menyediakan sarana tersebut. Menurutnya, warga sekitar boleh saja menggunakan fasilitas yang ada di UII, seperti lapangan sepak bola, perpustakaan, gelanggang olahraga, ataupun ruang diskusi. “Tetapi ya perlu ada izinnya. Kita tidak bisa langsung memberi kebebasan. Itu pun berlaku bagi mahasiswa yang juga ingin menggunakan fasilitas kampus,” tegasMenurutAri.

“Sebagai tempat kumpul komunitas, nongkrong, berduaan, bahkan ada yang minum-minum (minum minuman kerasred). Kami sudah berusaha menegur, bahkan sempat bentrok dengan mereka,” ujarnya. Tetapi, saat pemasangan portal mulai diberlakukan sejak 2011 lalu, Shiddiq mengaku masyarakat yang gemar berkumpul di bulevar sudah jauh berkurang.Melihat situasi ini, pendapat mahasiswa UII pun beragam. “Bulevar itu salah guna sih sebenarnya. Ini kan kampus islam, masa bulevar dijadikan tempat nongkrong nggak jelas, bahkan ada yang pacaran juga,” tutur Husnan Budiman, mahasiswa Pendidikan Agama Islam angkatanKiki2011.Rizki, mahasiswi Psikologi 2012 juga ikut menanggapi hal ini. “Bulevar disterilkan dari kegiatan nongkrong dan yang berduaan itu memang seharusnya dilakukan,”Sedangkanungkapnya.NunungEla Hayati mengaku belum pernah melihat orang yang berpacaran di area bulevar, meskipun ia melihat ada orang-orang yang nongkrong di sana. “Menurutku nggak apa-apa sih. Bulevar itu masih ramai dibandingkan dengan kampus lain. Selagi masih wajar dan nggak berlebihan, boleh-boleh saja,” imbuh mahasiswi Ekonomi Islam angkatan 2013 tersebut. q

Dalam hal ini burung dara dilatih untuk dapat terbang melewati area-area tertentu yang telah ditentukan. Tidak mudah memang melatihnya karena perlu waktu yang cukup lama agar burung dara tersebut terlatih, terbang sesuai dengan instruksi pemilik. Seperti yang terlihat kala itu, Sabtu (30/12/2013), tepat pukul 16.15 WIB, beberapa warga sedang melakukan latihan burung dara. Ternyata, mereka memiliki tempat latihan sendiri bagi burung dara. Melalui inisiatif para warganya, mereka membangun secara bersama arena yang memang dikhususkan bagi para pemilik burung dara untuk melakukan prosesi latihan. Namun, pada kenyataanya tempat latihan tersebut bagi mereka memang belum efektif dikarenakan masih adanya selokan yang belum tertutup. Hal itu tentu menyulitkan akses mereka untuk menerbangkan burung dara.

Gaburan Dara Porter Merpati Revangga Twin T. | KOBARkobari Revangga Twin T. | KOBARkobari Sebuah Hobi

4 KOBARKOBARI EDISI 167 // XV // Januari 2014 Gaburan

Oleh karena itu, banyak hal yang dipersiapkan oleh para calon peserta gaburan dara sebelum mengikuti perlombaan. Salah satunya yaitu melatih kecakapan terbang burung dara.

Dusun Prenggan yang terletak di Kecamatan Karang Asem, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dikatakan sebagai salah satu dusun yang unik karena ratarata warganya, terutama kaum pria memiliki hobi memelihara burung dara (merpati). Hingga muncul sebuah tradisi bernama Gabur dara di sana.

Gabur berarti balap, sehingga gaburan dara dapat diartikan sebagai balapan burung dara. Gaburan dara merupakan suatu kegiatan yang dikemas dalam konsep perlombaan yang akan rutin diadakan dalam beberapa periode. Ibarat sebuah magnet, kegiatan tersebut mampu menjadikan warga dusun itu sering berkumpul bersama. Pada umumnya, warga sangat antusias dengan gaburan dara. Mereka enggan melewatkan kesempatan untuk menunjukkan jagoannya dalam perlombaan tersebut.

Gaburan Dara,

Bakal

Semakin berlalunya sore, warga sekitar yang datang ke tempat latihan pun semakin ramai. Terlihat di arena latihan tersebut tidak hanya dipenuhi oleh para peserta lomba, namun juga para warga yang sedang asyik duduk menonton dan mengobrol bersama di tepian selokan. Jajaran sangkar burung yang dibawa ke tempat latihan oleh para pemilik itu pun menghiasi sisi tepi selokan dengan rapi. Suara–suara burung dara yang dilatih secara bergantian seakan berlomba-lomba dengan suara para pemilik yang tidak kalah kerasnya berusaha memberi tanda bagi burung dara agar terbang ke tempat yang ditentukan.Prosesilatihan burung dara yang ada di dusun ini diawali dengan adanya dua orang yang secara sukarela menjadi porter. Mereka pergi ke tempat yang menjadi titik awal burung dara mulai diterbangkan menuju ke area finish yang ada di tempat latihan. Jaraknya kurang lebih sekitar 100 meter. Tepat adzan maghrib menggema pukul 18.00 WIB, latihan burung dara pun diakhiri. Satu per satu para pemilik burung dara segera bersiap membawa pulang burung dara peliharaannya dan para penonton pun segera membubarkan diri. Beruntungnya, saat itu kami berkesempatan untuk dapat pergi bersama ke rumah salah satu pemilik burung dara guna melihat situasi di sana. Ketika sampai di rumahnya, ia langsung menaruh burung daranya di kandang tersendiri, segera mengistirahatkan, serta memberi makan burung dara peliharaannya. Dari situ kami mengetahui bahwa ternyata warga Dusun Prenggan rata-rata memelihara burung dara lebih dari satu, bahkan mencapai belasan.

