Buletin KOBARKobari Edisi 134/XII/Februari 2009 - 'PESTA' yang Belum Usai

Page 1

Ajang orientasi mahasiswa tingkat universitas ( PESTA ) 2008 telah dilaksanakan sejak Agustus lalu. Namun, Laporan Pertanggungjawabannya masih dipertanyakan. Oleh : Anugerah I. R. Paputungan

“Kita positive thinking aja, mungkin ada kendala dari panitia dalam hal pembuatan LPJ. Kita kan sama–sama mahasiswa UII, nggak mungkin mereka ngerugiin kita,” ujarnya. Berbeda dengan Amalia, komentar yang lain datang dari Muhammad Aqsha, mahasiswa prodi Ilmu hukum. ”Harus ada penjelasan yang lebih rasional, kenapa terlambat. Itu kan tugas mereka. Kalau alasannya hanya liburan dan UTS, itu nggak logis,” ujar Aqsha. Pandangan yang berbeda disampaikan Rio Saputra, mahasiswa fakultas Kedokteran. Kepada Kobar–kobari, Rio yang juga belum memahami alur birokrasi di lembaga kemahasiswaan UII, mengaku tak ambil pusing dengan keterlambatan LPJ PESTA dan PEKTA. q

Reportase bersama : Dwi Kartika S. KARTIKA SARI

Pesona Ta’aruf (PESTA) 2008 Universitas Islam Indonesia (UII), telah lama berlalu. Ajang orientasi bagi mahasiswa baru UII merupakan gelaran akbar tahunan yang rutin dilaksanakan oleh UII, dimana Lembaga Eksekutif Mahasiswa sebagai penyelenggara. Namun, lima bulan terhitung sejak agustus lalu, tampaknya bukan waktu yang cukup bagi panitia penyelenggara untuk menyusun laporan pertanggungjawaban (LPJ), kepada Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM).Menurut M. Ridwansyah Pasolo, ketua komisi I DPM (Bag. Kelembagaan dan kemahasiswaan), LPJ dari kegiatan PESTA 2008 memang mengalami keterlambatan, jika dilihat dari ketetapan rapat pleno DPM UII. Dimana setiap kegiatan yang dilaksanakan, harus sudah mengumpulkan laporan pertanggungjawaban paling lambat 30 hari sejak selesainya kegiatan tersebut. Lebih lanjut, Ridwan menjelaskan bahwa LPJ PESTA 2008 sebenarnya telah selesai dibuat, sesuai dengan informasi yang didapatkannya dari panitia. Namun, LPJ tersebut memang belum diserahkan ke DPM. “LPJ dipertanggungjawabkan ke DPM. Namun laporan keuangan secara khusus dipertanggungjawabkan ke komisi III,”Ketikaujarnya.ditemui tim Kobar-kobari di kantornya, ketua komisi III, M. Ista’addi Wisudawan memberikan keterangan senada. “LPJ PESTA, termasuk di dalam nya LPJ keuangan memang mengalami keterlambatan. Mungkin karena ban yaknya agenda kegiatan dan permasala han teknis lain. Kami sudah memberikan surat peringatan kepada LEM selaku peny elenggara. Permasalahan teknisnya sep erti apa, silakan ditanya kepada teman – teman LEM,” jelasnya. Disinggung soal sanksi, Addi menjelaskan bahwa sebena rnya ada masa tenggang 30 hari antara batas pengumpulan LPJ dan masa somasi, namun untuk kasus ini, DPM memberikan dispensasi terkait libur lebaran.

Senin (20/12), Harika Winarta selaku ketua OC (organizing Committee) PESTA 2008 memberikan penjelasan mengenai penyebab keterlambatan LPJ PESTA 2008.

DWI

Edisi 134 | Tahun Ke-12|Februari 2009 e-mail : himmah_media@mailcity.com, sites : himmah.co.cc

Ditanya mengenai kapan tuntasnya LPJ PESTA, Harika buru–buru menjawab. “LPJ sudah selesai kok, tinggal maju ke DPM. Kebetulan LEM U sedang banyak agenda, tapi dalam waktu dekat kami akan maju ke DPM” jelasnya. Harika pun langsung menunjukkan bentuk fisik dari LPJ PESTA 2008. “Ini LPJ nya, memang belum dira pikan, tapi ini bukti nyata kalau LPJ nya benar–benar sudah selesai,” ujar Harika sambil tersenyum.

