Buletin KOBARKobari Edisi 160/XIV/November 2012 - Di Balik Jadwal Kuliah Farmasi

Page 1

“Jadi, ada dua jadwal kuliah pada hari itu, kita harus milih salah satu,” ungkap Afifah.

Di Balik Jadwal Kuliah Farmasi

Metri Niken L. | KOBARkobari

imbuh Ratih. Dosen yang mengajar ada yang memiliki kesibukan di lain tempat, seperti mengisi seminar, melanjutkan studi, dan lain sebagainya. Beberapa dosen Farmasi pun angkat bicara. Salah seorang yang berhasil dimintai tanggapan adalah Arba Pramundita Ramadan. Ditemui di Laboratorium Terpadu UII, Arba terlebih dulu menjelaskan bahwa kewajiban dosen di UII ada empat hal, yaitu mengajar, meneliti, mengabdi kepada masyarakat, dan melakukan dakwah islamiyah. “Jadi kewajiban dosen tidak sekadar mengajar saja, kalau pertemuan diganti pasti dosen ada keperluan sangat mendesak,” terang Arba. Keperluan yang tidak bisa ditinggalkan menjadi sebab dosen membatalkan perkuliahan. Dosen lainnya, Lufti Chabib, ikut menanggapi masalah ini. Lufti menyatakan dosen yang mengganti jadwal kuliah dan menggantinya di hari lain pasti memiliki alasan, seperti halnya mahasiswa yang berhalangan hadir saat kuliah. Dalam hal ini, dosen diwajibkan mengganti pertemuan. “Pergantian jadwal itu merupakan hal lumrah yang sering terjadi, tidak hanya di UII saja,” tambah Lufti.

Edisi 160 | Tahun Ke-14| November 2012 e-mail : lpmhimmah@uii.ac.id, sites : http://lpmhimmahuii.org 1

Kampus Terpadu, Kobar Dosen yang suka mengganti jadwal kuliah, sudah seperti hal biasa bagi mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), khususnya program studi (prodi) Farmasi. Penyebabnya antara lain karena jadwal mengajar dosen bertabrakan dengan jadwal mengajar dosen lainnya. Sejumlah mahasiswa mengeluhkan hal ini, seperti Afifah Lutfi Rahmawati, mahasiswi Farmasi 2011. “Jadi, ada dua jadwal kuliah pada hari itu, kita harus milih salah satu,” ungkap Afifah. Selain itu, masalah ditambah lagi dengan sistem pemberitahuan jadwal kuliah yang kurang efisien. Senada dengan Afifah, Anggra Olgabela Aragon mengeluhkan hal yang sama. Mahasiswa Farmasi 2011 ini mengatakan, solusi yang didapat dari Bagian Akademik adalah mahasiswa diminta memilih salah satu mata kuliah yang dirasa penting jika terjadi tabrakan jadwal kuliah. Artinya, ada mata kuliah lain yang diabaikan. “Mahasiswa yang serius untuk mencari ilmu, pasti akan merasa dirugikan,” ujar Anggra. Jadwal kuliah yang bertabrakan sering membuat mahasiswa bingung. Belum lagi pemberitahuan terkait hal itu disampaikan melalui media facebook (FB) atau blackberry messenger (BBM). Ratih Wina Sari juga mengutarakan keberatannya. Menurut mahasiswi Farmasi 2009 ini, penggantian jadwal kuliah dosen dikarenakan dosen yang bersangkutan tidak dapat hadir dengan berbagai alasan. “Semisal seminar, kuliah, sakit, dan lain sebagainya,”

Oleh Aghreini Analisa

2 KOBARKOBARI EDISI 160 // XIV // November 2012

“Kami menerima hak jawab jika ada pihak - pihak tertentu yang keberatan dengan pemberitaan Kobarkobari.”