5KOBARKOBARI EDISI 167 // XV // Januari 2014

Narasi oleh: Putri Werdina C. A.

KembaliJawarakeSangkar

Mencari Pasangan Putri Werdina C. A. | KOBARkobari Revangga Twin T. | KOBARkobariKOBARkobari Revangga Twin T. | KOBARkobari Hobi Berbalut Tradisi

Judul Film : Jobs Sutradara : Joshua Michael Stern Pemeran : Ashton Kutcher, Josh Gad, Ahna O’Reilly Produksi : Open Road Films

Tanggal Rilis : 25 Januari 2013 Durasi : 128 menit

Oleh: Agung Setio B.

6 KOBARKOBARI EDISI 167 // XV // Januari 2014 dengan nama Apple 1 bersama kawan masa kecilnya, Steve Wozniak. Proyek ini jugalah yang menjadi awal mula petualangan Steve dalam mengubah industriSeiringkomputer.dengan kesuksesan yang mulai ia raih, sisi humanisnya mulai terkikis oleh ego. Ia sangat memperhatikan detail kecil setiap produknya dan selalu ambisius dalam setiap proyeknya. Bahkan, hubungannya dengan beberapa kawan serta kekasihnya sempat retak. Puncaknya adalah saat Steve Wozniak memutuskan untuk resign dari Apple. Terlepas dari sisi gelap yang ada pada diri Steve Jobs, ia tetaplah pemimpin yang telah merevolusi industri komputer. Steve memang sempat didepak dari Apple, akan tetapi ia tidak patah semangat dan justru lebih banyak belajar lagi. Bahkan,ketika ia tidak lagi menjadi CEO Apple, ia mampu mendirikan perusahaanya sendiri, yaitu neXt yang terus mengalami perkembangan di tengah kemunduran Apple sepeninggalnya. Ashton Kutcher terlihat meyakinkan ketika memerankan tokoh Steve Jobs, seolah-olah penonton melihat Steve kembali hidup dan hadir diantara mereka. Gaya bicara, temperamental, dan karakter egois mampu dibawakannya de-

ngan baik. Pun kisah hidup Steve dikemas secara unik, sehingga semakin menambah pesona kehidupan sang revolusioner industri ini. Sayangnya, ada beberapa adegan yang tidak sesuai dengan kenyataan, seperti ketika Wozniak memutuskan untuk keluar dari Apple, ia berpamitan terlebih dahulu dengan Steve dan mengaku tidak sanggup lagi bekerja di Apple. Kenyataan yang sebenarnya adalah Wozniak keluar begitu saja tanpa berpamitan.Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang ada, film ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk meraih impian tidak harus memiliki status sosial yang bergengsi, seperti mengikuti bangku perkuliahan hanya untuk memperoleh ijazah. Selama keberanian dan inovasi ada dalam diri seseorang yang ingin mewujudkan mimpi, ia harus yakin dan mau bergerak. Bukan bermaksud meremehkan bangku perkuliahan. Ini hanya sebagai introspeksi bahwa bangku perkuliahan bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan. Masih banyak peluang dalam diri seseorang yang bisa ia gali untuk menciptakan inovasi seiring dengan peluang eksternal yang menyediakan banyak kesempatan. Seperti kemunculan sosok Steve yang inspiratif, dimana jika seseorang ingin memenangkan persaingan dalam industri, ia harus berani berinovasi dan membuat produk yang berbeda agar tidak tertinggal dari para kompetitor. Hal ini bisa diambil dari contoh produk Blackberry dan Nokia, di mana dua perusahaan ini dulunya menguasai pasar, tapi karena tidak adanya inovasi, pada akhirnya sekarang mereka tertinggal.

Pesona Hidup Sang Revolusioner Komputer

“Musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri.” Itulah kalimat yang dilontarkan Mike Markulla kepada Steve Jobs. Menurut investor besar pertama yang percaya pada Apple itu, Jobs dianggap sebagai revolusioner yang sebelumnya merupakan sosok dengan orientasi egonya yangFilmtinggi.ini dibuka dengan pengenalan produk Steve yang mengubah industri dan menjadikan Apple sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia. Steve Jobs yang diceritakan dalam film ini bukanlah sosok seperti mahasiswa pada umumnya. Ia sering menenteng buku ke mana-mana, tapi ia jarang mengikuti perkuliahan. Orang yang tidak pernah berpakaian rapi ini juga selalu berjalan tanpa alas kaki, bahkan tidur di sembarang tempat. Steve sempat di-DO dari tempat kuliahnya, tapi itu tidak menjadi masalah karena baginya mengikuti perkuliahan tidak lebih dari sekadar memburu gelar demi status sosial. Untungnya, meskipun Steve sudah di-DO, salah satu dosen tetap memperbolehkannya mengikuti kelas yang ia Awalnya,mau.