‘PESTA’ yang Belum Usai

“Kami mengalami kesulitan koordinasi dengan panitia lain, karena setelah PESTA, mereka juga terlibat di kepanitiaan PEKTA --ajang orientasi tingkat fakultas, belum lagi ada libur lebaran, dan langsung diikuti dengan ujian tengah semester. Tapi kami mengaku salah. Kami siap diberikan sanksi. Namun sekali lagi, kami mempunyai alasan mengenai keterlambatan ini,” katanya.

| KOBARKOBARI

Beragam komentar dilontarkan para mahasiswa menanggapi permasalahan keterlambatan LPJ PESTA ini. Salah satunya dari Amalia Mandiri, mahasiswi fakultas teknik industri angkatan 2008.

Oleh : Ilham akbar(Mahasiswa FPSB 2007) lebih biasanya lebih suka kepada sebuah keadaan safe, serta cenderung bermain streamkan sebuah organisasi yang baik adalah organisasi yang selalu stabil dalam hal tanpa ada pergolakan kreatifitas, dan hemat mereka organisasi yang bagaikan sebuah danau yang tenang, bening, luas, dan diam. Namun organisasi ini menurut Renald Khansali adalah sebuah organisasi gajah gemuk yang bergerak lambat dan tidak efisein. Permasalahan yang sering muncul diantaranya, pembagian job des yang sering tumpah tindih, jumlah ang gota pegawai yang terlalu berlebihan, dan ketidakjelasan batasan antara se buah tanggung jawab perusahaan den gan tanggung jawab interpersonal. Bagi Renald Khansali sebuah organisasi yang hidup di zaman modern seyogyanya men ganut paham organisasi yang dinamis, di mana sebuah perusahaan selalu men galami kedinamisan kreatifitas pekerja, sebuah organisasi yang mau keluar dari dikotomi ruang aman menuju ruang be bas kendali, dan organisasi yang di kelola secara modern melalui pembagian job des yang jelas. Ketika kita menilik lebih jauh tentang organisasi yang ada di kam pus tercinta ini, kita tak ayal hanya akan mendapatkan sebuah organisasi klasik yang belum juga kunjung dewasa dengan umur yang telah tua, dan kita juga bakal menemukan sebuah organisasi dimana banyak pelakunya ketakutan ketika mesti berada di luar zona aman, dan mungkin lebih ekstrimnya kita bakal menemukan banyak sekali organisasi kampus yang bak gajah-gajah tambun dimana tak lebih dan tak kurang, hanya menghabiskan jumlah makanan teman-temanya serta bergerak sangat lamban dan begitu sangat pema las.Apakah semua organisasi yang ada di kampus tercinta seperti itu? tentu tidak jawabannya, lalu apa kriteria organisasi yang seperti itu, silahkan teman-teman perhatikan organisasi mana yang paling sedikit memberikan kontribusi kepada perkembangaan mahasiswa meskipun ia beranggotakan begitu banyak mahasiswa di dalamnya. Ini adalah ciri awal dari se buah organisasi yang bermaslah dan harus segera di lakukan organization develop ment di dalamnya dengan menggunakan pihak ketiga dalam hal ini consulntant, karena pada dasarnya bukan diri kita yang dapat bijaksana menilai siapa kita sebenarnya, namun orang lainlah yang dapat menilai kita secara bijaksana. Oleh karena itu, silahkanlah menilai dengan perspektif yang arif serta bijak sana dalam menjustifikasi sebuah organ isasi...selamat menilai, karena andalah jurinya....!!!! q

Entah disadari atau tidak, ternyata ketidakdisiplinan masih menjadi masalah yang umum di masyarakat. Apapun alasan yang digunakan untuk melegitimasi suatu keterlambatan, seharusnya tidak dijadikan sebagai tameng untuk mengelak. Karena, hal ini akan menjadi kebiasaan yang melekat dan mengalir pada generasi selanjutnya. Berawal dari meremehkan, kemudiaan terbiasa, dan menjadi hal yang biasa, yang seterusnya menjadi sebuah budaya. Namun akan sangat menyedihkan ketika budaya itu adalah ketidakdisiplinan yang berujung pada keterlambatan. Tentu hal ini sangat tidak kita harapkan. Selanjutnya mari kita senantiasa berusaha untuk mengubah kebiasaan buruk ini, setidaknya memulai dari hal-hal yang kecil, seperti menepati janji.