Sudah menjadi masalah klasik ketika mahasiswa mengeluh atas perlakuan dosen yang dirasa tidak sesuai. Kejadian di FMIPA telah menjadi ironi tersendiri. Perubahan jadwal perkuliahan yang menyesuaikan dengan kegiatan dosen membuat mahasiswa berteriak karena banyak jadwal mereka yang berbenturan. Kemandirian mahasiswa dalam mengatur waktu untuk kegiatan perkuliahan telah diabaikan. Menjadi sangat fundamental ketika mahasiswa yang telah beranjak dewasa dan seharusnya dididik dengan penuh kemandirian, malah diperlakukan seperti anak SMA. Mahasiswa juga butuh berorganisasi dan manajemen waktu. Karena manajemen waktu dalam segala jenis kegiatan perkuliahan maupun non perkuliahan bagi mahasiswa adalah mutlak.

dapat menginformasikan kepada ketua kelasnya,” saran Anggra. Selain itu, Anggra meminta pembatalan dan penggantian jadwal kuliah tidak dilakukan secara mendadak. Dosen yang tidak dapat hadir harus memberi kabar ke Bagian Akademik, sehingga mahasiswa bisa langsung membubarkan diri tanpa harus menunggu dengan ketidakpastian. Berbeda dengan Anggra, Arlina Yevilayanti mengharapkan jadwal kuliah yang merata. “Jangan kalau kosongkosong banget, kalau full-full banget,” tutur mahasiswi angkatan 2011 ini.q

Ketua Prodi Farmasi, Muhammad Hatta Prabowo, menuturkan bahwa penyebab jadwal kuliah yang bertabrakan karena adanya kekurangan dosen. Hal tersebut berdampak pada penyusunan jadwal kuliah mahasiswa. Hatta melanjutkan bahwa dosen yang sering bermasalah jadwal kuliahnya adalah dosen praktisi. Dosen praktisi adalah dosen dengan keahlian khusus yang berasal dari lembaga tertentu. Sebagai contoh, dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Karena dosen praktisi dari BPOM sibuk dengan tugas-tugas BPOM, dosen yang dimaksud belum bisa maksimal dalam melaksanakan jadwal kuliah. Hal itu membuat mahasiswa dirugikan, entah pada jadwal kuliah yang terpaksa diganti di hari lain dan sebagainya. Masalah dosen praktisi ini juga menjadi dilema tersendiri bagi prodi Farmasi. Keberadaan dosen praktisi dirasa penting bagi kegiatan belajar mahasiswa, namun di sisi lain, dosen praktisi memiliki masalah dalam hal waktuMenurutmengajar.Hatta, selain pengontrolan dosen, perlu dibentuk pula tim dosen. Tim dosen adalah kelompok dosen yang bekerja sama dalam mengajar suatu mata kuliah. Untuk membentuk tim dosen ini, sumber daya dosen harus ditambah. “Bila berani menerima mahasiswa banyak, jumlah dosen juga harus ditambah. Bila kapasitas dosen tidak bisa ditambah, jumlah mahasiswa yang harus dipangkas,” kata Hatta. Ia menegaskan agar semua pihak, baik mahasiswa, dosen, akademik, maupun prodi, untuk mengikuti peraturan yang berlaku. Harapannya, tidak ada lagi permasalahan seperti ini ke depan. Solusi lain diutarakan Arba, yaitu menyarankan mahasiswa untuk tidak memandang dari satu sisi saja. Antara mahasiswa dan dosen harus terjalin komunikasi yang baik, sehingga terjalin pula saling pengertian di antara keduanya. Mahasiswa dapat memahami masalah yang terjadi sebenarnya, sementara dosen juga merasa lega karena mengganti jadwal kuliah itu dilakukan karena terpaksa, bukan disengaja. Sementara Lufti, memberikan saran agar mahasiswa tidak terlalu mengeluhkan hal ini. Mahasiswa diminta untuk dapat menerima dengan sabar. Atau dengan kata lain, mindset mahasiswa harus diubah. “Apalagi dia kuliah di universitas islam, ketika terjadi sesuatu, apapun itu yang tidak diinginkan merupakan kehendak Yang di Atas,” ujar Lufti. Meski demikian, ikhtiar atau usaha itu tetap perlu dilakukan. Saran dari Mahasiswa Mahasiswa sendiri memiliki solusi. “Tiap kelas seharusnya ada contact person-nya, sehingga bila ada pergantian kelas, Bagian Akademik