Steve bekerja di Atari, sebuah perusahaaan game ternama di zamannya. Saat bekerja di tempat inilah ia mengerjakan proyek personal komputer

7KOBARKOBARI EDISI 167 // XV // Januari 2014

Helm Berantai

Abdurrahman Al-Asykari | KOBARkobari

8 KOBARKOBARI EDISI 167 // XV // Januari 2014

Oleh: Agung Setio B. Game online adalah sebuah hal yang tidak asing lagi bagi jutaan orang di dunia ini. Mulai dari anak-anak hing ga dewasa hampir semua mengenalnya, bahkan mungkin menjadi penggemarnya. Banyak yang bermain game on line hanya sekadar untuk mengisi waktu luang, tapi banyak juga yang sampai kecanduan dengan permainan tersebut. Di Korea Selatan, kecanduan game online telah mendapat perhatian serius dari pemerintah. Di negara tersebut, bahaya kecanduan game online disejajarkan dengan kecanduan judi dan narkoba. Associated press melaporkan bahwa pemerintah Korea Selatan sedang mem bahas rancangan undang-undang khusus untuk menangani kecanduan game online, judi, dan narkoba. RUU ini mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan, seperti orang tua, dokter, psikolog, bahkan kelom pok agama dan sebagian besar anggota parlemen partai yang berkuasa sekalipun. Rancangan undang-undang ini dinilai bisa menjadi salah satu cara menyelamatkan generasi muda Korea Selatan dari kecanduan game online.

Menurut Profesor Douglas A. Gentile yang menjalankan Media Research Lab di Lowa State University, Ames, anakanak yang kecanduan dapat mengalami depresi, gelisah, fobia sosial, dan nilai sekolah mereka akan turun. Berbagai penelitian memang telah menyimpulkan bahwa ada banyak pengaruh negatif kecanduan game online pada anak, misalnya waktu anak bersama keluarga dan teman berkurang karena anak hanya bergaul didunia game online saja, bukan di dunia nyata. Jika ini dibiarkan terus-menerus bisa jadi akan membuat anak menjadi tertutup dan sulit mengekspresikan diri ketika berada di lingkungan nyata. Maka, bukanlah hal aneh apabila pemerintah Korea Selatan mengambil langkah antisipasi untuk segera melakukan inter vensi atas problema game online. Bukan hanya berbahaya bagi mental anak, kecanduan game online juga merugikan fisik. Anak-anak bisa mengalami kelelahan mata karena mereka terlalu lama menatap monitor. Juga mengaki batkan berkurangya metabolisme tubuh, sindrom otot pergelangan tangan, sampai makan dan tidur yang tidak teratur.

*Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 2012/ Magang LPM HIMMAH UII Candu

Saat Game Online Jadi

Fakta memang membuktikan bahwa kecanduan game online dapat berakibat buruk. Di beberapa negara, termasuk di Indonesia, cukup sering terjadi kasus pembunuhan dikarenakan kecanduan game online. Mereka yang terlanjur kecanduan kadang menjadi tidak bisa mengendalikan diri. Mereka meniru adegan kekerasan yang memang banyak ditemukan di game online. Adegan yang ditirukan ini tentunya bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Problema ini seharusnya men jadi perhatian pemerintah dan masyarakat indonesia. Sebagai sebuah negara yang infrastruktur internetnya sedang berkembang, bukan suatu kemustahilan akan bermunculan pula para pecandu game online. Sayangnya, sepertinya pemerintah Indonesia belum mempunyai pemikiran untuk membuat peraturan seperti yang dilakukan Korea Selatan. Beberapa media juga sudah pernah mengangkat per masalahan game online ini, disertai fakta kasus kekerasan anak yang terjadi karena dipicu oleh permainan tersebut. Tapi pemerintah dan masyarakat Indonesia kelihatan ma sih adem-ayem dan belum tersentak, seakan-akan hal itu dijadikan angin lalu. Sampai saat ini anak-anak masih banyak yang bersembunyi dikamar dengan game online nya. Orang tua bahkan memberi fasilitas tanpa kontrol. Warnet yang beroperasi 24 jam juga sering penuh dan bebas dima suki anak-anak pecandu game online tanpa adanya regulasi khusus yang bisa mengontrolnya. Jika tidak segera ditangani, bisa jadi generasi muda Indonesia akan kian parah untuk mencandukan diri dengan game online ini. Sebenarnya game online tidak selamanya berdampak negatif, asalkan bisa dikontrol dan selalu dibawah pengawasan orang-orang di lingkungan sekitarnya. Juga ke bijakan regulasi pemerintah terkait problema ini sangat ditunggu-tunggu. Jangan biarkan generasi muda kita han cur hanya karena kecanduan game online!

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.