Ketika saya mengikuti mata kuliah Psikologi Industri, dosen saya menjelas kan sebuah mainstream pemikiran baru para pengusaha terhadap jam kerja serta sistim kerja zaman modern, dimana se buah perusahaan tidak lagi menuntut se buah loyalitas tanpa batas pada seorang pegawai, namun perusahaan lebih menuntut keproduktifitasan kerja yang dapat di wujudkan oleh para pekerjanya agar dapat menunjang pencapaian tar get-target perusahaan, serta kelongga ran jam kerja yang telah di terpakan di jerman semenjak tahun 1960, ketika se buah perusahaan memberikan kebebasan kepada pegawainya untuk menentukkan jam masuk dan pulang kerja sesuai den gan kesepakatan yang telah di sepakati sebelumnya antara serikat pekerja den gan pengusaha. Tentunya mainstream ini sedikit terlalu radikal bagi sebuah organ isasi klasikkal yang lebih menekankan pada atmosfer kekeluargaan dengan sejuta toleransinya, dimana seringkali mainstream modern ini sulit untuk di cerna oleh mereka yang telah terlanjur mendarah daging besar dan mati dalam sebuah organisasi dengan kriteria kekelu argaan.Contoh terdekat tentang sebuah or ganisasi klasikal yang paling dekat berada di sekeiling kita adalah organisasi yang ada di kampus, sebuah organisasi klasikal

Dewan Redaksi: A. Pambudi W., A. Zimam Al Haq, Misni Parjiati. Pemimpin Redaksi: Yudi Kurniawan. Sekretaris Redaksi: Arrofin Damaswara. Redaktur Foto: Kiki Kurniawan. Staf Redaksi: Nurcholis Abrar, Paramanandana A., Dian Eka, Ira Setyowati, Arya Nugroho, Irene Laksminingtyas, Nashihatul Ulya. Fotografer: Rama Pratyakasa, Setiyaji Widiarto, Adib Nur S., M. Taufiq Iqbal, Ferdi Chahyadi, Rizqy H. Muiz, Yunanda, Zahrozatul F. Penelitian dan Pengembangan: Indiah Wahyu Andari, Yuristika Dwi Astrini, Emamiridya Erine Yupi, Arinda Vidarini, Nursalim. Rancang Grafis: M. Jepry Adisaputro, Arya Zendhy N., Wisnu Aji P., Andhita Dyorita, Indira Prydarsini, Phutut Waskito, Sigit Tri K. Perusahaan: M. Bachtiar R., Diandhita Ayu, Dhika W., Prita Pramoda W., Ricky Riadi Iskandar Magang: Kel. 1 : Nurul N. Endah R. (Koord.), Wening F., Agus F. S., A. Istigfarah, Ari Nugroho, Khalilulrahman, Wahyu S., A. Ikhwan F., Febrianta A. A., T. I. Khudi Akbar, Arie Fatwaturrahman, Riscandra M., M. Roby S., M. Yopa, Gianfin Rully A., F. Adam A., V. M. Ratri, RR. Ines Moerdiyati, Rahmi U. H., Sekar P. A., Diah Kusuma, Cahyo H., N. Eko Prasetyo, Sulistyo W. W., Noviani D. P., Kel. 2 : Anugrah Ikhlas R. P. (Koord.), Hidayat, Lufty Z., S. Maimunah, Dwi Kartika S., Flaury C., B. Hedianti, Rini D. P., Romzi A., Randi Purwo S., Dyah Andayani, Bayu Hernawan, Sutrisna K., Hudha P., Pramadhani R. Tuasikal, Annisa Karina, Vika Atika F., Rina S. U., Rio Dwi, Musta’lim, Lutfi A. Prabowo, Woro H. S., Adhisa Bimantya Jaringan Kerja: Sigit Pujiatmojo. Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa HIMMAH Universitas Islam Indonesia Alamat Redaksi: Jln. Cik di Tiro No.1 Jogjakarta. Telp (0274) 3055069, 0856291378 (Tiar, Iklan/Perusahaan), saran dan kritik melalui email: pers_himmah@lycos.com, himmah_media@mailcity.com.www.himmah.co.cc.

KOBARKOBARI EDISI 134 // XII // FEBRUARI 20092

Arti dari Sebuah Realitas Kualitas

Walaupun pekan ta’aruf baik di tingkat universitas maupun fakultas telah lama usai, penyerahan laporan pertanggungjawaban (LPJ) dari panitia masih menyisakan persoalan berupa keterlambatan. Hal ini berujung pada sanksi akibat ketidakdisiplinan bagi pihak yang bertanggungjawab atas pembuatan LPJ tersebut. Redaksi kobar-kobari sempat mengalami masalah yang sama. Pada penerbitan edisi kali ini mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.