Dewan Redaksi: T. Ichtiar Khudi A., B. Kindy Arrazy Pemimpin Redaksi: Irwan A. Syambudi. Sekretaris Redaksi: Alissa Nur Fathia Redaktur Pelaksana: Zaitunah Dian S., Moch. Ari Nasichuddin, Ahmad Satria Budiman. Staf Redaksi: Dyah Ayu Ariestya S., Hasinadara P., Fajar Noverdian, Raras Indah F., Khairul Anwar. Fotografi: Robithu Hukama, Aldino Friga P.S., Revangga Twin T. Penelitian dan Pustaka: Wening Fikriyati, Nuraini A. L., Fitria Nur Jannah, Aghreini Analisa, Yuyun Septika L. Rancang Grafis: Bayu Putra P., M. Hanif Alwasi. Metri Niken L., Rahmat Wahana. Perusahaan: Maya Indah C. Putri, Erlita Fauziah, Herlina, Nur Karuniati, M. Muhasin Riha, Anisa Kusuma W. PSDM: Lufthy Z., Rama Pratyaksa, Khairul Fahmi, Rahmi Utami Handayani, Bastian Galih I. Jaringan Kerja: Wahyu Septianti, M. Jepry Adisaputro, M. Alfan Pratama, Budi Armawan, Agam Erabhakti W. Magang: M. Faiqurrohman, Siti Mahdaria, Laras Haqkohati, M. Khoirul Anam, Alan Dwi P., Kholid Anwar, Khalid Mufid, Ruhul Auliya, Ristina Zahra L. Nur Jamilah, Dara Asri W., Dimas Ricky R., M. Rahmat Akbar, Ayoni Sulthon, M. Ilham Ilyas, Hernita Bacing, Emma Wachida S., Alfa Nur S., Miranti Cahya N., M. Rifaldi Rahman, Yuan Palupi, Arga Ramadhana, M. Nasihun Ulwan, M. Syamsul Falah M., Saga Kusuma W. Nafiul Mualimin, Ahmad Taupik B. Windy Sugiarty, Indah Gamatia R., Galuh Ayu P., Ayunda Firdaus A., Transvivi A., Sjahril, Novian Aldy P., Zahrina Andini, Yuliza Fahmi, Riesky Diyanti P., Fikri Rais T., Yuyun Noviasari, Tri Pujiati, Aprilia Alifah P., Atry Kyka A., Fatimah Rizky R., Deby Hermawan, Okti Novita S., Atya Arma N., Sri Siska W., Marta Dwi K., M. Sahindrawan, Diah Handayani, Anne Mudya Y., Farah Ayuning T., Iqbal Galuh H., Fikrinisaa Fakhrun H. Himawan G. Pangestu, Desi Rahmawaty, Desy Duwy S., Nadira A. Nariswari Y., Wangga Angriandi P., Dian Hidayat, Wulan Oktantiya, Ikha Silviani, Alvina Anggarkasih, M. Noor Fadlany, Asharudin Wahyu, Ahmad Hanafi. Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa HIMMAH Universitas Islam Indonesia. Alamat Redaksi: Jln. Cik di Tiro No.1 Jogjakarta. Telp (0274) 3055069, 085647760101 (Maya Indah C. Putri, Iklan/Perusahaan). Saran dan kritik melalui email: lpmhimmah@gmail.com, http://lpmhimmahuii.org.

Letnan Jenderal Eugene Irwin (Robert Redford) harus menebus kesalahannya dengan dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara. Ia terbukti mengabaikan datadata intelijen dan perintah militer dalam sebuah operasi rahasia Amerika Serikat ke Burundi, Afrika. Akibatnya, delapan orang prajurit terbaik AS tewas. Irwin pun terpaksa mendekam di penjara militer dengan pengamanan yang ketat. Di penjara, Letjen Irwin bertemu dengan Kolonel Winter (James Gandolfini), sang kepala penjara. Sudah jadi rahasia umum bagi penghuni penjara, Winter adalah sosok yang semena-mena. Ia menganggap penjara yang dikepalainya, bak sebuah kastil tempat latihan perang sekaligus tempat adu kekuatan antara anak buahnya dan para tahanan. Banyak tahanan terpaksa bunuh diri karena tidak tahan dengan penindasan yang dilakukan Winter dan anak-anak buahnya. Penindasan itu berupa siksaan, seperti dihina, dipukuli, sampai dimasukkan ke lubang gelap berhari-hari. Ketika Letjen Irwin masuk, Kolonel Winter tentu saja tertarik menguji seberapa tahan Irwin di “benteng perang” miliknya. Pada awalnya, usaha Winter mengganggu Irwin tidak berhasil.