KOBARKOBARI EDISI 134 // XII // FEBRUARI 2009 3

KOBARKOBARI EDISI 134 // XII // FEBRUARI 20094 Entah tuntutan jaman atau bentuk modernisasi perjuangan wanita tak ada lagi detik, alam dan kasta yang menghalangi jauh dari makna lemah dan tertindas... Begitu berarti setiap luluhan keringat seorang wanita berbagai alasan dan latar belakang kondisi wanita, wanita dan wanita... Proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan maju... bertahap menapak semakin gencar wacana emansipasi wanita saat ini... Oleh: Rama pratyaksa LUFTHY ZAKARIYA | KOBARKOBARI RANDI PURWO SASONGKO | KOBARKOBARI ANUGERAH I. R. PAPUTUNGAN | KOBARKOBARI ANUGERAH I. R. PAPUTUNGAN | KOBARKOBARI Diguyur Hujan Kuli MelintasAngkut Menyenangkan Hati

Pengumpulan Laporan Pertanggung jawaban pekan ta’aruf (PEKTA) kepada Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)di sejumlah fakultas mengalami keter lambatan. Beberapa Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) yang terlambat dalam mengumpulkan LPJ PEKTA diantaranya LEM FTI, LEM FTSP dan LEM FIAI. Novril Irwansyah Pohan, ketua DPM FTI menyatakan pengumpulan LPJ PEKTA di FTI terlambat. Berdasarkan keputusan Si dang Umum Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (SU KM FTI), semua ke giatan kelembagaan di FTI diberi waktu satu bulan untuk menyelesaikan laporan pertanggungjawaban dari kegiatan yang telah diselenggarakan. Selanjutnya, LPJ tersebut diserahkan kepada DPM FTI un tuk dievaluasi. Setelah DPM FTI selesai melakukan evaluasi, akan diadakan suatu forum dimana panitia-panitia inti dari kegiatan tersebut akan dipanggil untuk evaluasi LPJ bersama DPM. Apabila LPJ terlambat dikumpulkan, berdasarkan keputusan SU KM FTI, departemen yang bersangkutan akan diberi sanksi sesuai ketetapan SU KM FTI. Pada kasus terlambatnya LPJ PEKTA di FTI, Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) yang merupakan departemen yang menyelenggarakan PEKTA telah menerima sanksi berupa pembekuan dari DPM FTI --tidak diturunkannya dana untuk kegiatan departemen PSDM hingga departemen tersebut menyelesaikan LPJ PEKTA. Novril menyatakan, sebelum pemberian sanksi kepada departemen PSDM ia telah berulang kali memberikan teguran secara lisan kepada panitia untuk segera meyerahkan LPJ PEKTA. Novril mengaku tidak menegur panitia dengan surat secara resmi karena ia merasa untuk fakultas dengan jumlah mahasiswa yang banyak seperti di FTI teguran dari mulut ke mulut lebih efektif. Kepada

Novril panitia PEKTA menyatakan kendala mereka dalam hal penyelesaian LPJ PEKTA adalah para panitia PEKTA sebagian besar juga merupakan panitia malam keakraban (Makrab) di jurusannya masingmasing sehingga kesibukan mereka masih berlanjut walaupun kegiatan PEKTA telah usai. Hal tersebut menyulitkan koordinasi panitia untuk menyelesaikan LPJ PEKTA, mengingat FTI merupakan fakultas dengan jumlah mahasiswa yang banyak. Selama Novril Irwansyah Pohan menjabat sebagai ketua DPM FTI hingga saat ini, hanya LPJ PEKTA yang mengalami keterlambatan. “Sebelumnya semua kegiatan kelembagaan di FTI selalu tepat waktu dalam hal penyerahan LPJ,” ujarnya.Dilain pihak, Agus Rudiyanto selaku ketua LEM FTI membenarkan semua pernyataan Novril. Ia juga mengatakan bahwa departemen PSDM telah dibekukan sampai menyerahkan LPJ PEKTA kepada

LPJ Pekan Ta’aruf Pun Tidak Luput Dari Keterlambatan

KOBARKOBARI EDISI 134 // XII // FEBRUARI 2009 

Kena Lempar Batu

Mahasiswa bentrok dengan aparat kepolisian di pertigaan Universitas Islam Negeri Yogyakarta (20/12) ketika unjuk rasa menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan. Kedua pihak terlibat dorong mendorong hingga adu lempar batu. Aksi lempar batu mengenai mobil, pos polisi dan korban luka dari massa aksi, polisi, dan wartawan.

Pekan ta’aruf (PEKTA) yang merupakan ajang orientasi bagi mahsiswa baru di tiap fakultas yang telah lama berlangsung ternyata juga mengalami keterlambatan dalam hal penyelesaian LPJ nya. Oleh : Dwi Kartika Sari

ANUGRAH

PAMBUDI | KOBARKOBARI

KOBARKOBARI EDISI 134 // XII // FEBRUARI 2009 DPM FTI. Kepada Agus Rudiyanto, panitia PEKTA menyatakan akan menyerahkan LPJ PEKTA kepada DPM FTI pada pertengahan bulan Januari. Agus menambahkan bahwa libur bulan Ramadhan dan Idul Fitri turut menjadi kendala dari panitia untuk segera menyelesaikan LPJ PEKTA. Meskipun LPJ kegiatan secara keseluruhan belum sepenuhnya selesai, LPJ keuangan PEKTA yang harus dilaporkan kepada komisi III DPM U tidak terlambat diserahkan. Ditemui di tempat terpisah (05/02), Ardhi ketua steering commitee (SC) PEKTA FTI sekaligus Kepala Departemen PSDM menyatakan kendala lain selain para panitia PEKTA yang juga menjadi panitia makrab di jurusannya masing-masing, Ardhi menambahkan bahwa kendala lain adalah mengenai pengkonsepan PEKTA yang amat terbatas waktunya. Ardhi mengatakan bahwa pengkonsepan PEKTA baru bisa berjala awal bulan Jauli, padahal kegiatan PEKTA sendiri dilangsungkan pada bulan Agustus. Kendala yang lain adalah permasalahan dalam pencarian orang-orang yang berkompeten untuk mengisi jabatan panitia inti PEKTA, karena bebeapa mahasiswa yang dianggap kompeten sedang melangsungkan Kerja Praktek (KP) sehingga panitia sempat mengalami kesulitan dalam penempatan orang-orang yang kompeten untuk menjadi panitia inti MenanggapiPEKTA. pernyataan Novril yang menyatakan bahwa selama ia menjabat sebagai ketua DPM FTI baru LPJ PEKTA yang mengalami keterlambatan, Ardhi menyatakan bukan wewenangnya untuk membeberkan permasalahan tersebut. Hinggga ditemui pada (05/02), ardhi mengatakan bahwa LPJ PEKTA masih be lum dapat diserahkan kepada DPM FTI. Tidak berbeda dengan PEKTA di FTI, LPJ PEKTA di FTSP juga mengalami keter lambatan. Rohmania, ketua LEM FTSP, me

Solidaritas Palestina, Demonstrasi tak hanya di lakukan dengan teriakan, pameran lukisan di ja lan malioboro ini juga jadi saksi bahwa seniman pun peduli akan situasi sosial saat ini. Solidaritas Palestina LUFTHY ZAKARIYA | KOBARKOBARI