Sampai akhirnya, Winter menembak mati seorang mantan prajurit Irwin di depan matanya sendiri. Irwin pun terpancing emosi. Hatinya mulai tergerak untuk melakukan perlawanan.

3KOBARKOBARI EDISI 160 // XIV // November 2012

Ia mengumpulkan para tahanan yang merupakan mantan tentara, lalu memimpin mereka untuk melakukan kudeta terhadap kepemimpinan Winter di penjara.Sebagai mantan pemimpin perang, tidak sulit bagi Letjen Irwin merancang strategi untuk menjatuhkan Kolonel Winter dari kekuasannya sebagai kepala penjara. Ia dapat mengatur, mengoordinasi pasukan, dan melancarkan serangan, walaupun pada akhirnya ia mati di tangan Winter. Meskipun jadi tahanan di penjara, karakter pemimpin dalam diri Letjen Irwin tidak hilang begitu saja. Itulah yang merupakan nilai positif yang dapat diambil dari film ini. Seorang pemimpin harus punya

Oleh Anisa Kusuma W.

Wibawa PemimpinSeorang

integritas tinggi, tidak semena-mena, dan mampu meluruskan ketidakadilan. Sifat kepemimpinan tersebut tidak hanya berdampak positif di masa sekarang, tetapi juga di masa mendatang ketika pemimpin itu tidak lagi menjadi pemimpin. Pemimpin juga harus mampu memberi semangat. Letjen Irwin menunjukkan dengan membangkitkan semangat para tahanan, salah satunya ketika ada tahanan yang ingin berkhianat.

“Jika Kolonel Winter melihat sisi paling buruk dalam dirimu, maka aku melihat sisi paling baik dalam dirimu,” kata Irwin kepada tahanan tersebut. Kolonel Winter yang diktator pada akhirnya tidak akan ditaati oleh para tahanan. Seperti saat Winter memerintahkan para tahanan untuk tiarap, tetapi mereka tidak melakukannya. Lain halnya ketika Letjen Irwin yang memberikan perintah, para tahanan mematuhinya karena sebelumnya Irwin dikenal sebagai pemimpin yang baik. Pada saat Winter menembak Irwin, anak buahnya sendirilah yang kemudian memborgol Winter.

Judul Film : The Last Castle Sutradara : Rod Lurie Pemain : Robert Redford James Gandolfini Produksi : Dreamworks Durasi : 132 menit Tanggal Rilis : 19 Oktober 2001

Ragam Satu Suro

Robithu Hukama | KOBARkobari S.

Aldino Friga P.

Sirahing Maheso KuncenTahlil

Ritual

| KOBARkobari

Malam beranjak larut. Di sebuah pendopo, beberapa orang dengan pakaian adat Jawa berkumpul. Sejumlah sesajen diletakkan pada meja di tengah pendopo. Sebuah kepala kerbau terlihat mencolok. Tak lama, Tari Keprajuritan Soreng dipentaskan sebagai tanda upacara dimulai. Seorang tetua berjalan menghampiri sesajen dan duduk bersila di depannya. Ia panjatkan bait demi bait doa yang diakhiri dengan sebuah kidung. Lalu, dua orang bergegas mengangkat kepala kerbau dan membawanya ke Lereng Merapi. “Sedekah Gunung”, itulah upacara adat yang dilakukan mayarakat Desa Lencoh di Boyolali, Jawa Tengah.