nyatakan bahwa LPJ PEKTA di FTSP sudah diserahkan kepada DPM FTSP walaupun mengalami keterlambatan. Berdasarkan ketetapan SU KM FTSP, batas pengumpu lan LPJ untuk semua kegiatan kelemba gaan adalah dua minggu setelah kegiatan dilaksanakan. Kepada Rohmania, panitia PEKTA mengatakan mengalami keterlam batan menyerahkan LPJ PEKTA karena banyaknya jumlah panitia dan padatnya jadwal perkuliahan di FTSP. Hal tersebut menyulitkan koordinasi panitia dalam menyelesaikan LPJ PEKTA. LEM FTSP telah melayangkan surat teguran kepada departemen PSDM sehubungan dengan keterlambatan penyerahan LPJ PEKTA. Berdasarkan ketetapan SU KM FTSP, apabila sudah melebihi batas waktu yang telah ditentukan LPJ belum diserahkan kepada DPM FTSP, departemen yang bersangkutan akan mendapat sanksi berupa pemotongan dana untuk kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan sebesar sepuluh persen. Departemen PSDM sendiri telah menerima sanksi berupa pemotongan dana sebesar sepuluh persen untuk kegiatan selanjutnya. Walaupun demikian, sanksi tersebut belum dilaksanakan karena departemen PSDM belum melaksanakan agenda kegiatan lagi setelah PEKTA. Rohmania menambahkan, di FTSP, penyerahan LPJ kegiatan kepada DPM FTSP sering mengalami keterlambatan. Namun ia menyatakan bahwa LPJ keuangan yang harus diserahkan kepada komisi III DPM U selalu didahulukan, sehingga LPJ keuangan kepada DPM U tidak pernah mengalami keterlambatan meskipun LPJ kegiatan secara keseluruhan sering kali terlambat. Lanang Priambodo, ketua DPM FTSP, membenarkan pernyataan Rohmania. Meskipun terlambat, DPM FTSP telah menerima LPJ PEKTA dari departemenPermasalahanPSDM.yang sama juga terjadi Reportase Bersama Hidayat dan Anugrah Ikhlas R. P. di FIAI. Sidik Widi Asmoro, Ketua DPM FIAI membenarkan hal tersebut. Bahkan Sidik mengaku menolak LPJ dari panitia penyelenggara. Hal ini disebabkan ka rena terdapat beberapa kejanggalan, terutama dalam laporan keuangan pada LPJ yang diserahkan ke DPM FIAI. Lebih lanjut, penolakan juga dilakukan karena LPJ yang diserahkan, merupakan LPJ ga bungan dari dua kegiatan di lingkup FIAI, yaitu pekta dan makrab. Menurut Sidik, seharusnya sebuah LPJ adalah laporan dari satu kegiatan, Walaupun melibatkan panitia yang Mengenaisama.kejanggalan laporan keuangan, Rizki Tri Wibowo, Bendahara DPM FIAI membenarkan hal tersebut. Rizki mengakui terdapat beberapa kwitansi dari sejumlah transaksi keuangan, yang diragukanBeberapakeabsahannya.mahasiswa memberikan pendapat masing-masing mengenai keterlambatan LPJ PEKTA di beberapa fakultas. Rina, mahasiswi FTSP jurusan Teknik sipil 2003 berpendapat bahwa tidak seharusnya LPJ mengalami keter lambatan karena LPJ masih merupakan hal yang penting. ”LPJ merupakan ben tuk pertanggungjawaban panitia atas kegiatan yang telah diselenggarakan,” ujarnya. Di lain pihak, Ririn mahasiswi FMIPA jurusan Farmasi 2003 berpendapat dirinya dapat memaklumi keterlambatan suatu LPJ asalkan alasan-alasan dibalik keterlambatan LPJ tersebut logis dan dapat diolerir. Apabila masalahnya hanya mengenai masalah internal panitia yang kurang disiplin, menurutnya itu bukan alasan yang dapat ditolerir. Sementara Tami mahasiswi FK 2007 tidak bersedia berkomentar tentang LPJ PEKTA yang ter lambat karena ia mengaku kurang paham mengenai hal-hal seperti itu. q

Kebijakan penyewaan fasilitas oleh kampus dianggap salah salah satu embrio komersialisasi pendidikan. Benarkah demikian?

Oleh : Lufthy Zakariya Condong Catur, Kobar Kebijakan penyewaan fasilitas oleh kampus Fakultas Ekonomi UII mendapat banyak tanggapan dari berbagai pihak atau golongan. Fakultas Ekonomi adalah salah satu kampus di UII yang mempunyai kebijakan penyewaan fasilitas. Devi, ma hasiswi prodi Manajemen, mengatakan bahwa ada penyewaan fasilitas di Fakultas Ekonomi. Penyewaan fasilitas yang dike nakan biaya tergantung dari tujuan acara yang diselenggarakan. Jika tujuan dari acara dikomersilkan, akan dikenakan bi aya. Namun, jika tujuan acara untuk tu juan akademik, tidak akan dikenai biaya penyewaan. “Iya, memang ada kebijakan penyewaan fasilitas di Fakultas Ekonomi” jelas Devi. Ia menambahkan bahwa dari lembaga Manajemen Community (MC) pernah me nyelenggarakan acara debat bahasa ing gris, namun tidak ada kebijakan penye waan fasilitas oleh pihak kampus. Hal itu disebabkan karena tujuan acara tersebut merupakan kegiatan akademik. Hal senada juga diungkapkan oleh Sofyan, anggota dari Komunitas Maha siswa Akuntansi (KOMISI). Ia mengatakan bahwa penyewaan di Fakultas Ekonomi tergantung dari tujuan acara yang akan diselenggarakan, apakah acara tersebut bertujuan komersil atau tidak. Dari Komisi sendiri pernah menye lenggarakan suatu acara, dan dikenakan biaya. Hal ini dikarenakan tidak melewati jalur birokrasi, yang harusnya proposal kegiatan melalui DPM Fakultas terlebih dahulu sebelum mengajukan ke Bagian Rumah Tangga. Sofyan menjelaskan, bahwa jalur birokrasi yang melalui DPM Fakultas itu dimaksudkan agar mendapat kan keringanan biaya sewa, bahkan tidak dikenakan biaya, karena DPM fakultas akan mengajukan proposal kegiatan ke Dekan dan mengusahakan kegiatan terse but agar tidak dikenai biaya sewa. _Pihak DPM pun turut bersuara dengan adanya kebijakan ini. Andam selaku ketua DPM Fakultas Ekonomi mengatakan bahwa kebijakan penyewaan fasilitas sudah ada sejak dulu di kampus Fakultas Ekonomi. “Isu ini sudah jadi pembahasan di DPM Fakultas Ekonomi, dan akan jadi salah satu topik dalam Public Hearing yang akan dilaksanakan 24 Februari mendatang. Dan apabila kebijakan seperti ini masih berlangsung dan menekan mahasiswa kami dari pihak DPM akan bergerak,” ujar Andam.Pihak kampus juga turut menang gapi kebijakan ini. Sumadi, selaku kepala urusan perbekalan bagian rumah tangga Fakultas Ekonomi, tidak membenarkan bahwa ada kebijakan penyewaan fasilitas di Fakultas Ekonomi. “Artinya penyewaan fasilitas itu kalau tujuan acara dikomer silkan, biaya itu istilahnya sebagai peng ganti. Misal pakai tambahan tenaga pe kerja itu juga harus diberi upah mas, jadi tidak benar kalu ada kebijkan fasilitas kampus,” Ujar Sumadi menjelaskan. Sumadi menambahkan bahwa biaya yang dikeluarkan juga bukan dari penye waan tempat acara, tapi untuk menggan ti biaya listrik kampus. Properti yang ada dalam ruangan juga dapat digunakan, dan tidak dikenai biaya sewa, selagi properti itu ada dan tidak dipakai. “Yang jelas fasilitas kampus tidak dikomersialkan, properti juga dapat dipakai mahasiswa, namun semua itu tegantung dari tujuan acara yang diselenggarakan,” tegasnya. Tanggapan lain juga diutarakan oleh mahasiswa non lembaga. “Denger-denger memang ada penyewaan seperti itu, tapi menurut saya tidak ada yang perlu diper masalahkan, asal acara tersebut tidak mengganggu proses perkuliahan, tapi ka lau dipikir-pikir rugi juga, karena kita su dah bayar dana kemahasiswaan, kenapa masih diberatkan dengan penyewaan sep erti itu,” ujar Canggih, mahasiswa prodi manajemen 2005. Tri Sulistyawati, maha siswi manajemen 2008, yang sama sekali tidak tahu dengan adanya kebijakan kam pus seperti itu menilai kebijakan itu san gat membebankan mahasiswa. Tangga pan senada juga dilontarkan Juli Handri, mahasiswa prodi manajemen 2008, Juli mengatakan belum tahu menahu perihal penyewaan fasilitas di kampus. “Menurut saya gak pantes banget lah, karena kam pus juga milik mahasiswa. Kalau kegiatan itu membawa nama baik kampus ya gak seharusnya fasilitas kampus disewakan buat mahasiswanya sendiri” ujar Juli. q Ruang kuliah dari mahasiswa dan untuk mahasiswa, adalah salah satu ruang yang disewakan

RANDI PURWO SASONGKO | KOBARKOBARI

KOBARKOBARI EDISI 134 // XII // FEBRUARI 2009 

Reportase bersama : Siti Maemunah, Randy Purwo Sasongko

WWW.HIMMAH.CO.CC

Komersilkah Penyewaan Fasilitas Kampus?