Revangga Twin T. | KOBARkobari

4 KOBARKOBARI EDISI 160 // XIV // November 2012

Tapa Bisu Dian Hidayat | KOBARkobari Narasi Oleh Robithu Hukama Suasana di Keraton Yogyakarta tampak berbeda. Orang-orang berpakaian adat Jawa berkumpul sambil melafalkan tahlil di Kagungan Dalem Bangsal Poncoriti. Menjelang tengah malam, mereka berjalan dari Alun-alun Utara hingga ke Pojok Benteng, lalu kembali lagi ke Alun-alun Utara. Tak sepatah kata diucapkan, alas kaki pun tak semua mengenakan. Itulah prosesi “Laku Bisu Mubeng Benteng” yang dilakukan oleh masyarakat di dalam maupun dari luar Kota Yogyakarta. Kawasan Parangtritis disesaki ribuan manusia, khususnya di Komplek Cepuri Parangkusumo, Kretek, Bantul. Tampak masyarakat mengelilingi batu cinta, sebutan untuk batu petilasan tempat Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul dulu bertemu di malam yang hanya ada sekali dalam setahun ini. Sembari menebarkan sesajen, masing-masing dari mereka berlomba untuk memanjatkan doa dan berbagai harapan dengan dibantu para juru kunci. Bagi yang terkabul, hajatan akan digelar berupa wayangan atau melarung tumpeng ke laut sebagai ungkapan terima kasih kepada Sang Kuasa.Ketiga ritual di atas dilakukan untuk menyambut Satu Suro dalam Kalender Jawa atau Satu Muharram dalam Kalender Islam. Ketiganya merupakan akulturasi budaya Jawa dan agama Islam yang merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan atas berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan.

|

5KOBARKOBARI EDISI 160 // XIV // November 2012

Keprajuritan Soreng Robithu Hukama | KOBARkobari Aldino Friga P. S. KOBARkobariPetilasan Panembahan Senopati

Dianggap Tanpa Izin, Organisasi Ekstra Terancam Blacklist

dengan perihal informasi penggunaan fasilitas kampus itu berisi tanggapan pihak dekanat atas surat yang dikirimkan pihak HMI terkait perpanjangan izin pembukaan stan HMI. Berdasarkan surat tersebut pihak dekanat berharap, semua pihak dalam hal ini organisasi eksternal harus menjunjung tinggi aturan yang telah menjadi kesepakatan organisasi. Harapannya agar tidak terjadi permasalahan sama terkait penggunaan fasilitas kampus. Ditemui sebelum audiensi, Hadri Kusuma dekan FE UII mengatakan, pihaknya baru mengetahui adanya organisasi eksternal yang mendirikan stan di dalam lingkungan kampus FE setelah adanya laporan dari pihak Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FE UII. “Kalau saya mengetahuinya sebelum ada laporan, ya akan saya bubarkan itu! (stan organisasi eksternal-red)” tegas Hadri. Menurut Hadri, organisasi eksternal yang bersangkutan belum pernah meminta izin kepada pihak dekanat. Ia menegaskan organisasi internal dan eksternal dilarang keras menggunakan fasilitas kampus FE tanpa seizin dekanat. Ketua HMI Komisariat FE, Izzudin Aslam angkat bicara. ”Kami bukannya tanpa izin, tetapi memang [menjadi] kesalahan kami juga [karena] hanya mengajukan izin satu hari,” kilah Izzudin sembari menunjukan surat izin yang telah disetujui dekan FE bernomor disposisi 1230. Surat berperihal pembukaan stan untuk kegiatan sosial itu dikeluarkan pada tanggal 28 September 2012. Berdasarkan surat tersebut, kegiatan sosial akan dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2012, jam 07.00-16.00 di Hall Tengah FE UII. Kemudian mengenai blacklist, Izzudin sudah mencoba menghadap dekan dan mempertanyakan permasalahannya. Tetapi setelah bertemu dekan, ia berkomentar bahwa keputusan blacklist tidak bisa semena-mena langsung diberikan. Seharusnya keputusan seperti itu diambil ketika yang bersangkutan telah melakukan kesalahan berulang kali, dan melalui peringatan terlebih dahulu.Pada tanggal 16 Oktober 2012 sudah ada dialog terbuka yang dihadiri Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJA), Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJIE), Management Community (MC), Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (LEM FE), dan Unit kegiatan Mahasiswa Fakultas Ekonomi (UKM FE). Bertempat di hall tengah FE dengan difasilitatori oleh DPM FE, dialog ini membahas mengenai tuntutan mahasiswa. Salah satu tuntutan itu adalah melarang keberadaan serta kepentingan organisasi eksternal di dalam lingkungan Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi (KM FE). Pembahasan cukup alot. Hadir disana perwakilan organisasi eksternal yang pada saat itu juga sedang mendirikan stan tepat di samping kanan peserta dialog. Perwakilan dari organisasi eksternal mengatakan bahwa mereka mendirikan stan untuk kegiatan sosial dalam rangka hari raya qurban, atas dasar itulah pihak dekanat telah memberikan izin kepada mereka. Akan tetapi KM FE menganggap izin mereka tidak sesuai, karena stan yang mereka dirikan tidak hanya untuk kegiatan sosial tapi juga tertuliskan open recruitment. Dalam kesempatan tersebut, manajer eksternal Management Community, Haryo Agung menuturkan, organisasi internal seharusnya dilibatkan dalam masalah perizinan terkait masuknya organisasi eksternal di dalam lingkungan kampus. “Kalau seperti ini kita sebagai tuan rumah merasa dilangkahi,” ungkap Haryo. Selain itu ketua HMJA Fariz Hadinata Ramadhani mengatakan, tidak ada masalah jika mereka ingin mendirikan stan asal dikomunikasikan dengan baik.