Pesona

“Aku tidak pernah merasa cemburu kepada seorang wanita sebesar rasa cemburuku kepada Khadijah. Aku tidak pernah melihatnya, tetapi Rasulullah sering menyebut dan mengingatnya. Ketika menyembelih seekor kambing, beliau selalu memotong sebagian dagingnya dan menghadiahkan nya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Aku pernah berkata kepada Rasulullah, ‘seperti tidak ada wanita lain di dunia ini selain Khadijah’. Rasulullah menjawab, ‘Khadijah itu begini dan begitu, dan dari dialah aku memperoleh anak.’ (Kisah Aisyah mengenai Khadijah) Tak dapat dipungkiri, Khadijah, istri Rasulullah saw, merupakan sosok yang fenomenal, Khadijah juga merupakan sosok yang cerdas dan memiliki ketabahan yang luar biasa. Ia rela mengorbankan seluruh jiwa dan hartanya untuk dakwah Rasulullah. Jika ada wanita yang menyapa dan langsung menerima salam dari Allah maka Khadijah lah orangnya. Peristiwa itu terjadi ketika jibril mendatangi Rasulullah. Allah menjaga diri Khadijah dari cela, sehingga penduduk mekah menjulukinya “wanita suci”. Khadijah merupakan sosok wanita teristimewa bagi Rasulullah. Rasulullah selalu menyebut-nyebut nama Khadijah dan mengisrimewakan teman-teman Khadijah, walau hingga Khadijah wafat. Inilah kisah Khadijah, cinta sejati Rasulullah.Bukuterbitan

iklan

Pena ini memiliki cover yang menarik. Dengan tebal sekitar 396 halaman. Buku ini mengisahkan tentang kehidupan Khadijah sebelum menikah dengan Rasulullah disini diceritakan tentang pernikahan Khadijah sebelumnya dan keturunan-keturunan Khadijah sebelum menikah dengan Rasulullah. Khadijah merupakan seorang saudagar yang sangat kaya raya sedangkan Muhammad hanyalah seorang pemuda yang kejujurannya terkenal ke saentro negri. Mereka dipertemukan pada saat Muhammad bekerja pada Khadijah, perbedaan umur yang sangat menonjol pun tidak dipermasalahkan bagi Khadijah, khadijah pada saat itu berumur 40 tahun dan Muhammad berumur 25 tahun namun dengan kejujuran yang dimiliki Muhammad

PancaranPerempuanCahayaIslam

Judul : Khadijah The True Love Story Of Muhammad Pengarang : Abdul Mun’im Muhammad Umar Penerjemah : Ghozy. M Kota Terbit : Jakarta Pusat Tahun Terbit : Cetakan VII 2008 Oleh : Flaury Callista membuat Khadijah jatuh cinta pada Muhammad pada saat itulah akhirnya Khadijah melamar Muhammad dan mereka pun menikah atas izin Allah. Khadijah memiliki otak yang cerdas dan perilaku yang mulia sehingga setiap kali Rasulullah mendapatkan celaan atau hinaan maka Khadijah lah orang pertama yang menghibur beliau. Selama masa hidup Khadijah,Rasulullah juga tidak pernah menikah dengan wanita lain. Selain menceritakan perjalanan cinta Khadijah dengan Rasulullah, dalam buku ini juga diceritakan tentang anak-anak dari Khadijah dan Rasululah dari mereka masih di dalam kandungan, pada saat mereka menjalani kehidupan berumah tangga hingga mereka pada akhirnya meninggal dunia. Dalam buku ini juga diceritakan bagaimana Khadijah setia mendampingi Rasulullah dalam berdakwah dan dalam perlawanan rasulullah menghadapi kaum Quraisy, karena bagi Khadijah rasa sakit dan lelah tidak lah dipedulikan hal ini karena ia ingin sekali membela agamanya dan ingin selalu mendampingi Rasulullah. Hingga pada akhirnya menceritakan tentang wafatnya Khadijah, Rasulullah pun sangat sedih akan hal ini dan setelah 13 tahun meninggalnya Khadijah Rasulullah menikah lagi dengan 5 wanita dan hanya 1 wanita yang masih gadis. Namun walaupun Rasulullah telah menikahi 10 orang wanita, tapi rasa cinta rasulullah kepada Khadijah tidak pernah luntur, sehingga membuat aisyah, istri Rasulullah merasa cemburu. Dan dari pernikahan-pernikahannya ini lah beliau memiliki keturunan yang menyebar di dunia ini. Buku ini juga dikatakan 100% untuk wanita karena dengan buku ini kita sebagai wanita bisa belajar menjadi wanita yang produktif, cerdas, sholehah, dan berbakti pada suami. Buku ini sangatlah menarik, ceritanya pun sangatlah menyentuh. Se lain itu pula, buku ini dapat membuat orang yang mrmbacanya menjadi terbawa akan masa atau zaman Rasulullah saw, bahasa penulisan yang digunakan Abdul Mun’im Muhammad Umar ini juga mudah untuk dipahami, dan setiap bab dalam bulu ini se lalu terdapat hadist-hadist yang mendukung tentang masalahmasalah yang sedang dibahas dalam bab tersebut.q

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.