6 KOBARKOBARI EDISI 160 // XIV // November 2012

Dekan FE Hadri Kusuma menegaskan pihaknya akan mengirim surat teguran kepada organisasi eksternal. Oleh Irwan A. Syambudi Condong Catur, Kobar Dekanat Fakultas Ekonomi (FE) UII pada Senin, 22 Otober 2012 mengadakan audiensi terkait penggunaan fasilitas kampus. Audiensi itu menghasilkan keputusan untuk mem-blacklist organisasi eksternal yang telah mendirikan stan, tanpa ijin di lingkungan kampus FE UII. Menindaklanjuti dari keputusan tersebut, pada tanggal 1 November 2012 pihak dekanat FE mengirimkan surat kepada ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Ekonomi UII. Surat bernomor 995/DEK/10/Div.SDM/XI/2012

Kemudian berdasarkan hasil dialog itu, Ketua DPM Fakultas Ekonomi, Hasjrul Moingo mengeluarkan himbauan kepada organisasi eksternal untuk menutup stan mereka sampai adanya keputusan audiensi dengan pihak dekanat. “Kami dari pihak DPM belum dapat memutuskan mengenai hal ini, karena untuk masalah perizinan itu menjadi wewenang pihak dekanat,” tutur ketua DPM FE saat itu . Namun himbauan tersebut tidak diindahkan. Dua hari sebelum audiensi dekanat, organisasi eksternal masih mendirikan stan. kemudian setelah diadakan audiensi dengan pihak dekanat mereka tidak lagi mendirikan stan. Ketika audiensi berlangsung, Hadri Kusuma menyayangkan tindakan organisasi eksternal yang tidak mengedepankan etika di dalam berorganisasi. Oleh karena itu Hadri akan memberikan pertimbangan khusus kepada organisasi terkait, jika nantinya akan melakukan kegiatan di dalamMenanggapiFE. pernyataan Hadri pada audiensi dekanat, pihak KM FE yang hadir menginginkan ketegasan pihak dekanat untuk mengeluarkan peraturan formal, agar kejadian seperti itu tidak berulang. Namun Hadri kembali mengatakan dengan adanya kejadian itu, maka otomatis akan menjadi pertimbangan pihak dekanat dalam mengeluarkan perizinan. Saat audiensi berlangsung, pihak organisasi eksternal tidak mampu berkomentar banyak, karena mereka tidak mampu menunjukkan surat izin pendirian stan mereka.q

7KOBARKOBARI EDISI 160 // XIV // November 2012

8 KOBARKOBARI EDISI 160 // XIV // November 2012

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Buletin KOBARKobari Edisi 160/XIV/November 2012 - Di Balik Jadwal Kuliah Farmasi by LPM HIMMAH UII - Issuu